Saat Ratusan Anggota PMR Pacitan Bebersih Pantai Pancer Door

Ratusan anggota Palang Merah Remaja (PMR) Pacitan memiliki cara berbeda mengisi akhir pekan. Mereka bertebaran di kawasan Pantai Pancer Door untuk bebersih sampah plastik. Agenda tersebut bagian dari kegiatan Jumbara (jumpa bakti gembira).

Para siswa yang berasal dari puluhan sekolah se Kabupaten Pacitan itu langsung tampak berpencar. Mereka lantas membentuk kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 hingga 10 orang. Mereka lantas menyusuri pantai sambil memungut sampah yang berceceran.

“Senang aja,” kata Rifai Harja Prayoga, seorang peserta, Sabtu (26/8).

Siswa Madrasah Tsanawiyah yang tinggal di Kecamatan Kebonagung itu mengaku tertarik bebersih pantai. Hal itu dilandasi keinginan berpartisipasi dalam upaya pelestarian alam. Dia menilai kampanye pengelolaan sampah yang benar masih harus digaungkan.

Di sini lain, Kabupaten Pacitan sangat dikenal dengan alamnya yang memukau. Satu di antaranya objek wisata pantai. Tentu saja potensi sampah yang terbawa aliran sungai harus rutin dibersihkan sehingga membuat nyaman pengunjung.

“Biar tidak tercemar lingkungan kita dan enak dipandang,” imbuhnya.

Seorang peserta lain bernama Netra mengaku sangat terkesan. Apalagi lokasi tersebut menjadi tempat favoritnya berolahraga. Pelajaran kepalangmerahan pun terasa makin lengkap dengan aksi lapangan berupa kerja bakti di pantai.

Siswi kelas 8 SLTP itu mengatakan secara umum kondisi Pantai Pancer Door cukup bersih. Pun begitu upaya perawatan harus terus dilakukan. Terutama berkaitan dengan kerapian, sarana prasarana, maupun pembersihan sampah plastik.

“Sampah itu kan urusan kita semua, bukan hanya mengandalkan pemerintah saja,” tutur Netra.

Sementara itu, panitia kegiatan Jumbara dr T Hendra Purwaka menjelaskan aktivitas bebersih pantai sengaja dimasukkan dalam agenda kegiatan kemah. Tujuannya untuk memupuk semangat peserta untuk berbakti kepada alam semesta maupun sesama manusia.

Selama dua hari berkemah di Pantai Pancer Door peserta juga mendapat pembekalan ilmu pengetahuan maupun keterampilan lain. Mulai dari kepalangmerahan, kewirausahaan, safety riding, serta pelatihan pengurangan risiko bencana.

“Dengan suasana bersih, rapi, dan teratur akan tercapai hidup yang sehat dan sejahtera,” ucap mantan Kepala Dinas Kesehatan itu.

Kenang Sejarah; Desa Ngadirojo Komitmen Bangun Ekonomi Via Seni Budaya

Pemerintah Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo ingin mengenang perjuangan Ki Wonopolo sebagai cikal bakal Desa Ngadirojo.

Berbentuk kebudayaan, pemerintah desa, DPD, LPMD hingga masyarakat mengemas sejarah penting tersebut berupa budaya.

Mereka bertekad memasukkan agenda tersebut dalam calender event, sehingga setiap tahun dapat selalu terselenggara.

Kegiatan ini dinamai Kirab Pusaka “CIS” Ki Wonopolo, sebagai awal sejarah terjadinya sumber mata air Kapyuran.

Mereka berharap usai membangun tekat untuk memelihara budaya dan sejarah dalam kemasan hiburan, pada akhirnya Desa Ngadirojo kian dikenal masyarakat lantas menjadi wadah peningkatan perekonomian.

Selain kirab pusaka, dari mata air Kapyuran hingga kantor desa, acara itu juga menggelar berbagai kegiatan hiburan seperti Reog, Kothkan Lesung, Cokekan dan lain-lain. (PemkabPacitan).

Mas Aji Jajal Becak Penerima Dana BAZNAS; Pemilik Jadi Penumpangnya

Mas Aji Jajal Becak Penerima Dana BAZNAS; Pemilik Jadi PenumpangnyaAda yang unik pada prosesi Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke-78 Tahun pagi ini, (18/08/2023). Saat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) menjajal becak dari salah satu peserta penerima manfaat dari agenda Pentasyarufan dana BAZNAS.

Usai menyerahkan bantuan dan memasangkan bendera, tiba-tiba Mas Aji menjajal becak milik salah satu penerima, sedangkan pemilik menjadi penumpangnya. Bupati mengayuh becak tersebut bersemangat, jauh, hingga keluar dari lingkungan Pemkab Pacitan.

Sontak hal itu mengundang riuh dari seluruh undangan dan penerima manfaat dari kalangan Abang becak, dokar dan bendi yang diundang sebanyak 500 peserta.

“Terima kasih kepada para ASN yang sudah bersedia menyisihkan hartanya, mudah-mudahan berkah, untuk Pacitan dan semua,” ungkapnya saat sambutan.

Respek Bupati pada momentum tersebut menunjukkan semangat pemerintah dalam mengemban amanah, serta menyimpan filosofi mendalam kepada pemimpin dan masyarakatnya. (PemkabPacitan).

Menembus Dimensi waktu, Masa Lalu, Sekarang Dan Masa Depan

Tari Sekar Klayar menghantarkan suasana Peresmian Museum dan Galeri SBY*Ani usai melewati masa 3,5 Tahun pembangunan.

Malam ini, bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI Ke-78 Tahun, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden RI Ke-6 meresmikan satu tanda rekam jejak pengabdian seorang putra terbaik dari kota kecil di Pacitan hingga kancah internasional. Berupa Museum Dan Galeri SBY*Ani.

Inilah kali pertama SBY berbicara di depan khalayak, termasuk awak media setelah kurun waktu lebih dari tiga tahun lamanya. Sungguh saat-saat yang indah bagi masyarakat Pacitan, dan Indonesia dan tentu bagi SBY serta Keluarga.

“Banyak yang bertanya kepada saya, Anda ingin dikenang seperti apa, tanya media baik dalam dan luar negeri. Cukuplah saya di ingat bahwa ada anak dari Pacitan yang kemudian mengabdi sebagai prajurit, politikus, pemerintahan dan kembali ke masyarakat,” terang Presiden Ke-6 tersebut (17/08/2023).

SBY juga kembali berkisah, bagaimana pada masa-masa tersebut saat ia mendapat mandat dalam memimpin bangsa tidak jarang melewati keadaan yang tidak mudah. Bagi dia terpenting, bahkan hingga ia sampai pada puncak adalah selalu berpegang pada jalan penyelesaian masalah yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tetapi seyogyanya ada tiga memori yang ingin dirinya tampilkan pada megahnya museum yang ia gagas bersama mendiang Ani, istrinya. Meski ia tidak sepenuhnya membenarkan museum habis pada nuansa romantisme masa lampau semata.

SBY ingin memvisualisasikan proses dirinya menjadi seorang pemimpin bangsa yang besar, dengan cara yang benar. Dalam proses menuju, memegang amanah dan cara di setiap menghadapi setumpuk permasalahan bangsa.

“Dalam mengemban misi, kita selalu memilih menggunakan cara yang patut, cara untuk mencapai sebuah tujuan, kita tidak memilih cara yang tidak patut,” kenangnya di hadapan para undangan termasuk Wakil Presiden RI pada masa SBY, Jusuf Kalla dan Boediono serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dan II, juga tampak beberapa tokoh penting seperti Anies Baswedan turut hadir dalam agenda tersebut.

Dalam perjalanannya bersama wakil dan kabinet yang ia pimpin, SBY selalu teguh dalam pendirian, bertumpu pada konstitusi, pranata hukum, kaidah dan nilai-nilai demokrasi. Meski tak mudah, tetapi jalan tersebut ia nilai lebih berkah.

Setelah peresmian, masyarakat dapat berkunjung dan menikmati langsung tiga memori seorang SBY, serta menikmati selera seni sang Istri Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono). Disajikan juga ratusan buku bacaan utama SBY, bahkan dipajang lukisan, karya puisi dan lagu ciptaan Presiden RI Ke-6 SBY. (PemkabPacitan).

 

Persiapan 99 Persen; HUT RI Ke-78 Rencananya dihadiri Presiden RI Ke-6 SBY

Jelang Hari H Detik-detik Upacara Bendera HUT RI di Pendopo Kabupaten Pacitan, berbagai kesiapan dilakukan termasuk Gladi Bersih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang baru dilantik pagi tadi (15/08/2023) oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji).

Selain Paskibraka, peserta upacara, drumband dan yang lain turut mengikuti dengan seksama prosesi gladi. “Persiapan sudah 99 persen ,” kata Komandan Kompi Pelatih Paskibraka kepada @PemkabPacitan, Selasa (15/08/2023).

Mengingat komponen vital adalah pasukan pengibar, pihaknya menjelaskan bahwa tahun ini mekanisme rekrutmen berbeda dari tahun sebelumnya. Dimana rekrutmen paskibra melalui jalur daring yang dinilai langsung pusat dan provinsi. Sehingga pihaknya yakin IQ sudah tentu diatas rata-rata.

Sementara pihak wilayah hanya tinggal memoles peserta paskibraka untuk mampu menaikkan, mengibarkan dan menurunkan Sang Saka Merah-putih 17 Agustus besok. “Kami siapkan seoptimal mungkin,” lanjutnya.

Yang lebih bersemangat lanjut Saras, peringatan HUT RI besuk bakal dihadiri Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga tak heran jika kematangan seluruh komponen harus 100 persen hingga penurunan bendera. (PemkabPacitan).