Berita terbaru

Mas Aji Cek Pasar Pon; Stok Hewan Kurban Aman

Jelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melihat langsung kondisi kegiatan jual beli di Pasar Hewan (Pasar Pon) Desa Manten, Pacitan. Pagi ini (21/06/22).

“Peternak tentu harus mendapat hasil yang maksimal, karena sudah sekian waktu merawat dengan baik,” kata Mas Aji.

Meski pihaknya memahami peternak di momentum ini tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya, lantaran adanya wabah berskala nasional belum lama ini.

Namun pemerintah optimis, dua kesempatan Pasaran Pon sampai pada Idul kurban masih berpotensi menguntungkan peternak, pedagang dan pembeli.

“Sebenarnya sebagian pembeli langsung ke peternak tanpa ke pasar, yang penting pesan saya jaga kesehatan ternak,” tambah Mas Aji.

Pada tahun ini ketersediaan hewan kurban di Pacitan untuk sapi 5.917 ekor, stok 2.717 ekor. Kambing dan domba siap potong sebanyak 25.000 ekor. Siap potong 6.000 ekor.  (Pemkabpacitan)

Sarasehan Kader Desa Se-Kecamatan Tulakan

Mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan, Bupati Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji), Rabu (14/06/2023) menggelar tatap muka dengan para kader se- Kecamatan Tulakan. Kegiatan yang dikemas melalui sarasehan tersebut berlangsung di obyek wisata Pantai Pidakan Desa Jetak Kecamatan Tulakan.

Acara diawali dengan senam bugar bersama dan dilanjutkan dengan kegiatan outbond. Pertemuan dengan para kader desa tersebut semakin gayeng dengan gelaran tari tayub oleh seluruh kader. Tidak mau ketinggalan Mas Aji bersama Ketua TP PKK beserta tamu undangan lain juga turun arena menari bersama.

Dalam kesempatan tersebut Mas Aji menyerahkan sejumlah bantuan diantaranya bantuan makanan untuk ibu hamil (PMT), bantuan kursi roda serta alat bantu berjalan untuk penyandang disabilitas serta penyerahan administrasi kependudukan (KTP, KK) untuk dua desa hasil pemekaran yakni Desa Ketroharjo dan Desa Ketro Kecamatan Tulakan. (Pemkabpacitan)

Bersama Masyarakat Dusun Tawang Mas Aji Hadiri Tradisi Adat Jangkrik Genggong

Hadir bersama seluruh masyarakat Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Selasa (13/06/2023) malam menyaksikan pagelaran adat Jangkrik Genggong. Tradisi dalam rangka bersih dusun tersebut dilaksanakan sekali dalam setahun oleh masyarakat setempat. Yaitu, tiap hari Selasa Kliwon (Anggara Kasih) bulan Selo (Longkang/Dzulqo’dah).

Dalam sambutannya Bupati Pacitan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena selain melestarikan tradisi, acara seperti ini merupakan wujud syukur atas segala karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Acara ini baik, mudah-mudahan hajat kita semuanya mendapatkan berkah dan ridlo dari Allah SWT,” kata Mas Aji.

Penamaan Jangkrik Genggong sendiri diambil dari gendhing tayub klangenan (kesukaan) dari Wonocaki, salah satu sosok yang dipercaya warga setempat sebagai punden setempat yang dikeramatkan.

Upacara adat Jangkrik Genggong secara utuh dimulai satu hari sebelum puncak acara dimana seluruh warga melakukan agenda bersih desa yang dilanjutkan dengan larung sesaji. Kesenian tayub dilaksanakan sebagai penutup acara.

“Harapan kami setidaknya acara ini bisa berlanjut terus dan kelak bisa diakui sebagai salah satu warisan budaya nasional,” kata Kades Sidomulyo Agus Sugianto. (Pemkabpacitan)

32 KIM Se-Jawa Timur Berkolaborasi Dalam Forum Kemitraan Komunikasi Publik

Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) memiliki peran strategis dalam membantu pemerintah mempromosikan potensi daerah dengan memanfaatkan platform digital dan membantu masyarakat untuk menyaring informasi hoax.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherliana Ratna Dewi Agustin, saat membuka acara Forum Kemitraan Komunikasi Publik “Singkronisasi Program Kemitraan Komunikasi Publik Se- Jawa Timur, di Hotel Royal Senyiur, Prigen Pasuruan.

Forum yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur ini diselenggarakan selama dua hari (30-31/5) diikuti oleh 32 KIM Se-Jawa Timur termasuk KIM Kabupaten Pacitan. Menekankan pada pemberdayaan masyarakat berbasis kolaborasi guna merencanakan program kemitraan yang potensial untuk dikembangkan dan diadopsi sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing.

