Pandemi Corona; Indartato Dukung Inovasi untuk Pertahankan Status Siaga

Peran individu masing-masing masyarakat sangat penting untuk menghadapi ancaman Corona Virus yang menjadi perhatian seluruh warga dunia akhir-akhir ini.

Indonesia tentu ogah menjadi Cina, Italia atau  Amerika yang menjadi top pasien Covid-19 terbanyak. Jelas, di negara itu seluruh sektor mendapat jatah imbasnya. Mulai ekonomi bahkan nyawa sekalipun.

Cermat menyaksikan itu, Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi seluruh ASN ataupun masyarakat yang berinovasi membantu pemerintah dalam memerangi pandemi ini melalui bidangnya masing-masing, mulai programmer, petugas medis hingga Kepala Desa.

Penghargaan inovator tersebut diberikan secara simbolis kepada Hesna Dwi Rahmawati dan Antin Mustika Sari, inovator dan penggerak pembuatan APD, Setyobudi, Rorik Setyobudi, Hendrik Mulyanarko, Gunawan Susanto, Moch. Fahrudin Hariadi, Ekhi Kharisma Prihangka, Ary Setyo Nugroho, Perancang APD. Kepala Desa Sedeng, Tinatar dan Banjarsari, partisipasi menyediakan alat cuci tangan setiap rumah. Lurah Ploso, Partisipasi keswadayaan warga dan pengaturan jalur lingkungan dalam rangka waspada Covid-19.

“Tadi malam saya muter-muter, naik mobil pribadi di perbatasan, saya di stop. Awalnya saya tidak mau turun. Akhirnya saya dipaksa turun untuk diperiksa, begitu tahu mereka kaget,” kata Bupati (02/04).

Momentum itu menunjukkan totalitas dan disiplin tinggi dari semua unsur, menjadi piranti penting semua petugas di lapangan. Tanpa terkecuali seluruh masyarakat.

Di kacamata yang lebih luas, Bupati juga meminta kepada seluruh jajaran untuk senantiasa jujur dan apa adanya. Membuka seluruh kenyataan sehingga kondisi Kabupaten Pacitan yang saat ini berada pada status siaga dapat dipertahankan.

Misi mencegah pandemi yang dapat melumpuhkan seisi Kota 1001 Goa dengan bentang alamnya yang indah, tentu dengan inovasi yang dibumbui kesadaran tinggi. Tidak perlu takut, tapi selalu waspada dan mematuhi semua larangan pemerintah.

“Saat ini masalah kita adalah anggaran, tapi saya sudah perintahkan Pak Sekda untuk mengurusnya,” pungkas Bupati. (budi/rch/wira/DiskominfoPacitan).

Penanganan Corona Tugas Bersama; Harus Tahu Tugas Masing-masing

Bupati Pacitan Indartato mengajak seluruh jajaran untuk menyamakan persepsi antar lembaga dalam menghadapi ancaman Covid-19 di Kabupaten Pacitan.

Sesuai Kepres RI No. 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), Keputusan Kepala BNPB No.13.A Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona Di Indonesia dan Permendagri No. 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Desease di Lingkungan Pemerintah Daerah yang ditindaklanjuti Keputusan Bupati Pacitan Nomor 188.45/535/KPTS/408.12/2020 Tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). “Mulai antisipasi, penanganan hingga rehabilitasi,” kata Bupati (01/04).

Tim gugus harus segera terbentuk yang didukung dengan tim anggaran yang nanti akan dibahas dengan DPRD. “Termasuk memperhatikan ketersediaan pangan,” lanjut Bupati.

Penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan disampaikan Wakil Bupat (Wabup)i Pacitan Yudi Sumbogo tidak boleh main-main dan ragu. Termasuk menggunakan anggaran. “Lalu kedepannya seperti apa, bisa kita evaluasi kembali” kata Wabup.

Penanganan yang maksimal diharap Wabup dapat segera teratasi sebelum akhir Mei, seperti yang ditargetkan BNPB. “Setiap desa juga bisa menggunakan DD. Laksanakan itu,” katanya.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto di kesempatan yang sama menyampaikan seluruh lini Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan harus memahami tugas pokoknya. “Jangan sampai kecolongan. Kalau seperti Jakarta susah penanganannya,” ujarnya.

