Layanan Umum Perpusda Dibuka Untuk Kali Kedua di Tahun 2021

Hari ini, Senin 29 Maret 2021, akhirnya masyarakat bisa memanfaatkan kembali layanan umum Perpusda Pacitan di tengah pandemi ini. Setelah sempat dibuka di awal tahun 2021, kemudian ditutup kembali pada pertengahan Januari 2021.

Layanan dibuka dengan tetap mengindahkan Protokol Kesehatan yang ketat, seperti mewajibkan pengunjung untuk cuci tangan terlebih dahulu di depan gedung, check suhu tubuh oleh petugas, memakai hand sanitizer, wajib menggunakan masker, patuh garis merah dan tanda silang merah sebagai pembatas jarak social distancing. Pengunjung tidak diperkenankan untuk bergerombol maupun membuka masker selama berada di ruang perpustakaan umum.

Adapun jadwal jam buka layanan masih sama dengan jam layanan pada Januari 2021 lalu, yakni hari Senin – Kamis buka pukul 08:00 WIB – 12:00 WIB, dan buka kembali jam 13:00 WIB – 14:00 WIB, sedangkan khusus hari Jumat buku pukul 08:00 WIB – 11:00 WIB, dan buka kembali pukul 13:00 WIB – 14:00 WIB.

Dengan dibukanya kembali layanan umum Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, diharapkan mampu memberikan kesegaran sendiri kepada masyarakat Kabupaten Pacitan yang haus dan rindu terhadap Perpusda Pacitan. Khususnya pemustaka Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang selama ini sering bertanya via Medsos milik Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan tentang kapan Perpusda dibuka kembali.

(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Joko Wahyudi/Doc: Ryn Surya/Bidang Layanan dan Koleksi/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Mewujudkan Tertib Arsip di OPD Melalui Pendampingan Tata Kelola Kearsipan

Dalam mendukung terlaksananya pengelolaan arsip yang baik,  Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan sebagai Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) melaksanakan pendampingan dan pembinaan tata kelola kearsipan pada sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah ) di Kabupaten Pacitan.

Kegiatan ini dimulai dari tanggal 15 Maret 2021 sampai dengan tanggal 29 April 2021. Dengan terselenggaranya Pendampingan Pengelolaan Arsip Dinamis di OPD ini, para pegawai diharapkan mampu mengelola arsipnya sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kaidah kearsipan sebagaimana yang tercantum pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan beserta peraturan pelaksanaanya.

Kemarin, tanggal 23 Maret 2021 Pendampingan Arsip dilaksanakan oleh Tim Bidang Kearsipan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan di Dinas Pangan dan Dinas PUPR. Kegiatan tersebut diikuti dengan sangat antusias oleh petugas pengelola arsip di kedua Dinas tersebut. Sampai hari ini total pendampingan sudah terlaksana di 4 OPD, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang Pacitan, Dinas Pangan, dan Dinas PUPR.

Pengelolaan arsip yang dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang ada akan menghadirkan manfaat besar bagi kehidupan organisasi, pemerintah, dan masyarakat. Ketersediaan arsip secara utuh, autentik, dan terpercaya pada setiap OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) akan memberikan dukungan yang nyata bagi pelaksanaan reformasi birokrasi utamanya untuk kemanfaatan penilaian kinerja, pertanggung jawaban kinerja, pelayanan publik, serta penyediaan alat bukti bagi kepentingan lain.

(Penulis: Nisha Permana/Doc: Bidang Kearsipan/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Yang Penting Pertahankan Roda Perekonomian

Cuti bersama Natal dan Tahun Baru akhirnya berlalu sekaligus tidak mampu menutup target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pariwisata 2020. Kepala Disparpora Pacitan, T. Andi Faliandra mengaku target Rp. 7,4 Miliar yang diharapkan harus puas di Rp. 5,2 Miliar.

Meski sebenarnya PAD tersebut telah disesuaikan dengan keadaan pandemi, karena ternyata sebelumnya RPJMD Kabupaten Pacitan pada tahun 2020 mengharap kepariwisataan mengantongi Rp. 21 Miliar.

“Semua memahami kondisi ini, baik Dewan maupun Bapak Bupati. Karena mereka beberapa kali melihat langsung kondisi di lapangan,” kata dia kepada Diskominfo Pacitan (06/01).

Jika ditelaah lebih dalam masalahnya berada pada Bus Pariwisata yang memang tidak diperkenankan masuk, mengingat armada dengan penumpang puluhan orang tersebut memicu kerumunan. “Kalau mobil kan paling 2 sampai 4 orang saja,” ungkapannya.

Sementara komitmen Disparpora terhadap protokol kesesatan memang berdiri kokoh setegak-tegaknya, mengingat trust yang disematkan terhadapnya hancur begitu saja. Apalagi beberapa kabupaten dan kota pernah lahir cluster baru yang justru menimbulkan masalah yang lebih runyam.

Lebih terperinci, konsep yang ditawarkan Disparpora Pacitan adalah bagaimana roda perekonomian di obyek pariwisata tetap berjalan. Masyarakat dan pengusaha tetap mempertahankan usahanya sehingga lini pariwisata tetap bertahan meski masih berada pada masa sulit. (budi/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Press Release No.001.PR/STH.00.01/I/2021

Ringankan Beban Masyarakat, PLN Jalankan Perpanjangan Stimulus Covid-19 Hingga Maret 2021PLN Siap Salurkan Stimulus Listrik Untuk 32 Juta Pelanggan Rumah Tangga Daya 450 VA dan 900 VA Bersubsidi serta 459 ribu Pelanggan Bisnis dan Industri Daya 450 VAJakarta,1 Januari 2021 – Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang waktu pemberian bantuan keringanan biaya listrik kepada pelanggan PLN kategori rumah tangga daya 450 VA dan 900VA bersubsidi, serta kategori bisnis dan industri daya 450 VA hingga bulan Maret 2021. Perpanjangan program subsidi tagihan listrik ini merupakan upaya pemerintah untuk meringankan beban kelompok masyarakat tidak mampu dan rentan dalam menghadapi pandemi Covid-19.Menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut, PLN siap untuk melanjutkan dan menyukseskan penyaluran stimulus tersebut. Seluruh pelanggan yang berhak mendapatkan pembebasan tagihan maupun diskon sudah dimasukkan dalam sistem sejak pemberian stimulus Covid-19 sebelumnya.Stimulus covid bagi pelanggan PLN sudah mulai bisa dinikmati pada tanggal 7 Januari 2021.“Secara sistem kami sudah siap untuk kembali menyalurkan, karena ini sifatnya perpanjangan. Kami optimis penyaluran dapat berjalan dengan baik,” ujar Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan, Bob Saril.Bagi pelanggan rumah tangga, program ini memberikan diskon 100% kepada pelanggan listrik kategori daya 450 VA dan diskon 50% kepada pelanggan kategori daya 900VA bersubsidi yang sudah terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kementerian Sosial. Demikian juga untuk pelanggan bisnis dan industri daya 450 VA akan diberikan 100% tagihan listrik “Kami pastikan pemberian stimulus ini tepat sasaran, khusus kategori rumah tangga sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dari Kementerian Sosial,” ungkap Bob.Sama seperti sebelumnya, bagi pelanggan pasca bayar, bantuan ini akan langsung masuk dalam tagihan masing-masing pelanggan, sementara untuk pelangan prabayar atau yang menggunakan sistem token, besaran bantuan diberikan sama dengan bantuan di Tahun 2020.

Token listrik stimulus Covid-19 bisa didapatkan melalui website, dengan cara:

1. Buka Alamat www.pln.co.id kemudian pilih menu Stimulus Covid-19 (Token Gratis/Diskon).

2. Masukkan ID Pelanggan/ Nomor Meter.

3. Kemudian Token Gratis akan ditampilkan di Layar.

4. Pelanggan tinggal memasukkan Token Gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.

PLN juga menggunakan layanan WhatsApp untuk mempermudah pelanggan mendapatkan token listrik dengan cara:

1. Buka Aplikasi WhatsApp.

2. Chat WhatsApp ke 08122-123-123 , ikuti petunjuk, salah salah satunya masukkan ID Pelanggan.

3. Token gratis akan muncul.

4. Pelanggan tinggal memasukkan Token Gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.

Selain melalui situs web PLN dan layanan WhatsApp token stimulus juga bisa didapatkan melalui aplikasi PLN Mobile dengan cara:

1. Buka Aplikasi PLN Mobile.

2. Klik “PLN Peduli Covid-19” pada bagian Info & Promo.

3. Masukkan ID Pelanggan/Nomor Meter.

4. Token gratis akan muncul.

5. Pelanggan tinggal memasukkan Token Gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.

“Kami buat banyak pilihan akses, supaya pelanggan makin mudah untuk mengambil token stimulus listrik ini,” ucap Bob.Untuk menjangkau pelanggan di daerah terpencil, PLN juga akan bekerjasama dengan perangkat pemerintah setingkat Kecamatan/Desa/Kelurahan untuk memastikan bantuan listrik selama pandemi Covid-19 dapat diterima masyarakat.Dari sisi jumlah penerima stimulus Covid-19, pelanggan Rumah Tangga 450VA adalah sebanyak 24,16 juta pelanggan, sedangkan pelanggan 900VA Bersubsidi sebanyak 7,87 juta pelanggan. Sementara jumlah pelanggan Bisnis Kecil (B1) dan Industri Kecil (I1) sebanyak kurang lebih 459 ribu pelanggan.

Malam Pergantian Tahun, Kota Pacitan Lengang

Pemberlakuan SE Bupati Pacitan nomor 443/650’408.50/2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan Pada Pelaksanaan Kegiatan Libur Tahun Baru 2021 membuat suasana menjelang malam pergantian tahun di Pacitan lengang. Jalanan nampak sepi dari lalu lalang kendaraan begitu pula dengan pusat-pusat keramaian. Alun-alun Pacitan yang biasanya menjadi titik konsentrasi masyarakat nyaris tak ada aktifitas.SE Bupati Pacitan nomor 443/650’408.50/2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan Pada Pelaksanaan Kegiatan Libur Tahun Baru 2021 mengatur jam malam diberlakukan mulai pukul 20.00 WIB sampai dengan 04.00 WIB. Aturan ini berlaku mulai 30 Desember 2020 hingga 08 Januari 2021.Bupati Pacitan Indartato yang malam itu terjun langsung memantau situasi dan kondisi merasa lega karena masyarakat sangat patuh. Terbukti, tidak ada kegiatan yang mengundang kerumunan menyambut malam pergantian tahun.

Demikian pula dengan pemberlakuan jam malam dapat dilaksanakan dengan baik. Bupati Indartato bersama Forkopimda dan instansi terkait melakukan monitoring malam pergantian tahun baru 2021 diseputaran kota. Orang nomor satu di Pacitan itu juga menyambangi posko posko pengamanan. Diantaranya posko Arjowinangun, posko JLS, posko Terminal dan Posko Jalan Ahmad Yani. (HumasPacitan/PemkabPacitan)

Beberapa Ruas Jalan Protokol Ditutup

Menindaklanjuti edaran Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Timur terhadap momentum pergantian tahun yang akan terjadi nanti malam (31/12), seluruh kegiatan yang bersifat menimbulkan kerumunan ditiadakan.

Hal tersebut merupakan buntut panjang penangan Covid-19 yang belum teratasi, termasuk di Kabupaten Pacitan yang terus menunjukkan peningkatan kasus.

Sehubungan dengan itu, berbagai rusa jalan protokol dari pukul 16:00 WIB sampai dengan 04:00 WIB ditutup.

Ruas jalan yang ditutup sesuai sumber Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pacitan meliputi Perempatan Bapangan hingga perempatan Jamu Jago dan perempatan Al ijah sampai dengan Bunderan Bengkal.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pacitan membenarkan kabar tersebut. Sedang hari sebelumnya Jubir (TGTP) Covid-19 Pacitan tersebut merilis 23 kasus baru. (DiskominfoPacitan).

Tahun Baru; Disparpora Pacitan Siap Terima Wisatawan

Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan dipastikan tetap buka di momentum tahun libur baru 2021.Dengan berbagai standar protokol kesehatan yang ketat, sejumlah destinasi diharap tetap menjadi pilihan, apalagi target PAD 7,4 Miliar saat ini baru dikantongi 5,2 Miliar.”Kami mengutamakan keselamatan, lalu kesehatan. Seluruh tim, kami terjunkan selama momentum libur. Jadi kita sendiri yang tidak libur,” kata T. Andi Faliandra, kepala Disparpora (31/12).Tetapi dengan terbukanya Disparpora Pacitan terhadap kepariwisataan di Kabupaten Pacitan lantas tidak membuat mereka lengah, disiplin terus ditingkatkan supaya benar-benar tidak lahir klaster baru yang justru merugikan pemerintah dan masyarakat, termasuk semakin mendisiplinkan mereka para pelaku homestay, restoran maupun hotel.Pelaku wisata harus tetap santun terhadap tamu yang hadir sebagai cerminan tuan rumah yang baik, namun syarat surat negatif rapid yang menjadi standar wisatawan yang akan menginap cukup membuat mereka menunda berpariwisata ke Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Bantu Pedagang, Bank Jatim Serahkan CSR Los PKL Mareci Alun-Alun

Keberadaan para pedagang di seputaran Alun-alun Pacitan kian hari semakin tertata. Pemerintah terus berupaya agar para PKL ini memiliki tempat yang layak karena lokasinya yang berada di jantung kota. Menyusul penataan para pedagang yang menempati sisi barat dan timur alun-alun, pemerintah daerah melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR ) Bank Jatim kembali membangun dan menata lapak pedagang di sisi tengah Alun-alun. “Atas nama pemerintah khususnya para pedagang saya menyampaikan rasa terima kasih dan semoga daganganya semakin laris sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat”, ungkap bupati saat acara penyerahan bantuan CSR Bank Jatim Peduli Los PKL Mareci selatan Gazebo Alun-Alun Pacitan, Rabu (30/12).Dengan lapak berjualan yang semakin representatif, bupati berharap kehidupan para pedagang di Pacitan semakin lebih baik. Kendati demikian bupati minta dimasa pandemi ini protokol kesehatan tetap menjadi yang utama. Menerapkan 3M, dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan yang paling penting lagi memakai masker. “Kita tetap akan mengakomodir kepentingan masyarakat agar dapat memberi manfaat dan barokah serta selalu memberi kontribusi kepada masyarakat Pacitan pada umumnya”, kata Pimpinan Sub Div Komunikasi Eksternal Corporate Secretary Bank Jatim Wardoyo mewakili Direksi Bank Jatim. CSR Bank Jatim menurut Wardoyo merupakan bukti semakin sinergis dan harmonisnya hubungan antara Bank Jatim dengan Pemerintah Kabupaten. Bahkan nilai CSR dari bank daerah ini semakin tahun kian meningkat. Khusus CSR kali ini Bank Jatim membangun sebanyak 16 los pedagang. Selain itu juga diserahkan bantuan usaha perdagangan beropa gerobak PK5 dari Kementerian Perdagangan RI.(humaspacitan/pemkabpacitan)

334 CPNS formasi 2019 Terima SK

Sebanyak 334 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi 2019 Kabupaten Pacitan, Senin (28/12) menerima Surat Keputusan (SK) CPNS. Sesuai keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) nomor 751 Tahun 2019 tentang kebutuhan pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan, dari 340 CPNS yang mendapatkan SK 267 dari tenaga keoendidikan, 42 tenaga kesehatan serta 31 dari tenaga teknis. SK CPNS diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Pendopo Kabupaten. Mengingat masih dalam situasi pandemi, prosesi penyerahan tidak dilaksanakan serentak namun hanya mewakilkan beberapa penerima. Dalam arahanya Wakil Bupati minta calon pegawai negeri sipil untuk tidak lupa bersyukur serta menjalankan tugas dan tanggung jawab secara profesional. Baik dalam mengabdikan diri kepada negara atau melayani masyarakat. “ Bekerjalah dengan semangat dan senangi pekerjaan, jangan bosan minta arahan serta teruslah belajar untuk meningkatkan kapasitas” pesan Wabup Yudi Sumbogo. Formasi 2019 masih didominasi tenaga guru karena memang kebutuhan tenaga pendidik di Pacitan sangat banyak. Sesuai data dari Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Pacitan, kebutuhan guru di Pacitan masih diatas seribu. “Dari keseluruhan formasi yang dibutuhkan ada 6 yang tidak terisi yakni dari formasi Dokter Spesialis, Pranata Komputer serta formasi Arsiparis” imbuh Kepala BKPPD Pacitan Supomo. Mereka yang hari ini menerima SK CPNS kata Supomo adalah orang orang terpilih. Dengan diterimakanya SK menjadi momentum awal untuk mengabdi serta meniti karier. Seperti diketahui, rekrutmen CPNS tahun anggaran 2019 diikuti oleh 5.459 pelamar. Dari jumlah itu 5.086 berhasil lolos administrasi dan mengerucut lagi menjadi 340 setelah melalui dua seleksi kompetensi yakni, kompetensi dasar (SKD) dan kompetensi bidang (SKB). (Humas Pacitan/PemkabPacitan)

Awas! Pacitan Masuk Zona Merah Longsor Dan Tanah Gerak

Ket Foto: 7 pelangi terlihat disepanjang jalan dari Kecamatan Arjosari hingga Tegalombo pada (08/12) pukul 15:38 WIB. tim Diskominfo Pacitan yang tidak sengaja melintas mencoba merekam kejadian yang disebabkan hujan yang tidak merata tersebut.

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan merilis prakiraan hujan dengan intensitas sedang dan lebat di Pacitan akan berlangsung hingga Februari 2021 mendatang.

Kasi pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati, mengatakan puncak Lanina saat ini tengah berada puncaknya. Sehingga tak berlebihan jika masyarakat memperhatikan kondisi sekitar, terutama yang berada di wilayah yang potensial terhadap longsor, banjir dan pohon tumbang.

“Perhatikan ketika hujan terjadi lebih dari 3 jam dengan intensitas sedang sampai lebat,” kata Dian, kemarin (16/12) kepada @pemkabpacitan.

Pusat Vulkanologi  dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahkan merilis adanya potensi tanah gerak dan longsor di seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan. “Peta gerakan tanah hampir merata di 12 kecamatan,” ungkapnya.

Kondisi ini tentu harus disikapi dengan melakukan himbauan dengan stakeholder di wilayah, serta terus memantau kondisi terkini sehingga BPBD Pacitan dapat bergerak cepat. (budi/anj/zaq/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

17 Pasien Baru di Dominasi 40-50 Tahun

Bertambah lagi kasus covid-19 di Kabupaten Pacitan sebanyak 17 kasus, pasien baru ini berasal dari Kecamatan Ngadirojo sebanyak 14 orang, Tulakan 2 dan Pacitan 1 orang.

Rachmad Dwiyanto, Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Kabupaten Pacitan mengatakan varian usia mulai balita 1 tahun hingga 81 tahun.

“Asal penularan terinci suspek 3 kasus, proses tracing 3 kasus dan kontak erat 11 orang,” ujarnya (17/12).

Dari total terkonfirmasi hari ini 3 kasus menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan, sisanya 14 kasus akan ditempatkan di wisma atlet.

Kasus sembuh juga terjadi di hari yang sama sebanyak 8 orang. Jubir mewanti-wanti warga Pacitan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, sehingga penularan covid-19 dapat terkendali.

“Tetap disiplin jalankan protokol kesehatan, utamanya 3M, jauhi kerumunan dan akan lebih bijaksana bila beraktifitas di rumah saja ketika tidak ada hal yang mendesak,” tambahnya. (DiskominfoPacitan)

Lihat Langsung Kondisi Keluarga Samuri

Akibat hujan dengan intensitas lebat yang terjadi kemarin (15/12), satu rumah milik keluarga Samuri di RT/RW 3/III Dusun Jatiroto, Tumpuk, Kecamatan Bandar, roboh akibat tertimbun material longsor di belakang rumahnya.

Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan melakukan kunjungan kerja di 5 desa di Kecamatan Bandar meninjau langsung kondisi tersebut.

“Kami coba membantu yang bersangkutan, semoga dapat meringankan beban keluarga Bapak Samuri,” kata Bupati (18/12).

Bantuan darurat yang diserahkan Bupati saat ini merupakan bantuan dasar seperti bahan makan, peralatan masak termasuk pakaian.

Kedepan pihaknya akan tetap mengupayakan mendukung renovasi rumah yang roboh di tahun 2021. “Semoga kami dapat membantu,” harap dia. (budi/Anjar/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Ini Jawaban Dinkes Pacitan Soal Pegawai RSUD Yang Meninggal.

Sosial media warga Pacitan minggu kemarin (13/12) heboh, ini karena adanya kabar meninggalnya satu paramedis yang berdinas di RSUD dr. Darsono Pacitan karena positif covid-19.

Ternyata kabar itu benar, Ratna Susy Rahayu Kabid Kesmas Dinkes Pacitan, mengatakan paramedis berjenis kelamin laki-laki yang tinggal di Kecamatan Pacitan tersebut diketahui positif covid-19 pada (07/12), dari tes swab di Puskesmas Tanjungsari dua hari sebelumnya (05/12).

Kondisi pasien tidak terlalu baik lantaran adanya comorbid Diabetes Melitus (DM), sontak Satgas TGTP Pacitan merawat pasien secara intensif di rumah sakit. Kondisi semakin parah karena pada (10/12) kondisi pasien tersebut menurun. “Yang perlu dicatat Ia tertular dari keluarganya ya. Bukan dari rumah sakit,” kata Ratna hari ini (14/12).

Masyarakat Kabupaten Pacitan tidak perlu merasa resah terhadap kabar tersebut, sebab pihak RSUD dr. Darsono telah melakukan tindakan preventif, dengan melakukan metode 3T sesaat setelah paramedis tersebut melakukan uji swab.

“Sedang ruang tugas yang bersangkutan sementara tidak beroperasi, ini akan dilakukan sampai keluar hasil swab-nya seluruh petugas,” tambah Ratna.

Di kesempatan tersebut Ratna juga kembali menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk kembali menegakkan himbauan pemerintah terhadap protokol kesehatan, melalui 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan). “Satu lagi tolong jauhi kerumunan,” imbuh dia. (budi/zaq/ryt/dzk/rch/tk/DiksominfoPacitan).

PTM dilaksanakan Bertahap

Rencana kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Pacitan sepertinya akan tetap dilaksanakan meskipun baru-baru ini Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan kembali merilis kasus baru dengan jumlah yang cukup signifikan yakni 33 dan 25 kasus baru.

Bupati Pacitan Indartato sebagai penentu PTM di Pacitan memastikan PTM akan berjalan secara bertahap di wilayah-wilayah yang aman terlebih dahulu, maski disatu sisi dinas terkait (Dinas Pendidikan Pacitan) harus cermat menyiapkan teknisnya utamanya protokol kesehatan.

“Akan dilaksanakan secara bertahap dan di wilayah-wilayah yang aman dahulu,” terang Bupati.

Sementara, Jubir TGTP Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan hingga data kemarin malam (09/12) angka covid-19 sudah menyentuh 428 kasus, sembuh 350, meninggal 15 dan dalam perawatan sebanyak 63 orang yang dirawat di Wisma Atlet maupun RSUD. “Jumlah Covid-19 terbanyak meliputi Pacitan, Tulakan, Ngadirojo dan Kebonagung,” ujar Jubir.

Sebenarnya selain merujuk pada keputusan Bupati, wali murid dan pihak sekolah pun dapat mengambil sikap terhadap hal ini. Jika dirasa belum memungkinkan jajaran tersebut dapat menunda PTM. Walaupun TGTP akan tetap memantau terhadap sekolah yang bersedia melaksanakan PTM.

Mengingat semua komponen tentu menolak jika harus lahir klaster baru, terutama dari dunia pendidikan. “Dinas Pendidikan harus menyiapkan daftar periksa,” kata Rachmad. (bd/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Covid-19 Bertambah 25 Orang

25 warga Kabupaten Pacitan kembali dinyatakan positif covid-19, hal ini ditengarai buntut dari penambahan 33 kasus pada kemarin (07/12).

Rachmad Dwiyanto, Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Pacitan pada rilisnya mengaku, jajarannya hingga saat ini belum menerima detail penambahan pasien baru tersebut.

“hanya secara umum sumber penularan berasal dari kontak erat pasien terdahulu serta suspek sebanyak orang dari RSUD,” ungkap Rachmad (08/12).

Meski demikian kasus sembuh juga terjadi pada hari ini, 2 orang dinyatakan sembuh dan bisa kembali berkumpul bersama keluarganya.

“Dengan keadaan ini kembali gugus sangat berharap agar masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan. Utamanya 3M dan selalu menghindari kerumunan. Terima kasih,” harap dia.

(Bd/ryt/dzk/rch/TK/DiskomfoPacitan).

Update : covid19.pacitankab.go.id

Serahkan Masker, Sanitizer dan Vitamin untuk menjamin Pelayanan Kepada Masyarakat

Sampai penghujung 2020 Covid-19 masih bergejolak di kabupaten Pacitan, kenyataan tersebut dibenarkan Bupati Pacitan Indartato, pagi ini (08/12) usai menyerahkan bantuan masker, sanitizer maupun vitamin kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pendopo Kabupaten.

Bantuan bersumber dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Pacitan ini diharap bisa melindungi ASN, sehingga tidak mengganggu kegiatan melayani masyarakat. “Pelayanan harus tetap maksimal,” kata Indartato.

Hari sebelumnya (07/12), Rachmad Dwiyanto, Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan(TGTP) Covid-19 Pacitan merilis penambahan baru sebanyak 33 orang. Meski disatu sisi 24 pasien dinyatakan sembuh.

“Rinciannya 1. Pasien laki-Laki sebanyak 18 orang, perempuan sebanyak 15 orang. Lokasi penularan adalah Tulakan 1, Tegalombo 2, Donorojo 5, Kebonagung 4, Punung 3, Pacitan 11, Ngadirojo 4 dan Kecamatan Tulakan 3 orang. Asal kluster kontak erat dari confirm 26 orang dan suspek 7 orang dengan kisaran usia antara usia 6 tahun sampai 85 tahun,” ungkap Jubir.

Disatu sisi gelaran pesta demokrasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati akan tetap dilaksanakan. Pak In sapaan Indartato tetap menghimbau para pemilih untuk mematuhi protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci Tangan maupun Menjaga Jarak. “Pilkada ini untuk memilih pemimpin terbaik untuk Pacitan ke Depan,” (budi/anj/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan)

Launching LABKD; Sah Bisa Urus Adminduk Cukup Dari Kantor Desa

Satu capaian Pemerintah Kabupaten Pacitan yang mengesankan dan pantas mendapatkan reward kembali digelar secara umum dalam wadah Virtual Launching Layanan Administrasi Kependudukan Berbasis Kewenangan Desa (LABKD) online pada 07/12/2020.

Pemda dan segenap tim penggerak LABKD online patut bangga dengan capaian ini. Sehingga bersama Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) menggantungkan harapan, layanan kependudukan di Pacitan ini dapat menjadi terobosan untuk melayani masyarakat.

Bupati Pacitan Indartato mengatakan kerjasama Pemda dengan KOMPAK menghasilkan Perbub nomor 78 tahun 2020, implementasinya adalah pelayanan pencatatan kependudukan di Pacitan. “Hal ini mempertimbangkan jarak, waktu dan dana yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengurus pencatatan kependudukannya, dengan kewenangan Desa tentu sangat memudahkan,” tutur Indartato.

Ucapan terimakasih juga disampaikan Indartato pada pemerintah Kecamatan dan Desa dalam mensukseskan program LABKD. Kemudian pihaknya menyampaikan permintaan maaf pada tiga bulan terakhir kepemimpinan Indartato serta mengharap KOMPAK tetap bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat Pacitan.

LABKD online melalui Sistem Informasi Kabupaten (SIKAB) juga disampaikan oleh Pamuji Kepala Bappeda Pacitan. Pihaknya menjelaskan validasi data sangat penting, khususnya data kependudukan untuk mendukung program pemerintah sehingga tepat sasaran.

Sampai saat ini administrasi kependudukan yang dapat diproses di Desa adalah pengurusan KTP, Kartu Keluarga, Akta kelahiran dan kematian, KIA, surat pindah dan Domisili. (budi/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Sudah Dengar, Mengurus Adminduk Cukup Dari kantor Desa?

Bukan kabar bohong, pengurusan Administrasi Kependudukan (Adminduk) dapat diproses di desa dan kelurahan masing-masing. Kabar ini dibenarkan Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pacitan Supardianto (04/12), sebagai upaya memudahkan masyarakat Kabupaten Pacitan dalam pengurusan kependudukan.

Inovasi tersebut bekerja melalui inovasi pemanfaatan perangkat lunak Sistem Informasi Kabupaten (SIKAB). Didukung Diskominfo, Bappeda maupun Kompak, Supardianto yakin masalah jaringan maupun yang lain tidak menjadikan soal untuk terobosan ini.

Masalah administrasi ia kembali mengingatkan bahwa pengurusan adminduk tetap gratis tanpa biaya apapun. “Kita berharap pihak pemdes juga tidak membebani pemohon,” katanya kepada Diskominfo Pacitan (04/12).

Sedang surat kependudukan yang dapat diproses di desa adalah Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Perubahan KTP, KIA ataupun Pindah Datang/Domisili. “Sementara perekaman tetap harus datang ke kantor Disdukcapil Pacitan,” tambah dia.

Secara sederhana proses tersebut adalah pemohon datang ke kantor desa dengan membawa persyaratan, diserahkan ke staf lalu dikirim ke Disdukcapil Pacitan melalui aplikasi SIKAB, diterima, dikoreksi lalu dikirim kembali ke pengirim.

Dikabarkan, Bupati Pacitan Indartato berkesempatan meresmikan langsung inovasi tersebut pada senin pekan depan (07/12) di Pendopo Kabupaten Pacitan. (budi/rch/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Pendidikan Tatap Muka Boleh dimulai Awal Januari 2021

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pacitan menindaklanjuti hasil keputusan Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim, Menteri Agama RI Fachrul Razi, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Mendagri Tito Karnavian yang melahirkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran TA 2020/2021 Pada Masa Pandemi Covid-19.

Secara teknis, penyelenggaraan pendidikan tatap muka di wilayah harus mendapat persetujuan Bupati, pihak sekolah dan komite atau orang tua, baik pendidikan dini, menengah maupun non formal.

“Sementara kami terus memantau kesiapan sekolah dalam memenuhi standar protokol kesehatan,” kata Daryono Kepala Dindik Pacitan kemarin (25/11).

Dindik juga membeberkan hasil survey mereka terhadap respon wali murid yang menunjukkan 85 persen mendukung kegiatan pembelajaran tatap muka. Angka tersebut membuktikan animo positif sehingga dapat terealisasi secara baik di Kabupaten Pacitan yang dijadwalkan awal Januari 2021 itu.

Namun demikian Daryono meminta kepada seluruh masyarakat untuk ikut serta memantau jalannya proses pembelajaran tatap muka di tengah pandemi ini, sebagai upaya dalam menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat.

“Khusus kepada orang tua murid agar mempersiapkan putra dan putrinya dalam mengikuti pembelajaran tatap muka di tahun 2021,” pesannya. (budi/rch/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Tambahkan 140 Judul Buku E-Library, Perpusda Pacitan Gencarkan Layanan Perpus Digital di Tengah Pandemi

Kamis, 26 November 2020 E-Library Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan telah meluncurkan koleksi terbarunya sebanyak 140 judul. Jumlah koleksi tersebut menambah jumlah yang sebelumnya terdapat 2000 judul menjadi 2140 judul e-book.

Masyarakat penduduk Kabupaten Pacitan khususnya, maupun masyarakat luar Kabupaten Pacitan dapat mengakses koleksi e-book tersebut dengan cara mendaftarkan diri pada aplikasi Perpustakaan Digital Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang dapat diunduh di Play Store dengan nama aplikasi “Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan”.

Adapun beberapa judul dari koleksi e-book terbarunya, contohnya seperti “Nikah Siri”, novel “Awan”, buku mengenai Sosiologi, dan buku yang mengupas tentang kewirausahaan seperti “Win-Win Solution Sengketa Konsumen”.

Joko Wahyudi, S. Sos., M. Pd selaku Kabid Layanan & Koleksi menyatakan bahwa besar harapan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan agar masyarakat luas dapat memanfaatkan layanan Perpustakaan Digital ini, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang terutamanya berdampak terhadap dunia pendidikan yakni dengan adanya pembelajaran Daring maka dituntutlah para pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik, bahkan para wali murid untuk mencari bahan referensi sebanyak-banyaknya demi memenuhi tugas daring mereka. Dengan adanya tambahan koleksi tersebut ditujukan agar layanan perpustakaan digital Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan mampu memberikan layanan online lebih maksimal terhadap masyarakat.

Seperti diketahui Layanan Umum Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan selama pandemi ini sementara masih belum bisa dibuka untuk umum, dan baru bisa melayani peminjaman dan pengembalian secara khusus tanpa adanya kegiatan lain hingga harus stand by di ruang layanan khusus bagi pemustaka. Namun wacana akan dibukanya layanan umum sudah direncanakan dan sedang dipersiapkan lebih matang untuk mengantisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan.

(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Joko Wahyudi/Doc: Ryn Surya/ Bidang Layanan dan Koleksi/Dinas Perpustakaan

Jalan Bandar; Dijadwalkan Rampung 4 Tahun Lagi

Terutama di Kecamatan Bandar, program pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas Bupati Pacitan Indartato bahkan sampai ujung masa jabatannya.

“Program pembangunan jalan ini dilakukan secara berkelanjutan dan dipastikan Kecamatan Bandar rampung 4 tahun lagi,” katanya saat menyapa warga Desa Petungsinarang, Ngunut, Bandar dan Kledung, hari ini (23/11).

Pak In, sapaan akrab Bupati tersebut juga memahami infrastruktur menjadi piranti penting  penunjang pelayanan masyarakat Bandar, begitu juga sebagai motor penggerak perekonomian melalui melimpahnya hasil pertanian dan peternakan.

Namun pagu infrastruktur harus dibagi dengan 798 Kilometer jalan Kabupaten, sehingga tak ayal jalannya program harus mengantre. “Untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada masyarakat Bandar khususnya yang telah sabar menunggu,” lanjut Pak in.

Nantinya seluruh akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Bandar akan terbuka semua, meski Pak In mewanti-wanti program tersebut dilakukan secara berkelanjutan. (budi/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan)

Siapkan Linmas Terlatih Hadapi Multi Ancaman Kebencanaan

Bupati Indartato membuka secara resmi pelatihan kelinmasan untuk Satgas Linmas dan Satuan Linmas Desa dan Kelurahan se Kabupaten Pacitan. Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga terlatih kepada Satgas dan Satuan Linmas dalam menghadapi ancaman bencana serta menyukseskan pemilihan bupati dan wakil bupati.

“Tugas pemerintah adalah menyiapkan tenaga terlatih dan linmas merupakan unsur terdekat dengan masyarakat”, kata bupati, Senin (24/11).

Dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki linmas diharapkan akan dapat memperkecil dampak negatif. Sehingga dapat memperkuat kapasitas Kabupaten Pacitan dalam kontek kearifan lokal mitigasi bencana.

“Semoga dengan pelatihan ini pemegang pemangku kebijakan dapat tangguh menghadapi ancaman bencana serta menyukseskan pilkada”, unkapnya lagi.

Menurut bupati, Kabupaten Pacitan memiliki resiko multi ancaman bencana. Sinergitas pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha serta media sangat dibutuhkan guna menghadapi berbagai ancaman tersebut.

Bupati juga berpesan agar budaya gotong royong senantiasa terbangun guna meningkatkan persatuan dan kesatuan. Bupati Indartato juga minta peserta pelatihan untuk menyebarkan dan menularkan hasil pelatihan kelinmasan kepada masyarakat. Sukseskan pilkada dengan tertib aman dan damai serta tetap mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M. (HumasPacitan/PemkabPacitan)

Sambangi 6 Desa Di Pringkuku

Disambut tari Durbolo Singkir dari Sanggar Pradapa Loka Bhakti Desa Pelem menyambut rombongan Bupati Pacitan Indartato dalam kunjungan kerjan di Kecamatan Pringkuku. Tepatnya di Desa Sobo, Pringkuku, Ngadirejan, Glinggangan, Tamanasri dan Pelem, hari ini (16/11).

Beberapa poin menjadi perhatian Bupati pada lawatannya tersebut, salah satunya di sektor pembangunan yang belum terealisasi sepenuhnya, karena berbagai faktor termasuk pandemi covid-19.

Namun setidaknya Indartato bersyukur terhadap segala capaian yang begitu signifikan 16 tahun terakhir dan khususnya 10 tahun atau 2 periode kepemimpinannya atas kerja keras semua komponen termasuk masyarakat. “Sekarang masyarakat kita bangga menjadi warga Pacitan,” katanya.

Pada kesempatan itu ia juga memohon kepada masyarakat untuk turut berkontribusi terhadap pesta demokrasi yang akan diselenggarakan (09/12) nanti. “Monggo milih ananging ampun tukaran,” tambah Bupati.

Sementara Bupati Pacitan periode 2011 Gepeng Sudibyo, yang turut diundang pada kunjungannya di Desa Ngadirejan mengaku bangga terhadap kepemimpinan Indartato selama 1 dekade ini, seraya mengharap gelaran Pilkada nanti bisa menghadirkan pemimpin baru yang semakin baik. “10 tahun Pak In berhasil membuktikan dirinya menjadi leader yang baik,” ungkapnya.

Disela giat, Bupati juga berkesempatan menyalakan listrik warga Desa Pringkuku yang memperoleh bantuan sambungan listrik gratis berkapasitas 450 Watt melalui program PLN Virtual Charity Run &Ride. (budi/anj/ryt/dzk/rch/TK/DiskomfoPacitan).

Hujan Lebat Minggu Malam; Kebonagung Dilanda Banjir Dan Longsor

Hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur Kecamatan Kebonagung kemarin (15/11) mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor di belasan titik.

 Dusun Ngelo, Desa Gembuk, Kebonagung sebagai lokasi longsor terparah, material tanah dari bukit menghantam satu unit rumah dan menutup total akses jalan desa serta akibatkan sebuah mobil terperosok ke ladang sejauh 50 meter.

Beruntung tidak ada korban jiwa dari kejadian tersebut, namun BPBD Pacitan mencatat 93 warga dari 34 KK terpaksa mengungsi di 12 titik berbeda.

Sementara untuk membersihkan material Pemkab Pacitan bersama Forkopimda berkolaborasi guna mempercepat pengerjaan dengan menambah alat berat. “Kami pastikan 3 sampai 4 hari jalan sudah mulai di buka,” kata Bupati Pacitan Indartato saat meninjau langsung kondisi bencana, sore ini (16/11).

Kepada para pengungsi bantuan pokok langsung tersalurkan seketika pasca bencana terjadi, bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pengungsi yang mencakup balita hingga lansia.

Akibat hujan kemarin juga dikabarkan membuat Puskesmas Kebonagung terendam banjir, sehingga puskesmas tersebut terpaksa berhenti beroperasi sementara waktu.

Di Desa Purwoasri, puluhan rumah tergenang banjir, merusak puluhan hektar sawah dan menghancurkan jembatan penghubung dusun. “Yang kita prioritaskan jembatan dan pembersihan material longsor,” tambah Pak In.

Petugas mewanti-wanti masyarakat untuk tetap mematuhi himbauan jika akan membenahi atau membersihkan rumah, dikhawatirkan terjadi longsor susulan ataupun tertimpa bangunan.

Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono yang mendampingi Bupati memastikan keamanan terhadap rumah yang ditinggal mengungsi, termasuk menjaga lokasi longsor supaya tidak dilewati masyarakat. “Kami tidak ingin ada pihak yang tidak bertanggung jawab mengambil kesempatan dari bencana ini,” katanya kepada DiskominfoPacitan. (bd/anj/rch/DiskominfoPacitan)

Kabar Terbaru Covid-19, Sembuh 15 Pasien

Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto kembali merilis kesembuhan pasien Corona sebanyak 15 orang.

“4 orang dari Kecamatan Pacitan, Nawangan 1 orang, Kebonagung 5 orang, Ngadirojo 2 orang. Dan sisanya 3 orang ber KTP Sragen,” ucap Rachmad (15/11).

Dengan penambahan tersebut membuat jumah kesembuhan menjadi 282 orang atau 92,7 persen.

Jubir juga menjelaskan total penderita covid-19 hingga saat ini mencapai 304 orang, meninggal 10 orang. “Sehingga yang masih dirawat sebanyak 12 orang,” tambah dia.

Masyarakat tetap dihimbau untuk selalu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak, dan selalu hindari dan jauhi kerumunan. (DiskominfoPacitan).

Tera Pacitan Bertekad Jadi Juara Umum Lagi

Terawati Kabupaten Pacitan berkesempatan mengikuti lomba Hari Tera Indonesia (Hateri) di Jawa Timur, Komunitas Senam Terawan Terawati beranggota 300 orang tersebut berkomitmen mengulang kesuksesan menjadi juara umum tingkat nasional seperti di Bogor beberapa tahun lalu.

Diperagakan 5 peserta dan berlatar belakang Pendopo Kabupaten Pacitan perlombaan ini menggunakan sistem kirim file video senam dengan durasi maksimal 4 menit, single shot dan tanpa editing.

Tri Weni Ratna Pamilih, koreo senam tersebut mengatakan pihaknya butuh waktu dua pekan menyiapkan berbagai kebutuhan lomba, termasuk menentukan backsound yang akhirnya dipilihlah Pacitan Kuncoro untuk mempertegas karakter Pacitan pada durasi.

“Masyarakat Pacitan mempunyai komitmen tinggi terhadap senam, termasuk senam tera, jadi tak tanggung-tanggung target kita bidik adalah juara umum,” ungka Weni di sela shooting (12/11).

Pada awal gerakan terdapat satu gerakan mencuci tangan dengan sanitizer. Menandakan Terawan Terawati Pacitan berkomitmen mendukung pemerintah terhadap penanganan covid-19. “Semoga yang kita lakukan ini membuahkan untuk Kabupaten Pacitan,” tambah Weni.

Awas Kabar Bohong Tentang Covid-19

Beredar info hoax terkait covid-19 di Kabupaten Pacitan, kabar tersebut disampaikan Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto melalui siaran resminya (10/11).

Kabar menyesatkan itu pertama adalah beralihnya zona di Kabupaten Pacitan menjadi zona hijau yang berarti bebas covid-19, sedang kondisi sebenarnya hingga saat ini peta masih menunjukkan warna kuning.

Kemudian soal adanya intensif terhadap pasien yang dirawat di wisma atlet ketika sembuh, tak tanggung-tanggung nominalnya mencapai Rp. 4 Juta.

“Ini tidak benar dan menyesatkan. Sehingga bisa berdampak yang tidak baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah,” kata Jubir yang juga Kepala Diskominfo Pacitan tersebut saat rilis.

Masyarakat tetap diharap cerdas terhadap berbagai kabar yang beredar, jika perlu warga Pacitan dapat menghubungi TGTP ataupun memanfaatkan Wadule Pacitan. “Tetap waspada terhadap orang dan informasi yang tidak bertanggung jawab,” himbau dia. (budi/ryt/dzk/rch/tika/DiskomfoPacitan).

13 Motor Untuk Warga Pacitan Yang Selesaikan Pajak

Tari Kethek Ogleng menyambut Undian Hadiah Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan, Perkotaan (PBB-P2) tahun 2020 di Kecamatan Arjosari, Tegalombo dan Nawangan berpusat di Pendopo Kecamatan Nawangan hari ini (10/11).

Acara yang digelar Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Pacitan tersebut memang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sesuai arahan Bupati Pacitan Indartato, Bapenda menyiapkan 13 unit motor matic yang akan dibagikan ke masyarakat di masing-masing kecamatan dan satu wilayah yang paling cepat memenuhi kewajiban bayar pajak.

Sakundoko, Kepala Bapenda Pacitan mengatakan setiap tahun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan, kecuali tahun 2018 dimana dana BOS beralih ke Transfer Daerah dan tahun 2020 karena pandemi.

“Untuk tahun 2021 kami targetkan PAD naik jadi Rp. 206 Miliar atau naik 30 persen,” kata Sakundoko dalam sambutannya. Sementara realisasi pembayaran pajak  (PBB-P2) dari 62 Ribu wajib pajak telah terkonfirmasi 61 Ribu, atau pembayaran di atas 90 persen.

Bupati Pacitan Indartato disaat yang sama mengatakan peningkatan PAD tersebut harus diapresiasi pemerintah, tak ayal Bapenda mesti terus berinovasi terhadap kegiatan ini dengan meningkatkan hadiah di kecamatan yang paling cepat bayar pajak. “Kami ingin masyarakat rasakan langsung hasil bayar pajak,” ujar Bupati.

Kegiatan ini telah berlangsung empat kali, diawali dari Kecamatan Bandar, Ngadirojo dan Pringkuku. Selain hadiah utama berbagai hadiah pendukung seperti kulkas, LCD TV, reskuker, dispenser, setrika dan lain-lain disiapkan sebagai wujud terima kasih kepada masyarakat terhadap komitmen membayar pajak. (budi/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

2020; BPN Pacitan Terbitkan 33.430 Ribu Sertipikat

Bupati Pacitan Indartato didampingi jajaran Forkopimda Kabupaten Pacitan menyerahkan sertipikat hak atas tanah secara simbolis kepada 30 masyarakat Desa Tegalombo, Kecamatan Tegalombo dan Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Senin (09/11).

Pada tahun ini Badan Pertanahan Kabupaten Pacitan mempunyai sisa pekerjaan sebanyak 3350 sertipikat, sementara total target tahun 2020 mencapai 33.430 sertipikat yang tersebar di 12 Kecamatan.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pacitan sebagai pelaksana program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Pacitan merencanakan tahun 2021 akan menerbitkan 63 ribu sertipikat.

Usai penyerahan yang dilaksanakan di Pendopo tersebut, seluruh undangan berkesempatan mengikuti webinar bersama dengan Presiden Joko Widodo bersama dengan kabupaten dan kota lain se Indonesia. (DiskominfoPacitan)

Kontak Erat Lahirlah 6 Kasus Baru

6 pasien baru kembali dikonfirmasi Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan, Jumat (06/11).

Rachmad Dwiyanto, Jubir TGTP menyampaikan pasien tersebut positif karena memiliki riwayat kontak erat dengan pasien sebelumnya.

“1 orang domisili di Kecamatan Nawangan dan 5 orang dari Kecamatan Kebonagung. 4 orang berkelamin perempuan dan 2 orang laki-laki dengan rentang usia 24 sampai dengan 61 tahun,” terang Rachmad.

Melalui penambahan tersebut membuat jumlah total kasus mencapai 281 pasien. Sementara kasus sembuh 238 dengan persentase kesembuhan 84,69 persen, kasus meninggal 9 orang dan 34 kasus menjalani perawatan.

“Masyarakat dihimbau untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan utamanya 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) serta jauhi kerumunan,” tambah Jubir. (bd/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Terlepas Covid-19; DBD Tetap Menjadi Perhatian Serius

Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui nyamuk Aedes Aegypti patut menjadi perhatian serius bagi pemerintah maupun masyarakat. Sebagai gambaran, kasus DBD pada tahun 2019 menyentuh angka 629 dengan 1 kematian.

Peningkatan edukasi terhadap masyarakat kembali ditegakkan dalam suasana pandemi covid-19. Ratna Susy Rahayu, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan menyatakan double 3M harus benar-benar ditegakkan seluruh masyarakat tanpa mengindahkan resiko penambahan kasus covid-19.

“Saat ini kasus DBD tidak hanya berfokus di Kota saja, namun wilayah-wilayah desa dan pegunungan juga menjadi perhatian kami,” ujar Ratna kepada Diskominfo Pacitan (06/10). Apalagi data menyatakan, tahun 2019 Kecamatan Bandar ditemukan sebanyak 10 kasus.

Beruntungnya, 3M pada penanganan DBD yakni (Menguras, Menutup, Mengubur) merupakan sesuatu yang tak asing bagi masyarakat, kampanye ini sudah lama digalakkan pada saat-saat datang musim hujan sebagai langkah membunuh jentik dan telur nyamuk.

Sementara upaya Fogging merupakan langkah lanjutan yang bisa dilakukan, meski hal tersebut harus memenuhi berbagai mekanisme. sebab Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan memiliki unsur kimia atau residu yang tinggi.

Sementara penanganan covid-19 pun tetap akan dilakukan semaksimal mungkin, pekerjaan ganda tersebut tentu tak cukup dikerjakan oleh SMD Dinkes yang terbatas. Masyarakat sepatutnya membuka kesadaran utamanya pada langkah mitigasi tersebut.

“Petugas di desa-desa kita terjunkan semua, meski tanpa pengumpulan masa berlebih,” pungkas Ratna. (budi/anj/rch.dzk/rch/tika/DksominfoPacitan).

1 Positif dan 2 Pulang

1 warga Kecamatan Ngadirojo dinyatakan positif Covid-19 oleh Tim Gugus Tugas Penanganan TGTP Covid-19 Kabupaten Pacitan saat rilis yang disampaikan Jubirnya Rachmad Dwiyanto (05/11).”Yang bersangkutan merupakan pelaku perjalanan,” katanya.

Sementara 2 kasus terkonfirmasi pada kesempatan tersebut juga dinyatakan sembuh, keduanya kata Rachmad merupakan warga Kecamatan Tulakan.

Dengan penambahan tersebut membuat jumlah total pasien terkonfirmasi sebanyak 275 orang, sembuh 238, kematian 9 dan sisanya sebanyak 28 orang masih menjalani pemantauan dan perawatan.

“Masyarakat tetap dihimbau untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak);dan jauhi kerumunan. Terima kasih,” himbau dia. (bd/ryt/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

16 Orang Sembuh, 2 Positif dan 1 Meninggal

Meski terjadi penambahan 2 kasus baru dan 1 meninggal, pasien sembuh juga kembali dirilis Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan melalui Jubirnya, Rachmad Dwiyanto pada selasa malam (03/11).

Kasus sembuh saat ini terkonfirmasi 16 orang. Dari Kecamatan Pacitan sebanyak 6 orang, Nawangan 6, Tulakan 1, Arjosari 1, Kebonagung 1 serta dari Kecamatan Ngadirojo 1 orang.

Sementara untuk data kasus baru Jubir menyampaikan kesemuanya merupakan seorang perempuan dari Kecamatan Punung, sedang klaster hingga saat ini masih belum ditemukan.

Sementara untuk kasus meninggal yang juga terkonfirmasi covid-19 adalah seorang laki-laki dari Kecamatan Pacitan. Sebelumnya yang bersangkutan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kota Ponorogo.

“Dengan penambahan ini maka jumlah total penderita menjadi 274 orang, sembuh menjadi 236 orang, meninggal 9 orang dan yang masih menjalani pemantauan atau perawatan sebanyak 29 orang,” ungkap Rachmad. (bd/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Covid-19 Bertambah 23 Kasus

Kasus covid-19 kembali bertambah di Kabupaten Pacitan, sebanyak 23 orang terkonfirmasi positif dari hasil tes swab yang dilaporkan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Pacitan pada hari ini, senin (02/11).

Rachmad Dwiyanto, Jubir TGTP Pacitan mengatakan kasus meninggal juga terjadi minggu kemarin yang baru terkonfirmasi kemarin malam (01/11). “Seorang laki-laki berusia 55 tahun dari Kecamatan Nawangan,” ungkap dia saat rilis.

Sedang untuk 22 pasien baru tersebut 12 diantaranya adalah laki-laki, dan 10 sisanya adalah perempuan. Sementara untuk interval usia Rachmad melanjutkan berkisar dari 3 tahun hingga 58 tahun.

“riwayat penularan terdiri dari 4 klaster, perkantoran sebanyak 4 orang, pelaku perjalanan 5 orang, Kontak erat pasien confirm 4 orang. Dan kontak erat confirm perkantoran 9 orang,” lanjut Rachmad

Sementara pasien baru tersebut berasal dari Kecamatan Kebonagung, Tulakan, Arjosari, Nawangan, Donorojo dan Kecamatan Pacitan dengan presentasi kasus terbanyak.

Disaat yang sama sebanyak 5 orang dinyatakan sembuh, mereka merupakan warga Pacitan 3 orang, Pringkuku 1 orang dan Nawangan 1 orang. “Maka total penderita covid-19 menjadi 271 kasus, sembuh 220 kasus, meninggal 8 kasus dan sisanya sebanyak 43 kasus masih menjalani perawatan,” tambahnya.

Penerapan protokol kesehatan menjadi peranan penting saat ini, melalui 3M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan. (budi/ryt/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Klayar Suguhkan Sunset Unik di Penghujung Cuti Bersama

foto; @budi_light

Wisatawan yang memilih mengakhiri libur panjang ke Pantai Klayar, Kecamatan Donorojo kemarin (01/11) dimanjakan fenomena sunset unik karena terhimpit mega. Sebelumnya mendung tebal menyelimuti Kabupaten Pacitan, beruntung mentari kembali menampakkan diri di Klayar sesaat sebelum tenggelam, pemandangan langka di musim hujan tersebut lantas tidak disia-siakan untuk diabadikan pengunjung, bersama sahabat maupun orang tersayang.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan, T. Andi Faliandra mengatakan selama libur panjang terjadi lonjakan cukup mengagumkan. Meski bisnis pariwisata masih berselimut pandemi covid-19. “Selama libur naik selama 10 sampai 15 persen,” katanya kepada Diskominfo Pacitan (02/11).

Berdasar data, kunjungan selama 5 hari di 9 destinasi, Disparpora dapat mengantongi Rp. 237 Juta, angka yang kecil jika dibanding hari-hari normal. Namun berkat gebrakannya kota berjuluk 1001 Goa ini masih tetap menjadi prioritas 4 besar Jatim, dari masyarakat Jateng maupun DIY.

Peningkatan tersebut lantas berimbas terhadap kepercayaan wisatawan, sehingga jika didukung penanganan covid-19 yang baik mulai dari wilayah, regional maupun nasional, maka bisa dipastikan momentum akhir tahun bakal terjadi kenaikan secara signifikan.

“Libur 5 hari ini kita evaluasi, apakah berdampak pada peningkatan covid-19 atau tidak. Jika terkendali saya kira pemerintah dan pihak lain akan memberi suport lebih terhadap pariwisata kita,” lanjut Andi.

Sementara untuk mendukung target akhir tahun pihak Disparpora akan terus menggelar berbagai pameran di kota-kota lain, termasuk menggelar berbagai event paralayang di Sentono Gentong. “Kemungkinan bulan ini kita gelar,” pungkas dia. (budi/ryt/dzk/rch/tk/DiksominfoPacitan)

30 Kasus Dinyatakan Sembuh

Kabar gembira tersiar dari Tim Gugus Tugas Penanganan TGTP Covid-19 Kabupaten Pacitan malam ini, (01/11). Sebanyak 30 kasus positif virus Corona dinyatakan sembuh.

Rachmad Dwiyanto, Jubir TGTP menyampaikan 5 kasus sembuh dirilis pada siang hari tadi berdasar pada data hari sebelumnya (31/10), sedang disusul 25 kasus. “Pacitan 13, Pringkuku 3, Tulakan 2 dan Kecamatan Nawangan 7 kasus,” katanya saat rilis.

Namun demikian masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan. “Tetap gunakan masker, mencuci tangan dan Menjaga jarak,” harap Jubir mewakili Gugus.

Sementara TGTP Kabupaten Pacitan mengaku saat ini masih menunggu hasil tes Swab dari masing-masing klaster, baik perkantoran maupun pendatang. (bd/rch/TK/DiskominfoPacitan).

2 Pulang dan 1 Positif

Sampai hari ini kasus positif covid-19 baru masih terkonfirmasi sebanyak 1 pasien, dari hasil Swab yang disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Kabupaten Pacitan kemarin malam (30/10).

“Yang bersangkutan adalah laki-laki dari Kacamata Pacitan,” kata Jubir TGTP Pacitan Rachmad Dwiyanto (31/10). Pasien tersebut masuk dalam klaster perkantoran namun di luar lingkup Pemda Pacitan.

Langkah strategis yang akan dilakukan guna menanggulangi situasi tersebut adalah melakukan tracing, dilanjutkan Swab massal pada Senin (02/11).

Kasus sembuh juga disampaikan Rachmad pada rilisnya sebanyak 2 kasus, kedua pasien ini berasal dari klaster perbankan Kecamatan Pacitan.

Sementara hingga penambahan 1 kasus tersebut membuat keseluruhan kasus mencapai 248 kasus, sembuh 185, meninggal 7 serta sisanya menjalani karantina di Wisma Atlet dan di rumah sakit.

“Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) dan jauhi kerumunan,” pungkas Rachmad. (bd/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Pulang 11 kasus

Penambahan kesembuhan atas Covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Pacitan, Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Rachmad Dwiyanto menyampaikan 11 kasus dapat pulang hari ini. “Hari ini 10, kemarin 1,” katanya (28/10).

Secara detail mereka adalah masyarakat kota sebanyak 5 kasus, Donorojo 1 kasus, Ngadirojo 1 kasus Tulakan 2 kasus dan 1 warga Punung.

Berdasarkan klaster kesembuhan tersebut dari perkantoran sebanyak 5 orang, dan sisanya pelaku perjalanan atau lain-lain.

Jubir berharap masyarakat untuk tetap kompak bersama pemerintah menghadapi pandemi Covid-19, berbekal protokol kesehatan yakni 3M, Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. (Budi/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Pemuda Energi Pacitan

Bupati Pacitan Indartato merasa perlu mengabadikan momentum Hari Sumpah Pemuda ke 92 yang jatuh besok 28 Oktober 2020, lebih-lebih saat ini Kabupaten Pacitan dan dunia tengah dilanda problem Pandemi Virus Corona.

Melalui persatuan dan kesatuan, Bupati berharap masalah covid-19 yang masih belum bisa tertangani tersebut menjadi perhatian serius. “Ini adalah masalah bersama mari bersatu padu,” kata Indartato saat Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 92 dirangkaikan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jatim ke 75, hari ini (27/10) di Pendopo Kabupaten.

Melalui cara sederhana yakni mematuhi arahan pemerintah terhadap protokol kesehatan, melalui metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) untuk mengendalikan virus corona.

Sementara itu pemerintah terus merawat persatuan dan kesatuan pemuda di Kabupaten Pacitan, melalui berbagai program yang telah terealisasi. Termasuk penyerahan puluhan penghargaan kepada muda-mudi berprestasi maupun bakti sosial (baksos) yang digelar di Kecamatan Nawangan.

Tasyakuran juga dilaksanakan Bupati bersama Forkopimda dalam menyambut HUT Jatim 12 Oktober kemarin, seraya berharap Jawa Timur semakin maju sehingga masyarakat Kabupaten Pacitan kian sejahtera. (budi/anjar/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Kembalikan Titir Sebagai Isyarat Bencana

Merasa perlu waspada terhadap ancaman bencana, khususnya gempa disertai tsunami, Pemda melalui Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan memfungsikan kembali kentongan sebagai peringatan dini.

Langkah ini dinilai strategis, pasalnya peralatan modern bernama Early Warning System (EWS) membutuhkan energi listrik berpotensi ngadat karena efek goncangan maupun hal teknis lain.

“Kita siap siaga terhadap semua ancaman bencana. Meski kita berharap bencana ini tidak terjadi,” kata Bupati Pacitan Indartato usai Launching Pemukulan Kentongan Serentak se Kabupaten Pacitan, Pagi ini (26/10) tepat pukul 09.00 Wib di Pantai Pancer Door.

Pemukulan kentongan tersebut nantinya tidak cukup dilakukan instansi pemerintah, masyarakat dan pihak swasta harus memiliki kesadaran, mengingat kemandirian semua unsur merupakan prasyarat wajib pada bidang kebencanaan yang didukung dengan peraturan resmi. “Namun ini jangka panjang,” lanjut Indartato.

Bupati juga mengupayakan langkah lain sebagai pendukung mitigasi, salah satunya memaksimalkan tanaman pandan laut yang memiliki fungsi sama seperti sabuk hijau yang harus dikembangbiakkan di bibir pantai.

Sementara itu Kepala BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo berpandangan, kentongan disamping dahulu sudah membudaya, alat ini mudah didapatkan dan terjangkau, sehingga seluruh masyarakat dapat memilikinya.

Melalui kentongan diharap terjadi satu jaringan informasi yang positif antar masyarakat, di samping kentongan juga menjadi filter berbagai informasi yang simpang siur yang dapat meresahkan masyarakat.

“Selanjutnya kami akan membentuk tim siaga yang akan bergerak untuk memantau maupun memberikan informasi kepada masyarakat,” kata Didik. (budi/anj/rozaq/riyanto/dzakir/rachmad/tika/DsikominfoPacitan).

Rilis 19 Kasus Baru

Gugus tugas kembali mengabarkan  penambahan kasus terkonfirmasi covid-19  di Kabupaten Pacitan pada (25/10). “Mohon maaf yang sebesar besarnya karena pada hari ini terjadi penambahan kasus sebanyak 18 orang terkonfirmasi,” kata Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto.

18 pasien baru tersebut meliputi, 1. Perempuan (34th) Kecamatan pacitan. Riwayat kontak erat confirm perkantoran.            2. Laki-laki (55th), Kecamatan Pacitan riwayat klaster perkantoran. 3. Perempuan (29th) Kecamatan Pacitan. Klaster perkantoran. 4. Perempuan (28th) Kecamatan Pacitan. Riwayat klaster perkantoran. 5. Laki” (54th) Kecamatan Pacitan riwayat perkantoran. 6. Perempuan (54th) Kecamatan Pacitan. Klaster perkantoran. 7. Laki-laki (53th) Kecamatan Pacitan, perkantoran. 8. Perempuan (53th) Kecamatan Pacitan, kontak erat confirm perkantoran. 9. Laki-laki (19th) Kecamatan Pacitan, kontak erat confirm perkantoran.10. Perempuan (54th) Kecamatan Pacitan, perkantoran.

 11. Laki-laki (25th) Kecamatan Pringkuku, perkantoran. 12. Laki-laki (25th) Kecamatan Pacitan, klaster perkantoran.          13. Perempuan (25th) Kecamatan Pacitan, klaster perkantoran, 14. Perempuan (37th) Kecamatan Pacitan, klaster perkantoran 15. Laki (33th) Kecamatan Ngadirojo, kontak erat confirm. 16. Laki-laki (64th)  Kecamatan Arjosari, riwayat masih tracing. 17. Laki-laki (67th) Kecamatan Tulakan, riwayat masih tracing. 18. Perempuan (22th) Kecamatan Tulakan, riwayat masih tracing.

Penambahan ini membuat total kasus terkonfirmasi menjadi 234. Disamping penambahan kasus positif dan penambahan 1 kasus meninggal, ditunjang hasil Swab positif yang baru dirilis hari ini.

“Seorang perempuan berusia 66 tahun dari Kecamatan Pacitan, kontak erat pasien confirm. Oleh sebab itu tetap disiplin jalani protokol kesehatan utamanya 3M dan jauhi kerumunan,” pungkas Rachmad. (bd/rch/TK/DiskominfoPacitan).

7 kasus Baru Terkonfirmasi

Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali merilis 7 penambahan kasus baru, baik dari klaster baru perkantoran maupun tertular dari pasien sebelumnya.

Berikut daftar kasus baru tersebut, 1. Laki-laki (28th) dari Kecamatan Tulakan, riwayat proses tracing. 2. Laki-laki (87th), Kecamatan Ngadirojo, riwayat tertular pasien confirm. 3. Perempuan (30th), Kecamatan Nawangan, riwayat kontak pasien confirm. 4. Laki-laki (53th) Pacitan, klaster perkantoran. 5. Laki-laki (53th), Pacitan, riwayat klaster perkantoran. 6. Laki-laki (26th), riwayat klaster perkantoran. 7. Perempuan (24th), riwayat klaster perkantoran.

“Dengan penambahan 7 kasus ini jumlah total kasus covid-19 di Kabupaten Pacitan menjadi 215 orang. Sembuh ada 169 orang. Meninggal ada 6 orang. Sisanya yang masih dirawat ada 40 orang,” terang Jubir TGTP Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto, kemarin (24/10).

Sementara masyarakat dihimbau untuk tetap jalankan protokol kesehatan dengan 3M. Mulai Memakai masker, Menjaga jarak maupun Mencuci tangan. (bd/rch/TK/DiskominfoPacitan)

6 Positif; 8 Negatif

Rachmad Dwiyanto Jubir TGTP Pacitan kembali merilis penambahan kasus corona baru di Kabupaten Pacitan. Disampaikan 6 warga terkonfirmasi positif covid-19.

Kasus baru kali ini antaranya 1. Perempuan (53th) dari kota Pacitan, riwayat kontak pasien. 2. Laki-laki (48th) dari kota Pacitan, proses tracing. 3. Perempuan (48th) Kota Pacitan, kontak pasien positif. 4. Laki-laki (57th) Kecamatan Pringkuku, riwayat kontak pasien positif. 5. Laki-laki (55th) Kecamatan Pringkuku kontak pasien positif). 6. Laki-laki (37th) Kecamatan Tulakan, kontak pasien positif.

Kesembuhan juga kembali terjadi saat ini, sebanyak 8 pasien dinyatakan sembuh. Mereka antaranya, Warga Kecamatan Tulakan sebanyak 3 orang. Kecamatan Donorojo 3 pasien, Kecamatan Kebonagung 1 dan Kecamatan Kota 1 pasien. Penambahan kesembuhan ini membuat jumlah total terkonfirmasi sebanyak 208 kasus, sembuh menjadi 167 sehingga akumulasi 80,3 persen. Sedang kasus meninggal 6 kasus, dirawat berjumlah 35 pasien.

“Atas penambahan ini kami atas nama gugus menyampaikan maaf yang sebesar besarnya. Kami berharap selalu waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan jauhi kerumunan,” kata Jubir (23/10). (bd/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Banyu Anget Masuk Tahap Uji Coba

Secara resmi pemandian Air Hangat Tirto Husodo di Desa Karangrejo, Arjosari secara resmi memasuki tahap uji coba, artinya kini wisatawan bisa menikmati objek tersebut termasuk 2 yang lain yakni Goa Gong dan Tabuhan di Kecamatan Punung meski tetap harus dengan protokol kesehatan ketat.

Bupati Pacitan Indartato yang hadir dalam penyerahan sertifikat tersebut mengharap, masyarakat maupun pengelola harus lebih disiplin menjalankan protokol covid, sehingga tidak lahir klaster baru.

Soal jalan Bupati mengingatkan bahwa pembangunan jalan selama pembangunan Waduk Tukul di Desa Karanggede menjadi tanggungjawab DAS Bengawan Solo, sementara kesepakatan perbaikan akan dilakukan jika proyek sudah selesai. “Saya minta untuk bersabar,” kata dia (23/10).

Sementara Andi Faliandra, Kepala Disparpora Pacitan mengaku akhir-akhir ini pendapatan objek wisata sedikit menurun lantaran isu tsunami yang merebak. “Kami pastikan semua pelaku wisata siap dan tanggap terhadap potensi tersebut jika benar terjadi,” kata Andi.

Disparpora juga melakukan berbagai promosi wisata baik melalui medsos maupun langsung untuk kembali mengangkat wisata Pacitan. Termasuk menggelar pameran di Semarang, Jateng. (anj/bd/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Covid Update; Sembuh 4 Tambah 10

Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan merilis 10 penambahan kasus dan 4 kasus sembuh. 4 pasien sembuh tersebut dari Kecamatan Ngadirojo 2, Kecamatan Tulakan 1 dan Kecamatan Donorojo 1 orang.

Jubir TGTP Pacitan Rachmad Dwiyanto menjabarkan 10 penambahan, 1. Perempuan (39th) dari Nawangan, 2. Perempuan (21th), Ngadirojo, masing-masing tertular dari keluarga dari perjalanan. 3.Perempuan (29th), pelaku perjalanan. 4. Laki-laki (26th) dan 5. Laki-laki (16th) dari Kecamatan Pacitan, riwayat masih tracing.

Kemudian 6. Perempuan (18th) domisili Pringkuku, penularan masih dalam tracing. 7.Laki-laki (34th), dari Kecamatan Pacitan, penularan perkantoran. 8. Perempuan KTP Wonogiri, domisili Kecamatan Pacitan, riwayat kontak erat dengan pasien covid terdahulu. 9. Laki-laki (20th) dan 10. Laki-laki (3434) asal Kecamatan Pacitan riwayat kontak erat pasien sebelumnya.

“Kami atas nama Gugus Tugas Covid kembali menyampaikan permohonan maaf atas penambahan ini,” tutur Rahmad Dwiyanto. Hal itu berarti masyarakat tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak). (Budi/rch/ryt/dzk/TK/DiskominfoPacitan).

4 Pasien Sembuh

4 kasus Covid-19 di Pacitan hari ini dinyatakan sembuh. Rilis resmi Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan menyampaikan masing-masing pasien dari Kecamatan Pringkuku 1 orang, Tulakan 1 orang serta 2 yang lain dari Kecamatan Kota.

Sementara pandemi berlangsung, masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan). (DiskominfoPacitan).

Kasus Meninggal Bertambah

Hanya dengan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin, laju penambahan kasus covid-19 dapat dikendalikan. Apalagi akhir-akhir ini penambahan kasus baru begitu masif, semakin keruh dengan lahirnya cluster baru, Perkantoran.

Seperti yang disampaikan Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, saat berkesempatan merilis 4 kasus sembuh, sore ini (19/10). Pasien pulang tersebut berasal dari Kecamatan Kota sebanyak 3 orang, dan 1 dari Kecamatan Tulakan.

Rachmad pada kesempatan ini juga menyampaikan adanya penambahan kasus meninggal sebanyak 2 kasus, pasien ini diakui Rachmad berasal dari Kecamatan Pacitan. “Kami benar-benar mohon maaf sekaligus turut belasungkawa,” ujar dia mewakili satgas.

Pada kesempatan tersebut Jubir juga merilis 13 penambahan baru, antaranya adalah 1. Laki-laki (31th) dari Punung, 2. Laki-laki (33th) Nawangan, 3. Perempuan (53th) Ngadirojo, 4. Laki-laki, KTP Bandung berdomisili Ngadirojo, dirawat di Yogyakarta, 5. Perempuan (28th) Donorojo yang masuk dalam cluster perjalanan.

Selanjutnya dari cluster baru yakni perkantoran adalah, 6. Laki-laki (17th) Pacitan, 7. Perempuan (50th) Pacitan, 8. Laki-laki (17th) pacitan, 9. Laki-laki KTP Wonogiri berdomisili Pacitan, 10. Laki-laki (50th) Pacitan.

Sedang 3 pasien yang lain adalah kasus baru yang tertular dari pasien sebelumnya, antaranya 11. Laki-laki (43th) Kebonagung, 12. Laki-laki KTP Sleman berdomisili Pacitan dan 13. Seorang perempuan (59th) dari Tulakan. “Jumlah total menjadi 191 kasus,” lanjut Jubir.

Sementara satgas berkonsentrasi terhadap cluster perkantoran guna melakukan sterilisasi menggunakan desinfektan, beberapa waktu kedepan instansi tersebut dihentikan aktivitasnya. “Untuk masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan melalui 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak,” pungkas Rachmad. (budi/anj/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Cilik-cilik Jago Karawitan

Gethuk dan Sambel Kemangi menyapa rombongan Bupati Pacitan Indartato di Desa Jlubang, saat Kunjungan Kerja di Kecamatan Pringkuku. Senin (19/10).

Langgam tersebut disajikan oleh siswa siswi setingkat SD dan SMP yang tergabung dalam kelompok karawitan Duto Laras, melalui tangan dingin Estiono dan warga setempat mereka berhasil menghibur Bupati disela kunjungannya.

Tak ragu didampingi sang istri, Luki Indartato, Bupati 2 periode ini nembang bersama. Ini sebagai wujud bangga Indartato sekaligus langkah apresiasi terhadap komitmen warga Jlubang yang telaten mengenalkan seni karawitan kepada generasi penerus.

Selebihnya Bupati berharap kesenian melalui bakat muda-mudi nanti bisa mendorong desa utamanya pada sektor pariwisata. “Pemerintah punya program pengembangan budaya supaya dapat turut mendorong pariwisata,” kata Bupati.

Pada Kunker di Kecamatan Pringkuku kali ini, Indartato mengunjungi Desa Dadapan, Poko, Candi, Watukarung, Jlubang, Dersono dan diakhiri di Desa Sugihwaras. (budi/anj/ryt/dzk/rch/tk/DsikominfoPacitan).

12 Pasien Sembuh; 1 Meninggal

Kabar kesembuhan pasien covid-19 hari ini kembali menjadikan Pacitan dengan angka kesembuhan 82 persen. Kesembuhan 12 orang bak angin segar di tengah Peningkatan kasus yang pesat pada Oktober ini.

Tim Gugus Tugas Penanganan  (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan siang ini (18/10) mengumumkan kabar baik tersebut. Meski disertai 1 kabar bertambahnya angka kematian covid-19. ” Ada 1 pasien yang meninggal dari kecamatan Pacitan,” tegas Rahmad Dwiyanto Jubir TGTP Pacitan.

12 pasien yang sembuh diantaranya kecamatan Pacitan 6 orang, Punung 2 orang, Ngadirojo 2 orang, Tegalombo 1 orang dan Kebonagung 1 orang. Dihimpun dari data tersebut komulatif penderita covid-19 sebanyak 178, sembuh 146, meninggal 5 orang dan 27 orang dirawat, yang 8 di rumah sakit dan 9 di Wisma Atlet.

Jubir TGTP Pacitan terus menghimbau bagi seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). (bd/rch/dzk/ryt/DiskominfoPacitan).

Harus Bersatu dan Bersinergi di Tengah Pandemi

Pasti ada alasan kenapa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membingkai kunjungan kerjanya ke Pacitan dengan Gowes bareng keliling Kota Pacitan di akhir pekan yang cerah minggu (18/10), usai lawatannya ke Kota Trenggalek hari sebelumnya.

Berbagai dukungan pemprov dikucurkan melalui tangan Gubernur. Kali ini, melalui wadah sinergi antar instansi vertikal, pemprov sebagai jembatan dan Pemda Pacitan sebagai objek. “Semua (Perbankan, OJK, BPS, BPN) menyatu mendeliver bantuan keuangan,” kata Khofifah.

Di tengah pandemi covid-19 yang masih sepenuhnya belum terkendali ia berharap berbagai terobosan baru harus diinisiasi, sehingga pintu-pintu peluang dapat terbuka sepenuhnya untuk kembali menggeliatkan perekonomian di Pacitan.

Sementara ia merasa bangga terhadap UMKM di Pacitan yang masuk dalam promo Bank Indonesia bekerjasama dengan para diaspora di 3 Negara sekaligus yakni, Qatar, Afrika Selatan dan Mesir. Tidak lama lagi produk UMKM Pacitan bersama 5 Kabupaten dan kota terpilih akan merasakan dampaknya. “Bupati harus mengawal produktivitas masyarakat,” harap Gubernur.

Pada kesempatan tersebut Khofifah juga berkesempatan menyerahkan 5370 sertifikat tanah kepada lahan bidang masyarakat maupun desa supaya produktivitas di sektor pertanian tercapai. Sedang sisanya 200 ribu sertifikat yang belum diserahkan akan diproses secepatnya.

Sementara upaya melonggarkan tanggungan masyarakat di perbankan dari dukungan OJK mencapai 120 Triliun, ini tentu untuk seluruh masyarakat Jatim. Restrukturisasi tersebut diharap akan meringankan beban warga selama pandemi ini.

Usai menyerahkan bantuan program, Khofifah tampaknya tidak sabar dengan agenda terakhirnya untuk mengarungi Amazonnya Indonesia, dimana lagi kalau bukan di Kali Maron. Ia percaya kunjungannya bersama jajaran pejabat lingkup Jatim kali ini menjadi sarana promosi yang akan mempengaruhi calon wisatawan. “Pacitan harus berkoordinasi dengan Yogyakarta,” sambungnya menyikapi pariwisata.

Sepanjang perjalanan gowes, mantan Menteri Sosial RI ke-27 tersebut menyapa warga Pacitan dengan santun sembari menyerahkan bantuan paket masker dan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan di halaman Pasar Minulyo.

Gowes dilanjutkan menilik proses pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY ANI di Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan, dilanjutkan melihat langsung hasil UMKM di Plut Pacitan serta mampir di Stasiun Radio Grindulu FM untuk menyapa langsung warga Pacitan.

Menyikapi masalah covid-19, ia berharap capaian Kabupaten Pacitan yang berpredikat sebagai Kabupaten dengan penularan terendah se-Jatim harus terus dipertahankan, baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak).

Berikut daftar Penyaluran bantuan Pemprov Jatim oleh Gubernur di Kabupaten Pacitan. 1 Penyerahan simbolis sertifikat program strategis nasional, instansi pemerintah dan keagamaan di Pacitan. 2 Bantuan langsung tunai dana desa, badan permodalan Bumdes dan bantuan masker untuk pendamping desa. 3 Bantuan sosial beras bagi KPM dan PKH. 4 Bantuan kredit program dana bergulir dan PEN dari Bank Jatim dan kredit program dana bergulir dan PKPJ dari Bank UMKM. 5 Simbolis penyaluran KUR, KUR Super Mikro dari Bank BRI. 6 Simbolis penyaluran KUR dan kredit PEN dari Bank Mandiri. 7 Bantuan subsidi upah dan penerima manfaat program BPJS ketenagakerjaan. (bd/anj/zaq/wan31/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan)

19 Pasien Terkonfirmasi Sembuh

Alhamdulillah, Selamat untuk masyarakat Kabupaten Pacitan, 19 kasus dinyatakan sembuh terhadap covid-19 oleh Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan hari ini (17/10).

Kesembuhan tersebut antaranya dari Kecamatan Tulakan 10 kasus, Pacitan 7 kasus, Nawangan 1 kasus, Kebonagung 1 kasus, semua pasien di Wisma Atlet. sedang yang menjalani karantina di Yogyakarta 1 kasus dan di Dolopo 8 Kasus.

“Yang positif 178 kasus, sembuh 134 kasus, meninggal 4 kasus. Sisanya masih dirawat. Ini membuat angka kesembuhan menjadi 75 persen,” kata Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto.

Mari tetap dukung pemerintah menghadapi pandemi dengan tertib menjalankan protokol kesehatan, Melalui 3M. Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. (DiskominfoPacitan).

2 Kasus Sembuh

Bersyukur, akhir pekan ini 2 kesembuhan kasus Covid-19 dilaporkan kepada Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan. Pasien ini merupakan warga Kebonagung dan Tulakan.

Kepada masyarakat, ayo tetap patuhi protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). (DiskominfoPacitan).

Bagikan masker kepada Warga Gegeran

Bupati Pacitan Indartato bersama jajaran lingkup Pemda Pacitan membagikan masker kepada masyarakat Desa Gegeran, Arjosari.

Kegiatan ini dilaksanakan pagi tadi (16/10). Diharap masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). (DiskominfoPacitan).

Terbaru; Siang Ini lahir 6 Kasus Baru

Baru saja, pukul 13:00 WIB Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan kembali mendapat kabar tak sedap dengan terkonfirmasi kasus baru dari Kecamatan Donorojo dan Tulakan.

Penambahan kali ini sebanyak 6 kasus, pertama adalah seorang laki-laki berusia 48 tahun, kedua perempuan 41 tahun dan remaja berusia 15 tahun dari Kecamatan Donorojo. Mereka kata Jubir TGTP Pacitan Rachmad Dwiyanto masuk dalam cluster perbankan.

Sedang kasus ketiga seorang perempuan berusia 39 tahun, perempuan 53 tahun dan laki-laki 38 tahun dari Kecamatan Tulakan, diketahui ketiga pasien ini terjangkit dari keluarganya yang sebelumnya dinyatakan positif.

Berdasar dari penambahan terbaru saat ini membuat angka keseluruhan kembali meningkat menjadi 178 kasus yang didominasi cluster lain-lain dan perbankan, sedang angka sembuh tetap di 113 orang dan meninggal 4 kasus.

“Kami mohon kerja sama seluruh masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan 3M (Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjaga Jarak). “Sementara waktu tolong untuk menjauhi kerumunan,” harap Jubir (bd/anj/zaq/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Pacitan Resmi Zona Oranye

Tingginya angka penularan covid-19 selama Oktober ini memaksa satgas covid-19 pusat merubah status zona Kabupaten Pacitan dari kuning menjadi oranye, mulai hari ini (14/10) pukul 00:00 WIB.

Smentara itu, penambahan masih saja terjadi di Kabupaten Pacitan, data terakhir semalam (13/10) menyatakan satu warga Donorojo domisili Kota terkonfirmasi covid-19. Seorang perempuan berusia 52 tahun ini mengaku mempunyai riwayat perjalanan dari Ibukota.

“Penambahan 1 kasus ini membuat total pasien menjadi 172. Kesembuhan tetap 113 orang dengan pasien meninggal 4 kasus,” kata Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (14/10).

Melihat keadaan tersebut masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan, mengingat 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) adalah vaksin terbaik dan murah.

Apalagi akhir-akhir ini potensi penularan sangat tinggi, masyarakat sangat dihimbau untuk sementara waktu menghindari kegiatan di luar ruangan jika tidak sangat penting. “Jangan takut, tetap waspada, jaga diri dan usahakan selalu senang,” pungkas Rachmad. (bd/anj/ryt/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

Petani! Tunggu Hujan Rata

Petani hari-hari ini tengah tak sabar bersiap membajak lahan sawah seluas 12.783 hektar maupun ladang 51.038 hektar. Ini lantaran beberapa pekan terakhir Kabupaten Pacitan telah dua kali diguyur hujan dengan intensitas sedang maupun lebat.

Meski demikian petani diharap untuk tidak bergegas menanam padi, karena ternyata curah hujan belum menyentuh 50 sampai dengan 60 milimeter. Menurut Gatot Winarso, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan, kalender tanam padi khususnya di Pacitan bisa dimulai pada bulan Desember. “Namun untuk sistem Gorah atau Gogo Sawah silahkan dimulai,” katanya (13/10).

Begitu juga bagi petani yang akan menanam jagung di ladang, Dinas Pertanian mempersilahkan untuk di mulai sekarang dengan varietas benih yang sesuai dan yang disarankan oleh penyuluh.

Gatot juga meminta petugas penyuluh untuk memberikan sosialisasi kepada 1.456 kelompok tani di Pacitan untuk sementara menahan diri menanam padi, kira-kira 2 sampai 3 pekan ke depan.

Upaya Dinas Pertanian mendukung petani selain beberapa program dari pusat adalah memfasilitasi petani, baik dari bantuan benih maupun alat pengolahan lahan. “Saat ini silahkan cari-cari benih dahulu, tunggu sampai hujannya merata,” tambah Gatot. (bd/zaq/riy/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

Satu Jalan; Sepakat Bersatu

Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan hari ini menggelar rapat evaluasi perkembangan virus Corona di Kabupaten Pacitan. Tak berlebihan, jika melihat laju peningkatan kasus selama Oktober mencapai 62 kasus dengan lahirnya cluster baru Perbankan. “Usai gelar perkara kasus perbankan ditetapkan menjadi cluster baru di Pacitan,” kata Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto (13/10).

Melihat perkembangan dari awal kehadiran covid-19 yakni bulan April tercatat 4 kasus baru,  sedang Mei 10 kasus, Juni 10 kasus, Juli 32 Kasus, Agustus 28, September 25 kasus. Jika di total keseluruhan kasus mencapai 171 kasus terkonfirmasi, 4 meninggal, 113 sembuh dan yang lain menjalani perawatan baik di Wisma Atlet dan rumah sakit Pacitan, Malang, Yogyakarta, Solo dan Dolopo.

Sedang data yang dibeberkan Jubir, tes Swab telah dilakukan kepada 3146 orang, 2401 diantaranya negatif. Sedang yang lain dinyatakan positif dan menunggu hasil laboratorium. “Semoga semua negatif,” harap Rachmad.

Meski demikian, masyarakat diharap satgas untuk tidak panik dengan ledakan tersebut, yang terpenting adalah dukungan terhadap satgas supaya pandemi segera berakhir di Kabupaten Pacitan Melalui metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak).

Sedang jika melihat perkembangan cluster covid-19 di Pacitan dimulai cluster Sukolilo, 5 pasien. Kemudian lahir cluster Temboro sebanyak 10 kasus, lalu cluster PLTU dengan 35 kasusnya.

Satgas juga sempat dikagetkan dengan lahirnya cluster Nakes sebanyak 2 kasus. Setelah itu lahir cluster perjalanan yang angkanya mencapai 71 kasus. “Saat ini cluster perbankan telah terkonfirmasi positif sebanyak 40 kasus, 1 meninggal dan sisanya dirawat,” beber Rachmad.

Pada evaluasi tersebut juga disampaikan berbagai kendala yang dihadapi satgas, mulai dari kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan. Perspektif tersebut membuat laju perkembangan virus Corona sukar dikendalikan.

Begitu juga dengan masyarakat yang tidak transparan terhadap petugas yang melakukan tracking, situasi ini lantas memperkeruh keadaan. Disamping itu, dibalik sikap acuh, banyak masyarakat positif Rapid mendapat diskriminasi. Sikap tersebut bukan saja merugikan pemerintah, tapi juga masyarakat sendiri.

Rachmad juga menyingung soal keberadaan Wisma Atlet yang dikawatirkan luber. Saat ini tempat karantina itu baru terisi 32 persen, begitu juga dengan rumah sakit yang juga terisi sama, 32 persen. “Justru yang kita pikirkan adalah petugas medis dan pengamanan. Terutama keamanan yang akan dibagi menjadi 2 dalam pilkada Desember nanti,” imbuh dia.

Sebelum sektor ekonomi menjadi korban, satgas mengharap masyarakat memahami kondisi ini. Bersatu dalam arahan dengan tertib menjalankan protokol kesehatan. Sementara pemerintah fokus terhadap 3T (Tracking, Testing, Treatment).

Dari kacamata Jatim, Pacitan berada di Posisi 36 dengan kasus 171 berzona kuning atau persebaran rendah. Lalu dari 171 desa dan kelurahan di Pacitan, 24 diantaranya telah terjangkit Covid-19. Kecamatan Pacitan dengan zona merah, sementara Tegalombo, Tulakan dan Ngadirojo zona kuning. (bd/anj/zaq/riy/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

Tambah 7 Kasus Baru

Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto kembali mengumumkan penambahan pasien baru, hari ini (13/10) sebanyak 7 kasus dari Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Nawangan dan Ngadirojo.

Secara detail kasus tersebut meliputi, seorang perempuan berusia 52 tahun dari Kecamatan Kota. Kedua laki-laki berusia 75 tahun dari Tulakan. Ketiga Laki-laki  berusia 28 tahun dari Kebonagung. Keempat adalah perempuan berusia 5 tahun dari Ngadirojo, pasien tersebut terjangkit corona dari keluarganya.

Pasien selanjutnya yang masih dicari sumber penularannya adalah laki-laki dari Kecamatan Ngadirojo berusia 27 tahun, laki-laki dari Nawangan berusia 52 tahun serta laki-laki berusia 63 tahun dari Tulakan.

Dari penambahan ini membuat akumulasi kasus menjadi  171 pasien, sembuh 113 kasus dan meninggal 4 kasus. “Saat ini kami merawat 54 pasien,” kata Rachmad. Penerapan protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) secara ketat sangat diharap dalam menghadapi situasi ini, dalam rangka menekan angka penularan. (bd/anj/zaq/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Waspada; La Nina di Awal Musim Hujan

Sejumlah ruas jalan protokol Kota Pacitan tertutup endapan lumpur, material tersebut berasal dari saluran drainase yang tidak mampu menampung curah hujan sedang dan tinggi yang terjadi semalam (11/10) hingga pagi tadi (12/10).

Fenomena ini sekaligus merubah musim kemarau menjadi musim hujan, sesuai rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan Diannita Agustinawati, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan. Hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari tahun 2021.

Sedang untuk curah hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir karena adanya fenomena La Nina. Sebuah anomali sistem global yang terjadi dengan periode dua sampai tujuh tahun karena perubahan suhu air laut di samudera Pasifik, kondisi demikian sehingga meningkatkan volume hujan.

Kejadian tersebut ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Pacitan saja, namun merata di semua wilayah di Indonesia. Namun demikian BPBD mengaku hingga saat ini pihaknya masih melakukan droping air bersih di sejumlah wilayah.

Karena ternyata curah hujan di beberapa titik masih dinilai belum mampu menghidupkan kembali sumber-sumber air. Sedang beberapa tempat yang lain masyarakat dihimbau untuk senantiasa memperhatikan kondisi lingkungannya untuk mencegah kemungkinan banjir dan tanah longsor. “Cek saluran air dari sampah,” himbau Dian.

Didik Alih Wibowo, Kepala BPBD Pacitan saat memantau jalannya proses pembersihan lumpur di Jalan Ahmad Yani mengatakan, pihaknya pada proses tersebut didukung beberapa dinas terkait seperti LH, Damkar maupun PUPR Pacitan. “Lumpur ini dapat mengakibatkan bencana juga,” kata Dia (12/10) kepada Diskominfo Pacitan.

Kondisi ini sekaligus membuat BPBD harus meningkatkan konsentrasi terhadap potensi bencana di musim penghujan, seperti banjir, longsor, angin maupun ancaman pohon tumbang yang bersifat sporadis yang kerap terjadi. “Bicara musim hujan berarti rata di 12 Kecamatan,” imbuh Didik. (bd/anj/zaq/ryt/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

Mari Bersama Menanggulangi Virus Corona

3 warga Kecamatan Pacitan kembali terkonfirmasi tertular virus corona, kenyataan tersebut disampaikan Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (10/10).

Pasien baru tersebut meliputi, pertama seorang laki-laki berusia 17 tahun, pria itu diketahui tertular dari keluarganya yang sebelumnya dinyatakan positif. Sedang kedua adalah perempuan berusia 26 tahun dan kini menjalani perawatan di Yogyakarta, sedang yang terakhir seorang laki-laki berusia 26 tahun. Pasien terakhir tersebut juga menjalani perawatan di kota Gudeg.

Banyaknya kasus selama bulan Oktober yang mencapai lebih dari 100 persen dibanding bulan September membuat gugus meminta masyarakat untuk tidak panik. Tetap tenang namun disiplin menjalankan protokol kesehatan. “3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) merupakan vaksin berharga dalam rangka menanggulangi covid-19,” kata Rachmad.

Sementara info terakhir hasil swab massal yang dilakukan gugus saat ini telah mencapai 70 persen dari total sampel yang dites, Rachmad memohon doa seluruh warga Pacitan supaya hasil negatif seluruhnya.

Merujuk pada penambahan 3 pasien baru hari ini membuat keseluruhan kasus menjadi 164 pasien, sedang untuk kesembuhan mencapai 106 pasien. Sedang angka meninggal tetap di 4 kasus.

Berbagai hal selanjutnya bisa dilakukan Kabupaten Pacitan, jika laju penambahan covid-19 terkendali. Ajakan untuk bersama melawan pandemi bukan isapan jempol semata, seluruh masyarakat harus sama-sama tergugah, dimulai dari diri, kepada keluarga dan lingkungan untuk menjalankan protokol kesehatan secara serius dan berkesinambungan. (budi/zaq/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Lahir 18 Kasus Baru

Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat nampaknya harus semakin tertib menjalankan himbauan satgas covid-19, pasalnya kasus baru telah kembali terjadi dengan angka yang cukup signifikan yakni 18 pasien baru.

Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan menyampaikan 18 kasus yang rilis pada hari ini, merupakan hasil dari 50 persen total peserta swab, yang artinya penambahan dengan skala yang sama masih mungkin terjadi.

Sementara kasus baru tersebut meliputi: 1. Laki-laki (10th); 2. Laki-laki (35th); 3. Laki-laki (16th); 4. Laki-laki (33th);5. Perempuan (15th); 6. Perempuan (40th) dari Kecamatan Pacitan, tertular dari pasien sebelumnya.

Selanjutnya nomor 7. Perempuan (34th); 8. Laki-laki (72th); 9. Perempuan (26th) dari Ngadirojo yang juga terjangkit dari pasien lama.

Kasus baru juga terkonfirmasi dari Kecamatan Tegalombo , yakni; 10. Perempuan (40th) ; 11. Perempuan (28th); 12. Perempuan (27th) yang juga memiliki kontak erat dengan pasien terdahulu.

Untuk Kecamatan Pringkuku meliputi: nomor 13. Perempuan (29th). Arjosari: 14. Perempuan (2th). Kebonagung: 15. Perempuan (40th). Punung: 16. Perempuan (25th) yang memiliki riwayat dari Jakarta. Dan terakhir nomor 18. Laki-laki (57th) Domisili Tulakan, KTP Jakarta Barat.

Melihat banyaknya kasus baru yang terkonfirmasi sudah sepatutnya warga Pacitan melakukan gebrakan nyata, sehingga nantinya sektor ekonomi maupun yang lain tidak terkena imbasnya.

Sementara itu TGTP akan melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait hingga level desa, di samping memaksimalkan 3T (Tracing, Testing, Treatment).

“Kami lagi-lagi menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan 3M, mulai Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak,” kata Rachmad (09/10).

Akumulasi kasus dari pasien pertama hingga saat ini telah mencapai 161 pasien, sembuh 106 dan meninggal 4 kasus. (Bd/anj/zak/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Melawan Corona Dimulai Dari Diri

Sejauh ini, covid-19 terus berkembang di Kabupaten Pacitan, menyentuh angka 142 kasus dengan kesembuhan mencapai 106 pasien. Kondisi ini jika berlarut-larut akan semakin mengancam kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Peran penting Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan tentu harus didukung komitmen seluruh masyarakat. Adapun berbagai sosialisasi telah gencar dilakukan satgas, sampai-sampai branding 3M mobil satgas pun dilakukan.

Namun ternyata hal itu tetap harus didukung dengan evaluasi, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Dimulai dari mengevaluasi diri, keluarga maupun lingkungannya. “Apakah kita sudah menjadi contoh apa belum,” kata Bupati Pacitan Indartato saat membagikan masker di Desa Sooka, Punung oleh BKAD Kecamatan Punung. Kemarin 08/10).

Begitu juga dengan upaya pengawasan terhadap pendatang utamanya dari zona merah, seperti Jakarta dan Surabaya. Indartato minta pemantauan tersebut tidak hanya di desa-desa, tetapi sampai tingkat RT/RW. (anj/zaq/bd/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Indartato Setujui Penolakan UU Cipta Kerja

Aksi penolakan UU Cipta Kerja juga terjadi di Kabupaten Pacitan, melalui aksi turun ke jalan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pacitan. Meski tertib dan terkendali, ratusan massa ini saat berorasi utamanya di depan Kantor Bupati  tetap mendapatkan penjagaan dan pengawalan secara ketat oleh Polri maupun Satpol PP.

Melalui petisi yang diajukan, masa secara tegas menolak pengesahan UU Cipta Kerja, dan meminta DPR RI untuk dikaji ulang, apalagi mereka merasa UU tersebut cacat karena tanpa persetujuan rakyat, pemaksaan pengesahan dapat berpotensi merugikan bangsa Indonesia.

Bupati Pacitan Indartato cukup respek dengan aksi tersebut. Dihadapan pengunjuk rasa Bupati 2 periode ini tidak bicara banyak dan langsung menandatangani petisi tersebut. “Masukan akan kami sampaikan kepada pemerintah yang lebih atas (Pemprov),” kata Dia singkat hari ini (09/10).

Sedang kepada media saat disinggung isi UU Cipta Kerja ia enggan bicara banyak, namun 13 ribu lebih tenaga kerja di Pacitan tetap harus mendapatkan perlindungan terbaik demi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pacitan. (bd/anj/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Himbauan! Evakuasi Tak Perlu Menunggu Bunyi Sirine

Masyarakat dihimbau untuk segera mengevakuasi diri ke tempat tinggi secara tertib dan berhati-hati manakala terjadi gempa bumi berskala besar. Himbauan ini disampaikan mengingat sistem peringatan dini, Early Warning System (EWS) ngadat oleh berbagai faktor, seperti gangguan kelistrikan maupun kerusakan peralatan karena efek goncangan.

Pemerintah disatu sisi tengah bekerja keras meminimalisir risiko, melalui berbagai program mitigasi, termasuk memikirkan pembangunan Shelter sebagai lokasi evakuasi bagi masyarakat yang kesulitan mencari dataran tinggi.

Meski demikian masyarakat harus tetap memprioritaskan menuju ke lokasi yang lebih aman yakni dataran tinggi, seperti yang disampaikan Diannita Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan.

Mengingat anggarannya yang besar, pemerintah yakni BPBD Pacitan tentu mengupayakan melalui usulan dalam program jangka panjang. Sedang fokus lokasi dipastikan berada di wilayah-wilayah padat seperti area kota dengan zona merah. “Shelter juga berfungsi sebagai pusat kegiatan lain,” kata Dian (07/10).

Lalu apa kabar hasil latihan Ocean Wave Exercise 2020 (IOwave20) yang dilaksanakan kemarin (06/10) bersama Inter-governmental Coordination Group/ Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO. Event 2 tahunan ketiga tersebut kemarin menguji sistem peringatan dini terhadap ancaman tsunami.

Di dalamnya memastikan komunikasi antar pihak (stakeholder) yang juga berisiko terjadi gangguan saat terjadi bencana. Ini persis seperti kejadian banjir dan tanah longsor 3 tahun silam.

Peserta latihan meliputi negara-negara yang bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia di dalam situasi ancaman bencana tsunami. Mengharap negara tersebut kemudian tidak panik bahkan blunder jika benar datang tsunami, sehingga jumlah korban dapat diminimalisir.

BPBD juga tengah berfokus terhadap komunikasi dengan instansi terkait, seperti TNI, Polri, Satpol PP maupun relawan. Sehingga semua arahan dapat tersampaikan dengan baik sebelum, saat terjadi maupun pasca bencana.

Demikian untuk jalur program langsung kepada masyarakat sebagai langkah pemahaman, meski Kepala BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo belum bisa memastikan besaran anggaran, namun ia memastikan program berbasis penanganan oleh petugas akan dimaksimalkan dalam waktu dekat. “Petugas harus ikhlas, cepat saat mendapat perintah dalam kondisi apapun,” ujarnya. (bd/anj/zak/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Rilis Covid-19, Kesembuhan 80 Persen

Kabar kesembuhan kembali terjadi selasa malam kemarin (06/10), sebanyak 6 kasus terkonfirmasi covid-19 yang berada di wisma atlet dinyatakan sembuh oleh Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan.

Dari sekian kesembuha tersebut diantranya adalah 1 warga Pacitan, 2 warga Tegalombo, 1 warga Donorojo, 1 warga Ngadirojo dan 1 warga Pringkuku.

Sementara masyarakat dan pemerintah optimis menuju zona hijau, dalam kesempatan itu juga terkonfirmasi 2 kasus baru. Mereka adalah laki-laki (77) beralamat Kebonagung, mempunyai riwayat perjalanan dari Surakarta. Sedang kedua adalah perempuan (56) dengan alamat Tulakan, ia diketahui memiliki riwayat dari Jakarta.

Penambahan tersebut membuat jumlah keseluruhan kasus menjadi 132 pasien, 4 pasien meninggal dunia, 106 kasus dinyatakan sembuh dan 22 pasien lain tengah menjalani karantina di wisma atlet. (DiskominfoPacitan)

Melihat Pacitan; Satu Semester Menangani Pandemi

Terhitung 1 semester berjalan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan kerja keras mengendalikan penyebaran virus corona, diawali dari cluster Sukolilo, kemudian Temboro dan kasus Lokal Sudimoro. Kini tren pun berganti ke cluster lain-lain atau Pendatang.

Jumlah total keseluruhan kasus mencapai 130 pasien dengan penambahan 3 pasien baru dan 1 sembuh yang dirilis kemarin (05/10). membuat persentase kesembuhan mencapai 78,7 persen ini disampaikan Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto, usai berdialog bersama awak media di Pendopo Kabupaten.

“Pertama perempuan, KTP-nya Dolopo, Madiun dan tinggal di Pacitan. Kedua Juga perempuan yang domisili di Pacitan, dan seorang laki-laki yang punya kontak erat dengan pasien terkonfirmasi,” kata Rachmad (06/10).

Sementara pasien sembuh mencapai 100 kasus dan meninggal 4 pasien, artinya kini TGTP merawat 26 pasien yang umumnya para pelaku perjalanan dan menetap di Wisma Atlet untuk menjalani karantina.

Sesuai jadwal TGTP telah melaksanakan swab massal di wilayah karantina Dusun Bengkal, Tanjungsari, Pacitan. Testing tersebut diikuti 242 warga setempat. Angka tersebut ditemukan berdasarkan hasil Tracing oleh satgas, dipastikan dalam waktu dekat hasil swab sudah dapat dirilis oleh jajaran satgas.

Bicara perbankan yang saat ini menjadi konsentrasi TGTP Pacitan, sementara belum dikategorikan sebagai cluster baru, ternyata untuk mengukuhkan harus didukung gelar perkara. “Dari bank tersebut baru 1,” ungkap Bupati Pacitan Indartato.

Berbagai langkah penting dilakukan sejak awal kasus ditemukan, berbarengan dengan karantina wilayah dan swab massal. Satgas pun melakukan sterilisasi di instansi tersebut, sehingga kantor cabang itu sementara tutup hingga esuk (07/10).

Menindaklanjuti wartamerta pimpinan bank yang beredar satgas membenarkan kabar tersebut, meski untuk kasus Bengkal yang meninggal diklasifikasikan ke dalam kasus propable lantaran saat itu petugas belum melakukan uji swab.

Meneropong berbagai hasil 6 bulan terakhir, Satgas tergolong tidak saklek dalam menjalankan tugas. Banyak aspek tentu menjadi prioritas termasuk lini ekonomi, supaya masyarakat tidak semakin terjerembab dalam jurang kesengsaraan.

Pemerintah lebih mengharap komitmen masyarakat, beruntung arah kebijakan ini dibilang membuahkan hasil. Ditinjau melalui angka penularan yang cukup rendah jika dibanding kota lain. “Menghadapi Covid-19 harus dengan kepala dingin,” kata Bupati Yang begitu berhati-hati dengan berbagai kebijakannya.

Hingga saat ini terkonfirmasi sebanyak 23 desa terpapar virus corona, sedang pemerintah pusat terhitung mulai (16/03) melakukan Siaga Darurat, dilanjutkan Tanggap Darurat (09/04) dan menjadi Bencana Nasional pada (13/04).

Termaktub 2 aspek penting dalam menghadapi pandemi ini, dari langkah antisipasi yang di dalamnya dilakukan upaya preventif, kuratif maupun rehabilitasi. Sedang pondasi kedua adalah pemulihan ekonomi yang didukung bantuan sosial.

Sedang yang menjadi PR satgas pada semester 1 tak lain masih berkutat pada persoalan kesadaran masyarakat, sehingga tak ayal berbagai rilis terus terjadi meski beberapa waktu lalu kasus aktif berada pada angka yang rendah. (bd/anj/alazhiim/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Wilayah Bentul, Bengkal, Tanjungsari Sementara Tertutup Untuk Umum

Karantina wilayah terpaksa kembali diberlakukan di dusun Bengkal, Tanjungsari, Pacitan selama 10 hari ke depan. Kondisi ini merupakan tindak lanjut atas merebaknya kasus Covid-19 di lingkungan tersebut.Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengonfirmasi, penutupan ini dimulai sejak kemarin (04/10) pukul 23:59. Jika kembali terkendali wilayah ini kembali dibuka pada (14/10). “Kami bertanggungjawab atas kebutuhan mereka selama karantina,” ujar Rachmad (05/10).Swab Massal juga akan dilakukan satgas TGTP esok pagi (06/10), bahkan Rachmad mengatakan jumlah sasaran Swab di Bengkal lebih besar ketimbang di wilayah Barang, arjowinangun, lantaran sebelumnya keluarga pasien terkonfirmasi ada yang meninggal dunia dengan pemulasaraan jenazah tanpa standar protokol kesehatan.”Keluarga tersebut juga menggelar kenduri atau kirim doa, ini tentu harus kita waspadai supaya virus tidak menyebar,” ungkapnya. Sementara jumlah pasti peserta swab mencapai 240 orang, sedang di Bengkal saat itu hanya 140 orang.Instansi perbankan yang juga disinyalir sebagai zona penyebaran virus dikabarkan mulai hari ini dilaksanakan penutupan sementara. Jubir memperkirakan penutupan ini akan berlangsung hingga Rabu (07/10) untuk dilakukan penyemprotan di kantor cabang perbankan itu secara menyeluruh.Sebelumnya, satu karyawan tetap perbankan berplat merah tersebut mengalami sakit dengan gejala influenza dan sesak. Sebelum dilakukan swab karyawan tersebut keburu meninggal dunia, sedang riwayat yang dihimpun satgas karyawan tersebut usai melakukan perjalanan dari luar kota.Gugus selain terus melakukan koordinasi dengan pihak desa dan perbankan juga akan memaksimalkan 3T. Terhadap masyarakat, gugus akan lebih giat lagi mengkampanyekan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) juga melakukan advokasi maupun edukasi. (BD/ryt/dzk/rchtk/DiskominfoPacitan)

Catatan Belanda; Patjitan 2 Kali Diterjang Tsunami

Bukan untuk memupuk ketakutan sehingga timbul phobia, isu gempa dan gelombang tsunami yang dimungkinkan terjadi karena adanya pertemuan dua lempeng besar Indo-Australia dan Eurasia di pesisir selatan pulau Jawa harus disikapi positif. Masyarakat harus mengenal situasi ini, sekaligus mengembalikan mindset bahwa realitas masyarakat Kabupaten Pacitan memang berdiri di atas tanah dengan segudang potensi bencana.Oleh sebab itu Tim Liputan Diskominfo Pacitan melalui berbagai laman resminya menyambut baik timbal balik pembaca yang meminta penajaman artikel yang berjudul, “Siapkah Jika Megathrust di Selatan Jawa Pecah Sewaktu-waktu” terbit pada (29/09). Sehingga kian kaya wawasan akan kebencanaan.Merujuk sejarah, Belanda diam-diam mencatat fakta bahwa Patjitan nama ejaan Pacitan saat itu sempat dihantam 2 kali gelombang besar. Kejadian pertama terjadi pada awal tahun 1840, gelombang pasang itu juga didahului dengan gempa bumi. Selanjutnya gempa yang disusul gelombang besar terjadi saat jelang magrib, pada 20 Oktober tahun 1859.Melihat fakta ini sebanyak 27 desa menjadi perhatian pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, desa-desa tersebut berada di dataran rendah berhadapan dengan samudera Hindia. “Yang berada di dataran tinggi tentu menjadi pengecualian,” ungkap Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati (02/10).Dari ujung barat Kecamatan Donorojo desa-desa tersebut meliputi Desa Sendang, Kalak, Widoro. Kecamatan Pringkuku, Dadapan, Candi, Poko, Jelubang, Dersono dan Watukarung. Kecamatan Pacitan, Desa Sirnoboyo, Kembang, Sidoharjo, Ploso.Beralih ke timur kota mulai Kecamatan Kebonagung, Desa Worawari, Sidomulyo, Klesem, Katipugal, Plumbungan, Kalipelus, Karangnongko. Kecamatan Tulakan, Desa Jetak. Kecamatan Ngadirojo, Desa Sidomulyo, Hadiwarno. Dan Kecamatan Sudimoro, Semberejo, Pagerlor, Pagerkidul dan Sukorejo.Menurut perhitungan kasar, warga pesisir yang harus melakukan evakuasi mandiri mencapai 20 persen dari total populasi penduduk Pacitan, atau kira-kira 100 ribu orang. Sementara sebagian diantaranya adalah kelompok rentan yang perlu dibantu saat proses evakuasi saat kejadian. “Masyarakat harus peka melihat kanan kiri, disitu ada lansia, balita, disabilitas menjadi prioritas untuk ditolong,” kata Dian.Selebihnya jumlah kelompok rentan tersebut belum ditemukan jumlah pastinya, BPBD dalam waktu dekat akan berkomunikasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Pacitan untuk memperoleh jumlah bulatnya dan memang harus terus di update karena faktor fluktuasi data.Prakiraan Institut Teknologi bandung (ITB) memperkirakan gempa dapat mencapai 9 skala richter, kemudian disusul gelombang tsunami yang mencapai 20 meter. Ini merupakan skenario terburuk, skenario ini dapat terjadi manakala pecahan tumbukan kedua lempeng mengakibatkan pecahan dari ujung barat pulau Jawa hingga Banyuwangi. “Merujuk para ahli inikan siklus,” lanjut Dian.Lalu seperti apa situasi tersebut jika dibanding dengan banjir siklon tropis 2017 silam, Dian memperkirakan kerusakan yang ditimbulkan tidak serata bencana 3 tahun lalu. Meski sekali lagi gempa dipastikan bisa dirasakan seluruh wilayah, hanya saja ketinggian tsunami cukup mengancam wilayah pesisir dataran rendah.Profesor Ron Harris yang sempat datang langsung ke Pacitan dalam penelitiannya tahun 2016 lalu, memperkirakan gelombang tsunami yang masuk ke daratan sejauh 2 sampai dengan 3 kilometer dari bibir pantai. Jika merujuk pada prakiraan tersebut pusat kota dan pemerintahan masih berstatus aman, lantaran jaraknya 5 kilometer dari pantai.Ini juga didukung Sabuk hijau atau green belt sebagai penahan kecepatan gelombang di sepanjang teluk Pacitan, saat ini kondisi kelebatan cukup baik. Bersyukur di Indonesia pemilik sabuk hijau terbaik adalah teluk Pacitan dan Banyuwangi.Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai menjadi perhatian selanjutnya, sebab aliran sungai ibarat jalan tol bagi gelombang tsunami, beberapa wilayah yang berada di lokasi ini harus benar-benar memahami mitigasi secara mandiri meski jaraknya diatas 3 kilometer.Berbagai kesiapan terus dilakukan pemerintah, mengingat masyarakat saja tidak cukup untuk menghadapi skenario ini, dalam waktu dekat berbagai simulasi yang berhubungan dengan gempa dan tsunami terus dilakukan, walaupun tak ada yang menghendaki tsunami terjadi. “Masyarakat jangan panik, tetap tenang dan waspada,” harap Bupati Pacitan Indartato (30/09). (bd/anj/alazhiim/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Warga Tulakan dan Kota Positif

Setelah penambahan 10 kasus baru di Kabupaten Pacitan, Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 kembali merilis 2 tambahan baru pada (04/10).

Pasien pertama adalah warga Kecamatan Tulakan, seorang perempuan berusia 33 tahun. Pasien ini kedapatan mempunyai riwayat kontak erat pasien sebelumnya sebagai pelaku perjalanan.

Sedang pasien kedua juga seorang perempuan dari kecamatan kota berusia 35 tahun. Sama sebelumnya kasus kedua ini juga masuk sebagai cluster lain-lain.

Hingga saat ini TGTP telah merilis kasus keseluruhan sebanyak 127 pasien, sedang untuk kasus sembuh mencapai 99 orang. Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto meminta masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan dengan 3M ” Memakai Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak,” himbaunya.(Budi/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Kasus Covid-19 Meletus

Kasus Covid-19 kembali meletus setelah sekian waktu menunjukkan penurunan yang signifikan. Data terbaru malam ini Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 di Kabupaten Pacitan bertambah 10 kasus baru.

Dari keseluruhan mayoritas warga Kecamatan kota, pertama  laki-laki berusia 30 tahun, 23 tahun, 56 tahun, 54 tahun. Sedang perempuan 23 tahun dan 31 tahun. Total 6 kasus.

TGTP juga merilis 2 kasus warga luar kota yang berdomisili di kota Pacitan, diantaranya merupakan laki-laki warga Madiun berusia 50 tahun dan warga Trenggalek berusia 48 tahun.

Warga Kecamatan Kebonagung juga disampaikan terinfeksi virus Corona, yang bersangkutan merupakan seorang perempuan berusia 62 tahun. Sedang kasus terakhir merupakan warga Banyuwangi yang tinggal di Kecamatan Ngadirojo berusia 19 tahun.

Merujuk pada hasil Tracing, Kecuali kasus terakhir kesembilan kasus baru merupakan pelaku perjalanan baik langsung maupun tertular dari keluarganya yang baru pulang merantau.

Sementara Rachmad Dwiyanto Jubir TGTP Pacitan (03/10) mengatakan, pihaknya akan melakukan edukasi dan advokasi terhadap pasien, keluarga maupun lingkungan selain memaksimalkan 3T (Tracking, Testing, Treatment).

“Kami juga akan melakukan koordinasi lebih lanjut secara intensif dengan pihak-pihak terkait disamping kami segera mengevakuasi para pasien. Kepada seluruh warga kami berharap tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” pungkasnya. (budi/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; Masuk 2 Keluar 3

Jelang petang di akhir pekan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 mengkonfirmasi 2 kasus tambahan. Kasus pertama merupakan warga Kecamatan Tegalombo, sedang kasus kedua berasal dari timur kota Ngadirojo.

Pasien pertama diketahui memiliki kontak erat dengan pasien terdahulu, sedang pasien Ngadirojo mengaku usai melakukan perjalanan atau masuk dalam cluster lain-lain.

Meski demikian 3 pengurangan karena sembuh juga terjadi di hari ini (02/10). Mereka adalah warga Kecamatan Pacitan, Bandar dan Kecamatan Pringkuku. Lagi, masyarakat diharap kesadarannya untuk setia terhadap protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). (DiskominfoPacitan).

Kasus Covid Tambah 4 Kasus

Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali merilis penambahan kasus baru sebanyak 4 orang per tanggal (02/10). Pasien tersebut kesemua berjenis kelain laki-laki dan tinggal di Kabupaten Pacitan.

Merujuk pada hasil tracing, empat pasien tersebut terpapar lantaran memiliki riwayat perjalanan atau masuk dalam cluster lain-lain. Dalam waktu dekat seluruh pasien akan dirawat di gedung Wisma Atlet bersama pasien lain.

Seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan diharap untuk tetap tertib menjalankan protokol kesehatan melalui metode 3M, yakni Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. Termasuk menunda perjalanan dari luar kota jika tidak benar-benar terpaksa. (DiskominfoPacitan).

Melihat Pacitan Lebih Dekat Saat Kemarau

Menyambut awal oktober wajah Kabupaten Pacitan kian kering, seirama dengan kemarau yang telah memasuki pertengahan. Masyarakat di beberapa wilayah khususnya barat kota yang berada di kawasan Karst pun mulai kesulitan memperoleh air bersih, ditandai dengan datangnya surat permohonan droping air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

Merujuk data kemarau panjang tahun 2019, sebanyak 174 wilayah di 54 desa mengalami kering kritis, langka dan langka terbatas. Suka tidak suka warga terpaksa menggantungkan diri terhadap droping air dari BPBD maupun relawan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kepala BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan, pihaknya pada tahun tersebut bahkan telah mengirim 7000 tangki bervolume 4000 dan 5000 liter air. “5 armada kami bergerak siang malam,” katanya mengingat, saat berkesempatan meninjau bantuan Penampungan Air Hujan (PAH) atau Absah di Dusun Jaten, Pelem, Pringkuku. Tandon raksasa dari bantuan fisik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo kemarin (14/09).

Bantuan setahun lalu tersebut bersifat menampung air pada saat musim hujan yang diambil dari talang-talang rumah. Setelah melalui berbagai proses, PAH tersebut dapat menampung hingga 800.000 liter air. “Pembangunan tampungan raksasa ini kira-kira menghabiskan dana Rp. 300 juta,” lanjutnya menaksir.

Sementara merujuk pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarau di tengah pandemi covid-19 ini berstatus kering basah, meski demikian volume air hujan ataupun gerimis tidak cukup menghidupkan sumber air, kondisi ini dimungkinkan berakhir hingga Desember mendatang.

Lalu bagaimana jika bantuan PAH di Desa Pelem tersebut dilipatgandakan di 174 wilayah melalui kemandirian pemda, asumsi kasar beton penampung tersebut akan menghabiskan dana Rp 52,2 Miliar.

Bergeser pada realisasi program yang telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Pacitan, sepanjang tahun ini PUPR merevitalisasi 60 titik sumur bor yang kondisinya mangkrak. Alternatifnya adalah memanfaatkan pompa air bertenaga surya supaya air benar-benar mengalir di samping biaya operasionalnya terjangkau.

Pada pemetaan zona rawan kekeringan PUPR akan membangun koordinasi dengan BPBD. untuk uji coba 10 titik menjadi awal yang akan direalisasikan sebagai prioritas sembari wadah evaluasi sumur bor. “Pelaksanaan harus tertunda sebab refocusing anggaran karena pandemi covid-19,” kata Yudi Tri Kuncoro Kabid Sumber Daya Air, PUPR (16/09).

Bicara ABSAH/DAS bantuan BBWS, Yudo mengaku hal tersebut sebenarnya jauh hari telah dikenalkan langsung oleh pihak terkait, belum lagi jika mengkaji sumur bor, letak seringkali tidak berada di titik kekeringan. “Kita sebenarnya sudah mempersiapkan PAH, bahkan mau kita launching pada hari air (22 Maret). Namun lagi-lagi tertunda akibat pandemi,” lanjutnya.

PAH atau tandon raksasa tetap menjadi ide bagus untuk menyelesaikan masalah kekeringan di Kabupaten Pacitan, Yudo merencanakan bakal melakukan berbagai koordinasi dengan pihak terkait seperti BPBD dan yang lain. Meski jika ini semua disetujui pelaksanaan dipastikan secara bertahap.

Sementara penanaman pohon untuk menghidupkan kembali sumber air harus sejalan dengan tumbuhnya kearifan lokal, menurut Joni Maryono Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pacitan gerakan penanaman pohon menjadi sesuatu yang sia-sia jika kearifan lokal dan perdes tidak berdiri tegak.

“Jangan tebang pohon itu, di sana ada hantu. Justru menjadi satu benteng kuat menjaga kelestarian,” kata Joni. Sementara Perdes dapat menjadi pelindung kuat dengan berbagai macam bentuk sanksi tegas.

Setidaknya ada 10 mata air yang kembali mengalir, berkat penanaman pohon disekitar sumber baik pohon Beringin, Trembesi, Jambu Kelapok, Aren maupun yang lain. “Ada 3 jenis mata air, pertama sumber yang mati total, kedua sumber yang pernah ada namun hanya saat musim hujan dan yang terakhir sumber yang debit airnya kecil. Proses penghidupan sumber membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya,” ungkap Dia.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pacitan adalah salah satu pendukung BPBD pada tiap momentum kemarau, tahun kemarin PDAM ternyata mendistribusikan air sebanyak 146 tangki yang tersebar di semua wilayah, dropping tersebut bersumber dari para donatur yang prihatin terhadap kekeringan di Pacitan.

Tentu semua menginginkan setiap rumah-rumah warga teraliri air baku dari perusahaan plat merah tersebut, naum berapa anggaran yang mesti diserap di samping kondisi demografi Pacitan yang berbukit-bukit. “Semntara kita fokus terhadap wilayah yang benar-benar kekurangan air baku,” ujar Direktur PDAM Agus Suseno.

Hutan rakyat juga harus hijau, karena faktanya luas hutan rakyat mencapai 76 ribu hektar, dan menjadi hutan rakyat terbesar di Jawa Timur. Jika petani tidak mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup maka lahan seluas itu tidak akan berarti bagi keberlangsungan kehidupan.

Lalu apakah tanaman berjenis sengon laut merusak tanah dan sumber air, ternyata menurut Wardoyo Kepala Dinas Kehutanan wilayah Pacitan tidak seperti itu, masih lebih baik ada tanaman sengon daripada hutan rakyat gundul.

Di atas tanah yang berbukit bergunung dan berbatu, ada 19 ribu wilayah yang menjadi prioritas penghijauan termasuk lokasi berbatu. Meski tidak 100 persen tumbuh namun minimal mampu menutup bebatuan sekaligus menjaga sumber air. “Kami menyediakan berbagai bibit dan kesemuanya gratis,” ucap Wardoyo di Kantornya.

Hutan negara yang dikelola Perum Perhutani KPH Lawu Ds. BKPH Pacitan seluas 2036 hektar, itu terbagi di 10 kecamatan dan berada di 27 titik, angka yang cukup kecil di bandung hutan rakyat atau hanya 2 persen, namun ini adalah rumah bagi satwa, flora maupun fauna. Selebihnya hutan dimanfaatkan sebagai resapan sumber air yang dapat dimanfaatkan.

Namun sayangnya bukannya fokus terhadap menjaga dan menghijaukan hutan, Perhutani justru dibuat repot dengan ulah orang yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kebakaran hutan saat kemarau. Meski di beberapa kasus kebakaran yang terjadi lantaran faktor kelalaian. “Musim kemarau yang benar-benar kering kami biasa standby 24 penuh,” ungkap Tedi Havian Asper Perhutani Pacitan.

Sampai kapan masyarakat dibuat repot oleh krisis air bersih, sementara data menunjukkan data kekeringan tiap tahun kian merata, berbagai program yang dilakukan pemerintah sudah saatnya didukung dan dijalankan, sehingga dikemudian hari generasi penerus tidak menunggu droping air saat hendak berwudhu, mandi ataupun yang lain. (bd/anj/alzim/riy/dzk/rch/tk/DsikominfoPacitan).

Setujukah Jika Waduk Tukul Menjadi Waduk Terbersih Sedunia

Beginilah penampakan Waduk Tukul, sebentar lagi lanskap pada foto akan tertutup air bervolume 8,68 Juta meter kubik yang bersumber dari Kali Telu. Tinggi permukaan air pada bendungan seluas 47,8 juta meter persegi diperkirakan mencapai 70 meter.

Tukul akan lahir dan menjadi kebanggan bagi seluruh masyarakat Pacitan yang notabene berada di pesisir selatan Pulau Jawa yang terkenal selalu kering saat kemarau, mega proyek yang menelan anggaran APBN senilai Rp. 900 Miliar tersebut dikatakan mampu memuntahkan air bersih hingga 300 liter/ detik.

Hari ini merupakan momentum penting perjalanan pembangunan Waduk Tukul, setelah melalui proses panjang dari tahun 2013, saat ini Pemda dan jajaran terkait yakni Pemprov dan Pusat menutup saluran air.

Secara teknis pengisian waduk membutuhkan waktu hingga 6 bulan lamanya yang dirangkum di dalam 2 periode penting. Pertama permukaan air dinaikan pada elevasi +164, proses ini membutuhkan waktu serta pengawasan secara intensif atas perilaku konstruksi bendungan.

Jika semua terkendali maka permukaan air akan kembali dinaikan pada elevasi +192,1. Pengisian air waduk acap kali dilakukan pada musim kemarau, ini untuk menghindari peningkatan debit air yang terlalu signifikan, karena berpotensi mengancam konstruksi bendungan.

Airlangga Mardjono, Direktur Bendungan dan Danau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memproyeksikan, Tukul nantinya akan mendukung saluran irigasi dan sebagai stok air baku masyarakat utamanya di 3 kecamatan. Jika tanpa kendala dipastikan dapat dimanfaatkan pada tahun 2021. “Bagaimana Pak Bupati nanti melanjutkan program ini sehingga air dapat sampai kepada masyarakat,” ujar Dia.

Berkomitmen menyematkan predikat waduk dan sungai terbersih sedunia sepertinya merupakan ide bagus dan patut untuk dipikirkan, baik pemerintah dan didukung komitmen semua elemen masyarakat.

Gagasan tersebut bisa saja tercapai, sembari melihat gunung-gunung di sekitar Tukul menjadi semakin hijau seperti halnya hutan belantara. Bupati Pacitan Indartato di kesempatan yang sama yakin dengan ide tersebut, berbagai sosialisasi bakal dilakukan sehingga semua tahu bagaimana menjaga dan merawat Waduk Tukul.

“Setidaknya saya bangga terhadap warga Karanggede dan sekitar yang senantiasa mendukung pembangunan proyek waduk. Sehingga saya benar-benar berharap Tukul segera bermanfaat untuk semua,” kata Indartato. (budi/anj/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

1 Positif, 2 Sembuh

Satu penambahan kasus Covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Pacitan hari ini (30/09). Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan penambahan kali ini seorang laki-laki berusia 24 tahun dari Kecamatan Tulakan.

Yang berangkat diketahui mempunyai riwayat perjalanan atau transmisi lain-lain, secepatnya tim TGTP akan merawat pasien di Wisma Atlet.

Sementara kabar baik juga dikabarkan Jubir, 2 pasien pada (29/09) kemarin dinyatakan sembuh. Pasien tersebut pertama dari Kecamatan Pringkuku dan kedua dari Kecamatan Arjosari.

Gugus tugas tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). (DiskominfoPacitan).

Bagaimana Air Harus Tetap Mengalir di Musim Kemarau

Kecamatan Donorojo, hingga kini dikelilingi hamparan bukit-bukit sisa pelarutan karena wilayahnya berada dalam Kawasan Karst Gunung Sewu yang mempunyai tipe perkembangan sempurna (Holokarst).

Warisan ini merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat, meski harus diakui pada musim kemarau wilayah tersebut dari zaman dahulu kala hampir pasti terjadi kekeringan, bahkan tingkat kritis. Tak pelak para petani saat ini harus menanggung rugi karena tanaman mereka diserang Puso.

Sementara pemerintah mengucurkan bantuan beras ketahanan pangan demi mendukung kebutuhan sehari-hari petani, jumlah yang dikucurkan di Desa Gedompol sebanyak 1 Ton berkualitas super, ini bersumber dari Dinas Pangan Pacitan.

Disamping itu pemerintah juga berupaya menguatkan masyarakat melalui pembangunan sumur bor, sumber baru ini berada di Desa Belah. Beruntung 20 meter bumi di bor, air sudah mengalir deras.

Bupati Pacitan Indartato berharap mata air baru ini menjadi solusi tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, namun juga sebagai pendukung pertanian warga sekitar. “Saya berharap masyarakat benar-benar merawat sumber baru ini,” kata Dia saat Kunker di Wilayah Donorojo (30/09).

Kembali ke Desa Gedompol, sembari mencari solusi kemandirian untuk kebutuhan air, Bupati pada kesempatan yang sama menyalurkan 19 Ribu Liter air bersih kepada masyarakat Dusun Pudak. 300 KK warga di dusun tersebut menyambutnya dengan suka cita yang tampak pada sorot mata mereka.

Diantara kawasan Karst yang eksotis di Donorojo, Bumi Wayang Beber juga lestari bersama warga masyarakatnya yang santun. Upaya perhatian pun diberikan. Seperti pada tahun 2018, pemda mendukung warisan tersebut dengan menggelontorkan dana sebesar Rp. 50 Juta.

Dirasa belum cukup, kembali pemda menyerahkan anggaran pada tahun 2019 sebesar Rp. 100 Juta melalui Dinas Pendidikan Pacitan. Sehingga anggaran total mencapai Rp. 150 Juta, nanti menjadi wadah diskusi berupa gedung pertemuan dan arsip wayang beber.

Sementara jalan masih berlubang-lubang, Bupati memahami betul kondisi yang demikian. Di hadapan warga ia bertekad di sisa tugasnya hingga Maret mendatang meski bertahap, jalan di Desa Gedompol akan menjadi prioritasnya melalui dukungan realisasi Dinas PUPR Pacitan. (budi/anj/tiy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Siapkah Jika Megathrust di Selatan Jawa Pecah Sewaktu-waktu

Pemerintah Kabupaten Pacitan tidak menafikkan kemungkinan ancaman tsunami setinggi 20 meter di sepanjang pesisir di pulau Jawa. Hasil analisis ilmiah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kini viral baru-baru ini harus disikapi serius, walau siapa saja tidak menghendaki bencana ini terjadi.

Setidaknya 27 desa di 7 kecamatan masuk diantara 80 Kilometer garis pantai selatan Kabupaten Pacitan, di  zona merah itu hiduplah puluhan ribu masyarakat. Sedang potensi tidak langsung berada di wilayah kecamatan kota, khususnya sekitar bantaran sungai Grindulu.

Secara gamblang hasil riset yang dirilis Sri Widiyantoro, Guru Besar ITB tersebut berdasar terhadap kemungkinan Segmen Megathrust di selatan pulau Jawa yang berpotensi pecah. Jika terjadi secara bersamaan maka gempa besar yang disusul Tsunami setinggi 14 hingga 20 meter berpotensi terjadi.

Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) juga tidak memungkiri hasil penelitian ITB itu, Dwikorita Karnawati Kepala instansi tersebut kepada CNN malah mengaku penelitian pada tahun 2014 oleh BPPT dan tahun 2016 oleh Ron Harris peneliti dari Amerika menyebutkan hasil yang tak jauh berbeda. “Metode kajian berbeda, namun hasilnya ternyata hampir sama,” katanya.

Pemerintah pusat pun telah menyiapkan berbagai mekanisme dari ancaman tersebut sejak 12 tahun silam atau tahun 2008, komitmen tersebut timbul dari pengalaman tragedi tsunami Aceh. Masalahnya ancaman ini tidak bisa diprediksi, meski melalui peralatan tercanggih sekalipun. Itu berarti pemerintah pilih fokus pada pemaksimalan mitigasi bencana terhadap masyarakat.

Lalu bagaimana kesiapan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pacitan terhadap ancaman ini, Diannita Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan mengatakan pemahaman terhadap masyarakat dinilai memenuhi standar, setidaknya mereka mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa dan kemana jika datang gelombang besar dari laut.

Namun itu semua belumlah cukup. Berbagai program seperti Desa Tangguh Bencana telah dibangun, memaksimalkan ketangguhan masyarakat melalui kemandirian diri dan desa. Belum lama juga dilaksanakan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana, program pusat bersifat marathon di pesisir selatan Jawa, dari Banyuwangi hingga Jawa barat. “Sosialisasi akan terus kami lakukan,” ujar Dia (29/09).

Sementara Bupati Pacitan Indartato justru mengaku belum memperoleh keterangan resmi dari Pusat, hanya saja Pemda mendapat undangan dari Pemprov Jatim untuk mengikuti arahan dari Gubernur melalui Aplikasi Zoom.

Yang pasti Bupati tetap berharap masyarakat tenang meski harus tetap waspada, pemerintah melalui instansi terkait yakni BPBD akan bersiaga sembari menggelar berbagai pelatihan bencana Tsunami. “Kami juga harus memberikan informasi kepada masyarakat sedini mungkin,” ucapnya. (budi/anj/alazim/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Diam-diam Petani Dipusingkan Penyakit Puso dan Curah Hujan Rendah

Paceklik melanda ribuan petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan, permasalahannya adalah curah hujan di penghujung 2019 dan awal tahun 2020 tidak sesuai ekspektasi mereka.

Ini lantas membuat benih padi yang disebar kekurangan suplai air. Situasi semakin genting ketika jamur menyerang benih-benih padi yang usianya masih terlalu muda, pestisida pun akhirnya bukan menjadi jawaban dari kasus tersebut.

Petani Desa Banjarejo, Kebonagung adalah salah satu dari sekian wilayah yang melaporkan kejadian gagal panen. Di desa itu tercatat 209 KK melaporkan keadaan ini di atas lahan seluas  20 hektar. Saat ini mereka terpaksa mengalihfungsikan sawah menjadi lahan pertanian sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemda pun tidak tinggal diam menyaksikan kondisi tersebut, lebih dari 3 Ton beras dibagikan Bupati Pacitan Indartato untuk meringankan beban, beras ini bersumber dari Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan.

“Meski tidak banyak, namun kami ingin meringankan beban Jenengan,” kata Bupati saat berkesempatan menyerahkan secara simbolis bantuan beras cadangan pangan kepada petani Banjarejo, (29/09).

Sementara total bantuan cadangan pangan tersedia 47 ton, ini akan diserahkan kepada seluruh petani yang mengalami gagal panen di Kabupaten Pacitan jika benar-benar diperlukan. Data bersumber dari data kelompok tani. “Mudah-mudahan musim ini dapat terkendali, sementara pemerintah berupaya membantu sarana dan prasarananya,”  harapnya. (budi/anj/riy/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Refocusing Anggaran Diutamakan Bagi Masyarakat

Pemkab Pacitan menyambut baik perspektif media soal kurang tepatnya penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Pacitan di tengah angka penularan yang semakin menurun menuju zona hijau.

Mulai masalah keterbukaan anggaran, yang sejatinya sudah disampaikan pada baliho di Alun-alun kota untuk memudahkan masyarakat agar bisa melihat langsung. “Jika kurang puas silahkan datang langsung kepada yang menangani,” kata Bupati Pacitan Indartato (28/09).

Lebih lanjut, sesuai dengan instruksi Komisi Informasi (KI) keterbukaan anggaran khusus covid-19 juga di-update melalui portal resmi pacitankab.go.id pada menu transparasi anggaran yang dapat diakses siapapun.

Begitu juga dengan keterbukaan informasi penanganan covid-19, pemerintah memang tidak bisa asal share kepada khalayak sebelum data tersebut benar-benar matang dan valid, ini supaya data tidak tumpang tindih di kemudian hari yang justru memperkeruh suasana.

Jikalau harus kembali pada konsep awal, rilis harus disampaikan langsung oleh Bupati sebagai ketua satgas, menurut Jubir Satgas Rachmad Dwiyanto hal ini bukan satu masalah. “Karena itu awalnya adalah keputusan satgas,” katanya di kesempatan yang sama.

Bupati juga menekankan bahwa anggaran dari refocusing melalui masing-masing instansi selama ini diutamakan kepada kepentingan masyarakat. Bahkan Indartato blak-blakan, jajaran satgas dalam menjalankan tugasnya selama ini tidak menerima honor. “Kami semua kerja bakti,” ungkap Bupati.

Sangat sesuai jika berpondasi pada statement Bupati pada setiap kesempatan yang mengatakan “jangan sampai ada bencana kedua”. Terlebih Kepala Kejari Pacitan pada satu kesempatan pernah menyampaikan, penyelewengan Rp. 1 pun akan ditindak tegas.

Agar benar-benar clear, pihak pemda tidak keberatan membeberkan seluruh program penanganan covid-19 oleh masing-masing instansi kepada seluruh media. Kesanggupan ini merupakan satu cerminan komitmen pemerintah dalam melayani masyarakat. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

75 Hari Jelang Coblosan; Cabup dan Cawabup Deklarasi Jurdil dan Patuh Protokol Kesehatan

Ini yang penting, berkomitmen menyelenggarakan pilkada serentak tahun 2020 yang sukses, sehat dan berintegritas. Tekad ini mesti melekat erat di hati masing-masing calon bupati, wakil dan parpol pengusung yang ditandai dengan penandatangan Pakta Integritas.

Upaya ini dijembatani leading sector Badan Pengawas pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pacitan. Mengingat kian dekatnya pesta demokrasi yang jatuh pada 09 Desember atau 75 hari sejak artikel ini dirilis.

Paslon Cabup, Cawabup nomor urut 1 Indrata Nur Bayuaji, Gagarin dan Paslon Cabup, Cawabup 2 Yudi Sumbogo, Isyah Ansori harus menjadi model sekaligus contoh para pendukung, termasuk warga Pacitan sebagai pemilih.

Melalui penerapan protokol kesehatan dengan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) di semua kegiatan kampanye sesuai Inpres No 6 Th. 2020, Perda Provinsi Jatim No 2 Th. 2020 dan Perbup Pacitan No 70 Th. 2020.

“Pilkada ini haruslah sehat jasmani. Dimana kita harus patuh terhadap protokol kesehatan, utamanya pemakaian masker dan kerumunan-kerumunan. Begitu juga dengan sehat secara proses pemilihan, dikatakan sehat apabila semua pihak taat kepada aturan yang ada. Menandakan sehat terhadap proses,” kata Berty Stevanus Ketua Bawaslu Pacitan.

Lalu bagaimana teknisnya, termasuk kampanye oleh masing-masing calon, harus dilakukan di dalam ruangan tidak lebih dari 50 orang. “Jika melanggar kami telah menyiapkan sanksi,” tambah Berty (25/09) di Pendopo Kabupaten.

Jika terjadi pelanggaran, Berty mengaku tak ragu-ragu memberikan surat teguran, bahkan sanksi keras berupa jeratan pidana jika hal tersebut diindahkan. Tugas tambahan Bawaslu tersebut akan dilaksanakan hingga level desa-desa. (budi/riy/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Mudik Dari Jakarta Ternyata Positif Covid-19

1 kasus baru dari pelaku perjalanan kembali dirilis Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan, pelaku perjalanan dari ibu kota Jakarta ini berasal dari Kecamatan Ngadirojo dan berusia 45 tahun.

Yang menjalani uji Swab di Jakarta, selanjutnya tim satgas menjemput langsung pasien tersebut untuk menjalani karantina di Wisma Atlet. “Sehingga penghuni Wisma Atlet menjadi 6 pasien,” Kata Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto (24/09).

Sementara total kasus 103 pasien, sementara kasus sembuh sebanyak 94 pasien. Dan untuk kasus meninggal terkonfirmasi 3 orang.

Demi tercapainya harapan bebas covid-19 di Kabupaten Pacitan, Jubir mewakili Tim TGTP mengharap partisipasi masyarakat Kabupaten Pacitan untuk senantiasa melaksanakan protokol kesehatan. Melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). (budi/anj/alazim/riy/dzk/rch/Tika/DiskominfoPacitan).

Jangan Sampai Lahir Cluster Banjarsari

1 kasus dari 3 penambahan baru yang dirilis Satgas Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan pada (22/09) melebar sekaligus menjadi pusat perhatian khalayak, ini lantaran kasus dari Desa Banjarsari, Pacitan ini usai menggelar hajatan pernikahan.

Sebanyak 50 orang yang sempat kontak dengan pasien yang memiliki riwayat perjalanan tersebut harus mengikuti uji Swab oleh satgas di Banjarsari, hari ini (24/09). ” Sekarang sedang proses, saya belum tahu hasilnya,” kara Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto (24/09).

Rachmad mengaku pemerintah oleh kejadian tersebut tidak merasa kecolongan melihat kejadian tersebut, berdasar pada Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 70 Tahun 2020 yang mengizinkan berbagai kegiatan selama terpenuhinya protokol kesehatan.

Upaya 3T (Tracing, Tasting, Treatment) saat ini gencar dan terkonsentrasi di Banjarsari, berharap penyebaran virus corona dapat dikendalikan. (budi/rch/dzk/riy/DiskominfoPacitan).

TGTP Kembali Rapatkan Barisan Tekan Virus Corona

Tim gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan dan relawan kembali melakukan gerakan masif, tersebut dalam rangka menekan angka penambahan kasus yang telah mencapai 102 pasien, sesuai rilis kemarin (22/09).

“Kita mengantisipasi, bahwasanya kami sama-sama tahu pandemi covid-19 ini belum selesai dan masih menyebar,” kata Bupati Pacitan Indartato usai apel kesiapan dan penyemprotan desinfektan skala besar di Pendopo, pagi ini (23/09).

Indartato mengaku, tugas menangani virus Corona selama ini sesungguhnya membuahkan hasil, meski belum menyentuh angka Nol kasus, namun penambahan akhir-akhir ini cukup rendah. Terbukti pasien aktif saat ini hanya 6 orang yang semua di Wisma Atlet.

Upaya ini juga sebagai memupuk kembali semangat masyarakat, utamanya terhadap protokol Kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). Karena semua ingin Pacitan menjadi zona hijau bebas covid-19.

Pemberlakuan jam malam sebagai langkah ekstra untuk menekan penyebaran juga dinilai Bupati belum waktunya. Pihaknya lebih memilih metode kampanye masif terhadap seluruh masyarakat guna menumbuhkan kesadaran adaptasi kebiasaan baru. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Tembus Angka 100, Kecamatan Bandar Pecah Telur

Pacitan yang nol kasus covid-19 sepertinya sementara masih harus di angan-angan, lantaran 3 kasus baru kembali terkonfirmasi.

Disampaikan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (22/09), penambahan tersebut secara otomatis menambah penghuni Wisma Atlet menjadi 6 pasien.

Pasien pertama kali ini adalah seorang laki-laki warga Kecamatan Pringkuku berusia 70 tahun, kedua adalah perempuan warga Banjarsari berusia 36 tahun yang ternyata mempunyai riwayat pelaku perjalanan.

“Dan ketiga pecah telur, 1 warga Desa Bangunsari, Kecamatan Bandar berusia 22 tahun. Yang bersangkutan ternyata mempunyai riwayat perjalanan dari Jakarta,” terang Rachmad.

Dari penambahan baru ini sekaligus membuat angka kumulatif menjadi diatas 100 kasus, lebih tepatnya 102 kasus, membuat Jubir kembali menghimbau kepada masyarakat untuk benar-benar menjalankan protokol kesehatan dengan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

“Virus covid sampai sekarang belum ada obatnya, satu-satunya yang bisa membunuh adalah antibody kita sendiri, tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat ditambah protokol kesehatan. Sehingga pertumbuhan covid-19 dapat kita kendalikan demi seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan,” tambahnya. (budi/anj/riy/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; 2 Kasus Sembuh

Mengawali pekan ke 3 bulan September, 2 kesembuhan kembali terjadi di Kabupaten Pacitan. Kabar baik ini diungkapkan Jubir Satgas Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, siang ini (21/09).

Pasien pertama berasal dari Kecamatan Kota yang masuk pada cluster lain-lain, yang bersangkutan konon usai melakukan perjalanan dari Jawa Barat. Sedang pasien kedua adalah perempuan dari Kecamatan Ngadirojo, tertular dari suami dari cluster lokal.

Kabar ini kembali menambah persentase kesembuhan dari 91,9 persen menjadi 93,9 persen. Kini Satgas (TGTP) Pacitan tingga merawat 3 pasien yang keseluruhan berada di Wisma Atlet.

Satgas tetap mengharap partisipasi masyarakat dalam memerangi pandemi ini, melalui protokol kesehatan dengan metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak). “Kini kita berada pada aangka yang bagus, jangan sampai lengah,” kata Rachmad.

Jika penyebaran covid-19 terus dapat ditekan, maka berbagai langkah dapat dilakukan pemerintah Kabupaten Pacitan, zona hijau menjadi prasyarat penting untuk lini ekonomi, pendidikan dan yang lain. “Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) benar-benar harus kita jalankan,” tambah Dia. (budi/anj/zak/riy/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; 1 Warga Arjosari Positif

Satu perempuan berusia 47 tahun terkonfirmasi positif Covid-19, kasus baru ini berasal dari Desa Pagutan, Arjosari.

Dari data yang dihimpun pasien tersebut terpapar Covid-19 lantaran  anaknya habis melakukan perjalanan dari luar kota, yang berstatus zona merah.

Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan, penambahan kasus tersebut membuat keseluruhan terkonfirmasi menjadi 99 pasien.

“Yang sembuh 91 orang, sedang yang dirawat 5 kasus dan meninggal 3 kasus. Kesembuhan kembali menurun menjadi 91,9 persen,” ujar Dia (20/09).

Jubir juga kembali menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap bersatu dalam menghadapi pandemi, dengan langkah 3M, yakni Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak.

“Utamanya pakailah masker, karena bisa mengurangi risiko penularan Covid-19,” tambah Rachmad. (Budi/rch/Tika/DiskominfoPacitan).

Cara Desa Sukoharjo Memaknai Sungai

Sampah, menjadi masalah bersama masyarakat di seluruh belahan dunia. Tak terkecuali bagi warga di Desa Sukoharjo, Pacitan.

Plastik-plastik yang terhanyut di sepanjang sungai Rejoso (Anak Sungai Grindulu) yang melintasi di desa itu sempat menjadi momok mengerikan pada akhir 2017, kala itu banjir bandang menerjang akibat badai siklon tropis.

“Momentum itu menjadi titik balik persepsi masyarakat kami,” ujar Aangsari Wibowo, Ketua Pokja Dusun Ngerjoso Desa Sukoharjo dengan menghadirkan Bersih Kali Kepada Diskominfo Pacitan (20/09).

Sehingga pemerintah desa beserta masyarakat menyambut baik gerakan masyarakat dengan mendukung acara bersih kali. Meski utamanya menjaga kelestarian sungai, bukan untuk desa wisata. “Desa wisata akan otomatis terbentuk jika sungai kita benar-benar bersih dan indah,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Sebenarnya bersih sungai bukanlah satu inovasi, dahulu kala resik kali sudah dilakukan leluhur pada musim kemarau tiba. Berjalannya waktu budaya ini seakan terabaikan, sehingga kegiatan ini perlu dibudayakan.

Masih banyak pekerjaan lanjutan untuk menunjang sungai sehingga benar-benar  bersih, penanaman pohon disepanjang bantaran pun kedepan harus dilakukan, utamanya pohon yang dapat menyimpan air.

Sekarang, berangsur-angsur sungai mulai bebas sampah, setiap warga yang menaiki Getek harus memungut sampah.

Tak hanya itu, bantaran sungai menjadi tempat yang asik bagi warga untuk bersantai ria di sore hari atau pun di akhir pekan yang panjang.

Kemarau masih panjang, debit air masih cukup, untuk kebutuhan sehari-hari melalui sumur, bahkan untuk mengairi sungai, seluruh warga bermimpi Sungai Ngerjoso menjadi icon sungai terbersih seperti sungai Hudson di Amerika. (budi/dza/riy/rch/tika/DiskominfoPacitan).

PLTU Pacitan Akhirnya Tangguh

Berbagai peristiwa selama pandemi di sepanjang tahun 2020 turut mendewasakan Kabupaten Pacitan. Di antara deretan transmisi, cluster lokal Sudimoro cukup menyita perhatian khalayak ramai beberapa waktu lalu.

Kini, perusahaan berskala nasional tersebut bebas dari virus corona dan berani sematkan diri dengan Me-launching Obyek Vital Nasional (Obvitnas) Tangguh Semeru, yang bertempat di PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Unit Bisnis Jasa (UBJ) Operation & Maintenance O&M PLTU Pacitan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pacitan Heru Wiwoho yang hadir pada kesempatan tersebut mengaku, keseriusan PLTU Pacitan dalam menghadapi covid-19 selama ini perlu diapresiasi. Hasilnya kini PLTU benar-benar zero kasus.

“Perlu komitmen tinggi semua pihak,” kata dia usai me-launching sekaligus meninjau langsung penerapan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) di perusahaan plat merah itu, Jumat pagi (18/09).

Sementara koordinasi menjadi hal wajib yang tidak bisa dikesampingkan dalam menghadapi masalah global ini. Utamanya di lingkup instansi, upaya individu seakan langkah yang sia-sia.

Demikian Komandan Kodim 0801 Pacitan, Letkol Inf Nuri Wahyudi berpandangan. Usai koordinasi yang baik telah dilakukan mesti dilanjutkan satu gebrakan aksi nyata. “Satu aksi nyata yang continue tentunya,” ungkapnya di kesempatan yang sama.

Melalui Launching Obvitnas Tangguh Semeru, ke depan wajib tak ada lagi kasus baru, tidak hanya di PLTU Sudimoro saja, semua Obyek Vital di Kabupaten Pacitan haruslah kebal terhadap coronavirus. “Jajaran kami bersama-sama akan terus memantau dan memberikan kampanye,” tambah Kapolres Pacitan AKBP Didik Harianto. (budi/alazim/dzk/rch/tika/diskominfoPacitan).

Pendatang dari Ibu Kota Positif Corona

1 kasus baru kembali dirilis Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto, pasien ini berasal dari Kecamatan Pringkuku, berjenis kelamin perempuan dengan usia 60 tahun.

Pasien ke 98 tersebut mengaku usai melakukan perjalanan dari Jakarta, sebagaimana diketahui Jakarta selama ini menyandang status zona merah yang kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penambahan tersebut sekaligus menurunkan persentase kesembuhan yang sebelumnya 93 turun menjadi 92 persen. Untuk kasus aktif Rachmad mengaku pihaknya tengah merawat 4 pasien yang kesemua berada di Wisma Atlet.

“Sudah sepatutnya kita untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dengan metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) dengan penuh kesadaran,” kata Dia (15/09). Terlebih mulai hari ini pemda bersama seluruh jajaran mulai memberlakukan sanksi denda oleh pelanggar protokol kesehatan. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Kedapatan Tak Pakai Masker Mulai Hari Ini Didenda Rp. 50.000

Sanksi denda terhadap pelanggar protokol kesehatan akhirnya resmi diberlakukan di Kabupaten Pacitan. Tak pandang bulu, siapapun yang terjaring razia perdana yang dilakukan di terminal Pacitan harus ditilang dan sekaligus menjalani sidang di tempat.

Keputusan tersebut dirasa tidak berlebihan jika menengok 45 hari sebelumnya, pemerintah memberi kelonggaran dengan sanksi teguran yang justru diabaikan sebagian masyarakat, sehingga berpotensi merugikan orang lain termasuk pemerintah.

Secara teknis penegakan protokol kesehatan ini sesuai dengan Inpres Nomor 6 Tahun 2020, Perda Provinsi jawa Timur Nomor 2 Tahun 2020 sekaligus tindak lanjut Peraturan Bupati Pacitan Nomor 70 Tahun 2020. Masyarakat yang kedapatan tidak memakai masker didenda 50 Ribu Rupiah, sedang perusahaan atau instansi didenda 500 Ribu Rupiah.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto mengatakan langkah tersebut selain berlandaskan pada peraturan yang disepakati bersama, juga berpondasi pada azas keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi yang mesti ditegakkan. “Seperti pemakaian helm, dulu masyarakat juga susah sekali,” ujar Dia (15/09).

Sedang untuk besaran denda pada awal masih mengedepankan toleransi dengan berupaya tidak memberatkan masyarakat. Namun tetap bersifat dinamis, jikalau perlu dinaikkan untuk menambah efek jera pun satu saat akan dinaikkan. “Seperti Jakarta yang sebelumnya 100 Ribu Rupiah kini menjadi 1 Juta Rupiah,” lanjut Kapolres.

Sedang Bupati Pacitan Indartato saat melihat langsung proses razia protokol kesehatan tersebut mengaku, yang demikian itu lantaran pemerintah enggan menyaksikan rakyatnya menjadi korban. Sedang untuk uang denda yang diperoleh akan dimasukkan untuk kas pemerintah.

Masalah jadwal pelaksanaan razia tetap digelar secara merata, artinya seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan akan mendapat perhatian. Jadwalnya sudah jadi dibawa Kepala Satpol PP,” kata Bupati.

Merujuk kejadian yang menggegerkan warga dunia di tahun 2020, dan bagai manapun stigma yang timbul pada masing-masing individu, sudah semestinya tetap bersatu bersama. Dengan menumbuhkan kesadaran diri terhadap protokol kesehatan, melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga Jarak). (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Bersama Menuju Pacitan Zona Hijau

Ditengah pandemi covid 19 yang masih melanda, Bupati Indartato mengajak seluruh komponen masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Upaya  ini selayaknya menjadi harapan bersama untuk menuju Pacitan zona hijau, bebas penularan covid 19.

“Menegakkan protokol kesehatan harus menjadi ikhtiar bersama kendatipun diwilayah yang tidak terpapar langsung”, terang bupati Indartato saat kunjungan kerja di Desa Pucangombo Kecamatan Tegalombo, Senin (14/09).

Desa Pucangombo sendiri merupakan daerah yang  saat ini berstatus zona hijau. Namun demikian bupati Indartato sangat mengapresiasi kesadaran masyarakat yang tetap patuh protokol kesehatan. Terutama kedisiplinan dalam penggunaan masker.

Saat ini pemerintah lanjut bupati tengah berupaya memulihkan roda perekonomian setelah terpuruk dihantam pandemi. Menuju tatanan normal baru  masyarakat harus  menyesuaikan diri berdampingan dengan pandemi. Menjalankan 3M yakni, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

“Ditengah pandemi ini perekonomian harus berjalan namun kesehatan jangan terabaikan”, katanya lagi.

Tidak hanya sektor ekonomi terang Indartato,  sektor pendidikan juga menunggu untuk pulih. Untuk relaisasi tak lain syaratnya harus berstatus zona hijau. Sampai saat ini data gugus tugas menyebut jumlah pasien positif  dalam pemantauan tinggal 3 pasien.

Dalam kunjungan kerja di Desa Pucangombo bupati berkesempatan berdialog dengan warga. Bupati juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada 10 keluarga miskin (gakin). Turut mendampingi bupati, Sekretaris daerah  Asisten Sekda, Kepala Bapemas, Staf Ahli Bupati bidang pemerintahan hukum dan politik serta Camat Tegalombo.

9 Kasus Hari Ini Sembuh

Usai rilis penambahan 2 kasus kemarin (12/09) oleh Satgas Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan, hari ini 9 kasus sebelumnya dinyatakan sembuh.

Kesembuhan tersebut diantaranya dari pasien yang dirawat di Wisma Atlet sebanyak 6 orang, sedang 3 yang lain kasus yang dirawat di RSUD dr. Darsono.

“6 pasien berasal dari Kecamatan Pacitan, 2 pasien dari Kecamatan Punung dan 1 dari Tegalombo,” kata Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto (13/09).

Pada kesempatan tersebut Rachmad Kembali menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan untuk semakin disiplin terhadap protokol kesehatan. Melali 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak).

Sehingga harapan menjadi wilayah yang berzona hijau dapat diraih Kabupaten Pacitan, “Kita tinggal merawat 3 pasien, semoga mereka segera lekas sembuh,” harap Dia. (DiskominfoPacitan).

Tambah 2 Kasus; 1 Meninggal

Penambahan kasus Covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali terjadi sebanyak 2 orang, pernyataan resmi tersebut disampaikan Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Pacitan Rachmad Dwiyanto (12/09).

2 kasus tersebut diantaranya adalah seorang warga Desa Wiyoro berusia 77 tahun, pasien ini akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Ponorogo.

“Meninggal 3 hari lalu dan baru di rilis 2 hari kemarin, sedang kami baru dapat informasinya,” terang Rachmad.

Sedang pasien terakhir adalah seorang warga Desa Pagutan, Arjosari, perempuan berusia 21 tahun tersebut mengaku habis melakukan perjalanan dari luar kota.

Penambahan tersebut membuat Jubir kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke luar kota. Terlebih kota-kota berzona merah seperti Surabaya, Sidoharjo maupun Jakarta.

“Jika terpaksa bepergian silahkan lakukan protokol kesehatan (3M, Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak),” lanjutnya.

Penambahan tersebut membuat total terkonfirmasi menjadi 97 kasus, dengan pasien aktif sebanyak 12, 9 berada di Wisma Atlet dan 3 yang lain menjalani perawatan di rumah sakit. Sedang TGTP Kabupaten Pacitan telah menyelesaikan 82 kasus. (DiskominfoPacitan).

Proyek Rp. 900.000.000.000 Rampung

Mega proyek berskala Nasional Bendungan Waduk Tukul di Desa Karanggede, Arjosari yang dimulai tahun 2013 lalu hampir rampung pengerjaanya. Bersiap, seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan tak lama lagi dapat menikmati manfaat bangunan yang menelan anggaran Rp. 900 Miliar tersebut.

Jika memungkinkan pengisian 9 Juta kubik air akan dilakukan pada (15/09) mendatang, usai memperoleh rekom melalui sidang keamanan bendungan di Jakarta. Estimasi waktu yang dibutuhkan pada pengisian air membutuhkan waktu selama 56 hari, meliputi 2 tahap penting pada elevasi 175 dimana debit air berada pada titik 3,5 juta kubik.

Berbagai instrumen pemantau dipasang pada proses itu, jika hasil sesuai dengan rancangan gambar awal maka akan dilanjutkan pada elevasi 192 atau air terisi sepenuhnya yang ditandai penutupan terowongan Waduk Tukul.

Tahapan-tahapan tersebut begitu penting sekaligus penentu kekuatan bendungan, hal itulah alasannya pengisian debit air dilakukan di musim kering, lantaran peningkatan air pada tubuh bendungan perlahan serta mudah dikendalikan.

“Selama proses akan dilanjutkan berbagai pembangunan seperti jembatan. Termasuk pembangunan pipa-pipa dengan pihak PDAM,” ujar Isgianto Kabid Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) saat rapat koordinasi bersama jajaran Pemkab Pacitan, hari ini (10/09) di ruang rapat Bupati.

Sedang selama proses tersebut Isgianto mengaku tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat Karanggede, Karangrejo dan sekitar. Terlebih lokasinya yang bukan di wilayah pemukiman penduduk.

Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pun, tak akan berdampak langsung pada keselamatan masyarakat. “Adanya makam di wilayah waduk yang justru menjadi konsentrasi dan akan kita amankan,” lanjutnya.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang hadir pada rapat tersebut mengatakan, pihaknya tidak pernah mau tahu besaran anggaran proyek Waduk Tukul, ia justru tak sabar dengan hasil akhirnya. “Saya gak pingin lihat uangnya, tapi saya ingin lihat hasilnya,” kata Bupati bersahaja.

Berbagai perencanaan usai diresmikan telah disiapkan oleh jajaran pemda, baik di lingkup pertanian, ketahanan air di musim kemarau, pembangkit listrik dan terpenting sektor pariwisata baru telah dipersiapkannya. “Ada juga gardu pandang yang akan memanjakan mata,” tambahnya. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

2 Cabup dan Cawabup Ikuti Kampanye Penggunaan Masker

Menghitung bulan menuju pesta demokrasi di Kabupaten Pacitan. Tantangannya pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serentak kali ini berada di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang berisiko tinggi menyebarluaskan.

Sehingga membuat Pemda (Satgas Covid-19), Forkopimda, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggelar Apel Kampanye Penggunaan Masker Dalam Rangka Pilkada Serentak Tahun 2020.

Kegiatan isi sekaligus dihadiri dua Paslon Bupati dan Wakil yakni Indrata Nur Bayuaji bersama Gagarin, dan Yudi Sumbogo beserta Isyah Anshori yang didampingi ketua KPU Pacitan Sulistyorini dan Ketua Bawaslu Berty Stefanus.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto sebagai pelaksana kegiatan mengatakan, upaya tersebut penting adanya dilaksanakan. Apalagi akhir-akhir ini penyebaran Covid-19 secara Nasional mengalami peningkatan yang signifikan. “Penggunaan masker di dalam protokol kesehatan efektif mencegah penularan Covid-19 hingga 80 persen,” terangnya di halaman Pendopo Kabupaten (10/09).

Secara teknis Didik mengungkapkan nantinya akan diawali dengan menumbuhkan komitmen seluruh yang terlibat pada kegiatan pemilihan, utamanya khususnya KPU Pacitan.

Disamping pihak kepolisian bersama satgas akan melakukan patroli secara berkala, melakukan pengawasan secara berkelanjutan. “Termasuk para simpatisan dari masing-masing calon diharapkan selalu memenuhi protokol kesehatan (3M, Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak),” tambah Kapolres.

Haornas; Senam Bersama Dengan Protokol Kesehatan Ketat

Momentum Hari Olahraga Nasional (Haornas) dimanfaatkan Pemda Pacitan dengan menggelar olahraga bersama dengan protokol kesehatan, hal ini karena dengan rajin berolahraga bisa membuat tubuh sehat sekaligus mempunyai daya tahan tubuh kuat.

Kegiatan itu dilaksanakan di Stadion Pacitan (09/09) dengan melakukan senam bersama, untuk menyemarakan kegiatan tersebut Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir membagikan sepeda kepada peserta terbaik yang mengikuti senam. Selain itu satu sepeda juga diserahkan Bupati kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.

“Hari ini adalah Hari Olahraga Nasional sekaligus bertepatan dengan hari lahir putra terbaik Pacitan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Pertanyaannya kapan hari dan pasaran Pak SBY?,” ucap Bupati yang disambut riuh peserta.

Di Kesempatan itu Indartato juga berharap melalui olahraga masyarakat Pacitan bisa mengembangkan dirinya, sehingga berprestasi serta mengharumkan nama baik Kabupaten Pacitan baik ditingkat Provinsi maupun Nasional.

“Semua yang berprestasi pasti mendapat apresiasi dari pemerintah,” katanya yang sebelumnya berkesempatan menyerahkan penghargaan terhadap atlet berprestasi dari cabang olahraga Bridge dan Panahan. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Tambah 2 Pasien Baru; Total 95 Kasus

Penambahan kasus kembali terjadi malam ini (09/08), Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan kasus baru tersebut berjumlah 2 orang.

Kasus pertama seorang perempuan berusia 26 tahun, beralamat di Desa Bogoharjo, Ngadirojo.

Sedang untuk pasien kedua adalah laki-laki berusia 15 tahun dari Payahe, Tidore, Maluku Utara dan tinggal di Krajan, Pacitan.

Penambahan tersebut membuat jumlah keseluruhan menjadi 95 kasus,untuk pasien sembuh berjumlah 82 orang. “Persentase kesembuhan menurun menjadi 86,3 persen,” kata Rachmad.

Saat ini Satgas merawat pasien sebanyak 11 orang, 8 diantaranya di Wisma Atlet dan 3 yang lain menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Darsono Pacitan.

“Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui program 3M mulai dari Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak agar penularan Covid-19 dapat dicegah,” tambahnya (DiskominfoPacitan).

“Mohon maaf, sementara kami belum bisa menerima kunjungan Elf dan Bus,” T. Andi Kadisparpora Pacitan

Masuknya Tahap Uji Coba di beberapa destinasi wisata di Kabupaten Pacitan membuat wisatawan luar kota dapat lampu hijau. Silahkan masuk, dan nikmati eksotisme lanskap Paradise of Java yang sempat bersembunyi karena Covid-19.

Tapi mohon maaf, kunjungan dengan alat transportasi massal seperti Elf dan Bus sementara  tidak diizinkan masuk, pemerintah hanya mempersilahkan pengunjung yang datang dengan kendaraan beroda 2 dan 4.

Kepala Disparpora Pacitan T. Andi Faliandra mengaku kebijakan tersebut bukan tanpa alasan, alat transportasi massal dengan penumpang maksimal menyulitkan petugas dalam menegakkan protokol kesehatan.

Saat ini objek yang dapat dikunjungi wisatawan umum adalah Beiji Park, Pantai Klayar, Watukarung, Pancer Door, Pidakan, Watu Bale, Soge dan Pantai Teleng Ria. Sedang Pantai Buyutan, Ngiroboyo, Banyutibo, Srau, Taman, Sungai Maron dan Sentono Genthong hanya bisa dikunjungi oleh wisatawan lokal.

Lalu bagaimana kabar 3 objek wisata Gua gong, Tabuhan dan Pemandian Air Hangat yang masih belum dibuka, Disparpora melalui timnya saat ini tengah mengkaji dan melakukan penerapan protokol kesehatan yang tepat.

“Destinasi Pariwisata kita memang tidak sekedar menyuguhkan keindahannya saja, namun juga wajib mengedepankan penerapan kesehatan dan keselamatan, sehingga semua pengunjung merasa aman dan nyaman” kata T. Andi Faliandra Kepala Disparopra Pacitan, Pekan kemarin (03/09) kepada Diskominfo Pacitan.

Komitmen itu membuahkan hasil nyata yang patut untuk diapresiasi. Merujuk analisa Pemprov, tren pariwisata di Kabupaten Pacitan yang dari sebelumnya bertengger di 5 besar Jatim menunjukkan statistik peningkatan yang signifikan. “Ini ditopang dari penularan covid-19 yang tetap terkendali,” lanjut Andi.

Pariwisata sampai kapan pun selalu melibatkan banyak pelaku baik langsung dan tak langsung, tersebut memaksa Disparpora berkomitmen memberikan pemahaman terhadap protokol kesehatan secara kontinu kepada mereka, meskipun sampai pada era New Normal. (budi/alazim/rch/dzk/riy/tika/DiskominfoPacitan).

2 warga Widoro dan 1 warga Arjowinangun Bisa Pulang

3 pasien Covid-19 di Kabupaten Pacitan hari ini dinyatakan sembuh oleh Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Rachmad Dwiyanto pada (08/09).

2 pasien diantaranya merupakan warga Desa Widoro, Pacitan. Dan 1 terakhir adalah masyarakat Desa Arjowinangun, Pacitan yang ber-KTP Kecamatan Ngadirojo. “Yang Ngadirojo dari cluster lokal Sudimoro,” kata Rachmad.

Kesembuhan tersebut sekaligus menambah jumlah akumulasi menjadi 82 kasus. Rachmad juga mengaku persentase turut meningkat menjadi 88,2 persen.

Penambahan kasus sembuh tersebut sudah seyogyanya disambut baik masyarakat dengan lebih giat lagi menjalankan protokol kesehatan. Tentu dengan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak). “Mari kita secara bersama sama untuk mencegah penularan Covid-19 di Pacitan,” tambahnya. (DiskominfoPacitan).

Pernah Mengurus Permohonan Ke Dukcapil Tapi Tanpa Pengantar Apapun dari Desa?

Foto; Seorang pemohon e-KTP mengajukan berkas persyaratan kepada petugas Disdukcapil kamis kemarin (03/09)

Semua instansi pemerintah tentu berupaya keras memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena ini adalah tanggung jawab yang harus dikerjakan sebaik mungkin, disamping pemerintah sadar bahwa dirinya tetap bagian dari masyarakat.

Seperti halnya Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Pacitan, dengan seabrek aktivitasnya pada jam kerja termasuk di akhir pekan. Sabtu maupun Minggu tak jarang para petugas tampak mondar-mandir di ruangnya, menyelesaikan macam-macam permohonan yang diajukan masyarakat. “Semua harus cepat selesai,” kata Supardianto Kepala Dukcapil Pacitan.

Sementara Dukcapil mempunyai personil sebanyak 23 ASN dan 17 Tenaga Teknis yang terbagi dalam 4 bidang dan 1 Sekretariat. Umumnya petugas mengerjakan 23 pelayanan dokumen dengan permohonan terbanyak berada di Kartu Keluarga (KK), Permohonan E-KTP, Cetak E-KTP, Akta Lahir maupun Akta mati, dimana sehari sehari mencapai  500 permohonan.

Pelayanan dilakukan tidak hanya di kantornya di Jl. Veteran No. 15 Lingkup Pendopo Pemkab Pacitan saja, namun juga memberlakukan shift jemput bola ke wilayah-wilayah kepada masyarakat yang membutuhkan namun tidak mampu datang ke kantor Dukcapil.

Lalu bagaimana dengan kondisi pelayanan di Kecamatan, Supardianto mengaku hampir keseluruhan peralatan untuk permohonan sampai saat ini tidak berfungsi, sehingga 597320 jiwa (Data terakhir Smt 1 Th. 2020 oleh Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil) Masyarakat Pacitan sementara harus datang langsung ke Disdukcapil, sekali lagi dengan 40 personilnya.

Pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020 tidak membuat masyarakat tak butuh pelayanan, melihat kondisi ini Dukcapil melakukan gebrakan demi memanjakan masyarakat melalui permohonan berbasis online dengan media Whatsapp. “Masyarakat cukup mengirim permohonan, dan langsung akan ditindaklanjuti,” lanjut Supardiyanto.

Bicara masalah adanya praktik Calo atau biro jasa, mantan Kasatpol PP itu tidak memungkiri itu masih ada sampai sekarang. Bahkan petugasnya mampu melacaknya melalaui nomor Handphone yang sering digunakan di berbagai permohonan.

“Pada setiap kesempatan kita sering menolak mereka jika dikenali. Di luar (kantor Dukcapil) juga kami pasang sepanduk. Berharap masyarakat dapat datang sendiri,” terangnya spesial kepada Diskominfo kemarin (03/09).Semua kendala yang terjadi di Disdukcapil saat bertugas tidak membuat petugas semakin ogah-ogahan, justru malah kian semangat. Begitu juga dengan kritikan yang dilakukan oleh mahasiswa beberapa pekan kemarin seakan jamu yang menyehatkan.

Dukcapil tetap akan melayani masyarakat sebaik mungkin, walau tak jarang kelucuan terjadi, sering kali karena ketidaktahuan masyarakat datang ke Dukcapil tanpa berkas pengantar apapun dari desanya yang jauh. (budi/alazim/rch/tika/riy/dzk/DiskominfoPacitan).

Muncul lagi 6 kasus; Tren Pindah ke Pendatang Dari Zona Merah

Pendatang kembali menambah panjang kasus Covid-19, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto (05/09) kembali mengumumkan penambahan 6 kasus baru.

Fenomena ini sekaligus menambah keseluruhan pasien menjadi 93 orang, menurunkan persentase kesembuhan di 85 persen dan memupus harapan seluruh warga Pacitan untuk mewujudkan wilayah zona hijau.

Kasus baru itu antaranya meliputi 2 orang yang berdomisili di Desa Bangunsari, Pacitan dan ber KTP Sidoharjo. 1 orang dari Arjowinangun, Pacitan. Ia tertular dari keluarganya yang pulang dari Jakarta dan sempat dinyatakan positif. 1 kasus dari Kecamatan Tegalombo, 1 berikutnya dari Sooko, Punung. Kelima kasus tersebut memiliki riwayat perjalanan dari zona hitam.

“Sedang yang terakhir dari Desa Ngumbul, Tulakan. Saat ini yang bersangkutan masih di tracing oleh tim untuk menemukan asal muasal clusternya,” beber Rachmad saat rilis di ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Jubir berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu ingat, bahwa memang semua orang di dunia semnetara ini harus berdampingan terhadap virus corona. Sebab itu, demi kebaikan dan keselamatan bersama seyogyanya untuk menjalankan dengan tertib protokol kesehatan, minimal memiliki komitmen untuk tidak merugikan dan merepotkan orang lain.

Tentu melalui 3M, mulai Memakai masker saat di tempat umum, sesering mungkin Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan semaksimal mungkin Menjaga jarak. Langkah terbaik adalah stay at home, menunda bepergian kecuali dalam keadaan mendesak.

“Atas penambahan ini kami mewakili gugus tugas mohon maaf yang sebesar-besarnya,” tambah Dia. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Gebrak Masker; Luki Indartato Bagikan Masker Kepada Seluruh Warga Kecamatan Donorojo

Sejak awal kemunculannya pada Maret 2020, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Pacitan diketahui andil maksimal dalam pemberantasan Covid-19, dimulai dengan membagikan tandon sebagai alat cuci tangan di 12 desa di masing-masing kecamatan pada (31/03).

Tak hanya itu, melihat dampak Covid-19 semakin berimbas luas termasuk sektor ekonomi, PKK Kabupaten Pacitan juga mencetuskan program bagi sembako kepada masyarakat terdampak langsung di 12 Kecamatan di Pacitan.

“Kami juga sempat berbagi masker kepada masyarakat, masker tersebut kita peroleh dari para penjahit yang beralih profesi. Kemudian kami penggerak PKK berupaya membelinya,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato (04/09) saat berkesempatan Launching bantuan masker kepada masyarakat se Kecamatan Donorojo.

Kegiatan yang saat itu didukung Dana Sosial Tahun 2019 Kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Sejahtera Mandiri dan Pemdes se Kecamatan Donorojo merupakan tidak lanjut pemerintah pusat melalui Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker).

Ini upaya membagikan masker untuk masyarakat yang dilakukan oleh TP PKK se Indonesia atas instruksi langsung Presiden Joko Widodo. “Selain itu kami juga melihat langsung ke SMK-SMK yang membuat masker. Alhamdulilah saat itu juga banyak yang beli dan kembali, langsung diserahkan kepada masyarakat,” lanjut Luki pada event Gebrak Masker ke 3 tersebut.

Luki melanjutkan, ke depan Gebrak Masker tersebut akan dilakukan di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. “Untuk itu kami menghimbau kepada seluruh anggota PKK Kabupaten sampai Dasa Wisma untuk melakukan sekaligus mengkampanyekan 3M, mulai Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak supaya corona segera hilang dari bumi Pacitan,” tambah Dia.

Sementara itu perkembangan Covid-19 di Pacitan masih berada pada zona kuning dengan akumulasi kasus sebanyak 87 dengan 6 kasus aktif. Sementara 2 kecamatan yakni Bandar Dan Donorojo tetap zero kasus dan menyandang zona hijau. (budi/anj/alazim/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Kecamatan Kota Tumbuh 3 Kasus

Sempat stay beberapa saat sekaligus memunculkan harapan baru menjadi zona hijau, hari ini kembali terulang penambahan kasus baru sebanyak 3 pasien. Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto mengemukakan secara keseluruhan pasien merupakan warga masyarakat Kecamatan Kota.

Diantaranya adalah warga Kelurahan Pacitan berusia 60 tahun berjenis kelamin laki-laki, pasien ini memiliki riwayat perjalanan dari kota Bekasi. Kasus selanjutnya perempuan dari Desa Kayen yang mempunyai riwayat menjalani rawat jalan dari dokter praktek di Pacitan.

Sedang pasien terakhir seorang gadis dari Desa Sirnoboyo berusia 17 tahun, yang bersangkutan diketahui seorang santriwati di salah satu pesantren. Dari ketiga kasus baru tersebut membuktikan persebaran pandemi kian acak, membuat tim tracing (TGTP) harus bekerja ekstra. “Namun demikian kami menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang,” kata Dia saat rilis (03/09).

Saat ini terpenting adalah bersama pemerintah menghentikan laju penyebaran Covid-19, melalui protokol kesehatan dengan metode 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak). Supaya Pacitan bebas virus korona dan kehidupan kembali seperti sediakala. “Dengan balutan New Normal,” himbau Rachmad. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Menilik 5 Desa di Tulakan

Disela-sela padatnya aktivitas sebagai Bupati sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Kabupaten Pacitan, Indartato menyempatkan diri menilik masyarakat di 5 Desa di Kecamatan Tulakan (01/09).

Kunjungan kerja tersebut harus dilakoninya sebagai sarana memperoleh masukan dari para kepala desa dan masyarakat, utamanya untuk memaksimalkan birokrasi dan pembangunan di Kabupaten Pacitan.

Indartato di Desa Ngile, Gasang, Kalikuning, Bubakan dan Losari kemarin itu juga berikan apresiasi kepada masyarakat dan pemdes yang telah berupaya keras mengendalikan pandemi Covid-19. “Jangan lupa menerapkan protokol kesehatan melalui 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak).

Mendekati akhir masa jabatan di periode kedua, ia menyampaikan terimakasih terhadap dukungan masyarakat. Indartato juga mengajak untuk berpartisipasi aktif terhadap pesta demokrasi Desember mendatang disamping tetap aman, lancar dan terkendali. Sesuai nama harum Kabupaten Pacitan yang Adem, Ayem dan Tentrem. (DiskominfoPacitan).

Hebat! Hari ini Sembuh 3

Tiga pasien meliputi satu orang beralamatkan Pacitan Kota dari cluster lokal Sudimoro, dua orang dari cluster lain-lain dari Kecamatan Punung hari ini dinyatakan negatif Covid-19.

Pernyataan resmi tersebut disampaikan Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto (01/09). “Hal tersebut sekaligus meningkatkan persentase kesembuhan menjadi 92,9 persen,” kata Rachmad.

Ayo, wujudkan Pacitan menjadi zona hijau, supaya sekolah kembali buka dan situasi kembali normal seperti sedia kala dengan balutan disiplin menerapkan 3M, mulai Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. “Protokol kesehatan jangan lupa,” tambahnya. (DiskominfoPacitan).

Perkim Garap 710 Rumah di Tahun 2020

Tidak banyak yang tahu bahwa sejak tahun 2010, Kabupaten Pacitan bersama pemerintah pusat (Kementerian PUPR) terus menggalakkan program perumahan berkualitas dan layak huni.

Sampai pada 1 dekade berjalannya waktu, tercatat 10 Ribu rumah dinyatakan tersentuh melalui verifikasi pusat di 12 Wilayah. Merujuk data yang bersumber dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perumahan (Perkim) Pacitan, tahun ini sebanyak 710 rumah bersiap mendapat kucuran dana melalui Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

“Masing-masing mendapat Rp. 17,5 Juta. Rp. 2,5 Juta untuk pekerja dan Rp. 15 Juta sisanya bahan,” kata Sar Setyo Utomo Kepala Perkim Pacitan, saat berkesempatan mendampingi Bupati Pacitan Indartato melihat langsung Program BSPS di 5 desa di Kecamatan Tulakan (01/09).

Perbedaan BSPS dengan program lain adalah dilibatkannya partisipasi warga saat pembangunan (Swadaya). Meski 10 Ribu rumah telah tersentuh BSPS, namun program ini belum lah rampung. “Ini karena status ekonomi dan pertumbuhan penduduk,” Lanjut Sar.

Secara mekanisme pengajuan, penerima mendapat usulan dari pemerintah setempat yang kemudian diajukan kembali hingga Kementerian PUPR. Usai terverifikasi, maka masyarakat berpenghasilan rendah tersebut akan memperoleh dana.

Bupati Indartato saat itu pun mengaku bersyukur, lantaran partisipasi warga benar-benar diluar ekspektasi, ditunjukkan dengan swadaya warga yang melebihi jumlah bantuan yang disalurkan. “Bantuan ada yang sampai Rp. 25 Juta, bahkan Rp. 30 Juta,” ungkap Dia bersyukur.

Selebihnya Bupati juga menggratiskan proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disamping dirinya melalui Perkim terus mengusulkan sebanyak-banyaknya rumah layak huni kepada pusat. “Jika tidak terpenuhi sepenuhnya maka pemda akan membantu melalui APBD,” pungkas Indartato. (anj/alazim/budi/rch/tika/DsikominfoPacitan).

1 Pasien Dari Punung Negatif

Seorang pasien dari Kecamatan Punung hari ini dikabarkan sembuh dari Covid-19, hingga hari ini (30/08) Tim Gugus Tugas Penanganan  (TGTP) Kabupaten Pacitan merilis total kesembuhan meningkat menjadi 75 kasus.

Kesembuhan baru ini juga menambah persentase kesembuhan menjadi 89,3 persen dari total terkonfirmasi 84 kasus. Sedang total kasus dirawat oleh gugus sebanyak 6 pasien, 5 berada di Wisma Atlet, 1 di RSUD dr. Darsono, 1 kasus di Jakarta dan 2 kasus meninggal.

TGTP Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali mewanti-wanti masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, sehingga persebaran virus dapat terkendali dan Pacitan menjadi zona hijau. (DiskominfoPacitan).

Pace; Tinggikan Volume, Kampanyekan Protokol Kesehatan

Tahun 2020 dunia berhadapan pada masa sulit akibat pandemi Covid-19, situasi tidak mengenakkan tersebut tak terkecuali menguji para entertainer di Kabupaten Pacitan. Mereka yang tergabung di Pacitan Audio Community Engineer (Pace) harus turun panggung, meringkas kabel dan menumpuk sound-sound mahal mereka selama berbulan-bulan.

Rasa kesal mungkin menghinggapi perasaan mereka di awal-awal, namun keinginan untuk bangkit justru lebih kuat. Mereka juga yakin, dengan patuh terhadap anjuran pemerintah melalui protokol kesehatan lah jawaban terbaik dalam situasi sulit seperti ini.

Maka, lahirlah satu momentum Sosialisasi Pelaksanaan Event Sesuai Protokol Kesehatan. Kegiatan ini digelar di lapangan Desa Kembang bertajuk Nguntir Bareng Tombo Kangen Jatim Bermasker, Pacitan (30/08) dan dihadiri oleh Bupati sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Indartato bersama jajaran.

Selain unjuk power Sound System, anggota Pace tersebut juga membagikan masker gratis kepada masyarakat Pacitan. Lebih dari itu, Pace mengaku bercita-cita menjadi garda terdepan dalam penerapan protokol kesehatan pada setiap event apapun melalui mekanisme 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

Langkah itu jelas diapresiasi Bupati, upaya nyata yang dilakukan Pace sangat meringankan beban pemerintah, mengingat masyarakat sepenuhnya belum sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Alhasil hingga kini penambahan kasus acap kali masih terjadi, zona hijau pun sebatas mimpi.

Begitu juga dengan lahirnya Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun 2020, langkah tersebut tidak lain merupakan upaya pemerintah dalam rangka melindungi seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan. “Mohon maaf. Selama ini kami banyak membatasi, namun semua itu hanya untuk kebaikan bersama,” ujar Bupati. (budi/alazim/rch/tika/DsikominfoPacitan).

Kembali Membaik; Sembuh 8 Kasus

Manis, kabar baik kembali tersiar dari Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Kabupaten Pacitan, sebanyak 8 pasien dinyatakan sembuh dan dapat kembali beraktifitas. “Sehingga total sembuh menjadi 74 orang,” kata Jubir TGTP Pacitan Rachmad Dwiyanto (29/08).

8 kasus sembuh tersebut meliputi 4 orang dari Kecamatan Pacitan, 1 orang masing-masing dari Kecamatan Ngadirojo, Punung, Kebonagung dan Arjosari. Kesembuhan tersebut kata Jubir kembali menambah angka kesembuhan menjadi 88,09 persen dari 84 kasus keseluruhan.

Kabar baik ini harus didukung seluruh lapisan masyarakat dengan tetap disiplin terhadap protokol kesehatan, supaya pemerintah tidak terus disibukkan dengan virus Corona. Namun bekerja untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik melalui sektor kesehatan, ekonomi maupun pendidikan.

Tentu saja melalui penerapan 3M, Memakai masker, Mencuci tangan maupun Menjaga jarak dengan penuh kesadaran, karena bagaimanapun pemerintah tidak bisa kerja sendiri.

Sementara itu, Kabupaten Pacitan masih merawat 8 pasien positif, 6 kasus dirawat di Wisma Atlet, 1 Kasus di rumah sakit dan 1 kasus menjalani perawatan di Jakarta. “Sedang yang meninggal 2 kasus,” tambah Jubir. (Budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Arjowinangun Kompak; Karantina Berakhir

salah seorang petugas membuka portal di Lingkungan Barang Arjowinangun, Pacitan.

Setelah menjalani karantina wilayah hasil dari keputusan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Pacitan lantaran merebaknya kasus Covid-19 di Lingkungan Barang RT 1/4, Arjowinangun akhirnya kembali dibuka.

Penutupan tersebut berlangsung selama 8 hari, terhitung sejak (21/08) pukul 00:00 WIB sampai dengan hari ini (29/08) pukul 11:00 oleh petugas.

TGTP seperti diberitakan akun resmi Pemkab Pacitan telah melakukan Tracking cepat dengan menguji ratusan masyarakat Arjowinangun dan sekitar, bersyukur hanya 2 kasus yang ditemukan dari wilayah itu.

Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap bersatu bersama dengan selalu tertib terhadap anjuran pemerintah dengan penerapan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan). (DiskominfoPacitan).

Covid-19 Masih Dinamis; Bertambah 1 Pulang 1

Satuan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan kembali merilis 1 kasus baru dari Desa Arjowinangun, Pacitan yang saat ini bekerja dan tinggal di zona merah Jakarta. Gadis berusia 22 tahun tersebut memutuskan pulang sementara ke Pacitan.

Selesai di kampung halaman, yang bersangkutan kembali ke Ibukota namun ternyata mampir dahulu di Yogyakarta, di kota Gudeg itulah sang gadis diminta menjalani uji Swab disalah satu rumah sakit, dan ternyata hasil menunjukkan positif, sedang si Gadis kini sudah berada di Jakarta.

Rilis resmi yang disampaikan Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto juga mengumumkan satu kesembuhan baru, ia adalah seorang perempuan juga yang bertempat tinggal di Sudimoro, diketahui wanita ini berusia 77 tahun.

Penambahan dua perempuan tersebut menambah angka kumulatif kasus Covid-19 di Pacitan tatal menjadi 84 kasus, sembuh 66 kasus dan meninggal 2 kasus. “Sekaligus menambah kerja gugus tugas melakukan Tracing, Testing dan Treatment lebih lanjut,” kata Rachmad di ruang kerjanya Diskominfo Pacitan.

Demi kebaikan bersama, Jubir kembali mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat supaya terbuka kesadarannya, menghormati sesama dengan menjalankan dengan disiplin protokol kesehatan. Baik dengan Memakai masker, Mencuci tangan dan utamanya tidak bepergian atau tinggal di rumah kecuali mendesak, terlebih datang ke wilayah zona merah.

“Secara umum Pacitan itu jujugannya ada dua yakni Jakarta dan Surabaya, dua kota tersebut masuk dalam zona merah sehingga ini sangat riskan. Terbukti dengan penambahan kasus hari ini yang akan menambah rentetan kasus baru di Kabupaten Pacitan,” pungkasnya. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Disparpora Serahkan Sertifikat (AKB) dan Tingkatkan Promosi Cantik Plus Massif

6 bulan terhimpit pandemi, Tim Gugus tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan semakin mantap melenggang demi mengemban misi kemanusiaan yang sekaligus menghantam sektor ekonomi masyarakat Kabupaten Pacitan.

Salah satunya dengan diserahkannya Sertifikat Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Fase Simulasi terhadap Pantai Banyu Tibo, Buyutan, Srau, Ngiroboyo, Taman, Sungai Maron dan obyek Wisata Alam Sentono Genthong.

Beberapa destinasi juga berhasil memperoleh rekomendasi Fase Uji Coba diantaranya yakni Pantai Soge, Pidakan, Watubale, Klayar, Watukarung dan terakhir Pantai Pancer Door yang dipastikan akan berlangsung hingga akhir Desember 2020. Menandakan daftar ini siap dikunjungi wisatawan luar.

Kebijakan tersebut bukan lantas tanpa tantangan, berbagai kemungkinan sudah diupertimbangkan masak-masak. T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan mengaku tantangan utama adalah kedisiplinan dari petugas dan pengelola. Karena salah sedikit bukan tidak mungkin malah mengundang lahirnya cluster baru. Sedang data yang ada 30 persen pengunjung diakuinya belum taat protokol kesehatan.

Di samping itu, Andi mengungkapkan 3 destinasi belum bisa berbuat banyak lantaran mempunyai angka risiko lebih tinggi ketimbang objek lain, diantaranya Pemandian Air Hangat, Goa Gong dan Goa Tabuhan. “Kita membutuhkan mekanisme protokol kesehatan khusus,” ungkap Dia.

Secara panjang lebar Bupati Pacitan Indartato yang hadir didampingi jajaran Satgas (TGTP) mengaku bersyukur, karena Kabupaten Pacitan memiliki pengelola dan petugas yang kaya terhadap inovasi dengan penuh kedisiplinan.

Ia mengaku secara diam-diam Bupati mencoba masuk ke objek Pantai Pancer Door, ternyata kedatangannya tersebut ditolak oleh petugas, lebih-lebih supirnya mengaku dari Kota Bandung. Barulah ketika ia membuka jendela mobil petugas tersebut menyadari dirinya tengah dites langsung oleh Bupati. “Kedisiplinan Mereka perlu kita dukung bersama,” kata Bupati dihadapan undangan.

Penyerahan tersebut dilakukan di Destinasi Alam Sentono Genthong, Pringkuku, Pacitan dengan penerapan protokol kesehatan ketat, disamping itu Sentono Genthong yang dikelola desa tersebut mampu memberi kesan tersendiri bagi siapa pun yang datang.

Momentum HUT RI ke-75 yang dimanfaatkan BPBD, Polres dan Dandim 0801 Pacitan untuk mengibarkan bendera raksasa berdiameter 27 X 18 meter di Sentono Gentong, upaya itu menuai pujian berbagai pihak, utamanya para pemangku kebijakan dari luar Pacitan.

Lantaran mereka sadar pengibaran tersebut mempunyai nilai promosi yang luar biasa terhadap destinasi wisata Pacitan yang dapat memancing calon wisatawan luar. Sehingga menurut Andi dirasa perlu untuk lebih ditingkatkan dengan model inovasi lain dan berbeda-beda. “Secepat mungkin kami akan menggelar pertemuan bersama travel agen dari luar Pacitan. Sebagaimana yang telah kami lakukan pada tahun 2019 lalu,” tambah Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; 5 Kasus Dinyatakan Sembuh

Pasien sembuh kembali bertambah di Kabupaten Pacitan, usai rilis resmi penambahan kasus baru dari hasil Swab massal di Desa Arjowinangun dan sekitar (22/08), dimana Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan menemukan 4 kasus baru yang diumumkan kemarin (26/08).

Kasus sembuh tersebut sebanyak 5 pasien, selama positif Covid-19 yang bersangkutan menjalani karantina di Wisma Atlet. Kelima pasien tersebut meliputi 3 warga Arjowinangun dari Cluster lokal Sudimoro, 1 dari Desa Ngadirojo dan terakhir dari Desa Tanjungpuro.

Penambahan tersebut disampaikan Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto yang kemudian ditindaklanjuti oleh Bidang Informasi Diskominfo Pacitan sebagai informasi resmi perkembangan penanganan virus Corona.

Masyarakat tetap dihimbau supaya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mekanisme 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). Mengingat hanya dengan cara tersebut masalah bersama ini dapat benar-benar diatasi. (DiskominfoPacitan).

4 Kasus Baru; Arjowinangun dan Widoro Pacitan

Hasil Swab Massal di Desa Arjowinangun dan Sekitar (22/08) akhirnya dirilis secara resmi oleh Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, siang ini di Ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Dari 149 orang yang reaktif Rapid ditemukan 4 orang positif Covid-19, 2 pasien dari pengembangan Lingkungan Barang, Arjowinangun dan 2 yang lain merupakan kasus baru dari Desa Widoro, Pacitan. “2 pasien dari Widoro adalah tindak lanjut 3T dari pasien pertama di desa tersebut sehingga total 3 kasus, kini pasien pertama sudah dikarantina di Wisma Atlet,” kata Rachmad (26/08).

Secara detail keempat pasien tersebut meliputi, pertama cluster Arjowinangun berusia 77 tahun, kedua usia 27 tahun yang kost di Arjowinangun ber-KTP Kecamatan Ngadirojo. Sedang untuk pasien ketiga warga Widoro berusia 29 tahun putri pasien pertama. Kemudian terakhir dari Widoro adalah suami pasien pertama dan berusia 45 tahun.

Sehingga total kumulasi kasus Covid-19 di Kabupaten Pacitan menjadi 83 kasus, 60 kasus diantaranya dinyatakan sembuh. Penambahan di wilayah baru akhir-akhir ini membuat upaya 3T (Tracking, Tasting dan Treatment) akan semakin ditingkatkan khususnya di Widoro dan Arjowinangun. “Kita tunggu hasil Tracing, kita juga fokus dengan pendatang baru,” lanjut Rachmad.

Rachmad juga menghimbau kepada masyarakat untuk benar-benar disiplin terhadap protokol kesehatan melalui Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak, mengingat hanya dengan metode tersebut masyarakat dapat terhindari dari Covid-19. (budi/dod/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Gemar Sadur Masuk Top 45 Kovablik Jatim 2020

Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis pernah menyerang masyarakat Desa Gondosari, Punung. Yang membuat petugas kesehatan Puskesmas Gondosari kewalahan karena tingginya angka kematian yang menyentuh angka 66 persen akibat Leptospirosis, sedang DBD pernah menyentuh angka 105 kasus pada satu kejadian.

Melihat kejadian demi kejadian, memaksa Kepala Puskesmas Gondosari dr. Johan Tri Putranto memutar otak untuk menciptakan satu sistem berbasis kewaspadaan dini dengan pondasi masyarakat sebagai subjeknya.

Akhirnya, lahirlah satu inovasi yang dinamai Gerakan Masyarakat Sadar Surveillance (Gemar Sadur) yang disepakati berbagai pihak utamanya adalah pemdes. Dimulai sosialisasi, pembentukan kader, pengamatan, pelaporan, verifikasi oleh kader yang kemudian ditindaklanjuti oleh tim puskesmas, yang kemudian dievaluasi.

“Cara ini efektif, mudah dan cenderung murah. Para kader mendapat tugas mengawasi 10 rumah disekitarnya,” kata dr. Johan saat berkesempatan memberikan paparan Top 45 Kompetisi Pelayanan Publik Jawa Timur (Kovablik) 2020 didampingi Bupati Pacitan Indartato, wakilnya Yudi Sumbogo beserta jajaran pejabat lingkup Pemkab Pacitan (20/08) di ruang Transit Pendopo.

Johan juga membeberkan keberhasilan Gemar Sadur pada dua kasus penyakit yang sempat terjadi, kini angka DBD hanya dilaporkan sebanyak 39 kasus, sedang Leptospirosis hanya 5 persen. “Sistem kewaspadaan dini yang dahulu 0 persen kini menjadi 80 persen,” tambah Dia.

Puskesmas Gondosari juga tampak lebih siap dengan Pandemi Covid-19 ketimbang pusat kesehatan lain, lantaran kader telah dibentuk dan dibekali. Sehingga dapat menekan angka penyebaran pada titik terendah yakni nol atau Zona Hijau. Hal tersebut membuat Bupati Pacitan Indartato meminta seluruh wilayah untuk menerapkan sistem Gamar Sadur.

“Saya meminta pusat kesehatan lain di Kabupaten Pacitan turut mengaplikasikan inovasi tersebut, apalagi sesuai dengan RPJMD tentang peningkatan derajat hidup masyarakat Pacitan sekaligus tepat untuk menghadapi penyebaran virus corona,” harap Bupati. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

HIM Desak Dukcapil Lebih Cepat Lagi Layani Pemohon

Imam Rifai, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan bersama puluhan anggotanya untuk kedua kali sambangi kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan.

Aksi tersebut berlandaskan bahwa masyarakat merasa resah terhadap pelayanan Dukcapil yang tidak prima, sehingga membuat masyarakat merugi lantaran harus mondar-mandir mengurusi berbagai surat primer mulai dari E-KTP, KK, AKTE dan yang lain.

“KTP maupun KK adalah kebutuhan mendasar, kalau itu tidak cepat itu akan menghambat tujuan masyarakat. Misalnya mau mengurus permodalan. Kalau KTP tidak ada kan repot juga,” kata Imam(24/08).

Imam dan kawan-kawan juga mengaku telah melakukan penyelidikan secara diam-diam, dan menemukan adanya praktik jalur belakang yang mengakibatkan menumpuknya data ganda. Sedangkan hal tersebut diakuinya membutuhkan biaya. “Itu karena tidak melalui birokrasi pada umumnya,” lanjutnya.

Sementara Kepala Dukcapil Pacitan Supardianto kepada Diskominfo Pacitan, mengaku menyambut baik aspirasi HMI tersebut sebagai acuan Dukcapil supaya lebih maksimal lagi dalam melayani masyarakat.

Merujuk pada data yang dihimpun Diskominfo Pacitan, proses perekaman E-KTP tidak membutuhkan waktu lama, bahkan langsung jadi selama data tidak ganda. Namun demikian blangko rata-rata yang tersedia hanya 50 per hari. Sedang untuk pengajuan Kartu Keluarga  (KK) pun tidak jauh berbeda, proses dapat ditunggu selama segala persyaratan lengkap, rata-rata Dukcapil melayani 75 permohonan dalam sehari.

Untuk Akta Kelahiran rata-rata instansi tersebut melayani 50 permohonan dan juga dapat ditunggu. Begitu juga untuk pengajuan pindah datang, Dukcapil melayani 10 sampai dengan 15 permohonan dan langsung jadi.

Namun demikian Supridianto akan memaksimalkan kembali pelayanan tersebut, meski diakuinya Dukcapil hingga kini masih kekurangan SDM maupun alat pendukung. “Mungkin mulai besok kita akan langsung tingkatkan,” katanya.

Tetap ada dampak yang akan terjadi dengan keputusan tersebut, pertama adalah penumpukan permohonan, ia pastikan kurun waktu 3 hari tetap akan terselesaikan. Begitu juga dengan penerapan protokol kesehatan yang akan diprioritaskan bagaimanapun kondisinya. “ Pendaftaran tetap melalui online,” tambahnya.

Diskominfo Pacitan juga melakukan wawancara acak pada pemohon hari itu, dari dua narasumber yang bersedia diwawancara yakni Hendra Kurniawan dan Ririn Andriani yang mengurus E-KTP justru mengaku tidak ada masalah dalam pelayanan di Dukcapil. “Prosesnya lumayan cepat,” ungkap Hendra dan Ririn. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Indartato “Kalau tidak bisa diperingatkan ada tindakan lain”

Foto; PM, TNI, POLRI, Satpol PP dan yang lain dipastikan semakin tegas menindak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, hal ini sesuai Inpres No 6 Tahun 2020.

Pemerintah bersama Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan kian serius menindak para pelanggar protokol kesehatan. Apalagi baru-baru kini tren kasus kembali naik yang bersumber dari cluster lokal dan pendatang.

Saat memantau jalannya kegiatan peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2020, Senin pagi (24/08) di pasar Minulyo Pacitan, Bupati sekaligus Ketua (TGTP) Pacitan Indartato menegaskan upaya tersebut dilakukan tidak lain sebagai upaya melindungi masyarakat dari Virus Corona.

Meski ia tahu upaya menyadarkan masyarakat yang mengutamakan pendekatan persuasif tersebut cenderung disikapi dingin oleh sebagian masyarakat. Bukan tidak mungkin berbagai upaya lanjutan yang lebih tajam akan diberlakukan untuk memberikan efek jera. “Sementara penegakan hukum masih ringan,” kata Indartato (24/08) disela pemantauan.

Disamping itu Bupati meminta para camat, kades hingga Ketua RT dan RW di semua wilayah Kabupaten Pacitan untuk lebih serius memantau para pendatang dari luar kota, khususnya dari Ibukota Jakarta dan Surabaya. “Pendatang juga saya minta kesadarannya untuk sadar melapor kepada petugas,” harap Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

5 Kasus Baru, 4 Antaranya Belum Ditemukan Clusternya

Sabtu sore (22/08) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan kembali dikejutkan dengan penambahan 5 kasus terkonfirmasi, hal ini disampaikan langsung oleh Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (23/08) di ruang PPID Diskominfo Pacitan.

5 kasus tersebut antaranya adalah seorang perempuan berusia 52 tahun dari wilayah Ngadirojo yang tertular dari sang anak dari cluster lokal Sudimoro, kini kedua pasien sudah menjalani karantina di Wisma Atlet.

Selanjutnya adalah perempuan berusia lanjut 77 tahun, memiliki penyakit bawaan (komorbid), yang bersangkutan berasal dari Desa Sukorejo, kemudian pejabat salah satu desa dari Kecamatan Arjosari, ke empat perempuan dari Desa Ponggok, Pacitan berusia 21 tahun dan terakhir seorang laki-laki 58 tahun dari Kecamatan Kebonagung.

“Dari 5 kasus baru, hanya satu yang diketahui clusternya, 4 yang lain masih dalam proses penyelidikan tim Tracing gugus tugas,” terang Rachmad. Kondisi ini semakin menjelaskan peta persebaran kasus Covid-19 di Pacitan kian merata, kecuali Kecamatan Donorojo yang masih berada dalam zona hijau.

Secara keseluruhan kasus di Kabupaten Pacitan kini menjadi 79 kasus terkonfirmasi, 60 kasus dinyatakan sembuh dan persentase kesembuhan kini menurun menjadi 75 persen.

Himbauan kembali disampaikan demi tercapainya harapan Kabupaten Pacitan yang bebas Covid-19, yakni dengan mematuhi aturan pemerintah dengan metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

“Tanpa kita menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin maka angka persebaran Covid-19 akan sukar dikendalikan. Pungkas Rachmad. (budi/alazaim/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Swab Massal Untuk Berantas Covid-19

Sesuai rencana proses Testing melalui uji Swab terhadap 167 warga Lingkungan Barang, Arjowinangun dan sekitar berhasil dilaksanakan petugas Gugus Tugas Covid-19 Pacitan di Balai Desa Arjowinangun, Pacitan (22/08).

Langkah tersebut sebagai upaya tindak lanjut mewabahnya virus corona dari cluster lokal Sudimoro baru-baru ini, membuat angka kasus terus bertambah khususnya di Lingkungan Barang dan sekitar.

Adapun masyarakat yang menjalani Swab massal tersebut meliputi masyarakat RT 01 RW 04 Lingkungan Barang sejumlah 133 orang, RT 03 RW 01 sebanyak 28 orang, Desa Purwoasri 1 orang, Sirnoboyo 1 orang dan Desa Widoro sebanyak 4 orang.

Kades Arjowinangun Rakhman Wijayanto yang berkesempatan memberikan sambutan pada swab massal itu menyampaikan supaya masyarakat untuk tidak resah, lantaran Covid-19 bukanlah aib yang merugikan harkat dan martabat keluarga.

Upaya isolasi merupakan langkah gugus tugas dalam rangka menekan angka penyebaran. “Mari bersama-sama berfikir baik demi keselamatan dan kesuksesan mengusir Covid-19 di Pacitan,” ujarnya. (diksominfoPacitan).

UI Undang Indartato Jadi Pembicara Penanganan Covid-19

Penanganan Virus Corona di Kabupaten Pacitan mendapat perhatian khalayak, terbukti dengan diundangnya Bupati Pacitan sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Indartato dalam Collaborative Government Dan Kepemimpinan Penanganan Covid-19 oleh Klaster Collaborative Government And Dynamic Public Service Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) (22/08) melalui media Zoom dan YouTube FIA UI.

Hadir dalam Webinar spesial tersebut Profesor Dr. Eko Prasojo, mag.rar.publ sebagai Keynote Speaker, Profesor Dr. Amy YS. Rahayu, Msi. dan Profesor Dr. Irfan Ridwan Maksum, Msi. Sebagai Penanggap.

Bupati mengaku ada 3 aspek dalam penanganan wabah Covid-19 di Kabupaten Pacitan, yakni penerapan 3T (Tracing, Tasting dan Treatment) yang berdampak pada lini yang lebih luas. Misalnya, selain kesehatan berpengaruh terhadap situasi ekonomi dan sosial, sehingga mempengaruhi arah kebijakan yang akan diambil. “Pemerintah menyesuaikan keuangan yang dipunyai,” terang Dia usai kegiatan.

Momentum Webinar yang difasilitasi UI sekaligus tokoh akademisi tersebut dapat menjadi motivasi bersama dalam memerangi pandemi Covid-19, melalui metode 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak). (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Ketua Satgas Tinjau Lingkungan Barang

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Indartato bersama rombongan melihat langsung kondisi Lingkungan Barang, Arjowinangun, Pacitan setelah keputusan penerapan karantina wilayah lantaran semakin meluasnya kasus Covid-19 dari cluster lokal Sudimoro.

Hingga saat ini (21/08) tercatat 8 kasus ditemukan di lingkungan tersebut sehingga memaksa satgas men-tracing kepada 183 warga. Sesuai pantauan Diskominfo Pacitan satgas juga akan melakukan tes Swab masal kepada 163 warga yang dilakukan besok (22/08) di Gedung Balai Desa setempat.

Pemda bersama satgas juga dikabarkan akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjalani isolasi, demikian bertujuan untuk meringankan beban masyarakat utamanya kebutuhan dasar.

Pemantauan langsung tersebut bertujuan untuk memastikan kondisi dilapangan benar-benar terkendali, utamanya penerapan protokol kesehatan melalui program 3M (Mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak) dalam rangka memutus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Pacitan. (DiskominfoPacitan).

1 Sembuh; Zona Oranye KBM SMA 25 persen

Update perkembangan covid-19 di Kabupaten Pacitan menunjukkan penambahan kasus sembuh sebanyak 1 orang, tambahan itu merupakan dari cluster Sudimoro yang menjalani perawatan salah satu RS di Yogyakarta.

Sehingga hingga (20/08) total data kesembuhan di Pacitan menjadi 60 orang, sedang total kasus konfirmasi covid-19 sebanyak 74 orang, untuk angka kesembuhan kembali naik menjadi 81,1%. 1 kasus sembuh tersebut pendatang  alamat KTP Bekasi, sementara tinggal di asrama yg disediakan perusahaan di Sudimoro.

Hingga kini status zona di Pacitan  bergeser kembali menjadi zona oranye, Hal ini tentunya menjadi pertimbangan gugus, utamanya pada lini dunia pendidikan SMA yang telah dibuka KBM tatap muka 18 Agustus kemarin. Merujuk SE Gubernur, zona oranye hanya boleh melaksanakan KBM tatap muka dengan jumlah siswa maksimal 25 persen dari kapasitas kelas.

Gugus tugas covid-19 Pacitan tetap menghimbau kepada masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, dan akan dilakukan pengenaan sanksi bagi yang melanggar sesuai dengan tindak lanjut dari Inpres Nomor 6 tahun 2020. (DiskominfoPacitan)

Lingkungan Barang, Arjowinangun Diisolasi

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan mulai malam nanti pukul 00.00 WIB akan memberlakukan karantina wilayah di RT 01/ 04 Lingkungan Barang, Desa Arjowinangun, Pacitan.

Hal ini sebagai tindak lanjut dari rapat evaluasi satgas yang dilaksanakan pada  (20/08) tadi, berdasar hasil  pengembangan pasien Nomor 56 dari perusahaan yang ada di Sudimoro yang bertempat di tanggal di lingkungan tersebut.

Sampai saat ini telah tercatat sudah ada 8 kasus terkonfirmasi secara kumulatif dan menjalani perawatan di Wisma Atlet. “Sebagian sudah dinyatakan sembuh,” kata Rachmad Jubir Satgas Covid-19 Pacitan, pada Siaran Persnya (20/08).

Karantina tersebut berlaku hingga hasil swab sudah dilakukan menyeluruh terhadap masyarakat yang terindikasi kontak dengan pasien 56 maupun yang lain. “Selama karantina berlangsung akan didukung bantuan sembako oleh gugus tugas,” lanjutnya.

Satgas mengharap masyarakat bisa memahami kondisi ini demi memutus rantai penularan dan penyebaran yang ada di Lingkungan Barang.

Karantina juga akan berdampak terhadap penutupan sejumlah akses keluar masuk pada lingkungan tersebut, sehingga hanya ada 1 akses pintu yang akan dijaga penuh selama 24 jam oleh tim gugus, terdiri dari unsur Polsek, Koramil, Satpol PP, BPBD, Linmas maupun relawan. “Kembali gugus tugas menghimbau kepada masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, khususnya 3M. Yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan selalu Menjaga jarak ketika berinteraksi sosial.

Sementara Kabupaten Pacitan masih berada pada zona oranye, itu berarti telah terjadi penularan pada tingkat sedang. Kata kunci keberhasilan pengendalian covid-19 adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Pun tak terkecuali dari kluster lain-lain, utamanya yang ada riwayat datang dari daerah terdampak covid-19 seperti Jakarta dan Surabaya, sehingga sangatlah dibutuhkan peran masyarakat utamanya RT/RW dan desa untuk melakukan pendataan bagi para pendatang yang dilanjutkan koordinasi dengan petugas kesehatan untuk dapatnya dilakukan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treatment.

“Sehingga akan dapat ditentukan apakah harus isolasi mandiri, dirawat di Wisma Atlet atau di rumah sakit. Semua agar covid-19 dapat dikendalikan,” pungkas Rachmad. (DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; Tambah 7 Pulang 6

Dominasi cluster lokal kian banyak di Kabupaten Pacitan, setidaknya hari ini Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto merilis 7 kasus baru, 5 pasien diantaranya adalah pendatang dari Jakarta dan Surabaya yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

Sedang 2 pasien lain adalah tindak lanjut pengembangan cluster lokal Sudimoro dari upaya tracing pasien Nomor 56 yang beralamat di Desa Arjowinangun, Pacitan. Rachmad menyampaikan 2 kasus baru tersebut masih ada hubungan keluarga.

“Pasien pertama adalah anak berusia 10 tahun, dan yang kedua seorang manula,” terang Dia pagi ini (19/08) di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Kabar baik turut disampaikan Jubir pada kesempatan tersebut, 6 penghuni Wisma Atlet dinyatakan dapat kembali bersama keluarganya. Pertama adalah pasien dari Kecamatan Tulakan, Sudimoro, Ngadirojo, Desa Tanjungpuro dan 2 pasien dari Kecamatan Pacitan. “Sehingga angka kesembuhan masih tetap di 79 persen,” lanjutnya.

Tentu semua berharap kondisi segera kembali sedia kala, demikian Jubir tak henti-henti menghimbau masyarakat untuk tetap berjuang bersama pemerintah melalui protokol kesehatan. Baik Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. “12 pasien yang dirawat semoga segera lekas sembuh,” pungkasnya. (budi/notz/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Upacara Dilaksanakan Dengan Protokol Kesehatan Lengkap

Peringatan Upacara bendera HUT RI Ke-75 di Kabupaten Pacitan dilaksanakan secara sederhana. Kondisi ini memang tampak berbeda ketimbang tahun-tahun sebelumnya disebabkan mewabahnya Covid-19.

“Ini adalah upaya kita memutus mata rantai penyebaran covid-19 demi masyarakat Kabupaten Pacitan,” ucap Indartato, Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan (17/08) di Pendopo Kabupaten.

Meski demikian Indartato melanjutkan makna peringatan HUT RI tidaklah berkurang. Begitu juga penyelenggaraannya di tingkat desa, kecamatan maupun Perangkat Daerah (PD). “Tetap kami laksanakan namun tetap dengan protokol kesehatan ketat,” lanjutnya.

Usai kegiatan, Bupati bersama Jajaran Forkopimda melanjutkan kegiatan memberikan Remisi Umum di Rutan Klas II B Pacitan, disambung kegiatan Detik-detik Proklamasi oleh pusat. (DiskominfoPacitan).

Pernah Coba Madu Anti Corona Dari Piton?

Warga Dusun Petung, Desa Piton, Punung baru-baru ini  tengah mencoba bersahabat dengan Lebah Klanceng (Lebah Kerdil), sebelumnya mereka memburunya di hutan yang banyak batu karst. Bahkan masuk ke dalam goa-goa untuk mengambil madu yang banyak dicari orang-orang sebagai penambah stamina dan daya tahan tubuh.

Namun kebiasaan konvensional tersebut diketahui oleh para Penyuluh dari Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jatim yang bertugas menjaga hutan di wilayah itu. Tanpa ragu mereka mencoba mencari alternatif lain dengan membentuk kelompok tani hutan yang akhirnya dinamai Wana Yasa I.

Ada 36 masyarakat yang tertarik bersahabat dengan Lebah Klanceng, semakin menarik lagi sebagian besar mengikuti kegiatan itu adalah para pemuda. Termasuk Tri Handoko yang saat ini sudah mempunyai 14 sarang selama proses perencanaan atau 3 bulan lalu. “Yang sulit adalah mencari ratu lebah,” kata Dia disela kunjungan Bupati Pacitan Indartato (15/08).

Cukup sulit bagi sebagian orang untuk berinovasi mengembangkan madu yang rasanya agak asam itu, sebagian mereka lebih memilih cara instan dengan kembali berburu di hutan-hutan tanpa merawatnya. Belum lagi semut menjadi musuh bagi kerajaan lebah yang tidak memiliki sengat itu.

Pemerintah melihat itu sebagai satu kesempatan yang baik, namun pengelolaan berbasis pariwisata pada akhirnya menjadi modal penting, karena Desa Piton merupakan gerbang pariwisata menuju Goa Gong, Pantai Klayar maupun yang lain. Artinya jika dikembangkan dengan baik, wisatawan pasti tak segan jika harus mampir ke Dusun Petung untuk memanen madu asli meski harganya sedikit mahal.

Masalah lain pun datang menghinggapi angan masyarakat, mereka merasa produktivitas Lebah Klanceng melambat karena Wilayah Piton tidak banyak bunga. Mereka ingin ada bantuan nyata untuk penanaman bunga secara massif sementara orang-orang lagi bersemangat menekuni bisnis tersebut.

Lagi pula tidak ada permasalahan berarti untuk urusan marketing. “Kami ingin ada bantuan penanaman bunga secepat mungkin,” kata Giyanto yang mengaku sudah meraup untuk 360 Ribu Rupiah selama bergabung dalam Wana Yasa I itu.

Selama ada upaya dan kerjasama pasti harapan menjadi kenyataan, apalagi pemuda Dusun Petung tengah berapi-api. Walau terlambat, pemda akan mengupayakan mimpi itu melalui angan APBD tahun depan. “Rasanya luar biasa, saya kira ini anti Corona,” ucap Bupati. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Sukodono Tangguh

Merasa ogah ketinggalan, Desa Sukodono mendeklarasikan diri sebagai Desa Tangguh Semeru diantara tren penambahan kasus yang kian menurun di Kabupaten Pacitan sehingga menjadi zona kuning.

Apalagi saat ini Kecamatan Donorojo berstatus zona Hijau, kondisi tersebut mesti dipertahankan dengan memperkuat pemahaman warga maupun pemerintahannya. Sebab Sukodono adalah perbatasan Kabupaten Pacitan dengan Provinsi Jateng Maupun DIY.

“Meski sudah kuning kegiatan Kampung Tangguh Semeru harus terus kita laksanakan, demi masyarakat yang lebih nyaman, lebih baik dan sejahtera,” demikian kata Bupati Pacitan Indartato saat Launching Kampung Tangguh Semeru, hari ini (15/08). Untuk ketahanan pangan di Kabupaten Pacitan Indartato melanjutkan tidak ada masalah, bahkan hingga akhir tahun mendatang.

Disela konsentrasi terhadap penanganan covid-19, Polres Pacitan rupanya juga tengah disibukkan dengan kegiatan pengamanan jelang pesta demokrasi yang dijadwalkan Desember mendatang. “Bersyukur kami berhasil mengungkap jaringan curanmor. Impor dari Madiun,” kata AKBP Didik Hariyanto dikesempatan yang sama.

Meski mengaku sulit pada aspek medan, namun Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi mengaku bangga terhadap masyarakatnya yang cenderung terbuka. Namun demikian pihaknya akan lebih keras lagi dalam menggalakkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan. Melalui 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Rilis 5 Kasus Baru; Mampukah Pacitan Mempertahankan Zona Kuning?

Kasus baru kembali menambah jumlah penderita covid-19 di Kabupaten Pacitan, akhir pekan ini Sabtu (15/08) Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengemukakan adanya 5 pasien baru. “Ada tambahan 5 kasus terkonfirmasi,” katanya di Ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Pada rilisnya Rachmad menjelaskan 3 kasus diantaranya merupakan keluarga dari cluster lokal Sudimoro yakni pasien berkode 56, kesemuanya bertempat tinggal di Kecamatan Kota. sedang 2 kasus lain merupakan cluster impor yang bertempat tinggal di Kecamatan Ngadirojo. “Keduannya memang baru melakukan perjalanan dari luar kota,” lanjut Dia.

Melihat penambahan akhir-akhir ini menunjukkan tren penularan kian mengarah ke cluster lain-lain atau impor, semestinya masyarakat untuk tidak bepergian kecuali benar-benar dalam urusan mendesak saja.

Rachmad tidak melarang bepergian, namun protokol kesehatan sebagaimana dikampanyekan melalui metode 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker maupun Menjaga Jarak) supaya disiplin dilakukan, karena memang hanya itu cara terbaik men-zero-kan Pacitan dari covid-19.

Penambahan tersebut sekaligus membuat jumlah total keseluruhan menjadi 67 kasus, 53 kasus diantaranya dinyatakan sembuh dan dapat kembali bersama keluarga dan beraktifitas.

Situasi ini juga mengancam zona kuning yang baru disandang Kabupaten Pacitan, sekaligus menurunkan persentase kesembuhan dari 85 persen menjadi 79 persen. “Pokoknya tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun berada. Hanya itu solusinya,” pungkas Rachmad. (budi/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Kasus Sembuh Tambah Lagi

Kabar baik kembali disampaikan Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, satu pasien sembuh dari cluster lokal Sudimoro dinyatakan negatif tes swab dan bisa kembali bersama keluarganya.

Pengurangan itu membuat total kesembuhan hingga (12/08) menjadi 53 kasus, dari total 62 kasus sejak kemunculannya. “Yang dirawat di Wisma kini tinggal 6 pasien, 1 di rumah sakit swasta di Yogyakarta. Sehingga persentase kesembuhan kembali naik menjadi 85,5 persen,” kata Rachmad di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Angka tersebut cukup bagus sebagai langkah lanjutan penangan covid-19 di Kabupaten Pacitan, namun demikian kepada masyarakat Rachmad tetap berharap untuk terus waspada, mengingat covid-19 di Pacitan belum-benar hilang.

Melalui protokol kesehatan yang masif disampaikan pemerintah supaya masyarakat benar-benar menjalankan dengan penuh kedisiplinan. Berdasar pada metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

Rachmad juga memastikan selama rentan tahun 2020, Kabupaten Pacitan masih belum benar-benar steril dari virus corona, sehingga kesadaran menjadi hal yang begitu penting untuk diperhitungkan oleh masyarakat. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Beiji dan Teleng Masuk Tahap Uji Coba

Beiji Park dan Parai Teleng Ria benar-benar menjalankan tahap Pra Simulasi dengan baik, kerja keras tersebut akhirnya terbayar dengan diserahkannya Sertifikat Tahap Uji Coba oleh Satgas Penanganan Covid-19 melalui Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, kemarin (12/08) di Warkop Marina Parai Teleng Ria.

Kepala Disparpora T. Andi Faliandra, mengatakan komitmen pihak manajemen sangat penting dalam menggerakkan objek wisata di tengah-tengah pandemi covid-19 dengan standar protokol pariwisata. “Meski berat tetapi harus dipaksakan,” kata Andi.

Andi juga mengatakan, pesona destinasi wisata di Pacitan masih cukup mendapat tempat di hati masyarakat domestik maupun Internasional, terbukti berbagai penolakan terpaksa dilakukan selama Pra Simulasi.

