Berita terbaru

Harus Coba! Taklukan Ikan di Telaga Musiman di Sukodono

Telaga Miri, Desa Sukodono, sebuah lahan yang awalnya digunakan oleh petani untuk lahan pertanian. Saat musim hujan tiba, lahan warga menjadi sebuah Telaga yang indah.

Dikarenakan debit air yang memenuhi tempat tersebut, bahkan dapat memunculkan sumber mata air baru. Tak kurang akal, pemdes setempat memanfaatkan Telaga Miri untuk dijadikan sarana pemancingan para warga sekitar maupun luar daerah.

Telaga Miri memiliki lokasi yang luas dengan suasana asri, tempatnya yang strategis membuat para pemancing dari berbagai wilayah sering mencoba sensasi memancing di Telaga Miri, banyaknya ikan membuat telaga musiman ini menjadi daya tarik sendiri para pehobi mancing.

“Telaga Miri ini tempatnya cukup bagus, disini ikannya juga banyak seperti Mujair, Nila, Wader dan Gurame. Kadang, pada saat hari Minggu para pemancing seperti reuni,” ucap Tugino, masyarakat setempat, (06/03/23).

Sementara memancing di Telaga Miri ini tidak dipungut biaya dan bebas untuk siapa saja, lokasi yang dekat dengan Jalan Raya membuat akses ke Telaga ini sangat mudah ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Seperti di Telaga Miri, adalah potensi tersendiri bagi Pemdes dan Pemerintah Pacitan, maka tak ayal jika pihak desa harus segera merespon destinasi tersebut.

Mengingat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) saat menerima Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada (12/03/22) pernah menyinggung segala potensi wisata harus dikembangkan dan diperhatikan. (PemkabPacitan).

Memanah, Pacitan Potential Lost Generation; Butuh Koordinasi Dan Event Berskala Nasional 

PERPANI atau Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Pacitan dinilai berhasil menggelar perhelatan Pacitan Mamanah IV (04-05/03) dalam rangka Hari Jadi kabupaten Pacitan. Melalui 2 Divisi, yakni Paralon Bow oleh SD dan SMP sebanyak 87 peserta. Sedang tingkat Bakorwil, Standar Nasional diikuti peserta sebanyak 110 atlet.

Kesuksesan tersebut dinilai dari animo peserta khususnya dari luar kota yakni dari Madiun, Ponorogo, Trenggalek maupun dari Tulungagung. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) yang hadir dalam event tersebut menilai kegiatan yang lebih besar berskala Nasional baik untuk menjadi pemikiran bersama dihelat sekali dalam setahun. “Selain sebagai sarana mencari bibit baru juga sebagai ajang peningkatan kunjungan wisata,” kata Bupati.

 

Meski Muhammad Ali Mustofa sebagai Ketua PERPANI Kabupaten Pacitan mengaku evaluasi panitia Pacitan Memanah IV, Kabupaten Pacitan tahun-tahun yang akan datang berpotensi mengalami Lost Generation.

 

Pasalnya pada momentum tersebut peserta dari sekolah dasar dan menengah dari sekolah negeri hanya diikuti oleh 2 peserta saja. Sedang Ali mengaku telah mengirim surat resmi untuk terjun langsung di ajang tersebut.

 

Tidak bisa dibayangkan jika hal tersebut dibiarkan, maka pada tahun-tahun mendatang, Kabupaten Pacitan tidak dapat kembali berkiprah di berbagai ajang sekelas Provinsi maupun Nasional. Oleh sebabnya PERPANI Pacitan mendorong dinas terkait untuk mengatasi kondisi tersebut, membuat event yang lebih besar maupun melakukan pengenalan ke sekolah-sekolah khususnya di kota yang aksesnya mudah dijangkau.

 

Sedang soal lain adalah sarana prasarana yang mesti banyak mendapat perhatian, seperti lapangan dan peralatan pendukung. Bersyukur sementara ini sumber daya pelatih dan wasit cukup mampu mendukung Panahan di Pacitan melenggang di Kancah nasional dan global.

 

“Kami berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan merespon situasi yang ada, sehingga mereka mengirim para calon atlet dan nanti kami dampingi,” kata Ali.

 

Dwi Agus Setiono mantan atlet Panahan Pacitan yang kini telah menjadi pelatih mengaku bersyukur, lantaran kemarin atletnya yang bernama Muhammad Zaki Billah mendapat piala dalam momentum itu.

 

Walaupun dirinya juga mengaku miris lantaran animo yang rendah dari sekolah-sekolah negeri. Demikian dirinya bersama PERPANI Pacitan berhadap hobi yang tidak murah ini didukung pemerintah dan masyarakat, sehingga koordinasi, pembinaan maupun event harus berjalan beriringan, selain disamping untuk mengukur kemampuan antar atlet juga mengenalkan kepada masyarakat terhadap panahan. (PemkabPacitan).

Mas Aji Berharap Lahirnya Semangat Kolaborasi Bersama Masyarakat Hadapi Leptospirosis 

Menghadapi ancaman kesehatan, khususnya Leptospirosis, masyarakat kota di Kecamatan Pacitan bersama-sama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan, mulai dari selokan, sungai dan seluruh area perumahan, pagi ini (05/03).

Langkah tersebut menunjukkan bahwa harapan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) terhadap semangat kolaborasi pemerintah bersama-sama masyarakat dapat terjalin dengan baik.

 

Mas Bupati juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan merupakan garda terdepan dalam menghadapi kasus tersebut. “Publish Data perkembangan kasus itu penting,” himbaunya.

 

Seperti diketahui Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans pada tikus.

 

Penyakit ini ditularkan melalui kencing dan kotoran tikus yang larut dalam genangan air, banjir, atau lumpur.

 

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan leptospirosis ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet atau luka, dan makanan. (PemkabPacitan).

 

LEPTOSPIROSIS MASIH MENGINTAI, TETAP WASPADA DAN SELALU MENJAGA BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT 

Dari data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Per 3 Maret 2023 Pukul : 14.00 WIB jumlah kasus positif Leptospirosis masih terus bertambah. Namun, tingkat kesembuhan juga terus mengalami peningkatan cukup signifikan.

Berbagai langkah pencegahan dan penanganan terus dilakukan Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dan lintas sektor.

 

Semoga masyarakat terdampak segera diberikan kesembuhan dan penularan leptospirosis segera berakhir

 

———————-

Selengkapnya simak Infografis Trend kasus dan Penanganan Leptospirosis kabupaten Pacitan.

———

data olah: Dinkes Pacitan

3 Maret 2023- pukul: 14.00 WIB

————-

 

@pemkabpacitan

@inb_indratanurbayuaji

@dinkespacitan

 

#waspadaleptospirosis

#marijagakesehatanlingkungan

#marijagakesehatankita

#PHBS

#pacitan

 

#waspadaleptospirosis

#marijagakesehatanlingkungan

#marijagakesehatankita

#PHBS

#pacitan

SOBAT PACITAN, MARI WASPADA LEPTOSPIROSIS!!

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans pada tikus.

Penyakit ini ditularkan melalui kencing dan kotoran tikus yang larut dalam genangan air, banjir, atau lumpur.

 

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan leptospirosis ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet atau luka, dan makanan.

 

Simak infografik berikut untuk tahu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari Leptospirosis!