Memanah, Pacitan Potential Lost Generation; Butuh Koordinasi Dan Event Berskala Nasional 

PERPANI atau Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Pacitan dinilai berhasil menggelar perhelatan Pacitan Mamanah IV (04-05/03) dalam rangka Hari Jadi kabupaten Pacitan. Melalui 2 Divisi, yakni Paralon Bow oleh SD dan SMP sebanyak 87 peserta. Sedang tingkat Bakorwil, Standar Nasional diikuti peserta sebanyak 110 atlet.

Kesuksesan tersebut dinilai dari animo peserta khususnya dari luar kota yakni dari Madiun, Ponorogo, Trenggalek maupun dari Tulungagung. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) yang hadir dalam event tersebut menilai kegiatan yang lebih besar berskala Nasional baik untuk menjadi pemikiran bersama dihelat sekali dalam setahun. “Selain sebagai sarana mencari bibit baru juga sebagai ajang peningkatan kunjungan wisata,” kata Bupati.

 

Meski Muhammad Ali Mustofa sebagai Ketua PERPANI Kabupaten Pacitan mengaku evaluasi panitia Pacitan Memanah IV, Kabupaten Pacitan tahun-tahun yang akan datang berpotensi mengalami Lost Generation.

 

Pasalnya pada momentum tersebut peserta dari sekolah dasar dan menengah dari sekolah negeri hanya diikuti oleh 2 peserta saja. Sedang Ali mengaku telah mengirim surat resmi untuk terjun langsung di ajang tersebut.

 

Tidak bisa dibayangkan jika hal tersebut dibiarkan, maka pada tahun-tahun mendatang, Kabupaten Pacitan tidak dapat kembali berkiprah di berbagai ajang sekelas Provinsi maupun Nasional. Oleh sebabnya PERPANI Pacitan mendorong dinas terkait untuk mengatasi kondisi tersebut, membuat event yang lebih besar maupun melakukan pengenalan ke sekolah-sekolah khususnya di kota yang aksesnya mudah dijangkau.

 

Sedang soal lain adalah sarana prasarana yang mesti banyak mendapat perhatian, seperti lapangan dan peralatan pendukung. Bersyukur sementara ini sumber daya pelatih dan wasit cukup mampu mendukung Panahan di Pacitan melenggang di Kancah nasional dan global.

 

“Kami berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan merespon situasi yang ada, sehingga mereka mengirim para calon atlet dan nanti kami dampingi,” kata Ali.

 

Dwi Agus Setiono mantan atlet Panahan Pacitan yang kini telah menjadi pelatih mengaku bersyukur, lantaran kemarin atletnya yang bernama Muhammad Zaki Billah mendapat piala dalam momentum itu.

 

Walaupun dirinya juga mengaku miris lantaran animo yang rendah dari sekolah-sekolah negeri. Demikian dirinya bersama PERPANI Pacitan berhadap hobi yang tidak murah ini didukung pemerintah dan masyarakat, sehingga koordinasi, pembinaan maupun event harus berjalan beriringan, selain disamping untuk mengukur kemampuan antar atlet juga mengenalkan kepada masyarakat terhadap panahan. (PemkabPacitan).

Mas Aji Berharap Lahirnya Semangat Kolaborasi Bersama Masyarakat Hadapi Leptospirosis 

Menghadapi ancaman kesehatan, khususnya Leptospirosis, masyarakat kota di Kecamatan Pacitan bersama-sama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan, mulai dari selokan, sungai dan seluruh area perumahan, pagi ini (05/03).

Langkah tersebut menunjukkan bahwa harapan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) terhadap semangat kolaborasi pemerintah bersama-sama masyarakat dapat terjalin dengan baik.

 

Mas Bupati juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan merupakan garda terdepan dalam menghadapi kasus tersebut. “Publish Data perkembangan kasus itu penting,” himbaunya.

 

Seperti diketahui Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans pada tikus.

 

Penyakit ini ditularkan melalui kencing dan kotoran tikus yang larut dalam genangan air, banjir, atau lumpur.