Selanjutnya, upaya nyata di luar promosi masif demi menarik kembali para wisatawan adalah menciptakan satu kawasan Bersih, Indah, Sehat dan Aman atau dikenal dengan BISA, saat ini motto tersebut menjadi kebutuhan utama dan penting bagi wisatawan di antara wabah yang masih belum ditemukan vaksinnya.

Selebihnya, Bupati Pacitan Indartato dalam kesempatan yang sama menerangkan, tren peningkatan ekonomi cukup nyata, sehingga pemerintah bersama satgas mesti membarengi momentum tersebut dengan mengupayakan Pacitan menjadi zona kuning. “Paling penting pakai masker, sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2020,” tuturnya. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Satgas Covid-19 Pacitan Rilis 4 Kasus Baru

Penambahan kasus positif covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali terulang, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyatakan adanya 4 kasus baru. Dua diantaranya adalah cluster lokal Sudimoro dari pengembangan pasien 56 dari kecamatan kota berusia 56 tahun dan 4 tahun.

Sedang 2 pasien selanjutnya adalah cluster impor, yang bersangkutan merupakan pendatang dari Kabupaten Sidoarjo yang kini tinggal di Wonodadi Kulon dan Ngadirojo. “Sehingga kini total menjadi 62 kasus,” kata Rachmad (07/08) di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Pada kesempatan tersebut Rachmad juga mengemukakan penambahan kasus sembuh sebanyak 6 pasien, namun 2 diantaranya adalah pasien titipan yang tidak masuk di data satgas Pacitan. “Mereka dari Kecamatan Arjosari dan Pacitan yang masuk data di Kabupaten Lumajang, Jatim,” lanjutnya.

Sedang untuk 4 yang masuk di Pacitan adalah pertama dari Desa Sumberejo, Sudimoro. 2 Wonoasri, Ngadirojo. 3 dari Sumberejo, Sudimoro dan terakhir dari Wonodadi Kulon, Ngadirojo. Sehingga angka kesembuhan di Kabupaten Pacitan kembali meningkat dari 79,3 persen menjadi 80,3 persen.

Demikian, mantan Kadinkes tersebut tetap menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap kondisi yang terjadi. Termasuk proaktif terhadap pemerintah, dengan mengedepankan kejujuran, karena melalui sikap jujur tersebut upaya Tracing yang dilakukan dapat berakhir maksimal.

“Masyarakat juga kami mohon untuk sadar, karena kita kini berdampingan dengan corona. Maka Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) harus benar-benar dilaksanakan dimana didalamnya ada 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak,” harap Dia. (budi/notz/alAzim/nic/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Cluster Sudimoro Tambah 2 Kasus Baru

Setelah sekian lama tentang, satgas covid-19 kembali merilis penambahan 2 pasien baru dari cluster Sudimoro. Pernyataan resmi tersebut disampaikan Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto. “Ini menandakan corona virus belum hilang dari bumi Pacitan,” katanya (06/08) di ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Dua pasien baru tersebut meliputi 1 warga lokal Kecamatan Sudimoro dan 1 warga Tanjungpinang, Sumatera Utara yang sama-sama bekerja di sebuah perusahaan di Sudimoro. Keduannya melakukan Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di salah satu rumah sakit di Yogyakarta dan hasil dikonfirmasi ke jajaran satgas kemarin malam (05/08).

Berdasar pada temuan baru tersebut kini jumlah total kasus di Pacitan menjadi 58 kasus, 2 diantaranya meninggal dunia, 46 kasus sembuh, 10 dirawat meliputi 7 di Wisma Atlet dan 3 di rumah sakit di Yogyakarta. “Penambahan tersebut membuat angka kesembuhan kita menurun menjadi 79,3 persen,” terang Rachmad.

Pemerintah bersama satgas selanjutnya kembali akan memperketat 3T (Tracing, Testing dan Treatment) di instansi yang menjadi epidemi cluster lokal tersebut. Sehingga tidak terjadi penambahan kasus baru yang dapat merugikan semua orang.

Pemerintah hingga saat ini tetap berharap masyarakat untuk membuka diri supaya benar-benar membudayakan protokol kesehatan melalui langkah 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak), meski stay at home juga menjadi penyempurna menghadapi pageblug ini.

“Kita tahu media mainstream sering mengabarkan vaksin untuk covid-19, namun di samping vaksin disiplin tetap lebih baik, vaksin obat masih butuh waktu supaya dapat digunakan kepada masyarakat,” tambah Dia. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

TIMES Indonesia Anugrahi Indartato Positif News Maker

Dari ratusan bahkan ribuan tokoh di Indonesia Bupati Pacitan Indartato terpilih sekaligus memperoleh penghargaan dari TIMES Indonesia. Media baru berplatform digital yang mengusung warna positif tersebut menobatkan bupati dua periode itu dalam Kategori Positif News Maker.

Dari jejak digital utamanya di tahun 2019, Indartato terbukti selalu meninggalkan berbagai pemberitaan di banyak media secara baik, hal tersebut ternyata dicermati oleh manajemen TIMES Indonesia.

“Tidak semua mendapat penghargaan atau sertifikat ini, tergantung sejauh mana tokoh tersebut mengisi konten digital,” kata Bambang Irwanto Jenderal Manager Wilayah Madiun Raya, siang ini (05/08) di ruang Peta Kantor Bupati Pacitan.

Penyerahan penghargaan tersebut tidak lepas dari hubungan pemerintah terhadap media,  tanpa terkecuali TIMES Indonesia yang memang sejak kemunculannya memilih segmentasi positif pada setiap judul yang diterbitkan. “Tapi harus tetap kritis lho, maksud positif adalah adanya solusi nyata pada setiap masalah yang disampaikan,” lanjutnya.

Menurutnya hal tersebut penting adanya, lantaran masyarakat dewasa ini kian jengah terhadap pemberitaan yang kebanyakan bernuansa negatif tanpa memberi penyelesaian. Beruntung terobosan tersebut berhasil, ditandai dengan rating pembaca yang terus menunjukkan peningkatan secara signifikan.

Usai penyerahan, Bupati Pacitan Indartato menyikapi gaya baru yang dipilih TIMES Indonesia harus tetap pada porsi sesungguhnya sebagai media, karena pada dasarnya masyarakat berhak tahu.

Disamping itu media mempunyai peran penting sebagai Paso Benggala pemerintah dan ruang edukasi bagi masyarakat. “Tanpa pilar demokrasi ke empat ini saya kira pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik,” kata Bupati.

Sementara Kepala Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama mengatakan, media kurang tepat jika menutupi fakta negatif yang terjadi, asalkan bukan fakta yang dibuat-buat atau pun dibesar-besarkan. “Kritik kami butuhkan sebagai bahan evaluasi,” tambah Rachmad. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Keren; Sentra Kuliner Minulyo Jadi Pionir Kuliner Tangguh

Julian Tondo, Ketua Paguyuban Pasar Minulyo bersama seluruh pedagang lain tentu merasa bangga, karena dinobatkan menjadi pelopor terhadap penerapan protokol kesehatan di lingkup kuliner.

Hal itu disampaikannya saat Launching Kuliner Tangguh Semeru oleh Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato, Sabtu malam (01/08) di Sentra Kuliner Minulyo. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami berharap bimbingannya tiap 2 hari sekali mungkin mensosialisasikan protokol kesehatan kepada pembeli maupun ke pedagang,” ujar Tondo

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan, perlu adanya satu kebersamaan dalam menghadapi pandemi ini, itu karena ekonomi harus kembali berjalan tanpa jatuhnya korban. “Kebutuhan faceshield bagi pedagang yang belum menerima bisa kita upayakan,” kata Kapolres.

Sementara Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi masih dalam kesempatan yang sama menambahi, launching bukan sekedar upaya untuk mengejar nama, namun benar-benar upaya nyata dari dalam diri terhadap Adaptasi Kebiasaan Batu (AKB). “Sudah lama saya tidak kesini, sekarang kok banyak berubah. Menjadi indah sekali cocok untuk akhir pekan dengan dilandasi disiplin yang menjadi prioritas,” ungkap Nuri.

Sebagai kepala daerah, Bupati dalam kesempatan itu mengungkapkan kebanggaannya terhadap inovasi yang dilakukan pemuda dan seluruh warga masyarakat Pacitan tersebut. Lantaran di kota lain ia pastikan belum ada yang mampu membuat terobosan semacam ini. ” Ini harus dicontoh oleh yang lain, termasuk pedagang yang tidak masuk dalam komunitas. Dan upaya seperti ini gratis tanpa biaya,” katanya. (Budi/anj/alAzim/rch/Tika/

Cluster Sudimoro Tambah 1 positif

Penambahan kasus positif covid-19 kembali terjadi di hari pertama perayaan Idul Qurban. Rachmad Dwiyanto, Jubir Penanganan Covid-19  mengumumkan secara resmi penambahan tersebut, sore ini di Ruang PPID, Diskominfo Pacitan (31/07).

Penambahan tersebut merupakan transmisi dari cluster Sudimoro. Hal tersebut diketahui setelah satgas menerima Laporan dari Jogjakarta Internasional Hospital (JIH). “Hasil ini baru diketahui barusan, karena kelompok Perusahaan Itu memang melakukan tes Swab  di Yogyakarta.” Kata Jubir.

Meski demikian Jubir tak henti mewanti-wanti warga Pacitan untuk senantiasa menjaga kedisiplinan dan selalu waspada, lantaran di sekitar masih terdapat pasien terkonfirmasi, terlebih kembali dibukanya beberapa destinasi wisata di Kabupaten Pacitan.

Sehingga program 3M, yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak harus benar-benar dilakukan. Pada kesempatan itu Jubir mewakili Gugus Tugas juga menyampaikan permohonan maaf atas bertambah kasus baru tersebut.

Penambahan kasus ini membuat jumlah keseluruhan menjadi 56 kasus, 2 diantaranya meninggal dunia, 46 yang lain berhasil sembuh dan 8 kasus masih dirawat di Wisma Atlet. (budi/AlalAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan.

Jelang Takbir Aman Terkendali

Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan meninjau langsung situasi malam Hari Raya Idul Adha di Pasar Arjowinangun dan Terminal Pacitan, malam ini (30/07).

Giat tersebut sebagai upaya melihat langsung aktifitas pemudik yang masuk ke Kabupaten Pacitan. “Ada pemudik, tapi tidak begitu menyolok (banyak),” kata Indartato.

Rombongan tersebut juga memantau kegiatan masyarakat yang tidak menyelenggarakan takbir keliling. Saat ini langkah itu penting lantaran masih dalam masa pandemi covid-19, sehingga cukup beribadah di masjid.

Ia juga mengaku bersyukur atas kedisiplinan masyarakat yang telah mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker saat diluar rumah. “95 persen masyarakat memakai masker,” ungkapnya. (budi/anj/wan/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Semakin Cerah; Warga Wisma Atlet Berkurang 4 Orang

Akhir pekan yang cerah, pasien terkonfirmasi covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali terjadi pengurangan. Mereka yang dinyatakan sembuh kali ini sebanyak 4 orang.

2 orang pertama berasal dari cluster Sudimoro, 1 orang dari Ngadirojo dan 1 terakhir dari Tulakan merupakan cluster lain-lain dan memang mempunyai riwayat dari Surabaya.

Dari pengurangan tersebut membuat total sembuh secara kumulatif sebanyak 46 kasus dari total kasus konfirmasi 55 pasien. “Sehingga angka kesembuhan menjadi 86,3 persen,” ucap Jubir covid-19 Pacitan (30/07).

Meski angka kesembuhan semakin tinggi, namun Rachmad tetap mengharap masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Utamanya dengan metode 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan disempurnakan dengan Menjaga jarak bila berinteraksi sosial.

“Vaksinnya belum ada. Dan saat ini yang bisa menjadi vaksin adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan,” lanjutnya kembali mengingatkan. (budi/rch/tikaDiskominfoPacitan).

Bank Jatim Pacitan Jadi Yang Pertama Tangguh

Kini giliran dunia perbankan yang menjadi perhatian Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, diawali dari Bank Jatim Pacitan, Bupati Pacitan Indartato selaku Ketua Satgas meresmikan lembaga tersebut yang dinamai ‘Obvitter (Objek Vital Tertentu) Tangguh Semeru’. Pagi tadi (30/07).

Ini adalah terobosan strategis di waktu penting, mengingat tren kasus positif covid-19 terus mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan saat ini Pacitan berada di angka 11 kasus aktif dari jumlah total 55 kasus. Angka tersebut membuat Kabupaten Pacitan kembali menjadi zona kuning dan terus ditekan menjadi zona hijau.

Pimpinan Cabang (Pinca) bank Jatim Pacitan, Murjoko Teguh Hariyanto yang baru menjabat 5 bulan di Kota 1001 Goa itu memimpin 110 karyawan dengan pelayanan 5 hari kerja. Hal tersebut membuat lembaga ini berinteraksi aktif dengan ribuan masyarakat, sehingga harus memiliki jiwa disiplin tinggi akan protokol kesehatan. “Ini wujud kami mendukung penanganan covid-19 di Pacitan,” katanya.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir dalam kesempatan tersebut kembali mengingatkan, bahwa menghadapi covid-19 cara parsial bukanlah cara yang baik, yang dibutuhkan kompak bersama empat komponen mulai pemerintah, TNI/Polri, perusahaan dan masyarakat itu sendiri. “AKB (Adaptasi Kabiasaan Baru) suka tidak suka harus kita laksanakan dengan kedisiplinan tinggi,” ungkap Dia.

Sementara Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi lebih tegas berkomentar, baginya komitmen adalah pondasi penting. Terlebih kegiatan tersebut diharapkan bukan semata giat ceremony belaka. “Jangan sampai kita membuat aturan tapi kita tidak melaksanakannya,” ungkap Dia.

Kian menurunnya penambahan kasus di Pacitan saat ini turut disinggung Bupati pada sambutannya, keberhasilan tersebut tidak lain merupakan buah dari kerja keras seluruh komponen, tidak terkecuali warga Pacitan. “Selanjutnya supaya tidak lahir cluster baru, saya ingin kantor-kantor seperti ini, Menerapkan 3M (Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak) dan yang lain,” kata Bupati. (budi/aalazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Wacana PJJ Permanen; Dindik Pacitan Anti Alergi

Bagaimana kesiapan dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan jika merujuk pada komentar Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim. Saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI (02/07), soal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang direncanakan menjadi sistiem permanen benar-benar terjadi.

Meninjau berbagai kondisi yang ada utamanya di sisi geografi dan topografi Pacitan, berakibat 10 persen peserta didik tidak memperoleh akses internet yang memadai. Disamping faktor efisiensi dan gaya baru yang bakal membuat metode pendidikan lebih beraneka ragam melalui kreativitas guru, siswa maupun orang tua.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Pacitan Daryono yang turut mendengar wacana tersebut mengakui metode pendidikan terbaik adalah tatap muka langsung. Siswa benar-benar menyerap sempurna materi yang disampaikan guru, mereka juga dapat belajar bersosialisasi aktif bersama teman dan lingkungannya.

Namun demikian Daryono mengaku ia tidak alergi terhadap wacana tersebut jika sekali lagi benar adanya terealisasi. Terlebih pihaknya telah mempunyai metode untuk mengusung inovasi tersebut yang kini telah digunakan. “Jika iya, kita tunggu surat resmi dari pusat,” ujarnya (29/07) kepada Diskominfo Pacitan.

Apapun metode yang bakal disahkan oleh Nadiem kelak, namun Dindik Pacitan tetap berkomitmen terhadap masa depan 50.000 peserta didik di Kabupaten Pacitan. Walau untuk menuju ke arah tersebut Daryono menerka perlu perdebatan panjang ditingkat pusat.

Lalu bagaimana langkah pemerintah terhadap angka 10 persen blankspot yang bakal mengganggu pembelajaran peserta didik, walaupun sekolah telah memberlakukan program home visit hingga saat ini.

Kepala Bidang (Kabid) Teknologi Informatika (TI) Diskominfo Pacitan Supriyono dikesempatan terpisah mengungkapkan, perlu komunikasi bersama pihak ketiga untuk memberantas angka 10 persen tersebut.

Utamanya dukungan masyarakat dan yang lain dalam rangka instalasi infrastruktur yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Tanpa menafikkan kebutuhan biaya yang tidak sedikit. “Kita harus melobi pihak ketiga maupun masyarakatnya,” ungkap Supriyono jujur. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Elpiji 3 Kg di Pacitan Lancar; Tersedia di Pangkalan Harga Normal

Tidak ada mendung ataupun hujan, salah satu media di Kabupaten Pacitan merilis kelangkaan tabung melon Gas Elpiji 3 Kg. Kabar tersebut sontak membuat Kabid Perlindungan Konsumen Disperindag Pacitan Siti Naimah bersama tim melakukan pemantauan langsung ke sejumlah titik, mulai Sudimoro, Arjosari dan yang lain. “Tidak ada kelangkaan,” katanya kepada Diskominfo Pacitan (28/07).

Bahkan perhari pihak SPBE menggelontorkan volume gas 70 Ton. Angka yang cukup besar, apalagi ternyata stok tersebut rata-rata kebutuhan sehari saja. Apalagi  jelang momentum Hari Raya Idul Adha pihaknya telah melobi untuk penambahan kuota. “Kita sudah mengajukan tambahan fakultatif untuk Idul Qurban,” tambah Siti.

Tak puas, Tim Liputan Diskominfo Pacitan pun mencoba mengecek kondisi salah satu pangkalan Pratama Yuda Saputra, di Arjowinangun Pacitan. Hingga pukul 13:00 masih terdapat puluhan tabung gas yang siap dibeli konsumen.

Dari 150 kuota yang dikirim setiap harinya tidak ada keterlambatan maupun pengurangan, termasuk pada akhir Juli ini. “Hingga hari berikutnya pasti ada sisa 5 sampai 10 tabung. Harganya 16 Ribu Rupiah,” terang Yayuk Puji Lestari pemilik pangkalan tersebut.

Masih belum puas, Tim kemudian mencoba menghubungi Ketua Hiswana Migas Madiun, Agus Wiyono. Rupanya Agus telah mendengar informasi tersebut melalui grup Whatsapp dan dan membuatnya cemas. “Kami takut masyarakat kebingungan,” kata Agus.

Pasalnya hingga detik ini pihaknya telah mengirim kuota gas ke Kabupaten Pacitan sesuai dengan permintaan yang ada. Bahkan dirinya mengaku penambahan terus dilakukan jelang hari besar Idul Adha.

Menurut pengamatannya, bisa jadi media yang merilis informasi tersebut belum sepenuhnya memahami mekanisme penyaluran gas bersubsidi tersebut. Sehingga kekurangan yang terjadi di pengecer dianggap sebagai kelangkaan di pangkalan, semakin runyam lagi jika disebutkan di SPBE. Jika yang kehabisan di pengecer, itu merupakan satu kewajaran, mengingat pengecer tidak masuk dalam sistem regulasi.

“Media belum mengerti tentang mekanisme distribusi gas Elpiji 3 Kg,” lanjut Agus. Seharusnya masalah distribusi yang harus disinggung adalah agen dan pangkalan, bukan SPBE. terlebih gas melon merupakan barang bersubsidi yang mempunyai perlakuan khusus, membuat agen sebelum distribusi terlebih dahulu harus mengirim data yang disebut Simolek.

Usai konfirmasi data, barulah gas dapat didistribusikan. Sehingga kemana arah pengiriman gas dapat dipantau pihak Pertamina secara menyeluruh, pemantauan bahkan hingga pada Pertamina pusat. “Jadi jika agen melakukan suplay yang tidak benar maka akan terlacak,” terangnya.

Agus secara gamlang juga mengaku bahwa ada tambahan agen baru di Pacitan, membuat pertamina memberi penambahan kuota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari 528 pangkalan yang dibagi oleh 5 agen di Kabupaten Pacitan.

Agus juga tidak main-main, jika ternyata pada pemberitaan tersebut salah satu pangkalan di bawahnya ternyata kedapatan bermain lewat belakang, maka ia tidak segan untuk mendelete tanpa perhitungan. “Yang antri ingin jadi pangkalan banyak, tapi kita harus selektif dan taat aturan pemerintah dan Pertamina” tegas Dia.

Pihaknya juga telah memenuhi laporan realisasi penyaluran Elpiji 3 Kg ke Disperindag yang dilakukan setiap bulan, hal tersebut merupakan acuan nyata sebagai pertanggungjawaban kepada pemerintah secara sah. “Untuk itu kepada masyarakat saya harap untuk tetap tenang terkait informasi tersebut,” pungkas Agas. (budi/wan31/riy/dzk/rch/tika/DiskominfoPacitan).

12 Pasien Pulang; Terimakasih Petugas Begitu Baik

Betapa terkejutnya DP tiga pekan lalu, saat itu Ibu muda tersebut saat itu dinyatakan positif covid-19 oleh petugas, seketika itu pun ia tengriang-ngiang bagaimana nasib keluarga dan terutama anaknya KA yang masih berusia 5 bulan.

Apalagi DP semakin syok saat mendapat kabar bahwa buah hatinya tersebut juga terkonfirmasi positif covid-19, dan harus dikarantina di Wisma Atlet. Meski pada akhirnya KA menjadi satu ruang bersamanya.

Namun hari ini semua telah berakhir, ia bersama 11 pasien lain di Kabupaten Pacitan dinyatakan negatif covid-19 termasuk anaknya. “Saya disini 3 minggu, dan anak saya 2 minggu, ” ungkap DP sambil meneteskan air mata saat pelepasan 12 pasien terkonfirmasi covid-19 di halaman Wisma Atlet (28/07).

Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto yang hadir pada kesempatan tersebut mengungkapkan, pelepasan pasien saat ini adalah yang terbanyak sejak covid-19 melanda Pacitan selama 4 bulan. Sehingga membuat pasien yang dikarantina hanya tinggal 11 orang. “PDP di rumah sakit juga Nol,” kata Jubir.

Fenomena tersebut sekaligus membuat angka kesembuhan di Kabupaten Pacitan menjadi 76,4 persen, angka yang cukup besar dari jumlah total keseluruhan sebanyak 55 kasus. Termasuk merubah status Paradise Of Java ini kembali menjadi zona kuning. “Jika terus membaik maka zona hijau di depan mata,” terangnya.

Jubir juga menerangkan betapa menderitanya dinyatakan positif covid-19, di samping berbahaya utamanya bagi yang berusia rentan, yang bersangkutan mau tidak mau harus diboyong ke Wisma Atlet untuk menjalani karantina, jauh dari keluarga dan tidak bisa beraktifitas.

Namun demikian, petugas melalui satgas covid-19 akan terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik, sementara masyarakat harus sadar akan disiplin protokol kesehatan. Melalui 3M yang terus dikampanyekan. “Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak penting adanya,” pungkas Dia. (budi/wan31/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Tambah 2 Positif; 12 Yang Lain Bisa Pulang

Penambahan kasus positif covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Pacitan, Jubir Satgas Penangan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengumumkan penambahan dua kasus baru, sore ini (27/07).

Penambahan tersebut pertama adalah warga Kecamatan Tulakan yang tertular dari pasien positif dari Desa Kasihan, sebelumnya mereka sama-sama merantau dari Surabaya. Setelah pulang ke Pacitan kebetulan di dalam satu travel yang sama. “Secepatnya akan di pindahkan ke Wisma Atlet,” kata Jubir.

Kemudian kasus kedua merupakan warga Ngadirojo, berbeda dengan kasus pertama, kasus kedua tersebut tertular dari istrinya yang sudah dahulu positif. Kasus kedua tersebut masuk dalam cluster lain-lain karena usai melakukan perjalanan dari Pulau Kalimantan.

Adapun dari penambahan 2 kasus baru, jubir juga membeberkan penambahan 12 kasus sembuh. Ini adalah rekor selama pandemi bergejolak di Kabupaten Pacitan, membuat persentase kesembuhan naik drastis menjadi 76,3 persen. “Yang sembuh meliputi 7 dari Sudimoro, 1 dari Tegalombo, 2 dari Ngadirojo dan 2 lagi dari Tulakan,” beber Jubir.

Hingga pada akhir bulan ke 4 masa pandemi di Kabupaten Pacitan, Jubir tak lelah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan metode 3M. Mulai Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak dan Memakai masker. “Selain penting, semenatra waktu saya mohon untuk stay at home (tetap di rumah),” pungkas Rachmad. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Tari Sekar Klayar Sambut AKB

Usai rangkaian yang disempurnakan penyerahan Sertifikat Kelayakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang masuk tahap simulasi untuk Pantai Klayar, Watukarung dan Pancer Door yang berpusat di Arena Timur Seruling Samudra Pantai Klayar, seluruh undangan berdoa bersama untuk mendiang Legenda Sobat Ambyar ‘Didi Kempot’.

Sebagaimana diketahui, Didi Kempot turut memviralkan Pantai Klayar, melalui tembangnya ‘Pantai Klayar’ yang dirilis tahun 2016 silam. Tembang tersebut sekaligus menjadi karya andalannya. Bahkan beberapa kali Didi Kempot kedapatan menyanyikan lagu tersebut di kancah Internasional, termasuk satunya di Suriname. Doa juga dicurahkan kepada mantan Kadinkes Pacitan dr. Eko Budiono yang berpulang dini hari tadi (00:20).

Penyerahan Sertifikat Simulasi di tiga destinasi itu wujud nyata pemda Pacitan bersama Satgas Covid-19 dalam memulihkan perekonomian Pacitan. Khususnya di bidang pariwisata yang sempat mati suri sejak awal pandemi pertengahan April lalu.

Promosi masif akan kita galakkan disamping kita membudayakan mereka untuk mematuhi Adaptasi Kebiasaan Baru ini,” ujar Bupati Pacitan Indartato di kesempatan tersebut.

Pemerintah juga mengerti bahwa calon wisatawan begitu menanti kembali dibukanya 19 destinasi di Pacitan, tanpa terkecuali mereka yang bergantung pada bisnis pariwisata. Namun demikian, sembari menyiapkan semuanya Indartato meminta kedisiplinan benar-benar menjadi prioritas, supaya tidak lahir cluster baru.

“Jalan-jalan ke Kota Bali, Loh ngapain ke Bali kalau Pacitan Lebih Indah,” ucap Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol. Nuri Wahyudi berpantun mengawali sambutannya yang disambut riuh tepuk tangan. Baginya Pacitan mempunyai kesempatan untuk berbuat lebih pada momentum ini, salah satunya adalah menjadi pelopor AKB bagi kota lain di Indonesia untuk pariwisata Pacitan.

Tim Liputan Diskominfo Pacitan mengajak Ketua Pengadilan Negeri dan Agama Pacitan untuk berandai-andai, soal keterlibatan dua instansi tersebut dalam mengembangkan destinasi wisata Pacitan.

“Kita sosialisasikan keindahan Pacitan di forum-forum, kita mungkin juga aktif update status dengan berlatar belakang obyek-obyek yang indah ini. Pasiti menarik calon wisatawan baru,” ujar Sumarwan Kepala Pengadilan Agama Pacitan.

Sedang bagi Saut Erwin Hartono A. Munthe Ketua Pengadilan Negeri Pacitan yang baru menjabat empat bulan tersebut memiliki cara pandang yang sederhana, yakni memaksimalkan seluruh SDM yang terlibat dalam kepariwisataan. Mulai dari pedagang hingga tour guide harus mempunyai pengetahuan luas diatas protokol kesehatan.  “Seluruh pelaku harus mempunyai kesamaan pandangan terhadap destinasi kita utamanya saat ini harus paham AKB,” ucap Saut.

Sementara Kepala Disparpora Pacitan T. Andi Faliandra membeberkan, beberapa destinasi yang belum merambah ke tahapan untuk menuju AKB saat ini tengah mempersiapkan SDM maupun infrastrukturnya, hal tersebut memang tidak semudah membalikan tangan, artinya perlu waktu.

Sedang di lain konsep, meski waktu salah satu prioritas yang menjadi perhatian, namun bagi Andi yang penting ialah pemahaman bagi 11 destinasi yang belum dibuka. “Kita akan mendampingi sampai mereka lulus sehingga mendapat sertifikat,” kata Dia.

Andi juga memastikan, pembukaan destinasi melalui penyerahan sertifikat tersebut tidak main-main, berbagai kedisiplinan yang disampaikan akan diawasi oleh jajaran terkait, seperti Satpol PP, TNI dan Polri. “Mereka akan mengawasi setiap hari,” pungkas Andi. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Terimakasih BPJS Ketenagakerjaan

Hari masih begitu pagi, BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur berbondong-bondong mendatangi Kantor Bupati Pacitan untuk menemui orang nomor 1 di pemerintahan tersebut, siapa lagi kalau bukan Bupati Pacitan Indartato.

Mereka kompak mengenakan Hoodie berwarna coklat susu, sehingga terkesan lebih muda dan penuh semangat. Namun bukan fashion mereka sehingga artikel ini dipublikasikan kepada khalayak ramai.

Tetapi komitmen BPJS Ketenagakerjaan atas pandemi covid-19, dengan menyerahkan bantuan kepada jajaran Satgas Covid-19 Pacitan. Bantuan tersebut meliputi 1 Ton Beras dan 100 paket sembako untuk masyarakat terdampak.

Komitmen tersebut sekaligus membuktikan bahwa selama ini pemerintah memiliki hubungan manis dengan seluruh instansi. Sehingga ketika terjadi sesuatu seperti pageblug, tanpa komando semua berbondong-bondong memberi perhatian.

Dodo Suharto, Deputi Direktur Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jatim yang menyerahkan bantuan membenarkan bahwa pemda selama ini mendukung berbagai program yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Pacitan. “Kami yakin dari sekian korban covid-19 diantaranya adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan,” kata Dia (24/07).

Mewakili masyarakat Pacitan Bupati Pacitan Indartato, menyampaikan terimakasih terhadap perhatian tersebut. Meski di satu sisi ia sangat menyadari bahwa pemda belum dapat membantu sepenuhnya berbagai program yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan.

“Saya berdoa semoga BPJS Ketenagakerjaan dapat melaksanakan perannya lebih baik lagi untuk masyarakat Pacitan,” harap Indartato. (anj/alazim/budi/rch/tika/DiksominfoPacitan).

Rilis 3 Kasus Baru, 1 Diantaranya Bayi

Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto kembali merilis 3 kasus baru, 2 kasus pertama adalah bayi berusia 5 bulan dan neneknya. Sedang untuk orang tua sebelumnya sudah menjalani karantina di wisma atlet. Mereka adalah transmisi dari cluster Sudimoro.

“Sementara bayi akan menjadi satu bersama sang ibu di wisma atlet, sedang neneknya yang berusia 60 tahun akan menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono karena usianya yang masuk usia rentan,” ucap Jubir (23/07) di Ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Sedang untuk pasien selanjutnya lanjut Jubir adalah seorang perantau dari kota Pahlawan, yang bersangkutan kebetulan tengah terjaring rapid test oleh petugas puskesmas setempat, dan menunjukkan hasil reaktif yang kemudian dilanjutkan dengan tes Swab. “Yang ketiga ini dari Ngadirojo,” lanjutnya.

Berdasar data beru penambahan tersebut, membuat total kasus di Pacitan menjadi 53, meninggal 2 kasus, sedang sembuh kini kembali bertambah 2 kasus dari cluster Temboro, sehingga total menjadi 30 kasus. Artinya yang kini menjalani perawatan sebanyak 21 kasus.

Dalam kesempatan tersebut Rachmad juga kembali mengharap dukungan masyarakat untuk turut serta dalam memerangi pandemi covid-19, dengan cara gampang yakni menjalankan dengan disiplin dan kesungguhan hati protokol kesehatan yang ditandai dengan 3M yaitu Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Awas Baby Boom; Angka Kehamilan Naik Selama Pandemi

Para pakar menyimpulkan bonus demografi di Indonesia tidak akan terjadi kecuali suksesnya sebuah program besar, yakni Keluarga Berencana (KB). Sebagaimana disampaikan di berbagai media akhir-akhir ini, bonus demografi berada di puncaknya pada tahun 2030.

Lalu apa sebenarnya bonus demografi dan kenapa momentum tersebut menjadi perhatian banyak negara di Dunia. Menurut istilah dari Data Penduduk Perserikatan Bangsa Bangsa, bonus demografi merupakan potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur pendek. Dimana usia kerja lebih besar dibanding proporsi bukan usia kerja.

Di Kabupaten Pacitan, saat ini terdapat 33 tenaga penyuluh KB aktif di bawah Dinas PPKB Dan PPPA Pacitan. Meski bukan angka yang ideal namun mereka mengemban tugas penting yakni menciptakan satu keluarga yang sejahtera. Ujungnya dari keluarga yang sejahtera adalah anak yang berkualitas, sebagai penerus keluarga maupun bangsa.

Namun saat ini pagebluk covid-19 menguji keluarga Indonesia yang diprogram menjadi sejahtera. Menurut hasil survey yang dilakukan dengan metode daring oleh BKKBN Provinsi Jatim menemukan fakta, selama pandemi berbagai capaian angka mengalami penurunan yang signifikan.

Sebanyak 95,8 persen keluarga mengalami gejala stres, angka yang cukup besar.  60,7 persen ekonomi keluarga menurun dan berujung pada penurunan kecukupan gizi, termasuk kenyataanya selama pandemi angka kehamilan bahkan secara nasional mengalami peningkatan.

“Artinya pandemi mempengaruhi sasaran program KB,” terang Kepala BKKBN Perwakilan (Kaper) Jatim Sukaryo Teguh Santoso, saat sambutannya dalam Bimbingan Teknis Program bangga kencana bagi penyuluh KB Kabupaten Pacitan. Hari ini (23/07) di Kantor Dinas PPKB Dan PPPA Pacitan.

Melihat realitas meningkatnya kehamilan di tengah pandemi, secara tidak langsung menimbulkan berbagai persoalan yang nantinya berujung pada masalah serius. Utamanya Baby Boom, stunting dan terpengaruhnya program pembangunan SDM generasi muda.

Namun demikian meski dalam armada yang terbatas, Petugas Penyuluh KB harus benar-benar bekerja ekstra demi menyelamatkan keluarga Indonesia. Inovasi Rabu Berbagi berwujud sedekah masker dan sembako harus dimaksimalkan sembari menebarkan kampanye-kampanye, terpenting saat ini masyarakat harus benar-benar memahami apa itu protokol kesehatan. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Akhiri Masa Lajang di Wisma Atlet

Satgas Penangan Covid-19 Pacitan tidak bisa berbuat banyak, saat salah satu pasien covid-19 berjenis kelamin laki-laki berusia 20 tahun yang masuk Wisma Atlet senin kemarin (20/07), diujung jadwal pernikahan. Tepat hari ini (23/07).

Kedua Mempelai terpaksa harus menjalani ijab qobul di Wisma Atlet meski dengan standar protokol kesehatan ketat. Beruntung info terbaru mempelai wanita yang berusia sama yaitu 20 tahun dinyatakan negatif covid-19.

Menurut penanggung jawab momen langka tersebut, dr. Johan Tri Putranto kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, pihaknya merasa perlu memfasilitasi agenda sakkral kedua mempelai, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ekstra ketat. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan.

Satgas juga membatasi undangan pada momen itu, yakni kedua mempelai, wali, naib dan saksi-saksi, undangan juga dibekali APD level 2 lengkap. Untuk pendukung lain termasuk awak media diposisikan jauh dengan pasien dan berbeda di ruang terpisah. “Untuk Honeymoon sementara ditunda dulu sampai yang pria sehat,” ungkap Johan.

Meski prosesi pernikahan cukup sederhana, momen tersebut diharap mmberi kebahagiaan mempelai pria, selanjutnya menjadi motivasi kesembuhannya. (budi/rch/Dinkespacitan/DiskominfoPacitan).

Obyek Wisata Watu Bale, Pidakan Dan Soge Bisa Dikunjungi Wisatawan Lokal

Istri Bupati, Luki Indartato berpose di depan kamera membantu mempromosikan obyek wisata Watu Bale saat kegiatan penyerahan Sertifikat Pra-Evaluasi.

Marjuni Kades Jetak, Tulakan tertunduk lesu. Lantaran anggaran Dana Desa (DD) tahun 2020 sudah habis untuk kebutuhan penanganan covid-19. Berupa bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.

Sementara pembangunan untuk pemaksimalan area wisata masih jauh dari kata sempurna. Sikap itu wajar, karena warga timur memiliki ambisi besar bersaing aktif dalam pembangunan pariwisata, demi mensejahterakan masyarakat.

Mengetahui itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, T. Andi Faliandra terharu sekaligus merasa bangga terhadap mimpi membesarkan pariwisata timur Pacitan ini.

Momentum penyerahan piagam Pra Simulasi yang dilakukan hari ini (23/07) ia anggap sebanding dengan semangat dan komitmen yang ditunjukan seluruh pengelola pariwisata, utamanya di obyek wisata Watu Bale, Soge dan Pidakan.

Itu berarti mulai saat ini, 3 objek tersebut dapat menerima tamu dari lokal Pacitan, sampai pada tahap selanjutnya yaitu Evaluasi. Usai tahapan terakhir obyek-obyek yang memenuhi standar protokol kesehatan dapat menerima tamu dari mana pun. “Semua harus memenuhi standar AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru),” kata Andi.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir menegaskan, saat ini pemerintah bukan hanya berkutat pada hal kemanusiaan, namun juga berfokus pada rana ekonomi. Ia berharap kepercayaan yang diberikan satgas dapat diemban dengan baik. “Kalau lahir cluster baru bisa di tutup. Bisa rugi kita semua,” pesannya.

Menyikapi uneg-uneg Marjuni, Bupati memastikan pemda secepatnya akan hadir memenuhi kebutuhan tersebut, meski objek tersebut dikelola pemdes setempat. Namun tetap sesuai dengan kemampuan yang ada. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Positif 1 Sembuh 2

Remaja berusia 16 tahun dinyatakan positif covid-19, remaja ini terinfeksi covid-19 dari orang tuanya yang tertular lebih dulu yang kini sedang menjalani karantina di wisma atlet Pacitan.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto pada rilis (22/07) di ruang PPID Diskominfo Pacitan mengatakan, untuk menghindari penyebaran virus remaja tersebut secepat mungkin akan dipindahkan ke wisma atlet.

Penambahan tersebut membuat total keseluruhan di Kabupaten Pacitan menjadi 50 kasus, 2 kasus meninggal, sembuh bertambah 2 orang, yakni cluster Sudimoro dan warga Tegalombo. Sehingga total kesembuhan menjadi 28 kasus.

Hal tersebut menambah persentase angka kesembuhan menjadi 56 persen, jika angka kesembuhan terus bertambah maka harapan menjadi zona hijau semakin di depan mata. Artinya berbagai program pemerintah yang sempat terhenti selama pandemi akan kembali berjalan.

“Kepada masyarakat saya harap untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui 3M, sebagaimana disiplin adalah vaksin terbaik terhadap virus corona yang menyebabkan penyakit covid-19,” kata Dia. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Pandemi Bukan Alasan Untuk Mengabdi Pada Negeri

Dengan bangga dan penuh syukur, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pacitan merayakan Hari Bhakti Adhyaksa yang ke-60 Tahun. Satu langkah nyata bekerja tanpa lelah untuk negeri khususnya Kabupaten Pacitan, yang tertuang pada tema bertulis “Terus Bergerak Dan Berkarya”.

Meski di tengah pandemi covid-19, capaian membanggakan tersebut terkisahkan kepada awak media (22/07) di Aula Graha Adhyaksa oleh Kajari Pacitan Noor Adi bersama jajaran.

Dari sekian deretan capaian yang luar biasa, adalah inovasinya akan pemaksimalan pelayanan kepada seluruh masyarakat berupa Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) lengkap dengan detail-detailnya.

Menandakan Kejari Pacitan benar-benar berkomitmen menghadirkan pelayanan yang bersih jauh dari tindakan menyimpang. Misalnya pembuatan area penanganan hukum dan perkara yang terpisah dari office. “Ini adalah kerja kami semua (Tim) bukan kerja saya,” katanya rendah hati.

Dari organ dalam Noor juga melakukan gebrakan manis dengan upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tiap-tiap jajarannya tanpa terkecuali. Disamping untuk menambah literasi hukum juga sebagai upaya untuk mengikuti arus perkembangan.

Upaya lain yang menjadi perhatian adalah cara Kejari untuk melakukan upaya preventif khusus kepada generasi muda. Melalui programnya yang dinamai Jaksa Masuk Sekolah, meski sementara fokus mereka kepada SMAN 1 Pacitan, SMKN 1 Pacitan dan SMK Kesehatan Pacitan.

Ingin semua terlibat dalam pencegahan hukum secara mudah oleh semua lapisan masyarakat, Kejari membentuk Pos Jaga Desa. Meski sementara baru di 4 kecamatan, namun secepatnya Pos Jaga Desa akan hadir di seluruh kecamatan. “Ini bukan berarti kita ngantor di Kecamatan lo ya,” ucap Dia sambil terkekeh.

Pada lingkup lain juga tak luput menjadi perhatian, belum lama ini Kejari Pacitan menggelar Ngopi (Ngobrol Pacitan Interaktif) bersama para tokoh pariwisata dan jajaran terkait Pemda Pacitan.

Jika belum cukup, Kejari juga mengaku telah membuat satu langkah kecil dengan mengaktifkan satu nomor Whatsapp, nomor tersebut dapat diakses seluruh masyarakat yang hendak melakukan konsultasi hukum maupun pelaporan.

Seakan ogah nanggung inovasi sederhana itu tanpa biaya, alias gratis. “Cara lain juga dapat dilakukan dengan mengunjungi website resmi kami,” tambah Noor.

Menyambut pesta demokrasi (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati) yang rencananya bakal digelar 09 Desember kelak, Noor juga mengaku pihaknya telah merencanakan pelibatan diri dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif berupa Posko Pilkada 2020.

Disamping deretan yang tidak terekspose satu persatu tersebut, Noor diam-diam mengeluh, pasalnya kasus dari januari hingga pertengahan juli ini bisa dibilang rendah. Malahan bulan ini pihaknya belum menerima satu limpahan kasus pun. “Zonk,” ucap Dia

Ia berharap fenomena ini merupakan buah masyarakat Kabupaten Pacitan yang sudah memiliki kesadaran hukum tinggi, bukan karena sebab lain. Misalnya pemahaman masyarakat yang keliru di atas culture-nya yang adem, ayem dan tentrem.

Sehingga pihaknya lebih memilih menyikapi dengan terus melakukan kampanye masif kepada masyarakat dengan pendekatan budaya yang serupa. Sehingga harapan penegakan hukum bersama seluruh jajaran benar-benar berjalan seperti seharusnya.

“Mungkin masyarakat menganggap penegakan hukum sebagai upaya terakhir. Dan ini tidak salah selama tidak bertentangan dengan produk hukum itu sendiri,” pungkas Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Perpusda Pacitan Release Video “Asal Mula Pacitan” Bangkitkan Layanan Digital di Era AKB

Menindaklanjuti Webinar Perpustakaan Nasional RI, yang mendorong peran Perpustakaan sebagai garda terdepan dalam penyampaian informasi ke masyarakat melalui layanan online (digital). Layanan digital harus lebih ditingkatkan supaya dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat.

Untuk itu Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan terus berinovasi membangun literasi dengan meningkatkan layanan digital, salah satunya dengan menambah menu video konten budaya di dalam websitenya (perpustakaan.pacitankab.go.id).

Dengan menggali sejarah budaya di Kabupaten Pacitan, inovasi ini meningkatkan literasi masyarakat secara tidak langsung juga melestarikan sejarah budaya yang dibungkus dengan cara yang apik, yakni dibungkus dengan model video (Film).

Projek pertama, Perpusda memilih untuk membuat projek Asal Mula Pacitan. Dari sekian versi cerita yang sudah ada di beberapa media, Perpusda memilih versi yang dirasa lebih mendekati kejadian aslinya.

Untuk itu dalam pembuatan video ini, perpusda banyak mencari source atau literatur yang ada di buku-buku yang telah diterbitkan di Pacitan maupun dari sumber lain, harapannya tercipta satu rangkaian cerita yang terkemas dalam sebuah video yang berkonsep Mini Film (dengan mengambil potongan klip dari youtube dan foto dari google image, kemudian dirangkai).

Setelah melalui berbagai dialog dan arahan utamanya dari Cipto Yuwono, Kadis Perpusda Pacitan beserta tim project video, video “Asal Mula Pacitan” akhirnya di release pada (20/07) pukul 09.00 WIB di website resmi Perpusda Pacitan, yang dimasukkan ke dalam menu ” Video Asal Usul”.

Perpusda sadar bahwa video tersebut masih banyak kekurangan, namun demikian perpusda berharap video tersebut bermanfaat bagi masyarakat Pacitan. Rencana ke depan, Perpusda Pacitan akan terus menggali sejarah Pacitan yang lain. Sekaligus dijadikan ikon layanan digital yang aktif, sehingga dapat bermanfaat utamanya di masa pandemi covid-19.

Link; http://perpustakaan.pacitankab.go.id/video-konten-budaya-pacitan/

Satu Pasien Cluster Sudimoro Sembuh

Usai penambahan kasus secara signifikan kemarin oleh Satgas Covid-19 Pacitan, hari ini Jubir Satgas Rachmad Dwiyanto menyampaikan penambahan pasien sembuh. Satu pasien tersebut adalah seorang wanita berusia 26 tahun dari cluster lokal Sudimoro.

“Cepat sembuh, tidak ada satu bulan dirawat di Wisma Atlet,” terang Jubir (21/07) di ruang PPID Diskominfo Pacitan. Kabar baik ini sekaligus menambah persentase kesembuhan di Kabupaten Pacitan di atas 51 persen.

Rachmad juga mengaku bahwa pihaknya sebelumnya usai mengikuti rapat evaluasi penanganan covid-19 di Pacitan. Hasilnya, masyarakat memang perlu meningkatkan kedisiplinan dalam hal protokol kesehatan, supaya penanganan pandemi dapat segera kalar. “Utamanya masyarakat harus menggunakan masker secara baik dan benar,” ucap Dia.

Tak ayal, masker benar-benar efektif menghindarkan diri dari penularan virus, utamanya covid-19. Disamping mencuci tangan dan menjaga jarak serta tidak berpergian kecuali dalam urusan penting.

Jubir juga menyinggung kunci kesembuhan pasien covid-19, yakni imunitas tubuh pasien tersebut, sepanjang pasien tersebut tenang dan tidak stres maka otomatis menghasilkan antibodi yang baik. Hasilnya virus corona dapat segera dilumpuhkan.

“Hidup bersih dan sehat, perilaku juga sehat. Termasuk kurangi pemakaian aerosol karena mengantarkan virus corona. Termasuk kondisi spiritual kita. Disamping itu makanan yang sehat bergizi jika perlu suplemen probiotik, madu dan yang lain,” tambah dia. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Bertambah 6 Kasus Baru Didominasi Cluster Impor

Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto Kembali mengumumkan penambahan pasien baru, tidak tanggung-tanggung 6 pasien dinyatakan positif pada (20/07) sehingga terpaksa pasien harus menjalani karantina di Wisma Atlet Pacitan.

Keenam kasus baru tersebut meliputi dua pasien dari Kecamatan Tulakan yang disinyalir terjangkit dari PDP yang meninggal di Kabupaten Gresik yang dikebumikan di Wonosidi, Tulakan. Kemudian kasus ketiga adalah perantau dari Desa Wonodadi Kulon yang mengaku habis merantau ke Surabaya.

Pasien keempat adalah seorang driver dari transmisi lokal Sudimoro yang  habis melakukan perjalanan ke Kota Bandung. Sedang kelima adalah keponakan yang sebelumnya dinyatakan positif dari pasien covid-19 yang kini berada di Wisma Atlet. Sedang terakhir adalah pasien dari Sepang, Tulakan yang tertular karena kontak langsung dari pasien covid-19.

Di tengah kabar buruk tersebut, Rachmad juga mengumumkan tujuh pasien yang kini dapat kembali berkumpul bersama keluarganya. Diataranya, tiga orang dari cluster Sudimoro, dua yang lain tenaga kesehatan, satu dari kembang dan satu terakhir dari cluster Temboro. “Sehingga angka kesembuhan cukup baik yakni 51 persen atau total 25 orang,” terang Rachmad.

Dalam waktu sebulan terakhir, angka pertumbuhan kasus positif periode Juli di Kabupaten Pacitan melebihi kasus 3 bulan sebelumnya yakni bulan April, Mei dan Juni. hal ini membuat Jubir tak henti-hentinya kembali menyampaikan agar masyarakat supaya proaktif terhadap himbauan yang disampaikan jajaran pemerintah. Agar tujuan bersama memenangkan pertarungan dengan covid-19 dapat tercapai.

Melalui metode 3M yang telah diketahui bersama, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Mengingat hingga kini vaksin belum ditemukan, sehingga vaksin terbaik adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) harus dibarengi dengan disiplin terhadap protokol kesehatan, dan jangan keluar kota dulu,” tambah Jubir. Penambahan 6 pasien tersebut sekaligus membuat total kasus di Pacitan menjadi 49 pasien, 2 meninggal, sembuh 25, dan 22 pasien kini masih berada di Wisma Atlet. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Dua Warga Tegalombo Positif

Kasus positif covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali bertambah di penghujung pekan pertengahan Juli, 2 warga Tegalombo dinyatakan positif setelah mengikuti uji swab yang hasilnya terkonfirmasi hari ini (19/07).

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menjelaskan, pasien pertama adalah seorang perantau di kota Surabaya, memilih pulang lantaran menunjukkan gejala sakit. Setelah menjalani swab hasil menunjukkan PDP tersebut positif covid-19.

Sedang untuk pasien kedua merupakan PDP yang meninggal dunia, setelah keluar hasil swab ternyata pasien yang sebelumnya dirawat di rumah sakit tersebut juga tertular virus corona.

Dari penambahan dua pasien tersebut, membuat total keseluruhan kasus menjadi 43 pasien. 2 pasien meninggal dunia, sembuh 18 kasus dan 23 pasien lain menjalani perawatan di Wisma Atlet. Untuk total PDP hingga hari ini sebanyak 27 orang.

“Kami tetap menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjalankan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Disamping tetap stay at home, kecuali dalam keadaan yang penting,” kata Jubir.

Rachmad mengaku, satgas sampai saat ini masih mempunyai ratusan hasil uji swab yang belum terkonfirmasi baik dari cluster lokal maupun dari transmisi petugas medis. Ia berharap sampel jaringan mukosa yang dikirim tersebut tidak terindikasi virus corona.

“Kita berharap hasilnya segera keluar secepat mungkin, tapi bagaimana Surabaya yang melaksanakan,” ungkap Dia. Begitu juga dengan transmisi petugas medis yang tetap menjadi perhatian melalui  metode T3 secara tajam.

Terus bertambahnya kasus baru di Kabupaten Pacitan membuat mimpi menciptakan zona hijau semakin di angan-angan. Sebab kini Kabupaten Pacitan tidak lagi berstatus sebagai zona kuning melainkan oranye. Artinya berbagai inovasi yang harusnya dapat dilakukan pemerintah harus kian tertunda. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

2 Pasien Covid-19 dari Kebonagung Sembuh

Kabar baik tersebut disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto melalui Bidang Informasi, Diskominfo Pacitan di ruangnya (17/07).

Pasien pertama adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun yang disinyalir terinfeksi covid-19 saat ia merantau di Jakarta lalu menunjukkan gejala sakit, seketika saat itu yang bersangkutan langsung dilarikan ke RSUD dr. Darsono Pacitan.

Sedang pasien kedua yang hari ini dapat berkumpul bersama keluarga adalah seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun, ia terkonfirmasi positif cornoa lantaran tertular dari anaknya yang menimba ilmu di Temboro, Magetan.

“Meski dinyatakan sembuh dengan dua kali tes Swab, kedua warga Kebonagung tersebut tetap harus menjalankan karantina mandiri selama dua pekan,” kata Rachmad.

Dengan bertambahnya 2 pasien sembuh di Kabupaten Pacitan membuat total keseluruhan pasien sembuh menjadi 18 kasus. Jubir berharap kondisi tersebut menjadi motivasi bagi penderita yang lain supaya lekas dapat negatif Swab dan berkumpul bersama keluarga.

Begitu juga bagi masyarakat untuk lebih siap terhadap skenario Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terhadap pandemi covid-19. “Hidup dan berdampingan dengan corona, sehingga mau tidak mau kita harus menjalankan protokol kesehatan,” lanjut Dia.

Semantara Provinsi jawa Timur kini menjadi top rangking kasus covid-19 di Indonesia, hal tersebut jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan semakin membenamkan Kabupaten Pacitan di posisi yang kian sulit.

“Ayo masyarakat tetap waspada, jangan mengentengkan. Corona berada disekitar kita, kita harus menjaga diri, keluarga dan lingkungan melalui 3M (Menjaga jarak ,Mencuci tangan, Memakai masker),” tambah Jubir.

Sementara itu pemerintah akan semakin menajamkan metode 3T (Tracing, Testing dan Tracing) untuk menekan angka kasus covid-19, sehingga harapan menjadi zona hijau segera dapat terealisasi. Sehingga pemerintah dapat leluasa berinovasi. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Sambut AKB; Kodim 0801 Sulap Area Menjadi Pertanian dan Peternakan

Sinar sang surya Jumat pagi (17/07) yang kuning keemasan di lingkup Kodim 0801 Pacitan menjadi spirit menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Kodim bersama seluruh jajaran pejabat forkopimda pagi itu melaksanakan senam bersama, dengan dibalut disiplin protokol kesehatan secara ketat.

Letkol Nuri Wahyudi, Komandan Kodim setempat sangat memahami bahwa Kabupaten Pacitan terkenal akan situasinya yang adem, ayem lan tentrem.

Kondisi demikian mesti sering-sering dipupuk, sehingga kekompakan dan kebersamaan terus dapat terjaga sepenuhnya. Apalagi akhir-akhir ini pandemi covid-19 hadir menguji seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Area kodim seluruhnya 18 hektar, 6 hektar diantaranya berfungsi sebagai perkantoran. Sisanya 12 hektar oleh Nuri secara bertahap disulap menjadi wilayah pertanian dan peternakan yang asri dan rindang.

Hal tersebut selain untuk ketahanan pangan, menurutnya juga sebagai wahana rekreasi masyarakat umum. “Termasuk juga kita siapkan untuk olahraga bagi siapa saja,” ujar Dia.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang hadir dalam rangkaian senam dan peninjauan area Kodim tersebut mengatakan pemanfaatan area tersebut patut diacungi jempol.

Bahkan, ia mengaku merasa tertantang untuk turut berkontribusi dalam penyempurnaan wilayah tersebut. “Upaya ini harus kita lestarikan,” ucap Indartato. (budi/anj/tika/DiskominfoPacitan).

Hindari Risiko; Tamu Bupati di Cek 2 Lapis

Kian bertambahnya korban pandemi Covid-19 khususnya di Jawa Timur membuat Jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan semakin mendisiplinkan protokol kesehatan, termasuk di lingkup Pendopo Kabupaten Pacitan.

Siapa saja yang hendak bertemu Bupati Pacitan Indartato, mulai hari ini (15/07) diwajibkan melewati satu pintu yang dijaga petugas 24 jam dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), siapa saja tamu yang hendak menghadap wajib membersihkan tangan dengan Hand Sanitizer, menggunakan masker dan di cek suhu tubuhnya.

Menurut Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, upaya itu selain mencontohkan protokol secara ketat juga meningkatkan kewaspadaan terhadap kepala daerah dimana usianya tidak lagi muda. “Setiap tamu harus lewat satu pintu Ruang Peta bagian barat,” katanya. (DiskominfoPacitan).

Terima Kasih; Masyarakat Mulai Sadar

Upaya penertiban protokol kesehatan yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama jajaran TNI, Polri dan BPBD Kabupaten Pacitan hingga giat ketiga menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat yang signifikan.

Kabar baik tersebut disampaikan Plt. Kepala Satpol PP Pacitan Sugeng Widodo kepada @pemkabpacitan, hari ini (15/07). Dari 100 masker yang disiapkan pada giat di Kecamatan Arjosari diakui tidak habis dibagikan, padahal sebelumnya pihaknya membagikan lebih dari 200 masker. “Semoga ini pertanda baik,” katanya.

Kendati demikian Sugeng mengaku fakta lain sangat mencengangkan, lantaran puluhan masyarakat yang terjaring penertiban sebagian besar justru adalah para pemuda kebanggan Kabupaten Pacitan.

Menurut analisis sederhananya, fenomena ini lantaran generasi muda cenderung berpola pikir rendah, sehingga kesadarannya kurang. “Dia tidak sadar kalau ia sangat membahayakan keluarganya yang rentan,” ungkap Sugeng.

Jika ini dibiarkan, upaya untuk menuju zona hijau sepertinya masih di dalam angan-angan, namun demikian sesuai perintah langsung Bupati, bahwa satgas tetap mengedepankan Tepo Seliro sebagai kearifan lokal warisan leluhur.

Oleh sebab itu hingga hari ini sanksi sosial belum dilakukan oleh satgas terhadap pelanggar, pihaknya memilih kesadaran masyarakat dari dalam diri beberapa waktu ke depan. “Mungkin minggu depan kita benar-benar akan memberlakukan sanksi tegas,” lanjut Sugeng.

Berbeda dengan beberapa negara lain, seperti dikutip dari laman detik masyarakat Taiwan yang kedapatan di tempat umum tidak memakai masker akan didenda NWD 15 Ribu atau 7-8 Juta Rupiah.

Demi menyelamatkan semua aspek pemerintah tetap berupaya menuju zona hijau, bukan melalui denda yang bakal mencekik warga, namun sosialisasi akan protokol kesehatan secara masif menjadi prioritas.

Termasuk lahirnya Perbup 56 yang kini disempurnakan menjadi Perbup 57 nantinya desa/kelurahan mendapatkan kewenangan menyikapi berbagai hal di wilayah tersebut. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Dapat Kucuran Dana; KPU Pacitan Siap Melenggang di Tengah Pandemi

Sebanyak 1299 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan, sepenuhnya telah rampung melaksanakan tes Rapid di kantor KPU, hari ini (14/07).

Petugas tersebut nantinya selama satu bulan ke depan yakni 15 Juli sampai 13 Agustus 2020 akan melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit), kegiatan ini berlangsung secara Door To Door di wilayah TPS masing-masing, sesuai arahan Pramono Ubaid Tanthowi Komisioner KPU RI seperti dikutip dari laman Kompas.

Ini adalah rangkaian tahapan yang dilalui KPU Pacitan, yang mengemban tugas berat menyukseskan Pemilihan Bupati (Pilbup) di Kabupaten Pacitan. Mengusung Maskot Sang Wanara, Coblosan dijadwalkan berlangsung 09 Desember mendatang.

Tugas berat tersebut menurut Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini adalah memperoleh partisipasi masyarakat sebesar 77,5 persen dari 471.061 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Pacitan. Angka tersebut merupakan rekomendasi pemerintah baik provinsi maupun pusat.

Sedang tugas lain yang menjadi persoalan ialah mengamankan pesta rakyat tersebut. Mengingat Pilbup kali ini baik masyarakat maupun penyelenggara berada di tengah mewabahnya virus corona.

Beruntung KPU Pacitan mendapat kucuran dana dari APBN sebesar 3,5 Miliar Rupiah, dana itu nanti sebagai pendukung protokol kesehatan, disamping anggaran teknis dari hibah pemkab sebesar 29,5 Miliar yang diserahkan sebelum merebaknya pandemi.

Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para petugas juga menjadi perhatian utama Rini, panggilan akrab Ketua KPU Pacitan tersebut. Benaknya benar-benar tidak berharap pesta demokrasi yang akan berlangsung 5 bulan mendatang bakal melahirkan cluster baru.

“Kami akan melaksanakan seluruh tahapan hingga proses pencoblosan dengan protokol kesehatan yang ketat,” tegas Dia kepada Diskominfo Pacitan. Belanja masker, hand sanitizer, face shield, dan yang lain tidak dapat terelakan dari dana APBN.

Ia juga mengaku bahwa Proses coblosan dapat saja dibatalkan dari jadwal yang telah ditentukan, andai saja pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali. Namun hal itu kata perempuan yang lahir 05 Mei 1982 tersebut di luar kewenangan pihak  KPU Pacitan.

Tetapi merujuk pada keputusan pemerintah yang harus disetujui jajaran DPRD. “Perpu kita membuka peluang dalam kondisi tertentu (Bencana Alam Non Alam),” ungkap Rini. (budi/anj/rch/tika/

BERITA EKONOMI KABUPATEN PACITAN

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi

KABUPATEN PACITAN

Juni 2020 Inflasi  0,11 persen

  • Pada bulan Juni 2020 Kabupaten Pacitan mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.  
  • Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi ada 6 kelompok dan yang mengalami deflasi 1 kelompok. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan yaitu dengan inflasi sebesar 0,35 persen, diikuti kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,00 persen, kelompok bahan makanan yaitu dengan inflasi sebesar 0,06 persen, kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 0,01 persen.  
  • Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah pepaya, wortel, daging ayam ras, tomat sayur, tongkol, terung panjang, kue kering, vitamin, semen, emas perhiasan.
  • Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang merah, pasir, beras, telur ayam ras, pisang, gula pasir, bawang putih, cabai merah, dan tenggiri.   Laju inflasi tahun kalender (Desember 2019 – Juni 2020) Kabupaten Pacitan  sebesar 1.05 persen. Inflasi year-on-year ( Juni 2020 terhadap Juni 2019) Kabupaten Pacitan  sebesar  2,83  persen.  
  1. Inflasi Kabupaten Pacitan

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Bulan Juni 2020, Kabupaten Pacitan mengalami inflasi  sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan  Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,08 pada bulan Mei 2020 menjadi 104,19 pada bulan Juni 2020. Selama kurun waktu tahun 2018 s/d 2020 inflasi bulan Juni yang tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,70 persen.

Inflasi bulan Juni 2020 ini dipicu oleh beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, antara lain pepaya, wortel, daging ayam ras, tomat sayur, tongkol, terung panjang, kue kering, vitamin, semen, emas perhiasan. Sementara komoditi yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang merah, pasir, beras, telur ayam ras, pisang, gula pasir, bawang putih, cabai merah, dan tenggiri.Inflasi di Kabupaten Pacitan disebabkan karena naiknya indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,11 persen, dan kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen.

Andil terbesar penyumbang inflasi di Kabupaten Pacitan adalah kelompok bahan makanan  yaitu dengan inflasi sebesar sebesar 0,35 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,08 persen. Kemudian diikuti kelompok sandang  yaitu dengan inflasi sebesar 0,15 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen. Kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,00 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen,  kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,06 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen. Sementara andil terbesar terjadinya deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 0.01 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen.

Statistik Diskominfo)

Miris, Batita Positif Covid-19

Satgas Covid-19 Pacitan bersama Jajaran kembali merilis penambahan 2 kasus corona baru. Pertama adalah seorang remaja berusia 15 tahun dari Kecamatan Pacitan, dan yang kedua adalah batita yang terinfeksi dari ibunya dari cluster Sudimoro. Penambahan pada malam ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Pendopo Kabupaten (13/07).

Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Covid-19 Pacitan usai rilis mengaku, batita terkonfirmasi sebenarnya berisiko jika harus berkumpul bersama orang tuanya di Wisma Atlet, namun demikian pemerintah belum menemukan skenario lain yang lebih baik dan nyaman untuk batita. “Kemungkinan nanti menjadi satu sama ibunya namun di kamar pasien nomor 1 yang sudah sembuh. Tempatnya luas,” terang Jubir.

Saat ini penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan telah memasuki tahap kedua, pada tahap ini satgas menyiapkan anggaran penanganan di semua sektor sebesar 42 Miliar Rupiah hingga 31 Desember nanti.

Melihat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk menghadapi virus corona membuat Rachmad mewanti-wanti untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. “Tidak perlu takut, cukup disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena itu vaksin terbaik,” himbaunya.

Dengan penambahan 2 kasus baru ini membuat jumlah total kasus positif di Kabupaten Pacitan menjadi 41 orang. Kasus sembuh 2 orang total 16 kasus, dirawat di rumah sakit 2 kasus, perawatan di Wisma Atlet 24 kasus dan meninggal 1 kasus. (budi/anj/zaq/rch/tika/DiksominfoPacitan).

Terbelenggu Zona; Indartato Akui Belum Bisa Berbuat Banyak

Siswa dan siswi SD/SMP Satu Atap Karanggede, Arjosari nampaknya akan lebih giat menimba ilmu, lantaran pemerintah telah rampung merelokasi gedung dua sekolah tersebut yang tak jauh dari tempat sebelumnya, karena terdampak pembangunan Waduk Tukul.

Peresmian secara sederhana itu dilakukan langsung oleh Bupati Pacitan Indartato bersama dinas dan badan terkait. Namun sayang berdirinya gedung baru tidak membuat Bupati lega sepenuhnya, pasalnya gedung baru tersebut berisiko longsor. “Pembangunan Talud secara menyeluruh anggarannya lebih besar daripada membangun gedung,” terang Bupati.

Ada beberapa upaya untuk menyikapi kondisi geografis tersebut, sembari menunggu siswa sewaktu-waktu kembali belajar di ruang sekolah, pemerintah bersama pihak terkait bakal melakukan penghijauan di lokasi ini secara bertahap. Terutama penanaman rumput akar wangi (Vetiver) yang dipercaya ampuh menghambat erosi dan tanah longsor.

Bupati juga mengaku belum dapat melakukan inovasi terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan, sehingga siswa harus menempuh pendidikan dengan metode pembelajaran daring. Pasalnya hingga kini Kabupaten Pacitan masih berada dalam zona kuning. “untuk berinovasi kita perlu zona hijau,” beber Indartato.

Ia juga berpesan kepada generasi muda Pacitan supaya tetap giat belajar meski harus menempuh pendidikan tanpa tatap muka. “Anak-anakku sekalian, belajar di rumah tetap kita manfaatkan sebaik-baiknya. Mengapa terjadi situasi semacam ini karena kondisi yang tidak memungkinkan. Dan saya ingin anak-anak tetap sehat dan pintar meski kondisi kita seperti ini,” pesannya. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Jika Baik; Pariwisata Resmi Buka Akhir Agustus

Pemerintah bermunajat menyukseskan New Normal, demi menyelamatkan ekonomi tanpa harus mengindahkan nilai keselamatan. Berlandaskan program Wisata Tangguh Semeru, yang kini mulai merambah obyek pariwisata Teleng Ria Resort.

Berbagai kendala tentu menjadi pekerjaan rumah Pemda Pacitan untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Pacitan usai dihempas pandemi Covid-19 empat bulan terakhir. Ribuan warga yang menggantungkan diri terhadap industri pariwisata termasuk pelaku UMKM jelas berharap destinasi cepat-cepat dibuka seperti sedia kala.

Sertifikat yang diserahkan pihak Disparpora Pacitan merupakan senjata, membuktikan bahwa distinasi tersebut berkomitmen terhadap protokol kesehatan Covid-19. Tahap Pra Simulasi kali ini selanjutnya menjadi pijakan penting untuk menyempurnakan SDM para pelaku.

Sementara detail promosi yang dilakukan akan lebih fokus pada pendekatan agen wisata yang sebelumnya sudah terbangun. Disamping memaksimalkan promosi melalui akaun-akun resmi Disparpora Pacitan dan Pemkab Pacitan. “Mereka harus datang langsung melihat pariwisata kita yang berbasis kesehatan,” kata T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan.

Penyerahan sertifikat semata hanya sebatas pengakuan diatas kertas, selebihnya Andi menekankan komitmen yang sesungguhnya dari para pelaku, termasuk memahami secara utuh protokol kesehatan di bidang pariwisata. “Sertifikat tidak menjadi target, namun bagaimana mereka konsisten dan benar-benar riil memenuhi syarat,” tambah Dia.

Sementara Bupati Pacitan Indartato dalam kesempatan tersebut (11/07), meminta semua pihak terkait untuk memaksimalkan tiga pilar pendukung pariwisata. Mulai Pra Simulasi, Simulasi dan tahapan Evaluasi yang dipelopori Disparpora Pacitan. “Jika semua tidak ada masalah , teruskan,” tegas Bupati. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

4 Kasus Baru; 1 Petugas Medis

Tercatat tiga kali dalam tujuh hari terakhir, jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan merilis kasus positif virus corona baru. Kali ini diujung pekan, 4 warga Pacitan kembali menambah panjang daftar pasien menjadi total 39 kasus.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyampaikan, 4 pasien tersebut pertama adalah seorang pendatang yang kini berdomisili di Desa Wonoasri, Ngadirojo. 2 seterusnya adalah staf dari cluster lokal Sudimoro, dan terakhir yang menyita perhatian adalah petugas medis yang berdinas di kota Pacitan.

Kembali ditemukannya kasus baru di organ medis tersebut membuat total keseluruhan menjadi 2 orang. Sedang hingga kini Jubir mengaku pihaknya belum mampu memaparkan jalur transmisi penularan petugas tersebut. Sehingga hal ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus keprihatinan petugas lain.

Terlebih, kondisi ini menghambat langkah satgas untuk menentukan arah kebijakan yang selanjutnya akan diambil. Lebih-lebih petugas medis adalah garda terdepan penanganan pandemi ini. Sementara selain menggelontorkan anggaran demi menyelamatkan petugas yang lain dan untuk 500 ribu masyarakat, satgas akan memaksimalkan metode 3T.

“Yang kita khawatirkan jika ia terkena dari sesama petugas, bukan dari luar,” terang Jubir (10/07). Mengingat hasil tes swab dari keluarga dan saudara pasien pertama menunjukkan hasil yang negatif. Fenomena tersebut sekaligus sama dengan pasien Kembang yang baru dirilis beberapa waktu lalu.

Jubir semakin pusing ketika dirinya mendapatkan informasi dimana petugas medis lain yang kini menunggu hasil swab sudah berkeliaran, malah melakukan Rapid tes. “Bisa-bisa ambyar ki mengko,” umpat Dia pilu. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Gus Luqman “Saya Dengar Al Fattah dibuka, Saya Berharap Dipikir Ulang”

Ketua Gerakan Ayo Mondok Nasional KH. Luqman Al Hakim Harist Dimyati menyikapi langkah pembukaan santri baru yang diambil pengurus Ponpes Al Fattah Kikil, Arjosari, cukup berani. Pasalnya belum hilang dari ingatan meledaknya cluster Pondok Temboro, Kabupaten Magetan, ditambah lahirnya cluster baru dari Pondok Modern Gontor, Kabupaten Ponorogo yang tak henti-hentinya menyita perhatian masyarakat.

Meski di satu sisi Gus Lukman sapaan akrabnya memahami, kebijakan Kementerian Agama yang mempersilahkan pembukaan pesantren sepanjang terbitnya rekomendasi dari satgas dari wilayah masing-masing. Sekalipun dirinya mengaku tidak memiliki wewenang melarang langkah tersebut. Hanya bertumpu pada masukan, demi menjaga berbagai hal yang dapat merugikan pemerintah dan masyarakat.

Beberapa waktu sebelumnya, dirinya melakukan kontak melalui aplikasi Zoom bersama para tokoh Nasional pengasuh pondok yang tergabung pada Gerakan Ayo Mondok. Upaya itu dilakukan guna menciptakan mekanisme penerimaan santri. Lantaran sesuai rencana awal, pondok dijadwalkan kembali beroperasi pada pertengahan bulan Syawal atau Bulan Juni kemarin.

Namun rencana tersebut terpaksa dikesampingkan, termasuk di tubuh Pondok Tremas sendiri tempat Gus Lukman pengasuh santri, yang disepakati pengasuh dan pengurus pada rapat terbatas (09/07) kemarin akan kembali membuka pondok pada pertengahan Agustus mendatang.

Bahkan jika kondisi belum memungkinkan, bisa jadi Pondok Tremas akan kembali diundur hingga pondok siap atau situasi pandemi mereda. “Di Pacitan sendiri mulai naik ini. Kami tidak akan gegabah sebab menjaga jiwa lebih penting,” tegasnya spesial Kepada Diskominfo Pacitan (10/07).

Mencoba mencari fakta dengan membuat program polling kepada santri dan wali santri beberapa waktu lalu. Dari 4000 santri, pihak Tremas menemukan jawaban bahwa 30 persen lebih yang berpartisipasi menyampaikan kekhawatirannya kalau terlalu cepat kembali ke pesantren. Kendati mereka mengaku sudah kangen untuk kembali menimba ilmu agama.

Selebihnya Ketua Ayo Mondok sekaligus Ketua Forum Komunikasi Pesantren Pacitan (FKKP) berkeyakinan bahwa konsep menjaga jiwa di tengah pandemi menjadi keutamaan. Senyampang 13 Juta santri dibawah bendera NU di seluruh Indonesia harus mendapat kepastian dan keselamatan, tanpa melupakan haknya memperoleh ilmu agama.

Sedang dihadapkan persepsi masyarakat, dirinya memandang kondisi ini wajib dipandang dari kacamata Dhohir atau nyata. Selanjutnya disikapi secara arif dan bijak yaitu sejalan dengan anjuran pemerintah. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Sah! Pondok Kikil Mulai Buka Hari Ini

Langkah cukup berani dilakukan Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan. Hari ini di antara giat Launching Pesantren tangguh Semeru ditempat tersebut, pihak manajemen pesantren secara resmi membuka pedaftaran santri baru digelombang pertama.

Langkah berani yang dimaksud merujuk pada kejadian ledakan cluster baru yang terjadi di salah satu Pesantren Modern di Kabupaten Ponorogo. Sontak fenomena ini disikapi serius oleh pengasuh pondok KH. Moch. Burhanuddin HB disamping rencana pembukaan yang dinilai terlalu pagi tersebut tetap berjalan dan tidak berimbas terhadap munculnya cluster baru.

Kyai Burhan sapaan akrabnya mengaku, dirinya tidak grusa-grusu mengambil kebijakan tersebut, di samping kesiapan yang dilakukan telah mendapat lampu hijau oleh jajaran satgas Pacitan. “Kami membuka melalui sistem gelombang. Pada gelombang pertama kita batasi 450 santri supaya tetap dapat physical distancing,”ujarnya pada Diskominfo Pacitan (10/07).

Selebihnya, kedatangan sepertiga santri yang masuk akan diarahkan untuk turut bermunajat melalui doa dan zikir sebagaimana program yang telah dirancang. Tetapi sebelumnya mereka akan melaksanakan karantina ketat di tempat yang telah disiapkan oleh pondok. Sedang untuk santri yang tidak bermukim hingga kini tetap diliburkan.

Untuk mendukung kesiapan dan kedisiplinan para santri pihak pondok menyiapkan satu dokter yang berjaga 24 jam, dokter yang juga alumni pondok tersebut mengaku berbagai konsep telah ia siapkan guna mendukung protokol kesehatan yang dibantu oleh seluruh pengurus.

“Kami juga telah menyiapkan vitamin untuk menunjang kesehatan. Masalah alat pribadi dari awal kami sarankan untuk membawanya dari rumah. Termasuk datang kesini (Pondok Kikil) mereka dilarang menggunakan angkutan umum,” beber dr. Rifngatun Nadhiroh di kesempatan yang sama.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto pemilik program Pesantren Tangguh di Kabupaten Pacitan mengaku, bahwa pihaknya tidak pasif dan berpangku tangan dengan pembukaan tersebut, anggotanya dari kepolisian dan TNI akan dikerahkan untuk pendampingan secara berkelanjutan.

Ia juga membeberkan alasan terhadap lampu hijau yang diberikan semata-mata karena 95 persen santri Pondok Kikil adalah dari dalam kota, jadi menurunkan tingkatan risiko yang bisa terjadi. “Untuk santri dari daerah rawan kami minta untuk libur dulu,” tambah Kapolres. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

1 Lagi Srikandi Cluster Lokal Positif, ODP Malah Berkeliaran

Siang malam tanpa henti Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berjuang menangani virus corona, tapi sayang 1 pasien dari cluster Sudimoro menambah panjang daftar menjadi 35 kasus.

Kebenaran ini dikemukakan secara resmi oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, beserta jajaran Satgas Covid-19 Pacitan di Pendopo Kabupaten Pacitan (09/07). “Mohon sampai pada saat ini masih bertambah. Kami tim gugus tugas akan melakukan upaya-upaya lebih lanjut. Khususnya masyarakat harus menggunakan masker, sekali lagi wajib menggunakan masker,” kata Yudi.

Sementara itu secara detail Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyampaikan, satu pasien yang terjaring adalah rekan kerja 4 Srikandi yang sebelumnya dinyatakan positif. “Saat ini yang bersangkutan berada di Wisma Atlet untuk menjalani karantina,” kata Jubir.

Kian bertambah kasus dalam instansi tersebut membuat satgas bekerja lebih ekstra, ratusan karyawan yang bekerja dipastikan akan di-tracking tanpa terkecuali. Selebihnya mereka-mereka yang dicurigai akan menjalani tes rapid ataupun swab.

Namun masalah baru menjadi momok, ketika ODP yang tengah menunggu hasil tes tidak disiplin menjalani karantina. Hanya karena masalah fasilitas seperti TV di tempat karantina tidak disediakan.

Terpaksa, jajaran satgas kini tengah mengupayakan tempat isolasi yang nyaman bagi ODP supaya mereka betah di lokasi karantina yang ditentukan. Ini tidak berlebihan jika mengingat risiko yang ditimbulkan jika satgas membiarkan ODP berkeliaran.

Beruntung disatu sisi pejabat perusahaan terbuka terhadap satgas, langkah pro ini diharap dapat menekan berbagai kemungkinan yang tidak diharapkan. Disamping kerja satgas tidak mengganggu kerja produksi yang berujung pada kerugian baik dari perusahaan maupun karyawannya. (budi/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Terbitkan Perbup Demi Kesadaran Kawula Muda

Langkah penting terpaksa dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan demi memenangkan perang melawan Covid-19. Dengan menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) Pacitan Nomor 56 Tahun 2020. Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Di Kabupaten Pacitan.

Secara gamblang terbitnya Perbup pada 1 Juli tersebut menohok masyarakat yang masih belum mengindahkan himbauan protokol kesehatan. Membuat upaya pencegahan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang berujung pada masalah-masalah krusial seperti ekonomi, sosial, politik dan khususnya kesehatan .

Apalagi Jajaran Satgas Penanganan Covid-19 yang turut memantau komentar di akun resmi @pemkabpacitan terheran-heran terhadap Kawula Muda, mereka seolah-olah meremehkan dan tidak peduli terhadap Covid-19. “Sangat disayangkan jika terjadi mindset seperti itu,” kata Jubir Rachmad Dwiyanto (09/07).

Mestinya berbagai informasi yang diterima para generasi muda baik dari Sosial Media (SosMed), justru menjadi acuan untuk klop terhadap anjuran pemerintah. Sebagai contoh momentum peringatan Hari Pendidikan pada 02 Mei kemarin yang mengusung tema Belajar Dari Covid-19.

Jika dipahami secara mendetail, makna yang tersirat dari tema kala itu sangat dalam. Sumber keilmuan dari manapun seharusnya membuat masyarakat mampu menangkap berbagai hal terhadap kemunculan pandemi ini.

Sehingga timbul penyikapan yang dewasa, bukan masa bodoh, acuh tak acuh dan lain sebagainya, yang membuat penanganan Covid-19 berjalan tertatih, padahal pemerintah bersama-sama jajarannya siang dan malam bekerja keras, sebagian petugas rela jauh dari keluarga dan mempertaruhkan kesehatan termasuk nyawanya.

Pemerintah selayaknya orang tua, tetap tidak tega jika harus melakukan sesuatu yang berlebihan. Ini terbukti dari sanksi yang tertulis dari Perbup. “Sanksi yang diberikan menimbulkan efek jera, mulai menghafal Pancasila hingga membersihkan fasilitas umum,” terang Jubir. (budi/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Andai Wisma Atlet Luber; Buah Cluster Sudimoro dan Masyarakat Skeptis

Bupati Pacitan Indartato, saat Press Rilis Selasa (07/07) kemarin mengungkapkan kekhawatirannya soal tempat karantina Wisma Atlet yang sewaktu-waktu penuh pasien Covid-19.

Kecemasan tersebut wajar jika merujuk pada realitas lahirnya cluster lokal (Sudimoro), dan minimnya kesadaran sebagian masyarakat sehingga memiliki pedoman sendiri sesuai dengan prasangkanya meski tidak berdasar.

Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto kepada tim Liputan Diskominfo Pacitan (08/07) membeberkan, Wisma Atlet ternyata hanya memiliki 42 kamar dan cukup untuk 42 pasien, sedangkan saat ini sudah dihuni 16 pasien.

Sebagai gambaran, munculnya cluster Sudimoro membuat tren grafik berpotensi terhadap ledakan kasus sehingga menimbulkan chaos. Langkah strategis telah dilakukan untuk menghindari kemungkinan buruk ini, termasuk menyapu lini dalam instansi yang menjadi epidemi virus corona.

Lalu bagaimana skenarionya jika situasi tersebut benar-benar terjadi di Kabupaten Pacitan. Jajaran Satgas Covid-19 telah berupaya membuat lokasi karantina baru. Sah, anggaran yang diserap untuk pembangunan atau modifikasi tidaklah murah. “Kita akan menggunakan GOR (Gelanggang Olahraga), tapi masih harus bangun toilet, beli banagsal, tempat tidur, sprei dan sarana pendukung lain,” terang Jubir.

Sedang untuk kebutuhan pasien, menurut itung-itungan mulai tes rapid butuh biaya sebesar Rp 200-300 Ribu, sedang untuk satu kali swab perlu biaya Rp 1,5 hingga 2 Juta. faktanya pasien harus menjalani dua kali swab negatif sebelum benar-benar dinyatakan sembuh. Beberapa kasus pasien harus menjalani puluhan kali swab.

“Tempat dan terapi adalah tanggung jawab pemerintah, kita tidak mungkin berdiam diri,” kata Jubir. Mengutip kata tanggung jawab yang disampaikan Jubir mengandung arti beban anggaran dari pemerintah, ujung-ujungnya dipungut dari uang rakyat. Jelas lebih baik disalurkan untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat jika masyarakat mau kompak.

Supaya cepat sembuh, sesuai protap pasien harus memperoleh asupan makanan bergizi, vitamin, suplemen hingga sarana penunjang dalam rangka mengusir kejenuhan. Karena kunci kesembuhan adalah dari perasaan yang senang.

Baru-baru ini masyarakat menyampaikan uneg-unegnya supaya Covid-19 diabaikan, statement tersebut jelas blunder sekaligus mengundang kelucuan. Ini menunjukkan sebagian masyarakat tidak paham jika OTG positif dapat menyebarkan virus, siapapun tidak ingin corona menjangkit keluarga atau orang yang dicintai sehingga mengancam keselamatannya.

Masyarakat Kabupaten Pacitan saat ini berada dalam persimpangan, kondisi ini menguji kedewasaannya. Memilih skeptis terhadap masalah ini atau pro terhadap anjuran pemerintah terhadap protokol kesehatan.

Jika memilih satu suara dengan pemerintah, maka penanganan Covid-19 akan lebih mudah dilakukan, sehingga pemerintah tidak perlu lagi menggelontorkan anggaran untuk rapid, swab, karantina dan sebagainya. Tapi sekali lagi, anggaran dapat diperuntukkan untuk program kesejahteraan. “Mohon saling mengingatkan akan pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan,” imbuh Jubir. (budi/anj/alazim/wan31/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Duh; 5 Srikandi Terjangkit Covid-19

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan sepertinya harus bekerja lebih keras lagi untuk menjadikan Paradise Of Java menjadi zona hijau bebas dari virus corona. Pasalnya siang ini Bupati Pacitan Indartato kembali mengumumkan 5 positif baru.

“Satu dari Kecamatan Pacitan, dan yang 4 dari cluster lokal Sudimoro,” kata Indartato yang juga Ketua Satgas  Penanganan Covid-19 saat Press Rilis (07/07) di Pendopo Kabupaten.

Untuk satu kasus baru dari Kecamatan Pacitan, jajaran satgas belum dapat menentukan transmisinya, yang pasti di kesempatan berbeda Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan pasien baru ini berusia muda. “Tim masih tracking, jadi sementara masih abu-abu,” kata Jubir.

Sedang sisanya yang dari cluster Sudimoro merupakan staf dari instansi yang kini menjadi epidemi. Uniknya lagi keempat srikandi dari timur kota ini berasal dari desa yang sama, dan dicurigai terpapar dari pasien konfirm yang kini dirawat di Kabupaten Trenggalek.

Temuan baru tersebut lantaran satgas memang telah masuk ke lini dalam instansi, beruntung pejabat dalam instansi diakui Jubir bersedia kooperatif, sehingga diharap upaya pencegahan ledakan pasien tidak terjadi.

Mengingat jika terjadi bom maka anggaran yang dibutuhkan tidaklah sedikit, meski adanya bantuan dari pihak instansi atau perusahaan tapi menurut Jubir dari manapun sumber anggaran tetap saja uang milik rakyat. Lebih baik difungsikan untuk kepentingan lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

“OTG menjadi sumber penularan yang tidak kita ketahui. Mau tidak mau masyarakat harus melaksanakan protokol kesehatan,” tegas Jubir. Disamping pemerintah menekan angka positif dengan langkah lobi ataupun upaya teknis baik Tracing, Testing dan Treatment atau 3T kepada masyarakat yang sesuai dengan strategi Gubernur Jatim.

Perihal program sidak masker yang diawali di Perempatan Penceng pekan kemarin pihak pemda telah menyelesaikan SE sebagai payung hukum, secepatnya edaran ini akan segera diterbitkan. “Tidak sekedar teguran, tunggu saja bagi para pelanggar,” tegas Rachmad.

Beruntung kasus Covid-19 tidak seekstrim negara-negara dingin, membuat angka kematian cukup rendah, namun bisa dibayangkan betapa menderita para pasien yang harus dikarantina berminggu-minggu sampai hitungan bulan hingga dinyatakan sembuh.

“Tidak ingin dikarantina atau dirawat di rumah sakit ya jalankan protokol kesehatan, dan jangan keluar rumah jika tidak perlu sekali. Andaikan tertular siap-siap kami jemput,” pungkas Jubir. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Pecah Telor; Beiji Park Pertama Dapat Izin Buka

Destinasi wisata tematik Beiji Park menjadi yang pertama memperoleh Sertifikat New Normal Sebagai Destinasi Yang Memenuhi Protokol Kesehatan Covid-19, izin tersebut diterbitkan oleh Disparpora Pacitan.

Langkah penting di tengah pandemi ini digadang-gadang bisa mempengaruhi destinasi wisata yang lain. Meski diakui Kepala Disparpora Pacitan T. Andi Faliandra bahwa Beiji saat ini baru memasuki tahapan Pra Simulasi.

“Baru syarat ya, bukan benar-benar buka. Bukanya masih nanti setelah dapat izin dari Dinas Kesehatan,” katanya usai penyerahan (06/07) di Beiji Park, Desa Dadapan, Pringkuku.

Ada tiga tahapan yang harus dilalui pelaku wisata sebelum benar-benar kembali dibuka untuk umum, dimulai dari pra simulasi, simulasi dan terakhir verifikasi. Disamping kesiapan SDM pengelola dan semua yang bersinggungan benar-benar paham terhadap protokol kesehatan.

“Simulasi berjalan satu minggu hingga satu bulan, jika tidak ada kasus-kasus maka kita akan masuk ke tahapan uji coba (verifikasi),” lanjut Andi. Artinya Beiji sementara dibuka untuk masyarakat dari Kabupaten Pacitan saja.

Andi pada kesempatan tersebut juga mengaku beberapa lokasi telah siap menyusul, diantaranya adalah Sentono genthong, Pantai Pidaan dan Pantai Watu Bale serta disusul Parai Teleng Ria.

Perihal Pro dan Kontra masyarakat akan pembukaan tersebut, pihak Disparpora menegaskan Trust harus benar-benar tertanam pada masyarakat. Artinya semua instansi yang bertanggungjawab tidak ngawur dalam menerbitkan sertifikat.

Sepanjang masih menjadi zona hijau dan kuning pemerintah pusat dalam hal ini BNPB mempersilahkan kabupaten atau kota untuk membuka kembali destinasi wisata, seiring penerapan New Normal yang kini masih dalam tahapan transisi.

Namun demikian Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Pacitan Indartato yang hadir pada penyerahan itu mengharap, langkah strategis ini menjadi jawaban masyarakat yang selama ini bergantung pada objek pariwisata.

Kendati demikian masyarakat harus turut andil terhadap protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditentukan. “Saya mohon kerjasama oleh masyarakat, karena kuncinya disitu,” harap Dia disamping ia benar-benar menekan bawahannya supaya Pacitan menjadi zona hijau. (budi/anj/rch/DiskominfoPacitan).

Tambah Lagi 2 Covid-19; Instansi Terkait Harus Kooperatif

Pacitan dalam angka, penambahan 2 kasus baru Covid-19 kembali terjadi malam ini (03/07), fakta tersebut disampaikan Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato, di Pendopo Kabupaten.

Bertambahnya 2 pasien baru ini menambah daftar keseluruhan di Pacitan menjadi 29 kasus, dimana 11 kasus dinyatakan sembuh, 1 meninggal dunia, 2 diantaranya menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan 14 yang lain menjalani karantina di wisma Atlet.

Dua pasien tersebut kata Indartato masing-masing berasal dari desa Tanjungpuro, Ngadirojo dan Desa Kembang, Pacitan. Pasien dari Tanjungpuro merupakan transmisi dari cluster lokal Sudimoro sekaligus istri pasien berkode 19 yang telah meninggal. “Yang dari Desa Kembang saat ini berada di salah satu rumah sakit di madiun,” kata Indartato.

Kian meningkatnya jumlah kasus di transmisi lokal saat ini membuat satgas melakukan berbagai langkah penting, beberapa hari lalu Bupati kedapatan melobi kepada instansi yang bersangkutan, guna mendukung penanganan penyebaran virus.

Menyikapi hal tersebut, Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto usai Rilis menyampaikan bahwa analisa tracing nantinya akan menentukan langkah yang bakal diambil oleh satgas. Oleh sebab itu Jubir berpandangan pihak instansi sebagai inang harus kooperatif terhadap kondisi tersebut. “Berharap ada dukungan dari yang bersangkutan. Apalagi anggaran kita juga terbatas,” ucap Dia.

Hingga saat ini, uji Rapid telah dilakukan sebanyak 3440 kali, 90 diantaranya menunjukkan positif atau 2,26 persen. Sedang untuk uji Swab dilakukan sebanyak 558 kali, 74 diantaranya dinyatakan positif atau 13 persen. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Dorong Tim KKN UGM Tuntaskan Program Non-Anggaran

Pandemi Covid-19 tak menghentikan langkah Tim KKN-PPM UGM Unit 2 untuk melanjutkan pengabdiannya di Kabupaten Pacitan, pada upacara penerimaan secara daring pada (30/06) kemarin dipastikan peserta  akan ditempatkan di beberapa desa di Kecamatan Punung.

Mohammad Masruhi, Koordinator wilayah KKN Jawa Timur mengatakan, mahasiswa diharap bekerja sama dengan masyarakat lokal sekaligus berperan sebagai motivator, inovator, dinamisator, dan fasilitator.

Program KKN yang dilaksanakan di gadang mampu bersifat  adaptif dan inspiratif, sehingga bisa dan mampu diaplikasikan langsung oleh masyarakat. Peserta KKN pada momentum tersebut juga dapat mengembangkan soft skillnya masing-masing.

Sementara di kesempatan yang sama Camat Punung Ahmad Taufan mengemukakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan lanjutan ini, meski dunia tengah diguncang pandemi Covid-19, namun dengan berbagai disiplin protokol kesehatan rencana-rencana yang telah disepakati dapat berjalan sesuai rencana.

“Masterplan yang dihasilkan dapat lebih aplikabel dan mudah diadopsi pemerintah sebagai panduan penyusunan RPJMD desa maupun pemkab. Peserta KKN juga harus dapat menyusun data yang nantinya akan dianalisis untuk proses pembuatan masterplan tahab selanjutnya,” ujar Ahmad.

Sementara beberapa program dari target RPJMD terkendala akibat wabah corona,  hal ini lantaran anggaran sebagian besar dialihfungsikan untuk mengatasi masalah tersebut. Kehadiran mahasiswa KKN ini digadang dapat mencapai target dengan memformat program menjadi non-anggaran.

Selain itu pelaksanaan kegiatan KKN dapat sesuai dengan tema yang ditentukan, “ riil, dan relevan dengan rencana kerja,” tambah Hesti Suteki, sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Pacitan. (UGM/DiskominfoPacitan).

Ndableg Tanpa Masker! Siap-siap Sanksi Tegas

Masyarakat tanpa masker yang melintasi Perempatan Penceng, Pacitan pagi ini (03/07) dirazia jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan. Dari program yang dilaksanakan selama 2 jam, petugas mendapati puluhan pengendara baik roda 4 maupun roda 2 tanpa masker.

“Kita bersama-sama memantau masyarakat yang kesadarannya kurang,” Kata Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan yang turut hadir di kegiatan tersebut. Bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya selanjutnya sudah menyiapkan sanksi kepada masyarakat yang ngotot mengindahkan protokol kesehatan.

Sepertinya penerapan sanksi tidak berlebihan, karena berbagai kampanye telah dilaksanakan sejak pertengahan April lalu. Namun sayangnya sebagian kecil masyarakat memilih apatis dengan informasi dan keadaan pandemi Covid-19.

Upaya Bupati akan penerapan Sanksi didukung Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, di kesempatan yang sama pihaknya saat ini tinggal menunggu dasar hukum yang jelas untuk menyikapi problem masyarakat ndableg itu.

Didik sebenarnya mengaku bahwa sebagian warga Pacitan umumnya telah peduli dan mematuhi protokol kesehatan, namun jika hal tersebut tidak dirawat dengan baik maka kesadaran masyarakat tersebut akan berbalik mengikuti sekelompok lain jika tidak disiapkan tindakan tegas. “Seperti di Jakarta itu bagus, tindakan fisik atau berupa sanksi sosial,” tambah Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Jika PNS Yang Ndableg? Ini Kata Kepala BKPPD

Menghitung hari sanksi tegas untuk masyarakat yang mengindahkan protokol kesehatan. Tapi sebagian warga justru bertanya-tanya, apakah tindakan yang diberikan kepada ASN yang kedapatan tidak kooperatif terhadap pemberantasan pandemi covid-19 di Pacitan.

Kepala Badan Kepegawaianan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPPD) Kabupaten Pacitan, Supomo saat mendampingi Bupati Pacitan Indartato dan jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sidak di Perempatan Penceng, Pacitan menyampaikan dengan tegas ASN bertugas memberi teladan kepada masyarakat, bukan sebaliknya.

“Seperti memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan jaga jarak harus di contohkan ASN di lingkungannya masing-masing,” Kata Supomo (03/07). Lantas jika ASN pilih ngotot mengabaikan perintah maka sanksi mengancam, mulai ringan hingga berat.

Langkah penting selanjutnya oleh BKPPD Pacitan adalah menggelar tindakan di lapangan, disamping Supomo akan berkoordinasi dengan kepala PD dan Badan untuk membantu program tersebut. “Namanya orang banyak kan, ada yang tertib ada yang mengabaikan, sekali tempo kita turun kelapangan,” tambah Dia.

Disperpusip Provinsi Jatim Visitasi Ke Pusdes “MAJU LANCAR” Dalam Rangka Penilaian 6 Nominator Terbaik

Dalam rangka penilaian peraih 6 Nominator Terbaik Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur, Disperpusip Provinsi Jatim pada tanggal 30 Juni 2020 visitasi ke Pusdes “Maju Lancar” Desa Bandar Kecamatan Bandar. Sebelumnya telah diumumkan bahwa Pusdes “Maju Lancar” menjadi salah satu 6 Nominator Terbaik pada tanggal 23 Juni 2020 lalu.

Hadir dalam visitasi penilaian tersebut Tim Penilai dari Disperpusip Provinsi Jatim, yakni Dra. Setyo Rahayu P., M. Pd (Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya), Sri Wahyu Hastarini, S. Sos (Kasi Pengembangan Perpustakaan), Sri Purwati, S. Sos., M.Si (Pustakawan Madya). Drs. Cipto Yuwono, M. Pd (Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, Drs. Triyono Abadi, M. Si (Kabid Pengembangan), Yayas Wulan Larasati (Pustakawan Penyelia), Yayuk Agustiani, A. Md (Pustakawan Pelaksana Lanjutan) turut serta menghadiri acara tersebut. Tak ketinggalan juga hadir sebagai tuan rumah Kepala Desa Bandar dan Camat Bandar.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan, dengan cuci tangan, memakai masker/Face Shield, serta jarak 1 meter. Bahkan sebelum datang ke Pacitan, Tim Penilai yang datang dari Surabaya (notabene kota dengan jumlah paparan covid-19 terbesar di Jatim) telah melakukan Rapid Test terlebih dahulu dengan hasil Negatif Covid-19.

Drs. Cipto Yuwono, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan “Selamat datang kepada yang terhormat Tim Penilai dari Disperpusip Provinsi Jatim,  kami mendapatkan juara berapapun akan kami terima, namun jika mendapatkan juara 1 malah Alhamdulillah”, terangnya.

Tim Penilai memberikan pertanyaan kepada Anita Bidariyati (Kepala Perpustakaan Maju Lancar) dan petugas lainnya setelah selesai memaparkan profil yang berisi seperti pendirian, program kerja, instrumen lomba, sampai anggaran Perpustakaan Desa Bandar tersebut. Pertanyaan yang berkutat seputar program pengembangan literasi di perpustakaan desa “Maju Lancar” itupun mampu dijawab dengan lancar oleh para petugas. Hal tersebut tidak lepas dari hasil koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pusdes “Maju Lancar” dengan para pustakawan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Sekurangnya 5 kali pendampingan terhadap petugas pusdes yang dilakukan oleh Yayuk Agustiani, A. Md sebelum pelaksaanan visitasi penilaian lomba.

Acara yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB tersebut tidak hanya menampilkan pemaparan dari petugas, namun juga menampilkan produk-produk UMKM hasil dari masyarakat setempat yang telah mendapatkan pelatihan UMKM oleh para petugas Perpustakaan Desa “Maju Lancar”, yang merupakan salah satu program literasi perpustakaan desanya.

(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Joko Wahyudi/Doc: Eko Jatmiko/ Nara Sumber: Yayuk Agustiani, A. Md/Bidang Pengembangan/Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan)

Tambah 3 Kasus Positif Dari Cluster Lokal, Satgas Ada Wacana Lockdown Instansi

Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato kembali umumkan penambahan 3 pasien baru di Kabupaten Pacitan, ketiganya berasal dari transmisi lokal, Sudimoro.

Penambahan tersebut menambah panjang jumlah menjadi 27 kasus, sementara pasien yang berhasil dipulangkan sebanyak 11 orang, sisanya 3 orang menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan 13 yang lain menjalani karantina di Wisma Atlet.

Satgas Covid-19 Pacitan hingga hari ini (01/07) telah melaksanakan rapid tes sebanyak 2716, hasil reaktif sebanyak 78 atau 2,8 persen. Pemeriksaan Swab sebanyak 560 dan 52 atau 9 persen menunjukkan positif. “Obat mujarab adalah mematuhi protokol kesehatan,” ucap Bupati saat Press Rilis di Pendopo Kabupaten.

Lebih rinci, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama membeberkan, ketiga pasien tersebut berasal dari Kecamatan Tulakan, Ngadirojo dan satu dari Provinsi Lampung, Sumatera. “Sesuai KTP dari Lampung, Kontraktor yang sempat kontak dengan satpam terkonfirmasi positif,” kata Dia.

Satgas Covid-19 Pacitan baru-baru ini juga mulai merambah di lini dalam instansi pada cluster lokal Sudimoro tersebut. Apalagi salah satu pasien positif yang kini dirawat di Kabupaten Trenggalek adalah staf di bidang logistik.

“Info terakhir, Bapak Bupati hari ini sudah melakukan kontak dengan petinggi di instansi tersebut, menyampaikan dalam waktu dekat akan ada tes besar-besaran kepada 700-an karyawan,” tambah Jubir.

Jika kondisi semakin memburuk langkah lockdown untuk instansi tersebut bukan tidak mungkin dilakukan oleh jajaran Satgas, hal tersebut guna menekan angka positif jika nantinya terjadi ledakan.

Kuatnya penyebaran pada transmisi baru ditunjang fakta masing-masing kasus yang kedapatan pernah bepergian, membuat Jubir kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk benar-benar menjalankan protokol kesehatan, minimal memakai masker dan benar-benar menunda lawatan selama pandemi ini. (budi/rozak/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Enak Benar! Polres Pacitan Bagi-Bagi SIM Gratis

Ada yang menarik pada peringatan hari Bhayangkara Ke-74 tahun 2020 kali ini, Polres Pacitan bagi-bagi SIM gratis kepada masyarakat yang bertepatan lahir pada 1 Juli atau bertepatan HUT Bhayangkara.

“Benar, ini tidak lain merupakan kado bagi yang lahir di hari Bhayangkara ke 74,” ujar Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, usai Resepsi Hari Bhayangkara di Gedung Graha Polres Pacitan (01/07).

Inovasi tersebut menurut Didik adalah program Nasional sesuai perintah Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis yang tertuang pada surat telegram rahasia (TR) Kapolri bernomor ST/1671/VI/YAN.1.1./2020 tanggal 12 Juni 2020. Ditandatangani langsung oleh Kakorlantas Irjen Pol Istiono. “Kemungkinan akan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya,” ucapnya.

Ini adalah bukti bahwa Polisi hadir untuk rakyat utamanya pada momentum pandemi covid-19. Sesuai tema ke-74, Kamtibmas Kondusif Masyarakat Produktif, Polri bersama TNI, pemerintah dan didukung peran serta masyarakat menang melawan Covid-19. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Ini Alasan Bupati Soal SE Pariwisata

Menyikapi beredarnya Surat Edaran Nomor 188.45/254/408.21/2020 tentang Pembatasan Sosial (Social Distancing) Sektor Pariwisata Di Kabupaten Pacitan yang ditandatangani Bupati Pacitan Indartato baru-baru ini, ditanggapi Bupati sebagai bentuk penyesuaian kembali terhadap kesiapan destinasi wisata.

“Ada kriteria-kriteria yang harus dilalui, masing-masing pengelola pariwisata sudah tahu semua,” ujar Bupati usai mengikuti resepsi hari Bhayangkara di gedung Graha Polres Pacitan (01/07).

penyesuaian tersebut bukan semata-mata adanya penambahan 3 pasien baru Covid-19 yang diumumkan secara resmi (27/06) akhir pekan lalu. Faktanya Kabupaten Pacitan masih mengantongi zona kuning, salah satu syarat penting pembukaan kembali destinasi wisata. “Bagi yang siap ya kita akan sesuaikan,” terangnya.

Sedang penambahan cluster dan pasien baru menurut Bupati adalah rambu kepada masyarakat dan pelaku wisata supaya lebih waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. Melalui menerapkan protokol kesehatan dengan penuh kedisiplinan. “Protokol kesehatan adalah kata kunci kita supaya pariwisata tidak menjadi cluster baru,” pungaks Indartato. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Lihat Sejarah Lalu Bangkit

Masih membekas jelas dalam ingatan, betapa Jepang luluh lantak akibat serangan udara Amerika di dua kota yakni Hiroshima dan Nagasaki. Bendera putih pun terpaksa mereka kibarkan tanpa syarat melalui pernyataan resminya pada 2 September 1945 di atas Kapal USS Missouri di Teluk Tokyo.

Padahal sebelumnya, negeri Matahari Terbit itu gagah gempita menggurita menguasai hampir seluruh  daratan Asia, termasuk Hindia Belanda, nama Indonesia saat itu. Bahkan lebih jauh mundur ke belakang tepatnya 7 Desember 1941, Angkatan Laut Jepang dengan berani menyerang Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat di AL Pearl Harbour, Hawai. Serangan mendadak ini menghancurkan armada laut Amerika sekaligus memproyeksikan kekuatan sesungguhnya Jepang di mata petinggi militer Amerika.

Sekilas kisah jatuhnya bom atom tersebut, rasa-rasanya Jepang sukar untuk bangkit, minimal mengimbangi atau sekedar mengekor Negara-negara berkembang di Asia. Kehancuran pada sektor ekonomi begitu massif, bahkan ledakan bom atom bukan saja menghabisi ratusan ribu jiwa, namun mereka yang selamat mengidap berbagai penyakit akibat radiasi yang ditimbulkan bom atom, jelas semua itu menjadi beban utama pemerintah dan masyarakat Jepang.

Namun apa yang terjadi kini, Jepang dengan segala keterbatasan dan problematika rakyat dan pemerintahnya akan pleasure sekutu sepertinya bukan menjadi soal untuk bangkit. Bukan lagi gencat senjata seperti Perang Dunia II, namun tampil anggun pada dimensi lain yakni bergulat pada ekonomi dan kesejahteraan.

Lantas apa bedanya dengan Indonesia yang terlahir pada tahun 1945, Indonesia di tangan dingin Soekarno dan tokoh-tokoh mampu bersatu dan mengusir Kolonialisme Belanda. Berbagai trik dan  intrik politik bahkan fitnah sepertinya sama saja terjadi demi tetap mencengkeram Sabang hingga Merauke yang kaya sumber daya alam.

Jika dikaitkan dengan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini sepertinya tak jauh berbeda dengan situasi perang. Namun perlu diingat berbagai momentum penting pernah mendewasakan bangsa ini, misalnya saja krisis ekonomi 1998.  Waktu itu Inflasi memaksa Presiden Kedua Soeharto harus turun dari tampuk kekuasaannya pada 21 Mei 1998, peristiwa tersebut sekaligus merubah peradaban Indonesia menjadi Era Reformasi.

Akses informasi yang mudah abad 21 kini, banyak pakar dan pemikir ikut terjun  berbagi solusi pada persoalan pandemi virus corona di akun-akun Youtube pribadinya, membuat siapa saja termasuk masyarakat di kota kecil seperti Kabupaten Pacitan dengan mudah mengakses dan mendalaminya tanpa harus terpaku pada media mainstream.

Salah satunya yang tengah ramai diperbincangkan adalah Mardigu Wowiek, salah satu unggahannya menyampaikan pandemi sebenarnya dapat menjadi momentum untuk menyalip perekonomian di tikungan tanpa mengindahkan kemanusiaan. Melalui mekanisme kompak satu suara yang beralaskan protokol kesehatan.

Sebagai gambaran sejak pasien pertama terkonfirmasi positif di Pacitan 9 April lalu, pemerintah melalui Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan anggaran setidaknya 12 Miliar Rupiah, angka ini belum seberapa jika dibanding pemangkasan pagu anggaran di setiap instansi oleh pusat, memaksa perbidang tidak dapat melaksanakan tugasnya.

Sampai pada pasien ke 24 di Kabupaten Pacitan, situasi perekonomian, pendidikan dan yang lain hingga kini dapat diasumsikan masih tersungkur. Fakta lain infeksi Covid-19 dipastikan akan terus bertambah sejalan dengan jumlah uji Rapid dan Swab kepada masyarakat yang dicurigai. Hal itu membuat upaya penekanan terasa sukar dilakukan, meski Presiden Joko Widodo pada lawatanya ke Surabaya 25 Juni kemarin  menginstruksikan Jawa Timur Harus menekan angka positif Covid-19 dengan tenggang waktu singkat, 2 minggu.

Kemudahan informasi membuat masyarakat cerdas dalam menangkap segala hal yang terjadi meski tanpa memilah, yang menimbulkan berbagai asumsi yang terkadang disampaikan pada tiap kolom komentar di akun resmi Pemkab Pacitan. Mulai dukungan, ungkapan prihatin hingga umpatan tanpa tanpa fakta dan solusi. Mestinya pengetahuan yang diperoleh menjadi modal penting untuk andil dalam memerangi pandemi ini, bukan malah mengendorkan semangat yang lain dengan sikap acuh tak acuh merasa paling tahu tentang Covid-19.

Sikap bijak beratap agama dan budaya adalah solusi nyata. Kembali pada Negara Jepang yang mampu bangkit berlandaskan sikap disiplin yang memegang teguh nilai budaya dan kepercayaannya. Bahkan hingga kini meski mereka bertetanggaan dengan musik K-POP maupun Drakor, mereka tetap percaya diri mengikuti upacara minum teh lengkap dengan Kimononya.

Pacitan di dalam Indonesia lebih jika dibanding Negeri Sakura, agama dan budaya Pacitan sangat mendarah daging, sumber daya tak perlu ditanya, apalagi jumlahnya. Pacitan memiliki segalanya dengan 500 ribu jiwa. Permasalahannya adalah kemauan, bangkit dan satu suara dengan segala informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk menghadapi pandemi.

Tanpa saling mengintervensi dan menyalahkan, sekali lagi segala teori tersebut justru harus menjadi semangat tiap-tiap diri dalam melakoni kehidupan bersama pemerintah. Semangat menjalankan protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah mulai memakai masker, pysical distancing maupun rajin cuci tangan dengan disiplin dan penuh ikhlas.

Menggapai mimpi Pacitan yang ber-zona hijau adalah tujuan awal, tercapai misi pertama berimbas berbagai upaya lanjutan dapat dilakukan pemerintah bersama satgas, mulai launching obyek pariwisata, membuka sekolah dan pondok pesantren dal lain-lain.

Tak lama ekonomi akan kembali bangkit, UMKM kembali menggeliat, termasuk gelontoran anggaran pemerintah pusat akan kembali terkucur. Bukan untuk uji Rapid maupun Swab, namun untuk hal-hal yang lebih penting seperti pembangunan jalan, program peningkatan SDM maupun upaya pengentasan kemiskinan.

Mari mengawali semua dengan merasa malu jika menjadi tokoh antagonis, contohnya mengindahkan aturan pemerintah akan protokol kesehatan dan sebagainya. Kampung Tangguh Semeru yang digadangkan salah satunya mesti disukseskan bersama-sama. Karena dengan hal sederhana itu siapa saja adalah pahlawan dan Pacitan dan Indonesia lebih dari sekedar Jepang. (budi/rch/DiskominfoPacitan).

Jelang Launching Wisata Malah Muncul Cluster Baru dan Impor

Wakil Bupati Pacitan sekaligus Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Yudi Sumbogo umumkan penambahan 3 pasien Covid-19, 2 pasien berasal dari Kecamatan Tegalombo dan Ngadirojo merupakan cluster impor dari Kota Pahlawan Surabaya, sedang 1 pasien dari cluster lokal yakni Sudimoro.

2 pasien dari cluster surabaya memiliki gejala sakit dan memilih pulang ke Pacitan, usai dilakukan uji swab hasil menunjukkan 2 orang tersebut positif Covid-19. “ Tapi Alhamdulilah hari ini 1 orang dari Kecamatan Tulakan dinyatakan sembuh,” Kata Wabup (27/06) di Pendopo Kabupaten.

Penambahan kembali 1 kasus cluster lokal dari kecamatan Sudimoro saat ini memaksa pemerintah harus segera melakukan beberapa upaya konkrit, diantaranya menegaskan protokol kesehatan kepada masyarakat yang akhir-akhir ini dinilai jajaran Satgas mengalami penurunan kedisiplinan. “Kami akan tegaskan kembali.” kata Jubir Rachmad Dwiyanto usai Konferensi Pers.

Lantaran data terus menunjukkan peningkatan, Jubir mengaku pihaknya bakal menggelar tes rapid masal kepada masyarakat. Mengingat Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Surabaya memberi tenggang waktu 2 pekan untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

Penambahan 3 pasien baru juga berimbas pada rencana pembukaan destinasi wisata di Kabupaten Pacitan. Lahirnya cluster lokal baru di Sudimoro bukan tidak mungkin merubah peta Covid-19 di Pacitan menjadi orage bahkan merah. “Kita akan konsolidasi lagi dengan gugus, melihat perkembangan,” lanjutnya menggambarkan.

Melihat fenomena di Sudimoro, pihaknya mengaku pekan besuk bakal melakukan tes rapid massal, di wilayah Karangturi, Sumberejo dimana pasien positif berkode 21 yang sempat menggelar kondangan di lingkungannya, dan instansi tempat kerja pasien terkonfirmasi Covid-19,

Jika memungkinkan penutupan terhadap instansi bukan tidak mungkin bakal dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, kalau-kalau hasil tes menunjukkan ledakan kasus positif. “Sementara kami tidak dapat berspekulasi. Moga-moga jangan. Namun akan kami bicarakan,” tambah Jubir. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Launching Wisata tangguh; Watu Karung Tinggal Tunggu Aba-aba

Alkisah, Padukuhan Gembul Rejo seperti halnya dukuh-dukuh lain disekitar. Hanya tampak pesisir laut selatan yang khas dengan deburan ombak tanpa menjanjikan apapun, kecuali tangkapan ikan bagi para nelayan.

Tak seperti sekarang, Dukuh Gembul Rejo selain berubah nama menjadi Desa Watu Karung Pringkuku, menjadi begitu seksi bagi wisatawan domestik bahkan pecinta surfing berkelas dunia. Namun Pandemi Covid-19 semantara menjadi halang rintang Watu Karung untuk memanjakan para tamu.

Bersama semua komponen hal ini tentu tidak diharap berlarut-larut, Watu Karung harus kembali beraktifitas seperti kemarin-kemarin, tanpa adanya tumbal lahirnya cluster penderita Covid-19.

“Sarat pertama adalah zona kuning. Bersyukur saat ini kita statusnya kuning,” ujar Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan saat launching Wisata Tangguh Semeru di Pantai Watu Karung Pacitan Indartato. Pagi ini (26/06).

Sesuai rencana pembukaan yang dijadwalkan pada (30/06) menurut Indartato tidak ada masalah, sejauh protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik, termasuk pembatasan wisatawan yang berkunjung.

Namun demikian kajian demi kajian tetap akan dijalankan demi keamanan, apalagi keputusan tersebut adalah kewenangan pemerintah pusat, pemda sejauh ini hanya menyiapkan seluruh komponen. “Simulasi nanti akan kita laksanakan untuk bahan evaluasi,” lanjud Dia.

Musyawarah lintas sektor kemudian akan menjadi perantara komitmen untuk menyongsong hari yang ditunggu. Termasuk para pengelola, petugas medis dan pihak keamanan yakni kepolisian. “Kami laksanakan sosialisasi kepada para pelaku sejak dua minggu lalu supaya semua benar-benar memahami prosedur protokol kesehatan,” ucap Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto di kesempatan yang sama.

Seluruh jajaran covid-19 tentu menyadari perbedaan pandangan masyarakat akan rencana pembukaan objek wisata, tidak sedikit yang menilai hal ini masih terlalu dini, sebagian lain merasa perlu segera untuk kembali dibuka.

Menurut Kapolres sepanjang sesuai dengan mekanisme protokol kesehatan dan status zona, maka tidak alasan area wisata segera kembali dibuka. Meski pihaknya dan jajaran covid-19 Pacitan nantinya tidak sembarangan dalam memutuskan perkara ini.

Sementara Kades setempat Wiwid Pheni sangat yakin desa dan seluruh objek pariwisata yang ada sudah cukup tangguh apabila pariwisata kembali dibuka. Bukan tanpa bukti, masyarakat beberapa pekan terakhir getol mengikuti segala sosialisasi yang diadakan termasuk simulasi berskala kecil.

“Ada sekitar 150 KK yang menggantungkan hidup di pariwisata, mulai pemilik homestay, pedagang, ojek perahu dan lain-lain sudah siap sewaktu-waktu dibuka,” terang Wiwid. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Ploso Kecamatan Punung; Terjang Karang Lahirkan Kampung Tangguh

Gairah masyarakat Desa Ploso, Punung kiranya patut untuk dijiplak, bersama pemdes masyarakat greget membangun budaya baru dalam rangka menyambut New Normal melalui platform Kampung Tangguh Semeru.

Energi tersebut disaksikan langsung Bupati Pacitan Indartato bersama jajaran Satgas Covid-19 Pacitan, Hari ini (24/06). Tak Pelak semangat tersebut benar-benar hadir pada sendi-sendi warga Ploso yang mendengarkan secara seksama berbagai arahan dari Kapolres dan Bupati akan detail-detail Kampung Tangguh dan protokol kesehatan.

Agus Cahyono sebagai Kades Ploso dengan karakter energic-nya mengaku hingga kini satu warganya masih positif Covid-19, namun hal itu justru membuatnya semakin melenggang akan mimpinya bersama seluruh warga. “Banyak perantau menjadi masalah serius harus kami perhatikan,” ungkap Dia.

Belum lagi, mula-mula masyarakat agak rewel yang terpaksa harus meninggalkan beberapa tradisi seperti arisan dan lain-lain. Namun kesabarannya akhirnya membuahkan hasil, masyarakat semakin memahami keadaan bangsa sehingga kian taat terhadap seluruh arahan pemerintah. “Kami ingin pemahaman ini sampai mengkristal dibenak seluruh masyarakat,” harap Dia.

Sementara Kapolres Pacitan Didik hariyanto, melihat atmosfer di Ploso lantaran adanya sistem tatakelola yang berjalan baik dan berkesinambungan. Selanjutnya bagaimana program Kampung Tangguh Semeru tersebut benar-benar berjalan sesuai arahan. “Di dalam Kampung Tangguh ada penyelesaian masalah,” tutur Kapolres.

Kader Trengginas yang kini berada di garda terdepan memerangi Covid-19 di Ploso diapresiasi Bupati, pemahaman terhadap mereka harus sempurna supaya tidak menjadi bumerang. Selebihnya Bupati meminta semangat ini tidak usai pada ceremony belaka. “Praktiknya harus Sungguh-sungguh dipraktikkan,” pungkas Dia.

Sempatkan Jenguk Satria

Disela padatnya kegiatan Kampung Tangguh Semeru di Kecamatan Pringkuku dan Punung (24/06), Bupati Pacitan Indartato bersama rombongan menyempatkan diri menjenguk Satria Yusril Suseno, anak laki-laki berusia 12 tahun yang memiliki masalah pada kakinya yang tumbuh tidak normal.

Satria Tinggal bersama sang Nenek di Dusun Ngelo, Ploso, Punung dan berstatus sebagai anak yatim. Pihak desa setempat mengupayakan satria untuk daily activity tanpa merepotkan yang lain yang nanti juga akan didukung Dinas Kesehatan Pacitan.

Sementara, Dinas Sosial Pacitan akan memeriksa identitas keluarga, jika memenuhi syarat Program Bansos akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan satria yang mempunyai masalah bawaan tersebut. (DiskominfoPacitan).

Sempat menjadi Zona Merah; Desa Pelem Tangkas Balik Situasi

Seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sedikit merasa tenang. Awalnya siapa terka, di Dusun Janglot, Pelem Pringkuku yang tenang sempat geger gara-gara satu warga dinyatakan positif Covid-19.

Kini satu warga tersebut telah dua kali negatif swab dan menjalani karantina selama 2 pekan di rumahnya. Beruntung masalah tersebut tangkas dihadapi warga bersama pemdes setempat sehingga tidak sempat menjalar kemana-mana.

Selama perjalanan menuju lokasi, rombongan dimanjakan berbagai pemandangan hasil alam yang memanjakan mata. Hal tersebut lantas jajaran Satgas menafsirkan kekuatan ketahanan pangan yang kuat. “Hasil panen kami kuat untuk satu tahun ke depan jika dibutuhkan untuk warga kami,” ujar Jarno Kades Pelem membenarkan (24/06).

Kini tinggal program Kampung Tangguh Semeru untuk dimaksimalkan, utamanya pada pemahaman masyarakat supaya tidak mengucilkan orangnya, namun spesifik menjauhi virusnya dengan melaksanakan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya. “Kampung Tangguh Semeru harus berhasil untuk memutus mata rantai Covid-19,” kata Indartato. (budi/wan31/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Usai Gelar Genduri Positif Corona

Rasa syukur Bupati Pacitan Indartato dan seluruh jajaran Penanganan Covid-19 Pacitan kembali diuji dengan bertambahnya satu pasien positif baru. Kasus berkode 21 ini berjenis kelamin laki-laki berusia kurang lebih 40 tahun dan sehari-hari bekerja sebagai Satpam, dan telah dikarantina di Wisma Atlet Pacitan.

Penambahan ini merupakan cluster lain-lain atau abu-abu, diketahui pasien rekan sejawat pasien berkode 19 yang meninggal Sabtu kemarin (20/06). “Sekali lagi kami mohon maaf karena masih bertambah kasus baru,” kata Indartato (23/06) di Pendopo Kabupaten.

Melihat kondisi baru tersebut jajaran Satgas tangkas laksanakan tracing di dua kecamatan yakni Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro. Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengaku hingga sore tadi petugas terus melakukan tracing kesemua orang yang pernah bersinggungan langsung dengan pasien 19 dan 21. “Hari ini 10 orang yang kita swab,” kata Jubir.

Masalah semakin runyam, ketika pasien 21 mengaku habis menggelar Kondangan di rumahnya Kecamatan Sudimoro. Jajaran Satgas khawatir jika kejadian di Kabupaten Tulungagung terulang di Kabupaten Pacitan. “Ini teman-teman (Petugas medis) di sana was-was,” ungkap Dia.

Upaya tracing yang dilakukan oleh petugas kesehatan akan dilaksanakan secara menyeluruh, baik di tempat kerja maupun di rumah pasien 21. Demikian itu selain untuk menyelamatkan masyarakat juga sebagai upaya menentukan cluster yang masih abu-abu ini. (budi/not/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Launching Industri Tangguh di Pt. PPIS

Mengawali kunjungan Launching (23/06), Bupati sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato dna jajaran meresmikan Industri Tangguh Semeru di PT. Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS), mitra PT. HM Sampoerna TBK.

Perusahaan rokok di Sidoharjo, Pacitan tersebut setidaknya memiliki karyawan sebanyak 843 orang yang tersebar diseluruh 12 Kecamatan, membuat pabrik tersebut memiliki potensi besar terhadap penyebaran covid-19 sehingga menjadi cluster baru.

Beruntung pihak perusahaan sebelum inisiatif Industri Tangguh Semeru sudah memberlakukan secara ketat protokol kesehatan, hasilnya kini seluruh karyawan yang ada sudah terbiasa dengan peraturan tersebut. (DiskominfoPacitan)

Buah Kompak dan Komitmen; Bangunsari Selalu Negatif Corona

Desa Bangunsari, Kecamatan Pacitan.  Letak yang strategis dengan pusat Kota menyimpan potensi besar terhadap penyebaran virus Covid-19. Padahal wilayah ini dihuni berbagai masyarakat baik dari dalam dan luar kota.

Lantas bagaimana pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat mengemas desa ini menjadi kebal terhadap wabah dari Kota Wuhan, Hubei China itu, melalui Kampung Tangguh Semeru yang digagas Kapolda Jatim tersebut.

Disambut Wedang Secang, semangat pemuda, tokoh masyarakat dan seluruh perangkat desa serta tabuh Titir Kenthongan, Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan semangat menyusuri gang RT. 04 RW 06 Dusun Krajan, Bangunsari.

Didampingi Darminto, Kades setempat Bupati melihat lumbung pangan, rumah karantina mandiri hingga inovasi Trasi Jadam Covid-19 atau Tradisi Sistem Jempitan Atasi Dampak Covid-19. Satu inovasi kemandirian masyarakat yang kini dialih fungsikan untuk keperluan menangani pandemi.

Hasil jempitan cukup lumayan, diakui pengurus dalam semalam pemuda dapat mengumpulkan uang koin rata-rata Rp. 40.000, ke semua selama pandemi covid-19 diperbantukan kepada yang terdampak covid di desa tersebut sehingga tidak membebani pemdes.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto mengapresiasi program ini, ia berharap kekompakan yang telah mendarah daging ini dapat menjadi kemandirian terutama di masa transisi menuju New Normal ini. “Lingkungan ini saya harap dapat dicontoh lingkungan lain,” kata Dia (23/06).

Perasaan yang sama tampak di wajah Bupati, tidak adanya kasus positif di desa itu merupakan bentuk nyata dari semangat perang melawan covid-19. Selanjutnya bagaimana launching yang dilakukan kini terus dipupuk sehingga Bangunsari, Pacitan tidak ada yang terkonfirmasi Covid-19 selamanya. “Saya tersanjung, teringat saya dulu pernah tinggal di lingkungan ini ikut nenek sewaktu kecil,” katanya jujur sembari mengenang. (budi/notz/rch/tika/DiskominfoPacitan).

2 Pasien Positif Corona; 1 Meninggal

Awali penghujung bulan Juni, Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan kembali mengumumkan penambahan 2 kasus  positif baru. 1 pasien diantaranya adalah seorang PNS dari Kecamatan Pacitan, dan satu dari Kecamatan Ngadirojo berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi positif corona, dan telah meninggal dunia.

Penambahan ini menambah jumlah total kasus Covid-19 di Kabupaten Pacitan menjadi 20 orang. Kini satgas merawat dan mengkarantina 10 pasien tersisa, sembilan diantaranya berhasil sembuh.

Sedang untuk data keseluruhan PDP yang dirawat di rumah sakit kini berjumlah 17 orang, terkonfirmasi meninggal 4 orang dan dinyatakan sembuh 13 orang. “Untuk PDP positif dan meninggal memiliki riwayat bawaan penyakit paru-paru,” ujar Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (22/06).

Untuk riwayat pasien yang berstatus PNS disampaikan Rachmad pernah menjalani kontak dengan pasien Temboro, anehnya Tes Swab pertama menunjukkan negatif Covid-19, ternyata tes kedua hasil menunjukkan hasil yang sebaliknya.

Ini membuat Rachmad kembali meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada, berhati-hati dengan menjalankan protokol kesehatan yang telah disampaikan pemerintah. “Dengan menjalankan protokol kesehatan masyarakat telah menjadi pahlawan kepada keluarga, tetangga dan negara,” ucap Dia.

Lalu bagaimana nasib Kabupaten Pacitan dengan penambahan tersebut akan rencana besar New Normal yang digadang-gadang. Bicara masalah bersama tersebut bersatunya semua masyarakat, pemerintah adalah jawaban terbaik.

Di satu sisi pemerintah terus melakukan tracking kepada seluruh masyarakat yang berpotensi covid-19, berdasar status yang terhimpun. “Ketika muncul data, maka kami akan melakukan tracking, minimal Rapid Tes,” pungkas Rachmad. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Lihat Kesiapan Dua Toserba Jelang New Normal

Program New Normal sebagai jawaban menghadapi pandemi covid-19 tinggal menunggu hari, satu budaya baru yang tertib protokol kesehatan. Berbagai aspek menjadi perhatian bersama, termasuk di pusat perbelanjaan modern maupun pasar tradisional.

Melihat Toserba di sekitar perempatan Penceng, pihak manajemen terpaksa berlakukan peraturan keras dengan tak segan-segan melarang masuk calon pembeli yang tidak mengenakan masker. Begitu juga dengan pengunjung yang suhu tubuhnya di atas rata-rata.

Pemandangan serupa juga terjadi di Toserba di Arjowinangun, pihak keamanan tengah sibuk melakukan tes suhu tubuh setiap pengunjung yang akan masuk sekaligus membagikan Hand Sanitizer. Selebihnya membersihkan area toko dengan disinfektan di malam harinya.

Ratusan karyawan mengais rizki di dua toko itu, mereka juga potensi nyata. Menyadari itu Enggal Dua rajin melaksanakan giat apel pagi yang diisi berbagai materi akan protokol kesehatan termasuk saat saat melayani pembeli. “Bagaimana caranya agar anak-anak tetap bekerja namun tetap aman,” ujar Ninik Sugi Haryani Pemilik salah satu Toserba (22/06).

Cara serupa dilakukan Toserba di Arjowinangun, Tomas selaku Manajer Toko mengaku mereka menerapkan metode sistem 2 hari kerja, 1 hari libur untuk menjaga stamina karyawan agar tetap prima. Namun berbeda dengan yang pertama, Toko ini cenderung tidak mengenakan Face Shield di lokasi pembayaran dan diganti dengan penghalang plastik. “Masih aman,” kata Dia.

 Tidak ada masukan terhadap pemerintah, namun kedua toko tersebut mengaku kedisiplinan masyarakat menjadi catatan penting selama ini, menejemen hingga kini masih mendapati banyak masyarakat yang mencoba berbelanja tanpa masker. “Kami harap pemerintah lebih giat lagi melakukan kampanye,” harap Ninik.

Masyarakat tentu berhak beropini apa saja akan pandemi ini, itu adalah hak. Namun kewajiban mestinya juga dilaksanakan, supaya menjadi bijaksana menjadi bagian masyarakat maupun bernegara. Tujuannya program New Normal ini sukses dilakukan, tidak lahir korban baru covid baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Ihwal Penangan Covid-19; Dandim dan Kapolres Buka Suara

Sejak awal merajalela, dua instansi besar yakni Kodim 0801 dan Polres Pacitan selalu terlibat aktif menangani pandemi covid-19. Bahkan hingga kini, memasuki masa transisi menuju peradaban baru yang akrab disebut New Normal.

Tim liputan Diskominfo Pacitan mencoba menggali pemikiran kedua perwira sekaligus orang nomor 1 di dua instansi tersebut. Melihat sisi lain yang dapat menjadi rujukan masyarakat dan bahkan pemerintah.

Kesadaran masyarakat untuk disiplin terhadap protokol kesehatan menjadi pasal penting yang disampaikan di awal percakapan bersama Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi. Meski diakuinya sudah banyak yang taat aturan, namun dari pengamatan ia menilai beberapa masyarakat masih tampak tak mau tahu terhadap bahaya pandemi covid-19 baik disisi  keselamatan dan ekonomi.

“Masih kita jumpai masyarakat yang tidak memakai masker, tidak melaksanakan physical distancing. Sikap ini menjadi kendala bagi kami dalam mencegah pandemi,” ujar Dia usai Launching Kampung Tangguh Semeru di Desa Nglaran, Tulakan. Pagi ini (19/06).

Di dapur pemerintahan, ia mengaku pemkab mesti memperhatikan masalah keakuratan data. Ini penting lantaran berbagai kebijakan yang dilakukan diawali dengan data yang diproyeksikan kepada pimpinan, semakin akurat data tentu berimbas pada keberhasilan kebijakan.

Perkara lain yang ada dalam benak mantan Paspampres era SBY itu selanjutnya soal bantuan langsung. Sokongan pemerintah mesti sesuai data, supaya tidak terjadi ketimpangan di masyarakat, sehingga seluruh penduduk merasa terlayani dengan baik.

Klop dengan Dandim, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto di kesempatan yang sama mengaku bungah melihat beberapa rumah warga kini sudah disiapkan tempat cuci tangan, menunjukkan beberapa masyarakat cukup dewasa terhadap masalah bersama tersebut, apalagi didukung program kampung tangguh semeru.

Sembari menjalankan program kampung tangguh, diam-diam Didik menunggu masyarakat yang sebagian apatis tergerak untuk mendukung program pemerintah. Hasilnya jelas program New Normal akan segera lahir. Kehidupan setelahnya bakal kembali seperti sediakala. “Vaksin terbaik adalah disiplin, baik disiplin mengenakan masker, physical distancing dan cuci tangan dengan sabun,” katanya di kesempatan yang sama.

Menyoal berbagai langkah dari pemerintah, ia ogah berkata banyak. Pihaknya menilai kerjasama dan kekompakan termasuk dengan pemerintah desa adalah kunci utama keberhasilan. “Kita bergandengan tangan. Melalui tiga pilar. Pemerintah, TNI Polri dan masyarakat,” tambahnya. (budi/anj/rch/tika/DsikominfoPacitan).

Gali Kreativitas dan Kompak; Ampuh Lawan Corona

Tolak Braholo, disajikan spesial menyambut kedatangan Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan saat Launching Kampung Tangguh Semeru (18/06). Panganan berupa jenang sumsum 7 warna mulai putih, kuning, hijau, merah, biru, ungu dan hitam menjadi perantara usaha dan doa masyarakat desa Ngreco, Tegalombo menghalau pandemi Covid-19.

Umumnya setiap malam Jumat, desa ini menggelar doa bersama lengkap dengan Tolak Braholonya selama 7 kali malam jumat berturut-turut di rumah masing-masing, disempurnakan dengan titir kentongan sebagai media menumbuhkan kekompakan antar warga masyarakat termasuk menciptakan rasa aman masyarakat.

“Kita laksanakan ini untuk mengusir pageblug sebagaimana yang dilakukan nenek moyang,” ujar Kades Setempat Hadi Susilo.

Ini adalah keanekaragaman budaya yang diadopsi menjadi inovasi pada situasi genting, satu penanda masyarakat beserta seluruh jajaran kompak berkomitmen terhadap masa depan Kabupaten Pacitan. Sedekah tersebut juga meliputi beberapa jenis makanan penyempurna yang siap disodaqohkan.

Seterusnya kegiatan yang sama dilanjutkan di Desa Jeruk, Bandar. Desa ini memiliki peran vital karena letak geografisnya yang bersebelahan dengan Kecamatan Kismantoro, Wonogiri. Membuat akses masyarakat di dua Kecamatan banyak yang melintasi tempat tersebut, utamanya yang menjadi perhatian adalah para perantauan.

Saat ini posko perbatasan memang sudah dinonaktifkan, digantikan Kampung Tangguh Semeru. Bersyukur masyarakat juga memiliki kesadaran tinggi, walau beberapa waktu sebelumnya puluhan orang sempat dikarantina di tempat isolasi yang disiapkan pihak pemdes.

“Tidak ada yang terkonfirmasi Positif Corona. Karena semua terbuka, mereka yang hendak mudik WA (Whatsapp) dulu, sehingga kami banyak persiapan,” ujar  Haris Kuswanto Kades Setempat.

Lebih-lebih, saat ini masyarakat Desa Jeruk tengah panen raya, tentu bukan buah jeruk yang dipanen, yakni berupa bahan pangan pokok seperti Padi dan Jagung. Haris mengaku tak sedikit yang meyumbangkan hasil tani untuk kepentingan Covid-19. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Kerja Bagus; Pemkab Pacitan Kembali Raih WTP

Komitmen yang berbuah lebat, Pemerintah Kabupaten Pacitan kembali menerima satu penghargaan bergengsi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Timur.

Meski kota berjuluk Paradise Of Java ini tengah dilanda ujian berupa Pandemi Covid-19, namun nyatanya pemerintah bersama-sama masyarakat tetap fokus menjalankan tugasnya dengan sesempurna mungkin.

Tercermin Kabupaten Pacitan dapat menciptakan sebuah tata kelola pemerintahan yang profesional dan bersih. Ini penting, sebab dengan bukti demikian masyarakat dapat merasakan dampaknya secara langsung. Alhamdulilah sudah 9 kali, yang 7 kali berturut-turut,” ujar Bupati Pacitan Indartato (16/06) di Halking Pendopo Kabupaten.

Sudah sepatutnya reward tersebut menjadi semangat pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Selebihnya masyarakat pun mesti bersyukur selanjutnya berperan aktif pada tugas masing-masing. Karena pemerintah selanjutnya mempunyai tugas yang cukup berat, yakni menjaga Pacitan supaya tetap WTP. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Bentuk Kampung Tangguh di Bumi Jenderal Sudirman

Burung merpati sebagai simbol kebebasan dilepas liarkan oleh Indartato di depan Balai Desa Pakis Baru, Nawangan. Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan itu mengawali Launching Kampung Tangguh Semeru di wilayah sejuk yang pernah menjadi panggung perjuangan Jenderal Besar Sudirman saat menghadapi serdadu penjajah.

Mencetak Kampung Tangguh Semeru, berbagai aspek dikedepankan. Sumber Daya Manusia (SDM) tentu menjadi prioritas, selebihnya ketahanan pangan juga menjadi sasaran penunjang kalau-kalau situasi berubah menjadi kritis seperti karantina wilayah.

Kepala Desa setempat, Sugiyanto menyampaikan meski ada satu pasien positif dari cluster Temboro yang kini masih dikarantina di Wisma Atlet namun dirinya mengaku masih bisa bersyukur, karena penyakit itu tidak sampai menular kepada keluarga dan masyarakat lain. “Keberhasilan menghentikan laju pandemi di tempat kami merupakan buah dari kekompakan semua pihak,” Kata Dia di hadapan Bupati dan Jajaran Covid-19 Pacitan.

Kesiapan juga berlebih di Desa Ngromo, 3 pasien dari cluster Temboro pernah dicatat di desa tersebut membuat Pemdes melakukan upaya yang lebih serius, berharap tidak terjadi penambahan baru. Bersyukur, peran masyarakat hingga kini nyata adanya.

Gunawan, Kades Desa Ngromo lokasi kedua kegiatan launching mengaku pihaknya gencar melakukan kampanye masif kepada masyarakat yang berjumlah lebih dari 4500 jiwa. Sehingga meski hingga kini masih ada 4 orang yang menjalani tes Swab, masyarakat tidak resah karena paham betul akan bahaya pandemi Corona beserta dampaknya. “Bersyukur ketahanan pangan kami cukup karena mayoritas petani, jadi tidak terlalu membebani pemdes,” ujarnya. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Akhirnya! Pasien Covid No 1 Akhirnya Sembuh

Muhammad Nurul Huda pasien pertama Covid-19 di Pacitan akhirnya dinyatakan sembuh setelah menjalani Karantina di RSUD dr. Darsono dan di Wisma Atlet Pacitan selama 74 hari mengikuti 11 kali Swab dan 3 kali dinyatakan negatif.

Pernyataan sembuh tersebut disampaikan Bupati Pacitan Indartato bersama jajaran Satgas Covid-19 Pacitan di Pondok Tremas, Arjosari melihat langsung pencanangan Pondok Tangguh.

Sementara Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo pada momentum tersebut berkesempatan mengantar langsung pemulangan Huda di Wisma Atlet Pacitan. Saat itu Wabup Berharap pulangnya pasien 01 ini menjadi semangat pasien Covid-19 lain untuk mengikuti jejaknya dapat berkumpul bersama keluarga. “Kami mohon maaf jika saat melayani banyak kekurangan,” ucap Wabup. (15/06)

Selain Huda, 2 pasien lain juga dinyatakan sembuh hari ini, yakni dari Kecamatan Nawangan dan Pringkuku, kedua pasien tersebut adalah santri dari cluster Temboro yang kini juga dapat kembali berkumpul dan beraktivitas bersama keluarga.

Hinar binar raut kebahagiaan begitu terpancar di wajah Huda, cluster Sukolilo ini tampak gondrong, ditanya oleh Diskominfo Pacitan terkait pelayanan yang diberikan oleh Satgas Covid-19 ia mengakui sangat baik. “Mereka (Petugas Penanganan Covid-19) luar biasa dengan segala inovasinya, sehingga kami senang dan imunitas kami jadi kuat,” terang Huda.

Pada momentum tersebut Huda juga berpesan kepada khalayak untuk bersikap positif kepada penderita Covid-19, dengan cara menjauhi penyakitnya bukan menjauhi orangnya. “Mari kita ikuti pesan-pesan pemerintah. Karena itu adalah perwakilan Allah yang ada dimuka bumi ini,” pungkas Dia.

Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama juga menyampaikan adanya pasien positif baru di Pacitan, pasien bernomor 18 tersebut berasal dari Kecamatan Tulakan. “Pasien baru ini mencari kerja di Surabaya dan dinyatakan Positif di sana. Saat ini berada di RSUD Pacitan,” tambah Rachmad. (budi/anj/rch/tika/DsikominfoPacitan)

Indartato Ingin Tremas Menjadi Contoh Nasional

Cepat atau lambat lembaga pendidikan non formal pesantren harus segera beroperasi mendidik para santri sebagai generasi penerus bangsa, di Kabupaten Pacitan Pondok Pesantren Tremas memiliki peranan strategis bahkan di kancah Nusantara.

Berbagai kesiapan matang harus dilakukan menyambut ribuan santri yang bakal memadati salah satu pondok tertua di Indonesia tersebut, dengan disiplin tinggi tanpa kesalahan sekecil apapun. Mengingat pondok tersebut umumnya memiliki santri dari berbagai wilayah di pulau Jawa bahkan Nasional.

“Kita hari ini bersama-sama dengan satuan gugus tugas melihat langsung kesiapan pondok. Ternyata sesuai dengan SOP yang berlaku. Nantinya pondok ini saya harapkan menjadi contoh bagi pesantren lain di Pacitan bahkan Nasional,” kata Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Pacitan Indartato (15/05) saat berkesempatan meninjau Pesantren Tangguh di Pacitan.

Sementara Luqman Al Hakim Harst Dimyathi atau akrab disapa Gus Lukman, salah satu Pengasuh Pondok Tremas mengaku mengapresiasi kunjungan Bupati beserta jajaran terhadap persiapan Pondok Tremas.

Meski disatu sisi pihaknya belum dapat memastikan pesantren yang mempunyai lebih dari 4000 lebih santri tersebut kapan benar-benar dibuka kembali. Namun yang pasti mekanisme yang bakal digunakan adalah mendahulukan para santri dari wilayah-wilayah yang aman dari pandemi Covid-19.

Ketua Gerakan Ayo Mondok Nasional tersebut juga menomorsatukan persetujuan pemerintah mulai Kabupaten hingga pemerintah desa. Hal tersebut mencerminkan Tremas enggan menorehkan masalah baru yang merugikan banyak pihak dalam pembukaan yang direncanakan.

Namun sesuai maklumat, pada tanggal 13 Juli mendatang rapat terkait hal tersebut bakal kembali dibahas. Karena Pihak Tremas memahami koordinasi dan kehati-hatian menjadi penentu dalam pembukaan tersebut. “Ada satu pesantren yang kembali dibuka, selang 2 hari digeruduk masyarakatnya,” kata Gus Lukman menghindari blunder semacam itu. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Pasar Kuat dan Kampung Tangguh

Disamping masyarakatnya, Desa memiliki peran vital menentukan tangguh atau tidaknya suatu wilayah dalam menghadapi ancaman pandemi Covid-19, melihat kenyataan tersebut Bupati Pacitan Indartato yang juga Ketua Satuan Gugus Tugas Covid-19 Pacitan mengukuhkan desa tangguh atau biasa disebut Kampung Tangguh Semeru.

Di Kecamatan Arjosari, Desa Jatimalang terpilih menjadi percontohan pertama, lantaran desa tersebut masih berstatus Hijau atau zero pasien corona. Banyak faktor yang harus disiapkan untuk menuju menjadi desa tangguh, selain sarana dan prasarana juga komitmen dari pemerintah dan masyarakatnya.

Indartato dalam kesempatan tersebut mengapresiasi komitmen penting tersebut, nantinya desa tangguh harus terinstal semua desa di Kabupaten Pacitan. “Kami berharap hal ini tidak hanya Ceremony belaka,” kata Bupati.

Sebelumnya rombongan Satgas Covid-19 Pacitan itu juga menyempatkan diri, melihat langsung Pasar Arjosari yang dilaunching menjadi Pasar Kuat. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Inflasi dan deflasi Kabupaten Pacitan pada bulan Mei 2020

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Bulan Mei 2020, Kabupaten Pacitan mengalami deflasi  sebesar 0,01 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,09 pada bulan April 2020 menjadi 104,08 pada bulan Mei 2020. Selama kurun waktu tahun 2018 s/d 2020 inflasi bulan Mei yang tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,31 persen.

Inflasi bulan Mei 2020 ini dipicu oleh beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, antara lain  bawang putih, bawang merah, tongkol, wortel, minyak goreng, pepaya, salak, sawi hijau, ketela pohon, dan daging sapi. Sementara komoditi yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah cabai rawit, telur ayam ras, cabai merah, pasir, daging ayam ras, layur, semen, jeruk, beras, dan pisang. Deflasi di Kabupaten Pacitan disebabkan karena turunnya indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,15 persen, dan kelompok perumahan yaitu sebesar 0,07 persen.                                                                                               

Andil terbesar penyumbang deflasi di Kabupaten Pacitan adalah kelompok bahan makanan  yaitu dengan deflasi sebesar 0,15 persen dan memberikan sumbangan sebesar -0,03 persen. Kemudian diikuti kelompok perumahan  yaitu dengan deflasi sebesar 0,07 persen dan memberikan sumbangan sebesar -0,02 persen. Sementara andil terbesar terjadinya inflasi adalah kelompok makanan jadi dengan inflasi sebesar 0,18 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,02 persen, kelompok sandang dengan inflasi sebesar 0,09 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan inflasi sebesar 0.06 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar  0,02 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen, dan  kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga dengan deflasi sebesar 0,00 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen. (statistik/DiskominfoPacitan)

New Normal Bukan Abnormal

Pandemi Covid-19 punya peran penting mempengaruhi situasi perekonomian masyarakat Kabupaten Pacitan. Khususnya mereka yang bergantung pada bisnis pariwisata, hampir-hampir mereka benar-benar tanpa pemasukan sama sekali tiga-empat bulan terakhir. Belum lagi pedagang, pelaku industri kreatif nelayan dan yang lain, menjadi peserta terdampak runtuhnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Wacana New Normal yang tengah ramai menjadi pembahasan khalayak oleh media mainstream seakan memberi angin segar ditengah kehampaan. Mimpi perekonomian yang normal tanpa meninggalkan faktor kesehatan dan kemanusiaan memang tengah digodok pemerintah mulai tingkat pusat hingga wilayah-wilayah sehingga semua tidak berlarut-larut.

Dari teluk pantai Watu Karung, Pringkuku Suprapto menyambut gembira rencana ini, 10 kamar homestay yang ia gunakan untuk menjaring rupiah telah lama tidak dijamah tamu, bahkan selama ini karyawannya terpaksa ia pulangkan sementara karena bisnisnya mogok. “Sudah kami persiapkan segala hal untuk menyambut tamu,” ujar Dia begitu semangat.

Sesuai arahan pemerintah oleh Suprapto ia laksanakan sepenuhnya protokol kesehatan sesuai SOP, termasuk berbagai penyesuaian manajemen sehingga berjalannya New Normal tidak menjadi abnormal. “Pemantauan orang asing yang telah berjalan sepenuhnya kita laksanakan,” lanjut Dia.

Tak ayal, Watukarung bukan saja primadona wisatawan domestik, mereka para pehobi surfing dari belahan bumi lain begitu mengidolakan ombak Watu Karung. Kenyataan tersebut membikin momentum pada bulan-bulan terakhir 2020 tetap menjadi asa bagi mereka pelaku wisata. “Sudah banyak yang menelpon kemarin, tapi sesuai pemerintah masih kita tolak. Semoga New Normal segera dimulai,” harap Dia.

Diantara profesi yang yang lain, nelayan pun termasuk korban Covid-19, sebut saja Budi Santoso, nelayan yang fokus mencari lobster yang tinggal tak jauh dari bibir pantai Watu Karung ini juga merasakan dampak pandemi. “Karena tidak ada wisatawan pesanan lobster juga menurun,” ujar Budi.

Selama ini untuk menyambung hidup, budi dan rekan-rekannya mengaku mencari kesibukan lain supaya asap dapur tetap mengepul, termasuk bekerja sebagai kuli bangunan. Kepada Diskominfo Pacitan wajah lugunya menyiratkan semangat menyambut New Normal dengan segala mekanismenya, sehingga ekonomi tetap berjalan dan Covid-19 dapat dilumpuhkan.  (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Bocah Bantu Covid-19

Arfa Fatkhi Dama F., Bocah usia 9 tahun yang menyerahkan uang tabungan sejumlah 800 ribu rupiah untuk membantu penanganan covid 19, mendapat apresiasi Bupati Pacitan.

Senin, 8 Juni 2020 kemarin, Pak In mengundangnya ke Pendopo Kabupaten untuk menerima penghargaan atas kepedulian siswa kelas 2 SD Alam Pacitan ini.

#bersatulawancovid19

Dari Seni; Masyarakat Harus Kompak dan Kreatif Menghadapi Covid-19

Malam kedua sekaligus malam terakhir Mbasuh Jiwa kembali menghibur sekaligus membuka wawasan masyarakat akan mewabahnya pandemi Covid-19. Ditemani rintik hujan di luar gedung pertemuan Hotel Srikandi Pacitan, Sanggar Gage, Wayang Beber Sakabendino dan penggiat seni rupa berkolaborasi demi mengabdi untuk Pacitan dan masyarakatnya.

Sekmentasi utama adalah mereka kaum milenial, panitia tahu bahwa mereka merupakan generasi penerus, tidak canggung dengan moderenisasi sehingga menerima baik pertunjukan yang dikemas secara live streaming bersama @pemkabpacitan. “Mereka tulang punggung bangsa, kelak,” ucap Choirul Anam, Sekretaris sekaligus ketua panitia (06/06).

Kesenian Pacitan bersama pelakunya punya lahan luas untuk berkarya lantaran kekayaan seni budaya yang dimiliki dan asli Pacitan, selain mengajak masyarakat bangkit dan bersatu hadapi pandemi, Mbasuh Jiwa merupakan satu upaya lain nguri uri warisan. “Kami juga mewadahi para seniman mudah yang belum sering terekspos,” pungkas Khoirul. (Budi/riyanto/DiskominfoPacitan).

Photo; Eko Prasetyo @mazz_jawa

Pasien Covid Tambah 1; Yudi Sumbogo Berharap Ini Pasien Terakhir

Malam Minggu yang panjang Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo mengumumkan penambahan 1 pasien positif Covid-19 di Kabupaten Pacitan. Pasien berkode 16 ini adalah cluster Temboro dari Desa Ngromo, Nawangan, Pacitan.

Menurut informasi yang dihimpun, hasil tes Swab positif tersebut diterima Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan siang tadi dan langsung diumumkan setelahnya, malam ini (06/06) di Pendopo Kabupaten. Pasien tersebut secepat mungkin akan dipindahkan ke Wisma Atlet Pacitan guna untuk di karantina bersama pasien lain.

Yudi Sumbogo pada kesempatan tersebut berharap penambahan ini adalah penambahan terakhir. “Jumlah keseluruhan 16, sembuh 3 orang. Mudah-mudahan ini adalah angka terakhir penambahan pasien baru di angka keramat 13,” harap Yudi. (budi/allazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

4 OTG Keluarga Pagerejo Ditemukan; 1 Anak Sulung Dalam Pencarian

Pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap semua pasien positif Covid-19 dari cluster manapun termasuk cluster Temboro. Malahan Pemerintah begitu menumpukan harapan kepada semua santri, karena pemangku kebijakan paham mereka adalah salah satu generasi penerus kebanggaan bangsa.

Singkat cerita, keluarga OTG dari Pagerejo, Ngadirojo akhirnya dapat ditemukan kemarin malam (04/06) usai media resmi @pemkabpacitan merilis kejadian tersebut. Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan yang bersangkutan ditemukan oleh tim di Lingkungan Slagi, Pucang Sewu, Pacitan.

Sayang, kondisi mereka tak lagi utuh berlima, satu anggota keluarga ternyata tidak berada ditempat yang sama. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya baru bagi petugas dan masyarakat. “Mereka langsung diamankan di Wisma Atlet dan sekarang melakoni uji Swab di rumah sakit. semoga hasilnya negatif,” harap Rachmad hari ini (05/06) di ruangnya.

Jubir baru mengaku ternyata satu keluarga adalah PNS, ini membuat satgas Covid-19 Pacitan memberlakukan tindakan tambahan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan pelatihan Daerah (BKPPD). “PNS akan diproses lebih lanjut. Karena ini program pemerintah,” tegas Jubir.

Sekali lagi santri adalah tumpuan generasi muda, meski sebenarnya pemerintah tampak begitu segan menghadapi dilema ini, namun yang pasti pemerintah hanya ingin santri seluruhnya dalam kondisi sehat dan tidak menjadi sumber penularan dalam pandemi ini.

Baik kepada keluarga dan masyarakat di Kabupaten Pacitan termasuk kepada para ustadz dan Kyai di pondoknya Temboro, Magetan kelak ketika mereka kembali menimba ilmu agama. “Perlakuan ini semata karena kita sangat menyayangi mereka. Semua juga tidak dibebani biaya,” pungkas Rachmad.

Walaupun kini si sulung belum diketahui dimana rimbanya, namun pemerintah mengharap masyarakat untuk tetap tenang, tidak cemas. Selain tetap menjaga protokol kesehatan masyarakat dipersilahkan kooperatif dengan melapor kepada petugas jika mengetahui keberadaan si sulung.

Pemerintah tidak serta merta melaksanakan protokol penanganan pasien covid-19 secara kaku dan saklek. Bila yang bersangkutan antusias dan disiplin dengan seluruh aturan, maka tidak perlu melakoni karantina di Wisma Atlet, di rumah masing-masing pun cukup. Kecuali timbul gejala, barulah yang bersangkutan akan dirawat intensif di rumah sakit. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Mbasuh Jiwa; Kembalikan Nilai Sosial Budaya Masyarakat

Pandemi Covid-19 merubah tiap sendi peradaban umat manusia, termasuk sisi kebudayaan masyarakat Pacitan. Membuat 80 persen pelaku seni di kota 1001 goa ini harus terimbas langsung maupun tak langsung ganasnya virus tersebut.

Fenomena ini terbaca jelas oleh Dewan Kesenian Pacitan (DKP) usai menyaksikan perubahan sikap dan perilaku masyarakat disekitar. Dalam keseharian orang-orang mulai kehilangan pegangan dalam melakoni kehidupan.

Sekelumit kejadian itulah yang menggelitik DKP untuk bertindak nyata,  melalui pertunjukkan dengan nama Mbasuh Jiwa. Digelar 2 malam spesial teruntuk masyarakat dan Kabupaten Pacitan yang mereka cintai. “Pentas Live streaming, utamanya kepada seniman dan yang lain yang tidak bisa bergerak karena wabah ini,” kata Endro Wahyudi Ketua DKP disela pementasan (03/06) di Aula Hotel Srikandi Pacitan.

Bagaimanapun keadaannya, Endro bersikukuh nilai tenggang rasa, peduli, dan persaudaraan yang telah membudaya di masyarakat harus kembali tertancap dalam di lubuk hati, supaya sekali lagi semua tidak bingung dan kehilangan arah dengan ujian hidup.

Ekonomi, sosial, politik adalah pilar utama yang harus segera kembali pulih seperti sedia kala, meski Corona belum dapat diramalkan kapan enyah dari muka bumi. “Ada sanggar Pradnya, seni tunggal hingga pembacaan cerpen yang pentas malam ini menggambarkan ganasnya Covid-19,” jelas Endro.

DKP menyediakan wadah, siapapun bisa berpartisipasi dalam pertunjukkan ini, melalui nomor rekening yang telah disiapkan panitia. Demi membantu sesama yang terdampak wabah Covid-19. (budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Ambyar; 5 OTG Kabur Dari Rumah Jelang Tes Swab

Dua santri Temboro dan tiga keluarga dilaporkan kabur dari rumahnya di Desa Pagerejo, Ngadirojo Rabu sore kemarin (03/06), saat satgas Covid-19 hendak mengambil sampel mukosa sebagai bahan tes Swab.

Kabar tersebut dikonfirmasi Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmadi Dwiyanto hari ini (04/06) di ruangan, kantor Diskominfo Pacitan.

Dari awal keluarga satu atap tersebut memang cenderung mengelabui petugas yang menawarkan untuk melakukan tes Swab di rumah sakit, beberapa kali tidak bersedia datang, akhirnya petugas berinisiatif untuk melakukan pengambilan jaringan mukosa di rumah mereka.

Namun betapa kagetnya petugas, rumah yang dituju tak berpenghuni. Terpaksa demi menghindari keadaan yang tidak diinginkan TNI, Polri hingga masyarakat terlibat dalam pencarian keluarga Pagerejo tersebut.

“Kami berharap yang bersangkutan untuk proaktif dengan satgas covid. Kami tidak melakukan diskriminasi kepada siapapun, pemerintah tugasnya melindungi,” tegas Rachmad. Karena meski sementara keluarga tersebut negatif tes Rapid, namun beberapa kejadian menunjukkan positif Swab.

Keputusan keluarga Pagerejo untuk kabur dari rumah tersebut jelas-jelas berisiko merugikan banyak pihak, menularkan Covid-19 kepada orang lain yang tidak tahu menahu. “Sekali lagi tolong mengikuti aturan pemerintah. Berikan teladan yang baik kepada masyarakat, jaga nama baik Temboro,” tutur Rachmad.

Alhasil saat ini masyarakat pun mempunyai persepsi negatif terhadap keputusan yang jauh dari kata arif dan bijaksana tersebut. Lebih lanjut Jubir menganalisa bahwa kaburnya keluarga tersebut disinyalir karena kurangnya pemahaman terhadap pandemi Covid-19. “Sepertinya mereka juga takut jika harus menjalani karantina jika kedapatan positif swab,” pungas Jubir. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Galau; Muncul Bayang-Bayang Cluster Pendidikan

Belum kelar pemerintah menangani penyebaran Covid-19 dari cluster Temboro dan Kembang, kini momok cluster baru di depan mata, media mainstream menamainya cluster pendidikan.

Alkisah, (20/05) Dinas Pendidikan bersama BKD Jatim menggelar pelantikan kepala sekolah SMK dan Pengawas dengan metode gelombang di antara wabah Covid-19 di Surabaya yang petanya kini tak lagi merah cerah, namun semakin menghitam, menandakan jumlah positif di angka ribuan di kota pahlawan tersebut.

Usai kegiatan itu tersebar kabar satu peserta meninggal dunia, belum jelas penyebab meninggalnya beberapa kabupaten berinisiatif mengkarantina peserta tersebut. Celakanya 4 peserta dari Kabupaten Pacitan kedapatan mengikuti giat tersebut. “Semua dari Kecamatan Pacitan,” ujar Rachmad Dwiyanto Jubir Covid-19 Pacitan (04/06).

Sayangnya kondisi ini baru ditindaklanjuti pemerintah Pacitan dua hari kemarin (02/06). Petugas medis lantas melakukan tes Rapid, bersyukur hasilnya non reaktif keempat-empatnya. Meski demikian ke semua diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing hingga keluar hasil Swab. “Kabar terbaru, 1 positif yang dikabarkan media tadi pagi itu adalah hoax,” tarangnya.

Tergambar jelas pemerintah Pacitan enggan kembali kecolongan dalam menangani Covid-19, meski di satu sisi pemerintah telah merasa kebobolan dengan berangkatnya mereka mengikuti giat di Surabaya tersebut.

Apalagi pemerintah Pacitan semakin tidak bisa berbuat banyak lantaran SMA dan SMK kini di bawah provinsi. Sehingga yang bersangkutan merasa tak perlu melapor jika hendak mengikuti agenda.

Namun Jubir memiliki landasan penting menyikapi kejadian tersebut, pemerintah baik pusat maupun provinsi dengan segala peraturannya wajib diikuti dan dipatuhi, termasuk tidak membuat kegiatan yang melibatkan masa besar saat pandemi seperti ini. “Pelantikan secara simbolis boleh saja, kita juga bisa virtual seperti presiden upacara sendiri,” pungkas Dia. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Awas! Pancaroba Pengaruhi Covid-19 dan Demam Berdarah

Beban pekerjaan pemerintah semakin kesini kian komplek, belum jelas kapan berakhir masa pandemi Covid-19, kini pemerintah dihadapkan dengan dampak yang ditimbulkan kehadiran siklon mangga. Berpengaruh pada peningkatan intensitas curah hujan akibat kelembaban, tanah longsor bahkan gelombang tinggi yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo menyampaikan siklon mangga diramalkan berlangsung hingga besok (02/06). Sedang menurut prakiraan kemarau mestinya dimulai April kemarin dan berakhir hingga Oktober mendatang. “Disamping prihatin kami juga bersyukur masih ada curah hujan sehingga pemerintah sementara waktu tak perlu konsentrasi droping air bersih,” ungkap Didik.

Jika ditelaah dari kacamata lain yakni kesehatan, hujan dimusim kemarau yang tidak stabil tersebut beresiko terhadap daya tahan tubuh masyarakat. Di tengah pandemi covid-19 masyarakat terancam, lantaran penurunan daya tahan tubuh karena harus selalu menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada. “Protokol kesehatan jangan lupa. Ditambah dengan meningkatkan stamina tubuh,” kata dr. Hendra Purwaka, Kadinkes Pacitan (01/06) melalui sambungan telepon.

Belum cukup, ancaman lain menghantui benak pemerintah. Bagaimana tidak, Nyamuk Aedes aegypti beranak pinak karena kelembaban dan hujan yang turun tidak stabil, jika semua komponen tetap berpangku tangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah (DB) menjadi keniscayaan di tengah virus corona yang merajalela.

Sebenarnya pemerintah tidak cuci tangan terhadap kenyataan ini, mereka terus berupaya supaya berbagai kemungkinan benar-benar tidak terjadi. Seperti disampaikan Hendra bahwa petugas medis di seluruh layanan kesehatan stay 24 jam nonstop. Itu mencerminkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan melayani masyarakatnya.

Namun apakah yang dilakukan pemerintah tersebut menumbuhkan jaminan bahwa semua aman dari bahaya tersebut, tentu tidak. Masyarakatlah kunci utamanya yang harus banyak berperan aktif menyikapi masalah kesehatan dan ekonomi ini.

“Sekali lagi jalankan protokol kesehatan. Menjaga stamina tubuh dengan olahraga, makan cukup dan semimbang, istirahat cukup, menjanga cairan tubuh termasuk perhatikan kebersihan lingkungan,” jelas Hendra. Ini penting dilakukan dengan kesadaran dan keikhlasan, sehingga berujung menjadi budaya masyarakat Kabupaten Pacitan. Sebenarnya jika masalah tersebut tidak berlarut-larut maka tidak ada lagi yang menjadi korban, baik secara kesehatan maupun ekonomi, anggaran pun akan dialokasikan pada program lain untuk kesejahteraan. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Bersiap New Normal; 1 Cluster Temboro Positif Lagi

Masih dalam suasana lebaran di tengah pandemi Covid-19, pemerintah kembali harus beberkan kenyataan pahit penambahan kasus positif baru. Ia adalah santri Temboro dari Desa Ploso, Punung, Pacitan.

“Kita tetap prihatin ternyata masih ada kasus positif baru, sehingga menjadi 11,” kata Indartato, Bupati Sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan, malam ini (30/05) saat konferensi bersama awak media di Pendopo Kabupaten.

Bupati tak henti-henti menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk disiplin menggunakan masker saat keluar rumah, jaga jarak dalam berinteraksi dan rajin cuci tangan dengan sabun. Karena hal ini dapat memutus rantai penularan covid-19.

Sementara uji Swab yang dilakukan kepada pasien berkode 14 yang baru diumumkan tersebut tergolong baru dilaksanakan pada (27/05) kemarin. Sama seperti positif confirm sebelumnya pasien baru ini sebelumnya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Bila memungkinkan malam ini paling cepat pasien baru tersebut akan dipindahkan ke ruang isolasi yang disiapkan pemerintah yakni di Wisma Atlet. “Sementara sekarang yang bersangkutan masih karantina mandiri di rumahnya,” ujar Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama.

Lantas bagaimana dengan persiapan program besar New Normal di Kabupaten Pacitan, mengingat penambahan terus terjadi hingga saat ini. Hal tersebut menjadi pertanyaan bersama yang mesti secepatnya dijawab.

Meski di lain sisi masyarakat harus mengacungkan jempol lantaran replikasi positif Covid-19 di Pacitan juga cenderung rendah. “Kita lama stay di angka 13, kemudian baru tambah 1 pasien,” terang Jubir.

Anggap saja rendahnya penularan tersebut adalah rangsangan untuk semua warga Pacitan untuk semakin disiplin melaksanakan semua himbauan protokol kesehatan yang diberlakukan. Hingga nol penularan dan semua pasien terkonfirmasi positif dapat kembali sehat dan berkumpul bersama keluarga mereka masing-masing. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Corona Merubah Peradaban

Kehadiran Virus Corona akhirnya menemui satu jalan panjang dan berkelok-kelok membentur semua sendi kehidupan, khususnya kemanusiaan dan ekonomi menjadi dua mata pisau yang berseberangan.

Bicara dampak, semua manusia di seluruh belahan bumi menjadi korban Covid-19 ini secara langsung dan tidak langsung. Begitu juga penduduk di Kabupaten Pacitan, Tercatat sekitar 25 ribu KK menjadi warga miskin baru, kelompok ini menambah akumulasi 13,85 persen dari angka statistik 2019.

Fakta ini semakin tak tak berujung lantaran vaksin yang ditunggu-tunggu belum juga terlahir. Jika tetap seperti ini maka masyarakat semakin terbenam  kedalam menjadi korban Covid-19 secara kesehatan maupun ekonomi.

Babak baru selesai dirancang di jilid 2 penanganan Covid-19, gebrakan nasional ini secara serentak akan teraplikasikan pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Mereka menyebutnya New Normal.

Sebuah kondisi baru mengubah peradaban manusia, semua orang harus terbiasa dengan virus tersebut dalam melakoni hidup dengan membudayakan protokol kesehatan yang telah diberlakukan pemerintah. Melalui 5 fase penerapan yang disiapkan, skenario tersebut berangsur-angsur akan kembalikan Indonesia dan Pacitan yang dulunya dinamis di segala sektor.

Jubir Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto (26/05) pun teringat awal mula Virus Influenza merenggut jutaan nyawa saat di awal-awal kemunculannya, banyaknya korban jiwa karena saat itu obat belum ditemukan. “WHO juga merilis dalam jurnalnya baru-baru ini bahwa Covid-19 tidak bisa dihilangkan dari muka bumi,” kata Dia.

Alhasil New Normal menjadi pilihan para pakar yang harus segera diterapkan, sekali lagi bertujuan menyelamatkan manusia secara ekonomi maupun kesehatan dari gangguan Covid-19. Kehidupan akan kembali normal seperti sedia kala, namun istilah nongkrong (kongkow-kongkow) masih menjadi pengecualian, termasuk sektor pariwisata bisnis kebanggaan Kota 1001 goa. “Kita tidak bisa berpola hidup seperti corona belum sampai di Indonesia,” terang Rachmad.

Secepatnya masyarakat Pacitan harus memahami New Normal, bersiap dan beraktifitas seperti sedia kala sesuai peran masing-masing, kembali bangkitkan ekonomi yang sempat melambat dengan penuh kedisiplinan dan keikhlasan menerapkan protokol kesehatan. Ujungnya tidak ada korban Covid-19 maupun korban ekonomi. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Halal BI Halal Melalui Zoom

H+3 lebaran pusat pemerintahan di Kabupaten Pacitan telah berjalan seperti biasa, momentum tersebut dimanfaatkan untuk Halal Bi Halal berbasis Video Confrence berpiranti aplikasi Zoom bersama Bupati Pacitan Indartato beserta Istri, Wabup Yudi Sumbogo beserta Istri dan sekda Heru Wiwoho dan Istri dan semua jajaran pemerintahan hingga tingkat kecamatan.

Selain bermaaf-maafan pada kegiatan ini Bupati juga mengingatkan masing-masing Perangkat Daerah pada bidang masing-masing dalam menjalankan tupoksinya, termasuk komitmen dalam menghadapi pandemi Covid-19. (DiskominfoPacitan)

Ribuan Masyarakat Halal Bi Halal Bareng Bupati

Momentum Hari Raya Idul Fitri ke-2 atau (25/05) dimanfaatkan Bupati Pacitan Indartato beserta Istri Luki Indartato untuk tetap menyambung silaturahmi dengan jajaran pejabat serta seluruh masyarakat Pacitan. Seakan tak pedulikan pandemi Covid-19 yang kini masih merajalela, tapi bermaaf-maafan kali ini cukup melalui aplikasi Zoom.

Masyarakat Pacitan dari dalam dan luar kota Pacitan tampak begitu antusias dengan kesempatan yang hanya 1 jam tersebut. “Ada masyarakat kita dari Sumatra, Madiun dan lainnya,” kata Indartato senang.

Sementara besuk (26/05), Indartato mengagendakan halal bi halal bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sarana yang digunakan masih tetap yakni bersilaturahmi jarak jauh. Demi tujuan bersama virus Corona hilang silaturahmi jalan terus. (budi/andri/rch/Tika/DiskominfoPacitan).

Cluster Temboro Kembali Dulang 4 Pasien Positif

Malam 30 ramadhan atau sehari jelang malam takbir (22/05) Kabupaten Pacitan kembali harus menelan pil pahit, dengan terkonfirmasi 4 kasus Positif baru dari cluster lama Ponpes Temboro, Magetan.

Dari 4 kasus baru tersebut terbagi 1 santri dari Desa Pelem, Pringkuku, 1 dari Desa Pakis, Nawangan dan 1 santri beserta ibu dari Desa Karangnongko, Kebonagung. Kenyataan ini membuat sebaran wabah Covid-19 semakin merata di Kabupaten Pacitan.

Bupati dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Indartato saat pres rilis, memohon dan meminta masyarakat untuk disiplin dan jujur yang merupakan kunci dalam menghadapi pandemi ini. “Disamping tim gugus tugas bekerja, masyarakat adalah kunci bersama menanggulangi Covid-19 ini,” kata Indartato.

Sementara Rachmad Dwiyanto selaku Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan menyampaikan, tes Swab dari cluster Temboro dilaksanakan antara tanggal 11 sampai dengan 18 Mei lalu oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Kemenkes RI. “Sore tadi laporan penambahan kami terima,” ucap Dia yang juga Kadiskominfo Pacitan di kesempatan yang sama.

Terpenting walau sebaran semakin merata di Kabupaten Pacitan, namun Jubir meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang. Bukan menggampangkan, namun cluster lama ini sebelumnya sudah mendapat perhatian melalui puskesmas di kecamatan. “Sejak awal mencuat mereka sudah diburu dan diamankan,” lanjut Rachmad.

Angka ini ungkap Rachmad merupakan angka dinamis, kemungkinan tren positif masih menjadi keniscayaan jika melihat ke belakang puluhan peserta tes Swab, pemudik dan momentum lebaran.

“Masyarakat wajib menjalankan protokol kesehatan secara disiplin. Utamanya untuk stay at home, jangan keluar rumah bila tidak betul-betul mendesak. Dan selalu memakai masker bila keluar rumah dan berinteraksi sosial,” himbau Dia.

Utamanya pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah yang jatuh akhir pekan depan, masyarakat harus dewasa dengan menjadi pelopor demi keselamatan bersama. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Pabrik Rokok Jangan Jadi Cluster Baru

Indartato gundah gulana, bagaimana tidak salah satu pabrik rokok di Jawa Timur menjadi cluster penularan covid-19. Bupati Sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan tersebut lantas meninjau langsung kondisi Pabrik Rokok PT. Putra Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS) yang berada di kota Pacitan.

Perusahaan tersebut adalah mitra produksi PT H.M Sampoerna untuk rokok linting manual yang mempekerjakan 840 karyawan, mereka umumnya masyarakat dari 12 kecamatan di Pacitan dan rata-rata berusia 18 hingga 40 Tahun.

“Mudah-mudahan pabrik rokok di Pacitan tidak terkena (Covid-19),” harap Bupati usai menggelar rapat dengan pihak PPIS dan dilanjutkan meninjau langsung karyawan. Siang ini (22/05).

Ini adalah awal komunikasi antara Satgas Covid-19 Pacitan dan pihak perusahaan, bukan hanya di PPIS saja, ke depan Bupati mengaku bakal memantau seluruh pabrik rokok dan pabrik lain di demi menghindari risiko yang dapat merugikan masyarakat dan pemerintah. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Face Shield Melindungimu, Pelangganmu, Lapakmu dan Pasarmu

Meski gerah dan pengap namun apalah daya Pelindung Wajah (Face Shield) haruslah tetap dikenakan. Karena virus corona hingga kini masih menjadi momok seluruh penduduk bumi. Di wilayah kecil kota 1001 goa ini pernah tercatat 9 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Bersyukur dua pasien diantaranya dinyatakan sembuh beberapa waktu kemarin.

Pelindung wajah dari awal diutamakan teruntuk pedagang makanan, mereka harus ekstra sabar dan penuh keikhlasan dalam mematuhi aturan pemerintah tersebut, ini semata-mata untuk mencegah supaya pasar tidak menjadi sumber penularan Covid-19.

Selain melindungi diri, pedagang harus tergerak menjadi teladan bagi pedagang lain. Lebih-lebih harus tidak segan menegur mereka yang tidak disiplin memakai pelindung wajah dan masker. “Saat ini kita bagikan sebanyak 600 face shield khusus kepada pedagang makanan,” kata Indartato, Bupati sekaligus ketua Satgas Covid-19 usai membagikan pelindung wajah di pasar Arjowinangun Pacitan. Pagi ini (22/05).

Dilain sisi, berdasar pengamatan tim liputan Diskominfo Pacitan, banyak pedagang pasar Minulyo tidak disiplin memakai alat yang sudah dibagikan secara cuma-cuma pada tahap pertama kemarin (16/05). Sontak perilaku mereka membuat prihatin masyarakat dan pemerintah.

Kenyataan itu pun diakui Bupati, kesadaran pedagang adalah yang utama sekali lagi supaya pasar tidak menjadi sumber penularan baru. Pedagang seakan tak sadar, satu saja pedagang terkonfirmasi Positif Covid-19 maka satu pasar tersebut akan ditutup.

Lantas siapa yang akan menjadi kambing hitam dan menjadi perbincangan, siapa juga yang akan menanggung rugi berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan akibat pasar ditutup, musuh tak kasat mata, ini adalah PR bersama. “Saya mohon kesadaran dan kejujuran yang utama,” harap Indartato.

Heru Sukrisno Kepala Disperindag Pacitan mengaku, pihaknya belum bisa berbuat banyak menyikapi persoalan ini. Hingga pada musim Prepekan (kebiasaan belanja yang dilakukan oleh warga sehari sebelum lebaran) berjalan seperti tak ada pandemi. “Kita menghimbau mereka setiap pagi untuk bermasker dan memakai pelindung wajah,” kata Heru.

Memang jika ingin keluar dari cengkraman virus corona ini tak ada pilihan terbaik kecuali bersatu, dimulai dari pribadi, kelompok dan seterusnya. Mustahil namanya jika hanya pemerintah yang ngeyel berantas Covid-19,  dan konyol bahasanya jika masyarakat tetap acuh dan semaunya saja. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Jelang Lebaran; Inflasi 0,18 Persen

Bidang Statistik Dinas Kominfo Kabupaten Pacitan kembali merilis inflasi harga sembako jelang hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah/ Mei 2020.

Berdasar data yang dihimpun bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan menunjukkan inflasi sebesar 0,18 Persen. Angka tersebut masih masuk pada kriteria wajar mengingat adanya Pandemi Covid-19 penghujung bulan ramadhan.

Sampel harga diambil dari tiga pasar berbeda, mulai dari pasar Minulyo, Kecamatan Pacitan, Pasar Arjowinangun, Pacitan dan pasar Arjosari, Arjosari. pada (19/05/2020) kemarin. (Statistik/DiskominfoPacitan)

Hadang Invasi Corona; Satgas Covid-19 Pasang Wastafel di 15 Titik Strategis

Kini giliran Wastafel karya peserta didik UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Koperasi Dan UM Pacitan maju di garda depan di medan laga, mereka ditugaskan pukul mundur tentara Covid-19 yang menguasai beberapa titik strategis di empat kecamatan, mulai Kecamatan Pacitan, Tulakan, Ngadirojo dan Nawangan.

Strategi ini tepat jika mengingat lebaran hanya tinggal menghitung hari, 15 titik lokasi di 12 kecamatan menjadi pos Wastafel ini, termasuk diantaranya titik perbatasan, tetapi yang utama adalah di zona keramaian.

Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pacitan Indartato, menyampaikan apresiasinya terhadap karya peserta BLK tersebut. Orang nomor 1 di Pacitan ini benar-benar berharap masyarakat menggunakan senjata tersebut untuk pukul mundur Covid-19. “Terima kasih (peserta didik BLK), termasuk yang bertugas di pos perbatasan,” ungkap Dia usai penyerahan di halaman Terminal Bus Pacitan (20/05)

Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto di kesempatan yang sama mengatakan, ekonomi  menggeliat dan tumbuh bak seperti tidak ada pandemi Corona, kata jubir itu mungkin masyarakat tak kuasa menyambut lebaran.

Dilain sisi, pemerintah tengah menyiapkan misi lain, yakni memulihkan perekonomian penduduk Pacitan yang sempat lumpuh beberapa bulan terakhir. Tentu tanpa menimbulkan masalah baru yakni kelalaian, sehingga pasukan Covid-19 kembali menjebol pertahanan Kabupaten Pacitan. “Masyarakat harus bisa mencermati keadaan ini. Protokol kesehatan, pakai masker dan jaga jarak jangan sampai ditinggalkan,” tegas Jubir.

Dikejar pertanyaan oleh Tim Peliputan Diskominfo Pacitan akan situasi tersebut, Rachmad mengawali kalimatnya dengan terkekeh, seakan tak ingin statemenya blunder, Kata Dia pemerintah menyiapkan strategi berani dengan tetap memutus mata rantai Covid-19, tanpa melumpuhkan ekonomi yang ada.

Lalu, apakah Kabupaten Pacitan mampu melakoni strategi ini, yang jelas semua kembali kepada masyarakat. “Kalau masyarakat tak acuh ya sudah kita lihat perkembangannya,” tegas mantan Kadinkes tersebut. (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan)

Lagi; Indartato Serahkan Piagam Kepada SMK Dan Masyarakat Peduli Covid-19

Meski sempat berkurang 2 beberapa waktu lalu menjadi 7 pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Pacitan, namun pemerintah tetap masih belum dapat bernafas lega, pasalnya angka ini sewaktu-waktu dapat kembali meroket.

Menyadari kenyataan ini, Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato mengharap kerjasama semua komponen untuk bahu membahu menghadapi pandemi ini. Seperti yang dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kelompok masyarakat ini, mereka membantu pemerintah dengan berbagai kerja keras serta inovasinya.

“Masalah Covid-19 bukan hanya masalah Gugus Tugas dan Pemda Pacitan saja, ibarat jari semua jempol pasti tidak bisa buat menggenggam,” kata Bupati usai menyerahkan Piagam kepada SMKN 3 Pacitan, SMKN 1 Donorojo, SMKN 1 Pacitan, SMKN PGRI Donorojo, SMKN 1 Sudimoro, SMKN Kebonagung, SMKN 2 Nawangan, SMKN Tulakan, SMKN 2 Pacitan, SMK PGRI Pacitan, SMK Bina Karya Pacitan, SMKN Bandar, SMK Kesehatan Bina Indonesia Medika Pacitan, SMKN Ngadirojo, SMKN Pringkuku, SMKN 2 Donorojo, SMKN Pembangunan Ponpes Al-Fattah Kikil Arjosari, SMKN 1 Nawangan, SMK Ma’arif Sabilul Hidayah Tulakan, SMK PGRI Ngadirojo dan atas nama Iwan Apriyanto, Kristanto Waluyo. Penyerahan ini dilaksanakan di Halaman Wingking (Halking) Pemkab Pacitan, (20/05). (budi/alazim/rach/tika/DiskominfoPacitan).

5 Perawat Medical Mandiri Negatif Swab

Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengumumkan hasil tes Swab petugas medis Rumah Sakit Medical Mandiri, sebelumnya rumah sakit ini sempat Viral lantaran petugas dinyatakan positif rapid tes, hal tersebut sontak membuat gaduh masyarakat.

“Kapan lalu sudah dinyatakan negatif Swab,” kata Rachmad kepada awak media siang ini (19/05), di ruang pertemuan Medical Mandiri Pacitan. Hasil Swab negatif dari lima perawat tersebut kemudian dapat kembali mengangkat Medical Mandiri dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan.

Kelima perawat tersebut saat ini juga sudah kembali mengabdi kepada masyarakat di Medical Mandiri, sebelumnya menunggu hasil Swab para petugas medis tersebut menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

Sementara dr. Warkim, Direktur rumah sakit tersebut berkomitmen untuk meningkatkan standar pelayanan kepada seluruh masyarakat, terlebih kepada masyarakat yang terindikasi Covid-19. “Dan saya menghimbau jangan kucilkan orangnya, cukup jauhi penyakitnya saja,” pungkas  Warkim. (budi/zaq/wan/rach/tika/DiskominfoPacitan).

86 Ribu Masyarakat Terima Bantuan Tahap Pertama

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) di Desa Donorojo, Donorojo, Pacitan pagi ini (19/05) disalurkan kepada masyarakat yang masuk dalam kriteria. Momentum ini disaksikan langsung Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato.

Termasuk mengintegrasikan data penerima bantuan berdasar pada Nomor Induk Penduduk (NIP) mulai dari tingkat RT. “Supaya yang berhak menerima betul-betul menerima, dan yang tidak berhak juga tidak menerima,” kata Bupati didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Inf Nuri Wahyudi dan jajaran pejabat lingkup Pemda.

Ratusan masyarakat menggantungkan hidup terhadap sektor pariwisata pantai Klayar di Desa Sendang, Donorojo. Akibat Corona pantai yang viral akan seruling samuderanya ini terpaksa tutup sejak beberapa bulan lalu. “Karena penutupan tempat wisata ini mereka kehilangan pendapatan, pemerintah beri bantuan sembako” lanjut Bupati saat di Klayar.

Keseluruhan tercatat 86 ribu masyarakat memperoleh bantuan pada tahap pertama ini, mereka penerima dari jalur Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan bantuan untuk masyarakat terdampak Covid-19. jika kondisi belum membaik maka bantuan akan kembali diserahkan di tahap kedua. “Saya berharap semua lekas membaik,” harap Bupati.

Sebelumnya, Bupati dua periode ini berkesempatan memberangkatkan arak-arakan pembawa sembako TNI Polri Peduli Covid-19. Ini adalah wujud perhatian Kodim 0801 dan Polres Pacitan terhadap masyarakat Kabupaten Pacitan. (budi/zaq/wan31/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Awas! Ogah Pakai Face Shield; Pedagang Stop Jualan

Ratusan pedagang pasar Minulyo, Pacitan pagi ini (16/05) mendapat bantuan Face Shield atau pelindung wajah, dari pemerintah yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pacitan Indartato.

Pembagian Face Shield tepat adanya utamanya kepada pedagang makanan, apa lagi selain menghindarkan kontak langsung antar pedagang dan pembeli. Karena jika apes pasar bisa berubah menjadi wadah penyebaran Virus Corona.

Perhatian tersebut harus disikapi bijak oleh para pedagang, bukan diterima lantas tidak dipakai melindungi wajah dengan berbagai alasan. Sadar hal itu Satgas Covid-19 selepas penyerahan ini akan memantau mereka yang enggan bermasker dan berpelindung wajah,  Pedagang nakal ini nanti tidak diizinkan berjualan.

“Kita akan minta Satpol PP dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memantau mereka. Seandainya tidak mau memakai (Face Shield), ya dilarang berjualan di tempat ini,” tegas Indartato.

Ke depan, kelar menuntaskan pasar lingkup kota, Indarato tetap berencana membagikan Face Shield ini ke pasar lain di Kabupaten Pacitan. “Kita menyesuaikan kedadaan (Pasar-pasar di kecamatan), kita terus memproduksi. Hasilnya nanti kita akan bagikan kepada pedagang makanan khususnya,” tambah Dia.

Lantas bagaimana pembeli dan orang yang berada di pasar, mereka sudah sepatutnya melindungi mulut dan hidung mereka sendiri dengan masker. Sebagaimana diketahui masker berfungsi melindungi diri pribadi dan orang lain, tak lupa Physical Distancing ditegakkan bersama-sama disemua tempat dan keadaan saat di luar rumah. Hasilnya, Pacitan bebas Covid-19 adalah keniscayaan. (budi/anj/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Serahkan Sembako; Ekonomi Pemulung Tergencet Covid

Ismirah hanya bisa menghela nafas dalam saat pandemi corona mengguncang perekonomian keluarganya. Bagaimana tidak, ia yang sehari-hari berkecimpung sebagai pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Dadapan, Pringkuku ini dalam sepekan hanya bisa mengais sampah 3 hari saja, separo dari kondisi biasanya saat tidak corona.

“Biasanya seminggu kita bisa dapat Rp. 200 – Rp. 300 Ribu. sekarang paling seratus lebih sedikit,” ungkapnya. Ketua Organisasi Pemulung Pacitan (ORPPI) itu juga mengaku kondisi semakin parah lantaran hampir semua harga rosok anjlok, cuma jenis kardus dan kresek yang masih bisa diandalkan menyambung hidup.

Kedatangan Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato ke TPA Dadapan pagi ini (15/05), dalam rangka penyerahan bantuan paket sembako dan makanan ringan diakui Ismirah dan rekan-rekannya sangat membantu. Meski sebatas mencukupi kebutuhan mereka, apalagi saat ini bulan puasa dan tinggal menghitung hari lebaran tiba.

Bupati Indartato mengaku, para pemulung dirasa perlu memperoleh paket sembako ini lantaran mereka berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Disamping kondisi ekonomi mereka yang terdampak cukup keras. “Bantuan yang kita serahkan ini tidak seberapa,” kata Bupati.

Ada beberapa program yang akan menyasar masyarakat sebagai penerima bantuan, pertama adalah bantuan berupa Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Non Tunai, Grindulu Mapan dan termasuk program bantuan dari Pemprov Jatim. Begitu juga kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan akan mendapat perhatian dari Pemda, Pemprov hingga pemerintah Pusat.

“Bantuaan yang kami siapkan pada tahap pertama sampai hingga tanggal 29 Mei mendatang adalah 6 Miliar Rupiah, sementara cukup banyak diserap di sektor kesehatan. Kalau situasi diperpanjang jadi masalah baru lagi,” terang Bupati. (budi/wan31/rozaq/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Kerja Bagus; 1 Pasien Covid-19 Sembuh

Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Pacitan hari ini berkurang satu menjadi 8 orang. Ia adalah Badri, sebelumnya adalah pasien berkode 05 dari cluster Desa Kembang, Pacitan. 14 hari Badri menjalani karantina dan perawatan di ruang Tulip, RSUD dr. Darsono Pacitan.

Kepulangan Pasien berusia 70 Tahun tersebut dihadiri Sekda Kabupaten Pacitan Heru Wiwoho, didampingi Kadinkes Pacitan dr. Hendra Purwaka, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dan seluruh pejabat lingkup rumah sakit, siang ini (14/05) di halaman gedung Wijaya Kusuma.

Sekda Heru usai kegiatan mengantar kepulangan mengungkapkan apresiasinya atas kerja keras semua unsur RSUD dalam menghadapi pandemi corona ini. Satu pasien sembuh tersebut menurut sekda adalah gebrakan awal untuk lebih semangat dalam berjuang menghadapi virus yang pertama muncul dari Wuhan, Hubei, China ini.

“Ini adalah prestasi pertama teman-teman rumah sakit, dokter dan paramedis lain sehingga dari 9 terkonfirmasi saat ini berkurang menjadi 8 pasien,” kata Sekda.

Lebih lanjut Sekda berharap, delapan pasien lain dapat segera mengikuti Badri yang hari ini bisa kembali ke tengah-tengah keluarganya. “Kita dan para medis akan berupaya semaksimal mungkin untuk semua pasien. Dengan memberikan pelayanan yang terbaik supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan” tambahnya.

Didik Agus Santoso, dokter spesialis patologi klinik yang merawat pasien tersebut mengungkapkan berbagai cara dilakukan para medis untuk kesembuhan pasien, tanpa mengindahkan segala risiko yang bisa saja mengancam mereka.

Hadirkan Inovasi Ditengah Pandemi; Bupati Serahkan Penghargaan Siswi SDN 3 Candi dan SMAN 1 Pacitan

Kebijakan belajar di rumah yang diputuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, membuat siswa-siswi mesti Out Of The Box Thinking, jika ingin tetap mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

Seperti yang dilakoni 4 siswi SDN 3 Candi, Pringkuku dan siswi SMAN 1 Pacitan, lantaran videonya kampanye bahaya Covid-19, mulai dari segi kesehatan, ekonomi maupun sosial budaya.

Mereka adalah Nanetta Azka Tabitta Kelas 5, Decha Fiorentina Rakasiwi Kelas 6, Balqis Alya Al Khalifi Kelas 6 dan Devina Jule Trisnawati Kelas 5 dari SDN Candi 3 dan Aisya Auliya Sudrajad dari Kelas XI IPA 7 SMAN 1 Pacitan.

Atas capaian itu mereka berkesempatan memperoleh penghargaan dari Bupati sekaligus Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato, hari ini (11/05) di Pendopo Kabupaten, penyerahan tersebut didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Heru Wiwoho dan Kepala Dindik Daryono.

Seperti Nanetta Azka Tabitta, oleh dorongan gurunya Sri Wiharto saat pandemi mulai mewabah Indonesia ia diminta membuat pidato tentang virus corona. Meski sulit untuk ukuran siswi kelas 5 SD, namun berkat dukungan pidato tersebut kelar dibuat. Tak puas, visual pun akhirnya ditambahkan sehingga berubah wujud menjadi video yang kini viral di jagad Sosmed.

Lain kisah dengan Aisya Auliya Sudrajad atau akrab disapa Echa, awalnya ia gundah yang berujung tergerak membuat satu karya, lantaran ia melihat animo masyarakat Indonesia sangat kecil untuk memerangi Covid-19.

Tak lama Echa pun kaget, video berjudul Menjaga Nurani yang ia kerjakan 3 hari tersebut menjadi viral di Sosmed bahkan di Grup-grup Whatsapp. Sementara di akun Instagram miliknya ribuan orang menyaksikan karyanya dan ribuan lain menyukai. Satu gebrakan manis dari gadis berusia belasan tahun.

Kini, setidaknya Echa dan teman sebayanya dan semua orang yang melihat video itu minimal mengerti, ternyata ada yang lebih lelah dari sekolah, membantu orang tua, mengerjakan PR dan yang lain. Di tengah video berdurasi 2 menit 47 detik tersebut tergambar jelas Echa mengajak semua orang untuk bangkit, karena Echa tahu Covid-19 tidak dapat dikalahkan kecuali dengan kekompakan dan kebersamaan.

“Yang paling sulit adalah bagaimana video ini bisa ditangkap khalayak, sehingga pesan yang akan saya sampaikan benar-benar dapat diterima dan dimengerti. Hasilnya berujung pada perubahan positif,” pungkas Echa. (budi/anj/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Lagi; 2 Santri Cluster Temboro Positif Corona

Bertambah 2 Orang Tanpa Gejala (OTG) terkonfirmasi Positif Covid-19, ini menambah total keseluruhan menjadi 9 orang di Kabupaten Pacitan. Penambahan itu kata Indartato sebagai Bupati dan Ketua Satgas Covid-19 Pacitan (10/05) berasal dari Kecamatan Nawangan.

“Saya minta kepada jajaran kepala desa hingga tingkat RT/RW supaya protokol kesehatan untuk benar-benar dilakukan. Dan sekaligus mungkin ada sangsi-sangsi yang akan kita ( Satgas Covid-19 Kabupaten Pacitan) lakukan bersama. Misalnya penggunaan masker, karena ini penting sekali,” kata Bupati saat konferensi pers di Pendopo.

Secara detail, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto kepada pencari berita menuturkan, cluster tersebut sama dengan pasien terkonfirmasi berkode 07. Hanya saja 2 santri tersebut tes Swab selisih 3 hari dengan pasien 07. “Hasil Swab keluar tadi siang. Laki-laki, satu berusia 18 tahun dan yang satu 21 tahun,” kata Rachmad.

Lanjut Jubir sebenarnya sesuai regulasi yang ada, pasien terkonfirmasi yang tidak dengan penyakit bawaan cukup karantina di rumah masing-masing. Tetapi minimnya kedisiplinan termasuk masyarakat, terpaksa harus dikarantina di Wisma Atlet dengan pengawasan yang ketat. “Tidak perlu dibawa ke RSUD,” ungkap Dia.

Melanjutkan yang disampaikan oleh Ketua Gugus, sanksi penegakkan protokol kesehatan kepada masyarakat yang masih sembrono akan secepatnya ditegakkan. Fokus pertama pada pedagang pasar, selain bermasker ke depan pedagang wajib memakai pelindung wajah (Face Shield). “Pedagang dan pembeli tidak memakai masker. Disuruh pulang,” tegasnya. (budi/rozaq/rach/tika/DiskominfoPacitan)

Cluster Temboro Positif Swab

Satu Orang Tanpa Gejala (OTG) dinyatakan positif Covid-19. Penambahan ini kembali disampaikan Bupati sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Indartato, malam ini di Pendopo Kabupaten (07/05).

Menurut kronologi, cluster Temboro berstatus anak-anak berusia 13 tahun ini berjenis kelamin laki-laki dan menjalani karantina di Wisma Atlet. Sebelumnya sepulang dari Temboro, Magetan tersebut melakoni karantina mandiri di Rumah Istirahat Mandiri (RIM) di tempat asalnya, Kecamatan Sudimoro.

Setelah hasil Rapid tes menunjukkan positif, santri tersebut dipindahkan ke Wisma Atlet Pacitan bersama 10 orang lain. “Saat ini dalam kondisi sehat, dan akan dipindahkan ke RSUD dr. Darsono Pacitan,” kata Jubir Satgas Covid-19 Rachmad Dwiyanto di kesempatan yang sama saat melayani pertanyaan awak media.

Meskipun dibawah umur, Jubir tegaskan tidak ada perlakuan dan terapi khusus, perlakuan sama dengan pasien dewasa. Beruntung pasien nomor 7 tersebut hingga detik ini dalam keadaan sehat. “Namun jika orang tua dan sakit maka perlu penanganan tersendiri,” ungkap Dia.

Keberuntungan selanjutnya seluruh keluarga pasien hingga saat ini dinyatakan negatif Rapid tes, artinya kondisi ini tidak menambah panjang kasus baru. Sehingga keluarga cukup melaksanakan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Semua cluster menjadi perhatian Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan, terutama cluster PLTU yang kebetulan tinggal di Kecamatan Sudimoro Pacitan. Jika cluster PLTU positif Swab maka cluster ini juga menjadi tanggung jawab tim Satgas Pacitan. (budi/rozaq/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Heru Sukrisno “Terima Kasih; Operasi Pasar Tertib Physical Distancing”

Operasi Pasar penting segera dilaksanakan kepada semua lapisan masyarakat, ini untuk menekan harga pasar yang kian melambung jelang hari raya Idul Fitri di tengah pageblug Corona. Di lain sisi penerapan physical distancing menjadi perhatian khalayak, tak ayal karena semua tentu ingin pandemi global ini segera usai.

Benar saja, masyarakat sangat membutuhkan operasi pasar yang digelar di gedung Gasibu (06/05) tersebut. Didukung kedisiplinan mereka dengan protokol kesehatan secara ketat. Dimulai tertib mencuci tangan, senantiasa memakai masker dan menjaga jarak, tak peduli antrian mengekor panjang hingga depan SMP N 1 Pacitan.

Meski demikian; baik TNI, Polri dan Satpol PP terus berjaga di segala titik supaya tidak ada pelanggaran physical distancing, itu menunjukan harmonisasi yang indah dari seluruh instansi. Hasilnya jelas, harga terkendali, masyarakat senang dan diuntungkan. “Aman. Tanpa melanggar physical distancing,” kata Kepala Disperindag Heru Sukrisno penyelenggara.

Kerja Keras selanjutnya menurut Heru adalah meyakinkan Bulog, mereka sebagai pendukung utama kegiatan ini sebagai pemilik barang. demi tujuan mulia, menggelar Operasi Pasar di 12 kecamatan. “Kita akan intensif komunikasi dengan teman-teman Bulog. Prosesnya juga lama mohon dukungannya,” lanjut Heru.

Ada tiga jenis sembako yang dijajakan, mulai beras 1 Ton, gula 2 Ton dan minyak goreng 2000 Liter. Setiap pembeli maksimal bisa membeli beras 5 Kg, gula 2 Kg dan minyak 2 Liter. Harga yang dipatok meski tidak terlalu selisih dengan pasar tapi harga ini cukup untuk menekan kenaikan dan cukup menguntungkan masyarakat. (budi/wan31/riy/tika/DiskominfoPacitan).

Keluar Rumah Tak Bermasker; Kapolres Siapkan Langkah Persuasif.

Gerakan memakai masker tampaknya disaat-saat genting seperti ini begitu penting adanya. Apalagi agar supaya tetap sehat, tidak tertular pandemi Covid-19.

“Memakai masker adalah himbauan dari pemerintah pusat, seperti yang disampaikan Bapak Presiden dan WHO,” kata Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sekaligus Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, kemarin (30/04) di Pendopo Kabupaten.

Disela Press Release perkembangan situasi terkini Covid-19 tersebut, pihaknya ke depan akan melakukan tindakan persuasif kepada masyarakat yang masih enggan pakai masker berupa himbauan dan larangan. Mengingat data resmi yang dihimpun masih menunjukkan tren negatif.

Taklupa ia juga mengapresiasi terhadap langkah dan upaya yang dilakukan para relawan yang mengabdikan diri bersama seluruh lapisan pemerintah dalam menghadapi Virus Corona ini. “Teman-teman (Relawan) selalu ada, terima kasih,” ungkap Dia.

Momentum bulan suci Ramadhan, Didik begitu memahami kondisi tersebut. Masyarakat harus berbelanja kebutuhan menjelang berbuka, pihaknya mempersilahkan masyarakat yang terpaksa keluar rumah untuk berbelanja, namun ia sangat menegaskan untuk seperlunya saja. “Cukup berbelanja saja,” imbuhnya. (budi/riy/Tika/DiskominfoPacitan).

Pak In Kembali Terima Bantuan; Hari Ini 20 Karton Kangen Water

Enagic 501 Kabupaten Pacitan serahkan bantuan 20 karton Kangen Water dan 20 botol Hand Sanitizer teruntuk pasien Positif Corona dan para medis yang menangani pandemi ini. Bantuan itu diterima secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato sekaligus Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan didampingi Jubirnya Rachmad Dwiyanto, pagi ini di pendopo kabupaten (04/05).

Sri Puji Setyaningsih Ketua komunitas tersebut mengaku kepada Diskominfo Pacitan, pihaknya sangat bersyukur dapat ikut serta membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut.

“Kami akan berusaha membantu para pasien dan petugas medis ini secara berkelanjutan. Namun saat ini masih terkendala botol yang susah dicari, namun kami tetap berusaha,” ujar Sri yang lebih akrab dipanggil Bu Iput Muid, istri Mantan Wakil Bupati Pacitan Abdul Muid tersebut mengungkapkan.

Bupati Pacitan usai penyerahan tampak bangga dengan hilir mudik masyarakat dan komunitas yang turut membantu pemerintah, termasuk yang dilakukan Enagic 501 ini. “Mudah-mudahan kepedulian dari para donatur ini membawa berkah untuk kesehatan,” kata Pak In.

Malahan, Pak in mengaku ternyata pemerintah butuh sesuatu yang teramat mendesak, harus segera dibantu seluruh lapisan masyarakat. Kebutuhan tersebut ialah partisipasi atau participation dalam bahasa Inggris, menurut KBBI berarti keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam satu tujuan.

Tujuannya apa? jelas, memberantas Covid-19 di negeri ini diawali dari kekompakan dan semangat masyarakat Kabupaten Pacitan. “Jujur saja kita butuhnya banyak, Partisipasi, mengawasi jalannya program, melaksanakan dan mengkampanyekan protokol kesehatan yang didukung Doa segenap masyarakat,” harap Dia. (budi/wan31/rch/tika/DsikominfoPacitan).

2 Masyarakat Kembali Positif; Satu Diantaranya Dari Tulakan

Kenyataan ini kembali disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Sekaligus Bupati Pacitan Indartato, malam ini (01/05) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Dua orang tersebut satu dari Kecamatan Pacitan dan satu Terpantau PDP dari Desa Ketro, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Pasien dari Ketro tersebut kini dirawat di salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Ponorogo.

Hal itu kata Bupati lantaran secara geografis Desa Ketro lebih dekat dengan Kabupaten Ponorogo. Sedang pasien dari Kecamatan Pacitan masuk dalam cluster pertama dan akan menjalani karantina dan perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan.

“Hari ini upaya kita masih gagal, karena yang positif bertambah lagi. Oleh sebab itu saya minta maaf kepada masyarakat Kabupaten Pacitan,” Kata Bupati didampingi seluruh Satuan Gugus Tugas Covid-19 Pacitan.

Sementara usai Press Release, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengaku Satgas tidak akan menarik pasien kembali ke Pacitan, hal ini lantaran di Ponorogo pasien menjalani karantina dan protokol kesehatan sama seperti di Pacitan.

Terpenting, Satgas Covid-19 Pacitan melakukan tindakan tegas terhadap keluarga dekat pasien di Desa Ketro, supaya penyebaran pandemi ini tidak menyebar dan merugikan masyarakat. “Secepatnya kita dalami, sebetulnya stock lama itu dan kita sudah awasi termasuk ringnya,” tambah Rachmad. (budi/rozaq/rach/riy/tika/DiskominfoPacitan).

Penghuni Wisma Atlet Malam Ini Bertambah 5 Orang

Sekali lagi, tidak ada waktu terlambat meningkatkan kewaspadaan dengan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi, angka positif terus meningkat di kota 1001 Goa ini. Belum lagi malam ini Jubir satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengkonfirmasi 5 tenaga kesehatan positif Rapid tes.

Bertambahnya angka positif Rapid tersebut membuat angka total di Kabupaten pacitan menjadi 16 orang. Oleh sebab itu kata Rachmad mereka yang terkonfirmasi Rapid akan menjalani karantina di Wisma Atlet Pacitan hingga terkonfirmasi negatif Swab dan Rapid.

“Hal yang menggembirakan adalah Swab tes menunjukan negatif pada PDP lama,” katanya melalui siarannya kepada Diskominfo Pacitan (01/05), disela rapat terbatas dengan Satgas Covid-19 di ruang rapat Bupati.

Oleh sebab itu tidak henti-hentinya pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk tertib menjalankan protokol kesehatan dengan penuh kesadaran tinggi. Mengingat dengan kerjasama yang baik pemerintah dan semua elemen, Virus Corona yang dapat mengakibatkan penyakit Covid-19 tersebut dapat diatasi. 

Sekali lagi, menggunakan masker saat keluar rumah ataupun saat berinteraksi sosial. Hal tersebut terbukti secara signifikan mencegah penyebaran Virus Corona. Mengingat lawan yang dihadapi saat ini tak kasat mata. (budi/rch/riy/tika/DiskominfoPacitan).

Merasa Layak Dapat Sembako; Lapor RT/RW

Dampak Corona begitu besar dan tidak hanya melumpuhkan aspek kesehatan masyarakat namun berimbas massif kepada sektor ekonomi dan sektor sosial lain.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, mengatakan secara berkelanjutan pemerintah menyiapkan kebijakan namun untuk mewujudkannya membutuhkan waktu dan utamanya dukungan masyarakat. “Terutama mengawasi jalannya kebijakan,” katanya (30/04).

Secara umum penanganan Covid-19 dimulai dari aspek kesehatan, ini meliputi promosi preventif, surveilance dan tracing, pengobatan hingga proses rehabilitasi. Kemudian masuk pada aspek ekonomi, meliputi bantuan berupa sembako kepada masyarakat terdampak.

“Banyak yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan pada masa pandemi ini. Pemerintah hadir untuk membantu memberikan sembako. Disamping aspek ekonomi gugus juga akan memberikan Jaring Pengaman Sosial untuk masyarakat, salah satunya memberikan Bantuan Non Tunai,” lanjut Dia.

Namun lagi-lagi program tersebut butuh waktu dan proses, tidak bisa instan. Ada proses dan mekanisme yang harus dilakukan oleh pemerintah.

Gugus harus merencanakan dengan tepat baik pada sisi pelaksanaan maupun sisi anggaranya. Hal ini agar semua masyarakat secara adil mendapatkan bantuan, sehingga proses penyerahan tidak terjadi duplikasi. ” Kan kasihan, ada yang menerima lebih dan ada yang tidak menerima sama sekali,” terang Rachmad.

Untuk menghindari hal tersebut, pemerintah memerlukan validasi data. Agar data sasaran betul-betul tepat tujuan sesuai dengan rencana, dan pemerintah butuh waktu untuk memprosesnya.

“Diharapkan kesabaran bagi masyarakat memahami hal ini. Bagi yang belum menerima bantuan agar menghubungi RT atau RW setempat, supaya diverifikasi pihak desa dan kecamatan,” lanjud Dia.

Dasar verifikasi utamanya pada NIK kependudukan, selanjutnya NIK dimasukkan pada data sasaran bantuan. Hal ini dimungkinkan karena masih adanya laporan dan informasi masyarakat belum mendapatkan bantuan. (Budi/rch/Roy/tika/DiskominfoPacitan).

Tes Terbaru; 11 Orang Positif Rapid

Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pacitan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien cluster covid confirm 1 dan  cluster baru dari Pondok Temboro, Kabupaten Magetan.

13 orang dari cluster covid confirm maupun dari Temboro telah dilakukan tes Swab dan tinggal menunggu hasilnya. 39 sasaran juga menjalani Rapid tes dengan hasil yang signifikan. “Total 11 reaktif Rapid test,” kata Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, kemarin malam (30/04).

11 tersebut diantaranya dari PDP di Pacitan menunjukkan hasil 2 reaktif, tracking lanjutan covid confirm sebanyak 1 reaktif. Cluster Temboro 4 reaktif dan pasien RSUD dr. Darsono 4 menunjukan hasil reaktif.

Sementara untuk melindungi mereka yang terkonfirmasi maupun masyarakat yang sehat, sehingga penyebaran pandemi dapat ditangani maka pemerintah akan menempatkan pasien reaktif di Wisma Atlet. “Ini penting dilakukan, termasuk pendatang untuk menempati karantina yang telah disiapkan desa maupun mandiri,” pungkas Dia. (Budi/rch/Roy/Tika/DiskominfoPacitan).

Penghuni Wisma Atlet Bakal Terima Pelayanan Terbaik

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan akan meningkatkan pelayanan kepada para penghuni wisma atlet. Hal tersebut dikemukakan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, kemarin (30/04).

Lantaran di tempat karantina itu akan ada penambahan penghuni baru sebanyak 11 orang. “Peningkatan ini diharapkan supaya penghuni wisma atlet mendapat pelayanan sesuai standar pelayanan minimal,” kata Rachmad.

Disamping peningkatan layanan kesehatan, gugus tugas juga berencana meningkatan kualitas makanan yang tersaji bagi penghuni wisma atlit.

Sehingga selama karantina bisa mendapatkan asupan makanan yang cukup dan bergizi untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan tubuh. “Bila masih kurang pas dengan menu di wisma, keluarga bisa mengirim menu sesuai kesukaan penghuni,” pungkasnya. (Budi/rch/riy/tika/DiskominfoPacitan).

Perketat Pintu Masuk; Termasuk Jalan Tikus

Bersyukur, laporan yang dihimpun Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan disampaikan jumlah pendatang ke Pacitan mulai menurun di akhir April ini atau (30/04).

Ini disampaikan Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Pacitan saat berkesempatan mengunjungi dua titik perbatasan strategis yakni Cemeng dan Glonggong, Kecamatan Donorojo.

Hal tersebut adalah buah dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota-kota lain, termasuk Jakarta. Semakin lega, pasalnya Bupati juga mendapat laporan bahwa pendatang dalam kondisi sehat.

Namun demikian, kondisi perbatasan yang sebagian menjadi inisiatif Pemda seperti di Cemeng dan Glonggong tersebut akan diperketat. Begitu juga akses jalan tikus/alternatif yang menghubungkan Kabupaten Pacitan dengan wilayah lain.

“Saya menghimbau kepada masyarakat yang hendak berkunjung ke Kabupaten Pacitan untuk mematuhi protokol kesehatan. Sehingga wabah ini tidak berkembang di Kabupaten Pacitan,” kata Bupati tegas kepada mereka yang berkepentingan ke Pacitan sementara waktu. (budi/wan31/rach/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Harus Bersatu Padu Hadapi Corona

Wakil Bupati (Wabup) Pacitan Yudi Sumbogo menyerahkan secara simbolis paket sembako kepada masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 di Kabupaten Pacitan. Penyerahan simbolis tersebut diserahkan di Desa Bangunsari, Kecamatan Pacitan, siang ini (30/04).

Paket sembako tersebut bersumber dari keprihatinan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Pacitan atas mewabahnya Pandemi Virus Corona, dimana kondisi perekonomian global dan nasional berdampak olehnya, termasuk Pacitan.

Wabup Yudi mengapresiasi upaya mendukung pemerintah yang dilakukan seluruh lapisan masyarakat tersebut, ia berharap hal besar yang telah dilakukan ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.

Karena Wabup sadar dan sangat memahami bahwa melawan pandemi Covid-19 mesti dibarengi dengan semangat mendukung. Menaati protokol kesehatan juga salah satu dukungan. “Semua unsur harus bersama-sama peduli dan bersatu padu,” ujar Wabup. (budi/wan31/rach/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Indartato Tinjau Zona Merah Covid-19

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan beserta seluruh jajaran meninjau langsung kondisi karantina di RT/01 RW/02 Dusun Krajan, Kembang, Pacitan. Keputusan karantina terpaksa diberlakukan demi memutus penyebaran Pandemi Covid-19 di wilayah itu.

Pada kesempatan itu Bupati meminta tegas kepada seluruh komponen masyarakat untuk jujur dengan keadaannya supaya tidak memperburuk pandemi di Kabupaten Pacitan. “Kalau banyak yang sakit kan menjadi masalah. Dampak ekonomi lebih parah juga,” tegas Dia.

Rencananya karantina tersebut akan dilaksanakan dua pekan atau 14 hari, namun jika kondisi belum kembali steril tidak menutup kemungkinan masa karantina diperpanjang. “Urusan kebutuhan kita membantu,” Kata Indartato.

Bupati juga menyampaikan seluruh masyarakat di Wilayah zona merah tersebut dalam kondisi yang baik dan sehat. Nantinya usai di evaluasi bantuan yang sementara diberikan berupa makanan jadi kemungkinan akan diganti menjadi bahan mentah supaya lebih sesuai selera masing-masing.

Seluruh unsur terlibat dalam pengamanan lokasi karantina tersebut mulai unsur TNI, Polri, Dinkes, Pemdes hingga relawan berjaga ketat di radius 100 meter dari lokasi zona merah (budi/wan31/rach/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Dua Pasien Terkonfirmasi Positif Corona

Ramadhan di hari kelima Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali merilis dua kasus baru. Pernyataan ini disampaikannya dihadapan awak media (28/04) di Halaman Wingking Lingkup Pemkab Pacitan.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, ternyata covid di Kabupaten Pacitan masih berkembang,” kata Bupati. Temuan baru berdasar tes Swab tersebut menambah jumlah seluruh kasus di Pacitan menjadi empat pasien.

Saat ini kedua pasien baru tersebut berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD dr. Darsono Pacitan untuk dikarantina dan diberi perawatan. “Ada 6 kamar tersedia, dan rumah sakit mempersiapkan 7 kamar sehingga nanti total 13 kamar,” terang Bupati

Kondisi tersebut Pak In kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih disiplin dengan protokol kesehatan. Sehingga harapan bersama memberantas Pandemi Covid-19 di kabupaten Pacitan dapat tercapai. “Ayo kita tegakkan supaya Covid-19 tidak ada, yang positif lekas sembuh dan tidak ada lagi,” tambah Pak In.

Didampingi oleh seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan dalam kesempatan tersebut Pak In mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang peduli dan disiplin terhadap protokol kesehatan. (budi/rozaq/rach/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Harus Disiplin Melaksanakan Protokol Kesehatan

Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan, mewanti-wanti desa dan kecamatan mengedepankan penerapan protokol kesehatan, mengingat ini merupakan cara terbaik melindungi masyarakat dari pandemi Covid-19.

“Saya berharap Protokol kesehatan benar-benar dilaksanakan sebaik-baiknya,” kata Pak In dihadapan Camat Pacitan beserta seluruh kepala desa Wilayah Pacitan, pagi ini (28/04) di Pendopo Kecamatan Pacitan.

Selebihnya, Pak in meminta seluruh elemen pemerintah termasuk masyarakat untuk terbuka dan jujur terhadap kondisi yang ada. “Jika PDP yo ojo dolan,” tegas Pak In meminta semua untuk disiplin menghadapi Virus Corona.

Pak In dalam kesempatan itu juga menyampaikan dua tugas penting yang dilakukan Satgas Covid-19 Pacitan untuk memutus pandemi ini. Dimulai dari upaya antisipasi hingga langkah pencegahan. Kedua hal itu juga mesti didukung semua lapisan pemerintahan dan masyarakat.

Usai bertemu kepala desa dan camat di wilayah Pacitan, rombongan Bupati melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Pringkuku untuk melihat langsung kesiapan di Kecamatan tersebut. (budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Pasien Positif Corona di Pacitan Bertambah

Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali mengumumkan penambahan pasien positif Covid-19. Ini disampaikan Bupati (26/04) di Halaman Wingking Lingkup Pemkab Pacitan. “Hari ini kita prihatin, karena yang positif menjadi 2 orang,” kata Bupati.

Pasien dari Kecamatan Pacitan tersebut dapat terjangkit Covid-19 lantaran kontak aktif dengan pasien pertama, sedang status pasien positif tersebut sebelumnya Orang Tanpa Gejala (OTG).

Dr. Hendra Purwaka Kadinkes Pacitan menyampaikan, pemeriksaan tes cepat atau Rapid Tes hasil ditunjukkan Negatif, namun satgas penanganan Covid-19 enggan kecolongan sehingga dilakukan Swab Tes, secara mengejutkan hasil tes menunjukkan hasil yang positif.

Terpaksa saat ini yang bersangkutan harus menjalani karantina di Rumah Sakit dr. Darsono Pacitan.

Bertambahnya satu pasien di Kabupaten Pacitan tersebut membuat pemerintah melakukan upaya lebih keras.

Senin besok (27/04) pemerintah akan melaksanakan tes kepada 66 orang santri dan santriwati dari pondok temboro. Tes dilakukan di rumah sakit ataupun di puskesmas. “Mudah-mudahan hasilnya negatif,” harap Bupati. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dari Hepatitis A hingga Covid-19; Riana Tak Kenal Lelah Pahamkan Masyarakat

Ini Dia Riana Wardani, seorang Promkes yang berdinas di Puskesmas Pembantu Desa Jeruk, Bandar, dikenal tidak kenal waktu menyumbangkan seluruh tenaganya mensosialisasikan pencegahan virus Corona hingga di luar wilayah kerjanya di Kecamatan Bandar.

“Setiap pasaran Pon dan Legi (Pasar di Kecamatan Bandar) mbak Riana selalu membawa megaphone dan bengok-bengok. selain itu Dia selalu ada di perbatasan menyemprotkan disinfektan,” kata Suwoto Camat setempat saat mendampingi Riana memperoleh penghargaan dari Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, pagi ini (23/04) di Halking Pendopo Kabupaten.

Mendengar kisah yang disampaikan Suwoto, Luki Indartato ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan sekaligus istri Bupati tertegun atas berbagai kesah Kartini muda dari Kabupaten Pacitan itu. “Mbak Riana yang jauh dari keluarga tetap bisa melakukan hal yang luar biasa, tanpa pamrih dan tidak pernah mengeluh,” kata Luki.

Semangat Riana dalam bekerja demi kemanusiaan itu juga turut dirasakan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, di kesempatan yang sama ia memuji semangatnya mencegah virus Corona supaya tidak semakin merugikan orang banyak, tak peduli kulitnya tangan dan lengannya legam terpapar terik matahari.

“Orang yang semangat seperti ini tolong di perhatikan (Dinkes Pacitan),” ujar Wabup. Supaya semangat Riana sebagai Kartini masa kini, merangsang Riana lain untuk berkarya melalui  wadah masing-masing untuk kemajuan diri, orang sekitar dan Kabupaten Pacitan.

Namun, perempuan 27 tahun tersebut merasa belum melakukan apa-apa, ia merasa banyak yang lebih pantas menerima penghargaan ini. “Masih banyak teman dan senior saya yang lebih pantas diundang ke Halking,” katanya rendah hati.

Namun pengakuan tersebut atas dasar pemikiran orang disekitar yang menyaksikan langsung semangatnya, penghargaan itu kini telah disematkan kepada perempuan yang hobi lintas alam dan menanam pohon tersebut. “Kini tidak ada kata lain selain lebih giat lagi berbuat sesuatu demi masyarakat,” kata Dia.

Melihat perjuangan petugas, sudah selayaknya sebagai masyarakat mematuhi setiap peraturan yang diberlakukan. Seperti selalu menggunakan masker saat di luar rumah atau saat interaksi dengan orang lain. Supaya tidak merugikan orang lain dan orang yang kita cintai.(budi/rozaq/riyanto/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Dari Hepatitis A hingga Covid-19; Riana Tak Kenal Lelah Pahamkan Masyarakat

Ini Dia Riana Wardani, seorang Promkes yang berdinas di Puskesmas Pembantu Desa Jeruk, Bandar, dikenal tidak kenal waktu menyumbangkan seluruh tenaganya mensosialisasikan pencegahan virus Corona hingga di luar wilayah kerjanya di Kecamatan Bandar.

