Berita terbaru

Doa Bersama Dari Pacitan Untuk Indonesia

Kamis Malam 15/03/18 kemarin, diadakan lantunan doa dan sholawat. Walaupun ini acara pertama yang dilaksanakan di tribin alun-alun Kabupaten Pacitan,walaupun disertai gerimis akan tetapi tidak menyurutkan niat ratusan santri dari Ponpes yang berada disekitaran Kabupaten Pacitan diantaranya Ponpes Tremas, Ponpes Kikil serta Ponpes Nahdlatussubban dan dihadiri juga oleh Bupati Indartato serta di hadiri juga oleh Ketua tanfidziah PCNU Pacitan KH.Mahmud.

Tim Diskominfo

Pengembangan Kemampuan dan Pembentukan Karakter Bangsa Dari Pendidikan.

Ratusan undangan antusias mengikuti pelatihan yang akan dilaksanakan selama dua hari

Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan menggelar agenda pelatihan bagi pendidikan untuk memenuhi standar kompetensi (workshop pengembangan sekolah) dan penguatan pendidikan karakter. Acara ini dilaksanakan tanggal 13/03/2018 dan bertempat di Gedung Karya Dharma Kabupatem Pacitan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Pacitan didampingi Pejabat Lingkup Kabupaten, serta hadir sebagai narasumber rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, Pengawas TK dan SD se-Kabupaten Pacitan, Korwas dan Pengawas SMP, pejabat lingkup Dinas Pendidikan.

Dasar kegiatan ini tercantum dalam UU no 20 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kamampuan serta membentuk karakter dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan bisa menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. “Kami berharap generasi muda penerus bangsa bisa menggantikan kita semua dengan lebih baik. Dan kami juga berharap kepala satuan pendidikan dari setiap jenjang TK, SD, SMP bisa memahami konsep arah serta landasan hukum yang dipimpinnya” tutur Yudi Sumbogo mewakili Bupati Indartato berharap pada seluruh elemen pendidikan.

Sesuai UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa seluruh pendidikan formal maupun non formal dan informal diharapkan bisa saling melengkapi.

(Budi/Riyanto/Diskominfo)

14 Maret 2018 WADULE Resmi Diluncurkan

Diharapkan dengan adanya WADULE (Wadah Aspirasi dan Pengaduan Layanan secara elektronik Kabupaten Pacitan ) menjadi sarana Aspirasi Warga Pacitan sehingga Pemerintah Kabupaten Pacitan. Dapat sukses dalam pembangunan di segala sektor.

Tim Diskominfo Pacitan

Jaring Aspirasi, Pemkab Pacitan Luncurkan Aplikasi Wadule Pacitan

Pacitan – Bupati Pacitan Indartato mengatakan pelayanan publik yang baik merupakan kewajiban seorang pemimpin. Hasil kebijakan publik, lanjut bupati yang sudah menjabat dua periode ini, dapat dilihat dari transparansi, akuntabilitas, dan kinerjanya.

Saat peluncuran aplikasi Wadule Pacitan (Wadah Aspirasi dan Pengaduan Layanan secara Elektronik Kabupaten Pacitan) di pendopo kabupaten, Rabu (14/3/2018) siang bupati menjelaskan secara nyata keberhasilan kinerja pemerintah mewujud dalam tiga indikator. Di antaranya berupa Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, dan kondisi masyarakat sebenarnya.

“Hasil kebijakan publik ini adalah bagaimana pemerintah dapat melayani rakyat sehingga kehidupan mereka bisa lebih baik,” tandasnya. “Syaratnya adalah kerjasama dan saling terbuka,” kata Pak In.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Widy Sumardji menambahkan aplikasi ini merupakan sarana menyampaikan kritik, saran, masukan, usulan, maupun keluhan masyarakat terhadap layanan pemerintah.

“Dilatarbelakangi keinginan Pak Bupati untuk mendengarkan apa saja yang butuhkan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan,” terang Widy berbincang dengan Radio Suara Pacitan.

Sebelumnya, lanjut Widy, organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipimpinnya sudah menempuh berbagai cara guna mewadahi suara publik. Mulai pemanfaatan SMS centre hingga kegiatan tatap muka dengan masyarakat. Kegiatan terakhir sering dilakukan langsung pimpinan daerah melalui kunjungan kerja maupun forum Konsultasi Publik.

Kehadiran sistem pengaduan berbasis teknologi informasi, terang mantan Kepala Dinas Perhubungan ini, bertujuan melengkapi layanan lain yang sudah ada sebelumnya. Terlebih pemanfaatan smartphone merupakan keniscayaan bagi generasi milenial.

“Fasilitas SMS Centre tetap kami pertahankan. Nantinya laporan yang masuk akan diintegrasikan dengan website maupun layanan lain melalui media sosial. Semua akan dipadukan dalam aplikasi Wadule Pacitan ini,” tambahnya.

Widy mengakui forum serap aspirasi berbentuk tatap muka memiliki keterbatasan. Ini terutama berkaitan dengan minimnya waktu yang tersedia. Di pihak lain banyak warga masyarakat yang ingin menyampaikan uneg-uneg. Karenanya, aplikasi daring ini diharapkan menjadi alternatif bagi mereka yang suaranya belum tersampaikan.

“Jadi bukan hanya informasi berupa tulisan, masyarakat juga dapat melengkapi laporannya dengan foto yang fiturnya sudah tersedia di aplikasi,” ujar Widy.

Perlu diketahui, aplikasi Wadule Pacitan dapat diunduh di Playstore. Setelah dipasang di smartphone, pengguna dapat langsung memanfaatkannya dengan terlebih dahulu melakukan login. Sebagai bentuk pertanggungjawaban sebelum menyampaikan laporan, pengguna diminta memasukkan alamat email dan nomor telepon. (PS/RSP)