Kesadaran dari masing-masing wilayah terbawah, seperti lingkungan, dusun dan desa menjadi harapan Kapolres, kemandirian ini ia nilai paling efektif dibanding cara yang lain. “Termasuk kami berencana menurun sebagian jalan untuk mempersempit ruang gerak masyarakat,” lanjut Didik.

Sinkronisasi juga menyinggung soal perencanaan mitigasi, sehingga tidak ada berjalan tanpa perencanaan, meski diharap Komandan Kodim 0801 Pacitan Nuri Wahyudi tidak terjadi di Kabupaten Pacitan.

“Penambahan pembatasan yang mulai ditambah pusat diharap ditindaklanjuti oleh Kabupaten Pacitan. Termasuk pendataan orang asing di Pacitan,” kata Nuri.

Bencana urusan bersama, seperti tagline BPBD menjadi pondasi untuk mengenyahkan Covid-19 yang dimulai dari Kabupaten Pacitan. “Semua harus terlibat dalam penanganan ini,” tambahnya. (Budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

PKK Kabupaten Serahkan Tandon di 12 Desa

PKK Kabupaten Pacitan turut tanggap atas merebaknya Covid-19, dengan menyerahkan secara langsung tandon air dan sabun cair di 12 desa peserta lomba desa di 12 kecamatan.

Penyerahan yang dilakukan langsung oleh ketua tim penggerak PKK kabupaten Luki Indartato  tersebut juga turut diserahkan tidak langsung 2 gorong-gorong sebagai alas tempat cuci tangan.

Luki mengaku bantuan tersebut bersumber dari partisipasi anggota tim PKK Kabupaten Pacitan, mereka begitu peduli dengan kesehatan masyarakat, khususnya ancaman Virus Corona.

Meningkatnya angka pemudik yang nekat pulang dari berbagai kota di Indonesia termasuk dari zona merah, ia berpesan  kepada PKK Kecamatan untuk turut memantau pemudik sesuai protokol kesehatan.

“Pemudik berpotensi membawa Covid-19. Pergerakan PKK dari bawah, Dasa Wisma sudah ditegakkan maka semua akan tercover semuanya,” tegas Luki.

Peran nyata harus masif dan berkelanjutan oleh seluruh anggota PKK di Kabupaten Pacitan, seorang ibu harus tampil di depan memerangi ancaman Corona.(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Akhir Belajar Di Rumah Menunggu Instruksi Pusat

Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten belum bisa menentukan akhir proses belajar di rumah siswa dan siswi mulai Paud, TK, SD, SMP hingga SMA/SMK di Kabupaten Pacitan yang terpaksa dilakukan karena mewabahnya pandemi virus Corona.

“Yang pasti mereka tidak libur, kemarin rencananya anak-anak masuk tanggal 30, tapi diperpanjang lagi hingga tanggal 6,” terang Yusuf Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Pacitan hari ini (30/03).

Senada dengan Yusuf, Daryono Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan saat ini memantau kondisi terakhir pandemi Covid-19.

“Akan kita evaluasi kondisi terkini Covid-19 lalu akan disampaikan ke pusat. Selanjutnya keputusan akhir tetap wewenang pusat,” tambah Daryono.

Pemerintah juga berharap wali murid tetap memantau putra dan putri selama proses belajar di rumah ini, termasuk membatasi sepenuhnya kegiatan yang tidak perlu di luar rumah yang dapat membahayakan diri dan orang lain. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jenazah Dari Jakarta Bukan Pasien Covid-19

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan langsung memberikan konfirmasi terkait jenazah dari Jakarta yang viral pagi ini (27/03) di sosial media.

“Warga Pagerejo yang meninggal di Jakarta bukan sakit karena virus Corona,” tegas dr. Hendra Purwaka Plt. Dinkes Pacitan kepada Diskominfo Pacitan.

Namun demikian, ditengah bahaya pagebluk Covid-19, membuat protokol kesehatan diberlakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, lantaran jenazah tersebut meninggalnya di Jakarta yang masuk dalam zona merah Covid-19. “Ini adalah wujud antisipasi yang kita lakukan,” kata Dia.

Hendra juga meminta kepada masyarakat Kabupaten Pacitan untuk tidak panik dengan informasi tersebut, namun tetap waspada pada setiap kemungkinan yang dapat terjadi.

Termasuk tanggap terhadap pendatang atau keluarga yang mudik dengan mengkonfirmasi identitas kepada petugas. “budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).