“Setiap pasaran Pon dan Legi (Pasar di Kecamatan Bandar) mbak Riana selalu membawa megaphone dan bengok-bengok. selain itu Dia selalu ada di perbatasan menyemprotkan disinfektan,” kata Suwoto Camat setempat saat mendampingi Riana memperoleh penghargaan dari Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, pagi ini (23/04) di Halking Pendopo Kabupaten.

Mendengar kisah yang disampaikan Suwoto, Luki Indartato ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan sekaligus istri Bupati tertegun atas berbagai kesah Kartini muda dari Kabupaten Pacitan itu. “Mbak Riana yang jauh dari keluarga tetap bisa melakukan hal yang luar biasa, tanpa pamrih dan tidak pernah mengeluh,” kata Luki.

Semangat Riana dalam bekerja demi kemanusiaan itu juga turut dirasakan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, di kesempatan yang sama ia memuji semangatnya mencegah virus Corona supaya tidak semakin merugikan orang banyak, tak peduli kulitnya tangan dan lengannya legam terpapar terik matahari.

“Orang yang semangat seperti ini tolong di perhatikan (Dinkes Pacitan),” ujar Wabup. Supaya semangat Riana sebagai Kartini masa kini, merangsang Riana lain untuk berkarya melalui  wadah masing-masing untuk kemajuan diri, orang sekitar dan Kabupaten Pacitan.

Namun, perempuan 27 tahun tersebut merasa belum melakukan apa-apa, ia merasa banyak yang lebih pantas menerima penghargaan ini. “Masih banyak teman dan senior saya yang lebih pantas diundang ke Halking,” katanya rendah hati.

Namun pengakuan tersebut atas dasar pemikiran orang disekitar yang menyaksikan langsung semangatnya, penghargaan itu kini telah disematkan kepada perempuan yang hobi lintas alam dan menanam pohon tersebut. “Kini tidak ada kata lain selain lebih giat lagi berbuat sesuatu demi masyarakat,” kata Dia.

Melihat perjuangan petugas, sudah selayaknya sebagai masyarakat mematuhi setiap peraturan yang diberlakukan. Seperti selalu menggunakan masker saat di luar rumah atau saat interaksi dengan orang lain. Supaya tidak merugikan orang lain dan orang yang kita cintai.(budi/rozaq/riyanto/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Masih Mau Menjadi Penerima Bantuan Beras 10 Kg?

Selalu ramai menjadi perbincangan dalam komentar media resmi Pemkab Pacitan. Saat Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan men-share berita soal penyerahan bantuan Beras 10 Kilogram kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Lalu siapakah sebenarnya yang berhak menerima bantuan tersebut? Pemkab Pacitan beberapa kali menginformasikan sarat penerima bantuan dari Jaring Pengamanan Sosial. Kali ini akan kembali diulas supaya masyarakat semakin memahaminya.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan, pertama penerima bantuan ini ditujukan kepada masyarakat yang jatuh miskin karena pandemi Covid-19. Menyebabkan mereka kesulitan atau sama sekali tidak dapat mencukupi kebutuhan pangannya. “Pekerja Informal seperti itu harus kita bantu,” kata Rachmad (22/04).

Kurang mampu saja tidak cukup, bagi yang sudah tercatat dalam program BLT Non Tunai, Grindulu Mapan, PKH dan Rastra tidak akan memperoleh Jaring Pengamanan Sosial karena duplikasi.

Kemudian masyarakat yang Positif Covid-19 dari tes Swab dan harus menjalani karantina atau perawatan di rumah sakit. Mereka dijamin kebutuhannya seperti pangan dan obat-obatan yang diberikan. Termasuk biaya kamar.

“Masyarakat harus jujur. Jangan mengambil hak orang lain, begitulah caranya mendukung program pemerintah,” ungkap Rachmad.

Diancam Hukuman Mati

Masyarakat tidak perlu cemas memikirkan penyaluran bantuan jaring Pengamanan Sosial tersebut, pemerintah akan berpikir seribu kali jika memiliki niat menyelewengkan anggaran. Sesuai dengan Kejaksaan yang telah me-Warning akan menghukuman mati kepada pelaku yang memainkan dana kemanusiaan tersebut.

Ikuti saja mekanismenya, jika diketahui dan benar ada permainan saat penyaluran laporkan saja kepada pemerintah atau kepada aparat berwenang. “Penyaluran ini semua sudah ada peraturannya,” terang Dia.

Pada Fase pertama Penanganan Covid-19 di Pacitan pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 25 Miliar hingga akhir Mei 2020. Jika kondisi belum dapat stabil maka Fase kedua saat ini telah disiapkan hingga akhir Agustus 2020.

“Jika perlu seluruh APBD diperuntukkan untuk menangani Covid-19, meski tetap harus melewati mekanisme yang berlaku” pungkas Rachmad. (budi/rach/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Jangan Panik Dengan Video Penjemputan PDP di Sosmed

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang Video penjemputan salah satu Pasien Dalam Pengawasan di seputaran Kota Pacitan yang terjadi kemarin (19/04) oleh mobil Ambulan Public Safety Center (PSC)  Dinkes Pacitan.

PDP 06 tersebut diakui Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto Positif Rapid Tes. namun ia menegaskan pasien belum dinyatakan positif Covid-19. “Kita melaksanakan Tes Swab Insya Allah hari ini,” juar Dia.

Pasien tersebut terpaksa harus dikarantina di RSUD dr. Darsono lantaran kondisinya habis terjangkit Demam Berdarah (DB), sehingga tindakan ini untuk mencegah pasien mengalami komplikasi yang membawa masalah menjadi serius. “Jika sehat cukup di rumah,” terang Rachmad.

Saat ini jumlah total PDP di Kabupaten Pacitan 8 orang, 3 diantaranya dinyatakan sembuh dan yang lain masih menjalani perawatan dan karantina. Sedang jumlah positif masih tetap 1. “Kami berharap tetap 1 pasien dan cepat sembuh,” harap Rachmad. (budi/anj/rach/tika/DsikominfoPacitan).

Serahkan Bantuan Kepada 2 PDP Berstatus Lansia

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali menyerahkan bantuan kepada dua orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang berada di Desa Kembang, Pacitan. Bantuan tersebut meliputi beras sebanyak 10 Kilogram, makanan ringan dan masker.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan itu (20/04) mengatakan, bantuan tersebut diserahkan kepada mereka lantara kedua PDP dari 2 KK tersebut sudah memasuki usia lanjut (Lansia), dan sedang menjalani karantina mandiri di rumahnya.

“Sesuai perintah Bapak Bupati Pacitan Indartato, kami diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut supaya sedikit meringankan beban mereka,” kata Rachmad.

Seluruh masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 tetap akan mendapatkan bantuan dari Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan baik bersumber dari Bidang Ekonomi maupun dari Jaring Pengamanan Sosial, termasuk pemudik yang kehilangan pekerjaan dan yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. (budi/anjar/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Satgas Covid-19 Pacitan Apresiasi RIM Banjarsari

Pemdes Banjarsari, Pacitan mendapat apresiasi dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan lantaran berhasil menciptakan inovasi Rumah Istirahat Mandiri (RIM) atas dukungan dan kekompakan masyarakatnya.

Apresiasi tersebut ditunjukan dengan menyerahkan bantuan kepada penghuni RIM berupa paket sembako dan masker kepada masing-masing KK yang menghuni. “Saat ini dihuni oleh 4 orang dari 2 KK,” ujar Rachmad Dwiyanto, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan (20/04).

Penghuni RIM Desa Banjarsari ini akan menghuni RIM yang berada di Dusun Krajan tersebut selama 14 hari, sebelum dapat berkumpul bersama keluarganya. Untuk menghindari rasa jenuh, pemdes menyiapkan berbagai aktivitas yang menarik termasuk menyiapkan sarana olahraga yang sederhana.

Rachmad menegaskan, dukungan seluruh elemen masyarakat begitu berarti dalam menghadapi dan menumpas pandemi Corona ini. Inovasi yang dilakukan oleh Pemdes Banjarsari bisa diaplikasikan di desa-desa lain demi menumpas mata rantai Covid-19.

“Tanpa dukungan masyarakat dan inovasi Pemdes kita kesulitan menyelesaikan wabah ini,” kata Rachmad Dwiyanto. (budi/anj/rach/tika/DiksominfoPacitan).

Hati-hati Oknum Minta-Minta Sumbangan Atas Nama Satgas Covid-19 Pacitan

Terpantau adanya oknum yang memanfaatkan kondisi darurat nasional pancemi Covid19 dengan meminta-minta bantuan kepada masyarakat, mereka mengatasnamakan Satgas Covid-19 Kabupaten Pacitan untuk pengadaan masker dan lain-lain.

Kejadian tersebut secara tegas disangkal Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto. Tindakan itu tidak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pihaknya mengaku tidak mengadakan kebijakan tersebut kepada masyarakat. “Jangan sekali-kali direspon. Pemda Pacitan masih banyak anggaran,” tegas Rachmad.

Masyarakat dimohon untuk peduli dan berhati-hati dengan berbagai bentuk permintaan berupa sumbangan mengatasnamakan penanganan pandemi Covid19, meski beratas nama Bupati Pacitan Sekalipun, karena jelas jika mengatasnamakan Satgas Covid-19 Pacitan adalah tidak benar. “Waspada dengan modus seperti ini,” pesan Rachmad. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Korpri Belanja Masker dan Sembako Untuk Masyarakat Pacitan

Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) lingkup Pemda Pacitan turut peduli terhadap pandemi Covid-19 yang terjadi di Kabupaten Pacitan. Melalui iuran sukarela yang terkumpul sebesar Rp. 16 juta diwujudkan berupa masker dan paket sembako.

Bantuan ini diserahkan kepada masyarakat secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 di Pasar Pringkuku dan Pasar Donorojo. Didampingi Wabup Pacitan Yudi Sumbogo, Sekda Heru Wiwoho dan seluruh pejabat Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan, dipilihnya penyerahan simbolis di dua lokasi tersebut lantaran hari ini (17/04) bertepatan dengan pasaran di kecamatan itu.

Pemerintah berharap bagi-bagi masker tersebut merangsang masyarakat cepat beradaptasi menggunakan masker. Merujuk pantauan Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, masih banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya menggunakan masker saat diluar rumah.

Sementara bantuan sembako juga diserahkan secara simbolis, Rachmad mengingatkan bahwa bantuan paket sembako diperuntukkan kepada masyarakat yang benar-benar terdampak pandemi Covid-19. “Utamanaya pekerja harian yang kehilangan pekerjaan,” pungkas Rachmad. (budi/rozaq/rac/tika/DiskoinfoPacitan).

Pak In Ancam Oknum Yang Bermain Dana Penanganan Covid-19

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan sekaligus Bupati Pacitan Indartato mengundang seluruh awak media baik cetak dan elektronik, pagi ini di (17/04) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Undangan tersebut sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada dukungan media dalam rangka dukungan mereka dalam andil memerangi pendemi virus corona yang turut mengancam Kabupaten Pacitan.

Di Hadapan para pemburu berita tersebut Pak In menegaskan bahwa perang melawan virus ini dibutuhkan koordinasi antar instansi, lalu ditambahkan bumbu wajib yakni keterbukaan seluruh petugas yang terlibat.

Namun Pak In juga berharap kepada media untuk mengabarkan informasi sesuai dengan data fakta yang ada. Karena ini penting dan berdampak luas kepada pemerintah dan utamanya masyarakat di Kabupaten Pacitan.

“Keterbukaan itu perlu. Uang bencana ojo nyampek Kelong pada petugas, sebape akeh dosa,” kata Pak In yang juga disaksikan oleh seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan.

Seluruh anggaran yang telah disiapkan oleh Satgas harus benar-benar sampai pada masyarakat yang membutuhkan. Jika benar adanya ada oknum yang bermain maka tidak ragu Pak In akan menyerahkan kepada petugas berwajib. “Rakyat juga melihat,” tegas Pak In. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

BRI Pacitan Serahkan Ribuan Masker dan Paket Sembako

BRI Cabang Pacitan enggan ketinggalan dukung Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebagai mitra terpercaya, BRI menyerahkan bantuan berupa sembako kepada Bupati Pacitan Indartato.

Selain sembako Bank berplat merah tersebut juga menyumbangkan masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang bakal sangat bermanfaat bagi petugas medis.

Partisipasi tersebut merupakan bentuk nyata eksistensi BRI Cabang Pacitan dengan segala perhatiannya kepada masyarakat Kabupaten Pacitan. Utamanya kepada mereka yang terdampak langsung pandemi Virus Corona.

Bantuan yang diserahkan kepada pemerintah Pacitan meliputi 8000 masker, 200 APD, 250 Paket Sembako dan 1 Wastafel. (DiskominfoPacitan).

Intan Pariwara Peduli Corona

Masyarakat Kabupaten Pacitan bersatu dalam menghadapi kesulitan, termasuk kali ini saat menghadapi pandemi Covid-19.

Seperti yang dilakukan oleh CSR Intan Pariwara yang menyerahkan bantuan kepada Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berupa paket sembako dan thermogun.

Penyerahan ini diapresiasi Pak In, ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat di Kabupaten Pacitan. Termasuk memudahkan petugas penanganan Covid-19 dengan bertambahnya aset pengukur suhu.

Sebagaimana diketahui, Intan Pariwara senantiasa memiliki kepedulian tinggi terhadap kesulitan masyarakat Kabupaten Pacitan dengan respon cepatnya. (DiskominfoPacitan).

Siagakan Puskesmas Hadapi Covid-19

24 Puskesmas di Kabupaten Pacitan selasa kemarin (14/04) mendapat pelatihan Rapid Tes dan pengambilan jaringan mukosa untuk Swab Tes yang diselenggarakan Dinkes Pacitan bekerja sama dengan RSUD dr. Darsono Pacitan.

Ini diselenggarakan di Puskesmas Tanjungsari Pacitan sebagai langkah preventif jika terjadi hal yang tidak diinginkan, yakni ledakan angka positif Corona seperti di negara Italia ataupun di Amerika.

“Merujuk dari BNPB status darurat ini sampai dengan 29 Mei 2020. Masih ada kemungkinan perpanjangan jika kondisi masih belum dapat diatasi,” ujar Jubir Pemenangan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto (16/04).

Pelatihan tersebut adalah langkah penting yang dilakukan pemerintah, dalam waktu dekat pemda juga berencana melakukan lobi ke pemprov untuk mendukung kemampuan para medis tersebut, dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti alat Rapid Tes hingga APD.

Rachmad mengaku, meski memiliki anggaran untuk pengadaan tetapi pemerintah enggan membeli sendiri peralatan tersebut. Pemda lebih memilih mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat. “Kami khawatir peralatan tidak berstandar jika kita beli sendiri. Karena itu sangat berisiko,” lanjut Dia.

Langkah ini dinilai cerdas jika merujuk pada tupoksi puskesmas yang memiliki kedekatan kepada masyarakat hingga pelosok-pelosok desa. Meski sebatas tes dan observasi. Namun dalam kondisi khusus peningkatan kemampuan para medis di puskesmas tersebut bisa sangat penting dan dapat diandalkan. (budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Masyarakat Pacitan Dewasa

Perawat, dokter dan petugas medis lainnya adalah satu dari garda terdepan penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19. Tugas paramedis penuh risiko sampai-sampai mempertaruhkan nyawa sendiri.

Masyarakat Kabupaten Pacitan harus bijaksana dan arif melihat mereka, tanpa petugas medis tersebut bagaimana pasien dapat dirawat dan diterapi supaya sembuh. Bayangkan jika pasien itu adalah keluarga kita, atau bahkan justru kita yang menjadi pasien.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto meminta masyarakat Pacitan untuk tidak mengucilkan petugas medis, tidak menganggap petugas medis sebagai momok yang harus dijauhi.

“Mereka sudah rela berkorban demi umat manusia dengan berbagai risikonya, jadi jangan halang-halangi mereka untuk pulang bertemu dengan keluarganya,” kata Rachmad.

Petugas medis telah memperhitungkan berbagai kemungkinan untuk memutus penyebaran Corona, mulai dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan berbagai sterilisasi sebelum mereka benar-benar keluar dari ruang isolasi. Termasuk berbagai tes yang ketat.

“Ingat jauhi penyakitnya bukan orangnya. Bagaimana caranya, berkali-kali saya sampaikan gunakan masker, cuci tangan, social distancing itu penting,” tambah Dia.

Termasuk menolak jenazah yang akan dikebumikan, hal ini melanggar hukum dan larangan agama. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang sekalipun jenazah tidak memiliki potensi menularkan penyakit apapun alasannya. Justru malah provokator kejadian tersebut berakhir di balik jeruji besi. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Pos Perbatasan Luar Biasa Karena Didukung Seluruh Elemen Masyarakat dan Instansi

Benar adanya jika perbatasan adalah salah satu kunci penting penghambat penyebaran pandemi Covid-19. Di Kabupaten Pacitan ada 5 pintu masuk yang wajib dijaga 24 jam non stop oleh petugas.

Untuk mengetahui kondisi perbatasan pos perbatasan tersebut Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan meninjau langsung pintu masuk perbatasan Ponorogo-Pacitan di Desa Ketro, Tulakan dan Jalan Lorok-Trenggalek di Kecamatan Sudimoro.

Bupati mengaku bersyukur sekaligus bangga, lantaran ia menyaksikan kekompakan masyarakat Kabupaten Pacitan, didukung Karang Taruna hingga Banser dan ormas lain yang melibatkan diri di garda terdepan pengamanan, apalagi petugas tersebut disupport Kepala Desa, Camat bahkan Anggota DPRD.

Beberapa catatan yang diperoleh pada pemantauan tersebut oleh Bupati akan segera dicukupi, utamanya adalah sarana dan prasarana pendukung para petugas yang bekerja siang dan malam tersebut.

“Keamanan luar biasa. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polres dan Kodim 0801 Pacitan,” kata Bupati menutup program kerja hari ini (14/04). (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

47 Ribu KPM Terima Bantuan Bulan Ini

Bupati Pacitan Indartato kembali menyerahkan secara simbolis Bantuan Pangan Non Tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Program keluarga Harapan (PKH) dan Non PKH bersumber dari basis data Kesejahteraan Sosial (Kesos) di Kantor Desa Semanten, Kecamatan Pacitan. hari ini (14/04).

Bantuan tersebut meliputi Beras Berkualitas sebanyak 15 kilogram, Telur 1 kilogram, susu dan buah yang akan segera diserahkan kepada penerima melalui 90 petugas yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Usai penyerahan Indartato menyampaikan bahwa penyerahan tersebut dipastikan dapat terealisasi di semua wilayah Kabupaten Pacitan pada bulan ini, kepada masyarakat tanpa terkecuali sesuai dengan ketentuan.

“Kita segera cairkan supaya meringankan beban masyarakat di tengah mewabahnya pandemi virus corona yang berdampak pada ekonomi masyarakat,” kata Indartato didampingi Wakilnya Yudi Sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, Dandim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi dan jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan.

Meskipun pagebluk yang muncul pertama dari Kota Wuhan, China tersebut melemahkan ekonomi masyarakat Pacitan, namun Indartato berharap KPM, PKH dan Non PKH tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni pangan.

Indartato juga mengaku penyerahan tersebut bukanlah Jaring Pengamanan Sosial, ini adalah program tetap dari pemerintah yang dihimpun sejak tahun 2015 melalui Basis Data Terpadu. “Jaring Pengamanan Sosial ada lagi. Jadi ini beda,” pungkas Indartato. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Posko Induk Covid-19 Pindah Di Kantor PUPR Lama

Bupati Pacitan Indartato sekaligus ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan melihat langsung gedung baru Posko Induk Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan. Posko ini saat ini berada di kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) lama yang sementara tidak digunakan.

Sebelumnya Posko Induk tersebut berada di gedung Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berada di lingkup Pemkab Pacitan, mengingat tempat tersebut kurang strategis dan sempit maka diputuskan dipindah di gedung kosong tersebut.

Posko baru ini cukup untuk menampung seluruh petugas, relawan dan awak media. Ada juga ruang gudang sebagai penyimpanan segala kebutuhan penanganan virus corona di Kabupaten Pacitan. “Semua data dan kebutuhan dan peralatan kita simpan disini, termasuk ada ruang untuk wartawan,” kata Bupati (14/04).

Dengan dipindahkannya posko baru ini diharapkan penanganan bahaya covid-19 di Kabupaten Pacitan lebih cepat dan maksimal, supaya kondisi segera kembali normal seperti sedia kala. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Abang Ojek Terminal Dapat Beras Dan Masker

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Pandemi Covid-19. Hari ini (13/04) Abang Ojek seputaran Terminal Pacitan mendapat giliran menerima 10 kilogram beras berkualitas super yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato didampingi Wabup Yudi sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto dan Dandim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi di halaman terminal Pacitan.

Bukan hanya sembako, pada saat itu istri Bupati Luki Indartato juga berkesempatan membagikan masker kepada seluruh Abang Ojek secara cuma-cuma, hal tersebut lantaran besarnya risiko terjangkitnya virus corona saat membawa penumpang.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama mengatakan stok bantuan sembako cukup hingga bulan Agustus mendatang, karena didukung musim panen yang terjadi hampir di semua wilayah Pacitan. “Semua yang terdampak tetap akan didata,” pungkas Rachmad. (budi/rozak/riyanto/tika/DsikominfoPacitan).

Terpaksa Hanya Ijab Qobul

Bagi siapapun yang telah terlanjur menjadwalkan pesta pernikahan di tengah pandemi Covid-19, pemerintah senantiasa mewanti wanti untuk meniadakan kegiatan resepsi dan pengumpulan massa dalam jumlah sedang maupun besar.

“Cukup ijab qobul saja,” kata Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan (13/04).

Dukungan dan kekompakan masyarakat penting untuk mencegah penularan virus corona yang dapat mengakibatkan penyakit menular Covid-19.

Tuan rumah diharap mengundang tamu seperlunya, menyediakan tempat cuci tangan dan disiplin melaksanakan Physical Distancing. “Harus juga menggunakan masker,” tambah Rachmad. (DiskominfoPacitan).

1 PDP Terkonfirmasi Positif

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan sekaligus Bupati Pacitan Indartato mengkonfirmasi 1 pasien positif Covid-19. Kenyataan ini disampaikan langsung malam ini (09/04) di Halaman Wingking (Halking) Pendopo Kabupaten.

Pasien berkode 04 tersebut saat ini menjalani perawatan dan isolasi di RSUD dr. Darsono Pacitan. Berdasar hasil pantauan, pasien hingga detik ini dalam keadaan sehat tanpa gejala apapun dan dipastikan tidak akan dirujuk ke luar Pacitan. “Kesiapan pihak rumah sakit luar biasa,” kata Bupati.

Langkah strategis lain untuk menyelamatkan seluruh orang yang pernah kontak dengan pasien termasuk keempat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk kembali di tes ulang, baik menggunakan Rapid tes maupun Swab.

Terkonfirmasi nya satu pasien membuat status siaga yang diberlakukan di Kabupaten Pacitan saat ini berubah menjadi tanggap darurat sekaligus Kejadian Luar Biasa (KLB). Pihaknya lebih jauh akan melakukan secara masif kampanye kepada masyarakat, demi mencegah penularan Virus Corona di Pacitan dengan memanfaatkan pengeras suara di masjid dan mushola di semua wilayah di jam efektif.

Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto meminta kepada masyarakat untuk semakin disiplin dengan larangan yang diberlakukan pemerintah. “Jaga jarak, jangan keluar rumah kecuali kepepet dan gunakan selalu masker,” kata Dia.

Kepala Diskominfo Pacitan itu juga kembali meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang terhadap seluruh informasi yang beredar, baik di sosmed ataupun di media elektronik setelah konfirmasi tersebut. (budi/anj/rozaq/dzakir/tika/DiskominfoPacitan).

Perpanjangan Sensus Penduduk 2020

Merebaknya Pandemi covid-19 di indonesia, maka Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan menyatakan, bahwa kegiatan Sensus Penduduk Tahun 2020 diperpanjang. Masa perpanjangan tersebut akan berlangsung sampai tanggal 29 Mei 2020. Pastikan seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan berpartisipasi.

Kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Pacitan agar supaya menjadi contoh penyelenggaraan Sensus Penduduk secara Online. Mengingat gelaran ini akan melahirkan satu data Indonesia, sebagai penentu kebijakan pemerintah.

Capaian partisipasi ASN dalam Sensus Penduduk tahun 2020 sampai pada (09/04/2020) sebagai berikut, tertera dalam lampiran foto. (Statistik DiskominfoPacitan).

Murah! Masker Karya Siswa SMKN 3 Pacitan

Bupati Pacitan Indartato mengaku berterimakasih dan sekaligus bangga terhadap komitmen SMKN 3 Pacitan yang turut serta membantu pemerintah dalam menangani penyebaran Virus Corona di Kabupaten Pacitan. Melalui inovasinya menciptakan masker oleh para siswa dan siswi Tata Busana.

Hal ini disampaikannya usai melihat langsung proses pengerjaan di ruang praktek sekolah tersebut, hari ini (09/04). “Kami terima kasih Kepala Sekolah dan jajaran dan para siswa siswi telah berupaya meringankan beban pemerintah dalam menghadapi Covid-19 ini,” kata Bupati.

Atas inisiatif tersebut Indartato juga berencana memberikan satu tanda penghargaan kepada siswa dan siswi. Mereka merelakan waktu belajar dirumah untuk praktek langsung di sekolah demi memproduksi masker.

Selain itu pemerintah juga berencana mendukung marketing, sehingga penyebarannya merata untuk masyarakat dan  seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan. Masker tersebut cukup terjangkau, masker dengan kain dobel yang dapat diisi tisu di dalamnya manajemen mematok harga Rp. 50.000, berisi 10 masker. Sedang untuk masker single kain dengan isi sama dihargai Rp.40.000. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

65 Ton Beras Premium Diserahkan Kepada Masyarakat Terdampak Corona

Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan beserta seluruh jajaran membagikan sembako berupa beras berkualitas premium kepada masyarakat terdampak perekonomiannya karena pandemi Virus Corona. Mereka yang mendapatkan bantuan tersebut diantaranya adalah para pelaku UMKM, PKL hingga Ojek Online (Ojol), diserahkan secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato, pagi ini (09/04).

Tidak hanya di seputaran kota, Bupati mengatakan pembagian ini akan diserahkan kepada masyarakat hingga di pelosok desa melalui berbagai ketentuan yang sesuai. “Kita bersama pemerintah pusat, pemprov melalui Jaring Pengamanan Sosial mendata masyarakat. Pemda Pacitan membagikan beras 10 Kilogram,” kata Bupati.

Pemerintah juga berencana merubah konsep pasar murah menjadi bantuan langsung untuk mendukung kebijakan tersebut sehingga lebih memudahkan masyarakat. “Kita akan laksanakan secara berkala. Jadi hari ini bersifat simbolis,” lanjut Bupati.

Secara konsep bantuan langsung tersebut akan disesuaikan, sehingga seluruh wilayah ada program tersebut. Termasuk ketentuan bagi penerima saat ini tengah dirumuskan, diharapkan Jaring Pengamanan Sosial ini tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan dan tidak terjadi kecemburuan.

Sementara Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan lain mengungkapkan, ada sekitar 25.000 sampai dengan 30.000 masyarakat terdampak pandemi Virus Corona yang akan memperoleh perhatian. Termasuk mereka yang menjadi pengangguran. (budi/rozak/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Sekali Lagi; Rapid Test Bukan Penentu Positif Covid-19

Penentunya adalah tes Swab, oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Puskesmas maupun Rumah Sakit di dalam jajaran Pemda dan Pemprov tidak memiliki kewenangan tersebut.

Ini kembali dikemukakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sekaligus Kadiskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto, yang mendapat beberapa aduan dari masyarakat melalui aplikasi Wadule, kemarin (07/04).

Secara teknis Rachmad yang juga mantan Kadinkes Pacitan itu mengatakan bahwa Rapid tes bersifat mengkonfirmasi adanya infeksi pada tubuh seseorang, namun Rapid tidak dapat membedakan bakteri atau virus secara spesifik baik Virus Influensa, MERS, Sars atau Covid-19.

“Hasilnya Reaktif saat ini oleh para dokter akan mengarah pada tindakan Covid-19. Karena sekarang sedang Pandemi Virus Corona,” ujar Dia. Keputusan menggunakan Rapid tes tersebut sebagai upaya dini dari pemerintah atas mewabahnya Virus Corona di ratusan negara di Dunia.

Rachmad juga menghimbau kepada masyarakat di kabupaten Pacitan supaya membaca segala informasi yang disampaikan oleh media dengan cermat hingga usai. Disamping itu Pemda Pacitan selama membangun akun resmi melalui sosmed Pemkab Pacitan dan website pacitankab.go.id yang selalu update setiap hari.

“Saya sebagai Juru Bicara Satgas Penanganan Pandemi Covid-19 di dalam etika berkomunikasi kepada siapapun adalah jujur dan tidak ada yang kami tutup-tutupi,” pungkas Rachmad. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Perkembangan Indeks Harga Konsumen / Inflasi Kabupaten Pacitan Edisi Maret 2020 Inflasi 0,18 persen

Pada bulan Maret 2020 Kabupaten Pacitan mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Provinsi Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,10 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi ada 5 kelompok dan yang mengalami deflasi 2 kelompok. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,76 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 0,23 persen, kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,16 persen, kelompok sandang yaitu sebesar 0,12 persen, kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,12 persen.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah gula pasir, bawang putih, bawang merah, rokok kretek filter, rokok kretek, cabai rawit, vitamin, ikan layur, daging ayam ras dan emas perhiasan.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah pasir, semen, cabai merah, kue basah, ikan tongkol, daging ayam kampung, salak, tauge, apel, dan beras.

Laju inflasi tahun kalender (Desember 2019 – Maret 2020) Kabupaten Pacitan  sebesar 0,92 persen. Inflasi year-on-year (Maret 2020 terhadap Maret 2019) Kabupaten Pacitan  sebesar  3,54  persen. (Statistik DiskominfoPacitan)

4179 Ton Beras Siap Untuk Puasa Dan Idul Fitri

Stock ketersediaan pangan untuk masyarakat Kabupaten Pacitan aman hingga tiga bulan ke depan. Cukup untuk kebutuhan ibadah bulan puasa dan perayaan hari raya idul fitri 1441 Hijriyah di tengah pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, diikuti sejumlah Menteri terkait dan seluruh Gubernur, Walikota dan Bupati se-Indonesia. kemarin (07/04) melalui Video Conference dengan aplikasi Zoom di ruang rapat Bupati.

Stok ketersediaan pangan berupa beras saat ini mencapai 4179 Ton dan jagung sebanyak 100 Ton. Untuk dan daging sapi dan daging ayam justru mengalami surplus, berbanding terbalik dengan daging ayam yang saat ini mengalami defisit. “Tidak perlu khawatir, ketersediaan pangan cukup untuk masyarakat Kabupaten Pacitan,” ungkap Wabup.

Momentum panen di Kabupaten Pacitan sekarang menjadi alternatif cadangan pangan yang cukup besar. Saat ini Kecamatan Kebonagung memulai panen, meski panen raya belum merata di semua wilayah. Hal tersebut membuat Dinas Pangan belum dapat mengkalkulasi cadangan penambahan ini. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kapolres Pacitan; Penutupan Wilayah RT/RW Bukan Lockdown

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto mengamini penutupan wilayah di sejumlah titik tingkat RT/RW hingga desa dan kelurahan yang diberlakukan baru-baru ini di lingkup kota. Tetapi hal tersebut bukanlah Lockdown seperti yang dibicarakan banyak masyarakat. “Itu adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai turut serta mereka mengamankan wilayahnya,” katanya (07/06).

Namun demikian Kapolres menekankan PSBB harus sesuai mekanisme yang berlaku jika diterapkan di area yang lebih luas, seperti kota atau tingkat Kabupaten yang tertuang pada peraturan yang ada dari pemerintah pusat penanganan Covid-19 di Indonesia.

Sebenarnya PSBB tersebut telah dilaksanakan pemerintah sejak pertama Virus Corona mulai masuk di Indonesia, tercermin dari kegiatan belajar di rumah masing-masing bagi  seluruh siswa siswi dan mahasiswa. Begitu juga para karyawan yang diizinkan bekerja dari rumah dan sistem sehari masuk sehari libur.

Saat ini wilayah yang terpantau jajaran Polres Pacitan yang melakukan tertib Physical Distancing, salah satunya di Perumahan Barehan, Kelurahan Ploso. Namun Kapolres mengapresiasi wilayah lain yang melakukan itu. “Itu berarti menunjukan kesadaran masyarakat yang tinggi dari karang taruna hingga pemerintah desa yang turut menjaga dan mendata setiap tamu yang datang,” lanjutnya.

Menghadapi pandemi Virus Corona bagusnya seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bersatu dengan berbagai upaya, namun Kapolres meminta melalui Sekda hingga kecamatan untuk memberikan sosialisasi terhadap mekanisme PSBB. “Yang penting tetap berhati-hati, tetap sosialisasikan kepada masyarakat. Karena cara terbaik melawan Corona itu,” tandas Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Disparpora Pacitan Siapkan Kejutan Usai Pandemi Covid-19

Penutupan sementara sembilan destinasi wisata di bawah Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan dan satu dikelola desa kembali diperpanjang hingga 21 April 2020. Keputusan tak lain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, karena beberapa kota sekitar menjadi zona merah pandemi virus corona.

Melihat penutupan panjang ini ternyata Disparpora sadar ada celah inovasi demi mendorong kemajuan pariwisata di Kabupaten Pacitan setelah nanti dibuka kembali. Di luar mensterilkan semua lokasi dengan desinfektan secara teratur.

“Kita melakukan perbaikan-perbaikan untuk mempersiapkan diri ketika wisata kita kembali dibuka, mulai dari perbaikan tempat parkir hingga lokasi wisatanya. Terutama kita bangun spot-spot yang akan mempercantik destinasi kita,” kata T. Andi Faliandra kepada Diskominfo Pacitan (06/04/2020).

Kapan lagi ada kesempatan baik untuk meremajakan kembali area wisata sehingga semakin indah dan kembali asri, sehingga seluruh wisatawan yang selama ini harus tetap di rumah akan terkejut dengan berbagai inovasi  dari Disparpora Pacitan.

Andi dikesempatan tersebut juga juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan promosi masif kepada khalayak, mengingat ini tidak melanggar aturan. Baik melalui wadah sosial media atau yang lain. Sehingga tidak menutup kemungkinan usai pandemi corona, wisata di Kabupaten Pacitan viral dan menjadi satu kejutan para wisatawan.

Terlebih itu didukung para pelaku wisata dan warga masyarakat yang kompak melakukan pembersihan hingga terlibat dalam peremajaan, disempurnakan oleh komitmen Disparpora Pacitan.

Saat ini kendala yang dihadapi Disparpora menurut Andi adalah pelaku UMKM dan pemilik homestay yang menggantungkan ekonomi kepada pengunjung wisata. Penutupan tersebut diakui berdampak langsung pada pemasukan mereka. “Hari ini akan segera kami data dan kita rapatkan. Lalu kita pikirkan bersama Bidang Perekonomian, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan,” ujar Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Positif Rapid Test Belum Tentu Terpapar Virus Corona

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan, Rachmad Dwiyanto membenarkan satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan dinyatakan positif pemeriksaan Rapid test. Namun demikian, ASN tersebut tidak bisa dinyatakan sebagai pasien Positif Covid-19.

“Kami terus memantau kesehatannya. Cukup sehat tidak ada gejala apapun hingga detik ini,” ujar Rachmad yang juga Kepala Diskominfo Pacitan hari ini  di ruangannya (03/04/2020).

Dari pengakuan, ASN tersebut beberapa waktu lalu mengaku sempat mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Haji di Kota Surabaya, setelah pandemi corona merebak di Indonesia.

“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang bersangkutan kini menjalani karantina mandiri selama 14 hari sembari menunggu hasil test Swab di Jakarta,” lanjut Rachmad.

Mantan Kadinkes Pacitan itu juga minta masyarakat tetap tenang soal kondisi yang ada, apalagi didukung ramainya pemberitaan yang beredar di media maupun sosmed di Kabupaten Pacitan.

Terpenting saat ini masyarakat kompak membantu pemerintah, dengan ikut serta memantau yang bersangkutan untuk disiplin mengikuti karantina mandiri. Jika diketahui melanggar karantina maka masyarakat dapat melapor kepada Satgas Penanganan Covid-19.

Mulai hari ini Pemerintah Kabupaten Pacitan juga mewajibkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menggunakan masker di luar rumah, apapun tidak harus masker medis. Terutama ketika ditempat-tempat umum seperti di pasar, minimarket yang banyak aktivitasnya manusia dan didukung dengan Social Distancing.

“Yang penting selalu jaga kesehatan, dengan menjaga asupan makanan dan bergizi, bila perlu minum vitamin teratur dan jaga kebersihan dengan banyak mencuci tangan dengan sabun,” pungkas Dia. (budi/rch/wira/DiskominfoPacitan)

Pandemi Corona; Indartato Dukung Inovasi untuk Pertahankan Status Siaga

Peran individu masing-masing masyarakat sangat penting untuk menghadapi ancaman Corona Virus yang menjadi perhatian seluruh warga dunia akhir-akhir ini.

Indonesia tentu ogah menjadi Cina, Italia atau  Amerika yang menjadi top pasien Covid-19 terbanyak. Jelas, di negara itu seluruh sektor mendapat jatah imbasnya. Mulai ekonomi bahkan nyawa sekalipun.

Cermat menyaksikan itu, Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi seluruh ASN ataupun masyarakat yang berinovasi membantu pemerintah dalam memerangi pandemi ini melalui bidangnya masing-masing, mulai programmer, petugas medis hingga Kepala Desa.

Penghargaan inovator tersebut diberikan secara simbolis kepada Hesna Dwi Rahmawati dan Antin Mustika Sari, inovator dan penggerak pembuatan APD, Setyobudi, Rorik Setyobudi, Hendrik Mulyanarko, Gunawan Susanto, Moch. Fahrudin Hariadi, Ekhi Kharisma Prihangka, Ary Setyo Nugroho, Perancang APD. Kepala Desa Sedeng, Tinatar dan Banjarsari, partisipasi menyediakan alat cuci tangan setiap rumah. Lurah Ploso, Partisipasi keswadayaan warga dan pengaturan jalur lingkungan dalam rangka waspada Covid-19.

“Tadi malam saya muter-muter, naik mobil pribadi di perbatasan, saya di stop. Awalnya saya tidak mau turun. Akhirnya saya dipaksa turun untuk diperiksa, begitu tahu mereka kaget,” kata Bupati (02/04).

Momentum itu menunjukkan totalitas dan disiplin tinggi dari semua unsur, menjadi piranti penting semua petugas di lapangan. Tanpa terkecuali seluruh masyarakat.

Di kacamata yang lebih luas, Bupati juga meminta kepada seluruh jajaran untuk senantiasa jujur dan apa adanya. Membuka seluruh kenyataan sehingga kondisi Kabupaten Pacitan yang saat ini berada pada status siaga dapat dipertahankan.

Misi mencegah pandemi yang dapat melumpuhkan seisi Kota 1001 Goa dengan bentang alamnya yang indah, tentu dengan inovasi yang dibumbui kesadaran tinggi. Tidak perlu takut, tapi selalu waspada dan mematuhi semua larangan pemerintah.

“Saat ini masalah kita adalah anggaran, tapi saya sudah perintahkan Pak Sekda untuk mengurusnya,” pungkas Bupati. (budi/rch/wira/DiskominfoPacitan).

Penanganan Corona Tugas Bersama; Harus Tahu Tugas Masing-masing

Bupati Pacitan Indartato mengajak seluruh jajaran untuk menyamakan persepsi antar lembaga dalam menghadapi ancaman Covid-19 di Kabupaten Pacitan.

Sesuai Kepres RI No. 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), Keputusan Kepala BNPB No.13.A Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona Di Indonesia dan Permendagri No. 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Desease di Lingkungan Pemerintah Daerah yang ditindaklanjuti Keputusan Bupati Pacitan Nomor 188.45/535/KPTS/408.12/2020 Tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). “Mulai antisipasi, penanganan hingga rehabilitasi,” kata Bupati (01/04).

Tim gugus harus segera terbentuk yang didukung dengan tim anggaran yang nanti akan dibahas dengan DPRD. “Termasuk memperhatikan ketersediaan pangan,” lanjut Bupati.

Penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan disampaikan Wakil Bupat (Wabup)i Pacitan Yudi Sumbogo tidak boleh main-main dan ragu. Termasuk menggunakan anggaran. “Lalu kedepannya seperti apa, bisa kita evaluasi kembali” kata Wabup.

Penanganan yang maksimal diharap Wabup dapat segera teratasi sebelum akhir Mei, seperti yang ditargetkan BNPB. “Setiap desa juga bisa menggunakan DD. Laksanakan itu,” katanya.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto di kesempatan yang sama menyampaikan seluruh lini Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan harus memahami tugas pokoknya. “Jangan sampai kecolongan. Kalau seperti Jakarta susah penanganannya,” ujarnya.

Kesadaran dari masing-masing wilayah terbawah, seperti lingkungan, dusun dan desa menjadi harapan Kapolres, kemandirian ini ia nilai paling efektif dibanding cara yang lain. “Termasuk kami berencana menurun sebagian jalan untuk mempersempit ruang gerak masyarakat,” lanjut Didik.

Sinkronisasi juga menyinggung soal perencanaan mitigasi, sehingga tidak ada berjalan tanpa perencanaan, meski diharap Komandan Kodim 0801 Pacitan Nuri Wahyudi tidak terjadi di Kabupaten Pacitan.

“Penambahan pembatasan yang mulai ditambah pusat diharap ditindaklanjuti oleh Kabupaten Pacitan. Termasuk pendataan orang asing di Pacitan,” kata Nuri.

Bencana urusan bersama, seperti tagline BPBD menjadi pondasi untuk mengenyahkan Covid-19 yang dimulai dari Kabupaten Pacitan. “Semua harus terlibat dalam penanganan ini,” tambahnya. (Budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Minta PNS Tidak Hilir Mudik di Akhir Pekan

Hilir mudik Aparatur Sipil Negara (PNS) yang bertugas di Kabupaten Pacitan dari luar Kabupaten Pacitan akan segera di pantau Bupati Pacitan Indartato, sebagai upaya mencegah penyebaran Corona Virus utamanya di Pacitan.

Pak In secepatnya akan memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Pacitan Heru Wiwoho sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19. “Segera saya perintahkan Pak Sekda untuk memantau masalah ini,” kata Pak In (31/03)

Bupati menuturkan, sudah semestinya seluruh PNS yang bertugas di Kabupaten Pacitan dari luar Pacitan untuk tetap di Kabupaten Pacitan sesuai tugas masing-masing.

Meski dalam kondisi ini tetap ada kelonggaran, namun Pak In berharap kedisiplinan harus tetap tercermin para PNS. “Sudah jadi PNS Alhamdulilah, jangan memanfaatkan situasi,” imbuhnya tegas.

Selain sebagai upaya memutus mata rantai Covid-19, langkah ini juga sebagai upaya melindungi masing-masing ASN, Kabupaten Pacitan dan kota asal mereka.

Senada dengan Bupati, Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pacitan melalui sambungan telepon meminta, seluruh jajarannya yang sementara off untuk tetap tinggal di tempat, tidak lalu lalang baik di dalam maupun keluar kota. “Laksanakan tugas di rumah dan jangan menyalahi aturan,” kata Huda. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Stop Nelayan Andon dan Manfaatkan Stock Panen Layur

Keberadaan para pencari ikan dari luar Kabupaten Pacitan jauh-jauh hari telah dipantau UPT. PPP Tamperan beserta  Pemda Pacitan. Bahkan mulai tanggal (16/03), pemerintah terpaksa menyetop kedatangan nelayan andon terutama dari zona merah pandemi Covid-19.

Ninik Setyorini Kepala UPT. PPP Tamperan Kabupaten Pacitan kepada Diskominfo Pacitan (31/03) membeberkan, saat ini terdapat sekitar 300 nelayan Andon yang datang sebelum tanggal penutupan. Mereka terus dipantau keberadaan dan kesehatannya. “Mereka secara rutin kami periksa, baik kesehatan dan yang lain,” ujar Ninik.

Apalagi saat ini adalah musim berburu ikan layur (Trichiuridae Lepturus), memaksa mereka mengabaikan larangan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah sampai keadaan kembali kondusif. “Beruntung hasil rapat kemarin memutuskan para juragan kapal bersedia membantu pemerintah untuk pengadaan desinfektan dan peralatan lain penunjang kesehatan,” lanjut Ninik.

Menurut data terakhir dari UPT PPP Tamperan, dalam sehari tidak kurang dari dua kapal sekoci yang berlabuh dengan total bongkaran mencapai 2 ton per kapal.

Keberadaan nelayan yang sudah terlanjur di dermaga Tamperan dan ditunjang dengan musim ikan layur yang melimpah ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan pangan masyarakat, jika sewaktu-waktu kondisi penyebaran virus semakin memburuk. “Aman kalau hanya untuk kebutuhan masyarakat Pacitan,” tambahnya.

Tidak dipungkiri, sikap nelayan yang terkadang ngeyel dengan berbagai larangan pemerintah tidak menyurutkan kewaspadaan jajaran untuk terus memantau nelayan tersebut. Bahkan Ninik menegaskan, setiap nelayan yang keluar masuk harus melalui prototipe kesehatan yang berlaku, baik cuci tangan hingga tes suhu tubuh. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

PKK Kabupaten Serahkan Tandon di 12 Desa

PKK Kabupaten Pacitan turut tanggap atas merebaknya Covid-19, dengan menyerahkan secara langsung tandon air dan sabun cair di 12 desa peserta lomba desa di 12 kecamatan.

Penyerahan yang dilakukan langsung oleh ketua tim penggerak PKK kabupaten Luki Indartato  tersebut juga turut diserahkan tidak langsung 2 gorong-gorong sebagai alas tempat cuci tangan.

Luki mengaku bantuan tersebut bersumber dari partisipasi anggota tim PKK Kabupaten Pacitan, mereka begitu peduli dengan kesehatan masyarakat, khususnya ancaman Virus Corona.

Meningkatnya angka pemudik yang nekat pulang dari berbagai kota di Indonesia termasuk dari zona merah, ia berpesan  kepada PKK Kecamatan untuk turut memantau pemudik sesuai protokol kesehatan.

“Pemudik berpotensi membawa Covid-19. Pergerakan PKK dari bawah, Dasa Wisma sudah ditegakkan maka semua akan tercover semuanya,” tegas Luki.

Peran nyata harus masif dan berkelanjutan oleh seluruh anggota PKK di Kabupaten Pacitan, seorang ibu harus tampil di depan memerangi ancaman Corona.(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Akhir Belajar Di Rumah Menunggu Instruksi Pusat

Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten belum bisa menentukan akhir proses belajar di rumah siswa dan siswi mulai Paud, TK, SD, SMP hingga SMA/SMK di Kabupaten Pacitan yang terpaksa dilakukan karena mewabahnya pandemi virus Corona.

“Yang pasti mereka tidak libur, kemarin rencananya anak-anak masuk tanggal 30, tapi diperpanjang lagi hingga tanggal 6,” terang Yusuf Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Pacitan hari ini (30/03).

Senada dengan Yusuf, Daryono Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan saat ini memantau kondisi terakhir pandemi Covid-19.

“Akan kita evaluasi kondisi terkini Covid-19 lalu akan disampaikan ke pusat. Selanjutnya keputusan akhir tetap wewenang pusat,” tambah Daryono.

Pemerintah juga berharap wali murid tetap memantau putra dan putri selama proses belajar di rumah ini, termasuk membatasi sepenuhnya kegiatan yang tidak perlu di luar rumah yang dapat membahayakan diri dan orang lain. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jenazah Dari Jakarta Bukan Pasien Covid-19

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan langsung memberikan konfirmasi terkait jenazah dari Jakarta yang viral pagi ini (27/03) di sosial media.

“Warga Pagerejo yang meninggal di Jakarta bukan sakit karena virus Corona,” tegas dr. Hendra Purwaka Plt. Dinkes Pacitan kepada Diskominfo Pacitan.

Namun demikian, ditengah bahaya pagebluk Covid-19, membuat protokol kesehatan diberlakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, lantaran jenazah tersebut meninggalnya di Jakarta yang masuk dalam zona merah Covid-19. “Ini adalah wujud antisipasi yang kita lakukan,” kata Dia.

Hendra juga meminta kepada masyarakat Kabupaten Pacitan untuk tidak panik dengan informasi tersebut, namun tetap waspada pada setiap kemungkinan yang dapat terjadi.

Termasuk tanggap terhadap pendatang atau keluarga yang mudik dengan mengkonfirmasi identitas kepada petugas. “budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dishub Disiplinkan Kebersihan Untuk Bebas Corona

Foto dari Budi Muhamad

Dunia dalam angka, dampak dari penyebaran virus corona telah memasukkan Indonesia khususnya Jawa Timur dalam kondisi darurat. Mengutip maklumat Gubernur, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan Wasi Prayitno pada 24/02/2020 mengatakan kondisi di Jawa Timur sangat serius, tentang Corona tidak lagi sebagai guyonan. “Maka kmai akan menyikapi keadaan ini juga dengan sangat serus,” tandasnya.

Langkah utama upaya pencegahan penyebaran Corona adalah penyediaan 8 wastafel pada lokasi strategis yang dilalui pendatang, seperti pintu masuk, ruang tunggu bis, titik penjemputan, tempat istirahat dan lainnya. Selain itu Wasi juga memberlakukan sistem satu pintu masuk dan keluar yang dijaga 1 staff, pengunjung wajib melakukan cuci tangan terlebih dahulu.

Kedepan pihaknya akan menyiapkan alat pengukur suhu pada pengunjung, jika diketahui ada pengunjung dengan kondisi suhu tinggi maka harus menjalani prosedur sesui SOP, yakni dibawa ke Posko Kesehatan terminal kemudian dikirim melalui 119 ke Rumah Sakit setempat.

“Jauh sebelum ini kami melakukan sterelisasi desinfektan diarea terminal dan dalam bus,” tutur Wasi. Kegiatan tersebut dilakukan bersama Dinas Kesehatan, Polres, pihak terminal, dan disaksikan Wakil Bupati Pacitan. Wasi menjelaskan sterelisasi akan dilakukan secara periodik 3 hari sekali.

Data statistic di terminal tipe A Pacitan mulai 1-23 Maret 2020 adalah  1.647 bus datang dengan 9.381 penumpang dan 1.578 bus berangkat dengan 7.786 penumpang. Hal ini lantas menjadi tema bisik-bisik tentang Lockdown. Wasi menjelaskan Pacitan mempunyai 5 titik perbatasan Sudimoro, Gemaharjo, Belah, Jeruk, Cemeng untuk keputusan Border Screening hingga Lockdown bukan tupoksi Dishub. Hal tersebut masuk dalam ranah keamanan, secara keseluruhan melibatkan Polisi, Tentara, Pemerinthan Wilayah, Dishub, Satpol PP, Dinkes dan lainnya.

“Dishub proporsional saja. Kita sudah melakukan rapat dengan Kasatpel Terminal Tipe A Pacitan, Kepala UPT Pelabuhan dan mendapat arahan dari Asisten II Pemerintah Kabupaten Pacitan,” tandas Wasi. Juga melakukan pertemuan dengan pihak Unit Pelaksana Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (UPP KB), hal ini sebagai tindakan waspada jika ada mobil datang dari luar kota seperti Surabaya yang kemungkinan besar terpapar Virus Corona.

Perangi Virus Corona Melalui DD

Foto : Budi Muhamad

2380 warga Desa Tinatar, Punung khawatir atas merebaknya Corona Virus yang dapat menimbulkan penyakit Covid-19. Menyikapi hal itu Kades setempat, Himo Wahyudi bersama perangkatnya melakukan rapat terbatas melalui grup WhatsApp untuk membuat ruang sterilisasi pintu masuk utama ke desa tersebut. “Sore ini langsung bisa digunakan,” ujarnya melalui sambungan telepon kepada DiskominfoPacitan (26/03).

Hal ini bukan tindakan berlebihan, lantaran sebagian warga Tinatar kata Himo banyak yang merantau ke luar kota bahkan Malaysia. Sering terdengar masyarakat ketakutan ketika keluarga atau kerabat pulang. “Dengan fasilitas ini masyarakat sedikit lebih lega. Minimal setiap orang yang masuk sudah steril, dan sudah melakukan SOP pencegahan penyebaran corona dengan benar,” kata Dia.

Ia sadar, inisiatif yang langsung didukung perangkat dan masyarakat bukan penyelesaian akhir atas Corona Virus, namun langkah ini begitu berarti untuk pencegahan dan menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat. Para relawan yang berjaga di Pintu Masuk Desa yang kini mulai beroperasi masih resmi sebagai bentuk dukungan moril tanpa upah.

“Keamanan petugas tetap kami prioritaskan dengan peralatan seadanya. Seperti masker, kami hanya memesan dari penjahit sekitar yang kami dobel, dan mereka dilarang menyentuh apa saja selama bertugas, didukung kipas angin yang menyala 24 jam untuk mengarahkan angin ke satu titik, tempat duduk juga kami beri jarak dari lokasi penyemprotan,” ungkap Dia gamblang.

Himo mengaku, terdapat 4 pintu masuk ke Desa Tinatar, namun karena banyaknya keterbatasan peralatan pihaknya memilih pintu utama yang dijaga, ratusan kendaraan roda dua dan empat keluar masuk kini sedikit terkendali.

Tugas lain yang dipikirkan Himo saat ini adalah legalitas Dana Desa untuk memerangi Corona Virus, jika regulasi telah terbit para relawan yang sift tetap akan mendapatkan perhatian. “Penyediaan fasilitas dan penjagaan hingga kini resmi sukarela masyarakat kami,” tambahnya.

Sementara Diannita Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Pacitan disambungan terpisah menegaskan, Dana Desa dapat digunakan untuk gerakan pencegahan penularan Virus Corona, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Nomor 8 Tahun 2020.

Langkah tersebut juga dilakukan desa lain seperti Desa Hadiwarno, Ngadirojo dan Desa Sidomulyo, Klesem, Kebonagung  dan desa lain yang telah mendapatkan edukasi di Destana dengan bentuk  berbeda. (budi/riyanto/wira/Diskominfopacitan).

Hari Ini Seluruh Lokasi Wisata Resmi Ditutup

Mulai Senin 23 Maret 2020, seluruh destinasi wisata di Kabupaten Pacitan resmi ditutup sementara waktu, hal tersebut sebagai langkah waspada terhadap pandemi Virus Corona yang dapat mengakibatkan Covid-19.

“Penutupan juga dibarengi dengan penutupan hotel, homestay, rumah makan yang berada di lokasi wisata,” ujar T. Andi Faliandra (23/03/2020) melalui sambungan telepon kepada Diskominfo Pacitan.

Keputusan ini sesuai dengan surat edaran Bupati Pacitan yang selanjutnya dilakukan penyemprotan cairan desinfektan di tempat wisata sebagai langkah sterilisasi seluruh objek wisata di kabupaten Pacitan bersama masyarakat dan dunia usaha.

Usai penutupan sepekan tersebut Disparpora Pacitan akan kembali mengkaji kondisi terkini penyebaran pandemi Virus Corona. Jika masih tidak memungkinkan, dipastikan penutupan akan kembali dilakukan hingga kondisi benar-benar aman. “Disparpora melihat kepentingan yang lebih luas,” lanjut Andi.

Pelaku UMKM yang menggantungkan diri terhadap wisatawan oleh Disparpora Pacitan sementara waktu untuk fokus ke sektor perdagangan lain, hingga kondisi kembali stabil seperti sedia kala. “Mereka tidak protes lantaran sosialisasi terhadap kemungkinan penutupan telah disampaikan jauh-jauh hari,” pungkas Andi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jamin Ketersediaan Bahan Pokok dan Keamanan

Seorang pedagang ikan di komplek ikan pasar Arjowinangun Pacitan langsung melapor kepada rombongan Satgas Penanganan Covid-19 yang berkesempatan meninjau pasar dan suwalayan pagi ini (21/03).

Pedagang itu mengaku ikan dagangannya sering hilang, membuat ia terus merugi. Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang ikut serta dalam kegiatan tersebut langsung mencatat laporan tersebut.

Pihaknya secepatnya akan melakukan tindakan guna menjamin keamanan utamanya di pasar, termasuk gelar operasi sesuai jam pencurian. “Termasuk kita akan upayakan pengadaan kamera sisi tv sehingga semua aktivitas dapat terekam,” kata Dia.

Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan yang kali ini dinahkodai Wabup Yudi Sumbogo memastikan ketersediaan pangan dan kestabilan harga. Beberapa bahan pokok yang naik seperti gula secepatnya akan disikapi sehingga tidak merugikan dan meresahkan masyarakat. “Termasuk keamanan harus terjamin,” tambah Sumbogo. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Siaga Covid-19 PSC dan BPBD Pantau Keramaian

Public Safety Center (PSC) bersama BPBD Pacitan melaksanakan pengecekan suhu tubuh sebagai deteksi awal virus Covid-19 di tempat keramaian.

Salah satunya di kegiatan hajatan yang berlokasi di Dusun Krajan, Mangunharjo, Arjosari, Hari ini (21/03).

Masyarakat dilokasi tersebut oleh Pemdes setempat juga diwajibkan menjaga jarak antar individu dan melaksanakan cuci tangan sebelum memasuki lokasi maupun keluar dari lokasi acara. (DiskominfoPacitan).

Siaga Covid-19 dan Ramadhan Hindari Timbun dan Borong Kebutuhan

Status darurat Covid-19 di Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperpanjang waktunya sampai 29 Mei 2020. Keputusan tersebut bakal berdampak langsung terhadap berbagai hal penting dan mendasar.

Seperti masalah ketersediaan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) berskala nasional maupun di wilayah-wilayah jika tidak disikapi serius.

Lutfi Azza Azizah Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Perindag) Pacitan bersyukur, lantaran sampai saat ini seluruh kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Pacitan masih tercukupi.

Namun demikian lamanya status darurat membuat pemerintah melakukan upaya-upaya penting, sesuai dengan surat edaran yang ditandatangani Sekda Pacitan, Lutfi menghimbau masyarakat dan pedagang untuk tidak melakukan penimbunan bahan pokok dan penting.

“Kami Instruksikan kepada masyarakat, pedagang, pemasok dan distributor untuk tidak melakukan penimbunan,” ujarnya gamblang, kemarin (18/03). Ini tidak berlebihan jika mengingat penimbunan niscaya merugikan semua pihak dan pemerintah.

Larangan selanjutnya adalah pedagang untuk tidak membandrol dagangannya di atas harga yang ditentukan pemerintah. Begitu juga tidak melayani pembeli yang memborong barang dagangan.

Menghadapi bulan puasa dan hari raya idul fitri. Potensi kelangkaan bahan pokok juga menjadi perhatian selanjutnya pemerintah. Namun Lutfi menegaskan rantai pasok bahan pokok adalah dari pusat.

Dipastikan, sesuai perhitungan segala kebutuhan dalam rangka menghadapi wabah dan hari besar umat muslim dapat diatasi. “Selama tidak ada penimbunan dan Money Buying,” tambah Lutfi.

Kapolres Pacitan, AKBP Didik Hariyanto dikesempatan terpisah menghimbau masyarakat dan pedagang mematuhi segala peraturan yang berlaku yakni Pasal 105, 106 dan 107 UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan.

“Apabila itu terjadi ya mohon maaf dengan sangat, pasti nanti peraturan dan ketentuan kita tegakkan” kata Didik tegas.

Namun demikian langkah preventif menjadi yang utama bagi Didik, pembentukan satgas pangan yang diawaki Reskrim dan intel akan terus memantau keberadaan rantai pasokan bahan pokok di Pacitan. Termasuk pembentukan operasi ketupat jelang ramadan dan hari raya idul fitri. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tes Suhu Karyawan Dan Tamu

Mulai hari ini (19/03), Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pacitan melakukan pengetesan suhu badan kepada seluruh karyawan maupun tamu yang akan memasuki lingkungan Pendapa. Hal tersebut sebagai upaya siaga atas mewabahnya Covid-19. (DiskominfoPacitan)

Pacitan mengeluarkan surat edaran tentang peningkatan Kewaspadaan Terhadap Corona Virus Disease (Covid-19)

Memperhatikan perkembangan terkait virus Corona (Covid-19) serta untuk meminimalkan penyebarannya maka Pemerintah Kabupaten Pacitan mengeluarkan surat edaran tentang peningkatan Kewaspadaan Terhadap Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Pacitan.

Berdasar surat Edaran nomor: 443/066/408.21/2020, dihimbau untuk menjadi perhatian bersama beberapa hal sebagai berikut:

1. Menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) salah satunya rajin cuci tangan dengan sabun

2. Menghindari kerumunan masa dan apabila terpaksa untuk menggunakan masker

3. Istirahat yang cukup dan konsumsi makanan atau minuman bergizi serta meningkatkan daya tahan tubuh

4. Mengurangi jabat tangan / sentuhan fisik apapun yang tidak diperlukan.

5. Mengurangi kegiatan yang dilakukan dengan pengumpulan masa dalam jumlah banyak.

6. Sesegera mungkin mendatangi fasilitas kesehatan apabila sakit dengan gejala flu, batuk, demam disertai dengan sesak nafas.

7. PNS/Kepala Desa dan perangkatnya tetap masuk kerja sesuai seperti biasa

8. Absensi elektronik ditiadakan mulai tanggal 17 Maret 2020 sampai diaktifkan kembali dan diganti dengan absensi manual.

9. Siswa agar melakukan kegiatan belajar mengajar dirumah selama 14 hari

Sehubungan dengan hal itu diharapkan seluruh masyarakat Pacitan untuk mematuhi dan menjalankan himbauan tersebut.

Tanpa Masker; UNBK Aman

Hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kabupaten Pacitan berjalan normal tanpa kendala berarti, meski saat ini Covid-19 tengah berkembang di Indonesia. Wakil Bupati (Wabup) Pacitan Yudi Sumbogo berkesempatan memantau pelaksanaan mengaku bersyukur tidak ada Absen karena sakit atau faktor lain.

Bersama dengan UPT Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur Wilayah Pacitan Pemda Pacitan menekankan sarana kebersihan seperti cuci tangan menjadi prioritas peserta UNBK. Disamping itu siswa dan siswi diminta terus menjaga kesehatan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditambah pola makan.

“Masker diperuntukkan untuk orang sakit. Sehingga mencegah penyebaran penyakit,” kata Sumbogo soal ditanya awak media perihal peserta UNBK yang tidak memakai masker. Disatu sisi diketahui bersama ketersediaan masker lenyap dipasaran.

Sumbogo juga mengapresiasi berbagai kemandirian sekolah dalam mensukseskan UNBK di tahun sulit ini, termasuk hal teknis seperti listrik dan jaringan internet yang kerap kali mengganggu di luar seputaran kota. “Secara umum kondusif, tidak ada kendala yang berarti,” tegas Dia.

Masih di kesempatan yang sama, Yusuf Kepala UPT Dindik Provinsi Jawa Timur Wilayah Pacitan memastikan 3000 lebih peserta UNBK yang tersebar di sekolah-sekolah seluruhnya siap menghadapi UNBK yang akan berakhir hingga (19/03) mendatang. “Kita juga telah bekerjasama dengan PLN dan pihak pendukung lain,” tambah Yusuf. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tim Penilai Lomba Desa Kabupaten Masuk Desa Tremas

Lomba Desa Tingkat Kabupaten dan Evaluasi 10 Program Pokok PKK sementara ini tetap dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, di tengah merebaknya Covid-19 di Indonesia. Hari ini (16/03) rombongan tim penilai dari kabupaten Pacitan melaksanakan rangkaian penilaian di Desa Tremas Kecamatan Arjosari.

Kegiatan rutin tahunan tersebut dilaksanakan pemerintah untuk mendorong desa sebagai ujung tombak Negara menjadi semakin maju dengan berbagai potensi yang dimiliki. Selain itu lomba desa ini juga berfungsi sebagai media evaluasi berbagai program yang lakukan.

“Termasuk pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan swadaya gotong royong masyarakat di desa,” Kata Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud pada sambutannya.

Pada kesempatan tersebut Mahmud juga mengingatkan bahwa kegiatan lomba desa ini juga bertepatan dengan Pilkada, diharapkan kegiatan dapat mengutamakan prinsip efisiensi dan objektivitas serta tidak bersifat ceremony belaka. “Sehingga tidak menjadi beban dan aktifitas masyarakat,” lanjutnya.

Pada kegiatan tersebut Mamud juga mengajak seluruh undangan untuk berdoa bersama, berharap Kabupaten Pacitan khususnya terbebas dari pageblug virus corona. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Cuaca Ekstrim; Wabup Minta Tingkatkan Waspada DB Dan Longsor

Saat ini cuaca ekstrem melanda Kabupaten Pacitan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan, hal itu dapat memicu berbagai ancaman, termasuk ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menyikapi hal tersebut Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo mengundang awak media Pacitan untuk duduk bersama membicarakan pagebluk tersebut, siang ini (13/03) di ruangnya lingkup Pemkab Pacitan. “Media harus terlibat dalam masalah ini,” kata Sumbogo.

Disamping itu Sumbogo juga telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan untuk memfokuskan peran RSUD dr. Darsono terhadap DBD, dan memaksimalkan peran petugas kesehatan hingga level bidan desa dan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk menghambat penyebaran Aedes Aegypti.

“Kita harus fokus meski angka belum tinggi,” lanjut Sumbogo yang meyakini DBD dapat diatasi dengan berbagai langkah dan kerjasama dengan semua pihak dengan upaya jemput bola.

Sementara itu, cuaca ekstrem juga berpotensi menghadirkan bencana, baik banjir dan tanah longsor. Termasuk yang menjadi perhatian Sumbogo adalah potensi longsor di sepanjang jalan Arjosari-Ponorogo.

Tragedi bencana akhir tahun 2017 menghancurkan sektor pariwisata Pacitan yang telah susah payah dibangun. Kini pariwisata kembali menggeliat, Sumbogo meminta seluruh pihak terkait tidak terkecuali cabang dinas Provinsi dan pusat untuk ekstra bekerja. “Saya harus tegas menyikapi ini,” Ujarnya.

Terpenting keterjaminan akses tersebut di akhir pekan untuk semakin dimaksimalkan, selain untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan juga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. “Infrastruktur pariwisata harus nyaman dan sesuai standar,” pungkas Sumbogo. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Akhirnya! Jembatan Gedangan, Borang dan Tremas kini bisa Digunakan

Warga Desa Gedangan, Kebondalem, Ngreco Kecamatan Tegalombo dan Ngile Kecamatan Tulakan hari ini wajahnya hinar binar dipenuhi rasa syukur, lantaran jembatang penghubung antar desa dan kecamatan secara resmi dapat digunakan. Setelah diresmikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Pacitan Yudi Sumbogo. Hari ini  (12/03).

Tiga tahun lamanya jembatan yang berada di Dusun Kalilongan, Gedangan ini roboh akibat diterjang banjir bandang Oktober 2017 silam. Jika musim hujan masyarakat terpaksa harus memutar 5 kilometer menggunakan jembatan di Desa Kebondalem. “Jika kemarau kita bisa lewat sungai,” terang Eko Prayitno warga sekitar.

Ini bukan satu-satunya jembatan yang selesai rehabilitasi dan rekonstruksi, ada juga jembatan Borang di Desa Borang dan jembatan Tremas Di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari.

Erwin Widyatmoko Camat setempat di kesempatan itu mengaku, jembatan begitu dinanti masyarakat untuk menunjang mobilitas. Baik ekonomi, pendidikan dan kesehatan antar desa dengan kendaraan roda empat. “Ini juga menginspirasi kita akan pentingnya jembatan sebagai penghubung semua bidang,” kata Edwin.

BPBD Pacitan sebagai pelaksana rehabilitasi di tiga titik tersebut mengatakan masih ada 21 titik rehab dan rekon lain dengan total anggaran senilai Rp. 27 Miliar. Bersyukur di tahap ini pengerjaan dapat rampung tepat waktu sehingga tidak ada beban kepada masyarakat. “Targetnya harus jadi. Tidak boleh setengah-setengah,” kata Didik Alih Wibowo Kepala BPBD Pacitan di kesempatan yang sama.

Didik juga mengaku bangga dengan masyarakat, mereka tidak sungkan melibatkan diri dalam pembangunan jembatan Gedangan. Bahkan beberapa warga ikhlas merelakan tanah miliknya untuk pembangunan rehabilitasi jembatan ini.

Sementara itu dalam sambutannya di hadapan warga Kecamatan Tegalombo Wabup Sumbogo mengatakan tragedi banjir bandang 2017 cukup membuat lumpuh sektor perumahan dan umum Kabupaten Pacitan. Tiga tahun lalu banjir merendam 49 desa dan tanah longsor mengisolasi 99 desa di seluruh kecamatan di Pacitan.

Berbagai upaya dilakukan Pemda Pacitan dengan pemanfaatan program APBD serta meminta bantuan BNPB untuk mengatasi masa sulit tersebut. Akhirnya Jembatan Gedangan salah satu diantaranya bisa kelar dan bisa mendukung mobilitas warga. “Jembatan harus mendorong mobilitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Sumbogo.

Tidak lupa, untuk menjaga berbagai risiko daerah bantaran sungai Grindulu dan wilayah bukit, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penanaman rumput Vetiver (Akar Wangi) oleh Sumbogo dan segenap Pejabat yang mendampingi. “Akar Wangi bisa menahan longsor, erosi, korosi dan abrasi sedimen pada badan sungai,” tambah Sumbogo. (budi/mg/riyanto/wira/DsikominfoPacitan).

Johan Budi; Apresiasi Inovasi Dukcapil Pacitan

Kunjungan kerja Johan Budi Sapto Prabowo atau akrab Johan Budi ke Kabupaten Pacitan hari ini (11/03) menyoroti beberapa hal penting, diantaranya di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan tentang ketersediaan Blangko E KTP.

“Ternyata tidak ada masalah. Mereka malah menargetkan di akhir Maret ini sudah tidak ada lagi Suket (Surat Keterangan) ini adalah kabar gembira,” kata mantan Jubir Istana Kepresidenan tersebut kepada awak media yang mengikuti kegiatannya.

Mantan Wartawan berusia 54 tahun tersebut justru mengaku bangga dengan berbagai inovasi yang dilakukan Dukcapil Pacitan. Diantaranya adalah dilibatkannya PT. Pos untuk mengirim E KTP atau surat lain jika sudah jadi. Ia mengaku terobosan tersebut tidak pernah dilihatnya di wilayah lain.

Aspek penting yang akan diusung ke Jakarta kata Johan adalah masalah distribusi blangko, ia sependapat jika cukup provinsi yang mengambil blangko k Jakarta. “Masih untung jika di Jawa, jika di Papua bagaimana, makanya nanti kami coba akan rapatkan dengan Pak Mendagri” lanjut Dia.

Mantan Juru Bicara KPK tersebut juga mengapresiasi totalitas Dukcapil Pacitan dalam menghadapi Pilbup 23 September mendatang dengan tetap membuka pelayanan di hari pemilihan. Hal tersebut ia anggap penting mengingat beberapa hari sampai dengan hari pencoblosan pasti ada masyarakat yang baru menginjak tujuhbelas tahun.

Pada masa Reses di Pacitan ini Johan Budi juga akan melakukan pertemuan dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Bawaslu, KPU, BPN dan diakhiri dengan pertemuan dengan para Dalang Pacitan di Kecamatan Arjosari, Pacitan. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Berita Ekonomi Kabupaten Pacitan

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kabupaten Pacitan Bulan Februari 2020 Inflasi 0,17 Persen

Pada bulan Februari 2020 Kabupaten Pacitan mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,31 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, semuanya mengalami inflasi. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,61 persen, diikuti kelompok sandang yaitu sebesar 0,09 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar  yaitu sebesar 0,07 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen,  kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,02 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah ikan tongkol, bawang merah, batu bata, terong panjang, tahu mentah, minyak goreng, gula pasir, daging ayam kampung, bayam dan kelapa.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, semen, pepaya, cabai merah, bawang putih, pisang, layur, tengiri, kangkung, lele, dan kacang tanah.

Laju inflasi tahun kalender (Desember 2019 – Februari 2020) Kabupaten Pacitan  sebesar 0,74 persen. Inflasi year-on-year ( Februari 2020 terhadap Februari 2019) Kabupaten Pacitan  sebesar  3,41  persen

*(StatistikDiskominfoPacitan)

Kethek Ogleng Resmi Kantongi Hak Cipta

Setelah melalui perjuangan panjang, seni tari Kethek Ogleng resmi mengantongi hak cipta. Karya seni hasil cipta Sukiman seniman asal Desa Tokawi Kecamatan Nawangan itu, telah sah terdaftar dikementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan nomor pencatatan 090997.

Dalam selembar piagam yang ditandatangani Kemenkum HAM RI Dirjen Kekayaan Intelektual U.b. Direktur Hak Cipta dan Desain Industri Kemenkum HAM RI, tertera pemohon atas nama Sukiman alamat Dusun Jelok RT 01 RW 11 Desa Tokawi Kecamatan Nawangan. Pemegang hak cipta tertulis atas nama Sukiman, jenis cipta adalah seni tari dengan judul ciptaan Kethek Ogleng. “Kula bingah sanget, mugi kethek ogleng saget ngrembaka turun temurun (saya sangat senang sekali, semoga kethek ogleng dapat berkembang sampai anak cucu)” ungkap Sukiman, saat menerima piagam hak cipta yang diserahkan Bupati Pacitan, Senin (09/03/20). Bupati Indartato juga merasa bangga karena karya seni kethek ogleng sudah memiliki hak cipta. Namun demikian, yang terpenting adalah melestarikan karya seni tersebut. Bupati berharap, tari kethek ogleng nantinya masuk dalam muatan lokal pendidikan. “Kita semua punya kewajiban untuk melestarikan kesenian asli Pacitan” pinta bupati.

Tari kethek ogleng merupakan karya asli seniman Pacitan asal Desa Tokawi Kecamatan Nawangan. Tarian yang terinspirasi dari tingkah polah kera ini menjadi sajian indah ketika dipadu dengan gamelan. Tari kethek ogleng pertama kali diumumkan atau ditampilkan ke publik sejak tahun 1963 di daerah asalnya Desa Tokawi. (HumasPacitan/DiskominfoPacitan)

Segera Ada Penanganan Fasum

Bupati meninjau SDN Gondang 1 Kecamatan Nawangan yang terdampak longsor, Senin (09/03/20)

Bupati Pacitan Indartato menginginkan pemulihan terhadap Fasilitas umum yang terdampak bencana segera terealisasi. Pasalnya, selain fungsinya yang vital beberapa fasilitas umum yang rusak seperti sekolah kondisinya membahayakan. “Kita tangani dengan memanfaatkan anggaran bencana dari APBD” kata bupati saat meninjau SDN Gondang 1 Kecamatan Nawangan yang terdampak longsor, Senin (09/03/20). SDN Gondang 1 mengalami longsor yang dapat mengancam bangunan gedung. Longsor sepanjang 35 meter dengan ketinggian sekitar 7 meter itu menyebakan pagar halaman belakang ambruk serta bangunan ruang yang berdekatan retak.

Melihat kondisi longsor yang membahayakan keselamatan, bupati Indartato minta kepala sekolah untuk mengamankan area dari jangkauan anak anak. Bahkan, untuk ruangan UKS yang berdekatan dengan longsoran untuk tidak digunakan terlebih dahulu. “Saya minta ada penanganan segera karena SDN Gondang 1 sebentar lagi akan menghadapi penilaian sekolah Adiwiyata” ungkapnya lagi.

Guna mengamankan gedung sekolah dengan jumlah siswa 105 anak itu akan dibangun talud. Demikian pula dengan saluran air akan ditata agar tidak memicu longsor kembali. (HumasPacitan/DiskominfoPacitan)

PHBS dan Sholawat Tibbil Qulub Cara Ampuh Tangkal Covid-19

Ratusan masyarakat Kabupaten Pacitan pagi ini kompak melafalkan sholawat Tibbil Qulub sebelum melakukan senam bersama, dalam Kampanye Pacitan Sehat Cegah Covid-19 melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Alun-alun Pacitan (08/03).

Ditinjau dari penelitian dan data, Covid-19 yang merebak di 62 negara di dunia akhir-akhir ini tidak lebih berbahaya ketimbang virus lain seperti Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS). Pasalnya lebih dari 94 persen penderita umumnya berhasil sembuh.

Justru yang memperkeruh keadaan dan penting untuk segera disikapi adalah berita hoax, masyarakat harus paham dan dewasa terhadap Covid-19 supaya hoax tidak merajalela. “Pasien meninggal rata-rata karena panik,” kata Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir dalam kegiatan itu.

Senada dengan Kapolres, Dandim 0801 Pacitan, Letkol. Nuri Wahyudi mengatakan masyarakat harus tetap tenang tanpa mengindahkan larangan pemerintah.”Intinya Covid-19 ini tidak seganas yang disampaikan berita,” ujar mantan Paspampres di era SBY tersebut.

Bupati Pacitan Indartato senang melihat semangat peserta senam, meski alun-alun sempat diguyur hujan, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk dapat hidup sehat.

Pak In sapaan Bupati juga berpesan supaya materi yang disampaikan Panitia tersebut agar nanti diaplikasikan dalam kehidupan dan disampaikan kepada keluarga dan lingkungan masing-masing. “Semoga virus ini tidak sampai di Pacitan. (Budi/timDiskominfoPacitan).

Kicau Burung Ikut Serta Memeriahkan Hajatan 275

Burung kicau komunitas terbaik Jatim, Jateng dan DIY andil meriahkan gelaran Hajatan ke-275 tahun, dalam wadah Lomba Burung Berkicau Bupati Cup 3 Pacitan yang dilaksanakan kemarin (08/03) di Alun-alun Pacitan.

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan menyaksikan acara tersebut didampingi Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto dan Komandan Kodim 0801 Pacitan Nuri Wahyudi. Pada kesempatan tersebut Pak In juga berkesempatan “menggantakan” burung berjenis Kacer atau Kucica Kampung (Oriental magpie-robin), hal tersebut sontak membuat lomba tersebut semakin meriah.

Pak In diakhir kegiatan juga berkesempatan menyerahkan hadiah piala kepada pemenang dalam kontes tersebut. (DiskominfoPacitan).

Kontes Dan Pameran Bonsai

Bupati Pacitan Indartato secara resmi membuka Pameran Bonsai bertajuk “Pacitan Ngremboko”. Kontes dan pameran tersebut rencananya akan dilaksanakan selama sepekan ke depan, hingga (14/03). Acara ini masih dalam rangkaian Hajatan ke 275 yang digagas oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Soal CPNS; SKB Tunggu Jadwal BKN

Tahap pertama Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Pacitan usai dilaksanakan akhir Februari lalu. Peserta yang berhasil lolos SKD tersebut nantinya akan masuk ke tahapan selanjutnya pada bulan ini.

“Kapan tanggalnya masih belum ada informasi dari pemerintah pusat (Badan Kepegawaian Negara/BKN),” ujar Supomo, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pacitan, kemarin (04/02/2020) kepada Diskominfo Pacitan.

Mekanism tahapan kedua atau Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dikabarkan tidak jauh berbeda dari tahapan pertama. Namun sesuai namanya, seleksi lebih spesifik pada teknis bidang yang dilamar. Mengenai lokasi tes di tahap kedua tersebut juga masih menunggu informasi dari BKN.

Dari sekian formasi yang dibuka di Kabupaten Pacitan, 35 persen diantaranya diisi oleh peserta dari luar kota Pacitan, sisanya 65 persen adalah pelamar dari putra daerah. Dari hasil SKD akan diambil 3 peserta untuk mengikuti SKB. “Dari sekian formasi akan diambil 3 untuk mengikuti SKB,” tambah Supomo.

Panitia kabupaten kembali menegaskan bahwa seluruh mekanisme penerimaan CPNS adalah mutlak wewenang pemerintah pusat, panitia kabupaten hanya memfasilitasi segala sesuatu yang bersifat persaratan. “Kami hanya sampai diluar ruangan,” pungkas Supomo. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tidak Mustahil; Coronavirus Bisa Saja Serang Pacitan

Bupati Pacitan Indartato melihat langsung ruang isolasi berstandar hingga ambilan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono

Covid-19 atau Coronavirus sejak awal tahun 2020 bak artis yang menjadi perbincangan utama ribuan media, namun juga membikin was-was warga dunia tanpa terkecuali masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten Pacitan.

Sebenarnya jika dilihat secara geografis Kabupaten Pacitan jauh dari Provinsi Wuhan, China tempat asal virus yang menyerang saluran pernafasan mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pertama kali ditemukan pada Juli 2003 silam.

Tetapi, tidak menutup kemungkinan sejak dilaporkannya 2 pasien positif Covid-19 di Indonesia nantinya menjalar ke Pacitan. Skenario terburuk itulah menjadi modal, Mengingat kota berjuluk Paradise Of Java ini adalah salah satu gerbang wisata di Jawa Timur.

Turis asing biasa lalu lalang dan bersinggungan langsung dengan pelaku wisata dan masyarakat, disisi lain banyak warga masyarakat Pacitan yang merantau dikota besar atau sebaliknya.

Untuk itu sesuai perintah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono mengambil langkah cepat meski hal tersebut teramat jauh kemungkinannya, dengan menyiapkan segala piranti manajemen perawatan dan pengobatan Covid-19 berupa ruang isolasi berstandar hingga ambilan.

Bupati Pacitan Indartato usai melihat langsung ruang isolasi tersebut mengatakan, kesiapan rumah sakit berplat merah ini nantinya juga bakal diperkuat kesiapan seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu di semua wilayah sesuai dengan pemerintah pusat.

“Pertama kita menyiapkan rujukan di rumah sakit yang saat ini kita tinjau bersama kapolres dan dandim. Antisipasi supaya tidak ada coronavirus di Pacitan,” terang Bupati kemarin (04/03/2020). Tidak cukup, selanjutnya Pemda akan menerbitkan Instruksi Bupati berkaitan pencegahan Covid-19 yang melibatkan semua komponen termasuk kepala desa dan camat.

Sementara di kesempatan berbeda, T. Andi Faliandra Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan menyampaikan, sesuai mekanisme pemeriksaan terhadap wisatawan asing dapat dilakukan di titik masuk baik di Bandara ataupun di pelabuhan. “Pemeriksaan tidak bisa dilakukan di lokasi wisata,” kata Andi melalui sambungan telepon (05/03/2020).

Beruntung data menunjukan jarang ada wisatawan yang berasal dari negeri tirai bambu dan sekitar, umumnya wisatawan datang ke Pacitan dari Benua Eropa dan Australia yang memilih pantai Pancer Door dan Watukarung.

Disparpora jauh-jauh hari ternyata telah melakukan berbagai himbauan kepada para pelaku wisata di Pacitan untuk siaga dan waspada berbagai kemungkinan tanpa mengurangi pelayanan dan kenyamanan. “Kita sudah siap dari awal, tapi kita tidak bikin heboh,” pungkas Andi.

Sejak dini, pemerintah mewanti-wanti masyarakat Kabupaten Pacitan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan hidup sehat untuk menghadapi pagebluk ini. Termasuk hindari mengunggah informasi hoax di sosmed yang justru dapat membuat salah kaprah masyarakat dalam menyikapi Covid-19. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gerak Cepat Atasi Bencana

Pemerintah sangat memahami keresahan warga yang bermukim di sepanjang bantaran sungai dan anak sungai Grindulu hingga hulu di wilayah proyek pengerjaan Waduk Tukul Desa Karanggede, Arjosari. Curah hujan meningkat membuat air sungai acap kali naik ke pekarangan warga.

Termasuk mengakibatkan erosi ratusan meter di Dusun Ngawen 1, Desa Semanten dan mengancam setidaknya 4 rumah warga dan membuat roboh Jembatan Trobakal di Desa Karangrejo, Arjosari. Apalagi Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukan adanya peningkatan curah hujan sepekan ke depan.

Berbagai masukan yang disampaikan masyarakat begitu penting bagi Bupati Pacitan Indartato yang melihat langsung kondisi masyarakat  terdampak. Hari ini (04/02/2020) di Desa Semanten dan Desa Tambakrejo Kecamatan Pacitan. Kemudian di belakang pasar Arjosari, Desa Nggayuhan, Karangrejo dan Karanggede Kecamatan Arjosari.

Kepada masyarakat Pak In, sapaan Bupati mengatakan bahwa secepatnya kondisi yang membuat warga was-was tersebut dapat segera diatasi. Namun disisi lain masalah sungai bukanlah kewenangan Pemda tetapi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Beruntung BBWS telah menggelar kaji cepat kondisi erosi di Desa Manten, dan gambar yang diambil oleh tim sudah mendapatkan verifikasi pemerintah pusat, kemungkinan bronjong yang dibutuhkan sepanjang 400 meter akan segera dipasang. “Dana bisa diambil dengan mekanisme, kita tunggu saja,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Pacitan di kesempatan yang sama.

Pak In dihadapan warga juga menyampaikan  akan terus melakukan berbagai upaya sehingga masalah semua bencana segera ditangani. Karena dirinya mengaku khawatir tatkala turun hujan dengan intensitas tinggi.

Upaya pengalihan aliran sungai juga menjadi perhatian dan harus segera dilakukan pihak terkait, ditambah mengupayakan pembangunan jembatan Trobakal. “Daerah pomo duwe duit lan kewenangan wes tak garap dewe,” ungkap Dia.

Hingga artikel ini ditulis, rombongan Bupati melanjutkan kegiatan di Kecamatan Bandar, melihat langsung kondisi masyarakat yang terdampak longsor di Desa Bangunsari, Petungsinarang, Bandar dan meninjau jembatan ambrol di Desa Jeruk. Pada kesempatan tersebut Pak In juga berkesempatan memberikan bantuan berupa paket sembako, makanan siap saji, terpal dan selimut kepada para korban. (Budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tenang dan Waspada; Curah Hujan Meningkat Sepekan Ke Depan

Prakiraan cuaca yang dirilis Badan meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG) menunjukan peningkatan intensitas hujan khususnya di Kabupaten Pacitan selama sepekan ke depan. Hal tersebut berdampak langsung seperti di lokasi Waduk Tukul di Desa Karanggede dan Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari yang membuat jembatan Trobakal putus. “Bersyukur, air tidak sampai masuk ke rumah,” kata Putatmo Sukandar Camat setempat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo menyampaikan peningkatan volume air di sungai grindulu seperti video yang viral di sosmed kemarin (02/03/2020) tersebut masih dalam kondisi normal dan tidak perlu disikapi berlebihan. “Namun kami bersama seluruh unsur relawan tetap waspada,” ujarnya (03/03/2020) kepada Diskominfo Pacitan.

Disamping itu BPBD telah melakukan berbagai langkah preventif, salah satunya menyiagakan tim BPBD, dilanjutkan menyiagakan seluruh relawan baik dari unsur pemerintah, TNI, Polri dimulai dengan memberikan pemahaman terhadap update informasi.

Dilanjutkan pergerakan seluruh relawan menuju pos-pos penting guna menambah kesiapsiagaan jika intensitas hujan terus meningkat. Belum cukup sampai disitu, BPBD yang telah terafiliasi dengan tim siaga banjir dan longsor di kecamatan melakukan komunikasi guna memantau seluruh perkembangan yang ada di Kabupaten Pacitan. “Jika dibutuhkan kapanpun seluruh relawan siap diaktifkan,” tambah Didik.

Menyikapi berbagai informasi yang beredar di sosmed, masyarakat diharap untuk tetap tenang meski kewaspadaan perlu tetap ditingkatkan. Pemerintah akan berupaya maksimal melayani masyarakat, utamanya akses masyarakat akan menjadi prioritas, karena Negara harus hadir di semua kondisi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Rock Reunion 2020 Lengkapi Hajatan 275

Tidak ada rasa canggung saat Sekretaris Daerah (Sekda) Heru Wiwoho diminta naik keatas panggung, menyumbangkan tembang dalam acara Rock Reunion Pacitan 2020 rangkaian Hajatan 275, kemarin (29/02/2020) di Alun-alun Kabupaten Pacitan.

Sesaat sebelumnya, Isteri Wabup Yudi Sumbogo,  Ninik Setyorini juga diminta memeriahkan acara tersebut dengan tembang terbaik Niki Astria yang pernah tenar di tahun 90an ‘Biar Semua Hilang’.

Bertambah hangat karena di kesempatan Ngerock bersama tersebut para pejabat menyanyikan lagu Jamrud ‘Selamat Ulang Tahun’. Dilanjutkan tembang God Bless ‘Rumah Kita’ atas usulan Kepala Dishub Pacitan, Wasi Prayitno.

Sebelumnya Sekda dalam sambutannya mewakili Bupati Pacitan Indartato menyampaikan kegiatan non fisik dirasa sangat perlu diperhatikan disamping kegiatan fisik yang terus dilaksanakan. “Ini perlu ditingkatkan di masa-masa yang akan datang,” ujar Dia.

Heru juga berharap, semangat para rocker senior Pacitan dapat menggugah generasi muda untuk mengembangkan bakat dan kreativitas dalam bidang masing-masing. “Semua untuk kemajuan Kabupaten Pacitan,” pungkasnya. (budi/web/zaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ayo!Tanam Rumput Akar Wangi untuk Cegah Longsor, Abrasi dan Erosi

Salah satu awak media merasa pesimis dengan penanaman rumput Vetiver (Akar Wangi/Lara Setu) di tepian sungai Grindulu pagi ini, (28/02/2020). “Pohon saja tumbang dan hanyut, apa lagi hanya rumput,” gumamnya, yang akhirnya menjadi perbincangan kecil para awak media sebelum wawancara.

Tidak disangka, rumput tersebut memiliki akar yang kuat, akarnya dapat menjalar dan menghujam tanah sedalam Lima meter di usianya 10 bulan, bisa menghambat tanah yang memiliki potensi longsor dan abrasi.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo Hadir dalam kegiatan ini, didampingi Dandim 0801 Letkol Inf. Nuri Wahyudi dan Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto S.I.K memulai kegiatan dengan apel bersama dan dilanjutkan penanaman rumput.

“Semoga mampu memberi motivasi dan dorongan serta pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat terhadap kelestarian alam dan lingkungannya, selanjutnya harus ditindaklanjuti di kecamatan-kecamatan,” harap Yudi.

Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang mempunyai potensi besar terjadinya tanah longsor, abrasi dan erosi, termasuk disepanjang tepian sungai grindulu dan sungai lain, pemerintah dan masyarakat harus bersatu mencegah dan meminimalisir potensi tersebut melalui program Nasional penanaman Vetiver. (budi/amjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Saatnya Kompak Hadapi Demam Berdarah

Sepertinya urusan kebersihan rumah dan lingkungan ogah dikesampingkan, apalagi di bulan Januari dan Februari dengan musim seperti ini, Aedes Aegypti si pembawa Dengue merajalela.

Jika dibiarkan keadaan dapat berubah menjadi runyam, ditandai naiknya status Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada 2015 silam yang berisiko mengancam korban jiwa.

Jangan biarkan air menggenang dimanapun, itu bisa menjadi media nyamuk berkembangbiak, dimulai dari telur dan tak lama menjadi jentik. Sementara di baju yang menggantung, vas bunga atau dibalik pigura juga harus diperhatikan, karena tempat tersebut persembunyian yang nyaman para indukan.

Sekali lagi tak ada cara paling ampuh kecuali bahu membahu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) untuk menghadapi siklus tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini.

Seperti yang dilakukan masyarakat Temon, Ploso, Pacitan sore ini (27/02/2020). “Kita juga akan melakukan PSN di sekolah-sekolah,” kata Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir di acara itu.

Sebagaimana rilis akun resmi Pemkab Pacitan bersama Dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan bahwa Fogging bukan cara terbaik membasmi nyamuk demam berdarah. Karena hanya akan membuat nyamuk menjadi resisten (Kebal), bahkan pada obat nyamuk sekalipun.

Keadaan tersebut harus dimengerti dan dipahami  seluruh komponen Masyarakat Kabupaten Pacitan sebelum keadaan berubah. Hanya karena kebersihan rumah dan lingkungan yang acap kali dikesampingkan. “Menjaga kebersihan tidak harus dilakukan saat menunggu banyak kasus DBD, tapi setiap waktu,” pungkas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tim Terbaik Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri Dan Gunungkidul Rebutan Piala Bupati

Sebanyak 33 tim voli Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri dan Gunungkidul akan berlaga merebutkan piala bergilir Bupati Pacitan Indartato di Turnamen Bola Voli OSIS XX SMAN 1 Pacitan, event tahunan tersebut merupakan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) Ke-275.

Andra Al Kahfi Nasution, Ketua Penyelenggara menyampaikan Turnamen Bola Voli OSIS akan digelar di Gor Pacitan mulai hari ini (26-29/02/2020). Selain piala bergilir, panitia juga menyiapkan uang pembinaan dengan total sebesar 16 juta rupiah.

“Kegiatan ini penting dilakukan, sebagai upaya kreatif kami dalam pembentukan karakter individu pada bidangnya masing-masing,” kata Andra.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang berkesempatan hadir dan membuka secara resmi kegiatan tersebut memahami olahraga bola voli sangat digemari semua kalangan di Kabupaten Pacitan. Tak jarang dari kegandrungan tersebut membuahkan berbagai piala bergengsi baik di kancah regional dan nasional.

“Kegiatan ini harus terus dilaksanakan untuk menemukan bibit unggul baru atlet masa depan yang akan mengharumkan Kabupaten Pacitan,” kata Yudi. Selain itu olahraga juga sebagai sarana silaturahmi antar masyarakat dan pemerintah dan memperkokoh persatuan dan kesatuan. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tetap Antusias Lihat Langsung Pandu Swarga

Masalah pagelaran wayang kulit, antusias masyarakat kabupaten Pacitan tidak tergadaikan dengan rintik hujan yang berubah menjadi lebat. Malahan, terdengar riuh masyarakat bergumam, deras hujan adalah berkah Tuhan untuk Pacitan yang telah berusia 275 tahun

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo menyerahkan tokoh wayang Werkudoro kepada Ki Dalang Seno Nugroho, pertanda pagelaran wayang kulit semalam penuh dimulai, beruntung hujan pun berangsur-angsur reda.

Malam ini, disaksikan semangat nguri-uri budaya jawa, Ki Dalang dengan suluk-suluknya memilih lakon Pandu Swarga.

Sebelumnya, Wabup bersama pejabat lintas vertikal dan Pemda Pacitan berkesempatan menyerahkan piala Juara 1 Bola Voli FKKD Kepada Kecamatan Pringkuku, juara 2 Kecamatan Pacitan, juara 3 Kecamatan Kebonagung dan Ngadirojo. Diserahkan juga hasil Permainan Hadang, juara 1 kembali diboyong Kecamatan Pringkuku, juara 2 Desa Purworejo dan juara 3 oleh bersama Kecamatan Bandar dan Desa Widoro. (TimDiskominfoPacitan).

Festival Karawitan Pelajar Keren Tapi Dindik Harus Berinovasi

Di lubuk jiwa masyarakat Kabupaten Pacitan, tersimpan ragam kebudayaan yang terus dijaga dan dilestarikan. Meski diluar sana arus deras budaya asing mengancam sendi-sendi generasi muda. Bukannya alergi dengan kebudayaan lain, tapi budaya yang kelihatannya indah itu tidak relevan jika diaplikasikan masyarakat ketimuran, gara-gara minimnya norma dan nilai sosial.

Saat ini generasi muda begitu melek informasi, berpotensi besar menjadi pelaku aktif budaya asing, mereka harus segera diberi wadah dan pemahaman. Untungnya pemangku kepentingan menyadarinya, melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan rutin memfasilitasi pelajar untuk berkarya melalui Festival Karawitan Pelajar (Hajatan ke-275).

Di kota berjuluk Paradise Of Java ini gelaran tersebut sangat bergengsi dan digandrungi, siapa yang menjadi juara tampak begitu bangga. Bukan sombong, tetapi sebagai wujud syukur telah turut berkontribusi menjaga budaya jawa sebagai warisan yang tak ternilai.

Daryono, Kepala Dindik Pacitan berkomitmen untuk profesional mewadahi peserta didik dalam menunjukkan kebolehannya, dengan selalu mengundang juri netral dari akademisi seni dari kota lain. Begitu juga peserta yang harus dapat menunjukan kartu pelajar dan surat rekomendasi dari kepala sekolah masing-masing sebagai syarat mutlak.

Ketatnya peraturan ternyata tidak menyurutkan minat sekolah untuk mengirim grupnya, menyuguhkan performa terbaik lalu memboyong juara dalam pagelaran ini. “Puluhan grup terdaftar, acara akan berlangsung hingga besok (25/02),” ujar Dia.

Sementara Pemda Pacitan akan terus mengalokasikan dana untuk kepentingan ini, setidaknya dari tahun 2015 sebanyak 24 set gamelan diserahkan kepada sekolah di Kabupaten Pacitan, untuk tahun ini kata Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM, Sumoro Hadi kembali akan menyerahkan 8 set gamelan kepada sekolah terpilih.

“Pemda mengapresiasi guru, pengawas, pembimbing dan yang lain yang telah mengantar siswa memahami budaya sendiri,” kata Sumoro, di kesempatan yang sama (24/02/2020), mewakili Bupati Pacitan Indartato yang berhalangan hadir.

Tiga kali Pujiani dipercaya panitia menjadi salah satu juri, perempuan yang menamatkan Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya tersebut menilai agenda semacam ini penting dilakukan. Usia sekolah dasar, menengah dan atas yang memahami seni budaya Jawa akan mendorong mereka menggali potensi yang dimiliki.

“Seni budaya yang paling urgen adalah untuk menetralkan jiwa,” jelas Suci. Namun disatu sisi panitia juga mesti memperhatikan aspek lain dalam rangka melakukan inovasi. Seperti menambah kegiatan menjadi dua kali setahun.

Tidak bermodel festival, tetapi berbagai kegiatan pelatihan yang melibatkan para pakar dibidangnya. Sehingga meningkatnya kualitas para siswa dan siswi, berdampak lahir banyak seniman-seniman besar dari kota 1001 Goa ini. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

SBY “Rasanya tidak berlebihan jika saya membangun museum di tanah kelahiran saya”

Pembangunan Museum Dan Galeri Seni SBY*ANI yang berada Jalur Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan akan segera terlaksana, hal tersebut menjadi mimpi bersama antara warga masyarakat Kabupaten Pacitan dan keluarga Cikeas.

Bangunan diatas tanah seluas 1,5 hektar ini resmi dilaksanakan ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekan tombol sirine, sebelumnya Ia didampingi kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Budiono Wakil Presiden RI Ke-11, Chairul Tanjung, Pramono Edhie Wibowo,  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ratna Joko Suyanto dan Bupati Pacitan Indartato melakukan Groundbreaking.

SBY mengaku bahwa pembangunan museum dan galeri tersebut terinspirasi dari lawatanya ke Museum Bung Karno bersama istri saat ia masih menjabat sebagai Presiden RI. Usai SBY di periode ke-2, ia bersama istri lalu melakukan studi banding ke Amerika untuk melihat langsung empat museum presiden guna menambah inspirasinya.

“Rasanya tidak berlebihan jika saya membangun museum di tanah kelahiran saya,” kata SBY yang mengaku pembangunan tersebut sebenarnya akan direalisasikan bersama mendiang istri tercintanya Krristiani Herawati (Ani Yudhoyono). Lantaran rasa cinta yang luar biasa Ani kepada Kabupaten Pacitan, dimulai pertama kali SBY mengajak Ani ke kampung halamanya tahun 1973 silam.

Perencanaan dan pembangunan Museum Dan Galeri SBY*ANI tersebut melibatkan banyak sosok, termasuk diantaranya adalah mahasiswa Trisakti. Sesuai dengan gambar, museum tersebut nanti akan memuat berbagai hal tentang perjalanan hidup dan karir SBY, mulai lahir dan tumbuh, hingga ia mengemban amanah menjadi orang nomor satu di Indonesia selama dua periode.

“Dari depan berdiri enam pilar, sebagai representasi Presiden RI ke-6, ada juga Batik Pace mewakili Kabupaten Pacitan dan bunga flamboyan yang mewakili Ibu Ani Yudhoyono,” kata Direktur Pembangunan Museum Ossy Darmawan saat sambutannya (22/02/2020).

Diakui oleh Gubernur dan Bupati, pembangunan Museum Dan Galeri SBY*ANI yang dilaksanakan di Pacitan ini membuat keki mereka gemeteran, rasa syukur dan ucapan terima kasih diucapkan kedua pemimpin tersebut berkali-kali.

Tak ayal, Bagi Khofifah rencana besar SBY di kampung halamanya ini akan memacu generasi muda di Jawa Timur dan Pacitan khususnya untuk lebih memacu diri menjadi manusia yang memiliki kualitas. “Hadiah yang luar biasa di Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang ke-275 tahun,” ujar Khofifah.

Lalu, kontribusi apa yang bakal didapat Kabupaten Pacitan, diantara deretan hal positif termasuk yang disampaikan Khofifah adalah semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pacitan. Jelas berdampak langsung pada peningkatan perekonomian dan lapangan pekerjaan. “Tahun ini 2,3 Juta kunjungan, semoga tahun depan 5 juta kunjungan ke Pacitan,” harap Indartato. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

SBY Awali Kunjungan Dengan Kibarkan Bendera Start Jalan Sehat Hajatan 275

Rangkaian kunjungan Presiden Ri Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kabupaten Pacitan diawali dengan mengibarkan bendera start jalan sehat dalam rangka (Hajatan) ke-275, Pagi ini (21/02/2020). Kunjungan tersebut merupakan kali pertama pasca wafatnya sang istri Kristiani Herrawati atau akrab dipanggil Ani Yudhoyono.

SBY didampingi putra keduanya Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) dan rombongan kemarin (20/02), ia disambut langsung Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran. Rencananya SBY akan berada di kampung halaman hingga pekan depan (24/02/2020).

Berbagai kegiatan penting akan dilakukan SBY di Pacitan, utamanya Groundbreaking Museum Dan Galeri Seni SBY-Ani. Berlokasi di Jalan Lintas Selatan (JLS) Kelurahan Ploso, Pacitan, diatas tanah 1,5 hektar.

Sesuai jadwal resminya putra terbaik Pacitan tersebut juga akan membuka penyisihan Invitasi Bola Voli Pacitan, SBY Cup 2020, yang akan digelar di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pacitan pukul 14:00 WIB nanti.

Agenda penutup, dikabarkan SBY juga akan melakukan pertemuan dengan para tokoh masyarakat dan tim voli pada Minggu malam (23/02/2020). Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Gedung Gasibu Swadaya Pacitan. (tim/DiskominfoPacitan).

Ciptakan Model Pendidikan Berkualitas Dalam Pertunjukan Geguritan

Kebudayaan dan seni menjadi bagian penting di bangku sekolah, untuk  pendidikan generasi muda di Kabupaten Pacitan yang berkualitas, termasuk pada kesenian Geguritan. Selalu digelar dan menjadi rangkaian Hari Jadi Pacitan (Hajatan).

Diikuti oleh 24 peserta dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Pacitan, para guru paud dan sederajat tersebut diatas panggung berusaha keras menampilkan performa terbaiknya. Dengan durasi yang ditentukan berbagai pesan disampaikan, tentang norma berkehidupan, dan sebagainya.

Geguritan kali ini kembali dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan, Hari ini (20/02/2020), orang nomor satu di Pacitan, Indartato berkesempatan membuka acara tersebut, didampingi istri, Wakilnya Yudi Sumbogo dan jajaran Pemkab Pacitan.

Saat sambutannya Pak In, Sapaan Bupati Indartato meminta, setiap fragmen yang disajikan peserta agar dipahami maknanya dengan mendalam. “Mari kita gagas, supaya hidup kita lebih baik,” minta Pak In.

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Pacitan berkomitmen nguri-uri kebudayaan jawa yang dimiliki. Berharap dengan Geguritan para guru dapat menciptakan satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik. “Alhamdulilah animo peserta meningkat sekali setiap tahun,” kata Ririh Enggar Murwati, Kabid Paud Dan Dikmas Dindik Pacitan.

Selain itu Dindik juga telah menyiapkan strategi, sebagai inovasi kegiatan Geguritan supaya dapat menjadi sebuah tontonan yang asyik bagi masyarakat luas di Kabupaten Pacitan. “Sudah kami bicarakan, tunggu saja,” pungkas Enggar. (budi/mg/riyanto/wira/DikominfoPacitan).

Sempurnakan Hajatan 275; Baznas Gelar Doa Bersama Dan Tasarufkan Dana

Sebanyak 480 orang di Kecamatan Pacitan hari ini (17/02/2020) berkumpul di Pendopo Kabupaten Pacitan, mereka adalah para guru ngaji di masjid dan mushola, anak-anak yatim piatu yang masih sekolah di sekolah dasar dan menengah serta tukang becak dan keluarga kurang beruntung.

Bersama Bupati Pacitan Indartato dan jajaran melaksanakan istighosah dan doa bersama, menyempurnakan Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) ke-275 yang dilanjutkan pentasyarufan dana Baznas Pacitan periode Januari 2020.

Pelaksana Harian Baznas, Harminto mengatakan para guru ngaji, anak yatim dan keluarga kurang beruntung tersebut masing-masing mendapat bantuan Rp.200.000, sedang tukang becak mendapat Rp.150.000.

Baznas juga menyerahkan modal dana tanpa bunga kepada pedagang terpilih di pasar Arjowinangun dan Minulyo sebesar Rp.2.500.000 dan bantuan pelaku usaha mikro di desa ketro sebesar Rp.3.500.000. “Hari ini juga kami serahkan dana baznas kepada 3 orang mualaf,” terang Harminto kepada Diskominfo Pacitan.

Kerja keras dan keterbukaan yang dilakukan Baznas Pacitan membuahkan hasil nyata, audit syari’ah yang digelar oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa timur pada 7 dan 8 Januari lalu menyatakan pengelola infaq dan zakat para ASN di Pacitan ini profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil lain menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun dana yang diterima Baznas Pacitan selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Termasuk pada tahun 2020 ini sesuai RKA target penyerapan infaq dan zakat dinaikkan menjadi Rp. 3,8 milyar, sebelumnya Rp. 3,2 milyar.

Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi capaian yang diperoleh Baznas Pacitan, dirinya yakin capaian tersebut akan berbuah pada peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih atas keterbukaan Baznas Pacitan. Ternyata benar-benar membawa berkah bagi Kabupaten Pacitan,” kata Bupati. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Enggan Lupakan; Bupati Istiqomah Ziarah Cikal Bakal Bupati Pacitan

Setiap perhelatan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) selalu menyimpan makna pada setiap rangkaian kegiatannya bagi seluruh lapisan masyarakat. Begitu juga untuk para pendahulu, mereka berjasa bagi perjalanan Kabupaten Pacitan yang semakin madani ini.

Mengingat jasa tersebut, Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran istiqomah melaksanakan Ziarah Makam Cikal Bakal Bupati Pacitan yang dilaksanakan di Makam Kanjeng Jimat, Setroketipo dan Notopuro. Hari ini, (18/02/2020).

Bupati Pacitan Indartato kelar ziarah menyampaikan, hal tersebut adalah bentuk rasa hormat kepada para pendahulu, sembari memohon kan ampun supaya dan tetap diterima di sisi Alloh. “Kita memohon kepada Allah, juga supaya generasi penerus bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau agar Pacitan lebih baik lagi,” kata Bupati.

Penghormatan tersebut juga dilakukan kepada para keluarga dan ahli waris pendahulu tersebut, caranya dengan selalu mengundang dan melibatkan mereka pada setiap kegiatan penting Kabupaten Pacitan. “Minimal setiap kegiatan Hajatan kita undang,” pungkas Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ini Pengakuan Peserta Pacitan Mountain Bike Fun Enduro

Bagaimana untuk tidak kembali mengikuti Pacitan Mountain Bike Fun Enduro jika panitia selalu menciptakan inovasi yang selalu memanjakan. Begitu juga bagi Hari Sumarsono, warga Solo, Jawa Tengah tersebut kembali datang ke Pacitan bersama rombongan karena rasa penasarannya akan trek yang ditawarkan di ajang ke-3 tersebut.

“Kami kesini 25 orang, dari Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam,” kata Hari sambil menyeting sepeda kesayangannya sebelum start. Hari ini, (16/02/2020).

Lain cerita bagi Aditia Cahyo Anggono, warga Kabupaten Wonogiri ini selalu penasaran dan menunggu-nunggu ajang ke-3 tersebut, selain rute yang pasti menantang adrenalin Aditia yakin sepasang matanya akan dimanjakan hijau pohon yang asri dan tentu bebas polusi. “Untuk panitia gak ada masukan, sangat baik dan profesional” ungkap Dia ditanya kritik untuk penyelenggara.

Memang, gelaran Pacitan Mountain Bike Fun Enduro selalu ditunggu-tunggu pecinta MTB baik di dalam dan diluar kota, terbukti hampir ribuan peserta selalu terlibat dalam acara ini. Berdasar pantauan Diskominfo Pacitan peserta datang dari berbagai kota, mulai Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan lain-lain.

Peserta menang banyak mengikuti Pacitan Mountain Bike Fun Enduro ke-3, termasuk Pemerintah Kabupaten Pacitan, selain memasyarakatkan olahraga, acara ini juga menjadi ajang promosi wisata yang ampuh.

Peserta yang mayoritas dari luar kota akan merasa tidak cukup jika hanya menaklukan rute saja. Wajib rasanya setelah lelah mengayuh sepeda lalu menikmati alam dan memanjakan lidah dengan kuliner khas yang ditawarkan. (budi/anj/wawan/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lomba Mewarnai Tingkat TK/BA Se-Kabupaten Pacitan Masih Selalu Menjadi Ikon Event Pameran dan Bazar Buku Dinas Perpustakaan

Kamis, 13 Februari 2020, mulai dari pagi sekitar pukul 07.00 WIB, beberapa anak TK/BA beserta wali murid dan guru sudah datang ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, sambil menunggu waktu perlombaan mewarnai dimulai.

Bahkan ada beberapa sekolah TK/BA dari luar Kecamatan Pacitan sengaja datang lebih awal sebelum pukul 07.00 WIB, demi menghindari keterlambatan dalam mengikuti lomba yang dijadwalkan dimulai pada pukul 09.00 WIB. Antusias peserta lomba dan pendampingnya kali ini memang sangat luar biasa, sejumlah 282 peserta lomba yang sudah mendaftarkan diri sebelum hari H, sama sekali tidak ada satu pun yang tidak hadir.

Sebelum lomba dimulai, Sumartiani (Kasi Pembinaan Sumber Daya Perpustakaan) selaku pembawa acara dan Tri Abadi, S. Sos (Kabid Pengembangan) mengajak anak-anak untuk menyanyi bersama dan bermain tebak-tebakan agar anak-anak tidak merasa jengah saat menunggu waktu lomba.

Lomba mewarnai ini memang selalu menjadi ajang perlombaan terbesar dalam event Pameran Bazar Buku di Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan. Peserta selalu meluber sampai ke halaman kantor saking banyaknya peserta yang mengikuti lomba.  Tim Juri penilai lomba mewarnai kali ini merupakan gabungan dari Diva Press Yogyakarta (Ismanto, Wijayanto dan Nuzul) selaku rekanan acara dan perwakilan Dinas Perpustakaan Pacitan (Deni Andriana).

Keputusan Dewan Juri pun diumumkan pada pukul 11.30 WIB, dan didapatkan pemenang sebagai berikut:

–          Juara 1 diraih peserta nomor urut 148 atas nama Andara Alesha Azmanto dari BA Aisyiyah Pacitan

–          Juara II diraih peserta nomor urut 146 atas nama Inaya Hafiza Sindikoro dari BA Aisyiyah Pacitan

–          Juara III diraih peserta nomor urut 55 atas nama Cynara Qinan Salsabila dari TK Negeri Pembina Tanjungsari

–          Juara Harapan I diraih peserta nomor urut 52 atas nama Karim Dwi P dari TK Negeri Pembina Tanjungsari

–          Juara Harapan II diraih peserta nomor urut 149 atas nama Anindya Dirgahayu Prewesti dari BA Aisyiyah Pacitan

–          Juara Harapan III diraih peserta nomor urut 145 atas nama Mirza Zafarani dari BA Aisyiyah Pacitan

Piala, piagam dan bingkisan diserahkan oleh Sekretaris Dinas Perpustakaan Pacitan Dra. Jayuk Susilaningtyas, M.M, Kabid Pengembangan Triyono Abadi, S. Sos, dan perwakilan Tim Juri dari DIVA Press Yogyakarta.

(Penulis: Ryn Surya&Nisa Permana/Doc: Nisa Permana, Yuznafizha, Tegar Priambodo, Ryn Surya/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan/Diskominfo Pacitan/Pemkab Pacitan)

Ajak Generasi Muda Lestarikan Permainan Tradisional

Bagi generasi milenial, jenis permainan tradisional mungkin tak lagi mengenal. Maklum, mereka berada pada masa serba digital dimana permainan-permainan tradisional itu mulai jarang dimainkan. “Saya mengajak generasi muda untuk memainkan kembali permainan tradisional agar tidak hilang” kata Luki Indartato, Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kabupaten Pacitan saat membuka lomba permainan hadang/gobak sodor antar perwakilan kecamatan dan desa/kelurahan se-Kecamatan Pacitan di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pacitan, Jumat (14/02/20).

Menurut Luki, FORMI mengembangkan beberapa jenis olahraga termasuk olahraga tradisional dan kekayaan budaya. Salah satunya adalah permainan hadang atau yang sering dikenal masyarakat permainan “gobak sodor”. “Selain menjalin silaturahmi dari permainan gobak sodor ini kita dapat mengambil pelajaran yakni, pentingnya kerjasama dan kebersamaan”ungkapnya lagi.

Gobak sodor merupakan permainan olah ketangkasan, kecerdikan dan kerjasama. Satu regu beranggotakan 8 orang dengan 5 orang pemain inti serta 3 orang cadangan. Dalam aturan pemain kedua tim akan saling menyerang di area berbentuk persegi yang setiap garisnya diibaratkan pintu. Pemenang ditentukan seberapa banyak pemain lolos dari hadangan tim lawan.

Manfaat positif yang bisa diperoleh dari olah raga ini adalah melatih ketangkasan, kecepatan, hingga mampu meningkatkan kekuatan tubuh. Lomba hadang/gobak sodor dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-275 Kabupaten Pacitan ini diikuti 36 regu perwakilan kecamatan se-Kabupaten Pacitan dan desa/kelurahan se-Kecamatan Pacitan. (Rizky/Luky/Arif/HumasPacitan)

Kembangkan Keterampilan Dan Kemapuan Pendidik SMA Sederajat

Sebanyak 275 peserta mengikuti Bimbingan Teknis Pengembangan Literasi Penulisan Buku dan Kaya Tulis Ilmiah, kegiatan tersebut masuk dalam rangkaian Hajatan ke-275. Lantaran peningkatan ketrampilan dan kemampuan menulis buku, materi, atau buku lainnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan SMA Sederajad.

Pelatihan tersebut berlangsung selama empat hari mulai (13/02/2020) di dua lokasi berbeda, yakni di Pendopo dan Gedung Karya Darma Kabupaten Pacitan. berbagai bahasan materi dikupas pada forum tersebut, termasuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada ranah pendidikan menengah atas di Kabupaten Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Wa Mendes PDTT; “DD Merupakan Instrumen Distribusi Keadilan Sosial”

Ada 171 desa dan kelurahan di Kabupaten Pacitan, mereka adalah ujung tombak seluruh kebijakan pemerintah. Jika desa-desa tersebut maju maka kemakmuran akan terwujud bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun kenyataanya, baru ada satu desa yang masuk dalam kategori maju, enam desa tertinggal dan sisanya masih berada pada kondisi berkembang.

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wa mendes PDTT) RI, Budi Arie Setiadi di hadapan seluruh kepala desa di Kabupaten Pacitan mengatakan, segala potensi yang dimiliki Pacitan mesti digarap maksimal baik melalui Dana Desa (DD) yang efektif dan transparan. “DD merupakan instrumen distribusi keadilan sosial,” kata Dia, hari ini (12/02/2020) Pendopo Kabupaten.

Nyaris Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi piranti terpenting supaya instrumen keadilan sosial tersebut benar-benar dapat bermanfaat dan dirasakan semua orang. Kepala desa harus membuka diri dengan ilmu termasuk diantaranya adalah pemahaman terhadap kualitas administrasi desa.

Wa mendes juga meminta kepala desa untuk tenang terkait pencairan DD yang belum 100 persen. Dipastikan dalam waktu dekat dana 1 Milyar Rupiah akan terealisasi. “Dipastikan naik, hemat saya tahun depan target DD di Pacitan akan benar-benar 100 persen,” tambah Dia.

Perihal Blank Spot yang terjadi di beberapa desa, menurut Wa mendes tergantung komitmen dari Pemda Pacitan melalui Telkom dan Dinas Kominfo. “Ya harus menjadi perhatian, mengingat literasi digital harus didukung dengan sinyal,” lanjut Wa mendes.

Bupati Pacitan Indartato menyambut perhatian Kemendes PDTT terhadap kota yang memiliki panjang pantai 70 Kilometer ini. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada pada angka 67 persen sedikit tertinggal dibanding Jatim yang kini berada pada angka 70 persen.

Belum lagi masalah kemiskinan, meskipun berangsur turun dari 14,19 persen menjadi 13,60 persen, tapi angkat tersebut belum bisa membuat Pemda Pacitan bernafas lega jika melihat jumlah total keseluruhan penduduk Pacitan.

Dengan menangkap berbagai realita yang tertuang pada angka, Indartato tidak ingin menyia-nyiakan momentum tersebut, anggaran akan terkonsentrasi pada ranah ini, yakni mengangkat desa tertinggal dan desa berkembang, menjadi desa maju. “Kita harus menangkap yang telah disampaikan Wa Mendes demi kesejahteraan,” pungkas Indartato. (Budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tingkatkan Kebersamaan Di Lapangan Voli

Koordinasi antar instansi perlu dijaga dan ditingkatkan dengan berbagai cara, supaya seluruh program dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Peringatan Hajatan ke-275 ini, seluruh instansi mulai Forum Komunikasi Kepala Desa hingga lintas vertikal mengikuti lomba voli yang dilaksanakan di Gor Pacitan, Hari ini (11/02/2020).

Pelaksana kegiatan T. Andi Faliandra sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan mengatakan Lomba Voli tersebut diikuti oleh 18 peserta termasuk TNI dan Polri. Peserta merebutkan juara 1, 2, 3 dan Harapan 1, 2. “Bukan hadiah yang kita kejar hari ini, tapi kebersamaannya,” kata Andi.

Bupati Pacitan Indartato bersama Istri Luki Indartato, didampingi Wakilnya Yudi Sumbogo bersama Istri Ninik Yudi Sumbogo beserta jajaran tampak tersanjung melihat semangat para peserta. Ekspresi tersebut menggambarkan hubungan yang positif.

Bupati berprinsip, Hajatan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya demi tercapainya mimpi Kabupaten Pacitan, berawal dari kesatuan dan persatuan semua lembaga. Meski diakuinya kerjasama yang terjalin selama ini sudah berjalan baik. “Tujuannya jelas bagaimana memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat,” kata Bupati.

Bupati tidak bergeming saat ditanya soal tim yang dijagokan, namun dari Lomba Bola Voli tersebut ia berharap semua bermain baik, agar dapat melihat potensi yang mungkin bisa dikambangkan. Karena bukan tidak mungkin kedepan akan menumbuhkan atau mengelola tim baru yang lebih berkualitas. “Pemain harus maksimal, kalau maksimal bola voli di Pacitan lebih maju,” pungkas Dia. (budi/anj/wawan/pkl/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Awali Hajatan; Perpusda Gelar Bazar Buku Murah 2020

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) ke-275 tahun dimanfaatkan Dinas Perpustakaan (Perpusda) Kabupaten Pacitan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Seperti tahun sebelumnya, instansi tersebut menggandeng Diva Press dari Yogyakarta berbentuk Bazar Buku Murah 2020.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman Perpusda, dibuka hari ini (10/02/2020) oleh Bupati Pacitan Indartato dan berakhir hingga (25/02/2020).

Kepala Perpusda Pacitan Cipto Yuwono meyakini, kegiatan lebih dari dua pekan tersebut akan meningkatkan kunjungan, bakal berimbas pada peningkatan minat baca. Hal ini didukung dengan jam buka hingga pukul 21:30 Wib. “Jumlah kunjungan lebih dari 114 Ribu, sudah melebihi target,” ucap Cipto.

Bazar Buku Murah yang digelar Perpusda dan Diva Press tersebut menyediakan berbagai buku berkualitas dengan harga terbaik dan terjangkau untuk ekonomi masyarakat Pacitan. Didukung panggung hiburan yang disediakan panitia untuk menambah daya tarik, sehingga kunjungan juga dapat dinikmati masyarakat umum.

Semantara Bupati Pacitan Indartato saat membuka secara resmi kegiatan ini mengatakan, Perpusda harus semakin berkualitas. Artinya menjadi rujukan masyarakat untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), ini komitmen pemerintah, dengan memindahkan Perpusda ketempat yang lebih strategis, yakni bekas hotel Pacitan. “Tahun 2021 mendatang,” kata Indartato.

Indartato juga berpendapat bahwa Perpusda selain menjadi pusat buku dan ilmu juga menjadi pusat kegiatan pelatihan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pacitan. 

“Mari Bazar Buku Murah kita manfaatkan sebaik-baiknya supaya Kabupaten Pacitan dapat melahirkan genarasi yang semakin berkualitas,” pungkas Bupati. (budi/anj/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Semprot Cairan Disinfektan Anti Antraks

Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan hari ini, (07/02/2020) melakukan penyemprotan larutan desinfektan ke kendaraan pengangkut hewan di Pasar Hewan Kabupaten Pacitan. ini dilakukan dalam rangka menyikapi menularnya penyakit antraks yang terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Kabid Kesehatan Hewan, Agus Sumarno yang turun langsung pada pencegahan tersebut mengatakan bahwa cara ini cukup efektif memutus mata rantai penularan. Mengingat kendaraan tersebut memiliki mobilitas tinggi mengangkut binatang ternak baik didalam maupun diluar Pacitan.

Pada penyemprotan tersebut Agus menerjunkan 13 petugas yang terbagi menjadi tim penyemprot dan tim pembagi leaflet antraks kepada sopir dan pemilik hewan ternak.

Meskipun cara tersebut efektif, namun Agus lebih berharap kepada pemilik kendaraan untuk lebih mandiri memperhatikan kebersihan diri dan kendaraan, dengan mencuci kendaraan dengan sabun usai mengangkut binatang ternak. “Hati-hati, Antraks dapat menular kepada manusia,” ucap Dia.

Upaya lain tetap akan dilakukan Bidang Kesehatan Hewan meski hingga tulisan ini dibuat tidak ada laporan ditemukannya antraks di Kabupaten Pacitan, mulai Sosialisasi, pemantauan di daerah perbatasan, hingga pemberian vaksin kepada binatang ternak. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Menarik Biaya Parkir AE-X Dan Y Melanggar Peraturan

Sesuai peraturan biaya parkir jalan di wilayah Kabupaten Pacitan menggunakan sistem berlangganan yang dibayar per tahun, saat kendaraan melakukan pajak tahunan dengan tarif Rp. 12.000 untuk roda 2 dan Rp. 20.000. untuk roda 4,  diberlakukan sejak tahun 2011 lalu.

“Parkir berlangganan ini hanya untuk parkir yang di pinggir jalan,” ujar Wasi Prayitno Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pacitan. Hari ini, (05/02/2020). Di luar area khusus, seperti di pasar, Rumah Sakit dan terminal dan yang lain tetap dikenai tarif sesuai dengan kebijakan masing-masing.

Sedang untuk penataan parkir, Dishub Pacitan telah menyiagakan 60 petugas. Mereka berkewajiban menata parkir, dan mengenai tarif kepada kendaraan berplat luar Pacitan atau AE-X dan Y. “Saya tidak mengatakan tidak apa-apa (memberi uang kepada petugas parkir), tapi itu terserah kepada kedua belah pihak (pemilik kendaraan dan petugas parkir Dishub). Yang salah itu yang menarik” tegas Wasi.

Sementara di lokasi dan momentum tertentu acap kali bermunculan parkir liar, mereka secara terang-terangan menarik biaya parkir kendaraan, Wasi menegaskan bahwa hal tersebut tidak memiliki dasar hukum dan melanggar peraturan.

Sehingga keadaan ini menjadi perhatian baik Dishub Pacitan dan instansi terkait. “Menarik biaya parkir pasti salah. Berarti pelanggaran, kalau pelanggaran urusannya aparat,” tegas Dia. Menandakan kegiatan parkir liar di pinggir jalan beresiko karena melanggar Perda Kabupaten Pacitan Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum.

Meski demikian Wasi menegaskan tidak semua tepi jalan dapat digunakan sebagai tempat parkir. Semisal sekitaran Alun-alun, termasuk Jalan Ahmad Yani, sesuai tanda marka ruas itu digunakan untuk pengguna sepeda “Ini sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Badan Libang dan forum lalu lintas,” pungkasnya. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Atasi Ancaman Pemadaman Sepanjang Musim Hujan PLN Rayon Pacitan Siagakan Seluruh Petugas

Apapun keadaannya listrik harus tetap menyala. Ini adalah harapan semua orang, termasuk PT PLN Rayon Pacitan. Datangnya musim hujan acap kali menimbulkan gangguan di hampir semua wilayah di Kabupaten Pacitan.

Irham Maulana, Manajer PLN Rayon Pacitan hari ini, (04/02/2020) di ruangnya mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai pencegahan dengan menerjunkan tim Right Of Way (ROW) yang bakal menyapu ranting dan pohon yang berpotensi menyentuh jaringan. “Kegiatan ini kami laksanakan setiap pagi yang melibatkan 17 personil,” ujar Irham.

Irham melanjutkan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Pacitan sebetulnya memiliki potensi gangguan, pasalnya kondisi geografisnya yang berbukit yang didukung dengan banyaknya pohon yang terlalu dekat dengan jaringan, sehingga ketika hujan tiba biasanya pohon yang berada di tebing tumbang lalu mengenai jaringan.

Selain tim ROW, PLN Rayon Pacitan juga telah siagakan seluruh petugas, terbagi menjadi 3 shift yang selalu siap 24 jam. Sehingga apabila terjadi gangguan, tim yang dibekali dengan berbagai pengalaman dan peralatan tersebut akan melakukan pelayanan cepat.

“Kita juga meminta bantuan kepada masyarakat, apabila tim PLN melaksanakan pengamanan jaringan mohon diijinkan. Takutnya satu dahan malah memadamkan satu kecamatan. Termasuk menginformasikan ke teman-teman jika ada pohon yang berpotensi menimpa jaringan. Juga ketika terjadi pemadaman, supaya diinfokan agar segera kita tindaklanjuti. Jangan dilakukan sendiri. Bahaya,” himbau Irham. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Antraks Merebak Di Gunung Kidul; Pacitan Tetap Terkendali

Kasus antraks di awal tahun 2020 cukup meresahkan peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan melakukan berbagai upaya pencegahan supaya penyakit yang menyerang binatang dan bisa menular kepada manusia tersebut tetap terkendali.

Utamanya yang menjadi pusat perhatian adalah di Lima kecamatan yang telah tertular antraks di tahun 2016 silam, Agus Sumarno Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian kepada Diskominfo Pacitan mengungkapkan, upaya pencegahan telah dilakukan sejak awal antraks merebak di Gunung Kidul mulai sosialisasi, vaksinasi hingga desinfeksi. “Sejak tahun 2016 kita telah melakukan vaksinasi sebanyak 60.000 dosis,” ujar Agus, hari ini, (03/01/2020).

 Langkah pencegahan penting mengingat antraks cukup berbahaya, dengan ciri-ciri binatang ternak akan menunjukkan gejala demam disertai gelisah, lalu secara mendadak akan mati dengan tanda keluarnya darah dari lubang hidung, mulut, telinga dan anus. Tetapi disisi lain semua jenis antibiotik dengan dosis tertentu sebenarnya dapat melumpuhkan bakteri tersebut.

 Upaya lain, Agus ke depan juga akan melaksanakan program pelayanan hewan terpadu di beberapa titik wilayah perbatasan, termasuk pengawasan dan disempurnakan dengan pemberian vaksinasi. Karena lalu lintas ternak dari luar Kabupaten Pacitan tetap menjadi perhatian utama supaya Kabupaten Pacitan tetap terkendali. “Dalam waktu dekat kita juga akan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan yang mengangkut ternak,” terangnya.

 Agus bersyukur, pemahaman dan kesadaran peternak terhadap bakteri yang bernama lengkap Bacillus Anthracis ini cukup tinggi. Membuat masalah tersebut dapat cepat tuntas di tahun 2016 lalu. Hal ini modal dasar yang penting supaya antraks tidak lagi merebak di Kabupaten Pacitan, meski kota lain saat ini sedang darurat Antraks.

 Beberapa langkah mandiri juga kembali diingatkan oleh Agus kepada para peternak di Kabupaten Pacitan, terutama menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang dan memberikan pakan yang baik sesuai dengan kebutuhan hewan. Kedua hal tersebut merupakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan. “Segera melapor kepada petugas jika menemukan tanda-tanda pada binatang ternak. Secepatnya,” pungkas Agus. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gerabah Purwoasri; Kental Nilai Seni Dan Sejarah

Keterampilan Surati dan sebagian besar perempuan di Dusun Gunung Cilik, Purwoasri, Kebonagung, dalam menciptakan kerajinan gerabah menyimpan nilai seni dan sejarah, jemari terampilnya terlatih sejak mereka masih belia, diturunkan dari orang tuanya secara turun temurun.

“Saya sejak kecil kelas 2 SD sudah belajar membuat gerabah,” kata Surati saat ditemui di rumahnya, hari ini (31/012020). Pengakuan tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki perempuan di Gunung Cilik tidak perlu dipertanyakan.

Tanah sebagai media utama dalam membuat gerabah harus memenuhi standar, selanjutnya berbagai campuran lain dimasukkan dengan komposisi tertentu, hasilnya gerabah yang yang dihasilkan dari Gunung Cilik memiliki kualitas tinggi yang tidak akan lekang oleh waktu.

Termasuk pada proses finishing dilakukan dengan ketelatenan tinggi untuk menjaga kualitas, baik pengecatan untuk jenis pot dan vas bunga. Termasuk proses pembakaran dengan jenis kayu tertentu menciptakan kematangan sempurna ditandai warna merah.

Gerabah, satu kerajinan tradisional di masa kini tetap elok meskipun bersanding dengan barang elektronik di ruang minimalis, atau diantara porselen mahal di meja makan dan di dapur. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Sensus Penduduk 2020; Cara Online Lebih Mudah Dan Simple

Semua warga masyarakat Kabupaten Pacitan harus dewasa, bersatu padu dalam menyambut gelaran sensus penduduk ketujuh tahun 2020 ini. Melalui dua tahapan yang ditetapkan, sensus berbasis online dan manual nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kebijakan pemangku kebijakan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan, Bagyo Trilaksono kepada Diskominfo Pacitan menyampaikan tahapan berbasis online akan dilakukan mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret 2020 melalui laman resminya sensus.bps.go.id dengan mengupdate data diri.

Saat ini BPS Pacitan telah mendapat data resmi dari Ditjen Kependudukan dan Dukcapil Kabupaten Pacitan, sementara NIK dan KK yang dimiliki menjadi acuan data BPS Pacitan. Menandakan bahwa data kependudukan di Indonesia sudah menunjukan data statistik cukup baik.

“Sensus berbasis online itu sangat sederhana pertanyaannya, terkait keberadaan penduduk, jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaannya apa, ada sedikit pertanyaan tentang kondisi tempat tinggalnya itu seperti apa,” kata Bagyo, hari ini, (30/01/2020).

Kemudian, pada tahapan kedua, sensus akan menjangkau masyarakat yang tidak memiliki akses internet dengan metode wawancara. Dengan merekrut 1200 petugas dari masing-masing desa yang sebelumnya akan dibekali beberapa pelatihan.

“Nah untuk bapak ibu yang sibuk dan yang aktivitasnya banyak disarankan untuk memilih yang online, karena tidak akan terganggu. Cuma tetap akan ada konfirmasi saat wawancara itu di bulan Juli. Petugas kami tetap akan melakukan pengecekkan dan berkoordinasi dengan RT setempat. Termasuk mengkonfirmasi pendatang baru dengan segala kelengkapan berkas kependudukannya,” jelas Bagyo.

Langkah menekan kesalahan pada saat sensus, BPS Pacitan juga telah mengatur jadwal dengan seluruh kepala desa di Kabupaten Pacitan. mereka nantinya juga memperoleh ilmu pengisian data yang nantinya dapat disosialisasikan kepada masyarakat.

Melihat kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang berpengaruh pada jaringan internet, Bagyo menghimbau kepada masyarakat untuk menyesuaikan diri saat akan melakukan sensus online, terkait data yang disampaikan, pihaknya menegaskan data yang dikonfirmasi sangat dijaga kerahasiaannya. “Sangat terjamin rahasianya. Melalui Undang-Undang bahwa BPS tidak akan membocorkan semua data tersebut,” tegas Dia.

Bicara prioritas, Bagyo mengatakan sama dengan wilayah lain, yakni sinkronisasi data dengan instansi terkait yakni Dukcapil yang menggunakan sistem De Jure, sedangkan BPS menggunakan sistem De facto. Perbedaan tersebut nantinya akan disikapi dengan penerapan metode kombinited. “Banyak yang sudah ber-KTP Pacitan, tapi sekarang tinggal di luar. Nah, saat mereka nanti mengisi data di tempat-tempat itu akan ketahuan nanti,” lanjut Bagyo.

Segala kemudahan yang diberikan oleh BPS diharapkan masyarakat Kabupaten Pacitan dapat berpartisipasi aktif. Sekali lagi gelaran sepuluh tahunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat tersebut berdampak langsung pada setiap kebijakan yang dipilih para pemangku kepentingan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pilkada 2020; KPU Fokus Tahapan Dan Tinggikan Partisipasi Pemilih

Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Pacitan 23 September 2020 mendatang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan fokus pada tahapan demi tahapan, demi terselenggaranya pesta demokrasi yang sukses dan aman.

Saat ini KPU Pacitan telah sampai pada rekrutmen Badan Ad Hoc panitia kecamatan dan panitia pengumumutan suara tingkat desa. Tersaring 230 dari 156 yang akan menjalani tes tulis. Melalui rekomendasi KPU Pusat, KPU Pacitan melaksanakannya dengan metode Computer Assisted Test (CAT) besuk (30/01/2020).

Sebelumnya, berbagai tahapan yang telah sesuai dengan perundang-undangan dilakukan KPU Pacitan, dimulai perencanaan program anggaran pada September 2019 lalu. dilanjutkan penyusunan petunjuk teknis dan sosialisasi pada awal November 2019.

“Tahapan pencalonan sudah kita mulai pada 26 Oktober 2019 kemarin, dengan penetapan jumlah dukungan minimal untuk pasangan calon perseorangan,” kata Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini spesial kepada Diskominfo Pacitan hari ini, (29/01/2020).

Sementara KPU RI telah menerima Data Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari Kemendagri untuk pemutakhiran data pemilih, selanjutnya DP4 tersebut akan diserahkan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten pada Maret nanti.

Rini juga mengatakan pihaknya masih membuka pendaftaran pemantau dan pelaksana pada bidang jajak pendapat dan lembaga survey, meski di satu sisi KPU Pacitan sangat membuka lebar masukan dan aspirasi dari masyarakat.

Di pertengahan Juni, usai penyerahan dukungan dari bakal calon, kemudian dilanjutkan pendaftaran bakal calon pasangan baik dari parpol maupun gabungan parpol, yang dilanjutkan dengan seleksi administrasi. “Barulah pemeriksaan kesehatan pada 08 Juni 2020,” lanjut Rini.

 Disatu sisi KPU Pacitan mempunyai tugas lain, fenomena menurunnya partisipasi pemilih pada pilkada 2015 kemarin berada pada angka dibawah 60 persen. Namun penghargaan yang disandang KPU Pacitan sebagai lembaga yang paling terintegrasi nomor satu di Nasional menjadi modal awal.

 “2020 energi cukup baik, didukung pemilu serentak yang baru dilaksanakan kami optimis angka partisipasi meningkat, meski kami tahu ini bukan pekerjaan mudah. KPU Pacitan butuh masukan, bantuan, motivasi dari semua pihak. seluruh elemen masyarakat harus bahu mambahu,” pungkas Rini. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lirik Media Film; BPBD Dan Diskominfo Pacitan Galakkan Tanggap Tangguh Bencana

Ada sebelas dari dua belas potensi bencana berpotensi terjadi di Wilayah berjuluk Kota 1001 Goa ini, fakta tersebut menjadi perhatian semua pihak, pemerintah daerah, provinsi bahkan pusat yang melahirkan berbagai kebijakan diantaranya pemahaman yang bersifat mitigasi.

Termasuk memanfaatkan media film untuk memberikan edukasi berupa mitigasi bencana, utamanya bencana gempa bumi yang disertai tsunami. Jenis bencana ini dipilih lantaran besarnya risiko karena keberadaan Kabupaten Pacitan yang berhadapan dengan samudera hindia dan berdiri di atas patahan Sesar Grindulu yang sewaktu-waktu menunjukan aktivitasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan sebagai leading sektor bersama Bidang Informasi, Diskominfo Kabupaten Pacitan menciptakan film berdurasi pendek yang memberikan pemahaman saat terjadi gempa bumi baik di dalam gedung atau di luar ruang yang dilakukan oleh staf dan karyawan Pemda Pacitan.

“Video yang kita hasilkan nantinya dapat kita putar disela berbagai kegiatan,” kata Agus Anshori Mudzakir, Kepala Bidang Informasi Diskominfo Pacitan disela pembuatan film hari ini, (28/01/2020) dihalaman Pendopo Kabupaten.

Semua media digunakan oleh pemangku kebijakan demi menumbuhkan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya memahami sebelas potensi bencana tersebut. Sehingga meski tidak diharap, semua masyarakat dapat siap dan tangguh jika sekonyong-konyong bencana itu datang, begitu juga peran pemerintah bersama sektor terkait dalam rangka manajemen kebencanaan. (timDiskominfoPacitan).

BPBD Pacitan Angkat Bicara Soal Musim Yang Terjadi

Musim hujan tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Didik Alih Wibowo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, mengatakan saat ini Kabupaten Pacitan mengalami musim hujan tapi dengan intensitas sedang bahkan rendah.

“Kondisi ini perlu kita maklumi,” kata Didik menyampaikan kondisi sebenarnya, hari ini di Halaman Pendopo Kabupaten (27/01/2020). Sesuai rilis resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dipastikan fenomena tersebut berakhir pada awal Februari mendatang, meski disisi lain proyeksi yang ditampilkan satelit dapat berubah sewaktu-waktu.

Meski demikian Didik pada kesempatan tersebut meminta seluruh masyarakat untuk tetap mewaspadai segala potensi yang bisa terjadi dengan berbagai kemungkinan. “Cuaca mudah berubah, bisa menimbulkan cuaca ekstrem, sebagaimana rilis BMKG kita harus waspada,” lanjut Dia.

Bahkan saat ini, droping air bersih dilakukan BPBD Pacitan ke Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, juga melakukan verifikasi lapangan di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan, menindaklanjuti laporan kekurangan air bersih.

Kondisi tersebut diharap Didik untuk tidak dikesampingkan, mengingat kondisi geografis Pacitan yang dikelilingi perbukitan serta sungai. “Amati setiap perubahan disekitar kita,” pesannya. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Pertamina Synergy Touring 2020 Singgah Di Pacitan

Ferdianto Pamungkas ketua panitia Pertamina Synergy Touring 2020 bersama rombongan merasa tertantang menaklukan jalan berkelok di Kabupaten Pacitan, ia merasa route yang ditempuh dari Yogyakarta hingga Malang utamanya di Pacitan menyimpan beragam keindahan yang layak untuk dieksplorasi.

“Kita bukan komunitas motor besar, kita butuh santai yang tidak butuh kecepatan sembari menikmati keindahan,” ujarnya saat disambut Bupati pacitan Indartato di Pendopo Kabupaten, siang ini (24/01/2020).

Direktur manajemen aset pertamina, Haryo Yunianto yang ikut dalam kegiatan touring mengaku terkejut dengan sambutan yang dilakukan. Ia menyadari hal tersebut menunjukan komitmen Kabupaten Pacitan terhadap pariwisata yang tengah dibangun. “Pertamina bisa terlibat di dalam pengembangan pariwisata Pacitan,” ungkap Dia disambut riuh tepuk tangan.

Sementara Bupati Pacitan Indartato pada kesempatan yang sama menyampaikan ucapan terima kasih telah bersedia mampir di Kabupaten Pacitan, ke depan Ia mengaku siap apabila berencana ke Pacitan dalam waktu yang lama. “Satu bulan pun kami siap menjadi tuan rumah,” pungkas Bupati.

Usai kegiatan penyambutan tersebut, ratusan rombongan vespa dengan berbagai tipe tersebut melanjutkan perjalanan dan berakhir di Kota Malang besok (25/01). (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Fokus Hapus Pernikahan Anak Dan Pernikahan Dini

Pernikahan anak dan pernikahan dini memiliki ragam dampak negatif bagi pelaku dan orang disekitarnya, masalah ini sebenarnya dihadapi oleh kebanyakan Negara di dunia, bahkan Negara-negara di eropa yang telah diakui lebih tinggi peradabannya.

Melihat itu pemerintah Kabupaten Pacitan bersama semua lembaga berusaha keras menyikapinya, Kali ini memaksimalkan peran media baik Televisi, cetak hingga penggiat sosial media dalam Training Penggunaan Data Bagi Media Dan Organisasi Masyarakat Sipil Melalui Open Government. Yang digagas Bappeda Pacitan, Diskominfo Pacitan dan Kinerja Provinsi Jawa Timur.

Dimulai dengan pengenalan Dashboard penghapusan pernikahan anak di Pacitan, dalam laman tersebut termuat seluruh fakta tentang berbagai hal pernikahan anak dan pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Pacitan yang dapat digunakan sebagai senjata untuk kampanye memerangi masalah bersama tersebut.

“Sejak 2018 kita bersama-sama mengumpulkan berbagai data dalam rangka penghapusan pernikahan anak, yang sekarang kita share di laman dashboard.pacitankab.go.id” kata Dina Limanto Coordinator Kinerja Provinsi Jawa Timur kemarin di Gedung KPRI (23/01/2020).

Lahirnya dashboard tersebut menjadi penanda bahwa pemerintah bersama dengan seluruh elemen memusatkan konsentrasi mengakhiri masalah pernikahan anak dan dini. Dimana media menjadi corong utama membeberkan berbagai fakta dari data riil yang ada. “Menulislah dengan data dan fakta agar ada ujung pangkalnya,” kata supriyono, Kabid TI Diskominfo Pacitan Saat membuka acara. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hari Jadi Pacitan Ke-275 Tahun Dipastikan Lebih Spektakuler

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan Ke-275 Tahun dipastikan akan berlangsung meriah dibanding tahun-tahun kemarin. Hal tersebut disampaikan Daryono, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan, sebelum mengikuti Rapat Pleno Agenda Hari Jadi Di Ruang Rapat Bupati. Hari ini, (22/01/2020).

Secara umum konsep hari jadi sama dengan tahun sebelumnya, hanya saja di acara inti pada tanggal 19 Februari Kirab Tirto Wening dan Rucuh Pace akan dimulai dari Perempatan Penceng hingga Pendopo Kabupaten, melibatkan siswa-siswi SMA dan SMK.

“Untuk kegiatan belum bisa saya Share. Kita masih menunggu beliau (Bupati), nanti kalau sudah Clear akan diumumkan secara massif kepada masyarakat. Termasuk tema masih digodok,” ujar Daryono.

Namun yang baku lanjut Daryono adalah pagelaran wayang kulit semalam penuh diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan. salah satu simbol Hari Jadi Kabupaten Pacitan adalah milik seluruh warga masyarakat Kabupaten Pacitan.

Di Kesempatan yang sama T. Andi Faliandra, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan mengatakan bahwa dominasi seni dan budaya pada peringatan hari jadi memiliki daya Tarik tersendiri bagi calon wisatawan.

Kemasan seluruh rangkaian hari jadi harus sebaik mungkin, karena selanjutnya akan diviralkan kepada khalayak dengan berbagai media baik media resmi pemerintahan maupun yang lain, baik di Pacitan maupun diluar kota Pacitan.

“Termasuk Pendopo, mengingat Pendopo bukan untuk para pejabat saja. Bagaimana kemasan nanti menghadirkan selain masyarakat juga wisatawan. Dikemas dengan keunikan dan keindahan seni budaya kita,” pungkas Andi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Paud Aisyiyah Bustanul Athfal Baleharjo, Kunjungan Perdana Tingkat Paud Tahun 2020 di Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan

Selasa, 21 Januari 2020, sejumlah 128 pengunjung dari Paud Aisyiyah Bustanul Athfal Baleharjo yang terdiri dari 122 siswa-siswi dan 6 guru datang berkunjung Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan pagi ini. Kunjungan ini merupakan kunjungan perdana setingkat Paud di awal tahun 2020 yang berkunjung di ruang layanan.

 Kedatangan rombongan dibagi menjadi 2 kloter, kloter pertama diawali oleh KB (Kelompok Bersama) yang terdiri dari 28 anak dan 3 guru. Kloter berikutnya adalah TK A dan TK B yang terdiri dari 92 anak dan 3 guru. Guru dan petugas Bidang Layanan dan Koleksi membimbing mereka untuk memanfaatkan fasilitas di ruang layanan anak yang sudah tersedia. Kelompok Bermain (KB) dan TK A+TK B secara bergantian memanfaatkan ruang layanan anak. Setyo Budi, S. Sos selaku Kepala Seksi Layanan & Otomasi yang baru dilantik 7 Januari 2020 kemarin, ini merupakan pengalaman pertama beliau dalam melayani pengunjung Paud di Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Beliau dengan senang hati dan telaten ikut membimbing anak-anak bermain di ruang layanan. Nampak beliau sangat antusias melihat tingkah polah anak-anak kecil, dan sesekali bercengkerama dengan guru ABA Baleharjo tersebut. Sedangkan bagi Kepala Bidang Layanan dan Koleksi Joko Wahyudi, S.Sos., M. Pd, ini bukanlah kali pertama pengalaman beliau dalam melayani pengunjung. Tapi hal tersebut juga tidak menyurutkan beliau untuk melayani pengunjung dengan baik pagi ini.

Paud Aisyiyah Bustanul Athfal Baleharjo termasuk Paud yang sangat sering berkunjung ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Hal ini tidak terlepas dari hasil perjanjian kerjasama (MOU) di antara kedua belah pihak yang berkomitmen untuk saling bekerjasama demi meningkatkan Literasi anak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan fasilitas layanan anak kepada pihak Paud di ruang layanan dan koleksi Perpusda.

Pihak Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan berharap semoga ke depannya tidak hanya Paud ABA Baleharjo yang aktif mengajak anak didiknya untuk berkunjung. Untuk itu, Bidang Layanan dan Koleksi mulai lebih menggiatkan kembali promosi Layanan Perpustakaan Umum ke lembaga sekolah di Pacitan, melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan KEMENAG Pacitan. Tujuannya, selain untuk mengenalkan Perpusda ke seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Pacitan, harapannya adalah untuk mendongkrak jumlah pengunjung perpustakaan umum agar mampu mencapai target tahunan.

(Penulis: Ryn Surya/Doc: Ryn Surya/Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Workshop Literasi BA. Aisyiyah Baleharjo di Dinas Perpustakaan Pacitan

Sabtu, 18 Januari 2020, bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan (mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.30 siang), telah diadakan Worshop Literasi BA. Aisyiyah Baleharjo. Sebanyak 34 wali murid BA. Aisyiyah Baleharjo menghadiri undangan, dengan narasumber yang sudah tidak asing lagi di dunia pendidikan Kabupaten Pacitan, seorang pejuang literasi yang terus bergerak demi meningkatkan literasi masyarakat Kabupaten Pacitan utamanya untuk para orang tua dari anak usia dini. Narasumber dalam acara tersebut adalah Dr. Sri Pamungkas, M. Hum atau yang akrab disapa dengan panggilan “Bu Mamung”

Worshop Literasi kali ini mengambil tema “Strategi Menyiapkan Generasi di Era 4.0”. Sudah kita ketahui bahwa arus globalisasi yang masuk di Indonesia sudah tidak terbendung lagi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih itu menuntun kita masuk ke dalam dunia masa kini yaitu dunia era revolusi industri 4.0, dimana di dalam era sekarang ini lebih menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, atau fenomena disruptive innovation. Maka untuk mengantisipasi dari hal ketertinggalan, orang tua mempunyai kewajiban penuh di awal perkembangan anak sejak usia dini dalam menyiapkan mereka menjadi generasi yang siap menghadapi era 4.0. Bu Mamung di dalam kesempatan tersebut memberikan beberapa strategi bagaimana sebaiknya orang tua menyusun langkah-langkah strategis, utamanya dengan strategi membangun literasi anak sejak usia dini.

Acara tersebut disisipi dengan sesi pembacaan puisi oleh “Adek Echa” yang kebetulan puteri dari Ibu Mamung Narasumber utama workshop kali ini. Puisi indah yang menggambarkan dan mewakili perasaan semua anak kecil yang menginginkan dimengerti dan dibimbing dengan bijaksana oleh kedua orang tua. Alhasil puisi yang dibawakan dengan sangat apik dan syahdu oleh Echa tersebut mampu “menghipnotis” orang tua dan guru yang hadir sehingga terbawa ke dalam imajinasi puisi tersebut.  

(Penulis: Ryn Surya/ Doc: Deni Andriana/Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Ketua PA Pacitan “Pikir 1000 Kali Sebelum Bercerai”

Dari tahun ketahun angka perceraian terus mengalami peningkatan yang signifikan, kondisi tersebut memang tidak hanya terjadi di Kabupaten Pacitan, rata di setiap kota di Indonesia. Hingga akhir 2019 Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Pacitan memutuskan perkara sebesar 1458 dan kecenderungan terus meningkat.

Sumarwan, Ketua PA Pacitan spesial kepada Diskominfo Pacitan mengatakan umumnya perceraian di tahun 2019 terjadi pada masyarakat yang memasuki usia produktif, yakni antara 20 tahun sampai dengan 40 tahun. Terbanyak pertama dari wilayah Pacitan timur, disusul Pacitan tengah dan Pacitan utara.

“Umumnya masyarakat yang mengajukan cerai dari segi pendidikan lebih banyak didominasi tingkat pendidikan menengah atas (SMA), ada juga sebagian yang Sarjana, dan lebih banyak lagi menegah kebawah (SMP). Kemudian penyebabnya didominasi oleh masalah ekonomi rumah tangga yang tidak tercukupi,” kata Sumarwan hari ini, (21/01/2020).

Meskipun perceraian memang diperbolehkan dari segi agama namun pihaknya mengatakan hal tersebut adalah keputusan yang dibenci Allah, ia mengibaratkan bahwa cerai merupakan pintu darurat dalam sebuah rumah. Bisa dipilih, tapi tatkala tidak ada pilihan lain dan bersifat penyelamatan. “Dalam rumah tangga yang sudah sangat darurat yang sudah tidak mungkin lagi dipertahankan dan sendi rumah tangga sudah rapuh dan hancur maka perceraian adalah jalan keluar dari masalah,” lanjut Dia.

Sumarwan mengklasifikasikan masalah perceraian menjadi tiga motivasi, pertama pasangan yang benar-benar ingin menyelesaikan masalah rumah tangga mereka yang dinilai sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Misalnya KDRT, penelantaran, perselisihan yang sudah tidak mungkin disatukan.

Klasifikasi kedua adalah ketika pasangan yang mengalami keretakan, dalam perjalanannya pasangan tersebut masih bersatu. Namun jika datang orang ketiga maka umumnya salah satu pihak akan berusaha untuk mengurus administrasi perceraian. “Dalam rangka untuk menikah lagi,” lanjut Sumarwan.

Terakhir perceraian yang terjadi karena seseorang ingin keluar dari Status Quo, satu pasangan suami istri tapi pada pergaulannya seperti tidak berpasangan. Umumnya mereka memilih untuk mengakhiri status tersebut, istilah lokalnya untuk membersihkan diri dan umumnya mereka akan fokus dengan masa depannya dan anak-anaknya.

“Berpikirlah 1000 kali untuk bercerai, dan jangan terlalu mudah untuk mengungkapkan kata yang berbau perceraian meskipun dalam situasi permasalahan dan perselisihan sehebat apa pun,” tegas Sumarwan.

Ia pun membagikan lima prinsip yang dapat dilakukan supaya keluarga yang dibina bersama dapat bahagia meski masalah dalam keluarga akan tetap ada. Diawali dengan membiasakan musyawarah saat akan melakukan atau memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan keluarga.

Kemudian membudayakan tolong menolong antar pasangan dan anak, hal ini penting untuk meningkatkan rasa saling membantu kesulitan masing-masing. Mengingat tidak ada pekerjaan yang spesifik yang dapat dikerjakan satu orang dalam rumah tangga. Pekerjaan akan lebih baik apabila dikerjakan semua anggota keluarga. “Kecuali hamil dan melahirkan,” katanya.

Tenggang Rasa juga menjadi kiat ketiga dalam menjaga hubungan rumah tangga. Ini penting, Sumarwan mencontohkan bahwa saat seseorang akan melakukan sesuatu supaya memikirkan dampak yang akan terjadi pada pasangan. Jika merasa tidak nyaman maka disarankan untuk tidak dilakukan.

Menciptakan rasa seperti satu badan atau memiliki, artinya ketika pasangan merasa bahagia ataupun sebaliknya pasangan harus merasa sama, begitu juga saat pasangan sedang sakit. Hal tersebut juga menjadi rahasia untuk menjalin keluarga agar selalu hangat.

Kiat terakhir yang harus dilakukan adalah menjaga empat prinsip tersebut dengan kontinu (istiqomah). Dimulai dari pasangan yang sedang menjadi pengantin baru hingga ajal menjemput. Sumarwan mengatakan meskipun cobaan selalu datang silih berganti, “Apabila kita memegang prinsip tadi maka keluarga dapat berdiri kokoh seperti batu karang yang tidak bisa digulingkan oleh ombak samudra sebesar apapun,” pungkas Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bertukar Ilmu; Soimah Bertamu Ke SACPA

Kehadiran Soimah selebritis papan atas Nasional di studio alam Sampang Agung Center for Performing Art (SACPA) Pelem, Pringkuku, Pacitan, pekan kemarin (16/01/2020) semakin menambah semangat siswa-siswi sanggar tersebut untuk lebih mendalami seni.

Soimah bersama timnya tersebut disambut langsung oleh Sukarman seniman legendaris asli Pacitan dan dilanjutkan mengelilingi studio SACPA. Disela kunjungannya perempuan asli Pati, Jawa Tengah itu tanpa ragu memenuhi permintaan selfie keluarga besar SACPA ataupun masyarakat yang datang.

Bermodal tingginya rasa penasarannya terhadap SACPA yang kompak berkesenian bersama masyarakat di Desa Pelem dan banyaknya prestasi yang telah diperoleh membuat Soimah benar-benar datang berkumpul dan menjadi satu.

“Saya salut warga disini antusias berkesenian,” Katanya yang ternyata menganggap Agung Gunawan (Direktur SACPA) seperti kakaknya sendiri, karena kedekatan Agung dengan tantenya Soimah (Tini) sewaktu sekolah di Yogyakarta.

Perempuan yang mempunyai nama panjang Soimah Pancawati itu juga mengajak murid-murid SACPA untuk tekun dan serius dalam berkesenian. Fokus pada karya yang dilandasi rasa cinta  dan kesabaran.

“Cintai seni! Seperti saya sampai saat ini kebetulan seni adalah mata pencaharian utama. Padahal dulu saya tidak pernah punya cita-cita jadi selebritis, blas tidak ingin. Tapi setelah kemudian jadi selebritis ya Alhamdulillah. Saya hanya senang berkesenian. Tambah Dia.

Pada kesempatan tersebut Soimah juga berkesempatan menari Eklek bersama seluruh keluarga besar SACPA, lantaran tarian tersebut membutuhkan tenaga ekstra, maka Mak’e panggilan Soimah tampak terengah-engah. Namun diakuinya bahwa dapat menari Eklek bersama merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan.

 Sementara Dr.Deasylina Da Ary Co-Director SACPA mengatakan, kedatangan Mak’e merupakan isyarat positif penghapus gap antara dunia seni entertainment dengan seni tradisi dengan balutan silaturahmi yang hanggat dan kaya wawasan.

 “Ini merupakan sarana memotivasi anak-anak dan generasi muda, bahwa kerja keras tidak akan menghianati hasil. Selain itu juga menyiratkan kerendahhatian seorang seniman popular yang sangat terkenal di Indonesia, yang mempunyai banyak fans,” pungkas Deasylina. (DiskominfoPacitan).

Kunjungan Pak Menteri Desa, Pertengahan 2020 Semua Desa Full Sinyal

Kehadiran Abdul Halim Iskandar sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Desa PDTT) dalam Kunjungan Kerja di Kabupaten Pacitan merupakan satu penghormatan dan penghargaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan.

Menteri pertama yang berkenan datang usai dilantik tersebut diharapkan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo membawa perubahan yang signifikan bagi 171 desa dan kelurahan di Kabupaten Pacitan, khususnya bagi 6 desa yang masih tertinggal.

“Dukungan dari pusat masih sangat kami harapkan sekali,” ujar Wabup di hadapan Menteri dan seluruh undangan termasuk seluruh Kepala Desa dan perangkatnya. Hari ini, (16/01/20) di Balai Desa Sirnoboyo, Pacitan.

Menteri Halim dalam sambutannya, mengatakan bahwa usai mendapat mandat sebagai Menteri benaknya langsung tertuju pada Kabupaten Pacitan. Ia tidak tahu alasannya, namun hal tersebut merupakan modal bagi dirinya dan seluruh desa kelurahan di Pacitan untuk bangkit menjadi semakin maju.

“Pacitan semakin kesana harus semakin bagus,” tegas Halim. Dengan kunci utama adalah kepala desa, mengingat, DPRD, bupati, gubernur hingga jajaran menteri hanyalah fasilitator saja. Melalui berbagai upaya konkrit seperti pengetasan Blank Spot.

Karena menurut Halim, sinyal adalah prasyarat wajib untuk membangun desa. Bekerjasama bersama Kominfo ataupun dengan penyedia jaringan telekomunikasi sehingga seluruh kegiatan dapat dilakukan dengan cepat. “Beberapa desa tanpa sinyal pertengahan tahun selesai,” tegas Halim berkomitmen.

Berbagai komitemen yang dilakukan oleh seluruh jajaran pemerintahan merupakan satu harapan nyata bagi desa supaya menjadi maju, dana desa yang kini berada pada angka Rp. 72 Triliun oleh Presiden Joko Widodo rencananya juga akan dilipatgandakan menjadi Rp. 400 Triliun.

Artinya desa mempunyai peluang untuk bertransformasi menjadi desa maju dan kuat melalui keterampilan kepala desa. Sedang seluruh jajaran pemerintah akan mengadvokasi dan memfasilitasi. “Semua fokus ke desa,” pungkas Menteri. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Perumahan Bersubsidi Harus Layak Dan Berseri

Seiring meningkatnya jumlah penduduk di seluruh wilayah termasuk di Kabupaten Pacitan, kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal tersebut membuat pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota melaksanakan pembangunan untuk mencukupi kebutuhan dasar tersebut.

Melalui program stimulan perumahan swadaya, dana alokasi khusus bidang perumahan serta KPR bersubsidi, sistem kredit pembiayaan pemilikan rumah mendapat bantuan dan kemudahan memperoleh rumah dari pemerintah. Berupa dana rumah jangka panjang dan subsidi perolehan rumah yang diterbitkan bank pelaksana baik secara konvensional maupun dengan prinsip syariah.

Selain harus terjangkau bagi masyarakat di Kabupaten Pacitan supaya sesuai dengan daya beli, sebuah perumahan menurut Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo harus Berseri (bersih, sehat, rapi dan indah). sehingga penghuni merasa nyaman disamping rumah tersebut sederhana.

“Kalau rumahnya bersih, hati kita bersih. Kalau rumahnya indah, hidup kita juga indah. Insya Allah rumah tangga juga tentram, dapat menjalani kehidupan lebih baik menuju masa depan,” ujar Wabup saat Launching Rumah Bersubsidi Berkualitas Gunas Abadi Pilar di Desa Sedeng, Pacitan, hari ini (15/01/2020).

Wabup juga berpesan kepada Developer (pengembang) untuk memperhatikan dan mengedepankan prasarana dasar, seperti akses jalan, listrik, air bersih, fasilitas ibadah dan fasilitas umum lainnya.

Mengingat rumah yang layak menjadi hak bagi seluruh warga Negara Indonesia. Oleh karena itu dengan kemampuan yang ada, maka pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota akan terus menerus membangun perumahan-perumahan rakyat.

“Dengan harapan saudara-saudara kita memiliki tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang baik dan sehat, demi dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera lahir dan batin,” pungkas Wabup. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kunjungan Wisata 2019 Over Target

Nampaknya kerja keras Pemerintah Kabupaten Pacitan di bidang andalan yakni pariwisata membuahkan hasil manis, lantaran target kunjungan wisata yang ditentukan kembali tercapai, dengan total kunjungan Rp. 13,059 Milyar dari Rp. 12,5 Milyar target yang disepakati tahun 2019 atau 107 persen.

Tren positif yang ditunjukkan dari tahun ketahun tersebut menunjukkan bahwa pariwisata Pacitan memang layak menjadi andalan minimal di kancah regional, nasional, bahkan mancanegara. Hal tersebut tentu tidak berlebihan lantaran didukung dengan pembenahan di berbagai lini serta update dengan berbagai perkembangan zaman.

“Kerjasama itu berkaitan dengan link. Menghadirkan journey travel agent se Jawa-Bali ternyata dampaknya luar biasa,” kata T. Andi Faliandra Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparora) Pacitan eksklusif kepada Diskominfo Pacitan. Hari ini, Senin (13/01/2020).

Menghadapi tahun 2020, Disparpora ternyata telah menyiapkan gebrakan cerdas untuk memancing wisatawan betah berlama-lama tinggal di Pacitan. Ini tidak sulit, kondisinya yang aman, masyarakatnya yang ramah serta segala kebutuhan yang terjangkau membuat rencana tersebut akan direalisasikan Andi dan jajarannya dalam waktu dekat. “Target kita tamu berkunjung minimal 2 hari 1 malam,” terangnya.

Terlebih kabar beredar menunjukkan target kunjungan akan kembali dinaikkan menjadi 2.650.000 kunjungan atau Rp. 16,6 Miliar, pada tahun ini rata-rata para tamu didominasi wisatawan Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 70 persen, dan sisanya 30 persen Jawa Timur dan mancanegara.

Masalah sarana dan prasarana tetap menjadi perhatian apalagi karakter Andi yang tidak gampang puas dengan hasil kerja, didukung Disparpora sangat berkomitmen membuat nyaman seluruh tamu. Pembangunan dan perawatan selanjutnya akan didukung dengan peningkatan kapasitas SDM pelaku wisata di Pacitan dengan berbagai pertemuan dan pelatihan.

“Termasuk semua lembaga dan instansi yang terlibat disana kita akan beri pelatihan,” lanjut Andi. Dikabarkan berbagai kegiatan akan menghiasi destinasi dengan bermacam-macam festival sepanjang 10 bulan dalam satu tahun.

Menarik jika mengingat program lama tinggal yang akan digalakkan, ditambah puluhan warisan kekayaan seni budaya Pacitan sangat beraneka ragam dan layak untuk dipertontonkan kepada tamu yang datang, ini tentu berimbas langsung kepada masyarakat. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bapenda; Berhasil Cetak Masal SPPT PBB-P2 Diawal Waktu

Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai melaksanakan cetak masal Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) oleh Bupati Pacitan Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo di ruang pertemuan Bapenda hari ini, Jumat (10/01/2020).
Kepala Bapenda Pacitan Sakundoko mengatakan jumlah objek pajak pada tahun 2020 sebesar 646.642, dan wajib pajak sebanyak 628.032 lembar. Sementara luas bumi 930.918.759, dan luas bangunan sebesar 5.393.657 sehingga menghasilkan ketetapan sebesar Rp. 17.801.784.592. “Syukur Alhamdulilah Badan Pendapatan Daerah dapat melaksanakan cetak masal lebih awal, karena bisa melaksanakan cetak massal bulan maret,” kata Sakundoko.
Keberhasilan melaksanakan cetak di awal tahun tersebut merupakan capaian untuk target yang diharapkan kepatuhan untuk membayar pajak dapat dimaksimalkan, dengan perhitungan musim yang mendukung para petani untuk membayar SPPT, jangka waktu 3 sampai 4 bulan lebih dari cukup hingga musim panen tiba. “Sehingga tidak membebani masyarakat,” jelas Sakundoko.
Untuk target dari tahun ke tahun lanjut Sakundoko mengatakan target selalu terpenuhi, ia juga mengaku bahwa target malah terlampaui meskipun angka yang diperoleh tidak signifikan. Tanpa terkecuali para wajib pajak yang berada di luar kota, melalui berbagai langkah pihaknya akan melakukan penyisiran sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut dapat diperoleh secara maksimal.
Sementara Bupati Pacitan pada sambutannya menyampaikan apresiasi kerja Bapenda Kabupaten Pacitan dalam menyelesaikan tugasnya dengan berbagai capaian yang diharapkan, dilain target pendapatan Indartato juga berharap data yang dimiliki benar-benar akurat. “Data harus benar,” Tutur Indartato.
Semua itu terlepas dari kinerja Bapenda yang selalu berhubungan langsung dengan para wajib pajak, tidak menutup kemungkinan mendapat persepsi lain dari masyarakat, namun tugas harus tetap dilaksanakan demi Visi dan Misi Pacitan. “Bapenda biasanya dibenci orang karena tukang nagih,” ucap Bupati sambil terkekeh. (budi/riyanto/wira/DsikominfoPacitan).

Soft Opening Shelter Pusat Kuliner PLUT KUMKM Pacitan

Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2020 dirangkaikan dengan senam sehat dan dialog umkm sebagai bentuk promosi dan memperkenalkan pusat kuliner yang ada di PLUT KUMKM pacitan. Layanan kuliner di PLUT KUMKM pacitan merupakan salah satu food court yang menyediakan berbagai menu kuliner yang merupakan produk umkm kabupaten pacitan.

Terdapat sekitar 30 – 50 pelaku umkm kuliner yang akan menyajikan berbagai menu kuliner yang bisa dinikmati di shelter plut kumkm pacitan. Beberapa umkm yang menjual kuliner seperti

  1. Marine food – ayam goreng
  2. Mamels – bakaran sosis pedas
  3. Jagorani – aneka jamur olahan
  4. TigaDee – Pizza
  5. Bakso beranak
  6. Gudeg Jogja
  7. Warsan – Lontong kare
  8. Rawon dan soto pacitan
  9. Ikan laut goreng
  10. Gulai dan opor lontong
  11. Wisnu milk – susu & bakso keju
  12. Pawon pedas – soto lamongan
  13. Bluder manna – roti dan dawet
  14. Samawa cafe – ayam geprek
  15. Sumber roso – es campur
  16. Dare to drink – jus kacang ijo – coklat
  17. Teller duren
  18. Bogati food – roti dan kuliner olahan tepung mocaf
  19. Annisa Fresh Drink dan Coklat Aren Mbah Uti
  20. Sate Laler Pak’e Ismo
  21. Depot Kembang Sore – pecel lele
  22. dan masih banyak lainnya

Bagi anda warga kabupaten pacitan yang ingin menikmati kuliner makanan setiap hari dapat hadir pada Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan . Shelter Plut kumkm pacitan akan beroperasional setiap hari dari pukul 06.00 – 21.00 WIB untuk melayani kebutuhan kuliner masyarakat pacitan untuk makanan yang siap saji, makanan ringan serta jajanan pasar yang sehat dan bersih.

Selain itu shelter kuliner plut kumkm pacitan juga tempat yang cocok untuk nongkrong bersama teman dan keluarga dengan layanan yang mendukung untuk internet yang cepat yaitu wifi.id. tempat parkir juga tersedia, tempat makan yang nyaman serta jaminan service yang baik. Untuk berkuliner di awal tahun 2020 dan seterusnya tidak usah bingung nantinya langsung ke shelter PLUT kUMKM pacitan saja. selain itu tempat ngopi dan makanan juga pasti tersedia

Yuk hadiri nanti pada acara Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan

Awas Bencana Hidrometeorologi Mengancam; Pemda Gelar Apel Kesiapan Pasukan Dan Perlengkapan.

Skenario terburuk dipilih dalam menghadapi segala kemungkinan yang ditimbulkan bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi di Kabupaten Pacitan di musim ini. Bersama TNI, Polri, Satpol-PP, BPBD dan yang lain apel serta gelar pasukan dilaksanakan di Lapangan Peta (09/01/2020).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo mengatakan berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, kewaspadaan harus terus ditingkatkan meskipun rilis resmi menunjukkan gambar positif, tapi alam bisa saja berubah sewaktu-waktu.

“Kita tidak berharap kejadian, tetapi yang kita siapkan kesiapsiagaannya seperti yang kita lakukan. Bukan bencananya tapi sekali lagi kesiapsiagaannya,” kata Didik yang paham betul bencana tidak dapat diprediksi meski dengan alat secanggih apapun.

Pemangku kebijakan kini mengetahui seberapa jauh kondisi seluruh personil baik pasukan hingga seluruh peralatan yang dimiliki. Apalagi Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang hadir pada apel tersebut mengatakan, upaya mendasar meningkatkan kewaspadaan dan budaya siaga adalah melalui latihan kesiapsiagaan. “Bersama seluruh aparatur pemerintah daerah dan sebagai langkah koordinasi semua unsur baik relawan dan dunia usaha,” kata Yudi.

Itu berlebihan jika menoleh kebelakang akan kondisi banjir dan tanah longsor yang terjadi 28 November 2016 silam karena sapuan ekor siklon tropis. Sempat beberapa waktu lalu BMKG secara resmi merilis adanya badai di timur Indonesia, meski akhirnya berjalan menjauh dari Indonesia namun hal tersebut membuat pemerintah pusat bersikap.

Mulai melakukan pemantauan rilis resmi baik dari BMKG, BNPB dan PVMBG yang diteruskan dengan pembentukan posko, menyiagakan seluruh aparat pemerintah daerah dan mengkoordinasikan dengan instansi terkait, menyiapkan sarana dan prasarana hingga menyiapkan alokasi anggaran dan menginformasikan potensi bencana kepada masyarakat.

Karena bencana semua dapat hilang dalam sekejap, baik hasil pembangunan yang telah dilaksanakan selama puluhan tahun hingga kondisi psikologi masyarakat yang terdampak. “Semoga dengan apel ini, koordinasi antar pemangku kepentingan di Kabupaten Pacitan semakin kuat dan menjadi tangguh dalam menghadapi ancaman bencana khususnya ancaman hidrometeorologi,” pungkas Yudi. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Lanjutkan Visi Misi; Lantik 77 Pejabat Struktural Dan Fungsional

Untuk melanjutkan Visi dan Misi yang telah disepakati, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan kembali melantik 77 Pejabat Struktural dan Fungsional, siang ini (07/01/2019) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Saat sambutan Bupati Pacitan Indartato menyampaikan ucapan terima kasih atas pengabdian yang telah dilaksanakan selama bertugas ditempat lama. “Di Jabatan baru meski tidak cocok mohon sekiranya untuk dipahami,” tutur Indartato.

Bupati juga mengingatkan kepada seluruh ASN agar selalu bekerja dengan sebaik mungkin, mengingat rakyat selalu mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan, demi menciptakan kepuasan di seluruh lapisan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan, meliputi Kecamatan Bandar, Arjosari dan Donorojo yang dipimpin langsung oleh Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Sertijab Kapolres Pacitan

Secara resmi Kapolres Pacitan AKBP. Sugandi. S.I.K., M. Hum digantikan oleh AKBP. Didik Hariyanto. S.I.K, mulai kemarin (05/01/20). Sugandi mulai tanggal tersebut akan berpindah tugas ke Polres Situbondo, setelah menyelesaikan tugasnya di Pacitan selama satu tahun. (DiskominfoPacitan).

Indartato “Pemerintah desa dan pusat harus seia sekata,”

Segudang pekerjaan rumah menjadi beban kepala desa terpilih yang dilantik hari ini oleh Bupati Pacitan Indartato di Pendopo Kabupaten hari ini (06/01/2020), dalam rangka mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Bila dijabarkan berbagai kondisi seperti kesenjangan sosial, kebodohan dan kemiskinan harus segera disikapi. Bicara kemiskinan Kabupaten Pacitan masih pada angka 14 persen, jauh ditinggal Nasional dan Provinsi yang berada pada angka 9 persen.

Hal tersebut mendasar lantaran desa merupakan ujung tombak segala bentuk kebijakan nasional. Sudah sepatutnya desa dan seluruh instrumen pemerintahan satu suara dalam berbagai kebijakan yang diputuskan. “Pemerintah desa dan pusat harus seia sekata,” kata Bupati dalam sambutannya di hadapan 113 Kepala Desa terpilih dan seluruh undangan.

Jika merujuk pada arahan Presiden Joko Widodo pada periode kedua ini mengutamakan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), pembenahan birokrasi dan melakukan transformasi ekonomi. Kemudian ditindaklanjuti Gubernur Khofifah dengan Nawa Bhakti Satya. “Berujung pada menyukseskan tata kelola pemerintahan yang baik (dari desa),” lanjut Indartato.

Sehingga cita-cita menekan angka kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) termasuk harapan lama sekolah dapat terkejar dengan modal utama angka harapan hidup yang tinggi. “Dana desa juga dapat digunakan untuk pendidikan,” tambah Bupati.

Untuk menyukseskan berbagai tugas tersebut kepala desa tidak dapat bekerja sendiri, melalui wewenang yang dimiliki kepala desa harus bekerjasama dengan perangkat desa, tokoh masyarakat termasuk pengusaha. Serta mampu mengimplementasikan berbagai program pusat. “Kepala desa juga harus tetap menciptakan suasana yang selalu kondusif, aman dan tentram,” pungkas Indartato. (budi/anj/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Air PDAM Tetap Aman Di Musim Hujan

Banyak yang bertanya-tanya, amankah mengkonsumsi air Sungai Grindulu yang keruh akibat datangnya turun hujan. Termasuk perusahaan berplat merah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pacitan yang memanfaatkan air dari sungai tersebut untuk pelanggan wilayah kota mengambilnya dari Desa Purworejo, Pacitan.

Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Agus Suseno secara tegas menyampaikan kepada Diskominfo Pacitan bahwa air yang dialirkan kepada masyarakat sangat aman. Karena telah memenuhi berbagai proses penyaringan, “Ada proses panjang sebelum kami alirkan,” kata Dia (03/01/20).

Di Kesempatan tersebut ia juga mengaku jika kualitas air saat musim hujan tidak sejernih saat kemarau, begitu juga di 16 instalasi PDAM di 10 kecamatan di Kabupaten Pacitan, rata-rata tingkat kejernihan air pasti menurun. “Tapi masih tahap wajar, aman dikonsumsi,” lanjut Agus.

Tidak hanya itu, Agus juga meyakinkan bahwa PDAM Kabupaten Pacitan adalah perusahaan yang selalu profesional dibidangnya sebagai pelayan yang baik kepada seluruh pelanggan. Setiap bulan uji kualitas air juga tertib dilakukannya sebagai satu standar operasional yang haram jika ditinggalkan.

“Memang waktu-waktu musim hujan inikan peralihan kemarau ke hujan tidak sejernih saat kemarau, tapi sekali lagi pengelolaan sudah memenuhi standar kesehatan sehingga aman dikonsumsi,” pungkas Agus yakin. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Berendam dan Kuliner saja di Jaten

Terletak di di pusat kota yang sejuk menjadi keunggulan kolam renang ini, sehingga cocok menjadi alternatif bagi mereka yang bermacet-macet. Dengan tiga kolam yang bervariasi,  membuat kolam renang ini cocok berendam bersama keluarga di tahun baru.

Setelah lelah berenang anda pun bisa menikmati aneka kuliner yang beragam di dalam area ini, dimasak khusus warga sekitar dengan khas bumbu Pacitan.

Rizki pramudita

SMK N 1 PACITAN

Akses Mudah; Soge Menjadi Pilihan

Pantai Soge adalah salah satu destinasi wisata pantai di Pacitan yang memiliki kemiripan dengan satu pantai Pandawa yang terletak di Provinsi Bali.

Pantai ini menjadi destinasi unggulan karena aksesnya lang mudah. Berada di antara Jalur Lintas Selatan 40 Kilometer dari pusat kota.

Soge selalu dipadati wisatawan khususnya pada hari hari libur seperti libur tahun baru ini. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke pantai soge. Salah satunya adalah wisatawan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Pamuji, mengaku pantai soge cocok menjadi pilihan saat berlibur bersama keluarga.

“Menurut saya pantai ini bagus dan indah fasilitas yang diberikan juga sesuai dengan harga tiket yang terjangkau, hanya saja kurang nya pepohonan untuk tempat wisatawan berteduh.” Kata pak Pamuji.

Mohammad Hengki Tirana

SMKN Ngadirojo

Ke Watukarung Juga Boleh

Pantai yang memiliki ombak yang dahsyat dan cocok untuk para surfer ini tetap menjadi pilihan wisatawan, lanskap yang indah, didukung keramahan masyarakat dan kuliner yang beraneka ragam menjadi Pantai Watukarung ramai di akhir tahun.

Belum lagi masyarakat sangat menjaga kebersihan dan keasrian pantai, membuat wisatawan disana betah untuk berlama-lama. Sambil bermain di hamparan pantai putih yang dikelilingi karang yang mencuat ke permukaan, semakin menambah eksotisme destinasi ini.

Anggita Nur Fadilah

SMK N 1 Donorojo

Air Coklat; Sungai Maron Tetap Menjadi Pilihan

Sayang, di moment tahun baru air sungai berwarna coklat akibat musim hujan,namun tidak mengurangi animo wisatawan baik dalam maupun luar kota Pacitan untuk datang berkunjung ke Amazonnya Pacitan ini.

Tempat ini mulai dijadikan sebagai tempat wisata sejak tahun 2012 lalu. Sungai yang awalnya hanya menjadi sarana transportasi warga setempat menuju sawah ini dikelola dengan baik sehingga menjadi destinasi wisata pilihan wisatawan yang menginginkan pengalaman baru.

Tarif masuk ke wisata Sungai Maron ini terbilang sangat terjangkau yaitu hanya Rp.5000,00 untuk dewasa dan anak anak tidak dipungut biaya dan parkir untuk roda dua hanya Rp.2000,00 sedangkan roda 4 Rp.5000,00

Para wisatawan yang ingin menyusuri sungai yang memiliki panjang 4 Kilometer ini bisa menyewa kapal Jukung, dapat muat untuk 5 orang dengan sewa mulai Rp. 100.000,00.

“Antusias pengunjung untuk menikmati keindahan sungai ini sangat tinggi, terutama saat momen spesial seperti tahun baru ini”.Kata Arya Taufik Petugas Karcis.(1/1/20)

Danni Wahyudianto

SMKN 1 PACITAN

Manjakan Mata Di Pantai Siwil

Pantai Siwil merupakan salah satu pantai yang ada di timur kota Pacitan, tepatnya di Desa Sidomulyo, Ngadirojo, Pacitan. Pantai ini memiliki keindahan alam yang patut untuk dikunjungi, karena memiliki batu karang yang bagus serta lanskap yang indah dari atas bukit.

Seperti Ado Verdiatama, bersama temannya memilih merayakan tahun baru ke Pantai Siwil karena tempatnya lebih asri dibanding pantai yang lain, Namun sayangnya pantai ini memang masih baru di buka dan akses jalannya masih sulit untuk dilalui.

namun , bukan tidak mungkin Pantai Siwil akan berubah menjadi destinasi wisata favorit karena keindahannya, sejajar dengan Pantai Klayar atau yang lain.

Muhamad Nuralam

Smkn Ngadirojo

Beiji Park Destinasi Instagramable 2020

Tahun baru 2020 memasukkan Baiji Park menjadi destinasi wisata tahun baru yang menarik untuk dikunjungi. Lokasi barat daya tidak jauh dari pusat kota dengan suguhan spot foto menarik. Dapat pula menikmati view kota dari dataran tinggi.

Destinasi wisata keluarga di kecamatan Pringkuku tersebut rampung direhab tahun 2019 ini berhasil memikat wisatawan luar dan dalam kota Pacitan. Bukan hanya tempat berfoto para pengunjung juga menikmati bercengkerama dengan keluarga dibawah rindangnya hutan.

Ida Royani, salah satu pengunjung mengaku tidak rugi datang. Pasalnya kabar Baiji Park yang selama ini didengar dari media sosial tersebut benar-benar istagramable. Bersamaan dengan pernyataan tersebut Ida sekaligus mengupload beberapa foto dimedsosnya.

“Saya suka semua spot foto yang ada disini, di perahu yang besar itu, kita bisa melihat laut Pacitan dari atas, pokoknya keren banget.” Sambungnya menjelaskan pada Diskominfo 01/01/2020.

Ia pun memungkasi obrolan dengan rasa bangga sekaligus pesan pada semua pengunjung dan pemerintah untuk konsisten menjaga keasrian Baiji Park.

Putri Zetha Alviany

SMKN 1 PACITAN

Pilih Nge-Camp Di Srau

Pantai Srau masuk dalam tujuan wisata favorit karena tempatnya yang indah dan perawan, lokasinya di Desa Candi, Pringkuku, Pacitan ini terdiri dari tiga bibir pantai yang dibatasi oleh batu karang.

Satu hal paling spesial dari Pantai Srau adalah pengunjung dapat menyaksikan sunset indah dari bibir pantai. Sunset dapat diamati dari bagian pantai ke tiga. Tidak hanya untuk melihat sunset dan pemandangan dari atas, bukit karang yang menyerupai sabana ini juga dapat dijadikan sebagai spot camping.

Untuk dapat memasuki lokasi wisata Pantai Srau hanya dikenai tarif sebesar Rp 5.000 per orang dengan jam operasional selama 24 jam non-stop sehingga pengunjung dapat dengan leluasa memanfaatkan momen bersantai tanpa gangguan waktu.

“Pantai srau sangat unik karena memiliki bibir pantai yang luas, sehingga meskipun di hari libur banyak pengunjung kita bisa tetap leluasa,” ujar Herfi salah satu pengunjung yang nge-camp kemarin (01/01/20).

Selain itu pengunjung dimanjakan oleh sarana dan prasarana yang lengkap, seperti mushola, pedagang dan toilet, kata Herfi pantai Srau adalah destinasi terbaik untuk bersantai menghabiskan tahun baru khusus bersama teman ataupun keluarga.

Ulfiyana Anggi Saputri

SMK Negeri 1 Donorojo

Pantai Perawan Mbenges

Pantai Mbenges, demikian tempat itu dikenal oleh warga sekitar. Terletak di Dusun Krajan,Desa Jetak, Kecamatan Tulakan. Suguhan pantai perawan dapat ditemui dikedalaman hutan akasia sepanjang 1km dengan jalan tanah berbatu.

Perjalanan panjang dan tidak mudah bukan penghalang wisatawan untuk datang. “Daya tariknya dipemandangan yang masih perawan, pantai baru, membuat saya dan keluarga penasaran,” tutur Wasoso yang mengaku tidak tertipu dengan kabar keindahan pantai Mbenges.

Liburan tahun baru 01/01/20 membuat pantai Mbenges kedatangan banyak tamu wisatawan. Beberapa pengunjung menyayangkan belum adanya penjual makanan disana. Sementara wisata dan kuliner adalah satu kesatuan yang dibutuhkan bersamaan.

Rendi Nanda putra

Smkn ngadirojo

Eksotika Pasir Kerikil Pantai Pidakan

Dari puluhan pantai di Pacitan yang digandrungi pengunjung pada liburan tahun baru 2020 ini Pantai Pidakan adalah salah satunya. Menyuguhkan wisata alam dengan pasir berkerikil membuat pidaka memiliki menu berbeda.

Bukan hanya pengunjung luar kota pertama kali datang yang mengakui keelokannya, beberapa wisatawan dari dalam kota pun masih menyisihkan waktu menikmati libur dibibir Pantai Pidakan Desa Jetak, Ngadirojo, Pacitan.

“Ini kunjungan pertama saya dan keluarga ke Pidakan, dan sangat memuaskan,” ujar pak Eko 01/01/20.

Eko bahkan mengatakan jika ada waktu liburan lagi pasti akan kembali berkunjung ke Pidakan. Kenyamanan dan keasrian masih sangat terjaga.

Dimas Rizqi Reihan

Smkn Ngadirojo

Klayar Tetap Primadona

Pantai Klayar pada pukul 09:00 WIB pada (01/01/2020), setelah selanjutnya pantai dengan pasir putih dan batu karang serta tebing-tebing batu yang mengelilingi ini penuh sesak, jalan menuju lokasi tersebut macet total.

Memang pantai ini selalu dipadati pengunjung khususnya pada saat liburan dan tahun baru. Eka salah satunya, mengaku Pantai Klayar menjadi pilihannya lantaran alamnya yang indah lengkap dengan debur ombak dan seruling samuderanya.

“Pantai klayar sangat bagus pemandangannya dan seruling laut seperti air mancur saat ombaknya datang”. Terang Eka. Apa lagu selfie dengan baground pantai klayar merupakan satu prestise tersendiri pagi siapa saja, terlebih saat momen tahun baru ataupun hari raya.

Yustika Rahmawati

SMKN 1 Donorojo

Selamat Tahun Baru 2020

Satu kesempatan baik menuju tahun baru 2020, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melaksanakan berbagai kegiatan yang meliputi pameran produk UMKM dan IKM, gelar seni dan ditutup dengan pengajian serta doa bersama, memohon berkah untuk tahun baru yang semakin bersinar bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan.

Warga bersama pemerintah yang menjadi satu tersebut pun tampak terhanyut dengan doa tutup dan awal tahun, setelah sebelumnya pengajian bersama DR. H. Zainur Rosikin yang mengemas materi pengajian dengan gaya jenaka..

Mengutip sambutan Bupati di akhir pemutaran kaleidoskop, ia mengajak kepada seluruh pihak untuk  turut serta mensukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan tahun 2020. Satu ajang penting bagi masa depan Kabupaten Pacitan Supaya Pacitan tetap adem, ayem dan tentrem “jadikan kesempatan ini menjadi ajang silaturahmi dan evaluasi diri,” tambah Bupati dalam sambutannya sesaat sebelum menyalakan kembang api. (Tim/DiskominfoPacitan).

Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Momen spesial penghujung tahun 2019 menjadi saksi diresmikannya puluhan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pacitan oleh Bupati Pacitan Indartato. Penandatangan prasasti tersebut meliputi sektor jalan, kesehatan, sarana gedung, sekolah, pasar hingga tugu, pagi ini berpusat di pasar Arjosari (31/12/19).
Inovasi kreatif berupa e-Retribusi juga dilaunching oleh Bupati pada kesempatan itu, menunjukan semakin mantabnya komitmen pemerintah terhadap kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Pacitan.
Muhammad Yunus Asisten II Bidang Perekonomian Dan Pembangunan, sebagai panitia kegiatan menyampaikan ribuan paket pekerjaan rampung sesuai rencana. Meski ia mengakui kendala yang mungkin ada supaya dibicarakan bersama “Untuk menemukan titik temu sehingga seluruh capaian benar-benar bisa dinikmati masyarakat,” kata Yunus.
Sementara Bupati pada kesempatan tersebut mengatakan peresmian pemanfaatan yang berpusat di pasar arjosari merupakan kebanggan masyarakat di kabupaten pacitan, hasil pembangunan lebih baik dengan bangunan yang lama.
“Sekaligus di pasar Arjosari menjadi awal diberlakukannya e-Retribusi, semoga ini benar-benar bermanfaat,” kata Bupati.
Sementara pembangunan yang berkelanjutan di sektor kesehatan di RSUD dr. Darsono diharap Bupati semakin menambah kualitas pelayanan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan. Termasuk sektor pendidikan SD dan SMP Satu Atap di Desa Karanggede, Arjosari.
Bupati juga menyinggung maksud dibangunnya tugu Parasamya Purnakarya Nugraha di perempatan penceng, ternyata hal tersebut sebagai barometer pemerintah untuk terus melaksanakan pembangunan dengan baik. “Inilah tantangan kita kedepan,” pungkasnya. (Budi/Anjar/Riyanto/Wira/DiskominfoPacitan).

Sambut Tahun Baru, Maksimalkan Pasar IKM Dan UMKM

Masyarakat Kabupaten Pacitan benar- benar terhibur dengan penampilan Denny Cak Nan malam ini (30/12/19), hal itu terbukti dengan alun-alun kota Pacitan yang penuh sesak oleh penonton baik dari dalam maupun luar kota Pacitan.

Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan memang berkomitmen memberikan hiburan kepada masyarakat dan wisatawan yang menikmati libur tahun baru dengan suguhan terbaik melalui bingkai Gelar Kreasi Seni, Produk UMKM dan IKM asli kota 1001 goa ini.

Sehingga selain menghibur, pasar UMKM dan IKM Pacitan semakin memperoleh kesempatan, yakni pasar yang lebih luas. Dilain sisi gelaran selama tiga hari ini semakin meyakinkan khalayak atas komitmen Pemerintah Kabupaten Pacitan sebagai kota pariwisata.

Tari Krenova menjadi pembuka acara sekaligus menjadi penanda kedatangan Bupati Pacitan Indartato beserta rombongan, dilanjutkan dengan membuka secara resmi pameran produk UMKM dan IKM.

Tidak cukup sampai disitu, band terkemuka Mahameru dari Solo Provinsi Jateng, turut memeriahkan acara tersebut, penonton pun seakan terhanyut seluruh penampilan yang tersaji, didukung dengan cuaca yang bersahabat malam itu.

Tidak ketinggalan, kesenian Kethek Ogleng asli Kabupaten Pacitan menunjukan performanya di atas panggung, hal tersebut menunjukkan hadirnya pemerintah dan komitmen terhadap seluruh potensi Kabupaten Kabupaten Pacitan.

Di malam yang spesial tersebut Bupati juga berkesempatan menyerahkan hadiah kreatif inovatif kepada para pemenang.

Kepada insan media Bupati berharap dari kegiatan ini dapat memicu pasar UMKM dan IKM yang lebih luas. “Begitu juga pertanian, mengingat pertanian merupakan ibu dari semua kegiatan yang ada, hari ini kita juga pamerkan,” kata Dia (tim/DiskominfoPacitan).

Bahaya! Jangan mengunjungi Lokasi Pantai Antara Pancer Dan Teleng.

Wisatawan benar-benar dihimbau untuk tidak berkunjung ke area kosong antara pantai Pancer Door dan pantai Teleng Ria atau belakang arena Pacuan Kuda. Titik kosong tersebut selain tidak ada penjagaan ternyata dibawahnya terdapat pusaran air bawah yang cukup membahayakan wisatawan yang berkunjung lalu tiba-tiba berenang.
“Perenang profesional saja bahaya berenang disitu,” ujar T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan kepada Diskominfo, Usai melaksanakan pemasangan rambu tanda bahaya, bersama Polres Pacitan yang memasang Police Line di sepanjang lokasing tersebut.
Rapat koordinasi bersama jajaran terkait tersebut dilakukan usai adanya 2 korban meninggal asal Jombang, akibat memaksakan diri berenang di area kosong tersebut. kemarin Sabtu (27/12/19).
Andi melanjutkan pemasangan rambu peringatan itu saat ini hanya bersifat sementara, ke depan pihaknya akan memasang tanda yang bersifat permanen. “Makanya kita tidak kembangkan karena daerah tersebut sangat berbahaya untuk dikunjungi,” pungkasnya. (timDiskominfoPacitan).

Duta Wisata 2019 Dorong Seni, Budaya Dan Wisata Pacitan

Satu ajang bergengsi bagi para kaum milenial di Kabupaten Pacitan kembali dilaksanakan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan. Guna melanjutkan visi dan misi memajukan kepariwisataan di dalam nuansa Gala Night Kethuk Kenang 2019. Juga demi mengemban satu nama besar Pacitan Paradise Of Java.

Disparpora Pacitan mengemas ini begitu spesial. Spektakuler, karena digelar di Alun-alun Kota Pacitan sekaligus menjadi pembuka rangkaian Gelar Kreasi Seni Produk UMKM Dan IKM Yang juga akan dimeriahkan artis yang lagi naik daun Denny Caknan.

Duta wisata yang terpilih setahun kedepan akan memikul tugas berat, utamanya mengembangkan dan memajukan kepariwisataan yang dipunyai Pacitan, baik melalui program kerja dari Disparpora maupun inovasi yang mereka miliki.

Kadis Disparpora sekaligus Ketua Panitia Kegiatan, T. Andi Faliandra pada sambutannya menyampaikan pemilihan kegiatan bergengsi ini telah dimulai sejak bulan September lalu. Menyaring muda-mudi terbaik dari 12 kecamatan, yang nanti akan menyisakan 6 Kenang dan 6 Kethuk. “Nanti akan mengembangkan seni, budaya dan tentu pariwisata Pacitan,” katanya kemarin malam (29/12/19).

Bagi Guntoro dan Avi Vivilana Kethuk Kenang 2018, setahun masa jabatannya mereka habiskan untuk promosi dengan memanfaatkan sosial media (Medsos). Tugas terberat yang tidak ada habisnya adalah mengenalkan pariwisata Pacitan kepada generasi muda. “Supaya mereka juga turut menjaga dan ikut promosi,” kata Avi dan Guntoro usai mereka berpamitan.

Dari seluruh rangkaian penilaian, akhirnya Kenang finalis atas nama Ferdytian Yogi dan Kethuk Novika Mei One Saputri terpilih menjadi Duta Wisata 2019. Kepada Diskominfo Pacitan mereka mengatakan secepatnya akan memviralkan satu demi satu seni, budaya dan pariwisata Kabupaten Pacitan. “Kami juga akan menggelar sharing untuk menambah pengetahuan terhadap kepariwisataan kepada semua pelaku wisata,” terang mereka. (budi/Rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Luncurkan Gaspol; Polres Pacitan Bertekad Beri Layanan terbaik Untuk Masyarakat

Polisi Resor Pacitan (Polres Pacitan) berinovasi dalam rangka melayani masyarakat dengan meluncurkan Aplikasi Gaspol (Kegiatan Sambang Polisi Pelayanan Polres Pacitan). Layanan berbasis TI ini nantinya akan memudahkan masyarakat mulai surat kehilangan, laporan, saran maupun pengaduan, informasi pelayanan kepolisian bahkan pelayanan SIM, pajak ranmor, SKCK.

Kapolres Pacitan, AKBP Sugandi mengatakan hal tersebut sebagai langkah awal untuk memicu investasi dan menambah lapangan pekerjaan sesuai dengan arahan Presiden. “Target besar bagaimana pelayanan publik mudah, murah dan cepat. Dengan mengandalkan teknologi informasi yang dapat dijangkau seluruh masyarakat,” kata Sugandi saat Launching Gaspol di gedung Karya Dharma hari ini (27/12/19).

Dengan menggandeng Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pacitan (Diskominfo Pacitan) aplikasi Gaspol dapat langsung digunakan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan dengan tampilan Website maupun di download melalui Playstore yang mudah dimengerti semua kalangan dan  usia. “Nanti Polsek-Polsek terlibat, supaya menjadi pelayan hingga pelosok-pelosok desa,” lanjut Sugandi.

Seperti Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Layanan Secara Elektronik Kabupaten Pacitan (Wadule Pacitan) yang dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui kritik dan saran. Gaspol selanjutnya diharap bisa bersinergi dengan instansi lain untuk memaksimalkan laman yang telah dibangun itu.

Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi langkah Polres tersebut, mengingat Gaspol mampu menambah khasanah pelayanan yang cepat di kabupaten Pacitan, apalagi jika mau kembali pada tiga prinsip sebuah negara, yakni menciptakan keamanan dan ketertiban, kesejahteraan, dan penengah jika terjadi perselisihan.

Di era disrupsi ini Bupati menegaskan bahwa seluruh instansi pemerintahan harus cepat dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Itu terbukti dengan dibentuknya SMS Center pada tahun 2012, sebagai cikal bakal Wadule Pacitan. Dan disempurnakan dengan berdirinya LikIn (Aplikasi Terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pacitan) dibawah Diskominfo Pacitan.

“Inilah komitmen kami dalam melayani masyarakat dengan informasi yang kami sampaikan,” kata Bupati. diluncurkannya Gaspol tentu merupakan capaian yang luar biasa Polres Pacitan untuk pelayanan terbaik seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pacitan tanpa terkecuali. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kabupaten Pacitan Tidak Kenal Mayoritas Dan Minoritas

Di Kabupaten Pacitan pemeluk agama non muslim hanya sekitar 2 persen dari jumlah total masyarakat yang ada, namun itu tidak membuat mereka merasa tidak nyaman dan terganggu. Mereka dapat hidup berdampingan, dapat melaksanakan semua kegiatan termasuk saat perayaan Natal yang dilaksanakan hari ini (25/12/19).

Usai perayaan natal di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kelurahan Pacitan Pendeta Suwandi mengaku, semua elemen masyarakat dan pemerintahan begitu perhatian untuk segala kegiatan peribadatan agamanya.

“Kami mendapat perhatian dari semua unsur dari bapak-bapak pengaman baik Polisi, TNI dan Satpol PP. Mereka selalu berada di tengah-tengah kami,” katanya lega.

Pada perayaan Natal ini pemeluk Nasrani mengambil tema “Hidup adalah sahabat bagi semua orang”. Tema tersebut dinilai semakin memantapkan kota seribu satu goa ini dalam perbedaan, tidak sedikitpun mengurangi adem ayem dan tentram yang menjadi ciri khas masyarakatnya.

Di Hari sebelumnya (24/12/19), Bupati Pacitan Indartato melaksanakan Patroli Motor bersama unsur TNI dan Polri. Sinergitas tersebut sangat perlu diadakan untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat perayaan natal dan tahun baru.

Dari rilis laman Humas Pemkab Pacitan Indartato melaksanakan patroli hingga Kecamatan Punung, meninjau langsung gereja yang ada di sana. “Pacitan harus tetap kondusif di semua momentum,” tutur Indartato.

Sementara Kepala Kementerian Agama Pacitan Muhammad Nurul Huda mengatakan, di Pacitan tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas semua dapat hidup berdampingan tanpa adanya gesekan yang berarti. “Kami merupakan wadah bagi seluruh agama,” ujar Huda. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jauh Dari Belanda; Memilih Liburan Di Pacitan

Rich dan keluarganya enggan menyia-nyiakan kesempatan libur panjang Natal dan tahun baru cukup di negaranya Belanda.

Ia, Ibu Koen Hariga dan adik-adiknya lebih memilih berjalan-jalan ke Indonesia selama 20 hari, salah satunya menikmati indahnya pantai di Kabupaten Pacitan.

“Aku dan keluarga sangat menikmati segalanya disekitar selama disini (Pacitan),” kata Rich usai di translate ke bahasa Indonesia saat diwawancara di salah satu cafe (24/12/19).

Ditanya soal kemajuan kepariwisataan Pacitan, ia mengaku tidak banyak yang harus perbaiki, karena Rich yang bekerja di jasa konstruksi tersebut sudah cukup mengagumi keasrian Pacitan. “Kita datang kemari karena disini masih alami,” lanjutnya yang memiliki nama panjang Rich Haringa itu.

Keluarga tersebut mengaku enggan cepat-cepat meninggalkan Pacitan, selain masih banyak destinasi wisata yang belum dikunjungi Rich sangat menikmati keramahtamahan masyarakatnya. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hebat! Dinas PUPR Pacitan Selesaikan Program Pembangunan Tahun 2019

Penghujung tahun 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) menyelesaikan pembangunan dengan pagu anggaran mencapai 156 Miliar. Program tersebut sesuai target yang diharapkan melalui tiga Bidang dengan 15 program dan 54 kegiatan.

Bidang Bina Marga fokus pada tiga kegiatan, mulai pembangunan, rehabilitasi jalan dan rehabilitasi infrastruktur jalan. Pada tahun ini Muhammad Muslih Kepala Bidang Bina Marga mengatakan fokus lebih pada perbaikan area Black Spot yang memiliki kerawanan kecelakaan tinggi, sedang kewenangan jalan kabupaten di Pacitan sepanjang 798 Kilometer.

“Seperti jalan Bangunsari-Ngadirejan kilometer 300 Desa Sedeng, sering terjadi laka lantas karena kondisi tikungan yang tajam kita perbaiki. 2019 insya Allah selesai,” beber Muslih kemarin (19/12/19) kepada Diskominfo Pacitan.

Bina Marga juga memprioritaskan pembangunan sesuai dengan kesepakatan Musrenbang. Meski konsentrasi utama adalah pembangunan penghubung akses wisata utamanya di tiga desa di Kecamatan Pringkuku, yakni jalan penghubung Desa Dadapan dan Desa Watukarung serta Desa Dersono.

“Kita prioritaskan kawasan wisata utamanya pantai dan karst,” lanjut Muslih. Menegaskan pembangunan di tiga desa tersebut juga kelar di tahun 2019. Sementara pembangunan jembatan, seperti di Desa Gunungsari yang dipastikan selesai pada tahun 2020.

Sementara untuk mempercantik kawasan kota, pembangunan trotoar menjadi pekerjaan utama Bidang Cipta Karya. Dengan total pembangunan sepanjang 2 kilometer, dan ditambah pembangunan fasilitas MCK untuk mendukung pelayanan pada masyarakat dan wisatawan.

“Kita juga melaksanakan pembangunan gedung dan rehab. Salah satunya yang tuntas adalah pembangunan gedung Badan Kepegawaian Pembangunan Sumber Daya Manusia (BKPPD) dan Balai Kelurahan Pacitan yang masuk pada tahap 2,” ungkap Tonny Setyo Nugroho Kasi Tata Bangunan.

Melihat fenomena kekeringan di setiap musim kemarau, Seksi Penyehatan Lingkungan Dan Air Bersih Bidang Cipta Karya tanggap dengan memaksimalkan sumber air bersih supaya dapat digunakan oleh masyarakat. Pembangunan tersebut dilaksanakan secara bertahap dan difokuskan di titik kekeringan paling parah.

Tiga pilar Pengelolaan sumberdaya Air pertama konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air. Lebih lanjut Yudo Tri Kuncoro Kepala Bidang Sumber Daya Air menjelaskan pilar-pilar pengelolaan tersebut akan diwujudkan dalam 2 program yakni pengelolaan dan pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan sumberdaya air laut serta program pengembangan dan pengelolaan konservasi sungai dan danau. Program pertama diwujudkan dalam 6 kegiatan sebanyak 102 paket pekerjaan, mendapatkan alokasi anggaran kurang lebih 20 Milyar.

Pada program kedua terdapat 4 kegiatan sebanyak 27 paket pekerjaaan dengan alokasi anggaran 6 Milyar. Menurut Yudo, Yang menjadi prioritas adalah rehabilitasi jaringan irigasi dan pembangunan Embung. Hal ini sebagai wujud dukungan pada program pemerintan yaitu penciptaan lahan baru sebesar 1 juta Hektar tersebar di seluruh Indonesia. “Untuk irigasi target kita seluas 160 Ha/tahun tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan, sampai saat ini sudah 488 Ha dengan target 2019 seluas 480 Ha,” terang Yudo.

Dampak positif dari kemarau panjang di Pacitan adalah pada percepatan pembangunan sehingga target terpenuhi, seperti rencana 17 Embung, di tahun 2019 dapat menyelesaikan 18 Embung. Pihaknya berharap   terwujudnya konsep pengelolaan Sumberdaya air yang benar, yakni menampung semaksimal mungkin, meresapkan, dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerusakan. Secara spesifik Yudo berharap dengan adanya Embung dapat menjadi penyedia air baku dan berfungsi sebagai konservasi.

Kepala Dinas PUPR Pacitan Edy Yunan Ahmadi mengatakan hingga kini tidak ada kendala berarti pada puluhan kontrak yang dikerjakan bersama pihak ketiga tersebut, begitu juga dengan proses administrasi, meski ada keterbatasan tenaga di bidang tersebut namun diharapkan dapat rampung sesuai dengan kesepakatan.

Dari keseluruhan anggaran tersebut konsentrasi berada pada kesempurnaan pekerjaan, sehingga apa yang telah dikerjakan memiliki kesamaan persepsi dengan masyarakat. Sesuai dengan fokus yang ada, baik mendukung pariwisata, pertanian dan perikanan dan kelautan. Sesuai dengan komitmen kepala daerah tersebut masuk dalam program jangka panjang yang ditargetkan selesai tahun 2028. “Pada prinsipnya kita mengerjakan kegiatan-kegiatan yang direncanakan RPJMD dan RPJP,” pungkas Yunan. (budi/anj/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pantau Harga Kebutuhan Pokok Jelang Natal Dan Tahun Baru

Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 Bupati Pacitan Indartato bersama wakilnya Yudi Sumbogo memantau langsung harga bahan pokok di Pasar Arjowinangun dan Pasar Kelapa Pacitan. Dilaksanakan pagi tadi (20/12/19).

Dari temuan yang didapat di dua pasar tersebut Indartato mengakui beberapa harga bahan pokok diakui naik, namun pihaknya bersyukur karena masih dalam kategori wajar.

Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan dalam perayaan ini, pemerintah jika perlu akan melakukan operasi pasar secara berkelanjutan. “Saya berharap kepada masyarakat (Pedagang) supaya menjaga kestabilan harga. Jangan sampai kekurangan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru,” kata Bupati.

Sementara untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Elpiji diakui Bupati dalam kondisi aman. Ia juga berharap kepada Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk buka 24 jam selama momentum tersebut.

Hal ini guna mengantisipasi arus mudik yang terjadi dan tingginya lonjakan wisatawan yang bakal bertamu ke Kabupaten Pacitan. “Yang pasti kami sudah mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan,” tambah Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jaga Sumber Air Tetap Mengalir, Indartato Bersama-Sama Tanam Ribuan Pohon Produktif Di Kali Mason

Pohon aren yang memiliki sifat menahan air ditanam Bupati Pacitan Indartato tepat diatas sumber mata air sungai mason, di Dusun Krajan Lor, Desa Mantren, Kecamatan Punung. Gerakan Tanam Pohon Nasional 2019 ini digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan, melibatkan semua unsur pemerintahan, tokoh masyarakat hingga pelajar.

Mata air sungai mason memiliki peran vital bagi masyarakat baik yang berada di Kecamatan Punung, Donorojo bahkan hingga Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Kata bupati setiap hari lima sampai enam tangki diambil untuk dikirim kepada masyarakat yang mengalami kekeringan. “Satu bulan ini saja sudah diambil 1100 tangki,” kata Bupati (19/12/19).

Pemerintah ingin berbagai program pelestarian alam terus dilakukan secara berkelanjutan, baik di wilayah yang mengalami kerusakan maupun di lokasi-lokasi sumber mata air. Mengingat krisis air bersih terus mengancam disetiap musim kemarau.

Indartato juga meminta kepada semua Camat Kabupaten Pacitan untuk terus memonitor pohon yang telah ditanam, minimal selama setahun usai penanaman.

Setidaknya tahun 2019 Kabupaten Pacitan telah menanam sebanyak 1.628.377 bibit, baik tanaman produktif atau pun tanaman konservasi. Tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan yang umumnya ditanam di hutan rakyat.

Melihat itu Indartato meminta kesadaran masyarakat untuk memahami kondisi alam saat ini, masyarakat harus terlibat menjaga dan merawat pohon, supaya ditahun yang akan datang masyarakat tidak mengalami kekeringan lagi. “Kami meminta kepala desa dan perangkatnya untuk turut menjaga tamanan ini,” pungkas Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tugu Parasamnya; Simbol Keberhasilan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat.

Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha akhirnya selesai dibangun, prasasti tepat berdiri di tengah Perempatan Penceng, salah satu pusat lalu lintas kota Pacitan. Banyak masyarakat banyak yang belum tahu apa itu Parasamya.

Kasi Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Tonny Setyo Nugroho kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, Tugu Parasamya merupakan satu simbol kerja pemerintah bersama masyarakat Kabupaten Pacitan yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan untuk kepentingan bersama. Diserahkan Presiden kepada Gubernur, Walikota ataupun Bupati.

Meski proses perencanaan pembangunan sempat mengalami berbagai pro dan kontra, namun bersama dengan berbagai tokoh termasuk budayawan akhirnya pembangunan tugu tersebut akhirnya disepakati.

Untuk proses pengerjaan lanjut Tonny menghabiskan waktu selama 3 bulan, dengan anggaran sebesar 478 juta Rupiah. Hal tersebut lantaran seluruh kualitas material menggunakan bahan terbaik. “Kita menggunakan pondasi dalam, kemudian ada beton. Serta kita finishing dengan marmer,” paparnya hari ini (18/12/19).

Secara umum pembangunan sudah selesai dikerjakan, namun tugu itu belum sepenuhnya dapat dinikmati khususnya di malam hari, lantaran lighting yang dipasang ternyata belum sesuai dengan konsep awal, “Terpaksa kita kembalikan. Karena Lighting kita khusus, jadi harus kita instal dengan baik untuk memberikan keindahan yang sempurna,” pungkas Tonny. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hari Ibu Ke-91; Dorong Pemangku Kepentingan Tingkatkan Kualitas Perempuan Indonesia

Hari Kebangkitan Perempuan atau Hari Ibu ke-91 kembali dirayakan Pemerintah Kabupaten Pacitan, dengan berbagai kegiatan termasuk Upacara Bendera, dilaksanakan di Halaman Pendopo Kabupaten pagi ini (17/12/19), dipimpin langsung Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo.

Pada sambutannya Sumbogo mengatakan, perempuan merupakan sumber daya potensial yang dapat mendorong pembangunan bangsa, harus mendapat tempat untuk berperan aktif sehingga mereka tidak hanya sebagai pengguna hasil pembangunan semata. “Perempuan harus berperan aktif di segenap aspek pembangunan nasional,” ucap Dia.

Perempuan memiliki hak yang sama dan integral dengan hak asasi manusia. Oleh karenanya perlu tetap dipelihara kodrat, harkat dan martabatnya sebagai ibu bangsa yang berhasil membina keluarga yang harmonis dan sejahtera.

Melalui tema “Perempuan Berdaya Indonesia maju” diharap dapat memicu seluruh lapisan pemerintahan agar berkomitmen meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia.

Hari Ibu juga dirangkaikan dengan hari Bela Negara ke-71 yang jatuh setiap 19 Desember. Ini adalah upaya menghormati dan mengajak semua warga Negara untuk senantiasa membela Negara, bahkan melebihi panggilan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

“Kesadaran bela Negara berakar pada nilai-nilai luhur bangsa, harus tertanam dalam jiwa dan raga seluruh warga Negara atau bangsa Indonesia sejak dini melalui pendidikan serta aksi nasional bela Negara diberbagai bidang. Melalui cara inovatif dan adaptif dengan perkembangan zaman,” jelas Sumbogo.

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) juga diperingati hari ini, merupakan peristiwa penting bagi pembangunan karakter bangsa Indonesia yang selalu diperingati pada tanggal 20 Desember. HKSN adalah sarana melestarikan nilai moral untuk tolong menolong dan gotong royong.

“Indonesia adalah Negara dengan masyarakat majemuk, dengan bermacam suku, ras, warna kulit dan agama. Kita tidak boleh terkotak-kotak karena perbedaan itu,” tambah Sumbogo.

Upacara diakhiri dengan penyerahan penghargaan yang diraih Kabupaten Pacitan, mulai penghargaan Kabupaten Peduli HAM 2018 dari Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI. Sentono Genthong memperoleh Juara III Tingkat Provinsi kategori Desa Wisata dan Juara Harapan II Tingkat Nasional pada Lomba Desa Wisata. SDN 1 Ploso Pacitan, SMPN 2 Kebonagung dan SMKN 1 Nawangan sebagai sekolah Adiwiyata mandiri tahun 2019. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pengentasan Kemiskinan Masih Menjadi Prioritas

Pemkab Pacitan tetap berkomitmen untuk terus mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Demikian disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat melakukan tilik warga di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar, hari ini, Jum’at (13/12/2019).
“Di sisa masa jabatan saya sebagai Bupati Pacitan, dengan program-program pengentasan kemiskinan yang telah kita jalankan selama ini mudah-mudahan bisa terus mengurangi jumlah warga miskin di Pacitan” ucapnya.
Lebih lanjut, bupati yang telah menjabat 2 periode ini menjelaskan bahwa salah satu prioritas pengentasan kemiskinan adalah meningkatkan akses pendidikan. ” Anak-anak harus disekolahkan. Kalau kurang biaya akan dibantu pemerintah. Dengan bersekolah mereka akan menjadi pintar. Dengan pintar maka akan bisa memperbaiki taraf kesejahteraannya” jelasnya.

Tilik warga di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar difokuskan di dua dusun yang kategori terpencil yaitu Dusun Sepring dan Sono. Dusun diujung perbatasan ini berpenduduk
572 jiwa 167 KK,.
Dalam tilik warga kali ini Bupati menyerahkan berbagai bantuan diantaranya bantuan sembako, bantuan pangan, semen, APK. Juga diserahkan KTP elektronik bagi warga setempat. (arif/danang/humas pacitan/kominfopacitan/pemkabpacitan)

Kompetisi Jawara 2019; Dampingi 50 Wirausaha Muda Yang Ingin Sukses

Kompetisi Jawara 2019 memasuki tahap ke-2, dari 300 peserta tahap sebelumnya telah menyisakan 120 peserta, mereka bakal mempresentasikan ide dan gagasan berwirausaha di hadapan para penguji untuk merebutkan 50 tiket di tahap ke-3.

Kegiatan bergengsi di Kabupaten Pacitan tersebut didukung United States Agency for International Development (USAID), adalah badan independen dari pemerintahan Amerika Serikat yang mendukung bantuan baik dibidang ekonomi, pembangunan, dan kemanusiaan untuk negara-negara lain didunia.

Robert Gardnier Management Advisor Prestasi Junior Indonesia USAID, usai memberikan materi merasa senang dapat bertatap muka langsung dengan pemuda Pacitan, karena para peserta adalah poros bisnis Kabupaten Pacitan. “Mereka harus mempunyai pengetahuan dan percaya diri,” terang Robert di Gedung Karya Dharma kemarin (10/12/19).

Menurut Robert kepercayaan diri menjadi satu hal penting untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri, dengan mental tersebut orang akan tumbuh keberanian sehingga Usaid dan Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro (DinKOP Dan UM) Pacitan tinggal menginstalasi pengetahuan baik manajemen maupun yang lain.

“Harapannya dengan membuka bisnis lebih baik untuk diri mereka sendiri, baik untuk keluarga, untuk komunitas, dan untuk ekonomi Pacitan, karena lebih banyak uang disini” tambah Robert dengan logat khas bule.

Sementara Eny Setiorini Kepala DinKOP dan UM Pacitan mengharap peserta tumbuh motivasi mengikuti kegiatan tersebut demi usaha yang digeluti. “Jangan sia-siakan kesempatan ini, mengingat di tahap ke-3 ada pendampingan selama enam bulan,” pungkas Eny. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

2019 Disdukcapil Pacitan Berhasil Penuhi 94 Persen Permohonan Dokumen Kependudukan

Dari target yang ditentukan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pacitan berhasil memenuhi 94 persen dari jumlah total wajib E-KTP 476.718 jiwa, 6 persen sisanya optimis terpenuhi akhir Desember nanti.

Animo masyarakat dalam memenuhi administrasi kependudukan di Kabupaten Pacitan juga dinilai sangat baik, meskipun terkendala kondisi geografis dan tenaga kerja diluar kota membuat instansi tersebut harus menciptakan berbagai inovasi untuk menyikapinya.

Kepala Disdukcapil Supardiyanto kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, meski terhalang oleh jumlah petugas namun secara bertahap seluruh permintaan perekaman dan yang lain dapat terpenuhi. Walau angka 100 persen sukar diperoleh, lantaran usia 17 tahun selalu bertambah tiap harinya, yang membuat selalu ada permintaan baru.

“Banyak masyarakat yang belum memenuhi dokumen kependudukan utamanya yang E-KTP masih berada di perantauan. Sehingga dia akan mengurus dihari raya atau libur panjang,” kata Supardiyanto (10/12/19). Membuat petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan tersebut agar permintaan dapat terlayani dengan baik.

