Masuk Top Event Nasional; Rontek Pacitan 2023 Buat Pacitan Semakin Berbudaya

Mendekati penghujung tahun 2023, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) kembali menggelar Festival Rontek 2023 “The Most Booming Heritage Culture”.

Sebutan tersebut lantaran event asli dari Pacitan saat gugah sahur Bulan Ramadhan masuk dalam Top Event Nasional. Bahkan Instagram resmi Pemkab Pacitan @pemkabpacitan menyebut Rontek 2023 akan menampilkan keindahan visual custom, koreografi dan properti serta harmonisasi musik tradisional dan kontemporer.

Turmudi, Kepala Disparbudpora Pacitan mengatakan banyak terjadi perubahan, seperti route hingga jumlah penyaji. Hal tersebut sebagai upaya untuk memberikan tampilan terbaik dari kesenian Rontek secara utuh. “Sehingga dapat mendorong kunjungan wisatawan untuk datang ke Pacitan melalui tampilan yang semakin berkualitas,” kata Turmudi.

Sementara itu kolaborasi antara Disparbudpora bersama Diskominfo Kabupaten Pacitan pun terjalin, keduanya berupaya mensukseskan event Rontek secara utuh sebagai sarana promosi wisata. Menjadi gerbong atau lokomotif perekonomian Kabupaten Pacitan menuju masyarakat kabupaten pacitan yang sejahtera dan bahagia.

Rontek 2023 digelar mulai Sabtu 18 dan Minggu (19/11/2023) dengan route awal depan Pendopo Kabupaten Pacitan, selain pertunjukan Rontek, masyarakat juga akan dihibur berbagai ragam seni budaya tradisional dan tentu pasar UMKM yang melibatkan 50 pelaku UMKM. (PemkabPacitan).

 

Kembangkan Destinasi Geotermal Berbasis Renewable Energy Dan loT; Upaya Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Melihat Pacitan dengan segala keragaman dan keramahtamahan masyarakatnya. Pacitan berada di hati kota lain sekaligus primadona yang layak untuk menjadi perhatian.

Berbagai pengembangan di segala sektor adalah penentu, Pacitan kian berkembang menjadi kawasan indah dan lestari. Termasuk Universitas Airlangga (Unair), mengaku harus turun dari menara gading, melihat lebih dekat eksotisme Paradise of Java tersebut.

Bertajuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PENGMAS) melalui Program Pengembangan Desa Binaan PPDB
Departemen Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi dengan judul Pengembangan Destinasi Wisata Geotermal Berbasis Renewable Energy Dan loT Untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan.

Penanggung jawab kegiatan Prof. Dr. Retna Apsari dari tergerak usai dirinya dan Unair sukses di banyak kota. Ia yang mengaku asli Pacitan ini membangun frekuensi antara dosen, mahasiswa, masyarakat dan Pemerintah Pacitan. “Saya mohon izin untuk turut mengembangkan Pacitan,” kata Retna.

Sementara itu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) merespon positif berbagai bentuk dukungan yang diberikan oleh Unair. Kendati dirinya mengaku bahwa lokomotif utama di Pacitan adalah Pariwisata, dimana gerbongnya merujuk perdagangan (UMKM) khas maupun jasa.

Utamanya Sumber Daya Manusia (SDM), Mas Aji berharap ranah tersebut juga turut digagas bersama, oleh Unair maupun yang lain supaya lebih terbuka dengan hal-hal baru yang membangun. “Teknologi dan wisata sangat berkaitan erat, promo wisata terus dilakukan melalui media sosial dan yang lain,” beber Bupati sembari akses tetap menjadi tantangan bersama. (PemkabPacitan).

Pentas Bulan Ndadari Menginspirasi 

Foto: Salah satu performa berjudul Jingkrak-Jingkrak Sigrak-Sigrak dengan tempo tinggi mencarikan atmosfer Desa Pelem yang dingin.

Jingkrak-Jingkrak Sigrak-Sigrak benar-benar menghangatkan suasana di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku. Ditemani Rembulan utuh, Pentas Bulan Ndadari #7 dibawah LKP Pradapa Loka Bhakti menampilkan kreativitas dan semangat dalam berseni dan berbudaya.

Pun, seniman mancanegara enggan ketinggalan hadir dalam keelokan tersebut. “Bersyukur kita mempunyai kegiatan seperti ini,” kata Turmudi, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan yang hadir, malam ini (01/09/2023).

Salah satu peserta dari Australia antusias menari bersama undangan.

