Berita terbaru

Ziarah makam dan pengajian awali kegiatan HUT Kopri ke 46 di Pacitan

Peringatan hari Korpri ke-46, Korpri Kabupaten Pacitan mengadakan beberapa kegiatan. Kegiatan diawali dengan Ziarah Makam Pahlawan yang di pimpin langsung oleh Sekretaris Daerah, Suko Wiyono beserta rombongan melakukan tabur bunga.

Kegiatan dilanjutkan dengan pengajian yang dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439H yang dilksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan hari ini, Jum’at 17 November 2017. Acara Tausyiah ini diisi opeh Ustadz Sutrisno dari Ponpes Kikil Arjosari. Segenap anggota Korpri lingkup Kabupaten Pacitan hadir dalam kegiatan ini. Dalam acara tersebut turut hdir Bupati Pacitan beserta ibu Indartato selaku penasihat Dharma Wanita Kabupaten Pacitan.(ag/Ryt/wir)

Bupati: Gotong Royong Modal Besar Pembangunan

Arjosari – Infrastruktur masih menjadi keluhan  bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Pacitan. Hal ini tercermin saat Bupati Indartato melakukan kunjungan dalam rangka tilik warga Grindulu Mapan, Kamis (16/11) diwilayah Kecamatan Arjosari.

Hampir semua desa yang dikunjungi orang nomor satu di Pacitan itu menyuarakan hal serupa. Yakni perbaikan dan pemenuhan sarana dan prasarana umum. Terutama akses jalan sebagai penunjang roda perekonomian.

” Apa yang disampaikan masyarakat melalui bapak kepala desa itu benar untuk menguatkan ekonomi rakyat salah satu syaratnya adalah terpenuhinya akses jalan yang baik,” ujar bupati.

Hanya saja menurut Bupati Indartato, masukan masukan tersebut akan dipertimbangkan kembali mengingat terbatasnya anggaran. Selain itu tidak semua persoalan menjadi tanggungan pemerintah Kabupaten. Pemerintah Desa juga memiliki tanggung jawab sesuai dengan kewenangannya.

Selain itu, gotong royong tandas bupati, juga menjadi modal besar untuk pembangunan. Kearifan lokal yang merupakan Warisan luhur ini menurutnya masih terjaga dengan baik.

Dalam kesempatan berkunjung di Desa Mlati Kecamatan Arjosari Bupati Indartato menyaksikan warga melakukan gotong royong melebarkan jalan desa. Pelebaran itu sendiri harus melalui lahan dan pekarangan warga. Ada satu rumah yang kebetulan pemiliknya adalah warga kurang mampu. Namun, karena besarnya jiwa kebersamaan warga tersebut merelakan pekaranganya untuk fasilitas umum.

” Ini bukti masyarakt Pacitan masih memiliki jiwa kebersamaan serta budaya gotong royong yang baik,” katanya lagi.

Tilik warga Grindulu Mapan diwilayah Kecamatan Arjosari meliputi 5 desa. Yakni Desa Arjosari, Desa Mlati, Desa Sedayu, Desa Pagotan serta Desa Kedungbendo. Dalam kesempatan itu pula Bupati menyerahkan sejumlah bantuan berupa paket sembako serta Restrada kepada warga kurang mampu. (Riz/PS)

Ribuan Pelajar Hadiri Pameran Dalam Rangka HUT Brimob ke-72

Sejumlah peralatan dan senjata milik satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Jatim di Pamerkan di Alun-alun kota Pacitan, Rabu 15 November 2017. Ribuan pegunjung yang terdiri dari Pelajar,mulai TK sampai pelajar SLTA serta masyarakat umum memadati Alun-alun kota pacitan. Mereka sangat antusias untuk melihat secara langsung pameran alutsista tersebut. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Bupati Pacitan Indartato,anggota Forkomida,Komandan Satuan (Dansat ) Brimob Polda Jatim Komisaris Besar (Kombes) Polisi Totok Lesdianto, Kapolres Pacitan AKBP Suhandana Cakrawijaya. “Siapa tahu suatu saat nanti ada anak kita mampu menggantikan kita (Menjabat Disini)” Ucap Bupati Pacitan Indartato pada waktu pameran alutsista.

Dalam kesempatan tersebut di pamerkan mulai dari Anti Terror, senjata Sniper, senjata jenis tempur (Pistol Glock, senapan Taktis Styer, senapan serbu jenis AK) maupun senjata organik yang lain serta perlengkapan untuk pendobrakan. Kemudian Ada juga robot penjinak Bom, selain itu juga membawa serta perlengkapan dan perlatan untuk digunakan penanganan huru-hara atau kerusuhan. Antara lain senjata penembak gas air mata dan pakaian pelindung.

Seluruh perlengkapan yang dimiliki pasukan elite Brimob tersebut di pamerkan secara terbuka kepada masyarakat Pacitan. Sehingga masyarakat dapat secara langsung melihat maupun berfoto dengan peralatan milik Kepolisian tersebut. Dalam acara ini respon masyarakat sangat bagus sekali dengan terlihat membludaknya stand Alutsista oleh pegunjung.

Acara ini dilaksananakan bertujuan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat,dengan kata lain supaya tidak ada jarak antara Polisi secara umum maupun Brimob secara khusus. Juga dalam rangka peringatan ulang tahun Brimob yang ke 72 tahun. Pada kesempatan pameran tersebut masyarakat pacitan juga di perbolehkan menaiki mobil Barracuda mengelilinggi alun-alun kota Pacitan.(Wan/Ryt)

Selamat Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53: Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku

Jakarta 12/11/2017 – Suasana car free day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta hari ini, Minggu, 12 November 2017 terasa lain dari akhir pekan biasanya. Lebih kurang 10 ribu orang yang berasal dari jajaran kesehatan, jajaran Kementerian/Lembaga, BUMN, institusi pendidikan kesehatan, mitra kesehatan, dan organisasi masyarakat telah berkumpul di sekitar Bundaran HI. Dengan tujuan yang sama, yakni menjadikan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati setiap tanggal 12 November setiap tahunnya, menjadi momentum untuk menggaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi semua komponen bangsa di seluruh Indonesia agar dapat melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah berbagai ancaman penyakit.

“Kami ingin agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat secara terus menerus dalam kehidupan sehari- hari”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Bundaran HI, Jakarta (12/11).

Puncak peringatan HKN ke-53 dihadiri pula oleh Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla; Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan; Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoly; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo; dan Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara. Sejumlah Kementerian dan Lembaganlain juga turut memeriahkan acara ini dengan mengirimkan utusan masing-masing.

Keluarga Sehat, Indonesia Sehat

Tema HKN ke-53 tahun ini sejalan dengan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang menekankan pada pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan. Lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat. Karena itu, karena itu upaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat adalah dimulai dari lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti Pembangunan Kesehatan sesuai dengan UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009. Guna mendukung program tersebut, Kemenkes telah mengeluarkan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambunganyang berfokus pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Sebuah kenyataan bahwa kesehatan merupakan hal yang utama dan mendasar, dan keberhasilan program kesehatan tidak terlepas dari peran masyarakat dan dukungan lintas sektor terkait, maka terbitlah Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang GERMAS pada 27 Februari 2017. Selain untuk menurunkan penyakit, GERMAS yang diprakarsai oleh Presiden RI ini bertujuan pula untuk menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk sekaligus menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan. Melalui GERMAS, diharapkan agar kerjasama antar sektor dan lintas program menjadi katalisator bagi masyarakat untuk mampu berperilaku hidup sehat, yang pada akhirnya dapat membentuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul, pondasi bangsa Indonesia yang kuat.

Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan pola hidup yang sehat merupakan salah satu wujud dari revolusi mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat. Menjadi mau melakukan langkah kecil perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.

GERMAS mengangkat beberapa aktifitas, antara lain: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal implementasinya, GERMAS secara nasional baru berfokus pada tiga kegiatan sederhana, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Alasannya, tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, serta dapat dilakukan mulai saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar

Peluncuran Maskot GERMAS

Pada puncak peringatan HKN ke-53, Wapres RI didampingi Menkes meluncurkan maskot GERMAS yang bernama Si GABU. Karakternya terinspirasi dari Burung Garuda dengan figur yang menggemaskan namun tetap menggambarkan semangat untuk sehat. Sehingga dengan adanya maskot ini, diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan selalu ingat untuk menerapkan GERMAS. Maskot ini merupakan hasil karya dari anak bangsa, pemenang Lomba Desain Maskot GERMAS yang diselenggarakan oleh Kemenkes beberapa waktu lalu.