Sebenarnya proses tidak membutuhkan waktu lama, namun seperti E-KTP yang membutuhkan blanko ketersediaannya sangat terbatas. Ini membuat Disdukcapil harus selektif memprioritaskan masyarakat yang paling membutuhkan.

“Kami selalu mengajukan permintaan blanko. Misal kita mengajukan 10.000 biasanya kita hanya mendapatkan sekitar 500, segitu 2 hari sudah habis,” ungkap mantan Kepala Satpol PP tersebut.

Kondisi demikian memang harus disampaikan kepada masyarakat. Supaya tidak menuai pemahaman yang salah terhadap pelayanan primer di Kabupaten Pacitan. Karena Disdukcapil sangat paham akan pentingnya dokumen kependudukan.

Di Tahun 2020 Disdukcapil mengharap masalah blanko dapat terpenuhi sepenuhnya, sehingga kebutuhan dokumen kependudukan masyarakat di Kabupaten Pacitan dapat terpenuhi tanpa harus lama menunggu. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sering Sabet Penghargaan; Diskominfo Ponorogo Melawat Ke Diskominfo Pacitan

Dinas Kominfo (Diskominfo) Ponorogo mengaku merasa perlu belajar bersama dengan Diskominfo Pacitan, dalam rangka meningkatkan pelayanan utamanya di bidang informasi kepada masyarakat melalui lawatannya hari ini (09/12/19).

Disambut langsung Kepala Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto beserta Pejabat dan Staf di ruang pertemuan PPID Diskominfo Pacitan, tampak suasana silaturahmi yang penuh keakraban tampak dari kegiatan tersebut. “Kami merasa perlu menyerap apa yang Ponorogo belum ada,” ujar Wahyu Paripurnawan Sekretaris Diskominfo Ponorogo.

Diskominfo Ponorogo merasa tidak perlu belajar jauh-jauh ke kota lain, pasalnya selain bertetangga Wahyu merasa antara Ponorogo dan Pacitan begitu pantas jika disebut keluarga dekat, baik secara kultur dan sosial. Membuat proses study tiru sangat mudah dipahami.

Semantara Rachmad usai sambutan mengatakan, tidak ada yang spesial dari Diskominfo Pacitan, sepintas seluruh program, agenda bahkan anggaran hampir sama dengan Diskominfo Ponorogo. Namun kebetulan setiap tahun Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Pacitan selalu mendapat nominasi dari Komisi Informasi (KI) Jatim.

“Kami mewakili Pemkab Pacitan sangat mengapresiasi Diskominfo Ponorogo dalam rangka mensinkronkan segala potensi maupun kendala yang berkenaan di Dinas Kominfo,” kata Rachmad.

Untuk dua Bidang yakni Informasi dan Statistik Diskominfo Pacitan yang dinilai lebih baik oleh Diskominfo Ponorogo dengan inovasi yang dilakukan, menurut Rachmad semua hal tersebut terpenting ada terlebih dahulu. “Untuk kualitas kita perbaiki sambil berjalan. Misalnya Dashboard, minimal saya atau Bapak Bupati dapat mengakses dulu,” lanjutnya.

Rachmad tegas mengatakan bahwa Pacitan sangat terbuka untuk kegiatan belajar bersama tersebut, hal ini semata demi menjadi pelayan masyarakat yang baik. “Kita mungkin hanya lebih baik nol koma sekian persen saja,” tandas Rachmad. (DiskominfoPacitan).

Sentono Genthong Destinasi Terbaik se-Jatim

East Java Culture and Tourism  Award 2019 menobatkan Sentono Genthong menjadi destinasi wisata alam terbaik III se-Jawa Timur.

Anugerah tersebut diserahkan Gubernur Jawa timur Khofifah Indar parawansa kepada Bupati Pacitan Indartato, Jumat kemarin (06/12/19) di Harris Hotel and Conventions Surabaya.

Secara nyata capaian tersebut semakin mematangkan pariwisata Pacitan di kancah regional. “Kami akan terus meningkatkan pariwisata demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Indartato.

Indartato juga mengapresiasi capaian tersebut, semua dapat diraih karena buah dari usaha yang dilakukan. Ia berharap sektor wisata benar-benar dikembangkan secara menyeluruh.

“Semoga dengan penghargaan ini bisa memotivasi dalam rangka memaksimalkan semua potensi pariwisata kita,” tambah Indartato. (DiskominfoPacitan).

PAUD AZ-ZALFA KEMBALI GANDENG MOBIL PUSLING DINAS PERPUSTAKAAN KABUPATEN PACITAN

Membacakan buku cerita dan dongeng kepada anak usia dini merupakan salah satu kegiatan sederhana sebagai awal pengenalan dan menumbuhkan literasi pada anak. Paud Az-Zalfa sebagai salah satu lembaga pendidikan usia dini,  begitu kencang melancarkan program literasi di lembaganya. Salah satunya dengan mengadakan Festival Literasi untuk kedua kalinya di Kabupaten Pacitan pada Sabtu, 7 Desember di Pendopo Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang rencananya  akan diadakan tiap tahun ini, menggandeng 2 armada Pusling (Perpustakaan Keliling) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Ini kedua kali pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan untuk memeriahkan acara Festival Literasi.

Dua MPK (Mobil Perpustakaan Keliling) menjadi bagian fasilitas dari acara, tepatnya sebelum acara inti dimulai. Pukul 07.15 WIB Pusling sudah terparkir apik di halaman parkir pendopo Kabupaten Pacitan. Anak-anak pun segera berlarian menghampiri Pusling dan memilih buku dengan didampingi petugas dan para Guru Paud Az-Zalfa. Setelah itu orang tua membacakan buku yang sudah dipilih anak-anak dengan duduk bersama di tikar yang sudah disiapkan, ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari GERNAS BAKU (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku).

Acara inti dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB, dengan dihadiri oleh seluruh orang tua murid Paud Az-Zalfa dan narasumber yakni Dr. Sri Pamungkas, M.Hum. Narasumber dan Kepala Az-Zalfa Suyanti, S.Pd memberikan pengarahan terhadap undangan yang hadir akan arti pentingnya mengenalkan literasi terhadap anak usia dini dan memberikan trik-trik mengatasi permasalahan yang timbul saat mengenalkan literasi kepada anak-anak mereka.

Mrs. Winda sebagai Ketua Penyelenggara menyampaikan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang selalu mendukung kegiatan mereka, utamanya dalam meningkatkan program Literasi anak didik mereka. Pihaknya berharap kerjasama ini akan terus berkesinambungan dan tidak cukup berhenti dalam program Festival Literasi saja.

(Penulis: Ryn Surya/Doc: Ryn Surya/Bidang Layanan/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Dari Pacitan; Perempuan Berdaya Untuk Indonesia Maju

Penasihat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pacitan Luki Indartato, berharap peran wanita di Pacitan semakin maju dari waktu ke waktu, mengingat wanita memiliki peran sentral di dalam keluarga, bangsa, Negara dan agama khususnya.

Harapan itu disampaikan Luki saat berkesempatan menghadiri Peringatan Hari Ibu ke-91 tahun 2019 pagi ini (07/11/19). Berbagai acara dilaksanakan panitia, seperti senam bersama dan jalan santai yang berpusat di alun-alun Kabupaten Pacitan

Melalui olahraga, tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju” yang diusung tahun ini dapat membawa nilai positif bagi wanita. Supaya memiliki jiwa dan raga yang sehat, yang berdampak pada pikiran yang jernih. “Supaya dalam melaksanakan kegiatan apapun akan lebih baik hasilnya,” tambah Luki.

Luki juga meminta perempuan Pacitan yang dipelopori kaum ibu tetap menjadi perempuan yang tangguh, dapat diandalkan dan mampu mendukung segala hal positif yang ada disekitar. (timDiskominfoPacitan).

Gandeng Influencer; Disparpora Satukan Tekad Maksimalkan Pariwisata Pacitan

Dewasa ini membumingkan pariwisata lambat jika dilakukan hanya dari mulut ke mulut, tapi lebih masif jika dari Sosial Media (Sosmed) ke sosmed. Menyadarinya Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) mengundang pelaku sosmed di Kabupaten Pacitan dalam wadah Pacitan Tourism Influencer di KipKop Café kemarin (05/12/19).

Kepala Disparpora, T. Andi Faliandra mengatakan bahwa sektor pertanian dan pariwisata merupakan harapan Kabupaten Pacitan yang wajib didukung seluruh masyarakat. Peran serta pemuda sebagai pelaku sosmed tentu patut untuk diapresiasi dan diwadahi.

Setidaknya, hingga akhir tahun ini target kunjungan yang ditentukan sebesar 12, 2 milyar hampir tercapai. Data terakhir Disparpora kunjungan mencapai 10 miliar lebih, sisanya Andi optimis angka tersebut bisa diraih. Melalui peran Influencer, dua event besar yakni libur natal dan tahun baru di bulan Desember dapat menutupnya.

Pertemuan itu merupakan langkah awal memaksimalkan kepariwisataan Pacitan. Berbagai program yang diusulkan dari masing-masing pegiat sosmed ditampung baik oleh Disparpora, meskipun Andi mengakui bahwa program inti belum ditentukan. “Mereka harus terwadahi dahulu, dan kita berikan tujuan yang jelas,” ujar Dia kepada Diskominfo Pacitan.

Disparpora juga sadar, selain mereka masih banyak pelaku sosmed yang berjasa bagi perkembangan pariwisata Pacitan, terutama kaum milenial yang rata-rata pengguna aktif sosmed, menurut Andi ruang khusus akan disiapkan untuk memfasilitasi mereka.

Khoirul Amin, Sekretaris Dewan Kesenian Pacitan (DKP) menilai, dirangkulnya Influencer adalah langkah cerdas memaksimalkan pariwisata, berbagai peran dan fasilitas yang layak baiknya disiapkan Disparpora supaya lebih maksimal hasilnya.

Bidang kebudayaan yang kini menjadi kewenangan Dinas Pendidikan sempat membuat Khoirul kecewa, namun demikian kedua hal tersebut tetap dapat disatukan. “Harapannya ada kerja bareng lagilah yang ideal,” harap Dia yang memandang kesenian memiliki daya untuk mendongkrak pariwisata.

Untuk itu inovasi kreatif telah dilaksanakan Disparpora, dengan memadukan pariwisata, budaya dan seni utamanya. Disparopa juga berusaha menyajikan hal tersebut senatural mungkin dengan berbagai standar kemasan berkualitas sehingga benar-benar memanjakan wisatawan. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kembangkan Kejari Ceria; Puskesmas Candi Raih Penghargaan Kovablik

Kembangkan inovasi Kejari Ceria, Puskesmas Candi Kecamatan Pringkuku masuk 25 Top Puskesmas dan 10 Puskesmas Terbaik se-Jawa Timur, sehingga berhak menerima penghargaan bergengsi pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) se-Jawa Timur.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parangsa kepada Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Hotel Bumi Kota Surabaya (03/12/19).

Kejari Ceria merupakan kepanjangan dari Kelas Edukasi Remaja Putri Yang Cerdas, Energik, Responsif, Inovatif Dan Adaptif, digagas sebagai sarana untuk mencegah masalah pernikahan anak dan kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.

Kejari Ceria diharapkan mampu membangkitkan kesadaran masyarakat dan kelompok remaja putri khususnya, akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman risiko pernikahan anak dan bahaya Married By Accident (MBA) atau kehamilan yang tidak diinginkan, melalui banyak pendekatan yang mudah diterima dan dimengerti.

“Inovasi untuk menurunkan angka kehamilan tidak diinginkan, mencegah pernikahan dini, Dinas kesehatan Pacitan berkomitmen mendukung inovasi Kejari ceria ke puskesmas di kabupaten Pacitan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan dr. Eko Budiono dari laman Youtube Puskesmas Candi. (DiskominfoPacitan).

Konser Denny Caknan Gratis!

Beredar kabar konser Denny Caknan di Kabupaten Pacitan di penghujung tahun 2019 di jejaring Sosial Media (Sosmed), kabarnya artis yang lagi hits dengan lagunya Kartonyono Medot Janji tersebut dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan dan digelar di Gedung Gasibu Pacitan.

Uniknya masyarakat harus membeli tiket untuk menyaksikannya, mulai Rp. 50.000 untuk tiket reguler sampai dengan Rp. 125.00 untuk kursi VIP. Jika diamati kabar itu adalah hoax adanya, pasalnya penyelenggaran kegiatan semacam itu jelas-jelas bukan kewenangan Bappeda.

Ternyata Denny Caknan memang diundang Pemda Pacitan melalui Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora), T. Andi Faliandra Kepala instansi tersebut menyatakan, berbagai kegiatan akan dilaksanakan Disparpora, termasuk mengundang Denny Caknan.

“Kita akan menggelar satu paket hiburan khusus akhir tahun 2019. Kita kemas dengan bentuk tampilan UMKM binaan Pemda Pacitan selama 3 hari mulai tanggal 29, dan untuk tanggal 30 kita undang khusus Denny Caknan untuk menghibur masyarakat,” terang Andi di kantornya (04/12/19).

Di tanggal 29 diawali dengan pemilihan Kethuk Kenang, dan diakhiri dengan pemutaran kaleidoskop 2019, pengajian akbar dan doa bersama serta pesta kembang api untuk menutup tahun.

Hal itu menurut Andi selain memberikan hiburan yang bermanfaat bagi masyarakat, juga sebagai upaya untuk menarik wisatawan supaya memilih Kabupaten Pacitan untuk menikmati pergantian tahun. tentu yang berkualitas tanpa meninggalkan kesempatan ekonomi bagi para pelaku UMKM Pacitan. “Hiburan lokal juga kita libatkan, karena kita punya hiburan lokal yang banyak dan berkualitas,” lanjut Dia.

Andi juga menegaskan bahwa kabar yang beredar adalah hoax yang tidak perlu dipercaya, berbagai kegiatan merupakan sarana pemerintah untuk melayani masyarakat, bukan semata masyarakat Pacitan tapi juga wisatawan yang berkunjung dan bermalam di Pacitan. “Semua bisa menikmati indahnya wisata pacitan, aneka ragam produk UMKM Pacitan yang dimeriahkan oleh Denny Caknan,” pungkas Andi.(DiskominfoPacitan)

Konversi BBM Ke BBG Diharap Semakin Sejahterakan Nelayan Pacitan

180 nelayan dari berbagai  wilayah di Kabupaten Pacitan mendapat bantuan Paket Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), ini merupakan salah satu program Kemitraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR RI.

Paket bernilai hampir tujuh juta rupiah tersebut kata Ahmad Wahyu Wardono perwakilan Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, merupakan sarana memberi solusi bagi para nelayan saat melaut, yang diklaim dapat menghemat modal antara 40 persen sampai 70 persen. “Tergantung kondisi melautnya,” kata Dia usai penyerahan hari ini (03/12) di halaman Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan.

Paket konversi tersebut diutamakan untuk para nelayan yang menggunakan alat tangkap yang ramah terhadap lingkungan, menggunakan kapal yang berbahan bakar bensin dibawah 5 GT, dan nelayan yang belum pernah memperoleh bantuan serupa dari instansi lain.

Ahmad pada kesempatan tersebut juga mengklaim mesin tersebut disamping lebih irit juga ramah lingkungan, selain itu juga lebih aman saat digunakan untuk mengarungi lautan yang luas. “Yang jelas secara teknis aman. Dan ini bukan barang baru. Artinya sudah banyak diaplikasikan,” tagas Dia.

Bupati Pacitan Indartato mengaku merasa terbantu dengan bantuan yang baru dilaksanakan pertama kali itu, dengan menurunnya modal untuk melaut ia berharap peningkatan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Pacitan dapat semakin meningkat.

Tetapi disisi lain, tabung gas melon sering langka dipasaran, ini tentu menjadi catatan tersendiri bagi Bupati. Pemerintah akan lebih meningkatkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait khususnya pertamina untuk menyikapinya. “Kita harus saling mendukung supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan (Kelangkaan gas 3 Kg) red.,” harapnya.

Pemberian paket konversi dari BBM ke BBG bagi para nelayan tersebut merupakan awal semakin nyatanya dukungan pemerintah pusat kepada para nelayan Pacitan, tugas selanjutnya adalah selalu memenuhi berbagai persyaratan atau kriteria yang dibutuhkan supaya tahun depan nelayan Pacitan kembali mendapat bantuan. (Budi/Rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Indartato Lihat Kondisi 2 Sekolah Retak Di Pringkuku

Ratusan siswa dan siswi di SD Negeri Ngadirejan  dan SD Negeri Pelem 2 Kecamatan Pringkuku merasa was-was saat mengikuti jam pelajaran, pasalnya tembok di beberapa ruang sekolah di 2 sekolah tersebut retak sampai pada pondasi.

Kepala BPBD Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo mengatakan bahwa retakan tersebut dikarenakan jenis tanah di kedua sekolah tersebut bergerak. “Namun Kita tunggu tim teknis untuk memberi kepastian,” kata Didik saat berkesempatan mendampingi Bupati Pacitan Indartato melihat langsung sekolah itu pagi tadi (02/12).

Daryono, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan mengatakan kondisi tersebut sebenarnya terjadi saat Kabupaten Pacitan terkena Badai Siklon Tropis  2017 silam, namun saat itu kondisinya belum separah ini, kondisi tanah mengakibatkan retakan semakin melebar.

Mendekati datangnya musim hujan, ditambah risiko gempa bumi membuat kegiatan belajar mengajar semakin terganggu. Daryono juga mengatakan bahwa sampai sekarang sekolah hanya melakukan penanganan darurat dengan memberi penyangga dari kayu dan pengosongan ruang.

Usai melihat langsung kondisi yang ada, Bupati Pacitan Indartato meminta kepada instansi terkait untuk melakukan langkah cepat, sehingga masalah tanah gerak yang mengakibatkan retakan tembok dan pondasi cepat segera teratasi. “Harus segera, Sekarang kita menunggu hasil tim teknis  yang meneliti,”pungkas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

SPBE; Integrasikan Seluruh Data Pada Satu Pintu

Menatap era baru berbasis digital yang didukung lahirnya revolusi industri 4.0 yang mengaburkan batas fisik, digital dan biologis dan serba cepat. Memaksa pemerintah pusat mengambil langkah strategis melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau E-Governments yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019.

Di Kabupaten Pacitan sistem tersebut belum berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Salah satunya SPBE antar instansi belum saling terintegrasi satu sama lain, padahal fungsi utama SPBE adalah  mengintegrasikan seluruh informasi yang ada, baik data atau pun yang lain dari masing masing instansi sekelas Perangkat Daerah (PD) hingga Desa.

SPBE mempunyai banyak keuntungan jika sudah berjalan, misalnya saja jika pemerintah hendak mengambil satu kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dapat menggunakan data valid yang ada. Namun jika data yang disampaikan simpang siur, maka sudah pasti sang pimpinan akan mengambil keputusan yang kurang tepat bahkan salah, hal ini dikarenakan data yang disampaikan tidak tervalidasi.

Demikian urgensinya SPBE membuat Leading Sector yakni Dinas Kominfo, Bappeda dan BPS akan bekerja keras demi menyelesaikan program tersebut di tahun 2020. “Saat ini kami mereview ulang,” kata Rachmad Dwiyanto Kepala Diskominfo disela kegiatan Review Masterplance SPBE Bersama Pihak Ketiga Gamatechno kemarin (28/11).

Sebelumnya system ini dinamai E-Governments yang di launching pada tahun 2016 silam. Namun sayang system tersebut di tahun ini kurang sesuai untuk mendukung revolusi industri 4.0, satu langkah cerdas jika pemerintah up grade piranti E-Governments ke SPBE yang lebih sempurna dan komprehensif. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Raih Keterbukaan Informasi; Satu Tekad Menuju Pemerintahan Yang Profesional

Sebanyak 32 penghargaan diraih Kabupaten Pacitan pada upacara bendera memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-55, HUT Korpri Ke-48, HUT PGRI Ke-74, HUT Ke-20 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Tahun 2019 yang dilaksanakan pagi ini di Halaman Pendopo Kabupaten Pacitan (29/11).

Satu dari sekian penghargaan tersebut adalah Keterbukaan Informasi yang diserahkan oleh Komisi Informasi (KI) Jawa Timur kepada Bupati Pacitan Indartato tadi malam di Hotel Samator Surabaya. Dengan kategori Badan Publik Menuju Informative Kabupaten Kota Se-Jawa Timur dan PPID Desa Ngumbul yang berhasil memboyong Kategori Pendokumentasian Informasi Terbaik Desa Se-Jawa Timur.

Usai kegiatan upacara Bupati Indartato mengatakan puluhan penghargaan yang didapat merupakan buah dari kerja keras seluruh elemen baik pemerintahan maupun lembaga masyarakat dalam melaksanakan tugas masing-masing. “Semua ini demi seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan agar bahagia dan sejahtera,” kata Bupati.

 Khusus keterbukaan informasi, Bupati menyampaikan bahwa keterbukaan begitu penting di pemerintahan pada satu program yang dilakukan. Mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pada tahapan terakhir yakni evaluasi dan pertanggungjawaban. “Keterbukaan akan menimbulkan partisipasi masyarakat,” tegasnya.

 Bupati juga mengatakan bahwa kondisi media sebagai salah satu pilar demokrasi juga memiliki tempat yang baik, berbagai media baik online, cetak hingga televise dipastikan memperoleh keterbukaan dari semua kerja pemerintah. Kecuali keterbukaan yang memang dikecualikan. “Semua bisa kita lihat, apa lagi ada Wadule dan Likin. Supaya keterbukaan informasi bisa dirasakan oleh masyarakat,” harap Bupati.

 Sementara menyikapi penghargaan tersebut, Kepala Diskominfo Pacitan, Rachmad Dwiyanto mengatakan bahwa itu merupakan indikator untuk lebih memeratakan kembali keterbukaan informasi semua instansi di Kabupaten Pacitan, Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID) di level pembantu hingga desa akan diupayakan dapat segera berjalan.

 Meski diketahui bersama bahwa di tahun 2020 ada rasionalisasi anggaran, namun hal tersebut bukan satu masalah dalam menyukseskan keterbukaan informasi di Pacitan. “Justru ini menjadi cambuk bagi insan Diskominfo Pacitan untuk semakin berinovasi,” kata Rachmad.

 Hal ini sesuai dengan sambutan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang dibacakan oleh Bupati, mulai saat ini jika bermimpi menjadi bangsa yang besar maka Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang kerja linier, tapi harus memahami berbagai perubahan dengan mencetuskan berbagai inovasi.

 Akhirnya, dengan keterbukaan informasi yang merata di setiap instansi di Kabupaten Pacitan, secara langsung akan melahirkan pemerintahan yang sehat dalam setiap program kerjanya. Ujungnya jelas, yakni pelayanan yang prima di semua sektor tanpa adanya masalah ataupun kesalahpahaman, maksudnya korupsi atau yang lain, karena dilandasi keterbukaan dari awal hingga tahapan evaluasi atau pertanggungjawaban. (budi/rozaq/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Indartato Pastikan Kekosongan Jabatan Kelar Awal Januari 2020

Pelantikan Pejabat Lingkup Pemkab Pacitan kembali digelar pagi ini (28/11) di Pendopo Kabupaten dan dipimpin langsung oleh Bupati Pacitan Indartato. 54 pejabat tersebut meliputi Eselon  II, III dan IV bakal  menduduki posisi baru demi menyempurnakan kerja pemerintah disemua lini, demi tercapainya seluruh visi dan misi yang tertuang pada Perda Nomor 5 Tahun 2016.

Mengingat besarnya tanggung jawab para ASN tersebut, Bupati Pacitan dalam sambutannya menyinggung rencananya menaikkan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Karena disadari bahwa TPP ASN di Kabupaten Pacitan tergolong paling rendah dibanding kota lain di Jawa Timur.

“Kami berusaha memenuhi hak-hak mereka meskipun secara bertahap,” ujar Bupati yang sangat menyadari bahwa penghasilan atau kesejahteraan yang semakin membaik akan berdampak langsung pada peningkatan kinerja para ASN.

Begitu juga nasib para Guru Tidak Tetap (GTT) di juga disampaikan bakal naik tahun depan, sesuai dengan persetujuan anggota DPRD. Didesak para awak media terkait nominal secara terang-terangan dari Pemda Pacitan akan menambah Rp. 500.000.

Disisi lain pelantikan yang baru saja dilaksanakan belum menyelesaikan masalah kekosongan jabatan. Bahkan kekosongan ini sampai pada level jabatan Staf Ahli, dan diperkirakan masih akan semakin bertambah karena pensiun.

Tetapi Indartato tidak cukup berpangku tangan menyaksikan fenomena ini, diperkirakan awal tahun 2020 masalah tersebut dapat segera teratasi. Karena usai tanggal 8 Januari mutasi pada jabatan tertentu harus mendapat dukungan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), jadi pada posisi pelayanan primer secepatnya harus diupayakan segera terisi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kethek Ogleng; Era Baru Menjadi Kebanggan Pacitan

Usai ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) Kethek Ogleng Pacitan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dengan Nomor Registrasi 201900988 yang diterbitkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan Indonesia tahun 2019.

Warisan Budaya Takbenda bersifat tak dapat dipegang (intangible/abstrak), seperti konsep dan teknologi; dan sifatnya dapat berlalu dan hilang dalam waktu seiring perkembangan zaman seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain.

Hak Cipta Gerakan Pokok Kethek Ogleng dengan Nomor Pencatatan 000144781, yang diterbitkan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Kethek Ogleng kesenian kebanggan Kabupaten Pacitan percaya diri melenggang menjadi primadona semua khalayak.

 Pengakuan berjudul Gerakan Pokok Kethek Ogleng, menandai era baru kesenian yang terlahir dari kreatifitas Sukiman pada tahun 1962 silam yang ternyata pernah mengalami masa vakum sampai tahun 1970 an. Setelah berganti generasi yang didukung pengakuan itu Kethek Ogleng akan fokus menjadi satu kesenian yang dapat menghibur siapapun dengan berbagai penyempurnaannya.

 Selama ini semua mengetahui kerja keras Pelaku Kethek Ogleng dalam mengangkatnya ke permukaan, supaya tidak termakan peradaban di kemudian hari, tentu dengan dukungan semua pihak termasuk pemerintah.

 Seperti Sukiman konon pernah diceritakan sempat mengurung diri di salah satu kebun binatang di Kota Solo, belakangan diketahui ia mendalami segala tingkah laku kera, mulai makan, bersosialisasi hingga sifat dasarnya yang bergelantungan di pohon dan dahan. “Totalitas Sukiman luar biasa, bersyukur semangatnya ditiru semua penerusnya,” ujar Agoes Hendriyanto pemegang Hak Cipta kepada Diskominfo Pacitan (27/11).

 Langkah baru ini lanjut Agoes merupakan awal yang baik, ibarat pesawat kini tengah lepas landas untuk memecah cakrawala, dikagumi semua orang yang menyaksikannya. Dan semua orang diluar sana akan tersadar bahwa Kethek Ogleng terlahir di Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. “Kethek Ogleng milik Pacitan, bukan Milik komunitas,” pungkasnya yang kini tengah menyelesaikan Studi Doktoralnya yang berjudul Produksi Simbol Masyarakat Pacitan dengan Perspektif Bourdieu. (DiskominfoPacitan).

Pengukuran Bidang Tanah untuk Pensertifikatan Perluasan Tanah Puskesmas Jeruk, Kecamatan Bandar

Untuk menjamin kepastian hak atas tanah aset Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan terus mensertifikatkan aset tanah yang ada. Salah satunya adalah tanah yang digunakan untuk Perluasan Puskesmas Jeruk, Kecamatan Bandar, hasil dari pengadaan tanah tahun 2019 yang belum bersertifikat atas nama Pemerintah Daerah.

Puskesmas Jeruk, berdiri di atas bidang tanah aset Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan. Untuk peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, dilakukan perluasan lahan dengan cara pembelian tanah warga masyarakat. Karena pembelian tanah adalah seluruh dari luas sertifikat yang ada, maka untuk pengurusan pensertifikatannya tidak melalui proses pemecahan sertifikat.

Selain Puskesmas Jeruk Kecamatan Bandar, secara bertahap, semua aset yang ada akan disertifikatkan. Pada tahun ini ditarget 15 bidang, Pengajuan ini akan terus dilakukan hingga semua aset memiliki kepastian hukum.(PemkabPacitan/DiskominfoPacitan)

Perkim Laksanakan Program Peningkatan jalan lingkungan Desa Kalak, Donorojo

Pemerintah kabupaten Pacitan melalui Dinas Kawasan Permukiman, Perumahan dan Pertanahan (Perkim) di tahun anggaran 2019 melaksanakan program kegiatan pembangunan jalan lingkungan yang bersumber dari dana APBD 2019 di Dusun Bolo, Desa Kalak, Kecamatan Donorojo.

 Melalui paket pekerjaan peningkatan jalan lingkungan yang berupa perkerasan lapen sepanjang 370 meter, dengan pagu dana senilai Rp 94.000.000,00 Masyarakat disana beberapa waktu kedepan akan merasakan dampaknya secara langsung.

 Sebelumnya jalan tersebut berjenis jalan rabuat dua sisi dengan kondisi yang mulai rusak, alhasil jalan tersebut menghambat mobilitas masyarakat. Program ini diharapkan secara langsung memberi dampak positif, utamanya mempermudah akses transportasi. (Perkim/DiskominfoPacitan).

Tingkatkan Derajat Kesehatan Bagi Seluruh Generasi Muda

Memaknai Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-55 Tahun 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan tentu ingin menjadi bagian untuk berkontribusi dalam rangka mewujudkan generasi sehat Indonesia unggul yang selaras dengan tema pada tahun ini.

 Berbagai acara dilaksanakan pemerintah, melalui Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dr. Darsono untuk menciptakan derajat kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat di kota yang baru saja memperoleh penghargaan Kabupaten sehat dengan kategori swasti saba wistara atas kesigapan saat menyikapi pageblug Hepatitis A beberapa bulan lalu.

 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr. Eko Budiono di sela Semarak HKN hari ini (24/11) menyampaikan berbagai langkah harus ditempuhnya untuk merealisasikan tema itu, dengan mempersiapkan generasi Kabupaten Pacitan saat masih berupa janin hingga terlahir ke dunia dan tumbuh menjadi dewasa atau berusia 18 tahun. “Untuk tumbuh kembang, kita deteksi terus membaik,” beber Eko.

 Namun disudut lain kata Eko masih ada 0,5 persen generasi muda Pacitan mengalami disabilitas atau anak berkebutuhan khusus, angka kecil tersebut tentu tidak lepas dari perhatian Dinas Kesehatan. Berbagai pendekatan dilakukan demi menjamin mereka supaya memiliki kesamaan dengan yang lain. “Jadi kita samakan hak di dalam tumbuh kembang, itu salah satu upayanya,” tambah Dia.

 Untuk itu, berbagai syarat harus dipenuhi. Seperti deteksi dini tumbuh mereka, dengan berbagai pemeriksaan yang harus rutin dilaksanakan, termasuk imunisasi, ditimbang berat badannya sampai usai 5 tahun, sedang dibangku sekolah melalui kartu tumbuh kembang mereka akan terus diperhatikan hingga berumur 15 tahun.

 Raihan pemerintah terkait Kabupaten Sehat dimaknai Bupati Pacitan Indartato untuk kembali mengingatkan seluruh komponen untuk terus bergandengan tangan, bersama-sama supaya tidak kembali terjadi serangan penyakit yang berugikan masyarakat tersebut. Berlandaskan kesadaran dan keikhlasan dalam membudayakan hidup bersih dan sehat baik di pemerintahan atau pun di lapisan masyarakat.

 Menyikapi angka disabilitas, Bupati mengatakan hal tersebut merupakan masalah penting yang mesti disikapi serius, peran dokter dena tenaga kesehatan sangat diapresiasi mengingat mereka adalah garda terdepan dalam menyikapinya. “Dengan segala komponen yang ada bisa melaksanakan tugas seiklas-iklasnya didukung etikat baik demi derajat kesehatan Kabupaten Pacitan,” pungas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Terima Tim Surveillance; PA Pacitan Komitmen Wujudkan ZI

Assessment Surveillance II atau Akreditasi Penjaminan Mutu (APM) kembali dilakukan di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Pacitan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang dilaksanakan kemarin (20/11). Kesempatan yang baik tersebut menurut Dedy Kusnadi sebagai Ketua Tim (APM) merupakan satu langkah demi mempertahankan pelayanan yang optimal kepada seluruh pemohon.

Pada tahapan ke 2 itu Dedy Bersama Tim melihat langsung segala aktivitas yang dilaksanakan PA Pacitan, nantinya menjadi penentu predikat A Excellence yang dipunya PA Pacitan dapat dipertahankan atau berakhir. “Alhamdulilah hasilnya membanggakan,” kata Dedy puas.

PA Pacitan saat ini berada pada kelas 1b, meski saat ini sulit untuk naik kelas menjadi 1a karena berbagai faktor seperti keberadaan Perguruan Tinggi Negeri, jumlah perkara dan lain-lain. Namun yang utama adalah bagaimana PA Pacitan tersebut dapat melayani dengan baik seluruh pemohon utamanya menerapkan 9 aplikasi hasil inovasi Mahkamah Agung (MK).

“Kita tidak sekedar melayani dengan baik. Tapi juga cepat,” kata Ketua PA Pacitan Sumarwan kemarin (20/11). Ia juga mengakui adanya beberapa temuan penting, utamanya masalah dokumen pendukung, meski tidak banyak namun pihaknya telah berkomitmen akan memperbaiki masalah tersebut kurang dari satu bulan.

Sumarwan juga sadar APM tersebut merupakan awal untuk menuju Zona Integritas (ZI) maka berbagai poin standar yang ada harus teraplikasi dengan baik kepada seluruh karyawan, yang akhirnya menjadi satu budaya kerja yang positif. “Bisa terjadi karena dilakukan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (budi/wan/Riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Desain Ulang Alun-alun Barat Pacitan; Supaya Semakin Rindang Dan Nyaman

Secara berkelanjutan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya meremajakan Alun-alun Kabupaten Pacitan, khususnya di sisi barat yang berhadapan langsung dengan Masjid Agung Darul Falah, bangunan kios pedagang di sepanjang trotoar tersebut terpaksa dirobohkan untuk direhabilitasi supaya suasana semakin segar.

Joni Maryono Kepala DLH Pacitan mengatakan peremajaan tersebut merupakan hasil dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim Cabang Pacitan sepakat menata ulang tanpa meninggalkan fungsi asli tempat tersebut, hanya saja harus semakin rindang yang merupakan salah satu syarat Kota Adipura.

Proyek tersebut ujar Joni juga tidak membutuhkan waktu lama, sebelum tahun baru 2020 atau satu setengah bulan ke depan ia pastikan telah rampung. “Sesuai komitmen teman-teman jasa teknis kami pastikan selesai sesuai jadwal,” katanya kemarin (19/11).

Selanjutnya Kepala DLH tersebut meminta kepada seluruh pedagang dan masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan, sebagai salah satu karakter Kota Adipura yang cinta lingkungan dan kebersihan. “Perabot pedagang, usai berjualan harus segera dibersihkan,” lanjut Joni.

 Prinsipnya Alun-alun harus mengakomodir seluruh aktivitas masyarakat, tempatnya yang berada di pusat kota harus memberikan kenyamanan bagi siapapun, tanpa meninggalkan sisi ekonomi. Terlebih Alun-alun juga sering kali menjadi pusat kegiatan pemerintah maupun masyarakat.

 Adanya tanggung jawab sosial terhadap Kota Pacitan adalah salah satu alasan keterlibatan Bank Jatim Pacitan, program CSR diharapkan Bank Milik Pemprov Jatim tersebut dapat membantu pemerintah supaya dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat Pacitan.

“Komitmen tersebut sesuai misi kami untuk turut mengembangkan usaha mikro di Kabupaten Pacitan,” ujar Kepala Bank Jatim Palti Oloan P. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

140 Milyar Proyek 2019; PUPR Pacitan Pastikan Rampung Akhir Desember.

Mendekati penghujung tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pacitan merilis proyek pembangunan fisik telah menyentuh angka 85 persen dari jumlah total 645 proyek yang dikerjakan.

Sekretaris PUPR Kabupaten Pacitan, Suparlan Kepada Diskominfo Pacitan di kantornya (19/11) mengatakan 15 persen yang tersisa dipastikan bakal rampung di akhir Desember mendatang. “Masih ada waktu untuk tepat waktu” ujar Dia yang mengaku tidak ada kendala berarti.

Proyek pada tahun ini lanjut Suparlan lebih diutamakan untuk peningkatan infrastruktur demi mendukung pariwisata di Kabupaten Pacitan. Misalnya pembangunan jalan menuju wisata Pantai Watukarung di Kecamatan Pringkuku yang masuk dalam jenis proyek lanjutan, dan proyek peningkatan infrastruktur untuk mendukung mobilitas para nelayan. “Banyak kegiatan kita yang bersifat lanjutan,” katanya.

Sementara untuk pembangunan Tugu Parasamya di perempatan Penceng yang kini terus di garap masuk dalam kategori proyek baru berskala kecil, dipastikan rampung bersama proyek lain.

Suparlan menegaskan bahwa semua proyek yang menghabiskan dana 140 Miliar tersebut adalah hadiah untuk seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan. “Semoga Menjadi Kado Tahun Baru nanti,” tambah Suparlan.

Sedang demi mendukung seluruh pekerjaan besar tersebut PUPR tengah fokus untuk administrasi yang ternyata baru 65 persen, rampungnya pekerjaan yang dilakukan para penyedia jasa yang kesemua adalah putra daerah mesti dibarengi dengan rampungnya seluruh administrasi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Diskominfo Tak Segan Lapor Ke Bupati Jika PD Tidak Mengurusi Websitenya

Berjalannya roda pemerintahan yang disertahi berbagai keberhasilan pembangunan harus di dukung dengan keterbukaan informasi sebagaimana tertuang pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, melalui era yang serba digital dimasa sekarang peran website dinilai strategis supaya segala informasi dapat tersampaikan dan terserap sepenuhnya oleh khalayak.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo Pacitan) Rachmad Dwiyanto melihat fenomena ini sehingga mengambil upaya dengan mengingatkan istansi Pemerintah Lingkup Pemkab Pacitan, untuk kembali memaksimalkan laman yang telah disediakan tersebut. “Kita mendapat masukan dari teman-teman DPRD Pacitan,” ujar Dia (14/11).

Dari ratusan website resmi pemerintah kata Rachamd di hadapan seluruh undangan hanya 10 saja yang memenuhi syarat kelengkapan dan keaktifannya. Hal tersebut sudah barang tentu menghambat keterbukaan informasi kepada masyarakat, artinya keterbukaan informasi dapat diasumsikan terhambat. “Itu bisa terwujud melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi,” kata Rachmad.

Masukan tersebut sangat diterima baik Dinas Kominfo, berbagai terobosan akan dilakukan supaya keterbukaan informasi di Kabupaten Pacitan benar-benar menjadi kenyataan, mengingat undang-undang yang disahkn pemerintah tentu mempunyai banyak sisi positif terutama kepada masyarakat. “Harus ada evaluasi dan pendampingan yang struktur,” tegas Dia. Bahkan tidak main-main Rachmad akan melaporkan kepada Bupati jika masing-masing PD tetap memilih vakum.

Sementara Kepala Bidang Informasi Agus Anshori Mudzakir berkomitmen menggunakan pendekatan ketelatenan, ia beserta stafnya selain melakukan berbagai evaluasi akan datang langsung ke instansi untuk memberikan pelatihan khusus jika PD tersebut benar-benar maengalami kesulitan. “Mereka para personil terbatas dan tidak pada satu konsentrasi,” beber Dzakir.

Sudah selayaknya masyarakat mendapat informasi siapa pun dan kapan pun, kecuali informasi yang dikecualikan yang bersifat rahasia. Ini masuk 4 standar informasi yang kudu dipenuhi masing-masing website milik pemerintah. “Nanti kita kasih simbol, yang aktif hijau, kuning stengah aktif dan merah yang tidak aktif,” pungkas Dia. (DiskominfoPacitan).

LPG 3 Kg Hanya Untuk Masyarakat Yang Kurang Beruntung

Kelangkaan Gas LPG 3 kilogram atau biasa disebut Tabung Melon seringkali langka dipasaran, menindaklanjuti hal tersebut pemerintah kembali mengingatkan kepada para ASN Pusat, ASN Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berdomisili di Kabupaten Pacitan dan ASN Lingkup Pemkab Pacitan supaya tidak menggunakan tabung gas tersebut.

Selanjutnya surat himbauan tersebut juga disampaikan kepada Pimpinan atau Karyawan BUMN dan BUMD yang tinggal di Pacitan serta masyarakat Kabupaten Pacitan yang tidak memenuhi syarat menggunakan Gas LPG 3 Kilogram.

Untuk Pengusaha Mikro yang asetnya di atas Rp. 50.000.000 selain rumah dan bangunan atau memiliki omset di atas Rp. 300.000.000  dalam satu tahun dihimbau untuk tidak menggunakan gas melon. Sedang untuk kepemilikan LPG 3 Kg untuk konsumen rumah tangga maksimal 3 tabung, konsumen usaha maksimal 9 tabung.

Selanjutnya untuk sektor HEROKOIN yang meliputi Hotel, Restoran, Peternakan, Pertanian, Batik, jasa Binatu, Jasa Las yang bukan masuk kriteria usaha kecil di Kabupaten Pacitan supaya beralih ke tabung gas LPG Non Subsidi.

Pemberitahuan tersebut ditandatangai Bupati Pacitan Indartato dan diketahui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, PT Pertamina Regional IV Madiun, Hiswana Magas di Madiun dan SPBE di Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Maksimalkan Pacitan Job Fair Season II

Hanya dua hari saja, Season II Pacitan Job Fair digelar oleh Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan dengan 5925 lowongan pekerjaan menanti. Bursa kerja kali ini digelar di halaman Kampus Akademi Komunitas Negeri Pacitan.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo usai membuka acara pagi tadi (13/11) mengatakan bahwa kondisi tenaga kerja di Pacitan menunjukan angka yang semakin baik dibanding dengan angka pada tahun sebelumnya, dengan menurunnya angka pengangguran terbuka sebanyak 0,6 persen. Dari 0,84 persen menjadi 0,78 persen.

Meskipun mengalami penurunan tingkat pengangguran namun ada hal yang perlu diwaspadai, yakni mayoritas pencari kerja 2018 didominasi lulusan SD dan SMP sebanyak 72,6 persen dan SMA Sederajat sebanyak 13,14 persen. “Untuk itu bursa kerja kali ini harus dapat memberi solusi bagi para pencari kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya,” harap Yudi.

Oleh karenanya pencari kerja diharap dapat memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai sarana mengisi kegiatan sehingga dapat produktif. Yudi juga berpesan kepada dinas terkait supaya dapat meningkatkan berbagai fungsi layanan para pencari kerja. “Guna mendukung upaya penurunan pengangguran,” pesannya.

Wicaksono Kepala Bidang Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Berharap Season II dengan 43 perusahaan yang bergabung dapat menyerap sepenuhnya para pencari kerja di Pacitan. “Pencari kerja tinggal memilih pekerjaan yang mereka anggap cocok,” terang Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Dinkes Pacitan Serius Sikapi Masalah Nikah Anak

Pernikahan anak menjadi permasalahan serius di Kabupaten Pacitan. Tapi itu dulu, menurut data dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pacitan menunjukan setiap tahun angka terus menurun, namun demikian Pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) enggan kecolongan, berbagai sikap ditunjukan seperti mengumpulkan instansi terkait serta perwakilan pelajar se-Kabupaten Pacitan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu menyampaikan pernikahan anak mesti disikapi serius walaupun tren terus turun. Karena angka bisa saja kembali naik jika pemerintah teledor. Apalagi banyak hal negatif mengancam pelaku, mulai gangguan mental, gangunan kesehatan jasmani, bahkan kondisi bayi yang dilahirkan berpotensi stunting. “Kami juga memberikan pengetahuan terhadap penyakit anemia, penyakit ini banyak terjadi pada generasi muda,” ujar Ratna.

Kegiatan yang masuk dalam Rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2019 tersebut bukan satu-satunya, Ratna membeberkan berbagai pendekatan terhadap remaja terus dilakukan disepanjang tahun baik kesekolah-sekolah maupun ke komunitas-komunitas remaja. tidak jarang Dinkes mendatangkan para tokoh remaja untuk memberi motivasi kepada mereka. “Mengingat remaja acapkali mengikuti gaya orang yang dikagumi, seperti artis dan lain-lain,” tambah Dia.

Agnes Safitri Adi salah satu narasumber yang diundang dalam acara itu secara gamblang memaparkan berbagai kerugian ketika anak memilih menikah diusia muda yakni di bawah 19 tahun. Kenyataan yang disampaikan tersebut dipastikan dapat merangsang remaja untuk berfikir dua kali ketika hendak menikah muda atau hal-hal yang bisa menimbulkan hamil sehingga berujung pada Marred By Accident (MBA). Kendati tersebut peran orang tua dan lingkung sudah barang tentu nomor satu. “Pernikahan anak juga berdampak kondisi ekonomi hingga pesikologi,” ujar Dokter Spesialis Ibu Dan Anak tersebut.

Enggan forum tersebut berakhir sia-sia, Agnes mengharap kehadiran Media benar-benar nyata, sehingga seluruh khalayak dapat ikut mengerti kondisi tersebut, karena menurutnya pernikahan anak erat hubungannya dengan tradisi dan budaya di wilayah tersebut, jadi perubahan tidak serta merta terjadi begitu saja mesti terus menerus dan berkelanjutan.

Bangsa Indonesia yang akan mendapat bonus demografi harus didukung, masyarakat Kabupaten Pacitan sudah pasti ingin terlibat di kabar gembira itu dengan menjadi bagian dari 18 persen usia produktif Indoneisa di Dunia, ramalan itu tahun 2050 bangsa Indonesia diperkirakan berada pada urutan ke-4 ekonomi global. Momentum itu harus disikapi dengan berbagai progam supaya generasi muda yang digadang benar-benar berkualitas dalam rangka membangun Indonesia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Peringati Hari Jadi Jatim Ke-74; Pemda Gelar Seni Untuk Pelajar

Memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-74 Tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan menggelar Gelar Seni Pelajar. Acara tersebut dilaksanakan di Halaman Pendapa Kabupaten Pacitan pagi tadi (12/11) yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Pacitan Indartato.

Asisten Administrasi Umum Hario Jumanto sebagai kutua panitia kegiatan tersebut menyampaikan animo peserta cukup baik dari tahun ke tahun, itu menunjukan bahwa partisipasi genarasi muda di Kabupaten Pacitan akan budaya asli Indonesia sangat baik ditengah derasnya arus budaya luar yang dinilai tidak sesuai dengan adat ketimuran.

Situasi positif ini diapresiasi Bupati Pacitan Indartato, khusunya para guru yang telah telaten mengenalkan dan mengajarkan seni budaya asli Indonesia kepada para anak didiknya tersebut. “Seni budaya kita harus menghiasi kehidupan kita sehari-hari,” ujar Bupati usai membuka acara.

Begitu juga di Kabupaten Pacitan yang kaya akan seni budaya, ia berharap siapa saja turut andil dalam menjaga dan melestarikannya sehingga tidak lekang oleh peradapan zaman, dengan cara melibatkannya disetiap kesempatan.

Salah satu peserta Vanesa Wibowo dan kawannya Devi Nofla dari SMP Negeri 2 Pacitan dikesempatan itu berkesempatan menari Remo, mereka mengaku bangga dengan aneka ragam seni budaya yang dipunya Indonesia. Baginya untuk andil dalam menjaga seni budaya cukup dengan bergabung disanggar. “Meskipun harus menari, bisa menulis atau yang lain,” ungkap Vanesa. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

2021 Bisa Petik Durian Atau Mancing Di Waduk Tukul

Desa Karanggede, Arjosari tengah bersiap-siap menyambut kehadiran Waduk Tukul, proyek bersekala nasional yang mulai digarap tahun 2017 silam dijadwalkan rampung lima tahun setelahnya atau tahun 2021.

Bambang, Kepala Desa Karanggede mengaku telah menyiapkan semua hal pasca pembangunan bendungan tersebut, bernuansa desa wisata yang mandiri dan menguntungkan semua pihak. “Desa dan masyarakat harus diuntungkan dengan hadirnya Waduk Tukul,” ujarnya kemarin 11/11.

Namun demikian pihaknya belum membuka pembicaraan dengan Pemda Pacitan, tapi angan-angan itu diyakini Bambang bakal sesuai ekspektasi, tinggal menunggu penyelesaian pembangunan, melihat wajah sebenarnya si Waduk Tukul.

Sektor lain menjadi pendukung adalah agrowisata, tengah dikembangkan di tanah seluas 10 hektar yang berlokasi di Dusun Tukul sekitaran waduk. Didukung sepenuhnya oleh Dinas Kehutanan Dan Perkebunan (Hutbun) Jatim. “Sidah dimulai. Ada pohon durian, alpokat, mangga,” jalas Bambang.

Perihal yang menjadi perhatian adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat sebagai tuan rumah para wisatawan. Jika tidak segera dilakukan berbagai peningkatan kapasitas maka bukan tidak mungkin hadirnya bendungan tidak memberi dampak yang signifikan.

Diseputaran waduk air pasti melimpah ruah, berarti konsep pertanian dinilai strategis dan menjanjikan karena didukung tanah yang subur. Namun demikian petani di utara Kecamatan Arjosari tersebut tidak mampu berbuat banyak lantaran serangan babi hutan yang menghancurkan apapun yang ditanam. “Kami hanya menanam padi,” pungkas Dia.

Kedepan dalam perkembangannya, bukan tidak mungkin pengelolaan tempat pemancingan air tawar dengan view berbeda dapat menjadi pendamping agrobisnis Waduk Tukul. Sebagai salah satu spot penghobi mancing dan diperuntukkan pada pengunjung yang menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

PACITAN BUKA SELEKSI PENERIMAAN CPNS TAHUN 2019

Berdasarkan Pengumuman Panitia Pelaksana Seleksi CPNS Nomor 810/2829/408.54/2019 Tentang Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan Tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka Peluang bagi Masyarakat untuk mengikuti Seleksi CPNS Tahun 2019. Seperti kita ketahui bersama bahwa Lowongan CPNS memang sudah menjadi idola bagi Masyarakat dalam beberapa tahun terakhir ini. Ini merupakan kabar berita yang paling ditunggu oleh Masyarakat dalam beberapa bulan terakhir setelah santer diberitakan akan ada pembukaan Seleksi Penerimaan ASN.

Penerimaan ASN tahun ini berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya, karena pada Pelaksanaan Seleksi Penerimaan ASN Tahun 2019 ini multi year yang artinya tahun ini hanya untuk penepatan kelulusan administrasi, sedangkan Pelaksanaan Ujian akan di beritahukan jadwal selanjutnya.

Pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka Lowongan CPNS sebanyak 340 Formasi CPNS yang terdiri dari :

1. 319 Formasi Umum

2. 6 Formasi Disabilitas

3. 15 Formasi Cumlaude

Sedangkan pembagian formasi berdasarkan fungsinya :

1. Tenaga Pendidikan : 267

2. Tenaga Kesehatan : 42

3. Tenaga Teknis : 31

Sumber : BKPPD Kabupaten Pacitan (http://bkd.pacitankab.go.id)

Abadikan Bokong Semar Selagi Masih Perawan

Beragam destinasi wisata di Kota 1001 Goa telah diakui khalayak baik nasional dan mancanegara, termasuk spot lanskapnya yang dapat memanjakan indera penglihatan pehobi foto. Satu diantaranya yang belum terjamah adalah wajah elok Teluk Pacitan yang dilihat secara High Angle dari Bukit Bokong Semar. Satu surga dunia menanti fotografer dan wisatawan.

Berada di Desa Ponggok, Pacitan, Bokong Semar dihimpit Bukit Seribu dan Gunung Limo menambah apik destinasi yang perawan itu. Belum lagi nuansa keemasan akan tampak saat sunrise ataupun sunset. Wahyu Deni Setiawan salah satu fotografer yang berkunjung ke Bokong Semar mengaku tidak puas jika hanya datang sekali, ia berencana akan datang kembali sembari melengkapi peralatan kameranya demi menambah koleksi foto lanskapnya. “Saya harus datang lagi kesini,” katanya.

Didik Hartanto Pehobi olahraga Sepeda Gunung dari seputaran kota pacitan mengaku cukup sering datang ke Bokong Semar, usai ia menaklukan tanjakan Manten sontak seluruh letihnya akan terobati saat matanya menyaksikan Teluk Pacitan dari tempat itu. “Alangkah baiknya jika tempat ini dikembangkan,” kata Didik.

Pemerintah Desa Ponggok yang memiliki potensi tersebut telah menyiapkan rencana besar demi mengorbitkan Bokong Semar, menjadi daya tarik baru yang tidak membosankan dan menjadi list para wisatawan.

Suriyadi Sekretaris Desa Ponggok mengaku perencanaan pembangunan telah siap dengan menyerap Dana Desa (DD) dan APBdes, walaupun mimpi itu mesti harus tertunda lantaran pergantian Kepala Desa. Namun ia memastikan pembangunan harus memanjakan seluruh tamu yang datang dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta keasrian tetap terjaga. “Gambaran persis belum ada, kita harus ada rapat besar dulu,” ujar Dia kepada Diskominfo Pacitan kemarin (09/11).

Bokong Semar terlanjur cantik, cepat atau lambat tempat tersebut akan tumbuh menjadi andalan. Tugas selanjutnya adalah bagaimana masyarakat Pacitan mendukung Bokong Semar supaya naik ke permukaan dengan cara sederhana yakni berkunjung kesana. Sekali lagi memanjakan mata, menyaksikan Kota Pacitan dengan latar belakang Teluk dan Samudera Hindia yang luas. “Kami tetap berharap perhatian dari Pemda Pacitan demi cita-cita itu,” harap Suriyadi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hasil Kejuaraan Lomba Gerak Jalan Palagan Tumpak Rinjing Tahun 2019

Kategori umum putra

Juara 1: Rutan Pacitan regu 1

Juara 2: CV Blumbang Sejati

Juara 3: Desa Arjowinangun

Juara Harapan: Saka Wirakarya Koramil 01 Pacitan

Kategori umum putri

Juara 1: Srikandi Areja

Juara 2: Srikandi Mahakarya

Juara 3: Saka Bhayangkara Poksek Kebonagung

Juara Harapan: PKK Nglumbu Sambong

Kategori Pelajar Putra

Juara 1: SMAN 1 Pacitan regu 2

Juara 2: SMAN Punung

Juara 3: MTSN 1 Pacitan

Juara Harapan: MAN Pacitan regu 2

Kategori Pelajar Putri

Juara 1: SMKN Ngadirojo

Juara 2: SMKN 1 Pacitan

Juara 3: SMKN 2 Pacitan

Juara Harapan: SMKN Kebonagung

Juara Umum: Rutan Pacitan Regu 1

(Pemkabpacitan/diskominfo)

Penilaian “Monev Hasil Pengawasan 2018” Depo Arsip Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan Oleh Disperpusip Provinsi Jatim

Dimulai sejak Rabu, 6 November 2019, bertempat di Depo Arsip Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, telah dilaksanakan penilaian Monev Hasil Pengawasan 2018″ oleh Disperpusip Provinsi Jatim. Penilaian ini dilakukan selama 2 hari (sampai 7 November 2019), dengan tim penilai sejumlah 2 orang, yakni Wahyu Setiawan, S.H., M.H (Seksi Pengawas Kearsipan) dan Hari Sugiyanto, S.H.

Tujuan diadakannya Monev (Monitoring dan Evaluasi) ini adalah sebagai tindak lanjut dari pengawasan tahun 2018 yang lalu, untuk melihat dan memantau sudah sejauh mana Depo Arsip telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan kearsipannya sesuai Standar Nasional Kearsipan.

Undang – undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk menjamin tercipta dan ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya, terwujudnya pengelolaan arsip yang andal , perlindungan kepentingan negara dan hak – hak keperdataan rakyat, keselamatan dan keamanan arsip, keselamatan aset nasional serta meningkatkan kualitas pelayanan publik. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka diperlukan penyelenggaraan kearsipan yang sesuai dengan prinsip, kaidah dan standar kearsipan. Untuk menjamin bahwa pencipta Arsip baik pusat ,maupun daerah menyelenggarakan kearsipan sesuai dengan peraturan perundang – undangan perlu dilakukan pengawasan kearsipan.

Selanjutnya, sebagaimana diatur dalam Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, bahwa nilai hasil Pengawasan Kearsipan merupakan salah satu komponen dalam Penilaian Birokrasi.

Dengan diberlakukannya Peraturan Arsip Nasional Nasional RI No 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan, maka nilai hasil pengawasan kearsipan suatu instansi baik pusat maupun daerah pada tahun 2021 merupakan akumulasi nilai pengawasan kearsipan eksternal ( 60 % ) ditambah nilai rata – rata pengawasan kearsipan internal ( 40 % ).

Hari  kedua jadwal penilaian (7 November 2019), dilaksanakan Rapat Penataan Arsip Daerah di RKP Pacitan, yang dihadiri oleh Bupati Dr. Indartato, M.M, Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Dr. Ir. Heru Wiwoho. S. P., M.Si, Kepala Dinas Perpustakaan Drs. Cipto Yuwono, M. Pd, Sekretaris Dinas Perpustakaan Dra. Jayuk Susilaningtyas, M.M, dan perwakilan dari 31 OPD se-Kabupaten Pacitan.

Sehubungan dengan hal terkait di atas, diberitahukan kepada semua jajaran OPD se-Kabupaten Pacitan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pada tahun 2020 masing masing Instansi sudah harus melaksanakan pengawasan kearsipan Internal sesuai ketentuan pasal 14 Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan ;
b) Mempersiapkan pengelolaan arsip aktif di setiap central file ( unit pengolah ) terutama arsip yang tercipta dari pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2019, karena pengawasan kearsipan Internal tahun 2020 terdiri dari :
1) Pengawasan sistem kearsipan internal,
2) Pengawasan pengelolaan arsip aktif

Harapan ke depannya, Depo Arsip mampu melaksanakan seluruh kegiatan dan program Kearsipan sesuai ketetapan Undang – undang No. 43 Tahun 2009, sehingga mampu menjadi contoh sekaligus pembina bagi OPD seluruh Kabupaten Pacitan dalam penataan arsip yang benar sesuai standart yang ada.(Penulis:Nisa Permana/Doc:Nisa & Yudhis/Depo Arsip/Dinas Perpustakaan Pacitan)

Hanya Kebetulan; Bom Tidak Menimbilkan Gempa

Masyarakat Kabupaten Pacitan semalam (07/11) panik setelah mendengar suara seperti ledakan yang disertai goncangan. Sebelumnya TNI AU dari Pangkalan Lanud Iswahjudi menggelar kegiatan latihan pengeboman di Permukaan Teluk Laut Pacitan. belakangan hal tersebut bukanlah bom yang dijatuhkan, melainkan gempa bumi tektonik dengan maknitudo 3,1 Episenter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo kepada Diskominfo Pacitan mengatakan hal tersebut merupakan kebetulan semata. Suara seperti ledakan menurutnya dikarenakan gempa dangkal dengan kedalaman 11 Kilometer.

Tegas Didik menyampaikan kepada masyarakat bahwa itu murni fenomena alam yang tidak ada sangkut pautnya dengan latihan pengeboman yang dilaksanakan. “Untuk masyarakat tolong hindari isu-isu yang merampas,” tegas Didik.

Kabupaten Pacitan yang berada dalam zona keamanan Nasional di bawah Pangkalan Lanud Iswajudi sudah menjadi kewajiban digelar berbagai latihan semacam itu. menyangkut bagaimana risiko yang akan ditimbulkan Kepala UPT PPP Tamperan Ninik Yudi Sumbogo pagi ini 08/11 kepada diskoinfo mengatakan bahwa dirinya dengan instansi terkait ke depan akan melakukan berbagai penelitian dan kajian akan dampaknya. “Nelayan ada kekhawatiran, maka perlu kita melakukan kajian mendalam,” pungkas Ninik. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinkes Kembali Kampanye Hidup Sehat Dan Bugar

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan tahun ini kembali menggelar tes kesehatan dan kebugaran jasmani di Alun-Alun dan Pendapa Kebupaten Pacitan dengan melibatkan seluruh pejabatnya, demi mengkampanyekan prilaku hidup sehat kepada masyarakat.

dr. Eko Budiyono Kepala Dinkes Pacitan menyampaikan tes tersebut meliputi jantung, paru dan otot dengan berbagai tekanan dengan aktifitas yang akhirnya melalui perhitungan sehingga menghasilkan angka kebugaran. “Ada jarak yang harus ditempuh kemudian ada penskoran,” kata Eko.

Kegiatan ini adalah upaya menyehatkan masyarakat, melalui seluruh petugas puskesmas yang tersebar di seluruh Wilayah Kabupaten Pacitan yang terlibat pada acara itu, dari kelompok-kelompok kecil baik RT ataupun RW dapat melakukan kegiatan tersebut.

Bupati Pacitan Indartato yang turut mengikuti kegiatan menunjukkan hasil tesnya cukup sehat namun kurang bugar. Hal itu diakuinya karena kurang olahraga dan kurang istirahat, mengingat padatnya kegiatan Bupati.

Namun sesuai arahan dari petugas untuk olahraga minimal dua kali dalam seminggu akan ia penuhi demi kesehatan dan kebugaran yang diharapkan. “Untuk masyarkat mari kita olahraga untuk meingkatkan kesehatan dan kebugaran kita,” pungkas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tilik Warga Bupati Indartato dan PD Kabupaten Pacitan di Kecamatan Pringkuku, Punung dan Donorojo

Pelihara Sumber Air Bersih Kelestarian sumber-sumber air bersih harus dijaga. Caranya dengan rebosisasi tanaman yang mampu menyimpan air. Namun dengan catatan tanamannya jenis yang tidak terlalu diminati masyarakat. “Seperti beringin, aren, atau klampok,” ujar Bupati Pacitan Indartato saat kegiatan tilik warga di Desa Mantren, Punung, Rabu (6/11/2019). Kenapa bupati menganjurkan tanaman “tak laku,” ?. Pertimbangannya tidak lain untuk keberlangsungan hidup jenis vegetasi itu. Sebab, jika tanaman tersebut tidak laku, baik untuk pakan ternak atau kayu, maka dipastikan akan berumur panjang. Dengan demikian dapat menjaga sumber air lestari. Indartato lantas berharap dalam satu tahun pasca penanaman, pohon-pohon jenis itu mulai terlihat manfaatnya. Sehingga paling tidak dalam satu dekade mendatang fungsi pokoknya sebagai pelindung pada sumber-sumber air dapat optimal. Menurutnya sumber air adalah kemakmuran. Karenanya butuh peran serta banyak pihak, tidak hanya pemerintah saja, tetapi masyarakat juga. “Tugas kita semua menjaga agar sumber air lestari. Penghijauan harus ditata. Kapan mulai menanam, memeliharanya, sampai kemudian nanti kita dapat merasakan manfaatnya bersama. Tidak hanya saat ini, tapi juga nanti untuk anak cucu kita,”tandas bupati. Selain mendatangi sumber air bersih di Kali Mason, Desa Mantren, pada kegiatan tilik warga kali ini bupati bersama OPD terkait juga memberikan bantuan air bersih untuk warga, bantuan paket sembako, serta alat APE untuk PAUD. Bantuan serupa juga diberikan untuk warga desa-desa di kawasan Kecamatan Pringkuku dan Donorojo yang menjadi sasaran tilik warga.(Pemkabpacitan/diskominfopacitan)

Putra-Putri Pacitan Menyongsong Generasi Indonesia Emas

Direktur The Southeast Asian Ministers of Education Organization Center for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) Dwi Priyono penasaran dengan Sosok Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), utamanya adalah orang tuanya yang berhasil mendidik anaknya menjadi orang besar dan berpengaruh di Indonesia dan Dunia.

Hal itu disampaikan ke ratusan guru Taman Kanak-Kanak (TK) dan Paud di Kabupaten Pacitan pekan kemarin (31/10) di halaman Pendapa Kabupaten Pacitan, bersamaan dengan pengambilan dokumentasi video pembelajaran TK Plus Az-Zalfa yang dinilai mumpuni sehingga diakui lima Negara di Asia sehingga menjadi percontohan. “Masyarakat harus menulis orang tua pak SBY,” kata Dwi. Mengingat pasti ada kiat-kiat sehingga “Sus” nama kecil SBY menjadi sosok seperti SBY seperti sekarang ini.

Pengaruh orang tua dan orang terdekat dalam tumbuh kembang anak memang memiliki peran sentral dalam kualitas anak kelak jika sudah menjadi manusia dewasa. Terutama tumbuh kembang anak sampai usia lima tahun yang dinilai begitu penting.

Terlebih pemikiran Dwi begitu jauh melesat ke depan, pada tahun 2045 ia menginginkan anak-anak Paud dari Kabupaten Pacitan ini mempunyai posisi strategis pada perayaan indoneisa emas nanti. “Anak-anak kita jangan hanya menjadi penonton,” harap Dia.

Az-Zalfa yang melenggang ke kancah internasional tidak lepas dari perhatian pemerintah daerah dengan segala kebijakannya, namun tugas selanjutnya bagaimana sistem pendidikan para guru di TK tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan lain di Kabupaten Pacitan. “Saya kira karena jarak yang dekat hal itu mudah dilakukan. Tentu dengan berbagai evaluasi,” kata Daryono kepada Diskominfo Pacitan.

Harapan yang sama juga disampaikan Luki Indartato Bunda Paud Kabupaten Pacitan, melalui kerjasama yang baik antar, guru, kepala sekolah dan orang tua maka akan tercipta satu suasana pendidikan yang berkulitas. Sehingga harapan untuk menyaksikan genarasi penerus handal yang berasal dari Kabupaten Pacitan niscaya tecapai. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

F-16 Dan Golden Eagle Berencana Guncang Teluk Pacitan

Komandan Detasemen TNI AU Lanud Iswahjudi Pacitan Kapten LEK Muhammad Arfan membenarkan adanya edaran tentang latihan pengeboman di Permukaan Laut Teluk Pacitan oleh Pangkalan TNI AU Lanud Iswahjudi Magetan besuk (07/11) pukul 18:00 WIB.

Pengeboman tersebut kata Arfan akan melibatkan pesawat pengebom berjenis F-16D/C buatan Amerika dan T-50i Golden Eagel yang yang dikembangkan Korean Aerospace Industries tersebut akan menembak sasaran Selatan Teluk Pacitan ±5 NM dengan koordinat S. 08o14’40” E. 111o05’05”, pada ketinggian 0 sampai dengan 15.000 kaki.

Bom yang akan dijatuhkan adalah MK-82 Live dengan berat 250 Kilogram yang akan dibawa 6 pesawat secara bergantian, untuk masyarakat Arfan mengizinkan untuk melihat latihan tersebut di titik-titik aman dari jatuhnya bom tersebut. “Bisa di tepi pantai atau pun di atas bukit teluk Pacitan Desa Dadapan, Pringkuku,” katanya kepada pagi ini (04/11) Diskominfo Pacitan. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pertahankan WTP Dan Tekan Angka Kemiskinan

Heru Wiwoho; Sekda Baru Kabupaten Pacitan

Dr. Ir H. Heru Wiwoho hari ini resmi dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pacitan, menggantikan Drs. Suko Wiyono MM yang berakhir masa jabatannya pada akhir Oktober kemarin. Prosesi pelantikan tersebut dipimpin langsung Bupati Pacitan Indartato di Pendapa Kabupaten pagi ini Jumat (01/11).

Indartato dalam sambutannya menegaskan bahwa seluruh proses pengangkatan jabatan Sekda tersebut sepenuhnya ia serahkan pada peraturan yang ada utamanya UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), kemudian ditindak lanjuti PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Menejemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dari berbagai proses yang melibatkan Panitia Seleksi (Pansel) oleh Pemerintah Provinsi, menghasilkan tiga nama yang tertulis pada isi surat dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawangsa yang selanjutnya dikirim kepada Bupati Pacitan.

Pada dasarnya Bupati dalam pemilihan Sekda mempunyai kewenangan menentukan nama-nama tersebut. Yang belakangan diketahui selain Heru Wiwoho ada nama Budianto dan Eny Sulistyowati. namun pihaknya lebih memilih menyerahkan hasil tersebut pada proses seleksi yang dilakukan Pansel, yakni Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan unsur Perguruan Tinggi.

“Jadi bebas kami memilih salah satu, namun pikiran saya sederhana, saya harus menghargai kerja Pansel sehingga saya memilih yang nomor satu (Heru Wiwoho),” kata Indartato. Mencari jalan bijaksana untuk meneruskan tugas berat Pemda Pacitan.

Menekan angka kemiskinan adalah Pekerjaan rumah yang mesti terus dilakukan, mengingat di Pacitan masih diatas provinsi bahkan nasional. Belum lagi perolehan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan lima kali tanpa catatan yang wajib dipertahankan, kesehatan dan yang lain.

Sementara Heru Wiwoho kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, dirinya akan melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan Sekda sebelumnya. Untuk proses mempertahankan WTP dirinya akan melakukan koordinasi dengan seluruh instansi, utamanaya menyikapi masalah aset bakal lebih ditertibkan dengan kunci kebersamaan.

“Untuk kemiskinan saya kira sudah banyak yang kita lakukan, terutama melalui program Grindulu Mapan,” kata Heru. Dengan inovasi bersama PD membuat program terintegrasi ke wilayah yang jumlah kemsikinannya tinggi, sehingga angkat terakhir 14,19 persen bisa menurun diakhir masa jabatan Bupati pada angka 13 persen. (budi/anj/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Urusan Kebencanaan; Semua Orang Harus Terlatih

Semua kegiatan terkait kebencanaan selalu mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Pacitan, mengingat ancaman bencana utamanya gempa dan tsunami selalu mengintai. Bupati Pacitan Indartato kemarin (31/10) berkesempatan meninjau langsung Simulasi Gladi Ruang dan Gladi Posko yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

Indartato menilai, antisipasi penting adanya jika sewaktu-waktu bencana terjadi, dengan berbagai latihan dan simulasi, semua yang terlibat akan memiliki respon dan mengerti tugas masing-masing.

Kemudian materi yang diperoleh pada latihan harus dikembangkan kepada yang lain, sehingga seluruh instansi memiliki kesiapan dengan tupoksi masing-masing,  mengetahui apa yang harus dilakukan. Mulai mitigasi, penyelamatan korban hingga proses rekonsiliasi. “Tugas selanjutnya masyarakat harus terlatih dan siap. Meskipun doa kita tidak terjadi bencana” kata Bupati.

Masalah anggaran terkait kebencanaan di tahun 2020 disampaikan Bupati tidak ada masalah, artinya pemerintah membuka diri sepanjang ada koordinasi melalui BPBD yang harus aktif mengusulkan kegiatan semacam ini. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Soal CPNS; Jangan Terpengaruh Kabar Hoax

Kepala Badan Kepegawaianan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPPD) Kabupaten Pacitan Supomo mengatakan pihaknya belum memberikan rilis resmi terkait lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) periode November 2019.

Terkait beredarnya isu tersebut ia meminta kepada seluruh masyarakat di Kabupeten Pacitan sapaya bersabar. “Isi berita yang beredar tidak benar dan hoax adanya,” kata Dia (31/10). (DiskominfoPacitan).

Maaf; BPBD Pacitan Fokus Droping Dari Pemerintah

Memasuki kemarau dibulan ke tujuh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kabupaten Pacitan akan memfokuskan droping air bersih hanya dari pemerintah. Hal itu disampaikan Didik Alih Wibowo, sebagai kepala BPBD kepada Diskominfo Pacitan melalui sambungan Telepon hari ini (31/10).

Bentuk sinergitas mulai dunia usaha dan organisasi yang telah berjalan terpaksa harus dihentikan lantaran berbagai faktor penting, terutama kata Didik untuk mengoptimalkan droping kepada titik yang benar-benar membutuhkan air bersih.

“Berkaitan dengan hal tersebut prasarana kami berupa tanki akan diopresionlakan untuk melaksanakan bantuan yang berasal dari pemerintah,” kata Didik.

Sementara Asisten Bidang Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud pada apel pagi tadi di Lingkup Pemkab Pacitan menyampaikan, bantuan air bersih dari masyarakat seharusnya melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pacitan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. “PDAM kan menjual dan berorientasi pada provit,” kata Mahmud. (DiskominfoPacitan).

Dinas Partanian Dan Unej Atasi Masalah Kakao Di Pacitan

Produktivitas tanaman kakao di Kabupaten Pacitan dinilai masih rendah ketimbang wilayah lain, berkisar 200 kilogram per hektar, kondisi demikian membuat Dinas Pertanian setempat mencari penyelesaian menjalin kerjasama dengan Universitas Jember (Unej).

Kerjasama tersebut berbentuk kegiatan KKN dan Magang Mahasiswa, serta penelitian dan pengabdian baik Dosen maupun Mahasiswa Unej.  Kegiatan KKN telah dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai November ditiga desa di Kabupaten Pacitan yaitu Wonoanti, Gembuk dan Punung. 

 Hasil kegiatan Mahasiswa dapat ditangkap beberapa permasalahan dalam perkakaoan di Pacitan. Beberapa permasalahan tersebut antara lain pertama masalah harga kakao yang tidak menentu dan cenderung dibeli dengan harga murah. Kedua biji kakao dijual di pasar tradisional.

Ketiga kualitas biji kakao yang rendah dikarenakan biji kakao tidak difermentasi. Keempat pada musim hujan buah kakao akan terserang sejenis penyakit Phytophthora yang menyebabkan buah busuk sehingga menurunkan produksi, belum lagi usai pohon yang telah tua karena ditanam pada tahun 1995-1996 dan klon yang tidak jelas.

Masalah lain tanaman kakao bukan tanaman utama (Tumpangsari) dengan berbagai tanaman keras seperti kelapa, cengkeh, durian, mahoni dan tanaman tahunan lainnya. diperparah perawatan mulai pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian (Organisme pengganggu Tanaman (OPT) tidak dilakukan.

Permasalahan pada sisi kelembagaan yakni kelompok tani kakao masih tergabung dalam kelompok tani dengan komoditi pertanian secara menyeluruh, meskipun pertemuan dilakukan secara rutin tetapi tidak membahas masalah-masalah pertanian.

Anggota kelompok tani cenderung melakukan semua kegiatan pertaniannya secara perseorangan dan tidak bersama-sama dalam kelompok. Kendala di teknik budidaya, maupun perawatan tidak pernah didiskusikan di pertemuan rutin kelompok.

Kualitas biji kakao yang tidak difermentasi karena hasil dari masing-masing petani sedikit, kurang dari kapasitas minimal kotak fermentasi. Itu membuat petani memutuskan untuk menjualnya ke pasar tradisional dengan jumlah atara 0,5-1 Kilogram yang menyebabkan kakao dihargai murah.

Solusi agar masalah ini terpecahkan adalah petani harus mau mengumpulkan hasil panen kakaonya ke kelompok untuk kemudian diolah bersama-sama agar bisa memenuhi kapasitas minimal kotak fermentasi. Biji kakao hasil fermentasi inilah baru dijual ke pasar.  Namun hal ini hanya bisa dilakukan apabila semua anggota kelompok tani berkomitmen dan ingin meningkatkan kualitas biji kakao yang mereka hasilkan.

Jumino, Kepala Dusun Bulih, Wonoanti, Tulakan dan Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah 4. mengatakan, tanaman kakao daerahnya sudah tua berharap adanya bantuan bibit yang jelas klonnya. Kelompok tersebut juga memerlukan pendampingan karena mayoritas anggota kelompok tidak merawat tanaman kakao dan seakan-akan pasrah terhadap keadaan. “ada buah kami panen, tidak ada buah ya tidak masalah,” kata Jumino.

Sementara itu, Diana Fauziyah, Dosen PS Agribisnis (UNEJ) bersedia membantu mencarikan pasar penjualan biji kakao dengan harga tinggi namun dengan catatan biji kakao harus difermentasi dengan baik. “Cukup banyak pasar yang bersedia menampung,” terangnya.

Ada tiga sarat minimal terhadap biji kakao yang memiliki harga tinggi, mulai biji harus fermentasi, kadar air maksimal 7,5 % dan kadar kotoran maksimal 2%. Ada juga mansyaratkan kontinuitas dan volume minimal 1 pick up dalam satu kali pengiriman.

Tentunya syarat-syarat ini hanya akan terpenuhi jika petani melakukan tahap pasca panen secara bersama-sama di kelompok.  Oleh karena itu, peran kelembagaan Kelompok Tani harus lebih besar. Peran kelompok diawal mungkin bisa dimulai dengan mengumpulkan buah kakao milik anggota yang selanjutnya secara bersama-sama melakukan fermentasi.

Pada sosialisasi Diana bersama yang lain juga mengunjungi Kelompok Tani Gemah Ripah 04, menghasilkan anggota bersemangat dan sepakat untuk mengumpulkan buah kakao ke kelompok dan melakukan fermentasi bersama di kelompok sebelum melakukan penjualan.

 Hal ini dipertegas juga oleh Rena Yunita Dosen PS Agribisnis (UNEJ), langkah ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan harga jual biji kakao. Dengan melakukan pengolahan bersama, jika biji kakao sudah kualitasnya bagus maka pasar akan datang sendiri untuk berebut membeli biji kakao. “Terpenting semua anggota kelompok harus punya komitmen yang sama untuk meningkatkan kualitas biji kakao” jelasnya.

Unej juga memberi bantuan klon kakao berjenis MCC 02; Sulawesi 1 dan ICS 60 dari bibit hasil sambung sebanyak 100 batang. Berharap menjadi solusi untuk membuat kebun entres dan meremajakan tanaman kakao yang sudah tua secara bertahap.

Mereka juga membagikan ilmu sambung bibit kakao dengan melibatkan 30 petani untuk dilatih dalam sambung bibit kakao. Berharap petani nantinya dapat melakukan pembibitan secara mandiri dan mengetahui teknik sambung bibit pada kakao. Sambung kakao dewasa (peremajaan) caranya tidak jauh berbeda dengan sambung bibit, namun pada kakao dewasa entres kakao ditempelkan pada batang tanaman kakao tua. (Istimewa/Unej/DinasPertanian/DiskominfoPacitan).

Ribuan Masyarakat Sholat Istisqo; Memohon Hujan Segera Turun

Ribuan warga masyarkat Kabupaten Pacitan pagi ini (29/10) berkumpul di Lapangan Lanud Iswahyudi Pacitan untuk melaksanakan Sholat Istisqo, berdoa bersama agar hujan segera turun. Bupati Pacitan Indartato yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kemarau sudah berlangsung tujuh bulan. “Sumber-sumber banyak yang berkurang,” kata Indartato.

Jika hujan yang diharapkan tidak kunjung datang maka pemerintah akan menggunakan dana cadangan yang ada untuk membantu masyarakat yang kekurangan, Indartato menambahkan anggaran takterduga tersebut semoga tidak terpakai untuk kebutuhan lain. Sementara ribuan tanki air bersih sudah tersalurkan ke titik-titik kekeringan yang tersebar diseluruh Wilayah Pacitan.

Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pacitan mengaku bahwa ide tersebut sebenarnya dari Bupati, lalu ia ditunjuk untuk merealisasikan doa bersama tersebut. Dua ekor kerbau juga tampak di lokasi, kata Huda itu merupakan bagian sarat Sholat Istisqo. “Semoga segera turun hujan yang berkah yang tidak menimbulkan musibah,” pungkas Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

BNPB Turun Gunung; Gelar Gladi Ruang Dan Posko Di Pacitan

Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tiga hari ke depan menggelar simulasi Gladi Ruang dan Gladi Posko terhadap ancaman bencana khususnya potensi gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Pacitan.

Acara yang didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan tersebut melibatkan semua unsur Perangkat Daerah (PD) lingkup Pemda Pacitan, organisasi kebencanaan dan awak media.

dr. Bagus Tjahyono, MPH Plt. Kepala Biro Umum dan SDM BNPB dan Widyaiswara Ahli Utama Pusdiklat PB mengatakan simulasi ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian pemahaman terhadap risiko bencana dengan mengaplikasikan langsung apa yang telah dipelajari sebelumnya pada tataran pimpinan di Kabuapaten Pacitan.

“Pada gladi posko mereka akan dikasih permasalahan-permasalahan. Begaimana mereka membuat status tanggap darurat, menerapkan sistim tanggap darurat, mamaksimalkan potensi masyarakat dan aparat untuk mencari sumber daya yang akan diserahkan kepada korban-korban,” kata Bagus.

Tahapan tertinggi yang digelar selama tiga hari yang bertempat di Parai Teleng Ria 29-01/11 tersebut merujuk pada peta risiko bencana Indonesia, di mana Kabupaten Pacitan mempunyai potensi nyata akan bahaya bencana ini. “Mudah-mudahan tidak, meskipun nyata,” ungkap Bagus.

Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Pacitan Suko Wiyono bersyukur terhadap perhatian pemerintah pusat kepada Kabupaten Pacitan. Bahkan ia lebih lega lantaran kegiatan ini dapat diadopsi pemerintah sebagai tindak lanjut dalam memahamkan seluruh masyarakat terhadap potensi yang ada. “Kita bagikan dimasing-masing tempat dengan membuat materi yang hampir sama,” ujar Suko.

Sekda juga akan memaksimalkan peran Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk mendukung rencana ini, karena bencana gempa dan tsunami tidak dapat diprediksi, berbeda dengan banjir, tanah longsor serta yang lain sebagai kesiap-siagaan.

Masalah lain yang dihadapi pemerintah adalah kesadaran masyarakat yang tetap membangun rumah di zona rawan bencana, hal itu terjadi lantran masyarakat tidak memiliki lokasi lain untuk membangun rumah. “Pemukiman adalah satu persoalan besar,” tegas Suko.

Sementara tiga unsur yang ada pada BPBD baik kesiapsiagaan, kedaruratan hingga rekonstruksi akan dimaksimalkan untuk menindaklanjuti kegiatan simulasi tersebut. Didik Alih Wibowo Kepala BPBD sadar bahwa mitigasi dan pengurangan risiko bencana menjadi prioritasnya. “Sebagai awal masyarakat harus memahami risiko lingkungannya sendiri,” kata Didik dikesempatan yang sama.

Pelatihan ini menjadi sangat berarti bagi Wiwit Peni kepala desa Watukarung Kecamatan Pringkuku yang mempunyai potensi bencana gempa dan tsunami utamanya di dua dusun dengan 550 warganya. Ia berencana usai kegiatan secepatnya akan memberikan pelatihan kepada warga yang memiliki potensi besar tersebut. “Kami juga sudah menganggarkan untuk menyikapi ini,” kata Wiwit. (budi/rozak/riyanto/wira/DsikominfoPacitan).

Hari Sumpah Pemuda; Pacitan Kota Layak Pemuda

Pemerintah Kabupaten Pacitan memperoleh kado istimewa pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 28/10 hari ini, yakni diakuinya sebagai Kota Layak Pemuda yang disematkan oleh Kementerian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora) Tahun 2019 yang diberikan nanti malam di Jakarta.

Bupati Pacitan Indartato mengatakan untuk mendapat predikat tersebut bukan perkara mudah dan patut untuk diapresiasi serta dipertahankan. Perolehan tersebut lantaran pemerintah selalu berkomitmen melibatkan pemuda disetiap kesempatan.

Bupati juga mengajak pemuda di Kabupaten Pacitan untuk terus bersatu padu dan bersama-sama diatas setiap perbedaan. Ini penting mengingat pemuda diakui ataupun tidak memiliki peran penting dalam setiap sendi kehidupan khususnya dalam berbangsa dan bernegara. “Ini adalah kunci untuk mempertahankan bangsa,” kata Bupati.

Pemuda harus dapat berfikir dan berbuat banyak hal sesuai dengan lini masing-masing dalam melanjutkan cita-cita kemerdekaan Negara yang besar ini, dengan menghargai perjuangan para pendahulu yang telah banyak berbuat demi bangsa dan utamanya untuk kemajuan Kabupaten Pacitan.

Sementara Anugerah Pandu Negeri dua kali diraih Kabupaten Pacitan, Bupati menyampaikan hal tersebut merupakan apresiasi terhadap keberhasilan Pemerintah Pacitan dalam mengelola keuangan yang selalu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), bahkan lima kali tanpa catatan, didukung kinerja pemerintahan serta kinerja ekonomi pada porsi mengurangi penduduk miskin melalui berbagai inovasi.

Pemuda yang terlibat pada setiap kesempatan disertai berbagai penghargaan pada setiap bidang, serta pemerintahan berjalan sangat baik melalui indikator capaian-capaiannya. Dapat disimpulkan kota 1001 Goa dengan semua potensinya lambat laun akan tumbuh menjadi kota yang semakin diakui dan dikagumi dengan kekhasan masyarakat yang adem, ayem dan tentrem. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

KUNJUNGAN SMKN 1 PACITAN KE DEPO ARSIP ( BIDANG KEARSIPAN ) DINAS PERPUSTAKAAN KABUPATEN PACITAN

Kamis, 24 Oktober 2019, Depo Arsip ( Bidang Kearsipan ) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan menerima Kunjungan dari SMKN 1 Pacitan. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan yang diadakan dalam rangka pembelajaran di luar jam kelas. Kelas X UPW ( Usaha Perjalanan Wisata ) datang berkunjung dengan didampingi oleh Guru Kelas mereka, yakni Ibu Eky Suryaningsih.

Sebanyak 32 siswa disambut dengan antusias oleh para staf karyawan Depo Arsip (Bidang Kearsipan) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, termasuk di dalamnya Kabid Kearsipan ( Bambang Budhidarma, SE ), Kasi Pengelolaan ( Supriyono, S.Sos ), Kasi Perlindungan (Drs. Supriyanto), Arsiparis ( Slamet Riyanto A.Md.), Slamet Riyadi, serta para staf karyawan yang lainnya.

Drs. Supriyanto selaku Kasi Perlindungan Depo Arsip ( Bidang Kearsipan ) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan selamat datang serta menyampaikan terima kasih atas kedatangan siswa dan siswi dari SMKN 1 Pacitan yang telah mau berkunjung ke Depo Arsip.

Slamet Riyanto A.Md selaku Arsiparis Depo Arsip ( Bidang Kearsipan ) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan juga memberikan beberapa informasi mengenai jenis – jenis Arsip serta menjelaskan mengenai pentingnya Arsip di dalam Pemerintahan Daerah.

Terakhir, Bambang Budhidarma, SE mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan dari para siswa maupun siswi dari SMKN 1 Pacitan, dan semoga kedepannya sekolah-sekolah lain mempunyai langkah yang sama agar aktif mengenalkan kearsipan kepada siswa dan siswinya. (Penulis&Doc: Nisa Permana/Depo Arsip/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan/PemkabPacitan)

Gebyar Seni Kethek Ogleng; Menapaki Langkah Menuju Suguhan Internasional

Semangat masyarakat Kecamatan Nawangan utamanya Sanggar Condro Wanoro dalam membumikan tari Kethek Ogleng diapresiasi pemerintah, Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Suko Wiyono yang hadir dalam Gebyar Seni Kethek Ogleng  Pacitan 2019 hari ini (27/10) mengungkapkan, evaluasi terus dilakukan demi menyuguhkan pertunjukan yang semakin menarik.

Rencananya ini akan terealisasi tahun depan sesuai dengan capaian yang diraih, Kethek Ogleng Pacitan ciptaan Sukisman ini diam-diam ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2019. Utamanya masalah waktu penyajian bagi Suko baik pagi ataupun sore pemerintah akan tetap mendukung dan menyaksikan. “Yang jelas acara ini sudah masuk pada agenda Kabupaten. Setiap tahun tentu akan kita perbaiki,” jelas Suko.

Sesuai arahan tersebut berbagai lini akan memperoleh perhatian khusus, orang nomor 1 di Kecamatan Nawangan Sukarwan membeberkan, pertunjukan ini benar-benar harus dapat menghibur seluruh penonton. Menggandeng Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan serta melibatkan pelaku seni di Desa dengan membentuk sanggar-sanggar. “Dari sisi SDM sudah sangat cukup. Tinggal koordinasi,” kata Dia.

Agoes Hendriyanto ketua panita dan ketua komunitas pengembangan sosial budaya mengatakan proses panjang ini akan dimaksimalkan demi cita-cita menyuguhkan satu pertunjukan yang diinginkan. Ia juga mengintip berbagai pertunjukan di kota-kota lain seperti event di Candi Prambanan. Pihaknya juga akan berusaha mandiri bekerjasama dengan pihak swasta sehingga tidak bergantung pada dana pemerintah. “Wisatawan luar kota dan Internasional menjadi sasaran kita,” kata Dia.

Sementara Daryono Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pacitan menegaskan Gebyar Seni Kethek Ogleng kali ke-3 ini bukan sekedar ada Kethek Ogleng, namun ia melihat sisi pertunjukan yang lebih variatif. “Pengunjung harus seneng. Karena akan kita garap dengan lebih baik lagi,” tambah Dia.

Monumen Jendral Sudirman yang terus dipromosikan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pacitan dan didukung jalan penghubung Purwantoro-Arjosari merupakan satu instrumen yang berkaitan untuk mewujudkan mimpi bersama tersebut. Andi Faliandra Kepada Dinas Pariwisata mengaku melalui Pacitan Journey yang belum lama dilakukan secara otmatis akan mendukung mimpi bersama tersebut. “Kita ingin seperti Ramayana, di Prambanan,” kata Andi.

Tinggal menunggu waktu, event yang telah dikemas dalam Calendar Of Even Kabupaten Pacitan lambat laun satu persatu akan menjadi daya Tarik wisatawan, dengan kerjasama dan profesionalitas seluruh pelaku, sehingga semua agenda akan berbuah manis untuk masyarakat Pacitan. (budi/notz/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Lolos 16 besar; masyarakat harus memahami kualitas Perspa

Lagi-lagi Persatuan Sepak Bola (Perspa) Pacitan tidak mampu menaklukan Perseta Tulungagung pada putaran kedua Liga 3 PSSI Jawa Timur dipertandingan terakhirnya sore tadi (26/10) di Stadion Pacitan. Nahrowi Pratama Pelatih Persepa mengatakan lawannya tersebut memang beda level ketimbang kesebelasannya.

Namun Pratama mengaku cukup puas dengan permainan Perspa, sepanjang pertandingan anak asuhnya dapat menerapkan seluruh aba-aba yang ia sampaikan, meskipun satu gol yang menjebol gawang Persepa diakuinya karena faktor kelalaian lini belakang.

Pada berbagai pertemuan baik sebagai tuan rumah atau di kandang lawan, bertanding dengan Peseta menjadi perhatian khusus. Pasalnya Perseta cukup menggambarkan ganasnya 16 besar. “Secara umum semua sudah bagus, tinggal jam terbang kita,” kata Pratama.

Kepada tim liputan Diskominfo Pacitan, Pelatih Perseta Ungki Prasetio blak-blakan menyampaikan kekurangan tim kebanggaan Kabupaten Pacitan tersebut. Menurut Dia tidak ada alasan untuk bertahan di kandang sendiri. “Ini hak mereka. Tapi kalo buat saya, ngapain bertahan dikandang sendiri?,” tandas Ungki.

Langkah cepat sudah disiapkan Hudiono, sebagai manejer Perspa dirinya akan secepatnya menggelar manejer meeting yang dilaksanakan 28/10 nanti. Terpenting kata Hudi adalah pemahaman masyarakat tentang kualitas lawan Perspa yang memang jauh diatas kelas persepakbolaan Pacitan. “Kita tingkatkan kwalitas Perspa dan mudah-mudahan kita bisa menambah pemain baru lagi,” ujar Hudi. (budi/anjar/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

BPBD Pacitan Bangun Sekolah Tangguh Bencana Di SLB YKK Pacitan

Ema Dian Pratiwi dan teman di sekolahnya Geoval Fikri Premadana kini semakin paham apa yang harus dilakukan jika sekonyong-konyong terjadi bencana. Termasuk gempa bumi, mereka hafal pertama harus melindungi kepala dengan sesuatu disekitarnya, masuk ke kolong meja sampai dengan berlari keluar dari ruangan.

Salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang difasilitasi BPBD Provinsi Jawa Timur kini direalisasikan BPBD Kabupaten Pacitan di SLB YKK Pacitan. “Karena anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak sama terhadap materi kebencanaan,” kata Diannitta Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan hari ini (25/10).

Dian mengaku pemahaman terhadap bencana baru pertama kali masuk ke ranah ini, dengan berbagai tantangan mulai dari penyampaian materi yang harus dibantu penerjemah dan lain sebagainaya membuat waktu pelaksanaan hingga tiga hari lamanya.

Karena BPBD sangat paham untuk menciptakan sekolah yang aman dan tangguh terhadap bencana harus di dukung dengan lingkungan, manajemen dan infrastruktur yang mendukung. “Manajemen kebencanaan sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan, mengingat pada jam sekolah, anak-anak adalah tanggungjawab sekolah,” tambah dia.

Hingga hari akhir pelaksanaan Dian mengaku materi dapat diserap murid hingga 85 persen. Namun ia gundah, pasalnya sebagian sarana dan prasarana belum mendukung sepenuhnya, baik dari pintu yang sempit dan belum maksimalnya jalan khusus untuk korsi roda.

Kalimat senada juga disampaikan Totok Handoyo sebagai Kepala Sekolah SLB YKK Pacitan, 87 peserta didiknya memang harus mendapat perhatian terhadap kebencanaan, apalagi ia sadar sekali kondisi geografis Kabupaten Pacitan. “Sekiranya pemda maupun pusat memperhatikan fasilitas-fasilitas kami demi keselamatan, karena bencana dapat terjadi kapan saja,” harap Totok.

Heni Purwati juga merasa senang dengan pelatihan ini, wali murid salah satu siswa tersebut mengaku baru pertama memperoleh materi kebencanaan, sebelumnya yang ia hanya menarika anaknya saat terjadi gempa kini lebih tahu apa yang harus dilakukan. “Kalau bisa kegiatan ini juga dilaksanakan di tempat dan kesempatan lain,” harap Dia. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Mutasi Bukan Kepentingan Pribadi Bupati

Demi menyukseskan cita-cita bersama, mutasi 85 Pejabat Fungsional dan 37 Struktural di Lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan kembali digelar pagi (24/10) ini di Pendapa Kabupaten oleh Bupati Pacitan Indartato. Mengingat Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting sebagaimana tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2016.

Menurut Bupati ASN harus melaksanakan tiga tugas pokok, pertama menjadi pelayan publik utamanya pada perizinan serta barang dan jasa, melaksanakan ketertiban maupun kelembagaan serta pembangunan aspek mental ataupun sosial ekonomi.

Namun pada sisi lain kebijakan tersebut kadang tidak sesuai dengan hati, hal tersebut supaya disadari dan dengan iklas, karena setidaknya pemerintah telah berupaya maksimal agar tidak menyulitkan ASN. “Mutasi ini bukan kepentingan saya pribadi,” kata Bupati Pacitan 2 periode tersebut. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

UU Pesantren Kado Istimewa Hari Santri 2019

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mengakui keberadaan santri sebagai agen perdamaian dunia, disampaikan Muhammad Nurul Huda sebagai kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan dan ketua panitia peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 yang jatuh pada hari ini (22/10).

Pengakuan tersebut melahirkan tema pada peringatan ini, yakni Santri Indonesia Untuk Perdamaian, tidak cukup di Indonesia tapi Dunia. Melalui peningkatan kualitas santri menuju Indonesia yang makmur. “Bagaiamana santri harus berbuat yang terbaik sesuai dengan profesi masing-masing di setiap kesempatan,” ujar Huda.

KH. Lukman Haris Dimyati Ketua Gerakan Ayo Mondok hadir pada kesempatan itu, merasa bangga dengan Pemda dan Kemenag Pacitan yang mendukung setiap Kegiatan HSN sehingga selalu sukses dilaksanakan setiap tahunnya.

Lebih jauh Pengasuh Ponpes. Tremas Arjosari Pacitan tersebut menyampaikan konteks santri dimasa yang akan datang disamping harus beragama, bermasyarakat juga harus bisa bernegara dengan baik, hal itu penting adanya mengingat berbagai probelamtika Negara acap kali muncul mengancam keutuhan. “Santri Pacitan Gedruk bumi merajut NKRI,” katanya menerangkan konsep santri Pacitan.

Kalimat senada juga disampaikan Mahmud, Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pacitan itu menerangkan melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren yang baru disahkan, nantinya santri hasil didikan pondok pesantren akan mendapat porsi sama dengan lembaga pendidikan formal lain.

Dari awal Bupati Pacitan Indartato kagum akan kemandirian dan kesopanan seorang santri, menumbuhkan sejuta asa menuju Kabupaten Pacitan yang akan semakin baik melalui keilmuan dan sikap-siakpnya. “Dengan lahirnya UU Pesantren kami akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku,” terang Bupati. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bangun Zona Integritas PA Pacitan Tampil Sempurna

Tidak ada tawar menawar untuk mengabdi kepada rakyat dan negeri kita tercinta ini, Pengadilan Agama (PA) Kelas 1B Kabupaten Pacitan sangat menjunjung tinggi prinsip tersebut, membuat mereka sepakat hari ini (21/10) mendeklarasikan diri menjadi Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) berbentuk Pencanangan Pakta Integritas.

Komitmen tersebut membuat Bupati Pacitan Indartato bukan main bangganya, ia diundang menjadi saksi sangat paham, berkomitmen menjadi satu instansi pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi serta pelayanan yang maksimal bukan perkara gampang. “Selamat. Membuat kegiatan ini tidak semudah yang kita bayangkan,” kata Indartato Bangga.

Menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pacitan membuat Indartato sadar bagaimana sulitnya melayani masyarakat, bentuk kerja PA yang baik sehingga zero pengaduan sampai kini dirasa Indartato patut diapresiasi. Disamping capaian tersebut sudah selayaknya dipertahankan. “PRnya ya tindaklanjut dari komitmen hari ini dan bagaimana mempertahankan prestasi yang diraih,” pesannya.

Batapapun itu, penandatanganan Pakta Integritas harus dilaksanakan, mengingat Sumarwan Ketua PA Pacitan dan seluruh jajarannya ingin apa yang mereka kerjakan bukan semata menjalankan tugas, tapi juga bagaimana hal tersebut menjadi satu ibadah sehingga bertabur manfaat bagi semua orang.

Kehadiran banyak tokoh pada pengucapan sumpah dan janji tersebut menurut Sumarwan merupakan langkah cerdas, supaya semua orang turut mengawasi PA dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab. “Pada setiap momen kami akan saling mengingatkan komitmen yang telah kita sepakati,” terang Dia.

Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan turut hadir pada kesempatan itu merasa mendapat cambuk yang sangat keras, pelajaran berharga tersebut cepat atau lambat dipastikan akan sampai dikantornya.

“Contoh ini supaya dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dan nanti kita geser ke Kemenag,” kata Huda dengan dukungannya yang mengusung satu program Bimbingan Perkawinan (Binwin), merupakan salah satu upaya menekan angka perceraian di Pacitan yang diketahui selalu meningkat setiap tahunnya.

Bagaimanapun sukarnya, pembangunan Zona Integritas sudah dilaksanakan. Sumarwan berharap seluruh jajarannya untuk bekerja sebaik mungkin dengan menghindari segala kemungkinan yang berakibat kesalahan. Melalui slogan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas yang bermuara pada satu pekerjaan yang tuntas. (timDiskominfoPacitan).

Rumah Kreatif; Inovasi Baru Tingkatkan UKM Dan UMKN

Dewasa ini peran Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sungguh memberi dampak nyata pada laju perekonomian, di Kabupaten Pacitan setidaknya tercatat lebih dari 23 ribu dengan berbagai macam bidang usaha dan kualitas.

Bupati Pacitan Indartato saat meresmikan Rumah Kreatif BUMN pagi ini (21/10) teringat, dari seluruh warga Pacitan 14 persen diantaranya masih hidup dibawah garis kemiskinan. Menjadi sangat berharap Rumah Kreatif yang berada di PLN Rayon Pacitan ini benar-benar membantu PR pemerintah tersebut.

“Rumah Kreatif harus menekan angka miskin di Pacitan,” kata Indartato. Sehingga UKM dan UMKN tersebut benar-benar seluruhnya berdaya dari segi kualitas, kapasitas maupun kapabilitasnya.

Bukan satu kebetulan, kehadiran BUMN pada ranah tersebut merupakan wujud pemerintah untuk mendukung PR tersebut, Rasyid Naja sebagai Senior General Affair PLN UID Jawa Timur pada kesempatan yang sama mengatakan Rumah Kreatif ini hadir juga sebagai wadah para pelaku UKM dan UMKM untuk belajar, selain itu juga menyiapkan data yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung usaha. “Mereka para pelaku juga kami arahkan ke mode digital untuk mendukung era Industeri 4.1,” kata Rasyid. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bawaslu Pacitan Gandeng Pelaku Seniman dan Budayawan

Kenalkan Tugas dan Fungsi Pada Masyarakat

Besarnya tugas dan tanggungjawab Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Pacitan dalam mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berkualitas harus didukung semua komponen, tidak hanya Komisi Pemilihan Umum (KPU), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPPU) tapi juga para pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Pacitan.

Dengan melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan di Alun-alun Kabupaten Pacitan (19/10), kegiatan ini disaksikan banyak pihak termasuk Ketua Bawaslu Jawa Timur Muhammad Amin.

Momen penting tersebut diapresiasi Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, dalam sambutannya ia mengatakan tugas pokok Bawaslu Pacitan sudah selayaknya diketahui semua orang, supaya masyarakat semakin paham hak mereka pada setiap kontestasi politik.

“Mudah-mudahan MoU dan sosialisasi ini akan berdampak pada penyelenggaran pemilu yang semakin baik sesuai perundang-undangan yang berlaku,” harap Yudi. Sehingga mimpi Indonesia dalam rangka membangun peradaban politik yang sehat dan dewasa dapat terlaksana. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Janda Dan Duda Di Pacitan Terus Bertambah Tiap Tahun

Tren negatif tentang perceraian di Indonesia mengalami peningkatan, termasuk di Kabupaten Pacitan menunjukan grafik yang signifikan. Menurut data tahun 2018 angka perceraian di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Pacitan sebanyak 1071 perkara. “Sampai pada bulan ini telah tercatat sebanyak 1066 perkara,” kata Sumarwan Kepala PA kemarin (17/10).

Menurut Sumarwan masalah ini menjadi perhatian bersama, mengingat yang menjadi penyebabnya adalah ekonomi. Sama seperti yang disampaikan wanita berusia 37 tahun yang enggan disebutkan namanya, lebih memilih mengakhiri hubungan pernikahan yang ia bina 17 tahun lamanya. Pekerjaan suami yang serabutan dan dirinya sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) ia nilai membuat hubungan rumah tangga mereka tidak harmonis. “Saya rasa ini adalah pilihan terbaik,” kata Dia yang tinggal di Kecamatan Pacitan kepada Diskominfo Pacitan.

Ini dinilai terbalik oleh Sumarwan, hakim senior tersebut membandingkan dengan jaman dulu, kondisi ekonomi sekarang tentu lebih banyak kesempatan yang dapat dipilih untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

Sayang, disisi lain PA tidak memiliki kesempatan untuk aktif dalam upaya preventif, terbentur masalah kewenangan dan anggaran, Sumarwan hanya dapat berpagku tangan. Meski pun disisi lain Kabupaten Pacitan masih menduduki posisi ke 4 lingkup Karisidenan Madiun.

Tangan terbuka selebar-lebarnya, jika ada satu inovasi yang dapat mendukung PA pada langkah preventif tersebut. Sumarwan melanjutkan patner tidak harus instansi pemerintah, pihak swasta pun bukan menjadi soal.

Ditinjau dari penyebab, perceraian dapat disebabkan oleh banyak faktor, ekonomi mungkin hanya sebagai kambing hitam belaka. Bisa karena pengetahuan masyarakat yang rendah, pergaulan, lingkungan dan lain sebagainya yang dapat disikapi dengan berbagai sosialisasi. “Pola hidup, gaya hidup dan pengetahuan agama serta kesiapan berumah tangga mungkin menjadi masalah yang sebenarnya,” ungkap Dia.

Angka kemiskinan yang terus ditekan dan masuk pada program utama pemerintah Kabupaten Pacitan juga digadang-gadang menjadi satu langkah menekan angka cerai masyarakat di Pacitan, hal ini jika sama-sama mengamini ekonomi menjadi masalah yang sebenarnya. “Jika ada lembaga khusus untuk menangani satu penelitian perceraian maka kami sangat membuka diri,” tambah Sumarwan.

Tegar Rachmad, pria berusia 22 tahun yang tinggal di Widoro Pacitan berencana pertengahan bulan Desember nanti akan membina rumah tangga dengan sang pujaan hatinya yang berusia 20 tahun asal Blora Jawa Tengah. Ia merasa pernikahan begitu indah diangan-angannya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai sales handphone ini bingung bukan kepalang saat ditanya Diskominfo Pacitan terkait rencananya membangun keluarga yang sehat dan berkualitas. “Saya binggung. Kita pikir sambil jalan saja,” kata Dia.

 (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Komisi Informasi Jatim; Jajah Desa Milang Kori Di Bumi Pacitan

Jelang Monev, Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur melaksanakan visitasi ke Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten di Diskominfo Pacitan hari ini (15/10). Terkandung maksud memantau langsung seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keterbukaan informasi, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008.

Ahmad Nur Aminudin Komesioner Komisi Informasi beserta dua stafnya tampak fokus mendengar berbagai hal yang dipresentasikan di Ruang PPID, pihaknya menyimpulkan bahwa keterbukaan informasi di Kabupaten Pacitan sudah cukup baik dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. Salah satu diantaranya yakni perencanaan yang langsung terintegrasi dengan aset. “Yang lain juga sangat lengkap mulai aduan sampai dasbord,” kata Ahmad.

Tidak cukup sampai di situ, Ahmad beserta tim juga mendapat penjelasan mengenai berbagai sosial media yang disuguhkan pemerintah Pacitan kepada khalayak, mulai Instagram @pemkabpacitan, Facebook Pemkab Pacitan, twitter @pemkabpacitan, Youtube Pemkab Pacitan dan Website pacitankab.go.id serta kominfo.pacitankab.go.id yang semua itu terintegrasi dengan bakohumas.jatimprov.go.id.

Komitmen kepala daerah untuk selalu responsif terhadap aduan yang dilayangkan oleh masyaraka juga menjadi poin tambahan, membuat Ahmad cukup mengaprsiasi kerja Diskominfo Pacitan melalui akun resmi Wadule Pacitan, yang bisa diakses dengan komputer dan smartphone.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa capaian tersebut dapat sempurna tatkala semua itu dapat terintegrasi dengan pemerintahan di bawahnya, baik tingkat kecamatan dan desa yang ada di Pacitan. karena di tingkatan itu berbagai informasi khususnya yang vital seperti info cuaca atau bahkan bencana dapat segera terbagi kepada masyarakat sebagai peringatan.

Masih dalam tujuan yang sama, rombongan tim juga menyempatkan diri mengunjungi Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku dan Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan. (timDiskominfoPacitan).

Tetap Coblos Meski Digendong

Panitia Pilkades Desa Gawang berhasil memotret semangat salah seorang warga bernama Tukiran warga Dusun Plalangan Desa Gawang, yang mengalami cacat permanen terpaksa digendong saudaranya menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hal pilihnya pada Pilkades serentak (14/10) kemarin. Foto ini diambil di Desa Gawang Kecamatan Kebonagung. (istimewa/DiskominfoPacitan).

Pantau Pilkades Serentak; Partisipasi Pemilih Luar Biasa

Partisipasi masyarakat Kabupaten Pacitan dalam menentukan masa depan desanya di apresiasi Bupati Pacitan Indartato. Hal itu diutarakan saat memantau langsung proses pemungutan suara Pilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 113 desa pagi ini (14/10) di Kantor Desa Sambong Kecamatan Pacitan.

“Partisipasi adalah penting sekali. Ini menendakan bahwa rakyat sudah sadar untuk memilih pemimpin untuk kemajuan desa,” ujar Bupati menyampaikan kesimpulan sementara. Kesiapan panitia juga tidak luput dari pantauannya, utamanya pada aspek keamanan juga administrasi.

Sementara, pemerintah pada gelaran pesta demokrasi tingkat desa ini mentargetkan jumlah partisipasi mencapai 90 persen. Mengingat gelaran ini dinilai Bupati sebagai pemilihan paling murni dengan kemasan modern yang sama dengan Pemilu atau yang lain.

Sementara kendala yang menjadi perhatian pemda adalah jumlah Tempat Pemilihan Suara (TPS) yang hanya disediakan satu tempat yakni di kantor desa. Hal tersebut menyebabkan pemilih yang berada jauh dari lokasi pemilihan sedikit mengalami kesulitan. “Demi mendapat partisipasi tinggi panitia harus menyediakan angkutan,” terang Bupati.  Jumlah TPS yang hanya satu memiliki pertimbangan untuk menumbuhkan nilai persatuan dan kesatuan antar warga masyarakat di Pacitan.

Bupati juga menghimbau kepada seluruh calon utamanya yang gagal untuk senantiasa lilo legowo dengan hasil yang ada, karena menurut Dia itu merupakan satu jalan hidup yang mesti dilalui dengan keiklasan. Sedang untuk yang terpilih ia juga meminta untuk tidak sombong, mengingat menang atau kalah adalah satu kepastian dalam pemilihan.

Kapolres Pacitan AKBP Sugandi kepada Diskominfo Pacitan mengatakan pihaknya akan terus pemantau jalannya kegiatan ini hingga nanti pasca pencoblosan, dengan melakukan himbauan-himbauan kepada para calon utamanya yang gagal terpilih. “Apabila ada permasalahan himbauan kami untuk menempuh jalur hukum,” kata Sugandi. (budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Kurang Tenang; Perspa Gagal Dapat Poin Di Kandang Sendiri

Menghadapi Persemag Magetan di kandang sendiri pada putaran kedua Liga 3 PSSI Jawa Timur, kesebelasan Perspa Pacitan harus menerima kekalahan dengan skor 0-1, pertandingan ini digelar sore tadi di Stadion Pacitan (13/10).

Nahrowi Pratama pelatih Perspa Pacitan usai pertandingan menyayangkan para pemain besutannya yang terus-terusan gagal dalam mengeksekusi bola hingga menit akhir. Berakibat timnya gagal memperoleh poin. “Mereka kurang tenang dalam finishing,” ungkap Dia.

Mengenai target yang banyak diperbincangkan bahwa Perspa Pacitan bakal lolos di 16 besar, pihanya mengatakan bahwa hal itu ia anggap semata sebagai bonus. Dirinya akan lebih fokus pada jadwal pertandingan melawan Perseta Tulungagung dengan berbagai disiplin latihan.

Hasil pertandingan kali ini diakui Pratama tidak begitu berpengaruh terhadap hasil klasemen, namun Perspa Pacitan harus bekerja keras jika ingin menghadiahi masyarakat Pacitan dengan tiket 16 besar. “Kita evaluasi kembali pertandingan ini untuk pembelajaran kami,” pungkasnya yang tetap berusaha keras memberi yang terbaik kepada semua. (budi/anj/wawan/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

KWT Kamboja dari Desa Jeruk Jadi Nomor Satu Di Jawa Timur

Kelompok Wanita Tani (KWT) Kamboja Desa Jeruk Kecamatan Bandar raih penghargaan juara 1 Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Tingkat Jawa Timur Tahun 2019. Penghargaan diberikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Pembukaan Jatim Fair dalam rangka Peringatan Hari Jadi Jawa Timur di Grand City Convention Centre (08-13/10).

Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2019 dilaksanakan pada (11/08) di KWT Kamboja Desa Jeruk. Pelaksanaan lomba diikuti oleh anggota KWT Kamboja, petugas penyuluh lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan serta Perangkat Desa Jeruk, dinilai langsung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Aspek yang dinilai dalam Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini ditekankan pada administrasi, kelembagaan serta proses produksi.

KWT Kamboja beranggotakan 80 orang  dan terus berkembang hingga saat ini baik jumlah anggota kelompok maupun keuangannya. KWT Kamboja berupaya mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada dan hasil biofarmaka daerah untuk diolah menjadi produk yang berdaya jual tinggi.

Hasil biofarmaka yang melimpah antara lain seperti komoditas jahe, kunyit, temulawak dan singkong. Komoditas yang ada tersebut diolah dengan cara diparut, diendapkan serta dikeringkan. “Output yang dihasilkan tidak kalah dengan mesin pengering yang ada di pasaran.,” ujar Dian Anggarimurni Kasi Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan.

Hasil yang diperoleh berbentuk serbuk minuman yang diracik sedemikian rupa dan dikemas dalam botol serta kemasan yang lengkap sehingga menarik konsumen. Produk KWT Kamboja sangat beragam antara lain instan jahe merah, instant temulawak, instan kunyit, manisan jahe gajah, kopi jahe,  thiwul gunung, sambel pecel dan peyek.

Usaha yang dirintis ini pada awalnya untuk menjawab kegelisahan akan harga komoditas biofarmaka yang rendah karena hasil panen yang melimpah, sehingga dengan diolah harganya lebih meningkat dan bisa meningkatkan pendapatan keluarga. Ternyata produk yang dihasilkan diminati oleh konsumen bahkan pengiriman hingga luar jawa.

“Prestasi yang diperoleh KWT Kamboja semoga bisa meningkatkan kemandirian kelompok dan sebagai sarana motivasi  kepada wanita khususnya KWT Kamboja.  Selain itu juga diperlukan  paling semangat yang tinggi, tanpa ada semangat dorongan dalam bentuk apapun tidak akan bisa bisa berjalan,” tambah Dia.

Masih sangat diperlukan pembinaan dari stake holder agar produk dari KWT Kamboja bisa lebih baik dan bisa meningkatkan penjualannya, karena goalnya adalah menambah income dan meningkatkan pendapatan keluarga. (istimewa/DiskominfoPacitan).

BPBD Pacitan; Gunakan Air Secukupnya

Kemarau diperkirakan masih berlangsung hingga ahir bulan Oktober mendatang, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Deraha BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo di ruangannya 11/10 kepada Diskominfo Pacitan, sesuai buletin harian yang dikirim Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG). “Atau bergeser di bulan November. Ini perlu kita sikapi,” katanya.

1127 stok tanki air bersih diterima Kabupaten Pacitan pada tahun ini, dan telah disalurkan sebanyak 1000 tanki lebih, tinggal menyisakan seratusan tanki saja. “Kapan turun hujan masih menjadi prakiraan, jadi mari guanakan air bersih seperlunya saja,” himbau Didik.

Tidak hanya di Kabupaten Pacitan krisis air bersih ini terjadi, sejumlah wialayah di Pulau Jawa umumnya mengalami hal serupa, membuat himbauan yang disampaikan didik tersebut tidak berlebihan. Meski pihaknya merasa bersyukur dengan berbagai gerakan droping  yang dilakukan pihak lain teramat sangat membantu.

Sementara, inovasi yang dilakukan Bupati Pacitan Indartato terkait memfungsikan kembali ratusan sumur bor di Pacitan akan membuat BPBD tetap pada porsinya, namun Didik menegaskan bahwa droping nantinya hanya bersifat kedaruratan.

“Jika nanti sumur bor telah berfungsi tentu akan memudahkan semua masyarakat. Mereka secara mandiri akan mengelola sendiri, sedang yang tidak memiliki sumur bor akan mendapat perhatian lebih dari pemerintah melalui droping,” tambah Dia. BPBD selanjutnya akan lebih fokus pada sisi aspek, kesiapsiagaan dilakukan, memotifasi masyarakat terkait situasi kekeringan serta turut menjaga alat yang ada di sumur bor tidak rusak. (budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Dinkes Pacitan Kembali Pilih Doter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja 2019

Pemilihan Doter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja tahun 2019 kembali digelar di Kabupaten Pacitan oleh Dinas Kesehatan Pacitan kemarin 10/10 di Gedung Karya Darma. Ratusan siswa dan siswi tersebut telah mengikuti berbagai  rangkaian tes dan ujian hingga dapat mengikuti pemilihan ini.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu mengatakan kegiatan ini kembali digelar karena banyak manfaat yang akan diperoleh para generasi muda di Pacitan, nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat akan tertanam pada anak sejak mereka masih belia.

Perilaku tersebut tidak bisa ditanam melalui orang tua dan guru saja, berbagai rangsangan harus dilakukan dengan berbagai cara. Metode tersebut tidak hanya akan menguntungkan peserta dan pemenang.

Secara langsung dan tidak langsung pengalaman yang mereka peroleh akan mereka bagikan kepada orang-orang disekitarnya baik keluarga, teman dan yang lain. “Mereka yang terpilih secara otomatis akan menjadi kader kesehatan disekolahan dan setiap kegiatan program UKS akan terlibat,” kata Ratna. (budi/rozak/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Ketua BPD, Panwas dan Pemilihan Tanda Tangani Pakta Integritas

Supaya berjalan dengan baik tanpa ada kendala sekecil apa pun yang merupakan harapan bersama. Perayaan pesta demokrasi tingkat desa yang bakal digelar tidak lama lagi ini hanya mempunyai dua jawaban, pertama menang dan satunya adalah kalah.

Kondisi ini dapat memicu tejadinya hal yang tidak diinginkan jika kemasan Pilkades Serentak ini keluar dari regulasi yang ada. Penyamaan persepsi perlu dilakukan melalui Penandatangan Pakta Integritas Pilkades Serentak 2019 oleh Ketua BPD, Ketua Panwas dan Ketua Pemilihan di 113 desa hari ini 10/10.

Beberapa poin yang terkandung pada nota pakta integritas diharapkan Bupati Pacitan Indartato menjadi modal dalam menjalankan tugas tersebut. Sehingga keinginan menyelenggarakan Pilkades yang aman lancar dan damai dapat terlaksana. “Mari kepada penyelenggara Pilkades untuk Profesional dalam menjalankan tugas,” harap Indartato.

Kapolers Pacitan AKBP Sugandi menilai penandatangan tersebut merupakan hal yang baik dilaksanakan, supaya semua yang terlibat langsung ini bekerja sesuai dengan aturan yang ada. “Mereka bagian dari sistem harus dapat menjalankan pekerjaan sesuai aturan,” kata Sugandi.

Inovasu baru juga dilakukan dalam mendukung pemilihan ini, berbentuk Kelompok Kerja (Pokja) Hukum, bekerja membantu seluruh panitia dalam mengurai segala sesuaitu permasalahan yang timbul. “wadah komunikasi dan diskusi dan koordinasi antar panitia ditingkat bawah dan kabupaten,” tambah Dia. (budi/rozak/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Digital Signature Satu Icon Menuju Pacitan Yang Lebih Maju

Pemerintah terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, percepatan menjadi satu hal yang penting di jaman serba digital seperti sekarang. Model baru Digital Signature atau Tanda Tangan Digital menjadi hal yang kini tengah disosialisasikan oleh Diskominfo Kabupeten Pacitan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Digital Signature mempunyai banyak manfaat yakni cepat, mudah dan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Tanpa meninggalkan tiga jenis aspek keamanan, mulai integritas data, kerahasiaan yang dapat diverifikasi dan anti penyangkalan.

Piranti tersebut direspon baik Bupati Pacitan Indartato, melalui arahannya meminta seluruh instansi untuk menerapkan, hal ini disampaikan Sandi Prasetiawan Kasi Pelayanan Sertifikat Elektronik BSSN bisa secepatnya terealisasi. “Teknologi ini tidak sulit, ini mudah,” kata Sandi.

Mudah, jika seluruh sistem yang ada di Kabupaten Pacitan sudah terintegrasi, berdasar kenyataan beberapa instansi sudah siap pada model tersebut. Melalui dua pecontohan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (BPMPTSP) Pacitan dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pacitan. Namun keberhasilan secara keseluruhan semua kembali pada semangat Diskominfo Pacitan dalam mewujudkannya.

“Digital Signature menjadi perhatian kami supaya atensi Bapak Bupati segera terealisasi,” kata Kepala Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto kemarin 09/10. Menyatakan komitmennya untuk segera merealisasikan harapan tersebut. (budi/anjar/notz/wawan/rozak/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Dadapan Masuk 28 Besar Lomba Desa Wisata Nasional 2019

Desa Dadapan saat ini berahasil duduk di 28 dalam Lomba Desa Wisata Tahun 2019, yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonsia (Kemendes). Tim Verifikasi lomba kemarin 09/10 datang untuk membuktikan langsung bagaimana Setono Gentong dan yang lain dikemas oleh Desa Dadapan.

Melalui dana desa, Dadapan terus tumbuh untuk menjadi desa yang maju dan mandiri dari wisata yang dibangun dan diolah serta didukung produk unggulan yang dimiliki. Terlebih Pemda Pacitan selalu support setiap langkah inovasi desa ini.

Ahmad Robiul Fuad Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur dikesempatan ini menyampaikan, Kabupaten Pacitan melalui semangat Dadapan sangat layak menjadi yang terbaik pada lomba tersebut, selain lanskap yang indah tersebar di mana-mana, Fuad mengaku masyarakatnya sangat ramah. “satu rangkaian untuk menjadi juara,” ungkap Dia.

Beberapa aspek akan menjadi perhatian Minarni Masbun Ketua Tim Verifikasi dalam sambutannya, adalah bagaimana sebuah desa menjual wisatanya, kesiapan menyambut tamu, membuat siapa pun yang datang, baik wisatawan lokal, nasional atau mancanegara dapat tertarik dan betah di desa tersebut.

“Yang masuk 10 besar akan di undang ke Jakarta,” kata Minarni. Melanjutkan bahwa konsep desa wisata mesti fokus pada kaum milenial, masih muda yang mampu berkujung kesatu destinasi meski jarak yang ditempuh cukup jauh. (budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan)

Pacitan Sport Fun Festival 2019 Harus Menjadi Andalan Pacitan

Edi Nurendra Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi Kementerian Pariwisata Pemuda Dan Olaharga (Kemenpora) melihat pantai Pancer Door yang asri sangat strategis menjadi pusat aktivitas olahraga, satu hal yang sejalan dengan Kemenpora dalam upaya mengolahragakan masyarakat melalui program Ayo Olahraga, Kapan Saja, Di Mana Saja, Bersama Siapa Saja. “Pacitan Sport Fun Festival 2019 harus menjadi program yang bisa kita andalkan,” kata Edi kepada Diskominfo Pacitan kemarin 05/10.

 Sementara Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo mengatakan Pemerintah Kabupaten Pacitan merasa senang dapat menggelar kegiatan ini, pihaknya berharap berbagai olahraga Tantangan seperti Paralayang, Surfing dan yang lain ini dapat berkembang di Pacitan.

 Mengingat kegiatan ini akan menarik semua orang, utamanya untuk para pemuda akan lebih tertarik mencobanya. “Olaharga ini juga akan mendorong terciptanya kompetisi yang baik, pembangunan keterampilan dan persahabatan,” kata Wabup.

 Wabup juga berharap Pacitan Sport Fun Festival 2019 lebih jauh juga menjadi sarana untuk meningkatkan ekonomi baru bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan. Ini selain meningkatkan jumlah wisatawan dan minat Aerosport. (budi/wawan/rozak/anjar/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Beton Ikut Hadir Droping Air Bersih

Bencana kekeringan setiap tahunnya menarik perhatian berbagai pihak, begitu juga Komunitas Driver Pemda Pacitan ini, telah mengirim setidaknya 6 tangki air bersih ke berbagai titik desa yang terdempak kekeringan.

Seperti kemarin (06/10), mereka yang menamai dirinya Beton (Betah Ora Nesu) Tersebut membantu warga kekeringan yang ada di Wilayah Tulakan. Hal tersebut merupakan wujud rasa simpati anggota Beton pada kekeringan ini.

“Setiap arisan sengaja memang kita sisihkan sedikit yang kita punya, untuk saudara kita yang kesulitan,” kata Agung Sedayu Driver Dinas Lingkungan Hidup melalui sambungan telepon. Selain terlibat pada masalah kekeringan, Beton juga melibatkan diri ke berbagai kegiatan sosial lain, seperti menjadi Driver untuk orang sakit yang akan dirujuk dan lain sebagainya. (suyudi/budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Siswa SLB Dapat Tambahan Ilmu Membatik

Sebentar lagi keterampilan siswa dan siswi SLB di Kabupaten Pacitan bakal bertambah, berkat digelarnya Bimtek Keterampilan membatik yang dilaksanakan di SLB YKK Pacitan selama empat hari 02-04/10 oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus kepada para guru SLB di Kabupaten Pacitan.

Bekal ini dinilai tepat diberikan pada para siswa dan siswi SLB, mereka yang mempunyai hambatan tertentu dirasa memiliki bakat lebih pada seni warisan asli Indoneisa ini karena memiliki konsentrasi tinggi pada setiap langkah pengerjaan.

Keterampilan menjadi bekal bagi para siswa dan siswi, sehingga mereka dapat mandiri seperti masyarakat yang lain. “Syukur-syukur mereka dapat membuat usaha batik sendiri,” kata Totok Handoyo Kepala SLB YKK Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

FKP 2019; Awali Kopi Pacitan Melambung Tinggi

Kopi, bicara biji yang satu ini hampir semua orang mengidolakannya. Di Kabupaten Pacitan pelaku usaha kopi yang tergabung dalam Paguyuban Kopi Pacitan (PKP) berinisiatif membuat satu gebrakan di Hari Kopi Sedunia 1 Oktober kemarin.

Festival Kopi Pacitan (FKP), perwujutan niat demi menciptakan satu ruang kopi yang lebih menjanjikan dan kompetitif, mengingat semua jenis kopi dari Pacitan mempunyai kualitas dan karakter yang cukup memiliki tempat di kancah Nasional dan dunia. “Kami berkumpul karena mempunyai impian yang sama,” kata Muhammad Anshari ketua PKP 05/10.

Masyarakat menemui jawaban atas apa yang dilakukan PKP selama 2 hari itu, tampak seluruh stan begitu padat dijejali pembeli, disisi lain stan kopi gratis yang di siapkan panitia penuh sesak, ini cukup membuktikan dukungan masyarakat tentang inovasi mereka. “Sungguh ini diluar ekspektasi kita,” kata Ketua Pelaksana Robby Adhitama. Monique Maureen anggota PKP mengungakapkan hal senada tentang gambaran Festival Kopi Pacitan tahun depan, tentu stan akan lebih kaya kreativitas  yang bertujuan memuliakan masyarakat.

Jene Fia dan Riza Mahasiswa Pasca Sarjana dari salah satu Universitas di Malang, sepekan ini melakukan penelitian kopi di Wilayah Bandar dan Nawangan dan berkesempatan mampir di acara itu, kepada Diskominfo Pacitan mereka mengatakan kopi tersaji mesti didukung dengan berbagai hal, salah satunya adalah suasana, “Orang kota tidak segan-segan datang ke Pacitan untuk menikmati kopinya dengan suasana yang mereka inginkan,” kata mereka memberi masukan. Merasa layout FKP cukup membuat mereka betah berlama-lama menikmati kopi Liberika yang mereka pesan.

FKP 2019 ini dibuka oleh Wabup Pacitan Yudi Sumbogo, ditandai dengan meracik kopi bersama-sama di atas panggung dengan didampingi oleh Sekda Pacitan Suko Wiyono dan sejumlah pejabat pemerintahan, hal tersebt turut menjadi saksi FKP sebagai jembatan seluruh pelaku kopi  Pacitan.

Orang nomor satu di kabupaten Pacitan Indartato berkesempatan menutup acara tersebut kemarin (06/10), menilai kegiatan ini memiliki potensi yang mengagumkan jika ditindaklanjuti dengan baik. Dari kacamatanya, ini bisa mengangkat ekonomi seluruh pelaku kopi di Pacitan. “Jadi saya mohon untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengadvokasi kegiatan ini,” kata Bupati. Harapan kopi Pacitan menjadi satu kebanggaan, lebih dicintai dan berada di hati penikmat kopi, bukan hanya masyarakat Pacitan melainkan untuk masyarakat diluar Pacitan dengan konsep matang yang menarik.

Menyikapi statment Bupati, Heru Sukrisno Kepala Disperindag telah menyiapkan beberapa formula atas arahan tersebut, melalui Paguyuban yang telah berjalan ini pihaknya kemudian akan melakukan pemetaan secara menyeluruh dan mendetail. Disinggung masalah kampung kopi, pihaknya mengaku hal itu mungkin saja terjadi. “Tapi sementara kami akan lebih fokus untuk melihat potensi-potensi mereka,” pungkas Heru. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kembangkan Kemampuan Demi Turut Bangun Pacitan

Seperti organisasi lain, Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Pacitan juga merasa ingin berkontribusi dalam membangun Kota 1001 Goa ini melalui berbagai hal, salah satunya adalah menggelar pelatihan kepemimpinan, digelar kemarin di gedung Badan Kesejahteraan Masjid (BKM). Bertema Satukan Langkah Kokoh kan Barisan Tebarkan Manfaat.

 Dipercaya sebagai Narasumber Yanti Robiyana Ketua Salimah Jawa Timur membagikan ilmunya tentang ke Salimahan dan Pembuatan Proker yang bisa diaplikasikan di Kabupaten Pacitan. Menurut Dian Anggarimurni Ketua Salimah Kabupaten Pacitan hal itu penting adanya. “Supaya kita Profesional dalam berorganisasi,” kata Dia 05/10.

 Akhirnya diharapkan Salimah menjadi Agile Organization. Satu organisasi yang terhadap segala situasi, memiliki strategi dan tata kelola Best Practise dalam rangka menuju Next Practise. Melalui tiga tahapan, mulai literasi, inovasi dan disrupsi. Sehingga Salimah lebih bermanfaat untuk masyarakat khususnya di Kabupaten Pacitan. (istimewa/DiskominfoPacitan).

Pimpinan DPRD Pacitan Laksanakan Sumpah/Janji

Pengucapan Sumpah/Janji Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode 2019-2024 Kabupaten Pacitan Dilaksanakan hari ini (03/09) Oleh Hakim Pengadilan Negeri Pacitan Yogi Arsono di Gedung DPRD Pacitan.

Indarta Nur Bayu Aji terpilih sebagai Ketua, Gagarin sebagai Ketua Satu, sebagai Ketua Tiga adalah Eko Setyo Ranu dan Fibi Irawan menjabat sebagai Wakil Tiga.

Menyadari duduk di posisi penting, menjadi mitra Pemerintah Kabupaten Pacitan, Indarta dalam sambutannya di hadapan seluruh undangan mengajak seluruh anggota untuk selalu menjaga hubungan, senantiasa kompak dan kerja sama yang baik. “Harapan maju dan sejahtera bersama rakyat dapat tercapai,” kata Indarta.

Amanah menjadi satu peranti untuk mewujudkan misi bersama tersebut, beberapa poin yang menjadi perhatian bersama dan harus segera disikapi adalah masalah kemiskinan. Bupati Pacitan Indartato pada sambutannya menegaskan angka 14,19 persen harus cepat disikapi bersama. “Angka tersebut di atas Provinsi dan Nasional,” kata Indartato.

Begitu juga masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), beberapa Peraturan Daerah yang harus segera diselesaikan. Tentu melalui sinergi demi Kabupaten Pacitan yang diharapkan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Batik Pace; Warisan Berharga Pacitan Dan Indonesia

Identitas lain dari kota 1001 Goa adalah Batik Pace. Karya seni tulis tangan asli dari Pacitan tersebut menjadi tombak perkembangan Pacitan di kancah Internasional. Luki Indartato Ketua Deskranasda Kabupaten Pacitan mengaku baru saja mendapat ucapan selamat dari Dirjen UKM, bahwa Batik Pace banyak dipakai di Korea.

 Tahun 2012 adalah Tahun bersejarah yang dicatat dalam perkembangan sejarah Batik Pace, karena tahun tersebut Batik Pace resmi di Hak Patenkan sebagai milik Pacitan. Sebelum menjelaskan hal tersebut Luki bercerita, dalam satu pameran ada stan batik yang mengakui Batik Pace adalah milik daerah mereka. “Saya yakinkan bahwa ciri khas Pace hannyalah milik Pacitan, kemudian mereka mengakui bahwa pelatihnya mendatangkan orang dari Pacitan,” tuturnya.

 Lebih lanjut luki menyampaikan terima kasih pada para pengrajin batik yang bersedia melestarikan, menjaga dan mengembangkan batik, sehingga batik Pacitan turun temurun sebagai warisan yang berharga. Pembinaan dan kerja sama dari seluruh pihak khususnya Dinas Perindustrian sebagai pelopor pembinaan, kegiatan study banding, pameran batik dan lainnya juga tak luput dari ungkapan terima kasih Luki. 

 Hasil kerja keras tersebut adalah pengakuan Deskranasda Jatim mempercayakan pada Deskranasda dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan untuk membuat seragam batik gotong-royong nasional yang dipusatkan di Sidoarjo. Hasil selanjutnya adalah kesejahteraan pembatik dan masyarakat Pacitan pada umumnya. “PR-nya adalah pada pemasaran, semoga ke depan lebih baik lagi,” harap Luki yang hobi mengoleksi batik, terlepas dari jabatannya sebagai ketua Deskranasda Pacitan.

Gelar Upacara Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Bersama seluruh instansi vertikal Pemerintah daerah kabupaten Pacitan melaksanakan upacara bendera dalam rangka Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Pendapa yang jatuh hari ini Selasa 1 Oktober 2019. Peringatan ini juga melibatkan pelajar dan mahasiswa di Pacitan, mengusung tema Pancasila Sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju Dan Sejahtera. (DiskominfoPacitan)

Bulan Ndadari Hadirkan Kreatifitas Anak Melalui Pertunjukan

Masih lekat dalam ingatan, saat temaram semburat purnama, rembulan utuh itu menjadi pertanda malam yang hidup di pedesaan, anak-anak dan orang dewasa keluar rumah menikmati malam yang cerah dengan berbagai tradisi.

Bulan purnama memiliki banyak kisah yang menjadi ide Sanggar LKP seni Pradapa Loka Bhakti untuk menyuguhkan momentum hangat itu, biar tetap terasa meski listrik kini telah menerangi kampung-kampung, termasuk di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku, ujung barat Kota Pacitan.

Mereka kali kelima mewadahi bocah-bocah untuk unjuk gigi, memamerkan bakat yang telah mereka pelajari tentang seni pertunjukan yang dikemas apik dialam terbuka dan tentu dibawah purnama beratap langit cerah lengkap dengan bintang-bintang, dinamai Pentas Bulan Ndadari atau Pentas Bulan Purnama.

Direktur kegiatan ini Deasylina da Ary mengungkapkan penikmatnya bukan saja masyarakat Pelem, tidak sedikit yang datang dari luar kota Pacitan, seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, Bandung dan lainnya.

“Anak-anak yang bahagia akan mudah menerima dan menyerap beragam informasi yang diterima panca indera. Mereka berani untuk mengeluarkan pendapat tanpa takut disalahkan,” kata Deasylina Kepada Diskominfo Pacitan 28/09.

Pentas Bulan Ndadari menambah panjang deretan seni budaya yang dimiliki Kabupaten Pacitan. Meskipun hanya bocah-bocah yang tampil di atas panggung, tapi Kedatangan Warga dari luar kota ini adalah bukti Bulan Ndadari menyuguhkan seni budara berkelas internasional yang layak untuk dinikmati.

Utamanya usai letih menghibur semua orang, Pentas Bulan Ndadari menjadi sarana anak-anak peserta didik Sanggar tersebut untuk menunjukan nilai raport kepada orang tua dengan suguhan berkualitas melalui kemandirian seluruh proses pertunjukan, tanpa campur tangan siapapun.

“Kami memandang hal ini penting, bahwa pendidikan seni dapat mendukung dan memperkuat pendidikan formal di sekolah, memberi ruang lebih bagi kreatifitas untuk pengembangan budi pekerti dan karakter anak dengan kegiatan nyata. Tujuan akhirnya untuk menumbuhkan spirit kemandirian dan jiwa kepemimpian (Leadership) anak. Senada Konsep Ki Hadjar Dewantara tentang esensi Pendidikan Indonesia, yang diadopsi menjadi prinsip utama pendidikan nasional kita, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang mempunyai karakter bangsa Indonesia yang berbudaya,” pungkas Deasylina. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

42 Tanki Air Bersih, ARPAC Sikapi Kekeringan

Selama musim kemarau, di sejumlah wilayah Kabupaten Pacitan mengalami kekeringan secara merata, demikian ini menarik perhatian sejumlah kalangan termasuk Paguyuban Anak Rantau Pacitan (ARPAC).

Komunitas ini telah menyalurkan 42 tanki air bersih di 34 titik. Berangkat dari keikhlasan anggota ARPAC yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, dengan dorongan Dewan Pembantu Pengurus Pusat DP3 di Pacitan.

Agung Wahono Sekretaris umum ARPAC yang pernah merasakan susahnya kekurangan air saat kemarau, mewakili seluruh anggota ARPAC berharap bantuan yang telah tersalur di 12 wilayah di Kabupaten Pacitan dapat meringankan beban masyarakat. “Kita akan selalu ada untuk Pacitan,” kata Agung.

Selain menyikapi kekeringan di Pacitan tahun ini, ARPAC juga aktif dalam berbagai kegiatan demi membangun Kota 1001 Goa, diantaranya melibatkan diri membantu masyarakat dan pemerintah saat terjadi banjir bandang akhir 2017 silam.

Diskominfo Resmi Rilis Pemenang Lomba Website PPID 2019

Diskominfo Kabupaten Pacitan kembali menggelar Lomba Website PPID 2019, seperti biasa lomba ini selalu bertepatan dengan HUT RI. Pemenang telah diumumkan akhir Agustus lalu, terpilih menjadi yang terbaik tahun ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan 196 poin, menjadi Runner Up Dinas Perpustakaan Daerah dengan 194 Poin dan peringkat ke tiga diduduki Badan Kepegawaian Daerah dengan 193 Poin.

Secara umum agenda tahunan Diskominfo ini semata merujuk pada keterbukaan informasi publik yang terkandung pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, di dalamnya termaktub semua badan publik diwajibkan untuk menyediakan informasi publik. “Tahun ini ada peningkatan berupa uang  pembinaan untuk Admin (Pengelola) yang menang dan tentu piala,” ujar Kabid Informasi Diskominfo Pacitan Agus Anshori Mudzakir 26/09.

Melalui kegiatan ini haruslah seluruh instansi pemerintahan termotivasi untuk terus membangun saluran komunikasi dan informasi demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui informasi yang selalu Up Date dan berkualitas. Sehingga diharap masyarakat yang membutuhkan informasi tidak mengalami kesulitan. “Umumnya Up Date dilakukan setiap hari,” terang Dzakir.

Mengacu pada kriteria pemenang pada Lomba Website Perangkat Daerah kata Dzakir, pertama adalah kelengkapan isian data PPID perangkat daerah, hal tersebut penting dan wajib untuk diisi sempurna dan tentu belakangnya adalah keaktifan mengunggah informasi terbaru atau Up Date tentang kegiatan dan program perangkat daerah. Selanjutnya didukung kualitas isi, fitur, layanan dan inovasi yang dilakukan.

Lomba ini tidak main-main, menurut pengamatan Tim Peliputan Diskominfo, proses penilaian Website dari masing-masing instansi membutuhkan waktu hingga 15 hari, Dzakir mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk melihat Website yang terbaik dengan didukung tiga penilai independen.

Instansi pemerintah harus termotivasi pada gelaran ini, supaya masyarakat puas dengan apa-apa yang telah dilakukan pemerintah dengan detail termasuk berbagai program yang dilaksanakan, hingga bagaimana capaian yang diperoleh instansi melalui program yang telah direncanakan demi pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Dan Ketua DPRD Secepatnya Layangkan Unek-Unek Mahasiswa Pacitan

Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Pacitan turun ke jalan menggelar aksi menolak pengesahan RUUKPK. mereka menyuarakan aspirasinya di tiga titik sekaligus, diawali di Depan Kantor Bupati, dilanjutkan di Perempatan Penceng dan diakhiri di depan DPRD.

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan hadir pada kesempatan itu mengapresiasi masukan yang disampaikan, selanjutnya pemerintah daerah akan menindaklanjuti berbagai masukan yang diterima. “Kami semaksimal mungkin akan berusaha sampaikan aspirasi ini. Meskipun hasil akhir tetap menjadi wewenang Pemerintah Pusat,” kata Bupati.

Setidaknya ada Sembilan poin yang disampaikan pada aksi tersebut, pertama penolakan RUUKPK, RUU KUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU P-KS, masalah Kebakaran Hutan, Penindasan Papua, Demokrasi Dikebiri dan terakhir Dwi Fungsi Aparat. “Kita tetap akan menggelar aksi sampai kebenaran tersebut benar-benar ditegakkan,” ujar Imam Rifai Asisten Koordinator usai orasinya.

Kalimat senada Bupati diucapkan Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono di halaman Gedung DPRD Pacitan, Secepatnya berbagai masukan akan dilayangkan ke Pusat, mengingat segala aspirasi tersebut tidak lain adalah suara rakyat yang mesti menjadi perhatian. “Kami tadi minta surat resmi yang dapat kami kirim pusat, agar tidak terjadi perbedaan persepsi,” kata Ronny mengakhiri. (budi/royanto/DiskominfoPacitan).

Jambore PKK Kabupaten Pacitan; Libatkan Diri Kendalikan Stunting

Stunting menjadi masalah Bangsa, termasuk di kota yang mempunyai Pantai Watukarung ini. Semua komponen bergerak bergandengan tangan menyikapi masalah kekurangan gizi kronis tersebut. Antaranya PKK Kabupaten Pacitan, organisasi wanita ini cukup fokus ambil bagian dengan berbagai gebrakannya karena semua sadar masalah ini kudu segera disikapi.

 Di Pacitan teridentifikasi dua sumber penyebab Stunting, pertama adalah kemiskinan, sampai detik ini pemerintah mencatat masyarakat Pacitan yang masuk katagori miskin berada pada angka 14 persen dan faktor ketidaktahuan.

 “Sekitar 27 persen Stunting di Pacitan, jika ditinjau dengan persentase Nasional sebenarnya masih rendah, namun demikian harus tetap disikapi,” kata Bupati Pacitan Indartato saat berkesempatan menghadiri Jambore Kader PKK Kabupaten Pacitan hari ini 24/09.

 Di hadapan para Kader Pak In, panggilan akrabnya menyampaikan bahwa pemerintah sangat bersyukur dengan kerja keras para anggota PKK Kabupaten Pacitan, meskipun tanpa upah dalam bekerja tapi mampu bekerja penuh semangat. “Terus jaga kekompakan, jangan selegenje,” tambah Pak In. Seraya mengharap kerja keras anggota PKK terus dapat menekan angka Stunting di Pacitan.

 Secara terperinci Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Luki Indartato memaparkan kerja anggota dalam menghadapi Stunting, mulai menggelar berbagai sosialisasi kepada masyarakat di berbagai kelompok masyarakat di desa dan kecamatan. “Pada kegiatan rutin kita ini juga kami laksanakan evaluasi dari apa yang telah kita lakukan,” terang Luki di damping Ninik Yudi Sumbogo sebagai Wakil Ketua Kabupaten dan Betty Suko Wiyono sebagai Ketua Pelaksana.

 Suci Hariati, Koreografer Line Dance jauh-jauh dari Kota Pahlawan datang menciptakan Atmosfer sehat dan semangat melalui Senam pada pembukaan Jambore, dilanjut sebagai MC untuk Lomba Jingle mengaku terkesan melihat para Kader PKK Kabupaten Pacitan, melihat Kader yang cukup Up Date dengan perkembangan jaman membuat masalah Stunting bakal semakin mudah dikendalikan.

 Sebagai wanita kekinian yang datang dari kota besar, Suci melihat harapan cerah pada masa depan Kabupaten Pacitan, melalui semangat para anggota PKK tersebut. “Up Date wajib ya, tapi jangan melepas Kultur Pacitan, karena sebagai identitas,” terang Suci. Secara alami membuat para Kader dalam menjalankan tugasnya akan muncul bermacam-macam inovasi yang akhirnya memudahkan kerja mereka. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lagi; Dinas Pertanian Kembangkan Potensi Hortikultura Berbasis Kawasan Di Arjosari

Kecamatan Arjosari mempunyai lahan sawah seluas 989 ha. Biasa ditanami padi oleh masyarakat setempat, dan bisa hasilkan panen padi sebanyak 2-3 kali dalam satu tahun. Kondisi ini dapat dimaksimalkan untuk peningkatan dan pengembangan tanaman hortikultura untuk menambah penghasilan petani.

Tanaman hortikultura sebenarnya sudah menjadi bagian dari sumber penghasilan masyarakat Arjosari sejak lama. Strategi selanjutnya, untuk meningkatkan produksi hortikultura adalah dengan pembentukan kawasan hortikultura.

Dibentuknya kawasan hortikultura akan memudahkan pengembangan budidaya, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penanganan pasca panen hingga tahapan pemasaran.

“Secara spesifik pendekatan kawasan dirancang untuk meningkatkan efektivitas kegiatan, efisiensi biaya dan mendorong keberlanjutan kawasan komoditi unggulan,” kata Dian Anggarimurni Kasi Produksi Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian kemarin19/09.

Strategi dasar pengembangan kawasan hortikultura di Arjosari dapat diawali dengan optimalisasi komoditas unggulan yang telah berkembang seperti sayuran, cabai, pepaya, semangka, durian dan biofarmaka yang secara terfokus dan terarah kemudian dikembangkan melalui pendekatan agribisnis dengan memperhatikan keterkaitan hulu-hilir secara berkesinambungan. “Harapannya daerah menjadi maju dan masyarakatnya menjadi sejahtera sesuai dengan yang dicita-citakan,” harapnya.

Sedangkan Kelompok Tani di Kecamatan Arjosari sudah mulai mengembangkan tanaman-tanaman hortikultura seperti cabai, melon, semangka, pepaya california, durian dan biofarmaka. Tanaman cabai tumbuh baik di beberapa desa, antaranya ada di Desa Kedungbendo, Pagutan, Gunungsari, Borang, dan Gembong.

Di Desa Kedungbendo, petani menanam cabai varietas Dewata sekitar seluas 3 ha. Tanaman cabai bisa tumbuh sehat dan subur dengan hasil panen yang melimpah.  Hasil panen cabai dapat meningkatkan kesejahteraan petani, dengan harga jual cabai saat ini mencapai Rp.25.000-Rp.30.000 per kilogram. Dengan harga sebesar itu, petani sudah memperoleh keuntungan.

Kendala di lapangan tidak terlalu banyak, keluhan yang sering dijumpai menurut Sartono salah satu petani cabai, adalah masalah harga mulsa yang dinilai mahal, yakni sekitar Rp. 700.000 satu gulung.

Menyikapi masalah Sartono dan kawan-kawannya sesama petani cabai, Dinas Pertanian tahun ini memberi pendampingan bimbingan teknis dan  bantuan sarana produksi pertanian berupa mulsa dan pupuk. Bantuan ini bersifat stimulan yang digunakan untuk pengembangan kawasan cabai seluas 6 hektar di Desa Gembong, Pagutan dan Temon.  Luas tanam cabai rawit  tahun 2018 mencapai 17 ha dengan produksi 41 ton dan produktivitas 45 ku/ha (data  Dinas Pertanian 2018).

Berdasarkan data Dinas Pertanian tahun 2018, tanaman buah lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan di Arjosari adalah pisang, durian dan pepaya. Jumlah tanaman durian sekitar 15.541 pohon, produksi 202 ton dan rata-rata produksi 0,22 ku/pohon.  Tanaman pisang 22.522 rumpun, produksi 846 ton dan provitas 0,60 ku/rumpun.  Sedangkan pepaya jumlah pohonnya 9.822, produksinya 160 ton dan provitas 0,18 ku/pohon.

Tanaman pepaya banyak dikembangkan oleh kelompok tani di Desa Gunungsari dan Pagutan. Pada saat ini, Pepaya jenis California telah dibudidayakan pada lahan seluas sekitar 0,5 ha. Pepaya jenis ini sangat laku di pasaran.  Selain rasanya yang manis, juga teksturnya lebih keset dibanding pepaya jenis lainnya sehingga tahan lebih lama.  Harga pepaya yang cenderung stabil sekitar Rp.6.000/kg  bisa menjadi tambahan pendapatan petani.

Dinas Pertanian dan petugas lapangan terus berupaya untuk mengembangkan potensi hortikultura di wilayah Arjosari. Pengembangan kawasan hortikultura membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama dari pemerintah setempat. Peran kelompok tani menjadi dominan sebagai sarana untuk bimbingan, pendampingan dan diskusi untuk mengatasi masalah yang timbul hasilnya kawasan hortikultura terwujud di Kecamatan Arjosari. (DinasPertanian/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Angkat Isu di Sekitar; Kecamatan Pringkuku Kembali Juara Umum

Durbala Singkir, berhasil membuat Kecamatan Pringkuku kembali menjadi juara dua kali berturut-turut pada gelaran Festival Ronthek 2019. Melalui tangan dingin banyak nama, di malam kedua santri Raung Bambu sukses menghipnotis ribuan pencinta Ronthek dan tiga juri, ditandai riuh tepuk tangan.

Pringkuku melihat kesenian Ilir, atau di daerah lain Edan-edanan tampak mulai ditinggalkan saat upacara pernikahan, Padahal itu penting jika sedikit mau menengok fungsi sebenarnya, konon dalam cerita yang beredar, Ilir berfungsi sebagai penolak balak saat kedua mempelai melaksanakan ritual temu manten.

Terangkatlah Ilir, menjadi Durbala Singkir atau Pengusir Kekuatan Jahat itu menjadi judul yang mewakili Kecamatan Pringkuku, tersaji apik dan penuh warna. Dr. Deasylina da Ary, satu nama yang tertulis pada sinopsis melalui sambungan telepon menjelaskan konsep yang diusung pada penyajian Durbala Singkir mengedepankan sajian sederhana tanpa bermewah-mewah. “Karena seni tidak harus mewah,” ujar Dia kemarin 18/09. 

Kalimat Deasylina tersebut tidak Ngelantur. Pasalnya, meskipun Kecamatan Pringkuku hanya didukung Bedug serta Teropet pada pembukaan, namun pada durasi penyajian kurang lebih 15 menit hampir tidak terbuang sia-sia, ditandai dengan lensa para Fotografer yang tidak henti-hentinya membidik seluruh Gesture yang membentuk momentum, didukung aransemen musik yang benar-benar berbeda. “Semua harus pas komposisinya, di mana semua itu saling mendukung pertunjukan yang kita suguhkan,” Paparnya.

Daryono Camat Pringkuku pada 15/09 pukul 03:00 WIB belum terlelap di rumahnya, sekonyong-konyong sang istri mengabarkan rilis juara Festival Ronthek 2019 dari salah satu grup Whatsapp. Kabar Grup menyampaikan Kecamatan Pringkuku kembali Penjadi Juara Umum. “Awalnya saya tidak percaya, Aku kira kabar Hoax,” Katanya 16/09. Namun akhirnya Daryono percaya informasi tersebut usai ia mengklarifikasi kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan sebagai panitia. 

“Sungguh persiapan yang singkat, kata Daryono mereka bersiap hanya kurang dari 3 minggu, namun mereka profesional dan sangat disiplin dalam berseni,” tambah Dia. Menjadikan waktu singkat tersebut dapat dimaksimalkan. Daryono mengatakan bahwa Raung bambu jika melatih memiliki target. Meskipun kurang persiapan namun dukungan konsep yang sempurna membuat Raung Bambu dapat kembali menjadi yang terbaik.

Ronthek harus benar-benar berkarakter, kalimat itu mungkin selalu ada pada banyak kepala, baik para pemangku kebijakan, seniman, wartawan bahkan masyarakat sebagai penikmat, Deasylina yang menyelesaikan Disertasinya berjudul Pacitanian (Model Pendidikan Seni Berorientasi Lingkungan) mengaku dari tiga malam pertunjukan Ronthek,  dua malam ia di antara penonton menikmati persembahan Ronthek mengaku banyak kejutan dari tiap-tiap penampil.

Bahkan kepada Diskominfo Pacitan ia mengaku kalau wakil desa ternyata lebih siap dan kompetitif, sudut pandangnya menujukan bahwa Ronthek bukan masalah besaran biaya yang ada, namun lebih pada selera seni yang diwujudkan melalui berbagai disiplin keilmuan seni. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pertama Tandatangani (NPHD); KPU RI Minta Daerah Lain Contoh Pacitan

Kabupaten Pacitan menjadi Wilayah Pertama di Provinsi Jawa Timur yang menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Tahun 2020 nanti. Penandatanganan antara Bupati Pacitan Indartato dan Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini tersebut disaksikan sejumlah pejabat dan Ketua KPU RI Arif Budiman, dilaksanakan di Halaman Wingking (Halking) 18/09.

 Saat sambutannya Pak In sapaan Bupati menyampaikan hal ini bisa segera terlaksananya karena dukungan dan kerja keras banyak pihak, serta sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Pacitan dan KPU Pacitan. “Mudah-mudahan ini nanti bermanfaat supaya bisa menghasilkan pemimpin baru yang lebih baik lagi yang membawa kesejahteraan semua masyarakat,” Harap Pak In.

 Sementara Sulis Sebagai Ketua KPU juga merasa senang dengan terselenggaranya kesepakatan melalui penandatanganan ini, ia sadar tim anggaran Pemkab Pacitan pasti bekerja luar biasa sehingga semua dapat berjalan dengan cepat.

 Sebagai yang pertama, Kabupaten Pacitan harus dicontoh 18 Kabupaten dan Kota lain di Jawa Timur, itu disampaikan Arif Budiman. Di kesempatan yang sama tersebut dari pengalamannya daerah yang Incumbent dan dua periode cenderung lemot dalam pengurusan (NPHD), tapi ini tidak terjadi di Kabupaten Pacitan. “KPU Pacitan Harus cermat dalam membelanjakan uang hibah ini,” pesannya. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

DWP Pacitan Masak Ikan; Terobosan Ekonomi Bernilai Gizi Tinggi

Semua tahu jika Pacitan kaya akan Sumber Daya Bahari, 71 Kilometer garis pantai terbentang dari Kecamatan Donorojo hingga Kecamatan Sudimoro, ribuan nelayan menggantungkan hidup di kolam raksasa tersebut, setiap bulannya tidak kurang 900 ton berbagai jenis ikan diangkat dari lautan.

 Kekayaan itu wajib diapresiasi warga Pacitan, salah satunya adalah Gemar Makan Ikan yang menjadi slogan unggulan Instansi Perikanan dan Kelautan, dikarenakan nilai gizi yang terkandung di dalamnya sangat baik untuk kesehatan.

 Sadar akan berbagai keuntungan tersebut, para istri Aparatur Sipil Negara (ASN) melakukan sosialisasi pengolahan makanan berbahan ikan, dilakukan di Pendapa Kabupaten kemarin pagi 18/09. Mereka para anggota Darma Wanita Persatuan (DWP) memiliki peran strategis pada ranah ini, minimal ikan laut tersebut setiap hari tersaji di meja makan dengan berbagai varian yang menggugah selera.

 Lebih dari pada itu, semakin mengenal berbagai macam ikan yang disajikan, secara perlahan diharap Betty Suko Wiyono sebagai Ketua (DWP) Kabupaten Pacitan menjadi ladang ekonomi baru. “Peningkatan ekonomi yang membantu pendapatan para anggota,” ujar Betty yang mengaku menyukai menu ikan Merlin itu.

 Sempolan Ikan Krispy dan Bakso Ikan Goreng dipraktikkan Dian Kurnia Widyamayanti Kasi Pengendalian Mutu Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan secara gamblang kepada ratusan anggota Darma Wanita disertai antusias luar biasa. “Tujuan utamanya para ibu-ibu dapat menyajikan menu tambahan berbahan dasar ikan, pentingnya lagi dapat membantu pemasukan keluarga,” tutur Dian.

 Pihaknya menegaskan bahwa usaha Sempolan crispy dan Bakso Ikan Goreng belum ada kompetitor jadi masih dapat menjadi peluang usaha baru di Pacitan. Betty Sukowiyono setuju dengan hal tersebut, selain pintar memasak ibu-ibu juga dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi di Kabupaten Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Menjadi Refleksi Untuk Sektor Perhubungan

Hari Perhubungan Nsional (Harhubnas) ke-48 tahun 2019 hendaknya menjadi refleksi untuk insan perhubungan. Karena tantangan zaman akan kian bertambah. “Sekaligus menyamakan persepsi untuk menyamakan pelayanan kepada masyarakat,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutan yang dibacakan Bupati Pacitan Indartato saat upacara peringatan Harhubnas, Hari Olahraga Nasional ke-36, dan Hari Palang Merah Indonesia (PMI) ke-74di halaman pendapa kabupaten, Selasa (17/9/2019).

Menteri juga mengingatkan bahwa peran sektor perhubungan sangat strategis. Khususnya dalam upaya mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Sebab, dengan sistem perhubungan yang mumpuni, program maupun proses pembangunan di Indonesia dapat terwujud.

Pada kesempatan itu pula, usai pelaksanaan upacara, diserahkan sejumlah penghargaan untuk atlet-atlet berprestasi. Baik tingkat internasional maupun regional. Diantaranya kepada Amel Candra Novita Sari yang meraih juara 1 kejuaraan internasional angkat besi remaja kategori 40+Kg pre youth. Selain itu diserahkan pula piagam untuk delapan orang pendonor aktif di PMI dan seragam Linmas ke Desa Penggung, Kecamatan Nawangan. Pada penghujung kegiatan dilaksanakan kirab piala Wahana Tata Nugraha 2019 yang kembali diraih Kabupaten Pacitan. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Indonesia Dan Australia Pantau Kinerja Pemda Pacitan Dan KOMPAK Di Pucangombo

Piter Edward terang-terangan mengaku terkesan dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan atas antusias dan komitmen dalam rangka menjadi pelayan masyarakat, termasuk berbagai kerja sama yang dilakukan dengan Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK).

Ini disampaikan DFAT, Human Development Kedutaan Australia itu kepada tim Diskominfo Pacitan disela agenda Pemantauan Bersama Pemerintah Indonesia dan Australia pada implementasi program KOMPAK, di Desa Pucangombo Kecamatan Tegalombo 16/09. Berbagai bentuk terobosan yang telah dilaksanakan di lini pelayanan dasar dipantau kualitasnya yang berujung pada peningkatan taraf hidup masyarakat Pacitan. “Sehingga dapat menekan angka kemiskinan,” ujar Piter.

Tiga program unggulan yang dilakoni KOMPAK bersama Pemda Pacitan, mulai pengentasan kemiskinan, Adminduk dan pengembangan ekonomi lokal diharap tidak sekedar ceremony belaka, namun benar-benar terkonsep dan terlaksana sempurna. Jika baik menurut Piter Kabupaten dan Kota lain akan mencontoh program tersebut.

Seperti halnya Tombak, ujungnya mesti setajam silet. Begitu juga sebuah Negara yang memiliki desa sebagai tangan terluar. Harus diberdayakan dan difasilitasi. Menurut Ahmad Gading Gunadi Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan, Negara sudah waktunya hadir ditengah-tengah masyarakat untuk melayani. “Masalah KTP itu kan kebutuhan Negara. Negara Butuh data, gitu kan?,” kata Gading mencontohkan.

Diakui Gading, komitmen Kabupaten Pacitan patut diacungi jempol, bahkan dirinya tidak segan-segan akan menginformasikan kepada Kabupaten dan Kota lain supaya mengikuti komitmen pemerintah dan KOMPAK tersebut. “Supaya mereka tertarik mencontoh,” tegas Dia.

Persentase kemiskinan di kota 1001 Goa menurut kacamata Gading tergolong tinggi dan harus terus ditekan melalui langkah-langkah inovasi pemerintah. Hal yang sudah dilakukan bersama KOMPAK harus terus didukung supaya semangat memberantas kemiskinan berhasil.

Termasuk inovasi baru khususnya pada aspek Ekonomi sebagai stimulus langsung. “Pemerintah terus memberikan bantuan dasar, tapi alangkah baiknya jika kita tingkatkan kemampuan mereka dari sisi ekonominya,” tambah Dia.

Banyak yang mesti digarisbawahi oleh Bupati Pacitan Indartato, di kesempatan yang sama ia menekankan pada perubahan sikap, seperti para kaum marginal yang harus diangkat kondisinya bersama-sama utamanya dengan KOMPAK yang telah mendukung semua PR Pemda Pacitan.

Masih banyak waktu bersama KOMPAK sebagai pendukung pemerintah, masyarakat harus benar-benar merasakan manfaatnya secara langsung melalui berbagai peningkatan dan penyempurnaan inovasi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bercita-cita “Go” Ronthek Pacitan Selalu Digelar Profesional

Festival Ronthek Pacitan 2019 usai digelar, ditandai penampilan Kelurahan Baleharjo sebagai penyaji terakhir. Pengumuman pemenang seketika dilaksanakan melalui akun resmi Pemerintah Kabupaten Pacitan. “Rampung peserta terakhir, para juri langsung rapat pemenang dan seketika kita umumkan,” ujar Daryono Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknas) Pacitan 14/09 usai acara.

 Tepatnya pukul 03:00 WIB Zulkarnain Mistortoify M.Hum, Joko Suranto, S.Sn, M.Hum dan Sigit Setiawan, M.Sn. menandatangani Surat Keputusan Dewan Juri Festival Ronthek Kemerdekaan Tahun 2019 disaksikan Daryono, seluruh Pejabat dan Staf Diknas serta Kabid Informasi Dikominfo Pacitan Agus Anshori Mudzakir sebagai ketua Tim Peliputan  Pemkab Pacitan.

 Mengingat Ronthek adalah kegiatan Pemda Pacitan paling bergengsi dan selalu menjadi sorotan, maka keputusan hasil pemenang dibuat cepat. Tidak ingin beredar suara sumbang pasca penetapan dan sebagai komitmen pemerintah, sebab acara besar selama tiga hari itu menguras banyak energi seluruh instansi.

 Sebagai contoh Dinas Lingkungan Hidup yang harus kerja keras membersihkan sampah sebelum dan sesudah acara tiap malam dengan menerjunkan seluruh staf. Begitu juga Tim Peliputan Live Streaming Diskomunfo Pacitan, seluruh tim harus kerja siang malam demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua pencinta Ronthek di mana pun berada.

 Masih lekat dalam ingatan, Diskominfo sempat merilis komentar Bupati Pacitan Indartato beberapa hari sebelum perhelatan dimulai, Pak In sapaan akrabnya mengatakan,  harapan terbesar adalah kesenian Ronthek menjadi salah satu hiburan unggulan yang dicintai masyarakat di dalam dan luar Pacitan, berujung pada peningkatan jumlah pariwisata.

 Sudah barang tentu profesionalitas wajib menjadi tumpuan, tercermin dari pemilihan dewan juri dari praktisi pendidik baik dari Kota Solo dan Yogyakarta yang mengedepankan standar tinggi pada setiap penilaian dari masing-masing penyaji untuk menjadi sang juara.

 Kembali, usai penetapan juara umum, 17/09 Pak In menyampaikan ucapan terima kasih kepada 36 peserta yang penampilannya memukau membuat sepanjang rute menjadi lautan manusia. Itu adalah penanda, bahwa prestise Festival Ronthek sangat tinggi dimata masyarakat, bahkan sebagian dari mereka mengaku harus berangkat dari siang hari demi mendapat tempat. “Jika ada kekurangan saya kira adalah wajar,” kata Pak In.

 Namun demikian, berbagai masukan yang ada adalah bentuk cinta masyarakat terhadap Festival Ronthek melalui berbagai dukungan dan apresiasi. Cerminan ini wajib untuk dicatat sebagai bahan evaluasi, hasilnya perhelatan di waktu yang akan datang niscaya akan lebih baik lagi. (budi/riyanto/wira/Dzakir/DiskominfoPacitan).

Simulasi Siap siaga dan Tanggap Di Laboratorium Bencana

 Bupati Indartato menyampaikan terdapat 10 potensi bencana di Pacitan, antaranya abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan/lahan, kekeringan, tanah longsor, tanah amblas, ancaman tsunami dan lainnya. 

 Selanjutnya dalam sambutan Simulasi Pemberdayaan Peran dan Kesiapsiagaan Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) Dan Masyarakat Dalam Penanganan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2019 Jumat 13/09 tersebut Indartato memaparkan, bahwa Pemerintah Kabupaten Pacitan masih dihadapkan dengan tugas yang cukup berat yaitu bagaimana membangun kesadaran perorangan warganya agar dapat melindungi diri apabila terjadi bencana.

 Dalam hal ini Budi Santoso Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Timur juga menyampaikan bahwa Simulasi tersebut harus ada di Pacitan agar petugas dan masyarakat tahu tentang pencegahan atau Early Warning System. “Karena Pacitan Laboratorium bencana Jawa Timur, terlengkap,” tuturnya disertai data pada tahun 2018 Jawa Timur terdapat 444 bencana dari 2000 benacana di Indonesia.

 Harapan besar juga disampaikan Widi Sumardji Kepala Satuan Polisi Pamong Paraja Kabupaten Pacitan, melalui Satlinmas simulasi ini dapat dikembangkan ditingkat Kecamatan dan Desa, sehingga masyarakat tahu dan dapat bertindak sebagaimana fungsinya saat terjadi bencana. Selain itu 3 hal yang dibutuhkan Pacitan dapat terwujud yakni, tanggap bencana, kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana. “Tujuan utamanya untuk meningkatkan kemampuan anggota Limnas,” tandasnya.

 Tidak menampik kenyataan bahwasanya linmas dan relawan adalah garda paling depan dan paling dekat dengan masyarakat atau korban saat terjadi bencana, untuk itu harus disiapkan kader yang militan agar tangap bencana tepat sasaran. Selain itu kehadiran Linmas sebagai jembatan dengan masyarakat tentu mempermudah pemerintah dalam hal mempersiapkan warga Pacitan yang sadar dan sigap bencana. (budi/anjar/riyanto/wawan/wira/DiskominfoPacitan).

Live Streaming Ronthek 2019 Diskominfo Suguhkan Liputan Yang Terbaik

Festival Ronthek 2019 yang akan digelar nanti malam 12/09 hingga 14/09, kembali disiarkan secara Live Streaming oleh Diskominfo Pacitan melalui akun resminya pacitankab.go.id/live

 Siaran langsung itu merupakan bentuk komitmen pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan maksimal. Karena Pemerintah sadar tidak sedikit warga Pacitan yang berdomisili di luar Pacitan, atau warga Pacitan yang berhalangan hadir, mereka dipastikan masih dapat menonton Festival Ronthek 2019.

 Agus Anshori Mudzakir Kabid Informasi Diskominfo menceritakan, demi menyuguhkan liputan terbaik pihaknya harus menerjunkan seluruh staf dari semua bidang selama tiga malam penyelenggaraan. Belum puas, Diskominfo juga berkolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami bertekat memberi yang terbaik untuk masyarakat melalui informasi,” ungkap Dia disela persiapan Live 12/09. (DiskominfoPacitan)

Oktober Nanti 113 Desa Laksanakan Pilkades Serentak; Ini Wadah Masyarakat Untuk Belajar Berdemokrasi

Tahun ini, Pilihan Kepala Desa (Pilkades) bakal kembali digelar serentak, tepatnya 14 Oktober nanti. Tercatat 113 desa di seluruh Wilayah Kabupaten Pacitan akan memilih pemimpin desa untuk 6 tahun ke depan.

Pemkab Pacitan sebagai Panitia Kabupaten telah melakukan banyak persiapan, meskipun panitia sebenarnya adalah desa masing-masing, antaranya membentuk tim khusus, ini gabungan dari berbagai Perangkat Daerah (PD), mulai Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) dan Bagian Hukum. Diketuai oleh Mahmud sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

 Semua tahapan mesti dilalui oleh panitia desa, saat ini kata Chusnul Faozi Kasubag Pembinaan Wilayah Bagian Pemerintahan Setda Pacitan, Pilkades telah masuk pada tahap penetapan calon. Sedang 2 desa harus masuk proses tes karena calon lebih dari 5 orang, dan 3 desa sisanya harus kembali membuka pendaftaran calon, di tahap kedua.

 Sementara, mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, panitia kabupaten berusaha memetakan desa yang berpotensi, termasuk peta desa yang kondusif. Sehingga sejak dini pemerintah bersama pihak terkait mengetahui kondisi secara jelas. “Perebutan kekuasaan pasti ada intrik,” kata Chusnul diruangnya 11/09.

 Seluruh mekanisme yang telah diatur harus dilaksanakan seluruhnya, sesuai dengan tahapan demi tahapan. Karena jika terabaikan gesekan mudah terjadi yang berujung pada konflik. Memberi pemahaman kepada warga masyarakat sebagai calon pemilih tentang pedoman Pilkades juga dirasa perlu guna mengurangi kesalahpahaman persepsi.

 Perhelatan Pilkades disadari atau tidak merupakan wadah yang diberikan Negara untuk berdemokrasi, masyarakat dilatih cerdas dalam memilih pemimpinnya, paling simpel tidak mudah tergiur dengan iming-iming politik uang demi desa masing-masing yang lebih maju. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Baritan; Kebanggaan Masyarakat Gawang Dan Pacitan

Kambing kendit kembali disembelih masyarakat Dusun Wati, Desa Gawang, Kebonagung. Satu pertanda Upacara Adat Baritan kembali dilaksanakan, kemarin 08/09. Baritan atau Berwiridan adalah satu cara memohon keselamatan kepada Tuhan, mengingat pagebluk pernah melanda desa ini.

Berjalannya waktu, Baritan tidak sekedar sarana memanjatkan doa, tapi bertransformasi menjadi satu seni budaya yang elok, sehingga sayang jika sampai terlewat. Akhirnya menjadi kebanggaan bukan hanya orang Gawang, tapi juga masyarakat Pacitan.

Baritan harus terus lestari, kebal terhadap peradaban global yang mengalir deras, karena Baritan adalah tradisi yang harus mengakar kuat di hati masyarakat Gawang dan Pacitan. Karena dalam konteks pengembangan dan pelestarian budaya bangsa kegiatan seperti ini sangat penting.

 “Harus kita lestarikan dan kita kembangkan. Sebagai penguat jati diri bangsa, yang lebih popular dengan istilah “Nation And Character Building,” Disampaikan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang berkesempatan hadir pada kegiatan itu. Penting karena generasi muda umumnya terpengaruh kultur asing yang belum tentu sesuai dengan adat ketimuran.

Didukung dengan alam yang sejuk dan masyarakat yang ramah kian memanjakan siapa pun yang menyaksikan Upacara Adat Baritan akan dimanjakan, bisa juga menyaksikan Baritan sembari memotretnya, karena setiap momentum terasa kuat, apa lagi didukung latar belakang alam alaminya. (budi/notz/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Festival Ronthek 2019; Mimpi Menjadi Ikon Dan Idola

Festival Ronthek 2019 bakal digelar sebentar lagi, kesenian yang bermula dari kegiatan gugah sahur oleh masyarakat di bulan Ramadhan ini setiap tahun begitu diminati warga Pacitan.

 Bupati Pacitan Indartato di ruang kerjanya menyampaikan, pemerintah memang fokus dengan kesenian yang satu ini, tidak sekedar menghibur masyarakat, pemerintah bersama semua elemen berharap Festival Ronthek menjadi Ikon Kabupaten Pacitan. 

 Untuk sampai pada harapan besar ini, pemerintah melakukan berbagai berkolaborasi dengan berbagai pihak, utamanya para seniman, baik pelaku seni di Pacitan dan para akademisi seni baik solo dan Yogyakarta. “Kita serahkan kepada teman-teman kita yang tahu masalah itu, minta tolong agar rontek menjadi budayanya orang Pacitan seperti Reog Ponorogo,” ujarnya kepada Diskominfo Pacitan 05/09.

 Persatuan dan kesatuan disampaikan Indartato menjadi tema ditahun ini, dinilai penting sebagai stimulus semua elemen untuk Pacitan yang semakin maju. Ini selaras jika melihat pagelaran Rontek yang selalu melibatkan puluhan orang dengan tugas masing-masing, sudah tentu membutuhkan persatuan dan kesatuan. “Saya yakin jika tabuhan tidak seirama dengan yang lain maka didengarkan tidak enak,” kata Indartato.

 Terlebih mimpi pemerintah menghadirkan Ronthek sebagai ikon, atau bahkan idola bagi masyarakat di dalam dan luar Pacitan, sebuah harapan baik yang perlu diapresiasi bersama melalui berbagai bentuk dukungan. Bupati optimis mimpi itu bisa terwujud asal resep kekompakan terus dibangun dan dijaga pada setiap wadah yang disediakan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

PKK dan DWP Kabupaten Pacitan Belajar Pemulasaraan Jenazah

Anggota PKK dan Darma Wanita harus menguasai semua hal, termasuk terjadi kematian (Kesripahan), perempuan harus berperan dalam pemulasaraan jenazah dengan baik, benar dan sesuai dengan syariat Agama Islam. 

Ini diakui penting dan diapresiasi Ketua Tim Penggerak PKK dan Penasihat Darma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Pacitan Luki Indartato, digelarnya pelatihan Pemulasaraan Jenazah di Pendapa Kabupaten pagi ini 06/09/19 itu Luki benar-benar berharap anggotanya bisa bersikap saat terjadi kematian. “Tidak harus menunggu siapa-siapa, tapi anggota kita bisa langsung bersikap,” ujar Luki usai acara.

Dipercaya sebagai pemateri, Muhammad Nurul Huda sebagai orang nomor satu di Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan, menyampaikan secara detail segala sesuatu tentang pemulasaraan jenazah. Pasalnya kematian dapat terjadi kapan pun, dan bersifat urgensi, sosok perempuan acapkali dibutuhkan jika jenazahnya perempuan.

Berbagai pemahaman disampaikan, mulai dari memandikan jenazah, mengafani, salat jenazah hingga mengubur jenazah tanpa kesalahan sekecil apa pun. “Kita praktik bersama-sama materi-materi pemulasaraan jenazah ini supaya bisa langsung diterapkan saat terjadi Kesripahan,” ungkap Huda.

Di kesempatan yang sama, Ketua DWP Kabupaten Pacitan Betty Suko Wiyono menyampaikan bahwa pelatihan ini sudah masuk pada program kolaborasi Sosbud dan Pokja PKK itu merasa senang dengan pelatihan tersebut, ia yang selalu terinspirasi Luki Indartato, yang selalu aktif mengambil bagian saat tetangga atau saudara mengalami kematian sangat fokus dengan penyampaian materi, berharap memahami seluruh teknis pemulasaraan jenazah. “Selama ini kami ingin tahu, ingin bisa, karena ini bagian dari ibadah yang pahalanya sangat besar,” pungkas Betty. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Salurkan Air Bersih Untuk Warga Terdampak Kekeringan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan terus berupaya memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakatnya. Khususnya pada wilayah-wilayah terdampak kekeringan. Seperti dilakukan Bupati Indartato bersama Wakil Bupati Yudi Sumbogo dan jajaran terkait di Dusun Jatisari, Desa/Kecamatan Punung. “Semoga bantuan dan penyaluran air bersih dapat meringankan beban masyarakat ditengah musim kemarau,” katanya, Senin (2/9/2019).

Selain ikut memberikan bantuan Indartato juga berkesempatan mendatangi aktifitas warga setempat yang tengah menggali sumur. Melihat hal itu ia lantas menginstruksikan OPD terkait untuk ikut memberikan dukungan dalam proses pendistribusiannya nanti.

Sesuai data yang disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Didik Alih Wibowo melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Aswin Rikha Wijaya, kini, diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan terdapat 45 desa mengalami kekeringan. Puluhan desa terdampak itu secara bergilir mendapatkan pasokan air bersih dari BPBD maupun pihak-pihak lain yang memberikan bantuan. “Total sebanyak 355 rit bantuan air bersih disalurkan. Dari BPBD sebanyak 231 rit. Sisanya dari pihak swasta atau kelompok masyarakat yang peduli,” jelas dia. (arif/danang/juremi tomas/humaspacitan)

Perspa Pacitan Menang Lagi

Perspa Pacitan kembali meraih kemenangan pada pertandingan terakhir melawan kesebelasan Bojonegoro FC dengan 2 gol di Stadion Pacitan 31/08. Kemenangan tersebut cukup membuat  Perspa duduk di posisi kedua pada putaran pertama ini.

Nahrowi Pratama pelatih Perspa Pacitan menjelaskan berbagai persiapan akan dilakukan demi putaran kedua meski jadwal pertandingan belum keluar. Namun pihaknya yakin dengan evaluasi pasca bertanding akan ditemukan jurus terbaik menghadapi lawan-lawannya nanti. “Kuncinya menjalankan instruksi pelatih sehingga apa yang kita lakukan dalam pertandingan tidak sia-sia,” tutur Nahrowi. 

 Dalam Liga Tiga Kapal Api PSSI Jatim ini Perspa mampu menunjukkan geliatnya, sehingga kesebelasan ini tidak perlu khawatir untuk maju menjadi yang terbaik untuk Kabupaten Pacitan. “Untuk kabar  klasemen saat ini Perspa meraih 7 poin dengan 2 kemenangan 1 imbang dan 1 kalah,” tandas Nahrowi. (budi/anj/nonot/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dindik Dan Kemendikbud Bangun Siswa Pacitan Cerdas, Berkarakter yang Siap Hadapi Bencana

Diawali terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menindaklanjuti kebijakan tersebut dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan turut memperkuat implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter dengan menyelenggarakan Bimtek Pengimbasan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terintegrasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bagi Tenaga Kependidikan di seluruh Indonesia, termasuk di Pacitan.

Pacitan dinilai perlu menjadi contoh program ini dengan menggelar langsung kepada fasilitator darah yang dibentuk demi tugas tersebut, Daryono Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan mengatakan ada tiga tahapan pada proses ini. Pertama para fasilitator yang mendapat pelatihan, diteruskan kepada seluruh tenaga pendidik dan baru kepada siswa siswi. “Butuh waktu lama pada program baru ini.” Ujar Daryono 27/09.

Pristiadi Teguh Cahya sebagai Fasilitator nasional (Fasnas) kepada Diskominfo Pacitan mengatakan Pacitan dipilih menjadi contoh program PPK terintegrasi SPAB lantaran hampir semua potensi bencana di miliki Kabupaten Pacitan. kesemua ini mengingat satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap segala potensi bencana.

Ketua OSIS SMP Negeri 2 Pacitan Muhammad Galih Bayu Saputra mengaku bingung apa yang harus dilakukan jika sekonyong-konyong terjadi Gempa yang disertai Tsunami, melihat kegitan ini berharap cepat segera terealisasi sehingga para siswa siap dan tangguh sewaktu-waktu bencana datang.

Beberapa waktu lalu terjadi gempa, saat itu Tri Asti Wuryaningsih Guru Bahasa Inggris melihat peserta didiknya kebingungan dalam menyelamatkan diri, hal itu menjadi perhatian dirinya supaya program tersebut segera sampai pada Dia sehingga para guru lekas dapat membagiakan materinya. “Saya sendiri belum begitu tahu proses mitigasi bencana,” terang Asti.

Pelaksanaan program tersebut digadang-gadang menjadi rujikan dalam membangun generasi muda cerdas, berkarakter dan tangguh bencana sebagai karakter bangsa Indonesia, rasa bangga sebab PPK terintegrasi SPAB tersebut di mulai pertama di Kabupaten Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Peringati Tahun Baru Islam Nelayan Pacitan Gelar Tasyakuran

Bersama warga masyarakat menggelar Tasyakuran dan Doa Bersama jelang satu Muharram yang jatuh kemarin 31/08 di sepanjang Teluk Pacitan. Berdasar pantauan Diskominfo Pacitan, pusat kegiatan berada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan. Berbagai kegiatan dilaksanakan pada momen itu, yakni Sedekah Laut, Wayang Kulit Semalam Penuh, Festival Layang-Layang, Festival Njolo, Festival Mancing hingga Bakar Ikan Gratis. (budi/anjar/nonot/wawan/rista/riyanto/wira/dzakir/DiskominfoPacitan).

Layang-layang Hias Dan Njolo Di 1 Muharram

Diskominfo Pacitan juga berkesempatan mengabadikan Festival Njolo dan Layang-Layang Hias, rangkaian Festival Nelayan 2019 kemarin 01/09. Acara ini merebutkan Piala Bupati Pacitan dan selalu dilaksanakan setiap tahun dalam rangka HUT RI dan Peringatan 1 Muharram 1441 Hijriah. (wawan/anjar/riyanto/dzakir/DiskominfoPacitan).

Pemda Pacitan Dan KOMPAK Penghujung Tahun Target Program Sikab Running Di 40 Desa

Pemanfaatan percepatan teknologi informasi menjadi solusi inovatif disegala sektor birokrasi dan kemasyarakatan. Berbagai kemudahan yang ditawarkan dan terutama reliabel dimasa sekarang. Termasuk menyelesaikan program besar transformasi Sistim Informasi Desa (SID) menjadi Sistim Informasi Kabupaten (Sikab), semakin efektif pada penyimpanan dan validasi data terintegrasi.

Nurul Afandi Koordinator Kecamatan dan Desa KOMPAK Jawa Timur menjelaskan bahwa semua data yang dibutuhkan dalam sistem integrasi penanggulangan kemiskinan sudah siap. Sehingga hal pertama yang akan dilakukan adalah memasang sistem Sikap dan input database kependudukan dan kemiskinan tingkat desa yang dapat diakses di kabupaten. “Sesuai rencana kita akan melakukan uji coba melalui anggaran Pemda akan mereplikasi di 40 desa,” terangnya pada tindaklanjut Lokakarya Program Sikab kemarin20/08 di Ruang Rapat.

Tiga hal besar yang kemudian diungkapkan Nurul, pertama integrasi data secara Online mulai tingkat desa hingga kabupaten, kedua Perangkat Daerah (PD) dan Badan dapat meng-entry data penanggulangan kemiskinan sehingga pemerintah mengetahui apa saja yang dapat dijadikan resolusi menuju penanggulangan kemiskinan. Ketiga tersedianya menu layanan publik Admindik Online, yakni masyarakat dapat mengurus pengajuan ke Dukcapil melalui Sikap, hasil KK atau KTP dan lainnya dapat di unggah oleh Dukcapil dan di Download di desa masing-masing, sementara untuk berkas asli akan bekerja sama melalui kantor pos.

Bisa dibayangkan jika Sikab berhasil digarap, seperti Bappeda akan semakin mudah mengakses berbagai data yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan. Yang kini dilakukan Bappeda adalah verifikasi dan validasi data kependudukan maupun kemiskinan segaris dengan program Grindulu Mapan.

Sutarman Kasubdit Pengembangan Manusia dan Masyarakat Sektor III Bappeda merasa lega, karena tidak ada kendala berarti menyelesaikan proyek ini. Lantaran komitmen terjalin dari masing-masing tim yang menduduki semua posisi yang dibutuhkan. “Apa yang kami butuh mereka menyediakan,” kata Dia.

Setelah tahapan itu, selanjutnya Bappeda sebagai koordinator akan membentuk tim untuk menindaklanjuti semua hasil yang diperoleh. Menyelesaikan Pilot Project Tried 10 desa di 2 kecamatan, dan 40 desa akhir tahun nanti. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Panjat Pinang Ritual Wajib Agustusan

Ini adalah pesta rakyat yang dinanti semua kalangan, Panjat Pinang. Kembali digelar hari ini 30/08 di Alun-alun Kabupaten Pacitan sebagai persembahan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pacitan dalam memeriahkan HUT RI Ke-73 Tahun.

Panjat Pinang turun temurun menjadi satu keharusan di agenda Agustusan, Suparlan Sekretaris Dinas PUPR menjelaskan, momen kebersamaan antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat selalu terangkai manis dalam kegiatan ini. “Nuansa islami kami tambahkan dengan ditambahkannya Sholawat, berharap berkah dari silaturahmi kita,” kata Dia.

Kurang lengkap jika Panjat Piang tidak disuguhi sejumlah hadiah, peserta dari perwakilan seluruh kecamatan di Pacitan akan dimanjakan dengan itu, yang juga selalu didukung dengan hadiah tambahan dari pejabat dan pengusaha. Tambahan lain berupa kesenian tari khas Pacitan juga akan disuguhkan sebagai pemanis acara.

Sesuai tugasnya, pemerintah harus selalu mewadahi segala yang dibutuhkan rakyatnya, termasuk kemeriahan HUT RI yang sarat rasa syukur dan suka cita ini, dan tentu sangat digemari yang juga sebagai ladang subur bagi pedagang asli Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskoinfoPacitan).

Polres Pacitan Gelar Operasi Patuh Semeru 2019 Fokus Pelajar Belum Cukup Umur

Mulai hari ini 29/08 hingga 11/09 Operasi Patuh Semeru 2019 digelar, guna menekan angka pelanggaran lalu lintas dan lakalantas. Waka Polres Pacitan Komisaris Polisi Hendry Soelistiawan menjabarkan sasaran prioritas yang menjadi perhatian utama, meliputi helm tidak standar, melebihi batas kecepatan, ranmor dalam pengaruh alkohol, menggunakan Handphone saat mengemudi, penggunaan lampu strobo dan utamanya adalah pengemudi di bawah umur (pelajar).

 “Tujuannya untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalulintas, khususnya di Kabupaten Pacitan,” kata Hendry. Operasi ini rencananya akan menerjunkan 28 personil serta dibantu polsek dari masing-masing wilayah.

 Sementara itu turut mendulang pelanggaran lalulintas dan lakalantas yang lebih diwarnai para pelajar, Hendry mengatakan pihaknya akan tetap akan menindak sesuai pada peraturan yang berlaku. Orang tua yang berperan pada kondisi ini, dengan melarang anak-anaknya untuk mengendarai kendaraan sebelum cukup umur. “Kita juga akan menggelar sosialisasi kepada para pelajar,” tambah Dia.

 Keberhasilan operasi ini harus didukung semua pihak, menanggapi permasalahan pengendara di bawah umur, Wabup Yudi Sumbogo meminta orang tua supaya lebih menyayangi anak-anaknya dengan tidak mengizinkan mengendarai kendaraan.

 Yudi melanjutkan, sejauh ini pemda sudah memfasilitasi pelajar dengan disediakannya Bis Sekolah yang tersebar di masing-masing kecamatan. Sekolah juga diharapkan mengambil peran secara aktif dengan berbagai penjelasan secara berkelanjutan. “Harus tertib, sesuai peraturan yang ada,” kata Yudi. Mengingat pemerintah enggan menyaksikan generasi penerus bangsa dari Kabupaten Pacitan mengalami nasib buruk di jalan raya. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Libatkan Ribuan Orang DLH Gelar Bersih Sampah

Lagi secara serentak, Pemerintah Kabupaten Pacitan melaksanakan bersih pantai di Pantai Pancer Door yang melibatkan berbagai instansi pemerintahan, dan menjadi menarik karena kerja bakti hari ini juga didukung pasukan berbaju loreng.

Mereka adalah Siswa Smata PK Angkatan 77 TNI AU yang melaksanakan Latihan Berganda yang berjumlah 406 siswa, kebut-kebutan bersama kelompok lain mengais berbagai jenis sampah yang terbawa aliran air dari hulu Sungai Grindulu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Joni Maryono pada kesempatan itu mengatakan, masalah sampah sebenarnya tidak cukup dengan gerakan kerja bakti seperti ini saja, kesadaran masyarakat menjadi perhatian lanjutan untuk menghadapinya. “Mengingat masim hujan tiba sampah bisa datang lagi dengan jumlah yang lebih besar,” kata Joni pagi ini 30/08.

Melalui upaya mendorong desa untuk menciptakan peraturan tentang sampah, secepatnya terang Joni akan dilakukan, kebijakan lokal tersebut dinilai sesuai karena sampah yang memprihatinkan adalah sampah rumah tangga yang umumnya plastik. “Jika ranting dan pohon kering saya kira wajar, karena dapat cepat terurai,” tambahnya.

Sudah waktunya semua elemen masyarakat terlibat aktif dengan sampah, Pacitan yang dikenal akan alamnya yang indah harus disyukuri bersama-sama dengan peduli sampah. Keterlibatan pemerintah ini akan didorong melalui berbagai sosialisasi, karena Perdes saja tidak cukup, semua lapisan harus sadar, termasuk siswa dan siswi di sekolah. (Budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pemda Pacitan Dan KOMPAK Kembangkan SID Menjadi Sikab

Di lingkup pemerintahan, data acapkali menjadi acuan pemimpin untuk menentukan langkah dalam mengambil satu kebijakan. Namun sayangnya data yang ada khususnya di desa sebagai ujung tombak pemerintahan belum terintegrasi dalam satu wadah.

Sejak tahun 2017 ini sudah menjadi perhatian Pemda Pacitan, bersama Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK), perhatian itu berujung pada penyamaan persepsi antar pihak. Melalui Sistim Informasi Desa (SID), data yang terhimpun dari desa-desa selanjutnya akan diintegrasikan ke dalam wadah baru yang diberi nama Sistem Informasi Kabupaten (Sikab).

“Dulu fokus kita ada di desa, sekarang bagaimana data terintegrasi ditingkat kabupaten,” kata Bob Sarwo Supervisor Manajer KOMPAK Jawa Timur 29/09/10 di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan.

Sementara Grace Palayukan Sebagai Kecamatan and Village Strengthening Lead dari KOMPAK Jakarta mengungkapkan inisiatif ini dirasa perlu didukung, bahkan sejak KOMPAK terbentuk di Pacitan 2016 silam. “Kita bantu memperkuat dan mengakselerasi,” kata Grace. Yang melihat SID sebagai bank data dari desa terhubung menjadi satu kesatuan, sehingga mendukung berbagai kebijakan.

Kabupaten Pacitan mempunyai 171 desa dan kelurahan. Sementara pekerjaan ini disepakati rampung akhir tahun mendatang, banyak instansi terlibat di sini, mulai Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dukcapil, Pemerintah Desa dan Diskominfo sebagai penyedia instrumen.

Supriyono Kepala Bidang Teknologi Informasi Diskominfo mengaku kendala yang terjadi saat ini masalah verifikasi data yang membutuhkan waktu untuk uji coba sistem, sementara menggunakan data dari desa Pucangombo yang akhirnya disepakati desa tersebut menjadi salah satu Pilot Project.

Meskipun dibantu oleh tim TI dari KOMPAK, Supriyono mengatakan akan mengerahkan seluruh stafnya demi menyelesaikan target yang diharapkan. “Diawali kami pilih dua desa yang menjadi Pilot Project. Baru disusul yang lain,” ungkap Dia. Desa yang masih pasif mengupload data juga menjadi perhatian sehingga membutuhkan perhatian bersama. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Room Tour oleh SD Alam Pacitan dan Pembelajaran SD IC di Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan

Kamis, 22 Agustus 2019 pagi, Bidang Layanan dan Koleksi menerima kunjungan dari SD IC dan SD Alam Pacitan di jam yang berbeda hanya selang kurang lebih setengah jam. Nuri Nurchalimah, S.Pd. Si, Guru Pendamping dari SD IC membawa anak didiknya sejumlah 34 orang berkunjung ke Disperpusda untuk melakukan pembelajaran tematik menggambar cover buku. Beliau termasuk menjadi Guru yang terbilang sering mengajak anak didiknya ke Disperpusda Pacitan.  Sedangkan SD Alam mengajak anak didiknya sebanyak 26 siswa untuk Room Tour dan mengetahui profil maupun fasilitas Perpusda. Ini merupakan salah satu trik untuk mendidik anak-anak SUKA BUKU dan GEMAR MEMBACA sejak usia dini.
Dengan didampingi oleh petugas layanan Dinas Perpustakaan Pacitan yakni Deni Andriana dan Iis Saputri, siswa-siswi SD Alam melakukan Room Tour. Antusias mereka sangat tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan mereka kepada petugas layanan dan respon mereka menanggapi penjelasan petugas.
Acara Room Tour tersebut diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan oleh SD Alam ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan.

(PerpusdaPacitan/DiskominfoPacitan)

Indartato Jadi Pembicara di Asean Mayor Forum Ke-5

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan menjadi salah satu pembicara di depan 300 kepala daerah dalam Asean Mayor Forum (AMS) Ke-5. Acara tersebut dilaksanakan Gedung PBB di Kota Bangkok Thailand 26-28/08/19.

 Selama dua hari para kepala daerah terpilih se-Asia Tenggara dan perwakilan dari Asean dan Korea Selatan tersebut membahas berbagai isu yang ada di wilayah masing-masing, mulai pembangunan berkelanjutan (SDGs), Smart City hingga masalah perubahan iklim (Bencana).

 Dikutip dari laman Tempo.Co, Bernadia Irawati Tjandradewi, Sekjen United Cities and Local Government Asia Pasific, penyelenggara forum, mengatakan banyak inisiatif yang justru muncul dari para kepala daerah. Melalui AMS diharap kepala daerah bertukar pengalaman masing-masing saat memimpin kota mereka, sehingga capaian pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dapat dilaksanakan.

 Termasuk masalah perubahan iklim secara global berdampak pada potensi berbagai ancaman bencana, Kabupaten Pacitan yang mempunyai pengalaman banjir bandang dan tanah longsor akibat siklon tropis cempaka akhir 2017 silam menjadi materi yang disampaikan Bupati Indartato di hadapan 300 undangan, ditambah ancaman Tsunami karena letak geografis Pacitan yang berhadapan dengan Samudera Hindia.

 Masalah bencana sangat kompleks, pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri menghadapi bencana yang datang, semua instansi harus dikerahkan melalui Renstra PD dalam mendukung upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Sementara implementasi di lapangan diserahkan kepada BPBD melalui program kerja yang ada.

 Termasuk inovasi mitigasi  bencana yang terus dilakukan, supaya pengetahuan tentang semua potensi bencana yang benar-benar diketahui masyarakat baik anak-anak hingga lansia. Serta yang utama penerapan program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang terus digalakkan seluruh desa di Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiakominfoPacitan).

Pasang Camera Trap Pantau Keberadaan Harimau Jawa

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur bersama Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) I Madiun dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan melakukan pemasangan Camera Trap untuk mencari tahu keberadaan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) di Dusun gayam Desa Gemaharjo Tegalombo.

 Menindaklanjuti laporan warga yang mengaku melihat aktivitas 2 Harimau Jawa yang sedang minum disalah satu sumber air yang tidak jauh dari permukiman sekitar dua bulan yang lalu. “Disusul warga lain yang juga melihat lagi 5 ekor, 2 dewasa dan yang 3 anakan, belum lama ini. Kemungkinan mereka satu keluarga” kata Misgianto Kasi Perlindungan Dan Konservasi DLH 26/08.

 Jika 5 Camera Trap yang dipasang dititik strategis berhasil memotret keberadaan Harimau Jawa maka secara otomatis foto tersebut mematahkan pernyataan kepunahan Harimau Jawa. Dari berbagai sumber, Harimau Jawa dinyatakan punah pada tahun 1980, akibat perburuan liar dan pengembangan lahan pertanian yang merajalela.

 Ternyata warga masyarakat yang pernah memergoki harimau tidak hanya terjadi di Tegalombo saja, Ahmad Islahudin warga Desa Plumbungan mengaku pernah bertemu dengan harimau saat memancing di Pantai Gelon Desa Kembang. “Saat itu malam hari, kami memancing bersama beberapa teman, tahu-tahu ada suara di belakang kami, ternyata ada harimau, warnanya loreng,” terang Ahmad.

 Satu kebanggaan jika Harimau Jawa ternyata belum punah, terlebih harimau tersebut ditemukan di Kabupaten Pacitan. Misgianto menghimbau kepada semua masyarakat jika berpapasan untuk tidak bersikap yang menunjukkan ancaman, meskipun secara naluri harimau takut dengan manusia, tapi jika harimau merasa terancam akan berusaha menyerang sebagai upaya mempertahankan diri. “Tapi segera menghindar dan melapor untuk kami tindaklanjuti,” pungkasnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kemarau Masih Panjang

Kabupaten Pacitan dua hari terakhir mengalami mendung, beberapa wilayah  dilaporkan turun hujan dengan intensitas rendah. Namun hujan tersebut menurut Kepala BPBD Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo bukan pertanda musim hujan telah tiba.

 “Ada perubahan arah angin,” ujar Dia di ruang Pusat Data Dan Informasi (Pusdatin) saat ikut memantau rilis prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG pagi tadi 26/08. Perubahan arah angin disampaikan Didik sebelumnya berembus dari arah utara, kini bergeser dari arah tenggara membawa kelembaban 94-73 persen dengan kecepatan 8-21 Km/jam, kondisi ini diproyeksikan terjadi sampai pada malam hari nanti.

Sejauh ini tidak ada hal yang perlu disikapi berlebih, semua aman terkendali. Kecuali peningkatan gelombang ombak di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa dengan tinggi gelombang mencapai 3-4 Meter, masyarakat yang berada di lokasi pesisir untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya.

Masyarakat juga dihimbau untuk melakukan penghematan air bersih karena musim kemarau masih panjang. Berdasar rilis terakhir Diskominfo Pacitan dari laporan BPBD Pacitan pekan kemarin, disampaikan hujan diramalkan turun pertengahan Oktober 2019 mendatang. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Indartato; “PD dan Badan Kurang Tanggap Terhadap Wadule Dan PPID Laporkan Ke Saya,”

Tegas! Bupati Pacitan Indartato meminta PD dan Badan yang kurang tanggap dengan Wadule Pacitan dan PPID untuk segera dilaporkan kepadanya. Karena dua wadah tersebut adalah sarana pemangku kebijakan mengevaluasi seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan. “Laporkan kepada saya, segera” kata Bupati.

 Pemerintah sebagai pelayan rakyat harus mawas diri ucap Indartato, yang disampaikan dirasa tidak berlebihan, jika mau menoleh ke belakang, mengingat tugas pokok pejabat pemerintah dan politik intinya itu. Sementara kerja pemerintah bisa saja gagal karena hambatan komunikasi antara rakyat dan pemangku kebijakan.

 Khususnya Wadule Pacitan, media tersebut adalah alat kontrol utama sang pemrakarsa untuk evaluasi melalui berbagai unek-unek masyarakat di Pacitan.

 Saat ini tren pelaporan menurun, tersebut lantas tidak serta merta disambut baik oleh Bupati, katanya tren menurun bisa jadi pemerintah berhasil dalam segudang pekerjaannya, tapi sebaliknya hal itu merupakan wujud sikap apatis terhadap pemerintahan yang berlangsung.

 “Jika yang terjadi masyarakat apatis maka kita segera harus turun,” tambahnya. Oleh sebab itu dua media  Wadule Pacitan dan PPID Pacitan yang digarap Diskominfo Pacitan harus menjadi prioritas seluruh PD dan Badan.

 Rachmad Dwiyanto, pimpinan Diskominfo Pacitan di kesempatan berbeda mengemukakan dukungan rakyat penting dalam laju pemerintahan yang sehat, disisi lain banyaknya tanggung jawab menjadi satu permasalahan.

 Kendala lain yang terjadi adalah keberadaan PPID Pembantu di mana petugasnya terbentur masalah SDM. Menyadari PPID juga tidak kalah penting maka kualitas SDM harus disiapkan. Mereka harus mengerti seluruh permasalahan yang ada di PD. “Meskipun hanya pada kulit luarnya saja,” ucap Rachmad.

 Sebagai Front Office di PD dan Badan, masing-masing harus memiliki bekal tersebut, juga senantiasa aktif memasukkan berbagai kinerja yang dilakukan serta perencanaan ke dalam wadah atau situs yang sudah disiapkan oleh Diskominfo Pacitan.

 Birokrasi dewasa ini harus terbuka kepada masyarakat dan lembaga apa pun yang membutuhkan informasi, walau diketahui bersama ada informasi yang dikecualikan. “Kita harus terbuka, apa adanya,” tambah Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Indartato Kembali Lantik 46 Pejabat

46 Pejabat Struktural Lingkup Pemkab Pacitan kembali dilantik pagi ini Jumat 23/08/19 di Pendapa Kabupaten oleh Bupati Pacitan Indartato. Dalam sambutannya ia mengingatkan untuk menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 dan Pancasila, karena dua hal tersebut adalah landasan negeri ini. “Jadi kita pilih hari Jumat dan pasaran Kliwon yang nilainya 4 dan 5, jadi 45,” terang Bupati disambut tawa seluruh hadirin.

 Pemerintah terus berupaya membangun Pacitan sebaik mungkin berlandaskan berbagai indikator yang ada, meskipun indikator pemerintah dalam melayani masyarakat sangat banyak, sementara kekurangan di sana-sini Bupati meminta untuk tetap optimis dan bersemangat dalam mengemban tugas. “Ingat kita semua diambil sumpahnya,” kata Dia.

 Bicara indikator pelayanan salah satunya ialah Wadah Aspirasi dan Pengaduan Secara Online atau Wadule Pacitan, media komunikasi masyarakat kepada pemerintah Pacitan tersebut harus benar-benar diperhatikan. Semakin banyak laporan maka bisa dikatakan bahwa kebijakan atau kerja pemerintah kurang diterima. “Jika tidak banyak maka bisa saja baik,” tambah Bupati.

 Seperti apa pun beratnya tugas yang diterima, pemerintah harus benar-benar hadir ditengah-tengah masyarakat, ini menjadi penekanan Bupati, karena Dia ingin maju dan sejahtera bersama rakyat terlaksana secara sempurna. “Saya mohon bantuan Bapak dan Ibu, Hierarki kita laksanakan sebaik-baiknya,” pungkasnya mengakhiri. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Pacitan Karnaval 2019 Menyongsong Pacitan Unggul

Pacitan Karnaval benar-benar menghibur masyarakat Kabupaten Pacitan siang hari ini 22/08/19. Wasi Prayitno Ketua Seksi PPHBN 2019 mengatakan, penekanan utama adalah pesan yang harus tersampaikan kepada masyarakat yang sesuai Sub Tema yakni Pariwisata, Pelayanan Publik, Geopark Gunung Sewu dan Pangan yang mesti dikemas menjadi hiburan yang enak ditonton.

 Ini juga menjadi sarana elemen pemerintahan di Kabupaten Pacitan untuk melaporkan kepada masyarakat semua hasil pembangunan yang dilaksanakan. Hal ini menjadi penting karena masyarakat mesti tahu seluruh informasi capaian pembangunan yang telah dilaksanakan dalam bentuk visual mobil hias dan teatrikal yang penuh kreativitas.

 Selanjutnya kelompok peserta yang terbagi menjadi delapan kelompok mulai dari Forkopimda, PD, BUMD, Sekolah, Perguruan Tinggi, Perbankan dan Perusahaan Swasta tahun ini berlomba-lomba menjadi yang terbaik, karena pelaksana kegiatan menyiapkan hadiah puluhan juta rupiah.

 “Semangat 17 Agustus Pemerintah Membangun Perekonomian Masyarakat Melalui Segala Potensi Yang Dimiliki Untuk Pacitan Unggul” menjadi semangat rangkaian HUT RI tahun ini, masih tetap bertumpu pada tema Nasional, yakni “74 Tahun Indonesia Unggul”.

 “Jadi semangat dulu, bangun perekonomian masyarakat, menggerakkan potensi daerah, ujungnya adalah Pacitan unggul,” jelas Wasi Yang selanjutnya digodok menjadi sub tema penilaian lomba yang penting. Tersurat kepada khalayak luas dengan segala potensi Pacitan demi kemajuan bersama. (budi/riyanto/wira/TimDiskominfoPacitan).

SLB Pacitan Meriahkan HUT RI; Sarana Terapi dan Tanamkan sikap Nguwongne Uwong

Kemeriahan HUT RI turut dirasa siswa siswi Yayasan Keluarga Kependidikan Sekolah Luar Biasa (SLB YKK) Pacitan melalui lomba-lomba yang digelar sekolah kemarin 20-21/08/19. Lilik Mugianto Wakasek Kesiswaan mengatakan, generasi muda yang mempunyai berbagai hambatan tersebut didorong mengenali bangsa mereka yang besar serta sarana bersyukur telah terlahir di Negara besar berusia 74 tahun.

 Lebih jauh, Lilik melanjutkan dari berbagai lomba yang dilaksanakan diharap anak-anak memiliki nilai semangat juang dalam mengisi kemerdekaan dengan segenap kemampuan yang dimiliki. “Mengingat kita semua sama,” kata Dia.

 Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi sekolah untuk mensosialisasikan kedekatan antara anak dengan hambatan tersebut kepada keluarga, masyarakat dan yang lain. Ini penting mengingat semua mempunyai kesempatan untuk turut serta membangun bangsa melalui kemampuan masing-masing. “Kita berusaha jangan sampai mereka dipandang rendah. Kata Pak Bupati Nguwongne Uwong” tegas Dia.

 Dari pantauan Tim DiskominfoPacitan, berbagai lomba yang digelar selama 2 hari tersebut peserta lomba yang juga melibatkan orang tua dan masyarakat tersebut sangat meriah, para siswa maupun orang tua sangat menikmati lomba yang disiapkan, juga menjadi tontonan yang berbeda pada peringatan HUT RI tahun ini.

 Karisma Putri Ferdianti salah satu siswa yang mempunyai hambatan pendengaran senang menjadi salah satu peserta lomba, ia juga bangga bisa ikut serta memeriahkan HUT RI. Saat ditanya cita-cita risma hanya ingin dapat bekerja, mandiri dan tidak lagi merepotkan orang lain. “Bekerja di pabrik,” kata Risma dengan bantuan gerakan tangan. Risma terinspirasi dari kakak kelasnya yang kini telah bekerja dibanyak perusahaan dan salah satunya pabrik sepatu.

 Lomba yang disiapkan panitia, baik makan kerupuk, pecah balon, makan jambu sampai menangkap ikan lele juga satu sarana terapi bagi para siswa, membentuk jalinan yang lebih erat antara orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar, terutama yang menjadi jembatan ialah semangat orang tua dan keluarga. “Jangan Minder, dorong dan dukung mereka melalui sekolah inklusi atau sekolah kami,” pungkas Lilik. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bisakah Musim Kemarau Tanpa Krisis Air?

Musim kemarau tahun ini akan lebih panjang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramal hujan turun pertengahan bulan Oktober. Ini jadi masalah, karena krisis air sudah berlangsung di 45 desa, untuk kebutuhan primer masyarakatnya mengandalkan droping air bersih dari pemerintah. Kenyataannya angka itu pasti akan terus bertambah, terlebih jika hujan terlambat datang.

 Sementara stok air yang dipunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan sudah berkurang 188 tangki, tersalur ke berbagai desa yang masuk pada kriteria kering kritis dari jumlah stok 360 tangki. “Jumlah total hasil dari anggaran yang kami alihkan untuk kemarau ditahun ini,” ujar Didik Alih Kepala pelaksana BPBD kemarin 19/08.

 Beruntung, BPBD masih memiliki tambahan 300 tangki, diperoleh dari hasil koordinasi dengan Gubernur Jatim melalui BPBD Provinsi. Tugas selanjutnya adalah memanajemen angka tersebut sehingga tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan sampai pada akhir kemarau yang belum pasti kapan berakhir.

 Tapi akankah musim kemarau ditahun-tahun yang akan datang selalu terjadi krisis air, masyarakat kebingungan air bersih, mengandalkan droping dari pemerintah yang hanya cukup untuk kebutuhan primer? 

 Menjaga alam mesti dilakukan, sarat wajib supaya sumber tetap mengalirkan air. Dengan berbagai kearifan lokal yang dimiliki masing-masing wilayah. “Masyarakat harus sadar akan ini (Menjaga Alam), sederhananya menjaga pohon sekitar sumber air, atau justru menambah pohon, atau menjaga ikan yang diyakini dapat mencari sumber air dan lain sebagainya,” papar Didik.

 Semua ancaman umumnya sudah dapat diprediksi, termasuk kekeringan. Diannitta Agustinawati, Kasi Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan menyampaikan, wilayah harus membuka diri dengan ancaman ini. “Kita menoleh ke belakang, melihat apa yang terjadi dilingkungan kita,” ucap Diann.

 Sumber air hilang tentu mempunyai disertai banyak sebab, yang bisa dipelajari bersama, seperti memahami jenis-jenis pohon yang dapat mengikat air atau pun sebaliknya, masyarakat harus paham jika ingin air mengalir di seluruh sendi kehidupan setiap musim sepanjang tahun. Terlepas dari kepentingan ekonomi yang sejatinya bisa disesuaikan, supaya alam dan ekonomi berjalan berdampingan.

 Siap tidak siap, tahun depan kemarau akan kembali datang, durasinya tidak bisa dirumuskan dengan pasti, pemerintah dan semua elemen harus melek, memulai sesuatu bersama-sama dalam rangka mengembalikan fungsi alam sebagaimana mestinya, supaya Pacitan bebas krisis air dan tidak disalahkan anak cucu kelak. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kembangkan Bumdes; Desa Sidomulyo Mandiri Hadapi Kekeringan

Krisis air tidak berlaku di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo. Berkat tangan dingin pemerintah desa dan masyarakatnya yang menjaga dan memaksimalkan sumber air dari Kali Cilik yang berada di Dusun Tempursari.

 Tim Liputan Diskominfo Pacitan bersama BPBD Pacitan berkesempatan mengunjungi Kali Cilik yang kini menjadi pertahanan masyarakat desa saat terjadi kemarau. Tampak sumber air mengalir, air di bendungan terlihat jernih sehingga memantulkan warna biru, ikan-ikan berenang seakan tidak takut dengan aktivitas pengelola Bumdes Rejo Mulyo yang sejak awal tahun lalu memproduksi air tersebut menjadi air kemasan bermerek Anyess.

 Tyas Anggoro Kepala Dusun setempat mengatakan biasanya saat kemarau warga masyarakat Dusun Ledok Kulon dan Ledok Wetan krisis air bersih karena kondisi geografis dua dusun tersebut lebih tinggi ketimbang dusun lain.

 Kini perusahaan air minum tersebut setiap harinya mampu menjual 150 galon, angka yang besar dengan usia Anyess yang masih seumur jagung, angka itulah yang membuat Dusun Ledok Wetan dan Ledok Kulon terbantu dari hasil penjualan yang disisihkan untuk mengirim air lewat pipa dengan kekuatan listrik. “Tidak memenuhi sepenuhnya, tapi masyarakat di sana tidak perlu minta droping air,” kata Tyas.  

Sementara, Bumdes Rejo Mulyo tidak serta merta tumbuh dan berdiri begitu saja, banyak kekurangan yang menghadang, mulai dari alat, jumlah karyawan hingga stok galon yang dimiliki menjadi masalah diawal-awal berdiri, namun Arif Murdani karyawan yang kini menjadi Bendahara itu mengatakan bahwa kekompakan yang selalu dibentuk kepala desa membuat berbagai kesulitan dapat dilewati. “Anyess memberikan ekonomi lebih kepada kami,” ujar Arif yang sebelumnya bekerja di salah satu pabrik triplek.

 Kini produk tersebut mulai memasuki desa lain di sekitar Desa Sidomulyo, Arif mengatakan promosi dilakukan pada waktu yang telah dijadwalkan, karena menurutnya masyarakat akan lebih memilih air kemasan yang bermerek nasional jika tidak telaten dijelaskan, karena kenyataannya kandungan Total Dissolve Solid (TDS) 10 kali lebih rendah. “Semua izin sudah lengkap, dan kualitas produk kami lebih baik,” ungkap Dia.

 Melalui inovasi yang dimaksimalkan, desa bukan saja berdaya, namun kemungkinan terbaiknya desa tidak lagi bergantung dengan pemerintah di atasnya, Tyas mengatakan bahwa pemerintah Sidomulyo bersemangat dalam berinovasi dengan berbagai potensi yang dimiliki desa. “Kami harus bekerja keras, sebelum dana desa yang berlimpah disetop satu saat nanti,” terang Tyas.

Ini diapresiasi Didik Alih Wibowo Kepala BPBD Pacitan yang berkesempatan mendampingi Tim Diskominfo Pacitan, berbagai strategi mesti dilakukan demi memaksimalkan desa, termasuk di dalamnya penguatan terhadap berbagai kemungkinan bencana. 

 Kemandirian perlu dilakukan masyarakat Pacitan, mengingat Bumdes yang baru berdiri 8 bulan dapat tangguh dari kemarau panjang ditahun ini. “Kami berharap dengan adanya sampel ini, desa lain tumbuh daya kreatif walaupun tidak menyangkut tentang air. Tapi dengan inovasi yang meningkat kemudian akan berdampak pada kemampuan mempertahankan diri dari ancaman bencana khususnya kekeringan,” harap Didik. /tim liputan Diskominfo (budi/riyanto/wira/Diskominfopacitan).

Jamaah Haji Pacitan Dapat Perlakuan Istimewa Dari Negara Saudi

Rombongan tamu Allah akhirnya sampai di Kabupaten Pacitan petang ini 19/08, disambut langsung Bupati Pacitan Indartato di Halaman Pendapa. Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan melaporkan jumlah total 196 peserta dalam kondisi sehat, sedang satu peserta meninggal dunia di Tanah Suci.

 Ini membuat pemerintah bersyukur, pasalnya Kloter 4 pada tahun ini mendapat perlakuan istimewa dari Arab Saudi, menidak lanjuti program baru untuk memaksimalkan pelayanan para haji yang jumlahnya ratusan juta jiwa dari seluruh Negara di dunia setiap tahunnya. 

 “Mereka memperoleh perlakuan istimewa sebagai percontohan, sampai ada tukang pijatnya juga,” kata Huda. Kloter 4 yang kebetulan dari Kabupaten Pacitan sebagai percontohan karena Jamaah dari Indonesia terkenal akan ketertibannya, teratur dan terbaik dengan jumlah masyarakat muslim terbesar di Dunia.

 Hasilnya seluruh dunia mencontoh pembentukan karakter dari Kloter tersebut, kharom hingga di bawahnya lagi kharu yang tersusun satu komando yang memberikan efek keteraturan pada seluruh rangkaian haji selama 40 hari tersebut. “Paham Syafi’iyah juga menjadi pertimbangan,” tambah Huda.

 Ini disambut baik oleh Bupati Pacitan Indartato, mengingat perhatian luar biasa kepada jamaah haji melalui dana APBD dilakukan setiap tahunnya demi mengharap berkah untuk Pacitan. Pengembangan perhatian pada para Calon Jamaah Haji (CJH) akan terus dilakukan demi memberikan yang terbaik pada setiap pemberangkatan.

 Masukan dari para CJH juga akan diserap pemerintah, sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan, tapi secara umum Indartato bangga kepada panitia penyelenggara haji Pacitan. “Semoga menjadi haji mabrur, karena ini berkah bagi Pacitan,” Harap Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

HUT RI Ke-74 Tahun di Pemkab Pacitan; Wadah Untuk Bersyukur Dan Evaluasi

74 tahun Negara ini berdiri. Berbagai bentuk tantangan telah dilalui, seiring dengan itu, pembangunan terus dilaksanakan untuk menciptakan tatanan Negara maju yang membawa masyarakatnya menjadi sejahtera.

 Momentum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) selalu terfokus pada tanggal 17 Agustus atau hari ini (17/08), penyelenggaraan Upacara Detik-Detik Proklamasi dilaksanakan di seluruh tempat baik di Istana hingga desa-desa di Indonesia lengkap bersama rangkaiannya.

 Tapi ini juga sebagai sarana introspeksi, melihat ke belakang dengan sudut pandang kekurangan yang harus secepatnya disikapi. Prinsip itulah selalu dipegang teguh Indartato sebagai orang nomor satu di bumi Pacitan ini.

 “Kita Evaluasi apa yang telah kita laksanakan,” kata Bupati usai Upacara di Halaman Pendapa. Jika dikaitkan dengan tema yang dipilih “SDM Unggul Indonesia Maju” kalimat yang dikatakan Indartato tersebut adalah senada. 

 Mengingat jika bicara kualitas manusia, di Pacitan lama sekolah berada pada 7 tahun, 2 bulan, usai yang tergolong dini ditahun sekarang ini. Ini adalah masalah serius yang segara harus disikapi bersama. “Tantangan kita (Kabupaten Pacitan) adalah seperti itu,” ujarnya.

 Disisi lain, kondisi kemiskinan juga menjadi PR Bupati untuk segera teratasi, karena Indartato ingin semua masyarakat di Pacitan sejahtera tanpa kekurangan. Meskipun data selalu menunjukkan penurunan yang signifikan.

 Tapi Bupati bersama seluruh jajaran tidak berhenti sampai di sini, mereka terus bekerja, karena Bupati ingin angka kemiskinan di Pacitan Nol persen, melalui berbagai cara yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tepatnya pada Perda Nomor 5 Tahun 2016. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Pacitan Expo 2019 Tingkatkan Daya Saing Dan Perluasan Pasar

Pasar UKM di Pacitan harus terus didorong supaya jaringan pasar kian luas, tujuan itu tentu sebagai sarana meningkatkan perekonomian masyarakat melalui beragam wadah yang tepat.

