Anak Kita Kecanduan Hp? Ini Risikonya

Peringatan Hari Anak Sedunia di masa pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak, terutama kesehatan dan kebahagiaan anak di seluruh dunia yang jatuh pada hari ini 20 November 2021.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis hak-hak anak seperti akses ke pendidikan dan kesehatan mental anak. Dengan tema “A Better Future for Every Child”, peringatan hari anak sedunia tahun ini mengajak komitmen semua pihak untuk menciptakan masa depan anak yang lebih baik.

Keterbatasan ruang belajar dan bersosialisasi pada masa pandemi, merupakan tantangan bagi orangtua untuk tetap menjaga kesehatan mental anak. Sabtu (20/11) di Poli Psikologi, Ni Made Diyah Rinawardani, S.Psi., M.Psi, psikolog klinis di RSUD dr. Darsono mengatakan, beberapa kasus psikologis anak yang banyak ditangani saat ini adalah soal kecanduan game, melihat video asusila sampai kesulitan bersosialisasi.

Sekolah dilaksanakan secara daring, belum lagi anak yang seharusnya bebas bermain di luar, terpaksa harus tetap tinggal di rumah sepanjang. Handphone seakan menjadi pelarian tepat bagi anak untuk membunuh rasa jenuh, anak merasa asik bermain game dan mencari segala informasi dari handphone untuk menjawab semua rasa ingin tahunya.

Di sisi lain anak yang terlalu asik dengan gadget akan lupa bersosialisasi dengan teman secara nyata, dampaknya timbul rasa cemas dan tidak percaya diri ketika bertemu dengan orang baru.

“Lebih mengerikan lagi, ketika pasien anak datang dengan kasus kecanduan video asusila dan tidak jarang anak sudah meniru adegan-adegan yang seharusnya belum layak mereka konsumsi, ini akan menimbulkan permasalahan lain yang lebih komplek seperti pelecehan seksual,” ungkap Made.

Sudah menjadi tugas kita bersama bahwa anak-anak harus diperjuangkan kesejahteraan lahir batinnya menuju generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, bahagia, dan berakhlak mulia.

Sebelumnya, dalam momen Hari Anak Nasional (24/8), Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menegaskan, Tumbuh kembang anak harus menjadi prioritas utama, orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan materiil saja tetapi harus paham mendidik anak.

“Sesuai arahan Bupati Aji, peran orangtua adalah kunci dalam pengawasan kepada anak-anaknya terutama masalah penggunaan gadget, informasi yang masuk harus sesuai dengan kebutuhan anak,” pesan Made.

Upaya sederhananya, orang tua harus memberi pengawasan dan batasan terhadap penggunaan gadget. Melakukan komunikasi intens dan hangat kepada anak dan mendorong anak untuk melakukan kegiatan positif yang bersifat fisik dalam kehidupan sehari-hari seperti menyapu, menyiram tanaman, membantu memasak, dan sebagainya. Selain itu, orang tua hendaknya mendorong anak untuk tetap bersosialisasi dengan teman sebaya dengan berbagai cara.

Sementara itu, dalam mendukung terwujudnya anak yang sehat dan bahagia RSUD dr. Darsono siap menangani masalah kesehatan anak dengan empat dokter spesialis anak dan psikolog serta sarana dan fasilitas pendukung di Poli Anak, Poli Tumbuh Kembang, dan Poli Psikologi. (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).

Banjir Batu; Utamakan Akses Jalan Dan Bronjong

Musim hujan datang diikuti ribuan buntut panjang keberkahan bercocok tanam, melimpahnya stok air bersih dan sumber, menghijaukan kembali lahan gundul bahkan munculnya bencana alam longsor, banjir, meluapnya bantaran sungai dan lainnya.

Jauh disana 22 kilometer utara kota Kabupaten, di Desa Karanggede Kecamatan Arjosari Pacitan, tidak kurang dari 23 Kepala Keluarga tempat tinggalnya terancam oleh material banjir batu. Longsoran seluas lebih dari 10 hektar terjadi di hulu sehingga material longsoran terangkut air hujan. Licin dan kotor saat musim hujan sementara berdebu dan gersang saat kemarau.

