TAMU ALLAH: Tahun ini Kabupaten Pacitan memberangkatkan 173 Calon Jamaah Haji (CJH) ke Tanah Suci. Mereka akan tergabung di kloter 22 bersama CJH asal Ngawi dan Sidoarjo. Separuh lebih CJH Pacitan adalah lanjut usia. (Foto: pacitan.kemenag.go.id)

Pacitan – Separuh lebih Calon Jamaah Haji (CJH) Kabupaten Pacitan berada dalam usia lanjut. Kondisi ini memaksa para jamaah intensif menjaga kebugaran sebelum hingga pelaksanaan haji nantinya.

Kasi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Pacitan (Kemenag) Agus Hadi Prabowo mengatakan dari jumlah CJH Pacitan sebanyak 173 jamaah separuh lebih berusia 50 hingga 60 tahun. Namun demikian kondisi kesehatan para tamu Allah itu dalam kondisi terjaga meski beberapa diantaranya harus dalam pengawasan.

Menurut Agus, hal utama yang harus diperhatikan CJH usia lanjut adalah menjaga diri. Ini penting karena nantinya para jamaah akan merasakan suhu yang berbeda antara Indonesia dengan Arab Saudi. Dengan mengetahui tingkat kesehatan dan kebugaran mereka akan lebih bisa mengatur dalam menjalani ibadah di tanah suci.

“Pemeriksaan juga terus kita lakukan baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit dan diharapkan jamaah mengetahui secara mandiri tentang kondisi kesehatan masing-masing. Upaya perbaikan kesehatan sudah dilakukan sejak Maret yang lalu,” kata pria yang pernah manjabat komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (24/7/2017) pagi di Program Spirit Pagi RSP.

Selain usia lanjut beberapa jamaah juga masuk dalam pengawasan. Diantaranya jamaah dengan sakit bawaan seperti, jantung, paru hingga jamaah dengan riwayat pasca struk. Satu lagi jamaah bahkan harus ada pendamping karena harus menjalani suntik insulin rutin.

Calon Jamaah Haji Pacitan tergabung dalam kloter 22 tergabung bersama dengan rombongan CJH dari Kabupaten Ngawi dan Sidoharjo. Berangkat tanggal 2 Agustus menuju asrama haji Sukolilo dan berangkat ke tanah suci sehari setelahnya.(RSP/riz/ps)

WhatsApp chat