Salah satunya adalah Pacitan Expo 2019, kegiatan rutin yang dilaksanakan Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan dalam rangka HUT RI. 

Bukan semata memberi wadah berupa pameran produk, Pacitan Expo dikemas menjadi menarik dengan balutan pasar rakyat yang menarik untuk dikunjungi, terlebih acara tersebut juga diramaikan dengan Festival Band dan Festival Kembang Api yang diikuti 25 desa.

Disisi lain Pacitan Expo 2019 juga meningkatkan jaringan informasi bagi mereka para pengusaha Pacitan, yang berujung pada daya saing antar produk, sehingga semakin kompeten jika disandingkan dengan produk wilayah lain. “Mereka harus terus didorong dengan berbagai kegiatan seperti ini,” ujar Supomo Kepala Disperindag 16/08 padap Pembukaan acara tersebut.

Bicara Pasar, Bupati Pacitan Indartato menegaskan itu adalah tanggungjawab Pemerintah Daerah yang mesti disikapi, karena Indartato meyakini Potensi Produk Pacitan sangat mumpuni disemua aspek. “Masalah pasar ini saya kira harus kita hadapi bersama-sama,” terang Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan.

Lomba Sepeda Hias; Kampanye Kembali Bersepeda

Hari yang cerah nan penuh semangat di kemeriahan HUT RI, semua orang seakan larut dalam kebahagiaan, tanpa terkecuali anak-anak yang mendapat wadah untuk merias sepeda mereka dengan keunikan berbagai tema yang dipilih.

 Ini selalu dilakukan setiap tahun, dari berbagai sekolah di Kecamatan Pacitan, murid SD/MI dan SMP/MTS tersebut selalu bersemangat mengeksplorasi jiwa seni mereka menjadi warna-warni yang menarik untuk ditonton, Diantara berbagai wadah siswa-siswi termasuk Lomba Defile, Drum Band, atau pun yang lain.

 Ribuan siswa yang terbagi menjadi 84 kelompok mendapat iming-iming hadiah jika mereka mampu menjadi juara, dan yang pasti yang paling membanggakan adalah mereka mampu membawa nama baik sekolah.

 Terlebih dan menjadi yang utama adalah bagaimana generasi muda itu memiliki jiwa seni yang dipadu ilmu pengetahuan mereka yang tertuang pada tiap tema yang dipilih. Seperti keindahan Pantai Pacitan, Kesenian Kethek Ogleng bahkan warisan Wayang Beber yang terangkum dalam ikon Kabupaten Pacitan Kota 1001 Goa.

 Yang utama dan menjadi kunci Lomba Sepeda Hias adalah kampanye untuk kembali bersepeda, utamanya kepada para siswa-siswi yang belum cukup umur, mengingat berbagai kemungkinan bisa terjadi di jalan raya yang disebabkan pengemudi kendaraan di bawah umur. “Akan terus kami kampanyekan dengan berbagai bentuk,” ucap Daryono Kepala Dinas pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan 14/08.

 Meskipun semua persiapan mepet, namun Sri Budiarti Guru Pembimbing SDN Baleharjo 2 tetap berharap anak didiknya mendapat nilai terbaik diajang itu. Karena Sri tahu selain keindahan yang tergambar pada sepeda ada nilai pesan yang harus disampaikan kepada para juri dan masyarakat Pacitan. (pkl/budi/riyanto/DiskominfoPacitan).

Tahun Ini Pawai Pembangunan Dinilai dan Berhadiah

Pawai Pembangunan pada Peringatan HUT RI Ke-74 Tahun 2019 rencananya dilaksanakan hari Kamis 22/08 mendatang. Dengan Rute Start depan Pendapa, ke arah timur menuju Pasar Arjowinangun, belok ke selatan menuju Jalur Lintas Selatan (JLS) sampai pada Pertigaan JLS barat belok kanan menuju Perempatan Cuik, masuk ke utara ke Perempatan Bapangan dan Finish di Alun-alun.

 Penyelenggaraan Pawai Pembangunan atau Mobil Hias pada tahun ini kata Kepala Dinas Perhubungan Pacitan Wasi Prayitno akan lebih meriah, pasalnya panitia menyiapkan hadiah bagi peserta dengan hadiah total 15 Juta Rupiah. “Kita rangsang supaya lebih ramai,” ungkap Wasi dikantornya 15/08.

 Tema yang dipilih pada acara ini kata Wasi sinkron dengan Tema Nasional “74 Tahun SDM Unggul Indonesia Maju” melalui Sub Tema “Semangat 17 Agustus Kita Bangun Perekonomian Masyarakat Dengan Menggerakkan Potensi Daerah Menuju Pacitan Unggul.

 “Ada beberapa kata kunci, Semangat Kemerdekaan, Membangun Perekonomian Masyarakat dan Menggerakkan Potensi Derah. Tujuannya kita adalah Pacitan yang unggul,” beber Wasi. Karena momentum HUT RI ini harus dimaksimalkan untuk menimbulkan semangat kemerdekaan untuk memajukan Pacitan, mempublikasikan capaian pembangunan serta menginformasikan pelayanan publik kepada masyarakat.

 Karena Pacitan mempunyai Khasanah Pariwisata yang begitu menjanjikan sehingga terpilih lima fokus lomba yang dinilai, yakni Pariwisata, Produk Unggulan, Pelayanan Publik serta Geopark Gunung Sewu.

 kelima hal tersebut harus terus dikomunikasikan kepada khalayak luas, didukung dengan aspek lain termasuk Pemaksimalan Geopark Gunung Sewu, yang sesuai dengan Perintah Presiden, pernah Presiden meminta Labuan Bajo dan Danau Toba masuk dalam Jaringan Geopark Internasional. Sementara Gunung Sewu yang telah masuk dalam jaringan,  menduduki posisi kedua di bawah Danau Batur.

 Kerja sama antar lembaga yang berkelanjutan di setiap kesempatan niscaya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang signifikan. Termasuk dalam tampilan Pawai Pembangunan yang melibatkan Forkopimda, Perangkat Daerah (PD) Instansi Vertikal, BUMD, Sekolah, Perbankan, Perusahaan dan Organisasi Kemasyarakatan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

PELAKSANAAN GERNAS BAKU BUSTANUL ATHFAL AL-MUHAJIRIN SIDOHARJO DI DINAS PERPUSTAKAAN KABUPATEN PACITAN

Jum’at 9 Agustus 2019, Bustanul Athfal Muhajirin melakukan kunjungan ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan dalam rangka melaksanakan kegiatan GERNAS BAKU, yaitu Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku. Kegiatan kali ini diikuti oleh 27 peserta didik beserta wali murid dengan didampingi 3 guru pendamping.

Sebelum acara dimulai, guru pendamping terlebih dahulu memberikan pengenalan tentang Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan kepada peserta acara. Tepat pada pukul 8 pagi, acara dimulai dan diawali dengan kegiatan senam Gernas Baku yang diikuti oleh semua peserta.

Ibu Sri Lestari, selaku Kepala Bustanul Athfal Al-Muhajirin, dalam sambutannya mengemukaan bahwa Dinas Perpustakaan telah menyambut kunjungan Bustanul Athfal Al-Muhajirin dengan sangat baik. “Kami berharap kunjungan seperti ini terus berlanjut dan akan kami agendakan”, kata beliau selanjutnya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang diwakili oleh Joko Wahyudi, S.Sos, M.Pd, selaku Kasi Layanan dan Otomasi. “Dinas Perpustakaan memiliki koleksi yang sangat banyak, oleh karena itu mohon dimanfaatkan dengan baik” jelasnya. Para orang tua dapat meminjam buku koleksi Dinas Perpustakaan untuk anak-anak, sehingga dapat membimbing anak-anak dengan membacakan buku yang sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak.

Di sela kegiatan tersebut, dilakukan penyerahan plakat dan bingkisan dari Bustanul Athfal Al-Muhajirin (diwakili oleh adik-adik peserta didik) kepada Dinas Perpustakaan (diwakili oleh Joko Wahyudi). Acara diakhiri dengan kegiatan pembacaan buku oleh para wali murid kepada anak-anak di ruang layanan anak Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, sebagai kegiatan utama dari pelaksanaan Gernas Baku kali ini.

(Penulis: Rosda / Doc&Video by: Ryn Surya/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Pramuka harus Hadir Menyikapi Tantangan Bangsa

Berbagai masalah hadir menerpa negeri ini, mulai dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, merebaknya paham radikalisme hingga penyalahgunaan narkoba. Menjadi masalah yang harus disikapi bersama, termasuk pramuka. Mengingat itu, di momentum Peringatan Hari Pramuka Nasional  Ke-58 menjadi satu kesempatan pramuka untuk bangkit menjadi pionir dalam rangka menanamkan nilai-nilai untuk kejahatan luar biasa.

 Peringatan Hari Pramuka Nasional itu, Komjen Pol. (Purn) Drs. Budi Waseso berpesan yang disampaikan Ketua Majelis Pembimbing dan juga Bupati Pacitan Indartato meminta pramuka terlibat dalam memerangi praktik kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crimes) tersebut. Karena Kwartir Nasional secara terus menerus menjalin komunikasi dan menjajaki berbagai instansi yang terkait. 

 “Kwartir Nasional juga menyambut baik inisiasi beberapa kwartir daerah yang membentuk Satuan Karya Pramuka (Saka) Antu Narkoba, atau menjadikan kemampuan mendeteksi dini dan menanggulangi bahaya narkoba sebagai salah satu krida yang ada,” kata Bupati di Halaman Pendapa 14/08.

 Pramuka juga dinilai mempunyai peran strategis dalam mengamankan NKRI dari masalah tersebut, mengingat pramuka memiliki jiwa yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab sehingga mempunyai kesiapan dalam menghadapi kondisi itu.

 Kemudian globalisasi. Juga menjadi sorotan Kwartir Nasional, aspek positif dari kondisi itu tentu tidak terlepas sari sisi yang lain (Negatif) yang perlu untuk disikapi bersama, karena globalisasi bersifat tanpa batas (Borderless).

 Lalu lintas orang dan barang berpindah dengan mudah. Itu secara tidak langsung mengancam keberlangsungan para petani, karena murah dan mudahnya bahan pangan dari Negara lain yang mesti disikapi seluruh kwartir di Indonesia.

 Supaya ketahanan pangan nasional tidak rentan. Dengan gerakan perlindungan petani dengan banyak mengonsumsi produk petani lokal, begitu juga dengan masalah lingkungan hingga standar seragam pramuka baik desain, warna dan atribut, termasuk teta cara penggunaannya.

 Sementara, selain menyikapi arahan Ketua Kwartir Nasional, Kwartir Pacitan juga berbenah demi menyiapkan kader pramuka yang bisa diandalkan untuk seluruh masyarakat. Utamanya adalah pembentukan karakter generasi muda yang Amazing, sesuai dengan yel-yel Pramuka Pacitan. “Jadikan juga momentum ini untuk mengembalikan peran dan fungsi Pramuka Pacitan,” kata Wakil Majelis Pembimbing Pacitan Yudi Sumbogo pada kegiatan Tasyakuran usai Upacara.

 Ketua Kwartir Pramuka Pacitan, Suko Wiyono menyambut baik seluruh masukan yang ada, setahun ke depan fokus yang dilakukannya adalah penyempurnaan mental dan karakter Pramuka Pacitan dengan program dan pemantauan yang berkelanjutan. Sedang untuk prestasi yang didapat Kwartir Pacitan hingga Provinsi Suko Wiyono berharap dapat dimaksimalkan ditahun yang akan datang. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Endang; “Saya ingin kesempatan ini menjadi bekal di dalam jenjang pendidikan selanjutnya,”

Tidak gampang menjadi pasukan pengibar bendera saat detik-detik proklamasi di Pendapa Kabupaten, semua harus berjalan sempurna tanpa kesalahan sekecil apa pun. Otomatis peserta terpilih selama 12 hari harus memisahkan diri dengan dunia luar, dikarantina tidak boleh seenaknya.

 Tapi mereka yang terpilih, meskipun kini wajahnya hitam legam karena terik matahari, namun satu waktu nanti menjadi Paskibraka akan penjadi pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan.

 Tidak Cuma itu, berbagai tanda yang diperoleh juga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, ini cukup membanggakan kata Endang Surjasri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pacitan saat berkesempatan menengok latihan di Halaman Pendapa hari ini 14/08. “Saya ingin kesempatan ini menjadi bekal di dalam jenjang pendidikan selanjutnya,” harap Dia.

 Proses rekrutmen juga dilakukan obyektif sesuai prosedur yang ada, tanpa sedikit pun praktik-praktik menyimpang, hal ini menurut Endang supaya seluruh generasi muda di Pacitan mendapat kesempatan sama dan pada saat menjalankan tugas nanti ditanggal 17 adalah generasi pilihan kebanggaan bersama.

 “Dari sini saya ingin membagikan sedikit spirit kepada mereka tentang bagaimana muda-mudi Pacitan bertambah kedisiplinannya, memiliki jiwa korsa, kepedulian, persatuan dan kesatuan yang bisa dibagikan antar masyarakat, utamanya disekolah masing-masing,” tambah Endang.(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

4 Hari Lagi, Paskibraka 2019 Serap Materi 75 Persen

Tinggal menghitung hari Detik-Detik Proklamasi dilaksanakan diberbagai wilayah, termasuk di Halaman Pendapa Kabupaten Pacitan. Di hari itu pengibaran Bendera Merah Putih menjadi kesatuan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, dilakukan putra dan putri terbaik terpilih yang masuk dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2019.

 Mereka adalah siswa dan siswi dari berbagai sekolah atas Se-Kabupaten Pacitan. Masuk karantina pada 06/08 lalu, sampai pada hari ini kata Purwo Ketua Instruktur Paskibraka 2019 telah menerima materi dengan sempurna sebanyak 75 persen, sisa diharapkan sebelum geladi bersih 95 persen materi yang meliputi langkah tegap, hormat dan formasi mampu diserap. 

 “Latihan dilaksanakan cukup keras untuk kelas pelajar baik di lapangan, dikarantina. Bahkan di meja makan sekalipun mereka mendapat pelatihan khusus,” kata Purwo. Semua itu tidak berlebihan mengingat tugas yang diemban 70 anggota Paskibraka tersebut tidaklah mudah.

 Rasa bangga anggota membuat tugas tersebut terasa lebih ringan dipikul, namun wajah yang memerah karena terik matahari tidak dapat disembunyikannya. Kondisi ini tidak menjadi soal bagi Yulia Vernanda yang memperoleh tugas istimewa nan sulit yakni pembawa baki.

 Ia mensyukuri itu, meski disisi lain ada rasa gugup jika mengingat pengibaran Bendera Merah Putih di Halaman Pendapa adalah tugas yang harus diselesaikan dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil apa pun. “Dukungan orang tua dan orang terdekat yang membuat saya yakin dan semangat dengan amanah ini,” ungkap Yulia disela latihan 13/08.

 Berbagai persiapan dilakukan dengan begitu matang, karena 4 hari lagi anggota Paskibraka ini tidak latihan lagi, namun benar-benar mengibarkan bendera di hadapan banyak orang utamanya Bupati dan seluruh jajarannya, sekali lagi tanpa kesalahan apa pun. “Evaluasi terus kami lakukan, kesalahan yang muncul langsung kami respons, termasuk menggelar doa bersama memohon kepada Tuhan yang maha kuasa,” tambah Purwo. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan.

Kompetisi Wirausaha 2019 Wadah Pengusaha Yang Ingin Maju

Pengusaha Pacitan mesti berkembang, supaya segala potensi yang dimiliki tidak terbuang sia-sia. Mereka harus dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan ekonomi masyarakatnya.

 Satu wadah yang digelar pada peringatan HUT RI ke-74 Tahun adalah Kompetisi Wirausaha 2019, sebuah sarana merangsang dan mengembangkan minat usaha para kawula muda Pacitan di bawah usia 45 tahun.

 Eny Sulistyowati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Pacitan menegaskan, dewasa ini untuk bisa merintis  satu bisnis seseorang tidak bisa secara individu, diperlukan sebuah jaringan atau pendamping yang mengawal mereka, mulai ide, produksi, marketing hingga tata keuangannya. “Ini merupakan satu langkah yang bagus yang perlu kita garap bersama,” kata Eny disela Kompetisi yang digelar di Lantai 2 Gedung PLUT Pacitan 12/08/19.

 Banyak hal yang diperoleh peserta, usaha yang dirintis akan dikawal secara berkelanjutan sehingga produk yang dilahirkan banar-benar diterima konsumen yang berujung pada pasar yang lebih menjanjikan. Meskipun disayangkan, animo masyarakat Pacitan masih dinilai kurang oleh Eny ditahun ke-2 penyelenggaraan.

 Tapi menurut peserta , Kompetisi Wirausaha 2019 adalah kesempatan emas yang harus diikuti sebagai langkah awal atau lanjutan peningkatan usaha yang dirintis, termasuk Nurvita Rustiana yang telah merintis Gula Semut Kalak sejak 2017 silam.

 “Kami sangat berharap Gula Semut kami bisa semakin dikenal masyarakat,” harap Dia mengingat keberadaan pohon kelapa di Pacitan yang sangat banyak, namun dinilai belum dapat mengangkat ekonomi masyarakat, karena pengolahannya masih dilakukan secara tradisional.

 Muhlisin, Ketua Asosiasi UMKM Jawa Timur Pengurus Pacitan merasa perlu mengikuti acara ini dengan bisnis tusuk sate yang ia garap. ia berprinsip pengusaha tidak boleh berdiam diri, harus terus mengikuti perkembangan termasuk wadah yang disediakan KUKM.

 “Acara ini harus dilaksanakan setiap tahun, promo juga harus semakin gencar supaya peminatnya semakin banyak. Jadikan acara ini lebih bergengsi,” harap Muhlisin. (budi/anj/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Puluhan Ribu Kambing dan Sapi di Pacitan Dalam Kondisi Sehat

Seluruh aspek patut diwaspadai jelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, khususnya penyakit yang mengancam hewan ternak. Apa lagi di Kabupaten Pacitan penyakit antraks pernah berulah di beberapa wilayah yang sempat membikin pusing pemerintah dan peternak.

 “Bersyukur sampai saat ini tidak ada laporan,” kata Kepala Dinas Pertanian Pamuji. Usai melaksanakan pemantauan bersama Bupati Pacitan Indartato pagi tadi 06/08. Namun dirinya tidak ingin kecolongan dengan memperketat uji pemeriksaan kambing dan sapi yang beredar di pasar dan titik penyembelihan yang dilakukan tim dokter hewan.

 Saat ini harga sapi di pasaran disampaikan berada pada angka yang menguntungkan peternak, yakni Rp. 45.000 sampai dengan Rp. 48.000. menurut Pamuji harga itu adalah harga yang cenderung normal pada momentum hari raya kurban dan tidak membertkan pembeli.

 Bupati Indartato bersyukur tidak ada temuan, karena stok hewan di Pacitan akan dikirim ke berbagai kota besar di Indonesia, utamanya Jabodetabek. Dipastikan akan terus meningkat di pekan terakhir jelang Idul Adha ini. “Terus dipantau, jangan sampai kecolongan,” perintah Bupati.

 Himbauan.

Ada beberapa ciri yang perlu di perhatikan saat hendak membeli hewan kurban yang sehat, menurut drh. Alek Arisona pertama hewan harus tampak lincah dan aktif, mempunyai kulit yang mengilat, mata yang bersih dan hewan tersebut berdiri pada empat kaki.

 Saat pemotongan, perhatikan saat merebahkan hewan, usahakan menggulingkan dengan pelan sehingga terhindar dari benturan, gunakan tali untuk memudahkan. Pada saat membagikan daging hindari penggunaan plastik, karena ternyata plastik berpotensi besar penjadi penular penyakit. Dan terakhir cucilah yang diperoleh dengan bersih menggunakan air yang bebas dari penyakit. (budi/dzakir/riyanto/wira/diskominfoPacitan).

Lomba Defile Tumbuhkan Jiwa Disiplin dan Patriotisme

Ratusan siswa dan siswi SMP/MTS/SMA/SMK/MA Se-Kecamatan Pacitan menjadi peserta lomba defile yang dilaksanakan pagi tadi 05/08 di depan Pendapa Kabupaten. 

 Rasa senang dan bangga dirasakan Adilla peserta yang berasal dari  SMA 2 Pacitan. Dengan latihan kurang dari satu minggu gadis itu bersama teman-temannya tetap optimis memberi yang terbaik pada sekolah. “Kompak, disiplin, dan yang terpenting tetap fokus pada tujuan,” Katanya.

 Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan Daryono mengatakan, Peserta yang mengikuti lomba sebanyak 36 peleton yang terbagi menjadi  8 peleton putra SMP/MTS, 10 peleton putra SMA/SMK/MA, 9 peleton putri SMP/MTS, dan  9 peleton putri SMA/SMK/MA. 

 Daryono juga mengatakan bahwa acara ini sangat patut untuk terus digelar, karena dapat menumbuhkan jiwa disiplin di masing-masing peserta, juga kerja sama, tanggung jawab, dan membangun jiwa patriotisme dan nasionalisme. (pklDiskominfoPacitan).

Lakon Wahyu Jadmiko Retno Hibur Masyarakat Pacitan

Negara Amarta hancur berkeping-keping disebabkan bencana alam, rakyat memprihatinkan. Dengan bimbingan Kyai Semar Raden Bima diminta untuk bertapa di Sungai Serayu tidur mengambang diatas airnya.

 Itu menyebabkan pengikut Bethara Durga banyak yang  tersiksa dan kepanasan karena kekuatan Dzikir Raden Bima. Bathari Durga meminta bantuan Bathara Guru untuk mengingatkan Raden Bima untuk mengakhiri pertapanya.

 Terjadilah debat diantara ketiganya yang akibatkan Raden Bima dimasukkan ke Kawah Candradimuka. Itu mengakibatkan Puntadewa dan Kresna marah dan berubah wujud menjadi raksasa. Para dewa pun kocar-kacir karena raksasa tersebut mengamuk dengan hebatnya.

 Ternyata Raden Bima di dalam Kawah yang mengerikan tidak merasakan apapun, karena Raden Bima mendapat anugerah berupa Wahyu Jatmiko Retno, sebuah Wahyu kesempurnaan dan hatinya telah berada pada capaian kemuliaan yang ternyata telah diketahui oleh Bathara Guru.

 Disisi lain, Bathara Guru yang merasa kuwalahan oleh kedua Raksasa tadi, meminta kepada Raden Bima untuk memukul mundur raksasa. Terjadilah pertempuran sengit diantara ketiganya, yang akhirnya raksasa itu kalah, kembali wujud raksasa tadi yakni Punthadewa dan Kresna. Raden Bima kembali ke Amarta yang sebelumnya porak-poranda menjadi kedamaian dan kemuliaan.

 Rangkuman kisah yang dimainkan oleh Ki Dalang Cahyo Kuntadi dengan Judul Wahyu Jadmiko Retno diharap oleh Daryono, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pacitan dapat menghibur masyarakat Pacitan di rangkaian Hari Ulang Tahun RI Ke-74 Tahun. “Dan terutama dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam acara pagelaran wayang semalam penuh ini,” harapnya. (TimDiskominfoPacitan).

1.411 Siswa SD/MI Ramaikan Lomba Gerak Jalan

Awal Agustus yang cerah, ratusan putra-putri dari berbagai sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti Lomba Gerak Jalan dengan penuh semangat, nada perintah komandan peleton terdengar lantang. Ini adalah agenda tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 74 Tahun. 

 Ini penting untuk terus dilakukan, mengingat gerak jalan dapat meningkatkan nilai kebersamaan antar individu, memupuk rasa cinta tanah air dan ternyata dapat meningkatkan semangat kepahlawanan kepada generasi penerus bangsa tersebut.

 Kata Daryono Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan, ratusan peserta itu terbagi menjadi 40 regu perempuan dan 43 regu laki-laki, tiap-tiap regu terdiri dari 17 anak. Mereka merebutkan Juara 1, 2 dan 3 dan Harapan 1, 2, 3. (pkl/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Disperindag Tingkatkan Kualitas Kemasan Produk

Tampilan kemasan akhirnya menjadi penentu supaya memikat hati konsumen, meski isi adalah utamanya. Aneka produk Khas Pacitan tidak perlu ditanyakan lagi, misilnya Batik, Kopi atau camilan yang lain yang beraneka ragam.

 Para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) akhirnya kudu melek desain kemasan, jika ingin produksinya semakin meningkat, dan bisa bersaing di pasar regional atau pun nasional.

 Melihat itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan menggelar Pelatihan Teknis Desain Kemasan bagi IKM Makanan dan Minuman (Mamin) yang sudah mengantongi izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). “Kita mengakui, daya saing di luar kami sedikit tertinggal, salah satu penyebab utama adalah Packaging-nya,” kata Kusumo Kabid Perindustrian disela kegiatan 01/08.

 Peningkatan kapasitas ini juga melibatkan Disperindag Provinsi Jawa Timur, dengan dikirimnya Mobil Pelayanan Desain Kemasan (Mobdeska) didukung narasumber yang ahli dalam desain kemasan. Waktu tiga hari yakni 31/07-02/07 akan memprioritaskan peningkatan kualitas kemasan produk secara detail. “Produk yang bagus didukung kemasan yang oke bisa meningkatkan nilai jualnya,” ujar Rizki Fajrianto sebagai Narasumber.

 Tapi umumnya kemasan bagus tentu membutuhkan anggaran yang lebih besar, apakah dapat dijangkau oleh para pelaku IKM? Ternyata Disperindag Jatim bersama UPT Mamin memberikan fasilitas desain kemasan yang bersaing harganya. Bahkan desain kemasan dari Mamin tanpa biaya. “Untuk cetak sangat bersaing dengan perusahaan swasta, kita juga menawarkan cetak tanpa minimal order dengan sarat-sarat tertentu,” tambah Dia.

 Ini tentu disambut baik oleh Much Anshari atau akrab disapa Aan salah satu peserta, dunia kopi yang semakin ramai membuat Aan merasa tertantang untuk mengeksplorasi Kopi Pacitan ke pasar yang lebih luas, karena ia tahu persis bagaimana kualitas kopi Pacitan. “Saya sudah isi formulir, sudah saya konsultasikan ke tim Mamin, tinggal besuk display kemasannya bagaimana,” katanya.

 Beberapa produk telah mempunyai pangsa pasar sendiri, hal itu harus dikembangkan dengan mengangkat produk lain melalui berbagai inovasi, termasuk memperhatikan desain kemasan. Sehingga minimal pada momen-momen tertentu berbagai produk dari IKM Pacitan semakin menarik perhatian masyarakat luas. “Hasilnya seluruh produk Pacitan memiliki pasar yang luas,” (budi/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

KIM Pena Pacitan Jadi Juara 1 Anugerah Pewarta Jatim 2019

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena Kabupaten Pacitan berhasil menjadi juara 1 Anugerah Pewarta Jawa Timur (APW) yang digelar pada Rabu (31/7/2019) di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

KIM Pena yang beralamatkan di Desa Ngumbul, Kecamatan Tulakan, Pacitan ini berhasil meraih juara 1 APW atas nama Frend Mashudi untuk kategori infografis. KIM Pena Pacitan sendiri mengirimkan karya infografis dengan judul Pendidikan Gratis dan Berkualitas (Kantistas).

Ada lima kategori penghargaan dalam APW kali ini yakni artikel berita, foto berita, infografis, videografis, dan video berita. Variabel penilaian APW ini terdiri dari keterkaitan konten terhadap tema, ketersampaian pesan, serta estetika dan etik. Total ada 106 karya yang dilombakan dari kelima kategori.

Selain KIM Pena, kategori artikel berita untuk Juara 1 diraih KIM Cendekia Kota Kediri dengan karya berjudul jalan untuk mewujudkan harapan, kategori Video berita juara 1 diraih aminulloh dari KIM Mojo Kota Surabaya dengan karya berjudul program kerja peri rumah penjaga ibu.

Kemudian kategori foto berita Juara 1 diraih KIM Pesona Mlancu Kabupaten Kediri dengan karya berjudul Crop Circle Kedungmalang Kecamatan Papar Kediri, serta kategori video grafis Juara 1 diraih Hikmatul Hakimah dari KIM Purwoagung Kota Malang dengan karya berjudul Jatim amanah pembayaran pajak kendaraan bermotor lebih mudah dan cepat.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya meminta KIM menjalankan dua peran yaitu sebagai filter dan jembatan informasi antara pemerintah dengan masyarakat baik yang bersifat top down maupun bottom up.

Peran sebagai filter ini didasarkan hasil survei dari Centre for International Governance Innovation (CIGI) IPSOS bahwa sebanyak 65 persen masyarakat Indonesia masih percaya hoaks. “Di sinilah peran KIM dibutuhkan menjadi filter atau penyaring informasi di masyarakat,” katanya seperti dalam siaran pers Humas Provinsi jawa Timur.

Selain sebagai filter, menurutnya KIM juga diperlukan sebagai jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat yang bersifat top down maupun bottom up. Dari sisi top down mereka bisa menyampaikan informasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat.

“Misal soal jalan rusak. Ketika yang rusak adalah jalan nasional, masyarakat yang tidak tahu pasti meminta pemerintah kab/kota yang memperbaiki, padahal regulasinya tidak seperti itu karena itu kan jalan nasional. KIM bisa membantu kami menjelaskan pada masyarakat,” katanya.

Kemudian yang bersifat bottom up, KIM mampu menjadi penyalur aspirasi atau masukan dari masyarakat kepada pemerintah. Langkah ini mewujudkan pola komunikasi dua arah atau two way traffic communication dengan obyektifitas dan kredibilitas yang terjaga.

“Saya sering menerima masukan dari masyarakat. Sisi positifnya informasi tersebut menjadi lebih cepat kami respon, namun yang jadi masalah kalau informasi tersebut tidak kredibel jadi destruktif. Di sini lah peran KIM menyaring informasi tersebut,” katanya.

Menurutnya, masukan atau informasi yang diterima dari masyarakat bisa menjadi feedback atau umpan balik dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Terkadang walaupun kebijakan tersebut baik, belum tentu diterima baik oleh masyarakat. Untuk itu masukan tersebut mampu menjadi kritik, respon, dan evaluasi untuk berbenah lebih baik ke depan.

“KIM mampu menjadi mitra strategis pemerintah untuk menyampaikan informasi kebijakan dan program kerja pemerintah kepada masyarakat,” ujarnya lagi.

Dalam kesempatan ini, Khofifah mengapresiasi penyelenggaraan APW. Menurutnya acara ini menjadi salah satu wadah apresiasi bagi para anggota KIM, juga pegiat media sosial yang telah menyampaikan informasi positif kepada masyarakat. Ke depan, ia berharap partisipasi masyarakat di acara ini semakin meningkat dan kategori yang dilombakan bisa bertambah.

Senada dengan Gubernur Jatim, Ketua Dewan Juri APW Jatim Tahun 2019, Hari Fitrianto mengatakan saat ini citizen journalism dihadapkan pada tantangan yakni hoaks, akurasi berita, dan keberlanjutan.

Untuk itu, ia mengapresiasi upaya Pemprov Jatim yang menyelenggarakan APW pertama kalinya sebagai apresiasi kepada warga, dimana acara ini bisa menjadi political will yang baik ke depan. (Pacitanku/DiskominfoPacitan).

Bupati : Ora Usah Melu Tukaran

Skuad Perspa Pacitan yang akan berlaga pada Liga 3 Jawa Timur diwanti-wanti Bupati Indartato. Mereka harus tetap menjaga sportifitas selama pertandingan. “Ora usah melu tukaran (terlibat kericuhan),” katanya ketika melepas para pemain dan official di pendapa kabupaten, Rabu (31/7/2019). Bupati menyadari untuk bersikap fair play bukan perkara mudah. Sebab akan banyak terjadi kontak fisik selama 90 menit bermain. Terlebih ketika tensi pertandingan meninggi. Ia menyampaikan, sampai saat ini pemerintah daerah belum dapat memberikan alokasi anggaran yang memadai. Namun demikian, untuk para pemain, hal tersebut hendaknya bukan menjadi penghalang untuk tetap berbuat lebih baik untuk daerah. Salah satunya dengan prestasi sepak bola. “Selamat berjuang. Mudah-mudahan membawa nama baik Pacitan,” harapnya.

Pada ajang tahun ini Perspa tergabung di grub B bersama Bojonegoro FC, Nganjuk United, Perseta Tulungagung, dan Persemag Magetan. Sistem pertandingan menggunakan kompetisi penuh. Dengan demikian masing-masing tim akan saling bertemu dalam pertandingan home and away.
Perspa sendiri bakal menjalani pertandingan tandang pertamanya melawan Perseta pada Sabtu (3/8) nanti. Sedangkan partai kandang berlangsung sekitar seminggu berikutnya (9/8). Lawan yang dihadapi adalah Nganjuk United.
Ketua Umum PSSI Kabupaten Pacitan Sanyoto mengatakan Liga 3 Jatim akan berlangsung dalam dua putaran. Dimana putaran pertama digelar selama Juli-Agustus. Sedangkan putaran dua pada bulan Oktober. “Ada 22 pemain dan sembilan official yang berangkat. Mereka telah dipersiapkan melalui seleksi sejak April kemarin dan dikarantina sebulan lalu,” katanya. (arif/juremi tomas/danang/humaspacitan).

Tingkatkan Kerjasama Demi Tegaknya Hukum

Peran serta masyarakat wajib hukumnya supaya terjadinya keamanan dan ketertiban disemua hal demi tegaknya produk hukum. Termasuk di lingkup pemangku kebijakan, yakni Pemda Kabupaten Pacitan. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk korupsi, baik disengaja maupun tidak. Yang dapat merugikan rakyat.

Beruntung, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dinilai terbuka oleh Kejari Pacitan, saat Coffe Morning Bersama Awak Media, kemarin 29/07 di Ruang Rapat Kejari Pacitan. Adji Ariono Kepala Kejari mengatakan itu terjadi lantaran keterbukaan dari kedua belah pihak, baik kejari yang total dalam berbagai program dan Pemda yang selalu membuka diri.

“Alhamdulillah sudah sangat terbuka, hal itu kami dukung dengan berbagai sosialisasi secara masif,” ujar Adji. Seperti pengawalan pembangunan yang sering disebut program Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4). Dibentuk sesuai implementasi Perppu Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Ia terang-terangan, banyak Perangkat Daerah (PD) yang membuka diri, sehingga laju proyek dapat berjalan lancar tanpa terjadi kemungkinan kesalahan yang berpotensi pada pidana.

Dengan berbagai program pengawasan, apa yang dilakukan oleh pemerintah dapat benar-benar dinikmati seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat Pacitan Khususnya. Melalui berbagai kerja sama, termasuk awak media. “Karena fungsinya sebagai kontrol sosial,” tambah Dia.

Selain tugas itu, masih banyak yang dikerjakan Kejari Pacitan, salah satunya mengawasi orang asing, mengawasi berbagai aliran kepercayaan. Bahkan memberikan pemahaman kepada siswa dan siswi disekolah yang kerap diberi nama Jaksa masuk sekolah. Tugas berat tersebut tentu banyak kekurangan di sana sini, oleh sebab itu, Adji berpesan pada semua pihak, termasuk awak media untuk saling mengingatkan. “Jika ada anak buah saya yang menyeleweng laporkan kepada saya,” tegas Kajari. Satu komitmen Kejari untuk benar-benar profesional dalam mengemban amanah. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sidag Gas di Arjowinagun; Pengecer Berorientasi Merusak Mata Rantai Tata Niaga

Hingga detik ini, distribusi Gas Elpiji 3 Kilogram atau Tabung Melon tidak ada penurunan kuota, tetap pada angka 8.525 tabung per hari. Ini kecuali hari libur. Tapi, masyarakat sebagai konsumen kok tetap kesulitan mencari Gas bersubsidi itu? begitu juga dengan para pelaku industri kecil.

Sebelumnya Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) bersama dengan Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Madiun menggelar Rapat Koordinasi di ruang rapat kantor Disperindag 18/07 lalu. Kini dilanjutkan menggelar Sidag di Pasar Arjowinangun Pacitan pagi tadi 30/07.

Ternyata benar, ramai orang-orang berjubel mengantre disalah satu toko. Siti Naimah Kabid Perlindungan Konsumen Disperindag yang ikut dalam kegiatan itu menduga, orang yang mengantre tersebut bukan konsumen, namun pengecer. “Pangkalan harus tahu dan selektif, siapa konsumen siapa pengecer,” kata Dia.

Agus Wiyono sebagai Ketua Hiswana Madiun berpandangan sama, gejolak Gas Elpiji 3 Kg itu ditengara karena rantai distribusi gas yang sesuai regulasi hanya sampai pada pangkalan, pengecer tidak tercantum pada struktur sehingga mempunyai banyak kesempatan memainkan peran tata niaga. “ Pengecer hanya berorientasi pada Profit Oriented saja,” tegas Agus.

Lain cerita dengan Pupuk bersubsidi, Gas 3 Kg ini tidak ada hukum berat yang dapat mengganjal jika ada oknum yang bermain, umumnya jika terbukti melakukan tindakan yang melanggar hukum hanya mendapat ganjaran sanksi administrasi.

Banyak cara untuk meredam kondisi ini, namun Agus tegas tidak akan bersinggungan dengan pengecer yang notabene sukar dikendalikan, ia hanya akan menindak hingga pangkalan yang mestinya mangkal, melayani sesuai dengan aturan yang ada. “Regulasi harus diperbaiki, karena banyak celah di dalamnya. Atau Pemda bisa membuat peraturan sendiri,” tambah Dia.

Pada saat itu ia juga menghimbau pada agen supaya menertibkan semua pangkalan, karena agen mempunyai tugas dan fungsi menyalurkan gas hingga titik pangkalan. Mengingat juga kesalahan pangkalan adalah kesalahan agen.

Sehingga agen harus lebih ketat terhadap pangkalan dalam mendistribusikan gas tersebut. Karena saat ini yang pusing mencari barang bukan konsumen sebagai pengguna langsung, tapi pengecer. “Termasuk konsumen, Elpiji 3 Kilogram peruntukannya jelas, hanya bagi masyarakat miskin dan usaha mikro yang mempunyai kapasitas, dan yang bukan itu kami mengharap untuk beralih ke Gas non subsidi,” pungkas Agus. 

Sementara ini tiga stakeholder yakni Pemda Pacitan, Pertamina dan Hiswana akan menambah kuota tabung melon, tambahan fakultatif dilaksanakan pada periode Juli 2019 sebanyak 5.040 tabung, akumulasi penyaluran menjadi 123 persen. Sedang penyaluran di periode pertama sebanyak 3.360 tabung atau 107 persen. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskoninfoPacitan).

Pelaksanaan Gernas Baku Paud Baleharjo Terpadu Bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Pacitan

GERNAS BAKU pertama kali dilaksanakan pada tahun 2018 oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai tindak lanjut, Gernas Baku terus dilaksanakan setiap tahun dengan tujuan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan minat baca anak.

            Hari ini, Kamis 25 Juli 2019, bertempat di Dinas Perpustakaan Pacitan, Paud Baleharjo Terpadu (TK Aisyah Bustanul Athfal Baleharjo) bekerjasama dengan Disperpusda melaksanakan Gernas Baku tahun 2019.

              Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Paud Baleharjo Terpadu (TK Aisyah Bustanul Athfal Baleharjo) Ibu Hopsah, sambutan Plt. Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan Drs. Sumorohadi,M.Si., dengan menyelipkan pesan agar para orang tua mampu mendampingi anak-anak mereka dengan baik agar senantiasa selalu gemar membaca sejak usia dini, dan menjelaskan tentang peran Dinas Perpustakaan Pacitan yang terus mengembangkan fasilitasnya demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kemudian acara dilanjutkan dengan senam bersama seluruh anak-anak beserta orang tua yang diiringi lagu “Gernas Baku Tahun 2019”. Rupanya lagu Gernas Baku Tahun 2019 tidaklah sama dengan lagu Gernas Baku yang diluncurkan tahun 2018 lalu. Lagu yang sekarang lebih energik sehingga lebih membuat semangat anak-anak.

              Pengisian talkshow dengan orang tua murid sebagai bentuk sosialisasi yang sesuai dengan acara yakni upaya meningkatkan minat baca anak sejak usia dini dengan mendongeng diisi oleh narasumber Edi Sukarni, S. Sos., M. Pd Kabid Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan. Beliau berpesan kepada para orang tua yang hadir agar tidak menyia-nyiakan masa usia anak 3 tahun sampai 5 tahun karena di usia tersebut adalah penentu anak-anak nantinya ketika dewasa ingin menjadi apa, dan menghimbau kepada para orang tua untuk membacakan buku (mendongeng) paling tidak 5-10 menit sebelum anak tidur.

              Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan orangtua membacakan buku kepada anak-anaknya. Setelah itu anak-anak diminta menceritakan kembali buku yang telah dibacakan orangtuanya di hadapan audience.

(Penulis&Doc: Ryn Surya/Dinas Perpustakaan Pacitan/DiskominfoPacitan)

Ekspedisi Destana Tsunami; Tangguhkan Masyarakat Terhadap Ancaman Tsunami

Tsunami, memiliki sejarah panjang bencana di Dunia. Di Indonesia tsunami pernah merenggut nyawa sebanyak 230.000–280.000 melayang Pada tahun 2004 silam, dikenal dengan Gempa dan Tsunami Samudera Hindia.

Profesor Ronald Albert Harris (Ron Harris) dari Universitas Brigham Young University (BYU), mengingatkan adanya potensi gelombang tsunami termasuk di pantai selatan. Bukan memperkeruh suasana, tapi ini adalah momentum bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan untuk menanamkan tanggap bencanan kepada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir selatan, yang mereka beri nama Ekspedisi Destana Tsunami.

Dimulai dari Banyuwangi pada 12/07 lalu, dan sampai di Bumi Perkemahan Pancer Door pada 23/07 kemarin. Diannitta Agustinawati, Kasi Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan mengatakan fokus rangkaian Ekspedisi Destana Tsunami berada di 2 titik, pertama di Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo dan Pancer Door di Kecamatan Pacitan. “Diikuti 27 desa di pesisir pantai selatan.” katanya.

Di Pacitan, ekspedisi ini diikuti oleh 6000 peserta, baik anak-anak, pelajar, masyarakat, nelayan dan lainnya dengan berbagai program kegiatan yang bermacam-macam. seperti siswa Taman Kanak-Kanak disediakan lomba mewarnai yang diikuti 1600 peserta. “Gambar yang diwarna tentu yang berhubungan dengan berbagai informasi bencana dan mitigasinya,” ujar Dian.

Lilik Kurniawan Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB sangat bersemangat saat di Pacitan, wajah itu terpancar ketika Cangkruan Bareng Dengan Komunitas Nelayan Srono Jolo dan komunitas lain. Ditemani kopi, Lilik gambling menuturkan berbagai ancaman tsunami dan mitigasinya. Tidak lupa di agenda itu ia menjawab berbagai pertanyaan dari para peserta.

Kepada awak media yang memang dilibatkan secara aktif, Lilik mengaku bersukur terhadap totalitas pemerintah daerah dengan Ekspedisi Destana Tsunami termasuk dengan masyakatnya yang peduli dengan resiko bencana. “Kami berharap masyarakat Kabupaten Pacitan bisa nyaman dan terhindar dari bencana dan sekaligus mengantisipasi bencana (tsunami)red,” kata Lilik.

Bupati Pacitan Indartato juga demikian, Dia berharap berbagai kerjasama tiap tahun diharapkan terus ditingkatkan, bukan hanya dengan pemerintah pusat, kelompok-kelompok lokal diharap selalu bersatu. “Untuk kebijakan, utamanya yang menyangkut dengan bencana akan kami mudahkan,” kata Bupati usai menanam Pohon Cemara Udang dan memasang Papan Informasi Bencana di Pancer Door bagian timur dan tengah kemarin 23/07. Pemasangan papan informasi bukan untuk menakut-nakuti, tapi sebagai upaya untuk membuat masyarakat selalu sadar dan siaga.

Penanaman Pohon Cemara Udang (Green Belt) adalah bagian acara inti ekspedisi di Pacitan, karena fungsinya yang dapat menghambat ombak jika terjadi tsunami. Selain itu Cemara Udang membuat pantai lebih sejuk dan rindang, terlebih Green Belt mampu menambah daya tarik wisatawan. Itu membuat Lilik berharap agar pahon-pohon itu tetap dijaga keberadaanya.

Ekspedisi Destana Tsunami bukan akhir dari rangkaian kegiatan, ke depan berbagai program akan terus dilakukan dengan seluruh elemen, karena potensi bencana terus mengancam seluruh masyarakat disemua wilayah, dengan bentuk yang berbeda pemerintah akan terus menciptakan masyarakat yang sadar akan bahaya bencana, termasuk ancaman gempa bumi yang disertai tsunami. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Revalidasi Gunung Sewu; Pelestarian Alam Dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Benak Arthur Agostinho De Abreu tergambar peradaban luar biasa saat ia dan kawannya Javier Lopez Caballero mamasuki Goa Song Terus salah satu titik kawasan Geopark Gunung Sewu yang berada di Pacitan.

Sebelumnya dua bule sebagai Asesor dari United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) tersebut mengunjungi Etalase Geopark di Kawasan Pancer Door dan dilanjutkan ke Pantai Klayar.

“Unesco Global Geopark Gunung Sewu merupakan anggota dari 193 Geopark dibawah Unesco. Geopark digunakan untuk mengenal dan memahami keterkaitan manusia dan planetnya, meliputi geologi biologi dan budayannya dan juga untuk memahami pengetahuan dan kemampuan yang tidak terwujud dari wilayah itu sendiri,” kata Arthur usai ditranslit ke Bahasa Indonesia kemarin 23/07.

Setiap empat tahun sekali dilakukan Revalidasi di semua kawasan Geopark,  termasuk di Gunung Sewu yang terbentang di tiga Kabupaten baik Pacitan, Wonigiri dan Gunungkidul dan berada di tiga Provinsi berbeda.

Menurut Arthur ini penting dilakukan, Dia dan temannya Javier akan melihat semua kawasan tersebut, baik kondisi fisik, masyarakat, kebudayaan yang ada, dan termasuk apa saja yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat untuk menjaga taman bumi ini dimana selanjutnya akan dilaporkan ke Unesco.

Sejak ditetapkan Gunung Sewu menjadi kawasan Geopark oleh Unesco pada tahun 2015, Pemerintah memang total dalam berbagai kewajibannya, pelestarian alam memang utama, namun itu harus berimbas langsung pada peningkatan perekomomian masyarakat sekitar.

Sedangkan kawasan Gunung Sewu adalah kawasan Karst, penduduknya kebanyakan hidup bertani, awalnya ini adalah masalah sulit. “kita meningkatkan penggunakan sistim pertanian organik dan semi organik, mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat merusak alam,” kata Kepala Dinas Pertanian Pacitan Pamuji kepada Tim Diskominfo Pacitan.

Begitu juga Eny Setyowati Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pacitan, sejak masuknya Gunung Sewu Menjadi bagian dari Geopark Global Network (GGM) Geoproduk yang berperan menjadi salah satu penunjang jauh-jauh hari telah dipersiapkan. Ia bersukur karena Pacitan kaya Geoproduk. “Seperti batik salah satu warisan leluhur, bagaimana kita kemas dengan sebaik mungkin,” paparnya. Sehingga secara langsung Geoproduk Pacitan memberi kontribusi terhadap peningkatan ekomomi masyarakat.

Dari tiga wilayah yang ada, umumnya memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya Pantai Klayar dengan batu yang menyerupai patung Sphinx, atau Song Terus yang kaya akan fosil manusia purba menjadi cermin kekayaan negeri yang tak ternilai harganya.

“tugas kita bagaimana bentang alam ini bisa bermanfaat untuk kesejahteraan, karena bicara geopark kita tidak cukup bicara keindahan, tapi disamping indah harus ada unsur edukasi, misalnya saja Klayar yang memiliki proses geologi yang luar biasa. Masyarakat memiliki tugas menjaga, memuliakan itu sampai mendapat manfaat. Konsep dari Unesco sangat luar biasa,” jelas Budi Marsono Jenderal Menejer Gunung Sewu Unesco Geopark dan Presiden Geopark Indonesia.

Tapi sejauh ini, wisatawan yang berkunjung ke Pacitan masih mengutamakan lanskapnya saja, ini sayang jika dibiarkan. Mengingat para wisatawan bisa lebih dari sekedar liburan. “Secara massif kami terus meningkatkan literasi terhadap wisatawan dengan memberikan papan-papan informasi disetiap lokasi Gunung Sewu. Termasuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kami bekali mereka pengetahuan Geopark. Minimal di daerahnya sehingga mampu menyampaikan informasi mengenai Gunung Sewu,” kata Endang Surjasri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pacitan.

Daryono bersyukur, karena menilai masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk menjaga alam. Terlebih pengakuan Unesco yang dirasa masyarakat sebagai anugrah yang harus dipertahankan dan dilesatarikan. “Konservasi, ekonomi, dan yang lain kami terus kaji bersama instansi lain dan para pemangku kebijakan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Berbagai komunikasi dilakukan Bupati Pacitan Indartato dengan seluruh elemen, termasuk kepada orang nomor satu di Wonogiri dan Gunungkidul. “Kawasan Gunung Sewu yang diakui dunia harus kita maksimalkan, supaya berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat bisa tercapai maksimal, melalui suport kepada Pawonsari (Pacitan, Wonogiri dan Wonosari. red) baik pendidikan, wisata dan sebagainya,” tegas Indartato.

Bicara Geopark semua terlibat didalamnya, termasuk para pelajar, Boby Rahman Hartanto Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pacitan yang sempat diwawancara asesor itu mengaku bangga dengan keterkaitan Pacitan dalam peran Gunung Sewu, dirinya sadar sebagai genarasi penerus harus mempunyai banyak wawasan terhadap geologi khusunya di Kabupaten Pacitan. “Supaya kami nanti juga dapat menjaga alam kita yang kaya sejarah dan indah ini,” kata Boby.

Sebelum bertolak menuju Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Arthur mengatakan penilaian dititikberatkan pada pengembangan menejemen Geopark, yakni pengembangan lokal, yang juga harus disampaikan ke masyarakat sekitar. Dan cara tersebut menjadi prioritas yang akan dilaporkan ke Unesco. (budi/rista/wawan/riyanto/jainul/yuko/anjar/wira/DiskominfoPacitan)

Bagian Hukum Gelar Cerdas Cermat Bertema Kadarkum; Upaya Tanamkan Siswa Siswi dan Masyarakat Sadar Hukum

Apa jadinya jika satu Negara atau wilayah tanpa ada hukum yang diberlakukan? Bisa jadi tempat tersebut menjadi kacau balau. Orang-orang akan melakukan perbuatan seenak jidat yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tapi meski adanya hukum yang sah dan diberlakukan, tetapi masyarakat tidak menyadari maka hasilnya akan sama.

 Kondisi itu menjadi perhatian pemerintah, melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI menciptakan program untuk meningkatkan kesadaran terhadap hukum yang ada berupa Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum). Pada tahun ini, pelaksana kegiatan di Pacitan yakni Bagian Hukum Setda Pacitan mewujudkannya dengan menggelar Lomba Cerdas Cermat kepada para siswa dan siswi tingkat SMA di Kabupaten Pacitan. 

 “ kegiatan ini kita laksanakan tahunan dengan berbagai segmentasi. Kali ini kita memilih usia pelajar, mengingat mereka masuk pada usia rentan, jika kita tidak beri pemahaman dengan baik di era global semacam ini kami kawatir akan terjadi permasalahan,” ujar Kabag Hukum Deni Cahyantoro 22/07/19 disela acara di Pendapa.

 Sebelum mengikuti lomba, siswa dan siswi tersebut terlebih dahulu memperoleh materi, meliputi UU Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkatan Jalan, UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, UU Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, UU Nomor 11 Tahun 2008 jo UU Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi UU yang harus dipelajari dalam kurun waktu 2 pekan. 

 Skema yang di pilih panitia pada perlombaan tidak monoton, sesi pertama peserta harus memberi performa terbaik berupa yel-yel sesuai tema 6 UU yang diberikan. Termasuk sesi lempar pertanyaan hingga sesi rebutan. “Level pertanyaan tahun ini kami coba cukup berat, tidak kami sangka masing-masing peserta dapat menjawab dengan baik, kami tidak menyangka sebelumnya,” lanjut Deni.

 Meskipun Deni tidak terlalu berharap banyak kepada siswa dan siswi peserta dan suporter, dirinya hanya ingin mereka sedikit mengerti berbagai hukum yang ada di Indonesia yang selanjutnya dapat menularkan kepada keluarga dan teman-temannya.

 Bupati Pacitan Indartato pada kesempatan itu berhalangan hadir, namun melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Mahmud, Bupati menegaskan bahwa penyadaran norma hukum dan cabangnya kepada masyarakat merupakan tugas pemerintah. Penyadaran hukum yang dikemas melalui cerdas cermat perlahan dapat mewujudkan masyarakat Pacitan sadar hukum. “Mengerti Kewajiban dan hak sebagai warga Negara dengan memahami sejauh mana kesadaran kita terhadap hukum itu,” kata Mahmud mewakili Bupati saat membuka acara. (budi/anj/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinas Pertanian Gelar Bimtek Pemeliharaan Tanaman Jeruk Demi Maksimalkan Produksi

Tanaman Jeruk Baby Pacitan yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2014 sudah mulai berbuah.  Pengembangan Kawasan jeruk ini terletak di Pacitan bagian utara, yakni Kecamatan Bandar, Nawangan dan Tegalombo.  Pembentukan kawasan jeruk merupakan bagian dari implementasi kebijakan Kementerian Pertanian, bahwa pembangunan komoditas unggulan diarahkan pada pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan horizontal, melalui konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional. Program tersebut perlu didukung secara optimal agar memberi dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan petani.

 Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan terus berupaya mendukung pengembangan kawasan Jeruk mulai dari bantuan Saprodi (pupuk dan bibit), bimbingan teknis, pembuatan SOP, Sekolah lapang GAP dan GHP serta bantuan alat mesin pertanian. 

 Seperti Kamis 18/07 kemarin, Poktan Rukun Tani dari Desa Penggung Kecamatan Nawangan mendapat jatah dilaksanakan Bimtek pemeliharaan tanaman Jeruk  dari Tim Teknis  Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian.  “Bimbingan itu menitik beratkan pada pemangkasan tanaman jeruk dan pemupukan,” kata Dian Anggari  Kasi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian kepada Diskominfo.

 Mengingat pemangkasan ini sering diabaikan oleh petani, sehingga kondisi tanaman terlalu rimbun yang mengakibatkan mudah terserang hama penyakit. Karena kurangnya sinar matahari yang masuk. Akibatnya tanaman kurang sehat dan hasil produksi kurang bagus. “Peserta kita yang hadir adalah petani yang mendapat bantuan Jeruk Baby dan petugas pendamping. Kami sangat berharap para petani nanti menularkan ilmunya ke sesama anggota kelompok,” harap Dia.

 Dian juga mengatakan tujuan lain pemangkasan adalah untuk membentuk kerangka tanaman, mempercepat pertumbuhan, mengurangi serangan hama penyakit, dan untuk efisiensi unsur hara.  Sedangkan pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman yang sudah berproduksi berguna untuk mengatur produksi dan menjaga kesehatan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada saat produksi tinggi tidak boleh terlalu banyak karena pada kondisi ini karbohidrat (nutrisi) banyak yang hilang terangkut melalui panen.

 Pemupukan juga berperan penting dalam pemeliharaan tanaman jeruk.  Fenomena mutu buah jeruk nasional yang belum memuaskan dan munculnya gejala kekurangan hara pada daun yang bermuara pada kemerosotan kesehatan tanaman jeruk di beberapa sentra produksi, itu menunjukkan bahwa usaha menjaga kesuburan lahan yang dilakukan oleh petani melalui pemupukan masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aplikasi pupuk tidak berimbang seperti pemberian urea berlebihan atau tanpa pupuk lain masih sering terjadi.  Akibatnya, tidak hanya mutu buah rendah (sari buah sedikit dan rasanya hambar) tetapi juga pemborosan dan bisa menimbulkan pencemaran nitrat dalam air.

 “Dalam bimtek petani mendalami nutrisi yang dibutuhkan, berapa dosisnya, kapan waktu dibutuhkan, dan bagaimana cara aplikasinya pada tanaman jeruk. Adanya pendampingan dalam bentuk bimtek pemeliharaan tanaman jeruk ini petani ke depan lebih memahami cara perawatan tanaman jeruk yang berujung pada peningkatan produksi,” imbuh Dian. (DinasPertanian/budi/wira/riyanto/DiskominfoPacitan)

Ceprotan Digelar Akhir Bulan Juli

Jangan lupa, Upacara Adat Ceprotan digelar 29 Juli mendatang, tepatnya hari Senin pasaran Kliwon, di Lapangan Desa Sekar, Kecamatan Donorojo.

 Selama puluhan tahun tradisi itu sangat diuri-uri oleh masyarakat Desa Sekar, dengan nuansa yang tetap berkonsep tradisional Ceprotan menjadi daya tarik masyarakat dan wisatawan. “Mereka saling melempar Cengkir atau kelapa muda, jadi unik sekali,” ujar Agus Ansori Mudzakir anggota Calender Of Event 2019 19/07.

 Mudzakir juga mengingatkan rangkaian Ceprotan dimulai sejak pagi mulai tari-tarian dan yang lain, namun inti acara selalu digelar menjelang matahari terbenam. “Kalau ingin melihat keunikan Upacara Adat Ceprotan monggo nanti bisa datang di waktu yang dijadwalkan,” tambahnya menghimbau. (DiskominfoPacitan).

Jangan Cemas; Tidak Ada Kelangkaan Gas LPG 3 Kg Di Pringkuku

Ramai diperbincangkan di jejaring sosial, kelangkaan Gas LPG 3 Kilogram di Wilayah Pringkuku Pacitan, dengan tegas Agus Wiyono Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Madiun mengatakan kabar itu tidak benar alias hoax.

 “Ini bisa memicu keresahan masyarakat loh,” ujarnya saat Rapat Koordinasi Terkait Laporan Kelangkaan Gas LPG 3 Kilogram Bersubsidi di Ruang Rapat Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) pagi ini 18/07.

 Dari awal Pemda melalui Disperindag merespons cepat kondisi tersebut dengan terjun langsung ke agen dan pangkalan di Kecamatan Pringkuku. Berbekal data yang dihimpun, membuat Agus ogah menanggap ataupun menjustifikasi.

 Jikalau benar adanya terjadi kelangkaan Gas Bersubsidi tersebut maka Disperindag bersama Hiswana tentu akan mengambil langkah strategis. Yakni mengajukan permohonan penambahan alokasi fakultatif ke Pertamina Rayon IV Madiun sebelum masyarakat kebingungan, karena pemerintah memilik data yang akurat.

 Sementara Sekretaris Disperindag Kukuh Sutiarto berharap kepada masyarakat agar tidak perlu cemas tentang kabar tersebut, “Tidak ada kelangkaan, melainkan peningkatan kebutuhan masyarakat,” pungkas Kukuh. (riyanto/budi/wira/DiskominfoPacitan).

Jangan Takut Tamasya Ke Pacitan

Banyak yang bertanya-tanya, amankah berwisata ke Pacitan setelah beredar kabar diberbagai media Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang terjadi akhir-akhir ini. Bupati Pacitan Indartato dengan tegas mengatakan berwisata di Pacitan sangat aman dari Virus tersebut. “Masalah ini secara umum sudah selesai,” ungkap Bupati disela Tilik Warga di Sudimoro Kemarin 18/07.

 Pihaknya menegaskan bahwa sampai sekarang tidak ada pasien baru, meski diakui Bupati bahwa satu dua pasien sempat kambuh karena memaksakan diri beraktivitas, itu pun masyarakat yang berada di timur Pacitan, dan kenyataan wilayah wisata berada di barat Kota Pacitan yang kenyataannya bebas Hepatitis A.

 Meskipun harus menjajal berwisata di timur kota, Bupati pastikan tetap aman, karena kini sudah tidak ada penyebaran virus, termasuk di Sudimoro sekalipun, didukung penyebaran penyakit Hepatitis A tidak terjadi di daerah wisata. “Meski KLB, harus diketahui bersama bahwa penyebaran penyakit itu hanya 0,17 persen saja dari seluruh masyarakat, dan terlokalisasi,” papar Dia.(budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Serahkan Air Bersih dan Lihat Kondisi Terkini Sudimoro

Meski hingga kini nihil pasien baru, namun beberapa pasien Hepatitis A yang sudah diperbolehkan pulang di Kecamatan Sudimoro terpaksa harus kembali di rawat di Puskesmas setempat. Kondisi tersebut membuat Bupati Pacitan Indartato merasa sedih. “Jangan beraktivitas dulu sebelum benar-benar sehat,” ujar Dia saat menjenguk pasien dan Tilik Warga penyerahan Bantuan Air Bersih di tiga desa di Kecamatan Sudimoro kemarin 17/07.

 Dari awal pemerintah memang serius menyelesaikan pagebluk ini, terlebih didukung Pemprov Jatim dan Pemerintah Pusat. Meski sebenarnya Hepatitis A atau biasa disebut Sakit Kuning ini notabene bukan penyakit berbahaya, cukup istirahat cukup dan makan bergizi akan sembuh dengan sendirinya. Namun pemerintah ogah pasif, dari awal Bupati dan seluruh jajaran di garis terdepan.

 Termasuk akar permasalahan yang ditengara masalah air, sesuai dengan arahan Bupati, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan wilayah KLB Hepatitis A menjadi prioritas utama, mendahului wilayah kering kritis dan kering langka. “Satu desa bisa sampai empat tangki,” ungkapnya.

 Kemudian, jamban juga kerap dituding menjadi penyebab penyebaran, konon ceritanya banyak warga yang masih menggunakan jamban komunal, Bupati mengambil jalan dengan menerjunkan seluruh Perangkat Daerah (PD) supaya mempunyai desa binaan. Caranya yakni mendata KK yang masih menggunakan jamban komunal, setelah sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah juga akan memberi bantuan yang sama. “Termasuk bersama kami akan mencari sumber air baru,” imbuhnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Nikmati; Sunset Dari Pantai Kasap

Banyak yang belum tahu bahwa di kawasan wisata Desa Watukarung, Pacitan merupakan satu satunya tempat yang menyajikan 10 tempat wisata pantai dan 1 wisata sungai, hal ini menjadi keunikan tersendiri dari wisata tersebut.

Termasuk yang belum banyak diketahui adalah Pantai Kasap. Katanya pantai ini mirip dengan Raja Ampat di Papua, sehingga dijuluki Raja Ampatnya Pacitan. Daya tarik Pantai Kasap bukan dari pasir putih dengan ombak yang merayu-rayu, melainkan pemandangan bukit bukit dan hamparan laut samudera Hindia yang luas.

Termasuk penampakan sunset yang indah, kini Kasap menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan matahari tenggelam diufuk cakrawala, mempesona, tidak kalah menakjubkan karena penampakan sunset berbeda dengan lokasi lain.

Di tempat tersebut disediakan gardu pandang yang berada di atas bukit. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung yang ingin memanjakan mata menikmati keindahan Kasap. Disini juga bisa diguanakan ,untuk Camping” Kata Ari Setiwan petugas Pantai Kasap 14/7/19.

Kasap tak selalu ramai dikunjungi, utamanaya di waktu sore, sebelum matahari tenggelam. Dan saat libur panjang dihari besar dan libur sekolah, pernah juga di Bukit Kasab yang sempit tersebut dimasuki 1000 wisatawan. Beruntung lokasi Kasap meskipun sempit namun memiliki tempat terbuka, sehingga tetap ,nyaman bagi pengunjung.

Seperti halnya Hudha, wisatawan dari Yogyakarta ini nekat ke Kasab bersama rimbongan hkarena begitu penasaran menyaksikan eloknya Sunset yang ia lihat di Sosmed. “Saya suka dengan sunset, dan hari ini saya coba untuk menikmati sunset di pacitan bersama-sama teman,” tuturnya.

Pantai Kasab berada di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, 30 Kilometer dari Pusat Kota Pacitan, berada di sebelah timur Pantai Watukarung dan wisata sungai Kali Cokel. (adit/pkl/DiskominfoPacitan).

Adu Kelapa Warisan Dan Cikal Bakal Desa Cemeng

Beberapa gadis tampak berseri-seri mengenakan kostum tari lengkap dengan selendang warna hijaunya, termasuk Reta Wulandari yang terlibat dalam Upacara Adat Bersih Desa Adu Kelapa di Hari Jadi Desa Cemeng yang dilaksanakan setiap penghitungan Jawa yaitu Bulan Longkang, Harinya Senin dan Pasaran Legi atau kemarin 15/07.

 Adu kelapa mengisahkan lahirnya Desa Cemeng, desa ini berada di Kecamatan Donorojo, sekitar 40 Kilometer dari pusat kota, dan berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. 

 Desa Cemeng ini awalnya bernama Desa Banaran, sampai pada era penjajahan Kolonialisme Belanda semua orang sibuk menghadapi, termasuk Kanjeng Jimat Bupati Pacitan saat itu, merasa harus datang ke Banaran untuk memberi tahu kedatangan Belanda.

 Usai memberi tahu masyarakat Kanjeng Jimat merasa kehausan dan melihat ada kelapa yang bisa diminum airnya. Lantas kanjeng Jimat yang didampingi oleh Kerto Gati mengadu kelapa supaya pecah. Tapi ternyata usai mengadu kelapa muncul asap berwarna putih dan hitam, warna hitam yang mengarah ke Desa Banaran membuat Kanjeng Jimat mengubah desa tersebut menjadi Desa Cemeng.

 Sutarno pemeran Kanjeng Jimat di acara Adu Kelapa itu, mengaku begitu menghayati perannya,  ia mengingat Adu Kelapa adalah budaya warisan leluhurnya yang harus di jaga membuat Sutarno tidak membutuhkan waktu lama mendalami perannya. “Semua kami lakukan dengan senang,” ujarnya usai acara yang di gelar di halaman Kantor Desa Cemeng itu kepada Diskominfo Pacitan. 

 Semua warga terlibat di acara itu, bahkan untuk peran utama dalam acara Adu Kelapa warga masyarakat harus merebutkannya, menurut Supriyanto Pj. Kepala Desa Cemeng adalah bentuk rasa cinta seluruh masyarakat terhadap Adu Kelapa. “Dari sini kami ingin Adu Kelapa mendapat perhatian dari Pemkab. Supaya dapat sejajar dengan Ceprotan dan yang lain,” harap Dia.

 Semua kagum menyaksikan Adu Kelapa, termasuk Deri Putra Wijaya, Warga Yogyakarta itu terpukau dengan semua rangkaian. Tapi Deri merasa eksotis seni tersebut berkurang, lantaran detail acara seperti Sound dan jadwal acara yang molor. Belum lagi beberapa penonton tidak dapat menyaksikan acara dengan sempurna karena terhalang pagar, “Acara seperti ini tidak ada di tempat kami, saya rasa jika dikemas dengan baik menjadi luar biasa,” katanya.

 Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Suyadi hadir dalam hari jadi itu  mengaku senang karena setiap tahun kegiatan semakin besar, penonton semakin banyak, ia berharap seni Adu Kelapa di tahun depan dikemas menjadi seni pertunjukan, supaya menarik lebih banyak lagi wisatawan. “Segala masukan dan evaluasi terus kami lakukan supaya acara semakin baik,” pungkas Dia. (TimDiskominfoPacitan).

RSUD dr. DARSONO Terima Tim Survei SNARS Ed. I

Usai berinovasi menciptakan aplikasi pendaftaran berbasis online bernama “RSUD dr. DARSONO”, kini peningkatan standar kualitas pelayanan dilaksanakan yang ditandai hadirnya Tim Survei Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi (Ed) I, dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang di pimpin dr. Tumpal Simatupang, berjalan pagi ini (15/07) di ruang Telusur Medis Lantai 3 RSUD dr. Darsono Pacitan.

Program nasional yang berkomitmen menciptakan rumah sakit yang mumpuni di Indonesia tersebut akan memotret Rumah Sakit dr. Darsono Pacitan saat mengimplementasikan standar yang ada, baik menejemen, dokter, perawat dan lain-lain. “Bagaimana kami disambut merupakan ceriman bahwa RSUD dr. Darsono berkomitmen untuk maju,” ujar Ketua Tim dr. Tumpal Simatupang.

Bupati Pacitan Indartato menyambut baik momentum ini. Apalagi, Pemerintah Pacitan memang fokus mengahadirkan rumah sakit mumpuni yang dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga Pacitan. “Mengingat dulu masyarakat harus berobat keluar kota jika sakit,” ucap Bupati.

Melalui survey yang dilakukan Rumah Sakit Tipe C tersebut akan semakin menjadi lebih baik serta menjad berkah bagi seluruh masyarakat melalui profesionalitas yang sesuai dengan standar pusat. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

DLH Bangun Budaya Sadar Lingkungan Dengan Tilik Kebersihan

Upaya membudayakan segenap lapisan untuk selalu peduli terhadap lingkungan dari sampah memang tidak gampang, meski Kabupaten Pacitan sendiri telah 14 kali berturut-turut memboyong Piala Adipura namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan tidak lantas berpangku tangan menikmati keberhasilan.

 Seperti pagi ini, Jumat 12/07, DLH bersama warga Desa Sumberharjo kompak kerja bakti pada acara Tilik Kebersihan. Edi Yunan Ahmadi orang nomor satu di DLH memaparkan setidaknya dalam setahun dilaksanakan 15 kali Tilik Kebersihan. “Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan cukup konsisten, namun kami harus terus menggelar sosialisasi semacam ini supaya menjadi budaya bagi semua elemen masyarakat tanpa terkecuali,” ujarnya.

 Hariyadi Kepala Desa setempat pun semringah dengan kegiatan itu, walau kini sebagai juara dalam Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tingkat Kabupaten tapi Sumberharjo yang lagi fokus menciptakan desa wisata tentu merasa terdorong melalui peningkatan kesadaran lingkungan. “Sehingga desa kami semakin bersih dan indah,” kata Dia.

 Dari berbagai hal positif yang diraih, hal menarik menjadi catatan Green wave, salah satu mitra DLH tersebut berharap sarana dan prasarana kebersihan di desa-desa untuk dipenuhi. meski disadari harapan itu tentu membutuhkan waktu mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki. “Secara bertahap saya harap diperhatikan, namun kami cukup bangga dengan kegiatan ini yang digelar berkelanjutan,” ungkap Budi Ihwanudin Ketua Krida Green wave kepada Diskominfo Pacitan. (budi/anj/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinas Koperasi Dan UM Pacitan Wadahi Muda-Mudi Pencari Kerja

Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Pacitan berkomitmen memfasilitasi para lulusan baik dari perguruan tinggi maupun SMA/Sederajat supaya segera bekerja. Terbukti dengan selalu digelarnya Job Fair tiap tahunnya. Seperti pada tahun ini, 30 perusahaan membuka kesempatan bagi lulusan Pacitan yang belum memperoleh pekerjaan. “Kita utamakan perusahaan yang berada di Pacitan, berjumlah 9 perusahaan,” kata Kepala Dinas Koperasi Dan UM pada pembukaan Job Fair 2019 kemarin 10/07 di halaman PLUT Pacitan.

 Eny tidak hanya memberi informasi dan wadah semata, pihaknya berkomitmen melayani para lulusan tersebut dengan menyiapkan fasilitas tes yang memerlukan rekrutmen langsung di tempat yang berada di lantai 2 PLUT.

 Job Fair 2019 digelar hingga hari ini Kamis 11/07. Kelonggaran waktu yang disediakan penyelenggara dimaksudkan mempermudah pelamar. Salah satu peserta stan yang bergerak di bidang Garmen Manufaktur dari kabupaten Wonogiri masalnya, butuh secepatnya 250 tenaga kerja. “Kami utamakan yang dari Kabupaten Pacitan. Karena etos kerja orang Pacitan dikenal baik,” ujar Defari Pradana Staff Rekrutmen kepada Diskominfo.

 Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud, saat membuka acara mewakili Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan setiap tahun Kabupaten Pacitan meluluskan 800 lulusan baik dari SMA/Sederajat dan Perguruan tinggi tersebut mendukung berbagai program yang dilaksanakan termasuk Job Fair ini. “Memberi kesempatan pencari kerja. Dan kami tekankan, lulusan di Pacitan setiap tahunnya mengalami kenaikan secara kualitas,” (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lagi, Pacitan Terima Mahasiswa KKN Tematik dari UNS Surakarta dan Unej Jember

Gusti Ayu Mela Tetangga artis papan atas Luna Maya begitu penasaran dengan Pacitan, tempat ia akan melaksanakan KKN Tematik, tepatnya di Desa Candi Kecamatan Pringkuku.  Ada banyak yang akan Mela lakukan bersama teman-temannya, tapi fokusnya meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengolah kelapa yang banyak dijumpai di Desa Candi. “Secara, fokus kamu UMKM,” Kata Mela perempuan asli Bedugul, Provinsi Bali tersebut disela penerimaan Mahasiswa KKN dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Jember Periode Juni –Agustus 2019 di Pendapa kemarin 09/07.

 KKN yang dilakukan di dua kecamatan yakni Pringkuku dan Donorojo tersebut disambut baik oleh Supriyanto selaku Pj. Desa Cemeng Donorojo, pihaknya sesuai kesepakatan berharap kehadiran mahasiswa dapat mengangkat produk Desa Cemeng baik Kacang Slimut, Rengginang dan yang lain. “ Utamanya teknis pemasaran melalui Media Sosial sesuai tren yang ada,” ujar Supriyanto.

 Mengingat komitmen yang disepakati, Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka seluas-luasnya kesempatan KKN di Pacitan. Selain memberi kontribusi terhadap dunia pendidikan tinggi. Juga diharapkan terjadi pertukaran ilmu yang dimiliki masyarakat Pacitan yang terkenal dengan lingkungan adem ayem dan pengetahuan akademis yang dipunya para mahasiswa.

 Terlebih manfaat langsung yang bisa diterima adalah pengenalan destinasi wisata Pacitan, sebab sangat mungkin usai bertugas mahasiswa yang notabene KKN di sekitar tempat wisata dapat menyempatkan diri berwisata. “Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan siap menerima program-program selanjutnya demi kemajuan bersama,” kata Joni Maryono Asisten Perekonomian dan Pengembangan mewakili Bupati Pacitan Indartato. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

RSUD dr. Darsono Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Online

Didin Sunaryati warga Sidoharjo Pacitan pernah mempunyai cerita yang mungkin sama dirasakan kebanyakan masyarakat Kabupaten Pacitan, mengantar Ibunda tercinta berobat di salah satu Poli di RSUD dr. Darsono Pacitan. Yang harus berangkat pagi buta untuk mendapat nomor antrean. “Kalau tidak berangkat subuh ya gak dapat nomor,” ungkapnya.

 Menyikapi itu, pihak rumah sakit tidak tinggal diam, berbagai kebijakan dilakukan seperti perluasan dan penambahan petugas, membuka pendaftaran melalui media Whatsapp. Tapi ternyata semua itu tidak cukup menampung pasien yang kian bertambah banyak. Dan Pasien di depan 17 Poli yang ada kembali berjubel setiap harinya hingga 600 pasien.

 Sampai enam bulan lalu ide brilian muncul dengan dibentuknya Tim TI RSUD, merancang satu sistem pintar, memudahkan pasien mendaftarkan diri dengan satu langkah saja. “Cukup Download aplikasi kami RSUD dr. Darsono kita tidak perlu capek-capek lagi antre dari subuh,” ujar Mamik Rahmanto Kepala Tata Usaha (TU) pada Sosialisasi Aplikasi RSUD dr. Darsono Pacitan kemarin 09/07 di Ruang Pertemuan Lantai 3 mewakili Direktur Imam Darmawan.

 Ternyata tidak sekedar hanya untuk daftar, Aplikasi RSUD dr. Darsono juga dapat melihat daftar antrean, kamar kosong, harga kamar hingga daftar dokter piket. “Hari ini kami baru sosialisasi, namun sudah bisa digunakan,” jelasnya.

 Pihaknya memang bertekat untuk berbenah demi memberi pelayanan terbaik pada seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan sesuai dengan tugas fungsi yang ada. “Kami tinggal tunggu momentum yang tepat untuk Launching, namun terpenting adalah sudah dapat digunakan,” tegas Mamik.

 Kini, Didin dan semua masyarakat Pacitan merasa lega dengan hadirnya Aplikasi RSUD dr. Darsono, selain sangat memudahkan pendaftar juga dirasa sangat gampang dioprasikan.

 (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Wadule Terus Berbenah Melayani Semua Aduan Sampai Tuntas

Bagaimana pun, Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Layanan Secara Elektronik (Wadule) adalah sarana masyarakat dan pemerintah untuk memajukan Kabupaten Pacitan, demikian adanya maka Bupati Pacitan Indartato enggan wadah ini hanya aplikasi formalitas yang tidak memberikan penyelesaian atau tindak lanjut dari unek-unek yang disampaikan.

 “Bupati dan pemerintah pusat tidak mau hanya Live Service (Terima kasih atas aduannya, secepatnya akan kami tindak lanjuti). Namun sampai tindak lanjut yang berujung pada penyelesaian,” ujar Rachmad Dwiyanto Kadiskominfo pada Rapat Evaluasi Pengaduan Masyarakat di ruang PPID Diskominfo Pacitan 09/07.

 Sesuai harapan Bupati dan Pemerintah Pusat melalui Kemenpan RB bahwa Wadule yang terintegrasi dengan Lapor dan SP4N harus dikelola dengan sebaik mungkin. Artinya sekonyong-konyong datang satu laporan maka melalui Bidang Informasi Diskominfo Pacitan akan meneruskan laporan ke PD terkait untuk di jawab dan ditindak, yakni turun langsung menyikapi laporan itu.

 “Semisal aduan di satu jalan, maka PD terkait harus melihat langsung jalan tersebut, mengidentifikasi kerusakan dan sebagainya, dan terpenting memberi kejelasan kapan pembangunan dapat terlaksana. Jadi ada kepastian,” jelas Rachmad.

 Rachmad pun sadar, mengelola ratusan laporan masyarakat tidak gampang, maka profesionalitas terus di jaga dengan selektif terhadap aduan yang masuk di Akun Wadule yang terindikasi kepentingan. Maka pihaknya dengan instansi terkait selektif melakukan cek dan recek berbagai laporan.

 Sementara Agus Ansori Mudzakir Kabid Informasi yang memegang langsung Wadule menegaskan, respons masing-masing instansi sudah lebih baik berkat pemahaman yang diberikan pada setiap evaluasi yang rutin digelar. “Semua petugas termasuk dari masing-masing instansi sudah semakin bagus responsnya dan akan terus kami tingkatkan supaya tujuan Bapak Kadis dan Bupati tercapai,” pungkas Mudzakir. (timDiskominfoPacitan).

Jemaah Calon Haji Pacitan Berangkat Dinihari

Para jamaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Pacitan diberangkatkan menuju asrama haji Surabaya dari pendapa kabupaten Sabtu (6/7/2019) dini hari. Mereka dilepas oleh Bupati Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama dengan jajaran Forkopimda. “Semoga selama perjalanan ke tanah suci dilindungi dan diridhoi Allah SWT,” kata Bupati.

Tahun ini jumlah JCH Kabupaten Pacitan sebanyak 197 orang. Terdiri dari 89 orang jamaah laki-laki dan sisanya perempuan. Jamaah tertua adalah Joyosemito (89) dari Kecamatan Sudimoro. Sebaliknya, predikat jamaah termuda disandang Zaki Nurdin (29) asal Kelurahan Baleharjo, Pacitan.

Mereka diberangkatkan menggunakan lima unit bus dan dijadwalkan memasuki asrama pukul 12.00 WIB siang. Setelah beristirahat, 24 jam kemudian bertolak ke tanah suci dari bandara Juanda dalam kelompok terbang 04 bersama jamaah dari Kota Madiun dan Surabaya.  

Seperti tahun sebelumnya pemerintah kabupaten kali ini juga memberikan bantuan berupa transportasi dari Pacitan menuju Surabaya. Demikian pula nanti saat kepulangan jamaah haji yang dijadwalkan akan tiba kembali di tanah air tanggal 19 Agustus pukul. 05.35 WIB pagi. “Semoga, sekembalinya dari tanah suci, menjadi haji yang mabrur dan contoh untuk masyarakat,” harap Indartato. (arif/danang/katwadi/humaspacitan)

Jadi BLUD Plus Yang Pertama di Jawa Timur

SMKN 2 Donorojo, Pacitan menjadi yang pertama penyandang predikat Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Plus di Jawa Timur (Jatim). Dengan titel tersebut, salah satu sekolah kejuruan diwilayah barat kota kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini berhak mengelola pendapatan dari proses usaha yang dihasilkan. “Hari ini di Jawa Timur ada 20 SMK BLUD. Tapi yang plus itu yang baru di Donorojo ini lho,” kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat penandatanganan piagam serah terima gedung SMKN 2 Donorojo dan penandatanganan nota kesepahaman antara Yayasan Pendidikan ASTRA Michael D Ruslim dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim di Desa Kalak, Donorojo, Minggu (7/7/2019). Kategori plus yang disematkan itu karena ada salah satu jurusan, yakni agribisnis pengolahan hasil pertanian (APHP), yang mengolah kelapa menjadi virgin coconut oil (VCO) serta produk turunan lainnya mendapatkan dukungan dari pihak swasta.

Mantan Menteri Sosial ini pun lantas berharap agar inisiasi di sekolah ini akan mendorong semangat masyarakat. Tidak hanya dilokasi sekolah saja, tetapi seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan. Karenanya ia berkeinginan agar proses pendampingan dari pihak yayasan tidak lantas berhenti begitu saja. Namun tetap berkelanjutan sampai pada jejaring pasar. Terlebih diera teknologi informasi seperti sekarang, celah pasar sangat terbuka lebar. Tidak hanya nasional saja, tetapi juga dunia. “Hari ini tidak susah untuk itu (mencari pasar produk). Asal kualifikasinya terpenuhi. Ada format-format digitalisasi ekonomi, finansial teknologi memungkinkan, dengan akses yang bisa dibantu oleh Astra, VCO untuk dijual. Apalagi kalau penjualan secara online itu sudah memungkinkan, maka pasar itu begitu terbuka. Tidak hanya regional, nasional, tetapi juga internasional,” harapnya.

Usai kegiatan tersebut, Gubernur dan Bupati Pacitan bersama Forkopimda kemudian memberikan bantuan air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan. Penyerahan dilakukan secara simbolis di Dusun Dokwaru, Desa Bomo, Punung. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Disperindag Gigih Restorasi Kejayaan Pasar Sawo

Tidak ada yang tahu persis kapan dan kenapa Pasar Sawo yang berada di Alun-Alun Timur tersebut menjadi sepi, namun dari gambaran kelompok Teatrikal Pasar Sawo yang diperagakan Putra Dan Putri Batik Pacitan menggambarkan konon Pasar Sawo adalah pusat kota Pacitan.

 “Intinya kami ingin tempat ini kembali menjadi sentra seperti dulu sebelum tahun 80an. Pasar Sawo pusat ekonomi kerakyatan, ”kata Supomo Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan pada Pembukaan Festival Pasar Sawo 2019 kemarin 06/07/19.

 Restorasi ikon yang di gagas Disperindag tersebut meraih banyak dukungan berbagai pihak, termasuk pengusaha dan seniman. Namun rencana cantik itu bukan tanpa kesulitan utamanya pergeseran kultur masyarakat saat ini dan  40 tahun lampau.

 “Maka semua akan kita sesuaikan dengan budaya sekarang, kita buat stand foto Selfi misal di lantai dua, Fashion Show Batik Pace oleh putra-putri terbaik kita, bahkan kita sediakan Live Musik (Sarwo Muni) binaan kita dan aneka kuliner khas Pacitan yang kita jajakan termasuk di Car Free Day,” tambah Supomo.

 Meramaikan Pasar Sawo memang menguntungkan semua elemen baik masyarakat hingga pemerintah. Tapi menurut Sekda Pacitan Suko Wiyono yang hadir dan membuka acara mewakili Bupati Pacitan Indartato mengatakan, mengembalikan Pasar Sawo sebagai etalasenya Pacitan kudu dibarengi dengan peningkatan kualitas produk. “Supaya kita bisa bersaing dengan produk kota lain. Karena ke depan wisatawan yang berkunjung ke Pacitan kita harapkan mampir kesini,” harap Suko.

 Lagi, menurut Sekda Pasar Sawo juga tumbuh menjadi pusat sosialisasi pengusaha Pacitan untuk berbagi pengalaman, wawasan bahkan jaringan, disamping muda-mudi harus disiapkan wadah yang sesuai dan beraneka ragam. “Kajian demi kajian sangat perlu untuk tujuan yang diharapkan,” tambahnya.

 Luki Indartato Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) kabupaten Pacitan merasa senang dengan obsesi itu. Di mana Luki teringat kenangan-kenangan Pasar Sawo dengan segala fungsinya. Ia berharap khususnya kuliner yang ada di Pasar Sawo benar-benar terangkat, selain untuk bernostalgia kembali seperti apa kejayaan pasar itu juga menambah kesempatan baru meningkatkan ekonomi masyarakat. “Maka setuju jika Festival Pasar Sawo dilaksanakan setiap tahun,” pungkas Luki. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Laut Barat Pacitan Jadi Pilihan Tebarliar Benur Senilai Rp. 17 Milyar

Puluhan pria yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Sidorukun I tampak semringah melihat kehadiran rombongan dari Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Surabaya I, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), Unit Pelaksana teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan dan Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pacitan. Lantaran rombongan itu membawa 113.212 ekor Benur atau Baby Lobster berjenis Mutiara (Panulirus Ornatus) yang akan ditebarliarkan di laut Watukarung Pacitan. “Gak main-main estimasi kami total senilai 17 Milyar Rupiah,” papar Muhli Kepala BKIPM Suarabaya Pagi ini 05/07/19.

Penebarliaran kali ke-4 tersebut merupakan  hasil penyelamatan Team Gabungan Subdit 4 Bareskrim dan BKIPM Jambi pada Selasa 02 Juli 2019 yang akan diselundupkan ke Negara Vietnam. Muhli menjelaskan bisnis illegal yang juga sangat merugikan para nelayan tersebut kian marak dilakukan. “kami tegas siapapun pelakunya, hasilnya mereka berakhir di jeruji besi,” tambahnya.

Sedikitnya sudah tiga hari benur berukuran 2,1 centimeter dan berat  0,416 itu disimpan di plastik dalam kondisi pingsan, meskipun dijaga dan dirawat baik namun 20 persen diantaranya diakui Muhli terpaksa harus dilepas diawal supaya tidak mati.

Pemilihan lokasi penebarliaran bener itu atas perintah langsung Menteri Kelautan Dan Perikanan Indonensia Susi Pudjiastuti, lantaran wilayah tersebut bebas dari pelak dan keramba. Tugas bersama yang dilakaukan UPT PPP Tamperan bersama Dinas Perikakan Pacitan adalah menjaga paska penebarliaran serta terus menjaga ekosistem laut Pacitan. “Berbagai sosialisasi akan terus kami lakukan,” terang Ninik Setyorini Kepala UPT PPP Tamperan.

Kalimat senada disampaikan Kasi Sumber Daya Ikan Dinas Perikanan Pacitan Ahmad Fauzi, pihaknya mewakili masyarakat Pacitan merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang mempercayakan Pacitan sebagai tempat penebarliaran. Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya kelestarian dan kekayaan laut Pacitan. “Untuk nelayan daerah sini (Desa Watukarung dan sekitar) memiliki kesadaran tinggi mengingat laut adalah mata pencaharian utamanya,” kata Ahmad. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pacitan Berangkatkan 85 Atlet Targetkan 20 Besar di Perprov 2019

“Makan nasi dibungkus daun talas, raih prestasi jaga sportivitas,” kata Bupati Pacitan Indartato berpantun di hadapan 85 atlet Pacitan yang bakal berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Perprov)Ke- VI Jawa Timur 2019 saat pembekalan di Pendapa pagi ini 03/07.

Kabupaten Pacitan rencananya fokus di 13 cabang olahraga (Cabor) yang di laksanakan di empat kota, yakni Gresik, Tuban, Lamongan dan Bojonegoro dari tanggal tanggal 06 sampai dengan 13 Juli mendatang. 

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pacitan Sugi Hariyanto mengaku masih banyak kekurangan sarana dan prasarana yang memaksa persiapan atlet  tidak maksimal. Sugi berharap pemangku kebijakan mengambil langkah demi prestasi Pacitan di setiap kesempatan. “Perprov sebelumnya kita berada di angka 26, kami menarget tahun ini naik di angka 20,” harap Sugi disambut riuh tepuk tangan.

Mengingat 3 indikator daerah atau Negara maju salah satunya adalah prestasi olahraga maka sesuai usulan untuk menambah bonus bagi peraih medali tetap menjadi prioritas Bupati Indartato. Hal itu sebagai bentuk rasa bangga pemerintah untuk kerja keras atlet. “Kebetulan Bapak ketua DPRD hadir, Usulan KONI tentang sarana dan prasarana supaya dipermudah,” Pungkas Bupati Indartato. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Peringatan Harganas; Maksimalkan Fungsi Keluarga Untuk Anak Bangsa

Keberadaan keluarga sangat penting untuk membangun suatu bangsa, maka sejak 29 Juni 1993 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres ) Nomor 39 Tahun 1993 Tentang Hari Keluarga Nasional (Harganas).

 “Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak bangsa dan kehidupan bernegara,” kata dr. Tri Hariadi Hendra Purwaka Kepala  Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPKB Dan PPPA) Kabupaten Pacitan pada peringatan Harganas 02/07.

 Bahkan keluarga harusnya mempunyai fungsi “delapan fungsi keluarga” mulai fungsi agama, cinta kasih, pendidikan, perlindungan, ekonomi, reproduksi, sosial budaya dan fungsi lingkungan. Diharapkan setiap keluarga mengetahui dan memahami dan mengimplementasikannya. “Semua itu satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Niscaya akan tumbuh generasi yang berkarakter dan pribadi terpuji di tengah era yang serba transparan ini,” lanjutnya.

 Melihat pentingnya fungsi utamanya untuk anak bangsa, diharapkan secara bertahap Hari Keluarga lebih membumi. Supaya lebih dirasakan nuansa cinta, kasih dan sayang antar anggota keluarga-keluarga di masyarakat. “Betapa indahnya jika pada 29 Juni semua orang berjabat tangan mengucapkan Selamat Hari Keluarga,” harap Hendra.

 Sementara berbagai capaian di raih Dinas PPKB Dan PPPA, utamanya adalah pendewasaan usia pernikahan di Pacitan dengan selalu menggandeng kelompok remaja seperti Generasi berencana (GenRe). “Bersyukur angka nikah dini tahun demi tahun mengalami penurunan yang signifikan, yang kemarin berada pada angka 23 persen menjadi 18 persen,” targetnya.

 Fokus lain dan prioritas adalah keluarga sadar keluarga berencana namun tidak ikut program KB berada diangka 9 persen, menurut Hendra hal itu berbahaya. Pasalnya jika hamil menjadi kehamilan yang tidak diinginkan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hepatitis A Sudah Terkendali

Keterangan foto: Penderita hepatitis A paska opname melakukan kontrol dokter di Puskesmas Sudimoro.

Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama pihak-pihak terkait berhasil mengendalikan laju wabah penyakit hepatitis A. Dimana total jumlah warga terpapar mencapai 975 orang. “Jumlah penderita kini semakin turun,” kata Bupati Indartato ketika kegiatan press release di ruang rapat, Senin (1/7/2019). Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) diketahui, jumlah penderita penyakit kuning yang masih menjalani rawat inap disejumlah fasilitas kesehatan milik pemerintah per tanggal 1 Juli hanya tinggal 30 orang. Mereka berada di Puskesmas Sudimoro, Ngadirojo, Wonokarto, Tegalombo, dan RSUD dr. Darsono.
Penurunan angka penderita terjadi setelah keluarnya SK No : 188.45/973/KPTS/408.12 tanggal 25 Juni 2019 tentang penetapan status Kejadian Luar Biasa Hepatitis A. Dengan ditetapkannya status itu tindakan penanggulangan akan lebih intensif dalam memutus mata rantai penularan penyakit, sampai semua penderita sembuh dan tidak ditemukan kasus baru. Kegiatan pengendalian sudah dilakukan oleh semua lini di jajaran Pemda Pacitan dibantu Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, TNI, POLRI, FETP Unair, para relawan dan dukungan semua sektor.

Pengendalian meliputi tatalaksana kasus yang lebih intensif, surveilans kesehatan yang lebih akurat, pengendalian faktor resiko, dan edukasi pencegahan pada masyarakat. Jika kemudian tidak ditemukan kasus hepatitis A baru status KLB kemungkinan dapat diakhiri paling cepat pertengahan bulan ini. (arif/nasrul/juremi tomas/humaspacitan/diskominfopacitan) *)

Fokus Putus Mata Rantai Penularan Hepatitis A

Pagebluk Hepatitis A yang melanda Pacitan beberapa minggu terakhir, memaksa semua elemen bertindak. Tanpa terkecuali Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, menggandeng Pemerintah Kabupaten Pacitan menggelar Doa Bersama di Alun-alun dan dilanjutkan Sosialisasi Cegah Hepatitis A dengan Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kemarin Minggu 30/06 di Alun-alun.

 Fitria Dewi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Provinsi mewakili Kepala  Dinas menegaskan langkah lokalisasi yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat, menahan laju penyebaran penyakit dan memutus rantai penularan. “PHBS utamanya harus terus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat,” kata Dewi kepada Diskominfo Pacitan. Pihaknya juga berharap masyarakat agar tidak panik dengan berbagai informasi yang beredar, terpenting menurut dewi Hepatitis A bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

 Ia juga membeberkan kegiatannya di alun-alun itu lantaran tempat tersebut bebas dari virus Hepatitis dan tempat masyarakat berkumpul, sehingga memudahkan dirinya mensosialisasikan PHBS. “Sekarang yang terkena penyakit sudah ditangani dan yang sehat harus tetap sehat,” tambah Dewi.

 Bupati Pacitan Indartato yang turut hadir dalam kegiatan itu merasa lega dengan perhatian Dinkes Jawa Timur yang terus mendukung pemda dalam menghadapi masalah tersebut untuk melokalisasi penyakit dan menangani pasien. “Terima kasih kepada Dinkes Jatim, semoga yang sakit segera diberi kesembuhan,” harap Bupati.   Sosialisasi juga disiarkan secara Live oleh Diskominfo Pacitan di akun resmi Youtube Pemkab Pacitan. “Kita mencoba memudahkan masyarakat dengan menyiarkan secara langsung, dan dapat diakses kapanmu dan di mana pun,” ucap Aan Mudzakir Kabid Informasi Diskominfo Pacitan. (tim/DiskominfoPacitan

Indartato Kembali Lantik 86 Pejabat Lingkup Pemkab.

Demi menyukseskan Visi dan Misi yang telah disepakati bersama, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan kembali menggelar Pelantikan Pejabat Lingkup Pemkab dan dirangkaikan Pelantikan Ketua TP PKK Kecamatan Donorojo. Sebanyak 86 pejabat dilantik oleh Bupati Pacitan Indartato, pagi ini Jumat 28/06/19 di Pendapa Kabupaten.

Pada sambutanya Bupati kembali mengingatkan bahwa pelantikan tidak selalu menyenangkan, namun dirinya berharap kepada pejabat yang dilantik supaya memahami hal tersebut serta tidak menyurutkan semangat untuk terus mengabdi kepada Bangsa dan Negara dan masyarakat Pacitan yang sejahtera.

“Bapak dan Ibu mari bekerja dengan tulus dan iklas, mengingat dimana ada keputusan disana pasti ada yang tidak senang dengan keputusan itu. Mari kita emban tugas dengan sebaik-baiknya, mengingat bekerja merupakan ibadah,” (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Berikut Lampiran Daftar Pelantikan Pejabat Lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan 28 Juni 2019 :

PLUT Rumahnya UKM

Sesuai namanya gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) harus menjadi rumah bagi kelompok usaha kecil menengah (UKM). Sebab, lembaga itu memang dibentuk khusus untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan pada koperasi dan UKM. “Sifatnya (bimbingan dan pendampingan) secara komprehensif dan terpadu. Komprehensif dalam arti seluruh aspek pemberdayaan dilakukan disini (PLUT). Pendampingan kelembagaan, aspek produksi, pemasaran, pembiayaan sampai kepada bagaimana bisa memberikan pendampingan dalam pengembangan di bidang IT,” kata Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik saat kegiatan ekspose PLUT 2019 dan gelar produk unggulan Kabupaten Pacitan di gedung PLUT Koperasi dan UKM di jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Baleharjo, Pacitan, Jum’at (28/6/2019).

Pendampingan secara kelembagaan misalnya. Tanpa perbaikan sistem secara administrasi pengorganisasian, apapun yang bisa diperoleh melalui pembinaan yang mendasar itu menjadi tidak berarti. Contohnya tentang pembuatan laporan keuangan satu unit UKM. Jika laporan itu tidak mengacu pada standar yang ditetapkan, maka tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pihak-pihak lain yang ingin memberikan bantuan jadi urung melakukannya.

Damanik berharap agar masing-masing PLUT tetap bersinergi. Saling berbagi dalam meningkatkan keunggulan pelayanan maupun inovasi pengembangan UKM. “Dari Pacitan ditularkan ke daerah lain. Demikian pula sebaliknya, dari daerah lain dibawa ke Pacitan,” harapnya.

Sampai saat ini telah berdiri 60 unit PLUT diseluruh Indonesia. Untuk tahun 2019 direncanakan penambahan 12 unit fasilitas serupa.

Bupati Pacitan Indartato pada kesempatan itu menyampaikan bahwa ekspose PLUT 2019 dan gelar produk unggulan Kabupaten Pacitan merupakan salah satu cara mengurangi angka kemiskinan. Dimana sampai sekarang masing diangka 14 persen. “Agar pendapatan masyarakat semakin meningkat. Salah satunya dengan gelar produk binaan dinas Koperasi dan UKM. Mudah-mudahan koperasi di Kabupaten Pacitan dapat berkembang dengan baik dan sekaligus kemiskinan akan semakin berkurang,” ucapnya.

Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Eni Setyowati agenda kegiatan tersebut tujuannya antara lain untuk mengembangkan jaringan pemasaran produk UMKM, melakukan diagnosa produk, dan juga temu bisnis UMKM. Waktu pelaksanaannya sendiri selama tiga hari. Mulai tanggal 28 – 30 Juni 2019. Rangkaian kegiatan meliputi pasar produk unggulan sejumlah 50 unit UMKM, sosialisasi program KUR mikro sosialisasi layanan pembiayaan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan, sosialisasi marketing online dan sharing bisnis serta lomba mewarnai gedung PLUT oleh anak 50 dari TK. Selain itu juga ada penandatanganan MOU sinergitas koperasi dan Bumdes, penandatanganan MOU penggunaan aplikasi inkubasi digital, dan penyerangan program-program strategis dari kementerian. (arif/nasrul/danang/juremi tomas/humaspacitan)

UGM Yogyakarta; Ketagihan KKN di Pacitan

Yulia Anggraini ogah menyia-nyiakan kesempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pacitan, dirinya beserta 50 temannya merasa kesempatan tersebut merupakan hal langka yang akan memperkaya wawasan dan pengalamannya. “Banyak yang akan kami perbuat, begitu juga dengan menyusuri semua pantai indah di Pacitan,” ujar Dia usai penerimaan KKN Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kemarin 28/06 di Pendapa Kecamatan Punung.

 Berbagai program kegiatan termasuk penerapan keilmuan yang telah dipelajari dianggap sangat cocok diasah di Kabupaten Pacitan, apalagi didukung keterbukaan pemerintah dan kehangatan masyarakat membuat UGM ketagihan menyekolahkan mahasiswanya di Pacitan. “Di sini tempat yang tepat untuk generasi dambakan bersama,” ucap Koordinator Wilayah Dosen Pembina Lapangan Pembelajaran Pemberdayaan masyarakat (PPM) Jawa Timur Ihram Widiyono.

 Ihram berharap seluruh komponen tidak segan melibatkan anak didiknya untuk terlibat aktif di berbagai kegiatan. Meski harus keluar dari tugas pokok yang telah ditentukan yakni pengembangan perencanaan yakni dan pengembangan ekonomi kreatif. “Termasuk terlibat penanganan Hepatitis A yang melanda masyarakat di beberapa kecamatan. Karena mahasiswa kami sudah mempersiapkan diri,” tambahnya.

 Sementara itu Asisten Bidang Perekonomian Dan Pembangunan Joni Maryono mewakili Bupati Pacitan Indartato senang jika para mahasiswa peserta KKN terlibat aktif, selalu menawarkan diri diberbagai kesempatan yang ada. Mengingat segala yang dilakukan akan menjadi kesan tersendiri bagi masyarakat yang tidak pernah terlupakan meskipun kecil dan sederhana.

 Mengingat Pacitan juga terus berbenah untuk menjadi kabupaten maju, Joni berharap agar mahasiswa untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. “Segala yang baik silakan saja kabarkan pada khalayak, tapi kami juga butuh banyak masukan. Dan, Jangan lewatkan untuk berwisata selagi di sini (Pacitan),” pungkas Joni. (budi/dzakir/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Disparpora Pacitan Tiga Hari Tingkatkan Profesionalitas Pemandu Wisata

Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan secara berkelanjutan meningkatkan kualitas pemandu wisata demi mendorong kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku wisata di Pacitan.

Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari dari 25-27/06 di Hotel Srikandi tersebut sebanyak 40 yang terdiri dari 20 peserta dari pelajar SMK Jurusan Pariwisata dan sisanya pemandu aktif yang telah bekerja di biro-biro di Pacitan memperoleh berbagai pengetahuan baik regulasi, teknis ke pemanduan serta gawatdarurat. “Kita gunakan data Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian, yang membatasi jumlah peserta” kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Cipta Suparyitna.

Para pemateri yang di datangkan pun tidak main-main, para pakar di dunia wisata seperti Asosiasi Pelaku Wisata Indonesia (ASWI) DPD Jatim, Asesor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Nasional, Pengurus DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jatim termasuk mendatangkan praktisi wisata dari Jogjakarta. “Nanti kita tutup dengan praktik langsung ke lapangan supaya maksimal,” ujar Kasi Industri Rahmad Adi Mandego.

Salah satu peserta, Natalia Eka Fatmawati mengaku sangat terbantu dengan kegiatan yang digelar Disparpora ini, mengingat pemandu wisata harus terus menambah pengetahuannya untuk menjadi pemandu profesional. “Kita lebih banyak teori, maka semakin baik pemandu melayani tamu yang menikmati destinasi kita Pacitan,” kata Eka. (budi/mia/riyanto/DiskominfoPacitan).

68 Tahun IBI Cabang Pacitan Berperan Siapkan Generasi Berkualitas

Bidan mempunyai peran penting dalam bidang kesehatan utamanya menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting dalam rangka mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas.

Pada Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-68 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Pacitan menggelar berbagai kegiatan mulai bakti sosial, pelayanan gratis hingga seminar untuk peningkatan kualitas yang di laksanakan pagi ini 27/16 di Pendapa Pacitan.

“Kami mohon maaf dari 517 anggota IBI sebagian besar tidak bisa hadir di acara ini karena harus turut terjun ke lapangan menjalankan tugas menanggulangi wabah penyakit Hepatitis A di tiga Kecamatan,” ujar Ketua Cabang IBI Pacitan Nur Hastuti.

Hastuti pada kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih kepada Pemda yang telah bersedia mengupayakan Gedung Sekretariat IBI Cabang Pacitan. hal tersebut secara tidak langsung dapat memberi semangat dalam menjawab berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar.

Bupati Pacitan Indartato sadar peran penting yang diemban bidan, maka ia berharap para bidan selalu ikhlas dalam menjalankan tugasnya yang mulia terutama untuk para Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang belum diangkat. Mengingat dirinya saat ini tidak bisa berbuat banyak karena proses tersebut diatur oleh pusat. “Pekerjaan dituntut lebih baik namun kesejahteraan tidak ada penambahan. Saya berharap bapak ketua DPRD untuk membantu memberikan perhatian,” harap Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pemerintah Pacitan Fokus Ringankan Biaya Pengobatan Pasien Hepatitis A

Usai  penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) Bupati Pacitan Indartato akan segera melakukan langkah-langkah untuk menyikapi Virus Hepatitis A yang menyerang 8 Puskesmas di 4 Kecamatan yang ditengarai terjadi sejak pertengahan bulan Ramadhan lalu.

 “Supaya tidak semakin menyebar di wilayah lain. Termasuk diantaranya kita melakukan droping air bersih ke daerah tersebut,” ujarnya disela menjenguk pasien di RSUD dr. Darsono Pacitan pagi ini 26/06.

 Bupati juga mengatakan bahwa sejak awal kasus tersebut menyebar pihaknya telah melaporkan pagebluk ini ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang langsung merespons kasus ini dengan terjun memantau langsung perkembangannya. “Seluruh petugas kesehatan diterjunkan sejak minggu kemarin. Gerak cepat mereka dapat menahan penyebaran,” papar Indartato.

 Selanjutnya pemerintah akan berupaya meringankan biaya pengobatan pasien yang dirawat di puskesmas ataupun di rumah sakit. “Semoga saja kita bisa membantu mereka, dengan bantuan provinsi,” tandas Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinas Kesehatan; Sosialisasi Memutus Rantai Hepatitis A

Kesehatan menjadi pokok perhatian jajaran pemerintahan Kabupaten Pacitan. Dikarenakan naiknya jumlah penderita Hepatitis A sejak pertengahan puasa lalu.  Hal itulah yang diungkapkan Eko Budiono Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, sehingga hari ini 25/06/19 pihaknya beserta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi, dan Puskesmas melakukan Sosialisasi Penanganan Hepatitis A di kecamatan Ngadirojo. “4 kecamatan di 8 Puskesmas sudah melaporkan adanya penderita. Sampai hari ini ada 581 pasien. Hepatitis A sebenarnya bisa sembuh 100%,” tandasnya.

 Eko melanjutkan, seluruh Puskesmas harus dapat menangani tata laksana pasien mulai pengobatan, karantina dan diet pasien. Kedua pemantauan melalui jalur puskesmas dan segera melapor kasus baru. Ketiga mencegah atau pengendalian faktor resiko dengan menjaga kebersihan. Daeng Marranuang Divisi Kesehatan Lingkungan Hidup Dinas Kesehatan Provinsi juga menekankan pada pola hidup sehat untuk mencegah atau memutus mata ratai penularan. ”Kasus sudah 2x lipat pencegahan harus dimaksimalkan, karena dari virus maka penularannya cepat,” tuturnya. 

 Dalam hal ini Heri Setijono selaku Camat Ngadirojo berharap seluruh masyarakat yang diundang dapat melakukan sosialisasi pada warga di sekitarnya. Sehingga penanganan dan pencegahan virus Hepatitis tersebut dapat diketahui secara masif. “Pemerintah Kecamatan, bersama UPT dan desa PKK telah melakukan penjelasan yang pada intinya adalah menjaga pola hidup sehat,” tuturnya.budi/anjar/riyanto/diskominfo Pacitan.

Di Ajang Lomba Desa; Penggung Tabur Kesan Wakili Jatim Melenggang Tingkat Nasional

Kopi Lanang khas Desa Penggung dikenal akan nikmatnya, dipadu hangat senyum masyarakat membuat ketua Tim Penilaian Lapang Perlombaan Desa Tingkat Provinsi Achmad Rabbiul Fuad dan rombongan sangat terkesan. “Semua makanan kami cicipi, nikmat luar biasa,” ujar Fuad di Lomba Desa Tingkat Provinsi hari ini 24/06/.

 Sesuai program Presiden Joko Widodo yang berkomitmen membangun Negara dari desa. Menurut Fuad Desa Penggung adalah desa terbaik, tidak hanya di Kabupaten Pacitan, namun juga terbaik dari 7724 desa di Jawa Timur. “Jadi, tidak sulit rasanya jika harapan Bapak Bupati supaya Desa Penggung mendapat nilai yang angkanya kecil (nomor satu). Karena kami hanya menilai empat desa saja se-Jawa Timur” ungkap Dia sambil diikuti tepuk tangan dari masyarakat yang semakin yakin Desa Penggung menjadi juara.

 Saat itu Fuad dan Tim beserta Tim Penilai 10 Program Pokok PKK dari Provinsi Jawa Timur yang dinahkodai Teresia Subagyo, meskipun yakin Desa Penggung yang terbaik, ditinjau dari paparan yang di laksanakan kemarin malam 23/06 di Halking Pendopo Kabupaten Pacitan, namun sesuai ketentuan pihaknya akan melihat langsung seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Desa Penggung. “Perlu di ingat kita jangan takut membangun desa, asal kita sesuai dengan regulasi, dana yang mengucur deras untuk desa bisa kita maksimalkan. Dan, hasilnya masyarakat akan semakin baik,” tambah Dia.

 Bupati Pacitan Indartato menyampaikan terima kasih kepada seluruh rombongan yang hadir, dirinya sadar melalui kegiatan semacam ini desa akan terdorong semakin maju, meskipun beberapa kali disampaikan Bupati bahwa lomba bukan tujuan, namun merupakan bagian dari sarana mencapai tujuan yang diharapkan. “Sekali lagi terima kasih bapak dan ibu telah bersedia membina kami, semoga mimpi masyarakat Penggung dapat mengikuti detik-detik proklamasi di Istana bersama Presiden menjadi kenyataan,” harap Indartato. (tim/DiskominfoPacitan).

Rusmiati; Semangat Desa Cemeng Menjadi Pertimbangan Utama

Pemerintah desa dan masyarakat menyambut Tim Penilaian Lapang Pelaksana Gotong Royong Terbaik dari Provinsi Jawa Timur dengan atraksi Adu Kelapa budaya asli Desa Cemeng Kecamatan Donorojo. Sontak Ketua Tim Penilaian Lapang Rosmiati terkagum-kagum dengan pertunjukan tersebut. “Apa lagi saya melihat semangat besar Satuan Linmas dan masyarakat yang menyambut kami. Jujur ini luar biasa,” ujarnya pagi tadi 20/16 di lapangan desa setempat.

 Sementara itu Bupati Pacitan Indartato dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh Pejabat, Camat hingga forkopimcam hadir dalam program ini, hal itu menunjukkan bahwa Desa Cemeng yang kini mewakili Kabupaten Pacitan di Lomba Gotong Royong layak untuk  mempersembahkan yang terbaik kepada tim penilai dan Desa Cemeng sendiri. “Kami tidak ingin nomor satu, kami hanya ingin menjadi yang terbaik,” ujar Indartato.

 Lebih jauh Bupati menegaskan bahwa lomba merupakan sarana untuk mencapai tujuan, umumnya yakni menjadi semakin baik dari segala aspek yang ada. Ia juga mengetahui seluruh yang terlibat telah berusaha memberikan yang terbaik pada Even ini demi Pacitan dan masyarakatnya supaya semakin sejahtera. “Tapi perlu kami sampaikan kepada rombongan bahwa hari ini merupakan cerminan dari hari-hari sebelumnya, inilah kami sebagai Pacitan yang terkenal akan gotong royongnya,” tambah Bupati.

 Dari bahan utama penilaian yang disiapkan mulai Destinasi Wisata, Sarana Olah Raga, Embung dan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) semakin menjadi pertimbangan utama jika dibumbui seni budaya yang ada, terlebih jika menjadi Desa Wisata. “Begitu juga dengan inovasi yang melibatkan seluruh organisasi desa. Mengingat Pacitan dan Cemeng adalah gerbang yang sangat strategis. Intinya yang kami garis bawahi Pacitan mempunyai nilai lebih yang menjadi pertimbangan kami,” tambah Rosmiati. (timDiskominfoPacitan).

Besuk; Desa Cemeng Wakili Pacitan Ikuti Lomba Gotong Royong

Bermula pada masa penjajahan, Pangeran Diponegoro saat itu gigih mempertahankan bumi pertiwi supaya tidak takluk di tangan kolonialisme Belanda. Saat itulah Desa Banaran yang berada di Kecamatan Donorojo lahir dengan diubah namanya menjadi Desa Cemeng.

 Dimasa kini Cemeng dengan berbagai peradabannya terpilih menjadi yang terbaik untuk mewakili Kabupaten Pacitan dalam lomba Gotong Royong Tingkat Provinsi. Dilaksanakan besuk 20/06 di lapangan desa, Cemeng bersatu untuk detail memperhatikan segala kesiapan.

 Tidak untuk menjadi yang terbaik, Desa Cemeng bersama seluruh masyarakatnya hanya ingin berbuat yang terbaik dan utamanya untuk mencapai tujuan yang didambakan seperti tujuan utama gotong royong atau kerja sama. (tim DiskominfoPacitan).

Viral; Beiji Park Destinasi Baru Yang Wajib Anda Kunjungi

Destinasi wisata yang beraneka ragam di Pacitan bisa menjadi pilihan terbaik untuk dikunjungi di penghujung libur panjang akhir pekan ini. Bisa saja memilih masuk ke Goa terindah se Asia tenggara, bermain segarnya air tawar di banyak sungai yang indah seperti Maron dan Cokel, lihat para Bule menaklukkan ombak dihiasi indahnya alam dan sunset di Pantai Watukarung atau pun menjajal yang lagi Viral yakni Pacitan Indah yang kini disulap menjadi Beiji Park.

 Berada di jalan Pacitan-Solo, Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku, menawarkan nuansa baru bagi wisatawan atau para pengendara yang kebetulan melewatinya. Terlebih lokasinya di pinggir jalan dengan dukungan alam yang sangat asri membuat Siska wisatawan dari Jawa Tengah dan puluhan kawan-kawannya nekat datang ke Beiji Park. “Ingin jalan-jalan yang asyik, Selfi kita nanti di medsos berlatar belakang Beiji Park dan Teluk Pacitan bisa viral,” kata Dia sambil terkekeh kemarin 12/06.

 Lain halnya dengan Pratama dan keluarganya yang kebetulan mudik dan melintas di lokasi tersebut penasaran dengan Beiji Park memutuskan mampir untuk beristirahat dan tentu menikmati berbagai View Landscape yang ditawarkan sekalian menjajal wahana yang disiapkan. “Kalau saya lebih nikmat minum kopi, hemmm. Tapi tetap saya nikmati alam Pacitan, biar mata jadi segar. Kalau anak-anak dan keponakan dari tadi outbound,” ungkap Pratama.

 Tujuan utamanya selain memanjakan para pengendara yang melintas dan wisatawan, Beiji Park lahir untuk melengkapi destinasi wisata di Kabupaten Pacitan. Dikembangkan Perum Perhutani dan Putra Samudra tersebut juga sebagai pendongkrak perekonomian masyarakat. “Resmi ganti nama menjadi Beiji Park 01 Juni kemarin,” Terang Nugroho Pengawas Beiji Park.   (aditpkl/Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dindik Pacitan Himbau Persiapkan Diri Jelang PPDB 2019

Pemerintah menghimbau kepada wali murid dan calon peserta didik yang hendak melanjutkan sekolah agar mempersiapkan diri untuk menentukan sekolah yang dipilih. Sesuai zonasi yang telah diterapkan menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019.

 Tertuang pada Peraturan Bupati Pacitan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Satuan Pendidikan Di Kabupaten Pacitan. Supaya pemerintah dapat segera mengetahui peta peserta didik dengan daya tampung sekolah.

 Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan Daryono (13/06) mengatakan sistem zonasi yang telah diterapkan tanpa perlu diragukan. Ditinjau peningkatan prestasi SMP dari angka 25 Se Jawa Timur naik ke posisi 23.

 Sedang siswa-siswi yang mengikuti USBN mulai Sekolah Dasar (SD) yang berjumlah 6.593 siswa dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah 5.663 siswa dinyatakan lulus 100 persen dengan prestasi merata ke wilayah-wilayah di luar Kecamatan Pacitan. “Sebab kurikulum yang digunakan sama, guru juga sama, mata pelajaran pun sama juga. Jadi saya berharap orang tua dan siswa untuk tidak merasa kuatir,” kata Dia.

 Pada Perbup dijabarkan 50 SMP dibawah naungan Dindik dibagi menjadi 12 zona atau satu wilayah kecamatan adalah satu zona, sedang untuk 417 Sekolah Dasar dibagi dalam zona desa dan kelurahan yang ada.

 Artinya sekolah dilarang menerima dari zona lain sebelum sekolah yang berada pada zona tersebut mendapat kuota penuh. “Untuk jalur prestasi tetap ada kuota kursi yakni sekitar 5 persen. Dan terpenting jangan merasa khawatir putra –putri bapak dan ibu tidak memperoleh kursi,” harap Daryono mengakhiri. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dukcapil Pacitan Pastikan Semua Pemohon Terlayani Dengan Baik

Agus Supriyatno warga Kecamatan Pringkuku yang mendapat nomor antrean 200 sabar menunggu giliran untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Dinas Pendudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan. Sejak Senin kemarin 10/06 terjadi lonjakan pemohon administrasi kependudukan hingga lebih dari 300 persen.

 Seluruh petugas terjun untuk melayani para pemohon yang umumnya memanfaatkan mudik Bulan Ramadan, libur Lebaran atau pun libur sekolah. “Bahkan kita harus di malam hari sampai jam 12 malam,” ungkap Kepala Dukcapil Supardiyanto kemarin 11/06.

 Pihaknya memperkirakan peningkatan pemohon baik Akta Kelahiran, KTP, Kartu Keluarga (KK), Pindah Data dan lainya dimungkinkan kembali normal sampai 10 hari setelah lebaran. “Kami sungguh berharap, kepada seluruh pemohon agar untuk sabar mengantre. Semua akan kami layani dengan baik,” harap Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kunjungan Wisata Lesu; Kabupaten Pacitan Masih Menduduki Peringkat Satu Jawa Timur

Pemerintah harus bekerja keras mengejar target kedatangan wisata pada tahun ini, meskipun belum memenuhi separo dari yang diharapkan yaitu 15 Miliar Rupiah, namun Leading Sector yakni Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Pacitan (Disparpora) optimis hingga penghujung tahun mampu mendekati angka yang diharapkan.

Pada lebaran ke tujuh ini kunjungan wisatawan memasuki angka 23 persen, angka itu belum final karena terhimpun dari lokasi-lokasi strategis seperti Pantai Klayar, Gua Gong dan Pantai Watukarung saja. Meskipun baru mencapai seperempat dari target yang di tentukan, namun Kabupaten Pacitan masih menjadi Top Up Se Provinsi Jawa Timur melampaui Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Probolinggo dengan Gunung Bromonya. “Sementara totalnya 167.516 kunjungan, pesaing kita justru dari Kabupeten Gunung Kidul,” ujar Budi Hartoko Kepala Bidang Pemasaran Disparpora pagi tadi 11/06.

 Berbagai persiapan dalam rangka cuti bersama diakui Toko dilaksanakan jauh-jauh hari dalam rangka Super Servis kepada setiap pengunjung, namun demikian Toko mengungkapkan bahwa sejak awal bulan  Januari hingga Juni ini mengalami penurunan tamu yang cukup signifikan. 

 Hal tersebut ternyata terjadi tidak hanya terjadi di Kabupaten Pacitan saja, hampir diseluruh destinasi wisata di kota lain turut merasakan kondisi tersebut. Dimungkinkan kondisi itu banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi politik jelang Pilpres kemarin.

 Dari data yang disampaikan kepada Diskominfo Pacitan daftar kunjungan hingga kini masih didominasi oleh Pantai Klayar dengan angka mencapai 49. 857 orang, disusul Pantai Watukarung yang mencapai 25. 279 orang. Sementara untuk beberapa destinasi lain belum melapor kepada Disparpora Pacitan lantaran libur masih berjalan utamanya untuk sekolah-sekolah. (budi/anjar/thuk/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pemkab Pacitan Gelar Halal Bi Halal Dan Pastikan Tidak Ada Yang Bolos Kerja

Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) tampak mengantre untuk dapat saling berjabat tangan dalam rangka Halal Bi Halal bersama seluruh jajaran pemerintah daerah dan forkopimda di Kabupeten Pacitan di hari pertama kerja pagi ini 10/06/19 di halaman Pendapa.

Wabup Yudi Sumbogo berharap kegiatan rutin usai lebaran itu dapat menumbuhkan semangat baru seluruh ASN dalam menjalankan tugasnya untuk menjadi pelayan yang baik untuk masyarakat. “Tampak semua hadir, menandakan mereka sangat disiplin,” ungkap Wabup.

Sementara itu sangsi tegas tetap akan diberlakukan kepada ASN yang yang bolos pada hari pertama kerja ini, hal itu sesuai edaran dari Kementerian Pemberdayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB). “Seluruh data kehadiran akan kami kirim nanti setelah finger print jam tiga,” ujar Sakundoko Plt. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pacitan usai Halal Bi Halal.

Sementara itu Sekretaris Daerah Pacitan Suko Wiyono dikesempatan yang sama juga berharap kehadiran ASN dapat mencapai 100 persen. Jika diketahui ada yang tidak masuk maka pihaknya akan mengecek terlebih dahulu. “Jika tanpa keterangan tetap kami akan panggil dan kami jatuhi sangsi,” tandasnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dishub Pacitan Pastikan Semua Siap Sambut Pemudik

Lebaran tinggal menghitung hari, secara keseluruhan semua kemungkinan telah diantisipasi. Demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik yang hendak menikmati Idul fitri bersama keluarga di Kabupaten Pacitan. “Pos keamanan dan pantauan kami dirikan, ada yang bersifat Mobile dan On Call. Termasuk kami kerja sama dengan Publik Safety Center (PSC) dari Dinas Kesehatan yang bertugas di Terminal Pacitan selama 24 jam,” terang Wasi Prayitno kepala Dinas Perhubungan Pacitan kemarin 29/05.

 Kondisi jalan juga mendapat perhatian Wasi, pihaknya mengatakan kondisi dua jalan di perbatasan Ponorogo-Pacitan baik yang proyek pelebaran di Wilayah Pacitan serta longsor yang masuk di Ponorogo kini telah usai dikerjakan di bawah Dinas Bina Marga Jawa Timur. “Kami bersama instansi terkait juga mempersiapkan alat berat di area rawan longsor, baik jalur Ponorogo-Pacitan, Arjosari-Purwantoro dan di Kecamatan Kebonagung Jalur Lintas Selatan (JLS),” tambahnya Rinci.

 Wasi juga menjelaskan dirinya tidak dapat bekerja sendiri dalam perhelatan tahunan ini, berbagai langkah koordinasi telah digelar dengan Provinsi, Bakorwil dan Kabupaten, termasuk wajib berkolaborasi dengan jajaran Polres. “Kami bekerja sama dengan semuanya, bahkan Pramuka,” Imbuh Wasi.

 Berbagai pengecekan dilaksanakan oleh pengelola Terminal Tipe A Pacitan untuk memastikan kondisi armada Bus dan awak benar-benar dalam kondisi baik dan aman bagi para pemudik. “Masalah penumpang terlantar juga tidak lepas dari perhatian kami, pertama kami buka kesadaran para awak dan kami juga bantu penumpang sampai tempat tujuan,” ungkap Kepala Terminal Pacitan Suyono. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Polres Pacitan Gelar Pengamanan Arus Mudik Tahun 2019

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan menghadiri Apel Gelar Pasukan Ketupat Semeru Tahun 2019 yang dilaksanakan Polres Pacitan dalam rangka pengamanan arus mudik dan balik di Kabupaten Pacitan pagi tadi 28/05/19 di Alun-alun. Kegiatan dirangkaikan dengan pemusnahan ratusan liter minuman keras (Miras) yang disita oleh Polres Pacitan dari penjualan tanpa izin termasuk arak Jowo (Arjo) yang sangat membahayakan.

Area wisata juga menjadi konsentrasi karena secara tidak langsung berpotensi mengancam keselamatan wisatawan, Bupati telah melakukan koordinasi dengan seluruh pihak termasuk Polres dan Kodim, untuk turut menjaga para wisatawan. Ia juga telah meminta kepada seluruh kepala desa dan camat supaya menghimbau warganya agar mengutamakan keselamatan saat berlibur.

Bupati juga menegaskan sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa mobil dinas tidak boleh digunakan untuk kegiatan mudik, oleh sebab itu Bupati mengucapkan terima kasih atas kesadaran para ASN. “Baik dalam kota maupun luar kota semuanya agar dihindari. Termasuk menolak parsel sesuai arahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” tambah Bupati.

Untuk tahun ini, Kapolres Pacitan AKBP Sugandi mengatakan akan menambah keamanan dengan menambah tiga pos pengamanan, yang ditempatkan di Kecamatan Arjosari, pos tersebut akan difungsikan untuk mengantisipasi pasar tumpah di Tegalombo. Pos kedua akan ditempatkan di Kecamatan Punung sebagai upaya untuk mengantisipasi pemudik dari arah barat juga wisatawan yang datang.

“Yang terakhir akan kami fokuskan di Alun-alun, mengingat Alun-alun menjadi konsentrasi masyarakat, pemudik dan para wisatawan. Hal tersebut tentu berpotensi seperti kemacetan, kecelakaan termasuk tindak kejahatan terutama di malam takbir. Kami akan menempatkan personil gabungan,” ujar Sugandi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Wabup Yudi Sumbogo Ingatkan Pengurus KNPI Pacitan, Tantangan Pemuda Kian Berat

Keberhasilan roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan kegiatan sosial kemasyarakatan tidak hanya bergantung pada pemerintah saja, tetapi juga keterlibatan aktif seluruh komponen termasuk Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Sebagaimana diketahui, bahwa KNPI yang berdiri sejak 1973, merupakan wadah perhimpunan bagi kaum muda Indonesia, dengan entitas organisasi yang terdiri dari beragam latar belakang, haluan keagamaan maupun sosial politik.

“Melihat basis persebaran dan keragaman, serta berlimpahnya sumber daya manusia yang ada dalam KNPI, maka saya berharap, agar DPD KNPI Kabupaten Pacitan, mampu menjadi tenda besar bagi entitas organisasi kaum muda di Kabupaten Pacitan, sehingga peran dan manfaat KNPI, benar-benar dirasakan oleh masyarakat Pacitan pada umumnya dan kaum muda Pacitan pada khususnya,” kata Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo pada seminar kebangsaan dan pelantikan dewan pengurus daerah KNPI Kabupaten Pacitan masa bakti 2019-2022 di Pendapa kemarin 27/05/19.

Di depan pengurus DPD KNPI Pacitan yang baru Wabup juga menyampaikan bahwa tantangan pemuda ke depan semakin berat, dimana tantangan eksternal pemuda adalah mengawal proses demokrasi menuju pada keadilan serta kemakmuran masyarakat. Tugas tersebut tidak mudah di tengah gelombang globalisasi yang mengintegrasikan dunia ke dalam satu komunitas besar atau global village.

“Terkait dengan hal ini, maka organisasi kepemudaan seperti KNPI, diharapkan dapat menjadi wadah penyedia kader-kader terbaik, sehingga mampu berkompetisi secara sehat dan mengambil manfaat dari gelombang globalisasi yang terjadi,” tambah Wabup.

PMI Pacitan Gelar Donor Darah Bulan di Ramadan

Donor Darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Pacitan mendapat respon positif dari masyarakat, sejak 19-25/05/19 ratuasan kantong darah terkumpul. Humas PMI Wahyu Budi Santoso mengatakan tiap hari tidak kurang 15 masyarakat mendonorkan darahnya. Menurutnya hal ini merupakan bentuk kerja sama yang baik mengingat setiap bulan ramadan stok darah di Pacitan selalu berkurang.

“Untuk saat ini yang masih kurang stok golongan Darah A, tentunya kami akan terus mencari dan sosialisasi kepada khalayak. Diharapkan untuk pemilik darah A dapat mendonor,” tutur Wahyu di Tribin Alun-alun. Pihaknya menjelaskan jika stok darah di PMI lengkap dan aman maka jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan akan cepat tertangani.

Salah satu pendonor dengan golongan Darah O, Tri Utami merasa lega dan senang dapat menyumbangkan satu kantong darah untuk PMI. “Semoga bermanfaat dan saya diberi kesehatan untuk terus dapat mendonorkan darah, ”tandasnya. Meski masih pemula karena baru 2 kali donor Tri bersama ketiga temannya berharap kegiatan positif ini dapat menjadi kebiasaan.

Setiap peserta memiliki pengalaman masing-masing seperti Rini Lestari yang mengaku sering ditolak Petugas karena Hemoglobin dalam darahnya kurang atau tensinya yang rendah. “Walaupun beberapa kali ditolak dalam 3 tahun terakhir namun saya terus mencoba, mengingat banyak orang yang membutuhkan bantuan darah” ungkapnya. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Rangkaian Akhir Safari Ramadan Pak In Berharap Semua Bersatu

Model silaturahmi berprogram safari ramadan yang digelar tiap bulan puasa memiliki fungsi penting menciptakan kemesraan antara pemangku kebijakan dan masyarakatnya. Karena kedekatan mutlak dibutuhkan sebagai prasyarat keberhasilan sebuah ke pemerintahan.

 Melalui empat Misi yang sering disampaikan termasuk yang keempat “meningkatkan kesalehan sosial dan harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat” semata  untuk mencapai tujuan tersebut. Didukung pembangunan perekonomian dengan mengangkat potensi yang dimiliki yang didukung peningkatan kualitas hidup masyarakat. “Jika tidak membangun tata kelola pemerintahan yang baik mustahil tercapai,” papar Bupati Pacitan Indartato pada rangkaian akhir safari Ramadan 1440 Hijriyah kemarin sore 21/05.

 Di hadapan ratusan masyarakat yang memenuhi Masjid Mujahidin Desa Tanjungsari, Pacitan Indartato kembali mengajak bersatu seluruh komponen yang ada, yakni pemerintah, ulama dan pengusaha untuk bersama membangun baik fisik dan non fisik kabupaten Pacitan ini. “Termasuk masyarakat juga bisa turut membangun, kami menyiapkan Wadule (Wadah Aspirasi dan Pengaduan), silakan beri masukan dan kritikan,” tambahnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Undang Awak Media, BPBD Pacitan Inginkan Penyerahan Bantuan Rekonstruksi Tidak Ada Informasi Yang Simpang siur

Mengingat penyerahan bantuan rekonstruksi pasca bencana yang terjadi 2017 lalu memiliki berbagai potensi yang dapat merugikan masyarakat bahkan pemerintah sebab informasi yang beredar simpang siur. maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mengundang seluruh awak media yang tergabung dalam Forum Pewarta Pacitan (FPPA) untuk bersinergi bersama. “Media memiliki peran strategis dalam memberikan informasi kepada masyarakat yang sama. Sehingga tidak terjadi kejanggalan,” ujar Didik Alih Wibowo Kepala Pelaksana PBPD hari ini 21/05.

Saat ini tim tenis baik tenaga teknis, administrasi dan pemberdayaan seluruhnya berada di wilayah untuk melaksanakan pemetaan dengan metode By Name By Address, selanjutnya akan dilakukan pengujian. Hasil yang diperoleh nantinya akan diumumkan di kegiatan uji publik usai hari raya Idul Fitri nanti. “Kita melibatkan semua unsur supaya penyerahan bantuan dapat benar-benar tepat sasaran,” kata Didik.

Sementara tercatat 1820 penerima, Didik menegaskan data tersebut bisa saja meningkat, tetap ataupun sebaliknya. Tergantung pada data riil dari tim tenis yang nantinya tetap akan disinkronkan dengan data yang dimiliki desa atau kecamatan. Sehingga koordinasi dengan perangkat desa, RT, Bhabinkamtibmas bahkan tetangga dilakukan agar tepat sasaran dan sesuai kriteria.

Untuk korban yang telah memperoleh program bantuan dari pihak lain, Didik pastikan nama tersebut otomatis akan dicoret dari program ini. Sedang untuk korban yang membangun namun dengan berhutang, maka pemerintah akan mengalokasikan bantuan untuk penyempurnaan sehingga rumah semakin layak huni. “Artinya dana tersebut tidak dapat digunakan untuk membayar hutang,” ucap Didik sambil terkekeh.

Pada tahapan uji publik nanti akan diberikan tenggang waktu, kondisi tersebut berfungsi untuk menginformasikan data yang ada kepada seluruh masyarakat untuk dikoreksi. Langkah itu sebagai cara agar tidak ada penerima yang tertinggal. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan),

Safari Ramadan Nakhoda Wabup Yudi Sambangi Desa Tremas

Mahalul qiyam dan Tari Sufi menyambut kedatangan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo beserta rombongan di Masjid Al-Mubarok, Dusun Kulak, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari. Kemarin 20/05 pada rangkaian Safari Ramadan 2019/1440 Hijiriyah.

 Agenda yang selalu dilaksanakan setiap tahun pada bulan suci ramadan tersebut selain mendekatkan diri antar pemangku kebijakan dengan masyarakat, juga sebagai implementasi Visi dan Misi pemerintah dalam mewujudkan kesalehan sosial dan harmonisasi.

 Sebagaimana puasa yang mempunyai keutamaan untuk meningkatkan ketakwaan, serta pembentukan kualitas hidup individu dan lingkungan sudah semestinya dapat dihayati dan dimaksimalkan. “Supaya kita mencapai derajat yang diharapkan,” kata Yudi dalam sambutannya. 

 Wabup juga mengharap kepada seluruh warga, utamanya masyarakat Desa Tremas untuk memaknai ramadan sebagai Spirit dalam perbuatan dan pekerjaan, melalui semboyan hari ini harus lebih baik dari kemarin. Serta turut menjaga dan merawat ketenteraman dan kerukunan. “Agar senantiasa kondusif, aman,  jauh dari hal yang tidak diinginkan,” harap Yudi.

 Pada kesempatan itu Yudi juga menyerahkan bantuan sosial untuk warga kurang mampu dan tempat ibadah. Diantaranya paket sembako dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, bantuan karpet sajadah dan Al-Quran untuk Masjid Al-Mubarok, serta bantuan uang tunai ke enam unit masjid dengan nilai bervariasi, antara Rp 10-50 juta. Selain Wabup, kegiatan serupa juga dilaksanakan Bupati Indartato dilokasi berbeda. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Momentum Untuk Kembali Menjaga Persatuan

“Sira Gajah Mada patih amangkubhumi tan ayun amukti palapa. Sira Gajah Mada; lamun huwis kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seran, tanjung pura, ring haru, ring Pahang, dompo, ring bali, sunda, Palembang, tumasik, samana isun amukti palapa”. Teks sumpah palapa di atas dinilai masih sangat relevan dengan kondisi saat ini,  yang juga bertepatan pada situasi pasca pesta demokrasi yang menyita perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

“Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam Pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita,” kata Bupati Pacitan Indartato membaca sambutan Menteri Komunikasi Dan Informatika RI pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-111 dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-XVI di halaman Pendapa 20/05.

Lebih dari satu abad Indonesia menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di Dunia yang mampu menjaga persatuan hingga kini.

“Tidak diragukan lagi bahwa kita pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia,” lanjut Bupati.

Momentum bulan Bhakti gotong royong masyarakat (BBGRM) saat ini kabupaten Pacitan dilaksanakan secara serentak di desa-desa seluruh wilayah mulai tanggal 1 sampai 31 Mei 2019 dengan tema “Dengan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, Kita Tingkatkan Peran Lembaga Kemasyarakatan Menuju Masyarakat Mandiri dan Sejahtera”. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Salimah Tingkatkan Kualitas Hidup Wanita dan Keluarga

Konsentrasi pada kualitas hidup wanita Indonesia, Salimah Pacitan sadar jika hal tersebut akan berdampak positif bagi keluarga dan masyarakat. Sebagai organisasi yang mewadahi Wanita Muslimah Salimah ingin menciptakan silaturahmi untuk menjaga ukhuwah dengan seluruh majelis taklim di Kabupaten Pacitan dengan Misi peduli wanita,anak  dan keluarga Indonesia.

 Dian Anggarimurni Ketua Salimah Pacitan mengatakan dalam perjalanannya Salimah terus bersinergi dg semua elemen masyarakat dan organisasi  lain dalam menangani medan dakwah yg begitu luas  dan masalah yg begitu komplek,  bagaimana salimah bisa terus memberikan kontribusi terhadap masyarakat terutama peningkatan kualitas wanita Indonesia. “Kualitas hidup yang meningkat baik fisik, rohani, kesejahteraan dan lainnya. Untuk hal itu Salimah tidak bisa sendirian, harus bersama dengan majelis taklim di Pacitan,” tambahnya dalam agenda Lomba Asmaul Husna di Kelurahan Ploso 19/05.

Sekretaris Salimah Pacitan, Ririn Hasbianti menyampaikan harapannya dengan kehadiran Salimah dapat memberikan energi positif, bersama-sama memahami ilmu agama baik itu pengkajian agama, pembacaan kalimah toyibah, asmaul husna dan lainnya. Pihaknya mengatakan hal-hal tersebut akan mengkokohkan hati seseorang dan akan memancarkan energi positif. “Dalam lomba ini ada 13 kelompok Majelis Taklim, sebanyak 130 peserta. Semoga Salimah dapat dikenal dan kehadirannya dapat diterima masyarakat,” tutur Ririn.

Manfaat luar biasa sangat dirasakan para peserta, Ninik Sugi Hariyati dari Majelis Taklim Umi Solikhah mengatakan Salimah adalah wadah yang tepat untuk wanita muslimah menempa diri dalam beragama dan bergaul. “Perlombaan hari ini sangat luar biasa positif, pencapaiannya adalah dapat menghafal Asmaul Husna dengan baik, sehingga sebagai ibu kita dapat membagi itu dengan keluarga,” tuturnya berterima kasih dan bahagia dapat menjadi bagian Salimah Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lokakarya; Bergandengan Menekan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Ke Nol Persen

Seperti dalam benak Dwinta Romadhona, salah satu peserta kegiatan Lokakarya Strategi Pencegahan Serta Penanganan Kematian Ibu Dan Bayi yang tengah hamil 8 bulan, mengaku masalah kematian ibu dan bayi menjadi momok menakutkan. Ia terus mencermati setiap sesi kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Karya Darma tersebut. “Selain menambah pengetahuan saya pribadi, juga menunjang keilmuan saya sebagai Bidan,” ungkap Dia.

 Meskipun secara berangsur-angsur menunjukkan tren positif terutama di tahun 2018, masalah angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pacitan mesti tetap memperoleh perhatian seluruh komponen. Yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan bersama Kolaborasi Masyarakat Dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (Kompak) pagi ini (17/05/19) sangat sesuai guna terus menekan angka yang ada. “kita harus temukan strategi penanganan masalah ini bersama Dinkes dan Bappeda,” ujar koordinator Kompak Pacitan Irwandi.

 Secara mendasar kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap masalah ini, mulai akses hingga kondisi layak huni di Pacitan yang sangat minim serta yang menjadi perhatian utama yakni kondisi sosial budaya. Meskipun setidaknya terdapat dua puskesmas di setiap kecamatan, namun hal tersebut tanpa adanya pemahaman tidak akan memberikan hasil.

 “Mereka belum mempunyai kesadaran untuk itu. Kondisi Sosio Budaya adalah masalah kita bersama, seorang dokter atau satu puskesmas tidak akan mampu menyelesaikan masalah ini,” tambah Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr. Eko Budiyono. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bazar Ramadan 2019 Dorong PLUT Menjadi Destinasi Wisata Baru Pacitan

Mengetahui kebutuhan masyarakat menjadi modal peningkatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)  supaya semakin berkembang dan maju. Menampilkan produk unggulan yang dimiliki dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat di bulan suci Ramadan menghasilkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Pacitan ramai pengunjung jelang buka puasa.

 Tiap harinya 50 UKM binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pacitan menjajakan berbagai produknya di program Bazar Ramadan 2019, ditambah 20 UKM lain yang berpusat di galeri PLUT. Kata Eny Setyorini Kepala di Instansi tersebut mengemukakan momentum bulan Ramadan harus menjadi wadah untuk mengenalkan produk unggulan milik pelaku UKM kepada masyarakat.

 “PLUT bersama dengan para pelaku UKM di Pacitan merupakan tempat diagnosa usaha atau inkubasi dalam menjalankan perannya, melalui berbagai program dan Even yang kami kemas pada berbagai kesempatan,” kata Eny hari ini 15/05/19.

 Berbagai olahan yang berbeda ketimbang tempat lain menjadi daya tarik pengunjung yang mencari menu berbuka ataupun untuk santap sahur, inovasi tersebut kata Eni dibarengi dengan kebersihan dan kerapian dari para peserta Bazar. “Dipastikan belanja di PLUT nyaman dan menyenangkan,” ungkap Dia.

 Dibalik berbagai program yang ada, kepada Tim Liputan Diskominfo Pacitan, Eni menggagas PLUT bertengger sebagai salah satu daftar destinasi wisata kabupaten Pacitan yang menjadi pilihan yang menawarkan berbagai produk unggulan asli. “Wisata PLUT merupakan communal branding, dan PLUT adalah Etalase bagi para UKM, yang menjadi prioritas wisatawan yang berkunjung ke Pacitan,” Tambah Eny. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Indartato Serahkan SK Kenaikan Pangkat Serta Ingatkan Tanggung Jawab Kepada Negara Dan Masyarakat

Naik pangkat mesti dibarengi peningkatan tanggung jawab dalam mengabdi kepada bangsa dan Negara. Termasuk menyukseskan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pacitan yang telah tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan.

 “Semakin besar tanggung jawab Bapak Ibu sekalian,” ucap Bupati Pacitan Indartato pada agenda Penerimaan Petikan Keputusan Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Pacitan Periode 1 April 2019 yang dilaksanakan hari ini di Pendapa 15/05/19.

 Di hadapan penerima petikan yang berjumlah 814 orang terbagi menjadi 2 sesi tersebut bupati juga mengingatkan supaya seluruh PNS memanfaatkan kesempatan untuk mendapat pangkat IVd dan seterusnya, demikian selain dapat meningkatkan kesejahteraan juga menambah masa pengabdian hingga 65 tahun. “Ibu Siti Aminah sebagai Pejabat Fungsional dapat IVd merupakan prestasi yang bisa kita ikuti,” tambah Bupati.

 Semangat mengabdi untuk Negara juga tulus ikhlas melayani masyarakat harus terus tertanam dalam diri masing-masing PNS, melalui 3 indikator yang sering disampaikan Bupati, diharapkan kabupaten Pacitan senantiasa adem, ayem dan tenteram. (adtpkl/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Buber dan Shalat Tarawih di Masjid Darul Falah Pacitan

Deretan kegiatan digelar Takmir Masjid Agung Darul Falah dalam menyambut Bulan Suci Ramadan 1940 Hijriyah kali ini. Mulai dari  salat tarawih yang dipimpin oleh Hafiz 30 hari berturut-turut, kegiatan ini kata Wasi Prayitno Ketua Takmir sudah berlangsung empat tahun. “Jamaah masjid agung semakin mantap menjalankan seluruh ibadah dibulan Ramadan, meskipun tarawih agak lama” ujarnya 07/05/19 kemarin.

Awak Masjid Darul Falah juga berupaya meningkatkan kebersamaan dan silaturahmi antar masyarakat dengan buka bersama setiap hari, tidak tanggung-tanggung disediakan 200 sampai 300 porsi dengan menu yang selalu berbeda.

Banyaknya porsi yang harus disiapkan memaksa Takmir membentuk panitia khusus, dan ternyata peserta buka puasa bukan cuma masyarakat sekitar, tidak sedikit para musafir memanfaatkan momen tersebut.

Inovasi lain yang baru dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, halaman yang luas dimanfaatkan sebagai stan aneka makanan berbuka. “Intinya kami makmurkan masjid. Karena jika masjid makmur, masyarakat akan makmur. Karena jika masjid dan masyarakat makmur Negeri kita yang besar ini juga ikut makmur,” imbuh Wasi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Disparpora Pacitan Tancap Gas Kejar Target di Libur Lebaran

Momentum libur panjang Hari Raya Idul Fitri 2019 harus banar-benar dimanfaatkan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan untuk memenuhi target kunjungan yakni 2,3 juta pengunjung atau sebesar 15 Milyar Rupiah.

Masuk pertengahan bulan Mei kunjungan baru tercatat pada angka 14 persen, sedang pada tahun-tahu  sebelumnya setidaknya Disparpora telah kantongi angka wisatawan minimal 40 persen. “Kami sangat fokus dan optimis liburan panjang lebaran ini dongkrak persentase,” ujar Kepala Bidang Pemasaran Budi Hartoko di kantornya 07/05/19.

Berbagai upaya sudah dilakoni Disparpora jauh-jauh hari sebelum puasa, langkah jemput bola itu termasuk promosi yang digelar di lima kota strategis, yakni mulai Malang, Surabaya, Solo, Jogja dan Semarang. Meskipun promosi melalui Media Sosial (Medsos) dan yang lain juga getol digarap Budi.

Sedang selama bulan puasa ini diakui seluruh obyek wisata umumnya minim pengunjung, kondisi demikian dimanfaatkan Disparpora untuk berbenah, baik pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para pelaku yang terlibat langsung hingga peremajaan infrastruktur. “Semua kita laksanakan untuk menyambut libur panjang lebaran nanti,” tambah Budi. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Pemda Pacitan Sambut Ramadan Dengan mengaji Bareng Setiap Senin

Ketua Pengadilan Agama  Pacitan Berikan Santapan Rohani pada ASN lingkup Sekretariat ASN pagi tadi 13/05/19.

Menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah, melalui Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemda Pacitan menggelar Pengajian Bersama.

Ngaji bareng ini dijadwalkan setiap Senin pagi tersebut bertujuan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pacitan dapat memaknai kehadiran bulan Ramadan, para pegawai dapat mengambil hikmah puasa dan ibadah lain.

Sehingga sehingga selain  menambah ketakwaan kepada Tuhan, juga semakin meningkatnya semangat menjadi pelayan masyarakat. (DiskominfoPacitan)

Keindahan Batu Mahkota Di Pantai Buyutan

Keunikan Pantai Buyutan diakui semua orang karena karang yang menjulang menyerupai mahkota, konon beredar kisah di antara masyarakat sekitar bahwa batu tersebut merupakan mahkota dari Dewa Narada salah satu tokoh pewayangan. “Ketika Narada terbang mahkotannya terjatuh, sehingga menjadi karang itu,” Ujar Markum warga sekitar kemarin (09/05/19).

Buyutan merupakan pantai pasir putih dengan batuan karang dan berombak besar karena menghadap langsung ke Samudra Hindia. Pantai Prawan ini beralamat di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo. Satu kompleks dengan Pantai Banyu Tibo dan Pantai Kijingan, sebelah barat adalah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Panorama yang alami menjadikan pantai ini sebagai pilihan saat menikmati akhir pekan atau pun libur panjang saat lebaran, dengan tiket masuk yang relatif terjangkau, pengunjung dapat sepuasnya menikmati keindahan Pantai Prawan ini lengkap dengan eksotisnya batu Narada serta sunset yang kuning keemasan. (aditya/pkl/bd/ryt/wr/DiskominfoPacitan).

Ramadan DISHUB Gandeng Dinas Kesehaten Terjunkan PSC

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pacitan berupaya menciptakan angkutan lebaran 2019 yang aman, tertib dan selamat. Salah satu kiatnya dengan membuka pelayanan kesehatan gratis bagi awak angkutan umum khususnya Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP).

Kepala Dishub Wasi Prayitno menyampaikan pos yang berada di Terminal Pacitan tersebut hingga 15 hari Ramadhan hanya buka 2 jam saja, yakni pukul 08:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB. Sisanya hingga 15 hari lebaran akan melayani Full 24 jam.

“Kita gandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan dengan menerjunkan PSC atau Public Sefety Center supaya para awak angkutan benar-benar dalam kondisi prima, juga kita dapat mengetahui sejak dini jika ada awak yang sakit,” ujar Wasi dikantornya kemarin 09/05/19.

Pihaknya mengaku ide tersebut merupakan hasil koordinasi antara Dishub dengan Dinkes demi mencitakan mudik 2019 dan wisata yang aman di Pacitan. “Puluhan ribu pemudik baik warga Pacitan dan wisatawan bisa menikmati perjalanan dan liburannya dengan aman, selamat dan nyaman, dengan syarat mereka harus tertib dan sehat,” kata Dia

Sementara itu berbagai langkah lain juga dilaksanakan Dishub Pacitan, seperti koordinasi dengan dinas terkait di tingkat Bakorwil, ditindaklanjuti ke tingkat Provinsi. Selanjutnya rapat kembali di tingkat kabupaten.

“kita juga menerapkan arahan dari Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Provinsi tentang angkutan lebaran dan angkutan liburan sekolah. Khusus liburan sekolah kami ditekankan untuk berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan agar ditindaklanjuti ke masing-masing sekolah, agar sekolah tidak mengejar harga, namun mengutamakan faktor keselamatan,” tambahnya. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Nuansa Baru Sunrise Gunung Tompe

Masyarakat sekitar menyebutnya “Gunung Tompe” atau kerap dikenal “Bukit Bara-Bare” perbukitan indah melihat terbitnya sang surya dari balik cakrawala yang kuning keemasan dari Desa Tamanasri, Pringkuku sekitar 40 kilometer arah barat dari pusat Kota Pacitan.

 Siapa pun akan takjub dengan pemandangan tersebut, tak terkecuali Luki Hermansyah, yang mengaku jauh-jauh dari Kecamatan Tegalombo untuk mengabadikan Sunrise Tompe. “Kita hobi foto, buat kita pamerkan di IG (Instagram),” ujarnya.

 Agar sampai di lokasi ada sedikit tantangan, pasalnya selain harus naik turun bukit, sepanjang 10 kilometer aspal mengalami rusak ringan. Sementara agar mendapatkan momen Sunrise terbaik pengunjung harus berangkat sekitar jam 3 pagi.

 Tapi semua kesulitan itu akan segera terbayar usai sampai di lokasi dan menyaksikan langsung semburat matahari pagi, di bawahnya tampak Kecamatan Arjosari dikepung bukit yang indah lengkap dengan kabut yang menyelimutinya. (aditya/pkl/bd/ryt/wr/DiskominfoPacitan).

Apakah Musim Kemarau Sudah Tiba? Ini Kata BPBD Pacitan

Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo menegaskan bulan Mei Kabupaten Pacitan telah memasuki musim kemarau. “Berdasar pantauan kami secara berkala,” kata Dia dikantornya (07/05/12).

Namun ia mengaku meskipun kemarau datang, tapi beberapa kecamatan terpantau turun hujan atau biasa disebut hujan kiriman yang disebabkan pergerakan awan dan kelembaban udara, yang dimungkinkan berlangsung hingga Juni mendatang.

Beberapa titik kawasan Karst yang paling berpotensi kekeringan seperti bagian barat Pacitan yakni, Pringkuku, Punung dan Donorojo untuk meningkatkan kewaspadaannya. “Mengingat kemarau dipastikan berlangsung hingga September, cukup panjang,” himbau Didik.

Mengantisipasi krisis air bersih yang biasa terjadi maka pihaknya telah melakukan berbagai langkah, diantaranya melakukan identifikasi informasi perubahan manajemen pengelolaan air dari dinas terkait di wilayah tersebut.

BPBD juga melakukan kesigapan dengan menentukan titik sasaran serta menyiapkan seluruh armada dan petugas. “30 tenaga kita sudah Ready dengan 5 kendaraan, kira-kira kita bisa melaksanakan 300 sampai dengan 400 kali droping air bersih,” papar Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Serahkan Dana Baznas, Untuk Kecamatan Pacitan

“Berbagi adalah wujud saling membantu agar seluruh lapisan masyarakat dapat menyambut Ramadhan dengan suka cita serta persiapan yang lebih baik, ”itulah ungkapan mendalam yang disampaikan Bupati Indartato dalam agenda penyaluran dana (Badan Amil Zakat Nasional) Baznas Pacitan di Pendopo Kabupaten 04/05/19.

Pihaknya menyambut baik agenda Baznas yang dapat menyalurkan zakat serta sodakoh pada anak Yatim, Guru ngaji TPA/TPQ serta pedagang keliling. Harapan agar pembagian tersebut bermanfaat juga menjadi prioritas utama orang nomor satu di Pacitan ini.

Suharminto, pengurus harian Baznas menjelaskan secara rinci bahwa hari ini ada 1000 alokasi pembagian untuk anak yatim piatu, Guru Ngaji TPA/TPQ serta pedagang. “Ada 25 pedagang dan di kloter ketiga ini masing-masing mendapatkan 2 juta,” jelasnya. Total dana yang dibagikan senilai 110 juta dengan wilayah pembagian Kecamatan Pacitan atau sekitar kota. Ada lebih dari 4000 alokasi pembagian untuk 11 kecamatan yang lain akan dilaksanakan menjelang hari raya Idul Fitri atau sesudah hari raya

“Dana yang terkumpul akan kita bagikan untuk yang wajib mendapatkan jadi untuk para ASN dan seluruh pejabat khususnya yang belum menyalurkan zakat dan sodakohnya monggo silakan melalui Baznas, akan kami salurkan untuk masyarakat,” himbau Suharminto.

Pembagian tersebut tentu ada tujuannya yakni untuk anak yatim piatu yang saat ini akan sekolah ke janjang yang lebih tinggi dapat sedikit meringankan beban. Untuk guru ngaji menambah kesejahteraan agar semakin semangat menebar kebaikan pada anak didik. Dan pedagang sayur keliling dapat meningkatkan perekonomian. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Awali Puasa Dengan Sharing Komunikasi Kebencanaan

Sinergitas dan peningkatan kinerja khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam bidangnya yakni menghadapi potensi bencana  harus semakin baik, dengan upaya pelatihan-pelatihan, termasuk Sharing dan Komunikasi bersama pakarnya Dr. Aqua Dwipayana hari ini 06/05 di Pendopo Pacitan.

 Di momen spesial hari pertama puasa ini, Pemda sebagai penyelenggara tidak hanya melibatkan BPBD, namun seluruh relawan Kebencanaan yang ada di Kabupaten Pacitan diundang. “kita ingin semakin baik dalam melayani masyarakat, menghindari kesalahan dan kekurangan, dan bagaimana kita semua iklas dan tulus menjadi pelayan,” Kata Bupati Pacitan Indartato.

 Usai kegiatan, Aqua mengaku takjub dengan para peserta, Ia melihat masyarakat Pacitan sangat peduli dengan kampung halamannya. Melihat itu ia mengharap agar organisasi kebencanaan tersebut untuk diarahkan sehingga dapat maksimal.

Mengingat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat berharap seluruh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia untuk tidak hanya tanggap terhadap bencana. Namun diharapkan semakin fokus kepada antisipasi. “Misalnya, kita tanam pohon, atau kita tata daerah yang berpotensi bencana. nantinya dengan berbagai kebersamaan akan terjadi kekompakan,” papar Aqua. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dendrit Motif Tren Terkini Dunia Gemstone

Batu akik jenis Dendrit Motif menjadi primadona baru di Jagad Gemstone. Termasuk di Pacitan, penggemar dan kolektor memburu jenis itu untuk disandingkan dengan Red Baron atau pun Kalsedon yang sudah diakui cantiknya.

Semua tahu,  pasar tengah lesu beberapa tahun terakhir, namun demikian kata Basuki salah satu penjual dan pengrajin batu akik yang masih bertahan hingga kini mengungkapkan Dendrit Motif memiliki keindahan dan keunikan yang tidak akan usai untuk diperbincangkan sehingga menjadi perburuan.

“Di dalam batu tersimpan karya seni alami yang harus digali dengan ketrampilan didukung imajinasi  tinggi, itu yang menyebabkan harga kita jual mahal,” ungkap Basuki di rumahnya Desa Wareng, Punung 05/05/19.

Kolektor kerap lalu lalang mencari Dendrit Motif terbaik dari Kabupaten Pacitan, mereka menjadi penyemangat baru untuk tetap berkarya di dunia Gemstone di tengah lesunya peminat umum maupun pengrajin. (aditya/pkl/bd/ri/DiskominfoPacitan).

Megengan Sambut Ramadhan Bersama Warga Nawangan

Menyambut bulan Suci Ramadhan yang jatuh minggu depan, Pemerintah Kabupaten Pacitan menggelar Megengan bersama warga masyarakat di Wilayah Nawangan kemarin 02/05/19.

kegiatan rutin yang telah terselenggara sejak tahun 2011 bekerja sama dengan DPRD Pacitan tersebut selain sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, juga sebagai upaya pemangku kebijakan untuk menyambung silaturahmi dengan seluruh warga dan para Ulama.

Bupati Pacitan Indartato pada kesempatan itu mengajak warga masyarakat untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin baik mental dan fisik sehingga kegiatan beribadah selama Ramadhan dapat maksimal.

Problem masyarakat Nawangan dan Bandar perihal listrik yang sering padam, Bupati memastikan pihaknya akan secepatnya akan menemui pihak PLN Wilayah Balong, Kabupaten Ponorogo. “Secepatnya kami akan ke sana, supaya tidak mati lampu lagi,” kata Indartato.

Bupati juga mengajak warga untuk meluangkan waktu berkunjung ke Rumah Dinas Bupati, mengingat Pendopo adalah milik rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Itu semata untuk mendekatkan seluruh masyarakat dengan pemerintah. “Minimal hari raya silakan datang, supaya kita semakin dekat,” harap Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Mantan Gubernur Jatim Lantik Pengurus PMI Pacitan

Para anggota dewan kehormatan dan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pacitan masa bakti 2019-2024 dikukuhkan oleh Ketua PMI Jawa Timur, Imam Utomo di pendapa kabupaten, Kamis (2/5/2019). Sekretaris Daerah, Suko Wiyono dipercaya kembali memimpin organisasi kemanusiaan itu lima tahun kedepan.

Pada sambutannya Imam Utomo menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama lintas sektoral bagi PMI. Salah satunya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Caranya dengan giat melaksanakan sosialisasi terkait pencegahan dan pengurangan resiko bencana alam, khususnya di Kabupaten Pacitan.

Tidak itu saja. Mantan Gubernur Jatim tahun 1998-2003 menegaskan peran PMI sebagai organisasi berbasis kemanusiaan. Sehingga ketika bencana alam datang melanda, dalam waktu 1×24 jam mereka harus dapat mendirikan posko dilokasi terdampak. “Karena pasti ada warga yang membutuhkan pertolongan. PMI juga punya relawan untuk diperbantukan kepada masyarakat,” katanya.

Bupati Indartato yang hadir pada pelantikan itu mengaktualkan kembali peran PMI. Khususnya saat Pacitan dilanda bencana alam hebat dipenghujung 2017 lalu. Bersama pemkab, mereka bahu membahu berupaya meringankan beban penderitaan masyarakat yang terdampak bencana alam tersebut.

Sementara, Ketua PMI Pacitan terpilih Suko Wiyono mengingatkan kepada para anggotanya, bahwa tugas organisasi dalam membantu pemerintah tidak menjadi lebih mudah ditahun-tahun mendatang. Ada banyak hal harus dilakukan sebagai bagian tugas utama. Diantaranya penanggulangan bencana alam, pencarian dan pertolongan, pemberian bantuan, pembinaan relawan, dan lain sebagainya. “Kita perlu dukungan lintas sektoral. Seperti BPBD, Dinas Sosial, maupun Dinas Kesehatan. Juga dukungan dari PMI dikecamatan-kecamatan. Agar program kerja dapat berjalan maksimal,” tandasnya. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Tujuan Pendidikan Membentuk Warga Negara Yang Demokratis

Sesuai pasal 13 UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional salah satu tujuan pendidikan nasional adalah membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada peringatan Hari Pendidikan Nasional di halaman pendapa, Kamis (2/5/2019). “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,” katanya.

Pembentukan sikap demokratis tidak lepas dari berlangsungnya hajatan nasional lima tahunan, yakni pemilihan umum. Kini prosesnya masih berlanjut menuju penentuan akhir tanggal 22 mei 2019. Dilihat dari sudut pandang pendidikan, didalamnya harus terjadi proses pembelajaran bagi setiap warga negara.

Dalam rangka menerjemahkan kebijakan tersebut di sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberi perhatian khusus untuk pendidikan di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal. “Bahkan, Kemendikbud memberi perhatian khusus pada pendidikan anak-anak Indonesia yang berada di luar batas negara, seperti anak-anak keturunan Indonesia yang berada di Sabah dan Serawak, negara bagian Malaysia,” tutur dia.

Setelah upacara, Bupati Pacitan menyempatkan diri berkunjung ke SDN Sumberharjo dan SLB YKK Pacitan. (Humas/DiskominfoPacitan).

Gua Tabuhan Ternyata Tempat Pertapa Pangeran Diponegoro

Selain terkenal dengan wisata pantai, alam dan sungai, Kabupaten Pacitan juga terkenal akan berbagai jenis Goa yang akhirnya menjadi ikon “Kota 1001 Goa”, termasuk Goa Tabuhan. Destinasi ini berupa Goa horizontal yang memiliki keunikan pada batu yang dapat berbunyi seperti gamelan saat dipukul dengan tabuh. Goa tersebut berada di Desa Wareng, Kecamatan Punung 30 kilometer dari pusat kota.

Konon Goa ini tempat pertapa Pangeran Diponegoro atau bernama kecil Sentot Alibasya Prawiradirejo sehingga dulu masyarakat sekitar menyebutnya Gua Tapan. Dan ternyata Gua Tabuhan sudah menjadi rujukan wisata sejak tahun 1928. “kemunculan Gua Tabuhan secara langsung meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkap Purwo Widodo Kades setempat dirumahnya kemarin 01/05/19.

Banyak cara dilakukan pemerintah dan warga setempat untuk mendongkrak wisatawan supaya berkunjung, salah satunya adalah dibukannya Museum Geopark Song Terus yang tidak jauh dari goa. Termasuk membangun akses menuju lokasi sehingga perjalanan terasa nyaman.

Wisatawan yang datang tidak hanya wisatawan lokal saja, pada waktu tertentu banyak dijumpai wisatawan mancanegara yang ingin melihat langsung keindahan goa dan mendengarkan langsung tabuhan-tabuhan yang menjadi gending yang merdu didengar. “Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada siapapun yang berwisata kesini,” tambah Purwo. (aditya/pkl/DiskominfoPacitan)

Bangun Destinasi Wisata Baru Di Cagak Telu Sudimoro

Ujung timur menjadi bidikan pemerintah di tengah geliat wisata Kabupaten Pacitan yang kian mendunia. Melalui berbagai kerja sama termasuk dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Sudimoro bertekat membangun kawasan wisata non pantai di Cagak Telu Desa Sukerejo, Kecamatan Sudimoro.

“Nantinya semacam rest area di bagian depan, lebih ke selatan ada miniatur PLTU, Eco Wisata serta bagian belakang akan ditanam seribu pohon buah khususnya buah naga,” papar Imam Khoirudin Kades setempat di hadapan Bupati Pacitan Indartato pada perayaan Hari Bumi yang dilaksanakan pagi ini 29/04/19 dengan kegiatan menanam dua ribu pohon secara serentak dan peletakan batu pertama bangunan di lokasi itu.

Indartato senang dengan rencana dan acara itu, Ia merasa tidak berlebihan jika merayakan hari bumi dengan kegiatan penanaman pohon, pasalnya semua berasal dari bumi, sudah sewajarnya manusia merawat bumi dengan sebaik mungkin.

Melalui dengan berbagai kerja sama Dia yakin rencana pembangunan destinasi baru di Cagak Telu dapat terlaksana sesuai harapan, serta menjadi rujukan wisatawan di wilayah timur dan menjadi tempat pemberhentian menarik para pengendara yang lewat JLS Pacitan. “Lima tahun mendatang Cagak Telu bisa menjadi kebanggaan warga Pacitan,” harap Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinkes Gelar Workshop Peningkatan Mutu

Kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan guna mencapai tujuan utama yakni melayani seluruh pasien sesuai dengan ketentuan yang ada. komitmen tersebut di laksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dengan menggelar Workshop Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien 25 dan 26/04/19 kemarin di Parai Teleng Ria.

Tekat itu melibatkan setidaknya empat petugas dari seluruh puskesmas yang ada di Pacitan, yang nantinya menjadi Tim Mutu yang mendalami keterampilan utama, seperti Langkah Keselamatan Pasien, Manajemen Risiko, Pengamatan Keselamatan dan lain-lain. Diharapkan mampu Mengenali Masalah, Memprioritaskan Masalah, Memahami Indikator Mutu, Menyusun SOP hingga Menentukan Area Prioritas Masalah. (Istimewa)

Silaturahmi Dan Doa Bersama Usai Gelar Pemilu Damai

Lega, itulah yang dirasakan seluruh masyarakat usai menggelar pemilihan umum  (pemilu) serentak di seluruh Indonesia 17/04 beberapa pekan lalu, termasuk di Pacitan pesta demokrasi berhasil dilaksanakan dengan sempurna tanpa terjadi gesekan yang menimbulkan konflik yang berujung pada perpecahan.

Bukan tanpa kerja keras dan pengorbanan, di hadapan undangan pada kegiatan Silaturahmi Dan Doa Bersama Pasca Pemilu kemarin 26/04/19 di Halaman Wingking (Halking) Damhudi sebagai orang Nomor Satu di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Pacitan memaparkan setidaknya 40 orang harus dilarikan ke rumah sakit akibat kelelahan saat proses coblosan berlangsung. “Mau bagaimana lagi, pusat meminta pemilihan clear dengan target waktu yang singkat,” ujar Dia.

Bentuk nikmat luar biasa yang wajib disyukuri bersama, mengingat di daerah lain gesekan demi gesekan terjadi yang berujung pertikaian, sedangkan di Pacitan kondisi tersebut nihil adanya. itu mesti diapresiasi dengan menggelar kegiatan positif. “Termasuk kesempatan bersama mendoakan Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) yang terbaring sakit,” kata kapolres Pacitan AKBP Sughandi di kesempatan yang sama.

Mengingat keberhasilan tersebut merupakan kesuksesan bersama, Bupati Pacitan Indartato berharap petugas yang drop bebas dari biaya berobat. Lantaran Dia amat menyadari bahwa seluruh petugas merupakan garda terdepan keberhasilan itu.

Di kesempatan itu Indartato juga menceritakan kebanggaan yang wajib diketahui bersama, karena Kabupaten Pacitan memperoleh ucapan terima kasih dari Presiden Joko Widodo secara langsung karena ciptakan pemilu yang adem, ayem dan tenteram.

Meskipun target angka partisipasi dari pemerintah pusat sebesar 77 persen sukar di raih, namun capaian angka 75 sampai 76 persen merupakan keberhasilan yang wajib disyukuri bersama. “Semoga pemilu yang baru saja digelar dapat menjadi cikal bakal kemajuan bangsa kita Indonesia dan Pacitan,” harap Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Sungai Watu Senthe potensi Wisata Baru Dari Petungsinarang

Satu lagi khasanah pariwisata yang dipunyai Pacitan, berupa sungai lengkap dengan air terjun yang eksotis dengan bebatuan vertikal yang mengelilinginya. Kondisi perawan membuat liburan dengan nuansa baru bersama sahabat dan orang dekat semakin penuh kisah.

Sungai Watu Senthe berlokasi di Dusun Krajan, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar itu diawal musim kemarau yang membuat airnya jernih dan dingin ini viral di jagad maya, menjadi penanda kesempatan baru menjadi rujukan desa wisata. “Kemarau datang biasa warga sekitar terutama muda-mudi dan anak-anak biasa menikmati hari disini. Kami tidak menyangka kini menjadi trending di medsos,” ungkap Winarto Perangkat Desa setempat yang berkesempatan mengantar Tim Informasi Diskominfo Pacitan 26/04/19.

Kepala Bidang Informasi Diskominfo Pacitan Agus Ansori Mudzakir, berharap kerjasama kepada seluruh masyarakat untuk mengabarkan segala potensi yang ada supaya disebarluaskan melalui berbagai akun yang dimiliki seperti Youtube, Facebook dan Instagram bernama Pemkab Pacitan, serta Website Pacitankab.go.id Kominfopacitankab.go.id (timDiskominfoPacitan).

Senam Bersama di Rangkaian Kartini Day

Kartini Pacitan pagi ini 26/04/19 melaksanakan senam bersama di Alun-alun kota, acara ini masih dalam rangkaian hari Kartini Ke-140 yang jatuh kemarin 21/04. Diharap selain mendapatkan kesehatan dan kebugaran para perempuan menginspirasi sosok Kartini untuk kemajuan keluaraga dan Kabupaten Pacitan.(timDiskominfoPacitan).

Tingkatkan SDM Indonesia melalui Penyelenggaraan Otonomi Daerah yang Kreatif Dan Inovatif

Penyelenggaraan otonomi daerah tidak dapat menganggap bahwa masyarakat itu hannyalah semata sebagai “Konsumen” pelayan publik, tapi dituntut adanya kemampuan untuk memperlakukan konsumen sebagai “Citizen” termasuk meningkatkan sumber daya manusianya.

Perjalanan otonomi daerah yang telah berusia 23 tahun dinilai membawa banyak capaian kemajuan. Daerah, melalui masyarakat didorong dan diberi kesempatan yang luas mengembangkan kreativitas dan inovasinya.

Yang bermuara pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui berbagai peningkatan pelayanan dan partisipasi aktif masyarakat sendiri. Disamping itu masyarakat diharapkan daerah mampu mengikatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, kekhususan serta potensi keanekaragaman daerah.

Melalui tiga hal mendasar, otonomi yang secara nyata mendorong budaya demokrasi di tengah kehidupan masyarakat. mampu menumbuhkembangkan iklim kebebasan berkumpul, berserikat dan mengemukakan pikiran secara terbuka bagi seluruh masyarakat. Serta desentralisasi yang telah berjalan sampai kini.

“untuk itu semua aparatur sipil Negara di daerah harus memberikan kualitas pelayanan publik yang lebih baik sebagai wujud pelaksanaan reformasi birokrasi di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Artinya pemerintah daerah harus beradaptasi dengan kepentingan masyarakat, dimana masyarakat semakin menyadari akan hak dan keajaibannya sebagai warga Negara dalam mendapatkan pelayanan,” kata Bupati Pacitan Indartato menyampaikan Amanat Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo pada Upacara Hari Otonomi Daerah Ke XXIII di Halaman Pendopo Pagi ini 25/04/19.

(Riyanto/Budi/Anjar/Wira/DiskominfoPacitan)

Diskominfo Gelar Sosialisasi Untuk Menyongsong Evaluasi SPBE Tiga Pekan Depan

Pemangku kebijakan tak pernah merasa cukup dan enak-enak dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan berkesinambungan, guna mencapai misi yang menjadi tujuan bersama. Program-program dilaksanakan dengan kesungguhan serta dipantau perkembangannya. Pengabdian tersebut tak dipungkiri semata agar masyarakat semakin sejahtera.

Termasuk terobosan berupa Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik atau akrab disebut (SPBE), buah pemikiran pemerintah pusat yang wajib di aplikasikan di wilayah termasuk Pacitan. Dukungan berlandaskan dua fondasi yakni Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 dan Permenpan Nomor 5 Tahun 2018  tentang Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik telah lahirkan Wadule Pacitan dan Lik In setahun silam.

Pra evaluasi pagi ini 24/04/19 di Gedung Karya Darma digelar guna mencapai angka yang diharapkan, ukuran tersebut merupakan salah satu indikator yang wajib dimiliki pemerintah, meskipun inti sarinya tetap standar pelayanan publik yang menjamin pemerintah dan masyarakat khususnya. “Kita undang semua sampai tingkat kecamatan,” kata Ketua Penyelenggara Sakundoko.

Menyadari berbagai mekanisme pemerintahan harus diawali dengan berbagai kegiatan, kemudahan dalam menjalankan program tersebut tentu menjadi harapan bersama yang dilandasi dengan pedoman yang ada dan disepakati.

Termasuk dua aplikasi yang di pangku Diskominfo Pacitan, dipandang sangat berperan pada bidang masing-masing, serta secara tidak langsung menjadi wasit dan berimbas pada penyelenggaraan pemerintahan yang sempurna.

“Utamanya saya menunggu tidak lanjut dari kegiatan ini dan berimbas pada hasil nyata, masyarakat senang kita juga senang. Dengan berbagai kerja sama, karena tanpa kerja sama mustahil kita dapat melayani masyarakat dengan baik. Termasuk penerapan SPBE tersebut,” Ucap Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kartini Day Ciptakan Menu Baru Non Beras Dan Terigu

Pangan menjadi bab krusial dalam keberlangsungan kehidupan umat manusia, seperti di Kabupaten Pacitan yang berpenduduk lima ratus ribu jiwa lebih, tentu membutuhkan bahan pangan yang sangat banyak.

Kondisi demikian tentu sangat disadari pemerintah, melalui Dinas Pangan mencoba membudayakan masyarakat untuk memanfaatkan berbagai bahan di sekitar menjadi rujukan dan melahirkan menu baru. “Non beras dan non terigu,” ujar Bambang Supriyoko kepala Dinas Pangan Pacitan disela kegiatan Lomba Cipta Menu Rangkaian Kartini Day kemarin 22/04/19 di Gedung Karya Darma.

Karena perempuan mempunyai posisi strategis bagian ini, meja makan harus mempunyai keberagaman penyajian dari bahan lokal yang memiliki nilai sama dengan yang umumnya disajikan, sehingga dapat menghemat ketersediaan, juga dinilai efektif memaksimalkan Sumber Daya Alam yang ada supaya terserap seluruhnya.

Selain itu pihaknya juga memiliki kewajiban untuk mengawal pangan mulai dari pasar, akses untuk menjangkau pangan tersebut, hingga sampai ke rumah tangga. “Pada rantai tersebut pemerintah wajib hadir, selain mengawasi daya beli masyarakat, penerapan program juga menggelar kegiatan seperti Cipta Menu ini,” tambah Bambang. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hari Kartini Momentum Tingkatkan Pendidikan Karakter Putra Putri Bangsa

Di belakang pria sukses ada seorang wanita hebat. Kata itu menjadi penanda bahwa setiap wanita mempunyai posisi strategis pada keberlangsungan kehidupan yang baik. Peringatan Hari Kartini Ke-140 yang jatuh kemarin 21/04 menjadi momentum perempuan khususnya di Pacitan untuk kembali mengenal sosok Kartini untuk diteladani.

“Kartini pada masa itu memperoleh pendidikan saja sulit, kini segala kemudahan yang ada mari kita manfaatkan untuk kemajuan keluarga, Pacitan dan Bangsa yang kita cintai bersama,” ujar Penasihat Gabungan Organisasi Wanita GOW Pacitan  Luki Indartato pada Resepsi Hari Kartini di Pendopo Pacitan hari ini 22/02/19.

Momentum ini oleh ketua pelaksana Bety Suko Wiyono selain mengenang perjuangan sosok Kartini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga dalam menguatkan pendidikan karakter generasi sebagai penerus bangsa.

Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir mengakui bahwa segala sesuatu ditangan wanita akan tampak menjadi lebih indah. Kelebihan yang diberikan Tuhan tersebut diharap Bupati supaya dimanfaatkan bagi keluarga dan orang lain di sekitar. Ia juga mengajak untuk memaknai peringatan ini, di mana Kartini yang telah meninggal lama, namun namanya masih diingat dan dikenang hingga sekarang berkat torehan kebaikan yang dilakukan semasa hidup. (timDiskominfoPacitan)

Pemda Pacitan Pastikan Semua Tahapan Pemilu 2019 Berjalan Lancar

Meskipun bukti di lapangan berbeda pilihan, namun pengalaman yang ada, penyelenggaraan pemilihan baik kepala daerah tingkat desa sampai presiden, masyarakat Kabupaten Pacitan selalu menampilkan sikap dewasa dalam menjaga ketenteraman dan keamanannya.

Suparno Pemilih TPS 001 Desa Sukorejo Sudimoro nekat menggunakan hak pilihnya dengan di dampingi anaknya Suharto, kaki dan penglihatannya menurun karena usia yang memasuki 90 tahun. Berbeda dengan Fitriati Miniawati pemilih di TPS 003 Desa Sidomulyo Ngadirojo, sebagai pemilih pemula Dia mengaku banyak selancar di internet sebelum menggunakan hak suaranya. Supaya tidak rusak dan terbuang sia-sia. “Tapi sayang, TPS tidak tematik,” ujar Fitri.

Hajat nasional lima tahunan tersebut harus tetap menjadi perhatian Pemda Pacitan, melalui Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik (Bakesbangpol) Pacitan melakukan monitoring ke semua wilayah Kabupaten Pacitan. Melibatkan seluruh jajaran Forkopimda, Perangkat Daerah (PD) serta Bagian. “Kami pantau langsung kondisi di lapangan,” ujar Rachmad Dwiyanto Kepala Diskominfo Pacitan yang berkesempatan memantau wilayah timur Pacitan tepatnya Ngadirojo dan Sudimoro hari ini 17/04/19.

Didampingi Kabag Humas Kukuh Wijatno dan Sekretaris Bakesbangpol Joko Suparyono rombongan memastikan seluruh proses dapat berjalan baik sesuai dengan tahapan yang ditentukan. “Kami juga memastikan masyarakat berpertisipasi aktif pada gelaran pesta demokrasi ini,” terang Dia disela pemantauan.

Terutama tahapan akhir proses pemilu, masyarakat mesti mempertahankan kedewasaannya yang telah mendarah daging  itu, terlepas siapapun yang akhirnya terpilih menjadi pemimpin. Menghindar dari perpecahan yang merugikan diri pribadi dan bangsa. “Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin, masyarakat wajib mendukung,” tambah Rachmad. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gubernur Tinjau Langsung Persiapan Pemilu di Pacitan

Pemilihan umum baik Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dari tingkat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan dilaksanakan besuk (17/04/19 serentak se-Indonesia.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkesempatan melihat langsung semua proses persiapan di Pacitan hari ini 16/04/19. Tercatat 1973 Tempat Pemungutan Suara (TPS) baik desa, lapas dan pesantren di Pacitan diharapkan Mantan Menteri Sosial tersebut bisa berjalan lancar tanpa kendala apa pun.

“Semua hal kami perhatikan, termasuk aliran listrik, jangan sampai padam, karena sangat mungkin proses sampai tengah malam,” harap Khofifah. Usai menggelar rapat bersama Bupati dan seluruh jajaran Forkopimda Pacitan, Gubernur menyempatkan diri meninjau langsung kondisi TPS di Kelurahan Baleharjo Kecamatan Pacitan.

Kunjungan Gubernur bersama Jajaran Forkopimda, Penyelenggara Pemilu Provinsi Jawa Timur dan perwakilan Deputi Menkopolhukam disambut gembira Bupati Pacitan Indartato, pihaknya semakin percaya diri menyelenggarakan Pemilu di  Kabupaten Pacitan, sehingga dapat sukses sesuai tahapan yang ada. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pak In Serahkan SK CPNS Serta Berharap Bekerja Dengan Hati

Seluruh warga masyarakat Kabupaten Pacitan mesti bersyukur, terlebih bidang pendidikan dan kesehatan yang terima jatah formasi pada penerimaan CPNS tahun 2018 kemarin.

Kepada Bupati Pacitan Indartato dan Wakilnya Yudi Sumbogo serta para calon ASN, Sekda Suko Wiyono berpesan untuk benar-benar memahami rambu yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bersifat umum dan rincian pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017. “Mohon Benar-benar dipahami,” pesannya di Penyerahan SK CPNS Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang dilaksanakan pagi ini 15/04/19 di Pendopo tersebut Suko juga mengharap sepanjang melakoni masa prajabatan, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk tidak melakukan berbagai bentuk pelanggaran disiplin baik sedang maupun berat, pasalnya bisa berujung pada pemberhentian secara tidak hormat. “Bupati pun tidak bisa menganulir,” tambah Suko.

Selain itu, Wabup yang berkesempatan memberikan arahan memotivasi CPNS yang berjumlah 214 tersebut untuk benar-benar mendedikasikan diri, turut serta membangun Pacitan ke arah yang lebih sejahtera dengan kesungguhan hati.

Untuk mencapai tujuan, yakni maju dan sejahtera bersama rakyat, maka ASN merupakan tim besar yang harus saling bekerja sama, mengingat Bupati dan Wakil tidak bisa kerja sendiri untuk mencapai tujuan mulia itu. “Sesuai amanat ibu saya dulu ketika CPNS tahun 1977 untuk bekerja dengan hati, yakni gelem dan temen,” ungkap Bupati.

Usai acara, kepada awak media Bupati menjelaskan bahwa jumlah formasi tersebut sebenarnya belum memenuhi kuota ideal Pemerintah Pacitan, namun demikian pemda tiap tahun selalu mengusulkan kebutuhan semua sektor kepada pemerintah pusat. “Jadi tergantung pemerintah pusat, akan segera mengisi formasi atau tidak,” tambahnya. (budi/anjar/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sekda Suko; Pemilu Harus Sesuai Tahapan

Berbagai tindakan dilakukan demi suksesnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Mengingat coblos-an tinggal menghitung hari yakni Rabu 17/04 mendatang. Guna pertahankan situasi adem, ayem tenteram kartaraharja disemua wilayah Kabupaten Pacitan.

Seperti Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di Desa Sidomulyo, Kebonagung, ia tak segan akan melapor jika ada yang berani melanggar regulasi. “Akan saya laporkan jika ada yang curang, tugas saya mengawal pemilu ini berjalan baik dan lancar,” kata Dodi Triono kemarin 13/04/19 usai Apel Siaga Pengawas Pemilu 2019 di Gedung Sasono Aji yang digelar Bawaslu Pacitan.

Pemilih di Pacitan harus mayoritas, meskipun tidak memaparkan presentasinya Sekda Pacitan Suko Wiyono saat mewakili Bupati berharap masyarakat berpartisipasi untuk masa depan bangsa lima tahun ke depan.

Salah satu yang menjadi sorotan prioritas pemda di pesta demokrasi ini adalah proses pencoblosan. Di dalamnya ada penghitungan suara yang harus benar-benar dicermati. Begitu pula kepahaman masyarakat akan tata caranya. “Mereka semua harus benar-benar paham dan mengerti,” ujar Suko.

Sangat utama, menggelar berbagai koordinasi supaya berbagai risiko dapat terhindarkan, sebab Suko sadar gesekan kecil dapat berdampak pada perpecahan. “Harus sukses yang berarti semua tahapan berjalan dengan baik, juga melakukan komunikasi dengan KPU, Bawaslu dan aparat keamanan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin timbul di lapangan,” papar Dia.

Kalimat senada disampaikan oleh Kapolres Pacitan AKBP Sugandhi dan Komandan Kodim 0801 Letkol Aristotales yang terus melibatkan unsur pemda. Termasuk menyadarkan semua Pengawas yang berjumlah 400 orang dari empat Kecamatan, baik Pacitan, Kebonagung, Pringkuku dan Arjosari, bahwa amanat yang diemban merupakan tugas mulia yang berat. Terutama Pengwas TPS desa sebagai garda terdepan dalam pengawal kegiatan yang akbar ini. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Panen Raya jeruk Si Beby Yang Manis

Pada jaman dahulu kala ternyata buah Jeruk Pacitan Kondang Kaloka, digemari khalayak akan kesegaran dan manisnya. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat melaksanakan Panen Jeruk bersama petani dan masyarakat Dusun Krajan, Desa Jetis Lor, Kecamatan Nawangan pagi tadi 11/04/19. “di Mall, buah ini sangat digemari. Artinya potensi di depan mata,” ujar Dia.

Sesuai rencana yang telah disepakati tahun 2014, Pemda Pacitan serius mengulang kembali masa kejayaan itu khususnya di wilayah tersebut dan Bandar. Hingga akhir 2018 sebanyak 118 Hektar telah tertanam pohon jeruk Berjenis Baby (Citrus Sinensis), sedang untuk tahun ini rencana kembali menanam di area seluas 25 Hektar. “Ada harapan kepada para petani yang didukung wilayah subur,” tambah Bupati.

30 Kelompok Tani sepakat terlibat aktif proyek besar tersebut, Bambang Ariwibowo petani berusia 21 tahun itu memilih bertani di ladang warisan orang tuanya ketimbang merantau atau berwirausaha. Belakangan diketahui bahwa profesi petani menurut Dia adalah warisan nenek moyang yang harus ditekuni dan didalami keilmuannya.

Ia senang dengan program pemda melalui Dinas Pertanian Pacitan, sedikit kendala pada proses penanaman dan perawatan tidak menjadi masalah karena keaktifan para Penyuluh. “Pemerintah dari sekarang harus melakukan langkah agar harga tetap stabil,” harap Bambang.

Ibnu Wahid Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki dan petani lain semakin gereget setelah si Baby kini hanya tinggal kenangan, merantau tumbuh subur di Kota Batu dan Malang. “Akhirnya saya dibantu dinas tanam 700 batang, sedikit ada peningkatan ekonomi di keluarga kami di awal-awal panen,” jelasnya.

Konsep pengembangan program ini mengutamakan pembangunan kawasan, berfungsi sebagai pemusatan dan kontrol kondisi, baik penanaman, perawatan sampai pada penjualan yang berkelanjutan. Selain itu ucap Pamuji adalah melakukan kerja sama berbentuk pengembangan Bumdes atau lembaga ekonomi yang dapat memediasi petani, produsen dan pasar. “Kekompakan menjadi fondasi menuju kesuksesan,” papar orang nomor satu di Dinas Pertanian itu kepada Diskominfo Pacitan.

TA; Jajakan Produksi Unggulan Putra-Putri Pacitan

Hari ini seluruh keluarga besar SMK Negeri Pacitan senangnya bukan main, lantaran pada kegiatan Pameran Tugas Akhir Tahun Pelajaran 2018-2019 mengenakan seragam batik baru. Berwarna biru muda lengkap dengan ciri khas buah pace di setiap goresannya. “Produksi anak-anak kita. Dari Jurusan Industri  Tekstil,” kata Sutomo Kepala Sekolah pada sambutannya dihadappan Bupati Pacitan Indartato, Wabup Yudi Sumbogo dan undangan lain pagi ini 10/04/19.

Di Gedung Gasibu Pameran Tugas Akhir digelar hingga 11/04 mendatang, siapa pun boleh menyaksikan berbagai karya putra-putri Pacitan yang membanggakan itu. Mengingat siswa SMK harus siap kerja saat lulus nanti. “Mumpung ada bapak bupati, Bapak Wabup dan Ibuk (Luki Indartato) sebagai Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) saya berharap memesan produk kami,” tawar Sutomo

Ryan Nur ikut senang, sebab berbagai program acara yang direncanakan berjalan lancar, tanpa kendala berarti dari 12 jurusan yang ada. “Koordinasi terus kila laksanakan sebelum acara hingga akhir nanti,” ucap Ketua Osis itu saat berbincang dengan Diskominfo Pacitan.

Hanya SMK Negeri 1 Pacitan yang ditunjuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melaksanakan program Badan layanan Umum daerah (BLUD). Satu kebijakan dari pemerintah untuk memanajemen produknya secara mandiri. Kepercayaan tersebut kata Yusuf sebagai Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur agar didukung dengan berbagai kerja sama. ‘Kami juga memohon doa agar putra putri kita lulus 100 persen,” harap Yusuf.

Semua undangan sempat terkekeh saat menyaksikan Bupati Pacitan Indartato, Wabup Yudi Sumbogo dan kepala UPT Pendidikan sibuk membuka kenang-kenangan dari panitia, berupa kado berlapis-lapis, sehingga ketiga tokoh berpengaruh di Pacitan tersebut kesulitan membukanya. Belakangan diketahui isi kado tersebut adalah batik elegan karya siswa siswi sekolah tersebut. Sontak menjadi kenangan sendiri pada momen tersebut.

Menindaklanjuti harapan Sutomo dan Yusuf, Bupati langsung berpesan pada Wabup dan istri Luki Indartato sebagai ketua Dekransda  untuk memesan berbagai produk dari SMK pada setiap program yang sesuai. “keberhasilan SMK Negeri 1 Pacitan menandakan kesuksesan Bapak Ibu Guru dalam menjalankan tugasnya,” Kata Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Perspa Gelar Seleksi Pemain Jelang Liga Tiga Juli Mendatang

Wigung Fandi Rahman selalu memanjatkan doa berharap pada kesempatan keduanya terpilih mengikuti Liga Tiga dapat andil angkat Perspa keluar dari posisi juru kunci. Pemain berusia 22 tahun tersebut juga menambah jam latihannya jelang dimulainya laga.

Liga tiga tahun 2019 digelar 24 Juli mendatang. Berbagai persiapkan dilakukan Persatuan Sepak Bola Pacitan (Perspa), termasuk melakukan seleksi pemain mumpuni jauh-jauh hari. “Sedikit ada perbedaan, kita rekrut dari Tim tahun ini, bukan sistim terbuka seperti 2018,” ungkap Kepala Pelatih Perspa Pratama Rohman Asmara kemarin 09/04/19 saat kegiatan seleksi di Stadion Pacitan.

Pihaknya memastikan tahun kedua keikutsertaan Pacitan di Liga Tiga, Perspa dapat keluar dari posisi terbawah. Dengan latihan dan bermain maksimal di berbagai laga yang akan di jadwalkan. “Supaya pendukung Perspa (Masyarakat Pacitan) tidak kecewa,” Tambah Pratama.

Meskipun jadwal pertandingan liga tiga belum benar-benar fix, namun Wawan sebagai sekretaris Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Pacitan mendorong Perspa untuk terus mempersiapkan diri dan berbenah, termasuk evaluasi-evaluasi di badan tim dan pemain.

Selain kompetisi tingkat Regional tersebut diharap Wawan juga digelar berbagai laga internal antar klub Pacitan, supaya meningkatkan jam terbang pemain dan meningkatkan kualitas yang ada. “Potensi lokal dapat benar-benar maksimal serta harapan dan doa bersama dapat tercapai,” ucap Wawan.

Di kesempatan yang sama pihaknya melalui Diskominfo menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah kabupaten Pacitan, di tahun ini mensuport Perspa dengan menambah anggara sebesar 200 Juta Rupiah. Angka tersebut meski dirasa kecil oleh Wawan, namun itu sebagai wujud dukungan yang harus diapresiasi dengan prestasi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pacitan Kembali Undang KPK Supaya Semua Selamat

Arif Nur Cahyo kagum dengan batuan besar di Sungai Grindulu, Tapi lebih kagum dengan komitmen Pemda Pacitan yang berani mengundang Komisi Pemberantasan korupsi (KPK). “Segelintir kepala daerah yang bernyali besar, Pacitan luar biasa,” kata Dia sebagai Kepala Satuan Deputi Bidang Pencegahan Korupsi KPK saat Sosialisasi Rencana Aksi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi hari ini 0/04/10 di Gedung Karya Darma.

Di kunjungan ke dua itu arif menekankan komitmen kepala daerah tersebut harus di dukung dengan semua jajaran di bawahnya. Dengan mengutamakan delapan program yang telah diketahui bersama. “Mengingat suasana hati yang selalu berubah-ubah. Jadi harus terus saling mengingatkan,” tambah Arif.

Menyambung komentar Arif rekan satu timnya, Nurdianto Eko Nugroho di kesempatan itu mengingatkan kepada seluruh yang hadir agar tidak sekedar membuat program dan kegiatan, tapi bagaimana setiap pelaku dapat menangkap esensi dari bahaya korupsi, baik secara pribadi atau berjamaah.  “Saya pikir semua punya cita-cita Soft Landing kan? Dan betapa bahagianya bermain dengan cucu,” kata Eko.

Sengaja Bupati Pacitan Indartato mengundang semua pejabat hingga lingkup kecamatan, Dia ingin selamat dalam mengemban tugas. Agar harapan bersama untuk bermain dengan cucu dapat terlaksana.

Di samping itu selain mengundang KPK, penandatanganan kesepakatan dari tahun 2017, pemda juga menciptakan terobosan menciptakan Aplikasi “Lik In” dan “Wadule Pacitan” yang di pangku Diskominfo Pacitan, supaya semakin transparan, berhati-hati dan masyarakat dapat langsung memberi masukan terhadap penyelenggaraan yang dilaksanakan. “tata kelola pemerintahan yang baik supaya berhasil menyeluruh,” harap Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hias Tumpeng Nasi Tiwul; Gelorakan Semangat Kartini

Istri Raden Adipati Joyodiningrat terkenang sejarah, Dia pelopor kebangkitan perempuan pribumi (Indonesia), termasuk di Kota Kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Dewi Irawati bersama rekannya Katmini, dari pagi sibuk meracik nasi tiwul berbentuk tumpeng lengkap beserta hiasannya untuk berpartisipasi dalam perayaan 140 Tahun Raden Ajeng Kartini yang diselenggarakan Darma Wanita Persatuan (DWP) Pacitan Senin 08/04/19. “Karena kita perempuan. Berharap Kaum Hawa Pacitan semakin maju,” Ujar Dewi yang sempat mengenyam Magister Teknik Sipil kepada Diskominfo Pacitan.

Hari Kartini adalah momentum, keterbatasan perempuan pada masanya tidak menjadi penghalang, justru melahirkan inspirasi perempuan sampai kini. Semangatnya bisa menjadi rujukan, mengingat sosok wanita disadari memiliki posisi strategis diberbagai sendi kehidupan.

“Kita harus bisa bersikap, berperan sesuai tantangan zaman yang semakin maju, harus lebih kreatif dan inovatif meskipun tak lepas dari segala kendala yang ada dan kodrat perempuan itu sendiri. Yang tertuang pada lomba yang kita laksanakan bersama,” terang Ketua DWP Kabupaten saat membuka acara.

Tidak cukup tumpeng yang ala kadarnya, panitia menyiapkan tema “Kearifan Lokal” terpilih di Lomba Menghias Tumpeng Nasi Tiwul itu. Sebagai pertimbangan supaya Kartini-Kartini Pacitan terlibat mendorong dan angkat potensi yang dimiliki Pacitan. “Diharap tingkatkan perekonomian kita,” Tambah Istri Sekda Pacitan Suko Wiyono tersebut.

50 nasi tumpeng berbagai model dan variasi berjajar apik di gedung Karya Darma, menandakan antusiasi anggota DWP seluruh instansi begitu besar. Panitia memiliki langkah cerdas menyikapi berbagai kemungkinan, peserta diwajibkan belanja di bawah 200 Ribu Rupiah, belakangan diketahui bahwa hal tersebut adalah cara untuk memaksimalkan kreativitas tanpa menimbulkan pemborosan.

Semangat luar biasa perempuan Pacitan diakui Dian Anggraini Yusuf, istri orang nomor satu di DPRD Pacitan yang hadir pada kesempatan itu juga mengatakan perempuan Pacitan pekerja keras dalam berbagai bidang yang digeluti tanpa terlepas dari tanggung jawabnya.

Ketua DWP Kabupaten menambahi, lomba itu merupakan sekedar sarana merangsang peran perempuan Pacitan. Adapun tidak menjadi juara, Dia mewanti-wanti untuk tidak berkecil hati dan patah semangat. “Justru sebaliknya, kita gelorakan semangat Kartini,” tambah Bety.  (budi/anjar/wawan/nonot/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Indartato Silaturahmi Dan Serahkan Bantuan Di 13 Desa

Sang pemrakarsa harus senantiasa menjaga keintiman dengan rakyatnya, demi mencapai tujuan kepuasan seluruh rakyat yang berjumlah lebih dari 500 Ribu jiwa, melalui berbagai program yang dilaksanakan seperti Tilik Warga, pemangku kebijakan berupaya menjamin kehidupan seluruh warga Kabupaten Pacitan.

Pagi yang cerah Senin 08/04/19, rombongan Bupati Pacitan Indartato, Wabup Yudi Sumbogo beserta Sekda Sukowiyono bergegas menuju lokasi pertama di Dusun Nogosari, Desa Kayen tepatnya di rumah Miskinem. Perempuan 70 tahun tersebut tidak menyangka orang nomor satu di Pacitan itu hadir memberikan perhatian kepada dirinya. “Kami berusaha hadir kepada seluruh masyarakat. Terutama bagi yang kurang beruntung,” terang Bupati Indartato usai menyerahkan bantuan paket sembako kepada yang membutuhkan di 13 Desa di Kecamatan Pacitan.

Rasa haru dan bangga juga dirasakan oleh Setyo Darmoko Kades setempat, di depan rombongan Ia menyampaikan bahwa Miskinem adalah salah satu contoh, di beberapa dusun lain masih banyak keluarga miskin (Gakin) yang membutuhkan uluran tangan pemerintah. “Namun Kehadiran Bapak dan Ibu hari ini membuat saya merasa tidak sendiri dan semakin percaya diri,” Ujar Moko.

Terlebih pada program 99 hari masa kerja Gubernur Jawa Timur yang mengedepankan peningkatan perekonomian, secara langsung menjadi stimulus baru Pemda Pacitan dalam melaksanakan dan melanjutkan berbagai program seperti Tilik Warga. “Dan Program lain seperti beasiswa pendidikan,” Tambah Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

STKIP PACITAN JURUSAN PGSD BERINOVASI MENGADAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI PERPUSDA PACITAN

Jum’at, 5 April 2019, sebanyak 80 mahasiswadari 2 kelasjurusan PGSD semester 4 STKIP Pacitan berkunjung ke Dinas Perpustakaan Pacitan. Kunjungan tersebut diadakan dalam rangka melakukan proses pembelajaran kuliah yang dibimbing oleh Vit Ardiantama yakni Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia STKIP Pacitan.

Vit Ardiantama mengatakan “Saya sengaja mengajak mahasiswa kami berkunjung ke Perpusda untuk melakukan pembelajaran disini karena di Perpustakaan kampus tidak ada literasi buku anak-anak. Sedangkan di Perpusda sini saya lihat sudah tersedia buku anak-anak. Mahasiswa PGSD memang perlu untuk mengetahui literature buku anak-anak agar mereka mampu tahu bagaimana seharusnya membuat buku anak-anak”  “Kedepannya saya akan mengajak mahasiswa lainnya untuk berkunjung kesini, karena selain memang literature buku anak-anak ada di sini, di sini tempatnya sangat nyaman”, imbuh Vit.

Vit juga sempat memberikan masukan kepada Daimah,S.Pd Kasi Koleksi Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan untuk menambah koleksi buku yang berhubungan dengan dunia pendidikan khususnya materi-materi tentang Proses Pembelajaran yang erat kaitannya dengan perkuliahan di PGSD.(Penulis&Doc :Ryu Surya/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan)

Pastikan Bangun Tugu Parasamya di Perempatan Penceng

Tarik ulur pembangunan Monumen di Perempatan Penceng Pacitan bergejolak sejak 2012 silam, timbul dua persepsi di dalamnya, pertama usulan membangun ikonis khas Pacitan, dan kedua monumen prestasi seperti Adipura. “Dipastikan tugu Parasamya yang akan di bangun,” papar Kasi Tata bangunan Dinas PUPR Pacitan Toni Setyonugroho saat berbincang dengan Diskominfo Pacitan kemarin 04/04/19.

Pada kesempatan yang sama Suparlan, Sekretaris Dinas PUPR menerangkan pembangunan tersebut merupakan hasil diskusi yang telah dilaksanakan semua pihak. Rencananya tugu tersebut memiliki lebar 4 Meter dan tinggi 12 Meter. “Mungkin Bulan Agustus mulai pengerjaan dengan anggaran mencapai 500 Juta Rupiah,” tambah Dia.

Rencana tersebut menurut Joko Prasetyo yang setiap hari melewati Perempatan Penceng merasa lebih baik jika dibangun monumen ikon Pacitan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat atau seni budaya yang dimiliki. Sedangkan untuk monumen Parasamya agar di bangun di tempat lain atau di pinggir perempatan tersebut. “Seperti Boyolali yang merubah Tugu Jam menjadi Monumen Susu Tumpah atau Ponorogo ada Patung Reog,” ungkapnya memberi masukan.

Sebelumnya anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha merupakan apresiasi yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten, Kota atau Provinsi yang berhasil menyelesaikan pembangunan dengan baik dan sempurna untuk meningkatkan kesejahteraan selama 5 tahun terakhir.

Sementara itu Bupati Pacitan Indartato di tempat terpisah angkat bicara menyampaikan bahwa keputusan pembangunan Parasamya merupakan wujud apresiasi atas kerja keras seluruh komponen dan masyarakat.

Sedangkan ke depan Pemda Pacitan tidak hanya membangun tugu di Penceng saja, direncanakan usai tahun ini beberapa tugu juga akan dibangun di lokasi strategis lain. Hal tersebut mengingat ikon dan prestasi yang dimiliki Pacitan sangat banyak. “berbagai masukan tentu bagus, dan kami mengucapkan terima kasih telah turut serta terlibat dalam pembangunan Pacitan kita tercinta ini,” tutur Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ratusan Lansia Sambangi Pendopo Hingga Halking

Bagi sebagian masyarakat dapat berkunjung Kantor Bupati Pacitan (Pendopo) merupakan suatu yang langka, namun hari 04/04/19 ini para lansia dari Desa Losari kecamatan Tulakan berkesempatan berkunjung dan menyaksikan langsung seluruh aktivitas pusat pemerintahan Kabupaten Pacitan tersebut. “Umumnya mereka baru pertama berkunjung kesini,” ujar Edi Kepala Desa setempat.

Kedatangan 100 lansia tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Ketua PKK Kabupaten Luki Indartato saat penilaian Lomba Desa Beberapa Pekan lalu, agar seluruh masyarakat dapat melihat langsung Pendopo. “Keinginan mereka luar biasa untuk dapat berkunjung kemari,” ungkap Dodi Sumarsono Camat Tulakan.

Bupati Pacitan Indartato bersama Istri Luki Indartato berkesempatan menyambut langsung para tamu yang datang, pada kesempatan itu Bupati menceritakan bahwa panggilan Halking atau Halaman Wingking pertama di ucapkan pada era Bupati Muchtar Abdul Kadir dan menjadi julukan hingga kini.

“Termasuk Halking adalah milik rakyat dan terbuka untuk semua, sudah sepantasnya Bapak Ibu datang kesini, dan memang saya berpesan kepada seluruh warga masyarakat, sebelum mengunjungi destinasi lain di luar Pacitan saya berharap berkunjung dulu ke Pendopo, agar semakin mengenal pemerintahan dan semakin terjaga tali silaturahmi antar kita,” Tutur Bupati. (Budi/anjar/riyano/wira/DiskominfoPacitan).

Bangun Sinergitas Koperasi dan Bumdes

Sinergitas Koperasi dan BUMDES Kabupaten Pacitan merupakan salah satu agenda seminar yang diselenggarakan Deputi Pengembangan SDM oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI yang bertujuan untuk membentuk pola dan komitmen sinergi antara BUMDES dan koperasi yang ada di Kabupaten Pacitan di Gedung PLUT KUMKM, didukung Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Kompak kemarin 14/03/19.

Bentuk tindak lanjut dari berbagai pertemuan atau FGD sebelumnya yang melibatkan Kementerian Desa, kementerian Koperasi dan UKM dan BAPPENAS, kegiatan sinergitas koperasi dan BUMDES Kabupaten Pacitan ini juga memberikan peluang dan mendorong peningkatan ekonomi desa dan masyarakat melalui sinergitas koperasi dan BUMDES.

Pada acara sinergitas koperasi dan BUMDES Kabupaten Pacitan diikuti oleh berbagai Perangkat Daerah (PD) terkait, BUMDES dan Koperasi yang memiliki potensi dan komitmen untuk menjalin sinergi satu sama lain. Beberapa desa yang memiliki Bumdes dan Koperasi yang bisa disinergikan meliputi Desa Sooka Kecamatan Punung, Desa Ketro kecamatan Kebonagung, Desa Sidomulyo Kecamatan Kebonagung, Desa Karanggede Kecamatan Arjosari, Desa Pucangommbo Kecamatan Tegalombo. Hasil dari acara tersebut adalah terwujudnya kesepakatan tersebut untuk saling mendukung dan bersinergi dalam membangun dan mengembangkan bisnis sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Sinergitas dapat mewujudkan sebuah model dan pola kerja sama yang bisa terwujud antara koperasi dan Bumdes sehingga dapat menjalankan suatu bisnis dengan baik dan saling menguntungkan antara keduanya. Hasil yang terjalin nantinya akan terdokumentasi melalui penandatanganan berita acara antar Koperasi dan Bumdes yang meliputi Bumdes Desa Ketro dan Kopwan Desa Ketro dan Bumdes Desa Sooka dan Kopwan Sooka.

melalui penandatanganan berita cara tersebut maka secara langsung mereka bersepakat dalam sinergitas koperasi dan BUMDES Kabupaten Pacitan untuk membangun sinergi secara totalitas untuk kemajuan bersama. dan kewajiban dinas koperasi dan usaha mikro Kabupaten Pacitan adalah melakukan fasilitasi dan pendampingan untuk terus menjaga dan mengembangkan pola sinergi yang bisa kerjasama antara kedua belah pihak tersebut

Kegiatan tersebut secara langsung semua pihak bersepakat untuk membangun demi kemajuan bersama. Sesuai kewajiban Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Pacitan yang memberikan fasilitas dan pendampingan yang telah terjalin dan disepakati. (Smita/Plut/DiskominfoPacitan).

FKKD Pacitan Fokus Satukan Persepsi Antar Anggota

Segudang pekerjaan rumah menunggu Forum Koordinasi Kepala Desa (FKKD) Pacitan, khususnya adalah menghadapi Undang-Undang yang menyangkut Kepala dan Perangkat Desa dalam mengemban tugas. “Secara politis Kepala Desa di Pacitan harus bersatu, ini penting sebagai tameng” ungkap Ismono mantan Ketua FKKD pada Musda Dan Pengukuhan Ketua kemarin 30/03/19 di Aula Upt. Perikanan Tamperan Pacitan.

Penyatuan persepsi menjadi fondasi jika tujuan utama pekerjaan rumah FKKD ingin segera kelar. Muhammad Mursid Ketua terpilih masa bakti 2019-2024 secepatnya akan melakukan pendekatan-pendekatan demi menyatukan persepsi khususnya dengan FKKD Kabupaten supaya tumbuh kekompakan.

“Kami juga akan membangun komunikasi antar instansi terkait, supaya kita sebagai kepala desa tenang dalam bekerja dengan terarah sesuai dengan regulasi yang berlaku,” jelas Dia.

Bupati Pacitan Indartato bersyukur Musda dan pengukuhan akhirnya dapat terlaksana, mengingat pemerintah desa merupakan garda depan Indonesia. Sebisa mungkin FKKD dapat berfungsi maksimal sesuai dengan yang sudah di amanatkan. “Akhir-akhir ini SMS (Short Message Service) kepada saya mulai sepi, semoga ini pertanda masyarakat semakin puas dengan pelayanan Bapak Ibu. Sedang untuk PP 11 saya berharap Pak Sekda segera mensimulasikan,” kata Bupati usai pengukuhan.

Pada kesempatan yang sama Bupati Juga berkesempatan menyerahkan secara simbolis santunan jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris perangkat desa Purworejo atas nama Alm. Suroto sebesar 24 Juta Rupiah. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Indartato; Jika Kami Diktaror Maka Kita Akan Kerjakan Sendiri

Tahun ini rehabilitasi dan rekonstruksi bencana banjir dan tanah longsor di Pacitan akhir 2017 lalu akan terlaksana, usai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan secara terbuka menggelar rekrutmen beberapa pekan lalu.

Kepala Pelaksana (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo Di depan Bupati Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo serta 120 pelamar terpilih menyampaikan masyarakat sudah sangat menunggu kerja petugas tersebut. “Jangan mundur, mengingat rekan-rekan sekalian mengemban tugas yang sangat mulia,” ujar Didik hari ini 01/04/19 di Pendopo.

Pembekalan Tenaga Fasilitator lapangan Kegiatan bantuan Rekonstruksi Pasca Bencana Sektor Perumahan menjadi awal untuk mempersiapkan tenaga sebelum diterjunkan usai Pemilu ini. Agar mampu terhindar berbagai kesalahan yang mungkin saja terjadi.

Rekrutmen tersebut kata Bupati Pacitan Indartato adalah bentuk kepedulian Pemerintah Pacitan yang harus sesuai dengan tata kelola. Yang harus terbuka, dapat dipertanggungjawabkan serta memperoleh partisipasi positif dari masyarakat. “Jika Kami diktator maka kita akan kerjakan sendiri,” Ujar Bupati.

Bupati juga menambahkan berbagai bentuk bantuan yang diserahkan dapat benar-benar sesuai dan tepat sasaran. Mengingat bantuan tersebut jika penyerahan dilakukan secara asal dapat memicu konflik antar masyarakat.

Meskipun petugas memiliki kemampuan yang dibutuhkan namun tetap harus disesuaikan dengan Job Bisnis ini sehingga perlu disampaikan berbagai pengalaman lapangan. Mengingat kendala yang timbul umumnya dari non teknis. “Misalnya bangunan rumah yang ada bisa di hitung, namun kemauan penerima sering bertentangan dengan program, sehingga mereka punya bekal untuk menghadapi itu,” beber Cahya Ardiyanta Konsultan Manajemen Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Provinsi Jawa Timur. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Enam siswa dan siswi terbaik sekolah dasar berkesempatan mengikuti OSN 28-29/03/19 di Jawa Timur

Enam siswa dan siswi terbaik sekolah dasar berkesempatan mengikuti OSN 28-29/03/19 di Jawa Timur. Semoga perjuangan mereka membuahkan hasil dan mampu mengharumkan nama Pacitan dan mewakili Provinsi di tingkat Nasional.

IPA
1. Zurrida Alfathunisa: SDIT Ar Rahmah – Kec. Pacitan

2. Bisma Ihsan Fausta: SDIC Pacitan – Kec. Pacitan

3. Olivia Izzatul Islam: SDIT Tawakkal – Kec. Ngadirojo

MATEMATIKA
1. Chayu One: SDN Ploso Pacitan
– Kec. Pacitan

2. Zulva Nurjannah: SDN 1 Sekar Donorojo. – Kec. Donorojo

3. Naufal Wahyu Aldiansyah: SDN 2 Gunungsari – Kec. Arjosari

(JW/In/Budi).

Turut Berpartisipasi Dalam Dunia Pendidikan

Risma Indriani tak kuasa menahan air matanya, tangisan itu pecah saat penutupan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kominfo (Diskominfo) Pacitan. Siswa SMK N Pringkuku tersebut merasa waktu enam bulan yang ditentukan untuk PKL terasa singkat. “Karyawan dan karyawati sudah seperti keluarga sendiri,” ujarnya.

Banyak yang di peroleh selama PKL di Diskominfo kata Risma, mulai pengenalan teknis dasar komunikasi, baik dari pemanfaatan SID hingga pengisiannya mulai Pembuatan artikel, di dalamnya penggalian data hingga memaksimalkan teknik fotografi. “Kita juga didorong membuat sistem kerja, sehingga kita dapat bekerja tanpa perintah,” katanya.

Risma dan 15 rekan satu praktiknya dari berbagai sekolah kejuruan di Pacitan selain bertugas di kantor juga berkesempatan membagikan ilmu di Kantor Desa dan Kelurahan yang terpilih di Kabupaten Pacitan, guna memaksimalkan aplikasi SID yang ada.

“kita manfaatkan teman-teman untuk membangun kota kelahirannya dengan skill yang dimiliki, dan dipertajam selama satu hingga dua bulan mendapat pembekalan teknis entri data kependudukan, publikasi desa dan administrasi, juga wajib eksplorasi potensi yang ada, untuk pemkasimalan,” ujar Wira Swastika Staf dan koordinator PKL 02/03/19.

Dalam setahun ratusan siswa siswi dan mahasiswa dari berbagai kota memperoleh kesempatan menambah pengalaman di Diskominfo, komitmen tersebut merupakan upaya nyata untuk mendukung dunia pendidikan khususnya SMK dalam menyongsong revolusi industri 4.0 dengan berbagai potensi dan resiknya. “ini peting bagi mereka,” ungkap orang nomor satu di Diskominfo Rachmad Dwiyanto. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tempuh Segala Upaya Cerdas Untuk Kejar Pariwisata Bali

Dr. I Ketut Putra Suarthana Ketua Yayasan Tri Atma Surya Jaya di Halaman Wingking (Halking) Pendopo kabupaten Pacitan menyatakan komitmennya dukung pemerintah untuk kembangkan sumber daya ekonomi kreatif dan pariwisata Pacitan.

Hal itu disampaikan langsung di depan Bupati Pacitan Indartato, Wakil Bupati Yudi Sumbogo dan seluruh undangan yang hadir sebelum penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) antara Pemda Pacitan dan Yayasan Tri Atma Surya dari Denpasar Bali kemarin 28/03.

Putra Panggilan Dr. I Ketut Putra Suarthana pada kesempatan itu juga bicara teknis gambaran pekerjaannya, salah satunya ialah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) ke semua yang terlibat di kepariwisataan. “Semua pelaku langsung dan tidak langsung harus tersenyum, karena prioritasnya adalah kenyamanan tamu selama tinggal, itu minimal” ujar Dia.

Raut haru terpancar pada wajah Bupati Pacitan Indartato pada momen tersebut, pasalnya Putra merupakan orang yang ahli dalam bidang pariwisata. Pengalamannya yang sudah puluhan tahun membuat Indartato yakin bahwa setahun mendatang akan terjadi banyak perubahan positif di pariwisata Pacitan. “Mengingat saya bukan orang pariwisata, tidak sama dengan Bupati Banyuwangi. Oleh sebab itu perlu saya libatkan Pak Putra dan rombongan,” ungkap Indartato.

Salama ini pariwisata Pacitan bukan tanpa hasil, berbagai capaian telah diperoleh. Namun Indartato berharap dengan penandatanganan nota kesepakatan itu laju wisata yang ada di kota 1001 Goa dapat lebih maksimal termasuk industri kreatif yang berujung pada kesejahteraan masyarakat secara merata.

Pada kesempatan yang sama juga disepakati kedua belah pihak untuk mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan. “Budaya menjadi tamu yang baik saya kira harus ditanam sejak dini,” tambah Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Melihat Lebih Dekat Kuda Terbang Buana Jlubang

Terinspirasi gagahnya Kuda, lahirlah satu karya pada kain yang mulai akrab ditelinga masyarakat dengan nama Batik Kuda Hitam Buana Jlubang. Lahir pada tahun 2014 lalu, karya batik jenis pace (khas Pacitan) memperkaya koleksi batik tulis Kota 1001 Goa ini.

Industri Kecil Menengah (IKM) tersebut beralamat di Desa Jlubang, Pringkuku, Pacitan. Dua puluh anggota getol menciptakan karya baru tetap dengan pakem pace namun membawa simbol kuda pada setiap karyanya.

Diusianya kini yang menginjak lima tahun, kuda terbang getol mengikuti berbagai Even baik lokal kabupaten dan regional. “Konsentrasi kita masih peningkatan kualitas,” ucap Atik Hariati pengurus pada kelompok tersebut saat berbincang dengan Diskominfo 26/03/19.

Kuda terbang ari Jlubang ini memang baru di kancah batik. Dibalik karya indahnya tersimpan berbagai permasalahan. Mulai sulitnya pemasaran produk, sampai pada pengadaan bahan baku. “kita belanja bahan ke Solo, Jateng. Kami berharap pemangku kebijakan melakukan sesuatu,” harap Atik.

Pesona Batik Pace Kabupaten Pacitan pada tahun 2013 mendapat pengakuan atau hak paten dari Kemenkumham. Kabar baik itu membawa Batik Pace digemari masyarakat baik di Pacitan hingga Mancanegara.

Potensi baru di Kecamatan Pringkuku merupakan angin segar, mengingat hingga kini batik Pacitan berkiblat di Kecamatan Ngadirojo dimana lahirnya batik Pacitan juga dari wilayah tersebut. “lahirnya Kuda Terbang Buana Jlubang merupakan Inovasi yang harus kita apresiasi,” ungkap Luki Indartato Ketua Dekranasda Pacitan.

Apresiasi yang dilkukan Luki tidak sekedar kata-kata, melainkan mengajak pelaku untuk aktik mengikuti pelatihan-pelatihan yang sering digelar baik dari Dekranasda, PKK ataupun Instansi terkait suapaya kualtas produk baru tersebut mampu bersaing dengan yang lain. “kita juga terus mengevaluasi setiap produk, hingga kini Batik Kuda terbang Buana Jlubang sangat layak untuk dikenakan,” tambahnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kalender Seni, Budaya dan Olahraga; Tarik dan Puaskan Wisatawan

Sekali lagi, Kabupaten Pacitan adalah kota wisata. Status berkembang memaksa lahirkan berbagai terobosan demi mencapai target kunjungan wisata, didukung pelayanan dan tampilan yang apik sehingga memperoleh angka kepuasan para tamu di atas rata-rata. “Sesuai arahan Bupati, kami berkumpul guna membahas kalender seni, budaya dan olahraga,” ucap Agus Ansori Mudzakir Kepala Bidang Informasi Diskominfo Pacitan sebagai Koordinator kegiatan.