Bentangan pemukiman, persawahan, jalan, serta aliran sungai itu, kini menjadi hamparan batu. Hujan selalu menyisakan waspada dan rasa tak aman warga setempat. Melihat realita kiriman banjir batu.

Jumat lalu (19/11) Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono bersama Sekretaris Dinas PUPR Suparlan, ditemani Sekretaris Desa Muhammad Darussalam meninjau lokasi banjir batu. “Sesuai arahan Bapak Bupati, kami membuka akses jalan penghubung Desa Karangrejo dan Karanggede yang sudah kami laksanakan, serta pemberian kawat bronjong dan memantau pemukiman warga supaya tidak tergerus oleh erosi,” terang Suparlan.

Timbunan material batu yang saat ini menutupi akses fasilitas umum menurut Kapolres harus mendapatkan perhatian khusus dan segera ditangani Pemerintah Daerah. Dalam hal ini Dinas PUPR telah bekerja sama dengan pelaksana pembangunan Bendungan Tukul sejak satu minggu lalu.

Alat berat berupa Excavator dan Wheel Loader disiagakan di dekat lokasi agar setiap saat bisa dioperasikan ketika datang banjir batu yang mengurus bibir sungai. (PUPRPacitan/DiskominfoPacitan).

 

Tahun Depan Pacitan Punya Desa Baru

Upaya percepatan penetapan Desa Persiapan Ketro Harjo Kecamatan Tulakan menjadi Desa Ketro Harjo, bertempat di ruang rapat Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Jumat (19/11) Tim Evaluasi Penataan Desa Provinsi Jawa Timur bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Pacitan didampingi Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Pacitan serta Tim Evaluasi Penataan Desa Kabupaten Pacitan melakukan koordinasi dan konsultasi terkait pemekaran Desa yang berada di Kecamatan Tulakan tersebut.

Tim Provinsi dan Kabupaten yang dipimpin langsung oleh Kepala PMD Pacitan Sanyoto, diterima langsung oleh Direktur Penataan dan Administrasi Pemerintah Desa didampingi oleh Kasubdit Fasilitasi Tata Wilayah Desa.

Dalam kegiatan konsultasi tersebut Kepala PMD Pacitan memaparkan kesiapan dan progres pemekaran Desa Ketro Harjo, selama kurun waktu 2 tahun yang telah dilakukan oleh pemda dan pemprov.

Tahapan pemekaran ini telah dimulai dari tahun 2017 berdasarkan usulan dari Desa induk dan telah melalui kajian dari Balitbang Kabupaten Pacitan. Dirjen Bina Pemerintah Desa menyambut baik dan siap memfasilitasi Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan untuk proses lebih lanjut.

Pemekaran Desa sendiri telah melalui beberapa tahapan mulai dari pembentukan Desa Persiapan, penunjukan Pj. Kepala Desa dan Evaluasi oleh Tim Fasilitasi Pemekaran Desa tingkat Kabupaten dan Provinsi.

Sebelum dievaluasi oleh Kemendagri tim Kabupaten dan Provinsi berkonsultasi terlebih dahulu ke Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa agar proses dan pelaksanaan evaluasi berjalan lancar.

“Proses pemekaran Desa selanjutnya adalah pembahasan Peraturan Daerah penetapan Desa Ketro Harjo oleh DPRD dan Pemerintah Kabupaten yang akan dibahas pada tahun ini. Diharapkan proses pembahasan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan,” Kata Sanyoto.

Hasil pertemuan yang dilaksanakan selama satu hari bersama Dirjen Bina Pemdes adalah Tim Evaluasi Penataan Desa Provinsi dan Kabupaten nantinya dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk proses tahapan selanjutnya.

Diharapkan tahun 2022 Desa Ketro Harjo sudah mendapatkan status Desa Definitif dari Kementerian Dalam Negeri untuk dapat meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat Desa Ketro Harjo.Sesuai dengan Visi dan Misi Bupati Pacitan yaitu menciptakan Masyarakat Pacitan yang Sejahtera dan Bahagia. (PMDPacitan/DiskominfoPacitan)

PPA Si nDUK KEREN Disdukcapil Pacitan Raih Penghargaan

Inovasi tersebut berhasil meraih Top 30 Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Umum Klaster Kabupaten/Kota di urutan ke-9, pada acara Top Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa timur Tahun 2021 dalam kategori inovasi Pelayanan Publik Kelompok Umum Klaster Kabupaten/Kota pada, Jumat (19/11).

