Kondisi cuaca mendukung nyamuk jenis Aedes Aegypti berkembang biak, mengakibatkan menyebarnya Virus Dengue penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Sehingga pada bulan kedua di tahun 2020 ini kembali ditemukan penderita DBD di Kabupaten Pacitan, dan terus mengalami peningkatan.

dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mengatakan, Sebanyak 30 desa dan kelurahan dari 12 kecamatan telah melaporkan kondisinya. Terparah saat ini disandang oleh Kecamatan Pacitan.

Berbagai tindakan dilakukan Dinkes, namun penekanan bukan terletak di Fogging, saat ini masyarakat memahami Fogging menjadi alternatif memberantas nyamuk, Eko menegaskan bahwa langkah Fogging bukan langkah efektif dan terbaik. “Voguing berisiko nyamuk resisten,” papar Eko (25/02/2020).

Dinkes tetap merespon cepat segala laporan yang ada, namun bersama tenaga kesehatan dan pemerintah desa, masyarakat harus membuka diri dengan berbagai kampanye yang disampaikan. Terutama, segera membersihkan tempat-tempat induk nyamuk di dalam kamar tidur, dibalik baju yang menggantung dan dibalik vas bunga atau dibalik pigura, membersihkan kamar mandi seminggu sekali dan genangan air untuk jentik nyamuk.“Terutama usai hujan turun,” jelasnya.

Masyarakat juga harus memahami tahapan DBD, mulai Demam Dengue yang akan sembuh sendiri, kemudian DBD yang ditandai dengan munculnya bercak merah pada kulit. Paling mengancam adalah Dengue Shock Syndrome.

“Pahami sakit panas, harus minum yang banyak dan istirahat. Waspadai hari ketiga sampai hari ketujuh, biasanya panas mulai turun tanpa obat kemungkinan muncul Dengue Shock Syndrome, panas turun tapi air kencing berkurang,” tambah Eko.

Warga Dusun Mendole, Desa Sirnoboyo bersama pemdes, Bidan dan Juru Pemantau jentik (Jumantik) kompak menyikapi kejadian DBD di Pacitan, senantiasa menggelar sosialisasi dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) pendukung siklus hidup nyamuk. “Petugas Jumantik melaporkan kondisi seminggu sekali,” kata Ani Puspitasari Bidan Setempat.

Sarantina Sari, salah satu warga setempat usai aktif terlibat sosialisasi mengaku kini lebih tahu segala sesuatu tentang DBD, utamanya pemberantas jitu nyamuk DBD adalah kekompakan seluruh masyarakat dengan metode 3M. “Sebelumnya saya pikir, Fogging yang paling ampuh berantas nyamuk,” ungkapnya sambil terkekeh. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat