Rawat Jagat; Pilar-pilar Bersyukur dan Tegak di Tengah Ancaman Resesi

 

Komitmen Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam melestarikan alam tampak jelas dalam segala tindak-tanduk dan perilakunya. Seperti pada momentum Rawat Jagat 2023, yang dihelat sore ini (29/07/2023).

Dibalut pertunjukan seni budaya, bertumpu satu harapan tanah Pacitan yang subur dan keindahannya yang sudah diakui hingga pelosok negara, tetap terjaga dan lestari.

Rangkaian Rawat Jagat 2023 juga menampilkan semangat kebangkitan ekonomi. Even tersebut adalah pilihan terhadap kampanye yang merujuk pada kelestarian alam, selanjutnya meningkatnya perekonomian sehingga melahirkan masyarakat yang sejahtera.

Rawat Jagat 2023 juga menunjukkan eksistensi warga Pacitan yang terkenal akan naluri Nguri uri sejarah Babad Pacitan. Ditunjukkan dengan adanya ziarah makam para pemimpin pendahulu sebagai tokoh penting.

Direktur Perfilman dan Media Kemendikbud Ristek, Ahmad Mahendra turut hadir dalam acara kedua ini. Ia menyampaikan bahwa Pacitan merupakan satu wilayah penting di Indonesia, lantaran sejarah jutaan tahun lalu yang ditemukan fosilnya di Song Terus. “Bumi Pacitan sudah ada sejak lama,” tegas Ahmad.

Kemudian ia juga menuturkan kekagumannya lantaran alamnya yang indah di sana-sini, juga seni budayanya Pacitan yang terus berkembang ditangan para pelaku seni. “Wajib bangga, ingin rasanya saya kelak pindah ke Pacitan kalau sudah pensiun, masyarakat nya dikenal luar biasa,” ungkap Ahmad.

Pihaknya juga mengaku telah berkomitmen mendukung perhelatan Rawat Jagad, juga di tahun depan. Karena bagi Ahmad, tersebut adalah cara efektif mempromosikan Pacitan, dan menurut pengamatannya sudah terbukti.

Di Kesempatan yang sama, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) menegaskan bahwa Rawat Jagat merupakan langkah strategis membangun optimisme di tengah ancaman resesi global.

Sementara semua tahu, Pacitan menyimpan bergudang potensi wisata, seni, budaya dan sejarah yang harus diperkenalkan kepada dunia. “Rawat Jagat sebagai media gotong royong, yakin jika kita merawat jagat, Insya Allah jagat akan merawat Pacitan,” ungkap Mas Aji.

Rawat Jagat 2023 juga merupakan wadah ekspresi rasa syukur. Religi, Seni dan budaya sebagai konstruksi. Walhasil menarik masyarakat datang ke Pacitan, mengenalkan masyarakat yang sejahtera dan bahagia. (PemkabPacitan).

Rawat Jagat; Venue 3: Langkah Pelestarian Lingkungan 

Sebelum sampai di Venue utama yakni di Perempatan Penceng Pacitan, pengunjung juga akan kembali dimanjakan dengan panggung seni budaya.

 

Digelar di depan Gedung DPRD Pacitan, berbagai Sanggar Seni dari Pacitan akan menunjukkan kebolehannya dalam pertunjukan.

 

Mengusung Tema Langkah Pelestarian Lingkungan, ini merupakan bentuk pelestarian terhadap alam untuk dapat didiami dan dimanfaatkan hingga anak cucu kelak. (PemkabPacitan).

Rawat Jagat; Venue 2: Stop Menebang Pohon dan Pencemaran Lingkungan

Sedang di titik poin 2 panitia telah menyiapkan spot hiburan yang tak kalah seru, selain melibatkan peserta didik dari masing-masing jenjang sekolah, pada titik ini juga didukung juga oleh pertunjukan seni dari Pondok Pesantren.

 

Berbeda dengan venue 1, titik kedua yang digelar di depan Perpusda, Jalan Ahmad Yani Pacitan tersebut mengusung tema Stop Menebang Pohon dan Pencemaran Lingkungan.

 

Serupa dengan titik pertama, mereka akan berbudaya sembari mengkampanyekan merawat lingkungan masing-masing, sehingga alam Pacitan lestari. (PemkabPac

itan).

 

Rawat Jagat; Venue 1: Kurangi Sampah Plastik

Ada 4 venue pada yang disiapkan pada prosesi Rawat Jagat 2023, selain panggung utama di perempatan Penceng, tiga titik lain disiapkan untuk masyarakat. Salah satunya di venue 1 yang dihelat di depan SMPN 1 Pacitan, Jalan Ahmad Yani, Alun-alun Selatan.

 

Anak-anak dari jenjang SD hingga SMA dan SLB dari berbagai sekolah akan menunjukkan kebolehannya. Mereka berhak menunjukkan kebolehannya dalam berseni, mengusung Tema yakni Kurangi Sampah Plastik.

 

Mereka sebagai generasi muda akan belajar menjaga alam serta memproyeksikan Rawat Jagat, dari hal yang sederhana melalui pertunjukan seni dan budaya dan menjadi kebiasaan menjaga alam Pacitan. (PemkabPacitan).

Hadir di Sedekah Pasar; Bupati Jadi Saksi Masyarakat Serbu Tumpeng

Upacara Sedekah Pasar yang diinisiasi oleh Paguyuban Pasar Minulyo menyita hati warga Pacitan, termasuk Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan rombongan, animo masyarakat untuk datang di event perekat tali silaturahmi berbentuk sedekah dan budaya ini sukses digelar.

 

 

Bagaimana tidak, sembilan tumpeng hasil dari sedekah para pedagang yang dijajar di halaman Pasar Minulyo, seketika ludes disapu pengunjung yang memang diundang untuk mengikuti kegiatan pada pagi ini, Sabtu (29/07/2023).

 

Namun itu adalah bentuk nyata kesuksesan dari program yang dicanangkan, pelajaran ikhlas untuk sedekah ini nyatanya membuahkan hasil dari banyaknya pengunjung, akhirnya berjubel dan belanja di Minulyo.

 

Nanang Ansori atau akrab disapa Manyul, ketua Paguyuban Pasar Minulyo mengatakan event ke dua ini juga bertujuan sebagai sarana mempromosikan eksistensi pasar Minulyo kepada masyarakat yang lebih luas.

 

“Ada sedekah tumpeng dari para pedagang, kirab keliling pasar dan tentu doa bersama,” kata Nanang.

 

Melihat keberhasilan tersebut bisa jadi paguyuban akan kembali menggelar acara serupa di tahun yang akan datang. (PemkabPacitan).

WhatsApp chat