Berita terbaru

Pengentasan Pengangguran Dan Kemiskinan Harus Dimulai Bersama-sama

Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahap 2 Balai Latihan Kerja (BLK) Pacitan dibuka langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji), sebanyak 128 peserta dari delapan program pelatihan tersebut digadang-gadang menjadi tenaga profesional atau wirausaha baru yang siap berkompetisi mengikuti perkembangan zaman.

Mas Aji dalam sambutannya mengatakan, komitmen mengurangi pengangguran dan kemiskinan harus diawali dengan semangat pemerintah dan masyarakat itu sendiri, selebihnya berbagai program yang dikemas pemerintah pusat maupun pemda dapat dimaksimalkan oleh masyarakat.

“Setelah selesai (mengikuti program pelatihan) saya harap adik-adik benar-benar bisa mempunyai kemampuan yang mumpuni, dan siap kerja atau berwirausaha menciptakan lapangan kerja baru,” kata Bupati, pagi ini (08/06).

Sementara itu dari 2 Miliar dana APBN yang digelontorkan pemerintah untuk BLK dalam setahun dapat meluluskan setidaknya 400 peserta dari berbagai program yang ditawarkan. Pada tahap akhir BLK Pacitan juga membuka kembali pelatihan, tepatnya Agustus mendatang.

Selain mendapat ilmu dan keterampilan, para peserta juga memperoleh berbagai fasilitas seperti seragam praktik, seragam olahraga, makan siang bahkan uang transport. (DiskominfoPacitan).

Bupati: Butuh Penanganan Jangka Pendek, Menengah Dan Jangka Panjang Untuk Kekeringan

Bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Donorojo, air bersih kerap menjadi persoalan. Kecamatan yang berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah itu hampir setiap kemarau melanda sebagian besar wilayahnya mengalami kekeringan.
“Donorojo ini sudah ditunjuk sebagai kawasan karst dan sebenarnya kawasan karst itu teorinya miskin air di atas tapi kaya sumber air di bawah,” terang Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat kunjungan kerja di wilayah Kecamatan Donorojo, Senin (07/06).
Dihadapan para kades yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Donorojo, Mas Aji memahami betul yang menjadi persoalan sebagian besar masyarakat di wilayah Pacitan barat itu. Air bersih menurutnya menjadi permasalahan mendasar yang harus dicarikan penyelesaianya.
Mantan legislator itu juga sadar jika menemukan sumber air dengan debit besar bukanlah perkara mudah. Perlu ada perencanaan yang matang agar tidak menjadi program yang sia-sia. Guna menjawab persoalan tersebut tandas bupati, harus ada penanganan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Seperti yang sudah dilaksanakan sejauh ini, penanganan jangka pendek adalah dengan melakukan droping air bersih. Sedangkan untuk jangka menengah perlu adanya bak tampungan yang berfungsi sebagai penampung air saat hujan. Meski persediaan bak penampung hanya cukup untuk kebutuhan dasar namun cara ini cukup efektif. Sedangkan untuk penanganan jangka panjang perlu adanya eksplorasi sumber-sumber air alam yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Dan yang tidak kalah penting adalah konservasi sumber air.
“Jika bisa dipastikan ada sumber air dengan debit besar kenapa tidak. Tapi jika sudah dibiayai banyak-banyak tapi ternyata hasilnya tidak ada maka akan sia-sia,” sambungnya.
Sebelum silaturahmi dengan FKKD, Mas Aji beserta istri, Efi Suraningsih terlebih dahulu mengunjungi warga-warga kurang beruntung di wilayah Kecamatan Donorojo. Selain untuk mengetahui kondisi secara langsung, Mas Aji juga menyerahkan sejumlah bantuan. (Humas Pacitan)

Harus Upgrade Kemampuan Mitigasi Bencana

Besarnya potensi bencana alam di Kabupaten Pacitan menuntut seluruh komponen yang ada di bumi Wengker Kidul ini waspada. Bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah serta relawan, masyarakat juga harus memperkuat diri dengan kesiapsiagaan menghadapi resiko bencana alam.
“Pacitan sudah terkenal berpotensi sekali dengan berbagai bencana alam dan kita punya semuanya dan biasanya begitu dibalik keindahan yang luar biasa maka tersimpan potensi bencana yang luar biasa pula,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Minggu (06/06).
Penegasan orang nomor satu di Pacitan disampaikannya saat membuka Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana (water rescue) BPBD Kabupaten Pacitan di Pantai Pancer Door. Kepada puluhan peserta pelatihan Mas Aji berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan berkala demi meningkatkan kemampuan para agen dalam menghadapi reaiko bencana.
“Hal seperti ini perlu untuk mengupgrade kemampuan dan kesadaran bersama tentang pentingnya mitigasi bencana,” imbuhnya.
Melihat besarnya potensi bencana alam di Pacitan mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi bahkan hingga tsunami bupati memandang perlunya dibentuk relawan atau agen kebencanaan yang spesifik. Bahkan jika perlu secara berkala mendatangkan spesialis ahli dibidang kebencanaan untuk melatih para relawan atau agen kebencanaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana (water rescue) BPBD Kabupaten Pacitan diikuti oleh Tim Reaksi Cepat (TRC), Pusdatin, tenaga teknis dan agen kebencanaan. Dalam pelatihan ini para peserta mendapat tori dan praktek pencegahan dan mitigasi tentang tsunami dan water rescue. (humas Pacitan/Diskominfo)

Cukup waspada dan jangan panik.