Sepeda Tour De Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat

Pada kesempatan yang sama, Menkes juga menyambut para peserta gowes yang mengiringi para pesepeda yang telah berhasil menaklukkan tantangan etape sepeda Tour De Sabang – Jakarta yang telah menempuh jarak 3.000 KM.

Diawali dari titik start yakni titik nol kilometer Sabang pada Sabtu, 14 Oktober 2017 lalu, Tour DeSabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat dibagi menjadi 20 etape yang dikelompokan menjadi 3 group etape, yaitu Group Etape A (Sabang – Tebing Tinggi 935,7 KM), Group Etape B (Tebing Tinggi – Jambi 1.104,7 KM) dan Group Etape C (Jambi – Jakarta 880,7 KM).

Berbagai Aktivitas Sehat Warnai Puncak HKN ke-53

Dimulai dengan kegiatan aktivitas fisik dengan senam bersama, juga ditampilkan senam peregangan secara massal. Senam peregangan ini merupakan salah satu aktifitas yang telah secara rutin diterapkan di lingkungan kantor Kementerian Kesehatan, yakni berupa remainder pada pukul 10.00 dan 14.00 WIB setiap harinya.

Selain itu, diselenggarakan juga karnaval sehat, serta bazaar buah, sayur dan ikan. Terdapat pula tenda pemeriksaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol bagi masyarakat secara gratis.



Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes bersama Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo

Mengentaskan Pendidikan Tidak Bisa Sendirian

Mengentaskan sektor pendidikan tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Namun perlu uluran tangan pihak ketiga. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan gedung SMKN 2 Donorojo sumbangan dari PT. ASTRA Internasional melalui Yayasan Pendidikan Astra Michael D.Ruslim, Rabu (8/11/2017). “Sejak kita dilahirkan, kita tidak dapat bekerja sendirian. Demikian pula dengan bidang pendidikan,” katanya.

Menurutnya, pendidikan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup manusia. Karena akan membentuk manusia yang baik dalam segala hal. Ada dua hal yang menjadi perhatian didalam dunia pendidikan. Yakni akses dan mutu. “Mudah-mudahan apa yang dilakukan PT. ASTRA tetap memberi manfaat ,” harap bupati.

Jika masalah akses telah banyak teratasi, tidak dengan mutu. Khususnya menyangkut jumlah tenaga guru. Untuk guru Sekolah Dasar (SD) negeri misalnya. Saat ini masih dibutuhkan sebanyak 3.727 orang guru. Tetapi baru ada 2.428 guru PNS. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 34 persen.

Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra Michael D.Ruslim, Herawati Prasetyo menjelaskan, sejak tahun 2012 lalu pihaknya telah memberikan bantuan kepada tujuh sekolah di Kecamatan Donorojo. Rinciannya, lima SD, dan SMP serta SMK, masing-masing satu unit. Nilai total bantuan mencapai Rp 35 miliar. “Untuk SMKN 2 Donorojo akan diterapkan pembinaan kejuruan agribisnis pengolahan hasil pertanian (APHP) karena sesuai dengan kecakapan hidup di Kecamatan Donorojo,” jelasnya.

Selanjutnya, para siswa jurusan APHP dipersiapkan mengikuti program teaching factory (TeFa) yang merupakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan siswa. Guna mempersiapkan diri memiliki usaha kecil menengah. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan serta turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan.

Direncanakan pembangunan gedung SMKN 2 Donorojo dilaksanakan maksimal 10 bulan. Sedangkan luas bangunan mencapai 2.142 meter persegi.

Sementara, Kadis Pendidikan Provinsi Jawa Timur Saiful Rahman berharap agar bantuan serupa tidak hanya ada di Kabupaten Pacitan. Karena banyak daerah lain yang tertinggal. “Seperti Bondowoso, Situbondo, dan semua daerah di Madura,” harap dia.

Sesuai progran Gubernur Jatim untuk peningkatan sumberdaya manusia, ditargetkan pada 2019 jumlah siswa yang bersekolah di sekolah kejuruan mencapai 70 persen. “Saat ini baru 65 persen. Utamakan pula kualitas. Sehingga lulusan tidak menjadi penganggguran,” tandas Saiful. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/humaspacitan)