Pemerintah berharap Pradapa Loka Bhakti menginspirasi yang lain dalam berkarya, membangun masing-masing potensi melalui seni dan budaya.

Pentas Bulan Ndadari #7 berharap menjadi pilar-pilar semangat yang dimulai dari dusun yang sejuk dan asri, membangun Pacitan dan Indonesia pada bidangnya masing-masing dengan semangat dan keakraban.

Dikenal dunia luas menggerakkan roda perekonomian melalui pengelolaan potensi wisata, UMKM diharapkan masyarakat benar-benar sampai pada level sejahtera dan bahagia. (PemkabPacitan).

Saat Ratusan Anggota PMR Pacitan Bebersih Pantai Pancer Door

Ratusan anggota Palang Merah Remaja (PMR) Pacitan memiliki cara berbeda mengisi akhir pekan. Mereka bertebaran di kawasan Pantai Pancer Door untuk bebersih sampah plastik. Agenda tersebut bagian dari kegiatan Jumbara (jumpa bakti gembira).

Para siswa yang berasal dari puluhan sekolah se Kabupaten Pacitan itu langsung tampak berpencar. Mereka lantas membentuk kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 hingga 10 orang. Mereka lantas menyusuri pantai sambil memungut sampah yang berceceran.

“Senang aja,” kata Rifai Harja Prayoga, seorang peserta, Sabtu (26/8).

Siswa Madrasah Tsanawiyah yang tinggal di Kecamatan Kebonagung itu mengaku tertarik bebersih pantai. Hal itu dilandasi keinginan berpartisipasi dalam upaya pelestarian alam. Dia menilai kampanye pengelolaan sampah yang benar masih harus digaungkan.

Di sini lain, Kabupaten Pacitan sangat dikenal dengan alamnya yang memukau. Satu di antaranya objek wisata pantai. Tentu saja potensi sampah yang terbawa aliran sungai harus rutin dibersihkan sehingga membuat nyaman pengunjung.

“Biar tidak tercemar lingkungan kita dan enak dipandang,” imbuhnya.

Seorang peserta lain bernama Netra mengaku sangat terkesan. Apalagi lokasi tersebut menjadi tempat favoritnya berolahraga. Pelajaran kepalangmerahan pun terasa makin lengkap dengan aksi lapangan berupa kerja bakti di pantai.

Siswi kelas 8 SLTP itu mengatakan secara umum kondisi Pantai Pancer Door cukup bersih. Pun begitu upaya perawatan harus terus dilakukan. Terutama berkaitan dengan kerapian, sarana prasarana, maupun pembersihan sampah plastik.

“Sampah itu kan urusan kita semua, bukan hanya mengandalkan pemerintah saja,” tutur Netra.

Sementara itu, panitia kegiatan Jumbara dr T Hendra Purwaka menjelaskan aktivitas bebersih pantai sengaja dimasukkan dalam agenda kegiatan kemah. Tujuannya untuk memupuk semangat peserta untuk berbakti kepada alam semesta maupun sesama manusia.

Selama dua hari berkemah di Pantai Pancer Door peserta juga mendapat pembekalan ilmu pengetahuan maupun keterampilan lain. Mulai dari kepalangmerahan, kewirausahaan, safety riding, serta pelatihan pengurangan risiko bencana.

“Dengan suasana bersih, rapi, dan teratur akan tercapai hidup yang sehat dan sejahtera,” ucap mantan Kepala Dinas Kesehatan itu.

Kenang Sejarah; Desa Ngadirojo Komitmen Bangun Ekonomi Via Seni Budaya

Pemerintah Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo ingin mengenang perjuangan Ki Wonopolo sebagai cikal bakal Desa Ngadirojo.

Berbentuk kebudayaan, pemerintah desa, DPD, LPMD hingga masyarakat mengemas sejarah penting tersebut berupa budaya.

Mereka bertekad memasukkan agenda tersebut dalam calender event, sehingga setiap tahun dapat selalu terselenggara.

Kegiatan ini dinamai Kirab Pusaka “CIS” Ki Wonopolo, sebagai awal sejarah terjadinya sumber mata air Kapyuran.

Mereka berharap usai membangun tekat untuk memelihara budaya dan sejarah dalam kemasan hiburan, pada akhirnya Desa Ngadirojo kian dikenal masyarakat lantas menjadi wadah peningkatan perekonomian.

Selain kirab pusaka, dari mata air Kapyuran hingga kantor desa, acara itu juga menggelar berbagai kegiatan hiburan seperti Reog, Kothkan Lesung, Cokekan dan lain-lain. (PemkabPacitan).