Sesuai rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di selatan Jawa. Terkait informasi tersebut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menghimbau masyarakat agar tetap tenang namun waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Secara ilmiah wilayah perairan Pacitan memiliki potensi gempa dan tsunami. Hal ini di karenakan berdekatan dengan lempeng Indo-Australia. Meski begitu sejauh ini belum ada teknologi yang mampu meramalkan kapan gempa tejadi. Yang terpenting yaitu budayakan mitigasi dan pengurangan resiko bencana.

“Belum ada alat yang bisa mengukur terkait kapan terjadinya bencana, tapi tenang dan waspada,” katanya, disela-sela meninjau di pesisir Pantai Pancer Dor , Jumat (4/6/2021).

Meski begitu, Pemkab Pacitan selain tetap mempersiapkan jalur-jalur evakuasi untuk mengantisipasi hal terburuk terjadi, dengan memanfaatkan perbukitan yang ada juga gencarkan sosialisasi kepada masyarakat.

“Kita harus melihat dulu. Misalkan adanya potensi tsunami kita mempunyai salter perbukitan, jadi yang kita lakukan menyiapkan jalur dan mengedukasi masyarakat,” terangnya.

Sementara Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianita Agustinawati, berharap masyarakat tidak terpicu dengan informasi yang dapat memprofokasi alias tidak benar.

“Jadi harus bisa membedakan potensi dan prediksi. Memang Pacitan mempunyai potensi gempa dan tsunami, tapi kalau prediksi kapan itu terjadi sampai saat ini belum ada ilmuan atau alat bisa mendeteksi,” jelasnya. (Diskominfo Pacitan)

https://youtu.be/t2wF9hJ1Qiw

     

Bupati Pacitan Tutup Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun 2021

Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Pacitan resmi ditutup Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Upacara penutupan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten. Sebanyak 30 peserta telah menjalani pelatihan selama 91 hari dalam rangka peningkatan kompetensi dan sumber daya aparatur pemerintah.

Dalam penyusunan jenjang prestasi peserta pada sidang penetapan nilai kelulusan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur Di Surabaya, dari 30 peserta diklat semua dinyatakan lulus dengan predikat 5 orang sangat memuaskan dan 25 lainya memuaskan.

“Selaku pimpinan daerah saya ucapkan selamat kepada alumni PKA yang telah berhasil dengan baik. Semoga ilmu yang diperoleh menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi managerial tapi juga mampu menunjukan kinerjanya dalam memimpin perubahan di tempat kerjanya,” kata Bupati, Jumat (04/06).

Dalam pelatihan kepemimpinan lanjut Bupati, pembentukan kompetensi managerial dan pemimpin perubahan merupakan hal penting untuk dilakukan. Mengingat pejabat administartor memiliki peran menentukan dalam melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi sesuai kapasitas dan kewenangan. Semua itu demi mewujudkan sebuah pelayanan prima kepada masyarakat.

Sudah menjadi tekad bersama bahwa aparatur pemerintah merupakan pelayan masyarakat yang senantiasa memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu, aparatur pemerintah dituntut untuk bertindak profesional memberikan kemudahan kecepatan serta ketepatan waktu sesuai SOP yang ditetapkan.

 

Produk Aksi Perubahan Lulusan PKA Jangan Hanya sebatas Retorika Laporan

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai dalam sambutannya meyakini bahwa produk aksi perubahan yang dilakukan para peserta PKA adalah bagian ihtiar para peserta ASN yang ingin melakukan perubahan, yaitu melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami yakin tujuan ASN ini adalah niat yang suci mereka ingin meningkatkan kopetansi ASNnya didalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat, serta membantu Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan visi dan misinya, ” ungkapnnya.

Oleh karena itu, lanjut Aries dirinya berharap kepada seluruh peserta yang lulus dalam PKA ini, agar seluruh aksi perubahan yang dilakukan, inovasi yang sudah dibuat tidak hanya sebatas retorika laporan seminar belaka.

“Aksi perubahan dan inovasi yang dibuat harus diwujudkan secara langsung di dalam implementasi kegiatan sehari-hari, wujud Pelayanan Prima dari masyarakat yang diinginkan adalah bagaimana ASN terjun langsung ditengah-tengah masyarakat, tidak hanya duduk sebagai adminitration, tapi bagaimana memberikan layanan langsung kepada masyarakat,” tandasnnya.
Kedepannya, pihaknya akan mengundang 5 predikat terbaik untuk menjadi narasumber di BPSDM Jawa timur. “Kedepan, mereka akan kita undang dan wajib memberikan paparan secara nasional dari lingkungan BPSDM Jawa Timur untuk menyampaikan polling aksi perubahan yang dilakukan, sehingga seluruh lulusan dari Propinsi Jawa Timur dari kabupaten/Kota di Jawa Timur dapat disaksikan oleh seluruh BPSDM seluruh Indonesia,” pungkasnnya. (Diskominfo/HumasPacitan)