Kalender Seni, Budaya dan Olahraga sebenarnya sudah dibentuk beberapa tahun lalu dan telah menjadi agenda tetap, namun mulai bulan ini Diskominfo Pacitan memperoleh stimulus untuk semakin getol menyebarkan informasi Kalender kepada khalayak. “Baik wisatawan domestik dan mancanegara,” kata Dzakir.

Sedikitnya hingga akhir Maret 2019 sampai Desember 2019 mendatang, 60 agenda disepakati dan tertulis dari bentuk Even serta waktu pelaksanaan dari tingkat kota sampai wilayah dan desa. “pelaksana agenda lebih mantap karena jadwal sudah lama ditetapkan,” Tambah Dia.

Usai dibentuknya kalender tetap menurut Joko Rinanto perwakilan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan yang memiliki giat Festival Pasar Sawo merasa lebih fokus menyelenggarakan kegiatan, selain itu sebaran informasi yang dilakukan oleh Diskominfo akan menambah keberhasilan yang akan dilangsungkan.

Penyusunan kegiatan tersebut dilaksanakan kemarin 28/03 di Ruang PPID Diskominfo Pacitan yang dihadiri perwakilan Pejabat Pemkab dan Kepala Instansi terkait serta perwakilan seluruh Kecamatan dan libatkan pelaku seni yang selalu aktif di momen seni budaya. (timDiskominfoPacitan)

Disperindag Wejang Pelaku IKM Olahan Kayu

Tuladi satu dari 20 peserta pelatihan desain produk olahan kayu merasa semakin optimis dengan bisnis yang digelutinya, usai mengikuti pelatihan  yang dilaksanakn Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan selama empat hari 25-28/03 tersebut dirasa mampu memperkaya  pengetahuan yang dimiliki. “Kualitas produksi kami pasti akan meningkat,” ujarnya yang menekuni industri mebel sejak tahun 2014.

Franciscus Xaverius Supriyono pemateri tunggal yang dihadirkan pada kegiatan itu menekankan pemahaman terkait desain produk hingga eksekusi desain. “Desain yang dikerjakan ini merupakan satu dari desain terbaik yang dibuat peserta, berbentuk kursi Cafe baik model pendek dan panjang,” papar Dia yang sering diundang ke berbagai negara untuk membagikan pengalamannya.

Selain itu proses finishing harus sangat diperhatikan dan dikuasai oleh perusahaan, mengingat proses finising menjadi penentu harga jual dari produk yang di ciptakan. “Meski desainnya oke, prosesnya bagus dan sesuai, tapi jika finising jelek maka harga akan hancur,” tegas Dia.

Pelaku usaha mebel harus benar-benar memahami dunia olahan kayu, termasuk mengikuti tuntutan jaman, dimana konsumen sering memesan berbagai model desain baik yang modern ataupun yang klasik. Menurutnya pelaku harus mampu melayani konsumen dengan penguasaan yang dibarengi dengan pengalaman yang dimiliki.

Perindag berkomitmen memajukan seluruh IKM di Pacitan dengan berbagai pelatihan-pelatihan. Termasuk pelatihan yang digelar ini. Mengingat secara geografi Pacitan kaya bahan yang dapat dimaksimalkan berbentuk hasil jadi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kesra Pacitan Jemput Bola Pahamkan Calon Penerima Dana Hibah

Bukan tidak mungkin, upaya memakmurkan masjid dan mushola berbentuk peningkatan sarana berakhir dengan jeratan hukum. Meskipun praktiknya dilaksanakan dengan baik dan benar. “Kami mencoba menyatukan persepsi agar ibadah yang dikerjakan selain diterima juga tidak menyalai aturan,” kata Arbangi, Kepala Bagian Kesra (Kesejahteraan Rakyat) Pacitan pada kegiatan Penjelasan Mengenai Tata Cara dan Pertanggungjawaban 28/03/19 di Pendopo.

Sedikitnya 317 Organisasi Masyarakat Keagamaan calon penerima dana hibah diundang untuk menerima arahan dalam mengatur dana hibah yang bersumber dari dana APBD. Dimana anggaran tersebut secara penggunaan harus sesuai ketentuan. “Meskipun hingga kini tidak terjadi temuan, namun kami menjemput bola supaya semua selamat,” Jelas Arbangi.

Meskipun APBD yang terkesan banyak, namun anggaran sebesar 1 Triliun lebih itu harus dibagi dengan berbagai program dan pembangunan, termasuk pembangunan dan peremajaan tempat ibadah. Tahun 2019 dana hibah tercatat dibagikan kepada 216 masjid dan 55 mushola. “Kami akui pada tahun ini dana yang digulirkan menurun, namun meningkat jika dibanding tahun 2017,” terang Sekda Pacitan Suko Wiyono di kesempatan yang sama.

Ia berharap pertemuan itu seluruh pengelola masjid dan mushola memahami dana hibah yang diserahkan, mengingat dana hibah termasuk bidikan pemeriksaan baik Inspektorat atau pun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Semua Item secara mendetail akan diperiksa. Sehingga praktiknya harus benar dan sesuai,” tambah Suko.

Kecemasan sempat dirasakan Tukadi, sebagai takmir masjid Al Fallah Dusun bengkal Desa Tanjungsari Pacitan yang sekali menerima dana hibah menyadari, kegiatan mulia yang Ia kerjakan beserta masyarakat dapat berimbas pada mala petaka jika tidak sesuai dengan regulasi yang ada. “Kegiatan ini menjadikan kita gambling dengan manajemen yang sah sesuai dengan ketentuan,” ungkapnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bimbingan Teknis Manajemen Kelompok Pengembangan Perikanan, Dinas Perikanan

Fenomena kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) air tawar yang seringkali timbul tenggelam, menjadi perhatian dinas Perikanan Pacitan. Banyak muncul kelompok pembudidaya baru dan yang lama sering kali menghilang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dewi Indriani, kepala bidang Perikanan Budidaya, Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan saat membuka acara “Bimbingan Teknis Manajemen Kelompok”. Menurutnya masalah tersebut perlu dicarikan solusi, diantaranya dengan managemen kelompok yang baik.

Kali ini Dinas Perikanan Pacitan bekerjasama dengan Yayasan Gita Pertiwi Colomadu, Surakarta untuk memberikan materi tentang manajemen bagi kelompok budidaya perikanan di Pacitan. Menurut Rossana Dewi (Fasilitator / Pemateri), Manajemen dimaksud adalah kelompok harus memiliki perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pebelajaran.

Selain hal manajemen tersebut, dijelaskan ada lima prinsip dalam pokdakan. Diantaranya tertib organisasi, tertib administrasi, sumber permodalan beragam, produktif dan memiliki jaringan dan kerjasama yang luas.

Dinas Perikanan juga menggandeng PT Matahari sakti (Pabrik Pakan Ikan), untuk memberikan gambaran dan motivasi kepada para pembudidaya ikan di Pacitan. Utamanya management pemberian pakan yang baik dalam budidaya ikan.

Menurut Irwan Dwi Susatyo, tim technical support PT Matahari Sakti, pemberian pakan yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam budidaya Ikan. Tentunya harus mengacu pada takaran yang tepat dan ideal, tidak kurang dan tidak berebihan, karena akan berakibat kurang baik. (JW/Eko/ekosetiawan.id)

Dinas Perpustakaan Adakan Bintek Kearsipan, tingkatkan Kompetensi dan Upayakan Depo Berstandar

Arsip merupakan bentuk rekaman kegiatan yang dilaksanakan sebuah organisasi yang akhirnya menjadi bukti kebenaran. Hilangnya arsip penting dapat memicu berbagai masalah bahkan dapat memicu konflik.

“Tahun 2019 kita terapkan Program Pengawasan, berbentuk Indikator Arsip Terjaga yang berhubungan dengan kependudukan terutama batas wilayah,” Kata Feri Trimuda dari Dinas Perpustakaan Provinsi Jawa Timur sebelum mengisi Bimbingan Teknis (Bimtek) Kearsipan yang di selenggarakan Dinas Perpustakaan Pacitan hari ini 27/03 di Hotel Srikandi.

Di Pacitan Pengelolaan Arsip sudah baik, namun belum memuaskan. Kondisi demikian ditengara karena kondisi Depo (Gedung Arsip) yang dekat dengan bibir pantai dan diperparah dengan kondisi gedung yang tidak memenuhi sarat. “Udara pantai memicu kerusakan ribuan arsip yang tersimpan,” papar Munirul Ihwan Sekdin Perpusda di kesempatan yang sama.

Mengingat arsip merupakan simbol peradaban serta bukti pertanggungjawaban, maka selain sarana yang mewadahi, kata Irul sapaan Munirul Ihwan, petugas arsip harus mempunyai pemahaman yang cukup serta perhatian.

Suko Wiyono, Sekretaris Daerah Pacitan mengingatkan, dilain kesempatan agar Perpusda menggelar pertemuan dengan Kepala Instansi, mengingat arsip pada intinya adalah tanggung jawab pimpinan. Sedangkan petugas merupakan kepanjangan tangan pimpinan tersebut. “Agar terjadi integrasi dari atasan dan staf,” terang Suko.

Suko juga meminta kepada instansi agar tidak tergesa-gesa mengirim arsip ke Depo, harus di simpan dulu sesuai dengan peraturan, Sehingga dokumen yang berada di Depo benar-benar arsip penting.

Menindaklanjuti masukan terkait kondisi gedung Depo yang dinilai tidak memenuhi sarat dan berpotensi merusak dokumen maka Suko akan secepatnya melapor kepada Bupati. “Termasuk honor petugas akan kami perjuangkan, namun kami harap kinerja terus ditingkatkan,” Harap Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Inovasi Bawa Dadapan Wakili Pringkuku Lomba Desa 2019

Melalui inovasi unggulan, Desa Dadapan melenggang mewakili Kecamatan Pringkuku pada Lomba Desa dan Evaluasi Program Pokok PKK tahun 2019 hari ini 26/03/19.

Berawal dari dinobatkan sebagai desa tertinggal pada 2007 oleh Kemendes memaksa Dadapan bangkit menciptakan berbagai inovasi baik di bidang pariwisata (Desa Wisata) Setono Genthong, Bum Des Tugu Kuning, hingga pembentukan organisasi kepemudaan bernama KEJARI (Kelas Edukasi Remaja Putri).

Proses bangkit dari status desa tertinggal tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu, komitmen bersama untuk menyikapinya. “Terpenting adalah bagaimana semua (masyarakat)red. tahu dan sepakat dengan rencana pemdes,”papar Ismono Kades setepat.

Sanyoto Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) menegaskan lomba desa merupakan tindak lanjut Permendagri Nomor 81 tahun 2015 bentuk evaluasi perkembangan desa dan kelurahan. Ia menekankan tiga bidang yang menjadi prioritas baik tata pemerintahan desa, kewilayahan serta kemasyarakatan. “Indikatornya berupa menurunnya tingkat kemiskinan, sebagaimana gereget pemerintah pusat,” tegas Dia.

Lomba bukan tujuan akhir,  namun merupakan sarana mencapai tujuan yang diharapkan. Keberlangsungan program adalah yang utama. “Kami hanya mencocokkan  laporan yang diajukan, semoga hasilnya sesuai, sehingga Dadapan maju ke tingkat Provinsi,” harap Ketua Tim Penggerak PKK Luki Indartato. (TimDiskominfoPacitan).

Profesor Emeritus Dato’ Dr. Ibrahim Komoo; “Kita Harus Kenalkan Geo Tourism.”

Kawasan Geopark Gunung Sewu memiliki arti penting untuk masa depan Indonesia dan kelestarian alam dunia. Hal besar tersebut telah tergambar pada beberapa lukisan karya Doktor dan Naturalis Frans Wilhelm Junghuhn dari Jerman saat lawatannya tahun 1851.
“Masyarakat sekarang lebih memilih lanskap yang indah, tetapi patut kita ajar untuk melihat sisi lain kuasa Allah. Kita punya kesempatan mengajar pelancong dan anak-anak kita tentang itu,” ungkap Profesor Ibrahim Komoo dari Universitas Kebangsaan Malaysia saat berkesempatan memberikan sambutan dalam rangkaian Pra Revalidasi Geopark Gunung Sewu di kawasan Kabupaten Pacitan kemarin 24/03/19 di Halking Pendopo.
Geopark (Taman Bumi) tersebut, Kata Ibrahim merupakan sarana manusia mengenali segala sejarah dan perkembangan bumi serta manusia berjuta-juta tahun silam, meskipun hingga kini pengetahuan yang terhimpun masih terbatas. “Geopark di Asia Pacific masih menonjolkan keindahan pariwisata, kita harus kenalkan Geo Turism bukan pariwisata-pariwisata” ungkap Mantan Presiden Asia-Pacific Geopark Network.
Pariwisata berkonsep nilai ekonomi merupakan hal yang baik untuk dipertahankan demi peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah, namun keindahan yang disuguhkan harus di dukung dengan segala informasi yang memiliki nilai edukasi bagi wisatawan. Seperti kawasan Pacitan mempunyai warisan berbagai jenis batu luar biasa yang tidak bisa ditemukan di tepat lain. Unesco dan seluruh warga dunia wajib menjaga dan melestarikannya. “Pariwisata harus dimaksimalkan dengan menyinergikan pariwisata umum dan geo pariwisata,” tandas Ibrahim berpesan pada Pemda Pacitan.
Menindaklanjuti masukan sementara Ibrahim, pemerintah secepatnya akan mengupayakan papan informasi sebagai petunjuk tentang keberadaan 13 Geo Site yang telah diakui Unesco, sebelum kegiatan validasi bulan Juni mendatang. Ini merupakan bentuk kampanye sejarah warisan dunia yang dimiliki Kabupaten Pacitan. “kita juga akan lebih memperkenalkan Geopark Gunung Sewu kepada seluruh masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Pacitan Suko Wiyono.
Perihal perpindahan wewenang, sebelumnya di bawah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan maka Suko menjelaskan pemerintah sesuai regulasi berhak mengkaji ulang hasil yang diperoleh. “Apakah kembali ke Pariwisata atau tetap di Pendidikan, namun sebelum itu otomatis koordinasi kedua OPD itu harus ditingkatkan,” tambah Dia.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di kesempatan yang sama berpesan, momentum tersebut diharapkan menjadi wadah memacu diri untuk menjaga dan melestarikan warisan dunia serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam optimalisasi segala bentuk pariwisata. “Juga menjadi sarana penyatuan pemikiran Geopark Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul, ”harap Yudi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sejak Diluncurkan, Ada 220 Aduan Masyarakat Lewat Aplikasi Wadule Pacitan

Kepala Dinas Komunikasi dan Infromatika (Diskominfo) Pacitan mengatakan sejak Aplikasi pengaduan Wadah Aspirasi Pengaduan secara Elektronik (Wadule Pacitan) diluncurkan 14 maret 2017 lalu sudah ada 220 aduan masyarakat yang diterima.

“Sejak 14 Maret 2018 hingga akhir Desember 2018 aduan yang masuk sebanyak 220 aduan 200 sudah ditindaklanjuti dan sisanya masih perlu proses untuk penganggaranya,”kata dia saat memimpin rapat evaluasi tindak lanjut Wadule Pacitan, Jumat (22/3/2019) lalu.

Rachmad mengatakan Bupati Pacitan sangat konsen dengan Wadule Pacitan. Bahkan, kata dia, Bupati selalu memantau melalui layar monitor di ruang kerjanya. “Sehingga bisa langsung mematau Perangkat Daerah mana yang kurang respon terhadap aduan masyarakat,”jelas dia.

Untuk diketahui, Pacitan memberi kesempatan kepada masyaraka Pacitan untuk turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan Kabupaten Pacitan kapan pun dan dimana pun.

Adapun, caranya adalah dengan cukup download aplikasinya di PlayStore atau mengunjungi Website wadul.pacitankab.go.id segala masukan Anda otomatis diterima oleh Instansi yang membidangi untuk ditindaklanjuti. (Riyanto)

Semua Harus Terlibat Dalam Melestarikan Air

Semua harus ikut andil dalam menjaga dan melestarikan air, mengingat air merupakan kebutuhan pokok seluruh makhluk di dunia. Menyambut momen hari air sedunia yang jatuh pada hari ini 22/03/19. Penanaman pohon buah dan bersih sungai di 10 desa di Kecamatan Kebonagung dilaksanakan jajaran pemda, dan forkopimda serta melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk merangsang budaya sadar terhadap air dan sungai. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi perhatian seluruh pemerintah dunia, yang pertama kebutuhan pangan, energi dan keberadaan air baik jumlah serta kualitasnya. Kondisi air utamanya disebabkan oleh lahan gundul dan sampah. Pada tahun 2018 tercatat Limapuluh Ribu pohon ditanam di Kabupaten Pacitan, angka tersebut dapat tercapai dengan sinergi pemerintah bersama semua pihak termasuk suwasta. “Sehingga daerah tangkapan air khususnya berdiri pohon-pohon besar yang mampu menahan air pada saat musim kemarau,” kata Bupati Pacitan Indartato disela mengikuti kegaiatan tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pacitan yang mempunyai peran dalam peningkatan pelayanan air bersih diseluruh wilayah terus mendorong sumber mata air untuk tetap terjaga. Hingga saat ini buru 52% yang terlayani dengan baik. “Sisanya belum dapat kita penuhi, karena faktor sebaran masyarakat dan dan infestasi yang cukup besar,” ungkap Budiyanto Kepala PUPR kepada Diskominfo. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Penilaian Lomba Desa di Desa Semanten Kabupaten pacitan Tahun 2019

Tahapan demi tahapan harus dilaksanakan sebaik mungkin serta sesuai dengan prosedur yang telah disepakati, mengingat tujuan utama lomba desa yakni memacu desa menjadi semakin maju di segala aspek. Peraturan tersebut tertuang pada Permendagri Nomor 81 Tahun 2015 dan ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2015.

Mahmud, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat saat mewakili Bupati Pacitan Indartato menyampaikan pokok dari kegiatan lomba desa adalah bagaimana kepala desa bersama jajarannya mampu menggerakkan potensi yang ada melalui partisipasi aktif.

“Jika memenuhi persaratan dari para tim penilai, maka masuk tingkat Provinsi mewakili Kabupaten Pacitan, selanjutnya tingkat Nasional,” terang Dia hari ini saat Penilaian Lomba Desa dan Evaluasi 10 Pokok Program PKK Tingkat Kabupaten Di Desa Semanten, Pacitan 22/03/19.

Lomba Desa meliputi tiga bidang utama yang wajib diperhatikan, baik pemerintahan, kemasyarakatan dan kewilayahan. Hasil yang diperoleh selanjutnya dilaksanakan penilaian lapangan. Maka dari itu pihaknya meminta untuk melengkapi administrasi. “meskipun berdekatan dengan pemilu, namun administrasi harus tetap sesuai,” tambah Mahmud. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tilik Warga Inklusif; Luncurkan Program Pendampingan

Segudang kekurangan di depan mata, tapi prinsip yang tertuang pada Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Pacitan harus benar-benar dilaksanakan sebaik-baiknya. “Termasuk saat ini tenaga guru belum ada, dan kita upayakan,” ungkap Bupati Pacitan Indartato saat melaksanakan Tilik Warga Inklusif di Desa Losari, Kecamatan Tulakan, kemarin 20/03/19.

Kegiatan tersebut diawali dengan melihat langsung ke 7 rumah warga yang berkebutuhan khusus untuk mencari tahu akar permasalahan sehingga pemerintah tahu peta di lapangan. “Meskipun hasilnya tidak dapat secepat yang diharapkan, namun kita bersama-sama pemangku kebijakan baik tingkat vertikal, kecamatan dan pemerintah desa berbuat sesuatu kepada mereka,” tambah Bupati.

Sunaryo, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pacitan mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Bupati, selain melaksanakan program-program untuk menyikapi fenomena tersebut juga akan mengangkat Pendamping Inklusif guna mendorong sekolah-sekolah yang memiliki siswa ABK. “Dan tidak hanya bertugas di Desa Losari, karena mereka melalui Dinsos,” papar Dia.

Pendampingan juga di laksanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, mulai pemeriksaan kesehatan rutin yang dilaksanakan para petugas wilayah, hingga pelaksanaan rujukan ke rumah sakit baik tingkat satu dan tingkat dua jika diperlukan. “Tapi fokus kami pada pembelajaran pengasuhan anak serta penguatan mental orang tua,” Kata Eko Budiyono Kepala Dinkes Pacitan.

Doa untuk kesembuhan di lantunkan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pacitan Muhammad Nurul Huda saat turut mendampingi Bupati, diamini oleh Bupati dan seluruh rombongan yang hadir mengharap kesembuhan atau minimal memperoleh kekuatan dan kemudahan. “Percaya pada Allah SWT. Hari ini kita sakit, besuk bisa saja kita sehat,” katanya yang pernah 7 Tahun mondok Di Ponpes Duri Sawo Ponorogo mengungkapkan. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Musrenbang Prioritaskan Penurunan Angka Penduduk Miskin

Masalah penting yang dihadapi Kabupaten Pacitan adalah penduduk miskin, menduduki angka 14,19 % pada tahun 2018. Meskipun telah keluar dari zona merah, namun isu tersebut kembali diangkat dalam Musrenbang  RKPD Kabupaten Pacitan tahun 2020. “Sesuai arahan Bupati, harus kita tekan menjadi 13,00% 2 tahun mendatang,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Heru Wiwoho.

Pertumbuhan ekonomi inklusif melalui sektor unggulan daerah yang berkelanjutan merupakan tema yang diusung, melalui pertanian dan pariwisata terintegrasi diharap cita-cita awal pengentasan penduduk miskin dapat terealisasi, ditunjang pelayanan dasar wajib dimaksimalkan pemerintah sebagai penyangganya.

Rencana dan kinerja sebuah prakarsa tentu dapat memperoleh hasil yang maksimal ketika didukung semua komponen, dukungan tersebut merupakan gambaran keterlibatan pada proses pembangunan baik masyarakat, pengusaha dan lain-lain. “Pelaksanaan pembangunan akan memperoleh hasil yang baik, pelaksanaan yang baik merupakan setengah keberhasilan, sesuai visi dan misi Kabupaten Pacitan” ungkap Ronny Wahyono Ketua DPRD Pacitan saat sambutan.

Pengurangan penduduk miskin memang menjadi indikator keberhasilan  pemerintahan. Dengan berbagai sistem baru yang sesuai dengan zaman seperti hadirnya Aplikasi Terintegrasi  Pemerintah Kabupaten Pacitan (Lik In) dan Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Secara Elektronik (Wadule), diharapkan menjadi jembatan pembangunan yang berorientasi pada pemberantasan kemiskinan. “Sesuai dengan yang disampaikan Pak Heru dan Pak Ronny,” ungkap Bupati Pacitan Indartato saat membuka kegiatan hari ini 19/03/19 di Pendopo.

Karena tata kelola pemerintahan yang baik merupakan landasan pacu semua aspirasi pada Musrenbang tersebut. Keterbukaan, dapat dipertanggungjawabkan dan didukung partisipasi aktif masyarakat. Sehingga berhasil dan gagalnya kinerja pemerintah dapat diketahui oleh masyarakat luas. “Partisipasi kini dapat dilakukan siapa pun dan kapan pun, menuju pembangunan yang diharapkan,” tambah Bupati.

UMKM salah satu tumpuan lain pengurangan kemiskinan harus mendapatkan perhatian secara berkelanjutan,  asupan informasi berbentuk penambahan wawasan dan keterampilan menjadi harapan demi penyerapan tenaga kerja. “Sentuhan-sentuhan tersebut selain memotivasi juga mendorong usaha kita,” kata Nova Ruliana Purba salah satu pelaku UMKM dari Ngadirojo.

Prinsip mendukung pembangunan Kabupaten Pacitan juga diberikan perbankan berpelat merah milik Provinsi Jawa Timur. Berfokus pada peningkatan dan pemberdayaan UMKM merupakan konsentrasi yang kini dilaksanakan dengan berbagai kemudahan dan pelayanan. “Kami terapkan keikutsertaan dalam mendorong laju perekonomian kita,” ungkap Palti Oloan Purba Tua S. Pimpinan instansi. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dukung Dinas Damkar serta Tingkatkan Kapasitas Satpol PP

Pemerintah Pacitan menyambut baik atas rencana pemerintah pusat tentang pemecahan Pemadam Kebakaran (Damkar) Menjadi dinas mandiri, dimana saat ini Damkar masih seatap dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), namun rencana tersebut tentu harus dipelajari mengingat tupoksi yang dilaksanakan di Kabupaten Pacitan.

“Ditinjau dari kasus yang ada,” kata Bupati Pacitan Indartato usai peringatan HUT Ke-69 Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dirangkaikan dengan HUT Ke-100 Damkar, HUT Ke-57 Satuan Perlindungan Masyarakat, HUT Ke-45 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2019 hari ini 18/03/19 di Halaman Pendopo.

Perihal peningkatan kapasitas sebagai Penegak Perda yang diemban Satpol PP juga memperoleh perhatian melalui rumusan yang didukung Pemda, DPRD dan disetujui Gubernur melalui berbagai kegiatan latihan-latihan.

Widy Sumardji orang nomor satu di lingkup satpol PP menjelaskan bentuk teknis peningkatan kapasitas selalu dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang ada, namun pihaknya menambah porsi melalui model-model tambahan. “Seperti kompetensi penegakkan perda kita selalu tingkatkan, termasuk melaksanakan kajian pada masalah-masalah yang bersifat ambigu, yang membutuhkan kecermatan dalam pengambilan keputusan agar tidak menyalahi aturan,” ucap Widy.

Termasuk peningkatan kapasitas fisik juga terus ditingkatkan oleh satuan tersebut, seperti pada hari Selasa misalnya dilaksanakan Pembinaan Fisik (Binsik) yang wajib diikuti seluruh anggota. Karena Satpol PP selalu melibatkan diri dengan kegiatan Kebencanaan baik pada musim kemarau dan hujan. (timDiskominfoPacitan).

DPC ABDESI Kabupaten Asahan Lihat Lebih Dekat Pacitan

Sujud Prayitno tertegun ketika diajak kerabatnya dari Kabupaten Wonogiri untuk berjalan-jalan melihat keindahan Gua Gong dua pekan lalu, piknik keluarga tersebut berimbas pada kunjungan kerja yang melibatkan 300 peserta Kepala Desa dan Lurah Kabupaten Asahan Sumatera Utara. “Saya heran, betapa tetesan air dapat membentuk Gua yang begitu indah, dikemas dengan model wisata seperti itu,” papar Sujud yang juga Ketua DPC Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (ABDESI) Kabupaten Asahan saat disambut Pemda Pacitan kemarin 17/03/19 di Halking Pendopo.

Perencanaan singkat tersebut diharap Sujud mampu memberi warna baru di bidang wisata desa serta laju perkembangan potensi yang dimiliki Asahan. Ia menekankan dari segi potensi yang dimiliki semestinya Asahan memiliki kesempatan yang sama untuk bertengger di bidang pariwisata seperti Pacitan. “Izinkan kami menyaksikan lebih dekat kota Pacitan ini, sehingga kami dapat mengaplikasikannya” tambah Dia.

Hariyanto, Kades Batu Anam yang ikut dalam kegiatan ini tidak akan melewatkan kesempatan yang hanya empat hari tersebut, Ia berkomitmen untuk mempelajari manajemen Bumdes yang ada di Pacitan, juga jika memungkinkan Ia pun akan menerapkan wisata desa yang tengah dimaksimalkan Pacitan.

Pemerintah menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan, tidak hanya bidang-bidang yang jelas mempunyai potensi wisata yang menjadi fokus pemerintah, melalui Bupati Indartato lingkup Pemda dari pendopo hingga halking dikemas menjadi obyek wisata untuk para pelajar hingga masyarakat umum. “komitmen itu selain bentuk perhatian pemerintah terhadap kepariwisataan juga sebagai upaya mendekatkan diri antar masyarakat dan pemerintah,” kata Sekda Suko Wiyono yang berkesempatan menyambut rombongan.

Hadir menyambut rombongan Kunjungan Kerja, Ketua PKK dan Penasihat Darma Wanita Kabupaten Pacitan Luki Indartato, Ketua Darma Wanita Kesatuan kabupaten Pacitan Bety Suko Wiyono serta kepala Dinas  dan Badan terkait. (budi/wawan/suhartono/riyanto/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Pemkab Pacitan Upayakan Lingkungan Bersih Dari Sampah

Semua pihak selalu dilibatkan dalam menanggulangi sampah, masalah global tersebut juga menjadi momok di negara Indonesia. Termasuk di Kabupaten Pacitan, Sedikitnya diselenggarakan 15 kali dalam setahun menggelar kampanye dalam rangka membudayakan peduli sampah berupa Kerja Bakti “Tilik Kebersihan DLH”.

Mengingat kekuatan pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sangat terbatas untuk membuat Pacitan menjadi bersih, jika dipaksa tentu akan memakan biaya yang besar. “Langkah Preventif Teknis merupakan jawaban terbaik dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan asri, sejalan dengan Visi dan Misi Bupati,” kata Edy Yunan Ahmadi Kepala DLH.

Bupati Pacitan Indartato yang terlibat dalam agenda di Desa Dadapan, Pringkuku (15/0319) mengungkapkan, bahwa Pemerintah Pacitan sangat konsentrasi dengan tujuan pemerintah pusat perihal bebas sampah di tahun 2025. Baik dengan kegiatan kampanye, pembentukan Bank Sampah dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) Terpadu. “Termasuk juga kita libatkan juga para mitra lingkungan,” kata Dia.

Sampah memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh sebab itu Bupati terus mendorong berbagai upaya lain seperti rancangan regulasi, namun hal itu memerlukan tahapan-tahapan baik ditingkat pemda hingga desa. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pengumuman Seleksi Jasa Teknis Akan Dilaksanakan Nanti Malam

Rekrutmen Jasa Teknis Bantuan Rekonstruksi Pasca Bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasuki tahap seleksi wawancara atau tahap akhir. Hasil seluruh rangkaian seleksi akan dipungkasi dengan pengumuman malam nanti 14/03/19 melalui akun resminya.

Tercatat 400 pelamar dari dalam dan luar kota memenuhi 4 formasi yang dibutuhkan, meliputi Koordinator Fasilitator, Tenaga Jasa Teknik Lapangan, Tenaga Jasa Teknik Pemberdayaan dan Tenaga Jasa Teknik Administrasi Lapangan. “Kecuali Jasa Teknik Lapangan terpaksa harus kami perpanjang, karena belum memenuhi kuota yang kami harapkan,” ungkap Didik Alih Kepala Pelaksana BPBD Pacitan.

Didik enggan Grusa-grusu pada momen besar ini, mengingat peserta yang terpilih akan mengemban tugas besar mewakili pemerintah bersinggungan langsung dengan masyarakat yang tertimpa bencana dalam merehabilitasi dan merekonstruksi bencana 2017.

Miswar, peserta yang mengisi formulir di Jasa Teknik Administrasi sangat menyadari semua proses berjalan dengan profesional dan transparan, adapun jika Ia harus gugur maka hasil tersebut merupakan hasil murni yang harus di syukuri. “Saya tetap akan membangun kota kelahiran saya dengan bentuk lain, namun saya harus yakin jika nanti malam nama saya tertera di daftar pengumuman akhir,” kata Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Salurkan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam

Bupati Pacitan Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam di Kecamatan Bandar. Bantuan berupa paket sembako dan peralatan tidur itu diserahkan langsung kepada para korban. “Sing sabar nggih pak. Kita semua memang tidak pernah menginginkan bencana itu datang,” katanya ketika memberikan bantuan kepada Sardi, warga Dusun Pudak, Desa Watu Patok, Bandar, Kamis (14/3/2019).

Sardi merupakan bagian dari 61 warga terdampak tanah longsor di kecamatan tersebut pada Rabu (6/3/2019) lalu. Dari catatan pihak BPBD jumlah rumah warga yang rusak berat akibat terjangan material longsor mencapai 39 unit. Tersebar di enam desa. Yakni Ngunut, Bandar, Tumpuk, Watu Patok, Jeruk, dan, Kledung.

Selain menerima bantuan berupa paket sembako, para korban yang berhak juga akan menerima bantuan untuk meringankan beban mereka. Teknis penyalurannya melalui rekening bank.

Bupati berpesan agar warga tetap waspada banjir dan tanah longsor. Mengingat hujan masih kerap turun dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama. “Utamakan keselamatan jiwa. Yang lain bisa belakangan,” pesan dia. (arif/nasrul/juremi tomas/humaspacitan/diskominfopacitan)

Pamerkan Bonsai Bertajuk Pacitan Nyawiji

Siapa yang tahu jika Bupati Indartato pencinta bonsai. Meskipun hanya sekedar hobi namun sejak tahun 1984 Indartato merawat satu pohon berjenis Beringin (Ficus Benjamina) hingga kini. Itu Ia sampaikan saat berkesempatan membuka Pameran Bonsai Nasional Ke-2 bertema Pacitan Nyawiji di Alun-alun kemarin 13/03/19.

Pemerintah berkomitmen mendukung Pameran Bonsai, mengingat Kabupaten Pacitan memiliki banyak pohon yang bisa menjadi tanaman bonsai.  Prospek tersebut diharapkan menjadi ladang ekonomi baru masyarakat.

Kegiatan tersebut juga diharap Bupati menjadi wadah untuk bertukar pengalaman sehingga menambah pengetahuan serta sebagai ajang membentuk jaringan baru antar pelaku. “Namun saya berharap kepada masyarakat yang baru coba-coba, untuk berhati-hati dalam mengeksplorasi, jangan merusak,” harapnya.

Imam Daryono, Penasihat Perkumpulan Penggemar Bonsai  Indonesia (PPBI) Pacitan mengharap pemerintah terus mendukung sehingga kegiatan ini dapat kembali dilaksanakan di tahun-tahun selanjutnya. “Jika didukung kami akan menggelar pameran berskala Internasional,” kata Imam.

Ratusan peserta turut andil di Even yang masih rangkaian Hajatan 274 tersebut, mulai dari Jakarta, Purworejo, Cianjur, Madiun, Ponorogo, Wonosari dan lain-lain yang terbagi dalam 3 kelas, yakni Prospek, Bakalan dan Belum Jadi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gelem Lan Temen Menjadi Pelayan Rakyat

Berbagai tantangan di hadapi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menggerakkan laju pemerintahan. Peningkatan kompetensi wajib dan menjadi pilihan demi kemajuan yang diharapkan berbentuk proyek perubahan melalui tempat kerja masing-masing dengan kreatifitas dan inovasi.

Mengacu pada kata yang disampaikan Aristoteles, bahwa pemerintah adalah pelayan bagi rakyatnya, maka sudah seharusnya pemerintah menjadi pelayan yang baik bagi seluruh rakyatnya. “Pada dasarnya, Saya sering mengibaratkan bahwa pemerintah seperti halnya lautan. Baik dan buruk bisa masuk, namun yang muncul selalu yang buruk-buruk. Justru itu merupakan tantangan bagi kita bersama,” kata Bupati Indartato pada Pembukaan Diklat Kepimpinan Tingkat IV Angkatan Ke-13 Provinsi Jawa Timur di Pacitan 13/03/19.

Ia berharap Diklat yang dilaksanakan di gedung diklat Kabupaten Pacitan dapat menjadi jembatan bagi pemerintah untuk menjadi pelayan yang baik, serta mampu memberikan kepuasan kepada rakyat melalui filosofi Jawa yang berbunyi Gelem lan temen, yang berarti Gelem atau mau, mau melaksanakan dengan tulus iklas, serta Temen atau serius, melaksanakan tanggung jawab dengan penuh kesungguhan.  (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Disperindag Pacitan; Maksimalkan Pelaku Sulam Dan Rajut

Rika Suryani gigih mempraktikkan teknik rajut yang disampaikan oleh ahli Ayu Widianingsih dari Kota Solo Provinsi Jateng, gadis berusia 23 tahun itu berpendapat keterampilan itu merupakan peluang menciptakan ladang usaha yang dapat mendatangkan nilai ekonomi jika digali ilmunya secara mendalam. “Ini merupakan kesempatan yang baik buat kami,” ungkap Dia.

Sri Kusumo sebagai kepala Bidang Perindustrian Disperindag Pacitan berkomitmen memaksimalkan keterampilan sulam dan rajut pelaku usaha tersebut serta berupaya turut andil pada berbagai momen baik tingkat Regional dan Nasional yang sering digelar.

Sebanyak 40 peserta yang terbagi menjadi dua kelompok sulam dan rajut mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari, bentuk dorongan kepada pelaku industri tersebut juga sebagai upaya pemerintah untuk mengenalkan pasar dan jaringan baru yang lebih kompetitif.

“Selain mereka yang bergelut langsung pada industri ini, peserta juga kami utamakan yang mempunyai jiwa seni dan passion tinggi,” kata dia disela kegiatan Pelatihan Rajut Dan Sulam di Hotel Remaja 12/03/19. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Langkah Cepat; Bangun Jembatan Penghubung Desa

Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Jawa Timur pada 06-07/03/19 lalu Berakibat bencana banjir dan tanah longsor di beberapa kecamatan di Kabupaten Pacitan, serta menyebabkan terputusnya beberapa jembatan penghubung antar desa.

“Seperti jembatan Gedangan di Desa Gedangan dan jembatan Tosari di Desa Kemuning (Kecamatan Tegalombo) red.,” papar Didik Alih sebagai Kepala Pelaksana BPBD Pacitan. Sebanyak 400 (KK) di empat desa, mulai desa Tegalombo, Kemuning, kasihan dan Ngreco yang terlewati sungai Grindulu harus terisolasi untuk sementara waktu.

Bupati Indartato kemarin 11/03/19 yang berkesempatan meninjau langsung kondisi tersebut meminta kepada warga bersabar sesaat, Ia pastikan tahun ini pemerintah akan membangun kembali jembatan tersebut. “Langsung tahun in, termasuk jembatan di Desa Tremas, namun untuk jembatan Tosari secara teknis harus bertahap,” Kata Bupati.

Jembatan permanen untuk roda empat tersebut menjadi prioritas pemerintah di tahun 2019 dan akan dilanjutkan pada tahun selanjutnya, menghabiskan anggaran 28 Milyar bersumber dari rehabilitasi dan rekonstruksi BNPB.

Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada warga yang bersedia bergotong royong dan rela menggunakan jembatan darurat untuk mendukung mobilitas. “Kami tetap melaksanakan langkah cepat demi warga kita,” tambah Bupati.

Pada kesempatan tersebut Bupati juga menyerahkan bantuan kepada warga korban bencana tanah longsor di Desa Ploso dan Tahunan Kecamatan Tegalombo, didampingi Wabup Yudi Sumbogo dan Pejabat lingkup Pemkab. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

REKRUTMEN TENAGA PENDAMPING (FASILITATOR) UNTUK BANTUAN REKONTRUKSI PASCA BENCANA SEKTOR PERUMAHAN TAHUN 2019

Berdasarkan PERDA Nomer 14 tahun 2018 tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2019 tanggal 19 Desember 2018 dan dokumen pelaksanaan anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2019, maka BPBD Kabupaten Pacitan akan melaksanakan Rekrutmen Tenaga Pendamping (Fasilitator) untuk Bantuan Rekonstruksi Pasca Bencana Sektor Perumahan Tahun 2019.

Dibawah ini disampaikan link pengumuman persyaratan rekrutmen tenaga pendamping ( Fasilitator) tahun 2019 :

(BPBD Pacitan/DiskominfoPacitan)

Waspada Hidromatologi Sepekan Ke Depan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) resmi menghimbau seluruh masyarakat agar waspada selama periode awal bulan Maret. Siaran yang disebar pada 02/03/19 menyampaikan pada bulan ini Indonesia bagian barat dan tengah berpotensi curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang.

Saat ini teridentifikasi adanya aktivitas Madden Julian Oscilliation (MJO) di Samudera Hindia. MJO merupakan fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dan dapat meningkatkan potensi curah hujan di daerah yang dilaluinya.

BMKG mendeteksi adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatra yang membentuk daerah pertemuan angin yang cukup konsisten di Wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa.

Juga dilaporkan potensi gelombang tinggi yakni 2.5 hingga 4.0 Meter yang diperkirakan terjadi di perairan selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Selat Bali bagian selatan, Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai serta Lampung. (BMKG/DiskominfoPacitan)

Warga bersama Pemdes, TNI, Polri bergandengan Hadapi Bencana Longsor

5 Desa di Kecamatan Bandar mengalami musibah tanah longsor akibat hujan lebat yang terjadi semalam 06/03/19. 17 rumah dilaporkan mengalami kerusakan ringan dan sedang, sedangkan untuk 2 rumah dilaporkan segera direlokasi karena tebing mengalami retak beberapa meter.

Agung Dwi Cahyono Camat Bandar kepada Diskominfo 07/03/10 menjelaskan, untuk akses jalan terdapat dua titik yang terputus, pertama jalur Desa Bangunsari-Jeruk dan jalan penghubung Desa Petungsinarang-Ngunut tepatnya di Jorenges sepanjang 50 meter.

“Kami mengerahkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah desa setempat didukung TNI dan Polri untuk membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan ataupun yang menerpa rumah warga dengan peralatan seadanya,” jabar Agung.

Mengingat curah hujan tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga sepekan mendatang, pihaknya meminta kepada seluruh warga di Wilayah Bandar agar tetap waspada dan berhati-hati khususnya warga yang berada di daerah lereng berpotensi longsor. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Meninjau Bencana; Serahkan Paket Bantuan Sementara

Bupati Indartato meninjau langsung dampak banjir dan tanah longsor yang terjadi semalam 06/03/19 Bersama Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Sukowiyono dan OPD terkait di kecamatan Arjosari dan sekitar.

Selain melihat langsung kondisi terdampak, Bupati juga berkesempatan mengunjungi para korban serta menyerahkan bantuan sementara berupa paket sembako, selimut dan terpal. “kita berharap kepada warga yang terkena musibah untuk bersabar,” kata Bupati.

Kondisi perubahan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi sepekan ke depan, Ia menghimbau kepada warga masyarakat agar tetap tenang dan selalu waspada dengan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Banjir di 3 Kecamatan; Terjunkan 449 Personil Gabungan

Hujan dengan intensitas tinggi terjadi diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan pada 06/03/19 mulai pukul 16:30 WIB hingga 23:00 WIB. Mengakibatkan beberapa Desa yang terlewati Sungai Grindulu di 3 Kecamatan yakni Tegalombo, Arjosari dan Pacitan terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan yang sudah siaga  dengan cuaca tersebut melaksanakan pantauan langsung serta kaji cepat disemua wilayah terdampak banjir. Kususnya di titik terendah yakni Arjosari dan Disusul dengan evakuasi terhadap lansia dan balita.

Hingga pagi ini 07/03/19 tercatat 449 personil gabungan baik dari TNI, Polri dan Dinas terkait diterjunkan. Didik Alih Wibowo Kepala Pelaksana BPBD mengatakan bahwa tidak ada korban dalam musibah banjir ini. “Tanggap darurat menjadi prioritas agar tidak terjadi korban,” (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

ASN Harus Jadi Contoh Wajib Pajak

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo berharap pajak di Kabupaten Pacitan terus meningkat seperti yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Karena berimbas pada kontribusi Negara dan berdampak terhadap peningkatan laju pembangunan diberbagai sektor.

Kalimat itu diutarakan saat Ia berkesempatan menghadiri dan membuka Pekan Penutupan Laporan SPT tahun 2018 di Gedung Karya Darma kemarin 06/03/19 oleh Direktorat Jenderal Pajak KP2KP Kabupaten Pacitan.

Menurut Wabup, program tersebut merupakan salah satu bentuk keteladanan ASN, TNI dan Polri dalam hal pajak sebelum batas waktu yang ditentukan. “kita harus menjadi contoh bagi masyarakat dengan berpartisipasi aktif di dialamnya,” jelasnya.

Upaya harus dilakukan untuk memenuhi target yang ditentukan oleh pusat, maka Pemda akan selalu mendukung dan melibatkan diri demi tercapainya program itu dengan  memperkuat sinergitas antar instansi sesuai harapan yang disampaikan Kepala KP2KP Pacitan Agus Nugroho.

Wabup kembali menegaskan bahwa ASN, TNI dan Polri harus benar-benar menjadi contoh bagi wajib pajak berpenghasilan tinggi. “Utamanya bagi kesejahteraan masyarakat,” imbuh Wabup. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gelar Lawatan di Tiga Negara; Jalin MoU Sister School Program

Siswa SD Alam Pacitan selalu mempunyai cara untuk belajar, salah satunya yang menarik kali ini adalah kunjungnya di tiga tetangga Indonesia, yakni Singapura, Malaysia dan Negeri Gajah Putih Thailand.

bertekat menimba ilmu sebanyak-banyaknya di tiga Negara tersebut mereka juga membawa misi pertukaran budaya, dengan ditandatanganinya MoU antara Direktur Phat Masniyom selaku Direktur Warraphat School dan Kepala  Sekolah SD Alam Bangun Naruttama.

Dengan penanda tanganan itu kedua belah pihak mempunyai kesempatan melakukan pertukaran budaya melalui kegiatan “cultural exchange camp”. Didalamnya kedua sekolah akan bergantian menjadi tuan rumah pertukaran budaya.

Hal lain yang bias dilaksanakan adalah kedua belah pihak juga berkesempatan bertukar informasi terkait kurikulum, kegiatan pembelajaran ataupun Even sekolah. Sehingga menjadi rujukan dan bahan inovasi program agenda baru sekolah.

Rombongan juga diperkenankan menampilkan tarian tradisional, paduan suara serta memainkan alat musik angklung. Pertunjukan ini ternyata mendapat apresiasi yang luar biasa dari pihak Warraphat School.

Banyak hal yang diperoleh para siswa selama kunjungan, utamanya adalah kesadaran mereka yang termasuk bagian masyarakat ASEAN yang harus saling mengenal dan saling toleransi atas perbedaan budaya yang dimiliki, hasilnya terciptanya kehidupan yang selaras di tengah keberagaman dan kemajemukan khususnya di Asia Tenggara. (Diskominfo).

TK BA Aisyah Tulakan Kunjungi Pendopo Hingga Halking

Kali ini, TK BA Aisyah Kecamatan Tulakan berkesempatan mengunjungi Pendopo Kabupaten, Bupati Indartato disela kesibukannya menyempatkan diri menyambut langsung putra-putri dari Tulakan tersebut bersama Istri Luki Indartato.

Kegiatan yang dilaksanakan 05/03/19 tersebut selain mengunjungi Pendopo para siswa-siswi juga dipersilahkan untuk mengunjungi berbagai ruang di sekitar Pendopo, mulai ruang kerja, ruang rapat Bupati hingga halaman Wangking atau Haliking.

Luki Indartato sebagai Bunda Paud menyambut hangat kegiatan tersebut dan menyampaikan terima kasih, Ia menegaskan dengan agenda semacam itu secara tidak langsung merangsang peserta didik untuk giat dalam belajar. “Mengingat Pendopo Kabupaten ini adalah rumah bersama, “Kata Luki. (anjar/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Serius Tangani Stunting, Pemkab Pacitan Siapkan Intervensi

SERIUS: Bupati Indartato diapit Wakil Bupati Yudi Sumbogo (kiri) dan Kepala Dinas Kesehatan usia Rembug Stunting di Gedung Karya Darma, Selasa (5/3/2019) siang. Pemkab menyiapkan aksi strategis mengatasi kelainan yang menimpa anak-anak kurang gizi tersebut. (Foto: PS/Diskominfo)

Pacitan – Jumlah anak dengan fisik sangat pendek di Pacitan mencapai 1.636 orang. Sedangkan kategori pendek angkanya mencapai 2.662 orang. Data tersebut meliputi usia lima tahun ke bawah.

“Bisa disebut stunting jika dialami anak berusia dua tahun ke bawah. Kita asumsikan sepertiga dari jumlah itu mengalami stunting. Itu yang akan kita intervensi,” papar Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr Eko Budiono, MM, usai kegiatan Rembug Stunting di Gedung Karya Darma, Selasa (5/3/2019).

Secara umum, lanjut Eko, persentase penderita stunting di Pacitan baru berada di angka 24 persen. Hal tersebut relatif masih aman. Pasalnya, menurut pedoman pemerintah yang mengacu ketentuan WHO, angka di bawah 30 persen termasuk kategori ringan.

“Di bawah 30 persen. Tapi kalau saya prediksi di bawah 20 persen rasanya belum tercapai,” katanya kepada wartawan.

Kendati tak mengkhawatirkan, namun Pemkab Pacitan tak mau berpangku tangan. Di sela sambutan, Bupati Indartato mengajak jajarannya serius menangani kasus tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan akses pangan dan gizi.

“Memang ini menjadi kewajiban kita semua. Tugas pemerintah yang harus kita selesaikan supaya rakyat Indonesia khususnya di Pacitan hidupnya lebih baik dan tidak ketinggalan dari daerah lain,” tandas Indartato.

Upaya itu, tegas Pak In, harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pihaknya juga sedang mengkaji kemungkinan pemanfaatan Dana Desa (DD) untuk membantu mengatasi kelainan yang diderita anak-anak kurang gizi tersebut.

Sementara itu DR Andrianto, Ketua Tim Pangan dan Gizi Provinsi Jatim menerangkan pengentasan stunting harus menggunakan 2 pendekatan. Yaitu pola sensitif dan spesifik.

Dijelaskan, tiap keluarga dan lingkungan harus memiliki kepekaan terhadap warganya. Misalnya, jika ada seorang ibu hamil maka anggota keluarga lain memiliki kewajiban mengingatkan si calon ibu agar mengonsumsi makanan bergizi.

Adapun pendekatan spesifik merupakan wewenang Dinas Kesehatan. Pola tersebut dapat dilakukan dengan sistem pendampingan untuk mengubah pola hidup masyarakat agar menjadi lebih baik.

“Kemiskinan itu hanya 35 persen jadi penyebab stunting. Justru 55 persen karena pola asuh. Karena ketidak mampuan keluarga memberikan makanan terbaik,” kata dosen di salah satu perguruan tinggi di Surabaya yang hadir sebagai nara sumber. (PS/PS/Diskominfo)

KOMPAK Dorong Peran Provinsi Melalui Camat Dalam BINWAS

KOMPAK Jawa Timur kemarin 4 Maret 2019 terlibat dalam mendukung proses penilaian pembangunan Daerah oleh Kemertrian Bappenas RI. Jawa Timur masuk sebagai nominator.

Dalam FGD, KOMPAK menyampaikan berbagai dukungan yang telah dilakukan dalam memperkuat peran Provinsi dalam mendorong pelaksanaan UU Desa melalui penguatan kapasitas camat dalam BINWAS, pengembangan inovasi daerah dan keperantaraan pasar.

Penilai utama Bapak Dr. Ir Budhi Setiawan MA, Deputi Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Nasional, sangat mengapresiasi kerja KOMPAK yang menurut beliau sudah kebiasaan DFAT bahwa dukungan dananya kecil tapi hasil dan dampaknya jelas dan bisa dijamin berkelanjutan. Beliau (baju batik kunning) berkenan mengunjungi stand pameran KOMPAK
(Irwandi)

Dukung Wirausaha Dengan Tambahi Keterampilan Foto

Merantau ke kota lain bukan pilihan bijaksana, mengingat Kabupaten Pacitan mempunyai banyak kekayaan yang siap dieksplorasi, baik alam, hasil laut, pertanian bahkan hasil kreativitas tangan masyarkakatnya.

Pemerintah butuh SDM dan tenaga untuk memaksimalkan pasar besar tersebut, salah satunya dengan memberi wadah dan menambah keterampilan yang dimiliki dengan mengelar Pelatihan Fotografi kepada puluhan wirausaha muda yang dilaksanakan selama tiga hari 04-06/03/19 di Ruang Pertemuan hotel Remaja oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan.

Supomo Kepala Disperindag meminta kepada peserta untuk serius terhadap potensi yang dimiliki Pacitan dengan memaksimalkan program pemerintah seperti yang tengah dilaksanakan.

Materi fotografi yang disampaikan kemudian mampu mendukung usaha yang tengah dikembangkan, mengingat segala aspek usaha mulai kuliner, pariwisata dan kerajinan dapat maksimal dengan promosi cantik melalui sosial media (Sosmed).

Ia juga mengharap kepada peserta agar terus menjalin hubungan baik dengan Disperindag, sesama peserta dan wirausaha lain melalui paguyuban yang telah dipersiapkan demi tercapainya sinergitas, sehingga tercapai kemudahan usaha yang dikembangkan. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pagelaran Wayang Kulit kolaborasi tiga dalang lokal di Hari jadi Pacitan

Yati Pesek mengaku takjub pada komitmen Pemerintah Pacitan dalam mengangkat seniman lokal. Hal itu Ia ucapkan saat diundang pada kegiatan Pagelaran Wayang Kulit semalam penuh kemarin 02/03/19 di Rangkaian Puncak Hajatan Ke-274 tahun dengan Lakon Semar Gugat Nata Jagad.

Sinden dan Pelawak senior yang sudah berkiprah di berbagai stasiun TV Nasional tersebut sengaja didatangkan untuk meramaikan acara bersama beberapa pelawak lokal Pacitan. “Saya sudah malang-melintang di dunia seni Jawa dari muda, kemampuan mereka tidak diragukan lagi,” kata Yati.

Ribuan masyarakat terlihat antusias memadati Alun-alun tempat digelarnya acara hingga usai pagelaran, tiga dalang yang tampil pada momentum ini yakni Ki Dalang Cilik Gandang Gondho Waskito berusia 12 tahun yang pernah menjuarai berbagai lomba dalang kelas Regional dan Nasional, salah satunya menjadi dalang penyaji terbaik tahun 2018 di TMII.

Selanjutnya Ki Dalang Nardi Carito Mudho dan ki Dalang Aang Thir Wiyatmoko yang sudah tidak diragukan lagi pengalamannya, membuat penonton sangat dimanjakan dengan penutupan Hajatan. “Banyak persiapan yang kami lakukan agar pertunjukan maksimal,” terang Gandhang.

Kini memajukan kesenian Jawa bukanlah isapan jempol belaka, melalui kegiatan itu Bupati Indartato menyampaikan bahwa ke depan bukan masyarakat Pacitan yang mengundang dalang dari kota lain, namun sebaliknya para seniman lokal Pacitan yang bertengger di kota lain. “Untuk itu dalam setahun terjadwal 24 kali pertunjukan Wayang kulit, baik di pusat kota Pacitan dan di seluruh Kecamatan,” ujar Bupati.

Ia juga berharap melalui “wayangan” di semua Even termasuk Hajatan mampu memberi warna terhadap Kabupaten Pacitan yang belum lama mendapat musibah bencana banjir dan tanah longsor, serta menjadi wadah seniman untuk berkarya. Juga menjadi tempat yang baik bagi masyarakat dan pemerintah dalam menjaga silaturahmi.

Edhi Baskoro Yudhoyono anggota DPR RI Dapil 7 yang berkesempatan hadir pada kegiatan tersebut berharap, Kabupaten Pacitan menjadi gudang seniman dan seniwati khususnya kesenian Jawa yang Adi Luhung. “Terima kasih kepada semua jajaran Pemda yang bersedia memfasilitasi para seniman lokal,” ungkap Dia. (timDiskominfoPacitan)

BPBD; Resmi Buka 120 Formasi Fasilitator Lapangan

BPBD Kabupaten Pacitan secara resmi mengumumkan Rekrutmen Jasa Teknis Bantuan Rekonstruksi Pasca Bencana yang terjadi akhir tahun 2017 lalu. Tersisa 1820 rumah dengan tingkat sedang sebanyak 550 rumah, dan rusak berat sebanyak 1270 rumah di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Berdasar konfirmasi kepada Diskominfo Pacitan, Didik Alih Wibowo Kepala Pelaksana BPBD mengatakan 2 formasi yang dibuka meliputi Jasa Teknis Koordinator Fasilitator sebanyak 12 orang, dan Bagian Fasilitator Lapangan sebanyak 102 orang. Terbagi menjadi Fasilitator Teknis Lapangan 36 orang, Fasilitator Pemberdayaan Lapangan 36 orang serta Fasilitator Administrasi Lapangan 36 orang.

“Ketiga bidang pendamping lapangan akan ditugaskan di kecamatan untuk mengkonsolidasikan dari tiga unsur yakni, Teknik, Pemberdayaan dan Administrasi, mendampingi 50 sampai dengan 60 orang penerima bantuan sosial rehabilitasi dan rekonstruksi,” papar Didik.

menyangkut upah, Didik dengan gambling menjelaskan sesuai pagu anggaran yang ditetapkan untuk Formasi Jasa Koordinator dan Fasilitator akan menerima 3,5 Juta Rupiah. Sedangkan Jasa Fasilitator Lapangan menerima 2,5 Juta Rupiah. “namun ini belum final, kita masih bisa bicara lagi,” papar Dia.

Pemasukan dokumen lamaran secara resmi dibuka mulai 28/02 hingga 09/03. Selanjutnya dilaksanakan seleksi lamaran pada 10-11/03. Usai tahap tersebut akan dilaksanakan pengumuman seleksi di Kantor BPBD pada 12/03. “Untuk yang memenuhi persaratan maka dilanjutkan dengan tes tulis pada Rabu 13 Maret. Bagi yang lolos akan mengikuti tes wawancara pada tanggal 14 Maret dan langsung akan diumumkan hasil akhir kelulusan,” tambahnya.

Untuk itu Didik mengajak para muda-mudi sarjana yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pembangunan di Kabupaten Pacitan untuk ikut serta berkontribusi membangun kembali Pacitan usai bencana siklon tropis dan dahlia tersebut. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

STKIP Pacitan Ikut Angkat Seni Jawa di Momen Hajatan

Semangat menjaga budaya Jawa juga diwujudkan oleh STKIP PGRI Pacitan pada peringatan Hajatan Ke-274 ini. Dengan menyelenggarakan Pertunjukan Drama Bahasa Jawa dan Dolanan Bocah.

Dua acara tersebut serentak dilaksanakan hari ini 28/02/19 di Pendopo untuk Pertunjukan Drama dan Halaman Pendopo untuk acara Dolanan Bocah yang diikuti oleh puluhan peserta.

Sri Iriyanti Ketua Kampus tersebut mengemukakan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mencetak generasi bangsa yang mumpuni. Terlebih pada bidang seni Jawa yang terkenal dengan keluhurannya. Serta berkomitmen menjadi institusi formal yang menjadi sumber inspirasi, “salah satunya dengan mengajak dan melibatkan langsung para mahasiswa dengan agenda semacam ini,” Papar Dia.

Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membuka acara menjelaskan berbagai agenda dalam rangka pelestarian budaya Jawa harus terus didukung dan dikawal oleh semua, sehingga besarnya arus digital yang membawa budaya asing dapat secara alami terhalau, “eksistensi kesenian Jawa yang menurun karena kemajuan teknologi menjadi tanggung jawab bersama,” ungkap Wabup.

Maka perlu diadakannya langah-langkah cerdas dan kreatif supaya generasi muda bersedia dan suka dengan warisan budaya Jawa, selanjutnya berkembang baik dilingkungan masing-masing dan sekolah. “terlebih kesenian Jawa hingga kini dinilai sangat relevan dengan karakter bangsa,” tambah Dia.

Kegiatan Drama diikuti oleh mahasiswa STKIP, dengan membawa lakon-lakon dari cerita rakyat yang memiliki nilai positif. Sedangkan untuk Dolanan Bocah diikuti oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pacitan. (timDiskominfoPacitan).

SMA 271 Kembali Gelar Ligos ke-XIX

Turnamen Bola Voli Ligos (Liga Osis) Ke-XIX SMA Negeri 1 Pacitan kembali digelar tahun ini, Puluhan Klub Se-Karesidenan Madiun dan Kabupaten Wonogiri itu akan memperebutkan Piala Bergilir serta hadiah puluhan juta rupiah. Acara tersebut dilaksanakan di GOR Pacitan 27-02/03/19.

Alana Basunjaya, ketua penyelenggara menyampaikan kegiatan tersebut selain memperingati HUT Kabupaten Pacitan juga upaya untuk mempererat tali persatuan antar pelajar di Karesidenan Madiun dan sekitar, serta untuk meningkatkan prestasi atlet Bola Voli para pelajar.

Bupati Indartato yang hadir pada pembukaan sekaligus alumni sekolah yang juga dikenal dengan nama SMA 271 itu mengaku bangga dengan Ligos SMA 1 yang telah berjalan sebanyak 19 kali. Ia berharap acara itu setiap tahun dapat terus meningkat.

Demi mencapai tujuan bersama, yakni mempersiapkan manusia-manusia terbaik yang mampu dibanggakan dan diandalkan oleh bangsa agama dan Negara. “Khususnya pada bidang Bola Voli ini,” harap Bupati.

Wabup Yudi Sumbogo beserta Istri turut hadir mendampingi Bupati Indartato, didampingi kepala OPD dan Instansi Terkait. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Hari Sampah; Tambahkan Kesadaran Terhadap Lingkungan

Selamanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa sampah menjadi tanggung jawab bersama, khususnya di lingkungannya masing-masing. Menindaklanjuti arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, perihal “Indonesia Bersih” dengan Tema Kelola Sampah Untuk Indonesia Bersih, Sehat dan Bernilai, serta rangkaian Hajatan Ke-274, pemerintah beserta ribuan masyarakat kompak melaksanakan kerja bakti membersihkan Pantai Pancer Door, pagi ini 26/02/19.

Bupati Indartato beserta Wabup Yudi Sumbogo ikut hadir membaur bersama-sama masyarakat, Bupati menegaskan pihaknya akan menguar-uarkan budaya kerja bakti serta kebiasaan disiplin terhadap sampah yang ada dan yang dihasilkan.

Dalam waktu satu jam pantai pancer terlihat semakin asri, dengan wajah riang Endang Surjasri kepala Disparpora kembali mengingatkan bahwa kepariwisataan merupakan tanggung jawab bersama, seluruh komponen sudah barang tentu semuanya harus mendukung, “kami harap berjalan secara rutin, karena pariwisata milik kita semua,” harap Endang.

Endang mengaku bahwa sampah yang ada dikarenakan Pantai Pancer Door merupakan muara dari Sungai Grindulu yang membentang sepanjang 70 Kilometer dari Perbukitan Gembes Kecamatan Bandar. Tidak menutup kemungkinan material ranting dan kayu terbawa arus khususnya di musim hujan seperti saat ini. Hal itu sedikit mengurangi estetika dan kealamian Pancer Door. “Maka, ya kita harus rajin merawat, dengan membersihkan kayu-kayu yang ada, sebagian menjadi kursi alami di sebelah timur,” tambah Dia.

Para prajurit dari Kodim dan Polres Pacitan ikut terlibat di giat tersebut beserta Forkopimda lain, khusus Kodim setiap Jumat pagi melaksanakan apel di Pancer, dilanjutkan kerja bakti bersama, hal itu semata-mata selain memberikan suasana berbeda saat mengawali rutinitas juga memberi kontribusi kepada lingkungan Pacitan yang terkenal akan keindahannya. “kita terjunkan 40 anggota untuk menyukseskan giat pagi ini,” terang Purwo, Bati Ops Kodim 0801 Pacitan.

Kepala Forkopimda, OPD dan Instansi pemerintah Kabupaten Pacitan hadir dalam acara tersebut, lengkap beserta seluruh jajaran yang ada. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tingkatkan Prestise Melalui Festival Tahunan

Masyarakat mesti bangga dengan generasi muda di Kabupaten Pacitan, terutama besarnya animo terhadap kesenian Karawitan warisan leluhur yang dimiliki.

Hal itu terbukti dengan setiap kali digelarnya Festival Karawitan, panitia terpaksa harus membatasi peserta. “Terutama peserta SD, yang selalu Membludak,” papar Ketua Panitia dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daryono.

Festival karawitan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana acara tersebut selalu digelar pada Even O2SN, namun mulai tahun ini berpindah di momentum Hari Jadi Kabupaten Pacitan, yang dilaksanakan hari ini dan besuk 25-26/02/19.

Namun demikian semangat peserta dan sistem kegiatan sedikit pun tidak ada perubahan, “termasuk dewan juri yang kami hadirkan yakni para ahli dibidangnya di tingkat Nasional, sehingga tidak ada subjektivitas,” tambah Daryono.

Mengingat derasnya arus budaya luar yang begitu deras Ia mengharap dengan agenda yang rutin dilaksanakan itu generasi milenial dapat semakin mengenal dan mencintai budaya sendiri, khususnya Karawitan. Supaya saat dewasa kelak mereka dapat melestarikan pada generasi di bawahnya serta mampu mengembangkan kesenian tersebut dengan kesenian lain.

Kata Bupati Indartato saat sambutannya mengatakan, hidup akan terasa indah jika dibingkai dengan seni. Apalagi kesenian Jawa, selain menggambarkan keindahan, di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofi kehidupan yang baik untuk dipahami serta menentramkan hati. “ini adalah kekayaan kita yang wajib kita lestarikan,” tarang Dia.

Bupati berharap beberapa sekolah yang belum memiliki gamelan dalam waktu dekat bisa segera diupayakan, agar di masa yang akan datang Kabupaten Pacitan mempunyai kontribusi besar teradap pelestarian budaya jawa. (budi/anjar/wira/riyanto/DoskominfoPacitan).

Festival Wirakarya Kampung Kelir Sulap Kelurahan Pacitan Penuh Warna

Pemerintah dengan senang hati dan penuh mengucapkan terima kasih serta mempersilahkan dimulainya kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2019, Even Ketiga tersebut dinilai oleh Wabup Yudi Sumbogo sejalan dengan pembangunan di Kabupaten Pacitan yang mengedepankan kepariwisataan. “Sehingga peningkatan potensi yang dimiliki Pacitan semakin  maksimal dan beraneka ragam” kata Wabup kemarin 21/02/19 di Alun-alun Pacitan.

terlebih Wilayah Pacitan yang dikenal akan keindahan alamnya didukung dengan keramahan masyarakat sangat cocok sebagai media pembelajaran bagi para peserta Laksana yang berjumlah 1000 tersebut, kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari tiga malam itu akan menyulap Lingkungan Krajan Wetan Kelurahan Pacitan menjadi kampung warna-warni yang akan menjadi daya tarik baru pariwisata.

Permadi sebagai Wakil Ketua Kwarda Jawa Timur mewakili Gus Ipul yang berhalangan hadir menyampaikan, peserta tidak untuk dicetak menjadi tukang cat. Namun kegiatan itu lebih pada upaya pembinaan demi mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai sikap toleran terhadap lingkungan, antar sesama manusia dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang selalu siap bekerja sama dalam kondisi apa pun. “Laksanakan tugas adik-adik dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab,” Tutur Permadi.

Selain Kabupaten Pacitan sebagai zona satu,  masih ada sepuluh zona lain yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. Dijadwalkan akan berakhir pada akhir Maret 2019. (teamDiskominfoPacitan).

Peringati HPSN, Polisi Pacitan Bebersih Pantai

Pacitan – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati dengan beragam cara. Di Pacitan polisi bersama anggota Bhayangkari, Rabu (20/2/2019) membersihkan sampah di area pantai. Lokasinya di obyek wisata Pancer, Kelurahan Ploso.

Ratusan anggota polres tiba di lokasi pukul 06.00 WIB. Mereka mengenakan kostum olah raga kombinasi putih biru. Sedangkan anggota Bhayangkari mengenakan kostum merah jambu.

Dengan serempak, mereka menyisir hamparan pasir. Sampah yang berserakan dibersihkan dengan cara manual. Yakni dipungut menggunakan tangan.

Mula-mula sampah organik dan anorganik  dipilah. Selanjutnya, kedua jenis sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan menggunakan kendaraan. Tak sampai 2 jam, kawasan di ujung timur Teluk Pacitan pun bersih dari sampah.

“Ini wujud kepedulian kita untuk pengelolaan sampah yang lebih baik. Sesuai dengan thema Hidup Bersih, Sehat, dan Bernilai,” ucap Kapolres Pacitan, AKBP Sugandi usai memimpin langsung kegiatan kerja bakti.

Komitmen tersebut, lanjut kapolres, diwujudkan dengan bebersih pantai. Tak cukup sampai di situ, dia berharap hidup bersih menjadi budaya bagi personel di jajaran. Kebiasaan tersebut hendaknya dibawa hingga ke tingkat keluarga dan lingkungan.

Menurut Sugandi, kegiatan bebersih akan dijadikan agenda rutin. Tak hanya di kawasan pantai, pihaknya juga akan menerjunkan personel ke TPA. Polisi akan bahu membahu bersama petugas dari dinas terkait untuk membersihkan sampah.

“Bahwa sampah plastik ini paling sulit diurai, memakan waktu ratusan tahun. Oleh karena itu untuk penggunaan plastik agar dikurangi dan dikelola dengan baik,” imbaunya kepada anggota polres yang hadir. (PS/PS/Diskominfo)

Kemenko Perekonomian Luncurkan 3 Badan Usaha Milik Petani di Pacitan


Pacitan – Petani Pacitan tak lagi kesulitan mengakses permodalan. Tidak itu saja, mereka diharapkan memiliki akses pasar hasil panen dengan mudah. Hal ini menyusul berdirinya Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Sedikitnya ada 3 BUMP yang resmi beroperasi di 3 kecamatan. Yakni Kebonagung, Sudimoro, dan Donorojo.
“Ini yang kita dorong itu melalui program kemitraan, melalui program vokasi dan kewirausahaan. Beberapa kelompok usaha besar kita sinergikan sehingga ada win-win solution,” terang Deputi Bidang Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kemenko Perekonomian RI, Mohammad Rudy Salahuddin, Rabu (20/2/2019) siang.
Dengan konsep tersebut, para petani dapat menyalurkan hasil produksi kepada kelompok usaha besar. Demikian pula sebaliknya, kelompok usaha besar merasa terbantu. Terutama berkaitan dengan ketersediaan bahan baku yang memadai. Dengan begitu, kedua pihak sama-sama untung.
Rudy menjelaskan, sejak 2017 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pemerataan ekonomi umat. Program berbasis pesantren ini bertujuan membina masyarakat pesantren atau masyarakat di sekitar lembaga keagamaan tersebut supaya perekonomiannya lebih baik.
“Kita banyak (program). Mulai bank wakaf mikro, ada KUR, dan lain sebagainya. Jadi mulai yang terendah pemerintah hadir. Sehingga jika mereka (petani) naik kelas, aspek pembiayaan ini juga tetap terjaga. Kita berharap petani-petani ini juga terjangkau oleh pemerintah,” katanya usai menyerahkan akta bagi 3 BUMP di alun-alun Pacitan.
Ketiga BUMP tersebut, masing-masing PT Jadi Mulia di Kecamatan Kebonagung dan PT Kandang Kalak di Kecamatan Donorojo. Adapun BUMP lain yang resmi diluncurkan berada di Kecamatan Sudimoro. Yakni PT Sudimoro Bina Sejahtera.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Pacitan Indartato mengatakan secara umum daerah yang dipimpinnya kaya potensi. Pertumbuhan ekonomi pun tercatat pada angka 5,2 persen pada tahun 2017. Hanya saja, hal itu masih diwarnai kesenjangan ekonomi. Karenanya salah satu upaya yang menjadi program prioritas adalah pengurangan angka penduduk miskin.
Kesenjangan yang terjadi, papar bupati periode itu, adalah kondisi geografis. Sebagian besar wilayah berjuluk Kota 1001 Gua berupa gunung dan perbukitan. Akses transportasi antarwilayah pun masih menjadi pekerjaan rumah. Meski begitu, Indartato yakin tantangan yang ada dapat dipecahkan jika dimulai dari pembangunan sumberdaya manusia (SDM).
“Pertama, jika penduduk miskin jumlahnya bisa kita kurangi dengan sendirinya kesenjangan bisa teratasi. Kedua, yang tidak kalah penting adalah pembangunan SDM. Kalau SDM kita bisa lebih mandiri lambat laun kesenjangan akan teratasi,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut juga dimeriahkan pameran produk berbahan ikan karya siswa SMK dan organisasi pesantren. Sejumlah lembaga perbankan juga ikut berperanserta. Adapun dari unsur lembaga keuangan non bank diwakili BPJS Ketenagakerjaan. (PS/PS/Diskominfo)

Tabligh Akbar; Tambah Wawasan Kebangsaan dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama Istri Ninik Yudi Sumbogo berkesempatan menghadiri Tabligh Akbar Kebangsaan di Alun-alun kemarin malam 20/02/19.

Dalam sambutannya Wabup menyampaikan terima kasih kepada Seknas BUMP Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan Tabligh Akbar yang dirangkaikan dengan Penyaluran KUR Perikanan Rakyat, Pemberdayaan Usaha Syariah, BUMP Hadir untuk Negeri dan Pemberdayaan Wirausaha Santri.

Ia berharap kegiatan tersebut di samping memberi pencerahan dan wawasan keagamaan, juga memberikan dampak rill bagi usaha peningkatan kesejahteraan rakyat.

Menyadari bahwa Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja dibidang pertanian, meskipun diketahui bersama pertanian memberi peluang bagi petani untuk memperoleh mendapatkan tinggi dan sejahtera, namun sampai saat ini pendapatan dan kesejahteraan petani Indonesia masih tergolong rendah.

Banyak hal yang dilakukan pemerintah maupun swasta dalam memberdayakan petani, salah satu upayanya adalah dengan mendirikan kelembagaan agribisnis Badan Usaha Milik Petani (BUMP), “mudah-mudahan rangkaian kegiatan ini benar-benar mendorong munculnya wirausahawan baru di sektor pertanian, sehingga berdampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani khususnya Pacitan,” harap Wabup. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

“Hati Seorang Pemimpin Rakyat” A Biography Book of Indartato

Setelah proses penulisan buku Biografi Bupati Indartato yang menghabiskan waktu selama enam bulan, akhirnya buku tersebut di Launching, bertepatan dengan Pembukaan Bazar Buku Murah bekerja sama Diva Press Jogjakarta 14/02/19 di halaman Dinas Perpustakaan Pacitan lalu.

Ulumuddin berkesempatan mengupas buku berjudul Hati Seorang Pemimpin Rakyat menyampaikan bahwa isi buku sangat menginspirasi, mengupas berbagai lika-liku kehidupan Bupati Indartato dari masa kecil, remaja hingga kini menjabat dua periode sebagai orang nomor satu di Kabupaten Pacitan. “Buku ini mudah dipahami oleh siapa pun,” paparnya.

Buku yang telah melalui berbagai wawancara termasuk kepada teman-teman Bupati dimasa kecil tersebut Ia sarankan supaya ke depan untuk diperbanyak, selanjutnya di bagikan ke sekolah dan instansi, agar selain masyarakat mengenal sosok pemimpin Pacitan juga agar berbagai keteladanan yang telah menjadi bagian dari kehidupan Bupati Indartato bisa dicontoh.

Kepada ratusan undangan Bupati dengan penuh rendah hati menyampaikan terimaskah kepada kerja keras penulis, yakni Edi Sukarni dan Dr. Mukhodi beserta timnya yang harus rela bolak-balik demi memenuhi data yang dibutuhkan. Ia menegaskan bahwa dirinya dalam menjalani hidup masih banyak kekurangan dan kesalahan. “Alasannya karena saya manusia biasa, namun mari kita terus memberikan yang terbaik,” Tandas Bupati (RynSurya/NishaPermana/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan).

Datangkan Ahli Pertanian dan Peternakan Asli Putra Daerah, Fokuskan Metode Modern

 

Kemandirian sebuah wilayah atau Negara dalam mencukupi kebutuhan pangan merupakan sebuah cita-cita yang wajib untuk direalisasikan bersama. Seperti halnya Pemerintah Kabupaten Pacitan yang selalu berusaha mencukupi kebutuhan pangan tanpa harus tergantung pada daerah lain.

Salah satu carannya adalah intensifikasi dengan mendatangkan dan menggandeng para ahli dibidang tersebut demi menemukan berbagai solusi pada kondisi yang dihadapi para pelaku pertanian dan peternakan dan pemerintah itu sendiri sebagai pengambil kebijakan.

“Misalnya wilayah Pacitan barat tentu cara bercocok tanamnya berbeda dengan wilayah utara yang notabene lebih subur,” kata Bupati Indartato pada kegiatan Pembangunan Pertanian Secara Terpadu Berorientasi agribisnis yang dilaksanakan di UPT Paman Teknologi Pertanian (TPP)  15/02/19.

Bupati juga berharap Kabupaten Pacitan selain dapat mandiri terhadap pangan juga bisa memberi sumbangsih pada Provinsi. Seperti peternakan yang berada pada angka 1, 90 persen pada tahun 2021 dapat bulat menjadi 2 persen. “Saya bangga jika para generasi penerus dapat kembali fokus ke pertanian, tentu dengan metode yang modern, dengan lahan yang ada mampu menghasilkan pertanian yang berlipat,” harap Dia.

Perkembangan sektor lain seperti jasa, tentu berimbas pada sektor pertanian, yang mengakibatkan pada menipisnya lahan yang dimiliki, namun Ia menegaskan bahwa pertumbuhan rumah tidak terlalu berdampak besar. Pemerintah justru berfokus pada kesadaran petani untuk mengembangkan kemampuan bertani dengan cara modern. “Seperti memahamkan petani untuk menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan, hasil yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan kepada pemerintah, hal itu tentu membutuhkan waktu,” Tambahnya.

Sudarmoko pemilik Kemuning Farm dari Lembah Kuning, penggagas Program Integrated Farming (Sistem Pertanian Terintegrasi) narasumber pada acara itu menegaskan bahwa dirinya hadir bukan untuk menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang ada. Namun putra asli Pacitan yang lama bergelut dibidang pertanian dan peternakan sapi di New Zealand tersebut mengajak petani dan memerintah untuk mengurai maslah utama yang ada serta berfokus pada kekurangan di masing-masing wilayah. “kita datangi ke wilayah, catat permasalahan serta  kita cari tanaman-tanaman yang cocok untuk ditanam,” papar Moko.

Moko menegasikan bahwa untuk membawa satu wilayah berhasil dalam pertanian dirinya menyiapkan empat paket yang harus di aplikasikan semuanya, mulai dari bagaimana petani dapat menguasai lahan yang dimiliki, memahami teknologi yang ada saat ini, termasuk pendanaan dan perijinannya. “Masalah pertanian harus total kita pelajari bersama,” tambah Dia. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Jalan Sehat Dalam Rangka Meriahkan Hari jadi Pacitan Ke – 274

Masyarakat harus sehat, salah satu caranya adalah dengan berolahraga. Seperti yang dilaksanakan pagi ini 15/02/2019. Ribuan masyarakat dari berbagai Instansi dan pelajar mengikuti kegiatan jalan sehat dalam rangaka Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang ke 274 tahun.

Selain sehat kata Bupati  Indartato, ini merupakan bagian dari upaya seluruh elemen pemerintah agar dapat dekat dengan rakyat. Karena dengan kedekatan secara fisik dan mental, maka seluruh masukan dan saran dapat terserap dengan baik. “tentu hasilnya roda pemerintahan dapat maksimal,” tutur Bupati.

Di kegiatan ini, Bupati didampingi istri Luki Indartato, Wabup Yudi Sumbogo Beserta Istri Ninik Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono dan istri Beti Suko Wiyono, seluruh jajaran Muspida serta Kepala OPD dan Badan. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Bazar Buku Sambut Hari Jadi Dan Tingkatkan Respons Masyarakat Ke Perpustakaan

Respons masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan masih berada pada angka 4 persen dari jumlah total penduduk pada tahun 2018. Kondisi ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Perpustakaan kabupaten Pacitan Sumoro Hadi dalam sambutannya pada kegiatan Pameran Dan Bazar Buku Murah yang dilaksanakan di halaman Dinas Perpustakaan hari ini 14/02/19.

Acara Pameran Dan Bazar tersebut adalah sarana meningkatkan respons masyarakat juga sebagai agenda memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang Ke 274. “Untuk meramaikan acara, dimalam hari kami menggelar kegiatan seni budaya dengan melibatkan siswa siswi dari sekolah dasar hingga SMA dan SMK,” kata Sumoro.

Bupati Indartato yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pemerintah akan mendukung berbagai inovasi yang dilakukan, serta menambah ruang bermain bagi anak-anak. “Pak Sekda tolong ini di catat, demi kemajuan perpustakaan kita,” perintah Bupati dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan yang mengapresiasi pengunjung yang aktif datang ke perpustakaan dan telah mendukung perpustakaan yang berada di wilayah dengan menyumbangkan buku.

Turut hadir pada kegiatan itu, Bunda Baca sekaligus istri Bupati Luki Indartato, Sekda Suko Wiyono beserta istri Bety Suko Wiyono, Muspida, Kepala OPD dan Badan, serta perwakilan sekolah dan perguruan tinggi di Pacitan. (budi/anjar/wira /Riyanto/DoskominfoPacitan).

Bupati Indartato Dan Rombongan Ziarah Kemakam Cikal Bakal Bupati Pacitan

Dari sekian banyak rangkaian peringatan Hari Jadi adalah melaksanakan Ziarah Cikal Bakal Bupati Pacitan, yakni Makam Kanjeng Jimat Di Desa Tanjungsari dilaksanakan oleh Bupati Indartato, makam Notopuro di Desa Kembang dan Makam Kanjeng Min Desa Widoro oleh Wakil Bupati Yudi Sumbogo serta makam Setro Ketipo desa Widoro oleh Ketua DPRD Ronny Wahyono.

Bupati menyampaikan kegiatan tersebut sangat perlu dilaksanakan mengingat jasa yang dilakukan oleh para pendahulu dan semangat keteladanan yang begitu banyak untuk dicontoh, juga sebagai rasa syukur sehingga pada bulan ini Kabupaten Pacitan dapat memperingati Hari Jadi ke 274. “Mereka Merupakan panutan kita bersama yang harus kita hormati dengan mendoakannya,” kata Bupati.

Ziarah tersebut melibatkan seluruh Pejabat Lingkup Pemkab, Muspida, Kepala OPD dan Badan dan Tokoh Masyarakat. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

TK Mlati; Kunjungi Gudang Ilmu

Rabu pagi 13/02/19 merupakan hari istimewa bagi  puluhan siswa dan siswi TK Mlati Kecamatan Arjosari, mereka bersama-sama melaksankan kunjungan ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. meskipun bukan  yang pertama dilaksankan namun siswa-siswi tersebut masih tampak antusias ketika melihat ribuan buka yang tertata apik.

Meskipun harus menempuh perjalanan selama hampir satu jam, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat TK Mlati untuk lebih mengenal buku serta Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan, “semua buku dijajah oleh mereka,” kata Edi Sukarno Kabid Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan semringah.

Memanfaatkan kesempata yang baik itu, kepada para guru pengajar dan orang tua yang mendampingi, Edi juga berpesan agar lebih meningkatkan sinergitas baik antar guru dan orang tua serta pemerintah desa, demi mewujudkan generasi penerus yang berbudaya luhur, bermoral dan berprestasi terutama dalam bidang kerohanian, “peserta didik harus mengenal Tuhannya sejak dini, itu yang utama,” terangnya.

Ia juga mengajak agar mereka dikenalkan dan dipahamkan budaya mendongeng, karena bisa memaksimalkan siswa dalam membentuk karakter yang baik saat dewasa kelak, “mendongeng dapat membentuk anak memiliki rasa empati yang besar antar sesama, mengaplikasikan keteladanan dari tokoh cerita serta memperkaya diksi,” pungkasnya. (RynSurya/NisyaPermana/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan).

Bola Voli Antar PD Rangkaian Agenda Hari Jadi Ke 274

Banyak cara untuk memperingati hari jadi, salah satunya adalah menyelenggarakan Pertandingan Bola Voli seperti yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) hari ini 13/02/19 di GOR Gelanggang Olah Raga Pacitan.

Acara ini khusus diperuntukkan kepada Kepala Desa/ Kelurahan (FKKD), Kepala OPD, Pejabat TNI, Pejabat Polri, Anggota DPRD dan Pejabat Kantor Vertikal Kabupaten Pacitan.

Mengingat usia yang tidak muda lagi diharap peserta untuk berhati-hati dalam mengikuti pertandingan, “ini adalah momen kebersamaan khususnya pejabat tinggi di lingkup Kabupaten Pacitan serta ajang kita untuk bersilaturahmi,” kata Endang Surjasri Ketua Panitia.

Sementara itu Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa selain untuk memeriahkan hari jadi Pacitan yang Ke 274 Tahun 2019 juga diharap menjadi semangat pembangunan Kabupaten Pacitan dengan semangat berolahraga.

Menjaga kebugaran tubuh merupakan kebutuhan ASN dalam memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Serta diharapkan keteladanan dalam berolahraga akan menjadi pemicu bagi bibit-bibit atlet di Pacitan. “sehingga mampu berkontribusi membawa harum nama daerah dan membawa pencerahan dan penyegaran bagi masyarakat,” harap Wabup. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Kenalkan Permainan Tradisional Peninggalan Nenek Moyang Ke Generasi Muda

Khasanah kebudayaan Indonesia dikenal beraneka ragam, salah satunya permainan tradisional peninggalan nenek moyang bangsa.  Namun seiring perkembangan jaman, permainan seperti gobak sodor atau hadang perlahan ditinggalkan oleh generasi muda.

“Oleh karena itu saya memberi apresiasi dan menyambut gembira kepada FORMI yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, supaya generasi muda kembali mengenal dan memahami warisan kita bersama,” kata Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membuka Lomba Gobak Sodor / Hadang Antar Desa Se Kabupaten Pacitan 12/02/19 di Gor Pacitan.

Wakil Bupati juga berharap ke depan panitia kegiatan tidak hanya menyelenggarakan lomba gobak sodor, namun berbagai permainan lain seperti egrang, terompah dan yang lain turut mendapat perhatian.

Wabup juga mengharap berbagai permainan tradisional bisa semakin dikenal warga masyarakat Kabupaten Pacitan, terlebih dapat menjadi alternatif di luar permainan modern yang sudah ada saat ini. “ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ucap Wabup. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Maksimalkan Gapoktan dan Pembangunan Jalan.

 

Mengingat kualitas tanah yang subur serta didukung ketinggian tanah, pemerintah akan memaksimalkan peran Kelompok Tani di Desa Bangunsari dan sekitar di Kecamatan Bandar. “Potensi pertanian sebagaimana kita ketahui bersama begitu besar, ditandai hasil seperti cabai yang kita ketahui bersama sepeti apa kualitasnya,” kata Bupati Indartato pada kegiatan Tilik Warga di Lima Desa Wilayah Bandar yakni Jeruk, Bangunsari, Bandar, Tumpuk dan Watupatok hari ini 11/02/19.

Bupati melanjutkan bahwa selama ini masalah utama bukan karena sulitnya air dimusim kemarau, tetapi harga yang tidak menentu ketika panen, Ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan tugas pemerintah dan akan segara ditanggapi dengan kembali di maksimalkannya Koperasi.

Untuk mendukung perencanaan itu akses jalan seluruh penghubung antar kecamatan di Kecamatan Bandar akan diprioritaskan. “Namun tetap bertahap, sesuai dengan anggaran yang kita miliki,” tambah Bupati.

Pada kesempatan itu Bupati juga menyerahkan bantuan sembako kepada puluhan masyarakat yang membutuhkan,  Alat Peraga Edukatif (APE) kepada siswa siswi Taman Kanak-kanak, Perangkat Komputer serta bantuan bencana kepada Sahri yang rumah tertimpa pohon akibat angin kencang akhir januari lalu, juga ratusan semen kepada pemerintah desa. Serta menyempatkan diri mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Shelia Ayu Ditianingsih dan Muhammad Zein Jauhar yang mengalami keterlambatan motorik di Dusun Pendem Bangunsari.

Turut mendampingi Bupati, Istri Luki Indartwro, Sekda Suko Wiyono beserta Isteri, Muspida serta Kepala OPD dan Badan se Kabupaten Pacitan. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Pacitan Siap Sukseskan Pemilu 2019

Demi mewujudkan Pemilu 2019 berjalan dengan lancar dan sukses, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar Rapat koordinasi Ketertiban dan Keamanan dalam rangka Pelaksanaan Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019 di laksanakan di Pendopo kabupaten Pacitan hari ini 08/02/19.

Animo yang lauar biasa luar biasa merupakan penanda bahwa pelaksanaan pemilu dapat sukses seperti yang diharapkan bersama. Partisipasi pemilih juga di harapkan dapat meningkat. “Mekanisme tahun ini berbeda dengan tahun lalu, sebab ditambah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, diharapkan semua bisa bekerja sesuai tupoksi masing-masing dengan sebaik-baiknya,” kata Bupati Indartato pada sambuyannya.

Wabup Yudi Sumbogo dalam kesempatan yang sama juga meminta dukungan seluruh pihak agar tetap membangun dan menjaga koordinasi, “pemilu harus sukses supaya bisa meningkatkan nilai positif bagi bangsa dan negara serta dapat memperoleh solusi bagi segala masalah yang dihadapi bangsa,” pungkas Wabup. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Jadi Penghubung Masyarakat dan Pemerintah

Keberadaan media massa menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Karena melalui merekalah para kepala pemerintahan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi diwilayahnya. “Sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat,” kata Bupati Pacitan Indartato usai bertemu dengan para pewarta pada peringatan Hari Pers Nasional 2019 di komplek Pemkab Pacitan, Jum’at (8/2/2019).

Apa yang disampaikan media massa tidak hanya terkait permasalahan dimasyarakat saja. Tetapi juga pelaksanaan tata kelola pemerintahan. Sebab, jika hanya dilihat dari satu sisi, penyelenggara pemerintahan, hasilnya tentu tidak akan objektif. “Kalau yang melihat saya kecapnya nomor satu,” kelakar Bupati.

Bupati sendiri mewacanakan untuk menggelar pertemuan tiga bulanan dengan pihak media massa dan organisasi perangkat daerah (OPD). Sebab membina hubungan informal juga tak kalah penting.

Rencana gelaran agenda rutin itu juga sebagai bentuk transparansi kinerja pemerintah daerah. Sebagai salah satu indikator penyelenggaraan pemerintahan yang baik. “Ada (aplikasi) Wadule Wong Pacitan, Lik In. Ini untuk transparansi. Semua bisa melihat,” tandas Indartato. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Ringankan Beban Warga Terdampak Angin

Warga masyarakat di tiga Kecamata yakni Pacitan, Tulakan dan Ngadirojo yang terdampak angin kencang pada akhir Januari kemarin menerima bantuan dari Bupati Indartato kemarin 04/02/19.

Bantuan yang diserahkan berupa uang tuani dan paket sembako tersebut bersunber dari dana Bansos yang dikelola BPBD Pacitan.

Warga Dusun Kaliatas Desa Wiyoro Kecamatan Ngadirojo atas nama Warijem dan Jemprit adalah salah satu penerima bantuan. Teras rumah dan kandang kambing kedua warga tersebut rusak karena tertimpa pohon. “Senang dan terimakasih dengan perhatian pemerintah,” ungkap Jemrit usai menerima bantuan.

Pada kesempatan itu Bupati didampingi Istri Luki Indartaro, jajaran Forkopimda, pejabat lingkup Pemkab serta BPBD Pacitan. (budi/anj/riyanto/wira/diskominfoPacitan).

Pemulihan DAS Nasional Berakhir Di Bodag

Gerakan Menanam Dalam Rangka Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Nasional tahun 2019 diakhiri di Lapangan Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo kemarin 04/02/19. Jutaan bibit pohon disiapkan untuk menghijaukan dan memperbaiki aliran sungai di Pacitan.

Bupati Indartato mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, khususnya lima perusahaan perkayuan dan PLTU Sudimoro atas kontribusinya membantu pemerintah dalam merevitalisasi alam Pacitan, “menanam secara langsung meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkap Bupati.

Kemudian Bupati berpesan untuk semua masyarakat Pacitan untuk membudayakan sadar terhadap lingkungan masing-masing. Agar alam yang indah ini dapat terjaga untuk generasi yang akan datang. “selain menanam juga harus kita budayakan untuk menjaganya warisan kita bersama ini,” Pesan Bupati. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gasibu Diharap Dorong Desa Lebih Maju

Pemerintah meninjau proyek pembangunan Gedung Gasibu di Desa Jeruk dan Desa Bangunsari Kecamatan Bandar kemarin Minggu 03/02/19. Proyek yang ditargetkan rampung 2019 tersebut diharapkan dapat memajukan desa.

Dalam sambutannya Bupati Indartato berharap pembangunan dapat usai tepat pada waktunya sehingga bisa secepatnya dimanfaatkan.

Perihal kondisi jalan penghubung desa yang sebagian belum mulus Ia meminta kepada masyarakat untuk bersabar, sedangkan pemerintah akan tetap memprioritaskan. “61% yang kondisinya sudah baik, sisanya tetap kami akan mengupayakan,” papar Bupati.

Menyadari lanskap di wilayah Bandar yang begitu indah dengan karakter perbukitannya, Bupati berharap semua elemen bersatu padu dalam membangun desa masing-masing dengan konsep desa wisata, sehingga Desa Jeruk misalnya selain mempunyai desa wisata juga dapat memaksimalkan agrowisata yang dimiliki.

Pada kesempatan tersebut Bupati Indartato didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, serta seluruh jajaran Penjabat Pemkab dan Kepala OPD dan Badan terkait. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Luncurkan Spot Selfie “Pantai Klayar”

Pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan inovasi pariwisata, termasuk membangun Icon Spot Foto Selfi di Pantai Klayar Donorojo.

Proyek tahun 2018 ini diresmikan langsung oleh Bupati Indartato bersama Wabup Yudi Sumbogo serta didampingi Sekda Suko Wiyono kemarin 01/02/19.

Icon bertuliskan “Pantai Klayar” memanjakan wisatawan yang memasuki area pantai. Didukung warna biru dan merah serta Font yang selaras dengan lanskap  klayar yang eksotis.

Memaksa setiap orang ber-selfie, mengabadikan diri untuk berbagi cerita tentang keindahan Pacitan serta menegaskan bahwa orang terebut pernah berkunjung di Pantai Klayar.

Turut mendampingi seluruh jajaran pejabat Pemkab Pacitan, kegiatan ditutup dengan senam bersama. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ajak KNPI Halau Ancaman dan Maksimalkan Potensi

Masalah besar menghadang generasi muda dewasa ini, yakni derasnya arus teknologi informasi yang datang silih berganti dengan cepat tanpa terbendung. Menimbulkan berbagai macam dampak pada masyarakat.

Kondisi global tersebut adalah masalah bersama yang harus disikapi oleh semua pihak, utamanya pemerintah sebagai pemangku kebijakan, masyarakat serta organisasi kepemudaan seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

“KNPI adalah rumah besar bagi seluruh organisasi kepemudaan, harus dapat menampung segala potensi, serta harus memahami ancaman yang ada,” papar Wabup Yudi Sumbogo saat menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah III KNPI Kabupaten Pacitan di Aula Pertemuan Hotel Srikandi (31/01/19).

Wabup memaparkan tiga Piranti agar organisasi yang berdiri sejak 1973 tersebut selalu siap menghadapi kondisi apa pun. Pertama harus kreatif dengan berbagai hal baru dan merubahnya menjadi peluang. Kedua harus bersikap mandiri dan memiliki arah yang jelas. “Terakhir saya berharap KNPI harus dapat berkolaborasi dengan stakeholder mana pun dan elemen apa pun,” harap Wabup.

Plt Bupati Trenggalek sekaligus Ketua KNPI Jawa Timur Muchammad Nur Arifin hadir pada kesempatan tersebut, kedatangan yang mendadak disambut hangat Wabup serta seluruh undangan.

Mas Ipin sapaan akrabnya (Plt Bupati Mochammad Nur Arifin) menyampaikan rasa bangga kepada Pemda Pacitan yang telah bersedia menghadiri kegiatan tersebut. Kehadiran pemerintah mengandung banyak nilai positif, untuk memperoleh hasil yang baik di suatu daerah.

“Kehadiran pemerintah pada kegiatan ini merupakan Code, pemerintah menjadi jembatan sekaligus juri, Fear dan tanpa pengondisian, terpenting apa pun hasilnya saya harap rukun menjadi prioritas dan mulailah bekerja,” kata Mas Ipin menuturkan. (budi/wira/DiskominfoPacitan).

Cari Kejelasan Status Tanah Terminal Jeruk

Pemerintah berharap seluruh fasilitas umum dalam kondisi baik dan tidak ketinggalan jaman. Salah satunya adalah terminal jeruk yang berada di desa jeruk kecamatan Bandar. Terminal itu bersebelahan dengan Pasar Wage serta berhadapan dengan Puskesmas Jeruk itu telah usang dan ketinggalan jaman dan harus mendapat perhatian.

“Kita pelajari dulu kejelasan status tanah tersebut, jika ini milik kita maka secepatnya kita anggarkan, supaya segera dapat dibangun.” Kata Bupati Indartato usai meresmikan Puskesmas Jeruk kemarin 24/01/19.

Ia memperkirakan, jika memenuhi sarat maka paling lambat tahun 2021 terminal jeruk akan dapat dimulai pembangunannya. “Pembangunan ini nanti merangsang pertumbuhan ekonomi di Desa Jeruk dan sekitarnya,” jelas Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hadiri launching KPP Mikro

Pemerintah berharap uji coba Kantor Pelayanan Perpajakan atau KPP MIKRO Pacitan dapat berhasil dilaksanakan, sehingga menjadi KPP Pratama, “saya ucapkan selamat kepada KP2KP Pacitan, atas pelayanannya yang baik kini jadi naik kelas,” kata Bupati saat menghadiri dan membuka Launching KPP Mikro di kantor KP2KP Pacitan hari ini 29/01/19.

Mengingat besarnya manfaat dalam membayar pajak untuk keberlangsungan pembangunan, kesejahteraan rakyat dan lain sebagainya, Bupati dalam kesempatan itu juga mengingatkan dan sekaligus berharap kepada seluruh wajib pajak untuk tertib dalam membayar pajak.

Nilai pajak adalah indikator sebuah wilayah, jika satu wilayah mendapat pajak yang besar, maka hal tersebut adalah pertanda wilayah tersebut masyarakatnya kaya-kaya. “Jadi semakin tinggi pajaknya maka semakin kaya masyarakatnya dan semoga kehidupannya lebih baik lagi,” kata Dia.

Tahap uji coba tersebut sementara akan dilaksanakan di Kelurahan Ploso dan Desa Arjowinangun, didukung sebelas karyawan yang akan memudahkan masyarakat dalam kegiatan perpajakan. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Istighosah Bentuk Perjuangkan Kesetaraan Guru Paud

Guru Paud Non Formal KB, TPA , Taman Posyandu dan SPS di Kecamatan Ngadirojo yang tergabung dalam Himpaudi Ngadirojo menggelar Istighosah Bersama dan dilanjutkan sepeda Santai yang laksanakan kemarin 25/01/19.

Dwi Rahayu sebagai Ketua Himpaudi Ngadirojo menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan moril atas upaya Himpaudi Pusat yang tengah berjuang mengajukan Judicial Review UU Guru dan Dosen ke Mahkamah Konstitusi.

Guru Paud Non Formal menginginkan kesetaraan hak sebagai tenaga pengajar. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Sisdiknas, Pasal 28 ayat 3 dan 4 Undang-Undang Sisdiknas disebutkan adanya guru PAUD formal dan non formal.

Namun PP No. 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas PP No. 74 Th 2008 Tentang Guru, pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada PAUD formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kenyataan di atas menjadikan para guru PAUD non formal tidak mendapatkan hak yang sesuai dengan amanat undang-undang, yang memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum, jaminan kesejahteraan sosial dan tidak pernah memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik serta kompetensi.

“Kami berharap dengan kegiatan kami, Alloh SWT meridhoi upaya kami ini, Pemerintah dan masyarakat mendukung perjuangan kami, sehingga upaya kami untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan melalui mendidik anak usia dini dapat lebih maksimal,” kata Dwi Rahayu.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Camat Ngadirojo Wawan Pujiatmoko, beserta Istri dan Bunda Paud Kecamatan Yanti Heri Setyono, Penilik Paud Ngadirojo, Samsiyah, serta ratusan guru Paud Non Formal. (HimapaudiNgadirojo/DiskominfoPacitan).

Sambangi SMK Ma’Arif Sabilul Hidayah Tulakan

Luki Indartato memeriksa dan mencoba salah satu mesin jahit milik siswa dan siswi jurusan Tata Busana SMK Ma ’Arif Sabilul Hidayah yang berada di Kecamatan Tulakan pada kunjungannya bersama Bupati Indartato yang dilaksanakan kemarin 28/01/19.

Pada kegiatan itu Bupati menjembatani beberapa permohonan yang disampaikan pihak sekolah, salah satunya dibangunnya koperasi siswa yang dipastikan dimulai pada tahun ini.

Pada sambutannya Bupati menjelaskan meskipun SMK dan SMA adalah kewenangan Provinsi, namun Pemerintah Daerah tetap dapat memberi perhatian dengan bentuk bantuan hibah. Serta kepada 78 murid Bupati meminta untuk senantiasa semangat menimba ilmu dalam kondisi apa pun, “jangan pernah patah semangat dalam belajar,” harap Bupati. (budi/anjar/wira/riyanto DisjominfoPacitan).

Bupati Tekankan Guru Sebagai Garda Depan Tingkatkan Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan di Kabupaten Pacitan harus terus ditingkatkan, supaya generasi muda semakin berkualitas dan dapat diandalkan di segala bidang. Melalui dua poin sederhana, yakni bersyukur dengan capaian serta melaksanakan evaluasi untuk menemukan permasalahan.

Disampaikan Bupati Indartato saat menghadiri dan mengikuti kegiatan sepeda sehat dalam rangka HUT SMP Negeri 1 Ngadirojo 56 Tahun kemarin 26/01/19.

Ia juga mengharap para guru sebagai garda terdepan dan penentu utama pendidikan untuk selalu ikhlas dalam menjalankan tugas. Serta perjuangan tidak berhenti pada prestasi yang telah diraih, “maknai ulang tahun kali ini untuk menjadikan sekolah ini semakin baik hingga kancah nasional,” tutur Bupati

Bupati yang juga alumni sekolah tersebut menambahkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dengan semangat para pendidik. Pemerintah sangat berperan dengan berbagai masukan yang telah disampaikan melalui Dinas terkait. “Dan semoga kelak akan lahir pemimpin-pemimpin besar dari Pacitan,” harap Dia. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tahap Kedua Hijaukan Tulakan

Jadwal kedua gerakan menanam pohon dalam rangka pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Nasional di Pacitan dilaksanakan di Kecamatan Tulakan, tepatnya di Dusun Bandar Angin Desa Ngumbul.

Bupati Indartato didampingi istri Luki Indartato dan Wabup Yudi Sumbogo beserta rombongan Forkopimda dan pejabat lingkup Pemkab hadir pada kegiatan tersebut dan bersama-sama warga masyarakat menanam pohon dengan dukungan perusahaan kayu dan non kayu di Pacitan. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Pembangunan Pangkalan Laut Masuki Tahap Kedua

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo berkesempatan mendampingi kunjungan kedua Letkol Laut (T) Luluk Eko beserta tujuh Perwira lain dalam rangka pembangunan Pangkalan Laut Tipe D yang terletak di Desa Kembang Pacitan kemarin 24/01/19.

Pada kunjungan ini pihak TNI Angkatan Laut melakukan koordinasi guna memastikan tanah lokasi pembangunan yang masih dimiliki masyarakat serta satu titik lokasi dimanfaatkan para nelayan sekitar, Pembahasan nilai ganti rugi dan pencarian lahan baru untuk nelayan.

Di tahap ke tiga dijadwalkan Kepala Desa dan Pemda diundang ke Jakarta untuk melaksanakan rapat bersama TNI Angkatan Laut dan Menteri yang membidangi proyek tersebut. (DiskominfoPacitan)

Tanam 3 Juta Pohon Hijaukan Wilayah Punung

Menciptakan Bumi Pacitan semakin “ijo royo-rojo” dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melibatkan berbagai pihak baik pengusaha perkayuan, Pelajar dan masyarakat. Kali ini melalui gerakan penanaman pohon, dalam rangka pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Nasional tahun 2019.
Kegiatan yang dilaksanakan di sekitar Gua Semedhi, Dusun Kladen, Desa Sooka, Punung itu disediakan tiga juta batang pohon siap tanam, dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Swasta baik para pengusaha kayu dan yang lain.
“Berbagai macam jenis pohon disiapkan, supaya kesuburan tanah terjaga, mencegah longsor, menjaga kadar air serta menciptakan habitat baru untuk flora dan fauna, nantinya keanekaragaman hayati dapat kembali,” ” papar Wardoyo Kepala Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dalam sambutannya 25/01/19.
Langkah menarik juga dikemukakan Erwin Andri Atmoko, sebagai orang nomor satu di Kecamatan Punung itu berencana menanaman pohon berjenis Tabebuya di sepanjang jalan utama dan jalan menuju area wisata, kayu yang bisa bersemi seperti bunga sakura di Negara Jepang tersebut diharapkan selain menjaga kelestarian alam juga untuk menghipnotis wisatawan yang melewati Punung.
“Tidak bisa dipungkiri, Kecamatan Punung merupakan pintu gerbang pariwisata dari arah barat dan penyumbang destinasi wisata andalan Kabupaten Pacitan, jadi kami kira itu tepat jadi mohon dukungannya agar segera terealisasi dalam waktu dekat,” kata Dia.
Raut bangga terpancar di wajah Bupati Indartato di acara itu, lantaran besarnya animo pengusaha dan masyarakat dalam menciptakan hutan Pacitan yang lestari. Dalam sambutannya Ia menyampaikan bahwa pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berjalan sendiri, perlu adanya kerja sama antar pengusaha dan masyarakat demikian juga pada rehabilitasi hutan.
Ia berharap dari kegiatan ini selain mengembalikan alam yang lestari juga terbentuk budaya sadar terhadap lingkungan masing-masing, dimulai dengan senang menanam dan merawat pohon, turut membantu mengawasi perusakan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang hanya mencari keuntungan pribadi tanpa berpikir diri sendiri, lingkungan sekitar dan anak cucu, “semoga ke depan melalui penanaman pohon Pacitan benar-benar aman dari berbagai bencana dan seger tanpo AC (Air Conditioner) red.,” tuturnya berharap. (budi/anjar/wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pembangunan Fasilitas Umum, Tingkatkan Kesehatan Dan Ekonomi Masyarakat Pacitan

Masyarakat Kabupaten Pacitan kini semakin dapat bernafas lega, setelah pemerintah meresmikan tiga Puskesmas yang berada di wilayah Pakis Baru Kecamatan Nawangan, Puskesmas Jeruk Kecamatan Bandar dan Puskesmas Kalak Kecamatan Donorojo serta Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Pacitan. Masyarakat perbatasan yang sebelumnya harus jauh-jauh berobat keluar daerah, kini diharap tidak lagi mengalaminnya. “Tidak hanya pembangunan fisik saja, peningkatan keterampilan para petugas puskesmas dan rumah sakit juga terus kami tambah sehingga semakin profesional,” Kata Bupati Indartato saat meresmikan proyek Gedung dan Jembatan Tahun Anggaran 2018 hari ini 24/01/19 di Puskesmas Nawangan.

Selain pembangunan dilingkup Dinkes, Pada tahun 2018 pemerintah melaksanakan pembangunan pelebaran Jembatan Pahing penghubung Desa Petungsinarang Kecamatan Bandar dan Desa Sempu Kecamatan Nawangan yang dibidangi Dinas PUPR, serta Pasar Wage Kecamatan Nawangan. Selain itu penghubung gedung Rumah Sakit dr. Darsono juga turut dibangun.

Bupati dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam memajukan kesehatan dan ekonomi masyarakat Pacitan, melalui pembangunan yang berhasil dilaksanakan pemerintah berharap masyarakat dapat langsung menikmati dampaknya.

Demikian juga selesainya pembangunan jembatan Pahing dan Pasar Wage, diharap terjadi peningkatan mobilitas sehingga secara bertahap terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah itu. (budi/anj/wira/DiskominfoPacitan).

2019 Jalan Kondisi Mantap Menjadi Prioritas

Masyarakat dan wisatawan dipastikan akan menikmati jalan yang semakin baik, karena pada tahun ini, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang (PUPR) mematok anggaran hingga 51% atau sekitar 81 milyar untuk mewujudkan Jalan Kondisi Mantap.

Utamanya jalan penghubung destinasi wisata yang berada diwilayah kecamatan Donorojo dan Pringkuku, berupa peningkatan kapasitas dan struktur jalan sehingga seluruh tempat wisata ada interkoneksi dan menjadi paket wisata, “fokus kami juga pada rehabilitasi jalan dan jembatan kabupaten dan poros desa di wilayah lain,” papar Budiyanto Kepala PUPR 23/01/19.

Total anggaran yang diterima dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dengan total 137 milyar tersebut juga dipusatkan untuk rehabilitasi pasca bencana tahun 2017 yakni pembangunan, pengelolaan dan konservasi sungai dan sumber daya air. “Berpusat pada rehabilitasi dan pemeliharaan bantalan dan tanggul sungai serta mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai,” kata Dia.

Menanggapi keresahan masyarakat mengenai kondisi tanggul dan tebing sungai yang memang bukan kewenangan pemerintah daerah, maka pihaknya senantiasa membentuk koordinasi dan mendorong instansi terkait yakni Balai Besar Bengawan Solo untuk segera melakukan upaya supaya ditahun ini kondisi tersebut segera terurai, “untuk Dusun Wonoasri Desa Karangrejo akan dibangun pengendali sedimen. Juga dilaksanakan secara rutin penanganan tebing kritis yang berjumlah 22 titik untuk segera selesai tahun ini,” tambah Budi.

Sedangkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian bidang tata ruang pada tahun ini juga memperoleh perhatian, didalamnya mulai dengan melaksanakan sosialisasi Perundung Undangan dan penyusunan tentang tata ruang, hingga kegiatan pengawasan, pemanfaatan dan koordinasi tata ruang.

Budi menjelaskan rencana pembangunan yang terakhir di 2019 ini adalah program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana dan prasarana aparatur dan peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. “Untuk Sekretariat tahun ini memperoleh anggaran yang kecil,” ungkap Budi.

Karena masih berada pada awal tahun pihaknya mengatakan bahwa masih berada pada proses persiapan, namun untuk proyek-proyek yang telah On Going terus didukung dan dipantau. “kami tetap berharap agar segala perencanaan ini dapat seluruhnya terealisasi, perencanaan tersebut sesuai RPJMD dan akan diupayakan selesai dengan jadwal yang ditentukan,” harap Dia. (budi/anjar/riyanto/DiskominfoPacitan).

Konsultasi Publik Utamakan Kesejahteraan Seluruh Masyarakat

Meskipun diwarnai hujan dari pagi, namun tidak menurunkan semangat para peserta Konsultasi Publik dalam rangka Penyusunan RKPD Kabupaten Pacitan Tahun 2020. Acara yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pacitan 22/01/19 itu mengusung tema, Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif Melalui Sektor Unggulan Daerah Yang Berkelanjutan. “Menumbuhkan ekonomi secara Inklusif dari beberapa sektor unggulan yang dimiliki, utamanya pariwisata dan pertanian kita supaya meningkat dan berkelanjutan, “ papar Heru Wiwoho Kepala Bappeda menjelaskan tema yang diusung.

Pada kesempatan itu Bupati Indartato mengingatkan bahwa pembangunan yang baik memerlukan dukungan dari semua pihak, utamanya adalah pejabat pemerintah, pejabat politik dan pengusaha, disamping itu dua ke pemerintahan yaitu bupati, wakil bupati beserta Jajaran serta DPRD dan fraksi diharapkan bekerja membuat perencanaan yang searah. “Jika semua baik dan mendukung, maka pembangunan yang diharapkan akan optimal,” terangnya.

Supaya apa yang menjadi harapan pemerintah yakni membangun tata kelola yang baik di Kabupaten Pacitan dapat tercapai dan mampu dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat. Dapat diraih melalui memperhatikan dan mengutamakan lima aspek. Pertama pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2018 pada angka 5,09 diharap tahun 2020 meningkat menjadi 5,78. Kedua masalah pengangguran terbuka yang berada pada angka 1,43 pada tahun yang sama dapat di turunkan menjadi 1,01.

Ketiga masalah Penduduk miskin yang berada pada angka 14,19 diupayakan ditekan menjadi 13,85 pada target akhir RPJMD tahun 2021. Keempat Indeks Pembangunan Manusia, realisasi tahun 2018 berada pada angka 66,74 diharap menurun menjadi 67,50. “Yang terakhir masalah kualitas lingkungan hidup yang berada pada angka 73,35 ditekan menjadi 73,30 pada target 2020 dan menurun lagi pada akhir target RPJMD 2021 menjadi 73,31,” harap Bupati detail. (budi/anj/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Ayo Berpartisipasi Dalam Pembangunan

Masyarakat dapat berpartisipasi memberikan masukan dalam pembangunan melalui Konsultasi publik dengan mengunjungi situs resmi kami di http://sippd.pacitankab.go.id/konsultasi_publik/
Mulai hari ini 22/01/19 hingga kamis 24/01/19.
Ayo bersama membangun Kabupaten Pacitan. (DiskominfoPacitan).

Pemanfaatan Aset Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Pemanfaatan aset pemerintah harus ditujukan untuk mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Hal itu disampaikan Bupati Indartato ketika meresmikan belasan prasarana hasil pekerjaan fisik tahun 2018 Kabupaten Pacitan di kawasan Pantai Klayar, Donorojo, Senin (21/1/2019). “Ini merupakan aset kita semua untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat di Kabupaten Pacitan,” katanya.

Total ada 18 unit prasarana baru dibangun selama tahun lalu dari berbagai perangkat daerah. Mulai lingkup Dinas Lingkungan Hidup (2), Dinas Pangan (1), Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (5), Dinas Pendidikan (2), dan Dinas PUPR sebanyak tiga unit. Selain itu diresmikan pula gedung Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, gedung Kantor Kecamatan Pacitan, Sudimoro, rumah dinas Camat Donorojo, serta gedung kantor Kelurahan Pacitan.

Menurut Bupati beberapa proyek yang ada diwilayah yang dipimpinnya itu merupakan hasil dari perencanaan diantara unsur pemerintahan. Ia lantas mencontohkan pembangunan bidang pariwisata. Selain dampaknya secara langsung dirasakan masyarakat, hasilnya juga untuk pemerintah daerah. Melalui sumbangan pendapatan asli daerah (PAD). “Sekarang masyarakat disekitar lokasi wisata (taraf) hidupnya lebih meningkat. Indikator masyarakat sejahtera adalah sehat, pintar, dan dompete kandel. Nantinya, prasarana harus dirawat,” ucap dia. (humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Gelar Kontes Nembang Campursari Untuk Lestarikan Budaya Jawa

Seni budaya Jawa yang adi luhung harus tetap dijaga dan dilestarikan, khususnya kepada para generasi muda yang semakin berkiblat pada budaya-budaya asing yang tidak memiliki nilai ketimuran melalui kemudahan informasi Smartphone.

Fenomena ini direspons oleh para kelompok pelaku seni di Pacitan, salah satunya adalah “Sampan” atau Insan Musik Pacitan. Dengan menggandeng Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan, menyelenggarakan kegiatan Malam Puncak Kontes Nembang Campursari Antar Pelajar Tahun 2019, “Tahapan sebelumnya yakni audisi kami laksanakan dengan cara Online,” papar Daryono Ketua Sampan.

Acara yang digelar di Pendopo 18/01/19, juga bertujuan untuk mencari penembang Campursari muda yang mumpuni sehingga selain mereka akan kembali mengenalkan Campursari kepada generasi muda, juga sebagai upaya mewariskan teknik vokal Campursari khususnya aliran klasik. “Para pemenang akan kita libatkan di kegiatan-kegiatan penting, jadi prestise juga pasti naik,” kata Sunyoto Staff Bidang Kebudayaan.

Daryono atau akrab dipanggil Tessy berharap pemerintah akan menyambut baik kegiatan tersebut, sehingga kegiatan ini dapat kembali dilaksanakan ditahun-tahun selanjutnya. “ke depan tidak hanya menyanyi Campursari klasik saja, namun bagaimana mereka dapat menciptakan lagu Campursari klasik,” harapnya.

Bupati Indartato turut hadir dan membuka acara tersebut beserta istri Luki Indartato, Sekda Suko Wiyono beserta istri Bety Suko Wiyono dan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daryono. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Daftar Pemenang Kontes Nembang Antar Pelajar 2019;
Juara 1: Anggita Septi Indriyani (SMPN 1 Bandar)
Juara 2: Kaliyana Tantri (SMKN 1 Ngadirojo)
Juara 3: Viviana Setyaningrum (SMKN 1 Donorojo)
Harapan 1: Arianan Pramudita (SMKN Pringkuku)
Harapan 2: Erinda Septiarin (SMKN Pringkuku)
Harapan 3: Meilika Aulia Pratiwi (SMP LB)

Bupati Indartato: Jadilah Pelayan Terbaik

Pemerintah mengharap semua instansi pemerintah menjadi pelayan yang baik, dimulai dari diri sendiri dengan pembentukan mental yang sehat, yakni menyadari bahwa pemerintah adalah pelayan masyarakat yang bertugas melayani masyarakat. “kita ada karena ada rakyat, itu yang harus selalu diingat,” Dituturkan Bupati Indartato kepada seluruh undangan dalam kegiatan Pencanangan Pembangunan Zona Integritas (ZI) 18/01/19 di gedung Bayangkara Polres Pacitan.

Bupati juga mencontohkan beberapa perusahaan besar yang memiliki komitmen dalam melayani konsumen dengan baik, meskipun perusahaan umumnya berorientasi pada profit, namun mereka tetap memaksimalkan pelayanan. “Begitu juga dengan kami dimana konsumen kita adalah masyarakat,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu turut menghadiri pejabat Forkopimda, Kepala OPD dan Badan dan Organisasi Kemasyarakatan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tembus Batik Pace Abstrak Untuk Pasar Kawula Muda

Inovasi mutlak dilakukan produsen Batik Pace Pacitan dalam memenuhi tuntutan jaman, salah satunya mengembangkan koleksi motif yang dimiliki, kali ini membidik gaya abstrak yang lebih kekinian, gaul dan berenergi. Menerobos pangsa muda-mudi yang menjanjikan dan dinamis.

Langkah itu telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Dan Perdagangan (Diskoperindag) pada 28 hingga 31 Agustus 2018 lalu, menggandeng ahli Batik Abstrak Pandono dari Lawean Kota Solo, peserta Industri kecil Menengah (IKM) Batik dan Sablon di Pacitan diundang mengikuti pengembangan tersebut, mereka yang komitmen mengikuti kemudian barganti berkesempatan magang di Lawean “ untuk memaksimalkan ilmu yang diperoleh dengan praktik langsung selama lima hari,” kata Bambang Surono Kasi Industri, Logam dan Aneka.

Upaya itu juga sebagai siasat mengubah batik yang hanya sesuai dengan agenda formal semata, didukung pengembangan pada media berbahan kaos dan kain pantai. Termasuk melakukan kawin silang antara hasil sablon yang dihasilkan para pengusaha sablon supaya esensi muda semakin melekat, dengan catatan nuansa batik tidak hilang, “batik asli dapat dilihat dari gradasi warna pada hasil, serta proses perintangan warna menggunakan lilin atau malam, pakem tersebut jelas haram ditinggalkan” paparnya.

Saji sebagai pemilik Batik Saji, salah satu peserta yang konsisten mengikuti pelatihan serta langsung melakukan produksi menjelaskan hingga pada 16/01/19 beberapa konsumen mulai melirik produk baru tersebut, mulai dari kain mentah, kaos, kain pantai dan baju jadi yang telah dihasilkan. Pada tahap awal ini Ia tidak muluk-muluk, terpenting tetap memproduksi walaupun pada sekala sedang, “karena kami tidak sepenuhnya berorientasi pada keuntungan, kepuasan konsumen juga harus kami perhatikan,” kata Saji.

Bambang menjamin bagi pelaku batik yang mengembangkan inovasi tersebut tetap akan memperoleh perhatian secara berkelanjutan, dengan melakukan promosi-promosi secara masif, salah satunya mengikuti kegiatan Stan di Surabaya yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Stan yang kita jajakan pada setiap Even selalu mencuri perhatian penunjang. Batik Pace Abstrak kita pastikan semakin diminati,” harap Dia.

Berbagai kendala diakui muncul dari para pelaku pelatihan, mulai dari ketrampilan yang belum maksimal sehingga mempengaruhi hasil, hingga masalah permodalan. Namun Ia memastikan segala kendala tersebut tetap akan menjadi perhatiannya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kirab Adipura; Pupuk Cinta Lingkungan Dan Ucapan Terima Kasih.

Sebagai wujud rasa syukur dan bangga yang dirasakan oleh Kabupaten Pacitan yang kembali meraih Piala Adipura Ke-14 karena komitmen terhadap lingkungan. Dan menanam kemauan dari dalam diri untuk menjaga lingkungan masing-masing, maka pemerintah melaksanakan Kirab Adipura ke-14 hari ini 15/01/19.

Kirab pada kesempatan ini 15/01/19 di berangkatkan oleh Wabup Yudi Sumbogo dari Desa Belah Kecamatan Donorojo, selanjutnya secara estafet dari para camat yang terlewati rute diboyong menuju ke Pendopo diserahkan kepada Bupati Indartato. Sebelum memasuki Pendopo arak-arakan pembawa piala tersebut terlebih dahulu mengitari kota Pacitan melewati JLS.

Tidak hanya masyarakat umum yang dapat menyaksikan kirab, sekolah yang terlewati rute juga berkesempatan menonton rangkaian, hal itu sebagai bentuk ajakan secara tidak langsung kepada generasi muda supaya terbentuk pola pikir sejak dini untuk cinta lingkungan baik disekolah dan rumah mereka masing-masing. “serta sebagai ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah turut serta menjaga lingkungannya,” ucap Bupati. (timDiskominfoPacitan).

Gandeng Difabel Di Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pace

Siswa dan siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Sumberharjo Kecamatan Pacitan memperoleh kesempatan berjalan di atas Cat Walk pada malam puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan 2019 sebagai tamu kehormatan. Mereka beruntung tersebut berjalan bak top super model yang penuh percaya diri, didukung dengan pakaian yang mereka kenakan adalah Batik Pace Khas Pacitan yang kaya akan warna dan motif. Kegiatan yang dilaksakan oleh Paguyuban Putra Putri Batik Pacitan 2019 itu digelar di gedung Gasibu Swadaya kemarin 12/01/19.

Genta Nugraha sebagai Ketua Panitia menjelaskan bahwa selain momentum kebersamaan juga diharap mereka para siswa dan siswi difabel agar mampu mengeksplorasi bakat terpendam yang dimiliki supaya nantinya turut berkontribusi pada perkembangan khususnya Batik Pace Pacitan. (Diskominfopacitan).

Selalu Jaga Maruah Selama SILATNAS

Rombongan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berkumpul untuk meminta Doa dan restu Wakil Bupati Pacitan di Pendopo Minggu pagi 13/01/19, Sebelum bertolak menuju Masjid Istiqlal dalam agenda Silaturahmi Nasional atau SILATNAS Jilid II 141 dalam menagih janji Presiden tentang pengangkatan perangkat Desa menjadi PNS golongan II.

Kepada 524 peserta Wabup Yudi Sumbogo saat mewakili Bupati Indartato menyampaikan agar dalam melaksanakan kegiatan selalu menjaga maruah Karena PPDI adalah Ujung Tombak Pemerintah di masing-masing desa.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah Kabupaten Pacitan tidak mengintervensi pemerintah Desa terkait adanya aksi dari pengurus dan anggota PPDI ke Jakarta.

Terakhir Wabup mengharap selama di Jakarta agar selalu kompak, saling melindungi antar anggota. “Semoga apa yang menjadi harapan PPDI dapat terpenuhi, serta selesai di berikan keselamatan baik dalam perjalanan berangkat maupun kembali lagi,” harap Wabup. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Malam Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan 2019

Wabup Yudi Sumbogo berkesempatan menghadiri kegiatan Malam Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Paguyuban Putra Putri Batik Pacitan di Gedung Gasibu Swadaya 12/01/19.

Dalam sambutannya Ia menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan positif tersebut. Selanjutnya ia berharap dengan agenda tersebut akan semakin mengenalkan batik pace Pacitan seluruh lapisan masyarakat. “Pelajari sampai dalam batik pace kita ini, di dalamnya terkandung banyak filosofi-filosofi yang luar biasa,” tutur Dia.

Kegiatan malam puncak tersebut menyisakan 42 peserta dari SMK dan SMA serta Umum Se-Kabupaten Pacitan, dimana sebelumnya mereka telah melewati proses karantina selama empat hari. Peserta yang terpilih menjadi pemenang nantinya akan mendapat program kerja satu tahun di dalamnya adalah upaya mengenalkan dan mengembangkan batik pace. (tim DiskominfoPacitan).

Grab Diharap Sentuh UMKM dan Pariwisata

Wabup Yudi Sumbogo menyambut baik hadirnya Grab yang mulai umum digunakan masyarakat Pacitan. Pihaknya berharap Grab dapat lebih meningkatkan kerja sama dengan UMKM dalam mengembangkan dan memasarkan produk-produknya.

Selanjutnya bidang pariwisata juga diharapkan Wabup agar menjadi perhatian bagi transportasi berbasis teknologi ini. “Saya juga berharap agar teman-teman GrabBike dilindungi BPJS Ketenagakerjaan,” harap Dia saat mewakili Bupati Indartato menghadiri Hari Ulang Tahun Ke-1 Grab Pacitan 12/01/19 di halaman PLUT Pacitan.

Kepala Dinas Perhubungan Wasi Prayitno yang turut hadir mendampingi Wabup menambahkan agar para GrabBike untuk selalu mengutamakan keselamatan, ketertiban dan keamanan berlalu lintas.

Pada kesempatan tersebut Wabup hadir didampingi istri Ninik Setyorini, Staf Ahli Bupati Pacitan Bidang Sosial, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Sumoro Hadi dan perwakilan Pejabat Polres Pacitan.

Kegiatan yang didukung oleh BPJS Ketenagakerjaan tersebut diakhiri dengan Konvoi bersama 150 anggota GrabBie mengelilingi kota Pacitan. (Nots/Budi/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Sesi 3; Masuki Tahapan Penginputan Uang Persediaan

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) melalui Bidang TI Diskominfo Pacitan menggelar sosialisasi operator Lik In untuk OPD dan Badan serta Kecamatan Kamis 10/01/19, Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Pertemuan Diklat (BKPPD) atau Eks. Kantor Diklat. Dengan harapan semua operator dimasing-masing instansi tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasionalkan aplikasi Lik In. (DiskominfoPacitan).

Dirjen Badan Peradilan Agama Lantik Hakim Ketua Pengadilan Agama Pacitan

Setelah mengalami kekosongan jabatan Hakim Ketua selama Sembilan bulan, akhirnya secara resmi Dirjen Badan Peradilan Agama melantik Drs. Sumarwan S.H M.H sebagai Hakim Ketua di Pengadilan Agama Kabupaten Pacitan menggantikan Plt. Drs. Nasrulloh S.H. di Sekretariat Mahkamah Agung Jakarta di awal tahun 04/01/19 kemarin.

Lamanya kekosongan disebabkan karena terjadi hal serupa di Pengadilan Tinggi Agama Surabaya karena faktor promosi dan pensiun, tidak hanya kabupaten Pacitan saja, delapan kota lain mengalami kondisi yang sama.

Kepada Diskominfo 10/01/19 Hakim Ketua Baru yang pernah bertugas di Pacitan sebagai Wakil Ketua pada 2012 hingga 2016 tersebut mengungkapkan sedikit banyak telah memahami karakter kasus di Pacitan, “sedikit banyak kami sudah tahu dan pasti mempermudah kerja kami,” ungkap Dia.

Selama melaksanakan mandat di Pacitan Ia juga akan berupaya meningkatkan badan peradilan yang agung, dimana program dari (Badilag) atau Badan Pengadilan Agama yang berisi tentang pencanangan zona integritas yakni mewujudkan wilayah yang bersih serta bebas korupsi. “Itu sesuai dengan pusat,” ungkapnya.

Pria kelahiran Madiun 06 Desember tersebut sangat mengharap kepada Pemerintah dan semua komponen agar dirinya dapat kembali diterima untuk melanjutkan tugas dan silaturahmi yang sudah terjalin sebelumnya.

Meskipun dirinya mengaku untuk selalu aktif dalam kegiatan pemerintah dan lain begitu sulit diikuti karena faktor minim tenaga, namun dirinya akan selalu berupaya melibatkan diri, “itu juga sesuai dengan arahan atasan, bahwa kami harus selalu terlibat dengan kegiatan pemerintahan setempat,” tutupnya. (budi/riyanto/wira/DiksominfoPacitan).

Hut Satpam Ke-38 Tahun 2019

Wabup Yudi Sumbogo berkesempatan menghadiri kegiatan upacara dalam rangka Hari Ulang Tahun Satuan Pengamanan (Satpam) Ke-38, Tahun 2019. Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman Polres Pacitan Rabu 09/01/19. Pada peringatan kali ini bertemakan “Pemuliaan Profesi Satpam Indonesia Guna Mendukung Polri Dalam Pengamanan Pemilu Tahun 2019”. (DiskominfoPacitan).

Rencanakan Bangun Angkatan Laut Di Desa Kembang

Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya Laksamana Pertama TNI Edwin, S.H mengadakan kunjungan dalam rangka peninjauan atas perencanaan pengembangan wilayah pertahanan dan sarana pendukung di wilayah Kabupaten Pacitan. tepatnya di Desa Kembang kecamatan Pacitan pada Rabu 09/01/19. “Wilayah Kabupaten Pacitan termasuk wilayah strategis yang harus memiliki pangkalan laut, kita membutuhkan adanya satuan serta pengembangan angkatan laut,” paparnya.

Tindak lanjut dari kegiatan tersebut jika memenuhi persaratan selanjutnya Ia akan melakukan pengajuan rencana kebutuhan pembangunan melalui APBN, jika tidak ada kendala pembangunan diperkirakan  usai pada tahun 2020, “kami bersyukur Pemda menyambut baik dan mendukung rencana ini,” tambah Dia.

Bupati Indartato usai mendampingi kunjungan kerja berharap rencana itu dapat benar-benar terwujud, bantuan sepenuhnya akan dilakukan Pemda  dengan membangun koordinasi dengan Camat, Kepala Desa Kembang serta masyarakat, supaya tanah segera dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, “karena Pacitan akan sangat diuntungkan dengan rencana tersebut mulai dari keamanan serta kota akan semakin berkembang. terutama mudah-mudahan tidak ada kendala apa pun,” Harap Bupati.

Pada kesempatan tersebut Danlantamal didampingi Danlanal Malang Kolonel laut (P) Nanang Hariyono. Wabup Yudi Sumbogo juga hadir dalam kegiatan tersebut beserta Asisten Perekonomian dan pembangunan Joni Maryono. (budi/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Jalan Sehat Bersama Ribuan Masyarakat

Kementerian Agama Kabupaten Pacitan mengadakan Jalan Sehat dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Ke-73 hari ini 09/01/19, Bupati Indartato beserta Istri Luki Indartato didampingi Sekda Suko Wiyono beserta Istri Bety Suko Wiyono dan jajaran Forkopimda Kabupaten Pacitan berkesempatan menghadiri kegiatan tersebut, kemudian Bupati bersama-sama dengan ribuan siswa-siswi Madrasah Se-Kabupaten Pacitan serta masyarakat melakukan jalan sehat bersama dengan rute yang telah ditentukan. (anj/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

214 Peserta CPNS Memasuki Tahap Pemberkasan

Sebanyak 214 peserta yang berhasil lolos seleksi CPNS mulai hari ini 07/01/19 hingga Jumat 11/01 mendatang akan melaksanakan pemberkasan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pacitan. Peserta tersebut sesuai dengan kuota yakni tenaga guru dan tenaga kesehatan.

Kemudian berkas yang diserahkan secepatnya akan diproses dan dikirim ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk pengusulan Nomor Identitas Pegawai (NIP), “kami berharap peserta segera menyelesaikan pemberkasan tersebut, supaya secepatnya mengisi kekosongan,” ujar Prihantini kepada Diskominfo. Prihantini kepala bidang pengadaan pemberhentian dan informasi kepegawaian BKD.

Untuk waktu yang dibutuhkan pada proses kali ini pihaknya memperkirakan proses membutuhkan waktu satu sampai dua bulan, selanjutnya para peserta akan menerima SK dari Bupati.

Mengingat kuota penerimaan kali ini di titik beratkan pada Pendidikan maka Daryono sebagai Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa jika instansinya dibutuhkan guna mempercepat proses yang menyangkut administrasi maka Ia akan membantu sepenuhnya, “semoga selesai tepat waktu dan kami dapat segera memberi tugas,” harapnya. (budi/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Wayangan; Dalam Rangka Sosialisasikan Bansos Non Tunai

Bupati Indartato bersama masyarakat Pacitan berkesempatan menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam penuh bersama dalang Ki Cahyo Kuntadi dengan lakon Amarta Binangun. Acara tersebut dalam rangka Sosialisasi Bantuan Sosial Non Tunai Melalui Pagelaran Seni Budaya yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Gedung Gasibu Swadaya Pacitan Sabtu 05/01/19.

Pada kesempatan itu turut hadir mendampingi Bupati, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, Pejabat lingkup Pemkab, jajaran Forkopimda serta Kepala Dinas Sosial Sunaryo. (DiskominfoPacitan).

Berharap Prioritaskan Gertak Manis

Bupati Indartato berkesempatan menghadiri Pisah Sambut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jawa Timur Drs. Bambang Supriyadi M.Pd. digantikan Yusuf, SH. MM, hari ini 04/01/19 di Gedung Indoor SMA Negeri 1 Pacitan.

Bupati dalam kesempatan itu didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Daryono tersebut pada sambutannya mengatakan bahwa walaupun kini SMA dan SMK adalah kewenangan Provinsi namun wujud perhatian terhadap Sekolah Atas dan Jurusan tersebut tidaklah berkurang, karena peserta didik tetaplah masyarakat Pacitan.

Ia juga berharap masalah anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah agar kembali didorong sehingga bersedia kembali masuk sekolah. Tugas semua pihak itu menurutnya harus benar-benar menjadi perhatian bersama dengan program Gertak Manis atau Gerakan Serentak Manusia Sekolah.

Terkait upaya mendorong siswa dan siswi berprestasi, pada tahun 2018 pemerintah menganggarkan 300 Juta Rupiah, besar kemungkinan pada tahun ini pemerintah akan menaikkan. “Bisa berupa beasiswa kepada siswa yang berprestasi tetapi tidak mampu melanjutkan, ataupun stimulus berbentuk hadiah kepada yang juara kelas. harapannya kelak mereka lebih semangat lagi untuk belajar,” papar Bupati. (Budi/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pemerintah Lantik 100 Pejabat Fungsional Di awal Tahun

Mengawali tahun baru 2019 Pemerintah Kabupaten Pacitan melaksanakan pelantikan kepada 100 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari golongan Pejabat Fungsional. Pejabat tersebut meliputi 86 Tenaga Guru, 1 Pengawas Sekolah, 9 Pranata Komputer (Prakom), 2 Radiografer dan 2 Nutrisionis. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendopo Kabupaten 03/01/18.

Kegiatan tersebut mengacu pada Penjabaran Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 yang menerangkan bahwa setiap Pegawai Negri Sipil (PNS) yang diangkat harus diambil sumpahnya.

Dari 100 pejabat yang dilantik pada kesempatan tersebut ada satu pejabat bernama Siti Aminah yang berhasil naik hingga jabatan IVd dan menerima SK langsung dari Presiden RI. Ia berhasil melampaui jabatan Sekda saat ini dan berhak pensiun pada umur 65 tahun, raihan itu menjadi harapan lain Bupati agar menjadi contoh bagi ASN yang lain.

Itu karena pemerintah akan lebih senang jika pegawai memperoleh jabatan yang tinggi, mengingat taraf hidup otomatis akan meningkat, akhirnya mendorong peningkatan kinerja, sehingga laju pemerintahan dapat lebih maksimal. “Saya, Wabup dan Sekda tidak dapat bekerja sendiri, dan mari kita tingkatkan keikhlasan bersama dalam membangun Kabupaten Pacitan supaya lebih baik lagi,” Harap Dia. (Budi/Anj/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Berikut Dafter Pejabat Fungsional yang Dilantik;

No Nama Jabatan Baru Unit Kerja
1 JOKO PRASETYO, ST. Pranata Komputer Muda Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pacitan
2 M.HERU BUDHIYANTO, S.Kom. Pranata Komputer Muda Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pacitan
3 WAHYU NUGROHO WIDHI SASANGKA, S.Pd. Pranata Komputer Pertama Badan Pengelolaan Dan Aset Daerah Kabupaten Pacitan
4 RAIH PONANG MARTADI, A.Md. Pranata Komputer Pertama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pacitan
5 MUHAMMAD TOUFIQ, A.Md. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pacitan
6 AFIF AMRULLOH, A.Md. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan
7 DIAN RATNA PREHANANTO, A.Md. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Pacitan
8 YAGUS TRIARSO, A.Md. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Pacitan
9 MARJI WEGOYONO, A.Md. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kabupaten Pacitan
10 ANDI CAHYONO, AMR. Radiografer Pelaksana Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan
11 EKO HARYANTO,A.Md.Red. Radiografer Pelaksana Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan
12 MITA FAUZIAH, A.Md.Gz. Nutrisionis Pelaksana Puskesmas Ngadirojo Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan
13 NURINA SUGIASTUTI, AMG. Nutrisionis Pelaksana Puskesmas Ngadirojo Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan
14 WAHYU WICAKSONO, S.Pd.SD. Guru Pertama SDN Bodag 02, Kecamatan Ngadirojo
15 LILIS ERNAWATI, S.Pd.SD. Guru Pertama SDN Wonodadi Kulon 03,Kecamatan Ngadirojo
16 SUNARTO, S.Pd.SD. Guru Pertama SDN Klepu 03,Kecamatan Sudimoro
17 EKO ISDIANTORO, S.Pd.SD. Guru Pertama UPT SMP Negeri 3 Sudimoro
18 YULI TRI ASMORO, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri Mangunharjo Kec.Arjosari
19 SITI NURHIDAYATI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 2 Karangrejo Kec. Arjosari
20 SUSI HIDAYATI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri Mangunharjo Kec. Arjosari
21 SULASTI, S.Pd. Guru Pertama TK Harapan Bangsa Desa Ngunut Kec. Bandar
22 ENY SUBEKTI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 1 Bangunsari Kec. Bandar
23 SRI HARIYANI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Donorojo Kec. Donorojo
24 TEGUH RIANTO, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Sawahan Kec. Donorojo
25 MIATIN, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 3 Cemeng Kec. Donorojo
26 WIWIN WIDIAWATI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Widoro Kec. Donorojo
27 WIDIADI HARDJANTO, S.Pd.SD. Guru Pertama SD Negeri 2 Ketro Kec. Kebonagung
28 ARIF RAHMAN HAKIM. A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 1 Klesem Kec. Kebonagung
29 SUPRAPTI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Worawari Kec. Kebonagung
30 DENNY RAHMAWATI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Sidomulyo Kec. Kebonagung
31 SULARDI, S.Pd.SD. Guru Pertama SD Negeri 2 Sidomulyo Kec. Kebonagung
32 CHRYASE ETIKASARI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri Kebonagung Kec. Keboangung
33 IDA SUKMANINGRUM, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 1 Karangnongko Kec. Kebonagung
34 SUYATNI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 1 Gembuk Kec. Kebonagung
35 GIGIH HDAYANTO, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 1 Gawang Kec.Kebonagung
36 MARIANA, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri Kebonagung Kec. Keboangung
37 KATENI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 2 Sanggrahan Kec. Kebonagung
38 ERI ASTUTI, A.Ma. Guru Pertama TK Among Putra 02 Wonogondo Kec.Kebonagung
39 SUTARTI, S.Pd.AUD. Guru Pertama TK Tunas Putra Desa Mantren Kec.Kebonagung
40 SUCIANI, A.Ma. Guru Pertama TK Tunas Asri 72 Desa Purwoasri Kec.Kebonagung
41 BONATIN, S.Pd.AUD. Guru Pertama TK Tunas Karya 2 Desa Karanganyar Kec.Kebonagung
42 WANAH, S.Pd.AUD. Guru Pertama TK Tunas Kusuma Desa Klesem Kec.Kebonagung
43 SRI HANDAYANI, A.Ma. Guru Pertama BA Aisiyah Desa Gawang Kec. Kebonagung
44 SURAMI, A.Ma. Guru Pertama BA Aisiyah Desa Punjung Kec. Kebonagung
45 SARTINI, S.Pd.SD. Guru Pertama SD Negeri 2 Gawang Kec.Kebonagung
46 IMAM MUKHTAR, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 1 Karanganyar Kec. Kebonagung
47 YULI PURWANTO, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 4 Sempu Nawangan Kec.Nawangan
48 PURWANTO, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 1 Wonoasri Kec. Ngadirojo
49 MUJILAH, A.Ma.Pd. Guru Pertama SD Negeri 1 Wonodadi Kulon Kec. Ngadirojo
50 MELALEUKA ISVANDIANA PRABNDARI, A.Ma. Guru Pertama BA Aisiyah Kelurahan Baleharjo Kec. Pacitan
51 WATINI, A.Ma. Guru Pertama TK Putra Harapan Desa Menadi Kec. Pacitan
52 SITI AMINAH, A.Ma. Guru Pertama TK Kusuma Kelurahan Pucangsewu Kec. Pacitan
53 MISATOEN RETNO SOERJANI, A.Ma. Guru Pertama TK Taman Harapan Desa Bangunsari Kec. Pacitan
54 SUHARTININGSIH, A.Ma Guru Pertama TK Taman Harapan Desa Bangunsari Kec. Pacitan
55 WIDYAWATI, A.Ma. Guru Pertama Tk Kumala Bayangkari Kec. Pacitan
56 JANI SITI ROCHMANI, A.Ma. Guru Pertama Tk Kumala Bayangkari Kec. Pacitan
57 KUN WIDI ASTUTI, A.Ma. Guru Pertama Tk Kumala Bayangkari Kec. Pacitan
58 ENY PUJIATI, A.Ma. Guru Pertama Tk Kumala Bayangkari Kec. Pacitan
59 NUNUK WINARYATI, A.Ma. Guru Pertama TK Putra Dharma Desa Tambakrejo Kec. Pacitan
60 NUNIK HIJRIYATI, A.Ma. Guru Pertama TK RA Purwanida Desa Sidoharjo Kec. Pacitan
61 DWI SUPALSTRI, A.Ma. Guru Pertama TK Tunas Putra Desa Sumberharjo Kec. Pacitan
62 ROSYIDAH, A.Ma. Guru Pertama TK Negeri Pembina Kec. Pacitan
63 NUNUNG NUR WACHIDIYAH HADI PUTRI, A.Ma.Pd. Guru Pertama TK Negeri Pembina Kec. Pacitan
64 ERMA IRIANDARI, A.Ma. Guru Pertama Tk Tunas Bakti Desa Kembang Kec. Pacitan
65 LELLY DHAMAYANTI, A.Ma. Guru Pertama Tk Tunas Muda Desa Mentoro Kec. Pacitan
66 EMI NUR SUSANTI, S.Pd.AUD. Guru Pertama RA Guppi Kelurahan Sidoharjo Kec. Pacitan
67 JAYA ABADI, A.Ma. Guru Pertama TK Putra Karya Desa Bangunsari Kec. Pacitan
68 SITI MUSRICHAH, A.Ma. Guru Pertama PA Busthanol Athfal Kelurahan Baleharjo Kec. Pacitan
69 SRI HARYATI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri Widoro Kec. Pacitan
70 HERNING PUSPANTINI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri Pucangsewu Kec. Pacitan
71 SITI CHUMAIDAH, A.Ma. Guru Pertama TK Aisiyah Busthanol Athfal Kec. Pringkuku
72 RATNA SARI DEWI, A.Ma. Guru Pertama TK Negeri Pembina Kec. Pringkuku
73 ELENDRA, S.Pd.AUD. Guru Pertama TK Pertiwi Desa Dadapan Kec. Pringkuku
74 SUTARTI, A.Ma. Guru Pertama TK Dharma Wanita Desa Dersono Kec. Pringkuku
75 NURUL MAHMUDAH, A.Ma. Guru Pertama TK Tunas Harapan Desa Pelem Kec. Pringkuku
76 SUNARTI, A.Ma. Guru Pertama Ra Guppi Desa Ngadirejan Kec. Pringkuku
77 NINA SHOLAITA, A.Ma. Guru Pertama TK Negeri Pembina Kec. Pringkuku
78 SISWATI, A.Ma. Guru Pertama TK Nurul Iman Desa Pelem Kec. Pringkuku
79 MILA WIDIASTUTI, A.Ma. Guru Pertama Ra Guppi Desa Poko Kec. Pringkuku
80 TRI SUBIYANTINI, A.Ma. Guru Pertama TK Dharma Wanita 2 Dersono Kec. Pringkuku
81 YUYUN PURNAMAWATI, A.Ma. Guru Pertama TK Bina Putra Desa Glinggangan Kec. Pringkuku
82 SUCIPTO, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Pelem Kec. Pringkuku
83 TAUFIQ AZIZ, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 2 Tamansari Kec .Pringkuku
84 SUNARTO, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 1 Pelem Kec. Pringkuku
85 EKO HADI WALUYO, A.Ma.Pd. Guru Pertama SD Negeri 2 Tinatar Kec. Punung
86 TANTI HASTUTI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri Ketanggung Kec . Sudimoro
87 IMAM NUGRAHA Guru Pertama SD Negeri Ketanggung Kec . Sudimoro
88 SITI ROHANI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri Ketanggung Kec . Sudimoro
89 SUWARNI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 5 Pucangombo Kec. Tegalombo
90 PARWANTO, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 4 Pucangombo Kec. Tegalombo
91 RIFA’I, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 5 Gemaharjo Kec. Tegalombo
92 EKA SRI HARYANTI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 4 Jatigunung Kec. Tulakan
93 IMAM AKHYARI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 1 Wonosidi Kec. Tulakan
94 SUMINI Guru Pertama SD Negeri 1 Wonosidi Kec. Tulakan
95 SULASTRI, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 2 Ngile Kec. Tulakan
96 SITI ROHANI, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 5 Kalikuning Kec. Tulakan
97 MUJAYANAH, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 5 Kalikuning Kec. Tulakan
98 GUNANJAR, S.Pd. Guru Pertama SD Negeri 4 Kalikuning Kec. Tulakan
99 SUKATNO, A.Ma. Guru Pertama SD Negeri 2 Njetak Kec. Tulakan
100 PENGAWAS SEKOLAH

Kerja Bakti Bersama Supaya Air Mengaliri Sawah

Ratusan masyarakat di tiga Desa yakni Desa Mangunharjo, Kedungbendo dan Jetiskidul Kecamatan Arjosari melaksanakan kerja bakti membersihkan dan memperbaiki saluran irigasi sepanjang 2,5 Kilometer yang tertimbun longsor dan sedimen akibat bencana banjir dan tanah longsor 2017 silam. Akibatnya sawah seluas 48 hektar setahun terakhir tidak dapat ditanami padi, “sementara petani menanam polowijo untuk mengisi waktu saja,” ucap Kepala Desa Jetiskidul Muhammad Hasim hari ini 03/01/19.

Upaya rekayasa akan dilaksanakan agar secepatnya air dapat mengaliri sawah, langkah sementara itu terpaksa dilakukan sebab Dinas terkait yang bertanggungjawab yaitu PUPR terlebih dahulu harus melakukan pengukuruan ulang ketinggian pipa yang menjadi tidak seimbang. “Ini bersifat darurat dahulu, untuk bangunan permanen kita harus mengajukan anggaran,” papar Susilo Budi Kasi Operasi Pemeliharaan Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Pacitan yang berada dilokasi.

Sementara itu Wabup Yudi Sumbogo yang memantau langsung kegiatan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah harus bekerja cepat dalam menyelesaikan masalah ini, termasuk meminta detail laporan dari instansi terkait sebagai bahan kajian untuk pelaporan kepada Bupati, namun yang utama air secepatnya dapat mengaliri sawah, “agar petani tidak merugi,” harap Dia. (Budi/Anj/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Sempurnakan Tahun Baru Dengan Berdoa Bersama Ribuan Masyarakat

Setelah sebelumnya dilaksanakan peresmian air mancur menari, monitoring pos pantau lilin Semeru, selanjutnya Bupati, Wabup dan Sekda melaksanakan Doa Awal Tahun bersama Forkopimda dan seluruh jajaran Pejabat Lingkup Pemkap di Pendopo 31/12/18 yang dipimpin langsung oleh kepala Kemenag Muhammad Nurul Huda. Kemudian Bupati beserta rombongan kembali menuju alun-alun untuk melaksanakan Doa Awal Tahun bersama-sama masyarakat Kabupaten Pacitan yang telah memenuhi alun-alun dari sore hari.

Doa awal tahun yang kembali dipimpin oleh Kepala Kemenag tersebut berjalan sangat hikmat, ribuan masyarakat turut menadahkan tangan berharap masyarakat dan Kabupaten Pacitan semakin baik.

Dalam kesempatan itu Bupati berharap ditahun 2019 Kabupaten Pacitan tetap adem, ayem tenteram dan damai, “selain itu kami bersama-sama tentu memohon agar tidak terjadi bencana,” harap Bupati. (DiskominfoPacitan).

Pastikan Pos Pantau Dalam Kondisi Siap

Agendakan monitoring pada puncak pergantian tahun di beberapa Pos Pantau Operasi Lilin Semeru 2018 yang berada di tiga titik, yakni Pos Pantau Pasar Punung kecamatan Punung, Pos Teleng Ria dan Pos Gasibu Alun-alun. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memastikan kesiapan dari seluruh pasukan dan yang lain. “Mudah-mudahan apa yang dilaksanakan oleh semua aparat pemerintah khususnya Polri dan TNI tidak terjadi masalah,” harap Bupati Indartato 31/12/18.

Pada kesempatan itu Bupati Indartato Didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, Kapolres AKBP Sugandhi, Komandan Kodim 0801 Letkol Aristotales, Ketua DPRD Ronny Wahyono, Kepala SatPol PP Widy Sumardji, Kepala Dinas Perhubungan Wasi Prayitno, Kepala Dinas PU Budiono, Kepala Diskominfo Rachmad Dwiyanto, Kepala Dinas Kesehatan Eko Budiyono serta Pejabat lingkup Pemkab Polres dan Kodim. (TimDiskominfoPacitan).

Resmikan Air Mancur Menari Di Penghujung 2018

Upaya untuk mewujudkan taman Alun-alun kota yang representatif dan sebagai wadah masyarakat dalam bersilaturahmi, ruang berbagai giat termasuk olahraga, serta upaya dalam membantu menarik wisatawan, maka pada malam pergantian tahun 31/12/18 dilaksanakan Launcing Air Mancur Menari di taman alun-alun Pacitan oleh Bupati Indartato.

Ribuan masyarakat yang memadati alun-alun terpukau dengan pertunjukan air mancur menari yang elok dengan paduan kelap-kelip lampu penuh warna tersebut, tanpa terkecuali Hartono yang datang menikmati malam pergantian tahun bersama istri dan satu anaknya. Ia mengaku taman alun-alun menjadi semakin sempurna dengan bangunan itu, “ya baru kali ini kami melihat air yang menari-nari,” ungkapnya.

Edi Junan kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan menuturkan bahwa pertunjukkan air mancur Menari rencananya akan selalu digelar setiap akhir pekan, “kami bersyukur menyaksikan masyarakat yang sangat antusias,” kata Dia. (TimDiskominfoPacitan).

Waduk Tukul, Potensi Sumber Air Baku PDAM

Keterbatasan sumber air baku sebagai salah satu modal usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pacitan tampaknya dapat teratasi. Dengan catatan dapat memaksimalkan potensi sumber air baku dari Waduk Tukul, Kecamatan Arjosari paska beroperasi nanti. “Waduk Tukul dapat menjadi sumber air baku PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat,” kata Bupati Indartato saat melantik Direktur PDAM periode 2018-2022 Agus Suseno di kantor PDAM jalan Suryo Pranoto, Kelurahan Sidoharjo, Senin (31/12/2018).

PDAM merupakan pelaksana pelayanan air minum kepada masyarakat. Oleh karena itu, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan air minum juga semakin meningkat. Karena air merupakan kebutuhan dasar. Saat ini pelayanan PDAM telah mencapai 20.778 sambungan.

Menurut bupati, tantangan yang dihadapi saat ini adalah minimnya ketersediaan air baku. Sehingga akan berpengaruh pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas usaha. Maka diperlukan peran dan sinergitas dari semua pihak di dalam menjaga dan melestarikan sumber-sumber air yang ada. “sebagai perusahaan badan usaha milik daerah, PDAM selalu dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Oleh karenanya diperlukan kebersamaan dari berbagai unsur yang ada,” ujarnya.

Dengan berbagai pencapaian kinerja, berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan oleh badan peningkatan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum (BPPS PAM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta dari BPKP Propinsi Jawa Timur, Pdam Kabupaten Pacitan masuk dalam kategori”sehat”dengan nilai kinerja 3,03.

Indartato berharap agar direktur perusahaan daerah air minum terlantik untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Baik kinerja pdam serta layanan pada masyarakat. “Tingkatkan inovasi dalam berusaha air minum, dan juga dalam menjaga ketersediaan air baku,” harapnya.

Agus Suseno usai pelantikan menyampaikan untuk masa jabatannya kedua ini akan berupaya memaksimalkan pelayanan. Juga menambah instalasi jaringan yang ada pelayanan kepada masyarakat, serta mengoptimalkan instalasi-instalasi yang ada diwilayah timur seperti Kecamatan Ngadirojo dan Tulakan. “Bentuk topografi Kabupaten Pacitan membuat kami harus bekerja keras dalam melayani konsumen,” Kata Agus. (humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Seluruh Akses Menuju Tempat Wisata Seluruhnya Aman Dikunjungi

Ada banyak pilihan ketika Anda datang ke Pacitan, termasuk memuaskan hasrat Anda untuk berfotogafi baik lanskap atau yang lain. Dan Anda tidak perlu kawatir akan akses, karena seluruh jalan antar tempat wisata sepenuhnya terhubung. Selamat berwisata di Pacitan dan tetaplah mematuhi segala aturan yang diberlakukan oleh petugas. (DiskominfoPacitan).

Frekuensi 90.4 Semakin Setia Menemani Masyarakat

Tanpa terasa 46 tahun Radio Suara Pacitan (RSP) mengudara menemani masyarakat Kabupaten Pacitan. Waktu yang tidak singkat itu menjadikan RSP tumbuh dan dewasa menjadi sahabat yang semakin percaya diri untuk berkomitmen merevitalisasi program yang berbasis pada layanan publik, terlebih ketika Izin Stasiun Radio (ISR) dan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP Tetap) di genggaman tangan. (DiskominfoPacitan).

Ayo Ke Pacitan

Dibalik puluhan destinasi wisata yang siap dikunjungi, banyak pantai baru belum terekpos dan perawan, Yang siap memanjakan anda bersama rekan, keluarga dan orang kekasih dimomen pergantian tahun misalnya di pantai Wawaran, Sidomulyo, Kebonagung ini. (DiskominfoPacitan).

TRC Rapatkan Barisan Hadapi Pergantian Tahun

Menghadapi libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pacitan terus melakukan pemantauan di sejumlah titik-titik wisata yang berpotensi terjadinya kecelakaan. Diantaranya Pantai Klayar, Watukarung, Srau, Pancer dan yang lain. “Kami selalu mempersiapkan diri, walaupun tidak berharap terjadi sesuatu,” kata Pujono Kasi dan Logistik dan Kepala Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD kabupaten Pacitan.

Kepada Diskominfo 28/12/18 Pujono juga menjelaskan dalam momen ini seluruh tim dalam kondisi siap didukung dengan dinas lain, selain berharap Zero Accident juga sebagai upaya memberikan rasa aman kepada seluruh tamu yang datang. “Untuk peralatan penyelamatan dan pendukung kami pastikan dalam keadaan sangat baik dan bisa diandalkan dalam semua kejadian,” tambahnya.

meskipun tim TRC dan yang lain serta ditunjang segala peralatan selalu siap namun Ia berharap agar wisatawan tetap mematuhi aturan yang ada agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. “Jangan ceroboh dan ngeyel dengan larangan petugas, agar semua aman, terutama saat selfie,” tegasnya menghimbau. (Budi/Rendi/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Lantik Pengurus KTNA Guna Mendorong Hasil Pertanian dan Nelayan yang Lebih Baik

Wakil Bupati Kabupaten Pacitan Yudi Sumbogo berkesempatan melantik dan mengukuhkan Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pacitan Masa Bakti 2018-2023, di Gedung Pertemuan Hotel Srikandi, Kamis (27/12/18).

Dalam sambutannya usai pelantikan Wabup menyampaikan,  bahwa KTNA sebagai mitra pemerintah berkewajiban mendorong petani serta nelayan di Pacitan semakin maju. Didukung 2000 kelompok tani, peternakan, pekerbunnan serta nelayan yang membutuhkan pendampingan dalam mengembangkan usahanya, Komoditas pertanian dewasa ini menunjukkan kenaikan yang baik, “maka untuk mempertahankan capaian itu, di samping Inovasi Teknologi juga membutuhkan peningkatan kapasitas kelompok serta mediasi supaya terjalin kerja sama dengan pihak lain,” paparnya.

Ia melanjutkan melalui KTNA bersama instansi terkait selanjutnya dapat melakukan upaya pemasyarakatan penggunaan pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh kelompok tani, upaya tersebut diharapkan dapat menjadi gerakan masyarakat di Pacitan agar kesuburan lahan  yang ada dapat terjaga.

Wakil Ketua KTNA Provinsi Jawa Timur Ahmad Prayogo pada kesempatan yang sama menambahi bahwa potensi pertanian utamanya di Pacitan sangat tinggi dan perlu dikelola yang baik, hal itu mengingat kondisi alam yang masih bagus  untuk pertanian. Pihaknya juga berpesan kepada semua anggota bahwa KTNA adalah mitra pemerintah bukan organisasi oposisi. Tugas utama memberikan masukan pemerintah untuk  kebijakan yang maksimal. “koordinasi antar pengurus juga diharapkan maksimal, dan sangat perlu diadakan penyegaran melalui pergantian pengurus agar kinerja lebih baik lagi,” harap Ahmad.

Di kesempatan itu Wabup didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Joni Maryono, Kepala Dinas Pertanian Pamuji, Dinas Pangan Bambang Supriyoko, Perwakilan Dinas Perindustrian dan perdagangan (Diskoperndag) Kabupaten Pacitan. (Nots/Wan31/Budi/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Selalu Utamakan Keselamatan

Pada monitoring di lokasi Pantai Klayar Kecamatan Donorojo beberapa aspek keselamatan wisatawan adalah menjadi perhatian utama, Wabup Yudi Sumbogo meminta kepada semua petugas agar tidak terjadi kecelakaan sekecil apa pun dengan selalu merespon segala sesuatu yang membahayakan wisatawan, “seluruh hasil yang saya dapat nanti kita rapatkan bersama Bapak Bupati dan yang terkait guna memaksimalkan momen ini dan yang akan datang,” ungkap Wabup. (TimDiskominfoPacitan).

Pastikan Tidak Terjadi Penumpukan Dalam Goa

Umumnya wisatawan yang hendak berkunjung ke Pantai Klayar menyempatkan diri mampir ke Goa Gong Kecamatan Punung, Wabup Yudi Sumbogo di lokasi kunjungan ke dua 24/12/18 mencatat poin utama dimana sering terjadi penumpukan wisatawan di dalam gua. Hal tersebut tentu membuat pengunjung tidak nyaman, serta berpotensi merusak Goa dan mungkin membahayakan. “dan penumpukan kendaraan di persimpangan Gua Gung juga menjadi perhatian kita,” Kata Wabup. (TimDiskominfoPacitan).

Tirto Husada; Air Harus Selalu Terisi Penuh

Demi memanjakan wisatawan pada libur panjang Natal dan Tahun Baru ini Wabup Yudi Sumbogo berkesempatan memantau langsung beberapa lokasi wisata strategis di Pacitan, pertama yang menjadi agenda kunjungan adalah Pemandian Air Hangat Tirto Husada Arjosari. Beberapa poin menjadi catatan mulai dari area parkir yang harus menjamin keamanan hingga suplai air pada kolam yang harus senantiasa terisi penuh dan bersih mengingat mata air yang melimpah. “Harus kita maksimalkan agar pengunjung merasa senang, dan ke depan akan kita beri filter di kolam tersebut,”. papar Dia. Selain itu Dump Truck pengangkut material Proyek Waduk Tukul akan diarahkan untuk beroperasi dimalam hari selama momen ini. (TimDiskominfoPacitan).

Pacitan Jadi Penutup Tilik Warga

  Wilayah Kecamatan Pacitan menjadi kawasan terakhir, sekaligus penutup kegiatan tilik warga Bupati. Tiga desa dikunjungi. Yakni Desa Bolosingo, Ponggok, dan Sambong, Rabu (26/12/2018).

Selain bertatap muka dengan masyarakat, bupati dan rombongan bersama Forkopimda juga memberikan bantuan. Diantaranya 200 zak semen, puluhan paket sembako untuk warga kurang mampu, alat permainan edukasi (APE), serta paket makanan sehat. Dilokasi terakhir kegiatan, bupati juga menandatangani prasasti program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Kepada masyarakat Indartato berharap agar mereka tetap bersabar. Meski tugas utamanya menyejahterakan rakyat, tapi kemampuan pemerintah terbatas. Sehingga ada pemberlakuan skala prioritas. “Namun pemerintah harus tetap dekat dengan rakyat,” pesan dia.

Suami Luki Tri Baskorowati itu juga mengingatkan kembali jika tahun depan ada agenda Pemilu. Masyarakat diharapkan untuk memberikan hak suaranya saat pencoblosan. Khususnya untuk mereka yang telah memiliki hak pilih. “Pilih sesuai kehendak. Yang penting pemimpin pilihan nanti dapat menyejahterakan masyarakat,” tandasnya. (arif/nasrul/katwadi/humaspacitan/diskominfopacitan).

Hari Ibu; Momentum Kenalkan Kembali Budaya Miru Jarik Pace

PKK Desa Widoro Kecamatan Pacitan punya gereget dalam memperingati Hari Ibu yang jatuh hari ini 22/12/18, yakni menggelar kegiatan Lomba Miru Jarik Pace Dan Lomba Make Up Dengan Menutup Mata. Kegiatan yang dilaksanakan di kantor desa tersebut adalah upaya untuk kembali mengenalkan kebiasaan dan keterampilan yang biasa dilakukan para ibu jaman dulu dalam berbusana khususnya dalam mem-miru jarik. “Agar budaya sarat akan makna ini tidak termakan zaman,” kata Ketua PKK Desa Widoro Tri Kusumaningsih.

Kalimat senada disampaikan Winarto, sebagai Kepala Desa Widoro Ia mengapresiasi kegiatan tersebut serta berharap kegiatan perdana ini ditahun mendatang dapat kembali dilaksanakan, mengingat besarnya manfaat yang diperoleh. Juga sebagai upaya bersama untuk memviralkan batik pace kebanggaan Pacitan, “serta ajang silaturahmi antar warga masyarakat,” papar Dia. (Budi/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Operasi Lilin Semeru Ciptakan Rasa Aman dan Nyaman Wisatawan

Mendekati Natal dan Tahun Baru 2019 Polres Pacitan, Pemkab beserta jajaran Formkopimda  melaksanakan Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Semeru 2018 yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia hari ini 21/12/18 di Alun-alun. “Tujuan utamanya adalah meningkatkan sinergitas antar instansi sebagai upaya memberikan rasa aman di perayaan Natal dan Tahun Baru 2019,” kata Kapolres AKBP Sugandhi.

Giat ini juga dirangkaikan siaran Pers pemusnahan Barang Bukti (BB) baik dari Polres dan Kejaksaan dengan jumlah total 284 botol miras dan 365 Liter jenis Ciu. Dimana pelaku sudah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Pacitan mulai denda maupun menjalani masa kurungan. “Kita juga memusnahkan BB dari 20 narapidana narkotika dari jenis sabu-sabu dan Dobel L,” jelas Gandhi.

Bupati Indartato yang turut hadir mengikuti apel itu menerangkan bahwa pemerintah mendukung kesuksesan Operasi Lilin Semeru 2018, yakni dengan saling melengkapi dan berkoordinasi dalam hal ini memusatkan perhatian pada daerah rawan longsor dan titik-titik pariwisata.  Pada zona rawan longsor melalui dinas terkait telah menyiapkan alat berat seperti Bulldozer. “Alhamdulillah untuk menunjang momen Natal dan pergantian tahun ini kita dapat satu alat berat,” papar Bupati.

Sedangkan mengenai tempat-tempat wisata pemerintah mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pengunjung dengan memaksimalkan SOP pada seluruh petugas. Harapannya seluruh pengunjung merasa aman dan nyaman melalui pelayanan baik oleh petugas.

Disinggung perihal lonjakan Sembako Bupati menyampaikan bahwa walaupun salah satu bahan pokok mengalami kenaikan, namun Ia menjelaskan bahwa kenaikan tersebut masih bisa ditoleransi karena masih dapat dijangkau oleh masyarakat, “namun jika harga semakin tinggi kami akan melaksanakan operasi pasar,” Tegas Dia.

Turut hadir mendampingi Bupati, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, Pejabat Lingkup Pemkab dan Kepala Satpol PP Widy Sumrdji, Kepala Dinas Kesehatan dr. Eko Budiyono, Kepala Pelaksana BPBD Didik Alih Wibawo. (Budi/Anj/Riyanto/Wira/DiskominfoPacitan).

Pacitan Banggakan Sosok Ibu

Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh Sabtu 22/12. Pagi ini di Pendopo digelar senam bersama, jalan sehat dan cek kesehatan gratis. Dimana sebelumnya kemarin telah dilaksanakan upacara dan resepsi. “Sebelumnya kami menggelar ziarah bersama, juga bagikan bantuan sembako kepada puluhan ibu-ibu di Pacitan yang membutuhkan,” kata Roza Sugandhi Ketua Panitia sekaligus Ketua Bayangkari Polres Pacitan kepada Diskominfo pagi ini 21/12/18.

Penasehat Organisasi Wanita Kabupaten Pacitan Luki Indartato, menambahkan bahwa berbagai acara tersebut diharap dapat mengangkat peran wanita (Ibu) di Pacitan untuk semakin bersemangat dalam keluarga, lingkungan atau bahkan dalam pekerjaan masing-masing. “Semoga menjadi ibu, istri dan bagian masyarakat yang dibanggakan,” harap Luki.

Giat tersebut dihadiri Bupati Indartato, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, pejabat lingkup Pemkab, Kepala OPD dan Badan di Kabupaten Pacitan, (budi/anj/wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Juara satu IRSA Mendapat Satu Unit Bis Sekolah

Bupati Indartato bersama Wabub Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono didampingi Forkopimda serta Kepala Dinas Perhubungan Wasi Prayitno berpose di dalam Bis Sekolah yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan RI. Sebagai Hadiah Kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan sebagai pemenang 1 Manajemen Keselamatan Jalan Katagori Kabupaten Dengan kepadatan Penduduk Tinggi oleh Indonesia Road Sefety Award (IRSA) Tahun 2018. (DiskominfoPacitan).

Pemkab Serahkan PPID Award Kepada Diskominfo

Bupati Indartato menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Diskominfo Kabupaten Pacitan yang memperoleh katagori klasifikasi A pada PPID Award 2018 yang dilaksanakan oleh Komisi Informasi (KI) Provinsi Jawa Timur 11/12 di Surabaya. Selanjutnya penghargaan tersebut diserahkan kepada Kepala Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto yang diwakilkan oleh Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Aristoteles H Nusa pagi ini di Pendopo 20/12/18. “Keterbukaan kita ketahui bersama sangat penting, kita semua berharap ditahun berikutnya lebih baik lagi,” harap Bupati.

Disela kegiatan Kepala Diskominfo menyampaikan bahwa pihaknya selalu berusaha dan berbuat yang terbaik, penghargaan tersebut adalah apresiasi jerih payah, meskipun bukan tujuan utama namun harus disyukuri bersama. “Karena yang utama adalah membantu Bupati dalam melayani masyarakat, dalam hal ini Keterbukaan Informasi,” Kata Rachmad. (Budi/anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Berikut penghargaan lain yang diraih Kabupaten Pacitan pada bulan Desember 2018;

1. Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Kepada Kabupaten Pacitan dari Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebagai bentuk pengakuan atas komitmen terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Diterima Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PPPAI.

2. Penyerahan Penghargaan Indonesia Road Sefety Award (IRSA) Tahun 2018 kepada Kabupaten Pacitan. Sebagai Pemenang 1 Manajemen Keselamatan Jalan Katagori Kabupaten Dengan kepadatan Penduduk Tinggi dan Mendapatkan Reward dari Kementerian Perhubungan berupa 1 Bus Sekolah.

3. Penyerahan Penghargaan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan sebagai Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia Pada Tahun 2018.

4. Penghargaan Inovative Government Award 2018 dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Kepada Bangkesbangpol Kabupaten Pacitan. Memperoleh peringkat Ke-9 Katagori Pemerintah Kabupaten Terinovatif.

Bela Negara Adalah Kerjasama Segenap Elemen Bangsa Dan Negara

Bela negara bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja. Karena menjadi wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat. “Mulai Dunia usaha, dunia pendidikan, media, hingga tokoh pemuda, tokoh agama, semua bisa dan wajib ikut serta sesuai dengan bidang profesi masing-masing,” kata Bupati Pacitan Indartato ketika membacakan sambutan Menkopolhukam Wiranto pada upacara Hari Bela Negara ke-70, Hari Ibu ke-90, dan Hari Nusantara 2018 di halaman pendapa kabupaten, Kamis (20/12/2018).

Penetapan peristiwa bersejarah ini sebagai hari bela negara merupakan penegasan bahwa bela negara itu sendiri sejak dulu telah memiliki konteks yang sangat luas. Karena tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata saja, namun harus dilakukan melalui beragam upaya dan profesi. Segenap aparatur negara, baik sipil maupun militer, yang tengah berjuang melakukan tugasnya di pelosok tanah air sesungguhnya sedang melakukan bela negara.

Bupati menyampaikan, kesadaran bela negara, nilai-nilai luhur bangsa, kearifan lokal, dan keaslian lingkungan hidup kita jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung ketersediaan alat, koneksi jaringan, dan listrik. Semuanya harus ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap bangsa Indonesia sejak dini. Antara lain melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, serta aksi nasional bela negara di berbagai bidang. “Diperlukan cara-cara yang inovatif serta adaptif dengan perkembangan zaman agar anak-anak muda kita mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada tanah air. Merekalah yang akan menahkodai kapal besar Republik Indonesia di masa depan,” terangnya.

Terkait Hari Nusantara, pemerintah berharap hal itu menjadi momentum dalam mempertebal semangat kebangsaan, persatuan dan kebersamaan di tengah kebhinekaan untuk tetap melaksanakan pembangunan nusantara, meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan wilayah laut dan wilayah perbatasan, mempertahankan kedaulatan negara dalam wadah NKRI serta mendorong masyarakat Indonesia untuk memahami arti penting wawasan nusantara. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Diharap Tingkatkan Konsumsi Makan Ikan Dan Inovasi Batik Pace

Terbentang 71 kilometer garis pantai yang dimiliki Kabupaten Pacitan bukan sekedar suguhkan pariwisata yang elok dan menawan memanjakan mata. Didalamnya, di bawah permukaan air tersimpan ratusan atau bahkan ribuan spesies ikan yang sangat baik bagi tubuh ketika dikonsumsi, “kegiatan ini semoga menjadi cara agar masyarakat Pacitan menjadi gemar makan ikan, mengingat saat ini konsumsi makan ikan kita berada pada angka 19 Kg Per Kapita, sempat naik sebab tahun 2017 berada pada angka 17 Kg Per Kapita. Namun angka itu masih kurang,” kata Ketua Forum Peningkatan Makan Ikan Nasional (Forikan) Pacitan Luki Indartato pada sambutannya di Malam Puncak Duta Gemarikan Tahun 2018.

Kegiatan yang digelar di Gedung Karya Darma 18/12/18 tersebut menyisakan 19 Finalis terbaik putra dan Putri dari berbagai sekolah menengah atas dan perguruan tinggi di Pacitan tersebut diharapkan juga oleh Luki untuk proses pemilihan dilaksanakan dengan sportif, dan kepada Finalis yang belum beruntung agar tidak berkecil hati.

Sekretaris Daerah Suko Wiyono dalam sambutannya mewakili Bupati menyatakan bahwa minimal dua poin tercapai dari adanya kegiatan itu, pertama duta gemarikan dapat membantu meningkatkan konsumsi gemar makan ikan di Pacitan, terpaut jauh sebab angka di Jawa Timur menunjukkan 34 Kg Per Kapita.

Selanjutnya duta gemarikan juga mampu mengangkat Batik Pace khas Pacitan, dengan meningkatkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan batik seperti Fashion Show dan lain-lain. Sehingga memicu inovasi para pelaku batik di Pacitan. Sekda juga berharap kepada Dinas Perikanan untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara berkelanjutan, “mengingat kegiatan ini baik, banyak manfaatnya,” Harap Sekda. (Budi/Anj/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Perhatikan Pegawai Non ASN Pemkab Perolehi Penghargaan

Pemerintah menerima penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan atas peran aktif dan kepeduliannya terhadap perlindungan pegawai pemerintah non ASN dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diberikan siang ini 18/12/18 di Pendopo.

Pada sambutannya Bupati mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan kepada Pacitan, Bupati berharap penghargaan yang disematkan itu menjadi semangat pemerintah untuk lebih bekerja keras melindungi masyarakat Pacitan melalui jaminan kesehatan.

Ia juga memaparkan bahwa pemerintah sementara ini hanya mampu memberikan dua program jaminan, yaitu program kecelakaan dan kematian, itu dikarenakan keterbatasan APBD yang dimiliki. “Melalui Ketua Panitia (Jaminan Sosial)Red Pak Wabup Yudi Sumbogo dan timnya Pak Sekda Suko Wiyono kita berharap dua program lain, jaminan pensiun dan hari tua secepatnya menyusul, sehingga kesejahteraan meningkat dan mereka bisa bekerja lebih baik” harap Bupati.

Pada kesempatan yang sama Wabub Yudi Sumbogo menyampaikan bahwa dua program yang belum melindung PTT dan GTT tersebut sesuai instruksi Bupati secepatnya akan segera terealisasi. “Bersama-sama kita berupaya segera mengondisikan dua program lain,” Tambah Wabub. (Budi/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Boyong Dua Pilar Raih Juara IRSA 2018

Komitmen pemerintah melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan memperoleh apresiasi pada menyelenggarakan keselamatan jalan. Dengan meraih juara dalam Indonesia Road Safety Awards (IRSA) 2018 yang berhasil memboyong dua pilar dari lima pilar yang dilombakan. Yakni jalan berkeselamatan dan kendaraan berkeselamatan.

“Ada peningkatan, ditahun kemarin kami memperoleh manajemen berkeselamatan,” papar Wasi Prayitno Kepala Dinas Perhubungan Kepada Diskominfo 17/12/18. Penyerahan hasil lomba yang dilaksanakan pada 13/12 di Hotel JW Marriot Jakarta itu Kabupaten Pacitan terpilih menjadi yang terbaik diantara 137 Kabupaten dan Kota lain seIndonesia.

Perlu disadari bahwa lakalantas merupakan masalah serius dan menjadi perhatian dunia, melalui PBB karena menjadi pembunuh nomor dua setelah penyakit dengan mengeluarkan aksi dekade keselamatan. Ditindaklanjuti oleh pemerintah Indonesia dengan menerbitkan Impres Nomor 4 tahun 2013 tentang dekade aksi keselamatan jalan.

Wasi menambahkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Adira Insurance dan Majalah SWA tersebut tidak main-main, karena di Back Up langsung oleh lima instansi, yakni Departemen Perhubungan, Bappenas, PUPR, Kesehatan dan Korlantas Polri. Serta dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi.

Masih ada pekerjaan rumah bagi Kabupaten Pacitan untuk terus mendekati zero accident di Kabupaten Pacitan. Diantaranya yang menjadi perhatian lebih adalah pra dan pasca penanganan kecelakaan yang sebentar lagi terwujud melalui kerja sama dengan semua pihak. “Jadi nanti jika terjadi kecelakaan semua pihak terkait merespon cepat menangani sesuai tugas masing-masing,” harap Dia.

Pihaknya juga berharap kepada seluruh masyarakat agar semakin menyadari bahwa masalah keselanatan jalan adalah masalah utama yang menjadi perhatian bersama. Terutama para pelajar belum cukup umur yang belum mampu merespon kondisi jalan. “Capaiannya ketika kita semua bisa pulang dan bertemu keluarga dengan keadaan selamat, itulah tujuan diraihnya IRSA,” Tambah Dia. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bersama Lawan Peredaran Narkoba

Berbagai upaya dilakukan guna melindungi generasi muda dan segenap lapisan masyarakat agar terhindar dari bahaya narkoba yang kian merajalela. Berdasar pada data yang ada, Indonesia serta negara lain setiap tahun mengalami tren peningkatan penyalahgunaan obat tersebut. “Termasuk kalangan pelajar,” papar Juri Kabid Kewaspadaan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) pada kegiatan Senam Bersama Dan Ikrar Anti Narkoba dengan tema Gerakan Anti Narkoba, Sehat, Kuat, Hebat Tanpa Narkoba.

Mengingat besarnya risiko bagi pemakai obat terlarang itu yang dapat menghancurkan masa depan, maka dirasa perlu semua komponen untuk senantiasa bersatu padu cegah dan berantas peredarannya khususnya di Kabupaten Pacitan. Juga menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk menolak narkoba dalam bentuk apa pun.

Usaha tersebut harus dilaksanakan dengan berbagai cara termasuk menyebar brosur-brosur informasi, melaksanakan sosialisasi, baik formal maupun pendekatan lain yang utamanya semua masyarakat dapat memahami berbagai bahaya obat terlarang tersebut. Mengingat masalah narkoba adalah masalah bersama yang harus ditangani secara masif dan berkelanjutan. “Mari kita lawan peredaran narkoba bersama dan dari keluarga,” tutur Wabub Yudi Sumbogo pada sambutannya mengajak.

Giat itu Wabab hadir didampingi bersama istri Ninik Yudi Sumbogo serta Sekda Suko Wiyono beserta Istri Betty Suko Wiyono, Wakapolres Kompol Hendri Sulistiawan. Dilaksanakan pagi ini 14/12/18 di Alun-alun, melibatkan ratusan pelajar, Kepala beserta staf OPD dan Badan lingkup Pemkab serta unsur TNI dan Polri. (Budi/Anj/Wira/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Kita Harus Menjadi Dewasa

Bupati Indartato menyisipkan pesan moral agar kita menjadi lebih dewasa dalam menyikapi proses demokrasi. Itu disampaikannya dihadapan khalayak pada pelantikan 33 orang kepala desa (kades) terpilih di pendapa Kabupaten Pacitan, Kamis (13/12/2018). “Kita harus menjadi dewasa. Kita rangkul (kubu pesaing), agar Pacitan tetap tenteram,” ujarnya.

Selain itu bupati juga mengingatkan jika pemilihan kades dan proses lanjutannya menjadi momentum untuk kebangkitan dan kemandirian desa. Tidak itu saja, terpilihnya seorang pemimpin diharapkan dapat mewujudkan kemajuan wilayah yang dipimpin serta masyarakatnya.

Bupati juga menekankan pentingnya kerjasama sebagai sebuah organisasi tanpa menanggalkan aturan-aturan yang ada. Sebab, jika peraturan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka tujuan menciptakan tata kelola pemerintahan dan masyarakat yang ideal bakal dapat terwujud beriringan. “Kebersamaan menciptakan ruang untuk saling memahami. Jika semua menyadari aturan yang berlaku, saya yakin semuanya akan bisa berjalan dengan baik,” tandasnya. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

 

 

Daftar Kepala Desa Terpilih yang dilantik hari ini:

1. P. HARUN SUPADMO : KADES SUKODONO KEC. DONOROJO
2. WULAN FITRIA : KADES GENDARAN KEC. DONOROJO
3. SIGIT SETYAWAN : KADES SUGIH WARAS KEC. PRINGKUKU
4. WIWIED PHENI DWIANTARI : KADES WATUKARUNG KEC. PRINGKUKU
5. BAMBANG PRIYAMBODO : KADES PUNUNG kEC. PUNUNG
6. EKO WAHYUDI : KADES SOOKA KEC. PUNUNG
7. SAHUDI : KADES KEMBANG KEC. PACITAN
8. SETYO DARMOKO : KADES KAYEN KEC. PACITAN
9. DARMINTO: KADES BANGUNSARI KEC. PACITAN
10. HARIYADI: KADES SUMBERHARJO KEC. PACITAN
11. YUDO ANTORO: KADES TANJUNGSARI KEC. PACITAN
12. SINDU LASMADI: KADES MENADI KEC. PACITAN
13. ROCHMAN MASHOERI: KADES MENTORO KEC. PACITAN
14. GATOT PURWADI: KADES BANJARSARI KEC. PACITAN
15. ARIF WINARNO:KADES TAMBAKREJO KEC. PACITAN
16. AHMAD THOHIR KADES PLUMBUNGAN KEC. KEBONAGUNG
17. MUSTAQIM: KADES BUBAKAN KEC. TULAKAN
18. ANDY WIDIANTORO: KADES GUNUNGSARI KEC. ARJOSARI
19. AGUS PALGUNADI : KADES GEMBONG KEC. ARJOSARI
20. LILIK HIDAYAT: KADES BORANG KEC. ARJOSARI
21. JOKO SUMARYANTO: KADES MANGUNHARJO KEC. ARJOSARI
22. BAMBANG: KADES KARANGGEDE KEC. ARJOSARI
23. MUHAMAD HASIM: KADES JETIS KIDUL KEC. ARJOSARI
24. MURODI: KADES JATIMALANG KEC. ARJOSARI
25. SUNARTO : KADES SEMPU KEC. NAWANGAN
26. KUSNAN: KADES NGUNUT KEC. BANDAR
27. SIGIT SUSILOHADI: KADES KLEDUNG KEC. BANDAR
28. EDY SUWITO: KADES BANGUNSARI KEC. BANDAR
29. TANGGONO: KADES SIDOMULYO KEC. NGADIROJO
30. SUJARWO: KADES HADILUWIH KEC. NGADIROJO
31. SUPRIYONO: KADES TANJUNGLOR KEC. NGADIROJO
32. MISTO: KADES WONODADI KULON KEC. NGADIROJO
33. IMAM KHOIRUDIN: KADES SUKOREJO KEC. SUDIMORO

Normalisasi Telah Dilaksanakan

Bupati Indartato berterima kasih serta apresiasi langkah yang dilakukan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) atas tuntutan mereka terkait normalisasi saluran drainase yang berada di Desa Tanjung tersebut. Bupati menjelaskan bahwa pemerintah sudah lama mengupayakannya masalah bersama tersebut. “Sebelum ada pergerakan kami telah mengupayakan bersama dinas terkait,” katanya kepada anggota PMII Pagi ini 12/12/18 di Halaman Pemkab.

Di kesempatan yang sama Kepala Dinas Pekerjaan Umum PU Budiono yang ikut mendampingi Bupati memaparkan bahwa proses normalisasi sebenarnya sudah dilakukan, namun sempat terkendala akibat banjir yang melanda kecamatan Kebonagung beberapa waktu lalu. “Kami fokus dulu banjir di Kecamatan Kebonagung yang harus cepat ditindak,” kata Budi.

Ia menambahkan bahwa penyebab pendangkalan dan penyumbatan saluran itu dikarenakan jebolnya tanggul di Dusun Bengkal yang disebabkan oleh banjir akhir 2017 lalu. Dimana banjir membawa sedimen yang memenuhi saluran drainase, diperparah kondisi drainase tertutup dan telah mengkristal. “Jangan diperparah dengan membuang sampah di sungai,” Tambah Budi. (Budi/Anj/Riyanto/Wira/DiskominfoPacitan).

Hujan Lebat hingga satu minggu ke depan, Waspada Potensi Banjir dan Longsor di Sumatera dan Jawa

Jakarta (10/12/2018) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau dan menganalisis curah hujan yang menunjukkan bahwa sejumlah daerah telah diguyur hujan selama beberapa hari terakhir yang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, dan longsor.

Dalam keterangannya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo menjelaskan bahwa beberapa hari terakhir menunjukkan mulai tampak adanya aktivitas aliran massa udara dingin dari Asia (Monsun Dingin Asia) yang signifikan sehingga dampaknya mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Disamping itu, seminggu ke depan diprediksi akan adanya aliran massa udara basah yang menjalar dari Barat Samudera Hindia menuju ke wilayah Indonesia bagian Barat yang dikenal dengan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Interaksi kedua fenomena tersebut dan ditambah dengan tingginya aktifitas gangguan tropis, berupa sirkulasi dan pertemuan angin dapat menyebabkan dan meningkatkan potensi terjadinya hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang khususnya di Sumatera dan Jawa. Selain provinsi di Sumatera dan Jawa diperkirakan Bali dan Kalimantan Barat dan Tengah serta wilayah Maluku juga akan berpotensi terjadi hujan lebat pada periode ini.

Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia dalam periode seminggu ke depan (10 – 16 Desember 2018), antara lain :
– Aceh
– Sumatera Utara
– Sumatera Barat
– Riau
– Jambi
– Bengkulu
– Sumatera Selatan
– Lampung
– Banten
– DKI Jakarta
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
– D.I. Yogyakarta
– Jawa Timur

Sedangkan potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan terjadi di Perairan Utara Kep. Natuna, Perairan Barat Kep. Simeulue hingga Mentawai, Perairan Bengkulu – Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Lombok,”tambah Prabowo

Lebih lanjut, Prabowo menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca tersebut seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat menghubungi layanan informasi BMKG 24 jam, melalui:
– call center 021-6546315/18;
– http://www.bmkg.go.id;
– follow @infobmkg;
atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Bagian Hubungan Masyarakat
Biro Hukum dan Organisasi BMKG

PACITAN RAIH PENGHARGAAN KEMBALI KATAGORI PELAYANAN PUBLIK TERBAIK (SANGAT INFORMATIF )DALAM PPID AWARD TAHUN 2018

Kabupaten Pacitan di penghujung tahun 2018 kembali peroleh prestasi dalam pelaksanaan pemerintahan, yaitu kembali merebut penghargaan dalam PPID Award tahun 2018 yang diadakan oleh komisi Informasi Provinsi Jawa Timur pada tanggal 11 Desember 2018.

Hal tersebut terungkap dalam malam penganugerahan PPID Award 2018 yang diterima langsung oleh Bupati Pacitan dari Ketua Komisi Informasi Jawa Timur ibu Ketty Tri Setyorini. PPID Award merupakan bentuk evaluasi monitoring dan apresiasi terhadap pelaksanaan praktik-praktik informasi yang dilakukan badan publik sebagaimana amanah Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

PPID Award tahun ini merupakan pelaksanaan yang ke-7 dengan harapan publik semakin tahu akan hal haknya dan badan publik semakin tahu akan kewajibannya.

Penghargaan yang diperoleh Kabupaten Pacitan merupakan penghargaan dengan katagori klasifikasi A yaitu Sangat Terbuka atau sangat informatif.

Kegiatan ini diselenggarakan di RM Agis Surabaya Jalan Wisma Pagesangan Nomor 197 Jambangan Surabaya, dalam kegiatan ini turut hadir Bupati Pacitan Indartato, Staf Ahli Bidang Sosial Kemasyarakatan dan SDM Sumoro Hadi, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto dan personil Dinas Kominfo yang membidangi.

Dalam acara tersebut Ketua Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur Ketty Tri Setyorini berpesan para pemenang agar terus memperbaiki kualitas layanan informasi serta menularkan ilmunya kepada Badan Publik yang belum mendapatkan penghargaan. (Rachmat/Ryt/Aan/Wira/DiskominfoPacitan).

Pacitan Is The Paradise Of Java

 

“Anda harus datang ke Pacitan, Karena di Pacitan semua bisa Anda lihat, semua bisa Anda nikmati, karena di Pacitan semua ada,”

Berbagai persiapan dilaksanakan guna menyambut kunjungan wisatawan yang akan berlibur di akhir tahun, Pemerintah melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Pacitan, telah menyelesaikan berbagai program diantaranya yakni pekerjaan fisik sarana dan prasarana di lokasi-lokasi wisata yang telah sampai pada 90 persen pengerjaan. “Kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas SDM, kami menggunakan anggaran baik dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat,” papar Endang Sri Surjasri Kepala Disparpora 05/12/18.

Kegiatan kebersihan juga diperhatikan guna menjamin kenyamanan semua wisatawan yang bertandang. Tidak kalah pentingnya adalah secara menerus lakukan promosi-promosi wisata dengan berbagai metode dan media strategis.

Mantan Kepala Dinas Perpustakaan itu mengaku bahwa pariwisata Pacitan masih terpukul dengan tragedi bencana akibat badai Siklon Tropis dan Dahlia setahun lalu, mengakibatkan kepariwisataan lesu khususnya pada enam bulan pertama. “Padahal destinasi wisata kita tidak ada yang berdampak langsung dari kejadian itu, hanya akses yang tidak berlarut-larut,” jelas Dia.

Pemberitaan bencana yang berlebihan adalah momok bagi wisatawan yang berencana berkunjung ke Pacitan, oleh sebab itu Endang berharap agar terjadi kerja sama dan saling memahami. untuk bencana kecil yang segera dapat ditangani supaya tidak terlalu diekspose mengingat berpengaruh besar dan langsung. “Bersama kami berharap cuaca akhir tahun ini bersahabat agar target kita bersama dapat tercapai,” Harapnya. (budi/anj/wira/riyanto/diskominfopacitan).

Perhatian Untuk Para Penyandang Difabel

Meski dalam aturan pendidikan untuk para penyandang difabel sekarang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Timur, tetapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan tidak lantas lepas tangan begitu saja. Buktinya, masalah keterbatasan tenaga guru untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) tetap diupayakan pemkab agar terpenuhi. “Alhamdulillah kita sudah mengaktifkan kerjasama dengan Unesa (Universitas Surabaya) untuk mendidik guru-guru bagi pendidikan anak berkebutuhan khusus,” kata Bupati Indartato saat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2018 di pendapa kabupaten, Senin (10/12/2018).

Upaya itu ditempuh guna menutupi kebutuhan tenaga pendidik penyandang disabilitas. Khususnya pada sekolah-sekolah dasar yang memiliki siswa dengan kategori tersebut. Terlebih daerah juga telah memberlakukan peraturan bupati nomor 38 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Sehingga pendidikan untuk semua (PUS) dapat terlaksana. Tidak itu saja, dukungan terhadap kaum berkebutuhan khusus juga diwujudkan secara fisik. Yakni dilengkapinya sarana umum maupun pelayanan publik yang ramah terhadap mereka. Seperti yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, pendapa kabupaten, Dinas Pendidikan, maupun Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Tidak itu saja. Bupati juga mengupayakan penambahan anggaran melalui pihak legislatif. “Bagaimana tahun depan, minimal PAK nanti, dengan seizin ketua dan wakil ketua DPRD, kita dapat memperhatikan anak-anak ini (penyandang disabilitas) secara lebih,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Penyelenggara Peringatan Hari Disabilitas Internasional Toto Handoyo menyampaikan, pada peringatan tahun ini, pihaknya ingin memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk berkreasi dan berkarya dibidang seni maupun ketrampilan. “Kami ingin menunjukkan bahwa kaum disabilitas juga mampu dan bisa untuk berkarya seperti lainnya,” ucap dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka yang berkebutuhan khusus telah mengukir prestasi di tingkat provinsi dan nasional. Diantaranya, Dian Pratiwi, penderita hambatan penglihatan. Mewakili Jatim pada FSLN tingkat nasional di Bangka Belitung pada lomba seni membaca Al Quran. Selain itu juga ada Mahmud Nur Hakim untuk lomba desain grafis pada ajang yang sama. Terakhir adalah nama Vito Fibi Febriantama. Juara FSLN provinsi cabang tenis meja. Selanjutnya penderita gangguan pendengaran ini akan menuju Papua untuk berlaga pada level nasional.

Pada kesempatan itu pula perwakilan penyandang difabilitas membacakan aspirasi berisi harapan agar momentum peringatan internasional dapat memberikan kemudahan terhadap disabilitas dengan mewujudkan hak-hak, seperti yang tertulis dalam undang-undang nomor 8 tahun 2016. (arif/nasrul/tarmuji taher/danang/humaspacitan/Diskominfo Pacitan)

Ronthek; Menuju Rekor Dunia MURI

Berawal dari kegiatan bedah sahur yang biasa dilakukan oleh warga masyarakat saat bulan suci Ramadhan, menjadi sebuah seni budaya kebanggaan masyarakat Kabupaten Pacitan. Setelah sebelumnya Rekor MURI sempat diraih pada tahun 2012 dengan katagori Superlatif atau katagori peserta terbanyak yakni 2818. “Kini kita berharap semoga kembali berhasil memecahkan rekor tersebut,” kata Bupati Indartato Kepada awak media usai kegiatan.

Kegiatan “Festival Wonderful Kota 1001 Goa-Pacitan” sebagai upaya Pemecahan Rekor Muri Ronthek dan 3D Mozaik yang dilaksanakan di Stadion Pacitan sore ini 08/12/18 berlangsung lancar, sebanyak 5000 peserta Ronthek dan 2500 peserta 3D Mozaik dari pelajar baik SMP dan SMA melaksanakan tugas masing-masing secara sempurna dengan durasi 10 menit serta diiringi lagu Pacitan Kutho Pariwisoto. “Dengan dukungan semua pihak, semoga kesenian kita ini semakin dikenal baik di kancah Nasional dan Internasional,” Harap Bupati.

Eksekutif Menegar MURI Sri Widayati mewakili Jaya Suprana menjelaskan pihaknya mendukung kegiatan tersebut sebagai upaya pemerintah Pacitan untuk turut Nguri uri Khasanah budaya kabupaten Pacitan. Jika kegiatan ini berhasil maka akan menumbangkan rekor sebelumnya, “Dan tercatat sebagai rekor dunia MURI pada nomor 887,” ungkap Sri.

Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono hadir pada kesempatan tersebut didampingi Istri Ani Yudhoyono, Putra Kedua Edhie Baskoro Yudhoyono Beserta Istri Aliya Rajasa, serta turut hadir mendampingi Bupati Indartato Istri Luki Indartato, Wabub. Yudi Sumbogo, Bety Suko Wiyono, Pejabat Lingkup Pemkab dan Forkopimda. (AKNPacitan/DiskominfoPacitan).

Disaksikan SBY Buka Bazar UMKM

Bupati berharap UMKM di kabupaten Pacitan dengan kegiatan tersebut semakin berkembang dengan baik sehingga dapat meningkatkan ekonomi serta mengurangi angka pengangguran yang ada. Disampaikan Bupati Indartato usai membuka kegiatan “Festival Wonderful Kota 1001 Goa-Pacitan Bazar UMKM” yang dilaksanakan di Alun-alun pagi ini 08/12/18.

Pembukaan tersebut dihadiri presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono beserta Istri Any Yudhoyono, Didampingi putra kedua Edy Baskoro dan istri Aliya Rajasa.

Bupati mengakui bahwa UMKM di Pacitan masih banyak kekurangan utamanya dalam bidang pemasaran. Namun pihaknya optimis dengan bergandengan tangan bersama semua pihak maka masalah itu dapat segera teratasi. “UMKM harus sejalan dengan laju pariwisata kita yang tengah tumbuh,” tandas Dia.
(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Libatkan 7500 Peserta Ronthek Untuk Pecahkan Rekor Muri

Stadion Pacitan akan menjadi tempat bersejarah pada giat “Festival Wonderful Kota 1001 Goa-Pacitan”  di dalamnya memecahkan Rekor Muri Ronthek Dan 3D Mozaik yang melibatkan 5000 pelajar SMP Di kabupaten Pacitan serta 2500 pelajar SMK/SMA untuk Muzaik 3D.

“Kami diuntungkan dengan kegiatan tersebut, dengan semakin dikenalnya Khasanah seni budaya yang beraneka ragam ini, utamanya kesenian Ronthek yang rencananya bersama Kethek Ogleng menjadi ikon budaya Kabupaten Pacitan serta dikenal di kancah baik Nasional dan Internasional,” papar Suyadi Kasi Kabudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Pacitan pagi ini 07/12/18.

Ia melanjutkan bahwa pihaknya dalam kegiatan tersebut mendapat jatah membantu memfasilitasi peserta serta mengajarkan Ronthek pada peserta, sedangkan untuk Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pacitan bertuas mempersiapkan lokasi kegiatan tersebut. “Itu rencananya dihadiri Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri Any Yudhoyono,” sebut Dia.

Selain di Stadion juga dilaksanakan giat di Alun-alun Pacitan, di sana digelar pertunjukan Tari Sekar Klayar, Ronthek dari Kecamatan Pringkuku yang memperoleh Juara 1 pada Festival Ronthek 2018, Desa Tanjungsari, Bangunsari Pacitan serta diisi pertunjukan Band dari Ibu kota Jakarta, “juga digelar Bazaar UMKM produk unggulan baik kuliner khas, akik dan batik Pace,” Tambah Suyadi.

Di tempat terpisah Ale penanggung jawab kegiatan menjelaskan untuk kegiatan Pemecahan Rekor Muri di Stadion besuk 08/12/18 tersebut memaparkan, Layout yang telah dirapatkan bersama Dinas Pendidikan dan yang terkait, nantinya membentuk formasi leter U di mana ditengah-tengah formasi tersebut menampilkan 3D Mozaiknya. Usai pertunjukan 3D Mozaik barulah 5000 peserta akan memainkan Ronthek bersama untuk Memecah Rekor tersebut. “kami berupaya mengembangkan potensi yang ada khususnya Budaya Pacitan yang luar biasa ini, dan ini akan kami viralkan,” Jelas Ale kepada Diskominfo. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Jadwal Kegiatan “Festival Wonderful Kota 1001 Goa-Pacitan”

 

TIME DUR PROGRAM
LOKASI ALUN-ALUN
10.00-10.05 5 OPENING MC
10.05-10.15 10 OPENING ART “TRADITIONAL DANCE”
10.15-10.30 15 SAMBUTAN SELAMAT DATANG OLEH BUPATI PACITAN BPK.DRS.INDARTATO
10.30-10.45 15 SAMBUTAN DARI KEMENTRIAN PARIWISATA
10.45-11.00 15 SAMBUTAN DARI ANGGOTA KOMISI 10 DPRRI BPK.EDHIE BASKORO YUDHOYONO
11.00-11.15 15 PROSESI OPENING CEREMONY
11.15-11.30 15 ART PERFORMANCE
11.30-12.30 60 PENINJAUAN STAND UKM/BAZAAR
12.30-13.30 60 ISHOMA / BREAK / LUNCH
13.30-14.30 60 PERSIAPAN DI HOTEL ALLORO
     
LOKASI STADION PACITAN
14.30-14.40 10 ROMBONGAN MENUJU STADION PACITAN
14.40-15.00 20 PERSIAPAN ACARA
15.00-15.10 10 OPENING MC
15.10-15.20 10 SAMBUTAN DARI MURI
15.20-15.30 10 SAMBUTAN DINAS PARIWISATA
15.30-16.00 30 LIVE PERFORMANCE “REKOR MURI”
    -.PERFORMANCE 3D MOZAIK KONFIGURATION (2.400 SISWA)
    -.PERFORMANCE 5000 PEMAIN RONTHEK
16.00-16.15 15 CLOSSING DAN PHOTO SEASION
16.15-19.00 165 ISHOMA / BREAK
     
LOKASI ALUN-ALUN
19.00-19.30 30 PERSIAPAN ACARA
19.30-19.50 20 LIVE PERFORMANCE GRUP BAND
19.50-20.00 10 OPENING MC
20.00-20.30 30 PERFORMANCE
    -.TARI KLAYAR
    -.TARI KETHEK OGLENG
    -.RONTEK
20.30-20.40 10 SAMBUTAN KEMENTRIAN PARIWISATA
20.40-20.50 10 BPK.SBY MENYAPA MASYARAKAT PACITAN
20.50-21.00 10 PROFESI PENYERAHAN REKOR MURI
21.00-21.05 5 FIREWORK / KEMBANG API
21.05-22.00 55 HIBURAN ATAU BINTANG TAMU
22.00-22.05 5 CLOSING
 

 

Destana Langkah Preventif Hadapi Bencana

Kabupaten Pacitan merupakan embrio kepedulian pemerintah terhadap pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) dalam hal penggunaan dana desa. Ini penting mengingat kabupaten Pacitan memiliki potensi besar terhadap berbagai macam bencana di masing-masing wilayah yang ada. “Tujuannya membangun kesiapsiagaan masyarakat, agar sewaktu terjadi bencana masyarakat memiliki kesigapan untuk menghadapinya,” disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo pada Seminar Akhir Kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana Di Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo 06/12/18 tersebut mengundang pokja dari masing-masing Destana yakni Desa Mangunharjo dan Kedungbendo Kecamatan Arjosari dan Desa Karanganyar dan Klesem Kecamatan Kebonagung. Tragedi bencana yang menimpa Pacitan akhir 2017 merupakan tantangan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah Pacitan agar siap menghadapi bencana yang datang sewaktu-waktu, “Kami akan lebih agresif dan tajam kepada masyarakat untuk menghadapi potensi-potensi bencana yang mengancam,” tambah dia.

Hadi Sutrisno Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB salah satu pemateri yang diundang pada kegiatan tersebut menyebutkan bahwa Desatana merupakan program penguatan lembaga berbasis desa. Usai Kabupaten Ponorogo pada tahun sebelumnya kini Kabupaten Pacitan menjadi perhatian, Destana merupakan kegiatan Preventif yang tujuannya adalah penguatan masyarakat sehingga memiliki kesadaran dan pengetahuan saat terjadi bencana. “Dengan kemandirian mereka (Masyarakat Red) dapat mengembalikan ke kondisi menjadi normal,” katanya.

Hadi juga menjelaskan bahwa nilai yang harus dikeluarkan untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana lebih besar dibanding dengan investasi pengurangan risiko berbentuk Desa Tangguh Bencana atau Destana. Untuk itu bagaimana sebuah Kabupaten atau Kota dalam menyelenggarakan kegiatan pra bencana di masing-masing Desa dan Kelurahan yang mempunyai potensi tersebut.

Bupati usai membuka kegiatan menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan memperingati namun mewaspadai terhadap bahaya bencana yang sewaktu-waktu dapat mengancam kehidupan masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa selain kesiapsiagaan juga mengharap doa dari seluruh masyarakat Pacitan agar tragedi bencana tidak terulang kembali. “Nanti diharapkan seluruh desa dan kelurahan yang ada menjadi bagian dari Destana,” Harap Bupati.

Turut diundang sebagai materi pada kegiatan tersebut Manajer Area Pembentukan Destana BPBD Provinsi Jawa Timur Pinky Hidayati. Turut mendampingi Bupati Indartato Sekretaris Daerah Suko Wiyono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Tri Mudjiharto, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan T. Andi Faliandra, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Sumoro Hadi. Serta OPD dan Badan terkait, Camat, Kapolsek dan Danramil Terkait. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan)

 

Serahkan SK Kenaikan Pangkat

Bupati Indartato menyerahkan langsung Surat Keputusan (SK) Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Periode Satu Oktober tahun 2018 dengan total 318 penerima. Penyerahan tersebut dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda, pertama di kantor Diklat Pacitan untuk para PNS non Pendidik berjumlah 161 penerima, sisanya 157 PNS lingkup Pendidik diserahkan di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan Pacitan.

Di kesempatan tersebut Bupati Didampingi Sekda Suko Wiyono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Tri Mudjiharto, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan T. Andi Faliandra, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Sumoro Hadi. Serta Kepala OPD dan Badan terkait. (DiskominfoPacitan).

Lihat langsung kondisi jembatan dan jalan di Desa Kedungbendo

Bupati Indartato bersama Tim yakni Dinas Pekerjaan Umum (PU) Dan BPBD Pacitan melihat langsung sarana dan prasarana yang belum kembali pulih akibat bencana banjir dan tanah longsor setahun silam. Salah satunya kali ini 05/12/18 adalah meninjau empat jembatan gantung di Desa Kedungbendo Kecamatan Arjosari. “Semua kami perhatikan, agar supaya kondisi normal 100 persen,” kata Bupati.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pacitan Budiono yang ikut mendampingi memaparkan bahwa, beberapa jembatan dan akses jalan melalui Dinas PU terus diperhatikan demi mendukung mobilitas masyarakat baik antar dusun dan antar desa sekitar.

“Jembatan Denggu Dusun Nggrombyang dan akses antar dusun di desa Kedungbendo serta diwilayah lain memperoleh perhatian yang sama,” tambah Budi.

Pada kesempatan itu Bupati juga menyempatkan diri bertemu para warga masyarakat sembari mendengar langsung saran masukan baik pembangunan dan lain-lain guna tercapainya visi misi misi yang diharapkan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Wanita Jaman Sekarang Harus Kreatif dan Cerdas

Kemajuan jaman menuntut seorang istri untuk melakukan penyesuaian. Tanpa harus meninggalkan tugas utamanya sebagai pendamping suami. “Wanita jaman sekarang harus kreatif dan cerdas,” kata istri Bupati Pacitan Luki Indartato saat memberikan paparan pada kegiatan pertemuan rutin Istri Karyawan dan Pengurus Pusat Bank Jatim di komplek UPT Dinas Kelautan Provinsi Jatim di Tamperan, Kelurahan Sidoarjo, Rabu (5/12/2018). Apa yang disampaikan perempuan bernama asli Luki Tri Baskorowati tersebut bukan tanpa alasan. Sebab seorang istri memiliki tugas ganda. Sebagai ibu rumah tangga dan bagian dari masyarakat. Sehingga harus mampu mengikuti dinamisasi kehidupan tanpa harus melupakan kodrat.

Luki mengatakan, saat ini transformasi peran perempuan jamak terjadi disemua bidang. Dampaknya muncul tantangan dalam proses penyesuaian. Diantaranya untuk selalu tampil up to date, wajib punya skill istimewa agar tidak tenggelam, mandiri dalam banyak hal, pantang menyerah, mampu bekerjasama, dan terampil. “Namun mengurus suami dan anak adalah tugas utama istri,” katanya sembari mengingatkan.

Ia pun lantas menandaskan perlunya menjalin hubungan intensif antara suami dan istri. Salah satu caranya dengan melakukan tugas rumah dengan bersama-sama. “Menjamurnya jasa catering berpengeruh terhadap tugas istri. Namun sesekali masak bersama, bisa dilakukan. Dan pastinya kebersihan makanan lebih diperhatikan,” tandasnya.

Ditegaskannya pula, seorang istri yang terlalu menuntut dapat berpotensi sang suami melakukan korupsi. “Istri jangan banyak menuntut. Mensyukuri apa yang diperoleh,” tegasnya. (arif/nasrul/juremi tomas/pranoto/humaspacitan/DiskominfoPacitan).

 

Hindari Tubuh Drop Saat Pancaroba

Menyikapi perubahan cuaca yang datang pada awal bulan November lalu, berbagai penyakit mengancam tubuh, baik diare ataupun batuk pilek. “Bahkan demam berdarah kini tidak lagi mengenal cuaca lagi,” kata dr. Wurjani kepada Diskominfo 30/11/18.

Mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Arjosari dan Desa Tanjungsari tersebut mengatakan bahwa perlu perhatian lebih saat terjadi perubahan musim terlebih dari musim kemarau ke musim hujan, mulai menjaga kondisi tubuh dengan istirahat cukup, melakukan olahraga teratur serta mengatur dan menambah pola makan. Serta memperhatikan kondisi dan kebersihan lingkungan dengan metode 3M.

“Untuk asupan nutrisi tubuh yang dulu dikenal dengan istilah 4 Sehat 5 Sempurna, kini berganti menjadi Nutrisi Seimbang, hanya berganti istilah saja. Utamanya tercukupinya lima zat gizi yang diperlukan tubuh, didalamnya ada makro nutrisi dan mikro nutrisi serta vitamin dan mineral, kebutuhan tersebut harus diperoleh tubuh,” jabar Dia.

Kepala Dinas kesehatan dr. Eko Budiono pada kesempatan yang berbeda menambahkan bahwa penting masyarakat memperhatikan pesan-pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas. yakni melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, menghindari alkohol, memeriksakan kesehatan secara teratur dan membersihkan lingkungan serta menggunakan jamban. “Germas dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” ajak Dia. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Asah Kemampuan Kedaruratan

Bidang Damkar Satuan Polisi Pamong Praja bekerja sama dengan Dinas kesehatan melalui Public Safety Center (PSC) melaksanakan Pelatihan Penanganan Kedaruratan yang digelar selama tiga hari berturut-turut. Kasatpol PP Widy Sumardji memaparkan bahwa sebelumnya kegiatan tersebut awalnya adalah Rescue Bidang Damkar saja, namun meluas keberbagai bidang kedaruratan karena PSC bergabung. “Kami berkomitmen membentuk tenaga yang siap sedia setiap waktu dan setiap saat jika terjadi kedaruratan, sesuai tupoksi masing-masing,” papar Widy kepada Diskominfo.

Sekretaris Daerah Suko Wiyono usai pembukaan 30/11/18 lalu menyampaikan apresiasinya dengan pembukaan pelatihan tersebut. Mengingat Kabupaten Pacitan memiliki kondisi geografis yang rawan terhadap potensi bencana di mana pada kondisi demikian membutuhkan Sumber Daya Manusia yang mumpuni untuk menghadapinya.

Sekda juga berharap baik jajaran Satpol PP dan Dinas Kesehatan agar memiliki kemampuan kedaruratan yang berkualitas. “Karena berkenaan dengan keselamatan jadi peserta harus memahami kondisi darurat dan selalu prima,” tambah Sekda. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Lantik 9 Pejabat

Sembilan pejabat melaksanakan Pelantikan Pejabat Lingkup Pemkab Tahun 2018 pagi ini 03/11/18 di Ruang Peta Pendopo Kabupaten. Pelantikan tersebut Sesuai Keputusan Bupati Nomor 188.45/1288/KPTS/408.12 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dalam Jabatan.

Bupati Indartato mengingatkan dalam sambutannya, bahwa jabatan adalah amanah yang harus di laksanakan bersama-sama dengan sebaik-baiknya demi kepentingan seluruh masyarakat. Di mana pejabat harus dapat memiliki etika pemerintahan dalam bekerja, serta mampu diterima di tengah masyarakat dan menjadi contoh dalam semua hal.

Bupati juga menyampaikan bahwa tugas dan pekerjaan terberat adalah mutasi, namun demikian pihaknya melalui Badan Pertimbangan Jabatan Dan Pengangkatan (Baperjakat) untuk menentukan dengan penuh pertimbangan, tujuan intinya adalah sesuai dengan kepentingan bersama yaitu melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

Berkaitan dengan Ujian Pengadaan Barang Dan Jasa yang ternyata sulit, namun demikian Bupati meminta agar menjadi perhatian dan ditingkatkan. Mengingat sertifikat yang diperoleh tersebut adalah persaratan pemerintah dalam bekerja. “Agar pekerjaan kita ini Slamet dan diterima oleh masyarakat serta memperoleh WTP,” tambahnya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

 

Berikut nama-nama pejabat yang dilantik:

  1. Muniirul Ichwan : Sekretaris Dinas Perpustakaan
  2. Suparlan : Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
  1. Didik Alih Wibowo : Kepala Pelaksana BPBD
  1. Agus Ansori Mudzakir : Kabid Informasi dan Persandian Diskominfo
  2. Suyadi : Kabid kebudayaan Dinas Pendidikan
  1. Juri : Kabid Kewaspadaan Bakesbangpol
  1. Rotal Alamin : Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Pertanian
  1. Retno Wulandari : Kasubag Program, Evaluasi dan Pelaporan Badan Pendapatan Daerah
  1. Parlan : Kasi Pembinaan Seni Budaya Dinas Pendidikan

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pemerintah Kabupaten Pacitan pada 30/11/18 melaksanakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 M/2018 H, Hadir pada kesempatan itu Bupati Indartato, Wabub Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono beserta Pejabat lingkup Pemkab, Forkopimda, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan serta Karyawan. Kegiatan dilaksanakan di pendopo tersebut mengusung tema Momentum Maulid Nabi Muhammad Sebagai Media Meningkatkan Keimanan Dan Ketakwaan. (DiskominfoPacitan).

Intensitas Tinggi Hingga Tiga Bulan Mendatang

Puncak musim hujan diperkirakan jatuh pada bulan Desember 2018, Januari dan Februari 2019. Menurut peta Himawari yang diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Pacitan bahwa hampir semua wilayah kabupaten Pacitan pada bulan itu berwarna hijau. “Itu menunjukkan intensitas hujan yang tinggi, dan seyogianya kami mengabarkan dan mewaspadai,” papar Pujono sebagai PLT Kepala Pelaksana BPBD Pacitan kepada Diskominfo 23/11/18.

Kondisi demikian tidak hanya terjadi di Pacitan saja, melainkan merata di seluruh Provinsi di Jawa Timur. Tetapi Pujono menekankan bahwa kondisi tersebut hanya sebuah prakiraan semata, artinya bisa saja terjadi atau tidak, namun sudah sepatutnya masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya mengingat segala potensi dan risiko yang ada di Pacitan, baik banjir dan tanah longsor di wilayah-wilayah lereng dan perbukitan.

Pada kesempatan tersebut Pujono juga mengajak masyarakat untuk lebih dewasa terhadap segala informasi yang beredar, jika beredar informasi terkait cuaca dan bencana agar terlebih dahulu mencari kebenaran dengan menghubungi lembaga resmi seperti BPBD. “Cari dahulu kebenaran jika mendapat informasi dan jangan panik, terlebih saat terjadi bencana, mengingat kepanikan justru memperparah situasi,” Tambah Dia. (Budi/Anj/DiskominfoPacitan).

Hasil Lomba Fashion Show Batik Tahun 2018

Surat Keputusan Dewan Juri Lomba Fashion Show Dalam Rangka Memperingati HUT Ke-47 Korpri, DWP Dan Hari Batik Nasional Tahun 2018. (DiskominfoPacitan).

Katagori Karyawan
No             Jumlah              Keterangan
02              281                     Rumah Sakit Umum Daerah
04              291                     Dinas Koprasi dan Usaha Mikro
01              278                     Kementerian Agama

 

Katagori Karyawati
No           Jumlah               Keterangan
15              280                    Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
20             273                     Dinas Perikanan
11              272                     Dinas Pendidikan

 

Katagori Darma Wanita
No           Jumlah              Keterangan
35              282                  Kementerian Agama
34              282                  Sekretariat Daerah
24             282                   Kecamatan Ngadirojo
31              278                   Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
22             277                    Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

 

Katagori Pelajar/Mahasiswa Putra
No            Jumlah            Keterangan
36              282                  SMK N 3 Pacitan
39              272                  SMA N Tulakan
37             269                   SMK N 2 Pacitan

 

Katagori Pelajar/Mahasiswa Putri
No            Jumlah          Keterangan
47               285               SMK N 1 Pringkuku
40              276                SMK N 1 Pacitan
46              276               SMK N 1 Bandar

 

Katagori Faforit
Favorit                               No                   Jumlah                       Keterangan
Karyawan                          06                       112                            Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga
DWP                                   34                       125                            Sekretariat Daerah
Pelajar/Mahasiswa PI    44                       127                            SMK N 1 Nawangan

 

Diskominfo Wonogiri Ngangsu Kawruh ke Diskominfo Pacitan

“Karena KIM Pena, yang terbaik,” kata Heru Nur Iswantoro Sekretaris Dinas Diskominfo Kabupaten Wonogiri menjawab pertanyaan anggota KIM Pena usai Sharing Implementasi Peran Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) di Diskominfo Pacitan, Studio Radio Suara Pacitan serta KIM Pena Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan kemarin 28/11/18.

Rombongan yang berjumlah 34 orang tersebut memilih Diskominfo Pacitan Karena mempunyai banyak prestasi baik berperan dalam melayani keterbukaan informasi Publik KIP, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PPID maupun Kelompok Informasi masyarakat KIM yang sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2018.

Ada beberapa perbedaan pada KIM yang berada di Pacitan dan Wonogiri, salah satunya yakni KIM Wonogiri masih berpaku pada atasan, atau masyarakat belum mempunyai inisiatif dalam memberdayakan informasi desa.

“Semoga ini menjadi jalan bagi kami untuk memajukan Diskominfo Wonogiri dalam memberdayakan KIM, PPID dan yang lain seperti Diskominfo Pacitan, untuk melaksanakan keterbukaan informasi, mengingat semua dibutuhkan untuk keterbukaan informasi,” harap Heru. (DiskominfoPacitan).