Diketahui, selama ini KIM memiliki catatan baik dan cukup kuat untuk mempercepat diseminasi informasi pembangunan daerah kepada masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari aktivitas dan keaktifannya di setiap kegiatan pemerintah, seperti mempromosikan ekonomi kreatif, pariwisata dan UMKM melalui media digital.

Pemerintah melihat ini secara positif, bahwa sejak awal berdirinya KIM telah banyak program yang dihasilkan, baik program yang menunjang maupun dalam bentuk kerja sama kemitraan. Acara ini bisa menjadi forum sinkronisasi antar stakeholder komunikasi publik dalam menjawab kebutuhan masa depan menghadapi transformasi digital.

“Untuk mengoptimalisasi kinerjanya (KIM), diperlukan tata kelola kemitraan berbasis digital. Dimana kolaborasi dengan memanfaatkan platform digital bisa berjalan terintegrasi, adaptif dan agile (cekatan)”, ujar Sherliana .

Hal senada disampaikan Hasyim Gautama, Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik – Kemkominfo RI. KIM harus terbiasa dengan pola komunikasi digital supaya diseminasi informasi cepat tersampaikan kepada masyarakat. Dalam hal ini kecepatan untuk menyampaikan informasi sangat krusial, utamanya dalam keadaan darurat seperti bencana secara real time.

“Dengan pola digital ini sangat berbeda, yang tadinya kemitraan itu lewat cara-cara tradisional, tapi dengan cara-cara digital ini bisa lewat media sosial. Kominfo mencoba untuk membawa transformasi dari pola konvensional ke pola digital, supaya kemitraan bisa lebih efektif, lebih efisien”, paparnya saat menjadi narasumber forum.

Tak hanya fokus pada transformasi digital, forum juga membahas tentang perencanaan penganggaran pemberdayaan KIM yang dikemas dalam bentuk tanya jawab atau diskusi. Hasyim kemudian menjelaskan bahwa adanya Peraturan Kementerian Kominfo No. 8 Tahun 2019 yang mengatur tentang kemitraan komunikasi publik dengan komunitas informasi publik (KIM) adalah untuk memberikan legalitas hukum kepada KIM ketika misalnya melaksanakan kegiatan yang bersumber dari dana desa.

“Kalau peraturannya tidak ada, tidak ada yang tertulis, tidak ada pengakuan, nanti ujung-ujungnya kalau misalkan kita mau ada kegiatan, penggunaan dananya repot, pertanggung jawabannya repot, karena dasar hukumnya apa, karena ada peraturan menteri yang disusun, sampai nanti bimteknya” jelasnya.

Maka dari itu, Hasyim mendorong kepada KIM agar terdaftar secara resmi dengan cara melakukan pendaftaran ke Diskominfo Kabupaten/Kota untuk mendapatkan Nomor Induk KIM dan nama domain (kim.id) di platform digital. (Pemkab Pacitan)

Srawung Sedulur Tani Desa Ketro, Mas Aji Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Irigasi Program P3-TGAI

Kabupaten Pacitan tahun ini kembali mendapatkan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 102 desa di Pacitan dipastikan menerima manfaat dari program rehabilitasi, peningkatan atau pembangunan jaringan irigasi dengan berbasis peran serta masyarakat petani tersebut.

“Program ini sudah ada sejak 2013, ada desa yang sudah beberapa kali dapat ada juga yang belum. Meskipun belum bisa memenuhi semua keinginan, namun sudah pasti membantu mengurangi persoalan petani,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam acara Srawung Sedulur Tani penerima program P3-TGAI di Desa Ketro Kecamatan Kebonagung, Jumat (19/05/2023).

Desa Ketro, Kecamatan Kebonagung sendiri menjadi salah satu dari 15 desa penerima manfaat program P3-TGAI di Kecamatan Kebonagung. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak dibanding kecamatan lainnya. Dalam kesempatan tersebut Mas Aji melakukan peletakan batu pertama pembangunan saluran irigasi program P3-TGAI Desa Ketro sepanjang 362,31 meter.

“Tolong program ini benar-benar dijaga agar manfaat dan daya pakainya lebih lama,” imbuh Mas Aji.

Program Perceparan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) adalah program berbasis peran serta masyarakat petani yang
dilaksanakan sendiri oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air secara swakelola. Adapun jenis kegiatan pelaksanaan P3-TGAI terdiri dari, rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan iriigasi, dan/atau, pembangunan jaringan irigasi.

“Semoga dengan bantuan program ini akan menambah motivasi masyarakat petani Desa Ketro dalam mengolah lahan pertaniannya,” ujar Kades Ketro, Winardi.

Selepas acara, Mas Aji menyempatkan diri menyaksikan Turnamen Bola Voli Klepu Cup di Dusun Klepu, Desa Ketro. (Pemkab Pacitan)