Ema Dian Pratiwi dan teman di sekolahnya Geoval Fikri Premadana kini semakin paham apa yang harus dilakukan jika sekonyong-konyong terjadi bencana. Termasuk gempa bumi, mereka hafal pertama harus melindungi kepala dengan sesuatu disekitarnya, masuk ke kolong meja sampai dengan berlari keluar dari ruangan.

Salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang difasilitasi BPBD Provinsi Jawa Timur kini direalisasikan BPBD Kabupaten Pacitan di SLB YKK Pacitan. “Karena anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak sama terhadap materi kebencanaan,” kata Diannitta Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan hari ini (25/10).

Dian mengaku pemahaman terhadap bencana baru pertama kali masuk ke ranah ini, dengan berbagai tantangan mulai dari penyampaian materi yang harus dibantu penerjemah dan lain sebagainaya membuat waktu pelaksanaan hingga tiga hari lamanya.

Karena BPBD sangat paham untuk menciptakan sekolah yang aman dan tangguh terhadap bencana harus di dukung dengan lingkungan, manajemen dan infrastruktur yang mendukung. “Manajemen kebencanaan sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan, mengingat pada jam sekolah, anak-anak adalah tanggungjawab sekolah,” tambah dia.

Hingga hari akhir pelaksanaan Dian mengaku materi dapat diserap murid hingga 85 persen. Namun ia gundah, pasalnya sebagian sarana dan prasarana belum mendukung sepenuhnya, baik dari pintu yang sempit dan belum maksimalnya jalan khusus untuk korsi roda.

Kalimat senada juga disampaikan Totok Handoyo sebagai Kepala Sekolah SLB YKK Pacitan, 87 peserta didiknya memang harus mendapat perhatian terhadap kebencanaan, apalagi ia sadar sekali kondisi geografis Kabupaten Pacitan. “Sekiranya pemda maupun pusat memperhatikan fasilitas-fasilitas kami demi keselamatan, karena bencana dapat terjadi kapan saja,” harap Totok.

Heni Purwati juga merasa senang dengan pelatihan ini, wali murid salah satu siswa tersebut mengaku baru pertama memperoleh materi kebencanaan, sebelumnya yang ia hanya menarika anaknya saat terjadi gempa kini lebih tahu apa yang harus dilakukan. “Kalau bisa kegiatan ini juga dilaksanakan di tempat dan kesempatan lain,” harap Dia. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat