Berbekal mimpi Kecamatan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok Siem Madura. Tanaman Jeruk ini mulai dikembangkan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2015, diawali dari Desa Sobo dan Desa Pringkuku.

Program tersebut merupakan implementasi Kementerian Pertanian yang mengembangkan komoditas unggulan melalui pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat, berdaya saing tinggi, berkualitas internasional. Akhirnya berdampak langsung pada peningkatan ekonomi petani berkelanjutan.

Namun menanam jeruk bukan perkara mudah, banyak aspek yang kudu diperhatikan, tanaman ini harus dirawat seperti halnya bayi, terlebih pada hama yang bisa menyerang. “Umumnya tanaman jeruk bisa produktif dan berumur 15 tahun jika dirawat dengan baik dan benar,” ujar Dian Angarimurni Kasi Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan 29/08 Kepada Diskominfo.

Langkah cepat harus dilakukan demi menyelamatkan mimpi tersebut melalui Bimbingan Teknis Tanaman Hortikultura, oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan 28/08 kemarin. Memberikan pemahaman terhadap puluhan petani jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku. Menitik beratkan pada upaya pengendalian hama dan penyakit dengan penanganan mudah dan ramah lingkungan. “Buahnya juga baik untuk dikonsumsi, karena semua bahan alami,” ungkap Dian.

Dinas Pertanian melibatkan petugas lapangan dan petani jeruk yang berada di dua desa dan sekitar, dengan mengajak praktik langsung membuat Bubur California dan Emulsi Sabun untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jeruk.

Bubur California adalah pestisida sebagai pengendali penyakit Diplodia yang bisa dibuat mandiri, bahan yang sederhana yakni campuran belerang, kapur tohor dan air yang dipanaskan, seperti memasak bubur. Sampai kini dipercaya efektif menangkal Diplodia basah dan kering. Menggunakannya sangat mudah, cukup mengoles pada batang tanaman, sebelumnya batang dibersihkan dengan cara disikat. Kemudian untuk Emulsi Sabun berbahan dasar sabun, minyak tanah dan air, ini berfungsi mengendalikan hama kutu dan embun jelaga.

Untuk menciptakan sentra jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku, Dinas Pertanian enggan mengambil jalan instan, misalnya menggunakan pestisida kimia sebab tidak ramah lingkungan jika digunakan berlebih.

“Karena dapat menyebabkan resurgensi, resistensi, matinya musuh alami, dan pencemaran lingkungan melalui residu yang ditinggalkan serta dapat menyebabkan keracunan pada manusia yang dampaknya untuk jangka panjang lebih merugikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh,” kata Dian panjang lebar.

Cukup selaras dengan kebutuhan pasar global yang lebih mengedepankan kualitas dan kesehatan, didukung teknologi yang mudah bagi petani serta harga yang bersahabat dibanding menggunakan pestisida. Ribuan batang pohon jeruk harus berbuah lebat jika ingin melihat petani semakin berdaya.

Peningkatan pengetahuan petani terhadap berbagai potensi akan berimbas langsung pada panen yang menjanjikan, sehingga pengembangan kawasan di Pringkuku berhasil. Di lini lain, pengawalan pada petani juga dilakukan dengan mendukung pembentukan Asosiasi Petani Jeruk di wilayah itu. Disempurnakan dengan program unggulan yang telah berjalan, yakni program petik jeruk. “Peningkatan ekonomi petani di depan mata, melalui pembinaan, pembibitan hingga pasca panen,” pungkas Dian. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat