Pacitan – Potensi yang dimiliki desa belum sepenuhnya terpublikasikan dengan baik. Dampaknya sumberdaya tersebut belum berpengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan warganya. Keberadaan pegiat jurnalistik warga diharapkan dapat mengambil peran penyampai informasi tersebut.

Hal itu diungkapkan Agus Harianto, Panitia  Penyelenggara Workshop Jurnalistik bagi Jurnalis Warga, Kamis (18/5/2017) siang. Kegiatan yang berlangsung dua hari di salah satu hotel di Jl Ahmad Yani itu, lanjut Agus, merupakan upaya peningkatan kapasitas pewarta di tingkat desa.
“Dari desa-lah perubahan menuju perbaikan itu dimulai,“ tandasnya.
Senada Agus, Iwit Widhi Santoso seorang nara sumber optimis jika fungsi jurnalis warga di tiap desa dapat dioptimalkan, Pacitan pun tidak kalah dengan kota-kota besar. Mantan wartawan sebuah harian terkemuka itu menekankan peserta lebih aktif menuangkan karya dalan bentuk tulisan.
“Pokoknya jangan takut menulis. Menulis dan teruslah menulis,“ paparnya.
Arif Widiyanto, penanggungjawab media cetak yang juga hadir menjadi pembicara lebih banyak menyorot kode etik jurnalistik serta etika wawancara. Menurut pria yang membawahi wilayah Ponorogo dan Pacitan ini, sejak hadirnya era teknologi informasi setiap orang dapat menjadi wartawan di media sosial.
Hanya saja, Arif wanti-wanti agar para jurnalis warga memegang teguh etika pemberitaan. Apalagi dengan pemberlakuan Undang-undang Informasi dan Traksaksi Elektronik (ITE) yang menerapkan sanksi berat bagi mereka yang melanggarnya.
“Kata kuncinya adalah tidak melanggar ketentuan yang ada serta menghargai hak-hak orang lain,“ papar dia.
Peserta yang terdiri dari beberapa elemen tersebut juga berkesempatan berlatih menulis karya dalam bentuk berita. Mereka juga tampak antusias saat nara sumber lain, Purwoto membeber aliran Jurnalisme Kenabian (prophetic journalism). Madzhab yang dicetuskan Parni Hadi ini menjadi salah satu materi yang disampaikan praktisi radio dan online tersebut.
“Seorang jurnalis harus membawa kebenaran, sosoknya dapat dipercaya, menyampaikan pesan kebaikan, dan cerdas serta berintegritas,“ katanya.
Mengakhiri kegiatan para peserta menyerahkan tulisan di selembar kertas untuk dibahas bersama. Acara yang difasilitasi Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK), dan didukung Pemkab Pacitan tersebut akan ditindaklanjuti kegiatan serupa di dua desa asal para jurnalis warga. Yakni Desa Ketro, Kecamatan Tulakan, dan Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo.
“Semoga nantinya bisa menjangkau pemuda-pemuda lain di pedesaan sehingga mampu berkarya nyata melalui berita faktual dan mencerdaskan,“ ujar Hanip Dwi Untoro, seorang peserta terkait pelatihan tersebut. (ps/ps)
WhatsApp chat