Wisatawan benar-benar dihimbau untuk tidak berkunjung ke area kosong antara pantai Pancer Door dan pantai Teleng Ria atau belakang arena Pacuan Kuda. Titik kosong tersebut selain tidak ada penjagaan ternyata dibawahnya terdapat pusaran air bawah yang cukup membahayakan wisatawan yang berkunjung lalu tiba-tiba berenang. “Perenang profesional saja bahaya berenang disitu,” ujar T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan kepada Diskominfo, Usai melaksanakan pemasangan rambu tanda bahaya, bersama Polres Pacitan yang memasang Police Line di sepanjang lokasing tersebut. Rapat koordinasi bersama jajaran terkait tersebut dilakukan usai adanya 2 korban meninggal asal Jombang, akibat memaksakan diri berenang di area kosong tersebut. kemarin Sabtu (27/12/19). Andi melanjutkan pemasangan rambu peringatan itu saat ini hanya bersifat sementara, ke depan pihaknya akan memasang tanda yang bersifat permanen. “Makanya kita tidak kembangkan karena daerah tersebut sangat berbahaya untuk dikunjungi,” pungkasnya. (timDiskominfoPacitan).
Satu ajang bergengsi bagi para kaum milenial di Kabupaten
Pacitan kembali dilaksanakan Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora)
Pacitan. Guna melanjutkan visi dan misi memajukan kepariwisataan di dalam
nuansa Gala Night Kethuk Kenang 2019. Juga demi mengemban satu nama besar
Pacitan Paradise Of Java.
Disparpora Pacitan mengemas ini begitu spesial. Spektakuler,
karena digelar di Alun-alun Kota Pacitan sekaligus menjadi pembuka rangkaian
Gelar Kreasi Seni Produk UMKM Dan IKM Yang juga akan dimeriahkan artis yang
lagi naik daun Denny Caknan.
Duta wisata yang terpilih setahun kedepan akan memikul tugas
berat, utamanya mengembangkan dan memajukan kepariwisataan yang dipunyai
Pacitan, baik melalui program kerja dari Disparpora maupun inovasi yang mereka
miliki.
Kadis Disparpora sekaligus Ketua Panitia Kegiatan, T. Andi
Faliandra pada sambutannya menyampaikan pemilihan kegiatan bergengsi ini telah
dimulai sejak bulan September lalu. Menyaring muda-mudi terbaik dari 12
kecamatan, yang nanti akan menyisakan 6 Kenang dan 6 Kethuk. “Nanti akan
mengembangkan seni, budaya dan tentu pariwisata Pacitan,” katanya kemarin
malam (29/12/19).
Bagi Guntoro dan Avi Vivilana
Kethuk Kenang 2018, setahun masa jabatannya mereka habiskan untuk promosi
dengan memanfaatkan sosial media (Medsos). Tugas terberat yang tidak ada
habisnya adalah mengenalkan pariwisata Pacitan kepada generasi muda. “Supaya
mereka juga turut menjaga dan ikut promosi,” kata Avi dan Guntoro usai mereka
berpamitan.
Dari seluruh rangkaian penilaian, akhirnya Kenang finalis
atas nama Ferdytian Yogi dan Kethuk Novika Mei One Saputri terpilih menjadi
Duta Wisata 2019. Kepada Diskominfo Pacitan mereka mengatakan secepatnya akan
memviralkan satu demi satu seni, budaya dan pariwisata Kabupaten Pacitan. “Kami
juga akan menggelar sharing untuk menambah pengetahuan terhadap kepariwisataan
kepada semua pelaku wisata,” terang mereka.
(budi/Rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Polisi Resor Pacitan (Polres Pacitan) berinovasi dalam
rangka melayani masyarakat dengan meluncurkan Aplikasi Gaspol (Kegiatan Sambang
Polisi Pelayanan Polres Pacitan). Layanan berbasis TI ini nantinya akan
memudahkan masyarakat mulai surat kehilangan, laporan, saran maupun pengaduan,
informasi pelayanan kepolisian bahkan pelayanan SIM, pajak ranmor, SKCK.
Kapolres Pacitan, AKBP Sugandi mengatakan hal tersebut
sebagai langkah awal untuk memicu investasi dan menambah lapangan pekerjaan
sesuai dengan arahan Presiden. “Target besar bagaimana pelayanan publik
mudah, murah dan cepat. Dengan mengandalkan teknologi informasi yang dapat
dijangkau seluruh masyarakat,” kata Sugandi saat Launching Gaspol di
gedung Karya Dharma hari ini (27/12/19).