Pelayanan inovatif PPA Si nDUK KEREN atau Pelayanan ProAktif Administrasi Kependudukan Bagi Kelompok Rentan adalah pelayanan khusus dimana petugas datang langsung ke lokasi rumah (Home Visit), ditujukan bagi Orang Berkebutuhan Khusus (OBK) dan lansia dengan keterbatasan guna memperoleh informasi lengkap dan pelayanan langsung ditempat meliputi rekam foto KTP-el dan pemenuhan adminduk lainnya.

“Penghargaan ini sebagai apresiasi pelayanan publik yang langsung mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, dan ini merupakan pelayanan gratis,” ucap Siti Syamsiyah Kabid Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, Disdukcapil Pacitan.

Pelayanan tersebut diharapkan tetap dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat berdasarkan laporan dari pemerintahan desa maupun laporan dari pribadi, “Disdukcapil akan menjadwalkan pelayanan di wilayah lain, akan langsung kami jadwalkan,” Lanjutnya.

Sesuai misi Bupati Pacitan yakni menciptakan birokrasi pemerintah yang inovatif, profesional dan melayani, maka Disdukcapil Kabupaten Pacitan kedepan akan lebih berupaya memaksimalkan inovasi PPA Si nDUK KEREN guna meningkatkan cakupan kepemilikan administrasi kependudukan pada kelompok rentan bagi warga Pacitan. (DisdukcapilPacitan/DiskominfoPacitan).

Pimpin Reboisasi Mas Aji Ingatkan Kelestarian Hutan Kewajiban Bersama

Bersama masyarakat, Bupati Indrata Nur Bayuaji, Jumat (19/01) melakukan aksi penanaman pohon berlokasi di bukit Sido Wayah, Desa Semanten Kecamatan Pacitan. Kegiatan bertajuk “Nandur Bareng Mas Aji (Bupati Pacitan)” itu merupakan inisiasi dari pemerintah desa setempat untuk mengurangi resiko bencana alam. Sebanyak 15 ribu bibit tanaman produktif ditanam di hutan desa serta hutan-hutan milik rakyat.
“Penghijauan ini adalah kewajiban bersama. Kita sudah banyak mengambil manfaat dari alam semesta ini, mulai dari pertanian sampai kehutanan tapi kadang kita lupa untuk menanam kembali,” kata Bupati Pacitan.
Mas Aji sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Semanten dan berharap hal serupa dapat tereplikasi di desa-desa serta kecamatan lain. Menjaga hutan lestari selain untuk keindahan juga bermanfaat untuk mengurangi resiko dan dampak bencana. Tragedi bencana alam akhir 2017 cukup menjadi pembelajaran untuk masyarakat Pacitan bisa berbenah dan peduli terhadap alam. Mewujudkan kelestarian hutan merupakan tanggungjawab bersama dan setiap individu dapat menjadi bagian dari upaya kepedulian tersebut.
Senada disampaikan Wardoyo, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Pacitan. Menurutnya, masyarakat memiliki peranan penting untuk menjaga kelestarian hutan. Hal ini dikarenakan, 97 persen hutan di Pacitan adalah hutan rakyat yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab rakyat.
“ Kondisi hutan Pacitan ini 97 persen adalah hutan rakyat dimana kebijakan kelestariannya ada di masing-masing pemilik lahan apalagi dengan toppografi yang 85 persen berbukit dan bergunung yang rawan terjadi longsor,” kata Wardoyo.
Tidak harus dengan tanaman keras, memanfaatkan hutan agar terjaga kelestarianya juga bisa dengan menanam tanaman-tanaman produktif. Semisal dengan buah-buahan yang bernilai ekonomi tinggi. Disinggung tentang lahan kritis di Pacitan, Wardoyo tidak menampik bahwa masih ada kurang lebih 41 ribu hektar lahan dan hutan yang kondisinya butuh perhatian. Namun demikian secara umum kondisi hutan Pacitan sangat baik dengan cakupan hutan tutupan mencapai 63 persen. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

WhatsApp chat