 

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan leptospirosis ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet atau luka, dan makanan. (PemkabPacitan).

 

LEPTOSPIROSIS MASIH MENGINTAI, TETAP WASPADA DAN SELALU MENJAGA BUDAYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT 

Dari data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Per 3 Maret 2023 Pukul : 14.00 WIB jumlah kasus positif Leptospirosis masih terus bertambah. Namun, tingkat kesembuhan juga terus mengalami peningkatan cukup signifikan.

Berbagai langkah pencegahan dan penanganan terus dilakukan Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dan lintas sektor.

 

Semoga masyarakat terdampak segera diberikan kesembuhan dan penularan leptospirosis segera berakhir

 

———————-

Selengkapnya simak Infografis Trend kasus dan Penanganan Leptospirosis kabupaten Pacitan.

———

data olah: Dinkes Pacitan

3 Maret 2023- pukul: 14.00 WIB

————-

 

@pemkabpacitan

@inb_indratanurbayuaji

@dinkespacitan

 

#waspadaleptospirosis

#marijagakesehatanlingkungan

#marijagakesehatankita

#PHBS

#pacitan

 

#waspadaleptospirosis

#marijagakesehatanlingkungan

#marijagakesehatankita

#PHBS

#pacitan

SOBAT PACITAN, MARI WASPADA LEPTOSPIROSIS!!

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans pada tikus.

Penyakit ini ditularkan melalui kencing dan kotoran tikus yang larut dalam genangan air, banjir, atau lumpur.

 

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan leptospirosis ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet atau luka, dan makanan.

 

Simak infografik berikut untuk tahu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari Leptospirosis!

Tiba Di Pacitan Piala Adipura Disambut Apel Pasukan Kebersihan

Setelah diterimakan di Jakarta oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar kepada Bupati Pacitan, hari ini Rabu, (01/03/2023) Piala Adipura tiba di Kabupaten Pacitan. Penyambutan anugerah bidang kebersihan dan lingkungan perkotaan itu dilaksanakan dalam sebuah Apel di halaman Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo.

 

Apel dipimpin langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas aji) dan diikuti oleh unsur Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta pimpinan perangkat daerah. Peserta Apel terdiri dari petugas kebersihan jalan, petugas kebersihan taman, pengangkut sampah, pengelola sampah, bank sampah maupun dari kelompok masyarakat pengelola TPS 3R.

 

Apel sempat diwarnai hujan cukup deras. Bahkan Mas Aji meminta peserta untuk bergeser kedalam pendopo karena hujan yang tak kunjung reda. Namun, basah kuyup tak menyurutkan semangat para peserta yang tetap memilih bertahan ditengah guyuran hujan.

 

“Piala Adipura ini menjadi kebanggaan kita semua karena Pacitan dinilai dan diapresiasi secara nasional masuk dalam kategori kota kecil yang bersih, teduh dan lingkungannya terkelola dengan baik,” ungkap Mas Aji.

 

Sebagai kabupaten yang menjadikan pariwisata sebagai unggulan kata Mas Aji, branding Pacitan sebagai Kota Adipura sangat penting untuk mempromosikan dan mengenalkan pariwisata yang berwawasan lingkungan. Untuk itu, peran seluruh stakeholder sangat penting demi mewujudkan kota Pacitan yang bersih, indah dan asri. Yakni dengan membudayakan hidup bersih dan sehat serta menjaga dan mengelola lingkungan dengan baik.

 

“Tingkatkan terus kinerja, tetap semangat, tetap nyawiji, semoga upaya kita mengelola lingkungan dan mengelola sampah menjadi berkah,” katanya lagi.

 

Kabupaten Pacitan kembali meraih Piala Adipura tahun 2022 kategori kota kecil. Penghargaan ini menjadi anugerah yang ke-15 sejak pertama kali meraih Piala Adipura di tahun 1995.

 

Salam Pacitan BISA (bersih indah sehat dan asri)

WhatsApp chat