Dengan menggandeng Dinas Komunikasi Dan Informatika
Kabupaten Pacitan (Diskominfo Pacitan) aplikasi Gaspol dapat langsung digunakan
oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan dengan tampilan Website maupun di
download melalui Playstore yang mudah dimengerti semua kalangan dan usia. “Nanti Polsek-Polsek terlibat,
supaya menjadi pelayan hingga pelosok-pelosok desa,” lanjut Sugandi.
Seperti Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Layanan Secara
Elektronik Kabupaten Pacitan (Wadule Pacitan) yang dapat berinteraksi langsung
dengan masyarakat melalui kritik dan saran. Gaspol selanjutnya diharap bisa
bersinergi dengan instansi lain untuk memaksimalkan laman yang telah dibangun
itu.
Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi langkah Polres
tersebut, mengingat Gaspol mampu menambah khasanah pelayanan yang cepat di
kabupaten Pacitan, apalagi jika mau kembali pada tiga prinsip sebuah negara,
yakni menciptakan keamanan dan ketertiban, kesejahteraan, dan penengah jika
terjadi perselisihan.
Di era disrupsi ini Bupati menegaskan bahwa seluruh instansi
pemerintahan harus cepat dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Itu
terbukti dengan dibentuknya SMS Center pada tahun 2012, sebagai cikal bakal
Wadule Pacitan. Dan disempurnakan dengan berdirinya LikIn (Aplikasi
Terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pacitan) dibawah Diskominfo Pacitan.
“Inilah komitmen kami dalam melayani masyarakat dengan
informasi yang kami sampaikan,” kata Bupati. diluncurkannya Gaspol tentu
merupakan capaian yang luar biasa Polres Pacitan untuk pelayanan terbaik
seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pacitan tanpa terkecuali.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Di Kabupaten Pacitan pemeluk agama non muslim hanya sekitar
2 persen dari jumlah total masyarakat yang ada, namun itu tidak membuat mereka
merasa tidak nyaman dan terganggu. Mereka dapat hidup berdampingan, dapat
melaksanakan semua kegiatan termasuk saat perayaan Natal yang dilaksanakan hari
ini (25/12/19).
Usai perayaan natal di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di
kelurahan Pacitan Pendeta Suwandi mengaku, semua elemen masyarakat dan
pemerintahan begitu perhatian untuk segala kegiatan peribadatan agamanya.
“Kami mendapat perhatian dari semua unsur dari
bapak-bapak pengaman baik Polisi, TNI dan Satpol PP. Mereka selalu berada di
tengah-tengah kami,” katanya lega.
Pada perayaan Natal ini pemeluk Nasrani mengambil tema
“Hidup adalah sahabat bagi semua orang”. Tema tersebut dinilai
semakin memantapkan kota seribu satu goa ini dalam perbedaan, tidak sedikitpun
mengurangi adem ayem dan tentram yang menjadi ciri khas masyarakatnya.
Di Hari sebelumnya (24/12/19), Bupati Pacitan Indartato
melaksanakan Patroli Motor bersama unsur TNI dan Polri. Sinergitas tersebut
sangat perlu diadakan untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat perayaan natal
dan tahun baru.
Dari rilis laman Humas Pemkab Pacitan Indartato melaksanakan
patroli hingga Kecamatan Punung, meninjau langsung gereja yang ada di sana.
“Pacitan harus tetap kondusif di semua momentum,” tutur Indartato.
Sementara Kepala Kementerian Agama Pacitan Muhammad Nurul
Huda mengatakan, di Pacitan tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas
semua dapat hidup berdampingan tanpa adanya gesekan yang berarti. “Kami
merupakan wadah bagi seluruh agama,” ujar Huda.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Rich dan keluarganya enggan menyia-nyiakan kesempatan libur panjang Natal dan tahun baru cukup di negaranya Belanda.
Ia, Ibu Koen Hariga dan adik-adiknya lebih memilih berjalan-jalan ke Indonesia selama 20 hari, salah satunya menikmati indahnya pantai di Kabupaten Pacitan.
“Aku dan keluarga sangat menikmati segalanya disekitar selama disini (Pacitan),” kata Rich usai di translate ke bahasa Indonesia saat diwawancara di salah satu cafe (24/12/19).
Ditanya soal kemajuan kepariwisataan Pacitan, ia mengaku tidak banyak yang harus perbaiki, karena Rich yang bekerja di jasa konstruksi tersebut sudah cukup mengagumi keasrian Pacitan. “Kita datang kemari karena disini masih alami,” lanjutnya yang memiliki nama panjang Rich Haringa itu.
Keluarga tersebut mengaku enggan cepat-cepat meninggalkan Pacitan, selain masih banyak destinasi wisata yang belum dikunjungi Rich sangat menikmati keramahtamahan masyarakatnya. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).