Menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah, melalui
Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemda Pacitan menggelar Pengajian Bersama.
Ngaji bareng ini dijadwalkan setiap Senin pagi tersebut
bertujuan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pacitan dapat memaknai
kehadiran bulan Ramadan, para pegawai dapat mengambil hikmah puasa dan ibadah
lain.
Sehingga sehingga selain
menambah ketakwaan kepada Tuhan, juga semakin meningkatnya semangat
menjadi pelayan masyarakat. (DiskominfoPacitan)
Keunikan Pantai Buyutan diakui semua orang karena karang
yang menjulang menyerupai mahkota, konon beredar kisah di antara masyarakat
sekitar bahwa batu tersebut merupakan mahkota dari Dewa Narada salah satu tokoh
pewayangan. “Ketika Narada terbang mahkotannya terjatuh, sehingga menjadi
karang itu,” Ujar Markum warga sekitar kemarin (09/05/19).
Buyutan merupakan pantai pasir putih dengan batuan karang
dan berombak besar karena menghadap langsung ke Samudra Hindia. Pantai Prawan
ini beralamat di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo. Satu kompleks dengan Pantai
Banyu Tibo dan Pantai Kijingan, sebelah barat adalah Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah.
Panorama yang alami menjadikan pantai ini sebagai pilihan
saat menikmati akhir pekan atau pun libur panjang saat lebaran, dengan tiket
masuk yang relatif terjangkau, pengunjung dapat sepuasnya menikmati keindahan
Pantai Prawan ini lengkap dengan eksotisnya batu Narada serta sunset yang
kuning keemasan. (aditya/pkl/bd/ryt/wr/DiskominfoPacitan).
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pacitan berupaya
menciptakan angkutan lebaran 2019 yang aman, tertib dan selamat. Salah satu
kiatnya dengan membuka pelayanan kesehatan gratis bagi awak angkutan umum
khususnya Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP).
Kepala Dishub Wasi Prayitno menyampaikan pos yang berada di
Terminal Pacitan tersebut hingga 15 hari Ramadhan hanya buka 2 jam saja, yakni
pukul 08:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB. Sisanya hingga 15 hari lebaran akan
melayani Full 24 jam.
“Kita gandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan dengan
menerjunkan PSC atau Public Sefety Center supaya para awak angkutan benar-benar
dalam kondisi prima, juga kita dapat mengetahui sejak dini jika ada awak yang
sakit,” ujar Wasi dikantornya kemarin 09/05/19.
Pihaknya mengaku ide tersebut merupakan hasil koordinasi
antara Dishub dengan Dinkes demi mencitakan mudik 2019 dan wisata yang aman di
Pacitan. “Puluhan ribu pemudik baik warga Pacitan dan wisatawan bisa menikmati
perjalanan dan liburannya dengan aman, selamat dan nyaman, dengan syarat mereka
harus tertib dan sehat,” kata Dia
Sementara itu berbagai langkah lain juga dilaksanakan Dishub
Pacitan, seperti koordinasi dengan dinas terkait di tingkat Bakorwil,
ditindaklanjuti ke tingkat Provinsi. Selanjutnya rapat kembali di tingkat
kabupaten.
“kita juga menerapkan arahan dari Kementerian Perhubungan
dan Dinas Perhubungan Provinsi tentang angkutan lebaran dan angkutan liburan
sekolah. Khusus liburan sekolah kami ditekankan untuk berkomunikasi dengan
Dinas Pendidikan agar ditindaklanjuti ke masing-masing sekolah, agar sekolah
tidak mengejar harga, namun mengutamakan faktor keselamatan,” tambahnya.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Masyarakat sekitar menyebutnya “Gunung Tompe” atau kerap
dikenal “Bukit Bara-Bare” perbukitan indah melihat terbitnya sang surya dari
balik cakrawala yang kuning keemasan dari Desa Tamanasri, Pringkuku sekitar 40
kilometer arah barat dari pusat Kota Pacitan.
Siapa pun akan takjub
dengan pemandangan tersebut, tak terkecuali Luki Hermansyah, yang mengaku
jauh-jauh dari Kecamatan Tegalombo untuk mengabadikan Sunrise Tompe. “Kita hobi
foto, buat kita pamerkan di IG (Instagram),” ujarnya.
Agar sampai di lokasi
ada sedikit tantangan, pasalnya selain harus naik turun bukit, sepanjang 10
kilometer aspal mengalami rusak ringan. Sementara agar mendapatkan momen
Sunrise terbaik pengunjung harus berangkat sekitar jam 3 pagi.
Tapi semua kesulitan
itu akan segera terbayar usai sampai di lokasi dan menyaksikan langsung
semburat matahari pagi, di bawahnya tampak Kecamatan Arjosari dikepung bukit
yang indah lengkap dengan kabut yang menyelimutinya.
(aditya/pkl/bd/ryt/wr/DiskominfoPacitan).
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo menegaskan
bulan Mei Kabupaten Pacitan telah memasuki musim kemarau. “Berdasar pantauan
kami secara berkala,” kata Dia dikantornya (07/05/12).
Namun ia mengaku meskipun kemarau datang, tapi beberapa
kecamatan terpantau turun hujan atau biasa disebut hujan kiriman yang
disebabkan pergerakan awan dan kelembaban udara, yang dimungkinkan berlangsung
hingga Juni mendatang.
Beberapa titik kawasan Karst yang paling berpotensi
kekeringan seperti bagian barat Pacitan yakni, Pringkuku, Punung dan Donorojo
untuk meningkatkan kewaspadaannya. “Mengingat kemarau dipastikan berlangsung
hingga September, cukup panjang,” himbau Didik.
Mengantisipasi krisis air bersih yang biasa terjadi maka
pihaknya telah melakukan berbagai langkah, diantaranya melakukan identifikasi
informasi perubahan manajemen pengelolaan air dari dinas terkait di wilayah
tersebut.
BPBD juga melakukan kesigapan dengan menentukan titik
sasaran serta menyiapkan seluruh armada dan petugas. “30 tenaga kita sudah
Ready dengan 5 kendaraan, kira-kira kita bisa melaksanakan 300 sampai dengan
400 kali droping air bersih,” papar Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).