Dorong Desa Berinovasi

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Pacitan menggelar pembukaan Bursa Inovasi Desa 2018. Program tersebut mengusung tema (Datang “Komit” Tiru “Maju) sebagai upaya mendorong dana desa yang lebih berkualitas, efektif dan efisien.

Sekretaris Daerah Suko Wiyono berkesempatan membuka acara tersebut. Turut hadir Dinas Dan Badan terkait, Camat di 12 Kecamatan dan seluruh Lurah, Kepala Desa dan Ketua BPD SeKabupaten Pacitan.

Acara yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna (Gasibu) 29/11 tersebut juga dibuka stan yang menjajakan produk unggulan desa dari 12 kecamatan. (DiskominfoPacitan).

Lahirkan Abstrak Untuk Kawula Muda

Ada yang baru dimalam kedua Fashion Show Batik 2018 kemarin malam 27/11, Batik Puspita memperoleh kesempatan memperkenalkan inovasi barunya berupa Batik Pace Pacitan Abstrak.

Inovasi fokus kepada para generasi muda yang kaya ekspresi dan energi melalui sentuhan Batik Pace Pacitan yang kaya warna.

Juga berupaya memperkaya warisan serta mempertahankan kepercayaan yang telah terjaga selama berabad-abad. “Kita sebagai pelaku merasa wajib mengikuti tren Fashion global agar terus bersaing dengan kompetitor batik pace,” (DiskominfoPacitan).

Bangga Kenakan Batik Pace

“Fashion Show Batik digelar karena Hari Batik Nasional yang jatuh pada 02 Oktober belum memasyarakat, dan upaya membangun image positif serta menciptakan rasa bangga bahwa warga Pacitan memiliki produk asli buatan tangan-tangan kreatif serta berjiwa seni tinggi. Akhirnya ada rasa percaya diri saat mengenakan Batik Pace yang sudah diakui keindahannya di tingkat nasional dan internasiona,” Supomo Kepala Koperindag. (DiskominfoPacitan).

 

Batik Pace Bisa Elegan Bisa Kasual

Dari lima katagori yang di lombakan kelas Pelajar dan Mahasiswa ternyata mempunyai animo tersendiri, busana yang dikenakan pun kaya variasi jiwa muda. itu menandakan bahwa Batik Pace juga enak dikenakan untuk saat-saat kasual dan bergaya muda. (DiskominfoPacitan).

Pembukaan Fashion Show Batik 2018

Penampilan peserta kehormatan mengundang tawa dan kelucuan, saat melenggang di atas catwalk Pada gelaran Fashion Show Batik Pacitan Dalam Rangka Hut Korpri, DWP Dan Hari Batik yang diselenggarakan selama tiga malam berturut-turut. Malam ini di Pendopo (26/11) sebanyak 72 peserta dari Pelajar/Mahasiswa, ASN Kecamatan dan DWP Kecamatan berlomba untuk menjadi yang terbaik. (DiskominfoPacitan).

 

Satukan Persepsi Pada Situasi Emergency

BPBD memfasilitasi frekuensi khusus kepada Organisasi Radio Amatir dan para Relawan pada kondisi emergency. Yang sebelumnya berada pada frekuensi 14700 yang kini silent, diganti pada 17030 duplek – 500 pada input 16530mHz tone 1148.

Kebijakan itu diambil karena jika komunikator tetap berada pada frekuensi yang sama saat gawat darurat maka pemerintah akan kesulitan untuk menghimpunnya. Terlebih pada kondisi tersebut informasi yang disampaikan umumnya bersifat simpang-siur. “Pada kondisi normal silahkan berada pada frekuensi masing-masing, namun saat emergency diharap masuk ke ruang yang kami sediakan,” Kata PLT Kepala Pelaksana BPBD Pudjono saat menggelar pertemuan dengan para Organisasi Radio Amatir dan para Relawan dikantornya Jumat 23/11/18.

Ia mengatakan berdasar kejadian bencana akhir 2017, seluruh sinyal seluler mengalami trouble. Karena pemadaman listrik yang disebabkan kerusakan pada jaringan atau pemadaman karena tujuan keamanan.

Rohandi Koordinator Bankom RAPI Pacitan menyambut baik dan mendukung langkah BPBD itu, Pihaknya berharap frekuensi tersebut menjadi wadah warga RAPI dan yang lain. RAPI sendiri mempunyai 170 anggota dengan 60% aktif dipastikan dapat berkontribusi kepada pemerintah dalam berkomunikasi. “Terobosan bagus, karena selama ini kami kebingungan menindaklanjuti informasi yang telah terhimpun,” Ucap Dia. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Motocross Grasstrck 2018

Bupati Indarato (25/11/18) secara resmi membuka Motocross Grasstrck 2018. Event tahunan tersebut berlokasi di Sirkuit Gelora Intan Samudra (GIS) kawasan Panai Teleng Ria, 180 Crosser baik dari dalam dan luar kota Pacitan yang terbagi menjadi 20 kelas Beradu menjadi yang tercepat untuk merebutkan Piala Bupati.

Kesempatan itu Bupati dan Istri Luki Indartato didampingi Sekda Suko Wiyono dan Istri Bety Suko Wiyono serta Muspida dan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Endang Sri Surjasri. (DiskominfoPacitan).

 

Jamali, Upaya Lebih Dini Menyehatkan Jajanan Keliling

 

 

 

Jajanan keliling yang biasa dijual di sekolah-sekolah harus sehat. Baik dari bahan, penanganan, maupun saat dikonsumsi. Itu sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan melalui dinas terkait untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Tentunya masih ada upaya-upaya lain yang saling terkait dan mendukung. Baik dari Dinas Kesehatan sendiri maupun OPD lain,” kata Bupati Indartato saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 di alun-alun kota, Minggu (25/11/2018).

Melalui pencanangan penyehatan jajanan keliling atau Jamali (penjamah makanan keliling) salah satunya. Dimanan tujuannya untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, dan mencegah penjualan makanan yang akan merugikan konsumen. Nantinya, para petugas dari masing-masing Puskesmas diwilayah mengkordinir para pedagang keliling. Tidak itu saja. Pada peringatan HKN kali ini juga dilaksanakan ikrar Jamali oleh perwakilan pedagang.

 

Dalam ikrar disebutkan bahwa mereka akan menyediakan bahan olahan pangan bermutu dan berkualitas. Selain itu, dalam pemrosesan akan menggunakan standar pengolahan makanan sehat, tanpa menambahkan bahan-bahan berbahaya sehingga merugikan kesehatan.

Menurut Bupati, dalam perda nomor 5/2016 tentang RPJMD, arah pembangunan kesehatan ada tiga. Yakni perilaku sehat, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan prima. “Semoga kita dapat melaksanakannya,” tegasnya sambil berharap agar kegiatan Jamali maupun Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terus dilakukan.

Pada kesempatan itu pula diserahkan penghargaan dan piala dari kejuaraan lomba pada rangkaian HSN. Diantaranya lomba STBM yang dimenangkan oleh Puskesmas Kecamatan Tulakan, disusul Kecamatan Tegalombo serta Pacitan. Tak ketinggalan, sebanyak enam desa ikut mendeklarasikan STBM, yaitu Desa Tambakrejo (Pacitan), Kluwih (Tulakan), Sawahan (Donorojo), serta Mendolo Lor, Ploso, dan Kendal (Punung).

Sebelumnya, pada pagi hari, Bupati Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama-sama Forkopimda melaksanakan senam bersama, dilanjutkan dengan jalan sehat dengan rute jalan-jalan protokol Kota Pacitan. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

 

 

Strategi Pelayanan Perpustakaan Berbasis Social Approach

Tantangan pelayanan perpustakaan dewasa ini semakin berat. Teknologi yang berkembang pesat telah banyak berpengaruh pada mindset masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua. Budaya tutur, mendongeng, membaca buku sudah semakin usang dan banyak ditinggalkan masyarakat kita. Teknologi dianggap dewa yang bisa menyelesaikan semua persoalan kehidupan. Dan ketika karakter masyarakat kita terutama generasi muda berubah secara drastis, baru kita semua kelabakan. Sopan santun yang mulai hilang, keberanian anak terhadap orang tua dan guru yang tanpa kendali bahkan cenderung bersifat destruktif, kebaikan yang mulai terkikis jaman dan banyak hal negatif lainnya yang seharusnya tidak terjadi tapi kita menghadapi setiap hari. Perpustakaan sebagai source of knowledge (sumber pengetahuan) masyarakat memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta merubah tantangan tersebut menjadi peluang. Bidang Layanan dan Koleksi berupaya untuk selalu dekat dengan pemustaka dan mengembangkan sebuah sistem pelayanan berbasis social approach (pendekatan social) untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan masyarakat sebagai bagian dari layanan akses informasi seluas-luasnya secara positif. Sehingga diharapkan masyarakat, generasi muda kita mengerti dan memahami serta bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang salah mana yang benar, mana yang boleh mana yang tidak boleh, mana yang hanya untuk kepentingan sesaat mana yang untuk masa depan.

Dengan membuka peluang kerjasama seluas-luasnya kepada berbagai pihak, dimana salah satunya dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMP se-Kabupaten Pacitan, maka akan semakin luas pula sasaran yang akan dicapai (masyarakat). Dengan demikian, masyarakat yang mengenal Perpusda akan semakin banyak.

Bulan November ini, kembali untuk kesekian kali Dinas Perpustakaan Pacitan menjadi tempat dilaksanakannya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Seperti acara-acara MGMP sebelumnya, acara ini bahwasanya juga merupakan bentuk kerjasama Bidang Layanan dan Koleksi dengan pihak-pihak yang ingin melaksanakan acara di Dinas Perpustakaan Pacitan, dimana kami memberikan pinjaman fasilitasi tempat pelaksanaan acara.

Setidaknya bulan November ini, ada 3 MGMP SMP yang mengadakan kegiatannya di Disperpusda. Dalam urutan pertama terdapat acara MGMP Bahasa Inggris SMP Se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 dengan jumlah peserta 40 orang, di-Ketuai oleh Supriyadi, S. Pd., M. Pd. Masuk dalam jadwal kedua adalah MGMP Bahasa Jawa SMP se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan esoknya, tanggal 8 November 2018 dengan jumlah peserta 31 orang, di-Ketuai oleh Hartanto, S. Pd.

Terakhir adalah MGMP SMP 4 Arjosari Pacitan yang dilaksanakan pada 19 November 2018, yang mengambil tema musyawarah analisis butir soal dengan narasumber Ibu Ririn Hasbianti, S.Psi.

Dalam kesempatan ini pula, Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd “didapuk” memberikan sambutan mewakili Kadin Perpusda yang tidak dapat hadir. Berkaitan dengan kerjasama ini, Beliau berkesempatan untuk menyampaikan kepada para pendidik yang hadir bahwa Dinas Perpusda akan siap memberikan bantuan literasi di sekolah dan mengajak sharing bersama jika nantinya pihak sekolah mempunyai kendala dalam peningkatan literasi. Beliau memperkenalkan profil Perpusda sekaligus menghimbau kepada undangan yang hadir untuk senantiasa mengajak putra-putrinya untuk berkunjung ke Perpusda.

Antusiasme para undangan yang hadir mengenai Perpusda rupanya baik. Terlihat dari antusias mereka bertanya kepada petugas layanan Perpusda mengenai jadwal layanan dan mereka banyak yang mendaftarkan diri sebagai anggota Perpusda dengan membuat kartu anggota setelah acara selesai. Dan inilah yang dimaksud dari sebuah “pedekate” ke MGMP untuk menaikkan literasi, dengan cara menarik minat para pendidik terhadap Perpusda dan nantinya mereka akan mengajak putra-putrinya untuk datang ke Perpusda. Selain itu mereka diharapkan akan lebih aktif dalam melakukan sharing dengan Perpusda mengenai masalah-masalah yang kaitannya dengan peningkatan literasi.

(Penulis : Ryn Surya/Editor by : Eds/ Doc. Pict and Video Edit by : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/DiskominfoPacitan)

Tangkal Tren Global Nikah Dini Karena MBA

Pernikahan dini cenderung berdampak negatif. baik kepada diri, pasangan, keluarga bahkan masyarakat. Dewasa ini pernikahan dini umumnya disebabkan oleh faktor hamil di luar nikah atau Married by Accident (MBA) yang akan menghasilkan generasi keluarga yang tidak mampu berkompetisi di tengah masyarakat dan hasilkan keturunan yang cenderung kurang berkualitas.

Kalimat itu disampaikan Dina Luminto, sebagai koordinator Prov Prog ADB Kinerja OPG pada Seminar Peran Keluarga dalam melakukan pencegahan pernikahan dini yang diselenggarakan Bagian Kesra hari ini 22/11/18 di Pendopo.

Faktor teknologi informasi juga dikatakan sebagai penyebab vital yang acap kali di kesampingkan orang tua. Umumnya mereka hanya mencukupi segala sesuatu yang diminta oleh anak tanpa memperhatikan aspek dasar kebutuhan primer yakni alat komunikasi berupa smartphone dengan berbagai pengaruhnya.

“Pengaruh Smartphone sangat besar, ironisnya orang tua tidak menyadarinya,” katanya. Karena sebagian besar kasus yang menimpa anak sampai mengalami pergaulan bebas hingga terjeblos pada MBA adalah smartphone tersebut. Diperparah ketika orang tua berada di perantauan, hubungan yang tidak harmonis atau bahkan Broken Home serta pengaruh lingkungan.

Dina juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Pacitan yang terus berupaya mencegah angka pernikahan dini dengan secara intens menggelar berbagai sosialisasi. “Bicara angka tertinggi maka bagian timur Jatim yang hingga saat ini mendominasi,” Ungkapnya.

Sebagai Penasehat Organisasi Wanita, Luki Indartato seusai kegiatan menyampaikan bahwa para perempuan agar dapat menjaga diri dengan baik. Berfokus pada masa depan serta mempersiapkan diri menjadi ibu dari anak-anak yang sehat dan cerdas. Sehingga menghasilkan generasi-generasi berkualitas.

Sosialisasi tersebut rencana juga akan digelar di seluruh wilayah. termasuk memaksimalkan para tokoh agama untuk turut serta memantau dan mengawal perkembangan pergaulan generasi muda dilingkungannya. “Masalah ini bisa selesai ketika anak-anak ini dipahamkan mengenai hukum syar’i, sehingga mereka takut melakukan kesalahan walaupun tanpa pengawasan yang berarti, maka para Kyai desa tersebut sangat berperan,” kata Arbangi Kabag Kesra kepada Dsikominfo. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

TPA Plus AZ-Zalfa Menggandeng Dua Mobil Pusling Sebagai Bentuk Kerjasama Dengan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan Dalam Festival Literasi Sarasehan Pendidikan di Pendopo

Riuh suara tawa anak-anak kecil meramaikan suasana pendopo Kabupaten Pacitan pagi itu, Sabtu 17 November 2018. Sekitar pukul 07.00 WIB pagi, 2 mobil Pusling (Perpustakaan Keliling) sudah terparkir cantik di jalan pelataran samping kiri pendopo (jalan keluar), kebetulan gerbang pintu keluar pada hari Sabtu dan Minggu ditutup, jadi tidak akan ada mobil yang melintas keluar melalui jalan itu.

Melihat mobil pusling sudah siap dibuka untuk layanan, guru-guru Az-Zalfa bergegas menata tikar tepat di samping mobil. Anak-anak dibimbing oleh orang tuanya untuk menghampiri Pusling. Rupanya acara pertama pagi itu adalah orang tua membacakan buku-buku dari mobil pusling untuk anak-anak mereka. Hal ini dilakukan sesuai dengan project yakni program GERNAS BAKU (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku) untuk anak-anak demi membangun dan meningkatkan budaya  literasi sejak usia dini.

Bidang Layanan Dinas Perpustakaan mengirimkan 2 mobil pusling dalam acara tersebut sebagai bentuk kerjasama dengan TPA Plus Az-ZALFA dalam melaksanakan Festival Literasi Sarasehan Pendidikan. Harus pembaca ketahui bahwa tahun 2018 ini TPA Plus Az-Zalfa telah meraih prestasi yang luar  biasa di dunia Pendidikan tingkat Nasional, yakni menjadi salah satu dari 102 sekolah Paud TK seluruh Indonesia dalam Pilot Project Generasi GERNAS BAKU Nasional. Selain prestasi tersebut, TPA Plus Az-Zalfa juga meraih Top 40 Otonomi Award tingkat Nasional. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan dunia Pendidikan Kabupaten Pacitan khususnya.

Dalam seminar yang bertajuk “Festival Sarasehan Pendidikan, Membangun Budaya Literasi Anak Di Sekolah dan Di Rumah”, Suyanti, S. Pd menyampaikan  kepada audience sejumlah 140 orang tentang 6 macam literasi yang harus dibangun dalam diri anak-anak yakni Literasi Baca, Hitung, Sains, Tekhnologi, Budaya Kewarganegaraan, dan Literasi Keuangan.

Di tengah-tengah acara dipersembahkan sajian mini show oleh siswa-siswi Az-Zalfa yaitu dance Baby Shark dan dance gerakan Gernas Baku yang didampingi oleh para Miss-Miss (sebutan Ibu Guru Az-Zalfa).

Endro Wahyudi, seorang Sastrawan yang hadir sebagai Pemateri dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa, “Literasi itu sama dengan Keberaksaan. Membudayakan satu kekuatan Budi Pekerti untuk membangun anak dengan literasi melalui Multi Literasi. Dengan meluangkan waktu kepada anak untuk mendongengkan sebuah cerita dengan cara mengekspresikan apa yang Anda baca, misalnya membunyikan suara hujan, kemudian anak mampu menirukan suara hujan maka disitu secara tidak langsung Anda telah membangun Literasi Bunyi kepada anak”.

Beliau juga memberikan pesan kepada Guru dan wali murid yang hadir dalam seminar, “Kita tidak bisa menghakimi anak, tapi kita bisa menetralisir mereka mengenai pemahaman dan penyerapan mereka terhadap sesuatu. “

Suyanti, S.Pd (Pengelola Pengurus TPA Plus Az-Zalfa Pacitan) dalam wawancara khusus dengan kami di samping mobil pusling, beliau menyampaikan bahwa kelancaran acara ini didukung oleh Dinas Perpustakaan Pacitan. Beliau mewakili TPA Plus Az-Zalfa mengucapkan terimakasih banyak kepada Dinas Perpustakaan Pacitan atas kerjasamanya dan berharap ke depannya akan selalu siap digandeng oleh pihaknya demi melancarkan program pilot project yang telah diemban oleh TPA Plus Az-Zalfa Pacitan. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan diadakan acara ini adalah untuk mensukseskan gerakan literasi Nasional, sebagai wujud implementasi gerakan literasi yang dimulai secara internal dengan melibatkan wali murid yang nantinya wali murid akan diminta membuat Reading Corner (Pojok Baca) bersama anak-anak di rumah mereka masing-masing, yang nantinya akan ditinjau dan dinilai oleh kami pihak sekolah dikarenakan Reading Corner tersebut akan dilombakan. Selain itu beliau mengatakan akan rutin mengajak anak didik mereka untuk datang ke Perpusda, dan memberikan saran kepada wali murid untuk sering mengajak putra-putri mereka berkunjung ke perpusda di sela-sela waktu luang.

(Penulis : Ryn Surya/  Doc. Pict n Video Edit By : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Showcase Stimulus Pemerataan Kualitas Pendidikan

kualitas pendidikan utamanya tingkat menengah atau SMP/MTS di Kabupaten Pacitan setiap tahun terus mengalami kenaikan. Terbukti pada tahun ini SMP Negeri 1 Pacitan berada pada posisi 97 dari 8081 SMP/MTS di Provinsi Jawa Timur. Capaian membanggakan tersebut disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pacitan Cahyo Herlambang disela kegiatan Showcase 2018 yang di laksanakan di halaman Pasar Sawo pagi ini 21/11/18.

Selain memperoleh prestasi tersebut sekolah yang berada tepat di selatan alun-alun itu juga menjadi sekolah Rujukan yang mempunyai lima sekolah Imbas. Yang pada saat ini menggelar Pentas Seni (Showcase) dengan menampilkan berbagai kegiatan pameran produk pertunjukan seni budaya serta Lomba Penulisan Esai (Antologi).

Nantinya kegiatan Showcase dapat memotivasi ke lima sekolah Imbas tersebut agar naik levelnya menjadi sekolah Rujukan. Menjadi pendamping SMP Negeri 1 Pacitan di wilayah-wilayah. Muaranya adalah kualitas pendidikan di Pacitan menjadi merata. “Dukungan luar biasa dari pemerintah harus kita manfaatkan untuk kemajuan pendidikan,” ucap Cahyo mengajak Kepala Sekolah lain. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Berupaya Angkat Kembali Prestasi Bulu Tangkis

Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Pacitan memanfaatkan momentum Peringatan Hari Korpri yang jatuh pada 29 November mendatang untuk kembali mengangkat dunia Bulu tangkis Pacitan dengan menggelar Kejuaraan Bulu tangkis Dalam Rangka memperingati Hari Korpri Ke-47.

Pada tahun-tahun terakhir ini Bulu tangkis di Pacitan mengalami penurunan prestasi yang signifikan. Kondisi itu ditengarai oleh letak geografis Pacitan yang terisolir baik antar wilayah juga Kabupaten lain, akibatnya para atlet tidak mengetahui skala kekuatan atlet Kabupaten lain. Sebab lain yakni sarana utama untuk latihan adalah Gedung Serbaguna atau Gasibu yang acap kali terpakai kegiatan lain.

Namun untuk peminat Bulu tangkis tiap tahun justru terus bertambah, tren positif itu ditangkap cepat PBSI Pacitan dengan menggelar kejuaraan tersebut, “Normalnya dua kali dalam setahun, namun kami akan mengupayakan menjadi tiga kali,” Kata Massulam Panitia kegiatan Kepada Diskominfo 21/11/18.

Kejuaraan tersebut dimulai tanggal 20 November dan akan berakhir pada 25 November mendatang. Diikuti oleh kelompok umur, usia  di bawah 9 tahun, 11, 13, 15 dan 17 tahun. Serta kelompok ganda antar karyawan Dinas dan badan Kabupaten Pacitan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

DPPKA; Melalui Lik In Masuki Gerbang TI

Peluncuran aplikasi Lik In yang dilaksanakan pada 09/11/18 kemarin merupakan babak baru menuju pemerintahan berbasis TI, salah satunya yakni perencanaan anggaran hingga penatausahaan yang semakin transparan dan terintegrasi. Hal itu dinilai Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pacitan Heru Sukrisno sebagai terobosan yang menguntungkan seluruh elemen pemerintah. “Karena kita berada dalam satu sistem yang sama,” ujarnya usai membuka kegiatan Sosialisasi Aplikasi Lik In Sistem E-Budgeting di Ruang Pertemuan DPPKA hari ini 19/11/18.

Selanjutnya Heru meyakini bahwa ketika semua sistem dapat seluruhnya terintegrasi maka dapat dipastikan berbagai bentuk kesalahan akan terpantau, artinya kesalahan-kesalahan tersebut secara otomatis berkurang. Ditinjau dari model, aplikasi Lik In akan memudahkan sistem yang ada sehingga penyusunan menjadi semakin akuntabel.

Kabid Teknologi Informasi Diskominfo yang juga sebagai ketua Tim 9 Supriyono usai acara menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut adalah gerak cepat yang dilaksanakan DPPKA, pasalnya dengan segera dilaksanakan diskusi tersebut peserta menjadi semakin mudah memahami aplikasi baik dari segi substansi maupun yang normal dalam menyusun anggaran. “Dari awal kami apresiasi langkah cepat DPPKA,” ujar Dia.

Pri memaparkan bahwa usai Launcing memang sudah seharusnya segera diadakan sosialisasi agar para ASN cepat mengenal aplikasi tersebut, juga peserta memiliki gambaran dan cara operasionalnya. Juga harapan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang selalu diraih Kabupaten Pacitan selalu di dalam genggaman. Namun Ia mengatakan bahwa aplikasi Lik In hanya Tools semata. “Yang utama adalah pelaksana lapangan, namun melalui Lik In dipastikan semua menjadi mudah,” tambahnya mengakhiri. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Kejar Target 1000 Penderita TBC

Tuberkulosis (TB) atau juga dikenal dengan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang sangat mudah menular. Hingga pertengahan bulan November ini ditemukan 300 penderita. Angka tersebut ternyata dinilai kecil jika mengacu pada target 1000 temuan.

Untuk menyikapinya Dinas Kesehatan mengundang seluruh kader Desa dan seluruh Puskesmas di Pacitan untuk melaksanakan Seminar Temukan, Obati, Sampai Sembuh atau (TOSS) TB di Gedung karya Darma hari ini 15/11/18.

Dengan Narasumber, Dr. Royani. Sp.P, Kabid Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Wawan Kasiyanto DCN, Kabid Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu S.Sos. MSI, Serta Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Aris Istianah SKM. “Posisi Provinsi, Pacitan masih tergolong rendah angkanya, yakni sepuluh besar dari bawah, namun kami enggan kecolongan,” kata Aris Istianah disela kegiatan.

Ia mengatakan untuk masyarakat yang dinyatakan positif TB agar tidak risau, karena seluruh pemeriksaan dan pengobatan telah digratiskan oleh pemerintah. Selanjutnya jika dalam keluarga ada satu penderita maka seluruh anggota keluarga agar memeriksakan diri. “Termasuk juga beberapa tetangga dekat juga harus diperiksa,” tambahnya.

Dr. Royani. Sp.P menjelaskan penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh titik-titik air liur penderita TB yang tidak menggunakan masker. Umumnya penderita dibedakan menjadi tiga katagori, pertama penderita awal cukup melakukan terapi obat teratur selama enam bulan.

Jika penderita gagal dalam terapi tersebut secara otomatis akan masuk pada katagori kedua, maka akan memperoleh terapi suntik dua bulan serta kembali memulai terapi obat selama enam bulan. Yang terakhir katagori tiga yang biasa disebut Multidrug-Resistant Tuberkulosis (MDR TB) umumnya mereka akan mendapat terapi obat selama dua belas bulan hingga delapan belas bulan. “Dukungan keluarga yang utama,” jelas Dia.

Kapala Dinas Kesehatan dr. Eko Budiyono berharap kepada para kader baik Desa maupun Puskesmas untuk menemukan sebanyak mungkin masyarakat yang mempunyai kecenderungan terhadap penyakit TB sehingga segara mendapat pertolongan. “kader kita kuatkan reagen kita tambah,” tandasnya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Kemenag Apresiasi Peningkatan Alokasi Pelaksanaan Ibadah Haji

Pemerintah berusaha keras memajukan kesejahteraan masyarakat disegala lini sesuai dengan Visi dan Misi. Pada fenomena meningkatnya pendaftar haji dari tahun ke tahun menjadi simbol keberhasilan pemerintah dalam memajukan ekonomi masyarakat.

Mengacu pada amanat Undang-undang, pemerintah wajib ikut serta dalam penyelenggaraan ibadah haji dengan dana APBD sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Alokasi anggaran setiap tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan, agar sektor kesalehan sosial dapat tercapai. “kebutuhan pokok umumnya sudah di cukupi pemerintah,” kata Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat, Mahmud dalam sambutannya mewakili Bupati Indartato pada Pertemuan Dan Silaturahmi Jamaah Haji Kloter SUB 44 Tahun 2018 di halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan 14/11/18. Para Haji selanjutnya diharap memiliki kesalahan sosial yang menjadi bagian dari landasan ukhuwah dan persatuan di tengah-tengah lapisan masyarakat. Sehingga para haji menjadi figur agar meningkat kualitas hidup serta ekonominya.

Kepala Kemenag Muhammad Nurul Huda pada sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah terhadap perhatian serta peningkatan alokasi anggaran yang terus ditingkatkan. sehingga segala kebutuhan pokok jamaah baik transportasi pulang pergi hingga seragam telah dicukupi. “Namun ada usulan agar fasilitas kesehatan juga digratiskan,” kata Dia.

Ia juga menyampaikan kuota calon jamaah haji kabupaten Pacitan tahun 2019 mengalami penyusutan. pada tahun 2018 Pacitan memperoleh kuota sebanyak 236 peserta, kini turun menjadi 150 ditambah lebih kurang 15 peserta untuk para jamaah mahram dan lansia. Alasannya yakni kuota yang diperoleh Provinsi Jawa Timur tentu harus dibagi dengan 38 kabupaten dan kota. Hasilnya kabupaten dan kota dengan jumlah pendaftar setiap tahun terbanyaklah yang memperoleh kuota besar, “di situ kami terus berupaya,” jelas Huda.

Selanjutnya pendaftar haji pada tahun 2019 akan diberangkatkan pada tahun 2043, atau harus mengantre selama 24 tahun. Namun Ia menyampaikan kabar baik bahwa jamaah Indonesia memperoleh perhatian lebih oleh pemerintah Arab Saudi berupa perlakuan khusus yang berbeda dengan Negara lain. “jadi sifatnya per zona, ini menguntungkan kita,” tambahnya.

Usulan itu disambut baik Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat atau Kesra Arbangi yang menyatakan masukan tersebut tetap akan dipelajari, adapun merealisasikannya saat ini pemerintah masih terkendala pada peraturan. “kami pelajari dulu, jika tidak bertentangan dengan peraturan tatap kami tindaklanjuti,” katanya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Apresiasi Pelaksanaan TMMD

Bupati Indartato mengapresiasi pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 di Desa Kalipelus, Kebonagung. Karena untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, semua komponen pemerintah harus bersatu padu. Baik sipil maupun militer. “Bahwa pemerintah itu tidak bisa kerja sendiri. Oleh karenanya semua komponen yang ada harus bersatu padu, bekerjasama untuk untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat,” katanya usai mengikuti penutupan pelaksanaan TMMD di lapangan Kecamatan Kebonagung, Selasa (13/11/2018).

Dengan kerja bareng dari berbagai elemen itu diharapkan dapat mencapai cita-cita maupun tujuan bersama. Yakni mensejahterakan masyarakat. Salah satunya dengan membuka isolasi pada kawasan-kawasan destinasi wisata. Seperti akses menuju Pantai Pangasan misalnya. Jika sebelumnya, untuk mencapainya warga harus berjalan kaki, kini paska TMMD jalan dapat dilalui kendaraan roda empat.

Saat membacakan amanat Kasad Jendral TNI Mulyono, inspektur upacara Danlanud Iswahjudi Madiun Marsekal Pertama TNI Widyargo Ikoputra mengatakan selama satu bulan, para prajurit TNI/Polri, pemkab, serta segenap komponen masyarakat telah berkerja keras guna mencapai sasaran pembangunan. Baik fisik maupun non fisik yang mencakup 50 desa sasaran pada 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. “Setiap kegiatan ini kita dapat menyaksikan semangat kebersamaan serta gotong royong yang terpancar disetiap wajah masyarakat dan aparat yang bekerja bersama dilapangan,” ucapnya.

Hal ini menjadi refleksi kekuatan besar dari segenap komponen bangsa yang memiliki visi misi dan tujuan bersama. Guna mengatasi berbagai persoalan pembangunan serta problematika kesejahteraan masyarakat. Semangat kebersamaan seperti inilah yang sebenarnya merupakan hakikat dari kemanunggalan TNI dengan rakyat. “Akan terus kita bangun serta pelihara kemanunggalan. Ini merupakan aktualisasi peran TNI dalam mewujudkan seluruh potensi wilayah dalam masyarakat, sebagai pendorong kemajuan bangsa yang bermuara pada terbentuknya kekuatan pertahanan nasional yang kokoh,” tandas Danlanud. (Humas/DiskominfoPacitan).

Gelar Liga Pelajar Untuk Atasi Krisis Jam Dan Temukan Bibit Unggul

Sebanyak 16 Klub SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Pacitan mengikuti Liga Pelajar Pacitan 2018 yang diselenggarakan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Pacitan. Merebutkan hadiah juara satu, dua, tiga dan harapan.

Tujuan utamanya sebagai langkah menyikapi permasalahan pemain yang krisis jam terbang, kondisi ini menjadi momok jika tidak segara disikapi, mengingat skill lapangan dapat maksimal jika terus diasah dengan pertandingan. “Selain itu juga menajamkan filling mereka,” ujar ketua Pelaksana Harni Koeswanto.

Selain itu PSSI terus berupaya membangun tali silaturahmi dengan semua klub sepak bola dan para pemain, targetnya adalah bibit pemain-pemain unggul yang berkualitas dan mempunyai kedisiplinan tinggi.

Walaupun selama ini PSSI mempunyai banyak pekerjaan rumah, namun pihaknya mengaku masalah utamanya adalah SDM, baik di tingkat pemain juga pelatih. Di Pacitan pelatih berlisensi masih bisa dihitung jari. Untuk itu Ia akan terus mengupayakan agar masalah SDM tidak berlarut-larut. “Harus bergerak cepat,” tambah Dia mantab.

Pada laga pembuka 11/11/18 tersebut bertanding antara SMK Negri 2 Pacitan melawan SMA Negri 2 Pacitan dengan Skor akhir 3:1. Sesuai Jadwal Liga Pelajar akan berakhir hingga 29 November mendatang. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pisah Sambut Kapolres Pacitan

Kapolres Pacitan Lama AKBP Setyo K. Heriyatno dengan terharu mengaku bangga pernah tinggal dan bertugas di Pacitan walaupun cukup singkat yakni 10 bulan. Lantaran selama menjalankan tugas Ia selalu mendapat bantuan dari Bupati dan jajaran serta Muspida, sehingga terselesaikan dengan baik. “Saya seperti mempunyai keluarga baru di sini, semoga saya masih dianggap saudara hingga kapan pun,” ungkapnya saat Pisah Sambut Kapolres Pacitan kemarin 11/11/18 di Pendopo.

Sudah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan Pemkab Pacitan, bahwasanya setiap pejabat pindah tugas maka kegiatan pisah sambut harus dilaksanakan di Pendopo Kabupaten. Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan sebuah penghormatan dan harapan agar di tempat baru pejabat tersebut menjadi lebih baik dan bahagia. “Itu Doa kita bersama,” kata Bupati dalam sambutannya.

AKBP Sugandi Kapolres Baru tersebut berterima kasih karena disambut baik oleh Bupati, Ia juga memohon izin agar diterima dan dapat bekerja sama sesuai tugas dan tangung jawab masing-masing, untuk memperjuangkan Pacitan agar lebih maju. Sebelumnya Ia menjabat Bidang Sumber Daya Manusia Mabes Polri, dalam sambutannya tersebut ia mengatakan bahwa tugas di Pacitan merupakan kebanggaan. “Mumpung di Pacitan, rencana kami yang kelahiran Jakarta untuk ikut belajar Bahasa Jawa,” katanya. Dia mengakui sudah banyak lupa diksi Jawa. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

KERJASAMA BIDANG LAYANAN dan KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DENGAN MMC (MILLENIAL MOSLEM COMMUNITY) PACITAN

  Bukan kali ini saja Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak, baik lembaga maupun komunitas. Hal ini memang sengaja dilakukan oleh pihak Dinas Perpustakaan Pacitan untuk membuka kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat luas, sehingga masyarakat luas yang sebelumnya belum pernah datang berkunjung bahkan masih sangat awam dengan Perpustakaan Pacitan diharapkan melalui kerjasama ini bisa mengenal Perpustakaan Pacitan lebih dekat dan mengetahui fungsi Perpustakaan Pacitan sebagai salah satu wadah penyedia layanan publik yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kemarin, 4 November 2018 bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, telah diselenggarakan kerjasama dengan MMC (Millenial Moslem Community), dimana Dinas Perpustakaan Pacitan memberikan bantuan berupa peminjaman tempat penyelenggaraan dialog interaktif MMC yang berlangsung hari itu.

Antusias masyarakat umum terhadap dialog interaktif MMC yang bertajuk “Kamilah Generasi Muslim Millenial” tersebut benar-benar di luar dugaan panitia. Target pendaftaran peserta  yang semula hanya sekitar 150 orang, ternyata 2 hari sebelum hari H tiba-tiba membludak hingga mencapai 311 peserta. Akhirnya panitia membagi acara menjadi 2 gelombang, yakni gelombang pertama yang dimulai dari jam 08.30 WIB – 12.00 WIB, dan gelombang kedua dimulai dari jam 12.30-15.00 WIB.

Membludaknya peserta menjadi dampak positif tersendiri bagi Dinas Perpustakaan Pacitan, dikarenakan hal ini mampu secara tidak langsung mengenalkan kepada 311 orang dalam satu hari tentang keberadaan dan fasilitas Perpustakaan Daerah Pacitan yang memang dibangun untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan peningkatan literasi.

Dan kebetulan tema yang diambil oleh MMC juga berkaitan dengan literasi generasi muda terutama generasi muslim di jaman milenial ini, motivasi-motivasi tentang bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para generasi muslim milenial dalam menyikapi kemajuan jaman terutama kemajuan tekhnologi (medsos) agar terhindar dari kenakalan remaja dan efek negative yang lainnya.

Talkshow tersebut digawangi oleh Anjas Pradita sebagai Ketua Panitia Penyelenggara. Sedangkan narasumber acaranya adalah aktivis remaja Yogyakarta yakni Ustadz First Syaoqi Suhartono, SE dan Ustadz Agus Yohana, SE.

Acara tersebut berlangsung sangat meriah dan terbilang sangat sukses, terlihat dari antusias keaktifan peserta dalam mengikuti sesi tanya jawab dengan narasumber. Beberapa doorprize diberikan kepada peserta yang mampu memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan narasumber, dan untuk peserta yang mengajukan pertanyaan kepada para narasumber.

Perlu diketahui MMC merupakan komunitas remaja muslim Pacitan yang baru berdiri tanggal 22 Oktober 2018. Hal ini sesuai dengan pengakukan Alfha, seorang muslimah remaja dan salah satu panitia penyelenggara acara sekaligus sebagai anggota MMC. Dia mengatakan bahwa acara ini adalah acara kali pertama yang diselenggarakan oleh pihak MMC. Dan untuk kelanjutan agenda program acara ke depannya masih belum ada rencana lagi dikarenakan belum ada rapat kembali untuk membicarakan hal tersebut.

Dalam selipan sambutan oleh ketua penyelenggara acara (Anjas Pradita), telah disampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Dinas Perpustakaan Pacitan yang telah memfasilitasi tempat penyelenggaraan acara tanpa biaya sepeser pun.

(Penulis : Ryn Surya/ Pict by : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfopacitan)

Desa SiApps Solusi Zona Rawan Longsor

 

Staff Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada, Guruh Samudra menerangkan secara gamblang tentang potensi bencana longsor serta Hardwere dan Aplikasi pengukur curah hujan, sebelum kemudian menerangkan cara pakai dan cara baca peta merah dalam aplikasi tersebut. “Membangun harmoni dengan longsor, caranya mengetahui ambang batas curah hujan. Sehingga warga dapat bersiap sebelum longsor terjadi,” paparnya dalam Sosialisasi Pemantauan dan Informasi Penyebarluasan Potensi Bencana Alam BPBD Pacitan 09/11/18 di Aula Hotel Srikandi.

Menurutnya garis besar dalam bahasan ini adalah penerjemah edukatif yaitu masyarakat, karena data dari Hardware yang terpasang dikoneksikan pada aplikasi android sehingga menerjemahkan simbol warna yang mudah dipahami, kemudian masyarakat mengetahui kondisi tanah tempat tinggal mereka. Guruh mengatakan aplikasi ini sebagai pengembangan Early Warning System yang dinilai jauh lebih efektif. Jika masyarakat terbiasa melihat dan mempelajari curah hujan tentunya akan terbiasa merespon ambang batas amannya, sehingga meskipun longsor terjadi warga akan selamat. “Early Warningnya bukan pada alatnya melainkan pada manusianya,” tandas Guruh.

Kepala PSBA Dr. Djati Mardianto membenarkan hal tersebut, tujuan aplikasi ini adalah mengedukasi masyarakat. Menurut bacaannya Pacitan yang secara morfologi berbukit dan gunung menjadi penyebab tingginya daerah rawan longsor. Selain itu sebagai daerah tropis, hujan adalah salah satu penyebabnya. “Harus disadari bahwa Pacitan terbentuk dari material gunung api tua dan gamping yang mudah larut, sehingga tidak stabil. Alat serta aplikasi ini tugasnya menginformasikan serta menyistematikkan, jadi dapat dipertanggungjawabkan,” terangnya.

Sebanyak 190 titik longsor menjadi catatan BPBD, bahkan Diannitta Agustinawati, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan mengatakan jumlah tersebut dapat saja bertambah. Untuk itu konsep Desa SiApps yang disosialisasikan bersama ini menjadi titik terang sehingga baik masyarakat ataupun pemangkau kebijakan mempunyai gambaran untuk mengambil tindakan.

Peserta yang mengikuti sosialisasi adalah seluruh Desa dan Kelurahan di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari dan Pringkuku, sedangkan alat dan sistem aplikasi yang diuji cobakan berada di Desa Kedungbendo Arjosari, “bagi desa lain yang mempunyai potensi rawan longsor akan mempunyai inisiatif yang sama dari desa, karena alat serta aplikasi ini penting dalam upaya mitigasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengurangi risiko bencana longsor,” tambahnya.

Sosialisasi ini juga menyampaikan materi tentang pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) oleh Diana Rendrarini sebagai fasilitator, kemudian Wira Swastika dari Diskominfo yang memberikan materi SID (Sistem Informasi Desa), Hamdani Perangkat Desa Ngumbul, Best Practice dengan memanfaatkan SID untuk analisis data kebencanaan serta tim Pusat Data Dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD, dengan harapan semua informasi yang ada mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk lebih siap siaga dalam menghadapi dampak yang terjadi di zona rawan longsor.(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Indonesia Butuh Pahlawan Baru Yang Berprestasi Dan Berdedikasi Tinggi Di Bidangnya

Setiap tahun bangsa Indonesia memperingati pertempuran di Surabaya 73 tahun silam yang diperingati sebagai hari pahlawan sebagai bentuk penghargaan untuk para pahlawan yang telah secara sukarela mempertahankan kemerdekaan. Ingatan kolektif bangsa akan tertuju pada keberanian, semangat pantang menyerah, serta pengorbanan tanpa pamrih para relawan yang telah gugur mendahului, para syuhada bangsa tersebut telah mewariskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah berdiri kokoh sampai saat ini dan untuk selamanya.

Prosesi peringatan Hari Pahlawan khususnya Upacara Peringatan Bendera Merah Putih Serta Mengheningkan Cipta Secara Serentak Selama 60 Detik seperti yang saat ini dilakukan juga dilakukan di seluruh pelosok tanah air. Bahkan di perwakilan Negara Republik Indonesia di luar negeri. Bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, mempertebal rasa cinta tanah air dan meneguhkan semangat pengabdian bagi bangsa dan negara dihati bangsa dan Indonesia.

Peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara namun harus sarat makna, bukan hanya sebagai prosesi namun substansi setiap hari pahlawan harus dapat menggali dan memunculkan semangat baru dalam implementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari. “Hal ini penting karena nilai kepahlawanan bukan bersifat statis namun dinamis, bisa menguat bahkan dapat melemah,” Kata Bupati Indartato membaca Amanat Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita pada Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan Tahun 2018 di Monumen Jenderal Sudirman Desa Pakis Baru Nawangan 10/11/18. Kiranya seluruh rangkaian kegiatan peringatan hari pahlawan harus menjadi energi semangat baru mewarisi nilai kejuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia.

Dengan tema Semangat Pahlawan Di Dadaku, mengandung makna sesuai fitrahnya dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan, oleh karenanya siapa pun dapat menjadi pahlawan. Setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali dapat berinisiatif mengabdikan hal yang bermanfaat, “untuk kemaslahatan diri, lingkungan sekitar, bagi bangsa dan negara,” lanjutnya.

Setiap zaman pasti ada pahlawannya dan setiap pahlawan pasti berkiprah di eranya. Terkait hal tersebut bangsa Indonesia memerlukan pahlawan baru. Saat ini membutuhkan sosok berdedikasi dan berprestasi pada bidangnya untuk memajukan negeri. terlebuh lagi dibutuhkan sosok pemuda Indonesia sebagai generasi penerus yang mempunyai jiwa patriotisme, pantang menyerah, berdisiplin, berkarakter menguasai ilmu pengetahuan.

Negeri ini membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial sehingga mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial. Negeri ini juga membutuhkan pemuda yang mempunyai pandangan global, mampu berkolaborasi untuk kemajuan bangsa dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menjadikan Indonesia diperhitungkan dalam bersaing dan bersanding dengan negara lain. khususnya ketika negeri ini memasuki era revolusi industry 4.0,” imbuhnya.

Pada momentum tersebut Bupati mengajak untuk melakukan tindakan yang terbaik bagi bangsa sesuai dengan kemampuan dan bidangnya. Untuk berkontribusi kepada bangsa dari lingkungan terdekat yang akhirnya memberikan kekuatan dan ketahanan bagi bangsa dan negara.

Pada kesempatan tersebut Bupati hadir didampingi istri Luki Indartato, Wabup Yudi Sumbogo beserta istri, Sekda Suko Wiyono didampingi istri, Forkopimda, Pejabat Lingkup Pemkab serta Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Badan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Lik In Gerbang Menuju E-Government

Konsep pelaksanaan e-government adalah meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan melalui sistem yang terintegrasi. Wacana menyambut perkembangan pembangunan berbasis IT tersebut disampaikan Rachmad Dwiyanto Kepala Diskominfo dalam sambutannya pada Lounching Lik In Aplikasi Terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pacitan 09/11/18. Pihaknya mengatakan pemerintah Kabupaten Pacitan berkomitmen mewujudkan integrasi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, sampai dengan aset dengan misi membangun tata kelola pemerintahan. “Bahkan Lik In ini sudah diterapkan dalam penyusunan RAPBD 2019,” ungkapnya.

Prof Sudijono Sastro Atmojo dari Universitas Negri Semarang (UNNES) sebagai pihak pengarah dan pengawas pengembangan Lik In menjabarkan bahwa dengan Lik In monitoring dan evaluasi perkembangan serapan anggaran di Pacitan dapat dilakukan dengan efisien oleh jajaran manajemen sesuai kewenangan. Kendala dan permasalahan dapat ditemukan sedini mungkin sehingga dapat segera diberikan solusi. Sudijono mengatakan banyak Kabupaten Kota di Indonesia mempunyai sistem perencanaan online tetapi belum terintegrasi secara komprehensif. Sementara Lik In terintegrasi dengan berbagai web sehingga dapat diakses dengan kontinu.

Pengembangan Lik In menurutnya tidak final namun dapat terus berubah sesuai perubahan kebijakan dan undang-undang atau bahkan dapat terintegrasi dengan berbagai aplikasi baru lainya. Akhirnya semua urusan pemerintahan dapat ditopang dengan basis IT secara online. Pengembangan Lik In ini tidak lepas dari keberadaan Tim 9, yakni putra daerah Pacitan terbaik yang penuh dedikasi mengembangkan sistem tersebut. “Jadi Lik In tidak sendiri ada dari Tim 9 yang hadir di sini,” sambungnya yang diikuti tepuk tangan bangga.

Sejarah perkembangan Pemerintah Pacitan dalam dunia IT tersebut tentunya disambut baik oleh bupati Indartato. Orang nomor satu di Pacitan tersebut mengatakan dalam waktu dekat akan diadakan sosialisasi, workshop dan bimbingan teknis bagi seluruh perangkat daerah untuk menjalankan Lik In. Pihaknya berharap sistem ini nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat tidak hanya pemerintah. Ke depan Lik In akan terintegrasi dengan e-Monev, e-audit dan lainnya dengan pengarahan dan pengawasan dari UNNES Semarang, perencanaan dan pembangunan dari Konsultan Sistem Bandung, serta Tim 9 yang mendukung teknis dan penyedia data. “Ini juga sebagai upaya dari rencana aksi pencegahan tindak pidana korupsi,” tutur Indartato. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Tabur Bunga Hari Pahlawan; Simbolis Penuh Makna

Bupati Indarato beserta Wakil Bupati Yudi Sumbogo didampingi Sekretaris Daerah Suko Wiyono mengikuti Upacara Ziarah Nasional dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2018.

Jumat 09/11/18 kegiatan simbolis sebagai penghormatan serta mengenang jasa pahlawan berlangsung dengan khidmat di TPM Bunga Bangsa Pacitan.

Turut hadir Forkopimda, Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Badan, TNI, Polri serta Pelajar, sebagai wujud amanah melanjutkan perjuangan dengan mengisi kemerdekaan.(DiskominfoPacitan).

200 Peserta Ikuti Khitan Massal

Pagi ini adalah hari bersejarah bagi Petrik dan ratusan teman-temannya, karena sebentar lagi akan menjadi muslim yang baligh. Di ruang tunggu Dia tetap santai seakan tidak peduli dengan suara tangisan peserta lain. “Habis ini aku minta sepatu sepak bola,” katanya seraya  minta imbalan kepada ayahnya.

Rutin setiap tahun Baznas Kabupaten Pacitan menggelar Khitan Mlassal, kegiatan kali ini juga bertepatan dengan Peringatan HUT Korpri Ke-47, HUT Dharma Wanita Ke-19 serta Hari Kesehatan Nasional Ke-54 Tahun 2018. Kegiatan ini berkomitmen membantu keluarga kurang beruntung di Pacitan.  Pembukaan Khitan Massal dilaksanakan di Gedung Karya Darma 09/11/18.  Selanjutnya akan digelar kembali besuk di Kecamatan Punung dengan target 200 peserta.

Para peserta selain dikhitan gratis dengan tenaga profesional dan ramah dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI Kabupaten Pacitan  juga memperoleh bingkisan berupa peralatan salat dan uang tunai. “Kami menghabiskan dana 102 juta, yang kita terima dari para Muzakki ASN Pacitan,” papar Arbangi Kabag Kesra dan juga Ketua Panitia Kepada Diskominfo.

Konsep Islam, khitan merupakan kewajiban bagi semua laki-laki, dengan berkhitan seorang laki-laki menjadi pribadi Kaffah yakni Islam secara keseluruhan. Lebih dari itu seorang laki-laki yang khitan menurut survei dinilai menjadi penyelamat istri, karena dapat menghindarkan bahaya kanker rahim yang mematikan hingga 70 persen. “Kami dari Kemenag sangat mendukung program ini, itulah alasan kami antusias menghadiri acara ini,” ungkap Muhammad Nurul Huda Kepala Kemenag Pacitan.

Wabup Yudi Sumbogo pada kesempatan tersebut menghimbau kepada seluruh jajaran OPD dan Dinas Vertikal, untuk bersama-sama mengajak dengan cantik seluruh anggota ASN agar mengeluarkan infak dan zakat. Sebagai upaya membersihkan harta serta bermanfaat bagi masyarakat yang kurang beruntung. “Semoga kegiatan kita yang baik ini dibalas baik pula oleh Allah,” tuturnya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Nomor Urut Dua; Calon Kepala Desa Watukarung Terpilih

 

Keputusan itu berdasar pada mekanisme yang berlaku yakni Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017. Melalui kajian dan pembahasan Tim 11 yang diserahkan ke Panitia Kabupaten dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati, perihal gugatan yang dilayangkan Calon Kepala Desa Watukarung atas Nama Darmadi dinilai tidak terbukti atau gugur. “Aduan tidak sesuai data dan fakta yang ada,” kata Sakundoko Ketua Panitia Kabupaten usai membacakan Putusan Bupati Pacitan No: 188.45/1203/KPTS/408.12/2018. Tentang Penyelesaian Perselisihan Pemilihan Kepala Desa Di Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan. Di Ruang Krida Pembangunan (RKP) Kabupaten Hari ini 07/11/18.

Langkah selanjutnya usai menerima putusan Bupati tersebut, Panitia Pemilihan Kepala Desa Watukarung untuk segera menetapkan hasil pilkades dan disampaikan BPD selanjutnya melaporkan kepada Bupati melalui Camat Pringkuku. Artinya seusai pembacaan putusan kewenangan beralih ke Panitia Pilkades Desa, namun demikian Panitia Kabupaten tidak lantas berpangku tangan. “Kami terus melakukan rapat dan memantau perkembangan yang ada,” jelas Sakun.

Sri Mulyono kepada awak media usai rapat tertutup itu menyatakan bahwa pihaknya menilai keputusan Bupati telah sesuai dengan peraturan yang ada. Kuasa Hukum Calon Nomor Urut Satu tersebut mengatakan bahwa akan melakukan upaya hukum lain usai Panitia Pilkades Desa Watukarung mengeluarkan keputusan.

Sebagai Calon Kepala Desa Terpilih Nomor Urut Dua Atas Nama  Wiwit Pheni mengaku lega dengan penetapan keputusan, selanjutnya Wiwit meminta BPD Desa Watukarung segera menindaklanjuti Keputusan Bupati tersebut.

Seusai penyerahan surat keputusan Sakundoko meminta kepada kedua calon agar senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban  seperti yang telah terjalin, mengingat semua adalah saudara dan tetangga.

Kalimat senada disampaikan Kepala Bagian Pemerintahan Putatmo Sukandar juga sebagai salah satu anggota tim 11, Ia mengatakan bahwa permainan atau pertandingan tentu ada yang menang dan kalah, segala kondisi agar disikapi dengan penuh kedewasaan serta hati dan pikiran dingin. “Adapun jika merasa kurang puas, maka tempuhlah jalur sesuai dengan mekanisme yang ada,” tambahnya menghimbau. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bertekat Bangun Pramuka Untuk Pacitan

Hujan pertama mengguyur Pacitan menjadi harapan untuk Kota 1001 Goa agar semakin adem dan penuh berkah. Momen ini bertepatan dengan Pengukuhan Majelis Pembimbing Cabang, Pengurus Kwartir Cabang, Lembaga Pemeriksa Keuangan dan Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Pacitan. “Semoga ini awal yang baik untuk Pramuka dan Pacitan,” kata Indartato seusai dilantik menjadi Ketua Majelis Pembimbing Cabang periode 2016-2021 hari ini 06/11/18 di Pendopo.

Sejak disahkannya UU RI No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, Pemerintah Pacitan bertekat untuk bersama-sama membangun gerakan Pramuka dengan melakukan beberapa hal, diantaranya memberikan kemudahan dan jaminan untuk kegiatan Pramuka. Rekrutmen pengurus yang dilaksanakan akan berdampak besar bagi kemajuan. Juga Meningkatkan keterampilan dasar dan lanjutan kepada anggota dengan menghadirkan pelatih yang berkualitas. “Sehingga para kader kelak menjadi pemimpin-pemimpin cemerlang dimasa yang akan datang,” harapnya.

Kendala yang ada pada tubuh Pramuka menurut Indarto ke depan harus diberikan solusi dengan sebaik-baiknya agar semakin baik dan berkualitas. Sehingga Pramuka menjadi teladan bagi masyarakat dan Pacitan.

Wakil ketua Kwartir Daerah Purmadi pada sambutannya seusai melantik menyatakan bangga dengan hadirnya seluruh undangan meskipun hujan terus mengguyur. Menurutnya sikap itu merupakan cerminan semangat pengabdian dan loyalitas anggota. Maka Ia kini tidak heran jika Kabupaten Pacitan yang tengah melambung berkat kemasan wisata ini mempunyai putra terbaik pemimpin bangsa. “Kini saya tidak heran jika ada Presiden dari Pacitan,” kata Dia.

Ia juga menyinggung perihal bonus demografi di Indonesia, menurutnya hal itu bisa menjadi keuntungan jika semua pihak termasuk Pramuka mengawal para pemuda agar tidak terpengaruh dengan berbagai hal negatif yang dapat merusak kesempatan tersebut. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Penilaian Komisi Informasi Jawa Timur 2018

Komisi Informasi Provinsi Jawa Timur pada 01/11/18 mengadakan Monitoring dan Evaluasi atau (Monev PPID) Tahun 2018 di Dinas Komunikasi dan Informasi  Kabupaten Pacitan. Usai mendengarkan presentasi pada hari pertama dilanjutkan dihari ke dua dengan mengunjungi PPID Desa yang berada di Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan. Turut mendampingi kegiatan Kabid TI Supriyono, Kabid Komunikasi Rachmad Soepriyono, Kasi Pelayanan Informasi Dan Persandian Riyanto, Kasi Layanan Media Dan Sumber Daya Komunikasi Agus Ansori Mudzakir, Kasi Infrastruktur Teknologi Informatika Joko Purmanto serta Kasi Pengelolaan Aplikasi Dan Sumberdaya Andriyanto. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Eling Lan Waspodo dengan HIV/AIDS

Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Pacitan mengalami kenaikan setiap tahun. Sejak Januari hingga September 2018 Pemerintah mencatat ada 18 kasus baru. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kesbangpol Kabupaten Pacitan menggandeng Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Darsono menggelar Sosialisasi Bahaya HIV dan AIDS Dalam Upaya Meningkatkan Kewaspadaan Di Lingkungan, serta Cek HIV Gratis kepada peserta Car Free Day di alun-alun pagi ini 04/11/18. “Kita mencoba menekan angka itu,” papar Suharyanto Kepala Kesbangpol disela agenda.

Pengetahuan tentang HIV harus disebar luaskan kepada seluruh elemen masyarakat sehingga timbul kesadaran tujuanya menekan angka penderita. Virus rata-rata berasal dari kaum pria yang berlatarbelakang perantauan. Untuk cek HIV panitia menjamin kepada peserta bahwa hasil yang diperoleh akan dirahasiakan. “Inilah bahaya free sex, jadi mari saling berhati-hati,” kata Sunaryon sebagai Konselor Penyakit HIV kepada Diskominfo.

Selain itu Ia juga menyamapaikan bahwa penderita yang positif terjangkit virus, peran Dinas Kesehatan melalui RSUD Pacitan membantu penderita dengan memberikan obat yang mampu menekan perkambangan virus bernama Antiretrorival atau biasa disingkat ARV. Obat diberikan kepada penderita untuk jatah sebulan. “Hasil yang diperoleh tetap akan dirahasiakan,” tandasnya.

Dalam kesempatan seusai kegiatan senam bersama Dahlan Iskan dan warga masyarakat, Bupati Indartato menyempatkan diri menghadiri kegiatan tersebut, Wabup Yudi Sumbogo dan istri ikut cek HIV. Melalui sambutannya Ia menyampaikan bahwa masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati dengan penyakit HIV-AIDS baik diri sendiri dan anggota keluarga. Bupati juga berpesan agar penderita tidak dikucilkan karena mereka juga mempunyai hak yang sama dalam bermasyarakat. “Jauhi penyakitnya jangan jauhi orangnya,” pesannya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

SDI Nikmati Udara Sejuk Pacitan

Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN serta Bos Jawapos Grup mengaku kecele dengan kelompok senam di Pacitan yang dinilai lebih bagus dari pada rombongannya Senam Dahlan Iskan (SDI) yang berdiri sejak 16 Desember 2016. Komentar itu disampaikan disela kegiatan Senam Dahlan Style ciptaan Junaidi Nur pagi ini 04/11/18 pada Car Free Day di Alun-alun Pacitan. “Selain itu sekarang Pacitan lebih bersih,” katanya.

Puluhan masyarakat dari kelompok senam terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Begitu juga dengan Bupati Indartato dan Wabup Yudi Sumbogo yang memang selalu rutin mengikuti kegiatan senam bersama istri di hari Jumat dan Minggu.

Seusai kegiatan Bupati mengaku bahwa dirinya sedikit mengalami kesulitan karena belum hafal dengan gerakannya. Namun senam Dahlan Style sangat cocok bagi dirinya yang memang sudah berumur dan Ia berinisiatif mengusulkan pada kelompok senam Pacitan untuk mengadopsi sebagian atau keseluruhan dari senam itu karena gerakannya yang mudah namun cukup membuat badan berkeringat.

Selanjutnya menurut Bupati, senam dengan beberapa kali gerakan berputar sangat cocok, sehingga peserta dapat mengetahui keadaan di sekitar. “Menurut saya ini senam akrab dan kita dapat mengetahui semuanya,” kata Bupati

Berdasarkan informasi Dahlan Iskan beserta rombongan akan melanjutkan kegiatan untuk menikmati pariwisata Pacitan dan berbelanja Batik Pace. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Kunker Di Lembaga Pendidikan Dan Temu Warga

Bupati Indartato bersama istri Luki Indarato didampingi Wakil Bupati Yudi Sumbogo melaksanakan kunjungan kerja ke TK Mutiara Kasih dan SD Wonosidi di Dusun Bonagung Desa Wonosidi Kecamatan Tulakan kemarin 01/11/18. Bupati menyerahkan bantuan untuk TK Mutiara Kasih yang baru selesai dibangun serta perlengkapan sekolah kepada para siswa yang diserahkan oleh Bunda Paud Luki Indartato.

Kegiatan dirangkai dengan temu warga. Bupati mengapresiasi segala usulan yang disampaikan dan akan ditindaklanjuti. Namun untuk waktu pelaksanaan harus sesuai peraturan dan melewati Musrenbang.

Turut mendampingi kegiatan tersebut Staf Ahli Bupati Bidang Sosial Kumasyarakatkan Dan Sumber Daya Manusia Sumoro Hadi, Kepala Dinas Pendidikan Daryono, perwakilan Bappeda dan Camat Tulakan Dodik Sumarsono. (Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo).

 

PERPUSTAKAAN KELILING (PUSLING) DISPERPUSDA PACITAN GOES TO TEGALOMBO, TULAKAN, KEBONAGUNG, NGADIROJO, SUDIMORO, PUNUNG, DONOROJO in OKTOBER 2018

Tidak ada kata menyerah dalam menebarkan semangat literasi ke seluruh pelosok daerah di Kabupaten Pacitan. Seberapa jauh dan seberapa berat medan perjalanan yang harus kami tempuh, sama sekali tidak menyurutkan niat untuk sampai di tujuan, demi anak-anak generasi muda. Adalah sebuah kemungkinan besar jika mereka sangat menanti-nanti kehadiran Pustaka Keliling di tengah-tengah mereka. Merasa haus akan bacaan-bacaan yang mungkin tidak mereka dapatkan di sekolah dikarenakan buku perpustakaannya hancur akibat adanya bencana tahun lalu. Atau bisa jadi karena koleksi buku-bukunya tergolong buku yang sudah sangat lama terbit, dan mungkin mereka sudah membacanya berulang kali.

                Pusling dilaksanakan paling tidak 13 x dalam sebulan, artinya paling tidak minimal 13 titik layanan yang harus Dinas Perpustakaan kunjungi. Pusling merupakan salah satu program sekaligus tugas yang harus dilaksanakan oleh Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan. Koleksi buku yang ditempatkan di Pusling rutin diperbarui dan diganti demi menghindari kebosanan pembaca.

                Sebenarnya Pusling tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah ataupun di perpustakaan desa, namun kami juga sering merambah ke daerah pariwisata dan bekerjasama dengan acara-acara tertentu di pusat kota.

                Kali ini di Bulan Oktober tahun 2018, Perpustakaan Keliling (Pusling) Dinas Perpustakaan berkunjung ke beberapa sekolah di Kecamatan Tulakan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung  dan Kecamatan Tegalombo. Setidaknya ada 13 titik layanan yang kami kunjungi, yakni UPT Puskesmas Bubakan Tulakan, Perpustakaan Balai Desa Bubakan Tulakan, SDN Sidomulyo II Kebonagung, SMP Miftahul Huda Ngadirojo, SMPN 1 Sudimoro, Desa Sukorejo Sudimoro, SMPN 6 Sudimoro,  SMPN 2 Kalak Donorojo, SMKN 2 Kec Donorojo, SDN Bomo III Punung, Desa Tahunan Baru Tegalombo, Kantor Kecamatan Tegalombo, Bermacam-macam sekolah bermacam-macam pula karakteristik anak dalam minat baca. Namun itu pun sama sekali tidak melemahkan semangat kami untuk tetap mendorong mereka membaca.

Tidak sedikit pula dari beberapa sekolah yang minat baca siswanya sungguh luar biasa. Setelah kami merasa lelah dalam perjalanan yang sangat panjang, penat kami hilang seketika saat melihat mereka menyambut kami dengan lari-lari kecil siswa yang berebutan mendekat untuk mengambil buku. Antusias mereka sungguh luar biasa, hingga buku yang biasanya masih tersisa banyak di rak, seketika langsung habis dan rak menjadi kosong. Kami biarkan mereka membaca buku-buku tersebut dengan senyaman mungkin. Bahkan ada yang membaca di atas got yang sudah tidak ada airnya dan bersih, dikarenakan memang mereka nyamannya seperti itu.

Hal tersebut menjadi evaluasi tersendiri bagi Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd (Kabid Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan), “Mungkin lebih baik bawa 2 mobil pusling ke depannya, agar anak-anak ndak berebutan dan semua jadi kebagian buku”, ujarnya sore kemarin kepada penulis.

Dinas Perpustakaan Pacitan memang baru memiliki 2 armada mobil Pusling, kami berharap kelak bisa mendapatkan tambahan armada mobil pusling agar bisa memaksimalkan pelayanan, mengingat pada kenyataannya minat baca siswa di pelosok desa masih sangat luar biasa. Tahun ini, kami memang lebih terkonsentrasi di daerah yang jauh dari gedung Dinas Perpustakaan Pacitan. Tapi bukan berarti kami mengabaikan sekolah-sekolah dan perpustakaan desa yang berlokasi di wilayah pusat Pacitan kota, karena wilayah pusat kota Pacitan tetap selalu ada dalam daftar penjadwalan layanan Perpustakaan Keliling.

Semoga dengan layanan Perpustakaan Keliling, anak-anak sekolah dan masyarakat umum mendapatkan angin segar dengan bacaan-bacaan yang terbilang masih baru, sehingga kedatangan kami akan selalu ditunggu oleh mereka. Selain mengupdates buku-buku yang ada, program Pusling selalu menerapkan Best Behavior Service (pelayanan yang terbaik yakni bersikap ramah, sopan, menyenangkan, mampu berkomunikasi dengan baik, dan menjadi motivator). Bagaimana, sudahkah Anda mencoba menikmati fasilitas Perpustakaan Keliling kami???

(Penulis : Ryn Surya/ Doc. Pict : Nisha,  Tegar, Fajar, Daimah, S.Pd/Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfopacitan)

Gelar Tari Tradisional Meriahkan Hari Jadi Jawa Timur

Berbagai agenda dipersembahkan Kabupaten Pacitan untuk meriahkan Hari Jadi Ke-73 Tahun Provinsi Jawa Timur. Salah satunya yakni Gelar Tari Tradisional dilaksanakan pagi ini 31/10/18 di Pendopo Kabupaten Pacitan. Puluhan Peserta dari sekolah SMA/SMK dan MA di Kecamatan Pacitan berkesempatan menampilkan tarian terbaiknya di hadapan Bupati Indarato yang didampingi Wabup Yudi Sumbogo.

Berbagai rangkaian telah digelar antaranya Jalan Santai 26/10 dan Upacara Bendera 29/10 yang bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda. Khusus kegiatan hari ini diharap dapat menjadi sarana bagi siswa dan guru pembimbing di sekolah agar mampu memupuk ide serta kreativitas dalam berseni khususnya tari tradisional. “Kami menyambut baik atas adanya atensi agar kegiatan ini diselenggarakan rutin setiap tahun,” kata Sakundoko selaku Ketua Panitia.

Dalam kesempatan tersebut Wabup Yudi Sumbogo mewakili Bupati dalam sambutannya menegaskan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Yakni kebudayaan khususnya tari tradisional harus dijaga keberadaannya. Ia juga menyampaikan agenda Gelar Tari Tradisional menjadi semangat untuk berkreasi dan berkarya, “Terutama bagi adik-adik peserta, jadilah motivasi bagi teman yang lain,” tuturnya.

Turut hadir Sekda Suko Wiyono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum Dan Politik, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan T. Andi Faliandra, Staf Ahli Bupati Bidang Sosial kemasyarakatan Dan Sumber Daya Manusia Sumoro Hadi. Serta turut diundang Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono dan Seluruh Kepala Sekolah Menengah Atas di Pacitan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Ops Zebra 2018 Dimulai Hari Ini

Mengawali pelaksanaan Operasi Zebra yang dilaksanakan selama 2 pekan berturut-turut yakni pada hari ini 30 Oktober hingga 12 November 2018. Kepolisian Resor Pacitan melaksanakan Apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Operasi Zebra 2018 di Lapangan Lanud Pacitan. Giat tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Polda. Termasuk Polda MTB dan Sulteng. “Namun bentuknya giat simpatik. Yakni membantu proses pemulihan pasca bencana serta bergabung dengan satgas tanggap bencana lainnya,” kata Kapolres Pacitan AKBP Setyo K. Heriyatno menjelaskan.

Berdasar data yang dihimpun, angka kecelakaan pada tahun 2017 mengalami penurunan signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya 2016. Dari 2.960 kejadian, berhasil ditekan menjadi 2.097 atau turun 41 persen, angka jumlah korban jiwa turun 67 persen. Sedangkan jumlah pelanggaran justru mengalami peningkatan hingga 200 persen. “Kami tidak bisa menyalahkan, namun kami menekankan pendidikan lalu lintas harus dimulai sejak dini, sehingga pada kesempatan ini pelajar kami libatkan dalam giat agar mereka tahu tujuan, sasaran hingga manfaatnya apa. Jadi semacam sosialisasi juga,” tambahnya.

Disinggung masih adanya pengendara di bawah umur pihaknya mengatakan bahwa akan diproses sama seperti yang lain, yakni berupa teguran dan tilang. Namun pihaknya mengatakan sebelum operasi ini digelar, telah dilaksanakan berbagai kerja sama untuk menggelar sosialisasi. “Secara fisik anak di bawah umur mungkin sudah bisa menjalankan motor, namun secara mental dan emosional belum dapat mengantisipasi keadaan di jalan,” imbuhnya.

Selain mewujudkan keamanan, keselamatan ketertiban, dan kelancaran lalu lintas atau Kamseltibcar lantas yang lebih baik, Operasi tersebut juga dilaksanakan untuk upaya cipta kondisi operasi lalin tahun 2018 dalam rangka pengamanan natal dan tahun baru.

Pada kesempatan itu Sekda Suko Wiyono mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir. Turut diundang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Dinas Perhubungan Wasi Prayitno dan Kepala Sekolah SMA/SMK dan MA Se-Pacitan. (Budi/Anj/Riyanto/DoskominfoPacitan).

Pemuda Maju, Bangsa Hebat

Revolusi mental yang dicanangkan oleh presiden Joko Widodo relevan dalam mewujudkan pemuda yang maju. Ciri pemuda yang maju adalah berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing. Oleh karena itu revolusi mental harus dapat kita jadikan sebagai pemicu untuk mempercepat terwujudnya pemuda yang maju. Dengan mewujudkan pemuda yang maju, berarti kita dapat menjadi bangsa yang hebat, ucap Bupati Indartato ketika membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90 dan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-73 di halaman pendapa kabupaten, Senin (29/10/2018).

Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini mengambil tema Bangun Pemuda Satukan Indonesia. Tema itu diambil atas dasar pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kepeloporan, dan kebangsaan, berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam kerangka Negara Republik Indonesia.

Bupati mengatakan, generasi sekarang berhutang budi kepada para tokoh pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan sumpah pemuda. Sehingga menjadi pelopor kaum muda untuk membangun kesadaran kebangsaan Indonesia, sekaligus komitmen menjaga persatuan dan kesatuan negara. Kebangsaan mereka harus kita teladani untuk membangun bangsa, satukan Indonesia, katanya.

Lebih lanjut ia menegaskan tahun depan merupakan tahun politik. Karena digelarnya pemilihan umum. Untuk itu peran dan tanggung jawab pemuda dalam menyukseskan prosesnya nanti sangat dibutuhkan. Partisipasi aktif pemuda dalam Pemilu 2019 perlu ditingkatkan guna mewujudkan pemilu yang damai, kredibel, dan berkualitas.

Terkait hari jadi provinsi, Indartato menyampaikan diusianya yang lebih dari tujuh dekade itu, Jatim bertekad membangun ekonomi berbasis digital. Agar mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan dengan fokus pada segmen industri UMKM. Semangat dan tekad hari jadi dimaksud, sangat relevan dengan persoalan dan tantangan Jawa Timur kedepan yang tidak ringan, yaitu bonus demografi yang sudah akan terjadi di wilayah ujung timur Pulau Jawa ini pada tahun 2019. Dimana tahun depan jumlah penduduk usia produktif mencapai 69,9 persen, sedangkan nasional baru terjadi pada 2028. (humaspacitan/diskominfopacitan)

Sepeda Nusantara; Galakkan Sadar Olahraga

Bupati Pacitan Indartato mewakili masyarakat Kabupaten Pacitan mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora) yang telah melaksanakan Sepeda Nusantara di Pacitan. Bupati berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali sehingga tujuan utama yakni memasyarakatkan olahraga benar-benar dapat tercapai. “Juga mampu mengangkat sektor wisata kita yang luar biasa,” kata Bupati kepada awak media, disela-sela acara Sepeda Nusantara 2018 hari ini Minggu 28/10/2018.

Besarnya minat warga Pacitan dalam olahraga bersepeda ditandai dengan jumlah peserta mencapai 4000. Bupati menambahkan kegiatan tersebut juga sebagai momentum untuk memperoleh bibit-bibit baru atlet sepeda. “Juga untuk bibit-bibit renang kami yang belum mempunyai sarana dan prasarana,” harapnya.

Mewakil Menpora Imam Nahrowi yang berhalangan hadir, Kepala Biro Humas Dan Hukum Sanusi menyambut baik harapan Bupati tentang sarana dan prasarana untuk atlet renang di Pacitan. Usulan tersebut secepatnya akan Ia sampaikan ke Menpora. Ia menambahkan tujuan umum kegiatan tersebut adalah masyarakat Indonesia diharap tergugah untuk memiliki kesadaran berolahraga. Sehingga memiliki tubuh yang segar dan bugar. Upaya lain yakni supaya olahraga menjadi gaya hidup serta terjalin interaksi antar masyarakat. Sehingga terbangun sikap kebersamaan, toleransi, kesatuan dan persatuan. “Kali ini spesial, karena bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda,” tambah Sanusi. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pacitan Raih Pandu Negeri 2018

Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pacitan mendapatkan apresiasi. Tak hanya dari level lebih atas, tetapi juga dari lembaga-lembaga non pemerintah. Kali ini penghargaan diberikan oleh IIPG (Indonesian Institute for Public Governance), Jum’at (26/10/2018) di hotel Grand Sahid, Jakarta. Suatu kebanggaan dan tantangan tersendiri untuk terus bersemangat meningkatkan kinerja ini. Mari bersama-sama saling mendukung dan menjaga amanah dalam memberikan pelayan yang terbaik utk masyarakat,” kata Bupati Indartato usai menerima penghargaan.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Dewan Penasehat IIPG Prof Dr. Budiono. Selain Wakil Presiden RI periode 2009-2014 itu, hadir pula Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Dr. Soni Sumarsono. Ganjaran kali ini diberikan kepada jajaran pemerintah daerah dengan kinerja dan tata kelola pemerintahan baik.

Penilaian dilakukan terhadap 548 pemerintah daerah meliputi dua kriteria. Yaitu aspek performance (penilaian pertumbuhan ekonomi, pengembangan manusia, serta inovasi), dan aspek governance (tata kelola keuangan, pemerintahan, dan anti korupsi). Dari jumlah itu kemudian dipilih 61 pemerintah daerah sebagai penerima. Salah satunya Kabupaten Pacitan.

Penghargaan itu merupakan wujud apresiasi kepada pemerintah kota berjuluk Paradise of Java ini. Karena telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, menetapkan Perda APBD 2016 dan 2017 tepat waktu, memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus, IPM yang baik, evaluasi AKIP yang relatif tinggi serta pencapaian program terobosan inovatif untuk mencapai visi dan misi Kabupaten. (humaspacitan/diskominfopacitan)

KUNJUNGAN SMKN I PACITAN KE DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM KELAS PRODUKTIF KELAS X UPW (USAHA PERJALANAN PARIWISATA)

Rabu, 24 Oktober 2018, Kelas X UPW SMKN I Pacitan mengadakan kunjungan ke Dinas Perpustakaan Pacitan sebagai salah satu program kelas produktif kelas X UPW (Usaha Perjalanan Pariwisata) dengan didampingi oleh Guru mereka yakni Bapak Rosi Kieswara dan Ibu Eky Suryaningsih.

Sebanyak 24 siswa disambut dengan sangat antusias oleh para staff karyawan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk oleh Kabid Pelayanan dan Koleksi ( Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd), Kasi Layanan & Otomasi (JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd), Kasi Koleksi (Daimah, S. Pd), Sri Suharsih, S. Sos, dan staff karyawan lainnya.

Dalam sambutannya, Joko Wahyudi, S. Sos, M. Pd selaku Kasi Layanan dan Otomasi Dinas Perpustakaan Pacitan menyampaikan ucapan selamat dating dan terima kasih banyak atas kedatangan Siswa-siswi SMKN I Pacitan yang berkunjung ke Perpustakaan Daerah. Beliau juga memberikan beberapa informasi mengenai profil layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk jadwal layanan buka Perpustakaan dan fasilitas yang ada. JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd berharap mereka nantinya akan dating kembali meskipun di luar jam sekolah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Setelah acara sambutan, siswa-siswi tersebut diajak masuk ke ruang koleksi. Kemudian Daimah, S. Pd (Kasi Koleksi Bidang Layanan) memberikan pengarahan kepada mereka mengenai koleksi buku dan motivasi untuk rajin dating ke Perpustakaan Daerah. Beberapa staff Bidang Layanan pun membantu untuk menjelaskan mengenai tata cara meminjam buku koleksi, syarat menjadi anggota Perpustakaan, cara mengisi data pengunjung, dan mengenai updates informasi-informasi Dinas Perpustakaan Pacitan yang dapat mereka dapatkan dari Media Sosial yang telah ada seperti dari Instagram dan Facebook. Selesai pengarahan, mereka diperkenankan untuk membaca buku dan menikmati fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Kepala Bidang Layanan dan Koleksi (Bpk. Edi Sukarni, M.Pd) saat menemui Bpk/Ibu Guru pendamping diruangnnya memberikan informasi mengenai perkembangan perpustakaan terkini.

” Perpustakaan bukan lagi sebagai gudang ilmu, tetapi sebagai sumber (resouce) pengetahuan. Di sekolah perpustakaan hendaknya didayagunakan sebagai sumber materi pembelajaran bagi para siswa dan pendidik. Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat  pinjam dan baca buku (sirkulasi) saja. Tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah tersebut dan juga pengembangan minat baca siswa didik. Kita semua tahu bahwa teknologi sekarang telah berkembang demikian pesatnya bagai sebuah virus yang telah menjangkiti bahkan boleh dibilang telah mewabah pada semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali siswa-siswi didik kita. Kalau kita tidak hati-hati mensikapi ini dan mengambil peran didalamnya, maka kita semua hanya akan menjadi korban-korban teknologi itu sendiri. Nah inilah pentingnya tranformasi perpustakaan. Perpustakaan konvensional yang saat ini sudah ditinggalkan oleh pemustakanya, bahkan pemiliknya sendiri, perlu mendapatkan perhatian serius. Perpustakaan dapat dikembangkan sesuai dengan teknologi kekinian. Sehingga perpustakaan menjadi lebih menarik dan  dapat dijadikan salah satu benteng terhadap pengaruh buruk teknologi terhadap anak-anak siswa didik kita”. Demikian sebagian arahan dari Bpk. Edi Sukarni, M.Pd. Terakhir Bpk. Edi Sukarni, M.Pd kepada Guru Pendamping dari SMKN I Pacitan mengucapkan terimakasih atas kunjungan para siswa dan kedepan dapat dilakukan kerjasama dalam rangka mengembangkan potensi dan jati diri siswa agar berguna bagi nusa dan bangsa.

(Penulis :Ryu Surya/ Pict : Nisha/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan)

Sepatu Kita Masuk Top 25 Inovasi Pelayanan Publik

Inovasi Kabupaten Pacitan dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik kembali mendapat apresiasi. Kali ini Sepatu Kita (Sekolah Dapat Upah, Ketrampilan Tambah) masuk Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada Bupati Indartato di Hotel Sheraton, Surabaya, Senin (22/10/2018).

Indartato mengaku sangat bangga dengan inovasi SMPN 1 Arjosari karena sangat membantu meningkatkan partisipasi anak sekolah. “Dengan inovasi semacam ini anak yang rumahnya jauh dan transportasinya sulit tetap bisa sekolah. Malah bisa mendapatkan tambahan ketrampilan dan penghasilan. Mudah-mudahan penghargaan ini bisa memicu yang lainnya untuk senantiasa berinovasi meningkatkan pelayanan publik”, jelasnya usai menerima penghargaan.

Sepatu Kita merupakan buah inovasi SMP Negeri 1 Arjosari. Didasari dari kondisi para siswa yang menuntut ilmu disana. Dimana mereka yang rumahnya jauh dan terkendala sarana transportasi, kemudian ditampung di asrama sekolah. Selanjutnya, peserta didik tersebut diberi pelatihan budidaya jamur. Hasilnya dijual dan uangnya lantas diberikan sebagai tambahan uang saku.

Ketercapaian program Sepatu Kita sesuai dengan muatan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sosial. Sebagai bentuk sumbangsih SMP Negeri I Arjosari dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Yaitu generasi bangsa siap bersaing dengan kecerdasan yang komprehensif. Selain itu juga produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosial, serta memiliki keterampilan yang unggul. (HumasPacitan/DiskominfoPacitan).

STBM Berkelanjutan, Apresiasi Untuk Upaya Pacitan Terus Bebas ODF

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berkelanjutan untuk Kabupaten Pacitan. Penyerahannya sendiri dilakukan di gedung Kemenkes Jakarta, Kamis (18/10/2018) kepada Bupati Indartato. “Terima kasih kepada semua pihak untuk kerjasamanya. Baik masyarakat maupun OPD (organisasi perangkat daerah). Sehingga Pacitan mendapatkan penghargaan ini,” katanya usai menerima penghargaan.

STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higien maupun sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator. Diantaranya adalah menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku, dan setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

Menurut bupati, ada poin penting penghargaan tersebut untuk kota kelahiran Presiden RI k-6 ini. Selain menjadi bukti kesungguhan dan kerja bersama, raihan tersebut juga menjadi landasan untuk terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Tentunya kita semua ingin agar prestasi yang diraih dapat memberikan semangat, menggugah kesadaran semua pihak untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan lingkungan,” terangnya.

Indartato juga mengingatkan betapa pentingnya sanitasi dan air bersih. Sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga pada ekonomi secara makro. Dampak disektor perekonomian itu terjadi lantaran anggaran untuk hal-hal lain beralih untuk biaya berobat. “Jika masyarakat sehat, pendapatan dapat digunakan untuk membiayai yang lain. Misalnya, pendidikan,” tandas dia. (Humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Jepang Sinau Kearifan Jawa Dalam Wayang Beber

Jizo Ongakudan, organisasi pergerakan budaya dan sosial yang berada di Tokyo Jepang begitu tertarik dengan kesenian Wayang Beber. Melalui Wayang Beber Sakabendino (WBS) mereka menggali informasi wayang beber dan spirit panji atau ideologi orang Jawa yang di nilai tidak terpengaruh monopoli India dengan berideologi Ramayana dan Mahabarata. “Ternyata mereka sangat kagum terhadap sikap orang Jawa dan budaya kita,” kata Abunawas Wicaksono atau Ganjar Ketua WBS sekaligus Dalang Wayang Beber Kontemporer kepada Diskominfo 24/10/2018.

Ketertarikan mereka membawa Ganjar dan sahabatnya Eka Putra untuk datang memenuhi undangan Jizo Ongakudan untuk membahas wayang Beber dan sikap serta karakter masyarakat Jawa. Kepada organisasi dengan ratusan anggota itu Ganjar juga mengenalkan kondisi seni budaya Indonesia, yang beraneka ragam namun dapat bersatu dan berdampingan antar kesenian hingga pemangku kebijakan. “Utamanya lebih pada cara kami dalam berbudaya sehingga kami diterima,” lanjut Ganjar

Di Jepang  seni budaya menjadi sektor vital yang tersudut karena kebijakan pemerintah, berbagai regulasi memaksa masyarakat tidak mampu mengekspresikannya. Itu mengakibatkan seniman jepang memiliki hubungan buruk dengan pemerintah khususnya polisi. “Langsung kami contohkan bagaimana berseni, sehingga masyarakat di sana mengerti bahwa seni itu indah,” imbahnya.

Pada organisasi yang beranggotakan mulai dari dosen hingga profesor itu ganjar juga menjawab berbagai pertanyaan tentang pengalamannya dalam berseni yang mempunyai unsur nilai. Serta cara agar seni dan budaya tetap terjaga, kesenian tidak hanya menghibur tapi dapat diterima dan mempunyai pesan positif yang membangun.

Tindak lanjut Jizo Ongakudan usai kegiatan sepuluh hari itu akan dilanjutkan dengan Workshop selama tiga bulan. Dengan agenda meneruskan pembahasan pergerakan seni budaya serta pertunjukan wayang beber yang ternyata sangat diminati masyarakat Jepang. Rencana yang akan terealisasi tahun depan itu juga dilirik perusahaan fotografi raksasa dunia untuk mengemas kegiatan tersebut menjadi buku berfoto. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Peran PKK Sebagai Pendorong Program Pemerintah

 

Sejak tahun 60an gerakan nasional pembangunan melalui PKK telah berjalan. PKK berperan sebagai motor penggerak. Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Indartato sebagai Penasihat PKK Kabupaten Pacitan. Pihaknya  menegaskan bahwa andil PKK sangat besar karena ibu adalah pilar utama. Untuk menindaklanjuti program besar tersebut 22/10/2018 kemarin PKK Kabupaten Pacitan melaksanakan Rapat Kerja (Raker) Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan 2018 di Gedung Karya Darma.

Luki Indartato Ketua TP PKK Kabupaten Pacitan menjelaskan, bahwa Raker sebagai tindaklanjut dari Rakerprov dan Rakernas. Agenda yang membahas tentang petunjuk teknis penggerak PKK mulai Desa dan Kecamatan tersebut berisi harapan arah gerak PKK agar sesuai peraturan dan tidak menyimpang.

Luki menegaskan Misi besar yang selama ini diusung adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak. “Sebenarnya sudah sangat berkurang. Tetapi kita tetap fokus berupaya maksimal agar semakin baik,” tuturnya.

Raker tersebut dirangkaikan dengan pencanangan dan sosialisasi gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat. Hal yang sama disampaikan Indartato, bahwa masyarakat cerdas diawali dari dalam rumah, sehingga Dasa Wisma dan Dharma Wanita penting adanya.

Luki menambahkan, tugas PKK adalah bersama perangkat daerah untuk membantu program pemerintah. Dalam rangka menyukseskan pokok kualitas hidup masyarakat pendidikan, kesehatan, pendapatan, serta daya saing masyarakat dari pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur.  (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Membuka Tabir Surga Pariwisata Pacitan

Menurut Ghazali, Kabupaten Pacitan mempunyai puluhan potensi pariwisata budaya eksotis dan beraneka ragam yang luar biasa indah. Sebagian dari jumlah itu umumnya belum diketahui oleh wisatawan. “Banyak destinasi wisata berkelas dunia yang akan kami pasarkan,” katanya pada sambutan Opening Jawa Timur Adventure Trip (JAT) Ke-3 tadi malam 22/10/2018 di Pendopo Kabupaten.

Kegiatan JAT yang diselenggarakan 2 tahun sekali tersebut berdampak langsung kepada kunjungan wisata Pacitan. Endang sebagai Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga berkomitmen menyuguhkan kekayaan alam serta budaya sehingga para pengusaha tersebut benar-benar percaya dengan potensi yang dimiliki. “Kini mereka akan melihat langsung potensi terbaik kita,” ucapnya.

Endang melanjutkan, kegiatan ini adalah wujud dari kerja keras pemerintah dalam menggandeng seluruh elemen  khususnya pengusaha. Peluang bertambahnya jumlah wisatawan tahun ini akan dipastikan naik, harapan itu sudah di depan mata.

Berdasar data pada tahun 2017 Pacitan memperoleh satu juta kunjungan wisatawan, baik domestik hingga mancanegara. Mereka umumnya Penikmat keindahan alam, penantang ombak, wisata ekstrim, serta aneka ragam budaya. “Tidak main-main, Gua kami terindah Se-Asia tenggara, ombak kita berkelas dunia,” papar Sekda Suko Wiyono dalam sambutannya mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir.

Menurut Sekda, Tantangan terbesar yang menanti adalah menindaklanjuti kegiatan ini, karena pihaknya sadar akan banyak rombongan yang berkunjung ke Pacitan. Semua aspek harus diperhatikan serta tetap dijaga. Indikator  keberhasilannya adalah angka satu juta pengunjung pada tahun lalu bisa terlewati. “Setelah dua hari kesini, yang bagus silahkan dikabarkan, yang jelek tolong beri tahu saya. Akan kami perbaiki,” pesannya. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

 

Grand Final Pemilihan Duta Wisata Kethuk Kenang Kabupaten Pacitan 2018

 

Minggu, 21 Oktober 2018, bertempat di Pendopo Kabupaten Pacitan, telah diadakan agenda tahunan Pemilihan Duta Wisata Kethuk Kenang 2018. Peserta yang terpilih dari 12 Kecamatan menampilkan seluruh kemampuannya di depan dewan juri. Ajang ini juga sebagai wadah mereka untuk berusaha menjadi yang terbaik dan andil dalam pembangunan, khususnya bidang pariwisata Pacitan.

Kadisparpora (Endang Sujasri) dalam sambutannya menjelaskan, ada beberapa kriteria penilaian untuk menetapkan peserta yang terpilih sebagai Duta Wisata. Di antaranya adalah kecakapan, etika, beauty of make up, catwalk, serta ketepatan dalam menjawab. Dalam ajang ini terdapat 44 peserta, yakni 20 Kethuk dan 24 Kenang.
Peserta yang terpilih adalah peserta terbaik untuk masa periode pengabdian pada kemajuan pariwisata di Pacitan dalam 1 tahun ke depan.

Pihaknya juga menjelaskan sebelum berujung pada Gala Night ini, seluruh peserta Kethuk Kenang telah menjalani proses penilaian bertahap dan pembekalan yang dilaksanakan hampir satu bulan. “Mereka sudah mengikuti beberapa class khusus seperti Beauty Class, beberapa materi juga tentang kebangsaan, pariwisata dan lainnya,” tuturnya. Hal tersebut adalah upaya untuk mendapatkan Kethuk Kenang terbaik.

Wabub Sumbogo dalam acara ini mewakili Bupati Indartato yang tidak dapat hadir, menyampaikan sambutan dari Bupati untuk menjelaskan tentang tugas pokok Kethuk Kenang. Pertama adalah menjadi pelopor warga masyarakat tentang budaya sadar wisata. Kedua sebagai corong pemerintah dalam memberikan informasi kepada khalayak, sehingga terjalin hubungan dan komunikasi yang baik melalui Kethuk Kenang. Selanjutnya adalah Kethuk Kenang sebagai figur pemuda dalam mengembangkan dan memajukan pariwisata di Pacitan.

Dalam sambutannya, Wabub Sumbogo melanjutkan, “Nantinya Kethuk Kenang akan terlibat penuh dalam promosi wisata dan budaya Pacitan di tingkat regional, nasional hingga internasional. Untuk itu Kethuk Kenang yang terpilih harus mempunyai kecakapan komunikasi, bersih, rapi dan luwes. Penekanannya untuk selalu dapat tersenyum sebagai bahasa komunikasi keramahan”, pungkasnya.
(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Daftar Ketuk Kenang Tahun 2018 yang terpilih adalah sebagai berikut :

KETHUK PACITAN                        : AVI VIVILIANA
KENANG PACITAN                        :GUNTORO
KETHUK WAKIL 1                          : RISMA PUTRI CAHYANI
KENANG WAKIL 1                          : ANDHIKA ANANTA PUTRA
KETHUK WAKIL 2                          : LINTANG LASHA FERAMARHEINSHA
KENANG WAKIL 2                          : ARDIANTO EKO P(SMKN2PACITAN)
KETHUK WAKIL 3                          : ANDINI ZOFIA PUTRI WAHYONO
KENANG WAKIL 3                          : ADIKA BAYU SAPUTRA
KETHUK FAVORIT                         : RISTA AJENG RAHMAWATI
KENANG FAVORIT                         : ADIKA BAYU SAPUTRA
KETHUK BUSANA TERBAIK       : RISMA PUTRI CAHYANI
KENANG BUSANA TERBAIK       : ADIKA BAYU SAPUTRA

Bupati Pacitan hadiri peringatan HSN 2018 yang diikuti ribuan Santri

 

Bupati Indartato mengucapkan selamat kepada para santri di Pacitan yang pada hari ini 22/10/2018 melaksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2018 di Alun-alun Kabupaten Pacitan. Ia juga menyampaikan rasa bangga atas partisipasi para santri yang luar biasa, itu ditandai dengan jumlah peserta hingga sepuluh ribu peserta dari duabelas Kecamatan di Pacitan.

Bupati berharap kegiatan itu dapat menciptakan Pacitan lebih baik lagi yakni adem, ayem serta damai. Serta pondok pesantren yang mempunyai andil besar khususnya pada pendidikan keagamaan agar terus berkembang menciptakan Santri-santri berkualitas disemua sendi kehidupan masyarakat.

Di kesempatan Itu Bupati Indartato bersama istri didampingi Sekda Suko Wiyono beserta istri, Asisten Pemerintahan Dan Kerjasama Daerah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pacitan Mahmud sarta Staff Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi Dan keuangan Andi Faliandra. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

 

Brojo Geni; Tontonan Dan Tuntunan

 

 

 

 

 

 

 

 

Bupati Indartato berkesempatan menyaksikan serunya Sepakbola Api atau Brojo Geni Ke-4 dalam Rangka Hari Santri Nasional (HSN) 2018. Kegiatan itu dilaksanakan di Alun-alun Pacitan kemarin Malam 19/10/2018.

Brojo Geni adalah sebuah tradisi populer dilingkungan pondok pesantren yang umumnya berada di Pulau Jawa. Kegiatan itu sangat berbahaya, sebab bola yang digunakan untuk bermain adalah kelapa tua yang direndam dengan minyak tanah lalu dibakar. Muhammad Nurul Huda sebagai Ketua Panitia HSN menuturkan bahwa tidak semua santri dapat bermain sepak bola api. “Mereka sebelumnya harus melakukan riyadhoh dahulu.” Ungkapnya dalam sambutan.

Ia melanjutkan bahwa mulai empat tahun lalu permainan ini dikenalkan pada masyarakat umum, Oleh organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Tujuanya adalah agar masyarakat mengerti makna dari Brojo Geni tersebut. Yaitu bola api diibaratkan sebagai nafsu, sedangakan lapangan seperti dunia dan para pemain ibarat manusia yang menjalani kehidupan di dunia. Maka manusia tentu harus dapat mengendalikan nafsunya yang diibaratkan bola api tersebut agar tidak terbakar.

Huda mengatakan bahwa acara kegiatan Brojo Geni ke 4 pada tahun ini sepesial disuguhkan untuk merayakan HSN. Ia dalam kesempatan itu mengucapakan terimakasih pada Pemerintah Daerah yang telah mendukung dan membantu memberikan dana pada rangkaian HSN, sehingga kegiatan pada tahun ini dapat menjadi semakin semarak.

Muhammad Munaji, Ketua GP Ansor menjelaskan bahwa pertemuan ini adalah sarana untuk meminta barokah dari Alloh. Juga sebagai awal yang baik Nahdhotul Ulama (NU) dan Pemerintah Daerah untuk turut serta untuk membangun Pacitan dan Bangsa. “Mari gunakan kegiatan ini sebagai tontonan dan tuntunan,” tambahnya.

Dalam kesemapatan itu Bupati Indartato didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Asisten Administrasi Umum Sakundoko, serta Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat Daerah Mahmud. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Grindulu Festival ke – 2 Tahun 2018

Demi kepentingan bersama Wabup Yudi Sumbogo menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Pacitan agar tidak membuang sampah sembarangan termasuk di sungai. Sudah semestinya manusia senantiasa menjaga alam di sekitar. Itu disampaikan saat menghadiri Grindulu Festival Ke-2 Tahun 2018 yang digelar Desa Pagutan Kecamatan Arjosari hari ini 21/10/2018.

Pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut. Dimana ratusan warga masyarakat bersama-sama membersihkan sungai dari sampah yang terbawa arus. “kerja bakti masal ini luar biasa,” kata Wabup yang pada saat itu ikut serta mengumpulkan sampah.

Ke depan Ia berencana untuk menyelenggarakan kegiatan semacam ini di seluruh tempat di Kabupaten Pacitan. Agar alam bersih, aman dan nyaman sehingga terhidar dari bahaya yang ditimbulkan. Selain itu Ia berharap kegiatan tersebut menjadi media edukasi bagi seluruh masyarakat, agar tumbuh kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. “mata rantai harus segera dipotong, agar anak cucu tidak mencontohnya,” tambahnya.

Triyono Ketua Forum Seni Budaya Pacitan (FSBP) mengatakan Grindulu Festival adalah upaya pelestarian lingkungan hidup dengan menggunakan pendekatan seni budaya. Ia mengaharap selain tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan juga terjadi kerjasama nyata antar pihak untuk bersama menjaga alam. Kegiatan tersebut diikuti Forkopimcam, Pelajar, Santri dan warga masyarakat. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bermunajat, Berharap Keselamatan Bangsa

Hari ini pelataran pendapa Kabupaten Pacitan memutih dengan kehadiran masyarakat dari berbagai elemen. Mereka datang, mereka bermunajat untuk keselamatan bangsa ini dengan cara beristighosah, Jum’at (19/10/2018). Puja puji dipanjatkan kepada Sang Pencipta Alam sambil berharap segala cobaan berubah menjadi rahmat. “Rasa syukur kita ikrarkan dengan bermunajat untuk keselamatan,” ujar Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Mahmud.

Harapan itu disematkan dalam doa mengingat akhir-akhir ini bencana alam kerap melanda. Terakhir adalah gempa bumi yang diikuti gelombang tsunami melanda Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah. Selain itu, tidak lama lagi akan digelar pemilihan umum.

Bupati Indartato mengatakan istighosah menjadi salah satu cara yang dilakukan umat Islam, khususnya di Kabupaten Pacitan meminta kepada Allah SWT agar dijauhkan dari mara bahaya. Terlebih Pacitan secara geografis berada dibibir Samudera Indonesia, tempat lempeng Indo-Australia berada yang acap kali bergerak dan menimbulkan gempa bumi. “Selain untuk meningkatkan iman dan taqwa, istighosah dilakukan untuk meminta tolong kepada Allah SWT dengan memberikan keberkahan dan kasih sayang. Sehingga terhindar dari mara bahaya maupun bencana,” kata dia.

Pada istighosah kali ini juga dilakukan pentasyarufan secara simbolis untuk anak yatim/piatu, guru ngaji, dan fakir miskin dari Baznas. Jumlah penerima sebanyak 250 orang. (Humas/DiskominfoPacitan).

Da’I Muda Harus Pahami Tantangan Zaman

Mencetak Da’i Muda yang mempunyai pemahaman pengetahuan keagamaan, teknologi dan wawasan kebangsaan untuk menghadapi tantangan zaman adalah tujuan dan harapan bagi pemerintah. Salah satu untuk mencapai tujuan tersebut dengan menyelenggarakan berbagai kegiataan positif seperti Festival Da’I Muda. “Jadikanlah kegiatan ini sebagai modal kalian ditengah-tengah masyarakat,” kata Wabup Yudi Sumbogo dalam sambutanya pada malam Grand Final Festival Da’I Muda Kabupaten Pacitan Tahun 2018. kemarin malam 18/10.

Sebanyak delapan finalis putra dan putri menampilkan performa terbaiknya di Gedung Olahraga Gazibu Pacitan. Pemuda Untuk Pacitan (Petupa) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan serta Pondok Pesantren sebagai pelaku pendidikan religius juga mendapat apresiasi dari Wabub. “Petupa hebat, langsung aksi mengedepankan kearifan yang inovatif serta partner pembangunan pemerintah, tetap lanjutkan aksi kalian,” tuturnya.

Harapan agar acara yang sama bisa berlangsung setiap tahun, juga disampaikan Prasetyo Aji Ketua Petupa. Organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dan mahasiswa tersebut bersukur pemerintah telah mengapresiasi kegiatan tersebut. “Semoga kegiatan ini dapat terus digelar setiap tahun,” harap Dia.

Endang Sujarsri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga juga mengatakan bahwa agenda tersebut adalah kegiatan yang positif, yakni salah saatunya sebagai penangkal dampak negatif arus globalisasi yang terus mengancam generasi muda. Pihaknya bersyukur bahwa pemuda pacitan masih sangat antusias dengan kegiatan seperti ini. Itu ditandai dengan jumplah peserta yang hampir mencapai 60 peserta. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Daftar Pemenang Festival Da’I Muda Tahun 2018

Da’i Putra:

  1. Muhammad Zul Fadli       Pondok Tremas
  2. Muhammad Abas Bin      Pondok Al-Istiqomah
  3. Hadzan Ramadhani          Pondok Wates
  4. Aditya Kurniawan             Pondok Al-Anwar

 

Da’i Putri:

  1. Ottaria Intan                    Pondok Wates
  2. Haffsah Arinda                MAN Pacitan
  3. Kendayati                         Pondok Al-Istiqomah
  4. Umi Syafaatun                Pondok Al-Istiqomah.

Basmi Buang Air Sembarangan, Pacitan Raih Penghargaan STBM

Pacitan – Pemkab Pacitan serius membudayakan pola hidup sehat. Itu diawali sejumlah terobosan. Di antaranya gerakan cuci tangan dengan sabun dan larangan buang air besar sembarangan. Gerakan itu bahkan sudah menjangkau 171 desa yang ada.

Karena sukses itu pemerintah pusat mengganjar daerah berjuluk Kota 1001 Gua. Anugerah tersebut bernama “Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan”. Serah terima berlangsung di Jakarta, Kamis (18/10/2018) siang.

“Atas dukungan semua pihak serta partisipasi aktif masyarakat semua, maka kita dapat meraih penghargaan ini. Jadi ini adalah untuk masyarakat Pacitan,” kata Bupati Indartato usai menerima penghargaan.

Bupati mengharapkan semangat hidup sehat terus dikembangkan. Pasalnya, kesehatan merupakan modal dasar terwujudnya masyarakat sejahtera. Apalagi seiring kepadatan penduduk dan laju pembangunan, sanitasi yang baik adalah sebuah keniscayaan.

“Salah satu aspek terpenting lainnya adalah pengelolaan sampah secara benar. Dimulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik,” papar Pak In.

Kepala Dinas Kesehatan dr Eko Budiono menambahkan Program ODF (Open Dafication Free) sudah lama dilakukan. Hal itu kemudian diikuti kampanye menyeluruh hingga ke tingkat desa. Verifikasi pun sudah dilakukan hingga tingkat provinsi dan nasional pad tahun 2014.

“Hasilnya kita dinyatakan menjadi daerah pertama di Indonesia yang berhasil melaksanakan ODF di seluruh desa,” imbuh Eko.

Menurutnya, program prioritas yang diusung pemerintah daerah bermuara pada perubahan perilaku bersih. Selanjutnya pihak pemkab akan lebih fokus membudayakan 5 pilar. Sasarannya semua rumah tangga di 12 wilayah kecamatan.

Kelima pilar tersebut adalah ODF, gerakan cuci tangan dengan sabun, dan ketersediaan pangan serta air bersih. Sedangkan 2 pilar lain adalah penanganan sampah dan pengolahan limbah cair.

“Komitmen Bapak Bupati luar biasa. Ini harus kita sambut positif. Ayo bersih dan sehat mulai dari diri sendiri,” ajaknya. (PS/RSP/Diskominfo)

No One Left Behind

Sebagai upaya mewadahi segala aspirasi dalam proses pembangunan yang terangkum pada kegiatan Musrenbang, Pemerintah menilai beberapa kelompok masyarakat seperti perempuan, anak,  kelompok masyarakat rentan, penyandaang disabilitas dan kaum termarginalkan belum optimal dalam berpartisipasi memberikan perencanaan pembangunan.

Dari data yang dihimpun Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Pacitan pada tahun 2017 berpenduduk sebesar 583.857 jiwa. Diantaranya sebanyak 49,78 persen atau 290.617 adalah perempuan, 24.64 persen atau 143.869 adalah anak-anak dibawah 18 tahun. Dan 14,07 persen atau 82.155 adalah kelompok rentan atau keluarga fakir miskin, orang atau anak difabel, perempuan rawan sosial ekonomi, lansia terlantar dan lain-lain. “Dimana mereka mempunyai kesempatan dan hak yang sama dengan yang lain pada proses pembangunan,” kata Wabup Yudi Sumbogo dalam sambutan Lokakarya Konsultasi Publik Rancangan Peraturuan Bupati Tentang Musrenbang Inklusi hari ini 18/10/2018 di Gedung Karya Darma.

Wabup juga mengatakan bahwa ini adalah wujud perhatian pemerintah terhadap hak asasi manusia dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat.  Juga sebagai implementasi peraturan presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), bahwa pelaksanaan pembangunan harus inklusif. yaitu semua pihak dapat mendukung, berperan, berkontribusi, berpartisipasi dan tidak ada yang tertinggal serta terabaikan. “Pacitan Setara, yakni Pacitan Semua, Pacitan Bersama, Pacitan Sejahtera,” tambahnya.

Selanjutnya Ia juga berharap dengan tersusunnya peraturan tersebut maka dapat menjawab permasalahan kesenjangan pembangunan. Khususnya kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan kesenjangan antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi rill saat perencanaan di buat.

Heru Wiwoho sebagai kepala Bappeda juga mengatakan bahwa kaum marginal sudah saatnya mendapatkan tempat yang sama seperti yang lain. Oleh karena itu pihaknya berharap rancangan peraturan ini akan segera selesai sehingga dapat disahkan.

Ratna Fitriani sebagai Meneger Kesetaraan Gender Dan Inklusi Sosial (GESI) mengatakan, pada hari ini kegiatan telah sampai pada upaya memfinalkan proses Musrenbang di tingkat Kecamatan. Dimana terjadi dua pendapat untuk pelaksanaan Musrenbang, dilaksanakan mandiri atau terintegrasi pada Musrenbang reguler.

Acara tersebut bekerjasama dengan Kompak (Kolaborasi Masyarakat Dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Turut diundang Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato, Ketua Darmawanita Persatuan Bety Suko Wiyono, Kepala Perangkat Daerah terkait, Camat, Ketua Forum Kepala Desa, Manager Kesetaraan Gender dan inklusi Social (GESI) Ratna Fitriani, Tim Kompak Jawa Timur, Sabda Yogyakarta serta Perwakilan Perguruan Tinggi. Civil Society Orgaziziation (CSO), Organisasi Perempuaan, Organisasi Disabilitas, organisasi Anak dan Paguyuban Sosial Kemasyarakatan. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pilkades Watukarung; Tahab Pemeriksaan Saksi

Panitia Pilkades serentak Kabupaten, Sakundoko bersyukur dan bangga kepada kedua Calon Kepala Desa serta pendukungnya, usai kegiatan pelaksanaan pemeriksaan atas tindaklanjut gugatan Pilkades Desa Watukarung yang dilaksanakan serentak bersama 32 Desa lain pada 07/10/2018 kemarin. Kegiatan ini adalah upaya mendengarkan paparan para saksi pada proses penghitungan suara yang dinilai terdapat kecurangan oleh Calon Nomor Urut Satu atas Nama Darmadi. “Kami sangat bangga atas kedewasaan mereka,” katanya kemarin ini 17/10/2018 di Ruang RKP Kabupaten.

Ditanya mengenai hasil sementara kegitan hari ini Sakundoko mengaku belum berani mengambil kesimpulan. Rapat tertutup yang usai petang tersebut pihaknya bersama tim 11 akan langsung melaksanakan pengkajian pemeriksaan oleh para saksi, jika dianggap cukup oleh anggota tim maka hasilnya akan disampaikan kepada Bupati. Yang pasti panitia Kabupaten tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Harus sesuai dengan peraturan dan Ia tidak ingin sengketa tersebut berlarut-larut. “Sekarang ini kita langsung menggelar rapat bersama tim 11, harus cepat,” tambahnya.

Panitia juga berharap masalah ini segara terselesaikan dan berakhir dengan keputusan yang baik untuk kedua belah pihak. Sehingga keputusan siapa Kepala Desa Watukarung yang terpilih. Ia kembali mengatakan bahwa masing-masing dari tim 11 mempunyai pandangan sendiri-sendiri dalam menilai masalah tersebut maka rangkaian rapat akan terus dilaksanakan hingga menemukan titik temu. “Adapun jika harus foting maka akan kami lakukan,” imbuhnya.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Soginem : Selamat Ulang Tahun Pak Suko

Kejutan mewarnai pemberian bantuan untuk warga kurang mampu dan santunan BPJS di Desa Bomo, Kecamatan Punung. Karena bertepatan dengan ulang tahun Sekretaris Daerah Suko Wiyono, Rabu (17/10/2018). Soginem, salah satu penerima bantuan di Dusun Koro mengenakan kaus bertuliskan Selamat Ulang Tahun Pak Suko, plus tulisan I Love You menggunakan simbol hati. “Kita ingin selalu dekat dengan masyarakat,” ujar Bupati Indartato kepada warga setempat.

Menurut bupati, pemerintah ada karena masyarakat, dan untuk melayani masyarakat. Karenanya jajaran Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pacitan berupaya memenuhi kewajiban tersebut. Meski diakui bupati belum semua dapat dilayani dan diakomodir secara layak. Permasalahannya karena keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Indartato lantas menganalogikan Pacitan sebagai sebuah keluarga yang memiliki tiga orang anak. Dimana pada satu waktu memiliki permintaan berbeda. “Yang satu minta HP, satu bayar uang sekolah, dan satu minta dibelikan sepeda. Padahal uangnya hanya cukup untuk beli sepeda,” kata dia.

Namun suami dari Luki Tribaskorowati itu kembali menegaskan jika tugas pemerintah memang menyejahterakan masyarakat. Dengan berbagai program pembangunan, baik fisik maupun non fisik.

Selain memberikan bantuan untuk Soginem, pada kesempatan itu pula diserahkan santunan kematian dan jaminan hari tua dari BPJS senilai lebih dari Rp 25 juta. Penerima adalah ahli waris dari almarhum Tusino, yang merupakan Kepala Dusun Salam. (Humas/DiskominfoPacitan)

 

TMMD Tingkatkan Percaya Diri Masyarakat Kelola Potensi Desa

Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tidak hanya ditujukan mendorong percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Tetapi juga untuk meningkatkan percaya diri masyarakat dalam mengelola potensi yang dimiliki. “TMMD bukan semata-mata membangun sarana fisik bagi masyarakat desa. Melainkan juga menumbuhkan semangat percaya dari masyarakat, agar mampu mengelola potensi yang dimiliki serta kesiapsiagaan, menghadapi setiap ancaman dan tantangan yang sedang atau akan dihadapi,” kata Bupati Indartato ketika membacakan sambutan Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada pembukaan pelaksanaan TMMD ke-103 tahun anggaran 2018 di Desa Kalipelus, Kebonagung, Senin (15/10/2018).

Program yang dulu dikenal dengan nama ABRI Masuk Desa (AMD) tersebut merupakan salah satu program lintas sektoral Baik dari kementerian, lembaga pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat.

Dengan lokasi sasaran daerah terpencil, terisolasi maupun terpinggirkan. Sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan percepatan pembangunan melalui pertumbuhan didaerah, meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan kemiskinan, serta menempatkan desa sebagai subjek pembangunan. “Dimana desa dapat meringankan sendiri, melaksanakan sendiri, dan memberdayakan masyarakat sendiri. Upaya pemerintah dalam mewujudkan program Nawacita yang salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran, dengan cara memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI,” ujar Bupati.

Selain pembangunan fisik TMMD juga menyasar kegiatan kemasyarakatan lainnya. Tetapi tidak semua berada dilokasi kegiatan. Seperti penyuluhan hukum, program Jalan Lintas Menuju Mandiri Sejahtera (Jalin Matra), paket pelatihan berbasis masyarakat, serta pelayanan kesehatan terpadu. Dari pemerintah provinsi sendiri pemberian dukungan diwujudkan dalam bentuk bantuan keuangan, pelayanan KB gratis, maupun obgyn bed.

Hal senada juga disampaikan Komandan Korem 081 Dhirotsaha Jaya Kolonel (Inf) Masduki. Menurutnya, TMMD merupakan program salah satu operasi bakti TNI bersama Polri dan pemerintah daerah maupun komponen masyarakat. Muaranya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Melalui melalui pembangunan jalan, renovasi rumah tidak layak huni, pemasangan gorong-gorong, renovasi masjid, dan lain-lain,” jelasnya.

Kegiatan sosial bertema TNI Manunggal Membangun Desa Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Dan Demokratis itu akan berlangsung selama 30 hari. Mulai tanggal 15 Oktober-13November 2018. Melibatkan sebanyak 150 orang personil TNI, Polri, dan unsur masyarakat. (Humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Buku Kedua; Dukung Kethek Ogleng Icon Pacitan

“Usai bertemu Bapak (Bupati) kami semakin bersemangat,”

Agoes Hendriyanto bersama dua sahabatnya getol memperjuangkan seni Kethek Ogleng menjadi icon Kabupaten Pacitan. Salah satu upayanya yakni menyusun buku kedua berjudul “Kethek Ogleng Kesenian Monumental Asli Tanah Pacitan” Yang usai dikerjakan bulan ini. “kami bekerja selama dua bulan,” ucapnya kepada Diskominfo (13/10/2018).

Sebelumnya Agoes mendukung penulisan buku pertama yang berjudul “Seni Kethek Ogleng Pacitan Warisan Leluhur Dan Segenap Dimensinya” Yang di susun oleh Sukisno.

Buku setebal 151 halaman itu mengulas tentang kisah cinta Dewi Sekartaji dan Panji Asmoro Bangun yang tidak mendapat restu dari kedua orang tua. “Itulah inti cerita dalam kesenian Kethek Ogleng yang perlu diketahui masyarakat, karena didalamanya banyak  makna yang dapat diambil,” papar Agoes yang menyelesaika Jenjang Master di Universitas Sebelas Maret mengatakan.

Kesenian asli Desa Tokawi lahir tatkala Sutiman dihampiri kera berwarna putih yang menari-nari dihadapanya hingga Ia terhibur. Melihat itu Sutiman berfikir alangkah bahagianya jika Ia dapat menari seperti kera putih tersebut untuk menghibur orang lain.

Terbitnya buku kedua adalah harapan bagi Agoes dan seluruh pelaku Kehek Ogleng termasuk Sutiman yang kini masih hidup untuk menyaksikan kesenian itu benar-benar menjadi icon kebudayaan di Pacitan di tahun 2020. Terlebih pada 09/10 kemarin Bupati secara terbuka mendukung perjuanganya. “Separo yang kami tempuh hingga Kethek Ogleng paten menjadi milik kami masyarakat Pacitan,” tambahnya.

Selain Pacitan, Kabupaten lain juga getol mendaftarkan kesenian ini. Juga, beberapa kota tampak menampilkan Kethek Oglengnya dengan ciri khas masing-masing. Namun Agoes memastikan melalui Sutiman lah cikal bakal Kethek Ogleng. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Berkah Abadi Desa Wonogondo Delapan Besar

Wakil Bupati Yudi Sumbogo berharap BUMDes Berkah Abadi Desa Wonogondo Kecamatan Kebondagung dapat menjadi yang terbaik untuk mewakili Jawa Timur di tingkat Nasional. Itu disampaikan Wabup Sumbogo dalam sambutanya mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir dalam Penilaian Lapang Lomba Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Wonogondo hari ini (12/10/18).

Wabup juga mengaprisiasi kepada BUMDes Berkah Abadi yang telah memberikaan kepedulianya kepada korban bencana alam dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Kebonangung dan khususnya di Desa Wonogondo. “Utamanya dalam mengurangi tingkat penganguran,” kata Wabup menyampaikan.

Didirikan pada tahun 2009 berdasar Perda Nomor 07 Tahun 2008, pada perkembanganya Berkah Abadi mempunyai beberapa badan usaha aktif, yakni usaha air minum dalam kemasan, simpan pinjam, sablon digital dan pembayaran listrik online. Badan Usaha Desa tersebut telah Melibatkan tigapuluh satu karyawan. “Kami juga terus berinovasi, salah satunya kami membuka trek off-road,” papar Budi Setiyadi Ketua BUMDes Berkah Abadi Kepada Diskominfo.

Penilaian lapang di BUMDes  Berkah Abadi merupakan tahap ketiga yang dilaksanakan untuk mendapatkan enam besar tingkat Provinsi. Pada tahap tersebut terdapat lima aspek yang diutamakan, mulai dari regulasi, keuangan, dampak, kemitraan, pembinaan serta pengawasan. Selain itu penilaian lapang juga digunakan untuk melihat  langsung apakah berdampak pada peningkatan perekonomian di masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Kegiatan ini adalah pembinaan kepada kami, juga BUMDes terkait. selanjutnya menjadi treatment untuk para pemangku kebijakan,” tutur Nurul Muntasiroh Ketua Tim Penilai menjabarkan.

Kepada Pemerintah Desa Wonogondo Wabup berpesan agar melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik mungkin, sehingga kedepan mampu memberikan motivasi dan inovasi bagi BUMDes yang lain di wilayah Kabupaten Pacitan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Panitia Kabupaten Jalankan Tugas Sesuai Regulasi

“Pemerintah Daerah (Panitia Kabupaten) tidak punya kepentingan apapun kecuali menyelesaikan masalah sengketa hasil pemilihan suara. Memutuskan masalah tersebut sesuai mekanisme yang berlaku yakni Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017,” disampaikan oleh Kepala Bagian Pemerintahan Dan Kerjasama, serta Wakil Ketua Panitia Pilkades Serentak 2018 Putatmo Sukandar kepada Calon Kepala Desa Nomor Urut Dua Wiwit Pheni beserta puluhan pendukungnya hari ini (11/10/2018) di Gedung Karya Darma.

Putatmo meneruskan, segala laporan akan dicermati dari bukti dan saksi. Sedangkan indikasi-indikasi yang dilaporkan dari calon urut satu tetap akan dilihat dan ditindaklanjuti. Jika memenuhi sarat panitia harus melaksanakan penghitungan ulang maka akan dilaksanakan. “Yang pasti kami fear, berpihak pada kebenaran. Karena jabatan kami sebagai taruhanya,” kata Putatmo berkomitmen.

Wiwit Pheni sengaja menemui Panitia Kabupaten untuk mempertanyakan penundaan Surat Keputusan (SK) penetapan sebagai Kepala Desa Watukarung yang Ia terima. Wiwit juga meminta kejelasan terkait dugaan sengketa atas aduan dari calon urut satu Darmadi yang hanya selisih satu suara tersebut. Yakni Darmadi mendapat 552 suara dan Wiwit Pheni memperoleh 553 suara. Sedangkan 18 suara dinyatakan rusak.

Dalam kesempatan itu Wiwit menyatakan harapanya agar proses yang dilaksanakan panitia dalam mengkaji aduan dari calon nomor urut satu dan segera dicari solusi berdasar regulasi yang berlaku. “Sebagai calon kepala desa terpilih untuk segera mendapatkan SK penetapan Kapala Desa terpilih Desa Watukarung,” ungkap Wiwit kepada Diskominfo.

Menanggapi pertanyaan itu Sakundoko sebagai Ketua Panitia Pilkades Serentak 2018 memaparkan, bahwa pihaknya kini telah sampai pada tahap pembuatan panitia kecil dari seluruh komponen yang terlibat. Pihaknya mengatakan untuk tahap awal adalah memeriksa kelengkapan adminstrasi berupa dokumen-dokumen dalam rangka memvalidasi aduan yang yang disampaikan oleh calon nomor urut satu. “Sedangkan penundaan SK, panitia melakukan penundaan karena adanya usulan dari panitia Desa Watukarung,” ucapnya.

Pihaknya juga meminta kepada seluruh calon dan pendukungnya untuk mempercayakan seluruhnya kepada Panitia Kabupaten dalam memberikan kajian dan masukan yang akan disampaikan ke Bupati. Kerena semua laporan nanti pasti sesuai dengan aturan yang berlaku. “Jujur kami tidak berani jika keluar dari aturan,” imbuhnya serius.

Dalam kesempatan itu Sakundoko kembali mengingatkan kepada masyarakat desa watukarung agar tetap menjaga keamanan. Mengingat situasi yang terjadi paska Pilkades belum stabil. “Warga Desa Watukarung kan semua saudara, terus jaga dan pertahankan keamanan,” tambahnya menghimbau.

Dalam kesempatan itu turut hadir mengikuti kegiatan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan, Rakyat Mahmud, Kabag Hukum Kukuh Sutiyarto, Kepala Satpol PP Widy Sumardji, Camat Pringkuku Daryono dan Kapolsek Pringkuku AKP. Wahyudi. (Budi/Anj/Riyaanto/DiskominfoPacitan).

Do’akan Korban Bencana Dan Mohon Keselamatan

Ket Foto; Anggota Persit menitikan air mata saat melaksanakan istighosah

Bertujuan mendo’akan para korban bencana yang akhir-akhir ini datang silih berganti khususnya di Donggala Palu. Serta memohon agar Pacitan dapat terhindar dari berbagai macam bencana, Kodim 0801 bersama Pemerintah Kabupaten Pacitan, Polres, Departemen Agama menggelar do’a bersama di Masjid Agung Darul Falah pagi ini 10/10/2018.

Hadir Bupati Indartato didampingi Wabup Yudi Sumbogo, dan seluruh pejabat lingkup Pemkap. Kegiatan itu melibatkan ratusan pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Kecamatan Pacitan. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

 

Sosialisasikan Perbup Nomor 70 Tahun 2018

Pemerintah berupaya menyukseskan Sensus Barang Milik Daerah, yang akan dilaksakan pertengahan Oktober nanti. Badan Pengelola Kas Asli Daerah (BPKAD) menggelar Sosialisasi Peraturan Bupati Pacitan Nomor 70 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah, Di Gedung Karya Darma hari ini 10/10/2018.

Agenda lima tahunan ini bertujuan, data pada barang yang dimiliki tertib serta akurat dan bisa dipertangungjawabkan serta Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP kembali diraih Pacitan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kita ingin kerja jadi mudah dan tanpa kesalahan,” kata Kepala BPKAD Heru Sukrisno menyampaikan.

Bupati yang berkesempatan hadir menyampaikan bahwa pemerintah harus mengelola laporan keuangaan daerah, karena itu adalah uang publik atau uang rakyat. Pengelola keuangan Negara yang sehat untuk Indonesia yang kuat. “Pengelola keuangan pacitan yang sehat tentu untuk masyarakaat Pacitan yang kuat,” tutur Bupati.

Ia juga menjelaskan tentang capaian pemerintah dalam tiga indikator, yakni pengelolaan APBD untuk pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatnya kesejahteraan rakyat sesuai dengan visi dan misi. “Sementara pertumbuhan ekonomi naik 5,7%, mengurangi tingkat pengangguran yakni sekarang dibawah 1% serta tingkat kemiskinan yang masih diangka 15%. Jadi harus bisa dilihat,” paparnya.

Penerapan kerja yang baik menjadi penentu pada hasil yang akan diperoleh. Menyiapkan perencanaan yang matang serta penguasan terhadap segala peraturan adalah satu landasan yang wajib. “Hasil aset harus benar supaya WTP. Mari bekerja untuk rakyat semoga apa yang kita kerjakan dapat diterima rakyat,” pungkasnya mengingatkan.

Kegiatan tersebut mengundang seluruh Kepala dan Pengurus Barang Perangakat Daerah, Instansi dan Kecamatan di Kabupaten Pacitan. (Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfopacitan).

 

Temu Kangen Bupati dan Minta Penghitungan Ulang

“Untuk semua yang terkait, mari kita selesikan masalah ini dengan arif dan bijaksana,” tutur Bupati Indarato.

Tim sukses Calon Kepala Desa Nomor Urut 1 atas nama Darmadi dari Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku mengadu kepada Bupati Indartato hari ini 09/10/2018. Terkait dugaan kecurangan Pilihan Kepala Desa 2018 yang dilaksanakan secara serentak Minggu 07/10/2018.

Beberapa poin disampaikan oleh tim sukses terkait kecurangan saat penghitungan suara, sehingga calon yang mereka usung kalah dengan selisih satu suara. Dimana calon nomor urut satu, Darmadi memperoleh sebanyak 552 suara. Sedangkan calon nomor urut dua atas nama Wiwit Pheni mendapat 1 suara lebih banyak yakni 553. Dan surat suara rusak berjumplah 18. “Kami memohon keadilan kepada Bapak Bupati, agar dilakukan penghitungan ulang,” kata Riki.

Kepada 50 anggota tim sukses yang mengadu, Bupati Indartato mengatakan bahwa sesuai Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017. Maka segala bentuk sengketa hasil suara akan diselesaikan selambat-lambatnya 30 hari dari waktu pencoblosan. Panitia Kabupaten akan menerima seluruh aduan yang diserahkan dan segera ditindaklanjuti.

Masa waktu 30 hari tersebut tidak untuk mengulur-ulur, namun panitia akan melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait lebih dahulu. Di dalamnya akan mempelajari, mencermati dan memahami kondisi yang terjadi berdasar laporan terebut. “Setelah itu panitia akan melakukan penelitian dan pengkajian,” papar Bupati menjelaskan mekanismenya.

Bupati juga meminta kepada masyarakat agar bersabar dan percaya pada pemerintah. Juga tetap menjaga keamanan dan ketertiban. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak memihak kepada siapapun calon, karena dalam keadaan ini pihaknya di tengah-tengah, “Karena saya ingin dipercaya rakyat,” imbuhnya berprinsip.

Dalam kesempatan itu turut hadir Sekretaris Daerah Suko Wiyono, Staf Ahli Pemerintahan Tri Mudjiharto, Asisten Administrasi Umum dan Ketua Panitia Kabupaten Pilkades 2018 Sakundoko, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud, Kabag Pemerintahan Dan Kerjasama Putatmo Sukandar, Kabag Hukum Kukuh Sutiyarto, Kepala Satpol PP Widy Sumardji, Camat Pringkuku Daryono dan Kapolsek Pringkuku AKP. Wahyudi. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Diskusi Perihal Pendangkalan Grindulu

Pemerintah menyambut baik atas usulan yang disampaikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) atas pendangakalan Sungai Grindulu dan anak sungai, wilayah normalisasi terutama beberapa desa di Kecamatan Arjosari disebabkan musim penghujan telah di ambang pintu. Forum Diskusi dilaksanakan di Ruang Krida Pembangunan 08/10/2018, dalam kesempatan tersebut Wabup menyampaikan bahwa penanganan untuk normalisasi menjadi agenda rutin Pemerintah. Namun demikian Pemerintah Kabupaten tidak dapat bekerja sendiri, karena berkaitan masalah kewenangan. “Upaya yang ditempuh adalah berkoordinasi dengan instansi vertikal seperti Balai Besar Bengawan Solo, Das Bengawan Solo secara Inten,” paparnya gamblang mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir.

Masalah sedimentasi menjadi agenda utama pemerintah yang sudah disampaikan kepada Dirjen dan Kementrian, selanjutnya dari laporan tersebut akan dilakukan langkah penyusunan dan ditentukan mana yang menjadi proritas. Sementara pemerintah juga melakukan konsentrasi terhadap pembangunan Waduk Tukul yang berada di Desa Karang Gede Arjosari yang mengalami keterlambatan pengerjaan. Proyek Waduk Tukul dan longsor di Kali Telu salah satu penyebab pendangakalan dan banjir walaupun bukan yang utama.

“Namun demikian langkah lain telah ditempuh dan menjadi prioritas, ditahun ini telah di anggarkan Detail Engineering Design. Fisiknya berupa proteksi tebing dan sebagainya namun tidak sekaligus, yang diutamakan yang bersingungan langsung dengan aset masyarakat dan pelayanan umun,” kata Budiyanto Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang menjelaskan kepada 30 perwakilan anggota PMII.

Upaya untuk melakukan penghijauan sebagai langkah untuk mengurangi pendangkalan juga gencar dilakukan oleh Wardoyo. Sebagai kepala UPT Pengelolaan Hutan Wilayah I Pacitan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang juga diundang dalam acara tersebut menjelaskan, pihaknya setiap tahun telah melakukan penanaman puluhan ribu pohon kayu dan buah serta resapan melalui anggaran pusat seperti BP Das Solo.

Diakhir pertemuan dengan anggota PMII Wabup mengucapkan trimakasih dan apresiasi karena telah memberikan sumbangsih pemikiran untuk pemerintah. Pihaknya berharap akan terjalin banyak diskusi-diskusi untuk kamajuan Pacitan.

Dalam kesempatan itu Wabup Yudi Sumbogo didampingi Staf Ahli Bupati Pacitan Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Tri Mudjiharto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Joni Maryono, Kepala Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Sekretariat Daerah Kabupaten Pacitan Putatmo Sukandar dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan Edy Yunan Ahmadi. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Tanggap, Tangkas, Tangguh dan Pahami Gempa Disertai Tsunami

Waspada terhadap ancaman bencana menjadi kwajiban mutlak untuk manusia, karena kehidupan bersinggungan langsung dengan alam. Termasuk goncangan gempa dan gelombang tsunami yang bisa datang kapanpun dan selalu menyisakan ironi. Korban jiwa, kerugian materiil bahkan trauma mendalam. Tsunami atau perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan air laut secara vertikal dengan tiba-tiba, menjadi momok dibanyak negara dunia termasuk Indonesia yang berada pada zona cincin api (ring of fire).

Gelombang tsunami umumnya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya gempa bumi yang disebabkan pergerakan lempeng dan aktifitas sesar serta terjadinya runtuhan atau letusan gunung api di dasar laut. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat sejak 1964 telah terjadi 23 kali gempa bumi yang diikuti tsunami di Indonesia. Pada 2004 gempa  Aceh masuk dalam gempa besar jika dibandingkan hal serupa yang terjadi pada 18 tahun sebelumnya. Total 250.000 korban jiwa dan menimbulkan trauma mendalam.

Kewaspadaan terhadap ancaman gelombang tsunami diprioritaskan untuk masyarakat pesisir. Hal ini sesuai dengan kajian resiko bencana dan tsunami tahun 2011 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebanyak empat kota terpilih sebagai peserta yakni Kabupaten Buleleng, kepulauan Mentawai, Provinsi Palu serta Kabupaten Pacitan. Berada diatas lempeng besar Indo Australia dan Eurosia aktif serta berhadapan langsung dengan Samudra Hindia menjadi alasan Pacitan masuk dalam daftar peserta. “Berdasarkan data sepanjang 78km garis pantai yang membentang di kabupaten Pacitan, terdapat 25 desa zona merah tersebar dalam 7 kecamatan,” jelas Diyannita Kasi Kesiapsiaagaan Bencana BPBD Kabupaten Pacitan.

Di sisi lain bentangan alam eksotis memanjakan pariwisata Pacitan dan keindahanya mampu menutupi ancaman bencana besar. Namun demikian kewaspadaan terhadap bencana giat dilakukan pihak terkait melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan simulasi gempa dan tsunami, pendidikan bencana, hingga pemulihan pasca bencana. Saat ini alarm atau Early Warning System (EWS) pemberi kabar gelombang tsunami dipasang dibeberapa lokasi strategis. Selain itu ditaman puluhan ribu pohon cemara udang di bibir Pantai Teluk Pacitan atau biasa disebut sabuk hijau (Green Belt). Berfungsi sebagai pemecah atau menurukan kekuatan gelombang. “Pohon Bakau juga dapat digunakan dengan fungsi yang sama. Hal ini belajar dari beberapa peristiwa yakni peralatan canggih rusak saat terjadi tsunami lantaran goncangan gempa yang terjadi sebelumnya,” tuturnya melanjutkan.

 

Diyannita menjelaskan tsunami umumnya rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan 900km/jam atau bahkan lebih, namun saat mencapai pantai dangkal, teluk atau muara sungai, kecepatan menurun dan berubah menjadi tinggi gelombang yang bersifat merusak.  Kesiapan seseorang dalam menghadapi bencana menjadi penentu dalam upaya penyelamatan. Jargon 20-20-20 menjadi landasan dasar mitigasi bencana gempa dan tsunami, yakni lebih dari 20 detik gempa, memiliki waktu 20 menit penyelamatan, dan mencari tempat tinggi minimal 20 meter.

Menyikapi ironi bencana gempa dan tsunami yang selalu menyisakan korban, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) dalam buku saku pedoman mitigasi bencana, memaparkan secara rinci mulai prabencana hingga pemulihan. Pemahaman dasar pertama adalah kesiapan keluarga, tas siaga, mengenal petunjuk jalur evakuasi, serta berkoordinasi dengan pemerintah terkait mulai tingkat RT hingga tingkat Pusat.

Kemudian mengetahui tanda alam, terutama setelah terjadi gempa seperti air laut surut, suara gemuruh di tengah laut dan banyak ikan menggelepar di Pantai. Mengenal intensitas gempa bumi, waktu berlangsung dan kekuatan gempa sehingga seseorang sulit berdiri tegak serta memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami.

Ketika gempa yang terjadi berdampak pada rumah atau banggunan tempat tinggal tidak dianjurkan membenahi, waspada terhadap gempa susulan, tujuan utamanya adalah evakuasi keluarga ke tempat yang lebih aman. Jika gempa berpotensi tsunami perhatikan alarm serta peringatan atau petunjuk dari pihak berwenang dan segeralah berlari menuju tempat yang tinggi dan berdiam diri ditempat tersebut untuk sementara waktu. Hal ini dikarenakan gelombang tsunami kedua dan seterusnya biasanya lebih besar dari gelombang sebelumnya.

Pascabencana

Tujuan selanjutnya usai bencana adalah tidak bertambahnya korban. Selain upaya dari pihak terkait dan fasilitas umum diharapkan masyarakat dapat mandiri tidak kurang dari lima hari. Kembali dari tempat evakuasi ketika keadaan telah dinyatakan aman,  tetap mengutamakan keselamatan dengan tidak terburu-buru menyelematkan barang, menjauhi tempat reruntuhan, menghindari air yang menggenang karena kemungkinan zat berbahaya dan waspada terhadap instalasi listrik.

Persiapan pasca bencana menjadi landasan pembentukan Desa Tangguh Bencana di Pacitan oleh BNPB.Pengetahuan pemulihan rekonstruksi, rehabilitasi serta regulasi menjadi program kerja yang harus bersama-sama digalakkan. “Harus saling memperioritaskan keselamatan bersama. Saling mendukung dan mematuhi petunjuk evakuasi bencana yang sudah ada,” tutur Diyannita memaparkan.

Bangunan Tahan Gempa

Dikutip dari laman Kompas, Imam Satyarno dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada menjelaskan, material adalah hal yang harus diperhatikan dalam membangun rumah. Jenis pertama bangunan engineered merupakan gedung dua lantai atau lebih, dibangun dengan perhitungan khusus. Kedua non engineered adalah bangunan satu lantai dibuat dengan perhitungan ala kadarnya bahkan material yang digunakan tidak diukur.

Sementara itu melalui sambungan telepon Dewi Irawati ST. MT Konsultan Arsitek menjabarkan bahwa masyarakat Kabupaten Pacitan sudah saatnya mengutamakan berbagai aspek dalam membuat bangunan. Mengingat, berbagai potensi bencana serta kontur tanah. Ketika kemarau kering dan pecah-pecah, sebaliknya jika musim hujan tanah menjadi lembek dan berair. Dengan demikian pondasi dari bangunan harus kuat dan sesuai perhitungan.

“Mengacu Barrataga (Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa). Hasil penelitian dari Ir. Sarwadi, Msce,Ph.D, Ip U, dosen Magister Rekayasa Kegempaan UII Yogyakarta mengatakan, bangunan tahan gempa itu mempunyai struktur bawah, tengah dan atas harus terkait melalui ikatan tulangan yang sesuai dengaan aturan Barrataga,” lanjut Megister Rekayasa Kegempaan menjelaskan gamblang. Pihaknya juga berpesan bahwa intinya desain bisa ditawar namun struktur tidak bisa ditawar, baik diameter tulangan, jarak kaitan (sengkang) dan cara mengaitkan. Dalam dunia arsitek memang struktur menjadi barang mahal karena sudah mahal juga tak terlihat karena terselubung dengan finishing bangunan yang indah. Dewi menyimpulkan indah tak mesti kuat tapi kuat bisa jadi indah.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bermunajat Seraya Nguri-uri Warisan Adiluhung

Konon, masayarakat Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, terkena wabah penyakit berkepanjangan (pageblug). Berbagai upaya untuk mencari kesembuhan tidak membuahkan hasil. Sehingga banyak warga masyarakat meninggal karena penyakit misterius.  Sampailah Ki Ageng Sureng Pati memerintahkan sedekah bumi berupa menyembelih kambing kendit, jenis kambing yang memiliki lingkar warna putih pada bagian punggung sampai perut dan sepasang ayam tulak hitam, ayam hitam yang mempunyai bercak putih. “Bersyukur pada Alloh, usai melakukan sedekah warga kembali sehat,” ujar Bari Ketua Paguyuban Baritan Kepada Diskominfo  Minggu (07/10/2018).

Kini warga masyarakat di Dusun tersebut sedang tidak mengalami pageblug seperti pada cerita ber abad-abad lalu. Namun warga masih tetap melaksanakan sedekah bumi yang diberi nama Baritan atau Wiridan. Sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada Alloh memohon perlindungan agar terhindar dari segala mara bahaya. Selain itu upacara adat Baritan juga sebagai upaya menjaga budaya dan sejarah yang telah dilaksanakan turun temurun.

Berjalanya waktu, upacara ini mengalami berbagai penambahan dan tidak sekedar memohon keselamatan, namun kini telah menjelma menjadi sebuah warisan kebudayaan yang tidak hanya dimiliki warga setempat, namun warga di Kabupaten Pacitan. Dalam pelaksanaanya selain kirim do’a pada Ki Ageng Soreng Pati lakon babad pada tanah gawang sebagai penghormatan, juga dilaksanakan do’a-do’a, bersholawat hingga kenduri dan menampilkan berbagai macam tari-tarian serta atraksi. “Kita melibatkan seluruh masyarakat, dari anak hingga orang tua. Tujuanya agar kegiatan do’a dan kebudayaan ini tetap lestari,” tambah Bari.

Sampai saat ini Pacitan mempunyai delapan kebudayaan desa aktif, salah satunya adalah Upacara Adat Baritan. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga mempunyai beberapa upaya salah satunya memberikan fasilitas berupa bantuan untuk pengembangan. Sehingga upacara adat tersebut menjadi kegiatan wisata budaya yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal dan kota tetangga. “Termasuk ini, kita selalu menjalin sinergi agar baik seluruhnya,” jelas Sunyoto salah satu Staf Bidang Kebudayaan memaparkan.

Banyak kebudayaan pada satu kelompok masyarakat hilang karena derasnya arus globalisasi dan teknologi. Salah satu penyebabnya karena tidak ada regenerasi pada penerus. Dalam kesempatan itu Wabup Yudi Sumbogo memberi apresiasi dan menyampaikan rasa bangga kepada masyarakat  Gawang yang senantiasa nguri-uri budaya, sehingga tetap eksis dan menjadi budaya unggulan Pacitan. “Seni budaya merupakan warisan adiluhung (kesenian yang bermutu tinggi) yang luar biasa, tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikanya,” tutur Wabup dalam sambutanya mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir.

Wabup juga mengingatkan pada warga masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan menjelang pesta demokrasi yang dilaksanakan pada 2019 mendatang. Pacitan yang tenang, adem, ayem dan tentrem tersebut agar tetap terjaga. “Pilihan boleh beda, namun jangan menjadi alasan perpecahan,” tambahnya mengingatkan.

Pada kesempatan ltu turut hadir Istri Wabup Ninik Yudi Sumbogo, Ketua DPRD Ronny Wahyono, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan, Camat Kebonangung Sugeng Widodo dan seluruh Kepala Desa di Kecamatan Kebonangung.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pastikan Pilkades Serentak Lancar, Bupati Sidak

Sejumlah titik desa pelaksana pemilihan kepala desa (pilkades) serentak didatangi Bupati Pacitan Indartato, Minggu (7/10/2018). Salah satunya diwilayah Kecamatan Pringkuku.

Desa Sugihwaras menjadi titik kunjungan pertama. Tak hanya menyapa warga, Indartato juga menyambangi tempat pemungutan suara (TPS) di balai desa desa setempat.

Hal serupa juga dilakukan di Desa Watukarung. Usai melihat TPS Indartato kemudian berbincang dengan Kapolres AKBP Setyo Koes Heriyatno yang juga hadir dilokasi pemungutan suara. Selain bupati tampak pula Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sanyoto, Staf Ahli Bupati Tri Mudjiharto, serta anggota Muspika.

Terpisah, Wakil Bupati Yudi Sumbogo juga melakukan sidak ke wilayah Kecamatan Kebonagung. Sedangkan Sekretaris Daerah Suko Wiyono kebagian wilayah Kecamatan Arjosari.

Pilkades serentak tahun ini diikuti 33 desa dari 11 kecamatan. Dari jumlah itu Kecamatan Pacitan menjadi wilayah dengan jumlah desa penyelenggara terbanyak. Yakni sembilan desa. Sedangkan di Kecamatan Tulakan, Nawangan, dan Kebonagung masing-masing hanya satu desa.

(humaspacitan/diskominfopacitan).

Lantik 3 Pejabat struktural

Bupati Indartato melantik 3 pejabat struktural hari ini jum’at 05/10/2018 di Ruang Peta Pendopo Kabupaten Pacitan. Pelantikan tersebut untuk mengisi kekosongan yang terjadi. Dalam sambutanya Bupati menyampaikan bahwa untuk kekosongan yang lain dipastikan akhir tahun 2018 dapat terisi.

Ia juga mengajak kepada seluruh pejabat di Kabupaten Pacitan untuk menaati perturan yang ada dan selalu iklas mengemban amanah. Mengingat beban dan tanggung jawab besar dipundak untuk mensejahterakan masyarakat. Ibarat tim sepak bola, agar menjaga kekompakan sehingga mampu menciptakan goal. “Goal-nya adalah misi yang kita emban bersama,” kata Bupati.

Ketiga pejabat tersebut yakni, Camat Donorojo, Drs. Sumoro Hadi M.Si dilantik menjadi Staf Ahli Bupati Pacitan Bidang Sosial, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia. Ir. T. Andi Faliandra, MM, sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan, menjadi Staff Ahli Bupati Pacitan Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan. Terakhir Mahmud S.Pd M.Pd sebelumnya menjabat Sekretaris Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Pacitan menjadi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan.

Dalam kesempatan tersebut  mengundang, ketua DPRD Kabupaten Pacitan Ronny Wahyono, Sekda. Suko Wiyono, turut hadir Luki Indartato, serta seluruh Pejabat Lingkup Pemkab dan Kepala Perangkat Daerah dan Instansi Lingkup Kabupaten Pacitan.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Sayangi Anak; Cetak KIA Dimulai 2019

Tampak depan dan belakang, dan warna disesuaikan untuk anak.

Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Kependudukaan dan Catatan Sipil (Dukcapil) menargetkan proses cetak Kartu Identitas Anak atau KIA di Pacitan akan selesai dalam waktu setahun pengerjaan. Di Provinsi Jawa Timur, Pacitan mendapat jatah terakhir dalam pelaksaanaan program KIA, yakni dilaksanakan pada tahun 2019 nanti.

Dari data yang dihimpun sebanyak 125 ribu anak tersebar di 12 kecamatan dipastikan mengikuti proses cetak KIA. Djohan Perwiranto, S.Pd. MSI, Kabid Pelayanan dan Pendaftaran Penduduk Dukcapil Kabupaten Pacitan menuturkan, pihaknya diawal Januari akan melaksanakan cetak KIA dengan metode sampling. Yakni melakukan perekaman dimasing-masing kecamatan yang bersifat sebagian dengan tujuan agar masyarakat lain mengetahui dan mempersiapkan diri. “Karena jumlah blanko yang tersedia baru separo dari jumplah peserta KIA, namun demikian kami telah melakukan pengajuan,” paparnya.

Djohan juga menjelaskan, sembari menunggu proses cetak yang masih  dua bulan lagi, pihaknya terus mekakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dari tingkat Kelompok Bermain atau KB, Paud, TK, SD hingga SMA. Baik kepada peserta dan para guru. “Selain di sekolah proses bisa kami laksanakan di Kantor Desa atau Dukuh jika diperlukan, selain menyukseskan program juga memudahkan masyarakat,” tambah Djohan meneruskan.

KTP Anak atau KIA sendiri memiliki banyak fungsi yang dapat memudahkan anak dan orang tua. Ia mengatakan KIA sarat kebutuhan, misalnya pengurusan buku tabungan, sarat belajar di luar kota hingga pengurusan Visa. “Dengan KIA orang tua tidak perlu repot lagi dengan berkas-berkas (KTP orang tua, KK dan Akta). Jadi lebih simple,” imbuhnya mengakhiri.

Dengan segala kemudaahan yang diberikan oleh Pemerintah dan pentingnya program tersebut, Djohan berharap kepada masyarakat untuk ikut serta menyukseskan agar semua anak di Kabupaten Pacitan memiliki KTP anak atau KIA.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Wayang Beber, Ikon Budaya Daerah Yang Harus Terus Dipertahankan

 

Wayang Beber dari Dusun Karang Talun, Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo ternyata memikat khalayak. Tak hanya dari daerah lain. Tetapi juga mancanegara. “Kita semua ingin agar wayang Beber diakui dunia,” kata Bupati Indartato usai menyerahkan bantuan pembangunan sanggar wayang tersebut senilai Rp 50 juta, Selasa (2/10/2018).

Bantuan itu menjadi bagian dari kepedulian dan tugas pemerintah daerah memajukan kehidupan masyarakat. Salah satunya bidang kebudayaan. Dimana didalamnya termasuk wayang Beber. Terlebih ada daerah lain yang ingin mengakuinya sebagai budaya milik mereka.

Bupati menjelaskan, wayang yang dipercaya menjadi tertua di dunia tersebut telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda nasional untuk kategori tradisi dan ekspresi lisan milik kota di barat daya Jawa Timur ini. Namun demikian upaya pengembangan dan pelestariannya tidak lantas berhenti begitu saja. “Ketika wayang Beber mendunia, maka tidak hanya desa dan kabupaten yang akan berkembang dan dikenal luas. Tapi juga negara kita,” jelasnya.

Dari penuturan warga setempat diketahui, selain warga dari luar kota, tidak sedikit pelancong luar negeri sengaja berkunjung ke Karang Talun. Diantaranya dari kawasan Timur Tengah dan India. Mereka sengaja datang untuk mendengarkan kisah sejarah wayang sejarah wayang berisi cerita kisah cinta Panji Asmoro Bangun dengan Dewi Sekartaji itu. (Humas/DiskominfoPacitan).

149 Pemenang Terima Penghargaan

Peraih juara lomba pada rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-73 yang terangkai “Agoestoesan 2018” menerima penghargaan. Penyerahannya dilakukan oleh Bupati Indartato di Gedung Karya Dharma kemarin Senin malam (1/10/2018).

Jumlah penerima penghargaan kejuaraan sebanyak 149 orang dari berbagai kategori yang dilombakan. Baik olahraga, kesenian dan baik dari para pelajar hingga masyarakat umum. “Pemerintah memberi penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya atas ikut serta peserta dalam memeriahkan HUT RI, Saya mewakili Bapak Bupati mengucapkan selamat dan terima kasih. Serta kami berharap perayaan ditahun-tahun depan bisa meningkat lagi di semua lini.” Ucap Wabub Yudi Sumbogo dalam sambutanya mewakili Bupati Indartato.

Dalam kesempatan itu turut hadir Istri Bupati Luki Indartato, Sekertaris Daerah Suko Wiyono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum Dan Politik Tri Mudjiharto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Joni Maryono, Asisten Administrasi Umum Sakundoko serta seluruh Kepala Perangkat Daerah dan Instansi di Kabupaten Pacitan.
(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pariwisata Dan Budaya Jangan Sampai Terlewatkan

Ditengah kesibukanya Wabub Yudi Sumbogo menyempatkan diri memenuhi permintaan para mahasiswa yang meminta berfoto bersama usai kegiatan penyambutan.

 

Berdasarkan letak geografis dan tupografis Pacitan yang berbukit-bukit, tentu memerlukan pengorbanan dan kesabaran ekstra untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun seusai KKN di wilayah Kabupaten Pacitan umumnya, dan wilayah Ngadirojo pada khususnya peserta akan memperoleh kesan yang indah. “Karena masyarakat Pacitan dikenal sangat familier, sangat kental dengan budaya gotong-royong dan rasa kebersamaan serta kekeluargaannya.” ucap Wabup Yudi Sumbogo mewakili Bupati Indartato dalam sambutanya di hadapan Mahasiswa KKN dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya  hari ini 01/10/2018 di Pendopo.

KKN yang dilaksanakan di Kecamatan Ngadirojo tersebut akan berlangsung hingga 07/10/2018. Wabub berharap kepada dosen pembimbing dan mahasiswa untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa agar tidak mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan. “Kepada Camat Ngadirojo dan para Kepala Desa yang wilayahnya menjadi lokasi kegiatan, diharapkan dapat membantu dan memfasilitasi segala yang dibutuhkan, sehingga kegiatan KKN dapat berjalan sesuai dengan rencana.” tambah Wabup mengingatkan.

Banyaknya potensi pariwisata dan seni budaya tradisional maupun kontenporer di Kabupaten Pacitan, maka Wabup mempersilahkan kepada peserta dan para dosen pembimbing untuk mengeksplor. Hal tersebut dapat menjadi pengalaman tersendiri, serta dapat menjadi oleh-oleh kepada sahabat dan keluarga berupa kisah akan keindahan dan keelokan Pacitan. “Selain cerita tentu batik dan camilan menjadi buah tangan yang sayang kalau dilewatkan.” imbuh Wabup menyarankan.

Dalam kesempatan itu turut hadir kepala Perangkat Daerah terkait, Camat Ngadirojo Heri setiono,  Kepala Desa terkait, Wakil Rektor Bidang Akademik Supriyono MT, Ketua Yayasan Universitas Wijaya Kusuma Sujatmiko.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Bupati Indartato berkesempatan menjadi Inspektur dalam Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada hari ini Senin 01/10/2018. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Halaman Pendopo Kabupaten. Terlibat sebagai peserta upacara yakni dari seluruh Instansi baik TNI, Polri, Ormas Keagamaan dan mahasiswa.

Pada peringatan ini, Pemerintah mengambil Tema “Pancasila Sebagai Landasan Kerja Mencapai Prestasi Bangsa”.

Wabup Yudi Sumboga turut hadir mendampingi Bupati Indartato serta diundang juga Forkopimda, Seluruh Kepala Perangkat Daerah dan Badan di Kabupaten Pacitan.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Ngadi Saliro Ngadi Busono

 

Ngadi Saliro-Ngadi Busono merupakan falsafah perawatan kecantikan yang menyeluruh (total beauty) yang terdiri dari trilogi keanggunan wanita yaitu ngadisaliro ngadibusono dan tata krama. Kata ngadisaliro dan ngadibusono berasal dari bahasa sansekerta yang artinya mempercantik diri dan memperindah busana, namun memiliki falsafah dan sifat-sifat maupun arti yang sangat luas.

Menjadi tema dalam Pertemuan Rutin Triwulan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Pacitan. Dengan tujuan agar bagaimana seorang wanita dapat merias tubuhnya secara tepat sesuai agenda dan terutama mampu tampil cantik serta penuh keangguan didepan sang suami. “Karena kami adalah istri ASN maka  harus dapat menempatkan diri dimanapun berada.” Kata Bety Suko Wiyono sebagai Ketua Dharma Wanita Kabupaten Pacitan menjelaskan.

Sebagai Penasehat Darma Wanita Persatuan di Kabupaten Pacitan, Luki Indartato menyambut baik tema yang diambil dalam pertemuan kali ini. Ia berharap sebagai seorang anggota Darma Wanita, perempuan harus pandai dalam berbusana sehingga dapat menjadi penunjang dan menyemangat suami secara mandiri. “Yang utama dari kegiatan ini dapat menjadi lebih mawas diri dan dapat berbagi pengalaman.” Tambahnya kepada Diskominfo.

Luki juga mengingatkan kepada seluruh anggota Darma Wanita untuk selalu menjaga netralitas dalam Pilpres 2019. Ia mengharap selalu menjadi garda dalam menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat sehingga Pemilu di Kabupaten Pacitan bisa meraih sukses “Adem, ayem dan tenterem”. Imbuhnya.

Dikesempatan itu diundang seluruh ketua dan pengurus anggota Darma Wanita Persatuan Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Pacitan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Ingin Kemiskinan Berkurang Drastis Tiga Tahun Kedepan

Bupati Indartato menginginkan agar jumlah keluarga kurang mampu di Kabupaten Pacitan berkurang drastis. Maksimal sampai tahun 2021. “Saya berharap jumlah warga kurang mampu berkurang terus. Sampai tahun 2021,” ujarnya ketika bertemu warga Desa Pucangombo saat pelaksanaan tilik warga dikawasan Kecamatan Tegalombo, Kamis (27/9/2018).

Untuk mencapai tujuan itu, Pemkab Pacitan telah melakukan berbagai upaya. Baik secara langsung, berupa pembangunan fisik, maupun bantuan sosial secara bertahap. Dilokasi titik tilik warga bupati menyerahkan bantuan secara simbolis ratusan zak semen, paket sembako, bantuan program RTLH BSPS untuk 50 unit rumah dengan nilai total mencapai Rp 750 juta, serta KTP elektronik dan akte kelahiran.

Tidak itu saja. Dibidang pendidikan, apresiasi diberikan pemkab kepada para siswa berprestasi. Mereka yang mendapat juara kelas maupun prestasi bidang lainnya mendapat penghargaan maupun hadiah, sebagai stimulan. Termasuk bantuan tas sekolah maupun APE. “Terus rajin belajar. Agar, pintar dan berguna,” pesan bupati dihadapan siswa-siswi.

Ketika berdialog dengan warga di SDN Pucangombo IV, Indartato mendengarkan keluhan masyarakat terkait berbagai hal. Mulai dari sarana transportasi sampai ketersediaan gedung perpustakaan sekolah. “Kita akan benahi secara bertahap. Karena anggaran yang terbatas. Yang didanai banyak,” kata dia. (humaspacitan/diskominfopacitan)

Bentuk Empat Desa Tangguh Bencana

Berbagai potensi bencana mengancam setiap Daerah di Kabupaten Pacitan, baik banjir, tanah longsor, gempa bumi hingga tsunami. Kondisi ini tentu tidak hanya dimiliki oleh Pacitan saja, dimanapun potensi bencana selalu menjadi momok dan harus di hadapi dengan berbagai kesiapan.

Pemerintah melalui Badan Penangulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Pacitan menggelar kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana kepada empat Desa terpilih. Antaranya Desa Mangunharjo dan Kedung Bendo di Kecamatan Arjosari serta Desa Klesem dan Desa Karanganyar di Kecamatan Kebonagung. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Pertemuan UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tamperan (P2SKP) hari ini 26/09/2018.

BPBD Kabupaten Pacitan tahun 2018 mendapat Program Penguatan Kelembagaan dengan Kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana. Bertujuan sebagai upaya memberdayakan masyarakat dalam hal penangulangan bencana. Agar masyarakat selalu siaga pada bencana yang sewaktu-waktu datang. “Materi meliputi pra bencana, saat terjadi bencana hingga pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Diyannita Agustinawati selaku Kasi. Pencegahan dan Kesiapsiagaan kepada Diskominfo disela kegiatan.

Beberapa poin yang harus diaplikasikan oleh Desa tangguh bencana adalah Desa harus membuat peta resiko bencana di wilayahnya dan setelah itu menciptakan peringatan dini potensi bencana yang mengkin terjadi. “Minimal masyarakat di Desa tersebut tidak menggantungkan diri ke Pemerintah sekurang-kurangnya 1 atau 2X 24 jam”. jelas Dian.

Pihaknya berharap untuk empat Desa yang terpilih segera membentuk forum pengurangan resiko bencana yang bertujuan memeberdayakan kemandirian dalam hal penangulangan bencana. Dalam kesempatan itu juga disosialisasikan mengenai Permendes Nomor 19 tahun 2017, bahwa dana Desa dapat digunakan untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfo)

Mereka Tanpa Pamrih

Bupati Indartato kembali mengingatkan empat Visi Kabupaten Pacitan agar sampai pada harapan yakni Maju Dan Sejahtera Bersama Rakyat. Tujuan itu yang pertama adalah bagaimana upaya pemerintah membangun tata kelola yang bersih dan akuntabel. Meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan sosial masyarakat. Membangun perekonomian masyarakat dengan menggerakan potensi daerah didukung ketersediaan infrastruktur yang memadai. “Dan yang terakhir bagaimana bersama-sama kita meningkatkan kesalehan sosial dan harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat.” kata Bupati Indartato dalam sambutannya pada kegiatan Jambore Kader Kabupaten Pacitan Tahun 2018.

Bupati juga menyadari betapa pentingnya peran PKK dalam mendorong progam pemerintah agar sampai pada tujuan yang diharapkan. Walaupun Ia menyadari bahwa PKK berjalan hampir tanpa biaya. “Itu luar biasa, dan saya terinspirasi dengan yel-yel yang ke empat yang ‘Maju dan Sejahtera’. Itu sesuai dengan Visi dan Misi kita bersama. Serta mereka tanpa pamrih” Tambahnya.

Kegiatan jambore kader yang rutin dilaksanakan setiap tahun itu menurut ketua TP PKK Kabupaten Pacitan Luki Indartato mempunyai beberapa tujuan. Yakni bagaimana upaya PKK untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kader dalam menjalankan tugas sebagai motor penggerak pembangunan. “Serta sebagai penghargaan yang dapat memotivasi para kader yang berprestasi untuk meningkatkan kinerja untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.” Kata Luki memaparkan.

Kegiatan yang mengusung tema “Melalui Jambore Kader Kita Tingkatkan Pelaksanaan 10 Program Pokok PKK Untuk Mendukung Gerakan Masyrakat Hidup Sehat” itu melibatkan peserta jamboree kader sebanyak 316 orang. Yang meliputi Tim penggerak PKK Kecamatan dan kader 84 orang, Kader Kesehatan dan pendamping dari Puskesmas sebanyak 192 orang. Serta undangan sebanyak 57 orang dari OPD terkait selaku anggota Pembina dan Camat selaku Ketua Pembina Kecamatan. “Terpenting ini adalah evaluasi dari seluruh kegiatan yang telah kami laksanakan bersama selama setahun.” imbuhnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo hari ini 26/09/2018 tersebut juga menggelar berbagai macam lomba, diantaranya lomba jingle 10 program pokok PKK, penyuluhan pola asuh anak, cerdas cermat dan deteksi dini tumbuh kembanga anak balita serta lomba cipta menu kudapan sehat lansia.

Turut hadir dalam kegitan itu Sekertaris Daerah Kabupaten Pacitan Suko Wiyono, Asisten Administrasi Umum Sakundoko, Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Joni Maryono, Kepala Dinas Kominfo Rachmad Dwiyanto dan kepala Dinas Kesehatan Eko Budiono serta seluruh Camat Se-Kabupaten Pacitan.

(Anj/Budi/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Upayakan Ampul Darah Selalu Tersedia Dan Pahamkan Thalasemia

Ketua PDDI Kabupaten Pacitan berinteraksi dengan salah satu anak penderita Thalasemia seusai kegiatan pengukuhan dan seminar di halaman Gedung Karya Darma.

Karena penderita thalasemia harus melakukan transfusi darah seumur hidup maka persediaan kantong darah di suatu tempat haruslah selalu tersedia. Disampaikan Luki Indartato selaku Ketua PDDI Kabupaten Pacitan dalam sambutanya dikegiatan Pengukuhan 12 Anggota Pengurus Sukarela PDDI Unit Dinas/ Instansi dan Organisasi, dan dirangkaikan kegiatan Seminar Thalasemia yang dilaksanakan pada hari ini Selasa 15/09/2018 di Gedung Karya Darma Kabupaten Pacitan.

Penyakit thalasemia terjadi di banyak Negara di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan dan tidak menular dimana sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal, sehingga penderita akan mengalami anemia. Penyebabnya sel darah pada penderita tidak mengandung  cukup hemoglobin, karena adanya kelainan atau perubahan pada salah satu bagian gen hemoglobin. “Ditahun 2018 tercatat 19 orang menderita penyakit thalasemia, mereka para penderita diharapkan mengetahui persis penyakit tersebut agar mengetahui segala sesuatunya, baik upaya untuk semakin sehat dan juga hal-hal yang menjadi pantanganya.” Kata Luki.

Sebagai organisasi mitra Palang Merah Indonesia atau PMI dan anggota Federasi Internasional Organisasi Donor Darah (FIODS), mempunyai peran membangkitkan kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darahnya secara sukarela dan wadah para peserta donor darah, Luki berharap dari kegiatan ini kedepan masyarakat Pacitan memahami pentingnya melakukan donor darah sebagai bentuk membantu sesama yang tengah membutuhkan bantuan. “Minimal tiga bulan sekali donor darah, Selain menyehatkan pendonor juga ikut beramal shalih.” Tambahnya mengajak.

Dalam kesempatan itu Luki yang juga sebagai Ketua Penggerak PKK Kabupaten itu menyempatkan diri berpesan kepada para anggota sukarela yang baru dikukuhkan untuk bekerja ikhlas dalam mengemban amanah yang diembannya, agar masa jabatannya yang hingga 2023 benar-benar bermanfaat.

Dikesempatan itu Bupati Indartato yang berhalangan hadir mewakilkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr. Eko Budiono, turut hadir Kepala Kemenag Muhammad Nurul Huda, Perwakilan PMI, TNI dan Polri. Ditunjuk sebagai pemateri dr. Didik Agus Susanto, MM, spPK Dokter di RSUD dr. Darsono, dan dan Langgeng Nur Santoso, Penderita Thalasemia dan Angota Perhimpunan Orang Tua Penderita Talasemia Indonesia.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Pacitan Siap Kondusif untuk Hajat Nasional 2019

Wabub Yudi Sumbogo berharap pilihan Presiden dan Legislatif di Pusat dan Daerah  yang akan dilaksanakan di tahun 2019 mendatang Kabupaten Pacitan dapat kembali meraih kesukesanya seperti pada tahun-tahun sebelumnya yakni berjalan tertib, lancar dan kondusif.

Wabub juga menambahkan harapanya yakni kepada seluruh pemangku kebijakan agar untuk bersama-sama bergandengan tangan bersatu dalam pesta demokrasi. Ia menilai kunci keberhasilan hajat nasional tersebut dapat dicapat yakni dengan melakukan persiapan dengan matang dari sekarang dan melakukan koordinasi dengan semua yang terlibat, sehingga dapat terhindar dari kesalahan baik kecil maupun kesalahan besar.

Hal itu disampaikan wabup seusai melaksanakan video conference Dalam Rangka Pengamanan Tahapan Pemilu 2019 dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menkopolhukam Wiranto, Panglima Hadi Tjahjanto,  yang dilaksanakan di Polres Pacitan hari ini 24/09/2018. Selain Wabup juga mengundang perwakilan KPUD Kabupaten Pacitan, Kodim 0801 Pacitan dan Panwas.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pembangunan guna maksimalkan Tanah Dan Ruang Untuk Keadilan dan Kemakmuran

Pembangunan insfratuktur adalah prasyarat untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing nasional serta berkembangnya infestasi. Salah satu kegiatan penting terkait dengan pembangunan insfratuktur tersebut adalah pelaksanaan pengadaan tanah.

Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang yang ada dan Peraturan yang telah memungkinkan pengadaan tanah yang cepat dan pasti. Oleh karena itu, dukungan Pemerintah di Daerah menjadi penentu suksesnya program tersebut.

Dalam rangka mengurangi ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan tanah, pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan aset tanah dan penguatan hak masyarakat atas tanah/hutan adat. Pemerintah telah mencanangkan program reformasi agraria. Berkenaan dengan permasalahan dan sengketa pertanahan yang dihadai, perlu penanganan dan penyelesaian secara konperhensif.

karena Kasus permasalahan dan sengketa pertanahan sudah banyak yang berlarut-larut dan menyita waktu. “Dengan harapan pendaftaran seluruh bidang tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap atau PTSL dapat mencegah terjadinya sengketa.” Disampaikan Bupati Indartato dalam membacakan sambutan Mentri Agraria Dan Tata Ruang pada Upacara Peringatan Hari Agraria Dan Tata Ruang Nasional pagi tadi 24/09/2018 di Lapangan kelurahan Sidoharjo Kabupaten Pacitan.

Di kesempatan itu Bupati juga berkesempatan menyerahkan Penghargaan Satya Lencana 30, 20 dan 10 tahun Pengabdian kepada Pegawai BPN Kabupaten Pacitan serta diserahkan dokumen Sertifikat secara simbolis PTSL Tahun Anggaran 2018 dengan jumplah total 50 ribu bidang tanah, serta diserahkan oleh BPN sertifikat pemkab serta barang milik Negara.

Dalam kegitan yang mengusung tema “Tanah Dan Ruang Untuk Keadiland An Kemakmuran” tersebut turut diundang Forkopimda, Kepala Bank, Notaris, Perangkat Desa dan Peserta PTSL 2018.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Dirjen Minta Tukul Dipercepat

Dirjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  Harry Suprayogi meminta pelaksanaan pembangunan waduk Tukul di Desa Karanggede, Arjosari dipercepat. Sehingga hasilnya dapat segera dinikmati oleh masyarakat. “Jangan lebih dari November 2019,” katanya ketika meninjau lokasi proyek tersebut, Sabtu (22/9/2018).

Saat ini progres pembangunannya mencapai lebih dari 71 persen. Instruksi percepatan itu diberikan mengingat musim kemarau hampir berakhir. Sehingga proses pengerjaan harus dioptimalkan. Sebab, ketika musim penghujan, pekerjaan tidak dapat dilakukan secepat sekarang. “Optimalkan jam kerja,” pesannya.

Waduk Tukul sendiri mulai dikerjakan tahun 2015 dari kontrak pada tahun 2014. Kapasitasnya mencapai sembilan juta meter kubik dan menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Air bendungan digunakan untuk irigasi, sumber air baku, dan upaya pengendalian banjir. Karena sungai yang dibendung merupakan anak Sungai Grindulu.

Dirjen juga berpesan agar pemerintah daerah juga berperan dalam antisipasi dampak sosial. Salah satunya potensi bencana alam yang mungkin timbul dikemudian hari.

Menanggapi hal itu, Bupati Indartato mengiyakannya. Karena telah menjadi tugas pokok sebagai bagian dari pelayan masyarakat. “Kita berikan sosialisasi, pengertian kepada masyarakat tentang bahaya bencana alam. Karena setelah selesai dibangun dan berfungsi, daerah sekitar bendungan akan berkembang. Salah satunya sebagai tujuan wisata. Sehingga harus ditata agar tidak menyalahi aturan,” tandasnya.\

(humaspacitan/diskominfopacitan).

Hadiah Bukan Masalah, Bisa Dibenahi

Bupati indartato berkesempatan menyaksikan laga terakhir antara Kecamatan Ngadirojo berhadapan dengan Desa Arjowinangun pada Turnamen Sepak Bola Piala Kemerdekaan Dalam Rangka HUT Ri Ke-73 rangkaian akhir “Agoestoesan 2018”. Di tahun ini tim sepak bola Desa Arjowinangun berhasil menjadi juara dengan skor akhir 0-3 berkat goal yang di ciptakan pemain nomor punggung 09 Jefri Dwi di menit injury time babak pertama, dilanjutkan oleh M. Tofik di menit ke 23 dan Dera Dwi S sepuluh menit kemudian.

Seusai menyerahkan piala dan hadiah kepada para pemenang Kepala Daerah Kabupaten Pacitan mejelaskan bahwa pemerintah sangat mendukung kegiatan tersebut untuk merangsang dunia sepak bola melalui Asosiasi PSSI kabupaten pacitan. harapanya bisa hidup lagi dan diminati seluruh lapisan masyarakat. “Terutama sebagai upaya mencari bibit unggul.” kata Bupati petang tadi 22/092018 di Stadion Pacitan.

Acara yang sudah menjadi agenda rutin tersebut diikuti oleh 26 tim Se-kabupaten Pacitan. Terdiri dari sembilan tim Kecamatan dan sisanya kesebelasan dari Desa dan Kelurahan di Kecamatan Pacitan. Laga pertama yang dimulai sejak 25 Agustus tersebut merebutkan hadiah jutaan rupiah, selain itu kegitan ini sebagai upaya untuk persiapan ajang Liga Tiga dan Liga Remaja. “Sehingga jam terbang para pemain meningkat.” ujar Ketua Panitia Harni Koeswanto menjelaskan tujuan kegiatan selain untuk Memeriahkan HUT RI.

Disinggung perihal harapan untuk membuat turnamen yang lebih besar Bupati menyambut baik dan penuh semangat. dengan tangan terbuka menyatakan dukunganya, hal tersebut semata mata sebagai harapan pemerintah agar mimpi dunia sepak bola di Pacitan benar-benar hidup kembali. “Hadiah tidak masalah, bisa dibenahi.” Tambah Bupati menyemangati.

Turut hadir mendampingi Bupati Indartato, Sekertaris Daerah Suko Wiyono, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Endang Sri Surjasri, Pasi Intel Din 0801/Pacitan Kapten Kav. Dadut Setiyawan dan Ketua PSSI Kabupaten Pacitan Triatmojo.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bupati Beri Do’a Restu Kepada Gandhang

“Nanti bukan kita yang mengundang dalang dari Solo namun mereka orang Solo dan kota lain yang mengundang dalang dari Pacitan”. Disampaikan Bupati Indartato kepada Diskominfo ketika Bupati memberikan do’a dan restu kepada Gandhang Gondo Waskito atau Helmi Gondowaskito murid SMP Negri 1 Pacitan yang akan berangkat Mengikuti Festival Dalang Bocah Dan Festival Dalang Muda Tingkat Nasional 2018 di Taman Mini Indonesia Indah atau TMII mewakili Jawa Timur.

Selanjutnya Kepala Daerah Kabupaten Pacitan itu akan mengupayakan Beasiswa hingga Sarjana dari anggaran daerah sebagai bentuk perhatian pemerintah yang bertugas memupuk dan memfasilitasi murid-murid berprestasi.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Tes Kebugaran Untuk Deteksi Gaya Hidup Dan Penyakit

Tes Kebugaran Jasmani merupakan serangkaian langkah tes pengukuran tingkat kebugaran jasmani sekaligus untuk menganalisa apakah gaya hidup seseorang sudah memenuhi gaya hidup sehat. “Kebugaran tubuh seseorang tidak dapat dinilai dari penampilan fisik saja, namun juga dari pola hidup, pola makan dan aktifitas fisiknya. Seseorang dapat dikatakan bugar jika setelah bekerja dia masih mampu beraktifitas fisik tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan tes Kebugaran jasmani. Kegiatan perdana ini kami selengarakan  bagi pejabat dilingkup Pemerintah kabupaten Pacitan”. Ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu kepada Diskominfo disela kegiatanya melaksanakan Tes Kebugaran Jasmani 2018 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten Pacitan.

Bupati indartato beserta 60 peserta lain tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dalam sambutanya Ia menyambut baik kegiatan itu dan beraharap kegiatan tersebut dapat rutin dilaksanakan, agar peserta dapat memperoleh informasi tingkat kebugaran jasmani dan dapat menerapkan nilai-nilai gaya hidup yang sehat.

Ratna menambahkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS hendaknya dimulai dari diri sendiri, dalam keluarga dan ditempat kerja masing-masing, serta harus terus disebarluaskan dan digalakkan di masyarakat. “Untuk OPD, Instansi atau Perusahaan yang memerlukan pemeriksaan kebugaran Jasmani dapat dikoordinasikan dengan Dinas kesehatan”. Imbuhnya menginformasikan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Sosialisasi Pencegahan Kebakaran; Upaya Peningkatan Kwalitas dan Pemabahan Personil Kompeten

Sebanyak 50 peserta mewakili Dinas, Instansi dan Swasta mengikuti Sosialisasi Pencegahan Kebakaran yang digelar oleh Satuan Polisi Pamong Praja melalui Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Kelurahan Ploso hari ini 20/09/2018.

Kegiatan yang di hadiri dan dibuka langsung oleh Sekda Suko wiyono itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan optimalisasi upaya pencegahan dan penaggulanagn bencana bahaya kebakaran di wilayah khususnya kabupaten pacitan. Serta untuk mendukung pengurangan resiko kebakaran yang bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.

Panitia kegiatan selaku Kepala Satpol PP Kabupaten Pacitan Widy Sumardji menjelaskan, kegiatan itu memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai upaya menambah jumplah prsonil yang memiliki kompetensi tehnik dalam mencegah dan menangulangi ancaman kebakaran. Pada giliranya nanti para peserta diharapkan dapat menginformasikan kepada warga disekitarnya. “Sosialisasi ini menggunakan model tatap muka dan praktek lapangan, serta mengunakan literatur ketentuan peraturan perundang-undangan artinya sesuai setandar yang berlaku”. Ujar Widy kepada Diskominfo menuturkan.

Bnayak faktor pemicu terjadinya kebakaran, bisa karena kesengajaan, faktor alam seperti gempa bumi dan erupsi gunung berapi atau bahkan masalah kelalian manusia atau Human Error. Ini tentu menjadi perhatian bersama agar upaya untuk terhindar dari bencana kebakaran dapat berhasil dan tentu menjadi tanggung jawab semua pihak. “Saya meminta pahamkan juga terhadap semua peserta tentang segala potensi contohnya hubungan arus pendek pemicu terjadinya kebakaran, karena pencegahan nomor satu dibanding tindakan”. Disampaiakan Sekda Suko Wiyono memberi arahan.

Disinggung perihal potensi kebakaran lahan dan hutan dimusim kemarau Widy yang mempunyai sama sapaan Andik di callsign itu secara penuh tangung jawab menjelaskan bahwa walaupun kewenangan lahan dan hutan adalah bukan kewenangannya, namun Ia dan personilnya menyatakan siap dan sigap jika harus bertindak. “Untuk industri yang mempunyai potensi besar terhadap kebarakan kami secara terus-menerus meberikan himbauan agar supaya terbuka kesadaran para pemilik industri sehingga melengkapi segala yang di butuhkan semisal apar, trolley atau APAB atau Hydrant”. Imbuh Widy mengakhiri.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Peran Pendidikan Untuk Memenuhi Tantangan Abad-21

“saya ingin menegaskan, bahwa tantangan ditingkat kopetensi yang dihadapi oleh setiap generasi tentunya berbeda sesuai dengan perkembangan jaman. Maka sebagai generasi millennial atau generasi Y saat ini, tantangan dan kompetensi yang saudara hadapi sangat berbeda dengan generasi sebelumnya”. Disampaikan Wabup Yudi Sumbogo mewakili Bupati Indartato kepada 282 Wisudawan STKIP PGRI Pacitan yang dilkasanakan hari ini 19/09/2019.

Orasi ilmiah Rapat Terbuka Dalam Rangka Wisuda Sarjana Angkatan Ke-XIX tersebut Sumbogo menyampaikan bahwa pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan kultural sebagai tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses pembanguna tersebut peran pendidikan amat penting dan strategis. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. “Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan multilier efect terhadap pembangunan perekonominan dan pembangunan di bidang yang lain”. Sumbogo melanjutkan.

Acara yang dihadiri oleh Ketua PGRI Jawa Timur Ihwan Sumadi serta turut hadir Guru Besar Universitas Negri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. Supari Muslim, Ketua PGRI Pacitan Supriyono serta Forkopimda Kabupaten Pacitan. Sumbogo juga menyinggung Isu mengenai sumber daya manusia atau human capital. Hal itu sebagai input pembangunan ekonomi atau hubungan antara pendidiakan dan pembangunan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan.  Teori Human kapital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi banyak manfaat, yakni diperolehnya kondisi kerja yang baik, efisiensi produksi, peningkatan kesejahteraan dan tambahan pendapatan seseorang apabila mampu menyelesaikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya.

Sumbogo meneruskan, Pendidikan merupakan investasi penting untuk menghadapi masa depan dunia secara global, untuk itu Ia berharap kedepan pendidikan harus dapat menyiapkan generasi muda abad ke-21 yang unggul, berdaya saing tinggi dan mampu bekerjasama guna mencapai kemakmuran bagi setiap Negara dan dunia. “Mengingat pentingnya peran pendidikan tersebut maka investasi modal manusia melalui pendidikan di Negara kita sangat diperlukan walaupun investasi di bidang pendidikan merupakan investasi jangka panjang secara makro dan perlu disadari manfaat investasi ini baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun”. Lanjut Sumbogo.

Ia juga mengingatkan bahwa pendidikan merupakan salah satu agenda penting yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak. Sebab pendidikan adalah faktor penentu kemajuan bangsa dimasa depan. Jika sebagai bangsa berhasil membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap kemajuan bidang-bidang lain.

Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat merupakan upaya pengejawantahan salah satu cita-cita Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses pencerdasan bangsa dilakukan baik melaui jalur sekolah maupun jalur luar sekolah.  Pada giliranya kesempatan memperoleh pendidikan untuk semua education for all semakin dirasakan oleh masyarakat karena pendidikan dijadikan kebutuhan pokok basic needs dalam kehidupan masyarakat. “Dan kami berharap adik-adik yang diwisuda hari ini senantiasa melengkapi diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan, agar nantinya mampu berkompetisi secara sehat ditengah-tengah kehidupan masyarakat”. Imbuhnya memberi nasehat.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

SAFARI GERAKAN NASIONAL PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA DI KABUPATEN PACITAN TAHUN 2018

SAFARI GERAKAN NASIONAL PEMBUDAYAAN
KEGEMARAN MEMBACA DI KABUPATEN PACITAN TAHUN 2018

 

 

Kali ini Kabupaten Pacitan mendapatkan kesempatan baik untuk menjadi tempat diselenggarakannya Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Pacitan.

Acara ini diadakan di Pendopo Kabupaten Pacitan pada hari Jumát (14 September 2018), dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Acara dihadiri oleh Drs H. Indartato, MM (Bupati Pacitan) beserta istri (Luki Indartato), Drs. H. Yudi Sumbogo (Wakil Bupati) beserta istri (Ninik Sumbogo) , Bety Suko Wiyono, Drs. Widyanto, M. Si (Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpusnas) beserta para staff perwakilan dari Perpusnas Pusat, drg. Yayuk Sri Rahayuningsih (Anggota DPR RI X), Nuris Agusti, S. H, M. Kn (Kasi Pelayanan Perpustakaan Provinsi Jawa Timur) , Forkompinda, Perangkat Daerah, Pejabat OPD Kabupaten Pacitan, perwakilan pegiat masyarakat, siswa-siswi perwakilan sekolah Kecamatan Pacitan, perwakilan Ketua Perguruan Tinggi, mahasiswa STKIP dengan jumlah undangan sekitar 200 peserta.

Adapun tujuan dari diadakannya Safari ini adalah untuk memberikan dorongan kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat Kabupaten Pacitan, dengan cara membudayakan gemar membaca di kalangan masyarakat Kabupaten Pacitan, memperbaiki mutu dan fasilitas perpustakaan. Salah satu implementasinya adalah dengan cara mengukuhkan Ibu Luki Baskorowati Indartato sebagai Bunda Baca Kabupaten Pacitan yang nantinya bertugas memperkenalkan perpustakaan ke seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan sampai ke pelosok-pelosoknya melalui PKK khususnya. Dan itu merupakan salah satu alasan mengapa Ibu Luki Indartato dinobatkan sebagai Bunda Baca dikarenakan Ketua PKK Kabupaten Pacitan lah yang harus mengemban tugas sebagai Bunda Baca.

Luki Baskorowati Indartato akan mengemban tugas sebagai Bunda Baca terhitung dari tahun 2018-2022 sesuai SK Bupati No. 99 tahun 2018. Dalam wawancara singkat, Beliau mengatakan terimakasih banyak atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, dan langkah ke depannya beliau akan lebih menggalakkan budaya membaca di masyarakat, dan kebetulan jauh sebelum pengukuhan ini PKK sudah membuat program Sudut Baca di lingkup masyarakat.

Selain acara pengukuhan Bunda Baca, acara Talk Show,  diadakan pula penandatanganan MoU (Perjanjian Kerjasama) antara Dinas Perpustakaan Pacitan dengan Polres Pacitan, RSUD dr. Darsono Pacitan, Dinas Pendidikan Pacitan, Kantor Kemenag Pacitan, serta dengan STKIP Pacitan dalam rangka peningkatn layanan perpustakaan untuk siswa dan masyarakat.

Sambutan disampaikan oleh Indartato Bupati Pacitan yang sekaligus membuka acara, sambutan lainnya oleh Kepala Perpustakaan Nasional yang diwakilkan oleh Drs. Widianto, M. Si dan sambutan oleh anggota DPR RI Komisi X drg. Yayuk Sri Rahayuningsih.

Dalam sambutannya, Indartato menyampaikan demi meningkatkan indeks literasi masyarakat, sesuai yang sudah dikonsep oleh SEKDA, maka mendatang Pemda akan memberikan rewards besar kepada para pengunjung yang aktif berkunjung untuk membaca di Dinas Perpustakaan Pacitan dan diharapkan dengan adanya Bunda Baca maka upaya peningkatan indeks literasi akan lebih dapat menjangkau masyarakat luas dan dengan begitu kualitas masyarakat Kabupaten Pacitan akan menjadi lebih baik. Beliau juga sempat menyampaikan sebuah filosofi tentang buku. “Buku adalah kehidupan. Halaman awal adalah kelahiran. Halaman tengah adalah apa yang sedang kita lakukan, dan halaman akhir adalah kematian“.

Drs. Widianto, M. Si menyampaikan bahwa Dinas Perpustakaan merupakan penyangga pendidikan di Kabupaten Pacitan. Masyarakat pada umumnya dan para pelajar pada khususnya membutuhkan tambahan pengetahuan. Dan tugas dari Dinas Perpustakaan adalah menyediakan akses seluas-luasnya kepada mereka. Karena tidak dipungkiri generasi mudalah yang 20 tahun ke depan akan membangun Kota Pacitan agar mampu berdaya saing di era globalisasi. Beliau mengajak pemerintah Kabupaten Pacitan dan masyarakat Pacitan bersama-sama menghidupkan perpustakaan yang ada di seluruh Kabupaten Pacitan karena “Perpustakaan adalah tumpuan belajar di luar sekolah, sarana sepanjang hayat, dan perpustakaan daerah adalah milik rakyat, untuk itu perpustakaan harus benar-benar dihidupkan”.

Hal senada disampaikan oleh drg. Yayuk Sri Rahayuningsih (Anggota DPRD Komisi X yang selama ini giat membantu menggerakkan Pemerintah untuk lebih memperhatikan perpustakaan di seluruh Indonesia) bahwa untuk meningkatkan budaya gemar membaca di masyarakat adalah dengan meningkatkan mutu dan kualitas perpustakaan-perpustakaan yang ada di Kabupaten Pacitan, baik dari segi fisik bangunan perpustakaan, fasilitas terutama berupa kelengkapan buku bacaan,  transportasi Dinas Perpustakaan Pacitan (Mobil Pustaka Keliling), dan tenaga ahli pustakawan. Berkaitan dengan hal tersebut pihaknya akan membawa hasil dari pembahasan Talk Show dalam acara tersebut untuk ditindaklanjuti di pemerintah pusat sebagai RTL (Rencana Tindak Lanjut).

Di tengah-tengah acara disuguhkan tarian yang berjudul “Klayar” oleh SMPN I Pacitan  dan persembahan lagu “Mars Perpustakaan” oleh team Paduan Suara STKIP Pacitan.

Acara ini ditutup dengan acara Talk Show dengan Narasumber Drs. Widianto, M. Si, drg. Yayuk Sri Rahayuningsih, Nuris Agusti, SH, M. Kn, Warito, SH  (Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan), Wiwit Pheni Dwi Antari ( Penggiat Masyarakat Desa Watukarung/Mantan Kepala Desa Watukarung) dengan Moderator acara Dr. Mukhodi, M. Si (Wakil Rektor STKIP I Pacitan).

Talk Show diapresiasi sangat baik oleh para undangan, terbukti banyak sekali yang ingin mengajukan pertanyaan maupun masukan kepada para narasumber maupun kepada Pemda Pacitan. Namun terkendala dengan waktu, maka Penanya hanya dibatasi beberapa orang dari masing-masing perwakilan tamu undangan, baik dari kalangan penggiat/tokoh masyarakat maupun dari kalangan pelajar/mahasiswa. Hal tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh narasumber untuk memberikan jawaban yang mampu memuaskan para pemberi pertanyaan.

Khusus rombongan Perpustakaan Nasional dengan didampingi perwakilan Dinas Perpustakaan Pacitan, setelah acara Safari di Pendopo Kabupaten Pacitan mengadakan kunjungan ke Perpustakaan SMPN I Pacitan. Kemudian kunjungan terakhir dilakukan ke Perpustakaan “Cendekia Mandiri” Dusun Gunung Semut RT 01/ RW 03 Desa Kendal Kecamatan Donorojo. Untuk kunjungan di Desa Kendal ini, Wakil Bupati Yudi Sumbogo juga berkenan mendampingi Perpustakaan Nasional ke Perpustakaan Komunitas “Cendekia Mandiri”.

(Penulis : Ryn Surya / Pict by : Nisha /Dinas Perpustakaan Pacitan/ Diskominfo Pacitan)

Pemilihan Dokter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja 2018; Upaya Ciptakan Budaya Sadar Kesehatan Sejak Dini

Usaha Kesehatan di Sekolah atau UKS adalah salah satu upaya terpadu lintas program dan sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang berada di sekolah baik tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Dalam program UKS peserta didik tidak hanya berperan sebagai obyek penerima layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, pegawai lainya di sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa yang berperan dalam meningkatkan kesehatan dan mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat.

Untuk memenuhi tujuan itu Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menggelar Pemilihan Dokter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja Tahun 2018 yang diselenggarakan di Gedung Karya Darma hari ini 18/09/2018. Dengan total peserta kegiatan pemilihan dokter kecil dan duta kesehatan remaja sebanyak 144 peserta perwakilan dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang selalu digelar setiap tahun ini memiliki tiga tujuan khusus yakni memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan di sekolah, dan para peserta didik diharapkan memiliki kesehatan fisik dan mental serta mempunyai daya hayat dan daya tangkal terhadap kenakalan remaja. _“Serta terhindar dari pengaruh buruk penyalahgunaan Napza yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya yang dapat merugikan pribadi dan Negara”_. Papar Kabid. Kesmas. Ratna Susi Rahayu yang dalam hal ini sebagai ketua panitia kepada Diskominfo.

Dikesempatan yang sama seusai membuka kegiatan Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Pacitan Eko Budiono menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkanya dapat meningkatkan partisipasi sisiwa dalam program UKS, agar siswa menjadi penggerak hidup sehat disekolah, dirumah dan lingkunganya. _“Juga siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa didik dan orang lain untuk hidup sehat”_. Tambahnya.

Pihaknya juga berharap dari kegiatan tersebut kedepan dapat meningkatkan jumplah dokter kecil dan duta kesehatan remaja di kabupaten pacitan serta terjalin kerjasama dan koordinasi antara pihak pemerintah dan masyarakat sekolah. Hingga upaya untuk menjadikan para siswa menciptakan budaya sadar akan kesehatan dapat terwujud. _(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)._

Pemerintah Bojonegoro Studi Banding Keberhasilan Pariwisata Kabupaten Pacitan

Bupati Indartato Menerima cendramata berupa wayang Thengul asli kab. Bojonegoro dari Bupati PJ Bojonegoro Dr. Supriyanto.

Menyadari potensi tambang migas yang menjadi tulang punggung Kabupaten Bojonegoro satu saat akan habis maka pada Jum’at 14/09/2018 Bupati PJ Bojonegoro Dr. Supriyanto beserta rombongan Pejabat Pemkab mengadakan Studi Banding ke Kabupaten Pacitan untuk belajar langsung bagaimana kabupaten pacitan mengemas Pariwisata sehingga mampu menjadi rujukan bagi wisatawan domestik dan manca negara.

Kunjungan itu disambut langsung oleh Bupati Indartato beserta seluruh jajaran Pejabat di Halking atau Halaman Wingking Pendopo Kabupaten.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari hingga minggu 16/09 tersebut direncanakan akan melakukan rangkaian kunjungan ke beberapa daerah wisata diantaranya ke kali maron Donorojo. Yang dikenal dengan keberhasilan masyarakat dan pemerintah dalam mengemas sungai cantik mirip sungai Amazone itu menjadi tujuan wisata yang tidak pernah dilewatkan para wisatawan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Tidak Ada Prestasi Tanpa Partisipasi

Prestasi olahraga nasional yang berhasil diraih saat ini mustahil dapat terwujud tanpa partisipasi masyarakat. Salah satunya peringkat ke-4 Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta beberapa waktu kemarin. Itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Suko Wiyono saat upacara peringatan Hari Olahraga Nasional ke-53, Ulang Tahun Pmi Ke -73 Dan Hari Perhubungan Nasional Ke-47 di halaman pendapa kabupaten, Senin (17/9/2018). “Didalam mencapai prestasi tersebut, tentu tidak muncul secara tiba-tiba. Prestasi lahir karena dipersiapkan secara matang dan sistematik serta dukungan semua pihak disertai doa dari seluruh masyarakat,” katanya.

Menteri mengajak masyarakat untuk melakukan olahraga secara rutin dan secara teratur. Sebab, dalam konteks pembangunan olahraga, sesuai Intruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan juga ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2017 tentang Gerakan Ayo Olahraga, olahraga dilaksanakan secara masif dan meluas di semua lapisan masyarakat. Terlebih permasalahan terbesar saat ini, yakni derajat kebugaran masyarakat Indonesia masih dibawah 18 persen.  Maka dengan gerakan masyarakat hidup sehat dan gerakan “Ayo Olahraga” diharapkan akan menjawab permasalahan tersebut. Dengan kesegaran jasmani yang bagus dan kesehatan yang bagus pula, maka akan memudahkan lahirnya bibit-bibit yang berpotensi menuju pentas dunia di masa selanjutnya.

Tema besar HAORNAS tahun 2018 ini adalah “Ayo Olahraga, Bangun Indonesia”. Tema tersebut mengandung makna bahwa pemerintah mengajak untuk berolahraga. Dengan berolahraga, akan turut berpartisipasi membangun Indonesia secara keseluruhan. Yakni membangun jiwa yang sehat dan badan yang kuat. “Pembangunan didalam olahraga tidak hanya jasmani, tetapi juga rohani. Dengan sehat rohani kita berarti telah mendukung kebijakan bapak presiden tentang revolusi mental,” terang Menpora.

Terkait peringatan hari ulang tahun PMI ke -73 yang mengambil tema “Semangat Kepahlawanan”, usia kian mematangkan organisasi. Terutama dalam menjalankan roda kegiatan kemanusiaan, meski demikian satu hal yang tidak tergantikan sejak kelahirannya sekarang. Yakni sepak terjang para relawan yang menjadi nahkoda bagi perahu besar PMI.

Sementara peringatan hari Perhubungan Nasional ke-47, hendaknya merupakan momentum yang tepat bagi seluruh insan perhubungan, untuk meresapi kembali apa saja yang telah diberikan untuk kemajuan di sektor transportasi. tantangan pembangunan sektor transportasi semakin kompleks, seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi. Untuk menjawab tantangan tersebut jajaran perhubungan dituntut mampu beradaptasi dan terus berinovasi melalui perubahan pola kerja baru, yang lebih efektif dan efisien. “ Dengan menciptakan sistem transporasi yang handal, sdm yang berkompeten serta sarana dan prasarana yang baik, oleh karena itu, sdm bidang perhubungan harus terus meningkatkan layanan transportasi kepada masyarakat,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu pula diserahkan penghargaan kepada mereka yang berprestasi. Diantaranya tim putra bola voly yang meraih juara pertama kejurprov Jawa Timur, Fasandra Novi Liyundzira (juara II pemilihan pelajar pelopor tertib lalu lintas tingkat Provinsi Jatim), dan piagam penghargaan lomba pertolongan pertama lintas medan PMR Madya dan Wira.

(HumasPacitan/DiskominfoPacitan).

Pemuda Pacitan Meraih Medali Emas Di Ajang WorldSkills ASEAN 2018

Berkat kecintaanya terhadap berbagai bentuk dan karakter kayu Ferdi Nurfiansyah dari Kel. Ploso Kec. Pacitan itu berhasil membawa pulang medali emas dan mengharumkan nama Indonesia di kompetisi bergengsi Worldskills ASEAN 2018 yang dilakasnakan di Bangkok Tailand pada Cabang Joinery atau Teknik Menyambung Kayu Kuntuk Produk Kusen Dan Jendela.

Pemuda berusia 19 tahun lulusan SMK Negri 1 Pacitan itu mengaku bahwa kecintaanya terhadap kayu dimulai saat Ia memasuki jurusan kriya kayu disekolah tersebut, setelah lulus beberapa bulan lalu Ferdi kembali berfokus pada teknik joinery setelah sebelumnya Ia dan timnya berhasil menjadi juara 3 diajang Lembar Kerja Siswa atau LKS yang dilaksanakan di kota Solo Jawa Tengah ketika Ia masih sekolah.

Namun seelumnya Ferdi hampir saja gagal mewakili Indonesia karena ditahun 2016 cabang joinery sempat ditiadakan, tentu Kemenaker juga menghapus cabang itu dari daftar Seleknas, beruntung mendekati kompetisi melalui rapat kepanitiaan worldskills 2018 kembali memasukan cabang tersebut. Alhasil Ferdi dan satu rekan di timnya kembai memiliki kesempatan untuk berkompetisi namun mereka tidak memiliki banyak waktu persiapan. “bersukur sebelumnya kami telah giat berlatih sehingga kami dapat mengasai materi”. Ujar Ferdi yang suka makan sate kambing tersebut.

Anak nomor dua dari pasangan Karmidi dan Suprapti itu juga mengatakan bahwa alasan keberhasilanya membawa pulang medali emas tersebut lantaran begitu pahamnya tentang seluk beluk kayu, Ia mengatakan bahwa kayu memiliki karakteristik yang unik, ada jenis kayu yang keras namun mudah patah, ada yang lunak tapi ulet dan sebagaiya. “Dari sedikit kepahaman kita terhadap kayu mempermudah proses lomba yang dilaksanakan selama 18 jam yang dibagi menjadi tiga hari itu serta kita tidak salah dalam pengerjaan”. Tambahnya yang bercita-cita menjadi pengusaha meubel tersebut kepada diskominfo.

Ferdi bersyukur dapat mengharumkan nama Pacitan dan Indonesia dikancah Asean, kedepan Ia akan kembali memfokuskan diri di bidangnya untuk Worldskills tingkat dunia yang akan diselenggarakan tahun depan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Lomba Foto Sebagai Promosi Dan Bentuk Inventarisasi Kekayaan Pacitan

Didampingi Istri Luki Indartato Bupati menyerahkan Hadiah dan Piangam kepada Fotografer wanita yang memperoleh nominasi pada lomba foto festival rontek 2018

Bupati Indartato mengapresiasi kegiatan Lomba Foto (Instagram) bertemakan Festival Rontek 2018 yang dilaksanakan selama kegiatan festival rontek akhir Agustus kemarin, hal itu disampaikanya saat memperoleh kesempatan pemyerahan hadiah dan piagam kepada para juara di Hotel Srikandi kemarin 14/09/2018.

Ratusan pesrta antusias mengikuti lomba yang digagas oleh Asri Riskiana tersebut, dari kegiatanya itu berhasil terkumpul 2442 buah foto, mereka para para peserta tidak hanya dari kabupaten pacitan, banyak peserta lomba dari kota Yogyakarta dan Solo.

Selain sebagai media promosi yang efektif lomba foto juga berguna sebagai wadah untuk menginventarisasi kekayaan yang dimiliki baik kepariwisataan, produk unggulan asli pacitan ataupun kebudayaan seperti festival rontek. “Menjadi catatan kami untuk memasukan kegiatan semacam ini ke PPHBN di tahun depan”. Disampaikan Bupati seusai acara.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

LOMBA MEWARNAI TINGKAT PAUD/TK SE-KABUPATEN PACITAN

 

                Minggu, 16 September 2018, bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Pacitan telah diadakan Lomba Mewarnai Tingkat Paud/TK Se-Kabupaten Pacitan sebagai bentuk kerjasama Dinas Perpustakaan Pacitan dengan Diva Press Jogjakarta.

                Acara ini diikuti oleh 115 peserta dari perwakilan PAUD dan TK Se-Kabupaten Pacitan. Jumlah peserta kali ini memang jauh berkurang dibandingkan dengan lomba mewarnai pada bulan Februari 2018 dikarenakan dari pihak Diva Press memang membatasi jumlah quota peserta.

                Lomba mewarnai ini digelar dengan sederhana hanya dengan menambah hiburan kecil dari anak-anak sendiri seperti penampilan menyanyi dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh anak-anak yang berani tampil ke depan, setelah mereka menyelesaikan gambarnya. Beberapa dorrprize buku pemberian DIVA Press Jogjakarta diberikan kepada mereka sebagai reward atas keberanian mereka. Kesederhanaan acara tidak mengurangi antusias anak-anak untuk mengikuti lomba. Orang tua maupun guru-guru mereka juga hadir memberikan semangat untuk putra-putrinya.

                Acara ini dilaksanakan sejak pukul 09.00 WIB pagi hingga pukul 12.00 WIB, dan ditutup dengan pengumuman hasil kejuaraan. Juara I diperoleh Almini Kayyisah Afiqoh dari TK Melathi. Juara I oleh Kinanti Widya dari TK Negeri Pembina. Juara III diperoleh Ahmalyka Annaya Sabil dari TK Bustanul Atfhal Pacitan.

                Nama Almini Kayyisah Afiqoh sudah tidak asing lagi dalam perlombaan mewarnai. Anak kelas B TK Melathi ini sering menjuarai perlombaan mewarnai tingkat TK di Kabupaten Pacitan. Rupanya bakat ini menurun dari kedua orang tuanya dan kakaknya.

                Winda, salah seorang guru TK Az-Zhalfa Pacitan dalam wawancara menyampaikan terima kasih banyak atas diadakannya perlombaan ini karena bisa memberikan kesempatan untuk anak-anak yang berbakat dalam menggambar dan mewarnai, juga ini merupakan ajang untuk lebih memperkenalkan kepada anak-anak apa itu perpustakaan. Winda juga berharap ke depannya semoga quota untuk lomba mewarnai diperbanyak, dan tempat untuk perlombaan juga lebih luas lagi.

                Di lain tempat, Warito, SH selaku Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan menyampaikan “ Selamat kepada adik-adik yang berhasil meraih kejuaraan, tingkatkan belajarnya  untuk meraih kesuksesan di masa depan. Demikian pula kepada adik-adik yang belum dapat meraih juara untuk tidak berkecil hati, karena nanti sekitar bulan Februari tahun 2019 saat memeriahkan hari jadi Kabupaten Pacitan akan diadakan lagi perlombaan yang sama.  Salam ceria sampai ketemu lagi pada acara yang sama”.

(Penulis : Ryn Surya/ Pict : Nisha & Yusnafiza/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Luki Indartato; Menyandang Bunda Baca Utamakan Program Sudut Baca

“Pkk kabupaten sebelumnya sudah mempunyai program di masing-masing Desa yang kami beri nama Sudut Baca dan sudah dilaksanakan, namun belum kasimal karena ketebatasan segala sesuataunya. namun setelah usai diselenggarkanaya sosialisasi dari Dinas Perpusatakaan bekerjasama dengan Provinsi dan Pusat kami berharap Semoga Sudaut Baca kedepan  bisa berjalan, bermanfaat dan lebih baik”. Ucap Luki Indartato Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan menjabarkan rancangan gambaran program kerjanya seusai menerima penobatan sebagai Bunda Baca masa periode 2018-2022.

 

Luki juga mengucapakan terima kasih telah diberi kepercayaan yakni menjadi Bunda Baca dan menyatakan keyakinanya bawa dengan bersatu padu maka segala programnya yakni yang utama membudayakan membaca di kabupaten pacitan dapat terlaksana. Ia menambahkan bahwa penobatan tersebut adalah kebetulan lantaran yang harus menyandang bunda baca haruslah Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten, namun demikian Ia kembali mengaskan akan tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

 

Kegiatan yang diberi nama Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca, Implementasi Revolusi Metal Melalui Mobilisasi Pengetahuan Dalam Rangka Meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat yang dilaksanakan hari ini 14/09/2018 di Pendopo Kabupaten tersebut dibuka langsung Bupati Indartato. Selain penobatan itu juga dilaksanakan penandatangan MoU perjanjian kerja sama antara pihak Dinas Perpusktakaan dengan Dinas Pendidikan, STKIP PGRI Pacitan, RSUD, Polres dan Kemenag. Dan diakhiri dengan Dialog yang diikuti oleh perwakilan Pelajar di Kecamatan Pacitan, Mahasiswa, Tokoh Masyarakat hingga Pejabat Dikabupaten Pacitan._(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)._

Senam Pagi Peringati Haornas

Ribuan siswa/siswi dan masyarakat mengikuti senam Dalam Rangka Memperingti Hari Olahraga Nasional yang jatuh pada 09 September kemarin. kegiatan ini dilaksanakan pagi ini di Alun-alun Kabupaten Pacitan 14/09/2018. dalam kesempatan itu hadir mengikuti kegiatan Bupati Indartato dan Istri Luki Indartato, Wabub Yudi sumbogo, serta Pejabat Lingkup Pemkab dan Kepala OPD/Instansi di Kabupaten Pacitan.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Kemarau Panjang; Gunakan Air Sehemat Mungkin Dan Jangan Bakar Semak

Sebanyak 30 Desa dari 11 Kecamatan mengalami krisis air bersih, dan dari pantauan Badan Metrologi klimatologi dan geofisika atau BMKG bulan ini kemarau sampai pada puncaknya serta diperkirakan hujan akan turun di pertengahan bulan Oktober mendatang dengan curah hujan level sedang serta level menengah di bulan November.

Ketika ditemui dikantornya 13/09/2018 Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Pacitan Windarto menuturkan, sejak pertengahan bulan Juli pihaknya telah malakukan drooping air bersih ke daerah terdampak kekeringan yang mengajukan permintaan. Namun ada permasalahan yang di hadapi yakni masih banyaknya daerah yang tidak mempunyai tandon air untuk menyimpan cadangan air yang dikirim. “Selanjutnya kami melakukan langkah bekerjasama dengan BPBD Provinsi lalu kami mendapat bantuan tandon air yang kini telah siap untuk didistribusikan”. Tuturnya kepada diskominfo.

Melihat prakiraan hujan yang akan turun sebulan kedepan Warga masyarakat kabupaten pacitan tidak perlu cemas, Ia mengatakan bahwa persediaan air bersih di kabupaten pacitan masih banyak hingga beberapa bulan kedepan serta dipastikan tidak akan mengalami kekurangan stock air bersih. Namun Ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk melakukan penghematan air bersih khususnya selama musim kemarau ini. “Selain kita berhemat juga saya berharap untuk tidak membakar semak dan lain-lain agar tidak terjadi kebakaran lahan”. Himbaunya mengakhiri.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfopacitan)

WORKSHOP SHARING CARA PENULISAN BUKU ANAK SEBAGAI BENTUK KERJASAMA DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DAN DIVA PRESS YOGYAKARTA

Minggu, 9 September 2018, bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, telah diadakan Workshop dengan tema Cara Penulisan Buku Anak sebagai bentuk kerjasama Dinas Perpustakaan Pacitan dan Diva Press Yogyakarta. Penanggung jawab acara workshop kali ini adalah Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd (Kepala Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan).

Acara tersebut dimulai sejak pukul 09.00 WIB pagi sampai jam 11.00 WIB. Dari target 50 orang peserta Workshop, ternyata peserta yang datang berjumlah lebih dari target. Jumlah peserta yang hadir adalah sebanyak 57 orang. Ada penambahan peserta yang kebetulan berkunjung ke Dinas Perpustakaan Pacitan dan justru mereka yang meminta untuk dapat mengikuti acara workshop tersebut. Peserta yang datang tidak hanya dari kalangan anak kuliahan saja, tetapi juga anak SD, SMP, SMK yang turut antusias mengikuti acara.

Narasumber Workshop datang langsung dari Team Diva Press Yogyakarta, yakni Lathifah (Seorang penulis buku anak di Penerbit Diva Press). Beliau memberikan kiat-kiat bagaimana cara penulisan buku anak yang baik dan benar, dan menjelaskan jenis buku apa saja yang dikonsumsi oleh anak-anak. Selain memberikan kiat-kiatnya, Lathifah dan Miko (pembawa acara sekaligus moderator acara) memberikan beberapa intermezzo agar acara tidak membosankan dan peserta tetap semangat. Di tengah-tengah acara, diberikan beberapa doorprize kepada peserta yang memberikan pertanyaan kepada narasumber.

Sebagai penutup, terdapat sedikit pengarahan dari Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan terkait dengan diadakannya workshop ini. Warito, SH (Kadin Perpustakaan Pacitan) memberikan arahan dan motivasi-motivasi kepada peserta. Selain itu jika ada dari mereka yang menginginkan untuk menerbitkan tulisannya maka pihak DIVA Press akan siap membantu, namun dengan tetap mengindahkan syarat-syarat yang diterapkan oleh pihak DIVA Press. Beliau juga mengatakan bahwa ke depannya acara seperti ini akan terus diadakan di lain waktu, dan beliau berharap peserta yang datang dalam workshop kali ini akan datang dalam workshop penulisan buku selanjutnya.

(Penulis : Ryn Surya/ Pict : Nisha/Dinas Perpustakaan Pacitan/DiskominfoPacitan)

Bupati Sambut 238 Jama’ah Haji Dan Upayakan Pemabahan Kuota Ditahun Depan

Bupati Indartato menyambut kedatangan 238 Jama’ah Haji Kloter Sub 44 dari Kabupaten Pacitan Tahun 1439 Hijiriyah yang datang pagi ini 12/09/2018 Di Pendopo Kabupaten. Satu jama’ah dilaporkan sakit dan masih tertinggal untuk mendapatkan perawatan mendis di Rumah Sakit Arab Saudi, atas nama Karenadi Bambang Sutrisno jama’ah asal Kelurahan  Sidoharjo Kecamatan Pacitan.

Usai kegiatan penyambutan Bupati menyampaikan rasa syukur dan memberikan selamat kepada seluruh jama’ah haji yang telah selesai melaksanakan rangkaian ibadahnya ditanah suci. pihaknya berharap para haji dan hajjah khususnya dari kabupaten pacitan mejadi haji dan hajjah yang mabrur. “Kami juga berdo’a agar satu jama’ah lekas sehat dan pulang ke kampung halaman pacitan”. Kata Bupati Indartato mendoakan.

Besarnya minat warga masyarakat pacitan untuk melaksanakan ibadah haji adalah gambaran adanya peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Pacitan. Melihat kabar baik itu Bupati melalui Kemenag akan melakukan upaya penambahan kuota haji di kabupaten pacitan yakni dengan mengirim surat ke Kemenag Pusat. “Kami terus berupaya agar masyarakat tidak terlalu lama menunggu keberangkatan karena ini urusan ibadah”. Ujar Bupati

Di kesempatan itu Bupati didampingi Istri Luki Indartato, Wabub Yudi Sumbogo beserta Istri Ninik Setyorini, Sekda Suko Wiyono beserta Istri Bety Suko Wiyono, seluruh jajaran Forkopinda, jajaran Pejabat Pemkab, seluruh Kepala OPD dan Istansi serta Tokoh Agama Di Kabupaten Pacitan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan/HumasPacitan).

PEMBUKAAN BAZAR BUKU MURAH PACITAN 2018 KERJASAMA DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DAN DIVA PRESS YOGYAKARTA

PEMBUKAAN BAZAR BUKU MURAH PACITAN 2018

KERJASAMA DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DAN DIVA PRESS YOGYAKARTA

 

Senin, 3 September 2018, telah diselenggarakan “Pembukaan Bazar Buku Murah Pacitan 2018” sebagai bentuk kerjasama Dinas Perpustakaan Pacitan dan Diva Press Yogyakarta. Diva Press mengadakan Bazar Buku dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan yang jatuh pada tanggal 14 September dan Bulan Gemar Membaca yang jatuh juga pada bulan September.

Sebanyak 141 undangan memenuhi ruang Layanan Perpustakaan Pacitan.  Undangan terdiri dari beberapa Kepala Sekolah TK, SD, MI, MTs, SMA, SMK, MAN sekaligus perwakilan siswa-siswinya, dan perwakilan mahasiswa STKIP Pacitan. Selain itu ada beberapa tamu undangan khusus antara lain Bupati Pacitan yang kali ini berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Drs. Suko Wiyono, MM dan Kepala OPD se-Kabupaten Pacitan.

Dalam sambutannya, Drs. Suko Wiyono, MM berpesan kepada para pelaku pendidikan untuk terus semangat menanamkan budaya gemar membaca dan mendorong minat berkunjung siswa ke perpustakaan baik ke Perpustakaan sekolah maupun Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan. Beliau juga menjelaskan bahwa Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan sekarang ini sudah berubah menjadi sangat cantik dan fasilitasnya juga sudah lebih memadai. Kedepannya diharapkan untuk lebih bisa meningkatkan fasilitasnya. Dalam kesempatan itu pula beliau menyampaikan agar Desa dan Kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan untuk secara bersama-sama membangun masyarakat yang mempunyai minat baca tinggi dengan mengangkat perpustakaan kecamatan dan desa.

Warito, SH selaku Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan juga menjelaskan bahwa Negara Republik Indonesia merupakan Negara yang minat bacanya menduduki peringkat ke-2 dari bawah, yakni tingkat ke-60 dari 61 negara di dunia. Tentunya ini menjadi PR kita bersama untuk mencetak generasi muda menjadi pecinta buku, dan mencintai budaya gemar membaca yang nantinya berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu bangsa. Berkaitan dengan dibukanya Bazar Buku yang diadakan oleh Diva Press, diharapkan mampu menarik masyarakat umum untuk lebih mudah mendapatkan buku-buku yang bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah tanpa harus jauh-jauh pergi ke luar kota.

Beberapa doorprize dipersembahkan untuk peraih kategori sekolah-sekolah dengan jumlah kunjungan terbanyak ke Dinas Perpustakaan Pacitan, selain itu juga doorprize diberikan kepada Desa Nanggungan atas kejuaraannya dalam lomba perpustakaan Desa se-Kabupaten Pacitan tahun 2018.

Hal ini dilakukan untuk lebih menarik minat kunjung masyarakat pada umumnya. Untuk mempercantik acara, para undangan dihibur dengan mini show pantomim oleh Naura Quinta Revana Gunawan (siswi kelas 3 SD di kota Yogyakarta putri Bapak Aconk Indra dari DIVA Press).  Acara tersebut diakhiri dengan kunjungan para pengunjung untuk melihat Bazar Buku Murah Diva Press di halaman Dinas Perpustakaan Pacitan.

Bazar Buku Murah Diva Press akan diselenggarakan sampai dengan tanggal 17 September 2018 dari jam 09.00 WIB hingga jam 21.00 WIB. Banyak jenis buku yang dihadirkan kali ini, jauh lebih banyak dari bazar sebelumnya.

(Penulis: Ryn Surya/Pict: Nisha/Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

 

Njala, Kearifan Lokal Untuk Melestarikan Lingkungan

Njala (menjala ikan) merupakan salah satu upaya melestarikan lingkungan hidup, demikian disampaikan oleh Bupati Pacitan, Indartato saat membuka Lomba Njala di kawasan muara sungai Grindulu Pacitan atau yang biasa disebut warga kawasan Pancer (11/09/2018).

“Kearifan lokal yang menurut saya luar biasa, tidak merusak lingkungan. Oleh karena itulah kegiatan semacam ini perlu dilestarikan yang sekaligus memberikan contoh kepada teknologi yang lebih modern agar tidak merusak lingkungan” jelas Indartato.

Senada dengan Bupati Pacitan, ketua panitia Lomba Njolo, Sunyoto Karyawan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan suatu sarana untuk berkumpul dan bersatu untuk stop ilegal fishing. “Kita budayakan menangkap ikan dengan cara yg baik tidak merusak lingkungan” tambahnya.

Lomba Njala merupakan even rutin yang digelar oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Srono Jolo. Even kali ini diikuti lebih dari 100 orang peserta dari seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Selain Lomba Njala, juga digelar upacara Ngambu (Ngabekti Marang Bumi) Pancer.

(humaspacitan/diskominfopacitan)

234 Ingkung Untuk Sedekah Laut

Rombongan Bupati diantara ribuan masyarakat ketika mengarak tumpeng yang akan dilarung ditengah Laut Pacitan

Sebanyak 234 buah ingkung disiapkan para nelayan pada sedekah laut menyambut 1 Syuro atau tahun baru Islam 1440 H di kawasan pelabuhan perikanan pantai Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Senin (10/9/2018). Jumlah itu lebih banyak dibanding tahun sebelumnya, yakni 195 buah. “Peringatan ini memiliki dua makna. Yakni bersyukur dan introspeksi diri,” kata Bupati Indartato saat menghadiri kegiatan tersebut.

Menurut bupati, banyaknya ingkung yang terkumpul pada agenda tahunan itu membuktikan bahwa para nelayan tetap kompak dan bersatu. Karena persatuan menjadi salah satu modal penting dalam pembangunan daerah. “Kekurangan-kekurangan dibenahi. Agar kehidupan kita lebih baik,” ucapnya.

Sebagai perwujudan rasa syukur atas rejeki dari Allah SWT melalui hasil tangkapan, nelayan kemudian melarung tumpeng ketengah laut. Bupati Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama sejumlah unsur forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) pun tak ketinggalan ikut melaut.

(humaspacitan/diskominfopacitan).

Agar Tidak Terjadi Kesalahan Dalam Pembangunan

Bupati Indartato meninjau langsung proyek pembangunan taman dan lapangan olahraga di Alun-alun Kabupaten Pacitan hari ini Senin, 10/09/2018.

Proyek senilai 2,1 Milyar yang dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup itu untuk pembangunan selasar, air mancur menari, pelebaran jalan air mancur, lampu dekoratif lem, lampu induk serta kursi antik. Sedangkan untuk empat lapangan olahraga yakni lapangan bola basket, dua lapangan bola volley dan satu lapangan sepak takraw dikerjakan oleh Disparpora membutuhkan anggaran 600 juta. Keduanya dijadwalkan rampung hingga 23 Nopember mendatang dan menghabisakan waktu selama empat bulan pengerjaan.

Kesempatan itu Bupati didampingi Sekda Suko Wiyono, Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Joni Maryono, Asisten Admistrasi Umum Sakundoko, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Tri Mujiharto, Kabag. Unit Layanan Pengadaan (ULP) Affandi, Kabag. Umum Misranto dan Kepala Diskominfo Rachmad Dwiyanto.

Bupati menegaskan bahwa Alun-alun harus menjadi fungsinya sebagai pusat kegiatan masyarakat, pemerintahan dan lain-lain yang aman, nyaman dan menyenangkan, dan menjadi tugas pemerintah untuk memperbaiki serta melengkapi segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Selanjutnya Bupati mengatakan bahwa masih banyak kekurangan disana-sini dan pihaknya terus berupaya membenahi bersama dengan pihak terkait supaya warga masyarakat pacitan benar-benar nyaman ketika berktifitas di Alun-alun. “Hari ini bersama-sama kita evaluasi agar tidak terjadi kesalahan khususnya dalam pembangunan”. Tutur Bupati kepada Diskominfo.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bawa Pulang Piala Di Jambore Jatim Ke-XVI

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pacitan sabet Juara satu Lomba Kebersihan Tenda dan  Kerapian Pasukan, Juara harapan untuk Lomba Lintas Medan serta merebut hadiah utama di ajang senam pagi dalam partisipasinya di kegiatan Jambore Satpol PP Jatim ke- XVI yang digelar di Taman Waduk Selorejo Kabupaten Malang (05/09) hingga (07/09/2018).

Sebanyak 10 anggota terbaik dikirim mengikuti kegiatan tersebut untuk mewakili Pemerintah Kabupaten Pacitan, meskipun minim persiapan dikarenakan padatnya agenda peringatan HUT RI yang terangkum dalam “Agoestoesan 2018” namun Satpol PP Kabupaten Pacitan masih terbukti mampu mengukir prestasinya menjadi salah satu yang terbaik dari 54 kontingen yang rata-rata berasal dari daerah yang siap dari sisi personil maupun materil.

“Kegiatan latihan kami laksanakan di sela-sela padatnya tugas”. ujar Juri, S.Sos Kasi Sumber Daya Apratur dan Pembinaan PPNS kepada Diskominfo melalui sambungan telepon.

Keterbatasan personil menjadi hambatan lain hingga terpaksa melibatkan pejabat struktural untuk ikut serta terlibat menjadi pasukan, belum lagi begitu singkatnya dalam mempersiapkan properti menjadi masalah yang harus diselesaikan, sehingga memaksa anggota Satpol PP Kabupaten Pacitan untuk bekerja ekstra. “akhirnya kami menerapkan sistem komando dibawah kendali langsung Kasatpol PP”. imbuh Juri.

Selama berlangsungnya Jambore seluruh giat dilaksanakan secara mandiri, hal itu menuntut personil yang memiliki kesiapan fisik prima dan penguasaan regulasi sebagai landasan kinerja yang baik. Padatnya kegiatan lapangan juga  menyita energi yang tanpa disadari menjadi salah satu kendala selain cuaca di kawasan Waduk Selorejo dirasakan  cukup dingin memaksa peserta harus menyesuaikan diri survival bertahan agar tidak jatuh sakit.

Saat ditemui di kantornya Kasatpol PP Kabupaten Pacitan Widy Sumardji menyambut baik atas prestasi yang telah diraih berhasil dibawa pulang oleh kontingennya, Widy mengaku bersyukur serta bangga atas prestasi yang diperoleh. mengingat padatnya tugas dinas di bulan Agustus bahkan mantan Kadis Kominfo ini sampai turut memantau langsung persiapan hingga pemberangkatan dan pelaksanaan jambore “saya betul betul memberikan apresiasi atas usaha dan kerja keras teman-teman di lapangan, saya berharap dengan tiga kemenangan itu menjadi spirit untuk giat-giat selanjutnya”. Widy menambahkan.

Mengingat besarnya potensi yang diperoleh khususnya untuk sektor wisata jika terpilih menjadi tuan rumah giat Jambore Satpol PP, ia menjelaskan untuk pengelolaan dan seluruh fasilitas sudah siap namun demikian pihaknya harus tetap berkonsultasi dengan pimpinan khususnya yang menyangkut anggaran.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bupati Mengharap Kenal Budaya Dan Menjadi Pilar Untuk Memperteguh Kekuatan Bangsa

Bupati Pacitan Indartato didampingi Wabup Yudi Sumbogo, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Daryono, Kepala Sekolah Giyano serta Ketua Komite Slamet Margiono bersama menabuh gong sebagai pertanda Artistic dimulai.

Bupati Indartato berkesempatan menghadiri dan membuka Artistic Volume 4 dalam acara Hari Jadi SMA 1 Pacitan ke-54 Tahun. Artistic adalah pagelaran seni yang menggabungkan seni musik, tari dan drama dalam wadah seni pertunjukan, pada tahun ini artistic mengusung tema atau cerita tentang Budaya Indonesia dan dijadwalkan berlangsung tiga malam berturut-turut yakni dari 06/09 sampai 08/09 di Gasebu Kota Pacitan.

Pihak sekolah menjelaskan kegiatan itu untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda pada budaya lokal dan nasional serta diharapkan dengan kegitan itu dapat mengenalkan seni pertunjukan ke khalayak umum terutama para pelajar tentang keberadaan dan keanekaragaman budaya Indonesia.

“saya mengajak kepada seluruh pelajar di kabupaten pacitan untuk bersama menumbuhkan rasa bangga terhadap seni budaya Indonesia”. Kata Bupati Indartato. Bupati juga mengharapkan budaya menjadi pilar utama yang bisa memperteguh kekuatan bangsa melalui rasa bangga pada budaya Indonesia yang beraneka ragam.

Selanjutnya Bupati sangat mendukung kegiatan tersebut untuk mengangkat seni budaya Indonesia agar dilihat dunia internasional. Serta berharap kegiatan artistic sebagai wadah menumbuhkan keindahan budaya bangsa baik lokal maupun nasional. Juga mengharapkan menambah rasa patriotisme dan memupuk nilai-nilai kebangsaan melalui cipta seni pertunjukan yang dikemas secara menarik dan menghibur.

Turut hadir mendampingi Bupati Indartato Wabup Yudi Sumbogo dan Istri Ninik Setyorini Yudi Sumbogo serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Daryono.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Terimakasih Telah Mengharumkan Nama Pacitan

Dua atlit Asian Games berpose didepan kamera; dari kiri Veleg Dhany Ristan Krisnawan dan Novia Andriyanti usai menerima piagam dan uang pembinaan dari Bupati Indartato

Saat mengawali sambutanya Bupati Indartato memanjatkan rasa syukur dan bangga lantaran kabupaten pacitan memiliki dua talit Asian Games dan puluhan atlit juara kelas provinsi. Ia juga mengucapkan terimakasih atas segala perjuangan serta kerja keras yang dilakukan sehingga mereka mampu mengharumkan nama kabupaten pacitan dimata nasional dan dunia.

Dalam kesempatan itu bupati juga menyerahkan piagam dan uang pembinaan kepada masing-masing atlit dan para pelatih. “kami baru pada taraf memberi memotifasi belum bisa dikatakan pemberian bonus”. Kata Bupati dalam sambutanya.

Bupati juga meminta kepada seluruh atlit, pelatih dan para pengurus agar kedepan lebih fokus lagi dalam latihan, sehingga siap mengahadapi kejuaraan-kejuaran yang akan datang tujuanya dapat unggul menjadi juara akhirnya membawa nama baik keluarga dan pemerintah daerah. “Mari berbenah, jangan saling menyalahkan agar atlit pacitan lebih baik lagi”. Ucap Bupati Indartato member nasehat.

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Pacitan Endang Surjasri dalam kesempatan yang sama menjelaskan kepada Diskominfo bahwa pihaknya adalah wadah bagi seluruh atlit di kabupaten pacitan, Endang berharap dengan perhatian tersebut akan menjadi spirit dalam berlatih.  “Jangan pandang Mbak Novi dan Mas Veleg sekarang, namun lihatlah mereka sebelumnya, banagimana mereka berlatih begitu keras”. Tambah Endang.

Dalam kesempatan itu turut hadir Wabup Yudi Sumbogo, Kepala Dinas Pendidikan Daryono, Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan Dan Olahraga Endang Surjasri, Kepala Dinas Kominfo serta Ketua KONI Pacitan Sugiharyanto.

 (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Bupati Tonton Gandhang di 72 Tahun Mengabdi

Bupati Indartato berkesempatan menyaksiakan Pagelaran Wayang Kulit dalam Rangka Puncak Kegiatan Hari Ulang Tahun SMP Negri 1 Pacitan Ke 72 Tahun. Didampingi Wabub Yudi Sumbogo dan Istri Ninik Setyorini Yudi Sumbogo yang sekaligus alumni, serta Staf Ahli Bidang Kepemerintahan Tri Mujiharto dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Daryono.

Diusung sebagai dalang Gandhang Gondo Waskito yang tidak lain adalah murid kelas tujuh sekolah itu membawakan judul Laire Wisang Geni (Lahirnya Wisang Geni), direncanakan berakhir sebelum pagi, atau biasa disebut wayang padet. Selain untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang eksistensi gandang sebagai dalang kebanggan SMP 1 dan masyarakat pacitan juga sebagai langkah pemanasan gandang dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilihan dalang cilik Nasional di Jakarta mewakili Jawa Timur.

Dengan tema peringatan pendidikan karakter dalam 72 tahun mengabdi pemantapan pendidikan ramah anak sekolah tersebut berkomitmen untuk memebawa siswa didik siap menghadiapi berbagai tantangan zaman. Dan maju menjadi pelopor generasi penerus yang dapat diandalkan bagi bangsa dan agama. “Pendidikan karkter terbukti mampu menjadi penopang utama berkehidupan, komitmen kami para pendidik untuk menididik anak bangsa menjadi pemimpin bangsa yang unggul serta dapat diandalakan bagi masyarakat, nusa dan bangsa”. Ungkap Cahyo Herlambang Kepala SMP 1 Pacitan.

Rangkaian agenda dilaksanakan tiga hari berturut-turut, dari baksos berbentuk pengiriman air bersih ke desa yang terdampak kekeringan di 10 desa di kabupaten pacitan, pemabagian sembako ke keluarga sekolah yang membutuhkan, hingga lomba akademis dan non akademis. “Sekaligus sebagai sarana silaturohmi antar alumni yang tergabung dalam alumni smpzapa”. Tambah Cahyo.

Sebelum pagelaran wayang juga dilaksanakan kegiatan penyerahan Neon Box dari para Alumni 81 yang bertuliskan Alumni Smenzapa, Neon box tersebut dipasang di depan gedung utama sekolah dan penyerahan diterima langsung oleh kepala sekolah didampingi ketua komite dan seluruh guru.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Meski Kemampuan Terbatas, Daerah Tetap Perhatikan Korban Bencana Alam

Meski kemampuan daerah dalam menangani korban bencana alam penghujung tahun 2017 lalu terbatas, namun hal itu tidak menyurutkan perhatian kepada mereka. Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Pacitan secara bertahap masih terus memberikan bantuan. “Saya minta maaf kepada masyarakat. Karena sampai saat ini belum semua korban bencana alam tertangani dengan baik,” kata Bupati Indartato usai memberikan bantuan untuk korban bencana alam di Desa Sedeng, Pacitan, Kamis (6/9/2018).

Sebagai solusi dari keterbatasan itu, lanjut bupati, pihaknya telah mengusulkan bantuan serupa ke tingkat lebih atas. Yakni BPBD Jawa Timur dan BNPB di Jakarta. Selain itu pemkab juga memanfaatkan dana-dana corporate social responcibilty (CSR) untuk keperluan serupa. Saat ini masih ada sekitar 2.000 korban bencana alam yang masih membutuhkan uluran tangan dengan berbagai klasifikasi. Dimana sebanyak 400 diantaranya telah ditangani. “Saya berharap (usulan,Red) segera terealisasi. Karena kasihan, sudah hampir setahun belum tertangani,” harapnya.

Tak hanya menyerahkan bantuan, kedatangan bupati dan wakilnya ke lokasi hunian relokasi bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi mereka. Apalagi kini cuaca juga mulai didominasi mendung dan masyarakat, khususnya yang terdampak, mengaku masih trauma.

(humaspacitan/diskominfopacitan).

Taati Aturan Bersama

Potensi terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan bantuan keuangan di desa menjadi salah satu fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebab bagi pengelolanya akan berdampak pada hukum. “Taati aturan bersama,” pesan Bupati Indartato dihadapan para kepala desa dan camat saat membuka Klinik Konsultasi Pengelolaan Bantuan Keuangan di Desa, Rabu (5/9/2018).

Hal itu disampaikan karena bupati menyadari bahwa potensi penyimpangan pengelolaan anggaran di desa cukup terbuka. Sehingga menajerialnya harus tepat dan taat pada aturan yang berlaku. Karenanya ia berharap agar kegiatan semacam itu tidak hanya dilakukan sekali saja dalam setahun. “Kalau bisa dua atau tiga kali setiap tahunnya. Agar para pengelola tahu dan paham. Sehingga terhindar dari konsekuensi hukum dikemudian hari. Karena kecenderungan korupsi selalu ada,” tandasnya.

Klinik Konsultasi Pengelolaan Bantuan Keuangan di Desa sendiri akan berlangsung mulai 5-7 September di enam wilayah kecamatan. Selain desa, pihak kecamatan juga terlibat. Tak hanya berkonsultasi tentang pengelolaan keuangan, para peserta juga dapat melaporkan jika muncul potensi penyimpangan.

Perwakilan Inspektorat Provinsi Jawa Timur I Nyoman Suwardika menyebut, potensi korupsi atas bantuan keuangan di desa tidak hanya melibatkan perangkat. Tetapi juga orang-orang diluar sistem pemerintahan. Salah satunya istri kepala desa, selain indikasi lainnya. Seperti penggelembungan honor perangkat, anggaran ATK, dan proyek fiktif. Dari catatannya, selama kurun 2016 sampai Agustus 2017 ratusan oknum perangkat desa terlibat korupsi di Indonesia dengan kerugian negara mencapai Rp 30 miliar. “Semua karena masyarakat tidak dilibatkan dalam proses perumusannya,” terang dia.

Dari tahun ke tahun alokasi dana desa dari pemerintah pusat terus meningkat. Jika diawal program nilainya baru diangka Rp 20 triliun, maka tahun ini menyentuh angka Rp 60 triliun. “Jika dikelola dengan baik akan berdampak positif bagi desa dan masyarakatnya,”pungkas Nyoman.

(humaspacitan/diskominfopacitan).

“KELAS INSPIRASI” SEBAGAI AGENDA KEGIATAN RUTIN TAHUNAN DINAS PERPUSTAKAAN

Sabtu, 25 Agustus 2018 Kelas Inspirasi Pacitan mengadakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan di Taman Air Mancur Alun-alun Pacitan.
Apa itu Kelas Inspirasi??
Kelas inspirasi adalah gerakan para profesional turun ke Sekolah Dasar (SD) selama sehari, berbagi cerita dan pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
Untuk daerah Pacitan, Kelas Inspirasi yang saat ini di-Ketuai oleh Moh. Khoirul Umam, sudah dibentuk sejak 3 tahun yang lalu. Selama 3 tahun ini pula, Kelas Inspirasi Pacitan sudah banyak mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Pacitan. Pada malam kemarin, kegiatan Kelas Inspirasi Pacitan bisa kita lihat dari foto-foto yang dipajang sedemikian rupa di kawasan Air Mancur.
Acara tersebut disuguhkan dengan apik, unik dan sangat menarik. Berjajar foto-foto yang dihiasi dengan lampu temaram di setiap deret foto. Di pinggir trotoar terdapat “pohon cita-cita” yang digunakan untuk menggantungkan tulisan cita-cita anak-anak yang datang melihat acara Kelas Inspirasi malam itu.
Dalam acara tersebut, selain mengadakan pameran foto, penulisan cita-cita di pohon cita-cita, hiburan teater dari SDN Sirnoboyo III dan SDN Ploso II, persembahan permainan Biola dari Dik Bella salah seorang anak didik Kelas Inspirasi, permainan tradisional yang diikuti seluruh anggota Kelas Inspirasi, juga terdapat segmen Taman Baca, dimana pengunjung dapat dengan bebas membaca buku-buku bacaan yang sudah disediakan. Dan Taman Baca ini diisi oleh Dinas Perpusda dengan mengirimkan mobil perpustakaan keliling Bidang Layanan dan Koleksi (Pusling). Acara ini dimulai dari jam 18.30 WIB, namun kami Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpusda sudah standby di lokasi sejak pukul 15.00 WIB hingga acara selesai sekitar pukul 21.30 WIB.
Antusiasme pengunjung malam itu sangat luar biasa. Pengunjung yang paling banyak adalah anak-anak dan orang tuanya.
“Acaranya bagus Mbak. Semoga acara ini bisa terus diadakan tiap malam minggu. Ada buku-buku perpustakaan yang ada di mobil keliling juga, ini bagus untuk masyarakat utamanya anak-anak. Jadi mereka bisa mengenal yang namanya mobil pustaka keliling. Ini anak saya seneng sekali waktu liat ada mobil pustaka dari jauh, terus ngajak kesini”, ungkap salah seorang Ibu yang bernama Sendy di dekat mobil Pusling.
Setelah itu kami selaku penulis berdiskusi dengan Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd Kabid Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan mengenai harapan pengunjung tentang kegiatan seperti acara tersebut, dan beliau berpesan untuk segera berkoordinasi dengan Kelas Inspirasi bahwa pihak Dinas Perpustakaan akan selalu siap seandainya diajak bekerjasama kembali. Andaikan tidak ada kerjasama, Edi Sukarni akan siap mengajak para staff Bidang Layanan dan Koleksi untuk merutinkan kegiatan Pusling setiap malam minggu di tempat-tempat keramaian di wilayah Kota Pacitan.
Bak gayung bersambut, Mega Hemaswari (22 th) sebagai salah seorang anggota Kelas Inspirasi Divisi Recuritment mengatakan bahwa agenda yang seharusnya bersifat tahunan, kemungkinan besar akan diadakan tiap 2 bulan sekali berdasarkan hasil rapat seluruh anggota Kelas Inspirasi Pacitan setelah diadakannya acara malam minggu kemarin.
(Penulis : Ryn Surya / Video Edited by : Nisha Permana & Ryn Surya/Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskomifo Pacitan)

Diskominfo Kota Kediri Ngangsu Kaweruh Ke Pacitan

Foto bersama; Kepala Dinas Kominfo kota Kediri beserta rombongan berfoto seusai melaksanakan kegiatan kunjungan.

Bertujuan menambah wawasan dan kordinasi terhadap pelayanan informasi online serta upaya mengintegrasikan dengan Lapor dan SP4N, Kepala Dinas Kominfo Kota Kediri Haris Candra Purnama beserta empat orang rombongan melaksanakan kunjungan ke Dinas Kominfo Kabupaten Pacitan. Kedatangan itu disambut langsung oleh pimpinan Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto di ruang PPID Kabupaten Pacitan. dalam kesempatan itu Rachmad didampingi kepala bidang TI Supriyono beserta Kasi Pelayanan Informasi Riyanto.

(DiskominfoPacitan)

 

 

Festival Rontek; Tak Sekedar Menyuguhkan Hiburan

Penyelengaraan Festival Rontek 2018 telah usai akhir pekan kemerin, masyarakat baru saja dimanjakan oleh pesta budaya terbesar di Kabupaten Pacitan selama tiga malam berturut-turut, dari tanggal 31/08 hingga 02 September kemerin. Sebanyak 36 peserta dari Desa/Kelurahan dan Kecamatan di kabupaten Pacitan telah berupaya maksimal untuk menjadi yang terbaik.

Dilain sisi evaluasi dilakukan oleh penyelenggara yakni pemerintah. Segala aspek diperhatikan, begitu juga dengan lonjakan penonton yang jumplahnya terus naik dari tahun ke tahun. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, sejak siang hari penonton memenuhi alun-alun sebagai titik start peserta serta memadati ruas jalan route Rontek.  “Kami bersyukur puluhan ribu penonton semakin disiplin sehingga tidak berdesakan dan menggangu proses pertunjukan” ucap Adi Subroto Kabid. Kebudayaan Dinas Pendidikan kepada Diskominfo usai kegiatan kemarin 02/09/2018.

Selanjutnya evaluasi dilakukan guna memaksimalkan even tersebut, tidak menutup kemungkinan para seniman rontek dari masing-masing daerah kedepan akan melakukan penyatuan antara kesenian rontek dan budaya asli yang dimiliki Kabupaten Pacitan. “Bisa saja dipadukan antara rontek dengan ketek ogleng ataupun dengan wayang beber misalnya, selain menarik juga membawa kesenian tersebut semakin dikenal” tambah Subroto.

Pemerintah tidak sekedar menyuguhkan hiburan seni budaya dan memeriahkan HUT RI semata, kegiatan Festival Rontek adalah sebuah wadah nyata yang diberikan pemerintah sebagai penyatuan budaya dan wisata di Pacitan. Selanjutnya kegiatan besar itu ibarat gerbong untuk mengusung ekonomi masyarakat. “Segala peningkatan diraih dan ditingkatkan panitia, satu misal hadiah pemenang juara satu kita naikan hingga 25%”. Ungkap Daryono Ketua panitia dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan.

 

DAFTAR PEMENANG FESTIVAL RONTEK 2018

Data Tersebut Diambil Dari Pengumumuman Resmi Panitia Rontek 2018

 

JUARA 1 (JUARA UMUM)

RAUNG BAMBU KECAMATAN PRINGKUKU

 

PENYAJI TERBAIK NON RANGKING

BINA SAKTI KELURAHAN PUCANG SEWU

MADALA GONG 2000 KECAMATAN PUNUNG

RAUNG BAMBU KECAMATAN PRINGKUKU

LASKAR GAMPAR KELURAHAN PACITAN

GRINGSING SINAMPURNO KECAMATAN TEGALOMBO

 

PENATA MUSIK TERBAIK NON RANGKING

PRING SEJATI DESA BANGUNSARI KECAMATAN PACITAN

SEKAR MELATI EKCAMATAN ARJOSARI

CERIA DESA ARJOSARI

RAUNG BAMBU KECAMATA PRINGKUKU

GUGAH RASA KECAMATAN DONOROJO

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Ayo Maksimalakan WADULE

Sejak peluncuranya pada 14/03 kemarin Wadah Aspirasi dan Pengaduan Layanan Elektronik (WADULE) Pacitan  hadir dan menjadi salah satu wadah aspirasi secara elekronik yang berkomitmen memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk turut serta memajukan pemerintahan yang baik, transparan dan akuntable di kabupaten Pacitan.

Tujuan utamanya adalah memberikan ruang aspirasi masyarakat, menyampaikan kritik, gagasan serta keinginan yang kemudian sampai pada pemerintah. Sehingga perintah dapat proaktif menanggapi seluruh uneg-uneg dengan tujuan pembangunan bersama. Hal ini berdasarkan pada kerja WADULE yang dihubungkan ke seluruh instansi pemerintah di seluruh Kabupaten Pacitan. Tidak berhenti disini aplikasi tersebut terhubung dan terintegrasi dengan LAPOR (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) serta SP4N (Sistem Pengolahan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional).

“Segala jenis pelaporan akan termenejemen dengan baik. Hasilnya, aspirasi masyarakat akan cepat ditanggapi oleh instansi yang membidangi pelaporan itu”. Kata Riyanto Kasi Pelayanan Informasi Bidang Informasi dan Persandian Diskominfo Pacitan.

Sekali lagi Riyanto menjelaskan dengan gamblang, bahwasannya setelah proses lapor atau memberikan aspirasi dilakukan, semua masukan diterima oleh admin dan segera ditindaklanjuti kepada bidang kerja yang berwenang. Selanjutnya pelaporan dari masyarakat secara langsung diolah oleh staf khusus yang bertugas mengelompokan aspirasi sebelum kemudian diproses.

Selain menghimpun aspirasi berupa keinginan warga masyarakat Pemerintah juga berharap dengan WADULE seluruh elemen dapat dengan mudah menjadi subyek pemantau kebijakan publik. Dikarenakan masyarakat adalah elemen terpenting dalam perjalanan kebijakan serta pembangunan.

“Keterbukaan informasi publik menjadi reseprentasi dari demokrasi, dimana partisipasi masyarakat adalah salah satu tolak ukur keberhasilanya, jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan ini. Agar berama-sama kita menjadi subjek pembangunan” tutur Riyanto berharap.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Semua Warga Masyarakat Kabupaten Pacitan Harus Mempunyai Dokumen Kependudukan

Wakil Ketua TP PKK Kab. Pacitan Ninik Yudi Sumbogo Memberikan Sambutan Sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan.

 

Banyak fungsi penting dari dokumen kependudukan dan masih adanya warga masyarakat pacitan yang belum tercatat di pencatatan sipil, maka pada kesempatan Rapat Pleno Tim Penggerak PKK dan Darma Wanita Persatuan Kabupaten Pacitan menggelar Sosialisasi Admistrasi Kependudukan hari ini 04/09/2018 di Pendopo Kabupaten. kegiatan itu mengusung Slogan (GIZA) atau Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan, yang disampaikan oleh Arik Januarsih Kabid. Pencatatan Sipil Dukcapil kabupaten pacitan.

Dari jumplah 538 ribu masyarakat di pacitan ada sekitar 100 warga masyarakat yang belum memiliki dokumen kependudukan. penyebabnya ialah masyarakat merasa dokumen tersebut tidak penting atau ada beberapa masyarakat yang malas untuk mencatatkan diri karena belum mebutuhkan. “faktor lain yang dominan adalah mereka para perantau yang kini pulang ke pacitan, karena mereka masih tercatat sebagai warga di tempat mereka merantau jadi harus mengurus terlebih dahulu surat pindahnya agar tidak dobel pencatatan”. Terang Arik menyampaikan materinya.

Luki indartato seusai kegiatan mengatakan setelah kegiatan ini berharap para anggota dapat langsung terjun ketengah masyarakat atau lingkungan masing-masing untuk memberikan sosialisasi, sehingga seluruh warga pacitan menjadi tahu pentingnya dokumen kependudukan dan sadar mengurusnya. “Pastikan semua telah tercatata di pencatatan sipil”. Himbau Luki berharap.(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

 

Terus Tampil Disepanjang Route

Display disiapkan panitia untuk peserta Festival Rontek di dua tempat yakni yang pertama VIP tempat para pejabat menyaksikan di Jalan Ahmad Yani Pacitan 0 Kilometer, dan ke dua di Jalan Jendral Sudirman depan gedung PLUT. Namun para peserta disepanjang jalan yang berjarak hampir 1 kilometer tersebut akan terus tampil membawakan musik, tari dan bahkan atraksinya kepada penonton yang memadati sepanjang route itu.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Budayakan Sadar Bencana Sejak Dini

Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD menghimbau masyarakat selalu sikap tanggap terhadap seluruh potensi bencana, khususnya gempa bumi dan gelombang tsunami. Rabu dini hari tadi telah terjadi gempa bumi dengan skala 5,8 Skala Richter. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, diketahui pusat gempa berada di baratdaya Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kedalaman 10 Kilometer. Selain kabupaten Pacitan, Kota Malang disebelah timur hingga Kabupaten Purworejo disebelah barat pusat gempa juga mersakan gempa tersebut.

Masyarakat diharap untuk selalu siap bahkan saat bencana belum terjadi, kesiapan tersebut dinataranya yakni mendirikan bangunan rumah atau kantor dan sebagainya sesuai dengan kaidah yang berlaku, serta mengenali segala kondisi tempat tinggal atau tempat kerja, dan menempatkan prabotan pada tempat yang proposional.

selanjutnya persiapkan berbagai peralatan keselamatan dan kedaruratan sejak dini, diantranya mungkin senter, P3K dan lain-lain. selalu periksa gas, listrik dan matikan bila tidak digunakan. “Penting juga mencatat nomor-nomor penting yang bisa dihubungi, misal pemadam kebakaran, rumah sakit dan lain sebagainya”. Terang Diyanita Kepala Seksi Kesiap Siagaan Bencana BPBD Kabupaten Pacitan Kepada Diskominfo Kabupaten Pacitan hari ini 29/08/2018.

Jika gempa benar-benar terjadi maka hindari panik, karena panik menyebabkan proses evakuasi diri tidak maksimal dan bisa merugikan dan membahayakan orang lain. masyarakat yang berada dalam gedung untuk keluar dengan tertib dan tidak bersedak-desakan dan hindari menggunakan lift, jika tidak memungkinkan keluar ruangan maka disarankan untuk berlindung dibawah meja yang kuat, tempat tidur atau berlindung di pojok bangunan. Jika berada diluar ruang maka perhatikan bangunan, pohon, tiang listrik dan sebagainya yang mungkin dapat roboh. “jika berada di pantai segeralah lari menuju tempat yang lebih tinggi, untuk menghindari kemungkinan potensi terjadinya gelombang tsunami, dan selalu ingat jargon 20 20 20”. Tambah Nita.

Pihaknya juga terus mengingatkan kepada masyarakat untuk benar-benar mengingat dan memahami jalur evakuasi yang telah disiapkan pemerintah, agar jika terjadi gempa yang berpotensi gelombang tsunami masyarakat tidak kesulitan dan kebingungan mengevakuasi diri ke temapat yang lebih tinggi. (_Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan_).

1.960 Siswa dan Siswi Meriahkan Karnaval Kemerdekaan

Karnaval Kemerdekaan digelar kemarin Senin 27/08/2018 di Alun-alun Utara depan Kantor Bupati Pacitan, melibatkan 1.960 siswa dan siswi yang tergabung dalam 12 kelompok peserta sekolah SMA/SMK dan MA Se-Kecamatan Pacitan.

Peserta merebutkan juara 1, 2 dan 3 dan harapan 1, 2 dan 3. mereka akan menempuh route dari Jl. Jaksa Agung Suprapto tempat pembukaan, menuju ke timur belok kanan masuk ke Alun-alun Timur dan menuju ke selatan, masuk ke Jln. Ahmad Yani menuju perempatan penceng, setelah itu peserta belok kiri memasuki Jln. Basuki Rahmad menuju ke pertigaan pembangunan belok kiri menuju jln. Dr. Soetomo dan finish di Jln. Veteran belakang Kantor Bupati Pacitan.

Kegiatan yang masih dalam satu rangkaian Peringatan HUT RI Ke-73 tersebut diharapkan dapat menanaman rasa nasionalisme dan menumbuhkan sikap persatuan dan kesatuan, menumbuhkan kreatifitas pelajar dan masyarakat pacitan. “Serta melestarikan ragam budaya tradisional dan keatifan budaya lokal”. Kata Kepala Dinas Pendidikan Daryono sebagai leading sektor dalam sambutanya.

Di kesempatan ini Wabup Yudi Sumbogo berkesempatan membuka cara tersebut mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir. Didampingi istri Ninik Yudi Sumbogo, turut hadir Ketua Tim Penggerak PKK Luki Indartato, Sekda Suko Wiyono beserta istri Bety Suko Wiyono, Forkopimda Kab. Pacitan, Asisten sekda Kab. Pacitan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Pacitan, Kepala Kantor Kementrian Agama Muhammad Nurul Huda, Kepala SMA/SMK/MA Se-Kecamatan Pacitan.


(Budi/Anjar/Wawan/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Rekor Tercepat; 1 Menit 3 Detik

Kecamatan Punung menjadi juara pertama dan memecahkan rekor tercepat dalam agenda Lomba Panjat Pinang Piala SBY dalam rangka HUT RI Kabupaten Pacitan 2018, Catatan waktu tersebut diraih ditahap kedua. kecamatan Donorojo sebagai juara tahun 2017 kini harus puas duduk diposisi kedua dan disusul Kecamatan Pringkuku.

(DiskominfoPacitan).

Rebutan Piala SBY

Sebanyak 12 tim dari 12 kecamatan beradu menjadi nomor satu di agenda Lomba Panjat Pinang Dalam Rangka Memperingati HUT RI Ke-73 Tahun 2018. Acara yang digelar kemarin minggu siang 26/08/2018 itu dilaksanakan di Alun-alun Kabupaten Pacitan.

ribuan warga masyarakat dari berbagai usia dan kalangan antusias menyaksikan dan mendukukung tim kebangganya, Piala Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau (SBY)  menjadi rebutan dan akhirnya menjadi keseruan.

Uang tunai jutaan rupiah disipakan bagi seluruh peserta yang mampu mencapai puncak pohon pinang dan mampu mengibarkan sang merah putih. Pemenang juara pertama dari peserta lomba mendapat hadiah sebesar 21 juta rupiah yang kali ini diboyong oleh kecamatan Punung, sedangkan kecamatan Donorojo yang ditahun kemarin menjadi juara pertama kini harus puas diposisi ke 2 dengan hadiah 17 juta rupiah, sedangkan posisi ke 3 diraih oleh kecamatan pringkuku dengan membawa hadiah 14 juta rupiah.

Bupati indartato berkesempatan hadir dan membuka acara tersebut, dalam sambutanya Ia mengingatkan warga masyarakat kabupaten pacitan untuk selalu mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang keras merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Selanjutnya Ia mengajak untuk bersyukur seraya mendoakan mereka sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Di kesempatan itu bupati juga menyampaikan salam dari Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau (SBY) kepada seluruh warga masyarakat kabupaten Pacitan. “Melalui saluran telfon, beliau memohon maaf dalam kesempatan ini Pak SBY dan Keluarga tidak bisa ditengah-tengah kita karena kepentingan yang tidak dapat ditinggalkan”. Ucap bupati Indartato menyampaikan.

Bupati Indartato dalam kesempatan itu didampingi istri Luki Indartato, Wabup Yudi Sumbogo besert istri Ninik Yudi Sumboyo, Sekda Suko Wiyono beserta istri Bety Suko Wiyono. Serta diundang jajaran Forkopimda, seluruh Kepala OPD dan dan Badan, serta pengusaha Kontruksi di Kabupaten Pacitan. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Formi; Olahragakan Masyarakat dan Bagikan Hadiah Senilai Puluhan Juta Rupiah

Masih rangkaian “Agoestoesan 2018” untuk memperingati serta memeriahkan Hari Jadi Repoblik Indonesia yang ke-73 Tahun  dan upaya mengolahragakan masyarakat khususnya olahraga rekreasi, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia atau (FORMI) Kabupaten Pacitan menggelar Gebyar Sepeda Sehat Agustusan, yang Dilaksanakan hari ini 24/08/2018 di Tribin Alun-alun barat kota pacitan.

5000 peserta antusias mengikuti acara ini, berbagai hadiah menarik disuguhkan untuk para peserta, diantaranya 5 sepeda gunung, 2 buah kulkas, 2 buah mesin cuci, penanak nasi, dispenser, dan puluhan hadiah hiburan disiapkan panitia.

Di kegiatan ini panitia telah mempersiapkan jarak 10 kilometer untuk ditempuh peserta, dengan route kota pacitan menuju kearah timur melewati pasar arjowiangun, belok kanan menuju ke jalur lintas selatan atau (JLS) hingga di pertigaan cuik, lalu menuju perempatan bapangan dan menuju kembali ke tribin alun-alun barat kabupaten pacitan.

Ketua Formi Kabupaten Pacitan, Luki Indartato mengucapkan terimakasih kepada yang terlibat dalam kegiatan ini. Pihaknya berharap kegiatan yang yang selalu rutin dilaksanakan tiap tahun itu menjadi wahana silaturhmi antara pemerintah, rekan dan keluarga, “Dan utamanya seluruh elemen masyarakat dapat memeriahkan HUT RI, serta mudah-mudahan anak-anak peserta didik dapat membawa hadiah sehingga menjadi kebanggaan orang tua dan warga masyarakat kabupaten pacitan”.

Turut hadir dan memeriahkan kegiatan, Wabub Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono beserta Istri Bety Suko W, Kapolres Pacitan AKBP Setyo Koes Heriyatno dan Istri, perwakilan kodim pacitan, Forum Komunikasi Perangkat Daerah atau (Forkopimda), Kepala Oraganisasi Perangkat Daerah atau (OPD) beserta karyawan, kelompok olahraga, kelompok senam dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA Negri dan swasta di kecamatan pacitan, serta warga masyarakat pacitan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Kabupaten Pacitan Siap Mengulang Kesuksesan Pilkades Serentak

Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan berharap dapat mengulang kembali kesuksesan pilkades serentak di tahun 2017 kemarin, tahun ini direncanakan pesta demokrasi tingkat desa itu akan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober mendatang. Sebanyak 33 Desa di 11 Kecamatan menggelar kegiatan tersebut dan hingga saat ini telah tercatat 94 bakal calon telah terdaftar untuk menjadi calon kepala desa periode 2018-2024.

Kasubag Pembinaan Wilayah Bagian Pemerintahan dan Kerjasama, Chusnul Faozi saat ditemui hari ini 24/08/2018 di Gedung Karya Darma seusai menggelar Rapat Kordinasi Pelaksanaan Tahapan Pilkades Serentak Tahun 2018 menjelaskan, pihaknya terus melakukan pertemuan-pertemuan dengan panitia pemilihan tingkat desa untuk memastikan segala sesuatu yang menyangkut persiapan hingga pelaksanakan pilkades agar tidak terjadi kesalahan. “Inilah kenapa hari ini tanggal 24 Agustus begitu krusial dan sangat menentukan, Karena tahapan kita sudah mendekati penetapan Calon, Kita ingin tidak ada kesalahan dalam penetapan Calon”. Terang Chusnul menjelaskan.

Pemerintah akan terus melakukan upaya-upaya koordinasi dan komunikasi dengan panitia pemilihan di desa, diantaranya dengan pertemuan dan rapat berkala dari tahapan pembentukan panitia sampai dengan pelantikan kepala desa terpilih yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember mendatang. Hal itu dikarenakan pemerintah tidak ingin terjadi kesalahan yang dapat mengganggu jalannya tahapan  Pilkades. “Dengan aturan yang baru, ada kemungkinan terdapat kendala-kendala teknis, Terutama terkait dengan pemahaman mengenai aturan yang baru, Karena aturan Pilkades berbeda dengan aturan pemilihan lainnya”. Tambahnya mendetail.

Di akhir pertemuan pihaknya menjelaskan kepada Diskominfo Pacitan bahwa pemerintah kabupaten sangat beraharap di kegiatan pilkades serentak tahun 2018 ini dapat mengulang kembali kesuksesan seperti tahun 2017, ” sukses proses penyelenggaraan serta sukses hasil, berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah”. Imbunya mengakhiri.

Dalam kegiatan tersebut Bagian Pemerintahan mengundang Drs. Sakundoko sebagai Ketua Panitia Pemilihan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah atau OPD terkait, Camat di sebelas Kecamatan beserta tim sejumlah 1 orang, Ketua Badan Permusyaratan Desa atau BPD, Kepala atau Pejabat Desa, Panitia Pemilihan Tingkat Desa dan Panitia Pengawas atau Panwas.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Pemerintah Optimis Penuhi Target

Bupati indartato menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya utamanya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan terkait adanya perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau (APBD) 2018. pihaknya berharap rapat tersebut dapat berjalan dengan lancar sekaligus bermanfaat bagi kabupaten pacitan. Disampaikan Indartato saat memenuhi undangan Rapat Paripurna DPRD Kab. Pacitan tahun 2018. Dengan Agenda Penyampaian Laporan Hasil Rapat Gabungan Komisi Dan Pendapat Fraksi Serta Pengambilan Keputusan Terhadap Raperda Tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018. Yang dilaksanakan di gedung DPRD hari ini 23/08/2018.

“dengan ditetapkan lebih awal P-APBD ini tentunya lebih cepat pelaksanaan kegiatan pembangunan di masyarakat yang berdampak peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Tambahnya melengkapi. Kepada awak media Bupati Indartato menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah atau (PAD) Kabupaten Pacitan masih tergolong relatif rendah dibanding dengan kabupaten lain di jawa timur, alasanya adalah kabupaten pacitan sektor yang mendominasi adalah pertanian sedangkan yang menjanjikan adalah sektor jasa. “Namun itu adalah tugas dan tantangan pemerintah yang harus dihadapi agar supaya kabupaten pacitan dapat lebih baik”. Jelasnya menyampaikan.

Untuk tenggang waktu tersisa yang hanya tinggal beberapa bulan lagi pihaknya mengaku optimis dapat memenuhi target yang telah ditetapkan. Sedangkan semua himbauan, ulasan, kritik yang membangun dari hasil rapat pihaknya menyampaikan terima kasih kerena hal itu sangat berharga, selanjudnya berkas laporan tersebut akan disampakan  ke tingkat provinsi untuk dievaluasi hal itu sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Pada kesempatan itu Bupati Indartato didampingi istri Luki Indartato, Wabup Yudi Sumbogo beserta seluruh Pejabat Kabupaten, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Instansi. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

KERJASAMA LAYANAN DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DENGAN KECAMATAN PRINGKUKU DALAM ACARA LOMBA MEWARNAI SETINGKAT  PAUD DAN GERTAK BAKU

Pemerintah Kecamatan Pringkuku bekerjasama dengan Bidang Layanan dan Otomasi Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan pada Senin tanggal 13 Agustus 2018 menyelenggarakan acara lomba mewarnai setingkat PAUD dan Gerakan Serentak Baku (GERTAK BAKU) yang bertempat di Balai Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan. Sebelum diselenggarakannya acara, Sekretaris Kantor Kecamatan Pringkuku yang bernama Taufik Effendi mengajukan surat permohonan kerjasama kepada Dinas Perpustakaan Pacitan yang berisi pengajuan permintaan bantuan pembuatan piagam penghargaan dan hibah/hadiah untuk peserta lomba mewarnai. Selain itu Kantor Kecamatan Pringkuku juga meminta kerjasama dalam bentuk pelayanan Perpustakaan Keliling (2 unit mobil Pusling) untuk ikut serta memeriahkan acara tersebut. Permohonan kerjasama tersebut ditanggapi dengan baik oleh pihak Dinas Perpustakaan Pacitan. Pada tanggal 9 Agustus 2018 minggu lalu, Bidang Layanan & Otomasi Dinas Perpustakaan diwakili oleh Joko Wahyudi Kasi Layanan & Otomasi, Daimah selaku Kasi Koleksi, dan Sri Harsih berkunjung ke Kantor Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan untuk melakukan koordinasi kerjasama untuk acara tersebut.
Acara ini dibuka oleh Bapak Taufik Effendi selaku Sekcam Pringkuku. Dalam kesempatan itu pula beliau menyampaikan ucapan terimakasih banyak atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan oleh Dinas Perpustakaan Pacitan.
“Dalam memperingati HUT RI yang ke-73 th, baru kali ini kita mengadakan acara seperti ini. Tahun-tahun sebelumnya selalu ditujukan untuk usia remaja dan para orang tua. Tahun ini kami mencoba merambah ke generasi penerus kita yang ada di depan kita semua ini, karena kita semua pasti meyakini bahwa masa depan kita 20 tahun yang akan datang gumantung pada anak-anak ini. Dengan melibatkan anak-anak usia dini mengikuti lomba mewarnai berarti kita telah mengenalkan mereka terhadap sikap nasionalis dengan cara memperingati hari kemerdekaan bangsanya”, lanjut Pak Sekcam yang masih berusia sangat muda ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Harto (pensiunan PNS) sebagai perwakilan dari Dewan Juri lomba mewarnai. Adapun dua Dewan Juri lainnya adalah Bu Supini (Penilik PAUD) dan Ibu Endang Susilowati (Pengawas TK/SD se-Kecamatan Pringkuku).
Hibahan dari Dinas Perpustakaan Pacitan dalam bentuk buku bacaan dan majalah anak diserahkan ke seluruh peserta yang ikut berpartisipasi dalam perlombaan. Sesuai kesepakatan koordinasi sebelum ini, Dinas Perpustakaan Pacitan membuka layanan Perpstakaan Keliling sebanyak 2 unit mobil. Tujuan layanan ini adalah untuk mengenalkan Pusling kepada masyarakat Kecamatan Pringkuku terutama anak-anak berikut orang tua yang sedang mengantarkan anak-anaknya mengikuti lomba mewarnai. Sehingga di sela-sela menunggu penilaian Dewan Juri, para orang tua bisa membacakan beberapa bacaan kepada anak-anak mereka. Hal ini secara tidak langsung menjadi bagian realisasi GERTAK BAKU.
Hasil dari penilaian Dewan Juri telah disepakati Juara I lomba mewarnai tingkat Kelompok Bermain (KB) diraih oleh Rafindra Arka Ardian dari KB. Qubul Waton 2, dan Juara I lomba mewarnai tingkat TK diraih oleh Elfida Faiza dari TK Poko.
Berdasarkan penuturan Taufik Effendi dalam wawancara khusus di samping mobil pelayanan Perpustakaan Keliling (Pusling) yang  kami parkir di sebelah kanan balai kecamatan tempat diadakannya lomba, beliau mengatakan bahwa sebenarnya acara ini tidak hanya lomba mewarnai setingkat PAUD saja.
“ Acara ini dibarengi acara donor darah Mbak. Monggo menawi bade ngersakaken donor darah. Sebentar lagi juga ada lomba bercerita Babad Desa tingkat SD, yang nantinya kami berencana naskah-naskah yang terkumpul mengenai Babad Desa bisa dijadikan file dokumenter yang bermanfaat untuk pemerintah Kabupaten Pacitan.”, pungkas Taufik
(Penulis : Ryu Surya / Video Editing : Nisha Ayu / Dinas Perpustakaan Pacitan / Diskominfopacitan)

Lomba Hias Sepeda Untuk Kampanyekan Anak Didik Bersepeda

Bupati Indartato berkesampatan memberangkatkan Lomba Sepeda Hias Tingkat SD/MI dan SMP/MTS Se-Kecamatan Pacitan. acara itu masih dalam rangkaian HUT RI Ke-73 yang tergabung dalam program “Agoestoesan 2018”.

Selain menyemarakan HUT RI Kegiatan yang dilaksanakan hari ini 21/08/2018 itu bertujuan untuk meningkatkn kebersamaan persatuan dan kesatuan antar sesama anak usia sekolah serta untuk meningkatkan kreatifitas anak didik dan guru. Selanjutnya mengajak anak usia sekolah untuk menggunakan sepeda sebagai alat transpotasi yang ramah lingkungan dan menyehatkan. “dan utamanya membantu program pemerintah mengurangi polusi udara”. Kata Daryono menyampaikan sambutanya.

Bendera start dikibarkan Bupati Indartato di depan pendopo Jalan Agung Suprapto alun-alun utara Kabupaten Pacitan, dengan jumplah 45 peserta yang terdiri dari 40 peserta dari SD/MI selebihnya peserta dari SMP dan MTS. “ada 3 katagori yang dipilih menjadi juara, penampilan terfaforit, penampilan unggulan dan penata artistik terbak”. Jelas Daryono menambahi.

Luki Indartato Turut hadir mendampingi Bupati Indartato, Wabup Yudi Sumbogo bersama istri Ninik Yudi Sumbogo, ketua DPRD Ronny Wahyono beserta istri Dian Rony, Sekda Suko Wiyono beserta Istri Bety Suko, Kepala Kemenag Muhammad Nurul Huda, Kepala OPD terkait serta Pengawas Sekolah lingkup Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTS dan swasta.

(Budi/Anjar/Wawan/ Riyanto/DiskominfoPacitan)

Penerimaan Naik, Dana Bagi Hasil Bertambah

Pajak masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan negara melebihi sektor lainnya. Dari tahun ke tahun nilai kontribusinya bertambah. Bagi daerah seperti Kabupaten Pacitan, jumlah penerimaan akan menentukan besaran dana bagi hasil yang akan diterima. “Bagi hasil pajak pendapatannya lebih besar,” kata Bupati Indartato usai menghadiri peluncuran program Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) di gedung Karya Dharma, Selasa (21/8/2018).

Tahun ini target pendapatan dari bagi hasil pajak sendiri mencapai Rp 17 miliar. Untuk mewujudkan itu telah diteken peraturan bupati (Perbup) nomor 49 tahun 2018 tentang pelaksanaan KWSP.

Diakuinya menarik pajak merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah. Karena disisi lain kesadaran masyarakat akan kewajiban yang satu itu belum begitu baik. Karenanya bupati mengajak khalayak yang hadir pada kesempatan tersebut untuk tertib membayar pajak. “Kita-kita ini  harus memberi contoh,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kanwil DJP Jawa Timur II Neilmadrin Noor. Menurutnya, kesadaran wajib pajak masih rendah, dan itu menjadi tantangan pihaknya. Untuk meningkatkannya, pemerintah terus melakukan perbaikan layanan. Diantaranya melalui sosialisasi melalui forum-forum dan media massa. “Tahun 2018 dilakukan penguatan sistem perpajakan yang terintegrasi. Sebagai salah satu perbaikan peran diera reformasi,” jelasnya.

Kontribusi pajak pada APBN selama tiga tahun terakhir memang mendominasi. Jika pada tahun 2016 jumlah sumbangan mencapai diatas 68 persen, maka tahun 2017 naik manjadi 71,52 persen. Sedangkan ditahun 2018 menjadi 85 persen.

(humaspacitan/diskominfopacitan)

Pemerintah Apresiasi Dan Dorong Kegiatan Keagamaan

Pemerintah dorong kegiatan keagamaan dan dipastikan tahun depan ditambah porsinya, itu disampaikan oleh Sekda Suko Wiyono mewakili Bupati Indartato saat pembukaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Lomba Pemilihan Da’I Cilik Tingat Kabupaten Pacitan Dalam Rangka Peringatan HUT RI Ke-73 di Pendopo hari ini 20/08/2018.

Di dalam kesempatan itu juga disampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta, mereka diminta untuk serius dalam lomba yang diikuti. karena nanti para pemenang akan dikirim ke tingkat provinsi mewakili Kabupaten Pacitan. “oleh karena itu kami mengharap kepada para senior agar terus membina mereka, agar mereka nanti dapat mengharumkan kabupaten pacitan”. harap Suko dalam sambutanya.

Sebagai ketua panitia Muhammad Nurul Huda menjelaskan kegiatan ini selain memeriahkan HUT RI juga untuk menumbuh-kembangkan membaca Al Qur’an dimasyarakat, dan juga sebagai upaya untuk menggairahkan para generasi islam cinta Al Qur’an khususnya di kabupaten pacitan. “selanjudnya kami mencari bibit unggul qory dan qoriah berbakat”. Tutur Huda juga sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Pacitan.

Kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari seluruh kecamatan di kabupaten pacitan. selain di pendopo juga dilaksanakan di gedung karya darma dan gedung MUI kabuapten pacitan. turut hadir dalam pembukaan kepala OPD, Badan, kepala Ponpes, dan organisasi keagamaan di Kabupaten Pacitan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

50 Warga Binaan Dapat Remisi, Satu Langsung Bebas

Sebanyak 50 orang warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Pacitan mendapatkan pengurangan masa tahanan (remisi umum). Dari jumlah sebanyak itu, satu orang dinyatakan langsung bebas. Penyerahan remisi sendiri langsung dilakukan oleh Bupati Indartato, Jum’at (17/8/2018).

Dalam sambutanya yang dibacakan Bupati Pacitan Indartato, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan Remisi merupakan salah satu sarana hukum yang penting dalam mewujudkan tujuan sistem pemasyarakatan. Sebagai wujud apresiasi pencapaian perbaikan diri yang diimplementasikan dari sikap dan perilaku sehari-hari. Perbaikan itu tercermin dari sikap warga binaan yang taat selama menjalani pidana, lebih disipilin, lebih produktif, dan dinamis. “Tolok ukur pemberian remisi tidak didasarkan pada latar belakang pelanggaran hukumnya, akan tetapi didasarkan pada perilaku mereka selama menjalani pidana,” katanya.

Menurutnya, pengurangan masa hukuman tersebut telah diatur oleh Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2018, memiliki mekanisme yang sangat transparan dan sudah berbasis sistem yang mendayagunakan teknologi informasi. Digitalisasi pemberian remisi kita dorong menjadi upaya untuk memangkas proses birokrasi berbelit yang sarat dengan peluang-peluang transaksional. Proses ini juga akan kita buka seluas-luasnya agar masyarakat dapat ikut melakukan pengawasan melalui aplikasi agar pemberian remisi lebih transparan dan akuntabel.

Kepala Rutan Bambang Supri Handono menjelaskan, berbagai upaya pembinaan kepada para penghuni dilakukan. Salah satunya dengan membentuk pasukan Merah Putih Narapidana. Mereka dilibatkan dalam kerja sosial dimasyarakat. Salah satunya merehab rumah warga kurang mampu di Kecamatan Punung. Kegiatannya sendiri akan berlangsung sampai bulan Oktober nanti. “Ini sebagai bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat,” jelasnya. (humaspacitan/diskominfopacitan)

Peringatan Detik-detik Proklamasi Berlangsung Khidmat

Bupati Indartato menyerahkan duplikat bendera merah putih ke pasukan pengibar bendera

Upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 digelar di halaman pendapa Kabupaten Pacitan. Berbagai elemen masyarakat terlibat. Mulai dari pelajar, organisasi kemasyarakatan, OPD lingkup pemkab,  TNI dan Polri, Jum’at (17/8/2018).

 

Bertindak selaku inspektur upacara Bupati Indartato dan komandan upacara AKP Sukinto Herman. Sejumlah mantan Bupati Pacitan juga tampak hadir. Diantaranya H G Sudibyo (2011) dan Sutrisno (2001-2006). Keduanya datang bersama isteri.

 

Sebelumnya dilaksanakan pula ziarah makam ke taman makam pahlawan Bunga Bangsa dan penyerahan bingkisan kepada sejumlah anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).

 

Usai menerima bingkisan Ketua LVRI Iskandar mengatakan mempertahankan kemerdekaan jauh lebih sulit dibanding saat merebutnya dari penjajah. Saat ini, generasi muda harus ikut berperan pada pembangunan dalam proses mempertahankan kemerdekaan. “Semua harus melalui proses. Tetapi (peran pemuda,Red) harus terus didorong. Kita rapatkan barisan menjaga NKRI. NKRI harga mati untuk bangsa Indonesia,” kata dia.

(humaspacitan/diskominfopacitan)

Butir Nasihat Untuk Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

Bupati Indartato berharap perjuang para pendahulu tidak sebatas tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia, namun lebih pada nilai-nilai perjuangan dan menjadi sumber inspiras dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara. Hal itu disampakian Indartato kepada 70 peserta paskibraka dalam agenda Pengukuhan Anggota Paskibraka Kabupaten Pacitan Tahun 2018.

Acara yang di gelar kemarin 15/08/2018 di pendopo kabupaten pacitan itu Ia menambahkan dua hal kepada seluruh anggota, pertama pihaknya berharap tampil menjadi pelopor di garda depan dalam menegakan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bineka Tunggal Ika, demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, rukun, adil dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Repoblik Indonesia atau (NKRI).

Kedua Ia meminta untuk meningkatkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mengembangkan sikap toleransi baik sesama pemeluk agama maupun antar umat beragama sehingga tercipta suatu kerukunan dan kedamaian terhadap semua pemeluk agama khususnya di bumi Indonesia tercinta.

Ia juga berpesan untuk tidak berlebihan meluapkan kebahagiaan, karena setelah pengukuhan itu ada tugas besar yang siap di emban dan di pertaruhkan untuk bangsa dan Negara. “yaitu pengibaran dan penurunan bendera merah putih pada tanggal 17 Agusutus 2018 nanti, dengan sikap nasionalisme serta sikap kerjasama selama proses pendidikan pelatihan paskibraka, insya Alloh tugas besar itu akan dijalankan dengan baik dan sempurna”. tuturnya mengakhiri.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Ketek Ogleng Pacitan, Warisan Leluhur untuk generasi berbudaya

Sukisno sang penulis buku bersama Agoes Hendriyanto salah satu dari tiga editor memamerkan buku ke duanya kepada diskominfo kemarin 11/08/2018

Sejak berdiri pada tahun 1962  kesenian ketek ogleng secara perlahan menghipnotis warga masyarakat kabupaten pacitan dan  masyarakat Indonesia. Melalui tangan dingin Sukisman kini kesenian itu memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat dan berubah menjadi harta yang tak ternilai.

Di usianya yang ke 56 tahun kemilau kesenian itu banyak mengalami pasang surut, perihal itu menjadi perhatian lebih bagi Sukisno dan kawan-kawanya sehingga mereka memberanikan diri menyusun sebuah buku berjudul Seni Ketek Ogleng Pacitan, Warisan Leluhur Dan Segenap Dimensinya.

Kesenian ketek ogleng harus subur generasi, itulah asalan kuat sehingga buku itu tersusun. Dengan bantuan rekan-rekanya Sukisman telah menerbitkan buku keduanya. Jilid pertama menghabiskan waktu satu tahun untuk penghimpunan data dan penelitian, dan ditahun ke dua Ia gunakan untuk memperdalam seluruh data yang Ia peroleh.

Termasuk ketek ogleng yang beredar di Wonogiri, kami mencari kebenaran agar tidak ada keraguan lagi asal muasal kesenian ini”. Kata Sukisno membeberkan kebenaran kesenian berasal dari desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan.

Ia mengaku dalam penyusunan dan penelitian tidak ada kesulitan yang berarti, pasalnya kini si pencipta kesenian dan para senior masih hidup sehat, mengetahui hal tersebut Ia tidak mau menunda pekerjaanya. Kini Paguyuban Condro Wanoro tempat ratusan anggota aktif menjadi garda penerus mereka.

Sukisno bersyukur pemerintah daerah selama ini juga getol menggandeng kethek ogleng. Mulai dari pemberian bantuan sragam, hingga selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan di tingkat kabupaten, yang terpenting adalah pengakuan bahwa kesenian ini milik masyarakat desa tokawi dan pacitan pada umumnya.

Satu langkah lagi sukisno dapat bernafas lega yakni dengan masuknya kesenian Ketek Ogleng kesekolah – sekolah sebangai kurikulum tambahan. “Dengan begitu tidak akan dikwatirkan lagi generasi Ketek Ogleng akan pupus, dan kami bersuyur pemerintah merespon rencana kami, dan buku pegangan yang lengkap pun untuk mereka calon peneruspun telah disiapkan,” ungkap Sukisno berharap.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfopacitan)

Genderang Drumband Meriahkan Rangkaian HUT RI Ke-73

Seorang wanita mengabadikan penampilan anaknya dengan menggunakan kamera ponsel

Inilah salah satu upaya untuk memberikan kegiatan sehat dan terarah ke sekolah dan remaja di kabupaten pacitan dalam memperingati HUT RI yang ke 73 tahun. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan sebagai leading sector menggelar Parade Genderang Drumband Merah Putih 2018 kemarin 14/08/2018.

Ribuan masayarakat memadati alun-alun utara depan Pendopo dan alun-alun barat serta sepanjang Jalan Ahmad Yani untuk meyaksikan putra putri kebanggaan pacitan manampilkan aksi terbaiknya. Bupati indartato berkesempatan menghadiri dan membuka acara tersebut, ditemani istri luki indartato, Wabub yudi sumbogo dan istri ninik yudi sumbogo, serta turut diundang muspida dan kepala instansi terkait.

Parade gendering drumband ini dikuti oleh puluhan regu dari berbagai instansi sekolah di kabupaten pacitan, mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, untuk merebutkan hadiah juara satu, dua dan tiga. Sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA tampil sebagai peserta kehormatan. Untuk jenjang SD/MI dibuka dua katagori pertama Brass dan Non Brass dan masing-masing merebutkan juara satu,dua dan tiga.

Untuk route yang digunakan untuk start adalah depan pendopo alun-alun utara Jalan Jaksa Agung Suprapto. peserta menuju ke barat lalu belok ke kiri menuju Jalan Ahmad Yani dan finish sebelum perempatan penceng. jarak yang ditempuh peserta adalah satu kilometer. “tujuan lain yang kami harapkan adalah untuk memasyarakatkan kegiatan drumband ke sekolah dan remaja, sedangkan untuk hasil maksimal kami mengundang dewan juri bersekala nasional”. Ucap Daryono Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan disela kegiatan.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfopacitan)

Gerakan Pramuka Konsisten dan Fokus Mendidik Karakter

Foto : doc.Pemkabpacitan

Diusia ke-57 tahun gerakan Pramuka Indonesia tetap konsisten dan fokus untuk mendidik karakter kaum muda Indonesia untuk bersatu menjaga persatuan dan kesatuan demi utuhnya NKRI. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato ketika membacakan sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault saat upacara peringatan Hari Pramuka di pendapa kabupaten, Selasa (14/8/2018). “Dalam konteks Indonesia, gerakan Pramuka menjadi “rumah kita bersama”, dan itulah harapan bangsa ini kepada gerakan Pramuka,” katanya.

Menurutnya, pendidikan kepramukaan yang mendasarkan pada Satya dan Darma Pramuka harus benar-benar tertanam dalam hati setiap insan Pramuka, sebagai pedoman bersikap dan berprilaku. Menjadi wadah pendidikan karakter kaum muda dan calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia, tentu harus lebih berperan dalam mendidik generasi milineal dewasa ini.

Pembangunan karakter bangsa menjadi fokus bangsa kini dan ke depan. Pembangunan sumberdaya manusia harus sejalan dengan pembangunan fisik, karena kunci keberhasilan pembangunan bangsa terletak pada sumberdaya manusia yang berkualitas. “Ketika Indonesia memperingati 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2045, dan saat ini diantara anggota aktif Pramuka yang tersebar di berbagai pelosok tanah air akan menjadi pemimpin negeri ini di masa depan,” tandas bupati.

Pada kesempatan kali ini diberikan pula penghargaan kepada sejumlah pengurus Kwarcab Gerakan Pramuka Pacitan. Diantaranya penghargaan lencana Dharma Bakti kepada Ketua Kwarcab Suko Wiyono, lencana Pancawarsa untuk I-V dan VIII untuk sembilan orang, gugus depan unggul, serta Pramuka Penggalang Garuda.

Gerakan Kepanduan sebagai cikal bakal Gerakan Pramuka telah ada di Bumi Pertiwi sejak tahun 1912 dengan nama kelompok baik berdasarkan nama etnik maupun keagamaan. Eksistensi gerakan ini di Indonesia telah dimulai sejak 106 tahun yang lalu. Namun yang penting dipahami bahwa filosofi dan nilainilai kepramukaan digali dari bangsa dan kebudayaan Indonesia, yang bersamaan waktunya dengan berkembangnya gerakan kepanduan dunia yang dirintis oleh Sir Baden Powell di Inggris.

(Humaspacitan/Diskominfopacitan)

Jaga Budaya Dengan Permainan Tradisional

Salah satu penampilan devile dari sekolah menengah pertama melakukakn hormat sambil berjalan kepada Bupati Indartato, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, Ketua DPRD Ronny Wahyono Dan undangan yang ada. Dalam lomba devile tingkat SMP/MTs, SMA/SMK/MA Kabupaten Pacitan. Acara ini digelar di depan pendopo pacitan 10/08/2018. Sebanyak 40 peserta dari berbagi sekolah menengah dan atas memberikan penampilan terbaiknya untuk merebutkan juara satu, dua dan tiga.

Sebanyak 39 peserta dari SKPD bertanding di Lomba Permainan Tradisional, dilaksanakan oleh Darma Wanita Persatuan Kabupaten Pacitan, kemarin 09/08/2018 di halaman pendopo Kabupaten Pacitan. Satu dari 3 lomba yang di pertandingkan dan menarik perhatian adalah lomba wuyu, yakni megolah gaplek atau singkong yang sudah di kupas dan rendam dengan air sehingga siap untuk di kukus dan menjadi nasi tiwul, makanam pokok masyarakat pacitan.

Acara yang bernuansa outbond itu dihadiri oleh Bupati Indartato dan Istri Luki Indartato Penasehat Darma Wanita Persatuan, Wabup Yudi sumbogo, Sekda Suko Wiyono dan Ketua DPRD Ronny Wahyono.

“misalnya lomba wuyu, kini jarang kita temui masyarakat yang bisa memasak nasi tiwul, kebanyakan mereka beli”. Kata Bety Suko Wiyono ketua panitia dan ketua DWP menjelaskan. Selain menyemarakan HUT RI Ke-73, acara ini juga sebagai upaya menjaga budaya yang ada agar tidak lekang termakan peradaban. pihaknya berharap kegiatan ini  menjadi wadah menjalin tali silaturohmi dan memupuk persaudaraan sehingga dapat terjalin lebih erat.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfopacitan)

Pupuk Muda Mudi Pacitan Dalam Berkebangsaan

Inilah upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan, untuk pemberdayaan dan pengetahuan kesadaran generasi muda dalam berbangsa dan bernegara yang berdasar pada empat konsesus dasar. Hal itu diucapkan Suharyanto kepala kesatuan bangsa dan Politik (KESBANGPOL) kepada Diskominfo pacitan dalam acara cerdas cermat wawasan kebangsaan dalam rangka HUT RI Ke-73.

Acara itu digelar kemarin 09/08/2018 di gedung karya darma komplek pendopo kabupaten pacitan. Sebanyak 50 peserta yang terbagi 29 peserta dari lembaga dibawah Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jawa Timur, dan 21 dari lembanga di bawah Kementrian Agama. Kegiatan ini mengusung tema, Melalui Cerdas Cermat Wawasan Kebangsaan, Kita Persiapkan Generasi Muda Yang Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika, Berbudaya Dan Beradap Berdasarkan Falsafah Pancasila.

Sabagai orang nomor satu di Kabupaten Pacitan bupati indarto menyambut baik kegiatan ini, pihaknya mengharap kedepan muncul dan mencari bibit unggul yang memiliki wawasan kebangsaan, dan kegiatan ini sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan siswa dan siswi di kabupaten pacitan. “yang terpenting peserta didik ini nanti dapat memaknai pelajaran dan merubah karakter menjadi lebih baik, itulah tujuan pendidikan”. Ucapnya berharap.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diksominfopacitan)

Mari Cinta Dan Bangga Dengan Produk Asli Pacitan

Inilah Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan untuk membuka jaringan pasar usaha mikro dan usaha kecil, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menggelar pameran bernama Pacitan Expo 2018 dengan tema Gelar Produk Unggulan Daerah, kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan selama lima hari berturut-turut.

Acara ini dibuka langsung oleh Bupati Indartato kemarin 11/08/2018, didampinggi istri Luki Indarto, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono beserta istri Bety Suko Wiyono. Dan turut hadir Muspida, seluruh Kepala OPD dan Badan. Lebih dari 41 peserta antusias mengikuti kegiatan ini untuk menjajakan produk terbaiknya.

Supomo sebagai kepala Koperindag dan penyelenggara kegiatan menyampaikan, kegiatan dalam rangka memeriahkan HUT RI Ke-73 Tahun ini membawa manfaat bagi seluruh warga masyarakat pacitan. Pihaknya yakin kegiatan ini akan tumbuh kerjasama saling menguntungkan antar pihak, dan terutama sebagai sarana menampilkan dan mengenalkan kepada masyarakat luas produk unggulan yang dimiliki Kabupaten Pacitan. “kedepan akan terjadi daya saing pasar yang sehat di pasar”. Jelas Supomo damam pidatonya.

Apresiasi diberikan Bupati Indartato kepada seluruh peserta yang antusias mengikuti kegiatan itu, Ia mengharap kedepan instansi daerah lebih antusias lagi mengikuti kegitan tersebut. Ia menjelaskan dalam momentum itu ada dua sisi yang menjadi fokus pemerintah, pertama para pelaku termotivasi dan terbangun inovasi serta kreatifitas dalam berkarya. Sehingga akan menghasilkan produk yang banyak di manfaatkan masyarakat. Sehingga terjadi peningkatan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat pacitan umumnya. “sedangkan yang ke dua marilah kita cinta dan bangga menggunakan atau mengkonsumsi produk asli pacitan”. kata Indartato mengajak.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfo)

Gerak Jalan Santai; Melatih Mental Dan Tumbuhkan Cinta Tanah Air

Kemeriahan Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia yang terangkum di dalam Agoestoesan 2018, dimanfaatkan Pemerintah Daerah kabupaten Pacitan yang diwakili oleh Dinas Pendidikan menggelar gerak jalan santai tingkat SD/MI Se-Kecamatan Pacitan. Acara ini diikuti oleh 85 regu yang terbagi atas 44 regu putra dan 41 regu putri. Acara ini digelar pada 09/08/2018. Bendera start dikibarkan di depan halaman pendopo dan finis di depan trimbun alun-alun barat, sedangkan jarak yang ditempuh peserta sejauh 3,5 kimometer.

Bupati Indartato didampinggi Istri Luki Indartato berserta Wabup. Yudi Sumbogo hadir dan membuka acara itu. Turut diundang Muspida dan Kepala OPD terkait. Daryono  sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan penyelenggara kegiatan menjelaskan, kegiatan ini selain melatih mental dan fisik peserta didik sejak dini adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kedisiplinan, dan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohami.

Gerak jalan santai ini sangat diapresiasi Bupati Indartato, terbukti event ini rutin tiap tahun dilaksanakan. Dalam wawancaranya kepada Diskominfo Ia menuturkan harapanya agar peserta didik kedepan tumbuh semakin kuat rasa cinta terhadap tanah air. “dan saya sangat mengharap akan muncul kader-kader bangsa yang unggul dan semakin baik dari kabupaten pacitan”. Harapnya disela acara.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Agar Bangsa Tidak Kehilangan Karakter Dan Jati Diri

Letnan Kolonel Inf. Drs Didi Suryadi memberikan materinya kepada ratusan peserta seminar

Banyak bangsa yang besar dan maju secara ekonomi mengalami masalah serius, karena salah dalam berstrategi, warga masyarakatnya mengalami kehilangan karakter dan jati diri. Disampaikan Kepala Kesatuan Bangsa Dan Politik Kesbangpol. Suharyanto dalam pembukaan Seminar Kebangsaan dalam rangaka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-73 Proklamasi Kemerdekaan Repoblik Indonesia Tahun 2018.

Acara ini dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan 08/08/2018. Dihadiri seluruh Ormas di Kab. Pacitan, pendidik, pelajar, mahasiswa dan organisasi pencak silat. Dengan mengundang Narasumber Letnan Kolonel Inf. Drs Didi Suryadi, MAP (Pabandya Bakti TNI Sterdam V Brawijaya). Kegiatan yang dilaksanakan sehari itu mengusung tema Pancasila, Dinamika, Tantangan dan Aktualisasi.

Suharyanto menambahkan upaya optimalisasi nilai kebangsaan dikusukan ke generasi Z atau generasi Zero, mereka adalah generasi yang lahir setelah reformasi atau pada saat transisi masa orde baru ke reformasi, atau pada saat itu mereka belum melewati masa baligh, mereka para generasi Z / Zero kurang wawasan kebangsaan disekolah dan dimasyarakat, sedangkan arus budaya modern lebih mudah diakses.

Kegiatan ini adalah upaya untuk menggugah rasa nasionalisme dan patriotism untuk semua elemen masyarakat khususnya yang hadir disini. Selanjutnya adalah upaya memantapkan implementasi nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari pancasila dan UUD 1945. Kata Wabup. Yudi Sumbogo dalam sambutanya. Ia menambahkan terdapat lima poin permasalahan lemahnya wawasan kebangsaan, yang pertama lunturnya budaya menghormati simbol Negara, lunturnya semangat kepahlawanan dan semangat perjuangan. “tiga yang lain adalah menonjolnya kepentingan kelompok, paham radikal dan terakhir adalah nemurunya moralitas bangsa”. Kata Yudi mengahiri sambutanya.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Pencarian Atlit Berbakat, Menjaga Budaya Dan Mempererat Tali Silaturohmi

Ketua TP PKK sekaligus Inspektur Upacara Luki Indartato memberikan sambutanya kepada ratusan peserta pada Opening Turnamen Bola Volley dan Permainan Tradisional

Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi bola volley serta mempererat tali persaudaraan dan membangun tali silaturohmi antar masyarakat di Kabupaten Pacitan,  Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK Kabupaten Pacitan kembali menggelar kegiatan Turnamen bola volley Putri PKK Dan Lomba Permainan Tradisional Dharma Wanita Persatuan.

Kegiatan ini digelar selama dua hari di Gelanggang Olah Raga GOR Pacitan dari 08-09/08/2018, diikuti oleh 38 club dari 12 kecamatan serta 25 desa dan kelurahan se-Kabupaten Pacitan. Kegiatan bergengsi yang diselanggarakan setiap tahun itu dihadiri Bupati Indartato, Wabup. Yudi Sumbogo, Sekda Sekda Suko Wiyono Ketua DPRD Kab. Pacitan Ronny Wahyono, Muspida, kepala OPD terkait, serta Camat se-Kab. Pacitan.

Ketua Darma Wanita Persatuan dan ketua penyelenggara Bety Suko Wiyono menjelaskan kegiatan ini terus menerus diselenggarakan setiap tahun, sebagai langkah menumbuhkan bakat dari para atlit putri di kabupaten pacitan. Dan sebagai upaya pemerintah untuk menjaga permainan tradisional agar tidak termakan peradaban.

Dikesempatan yang sama inspektur upacara Luki Indartato berpesan kepada ratusan peserta untuk bermain sportif dan berupaya semaksimal mungin selama pertandingan berlangsung. Ia juga mengingatkan agar tidak berkecil hati jika club-nya mengalami kekalahan. “selama kalian gigih dalam berlatih dan bermain, maka semua itu akan membuahkan hasil. Namun jika kalian belum beruntung maka jangan berkecil hati”. harap Luki yang juga ketua TP PKK mengahiri sambutanya.

(Budi/anjar/Riyanto/diskominfo)

SOSIALISASI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG KARNO

Kamis, 02 Agustus 2018, bertempat di Gedung Aula SMPN I Donorojo telah diselenggarakan Sosialisasi Perpustakaan Proklamator Bung Karno oleh UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar, Perpustakaan Nasional RI dengan Dinas Perpustakaan Pacitan. Acara yang mengambil tema “Sosialisasi Proklamator Bung Karno dan Nasionalisme Indonesia” dibalut dengan Talk Showdan pertunjukan seni karawitan (Juara Umum Tingkat Kabupaten Pacitan) dan tarian oleh siswi SMPN I Donorojo Kabupaten Pacitan.

Acara awal adalah laporan Ketua Panitia Tardi, S. Sos, M.M yang melaporkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan diadakan acara, sampai pada sumber anggaran acara tersebut. Tamu undangan yang hadir sebanyak kurang lebih 350 orang yang terdiri dari Drs. Suko Wiyono, M.M selaku Sekda Kabupaten Pacitan, Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili oleh Ibu Eko Warsa Nurasi, Warito, S.H selaku Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan, Kepala Sekolah SD, SMP, SMK se-Donorojo, perwakilan siswa-siswi, perwakilan Guru, pengelola perpustakaan, sebagian perangkat Desa maupun perangkat Kecamatan, mahasiswa-mahasiswi STKIP PGRI Pacitan, dan perwakilan dari Dinas Perpustakaan Pacitan termasuk Drs. Nurhadi selaku Kabid Pembinaan, Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd selaku Kabid Layanan & Koleksi, Daimah, S. Pd selaku Kasi Koleksi, Joko Wahyudi, S.Pd selaku Kasi Layanan&Otomasi, Sri Handayani, dan sebagian staff lainnya.

Asisten III (Bapak Drs. Sakundoko, M.Pd) mewakili Sekretaris Daerah membuka acara dan memberikan sambutan di depan para undangan dengan memberikan sebuah kalimat mutiara indah “ Dengan Agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah “. Beliau juga berpesan kepada para undangan agar mampu membudidayakan gemar membaca melalui perpustakaan, sehingga mampu meningkatkan jumlah prosentase pengunjung perpustakaan dari sebelumnya.

Adapun narasumber acara tersebut adalah Dr. Suyatno (Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar) dengan mengambil tema Nasionalisme Indonesia dan Idealisme Bung Karno, Eko Warsa Nurasi dengan tema Gerakan Literasi Sekolah, Warito, S. H dengan tema Strategi dan Peran Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan dalam Mencerdaskan Bangsa Serta Membangun Semangat Nasionalisme Indonesia.

Perlu diketahui bahwa Dr. Suyatno adalah orang asli dari Kecamatan Donorojo, jadi merupakan suatu kebanggaan tersendiri acara ini diselenggarakan di tanah kelahiran beliau.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dari para tamu yang hadir kepada narasumber. Dan kesempatan ini dimanfaatkan juga oleh beberapa mahasiswa STKIP untuk mengajukan beberapa pertanyaan. Bahkan ada salah satu dari mereka yang bernama Malikatul Jannah, mahasiswi semester 5 ini selain mengajukan pertanyaan, dia juga sempat membacakan sebuah puisi yang menyinggung tentang perbedaan Soekarno di jaman dulu dan “ Soekarno – Soekarno modern “ yang hidup di jaman sekarang ini.

(Penulis : Ryu Surya / Video Editing : Nisha Ayu/ Doc. Video & Photo : Nisha Ayu & Ryu Surya / Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

(Diskominfopacitan)

Semua Komponen Harus Bersatu

Untuk mewujudkan pendidikan usia dini yang baik dan membentuk anak didik berkarakter, masing-masing komponen pendukungnya harus bersatu. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato ketika membuka kegiatan gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) di halaman pendapa kabuparen, Selasa (7/8/2018). “Setiap komponen harus saling bersatu. Untuk mewujudkan pendidikan lebih baik dan anak didik yang berkarakter. Sehingga berguna bagi agama, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Selain itu, bupati menekankan agar selalu menghormati perbedaan. Sehingga menjadi modal untuk mencapai tujuan bersama.

Kepala Dinas Pendidikan Daryono menjelaskan tema peringatan HAN tingkat kabupaten tahun ini adalah “Gerakan Layanan PAUD Berkualitas Untuk Mewujudkan Peserta Didik Berkarakter”. Sedangkan secara nasional bertema “Anak Indonesia Anak Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, dan Sehat)”. “Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Dinas Pendidikan bersama dengan pihak-pihak lain terkait,” kata dia.

Gebyar PAUD kali ini diikuti 1.200 peserta didik dan 1.000 tenaga pendidik dari lembaga pendidikan usia dini diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Selain diisi dengan tampilan budaya, pada acara tersebut juga diserahkan penghargaan untuk lembaga PAUD maupun tenaga pendidik berprestasi . (humaspacitan/diskominfopacitan)

Sambutan Hangat Iringi Kunjungan Indartato di Bintan

Bupati Pacitan mendapatkan penghargaan dari Bupat Bintan, Kepri. (Foto: Humas/Red)

BINTAN – Bupati Pacitan Indartato bersama sejumlah rombongan Pemkab Pacitan menggelar kunjungan ke Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau pada Jumat (3/8/2018) malam WIB.

Dalam ramah tamah yang digelar di Ballroom Nirwana Gardens Kawasan Wisata Lagoi tersebut, Bupati Indartato menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat tuan rumah.

“Terharu saya bersama rombongan dengan penyambutan yang diberikan pada kami. Jujur, saya pribadi malah banyak belajar dari berbagai program Pemerintah di sini,”kata Indartato saat menyampaikan sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, Indartato banyak mempelajari program-program kemasyarakatan yang ada di Bintan.

“Kalau untuk MoU atau kerjasama, mudah-mudahan ke depan kita bisa menjalin kerjasama itu dalam semua bidang,”kata dia.

Sementara, Bupati Bintan Apri Sujadi dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya banyak mempelajari berbagai hal dari Kabupaten Pacitan. Hal itu semua didapat saat dirinya sempat berkunjung ke Pacitan pertengahan Mei lalu.

Selain itu, secara pribadi dirinya juga banyak belajar dari sosok Indartato selaku Bupati Kabupaten Pacitan.

“Saya pribadi banyak belajar dan banyak mendapat motivasi dari sosok Pak In. Kedepannya semoga Bintan dan Pacitan bisa terus berhubungan baik bahkan bisa terus terikat dalam kerjasama yang membangun,”kata dia. (Humas/pacitanku/diskominfopacitan)

Sisihkan Kediri dan Mojokerto, Pacitan Raih Juara LCCK KIM Jatim

JUARA LOMBA. KIM Pena Pacitan berhasil meraih juara I Lomba LCCK Jatim. (Foto: Dok KIM Pena)

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena dari Desa Ngumbul, Kecamatan Tulakan, Pacitan berhasil menjadi juara babak penyisihan Lomba Cerdik Cermat Komunikatif (LCCK) KIM Tingkat Provinsi Jawa Timur Grup B yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur pada Selasa (7/8/2018) kemarin di Mangrove Information Centre Rungkut, Kota Surabaya.
Anggota KIM Pena Pacitan, Frend Mashudi saat dihubungi Pacitanku.com pada Rabu (8/8/2018) di Pacitan menuturkan bahwa KIM Pena dari Kabupaten Pacitan mendapatkan nila tertinggi 243,68 menyisihkan KIM KPG Labu Ngasem, Kediri nilai 226,63, KIM Gayatri Kota Mojokerto 212,63 dan KIM BL Jaya Kabupaten Sampang dengan nilai 206,70.
Atas raihan tersebut, KIM Pena Pacitan berhasil mendapatkan penghargaan berupa piala dan uang pembinaan senilai Rp 5 juta. “Sesuai Tagline kami ‘berbagi cerita bersama warga’ KIM Pena merupakan medium interaksi saling berbagi informasi dengan warga, tempat yang diharapkan mampu menghadirkan kebebasan berekpresi, membuka ruang-ruang yang tersekat menjadi altar bagi lahirnya pemikiran-pemikiran kreatif dan terbuka,”kata dia.
Frend menceritakan sejarah lahirnya KIM Pena di Desa Ngumbul berawal dari pemberlakuan UU 6 Tahun 2014 tentang Desa, berbagai prakarsa-prakarsa inovasi bermunculan dari komunitas masyarakat. Beranggotakan tiga orang, yakni Frendh Mashudi, Miskun dan Mujari, KIM Pena yang lahir tanggal 16 Desember 2015 mengambil inisiatif untuk mengambil peran inovasi masyarakat. “Peran pemberdayaan, karena kami berpandangan desa merupakan ruang interaksi, aula besar yang didalamnya memiliki resources, tatanan, identitas, konstruksi, penyangga bagi keberlangsungan pembangunan,”ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang juga seorang penulis buku ini berharap KIM Pena menjadi agen informasi untuk masyarakat desa Ngumbul khususnya dan dunia pada umumnya serta ikut berperan aktif dalam pengembangan kehidupan kemasyarakatan di desa Ngumbul. “Kehadiran KIM Pena ini juga mendapat suport sepenuhnya dari Diskomnfo Kabupaten Pacitan dengan menyediakan domain dan hosting bagi KIM PENA di laman www.kimpena.kabpacitan.id,”kata dia. (kimpena/pacitanku/diskominfopacitan)

Semua Komponen Harus Bersatu

Untuk mewujudkan pendidikan usia dini yang baik dan membentuk anak didik berkarakter, masing-masing komponen pendukungnya harus bersatu. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato ketika membuka kegiatan gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) di halaman pendapa kabuparen, Selasa (7/8/2018). “Setiap komponen harus saling bersatu. Untuk mewujudkan pendidikan lebih baik dan anak didik yang berkarakter. Sehingga berguna bagi agama, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Selain itu, bupati menekankan agar selalu menghormati perbedaan. Sehingga menjadi modal untuk mencapai tujuan bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Daryono menjelaskan tema peringatan HAN tingkat kabupaten tahun ini adalah “Gerakan Layanan PAUD Berkualitas Untuk Mewujudkan Peserta Didik Berkarakter”. Sedangkan secara nasional bertema “Anak Indonesia Anak Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, dan Sehat)”. “Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Dinas Pendidikan bersama dengan pihak-pihak lain terkait,” kata dia.

Gebyar PAUD kali ini diikuti 1.200 peserta didik dan 1.000 tenaga pendidik dari lembaga pendidikan usia dini diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Selain diisi dengan tampilan budaya, pada acara tersebut juga diserahkan penghargaan untuk lembaga PAUD maupun tenaga pendidik berprestasi .

(arif/nasrul/juremi tomas/danang/humaspacitan/diskominfopacitan)

Geopark Night Specta, Kenalkan Budaya Geopark Kepada Masyarakat

Geopark Night Spectra yang digelar di kawasan Pantai Klayar, Donorojo, Sabtu (4/8/2018) menjadi media promosi dan pengenalan kepada masyarakat. Khususnya menyangkut budaya geopark di tiga kabupaten. Yakni Wonogiri (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), dan Pacitan (Jawa Timur). “Tujuannya mengenalkan budaya geopark kepada masyarakat. Dimana budaya geopark terdiri dari unsur geologi dan arkeologi,” kata Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membacakan sambutan Bupati Indartato.

Menurutnya, daerah-daerah yang berada dikawasan itu memiliki peran sendiri-sendiri dalam upaya pengembangan dan pelestarian kawasan taman bumi. Jika Kabupaten Gunung Kidul sebagai pintu gerbang, maka Wonogiri menjadi lokasi museum. Sedangkan Pacitan adalah etalasenya

Kegiatan budaya yang dihelat malam hari itu menampilkan beberapa seni tari. Diantaranya tari Surub dan Sekar Klayar. Dua tari produk dari kearifan lokal masyarakat sekitar pantai yang dikenal dengan seruling samuderanya itu.

Kepala Dinas Pendidikan Daryono menjelaskan jika agenda tersebut merupakan program tahunan hasil kesepakatan dari tiga kabupaten. Tujuannya memperkenakan pariwisata di tiga wilayah dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

(humaspacitan/DiksominfoPacitan)

LAUNCHING “ POJOK BACA “ SEBAGAI BENTUK KERJASAMA LAYANAN DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DENGAN RSUD dr. DARSONO PACITAN

Kerjasama Layanan Perpusda dengan RSUD dr. Darsono Pacitan akhirnya bisa terealisasi setelah sebelumnya sudah beberapa kali bertemu untuk melaksanakan koordinasi kerjasama di antara keduanya. Tepat tanggal 30 Juli 2018 bertempat di salah satu ruang tunggu pelayanan RSUD dr. Darsono untuk pertama kalinya Pojok Baca dibuka dan diresmikan. Launching ini dihadiri oleh dr. Imam Darmawan, M. Kes (Direktur RSUD dr. Darsono), Mamik Sulih Rahmanto, SKM, MM (Kabid Pengembangan RSUD dr. Darsono), Suyatmi, SKM., M.Si (Kasi Informasi & Pengaduan RSUD dr. Darsono), Warito, S.H (Kadin Perpusda), Edi Sukarni, S.Sos, M.Pd(Kabid Layanan&Koleksi), Nurhadi (Kabid Pembinaan), Daimah(Kasi Koleksi), Joko Wahyudi (Kasi Layanan&Otomasi), para staff Bidang Layanan & Koleksi Dinas Perpustakaan, para staff RSUD dr. Darsono Pacitan, dan para pengunjung yang sedang menunggu layanan di ruang tunggu pelayanan rumah sakit.
Sesuai kesepakatan bahwa pengadaan buku bacaan dibawakan oleh pihak Dinas Perpustakaan pada saat Launching. Dan peletakan buku pertama di dalam rak yang sudah tersedia dilakukan oleh Warito, S.H bersama dengan dr. Imam Darmawan, M. Kes sebagai perwakilan dari masing-masing kedua belah pihak.
Suyatmi, SKM., M.Si menyampaikan kepada pengunjung yang hadir “ Bapak Ibu sekalian, monggo dilihat di samping kanan Bapak Ibu tersedia rak yang isinya buku bacaan, ada buku tentang keagamaan, kesehatan dan lain sebagainya. Buku bacaan tersebut disediakan untuk Bapak Ibu sekalian untuk mengurangi kejenuhan saat menunggu layanan dan untuk menambah ilmu nggih ”.
Dalam kesempatan tersebut Mamik Sulih Rahmanto, SKM, MM dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Pacitan atas kerjasamanya karena mampu mendukung fasilitas yang ada di RSUD dr. Darsono dalam hal ini adalah pengadaan buku bacaan sejumlah 250 buku yang diletakkan di Pojok Baca ruang tunggu Pelayanan Poly RSUD dr. Darsono Pacitan.
Kami sempat mewancarai salah seorang pengunjung yang sedang menunggu antrian di ruang tunggu Layanan RSUD dr. Darsono yakni Harsini. Ibu tersebut setiap bulan harus melakukan rawat jalan. Launching “Pojok Baca” ini diapresiasi dengan baik oleh Harsini yang ternyata seorang pensiunan PNS. Dalam wawancara tersebut, Ibu yang saat itu mengenakan jilbab warna hitam berkata bahwa “ Tadi saya kira ada apa kok rame-rame pakai baju drill. Saya amati ada lemari yang isinya buku-buku. Ternyata mereka membuka perpustakaan kecil di sini. Ya Alhamdulillah kebetulan saya senang membaca, jadi sembari menunggu antrian, saya bisa baca-baca biar ndak bosen”.
“Pengadaan buku bacaan Pojok Baca di RSUD dr. Darsono Pacitan akan kami updates atau diperbaruai secara berkala tiap 3 bulan sekali” demikian penjelasan Kepala Bidang Layanan dan Koleksi, Bpk. Edi Sukarni, S.Sos.M.Pd.
Bagi pengunjung yang ingin meminjam buku bacaan yang sama dengan buku bacaan di Pojok Buku RSUD dr. Darsono dapat meminjam langsung di Dinas Perpustakaan Pacitan dengan mendaftar sebagai anggota Perpustakaan, dikarenakan sesuai aturan yang berlaku di Pojok Baca bahwa pengunjung di ruang tunggu layanan rumah sakit hanya dapat membaca buku yang ada tanpa diperkenankan untuk membawa pulang buku bacaan tersebut. (Penulis : Ryu Surya / Video Editing : Nisha Ayu / Doc. Video : Ryu Surya, Nisha Ayu Dinas Perpustakaan Pacitan & Mia RSUD dr. Darsono Pacitan / Dinas Perpustakaan Pacitan )

(DiskominfoPacitan)

Pisah Sambut Kajari Pacitan. Menyatukan Perbedaan, Optimalkan Kinerja

Pisah Sambut Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan berlangsung khitmad di Pendopo Kabupaten. Adji Ariono SH kini memangku jabatan tertinggi di Kejari Pacitan menggantikan Rusli SH.

Agenda dihadiri Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, Sekda, Kapolres, Ketua Pengadilan Negri, KPAI Pacitan, Kejaksaan beserta pegawai dan Kasi. Serta Kajari baru dan Kajari lama.

Dalam sambutanya Adji Ariono mengucapkan banyak terimakasih telah diadakannya acara pisah sambut tersebut. Pihaknya mejelaskan pernah mancing di Pacitan ketika masih awal kuliah dulu. “Dan dinas pertama sya juga di Jawa,” tuturya dengan penuh kesiapan untuk memimpin Kejari Pacitan

Sementara itu disebelah pihak ucapan terimakasih megalir dari sabutan Rusli, SH. Selama 1tahun 9bulan dinas di Pacitan, keberhasilan yang diperoleh meurutnya adalah berkat kerjasama semua pihak. “Semoga ke depan bisa lebih baik juga sukses, dan saya siap kembali ke Pacitan,” ungkapnya membuktikan rasa hamdarbeni yang besar terhadap Pacitan.

Ucapan selamat datang tersampaikan penuh hormat oleh bupati Indartato. Pihaknya berharap Kajari baru krasan dan terus membangun kerja sama untuk lebih baik.”Dan terimakasih untuk pak Rusli. kita sudah betsama-sama bekerja. Walaupun peran masing-masing berbeda namun perbedaan itu adalah hal yang harus kita satukan,” tuturnya.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Pemahaman Gratifikasi Tata Kelola Pemerintah Daerah, Menuju Kebaikan Melalui Taat Peraturan

Agenda yang tercover dalam tema besar Pemahaman Gratifikasi dalam Tata Kelola Pemerintah Daerah, berlangsung lancar.  Bertempat di gedung Karya Dharma kamis 2/8, acara dihadiri Komisi 1 DPRD serta anggota DPRD Pacitan, Bupati, Aris Nurcahyono. dan Yusuf dari Deputi Bidang Penegahan Korupsi. Asisten II Kabupaten Pacitan dan Kepala OPD.

Secara tegas dan gamblang Bupati Indartato menyampakan keinginanya agar Pacitan lebih baik daripada yang lain. “walaupun saya bukan orang baik akan tetapi kami akan selalu menuju kebaikan menurut peraturan yang ada,” jelasnya.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dari KPK serta sesi tanya jawab. Semua Pihal berharap, setelah acara tersebut Pacitan akan lebih berkembag baik dan dapat berjalan sesuai peraturan.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Harus Saling Mendukung dan Menguatkan

Sebagai sebuah organisasi, aparat pemerintah harus saling mendukung dan menguatkan. Tujuannya tentu untuk mencapai tujuan bersama. Yakni penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Itu disampaikan Bupati Indartato saat melantik 159 orang pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Kamis (2/8/2018). “Jabatan adalah amanah. Ditempatkan dimanapun harus ikhlas. Insya Allah, Allah SWT akan memberikan yang terbaik,” katanya.

Dari total pejabat yang dilantik 158 orang merupakan pejabat administrator dan pengawas. Sedangkan yang satu orang merupakan pejabat fungsional.

(diskominfopacitan/humaspacitan)

Pembinaan Orientasi PMR, Untuk Kwalitas Dan Kuantitas Semakin Baik

Pembinaan Orientasi PMR Sekolah Tingkat MULA (SD/MI) WIRA (SMA,SMK/MA) kabupaten Pacitan dilaksanakan di Ruang BKM Timur PMI Pacitan. Bekal Palang Merah Remaja tersebut berlangsung 2 hari pada 1-2/8.

Dalam pembukaan acara turut hadir Sekda Sukowiyono selaku ketua PMI kab.Pacitan. Kepala Dinas Pendidikan. Kemenag.Pelatih PMI Jawa Timur. Pelatih PMI Kab.Pacitan. Dan pseserta Pembina PMR Sekolah Se-Kabupaten Pacitan.

Secara resmi acara dibuka Sekda pada Rabu 1 Agustus. Dalam sambutanya Sekda mengharapkan Peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai. Pihaknya juga mengapresiasi secara kualitas kegiatan PMI Kab.Pacitan  sudah cukup memadai.

“Jenis tugasnya sangat mulia, diharapkan apa yang bapak ibu peroleh nanti untuk di teruskan di unit kerjanya masing. Pelatihan serta orientasi sangat penting dilaksanakan, dimaksutkan untuk selalu mengasah keahlian dan agar selalu tanggap” tuturnya.

Sekda juga bicara tentang anggaran akan selalu diusahakan, hal ini  karena keterbasan dana APBD dari Pemda belum maksimal. Kemudian berpesan juga tentang kwantitas, agar jumlahnya bertambah.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

INFO PUSDATIN BPBD KAB.PACITAN

Mohon Ijin melaporkan Prakiraan Cuaca di Wilayah Kab. Pacitan untuk saat ini hingga beberapa jam kedepan

* RABU 01 Agustus 2018 Pkl.12:00 Wib*

sebagai berikut:

– Cuaca Cerah Berawan

– Suhu Udara 23°c – 28°c

– Kelembaban 58% – 80%

– Kecepatan angin 11 – 20 km/jam

– Angin berhembus dr Arah Tenggara

– Tinggi Gelombang / Ombak 2.50 – 4.0 M

* UNTUK SAAT INI CUACA TERPANTAU CERAH BERAWAN DI SELURUH WILAYAH KAB.PACITAN, DAN DARI HASIL PENGAMATAN SECARA VISUAL KONDISI CUACA SEPERTI INI DI PERKIRAKAN MASIH AKAN BERLANGSUNG HINGGA SORE HARI NANTI

* *DI HIMBAU UNTUK TETAP SELALU WASPADA TERHADAP PERUBAHAN CUACA SECARA SINGKAT DAN INTENSITAS ANGIN KENCANG SERTA PENINGKATAN KETINGGIAN GELOMBANG DI PERAIRAN SELATAN KAB.PACITAN *

BPBD KAB. PACITAN

Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514

– Telp/Fax  : (0357) 886164

– Website  : http://bpbd.pacitankab.go.id/

– WA  : https://api.whatsapp.com/send?phone=62895396779371&text=

– Email  : bpbd.pacitan@gmail.com,bpbd_pacitan@yahoo.com

– FB  : https://www.facebook.com/groups/bpbd.pacitan/?fref=ts

Freq Repeater BPBD PCT  : Output : 17.030 Mhz*, Input : 16.530 Mhz, Tone : 11.48_

– Operator : RIDWAN FATCHUL R. – NICO PRASTYA

(diskominfopacitan)

Bupati : Semoga Menjadi Haji Yang Diteladani Masyarakat

Bupati Indartato ketika memberangkatkan jemaah dari pendapa kabupaten, Selasa (31/7/2018)

Para jemaah calon haji (JCH) asal Kabupaten Pacitan diharapkan menjadi sosok teladan sekembalinya dari tanah suci nanti. Itu disampaikan Bupati Indartato ketika memberangkatkan jemaah dari pendapa kabupaten, Selasa (31/7/2018). “Semoga jemaah calon haji yang berangkat menjadi teladan bagi masyarakat,” katanya.
Harapan itu bukan tanpa alasan. Sebab mereka yang berangkat menunaikan rukun Islam kelima tersebut berkeinginan menjadi haji yang mabrur. Tentu saja untuk meraihnya bukan perkara mudah karena tantangan dan ujian yang harus di hadapi. Maka sesampainya di tanah air harus mampu membumikan keshalehan yang dilakukan di tanah suci.
Menurutnya, naiknya jumlah JCH yang berangkat mengindikasikan kondisi sosial masyarakat di kota kelahiran Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang tenteram, adem, dan ayem.
Kepala Kantor Kementerian Agama M Nurul Huda menyebut tahun ini JCH yang berangkat sebanyak 239 orang. Terdiri dari jemaah laki-laki sebanyak 107 orang, sisanya perempuan. Jemaah tertua berusia 75 tahun dan termuda 27 tahun. Mereka masuk dalam kelompok terbang (kloter) 44 bersama jemaah asal Surabaya, Tuban, dan Bojonegoro. Setelah lebih dari sebulan di Arab Saudi, rencananya tanggal 11 September mereka akan tiba di tanah air. “Jemaah akan berangkat dari Juanda, Rabu (1/8/2018) sekitar pukul 19.30,” ucap dia.
Tahun ini pemberangkatan JCH ditanggung pemkab. Mulai dari transportasi ke Surabaya sampai seragam batik yang dikenakan. (arif/nasrul/juremi tomas/sopingi/danang/humaspacitan/diskominfopacitan)

 

Gotong Royong Masih Subur di Masyarakat

Bupati Indartato beserta rombongan pada peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-15 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-46 di Desa Sukorejo, Sudimoro, Senin (30/7/2018)

Budaya gotong royong masih tumbuh dengan subur dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Pacitan. Namun demikian hal itu harus disempurnakan. “Gotong royong telah dituangkan dalam UUD 1945 dan dijabarkan dalam RPJMD didaerah,” kata Bupati Indartato pada peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-15 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-46 di Desa Sukorejo, Sudimoro, Senin (30/7/2018). Penyempurnaan gotong royong sendiri dilakulan seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti pula dengan dinamisnya kehidupan sosial masyarakat. Dengan demikian gotong royong akan selalu relevan dari generasi ke generasi.
Terkait HKG, bupati menegaskan, seluruh aktivitas diawali dari keluarga. Sehingga keluarga menjadi pondasi utama.

Sedangkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Luki Indartato mengatakan organisasi yang dipimpinnya itu menjadi motor penggerak peran serta masyarakat dan keluarga. Sehingga kualitas hidup meningkat. “Namun demikian kader PKK jangan jumawa. Selaku relawan harus tetap rendah hati,” katanya.
Menurutnya, keluarga dan lingkungan menjadi benteng pertama dalam menjaga, menciptakan, dan mempertahankan kondisi masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera.

Rangkaian kegiatan BBGRM sendiri telah dilaksanakan selama sebulan penuh. Yakni mulai tanggal 1-31 Mei lalu. Ada empat bidang menjadi fokus gerakan gotong royong tersebut. Yakni bidang kemasyarakatan, sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan. Pada puncak peringatan BBGRM dan HKG PKK itu pula diserahkan sejumlah penghargaan untuk desa berprestasi sebagai pelaksana gotong royong terbaik, juara lomba desa, penghargaan bagi ketua LPMD masa bakti 10 tahun, kader PKK 15 tahun, serta para juara lomba 10 program pokok PKK. (arif/nasrul/juremi tomas/danang/humaspacitan/diskominfopacitan).

KERJASAMA BIDANG LAYANAN DAN KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN DENGAN MGMP BAHASA INDONESIA SMP

Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan dalam mengenalkan perpustakaan ke khalayak umum untuk meningkatkan pengunjung perpustakaan dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan berbagai organisasi yang ada di Kabupaten Pacitan. Memberikan kesempatan kepada organisasi-organisasi tersebut untuk mengadakan kegiatannya di kantor Dinas Perpustakaan Pacitan. Seperti pada Selasa, 24 Juli 2018, Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan mengadakan kerjasama dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Pacitan dalam bentuk memfasilitasi tempat kegiatan untuk acara “Pertemuan Rutin & Halal Bihalal”. Ini bukanlah bentuk kerjasama pertama kali di antara kedua belah pihak. Sebelumnya ternyata MGMP sudah pernah melaksanakan kegiatan yang serupa di kantor Dinas Perpustakaan Kabupaten pacitan. Ketua MGMP Nurhadi Hariyanto, S. Pd memberikan sambutan pertama kali dan berurutan kemudian Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd sebagai perwakilan Dinas Perpustakaan Pacitan, Sudjito, S. Pd sebagai Pembimbing MGMP, dan terakhir pemberian Tauziah oleh Uzt. H. Supriyono, S. Pd, M. Pd. Sehubungan dengan kerjasama antara keduanya, Edi Sukarni, S. Sos, M.Pd diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan sekaligus nara sumber pelaksanan literasi di sekolah pada acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Beliau menyampaikan selamat datang dan ucapan terimakasih karena MGMP tetap menjaga kerjasama dengan baik dengan Dinas Perpustakaan Pacitan. “ Untuk ke depannya Literasi akan ditekankan luar biasa di sekolah. Dari sekarang sesuai peraturan yang ada bahwa di sekolah harus digalakkan program membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Ada banyak pengertian literasi dari berbagai sumber, akan tetapi pengertian literasi di sekolah itu berbeda dengan pengertian yang ada secara universal. Literasi yang sebenarnya adalah menyangkut 3 komponen dasar antara lain pengetahuan, bahasa, dan budaya. Perlu Bapak dan Ibu ketahui bahwa literasi mempunyai peran yang sangat penting karena bisa mendongkrak ekonomi di lapangan, dengan literasi masyarakat akan menuntut dirinya sendiri menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan otomatis akan menjadi manusia yang penuh produktifitas. Maka dari itu, Saya ingin Panjenengan semuanya bisa menjadi sponsor dan pioner dari arti Literasi di sekolah. “, tegas Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd. “ Perpustakaan sebagai tempat kajian ilmu pengetahuan. Untuk itu Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan mengambil kebijakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni dengan mengadakan jam malam layanan sehingga masyarakat bisa berkunjung di Disperpusda saat malam hari. Selain itu Perpusda menambah fasilitas free Wifi, ruang yang nyaman ber-AC, fasilitas komputer untuk internet, dan penambahan buku bacaan. Kondisi tersebut juga secara tidak langsung mengurangi “demam nongkrong” kawula muda di jaman sekarang di tempat-tempat yang notabene kurang baik karena mereka terlalu banyak menghabiskan waktunya seperti mencari wifi di tempat nongkrong”, lanjut Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd. Pada acara kali itu, Nurhadi Hariyanto, S. Pd mewakili seluruh anggota MGMP menghaturkan banyak terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Pacitan karena selalu diberikan bantuan dalam memfasilitasi kegiatan mereka di kantor Perpusda Pacitan. Tak lupa Beliau mengutarakan harapan dan doanya semoga Dinas Perpustakaan Pacitan semakin maju, semakin lengkap fasilitasnya sehingga masyarakat umum semakin tertarik untuk berkunjung.

(Penulis : Ryn Surya ; Video Editing : Nisha/ Dinas Perpustakaan Pacitan/ Diskominfo Pacitan)

LOMBA BERCERITA TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR

Bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Pacitan pada tanggal 20 Juli 2018 jam 09.00 pagi, telah diadakan gladi bersih lomba mendongeng tingkat provinsi Jawa Timur. Gladi bersih ini dilakukan untuk melihat sejauh mana persiapan dari peserta lomba bercerita yang diwakili oleh Dian Telasih siswi kelas 4 dari SDN Borang I Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan. Sebelumnya pada bulan Februari 2018 yang lalu, Dian Telasih berhasil meraih juara I lomba mendongeng tingkat SD se-Kabupaten Pacitan setelah mengalahkan 20 peserta lainnya. Kala itu Dian masih duduk di kelas 3 SD, dia termasuk salah satu peserta yang paling kecil. Bagaimana tidak, peserta lainnya rata-rata duduk di kelas 4 dan kelas 5 SD. Gladi bersih tersebut dihadiri oleh Guru pembimbing Dian (Nanik Sugiati, S.Pd), pelatih Dian (Ibu Mamuk), Kepala SDN Borang I (Nunuk Kusrini, S.Pd, M.Pd), Orang tua Dian (Muryati), Kadin (Warito, S.H) dan seluruh staff Dinas Perpustakaan Pacitan yang ikut memberikan support untuk Dian. Selain untuk memberikan support, para staff Disperpusda diberikan kesempatan untuk mengkoreksi dan memberikan masukan terhadap penampilan Dian. Dian Telasih akan membawakan sebuah cerita rakyat berjudul “Dewi Sekartaji” asli dari Kabupaten Pacitan, tepatnya Desa Sekar Kecamatan Donorojo. Sebuah cerita rakyat yang kini menjadi adaptasi dari salah satu upacara adat yang dikenal dengan nama “Ceprotan”. Warito, S.H mengatakan “ Pada dasarnya sudah bagus, hanya perlu dikuatkan lagi karakter masing-masing tokohnya, masih ada beberapa hari ke depan untuk latihan lebih baik lagi, tolong dimanfaatkan betul-betul waktunya “. Banyak yang berdecak kagum dengan penampilan anak kecil ini dikarenakan dengan usia yang masih sangat kecil tapi Dian mampu bercerita dengan baik dan bisa membawakan berbagai karakter dalam satu waktu. Kemarin tanggal 24 Juli 2018, di Surabaya tepatnya di Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Dian mengikuti perlombaan bercerita dengan didampingi kedua orang tuanya, guru pembimbing, pelatih, Kepala SDN Borang I, dan Kepala Bidang Pengembangan (Suko Wiyono, ), beserta para staff Bidang Pengembangan Disperpusda (Ibu Sri Hartatik, Ibu Sri Setyorini, Ibu Nana, Ibu Asih, dan Ibu Yayas).

(Penulis : Ryn Surya ; Video Editing : Yusnafiza ; Doc Photo & Video : Nisha, Tegar, Yusnafizha/ Dinas Perpustakaan Pacitan/ DiskominfoPacitan)

Upacara Adat Jangkrik Genggong

Upacara ini merupakan adat bersih Dusun Tawang Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Pacitan.

Prosesinya dimulai dengan acara seremonial pembukaan. Kemudian setelah tabuh jam 15.00, dilanjutkan acara kirab sedekah laut. Malamnya dilanjutkan kesenian tari-tarian.

Acara adat Jangkrik Genggong dilaksanakan setiap hari Anggara Kasih (Selasa Kliwon) di bulan Longkang. Lokasi pelaksanaan di Kawasan TPI Tawang Desa Sidomulyo

(Humaspacitan/Diskominfopacitan)

Tiga Kwartir Ranting Tergiat Peroleh Penghargaan

Pengurus pramuka tingkat kecamatan yang giat melaksanakan kegiatan kepanduan mendapatkan apresiasi. Mereka memperoleh penghargaan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan pada gelaran musyawarah cabang gerakan pramuka kwarting cabang Pacitan di pendapa kabupaten, Rabu (25/7/2018). Ketiga kwartir ranting (kwaran) tersebut adalah Pringkuku, Tegalombo, dan Ngadirojo.

Menurut Bupati Indartato apa yang diajarkan dalan gerakan kepramukaan sejalan dengan upaya pemerintah mengedepankan pendidikan karakter. Seperti yang tertuang pada UU nomor 20/2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional. Dimana muara dari proses pendidikan adalah pembentukan mental yang lebih baik.

Kaitannya dengan peran daerah, pihaknya harus menjamin keberlangsungan kegiatan kepramukaan dan membimbing serta mengarahkan agar terus berkelanjutan. “Ketiga adalah membantu ketenagaan, dana, dan lain sebagainya,” terang bupati.

Muscab tahun ini dihadiri oleh Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur, AR Purmadi. Diikuti 65 orang peserta perwakilan dari masing-masing kwaran dan kwarcab.

(Diskominfo/humaspacitan).

Study Teknis Kominfo Ngawi tentang Pembangunan Fiber Optik

Membawa misi Study Teknis, Rabu 25/07   4 orang Dinas Kominfo Kab. Ngawi Serta 1 Orang Dari Telkom berkunjung ke ruang server dan tele center Diskominfo Pacitan. Hal ini dilakukan terkait rencana pembangunan Fiber Optik di wilayah Kab. Ngawi.

Rachmad Dwiyanto selaku kepala dinas Kominfo Pacitan menyambut baik kunjungan tersebut dan mengucapkan banyak terimakasih. “Kerjasama yang baik, saling mendukung untuk kebaikan bersama”,tandasnya.

Kedepan  pihaknya berpesan agar komunikasi antar dinas semakin baik. Sehingga apapun yang akan dilakukan berdasarkan pembangunan akan semakin tepat sasaran, dan menguntungkan semua pihak.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

HUT KNPI, Pemuda Handal Pemuda Berbudaya Nusantara

Di awali dengan parade kirab wayang, Resepsi Hut KNPI kabupaten Pacitan berlangsung semarak. Acara di alun-alun kota yang  bertajuk budaya nusantara diramaikan dengan pagelaran wayang kulit dalam agenda Parade Dalang Muda Nusantara. Sebayak 23 dalang akan tampil pada 23-24/7.

Pada ceremonial pembukaan Parade tersebut dihadiri Wabup Yudi Sumbogo, H. Gepeng Sudibyo sesepuh pendiri DPD KNPI Kab.Pacitan tahun 1973. Sekda suko Wiyono, Asisten Bupati, Forkopimda, Beberapa OPD,Ketua DPD KNPI Pacitan Mohammad Rofikin. Serta Nyi Sukesi juga sebagai bintang tamu dalam acara tersebut.

Dalam sambutanya ketua DPD KNPI Pacitan berharap masyarakat khususnya pemuda mencintai, melestarikan, dan mempelajari budaya nusantara. Gepeng sebagai sesepuh menceritakan sejarah berdirinya KNPI. Kemudian berpesan bahwa jatuh bangunnya satu bangsa berasal dari membina pemudanya. “galangen pemuda Pacitan, dadikno pemuda yang handal” ujarnya bersemagat dan penuh harap.

Beberapa dalang kondang jebolan ISI Surakarta juga tampil dengan lakon Sang Tetuko. Mereka diantaranya Ki Cahyo Kuntadi, Ki  Haryo Lukito, Ki Nanang, Ki Gendut Dalang Berijazah dan lainnya.

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfo)

Minimalisir Dampak Gelombang Tinggi, Pemkab Tata Lagi Pesisir

Gelombang dan ombak tinggi yang melanda kawasan pesisir Kabupaten Pacitan tidak hanya berdampak pada penghasilan nelayan. Tetapi juga wisata. Salah satunya di Pantai Klayar, Kecamatan Donorojo. Akibat fenomena alam tersebut sejumlah infrastruktur pariwisata rusak. “Kedepan akan kita tata. Agar tidak menimbulkan korban,” kata Bupati Indartato ketika meninjau lokasi tersebut, Selasa (24/7/2018) pagi.

Kerusakan setidaknya terlihat dari beberapa warung milik masyarakat disisi timur. Berdekatan dengan titik seruling samudera. Untuk mengantisipasi gelombang susulan pemilik warung telah memasang tanggul dari kantong-kantong pasir. Meski upaya itu tidak sepenuhnya dapat meredam dampak gelombang, tapi setidaknya dapat meminimalisir kerusakan.

Menurut bupati upaya penataan tidak hanya pada letak bangunan pendukung wisata saja. Tetapi juga dari sisi manajemen sosial. Karena itu pemkab mengajak dan mengikutsertakan para pemangku kebijakan tingkat lokal. “Kita bersama-sama dengan dinas, kecamatan, dan desa mengupayakan penataan. Demi keselamatan wisatawan dan warga,” ucapnya.

Meski gelombang dan ombak besar tengah melanda selatan pesisir Jawa, termasuk Kabupaten Pacitan, tetapi pemkab tidak menutup lokasi wisata pantai. Hanya saja para pelancong diharapkan berhati-hati ketika berada di pinggir pantai.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Endang Surjasri menyebut jika munculnya ombak besar menjadi perhatian lebih pihaknya. “Dampak untuk kunjungan wisatawan tidak ada. Tapi menjadi tugas berat kita untuk memberikan warning pada wisatawan agar selalu berhati-hati,” tandasnya.

Diakuinya, memberikan pemahaman bahaya berenang di laut kepada pengunjung bukan hal mudah. Karena mereka datang ke pantai memang untuk bermain dengan ombak.

(humaspacitan/Diskominfo)

Hari Bakti Adhiyaksa, Satu Misi Tingkatkan Dedikasi

Memulihkan kepercayaan masyarakat melalui konsolidasi,evaluasi,intropeksi diri,optimalisasi dan peningkatan dedikasi. Itulah visi yang diusung bersama dalam peringtan Hari bakti Adhyaksa ke -58 23/7 di Hotel Permata.

Acara dihadiri Wabub Yudi Sumbogo, Wakpolres beserta ibu, Kasdim beserta ibu, Ketua PN Pacitan beserta ibu, Ketua DPRD, Jaksa Pacitan beserta ibu, Karyawan kryawati kejaksaan Pacitan, Purn. Kejaksaan Pacitan, Kalapas serta Para Hakim Pacitan.

Sambutan Bupati Indartato yang di wakilkan Wabup megucapkan selamat Hari Bakti Adhiyaska. Harapan ke depan Kejaksaan Pacitan menjadi lebih baik. “Kedepan harapannya lebih baik, bersama berbenah untuk Pacitan,” ungkap Wabub.

Acara diteruskan dengan pemberian tali asih untuk 2 Purn. kejaksaan yakni Sukartini dan Sukawit. Serta santunan pendidikan untuk anak pegawai kejaksaan Pacitan Arlex dan Ari.

(Anjar /Budi Riyanto/Diskominfo)

Gelombang Tinggi Pantai Selatan

PRESS RELEASE Berdasarkan hasil rilis BPBD Kab. Pacitan terkait Peringatan Dini Cuaca Kabupaten Pacitan tanggal 19 Juli 2018 yang merujuk pada prakiraan cuaca dan tinggi gelombang dari BMKG, bahwa tinggi gelombang di perairan selatan Jawa diperkirakan mencapai ketinggian 5-6 meter dan diperkirakan akan terjadi sampai tanggal 24 Juli 2018. Berkaitan dengan hal tersebut, DIHIMBAU, sekali lagi DIHIMBAU kepada para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata pantai di Kabupaten Pacitan hal-hal sebagai berikut:

1. TIDAK BERENANG di Pantai.

2. Bagi wisatawan yang ingin ber-swafoto / selfie diharap tidak terlalu dekat dengan bibir pantai ataupun daerah sapuan ombak.

3. Bagi wisatawan yang ingin berkemah diharapkan agar tidak terlalu dekat dengan bibir pantai.

4. Selalu menjaga keamanan dan keselamatan masing-masing.

(KadisparporaPacitan/Diskominfo Pacitan)

INFO PUSDATIN BPBD KAB.PACITAN

Peringatan dini Cuaca Kabupaten Pacitan untuk hari ini Rabu 18 Juli 2018
sebagai berikut:
– Cuaca Umumnya Cerah
– Suhu Udara 20°c
– Kelembapan 89%
– Kecepatan Angin 9 km/jam
– Angin Berhembus dari Tenggara
– Ketinggian Gelombang 3.5- 4 m
– CUACA SAAT INI UMUMNYA CERAH
– PRAKIARAAN CUACA
-SIANG CERAH BERAWAN
-MALAM BERAWAN
Sumber bmkg.go.id
– DI HIMBAU UNTUK TETAP SELALU WASPADA TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN ANGIN & TINGGI GELOMBANG / OMBAK YANG TERJADI DI SEPANJANG WILAYAH PERAIRAN KAB PACITAN
Operator:
1. Muhammad Rosyid
2. Davit Y.T
BPBD KAB. PACITAN
Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514
– Telp/Fax: (0357) 886164
– Website : http://bpbd.pacitankab.go.id/
– WA : 0895396779371
– Email : bpbd.pacitan@gmail.com,bpbd_pacitan@yahoo.com
– FB : Bpbd Kabupaten Pacitan
– Freq Repeater BPBD PCT : Output :17.030 Mhz, Input : 16.530 Mhz, Tone : 11.48

(BPBDPacitan/Diskominfopacitan)

Puluhan UKM dan Koperasi Dapat Kucuran Dana Bergulir Miliaran Rupiah

Sebanyak 76 unit Usaha Kecil Menengah (UKM) dan delapan koperasi di Kabupaten Pacitan mendapatkan kucuran dana bergulir guliran II tahun 2018. Nilai totalnya mencapai lebih dari Rp 2 miliar. Penyerahan secara simbolis dilakukan di halaman pendapa kabupaten usai upacara peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71 dan Hari Keluarga Nasional ke-25, Selasa (17/7/2018).

Saat membacakan sambutan Menteri Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Bupati Indartato mengatakan pemerintah terus mendorong upaya pemanfaatan dan optimalisasi pemanfaatan teknologi digital bagi pelaku bisnis koperasi dan UMKM. Sehingga gerakan koperasi Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital. “Pemerintah akan terus hadir dan berkomitmen dalam membina koperasi melalui berbagai kebijakan dan program. Kebijakan pemerintah terutama sebagai upaya untuk menciptakan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi,” katanya.

Sehubungan dengan itu, sedikitnya ada empat hal yang perlu diselenggarakan pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota. Pertama pemerintah memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada koperasi. Kedua, pemerintah meningkatkan dan memantapkan kemampuan koperasi agar menjadi koperasi yang sehat tangüh dan mandiri, serta ketiga, pemerintah mengupayakan tata hubungan menguntungkan antara koperasi dengan badan usaha lainnya.

Sedangkan terkait dengan Hari Keluarga Nasional, bupati berharap agar peringatan tersebut benar-benar bisa dinikmati oleh seluruh keluarga Indonesia, menggunakan waktu sepenuhnya bersama keluarga. Keluarga berkumpul,bersosialisasi, berinteraksi, berdaya, serta peduli dan berbagi.” Dengan tagline “Cinta Keluarga Cinta Terencana”. Yang memiliki maksud pentingnya mencintai dalam keluarga dan pentingnya perencanaan dalam membangun keluarga,” harapnya.

Pada kesempatan itu pula diserahkan piagam penghargaan Dharma Karya Kencana BKKBN Nasional kepada Kepala OPD Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak dr. Tri Hariadi Hendra Purwaka. Penghargaan diberikan karena dianggap mampu menggerakkan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

Selain itu secara simbolis juga diserahkan sertifikat nomor induk koperasi, pelatihan kewirausahaan didaerah paska bencana kepada 40 UKM, dan pelatihan  vocasional pada daerah paska bencana kepada koperasi  dan UKM dengan jumlah masing-masing 20 unit. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

MONITORING PELAYANAN PERPUSTAKAAN DESA

Dalam rangka monitoring pelayanan perpustakaan desa, Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang diwakili oleh Edi Sukarni, S.Sos, M.Pd (Kabid), Iis Saputri (Staff) dan Fajar Setyo Nugroho (Staff) melakukan kunjungan ke Desa Klepu, Desa Ketanggung, dan Desa Karangmulyo yang berada di Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan ( Selasa, 10 Juli 2018 ).

Mereka diterima dengan sangat baik oleh perangkat desa masing-masing desa tersebut. Kunjungan pertama dengan “ sowan “ ke desa Klepu dan rombongan bertemu dengan Ibu Siti Supadmi (Kepala Desa Klepu) serta perangkat Desa Klepu lainnya. Dilanjutkan secara berturut-turut berikutnya ke desa Ketanggung lalu desa Karangmulyo. Di Desa Ketanggung bertemu dengan semua perangkat desa termasuk Bapak Riyono (Kepala Desa Ketanggung), begitu pula ketika sampai di desa Karangmulyo pun bisa bertemu langsung dengan Bapak Suinarlan (Kepala Desa Karangmulyo).

Dari hasil monitoring diketahui bahwa ketiga desa tersebut belum mempunyai perpustakaan desa. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Perpustakaan Desa/Kelurahan dituliskan bahwa dalam rangka mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, serta menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, perlu dikembangkan salah satu sumber berlajar bagi masyarakat dalam bentuk Perpustakaan Desa/Kelurahan. Melihat kondisi di lapangan, Edi Sukarni, S. Sos, M.Pd mendorong perangkat desa tersebut untuk perlahan membangun perpustakaan desa. Dalam kesempatan itu pula beliau menjelaskan bahwa dengan adanya perpustakaan desa yang dibangun dengan fasilitas yang baik, nyaman dan menarik maka akan mengurangi kecanduan anak terhadap dampak negatif kemajuan tekhnologi, dalam hal ini utamanya kecanduan games di HP. Anak-anak di pedesaan harus diperkenalkan dengan perpustakaan sejak usia dini, agar kelak mereka terbiasa membaca buku, bahkan bisa mencintai buku. Pepatah berkata bahwa “ Tak Kenal Maka Tak Sayang”, demikian juga dengan anak-anak dan masyarakat di desa, mereka akan menggemari buku dengan mengenal perpustakaan yang ada di desa mereka nanti.

Dengan adanya perpustakaan desa, diharapkan masyarakat akan mendapatkan banyak pengetahuan baru dari bacaan mereka yang tersedia di perpustakaan desa, sehingga mereka akan mendapatkan ide-ide kreatif dan inovatif yang menguntungkan bagi masyarakat dan untuk pembangunan desa. Perpustakaan desa bisa menjadi wadah pengembangan produk masyarakat desa yang bisa menjadi jembatan untuk mempromosikan produk-produknya melalui perpustakaan desa, misalnya dengan menjual produk di pojok ruang perpustakaan.

Edi Sukarni, S.Sos, M.Pd mengatakan “ Pemerintah Desa bisa menyelenggarakan perpustakaan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan desa masing-masing. Yang penting kita sudah punya konsep pengembangan perpustakaan desa kedepan. Untuk pelaksanaanya menyesuaikan dengan kebutuhan prioritas di desa. Selain itu Kami juga mengadakan pelatihan gratis untuk pengurus perpustakaan desa yang ingin belajar mengenai manajemen perpustakaan baik pengolahan maupun pengelolaan perpustakaan.”

Perangkat desa dari ketiga desa yang dikunjungi oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan hari itu merespon dengan baik tujuan dari monitoring pelayanan perpustakaan desa dan berharap monitoring tersebut akan rutin dilaksanakan oleh pihak Dinas Perpusda sehingga nantinya mampu memberikan motivasi dan pembinaan untuk perpustakaan desa. (Penulis : Ryn Surya ; Video’s Editor : Nisha Permana ; Doc Photo&Video : Iis Saputri&Fajar S.N /Dinas Perpustakaan Kab.Pacitan/DiskominfoPacitan)

KERJASAMA PELAYANAN DAN PEMBINAAN BIDANG LITERASI DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA DAN MASYARAKAT LUAS

Senin (02 Juli 2018 ), Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan ( diwakili oleh Warito, SH selaku Kadin,  Edi Sukarni selaku Kabid Layanan dan Koleksi, Nurhadi selaku Kabid Pembinaan, Daimah selaku Kasi Koleksi, dan Joko Wahyudi selaku Kasi Pelayanan dan Otomasi) melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dan Rumah Sakit dr. Darsono Pacitan. Kunjungan pertama diadakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dengan tujuan mengajukan kerjasama pelayanan dan pembinaan bidang literasi dalam peningkatan minat baca siswa. Rombongan Kami diterima dengan sangat baik oleh Daryono selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Anna Sri Mulyati selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan beserta para staf yang berada di ruang tunggu pelayanan saat itu.

Pembicaraan diawali dengan “Kolonuwun” oleh Warito, SH (Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan), dilanjutkan dengan penjelasan pengajuan bentuk kerjasama oleh Edi Sukarni (Kabid. Layanan dan Koleksi Disperpusda) dan Nurhadi (Kabid. Pembinaan).

Edi Sukarni mengatakan , ” Setelah upaya peningkatan literasi dari tingkat TK – SMA yang dilakukan sejak 1 tahun  lalu, hasil analisis ditemukan bahwa program minat baca siswa masih tergolong rendah. Sedangkan saat minat baca anak atau siswa tinggi, maka akan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan di sekolah.  Untuk itu kita perlu memberikan dorongan kepada 3 pilar yakni siswa, manajemen sekolah, dan orang tua. Pada kenyataannya selama satu tahun ini anak-anak masih terlalu terpengaruh dengan efek negatif tekhnologi utamanya HP. Demi peningkatan minat baca siswa maka perlu diadakan kerjasama dalam 3 bidang yakni pelayanan, pengembangan dan pembinaan perpustakaan. Kami mohon ijin kepada Dinas Pendidikan untuk melaksanakan program ini di sekolah-sekolah mengingat lembaga tersebut berada di bawah naungan Dinas Pendidikan. “

Bapak Daryono (Kadin Dinas Pendidikan) menerima dengan senang hati bentuk kerjasama yang diajukan oleh pihak Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan seperti yang diungkapkan beliau, ” Kerjasama dan kolaborasi dalam bentuk apapun oke-oke saja. Saya atas nama Dinas Pendidikan merasa senang menerimanya sepanjang hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih maju. Kami selalu open, dan bisa kita bicarakan lebih lanjut secara tekhnis agar sesuai aturan. Bagaimanapun juga Dinas Pendidikan adalah dinas yang membawahi perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah. Untuk itu kerjasama ini harus ada pembagian tugas dengan baik antara Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan Kab Pacitan.”

Berhubungan dengan masalah tentang dampak negatif kemajuan tekhnologi ( utamanya HP ), Ibu Anna Sri Mulyati menjawab , ” Kita tidak bisa menghindari kemajuan tekhnologi itu sendiri karena jika Kita menghindari maka kita akan ketinggalan jaman. Yang harus kita lakukan adalah menggunakannya dengan bijak.”

Menanggapi hal tersebut Edi Sukarni menambahi , “Benar Bu, kita tidak boleh melarang penggunaan teknologi. Yang dapat kita berikan kepada siswa dan orangtua mereka adalah penanaman pengertian, mana yang boleh dilihat mana yang tidak. Mana yang baik mana yang buruk, sehingga siswa dengan kesadarannya sendiri mampu memfilter dirinya sendiri terhadap tekhnologi yang digunakannya. Serta mampu memahami dan membagi waktu mereka untuk belajar, membantu orang tua, dan bermain serta menggunakan teknologi itu sendiri”.

Kunjungan kedua dilakukan di Rumah Sakit dr. Darsono Kabupaten Pacitan dengan tujuan melanjutkan pembicaraan mengenai pengadaan Taman Baca Masyarakat atau Pojok Baca yang ditempatkan di salah satu sudut ruang tunggu yang ada di RS. dr. Darsono Pacitan. Ibu Suyatni selaku Kasi Informasi di RS. dr. Darsono menjelaskan bahwa persiapan sudah hampir selesai tinggal menunggu penentuan hari launching. Pak Edi Sukarni pun menjelaskan bahwa buku-buku yang akan ditempatkan di pojok baca tersebut akan diserahkan tepat pada saat launching.

Kunjungan terakhir ( 04 Juli 2018 ) adalah ke Kemenag dengan menemui Bapak M. Nurul Huda sebagai Kepala Kemenag. Hasil yang didapatkan dari kunjungan tersebut adalah disepakatinya kerjasama yang  baik antara Dinas Perpustakaan dan Kemenag Kab. Pacitan tentang upaya peningkatan minat baca siswa melalui 2 program yaitu pelayanan perpustakaan keliling dan program peningkatan literasi di MI, Mts, dan MA yang merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag. Kegiatan kerjasama ini misalnya mengajak siswa-siswi MI, Mts, dan MA berkunjung ke Dinas Perpustakaan Pacitan untuk meningkatkan minat baca mereka. Perlu diketahui oleh pembaca bahwa jumlah sekolah MI di Pacitan sebanyak 107 sekolah, Mts kurang lebih sekitar 50 sekolah, dan MA kurang lebih sekitar 25 sekolah.

Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan upaya peningkatan minat baca siswa dan masyarakat luas akan lebih mudah dilakukan sehingga tercapai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. (Penulis : Ryu Surya&Nisha ; Video by : Yusnafiza / Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Peningkatan Kapasitas Linmas, Upaya Preventif Hadapi Bencana Alam

Beragamnya ancaman potensi bencana alam di Kabupaten Pacitan membuat pemerintah daerah menyiapkan sejumlah program pencegahan. Salah satunya dengan penguatan kapasitas personil Perlindungan Masyarakat (Linmas) satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). “Ini (bimbingan teknis) menjadi salah satu upaya preventif. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan (bencana alam), dapat cepat ditanggulangi,” ucap Bupati Indartato usai membuka bimbingan teknis bagi aparatur Satpol PP yang membidangi Linmas dan anggota Satlinmas dalam membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana di gedung Karya Dharma, Rabu (11/7/2018).

Keterlibatan Satlinmas dalam musibah bencana alam sendiri menjadi tupoksi, sebagai bagian dari tugas pemerintah daerah melalui Satpol PP. Dimana didalamnya terdapat bidang perlindungan masyarakat.

Bupati berharap agar anggota Linmas bekerja dengan ikhlas. Sebab apa yang mereka lakukan didasari  rasa kemanusiaan. “Tidak berhenti begitu saja. Setelah dilatih, ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan kemanusiaan,” harapnya.

Saat membacakan sambutan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Eko Wibowo, Kasubdit Perlindungan Masyarakat Beni M Pakpahan mengatakan pihaknya telah mengeluarkan peraturan terkait penyelenggaraan peningkatan kapasitas anggota Linmas. Sehingga pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten dapat menggelarnya secara reguler. “Kita ingin agar para peserta dapat aktif dan menyerap apa yang disajikan narsum. Sehingga kemudian dapat diaplikasikan dan memberi manfaat untuk masyarakat,” katanya.

Bimtek sendiri diikuti puluhan peserta. Baik dari kecamatan dan Satpol PP. Termasuk ketua FKKD tingkat kecamatan, kades, komandan Linmas, dan komandan regu deteksi dini. Selain dari Kemendagri, kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber dari Satpol PP Provinsi Jawa Timur, BMKG Yogyakarta, Dandim 0801 Letkol (Kav) Aristoteles H N Lawitang, dan BPBD Kabupaten Pacitan.

(DiskominfoPacitan/humaspacitan)

KKN Kebangsaan UNS Surakarta di Kecamatan Punung

Dr. Pranoto MSC dosen koordinator KKN dari Universitas Negeri Surakarta, melepas masa pengabdian mahasiswanya di Kecamatan Punung. Sejumlah 155 mahasiswa UNS ditambah 5 mahasiswa dari Khairun Ternate, diterima jajaran camat serta Pemda Pacitan.

Agenda penerimaan tersebut bertempat di Kantor desa Punung, dan dihadiri Bupati Pacitan, Camat beserta Forkopimca, segenap Dosen UNS,  Dinas Pariwisata, Bapeda, Kesra serta OPD lainnya.

“Kami berharap dari 13 desa yang ditempati semoga diberikan binaan untuk pembangunan desa yang lebih baik dan madani,” tutur Camat Punung dalam sambutanya.

Pranoto juga memberikan gambaran bahwa yang KKN di Punung kemarin sudah membuat peta potensi daerah untuk pengembangan pariwisata. ” Ini sudah yang ke 9 kali. Dan kami harpkan jika ada apa-apa harap visa komunikasi “, tuturnya.

Sambutan hangat dari bupati Pacitan turut mejadi penanda bahwa Pacitan menerima mahasiswa UNS dengan tangan terbuka. Indartati memaparkan ada 25ribu UKM di Pacitan, Kemiskinan 15.41persen di indonesia sudah di bawah 10persen, serta masih ada 21 desa Tertinggal. Tak lupa dalam akhir pidatonya Bupati menawarkan sekaligus mengajak mahasiwa untuk berkunjung ke Pendopo kabupaten.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

HUT IGTKI, Silaturahmi Dan Evaluasi Untuk Pendidikan Unggul

Penampilan rebana dari Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) kecamatan Pacitan, memeriahkan gedung Karyadharma dalam acara HUT IGTKI ke-68. Penampilan dari beberapa IGTKI juga turut andil seperti dari kecamatan Arjosari.

Agenda dihadiri Bupati Pacitan juga beserta Luki Indartato selaku bunda PAUD. Betty Sukowiyono ketua GOPTKI. Kepala Dinas Pendidikan beserta jajaran. Kepala Kemenag, Bunda PAUD kecamatan se-Kabupaten Pacitan. Serta masih banyak lagi partisipan pendidikan di Pacitan.

Bupati Indartato menggungkapkan rasa syukurnya dengan ucapan selamat atas terselenggaranya acara swadaya tersebut. Tujuan bersama adalah pendidikan Pacitan semakin baik. “Selain silaturahmi acara seperti ini sebagai wadah evaluasi pendidikan di Pacitan. Kita sebagai pendidik mencetak generasi yang sehat dan cerdas,” tutur Bupati mengaprisiasi.

Indartato melanjutkan acara ulang tahun juga untuk mengingat kembali makna dan tujuan organisasi yakni,memiliki tujuan memberi layananan yang baik, Religius, Integritas dan Gotong royong.

Ustadz Nurhadi dari Solo memberikan Tausiyah tentang pendidik dan kependidikan. Pesannya berbahagialah menjadi seorang pendidik karena guru yang mendapat banyak rejeki adalah guru yang ikhlas. Guru yang meng-upgrade diri mengikuti perkembangan. “Guru mboten nesu, mboten gethak, sedekah o dengan senyum. karena anak adalah investasi masa depan, juga akhirat,” ungkapnya pada para pendidik.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Bunda Luki Sambut Hangat Siswa-Siswi TP Tunas karya

Sebanyak 40 siswa dan siswi dari Taman Posyandu Tunas Karya Desa Nanggungan Kecamatan Pacitan menggadakan  kunjungan ke Pendopo Kabupaten Pacitan pada 09/07/2018. Dengan didampinggi orang tua dan guru mereka dikenalkan setiap ruang dan fungsinya oleh tim penyambut dari humas. Hingga di halking atau halaman wingking rombongan disambut hanggat oleh Bupati Indartato dan selama kegiatan ditemani oleh Bunda Paud Kabupaten Pacitan Luki Indartato.

Acara tersebut menurut Kepala Sekolah TP. Tunas Karya Susi Wahyuningsih sudah lama direncanakan dan baru di kesempatan ini dapat terlaksana, pihaknya merasa puas dan bersyukur dengan sambutan hangat yang diberikan oleh Bunda Paud Kabupaten Pacitan Luki Indartato dan seluruh stafnya. Ia berharap setelah kunjunganya ke Pendopo para anak didiknya termotifasi untuk belajar dan mengejar mimipinya. “selain itu kami ingin mengenal lebih jauh sosok Bupati Indartato dan Bunda Luki”. Kata susi kepada Diskominfo.

Didalam sambutanya Bunda Paud Luki Indartato mengucapkan terima kasih kepada seluruh rombongan yang telah bersedia datang ke pendopo, Luki sangat berharap anak-anak dapat termotifasi dalam belajar dan meraih cita-citanya. Diakhir kegiatan dibagikan keseluruh siswa buku mewarnai, susu dan snack. Selanjutnya rombongan meneruskan perjalanya menuju alun-alun kabupaten pacitan.

 

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Pemilihan Umum

Tanggal 27 Juni 2018 Indonesia baru saja melangsungkan pesta demokrasi pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur. Jawa Timur juga turut menentukan pemimpin dalam 5 tahun kedepan. Rangkaian Pemilihan Umum tersebut masih berlangsung hingga kegiatan Rapat Pleno Terbuka – Rekapitulasi Hasil perhitungan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Kegiatan di Gedung Yabi Kabupaten Pacitan pada 05/07 berjalan aman dan lancar.

Dengan audien kurang lebih 100 orang, acara juga dihadiri Bupati Indrtato diwakili Wabub Yudi Sumbogo, Kapolres, Dandim 0801, Komisi Pemilihan Umum, PPK-PPS, Panwascab-Panwaskab, Banwaslu, Camat se-Kabupaten Pacitan, Pimpinan OPD, Saksi Paslon 1 dan 2.

Tidak ada catatan khusus dalam pelaksanaan Pemilu dari 12 Kecamatan, hanya saja untuk kecamatan Tegalombo berita acara tidak  dalam amplop kertas bersegel, hanya di bungkus plastik bening. Dalam masalah ini disepakati penyelesiannya, surat rekap tetap di terima namun di cantumkan keterangan ‘tidak dalam sampul tersegel’.

Berita acara yang diberikan kepada saksi 1 dan 2 ada beberapa yg bertandatangan berstempel dan ada beberapa yang tidak bertandatangan dan tidak di stempel. Dalam hal ini Panwaskab tidak mempermasalahkan dan semua saksi menerima.

Data Proses Rekapitulasi :
Kotak 1 : Kec. Donorojo Kotak 2 : Pringkuku Kotak 3 : Kec. Punung
Paslon 1 : 13.302 Paslon 1 : 13.715 Paslon 1 : 15.726
Paslon 2 : 6.128 Paslon 2 : 4.291 Paslon 2 : 4.830
Suara Tidak Sah : 535 Suara Tidak Sah : 309 Suara Tidak Sah : 428
Jumlah Total : 19.430 Jumlah Total : 18.315 Jumlah Total : 20.556
Kotak 4 : Kec. Pacitan Kotak 5 : Kec. Kebonagung Kotak 6 : Kec. Arjosari
Paslon 1 : 33.925 Paslon 1 : 17.179 Paslon 1 : 16.413
Paslon 2 : 7.448 Paslon 2 : 9.483 Paslon 2 : 5.461
Suara Tidak Sah : 1.349 Suara Tidak Sah : 598 Suara Tidak Sah : 462
Jumlah Total : 42.722 Jumlah Total : 27.260 Jumlah Total : 22.336
Kotak 7 : Kec. Nawangan Kotak 8 : Kec. Bandar Kotak 9 : Kec. Tegalombo
Paslon 1 : 20.490 Paslon 1 : 16.705 Paslon 1 : 19.152
Paslon 2 : 6.024 Paslon 2 : 6.684 Paslon 2 : 6.991
Suara Tidak Sah : 418 Suara Tidak Sah : 367 Suara Tidak Sah : 412
Jumlah Total : 26.932 Jumlah Total : 23.756 Jumlah Total : 26.555
Kotak 10 : Kec. Tulakan Kotak 11 : Kec. Ngadirojo Kotak 12 : Kec. Sudimoro
Paslon 1 : 31.265 Paslon 1 : 18.842 Paslon 1 : 13.373
Paslon 2 : 10.411 Paslon 2 : 6.712 Paslon 2 : 4.811
Suara Tidak Sah : 821 Suara Tidak Sah : 504 Suara Tidak Sah : 309
Jumlah Total : 42.497 Jumlah Total : 26.058 Jumlah Total : 18.493
Total perolehan suara se-Kab. Pacitan :
Paslon 1 : 230.087
Paslon 2 : 79.274
Suara Tidak Sah : 6.552
Jumlah Total : 315.913

Bupati Indartato Bangga Pada Calon Wisudawan Universitas Gunung Kidul, Pemikiran Mereka Adalah Karya Anak Bangsa

Pantai Klayar kembali menjadi moment bangkitnya Pendidikan di Negeri Pesisir. Kemarin Rabu 04/07 digelar silaturahmi mahasiswa calon wisudawan Universitas Gunung Kidul (UGK) sekaligus penyerahan Karya Tulis Ilmiah ke Pemerintah Kabupaten Pacitan.

Turut hadir Bapak Bupati Indartato, Sakundoko asisten 3 Sekda Pacitan, Endang Sujasri Kepala Dinas Pariwisata, Ketua DPRD, Camat Donorojo beserta forkopimca dan beberapa camat di Pacitan. Serta keluarga besar rektor dan dosen UGK.

Rektor UGK Saryana SIP, M. SI,  menyampaikan bahwa calon wisudawan yang di bawa ke Pacitan adalah mahasiswa dengan prestasi yang luar biasa. Dengan perjuangan yang hebat mereka dapat menempuh studi hingga tuntas. Pihaknya berharap nantinya mereka bisa berkontribusi yang baik untuk mengembangkan SDA Pacitan. ” ini adalah awal kerjasama yang baik dari kami dan Pemkab Pacitan, semoga ke depan kita bisa saling membangun dan berupaya utuk lebih baik,” tandasnya.

” Kebersamaan ini harus kita tingkatkan, intinya kerja sama karena kita tidak bisa bekerja sendiri, mengakui perbedaan, membuat misi bersama, harus profesional, empatik, semua diambil maknanya saja pasti ada jalannya,pada dasarnya kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita bisa,” ungkapan panjang salam sambutan yang disampaikan Bupati Indartato.

Bupati juga mengaku bangga dan terimakasih diundang untuk menghadiri acara tersebut dan berjanji akan hadir dalam acara wisuda di Universitas Gunung Kidul nanti.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Bupati Indartato Jadi Pembicara Utama Seminar Nasional Pengelolaan DAS

(foto : Doc.Humas)

Bupati Pacitan Indartato menjadi salah satu pembicara utama pada seminar nasional bertema “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu Menuju Kelestarian Fungsi Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat”. Seminar diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta di hotel Sahid Jaya, Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/7/2018).

Seminar juga mengundang pembicara nasional antar-disiplin di bidang lingkungan hidup dan DAS. Seperti  Kepala BPDASHL Solo Suratman, Direktur Eksekutif WALHI Jawa Tengah Ismail Al  Habib, dan akademisi Universitas Sebelas Maret Dr. Al. Sentot Sudarwanto.

Pada seminar yang dihadiri pula Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Prof. Dr. Ir Sigit Hardwinarto mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar sebagai keynote speaker, bupati memaparkan peran pemerintah daerah dalam pengelolaan DAS. Yakni ikut berkordinasi dengan pihak terkait dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

Koordinasi dan peran yang dilakukan oleh setiap sektor atau para pihak sangat penting dalam Pengelolaan DAS, sehingga dapat menginspirasi dan meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan hidup terutama Pengelolaan DAS. Terlebih jumlah DAS kritis di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tahun 1980-an baru sekitar 22 DAS. Satu dekade berikutnya menjadi 35 DAS, dan tahun 2000-an meningkat 69 DAS. Hampir 75% DAS kritis tersebut berada di Pulau Jawa.

Tujuan dari kegiatan seminar ini sendiri  adalah untuk menjalin komunikasi ilmiah antar pemegang kebijakan pemerintahan, profesional praktisi, akademisi dan masyarakat luas terkait dengan pengelolaan DAS ataupun kebijakan pemerintah yang terkait dengan DAS. Selain itu juga memberikan dasar pemikiran dan kebijakan tentang konsep pengelolaan DAS tepat dan efektif yang berlandaskan kepada kesejahteraan masyarakat.

(humaspacitan/Diskominfo Pacitan)

Halal Bihalal Cabang Dinas Pendidikan,Silaturahmi Untuk SMK/SMA Yang Lebih Baik

Silaturahmi dalam wadah halal bihalal yang diseleggarakan keluarga besar Cabang Dinas Pendidikan wilayah Kabupaten Pacitan, berlangsung semarak dan kekeluargaan. Agenda yang bertempat di SMKN 2 Pacitan turut juga dihadiri Bupati beserta ibu, Sakundoko Kepala cabang Dinas, Supriadi Ketua PGRI Pacitan,

Ketua dewan pendidikan, beberapa OPD serta Kepala sekolah beserta ibu SMK/SMA se-kab.pacitan

Berangkat dari paparan Pacitan kota wisata serta SDA yang melimpah, Sakundoko memberikan argumen bahwa Pacitan bisa berkembang menjadi Bali yang ke 2. Argumen tersebut diikuti dengan harapan meningkatnya pendidikan. “GTT dan PTT lebih mendapat perhatian dari Pemkab, karena kepedulian dan pengelolaan untuk sekolah dari pemerintah luar biasa di Pacitan ini,” tuturnya dalam sambutan.

Bupati Indartato juga menegaskan pendidik harus mendidik siswa untuk lebih baik dari pada generasi sekarang. Juga megajak untuk  berpikir sistem dan saling keterkaitan, semantara pemerintah dapat membantu melalui program grindulu mapan.

“Harapan kita SMK dapat mensejahterakan rakyat langsung kerja. Untuk itu mari kita kelola SMK/SMA dengan profesional serta membangun generasi yang lebih baik dan lebih baik lagi,” tandas Bupati berpesan.

(Anjar/Budi/Riyanto/Diskominfo)

KIM Pena Desa Ngumbul masuk 5 besar lomba LCCK tingkat Provinsi

Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan masuk 5 besar setelah diumumkan oleh kadiskominfo Provinsi Jawa Timur pada tanggal 03 Juli 2018 bertempat di lantai IV Diskominfo Jawa Timur Jl. Ahmad Yani No. 242-244, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur.

KIM Pena Desa Ngumbul Kecamatan Tulakan masuk 5 besar setelah diumumkan oleh kadiskominfo Provinsi Jawa Timur pada tanggal 03 Juli 2018 bertempat di lantai IV Diskominfo Jawa Timur Jl. Ahmad Yani No. 242-244, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur. Penetapan hasil penilaian peserta seleksi administrasi lomba cerdas cermat komunikatif (LCCK) 2018 tingkat Provinsi Jawa Timur.

Seperti diketahui Seleksi administrasi dari 38 Kabupaten / Kota tersebut dibagi menjadi 4 Grup,Bertempat di kantor dinas komunikasi dan informatika provinsi Jawa Timur.Proses seleksi administrasi ini diikuti oleh 38 Kabupaten / Kota dan terbagi menjadi 4 Grup. Untuk pertama Grup A terdiri dari tiga Bakorwil yakni Bakorwil Madiun, Malang dan Jember. kegiatan ini diikuti oleh 10 kabupaten yang tergàbung dalam group A. Meliputi Pacitan, Ponorogo, Blitar, Kota Malang,Pasuruan, Nganjuk, Lumajang, Probolinggo dan Jombang. selanjutnya akan diseleksi 16 peserta yang akan bertanding di tingkat Provinsi. Setelah itu akan disaring kembali menjadi empat peserta dan dari empat peserta akan dipilih satu yang akan mewakili Jatim ke tingkat nasional.

Kelompok KIM yang lolos administrasi lomba LCCK tahun 2018 pada babak 16 besar sebagai mana dalam hasil seleksi tersebut akan ditindaklanjuti ke babak berikutnya untuk mencari tiga besar terbaik.Berdasarkan rekapitulasi hasil seleksi administrasi LCCK-KIM 2018 berdasarkan bakorwil KIM Pena Kabupaten Pacitan berhasil menempati posisi 5 dari 16 peserta seleksi yang lolos. Dari 16 peserta yang lolos seleksi administrasi ini nantinya akan diadakan seleksi selanjutnya untuk dipiih 4 tim terbaik yang nantinya akan mewakili Jawa Timur ke tingkat Nasional .

(Diskominfo Pacitan)

 

Halal Bihalal AP-3, Bincangkan Perkembangan Maksimal Wisata Pacitan

Bupati Indartato mengajak mengembangkan Pacitan bersama, karena Pacitan masih ‘kuncup’ dari pada kota lainnya yg sudah berkembang

Helatan Halal Bihalal keluarga besar Asosiasi Pelaku dan Penggiat Pariwisata AP-3 Pacitan berlangsung semarak. Halking menjadi saksi sejarah gelaran silaturahmi serta perbincangan wacana pariwisata.

Acara pada Selasa 2/07 tersebut dihadiri Bupati, Ketua DPRD, Joko Brengos,Kepala Kementrian Agama Kab. Pacitan.Ketua Forum Insan Pariwisata,Ketua Insan Pariwisata Ponorogo (AIPO) Dan komunitas Pramuwisata (guide) Pacitan dan Forum insan silaturahmi Pariwisata Indonesia. Dr. Sarbini (Mbah Ben).

Dalam kesempatan tersebut Bupati Indartato mengajak  mengembangkan Pacitan bersama, karena Pacitan masih ‘kuncup’ dari pada kota lainnya yg sudah berkembang. “Mari berfikir sistem, dimana semuanya terlibat dan kuncinya harus mengakui perbedaan. Karena perbedaan adalah suatu sistem,” tuturnya.

Mbah Ben dari Forum Pariwisata Indonesia banyak membahas makna surat At-Kautsar, bahwa di Pacitan memiliki sungai Grindulu yg mempunyai potensi wisata baru. ” Ini masukan saja, Pemerintah Daerah bisa membuat Peraturan Daerah tentang mendirikan rumah atau bangunan apapun menghadap sungai atau pantai, agar dapat berkomunikasi dengan alam,” tandasnya berharap wisata di Pacitan dapat berkembang maksimal.

Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfo

Pembangunan Satpas Polres Pacitan, Guyup Rukun untuk Membangun.

Bupati Indartato memberikan sambutan diacara tasyakuran pembangunan Satpas Polres Pacitan T.A. 2018

sopo sing pengen di ajeni uwong ngajenono uwong

Pernyataan itu disampaikan Bupati Indartato dalam sambutannya diacara tasyakuran pembangunan Satpas Polres Pacitan T.A. 2018. Bupati juga berharap, Pemkab dapat menjadi pengayom masyarakat yang luar biasa di Kabupaten Pacitan.

Acara yang digelar di Lapangan Bayangkara Polres Pacitan 2/07 dihadiri Bupati, Kapolres, Dandim, muspida serta jajaran pejabat Kabupaten Pacitan

AKBP Setyo K Heriyatno, Kapolres Pacitan berjanji akan memberikan layanan prima terbaik untuk masyarakat pacitan. Pihaknya berharap pembangunan gedung satpas akan mendukung, mensejahterakan,  serta memajukan masyarakat untuk Pacitan bangkit. Dan  serta bebas calo pembuatan SIM di Pacitan.

“Mengajak seluruh elemen Pemda dan elemen masyarakat ayo kita majukan Pacitan jangan membuat keributan. Guyup rukun bangun Pacitan” ungkap Kapolres menutup sambutannya.

Acara dilanjutkan dengan pemberian batuan kaki palsu untuk warga yang membutuhkan. Serta launching aplikasi “bantuan polisi pacitan” oleh Polres Pacitan. “gunakan aplikasi yang bijak dan tetap waspada kami belum yang terbaik tapi kami akan selalu beruaaha menjadi yang terbaik,” tandas AKBP Setyo K Heriyatno.

Budi/Anjar/Riyanto Diskominfo Pacitan

Literasi Membangun Jiwa… Merubah Setitik Asa Menjadi Seberkas Cahaya

(SEBUAH PERJUANGAN DI BALIK WAJAH CANTIK PANTAI PIDAKAN)

Jum’at (8 Juni 2018), rombongan kami (Dinas Perpustakaan Pacitan) mengunjungi pantai Pidakan yang terletak di Dusun Godeg Kulon, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Terakhir penulis datang ke tempat wisata ini tahun lalu, pantai Pidakan ini terlihat sudah dirawat dengan sangat baik. Namun kali ini mata kami disuguhkan dengan pemandangan yang lebih cantik dibandingkan yang sebelumnya. Selain menyuguhkan pemandangan asri dan asli struktur pantai yang terkenal dengan bebatuan putihnya ini, pantai Pidakan mempunyai beberapa fasilitas yang sudah cukup memadai, seperti tempat parkir yang luas, akses jalan yang mudah (satu jalur masuk dan satu jalur keluar), exterior spot-spot foto yang cantik, wahana outbound, Musholla, toilet umum yang bersih, dan warung makan yang dibangun penduduk setempat dengan tetap mengindahkan peraturan tentang pemeliharaan lingkungan dan alam. Nampak lahan di belakang tempat parkir sebuah bangunan yang sedang dalam proses pembangunan, menurut Humas di sana (Bapak Heri) bangunan tersebut rencananya akan dijadikan Home Stay. Dan hebatnya adalah ternyata Home Stay tersebut bukanlah milik investor asing, akan tetapi milik seluruh elemen pengelola Pantai Pidakan. Siapa saja elemen-elemen tersebut??? Masyarakat, pemilik lahan, karang taruna, perangkat dusun dan desa. Jadi seluruh pengelolaan dan pemeliharaan Pantai Pidakan murni menjadi hak dan tanggung jawab seluruh masyarakat sekitar Pantai Pidakan.
Melihat perubahan Pantai Pidakan dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan, kita sebagai penikmat wisata pasti berpikir bagaimana tempat ini bisa menjadi dengan sangat cepat mengalami perubahan hanya dalam hitungan tahun yang sebentar. Pantai Pidakan mengalami kemajuan secara signifikan bukan dengan jalan yang instan, butuh perjuangan dan pengorbanan masyarakat demi mewujudkan Pantai Pidakan menjadi sebuah tempat wisata yang indah dan banyak wisatawan yang datang seperti sekarang.
Berawal dari sebuah curhatan salah satu tokoh pemuda masyarakat Dusun Godeg Kulon pantai Pidakan yaitu Bapak Slamet kepada Warito, SH (Kepala Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan) mengenai potensi Pantai Pidakan. Dalam kesempatan tersebut Bapak Slamet meminta pendapat, arahan dan bimbingan dari Bapak Warito, SH bagaimana upaya untuk mengembangkan potensi Pantai Pidakan agar dapat memberikan kontribusi dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat, dikarenakan pada saat itu Pantai Pidakan masih belum dikenal masyarakat luas di Kabupaten Pacitan. Pada suatu waktu Bapak Slamet meminta Bapak Warito untuk datang berkunjung ke Pantai Pidakan dan memberikan pengarahan kepada masyarakat setempat untuk bersama-sama membangun tempat wisata Pantai Pidakan berbasis POS DAYA. Namun upaya tersebut harus mengalami perjuangan karena harus merubah mindset masyarakat yang berpendapat bahwa POS DAYA adalah forum yang hanya identik dengan Polyback (salah satu gerakan dari KRPL). KRPL merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan ).
Dengan didampingi Danranmil kala itu, Bapak Warito kembali mengadakan sosialisasi di lokasi wisata dan dilanjutkan di Balai RW, kemudian akhirnya disepakati deklarasi berdirinya POS DAYA berbasis Pariwisata. Bapak Warito sendiri memberikan solusi pengembangan wisata pantai Pidakan dengan Pos Daya berbasis Pariwisata dikarenakan menurut Beliau bahwa Pantai Pidakan ini akan lebih berkembang dan lebih bermanfaat oleh masyarakat jika dikelola oleh masyarakat penduduk setempat, karena jika masyarakat bisa merasakan manfaatnya secara langsung maka mereka juga akan mengelola dan memelihara aset pantai Pidakan dengan baik dan penuh tanggung jawab secara gotong royong.
Tempat wisata Pantai Pidakan mulai dibuka tahun 2013 dengan melibatkan team pengelola yang diambil dari sebagian masyarakat setempat dan diketuai oleh Bapak Slamet. Dengan bermodalkan secara swadaya gotong royong pada awal pengelolaannya, pelan-pelan Pantai Pidakan mulai bermetafora, meski team pengelola sendiri harus menjadi team sukarela karena selama 4 tahun tidak menerima bayaran. Mereka bekerja dengan tulus ikhlas membangun pantai Pidakan secara bersama-sama tanpa pernah menyerah sedikitpun (mulai dari bersih-bersih pantai, membangun jalan yang saat itu masih makadam, dan warung pun juga baru ada satu tempat).
Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya JLS, akses ke pantai Pidakan pun menjadi lebih mudah dan akhirnya pantai Pidakan mulai dilirik oleh masyarakat luas Kabupaten Pacitan. Tahun demi tahun mulai banyak event yang diselenggarakan di Pantai Pidakan. Hal tersebut otomatis mampu menaikkan pendapatan dari hasil penjualan tiket. Pada awal buka, pantai Pidakan tidak mematok harga tiket, pengunjung memberikan uang masuk kawasan wisata dengan sukarela. Setelah itu harga tiket berangsur-angsur naik dari 2000 rupiah, 3000 rupiah, dan sekarang mencapai 4000 rupiah. Butuh waktu selama 3 tahun untuk benar-benar merubah wajah pantai Pidakan menjadi pantai yang sangat cantik dan menjadi aset kontribusi masyarakat setempat yang benar-benar membantu peningkatan taraf hidupnya sesuai angan dan asa penduduk setempat. Kenaikan harga tiket dilakukan karena untuk memenuhi biaya operasional pemeliharaan dan pengembangan kawasan pantai.
Sistem manajemen yang diterapkan oleh team pengelola pantai Pidakan berfilosofi dengan istilah Jawa yakni ” Udar Gelung” yang dilaporkan tiap bulan. Filosofi tersebut mempunyai makna bahwa semua yang berkaitan dengan manajemen pantai Pidakan baik pendapatan dan biaya operasional harus selalu dibuka secara transparan di hadapan masyarakat pantai Pidakan. Ada pembagian hasil pendapatan secara terperinci kepada masing-masing elemen pengelola, masyarakat setempat, pemilik lahan, karang taruna, dusun, dan Desa. Selain pembagian tersebut, hasil pendapatan juga dicadangkan untuk dana sosial dengan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat setempat yang kurang mampu dalam setiap bulan.
” Jumlah pengunjung pantai Pidakan saat ini rata-rata per bulan sebanyak 4.000 orang, dengan rata-rata pendapatan tiket 16 juta rupiah. Spesial waktu tahun baru 2017 satu tahun yang lalu, bahkan dalam sehari itu pengunjung bisa masuk 12.000 orang, dengan perkiraan pendapatan mencapai 64 juta rupiah, sampai semua lahan full untuk tempat parkir Mbak.”, ungkap Bapak Heri selaku Humas Pantai Pidakan kepada Kami saat itu.
” Sedangkan setelah adanya banjir kemarin, pendapatan Kami mengalami penurunan yang derastis. Per bulan tidak lebih dari 2.000 pengunjung. Tapi ini tidak berlangsung lama Mbak, karena Kami melakukan promosi kembali ke pihak-pihak pembuat event. Dana yang Kami dapat juga Kami gunakan sebagian untuk pembenahan kawasan pantai Pidakan. Kami merangkul masyarakat untuk bersama-sama bangkit kembali untuk menata aset Kami ini. Karang taruna juga banyak sekali andil memberikan masukan ide-ide untuk membangun spot-spot yang bisa Panjenengan lihat sekarang ini, hingga akhirnya pengunjung mulai ramai berkunjung kembali ke sini. Akhirnya pendapatan Kami bisa kembali normal bahkan lebih meningkat dibandingkan sebelum banjir. Kami sangat berterimakasih banyak kepada Pak Warito utamanya yang sudah menjadi penggagas dan pembimbing masyarakat Pidakan sehingga manfaat dari Pos Daya Berbasis Pariwisata ini sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup Kami. Juga terimakasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan yang sudah memberikan dorongan dan kepercayaan kepada Kami untuk mengelola aset ini sendiri sehingga Kami bisa melaksanakan tanggung jawab Kami dengan baik karena tentunya ini adalah sesuatu yang berasal dari masyarakat dan kembali kepada masyarakat sendiri. Rencananya tanggal 1 Juli bulan depan ini ada rombongan dari STII untuk event senam di sini Mbak. Itu termasuk program dari Pemkab Pacitan Mbak.”, lanjut Heri.
Ada satu hal penting yang kami catat dari perbincangan pagi itu, yakni mengenai istilah literasi. Menurut Bapak Warito di tengah obrolan kami, bahwa ” Literasi itu bukan melulu soal melek aksara dan angka, tetapi lebih meluas lagi yaitu inovasi, pengembangan ide-ide kreatif untuk kesejahteraan masyarakat.”
Dalam kesempatan itu pula Bapak Warito juga menyampaikan gagasannya untuk membuka taman baca di pantai Pidakan dalam waktu dekat dengan tujuan untuk membudayakan literasi di kawasan pariwisata.
Semua manusia berkesempatan untuk berliterasi (kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat) , namun yang mampu melihat dan memanfaatkan peluang hanya orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap dirinya sendiri dan terhadap masyarakat banyak. Pantai Pidakan ibaratnya seorang anak kecil yang sudah tumbuh dengan cepat menjadi gadis cantik yang siap dipinang oleh lelaki dari daerah manapun, namun tetap harus dipoles dengan lebih cantik lagi agar tetap terjaga keistimewaannya dan juga kelestariannya.

(Ryn Surya, Iy, Aap, Tgr/ Dinas Perpusda Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Study Tiru Kabupaten Labuhanbatu di Pacitan

Foto bersama Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara Sumatra Utara didepan Pendopo Kabupaten Pacitan

Bertempat di ruang PPID, 29/06 Dinas Kominfo kabupaten Pacitan menerima tamu, dalam program study tiru dari pemerintah kabupaten Labuhanbatu provinsi Sumatra Utara. Sejumlah 12 orang, mereka disambut secara protokol oleh Drs. Rachmad Dwiyanto, APT, MM selaku kepala Dinas Kominfo Pacitan serta seluruh pegawai Kominfo. Dalam hal ini turut hadir Sekda Pacitan, Kabag Humas Labura, Kabid Seluruh Bidang Diskominfo Pacitan, Sekret Dinpupr Labura, Kabag Persidangan Labura, Sekret Pelkim Labura dan beberapa OPD yg lain dari Labura maupun dari Kabupaten Pacitan sendiri.

Dalam sambutanya Rachmad menjelaskan serta mengenalkan PPID mulai dari SOP maupun SPO. Juga disampaikan beberapa program unggulan dan harapan capaian. Pihaknya mengatakan capaian transparasi anggaran website sudh memenuhi target,selain itu transparasi Desa melalui beberapa program layanan PPID juga terus ditingkatkan.

Dijelaskan pula oleh Sekda Sukowiyono tentang prinsip kerja Wadule serta Lapor, bahwasanya disini Pemerintah harus bekerjasama dengan perangkat Desa dan Kecamatan. Pihaknya juga memaparkan tentang perkembangan wisata dan pantauan pembangunan wisata di Pacitan.

Sugeng selaku Kepala Dinas Kominfo Labuhanbatu.“ Kami kesini ingin mengetahui bagaimana mengelola pemohon informasi dan layanan public ”. Selain itu pemohon kita harus mengelola sistem penyusunan daftar informasi publik dan daftar informasi yang dikecualikan, tuturnya dalam sambutan.

Acara kemudian dilanjutakan dengan tanya jawab per OPD dari Labuhanratu serta tukar cindera mata sebagai kenang-kenangan.

(Anj/Riyanto/Diskominfo)

Berharap Partisipasi Pemilih Naik

 

Bupati Pacitan Indartato berharap agar partisipasi pemilih di Kabupaten Pacitan naik menjadi 70 persen pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Atau bertambah 10 persen dari pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun 2015 lalu. “Karena partisipasi pemilih menjadi representasi kemerdekaan hak politik di negara demokrasi seperti Indonesia,” katanya usai menyalurkan hak pilih di TPS 05 Kelurahan Pacitan bersama istri, Luki Indartato dan keluarganya, Rabu (27/6/2018). Seperti diketahui, saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah sekitar tiga tahun silam, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Pacitan sekitar 60 persen dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 467.890 orang. Sisanya sebanyak 40 persen tidak memberikan pilihan karena berbagai hal. Mulai dari faktor pemilih yang menjadi pekerja urban, bahkan TKI, kesibukan di luar daerah, melanjutkan sekolah, sampai faktor alam dimana saat hari “H” coblosan kota kelahiran Presiden RI ke-6 ini saat itu sedang diguyur hujan deras.

Bupati menegaskan apapun hasil pemilihan nanti, itu adalah kemenangan masyarakat. Karena penentuannya adalah suara yang notabene merupakan pilihan politik masyarakat sendiri. “Gunakan hak pilih sesuai hati nurani. Untuk kepentingan bersama. Membangun Pacitan dan Jawa Timur lima tahun kedepan,” tegas dia.

Usai mencoblos, bupati bersama sejumlah kepala dinas dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pacitan kemudian melakukan monitoring pelaksanaan pemungutan suara ke beberapa titik di Kecamatan Pacitan dan Kebonagung. Agenda serupa juga dilakukan oleh Wakil Bupati Yudi Sumbogo ke Kecamatan Sudimoro dan Tulakan, dan Ketua DPRD Ronny Wahyono ke wilayah Kecamatan Pringkuku, Punung, dan Donorojo. Sedangkan Sekretaris Daerah Suko Wiyono ke Kecamatan Bandar, Nawangan, Tegalombo, dan Arjosari. (Humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kunjungi Pacitan

 Kunjungan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Eko Putro Sandjojo bersama jajarannya berkunjung ke Kabupaten Pacitan hari ini, Selasa (26/6/2018). Ada tiga lokasi yang dikunjunginya. Yakni Desa Gemaharjo, Tegalombo, Sirnoboyo (Pacitan), dan Desa Dadapan di Kecamatan Pringkuku.

Dilokasi pertama, pengganti Marwan Jafar ini mengunjungi kegiatan padat karya tunai dan melihat pameran produk unggulan desa. Selain itu menteri juga menyempatkan diri berdialog dengan warga masyarakat setempat serta memberikan sejumlah bantuan. Pada kesempatan itu pula ia memaparkan, jika mulai tahun 2015 pemerintah menggulirkan dana desa (DD) dengan nilai puluhan triliun rupiah sambil berharap potensi-potensi ekonomi desa dapat berkembang melalui kerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Di Desa Sirnoboyo, Pacitan Eko Putro Sandjojo meluncurkan Kartu Sirnoboyo Sehat (Kasih). Sebuah program jaminan kesehatan dasar untuk warga kurang mampu. Guna mendanai program tersebut pihak desa menganggarkan uang senilai sebesar Rp 45 juta dari DD. Anggaran sebesar itu diperuntukkan bagi 145 warga sasaran. Termasuk para lansia dan wanita hamil. Nantinya, penerima sasaran program dapat langsung menuju puskesmas untuk memperoleh layanan dasar secara gratis. Sebab biaya sudah ditanggung pemerintah desa. Karena sebelumnya pihak desa dengan puskesmas sudah membuat kesepakatan berkait penjaminan biaya.

Sementara di Desa Dadapan, Pringkuku menteri menggelar sarasehan dengan para kepala desa se-Kabupaten Pacitan dan mengunjungi obyek wisata Sentono Gentong serta meluncurkan Bumdes desa setempat. Tidak itu saja. Diserahkan pula bantuan untuk 10 Bumdes dengan nilai masing-masing Rp 50 juta.

(Humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Peraih Nilai Tertinggi Ujian Nasional Diganjar Penghargaan

Bupati Pacitan serahkan penghargaan peraih nilai tertinggi pada ujian nasional mulai jenjang SD/MI sampai SMA /SMK / MA

Para peraih nilai tertinggi pada ujian nasional mulai jenjang SD/MI sampai SMA /SMK / MA maupun kejar paket, mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pacitan. Penyerahannya sendiri dilakukan di pendapa kabupaten, Senin (25/6/2018). “Penghargaan ini untuk prestasi mereka. Agar kedepan lebih termotivasi. Paling tidak untuk mempertahankan apa yang telah mereka raih,” kata Bupati Indartato.

Total ada 53 orang penerima penghargaan. Mereka berasal dari berbagai wilayah di kota berjuluk Paradise of Java ini. Diantaranya sekolah di Kecamatan Bandar, Nawangan, Punung, Pacitan, Ngadirojo, Arjosari, Kebonagung, Tegalombo, dan Pringkuku. Penghargaan juga diberikan kepada Muhammad Assyifa Savana, siswa kelas enam Sekolah Dasar Islam Cendekia yang menjadi wakil Provinsi Jawa Timur pada even Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 tingkat nasional di Padang, Sumatera Barat awal bulan depan. Afin, demikian bocah ini dipanggil, berhak maju ke level lebih tinggi setelah menyabet juara pertama kegiatan serupa tingkat regional bidang IPA.
Bupati menginginkan agar para penerima penghargaan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, sehingga berguna bagi bagi nusa bangsa, agama dan masyarakat. Selain itu ia berharap dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan menjadi lebih maju dan baik, sehingga dapat menghasilkan juara-juara yang lebih banyak. “Syaratnya harus pintar. Semoga kedepan seperti Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono),” harap dia.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan, Daryono menyampaikan bahwa pemberian penghargaan ditujukan untuk memberikan motivasi. Agar para siswa terus mampu bersaing menggapai prestasi. “Juga untuk menumbuhkan sikap apresiatif,” jelasnya.

(humaspacitan/DiskominfoPacitan)

 

SEMAKIN DIKENAL, KPU SOSIALISASI DI KOMUNITAS BATIK PACE

KPU sosialisasi dengan perajin batik di kecamatan Ngadirojo

Batik di Kabupaten Pacitan memiliki corak, nilai dan ciri khas tersendiri diantara batik pada umumnya. Ciri khas ini terdapat di motif buah mengkudu (Pace) yang ada di setiap motif batik Pacitan.

Terdapat beberapa sentra produksi batik Pace Pacitan, salah satu diantaranya adalah batik pace “Puri” yang bertempat di Kecamatan Ngadirojo. Produksi batik ini menyerap tenaga sumber daya manusia yang banyak, termasuk warga sekitar wilayah tempat produksi tersebut.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan dengan dibantu oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) Kecamatan Ngadirojo menggelar sosialisasi dengan perajin batik tersebut. Sosialisasi digelar pada hari Jum’at (22/6) bertempat di rumah dan galeri batik “Puri” Kecamatan Ngadirojo.

Sosialisasi dihadiri oleh Ketua KPU Pacitan, seluruh anggota komisioner KPU Pacitan, panitia, serta lebih dari 60 perajin batik di Ngadirojo. Ketua KPU Pacitan Damhudi membuka sosialisasi pada sore itu.

“Kita mempunyai tahapan sosialisasi dengan berbagai komunitas yang ada di masyarakat. ini merupakan sosialisasi ke 7 yang kami tujukan kepada komunitas di masyarakat,” terang Damhudi.

Damhudi berharap komunitas batik yang mayoritas terdiri dari masyarakat perempuan ini juga bisa ikut serta berperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

“Ibu-Ibu dapat mengajak tetangga atau saudaranya yang memenuhi syarat sebagai pemilih untuk bisa ikut menyalurkan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) nanti,” himbau Damhudi.

“Dalam menyalurkan hak suaranya di TPS nanti, Ibu-Ibu harus memiliki E-KTP, formulir C-6, atau Suket yang dikeluarkan oleh Disdukcapil sebagai pengganti E-KTP,” jelas Suhardi, komisioner KPU Pacitan Divisi SDM Dan Parmas.

“Kalau ada yang belum mendapatkan formulir C-6, ditunggu saja nanti ada petugas yang datang ke  rumah anda untuk memberikan formulirnya,” papar Suhardi.

“Jangan lupa, Rabu Pon tanggal 27 Juni 2018, ayo nyoblos ke TPS,” imbuh Suhardi.

(KPU Pacitan/DiskominfoPacitan)

Balik Gratis Lebaran 2018 Berangkatkan Ratusan Peserta Menuju Kota Pahlawan

Wabub Yudi Sumbogo di damping Kasdim 0801 Pacitan Mayor Inf Sigit Dwi Untoro, Asisten II Setda Joni Maryoto dan pelaksana acara Kepala Dinas Perhubungan Kab. Pacitan Wasi Prayito memberangkatkan rombongan balik gratis lebaran 2018

Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan kembali mengelar Balik Gratis 2018/1439 H, memberangkatkan 720 peserta menuju kota surabaya dan sekitarnya. Pemberangkataan itu dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Jalan Jaksa Agung Suprato No. 08 Pacitan rabu malam 20/06/2018. Wabub Yudi Sumbogo di damping Kasdim 0801 Pacitan Mayor Inf Sigit Dwi Untoro, Asisten II Setda Joni Maryoto dan pelaksana acara Kepala Dinas Perhubungan Kab. Pacitan Wasi Prayito secara simbolis memberangkatkan rombongan yang berjumplah 12 armada bus.

Acara itu adalah rangkaian satu program dengan mudik gratis yang diselenggarakan dengan Provinsi Jawa Timur, Kegitan mudik dan balik gratis lebaran 2018 menuju Surabaya merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Pemkab Pacitan dan Dishub  Provinsi Jawa Timur. Fungsinya membantu dan memudahkan warga masyarakat pacitan yang hendak kembali kekampung halamanya untuk merayakan hari raya idul fitri dan yang akan kembali ketempat kerja, mereka yang tergabung dalam mudik gratis sebelumnya telah melaksaanakan pendaftaran secara online yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “selama perjalanan hingga tempat tujun mereka mendapat pengawalan oleh satlantas polres pacitan”. Kata wasi penanggung jawab kegiatan.

(Humas/DiskominfoPacitan)

Takbir Keliling Meriahkan Hari Raya Idul Fitri 1439 H

Bupati Indartato Memberangkatkan takbir kliling dalam rangka memeriahkan hari raya idul fitri 1439 hijriyah.

Acara itu diikuti oleh 44 peserta dari beberapa sekolah Organisasi Perangkat Daerah OPD, dan Desa/Kelurahan se-Kecamatan kota di Pacitan.

Acara itu dilaksanakan dijalan Letdjen Soeprapto atau alun-alun utara depan Pendobo Kabupaten Pacitan. Bupati Indartato didampingi Wabub Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, pejabat lingkup Pemkab dan Muspida.

Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan peninjauan di pos pantau lebaran di terminal dan pos pantau gasibu alun-alun. sedangakan Wabub Yudi Sumbogo melaksanakan peninjauan dipos pantau teleng ria dan pos pantau pasar punung Kecamatan Punung.

Esok hari kegiatan dilanjutkan dengan solat ied bersama di alun-alun dan diteruskan open house Bupati dan Wabub di pendopo.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Wadah Silaturahmi Seluruh Masyarakat Pacitan Dihari Fitri, Bupati Gelar Open House

Kumandang takbir bersahut pertanda ramadhan telah usai. Berganti dengan bulan fitri yang merupakan bulan kemenangan umat islam. Menyambut hati suci dalam balutan silatirahmi Bupati Pacitan telah menyiapkan  helatan tahunan. Yakni tradisi Open House bersama Wakil Bupati Pacitan.

“Hari pertama saya sekalian bersama Wabub biasanya open house di pendopo. Agenda ini terbuka untuk umum, seluruh masyarakat Pacitan” tutur Indartato.

Pihaknya berharap dengan silaturahmi, kehidupan bermasyarakat akan adem ayem tentrem. Wahub Yudi Sumbogo menambahkan bahwa agenda ini adalah wujud kedekatan pemda, khususnya Bupati dengan masyarakat.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Jalur Mudik Ponorogo-Pacitan Terpantau Lancar

PASAR TEGALOMBO. Kondisi pasar Tegalombo yang padat karena pengunjung melonjak pada Rabu (13/6/2018). (Foto: Dwi Purnawan/Pacitaku.com)

TEGALOMBO – Jalur mudik Ponorogo-Pacitan pada H-2 jelang hari raya Idul Fitri 1439 H terpantau landai lancar.

“Untuk arus mudik di 2018, jalur ponorogo-Pacitan terpantau landai lancar, titik kemacetan di jalur mudik Ponorogo-Pacitan berada di Pasar Wage Grindulu Tegalombo,”katanya kepada Pacitanku.com pada Rabu (13/6/2018) di Tegalombo.

Dia mengungkapkan bahwa titik kemacetan di kawasan tersebut terjadi karena bertepatan dengan hari pasaran. Selain itu, rutinititas “prepekan” atau melonjaknya pengunjung pasar jelang hari raya juga menjadi faktor adanya titik kemacetan di kawasan tersebut.

“Titik kemacetan terfokus di pasaran, ada sedikit penumpukan kendaraan, pedagang, pengunjung, memadati sebagian badan jalan, untuk yang lain masih landai,”ujarnya.

Lebih lanjut, Gustav mengatakan bahwa kemacetan kawasan Pasar Wage Tegalombo dikarenakan adanya kegiatan khusus seperti hari pasaran. “Kalau tidak ada kegiatan khusus jalur normal tidak macet,”tandas Gustav.

Selain titik kemacetan, Gustav juga meminta pemudik yang hendak ke Pacitan mewaspadai jalur rawan longsor di wilayah Kecamatan Tegalombo. “Titik longsor ada di Ngreco, namun di musim kemarau ini belum ada kejadian bencana,”kata dia.

Secara khusus, dia menghimbau kepada para pemudik yang hendak ke Pacitan untuk mewaspadai jalur utama di kawasan tersebut, mengingat banyak tikungan dan melewati pegunungan.

“Bagi pemudik yang mau ke Pacitan, yang kondisi berliku, staminanya harus fit, jika capek, cari tempat istirahat, jangan memaksakan perjalanan, karena medan Pacitan berliku,”pungkasnya.

(Dwi Purnawan/diskominfopacitan)

 

Masjid Agung Darul Falah Pacitan Sediakan 8.700 Paket Buka Puasa

SEMARAK. Warga Pacitan memadati teras Masjid Agung Darul Falah untuk melaksankan buka puasa bersama. (Foto: Dwi Purnawan/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Masjid Agung Darul Falah (MADF) Kabupaten Pacitan menyediakan sebanyak 8.700 paket buka puasa selama 29 hari di Bulan Ramadhan tahun 2018. Paket tersebut terbagi selama jelang berbuka puasa setiap sore di teras masjid terbesar di Pacitan tersebut.

Ketua takmir MADF Wasi Prayitno saat berbincang dengan Pacitanku.com pada Senin (11/6/2018) di Pacitan menuturkan bahwa tiap hari pihaknya menyediakan total 300 paket buka puasa gratis kepada jamaah di MADF.

“Ada paket buka puasa 300 paket setiap harinya, terdiri dari 200 yang kami sediakan, dan 100 dari tambahan warga, selain itu sejumlah kegiatan juga kami selenggarakan yang membuat masjid Agung Darul Falah pada Ramadhan tahun ini menjadi lebih semarak,”katanya di sela penyerahan santunan kepada anak yatim/piatu di Pacitan.

Selain paket buka puasa, kata Wasi, MADF juga menggelar berbagai kegiatan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan di Pacitan. “Ada bazar Ramadhan, kajian dhuhur dan ashar, bantuan untuk anak yatim, selain itu secara keseluruhan juga ada tarawih dengan imam para hafidz dari Kediri, Ponorogo dan Pacitan,”jelas pria yang juga Kepala Dinas Perhubungan Pacitan itu.

Kegiatan lain, imbuhnya, MADF juga menggelar itikaf Ramadhan di 10 hari terakhir di Pacitan. “Jamaah itikaf yang digelar di lantai atas juga disediakan sahur bersama, semuanya dikelola jamaah,”ujarnya.

Dia berharap semaraknya masjid tersebut di Pacitan, dan seluruh masjid di Pacitan terus terjadi dan tidak hanya di bulan Ramadhan saja.

“Kita berharap kegiatan yang semarak di bulan Ramadhan ini kedepan masjid kita lebih semarak, lebih makmur, tidak hanya pada bulan Ramadhan, semuanya, masyarakat Pacitan, adik-adik bisa tertaut hatinya di masjid, karena dari masjid ini mereka akan menjadi anak yang berguna bagi bangsa, negara dan agama,”pungkasnya.

(Dwi Purnawan/Diskominfo)

Jelang Liga Suratin Perspa Gelar Seleksi Dan Laber

Jadwal padat menanti perspa karena mengikuti dua liga sekaligus

Menjelang kompetisi Suratin yang akan dijadwalkan pada tanggal duapuluh juli mendatang Persatuan Sepak Bola Pacitan atau Perspa pada 05/06/2018 menggelar seleksi perdana kepada puluhan pemain di kandangnya stadion kabupaten pacitan.

“geografis kabupaten pacitan memendam potensi pemain bagus” papar Hudiono penanggung jawab klub andalan kabupaten pacitan kepada diskominfo. Liga remaja itu menurutnya selain cukup bergengsi untuk dikuti juga dapat meningkatkan profesionalitas kepada para pemain. Berdasarkan hasil seleksi yang dilaksasnakan dengan ketat yang dilaksanakan pada duapauluh sembilan, tigapuluh satu mei dan dua juni perspa saat ini mampu menjaring tigapuluh pemain dari berbagai kecamatan di pacitan.

Setelah usai seleksi pihaknya akan menjadwalkan latihan perdananya pada tanggal lima juli mendatang. Selain alasan diatas pihaknya menilai kompetisi suratin layak untuk dikuti  dengan serius karena untuk kelas U 17 sangat bersengsi dan sayang jika dilewatkan. “diliga remaja perspa masih sangat bersaing dan menjadi sorota”. Imbuh hudi.

Walaupun ketatnya jadwal pertandingan yang bakal melanda perspa karena juga harus berlaga di liga 3 Ia mengatakan tak ada yang harus dirisaukan, karena kondsisi itu justru akan menambah kemampuan baik disektor para pemain ataupun menejemen. Selanjutnya Ia membuat langkah dibeberapa pertandingan dapat dilaksanakan di pacitan, hal itu untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa klub andalan kabupaten pacitan beraktifitas. “dan sebagai upaya kita untuk menumbuhkan antusiasme pemuda berbakat untuk memperkuat tim kita bersama”.  Hudiono menambahi.

krisis jam terbang membuat tim ini masih jauh untuk mampu tersohor seperti tim lain se jawa timur, namun ia menyadari akan segala kondisi yang dialami tim baru seperti perspa, dan pihaknya pun enggan untuk muluk-muluk jika ditanya target. “tidak menjadi juru kunci saya kira adalah hal yang cukup memuaskan”. Hudiono mengahiri.

(Budi/Riyanto/Diskominfo)

Pantai Klayar Tetap Jadi Sumber PAD Andalan Pacitan Selama Libur Lebaran

Pantai Klayar. Foto Pambudi yoga perdana/IG: Pacitanku

Pacitanku.com, PACITAN – Pantai Klayar yang terletak di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan tetap menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Pacitan mendulang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata selama Libur Lebaran tahun 2018.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan Endang Surjasri, saat dihubungi Pacitanku.com melalui sambungan telepon pada Kamis (7/6/2018) kemarin menuturkan bahwa target kunjungan wisatawan selama Lebaran adalah 200 ribu wisatawan, dengan salah satu andalan Pemkab adalah Pantai Klayar.

“Sejauh ini tetap Pantai Klayar tetap nomor satu, kemudian Goa Gong di nomor dua dan Pemandian Air Hangat Tirta Husada nomor tiga, selain juga tentunya destinasi wisata lain yang tak kalah bagusnya di Pacitan,”katanya.

Selain tiga obyek wisata andalan tersebut, kata Endang, pihaknya juga memiliki obyek wisata lain yang tak kalah bagus, diantaranya adalah Sentono Gentong yang terletak di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku.

“Sekarang kalau wisatawan masuk Pacitan itu banyak pilihan ,yang palng akhir yang paling hits sekarang adalah Sentono Gentong, kemudian Pantai Pidakan, ini sedang viral di media sosial, itu menjadi alternatif pilihan wisatawan yang berkunjung ke Pacitan,”paparnya.

Dia menambahkan, untuk mencapai target 200.000 wisatawan tersebut, pemerintah kabupaten dan pihak pengelola obyek wisata telah melakukan berbagai upaya dan persiapan.

“Pembenahan fisik bidang pariwisata ini masuk dalam rencana pembangunan Pacitan, dan persiapan tersebut salah satunya membangun sarana pariwisata, misalnya di Pantai Klayar, pada tahun ini bus sudah bisa memasuki langsung ke Pantai Klayar,”jelasnya.

Selain itu, untuk wisata andalan Pemkab lainnya, yakni Goa Gong, Endang menyebutkan bahwa kawasan tersebut juga terus dilakukan pembenahan.

Walaupun dia mengakui untuk penambahan area parkir belum bisa dilaksanakan awal tahun. Dia berharap penambahan area parkir di obyek wisata di Desa Bomo, kecamatan Punung tersebut bisa dilaksanakan akhir tahun 2018.

(Dwi Purnawan/Diskominfo Pacitan)

Apel 3 Pilar Untuk Pertahankan Suasana Adem, Ayem Dan Tentrem

Jajaran Pemerintah, DPRD, TNI, dan Polisi berfoto bersama seusai agenda kegitan

Apel 3 Pilar Untuk Pertahankan Suasana Adem, Ayem Dan Tentrem

Demi mewujudkan sinergisitas 3 pilar dan upaya mewujutkan situasi kamtibmas yang kodusif dan mencegah faham radikal, Serta berupaya menyambut pilkada yang damai dan sukses di kabupaten pacitan, Pemerintah TNI dan Polri menggelar apel di pendopo kemarin 08/06/2018. Diikuti oleh seluruh camat dan kepala desa, danramil dan babinsa serta kapolesek dan babinkamtibmas se-kabupaten pacitan.

Hadir dalam kesemapatan itu Bupati Indartato, Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Sukowiyono, seluruh kepala Badan dan OPD se-kabupaten pacitan. Dari jajaran Polres hadir Kapolres Pacitan AKBP Setyo K. Heriyanto dan pejabat utama Polres, Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Kav Aristotales juga hadir dalam kesempatan itu didampinggi beberapa pejabat kodim.

Bupati Indartato dalam sambutanya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas segala upayanya menjaga pacitan yang selalu adam, ayem dan tentrem. Ia menyadari dalam semua aspek khususunya keamanan pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Serta Ia mengucapkan terimakasih atas kesiap-siagaan Polri dan TNI dalam pengamanan pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 juni mendatang.

(Anj/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Baznas Pacitan Kumpulkan Rp2 M Zakat dari ASN, TNI dan POLRI

NUZULUL QURAN. Peringatan Nuzulul Quran di Pacitan. (Foto: Wahyu Sapto Hartono/Pacitanku.com)

PACITAN – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Pacitan  telah mengumpulkan zakat lebih dari Rp 2 miliar tahun 2018. Dana tersebut diantaranya terkumpul dari Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan POLRI yang disumbangkan untuk sejumlah kegiatan sosial selama Bulan Ramadhan 2018.

Atas raihan yang cukup fenomenal tersebut, Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi kinerja Baznas di Pacitan atas usahanya mengumpulkan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) untuk berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di Pacitan.

“Saya juga bangga dengan pengurus Baznas, karena dengan usaha dan kinerjanya sampai saat ini di Pacitan sudah terkumpul lebih dari Rp2 miliar, dana tersebut terkumpul dari TNI, Polri dan ASN yang ada di Pacitan,”katanya saat menyampaikan sambutannya dalam peringatan Nuzulul Qur’an pada Kamis (7/6/2018) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Dana terkumpul dari Baznas tersebut disalurkan oleh Bupati dan Wakil Bupati ke berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Diantaranya adalah pembangunan masjid dan mushola, anak yatim, guru TPA TPQ, takmir dan Imam Masjid di Pacitan. Penyaluran tersebut dilakukan sejak awal Ramadhan dalam kegiatan safari Ramadhan Pemkab Pacitan.

Dalam kesempatan tersebut, Indartato juga mengapresiasi kondusivitas yang ada di Pacitan berkat peran serta tokoh Agama di Pacitan.

“Saya sangat bangga dan terima kasih, karena Pacitan saat ini adem dengan adanya tokoh-tokoh agama, karena pemerintah tidak ada apa-apanya tanpa adanya tokoh agama, mudah-mudahan dengan peringatan Nuzulul Qur’an hari ini (kemarin-red) bisa membawa manfaat dan bimbingan kepada kita semuanya,”katanya lagi.

(Wahyusaptohartono/Dwipurnawan/diskominfopacitan)

120 ASN Mutasi Jabatan

Bupati Indartato membaca pakta integritas kepada peserta pelantikan yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan

Sebanyak 120 orang pegawai struktural dan fungsional dilingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan mengalami mutasi jabatan. Mutasi kali ini juga untuk mengisi kekosongan jabatan sekelas kepala dinas. Seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Dilingkup Dinas Pendidikan dilakukan pengangkatan jabatan guru pertama sebanyak empat orang, pemberhentian jabatan kepala sekolah 13 orang, promosi kepala sekolah 20 orang, dan rotasi kepala sekolah sebanyak 53 orang. Sedangkan di lingkup BKPPD ada pengangkatan pejabat fungsional yaitu 1 orang assesor SDM muda.

Menurut bupati mutasi sendiri adalah hal yang lumrah dan rutin dilakukan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan organisasi guna meningkatkan kinerja dalam melayani masyarakat.

Berikut ini daftar pejabat struktural yang dilantik hari ini:

1. Drs. SUPARDIYANTO, MM : KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

2. WIDI SUMARDJI, S.Sos : KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

3. Drs. DARYONO, MM : KEPALA DINAS PENDIDIKAN

4. Drs. RACHMAD DWIYANTO, APT, MM: KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

5. Ir. DEWA AYU GEDE INDIRA INDIATI, MM: KABID PERKEBUNAN DINAS PERTANIAN

6. SUWARTO, SP, MM: KABID PENYULUHAN DINAS PERTANIAN

7. PUJIARINI, S.Sos :KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

8. LILIK SRI SUNINGSIH, SE : KASI KELAHIRAN DAN KEMATIAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

9. FERRY TRIANA BAKTI, S.Kom : KASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

10. BAMBANG SURONO, ST, MM: KASI INDUSTRI LOGAM, MESIN, TEKSTIL DAN ANEKA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

11. TRI ASTUTI DEWININGSIH, ST, MM: KASI SARANA PERDAGANGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

12. JOKO WAHYUDI, S.Sos, M.Pd : KASI PELAYANAN DAN OTOMASI DINAS PERPUSTAKAAN

13. PURNOMO, SE :KASI PENGELOLAAN DINAS PERPUSTAKAAN

14. ERNA PUSPITA, ST : KASI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

15. SUSILO BUDI, ST, MT : KASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

16. ANDY RUSTANTO, SE : KASI LIMBAH B3 DINAS LINGKUNGAN HIDUP

17. KATINO, S.Sos, MM : KASUBAG KEUANGAN DINAS PENDIDIKAN

18. SUSENO, S.Sos : KASI PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN

19. TRI HARYATI, S.Sos : KASI PEMBINAAN SEJARAH DAN TRADISI DINAS PENDIDIKAN

20. JULIYANTO, SE : KASI PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL DINAS PENDIDIKAN

21. SUGENG, S.Sos : KASI PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA SOSIAL DINAS SOSIAL

22. SUGINO : KASI PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM DINAS SOSIAL

23. SITI HUMAYAH, SE : KASI PEMERINTAHAN KECAMATAN ARJOSARI

24. SARINGATUN, SE : KASUBAG PROGRAM, EVALUASI, PELAPORAN DAN KEUANGAN KECAMATAN ARJOSARI.

25. SRI WAHYUNINGSIH, S.Sos : KASUBAG PROGRAM, EVALUASI, PELAPORAN DAN KEUANGAN KECAMATAN BANDAR

26. SUGITO : KASI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN KECAMATAN DONOROJO

27. SUTARI, S.Sos : KASI SOSIAL KECAMATAN DONOROJO

28. SUPRIYANTO, S.Sos : KASI PELAYANAN UMUM KECAMATAN DONOROJO

29. SENEN, SE : KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KECAMATAN DONOROJO

(Humas/DiskominfoPacitan)

Bupati Serahkan Bantuan Ke 341 Masyarakat Kurang Beruntung

Sebanyak 249 supir becak manual, 54 supir bentor dan 38 kusir se-kota pacitan kemarin 05/06/2018 mendapatkan perhatian Bupati Indartato. Mereka yang tergabung dalam berbagai komunitas itu diundang ke pendopo dan mendapatkan bantuan langsung dari Bupati Indartato, kegiatan penyerahan itu Bupati Indartato didampingi Istri sekaligus ketua TP PKK Luki Indartato, Sekda Suko Wiyono beserta istri Ketua DWP Pacitan, Serta beberapa pejabat lingkup pemkap. Kegiatan itu rutin dilakukan setiap tahun sebagai wujud perhatian pemerintah kepada masyarakat, khususunya yang kurang beruntung. “kita mencoba berbagi kepada teman-teman yang kurang beruntung, semoga ini dapat meringankan beban mereka, untuk tenaga kebersihan menyusul waktunya”. Kata Indartato.

Operasi Ketupat Semeru 2018 Ciptakan Adem Ayem dan Tentrem

Bupati Indartato, Kapolres Pacitan AKBP Setyo K Heriyatno dan Dandim Kab. Pacitan Letnan Kolonel Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang memeriksa alutsista yang dimiliki Polres Pacitan

Bupati Indartato mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya TNI dan Polri atas upaya dalam memberikan rasa adem, ayem dan tentrem dikabupaten pacitan. Itu disampaikanya seusai kegiatan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Semeru 2018 diselenggarakan di alun-alun Kabupaten Pacitan hari ini 06/06/2018. Apel diikuti TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, Ormas dan Pramuka. Bupati Indartato hadir diampingi Staf Ahli Bupati Pacitan Bidang Pemerintahan, Hukum Dan Politik Tri Mudjiharto, Kepala Diskominfo Kab. Pacitan Widy Sumardji, Kepala Dishub Kab. Pacitan Wasi Prayitno, Kepala BPBD Kab. Pacitan Windarto.

Ia juga memberikan penjelasan tentang kelangkaan tabung gas elpiji tiga kilogram dipasaran. Hal itu pihaknya telah melakukan pelaporan ke DPR, dan DPRD sudah melangkah ke direktur-direktur yang menangani elpiji, dan berharap kuota elpiji benar-benar dinaikan, sehingga kelangkaan tidak terjadi. “masalah oprasi pasar kita masih mempersiapkan, karena pasar masih bisa diatasi, dan saya berharap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan”. paparnya menjelaskan kepada puluhan awak media.

(budi/anj/riyanto/diskominfopacitan)

Lima Pondasi Berkehidupan

Muhammad Nurul Huda mendapatkan jatah penutup dalam program ngaji setiap hari senin selama bulan ramadhan

Tausiyah terakhir dibulan ramadhan 1439 H Pemkab Pacitan mengundang Muhammad Nurul Huda untuk memberikan ceramah kepada seluruh Aparatur Sipil Negara atau ASN dan pejabat lingkungan Pemkab kemarin 04/06/2018 digelar di Pendopo. Hadir dalam kesempatan itu Bupati Indartato dan Sekda Sukowiyono, Pejabat lingkup Pemkab serta Kepala Badan dan OPD.

Dalam tausiyahnya yang berdurasi empat puluh menit itu Huda menjelaskan  poin penting untuk berkehidupan yang bahagia dunia dan akhirat, Ia mengajak membiasakan evaluasi diri sebelum nanti dievaluasi Alloh terutama sepuluh hari terakhir dibulan ramadhan ini yang dikatakanya sangat baik untuk mengawali kebiasaan itu.

Huda memberikan lima dasar dalam mengevaluasi diri. pertama adalah muhasabah, yaitu menghisab diri dalam rangka mengingkatkan respon kepada kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Kedua Ia mengajak untuk mengingat-ingat kembali janji yang telah dikatakan kepada Alloh sewaktu manusia masih didalam kandungan disebut muakkadah. Selanjudnya Ia menjelaskan mujahadah, yakni dimana manusia bersungguh-sungguh kepada Alloh  dalam beribadah.

Merasa diawasi oleh alloh adalah sebuah prilaku batin yang baik untuk manusia, karena ketika manusia mempunyai sifat itu manusia akan berhati-hati dalam segala tingkah lakunya, sifat mulia itu disebut muroqobah. Terakhir adalah memberi sanksi pada diri jika manusia berbuat khilaf baik kecil atau besar atau musibah. “sanksi itu bisa berupa shodaqoh, puasa atau yang lain intinya kita dapat jara dari kesalahan yang diperbuat”. Kata Huda memaparkan.

Seusai kegiatan Bupati Indartato menjelaskan pengajian setiap hari senin yang digelar selama bulan puasa itu adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup antar sesama manusia dan kepada Alloh. “jadikan ramadhan sebagai stimulus untuk bulan-bulan lain agar lebih baik lagi”. Harapnya mengajak seluruh ASN dan warga pacitan.

(anj/budi/riyanto/diskominfopacitan)

INFO PUSDATIN BPBD KAB.PACITAN

Mohon Ijin melaporkan Peringatan dini Prakiraan Cuaca di Wilayah Kab. Pacitan untuk hari ini

RABU, 06 JUNI 2018
sebagai berikut :

– Cuaca Umumnya Cerah
– Suhu Udara 24°c – 31°c
– Kelembapan 96 % – 55 %
– Kecepatan angin 6 – 15 km/jam
– Angin berhembus dr Arah Selatan hingga Tenggara
– Tinggi Gelombang / Ombak 1,5 – 2,5 M

* TERPANTAU CUACA SEBAGIAN BESAR CERAH PADA PAGI HARI INI UNTUK WILAYAH KAB. PACITAN

* DARI HASIL PENGAMATAN SECARA VISUAL POTENSI HUJAN TERPANTAU NIHIL UNTUK HARI INI

* DI HIMBAU UNTUK TETAP SELALU WASPADA TERHADAP PERUBAHAN CUACA SECARA SINGKAT DAN PENINGKATAN KECEPATAN ANGIN SERTA TINGGI GELOMBANG / OMBAK YANG TERJADI DI SEPANJANG PERAIRAN SELATAN PULAU JAWA

BPBD KAB. PACITAN
Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514
– Telp/Fax : (0357) 886164
– Website : http://bpbd.pacitankab.go.id/
– WA : https://api.whatsapp.com/send?phone=62895396779371&text
– Email : bpbd.pacitan@gmail.com,bpbd_pacitan@yahoo.com
– FB : https://www.facebook.com/groups/bpbd.pacitan/?fref=ts
– Freq Repeater BPBD PCT : Output :17.030 Mhz, Input :
16.530 Mhz, Tone : 11.48

– Operator : REZA AMIR. S – NOVA.A

 

Selalu Ada Stok Darah Di Pacitan

Indartato ditemani istri Luki Indartato saat mendonorkan darahnya

Bupati indartato menghadiri dan mendonorkan darahnya di kegiatan Ramadhan Bersedekah Donor Darah yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Donor Darah Indonesia PDDI dan Palang Merah Indonesia PMI Kab. Pacitan kemarin 31/05/2018 ditribin alun-alun. Dengan tema give blode save lives Kegiatan ini digelar setiap malam bulan puasa dan selalu sekses mengupulkan ratusan stok darah. Didampingi ketua PDDI Kab. Pacitan sekaligus istri Luki Indartato dan Wabup Yudi Sumbogo.

Kabupaten Pacitan hamir tidak pernah mengalami kekurangan stok darah, hal itu dikarenakan PDDI dan PMI selalu rutin melakukan kegiatan jemput bola ke sekolah dan instansi. Dan selalu melibatkan diri diberbagai kegiatan apa saja. “setiap malam kita selalu mendapatkan 18 sampai 24 kantong darah”. Kata Luki memaparkan.

Bupati indartato mengapresiasi kegiatan Ramadhan Bersedekah Donor Darah tesebut, selain dapat membantu orang lain yang membutuhkan juga dapat memberikan dampak yang baik berupa kesehatan pada pendonornya, dan Ia berharap kantong darah dikabupaten pacitan selalu tersedia.

(Budi/Riyanto/Diskominfo)

INFO PUSDATIN BPBD KAB.PACITAN

Mohon Ijin melaporkan Peringatan dini Prakiraan Cuaca di Wilayah Kab. Pacitan untuk hari ini

SELASA, 05 JUNI 2018
sebagai berikut :

– Cuaca Umumnya Cerah
– Suhu Udara 24°c – 32°c
– Kelembapan 93 % – 50 %
– Kecepatan angin 6 – 9 km/jam
– Angin berhembus dr Arah Selatan hingga Tenggara
– Tinggi Gelombang / Ombak 1,5 – 2,5 M

* TERPANTAU CUACA SEBAGIAN BESAR CERAH PADA PAGI HARI INI UNTUK WILAYAH KAB. PACITAN

* DARI HASIL PENGAMATAN SECARA VISUAL POTENSI HUJAN TERPANTAU NIHIL UNTUK HARI INI

* DI HIMBAU UNTUK TETAP SELALU WASPADA TERHADAP PERUBAHAN CUACA SECARA SINGKAT DAN PENINGKATAN KECEPATAN ANGIN SERTA TINGGI GELOMBANG / OMBAK YANG TERJADI DI SEPANJANG PERAIRAN SELATAN PULAU JAWA

BPBD KAB. PACITAN
Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514
– Telp/Fax : (0357) 886164
– Website : http://bpbd.pacitankab.go.id/
– WA : https://api.whatsapp.com/send?phone=62895396779371&text
– Email : bpbd.pacitan@gmail.com,bpbd_pacitan@yahoo.com
– FB : https://www.facebook.com/groups/bpbd.pacitan/?fref=ts
– Freq Repeater BPBD PCT : Output :17.030 Mhz, Input :
16.530 Mhz, Tone : 11.48

– Operator : BAMBANG.A – NOVA.A

Sidang Putusan PTUN, Pembatalan Sertifikat Sama Dengan Pembatalan Hak Atas Tanah

Suasana sidang gugatan terhadap SHM no 5 th 1967 an. J.Tasman di PTUN Surabaya

Agenda sidang  gugatan terhadap SHM no 5 tahun 1967 atas nama J. Tasman pada Rabu 6 juni mendatang adalah sidang putusan. Menyambut keputusan besar tersebut saksi ahli dari penggugat yakni Masyhud Ashari SH.MKn, Dosen Fakultas Hukum UII Jogja sekaligus Ahli Hukum Agraria memberikan pernyataan. Secara tegas pihaknya mengatkan bahwa pembatalan sertifikat tanah oleh PTUN adalah sekaligus membatalkan hak atas tanah.

Rasionalisasinya, bahwa dikeluarkannya sertifikat hak atas tanah dari kantor pertanahan melalui proses yang panjang. Yakni pendaftaran dengan menunjukan alas hak yang menunjukkan tanah tersebut adalah milik pemohon. Kemudian kantor pertanahan melakukan cek fisik, pengumuman dan lainnya sampai dikeluarkannya sertifikat. ”jadi dasar dikeluarkannya sertifikat adalah bukti awal kepemilikan, Jika kemudian ada cacat hukum dan PTUN membatalkan sertifikat hak atas tanah tersebut juga otomatis batal hak kepemilikannya terhadap obyek” jelasnya gamblang.

Masyhud melanjutkan, bahkan jika dikemudian hari ada overlapping terhadap hak atas tanah salah satu harus dibatalkan. Hal ini bisa terjadi apabila pemohon sertifikat sah menunjukkan lokasi tanah. Dan ternyata tanah yang ditunjuk sudah alas haknya akibatnya akan ada sertifikat di atas tanah yang sudah ada alas haknya. Dalam kasus seperti ini pembatalan sertifikat oleh PTUN sekaligus pembatalan haknya karena adanya cacat administrasi atau salah obyek.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Polres Pacitan Siapkan Rekayasa Lalin Perlancar Mudik Lebaran

Pasar Tumpah Tegalombo. (Foto: Dok Pacitanku.com)

PACITAN – Kepolisian Resor Pacitan menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas untuk menyukseskan dan memperlancar arus mudik dan balik Lebaran tahun 2018.

Kepala Satlantas Polres Pacitan, AKP Hendrix Kusuma Wardhana kepada Pacitanku.com pada Senin (4/6/2018) mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan berbagai hal dalam rangka memperlancar mudik dan wisatawan yang datang ke Pacitan pada Lebaran tahun ini.

“Sebagai Kasatlantas Polres Pacitan, kami siapkan banyak hal untuk rekayasa dalam memperlancar mudik dan wisatawan yang datang ke Pacitan, kita otomatis buat pos Pengamanan (PAM) mudik Lebaran, kemudian kita juga mapping jalur rawan, baik rawan macet ataupun jalur rawan laka lantas di Pacitan,”katanya.

Beberapa rekayasa lalu lintas yang dilakukan, kata Hendrix, adalah di kawasan seputaran Pacitan kota, seperti di area Pasar Arjowinangun.

Untuk diketahui, jalur yang terletak di sebelah persis pasar Arjowinangun tersebut merupakan jalur rawan macet karena adanya pasar di kawasan tersebut.

Selain itu juga menjadi penghubung dari wilayah Kota menuju ke Kecamatan Tulakan dan Kecamatan Kebonagung, Ngadirojo dan Sudimoro. “Untuk rekayasa lalin nanti ada di Pasar Arjowinangun di seputar kota, sementara itu,”ujarnya.

Data dari Dinas Perhubungan Pacitan, titik pasar tumpah yang kemungkinan terjadi di daerah lain di Pacitan selain pasar Arjowinangun adalah Pasar Tegalombo di Tegalombo, Pasar Ketrowonojoyo di Kecamatan Kebonagung, Pasar Tulakan di Kecamatan Tulakan, Pasar Kebondalem dan Desa Kebondalem  Kecamatan Tegalombo serta pasar Nawangan di Kecamatan Nawangan.

Sementara, imbuh Hendrix, selain jalur rawan macet, pihaknya juga sudah memetakkan jalur rawan kecelakaan lalu lintas di Pacitan. “Salah satunya adalah kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan menjadi jalur rawan laka,”katanya lagi.

Pelarangan Angkutan

Disisi lain, kata Hendrix, pihaknya juga telah meminta kepada Dinas Perhubungan setempat untuk memberlakukan larangan melintas bagi kendaran barang mulai H-7 dan H+7 pada mudik lebaran 2018.

“Kecuali untuk kendaraan pengangkut logistik seperti sembako, tidak boleh lewat, nanti tapi ditunggu adanya surat resmi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kira-kira nunggu itu saja untuk kepastiannya (pelarangan-red),”pungkasnya.

Kendaraan yang tidak diperbolehkan melintas di antaranya pengangkut bangunan, truk gandeng, kontainer, dan pengangkut barang dengan sumbu lebih dari dua.

Dijelaskan, intensitas kendaraan di jalan protokol saat arus mudik dan balik biasanya cukup padat. Berbagai kendaraan roda dua hingga empat berasal dari berbagai arah memadati jalan. Larangan truk besar untuk tidak melintas di hari yang telah ditentukan guna meminimalisasi kemacetan.

Seperti tahun sebelumnya, larangan tersebut ada pengecualian, untuk kendaraan besar yang sudah berizin seperti bahan kebutuhan pokok, bahan bakar minyak dan gas, ternak, pupuk, dan barang antaran masih diperbolehkan melintas. Selain itu, kendaraan besar yang boleh melintas di antaranya kendaraan angkutan mudik dan penumpang seperti bus besar.

(Dwi Purnawan/DiskominfoPacitan)

 

Hama Wereng Masih Jadi Momok Wujudkan Ketahanan Pangan di Pacitan

WUJUDKAN KETAHANAN PANGAN. Sosialisasi Pembinaan Ketahanan Pangan Kodim 0801/Pacitan Ta. 2018 pada Senin (4/6/2018) di Makodim Pacitan. (Foto: Wahyu Sapto Hartono/Pacitanku.com)

PACITAN – Hama wereng masih menjadi salah satu momok dalam upaya menuju pencapaian ketahanan pangan melalui Lomba Pertanian di Kabupaten Pacitan.

 Hal tersebut disampaikan oleh penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan saat sosialisasi pembinaan ketahanan pangan Kodim 0801/Pacitan pada Senin (4/6/2018) di aula Makodim 0801/Pacitan.

Penyuluh Dinas Pertanian Sukro Wibisono mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan di lapangan oleh Dinasnya, pelaksanaan lomba pertanian di Pacitan menemui banyak kendala, salah satunya hama. “Dari pemantauan dinas pertanian,  sampai saat ini dari perwakilan beberapa kecamatan, masih banyak kendala di lapangan, mulai hama wereng sampai tikus dan burung pipit,”katanya.

Dia mengatakan bahwa dalam pelaksanaan Lomba Pertanian yang digelar Kodim 0801/Pacitan untuk mewujudkan ketahanan pangan, pihaknya mengatakan bahwa akan dinilai hasilnya yaitu nilai tertinggi adalah dinilai dari jumlah gabah yang dihasilkan. “Hama tersebut adalah suatu tantangan kita kedepan dalam berkarya di lapangan sehingga kedepan akan menghasilkan produksi yang lebih besar,”katanya lagi.

Lebih lanjut, Sukro meminta kepada para pemuda tani tidak terlalu mengharapkan hadiah dari lomba tersebut.“Tetapi mari kita serap ilmu yang sudah di ajarkan oleh pembina. Karena tujuan kita adalah untuk menyerap minat pemuda untuk terjun dan mau bertani guna menyukseskan program ketananan pangan dari pemerintah,”tukasnya.

Untuk diketahui, Kodim 0801/Pacitan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pacitan menggelar lomba tanam padi khusus untuk pemuda Pacitan berusia 17 tahun hingga maksimal 30 tahun. Lomba ini diikuti oleh 120 pemuda tani yang berasal dari seluruh kecamatan di Pacitan.

Lomba ini membutuhkan waktu empat bulan, sejak Maret sampai dengan bulan Juni 2018, yang dimulai dengan presentasi pertanian sampai dengan hasil panen. Selain itu, untuk lahan yang digunakan adalah lahan di area Kodim 0801/Pacitan.

(Wahyu Sapto Hartono/Dwi Purnawan/Diskominfopacitan)

“Semoga Amanah, Profesional Dan Bermartabat,” Bupati

Sebanyak 64 kepala sekolah dan 13 pengawas sekolah dikukuhkan dan dilantik Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat (08/03).

Dalam sambutannya Bupati mengatakan, pengawas serta kepala sekolah dan guru merupakan ujung tombak pendidikan. Kemajuan dan cita-cita besar Kabupaten Pacitan berpangkal dari sukses pendidikan dalam mencetak generasi unggul.

Sebesar apapun potensi yang dimiliki tanpa dukungan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan memiliki daya saing yang kuat.

“Jadilah ujung tombak pendidikan sehingga tercipta generasi yang unggul demi terwujudnya masyarakat Pacitan yang bahagia sejahtera,” kata Bupati.

Ada banyak permasalahan di setiap tempat, tidak terkecuali di Kabupaten Pacitan, seperti perekonomian dari aspek pengangguran. Ia menegaskan jika kualitas pendidikan tinggi maka dapat dipastikan tantangan tersebut dapat tertangani.

“Potensi kita luar biasa, jika tidak dapat memaksimalkan maka kita akan tertinggal,” pungkas Mas Aji.

Turut hadir dalam pelantikan Wakil Bupati Pacitan, Sekretaris Daerah Pacitan dan pimpinan OPD.

 

 

Pupuk Organik Solusi bagi Petani Pacitan 

Terbatasnya jumlah kuota pupuk subsidi menjadi atensi khusus bagi pemerintah. Keresahan tersebut tentu diharap tidak menjadi akar masalah bagi petani di Kabupaten Pacitan.

Seperti Joko Purnomo, petani padi dari Kelurahan Baleharjo, Pacitan tersebut sukses lepas dari ketergantungan pupuk kimia. “Saya memulai sejak tahun 2015,” kata Joko di rumahnya.

Awal beralih ke pupuk organik dirinya mengaku cukup mengalami kendala. Namun dengan bertambahnya pengalaman, dirasakan penggunaan pupuk organik justru sangat menguntungkannya.

Bahkan pada tahun 2017, Joko mendapatkan panen terbaiknya. Dengan pengalamannya menggunakan pupuk organik yang jelas lebih ramah lingkungan dan ekonomis, perlu rasanya dia untuk menularkan pengalaman itu kepada khalayak disaat pupuk subsidi yang tidak bisa mencukupi kebutuhan petani.

Kemandirian akan tercipta saat petani berani berinovasi terhadap pola dan sistem bercocok tanam pada lahan yang dimiliki.

“Pupuk organik menjadi alternatif pertanian yang baik bagi petani di Pacitan,” tegas Agus Rustamto, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada pertemuan gapoktan dalam rangka Pelatihan Pupuk Organik Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, hari ini (07/03/2024). (PemkabPacitan).

BUMDes Mestinya Jadi Solusi Kemakmuran Desa

Ada banyak potensi yang dikemukakan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) soal pemaksimalan BUMDes di masing-masing desa di Kabupaten Pacitan.

Mengingat BUMDes adalah wadah legal yang diakui dan dapat melakukan kerjasama dengan pihak manapun dalam membangun usaha desa. Sehingga ini harusnya melahirkan berbagai ruang usaha yang positif bagi desa.

Bupati lantas mencontohkan bagaimana sembako dapat menjadi celah bisnis yang menguntungkan, dengan harga yang tentu bersaing bersama dengan kualitas yang lebih baik.

Akhir-akhir ini saya membangun komunikasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja  serta PMD, apakah BUMDes bisa menjadi penyedia bagi petani,” ujar Mas Aji (27/02/2024) kepada Kepala Desa Dan Direktur BUMDes se Kabupaten Pacitan di Pendopo Kabupaten dalam Focus Group Discussion oleh Dinas PMD.

Kemudian BUMDes menjadi solusi bagi petani yang membutuhkan pupuk, diwaktu dan kebutuhan yang tepat. Mas Aji mengaku terus membangun komunikasi terhadap hal itu.

BUMDes mempunyai ruang yang luas, sehingga soal administrasi desa dan pajak kendaraan mungkin menjadi celah lain yang patut dipertimbangkan. Bupati menegaskan bahwa masyarakat adalah pasar bagi BUMDes. “Harus menjadi solusi berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat,” tegas Bupati.

Terakhir ia kembali menegaskan bahwa BUMDes mempunyai peran penting bagi program kepala desa. Jika berhasil maka BUMdes secara sadar juga menyukseskan program Bupati. (PemkabPacitan).

 

Hari Jadi 279; Bermunajat Pacitan Mrabu Rahayu 

Bagaimanapun catatan sejarah yang diamini bersama, sejarah Pacitan yang disepakati, hari ini telah masuk pada usianya yang Ke-279 tahun.

Hampir memasuki 3 abad lamanya, sebuah usia yang tidak lagi muda, menjadi pilar-pilar prinsip yang selalu belajar untuk menjadi pelayan masyarakat Kabupaten Pacitan.

Terus belajar dari proses tersebut, Pacitan menjelma dengan karakternya yang mandiri, santun dan bersahaja dari masa ke masa, lintas pemimpin yang ditasbihkan Ilahi.

Hingga pada kesempatan ini, tampuk kekuasaan yang diemban oleh Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji). Terus berkomitmen dalam Nyawiji, berikhtiar menyempatkan rakyat yang sejahtera.

Sedang pada hari jadi tersebut Mas Aji, sapaan akrab Bupati mengatakan bahwa momentum hari jadi tetap sebagai sarana bersyukur dan introspeksi. Melihat secara utuh semua sendi kehidupan di Pacitan, sehingga lahir berbagai perbaikan.

Pada momentum yang dihelat di Pendopo Kabupaten Pacitan itu, pihaknya juga menyampaikan soal sejarah Pacitan yang terus digali. Dimana saat ini proses sudah lebih dari dua tahun, pencarian telah sampai 90 persen pengerjaan.

“Pemerintah sampun ngedapuk tim panelusuran sejarah, engkang dipangarsani deneng Sekretaris Daerah. Kulo ngaturaken agunging panuwun dumateng tim engkang sampun nindakaken jejibahanipun,” kata Mas Aji (19/02/2024). Sekaligus minta restu kepada seluruh masyarakat Pacitan sehingga proses penelusuran tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Selain mengapresiasi para pelaku seni Pacitan atas kontribusinya. Bupati juga berterimakasih kepada masyarakat yang telah berhasil melaksanakan Pemilu 14 Februari 2024 dengan aman dan lancar.

Di akhir pidatonya, ia kembali memohon untuk sama-sama berdoa supaya Pacitan semakin sejahtera dan bahagia, “Pacitan Mrabu Rahayu atau Pacitan Wibawa Dan Mulia. (Diskominfo Pacitan).

 

 

Perjuangkan Nasib, PTNA Guru Gelar Audiensi Dengan Bupati

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Rabu (10/01) menerima perwakilan Persatuan Tenaga Non ASN (PTNA) Kabupaten Pacitan. Kedatangan tenaga non ASN dari tenaga guru tersebut tak lain untuk melakukan audiensi terkait kejelasan nasib mereka.

Audiensi berlangsung di ruang rapat bupati diikuti oleh 30 perwakilan PTNA. Turut mendampingi bupati, Sekretaris Daerah Pacitan, Heru Wiwoho, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Khemal Pandu Pratikna, Asisten Administrasi Umum, Deni Cahyantoro, Kepala Dinas Pendidikan, Budianto serta Kepala BKPSDM Rudy Haryanto.

Dalam audiensi tersebut PTNA menyampaikan kejelasan nasib guru yang sudah berstatus P3 (nilai memenuhi ambang batas) namun belum lolos karena keterbatasan kuota formasi. Untuk itu mereka meminta agar formasi dibuka sebanyak-banyaknya untuk rekrutmen P3K. Mereka juga berharap agar non ASN yang sudah berstatus “P” mendapat prioritas (dikunci) untuk diselesaikan terlebih dahulu.

“Kami sudah berproses dari P1, P2 ,P3 dan sekarang menjadi P berarti kami yang tersisa, kami memohon dikunci status kami untuk ke depan sehingga kami bisa terselesaikan,” Kata Budi Dwi Pratomo, perwakilan PTNA Kabupaten Pacitan.

Terkait aspirasi tersebut, pemerintah daerah masih menunggu tindak lanjut rumusan dari pemerintah pusat. Sementara sisi lain daerah juga mempertimbangkan banyak hal. Baik kemampuan penganggaran serta regulasi.

“Berapapun sebenarnya saya tidak masalah selama tidak melanggar regulasi dan saya pasti akan memperjuangkan masyarakat Pacitan,” ungkap Mas Aji.

Bupati menegaskan, melihat persoalan ini harus proporsional dan dicarikan solusinya bersama-sama, karena masih banyak yang nasibnya serupa. Namun demikian Mas Aji akan berupaya berjuang sesuai amanah yang diembannya. Dia minta semua optimis, tetap berdoa dan berikhtiar.

WhatsApp chat