Menghadapi Persemag Magetan di kandang sendiri pada putaran
kedua Liga 3 PSSI Jawa Timur, kesebelasan Perspa Pacitan harus menerima
kekalahan dengan skor 0-1, pertandingan ini digelar sore tadi di Stadion
Pacitan (13/10).
Nahrowi Pratama pelatih Perspa Pacitan usai pertandingan
menyayangkan para pemain besutannya yang terus-terusan gagal dalam mengeksekusi
bola hingga menit akhir. Berakibat timnya gagal memperoleh poin. “Mereka kurang
tenang dalam finishing,” ungkap Dia.
Mengenai target yang banyak diperbincangkan bahwa Perspa
Pacitan bakal lolos di 16 besar, pihanya mengatakan bahwa hal itu ia anggap
semata sebagai bonus. Dirinya akan lebih fokus pada jadwal pertandingan melawan
Perseta Tulungagung dengan berbagai disiplin latihan.
Hasil pertandingan kali ini diakui Pratama tidak begitu
berpengaruh terhadap hasil klasemen, namun Perspa Pacitan harus bekerja keras
jika ingin menghadiahi masyarakat Pacitan dengan tiket 16 besar. “Kita evaluasi
kembali pertandingan ini untuk pembelajaran kami,” pungkasnya yang tetap
berusaha keras memberi yang terbaik kepada semua.
(budi/anj/wawan/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).
KOMPAK: TNI/Polri tampil bersama dalam pergelaran kontemporer ‘Wayang Semeru’. Selama pentas berdurasi 2 jam mereka menebar pesan-pesan kedamaian. (Foto: Purwo)
Pacitan – Terciptanya suasana damai tak cukup mengandalkan peran aparat. Masyarakat pun diimbau berperan aktif menjaga keamanan dan ketertiban. Sinergitas TNI/Polri serta masyarakat dalam sosialisasi kamtibmas tergambar dalam pentas seni kontemporer bertajuk ‘Wayang Semeru’.
“Poskamling jangan dibiarkan kosong. Marga masyarakat harus peduli dengan keamanan lingkungannya,” ucap dalang Ki Sutardi sembari memainkan tokoh Semar, Minggu (13/10/2019) pagi.
Dialog di jagat pakeliran itu pun berlanjut. Bagong, yang tak lain putra Semar menanyakan contoh nyata kepedulian masyarakat terhadap keamanan lingkungan. Sebab, menurut anggota punakawan yang dikenal jenaka ini, dunia sekarang interaksi sosial tak sekuat dulu lagi.
“Bagaimana supaya sikap peduli lingkungan sekitar itu bisa kita bangkitkan, Romo?” tanya Bagong.
“Suatu contoh, jika ada orang bertamu di lingkungan kita lebih dari 24 jam, maka harus lapor Pak RT atau Pak RW,” jawab Semar bijak.
Meski berlangsung singkat, pergelaran wayang kulit di tribun alun-alun tersebut cukup menyita perhatian. Apalagi pelaksanannya bersamaan Car Free Day. Suasana makin meriah dengan kehadiran pesinden Nyi Kusmini dari Bekasi. Seniman perempuan itu tampil kompak bersama MC Ki Bagong dari Pacitan.
Tidak itu saja, pada sesi hiburan seorang anggota Satlantas bernama Sayuti langsung memegang mikrofon. Personel polri asal Ponorogo ini pun mengajak seorang polwan berduet menyanyi. Dengan suara merdu, pesinden bernama Trisna itu pun menyahut tiap bait lagu bergenre dangdut tersebut dengan runtut. Polwan berjilbab itu sesekali juga melempar kelakar lucu.
Dalang Ki Sutardi mengatakan dalam pentas selama 1,5 jam itu dirinya sengaja mengangkat beberapa thema. Antara lain #TolakKerusuhan, #JogoPacitan, dan #JogoJawaTimur. Sebab, lanjut anggota Kodim 0801 berpangkat Letda itu, jika kerusuhan terjadi, masyarakatlah yang rugi. Dampak lain adalah terganggunya sektor ekonomi.
Di sisi lain, dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan tiap potensi gangguan kamtibmas. Meski selama ini Pacitan dikenal aman, namun warga tak boleh lengah. Terlebih para pelaku tindak kejahatan maupun terorisme kerap bersembunyi di wilayah yang relatif tenang.
“Manakala ada orang yang tidak kita kenal dan (perilakunya) mencurigakan, aparat setempat dalam hal ini RT/RW agar menghubungi aparat keamanan terdekat,” tandas pria yang belajar mendalang secara otodidak di sanggar seni milik batalyon di Cibinong tersebut. (PS/PS/Diskominfo)
Kelompok Wanita Tani (KWT) Kamboja Desa Jeruk Kecamatan
Bandar raih penghargaan juara 1 Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tingkat Jawa Timur Tahun 2019. Penghargaan diberikan oleh Gubernur
Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Pembukaan Jatim Fair dalam rangka
Peringatan Hari Jadi Jawa Timur di Grand City Convention Centre (08-13/10).
Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2019
dilaksanakan pada (11/08) di KWT Kamboja Desa Jeruk. Pelaksanaan lomba diikuti
oleh anggota KWT Kamboja, petugas penyuluh lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten
Pacitan serta Perangkat Desa Jeruk, dinilai langsung oleh Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Aspek yang dinilai dalam Lomba Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura ini ditekankan pada administrasi, kelembagaan
serta proses produksi.
KWT Kamboja beranggotakan 80 orang dan terus berkembang hingga saat ini baik
jumlah anggota kelompok maupun keuangannya. KWT Kamboja berupaya mengoptimalkan
sumber daya manusia yang ada dan hasil biofarmaka daerah untuk diolah menjadi
produk yang berdaya jual tinggi.
Hasil biofarmaka yang melimpah antara lain seperti komoditas
jahe, kunyit, temulawak dan singkong. Komoditas yang ada tersebut diolah dengan
cara diparut, diendapkan serta dikeringkan. “Output yang dihasilkan tidak kalah
dengan mesin pengering yang ada di pasaran.,” ujar Dian Anggarimurni Kasi
Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan.
Hasil yang diperoleh berbentuk serbuk minuman yang diracik
sedemikian rupa dan dikemas dalam botol serta kemasan yang lengkap sehingga
menarik konsumen. Produk KWT Kamboja sangat beragam antara lain instan jahe
merah, instant temulawak, instan kunyit, manisan jahe gajah, kopi jahe, thiwul gunung, sambel pecel dan peyek.
Usaha yang dirintis ini pada awalnya untuk menjawab
kegelisahan akan harga komoditas biofarmaka yang rendah karena hasil panen yang
melimpah, sehingga dengan diolah harganya lebih meningkat dan bisa meningkatkan
pendapatan keluarga. Ternyata produk yang dihasilkan diminati oleh konsumen
bahkan pengiriman hingga luar jawa.
“Prestasi yang diperoleh KWT Kamboja semoga bisa
meningkatkan kemandirian kelompok dan sebagai sarana motivasi kepada wanita khususnya KWT Kamboja. Selain itu juga diperlukan paling semangat yang tinggi, tanpa ada
semangat dorongan dalam bentuk apapun tidak akan bisa bisa berjalan,” tambah
Dia.
Masih sangat diperlukan pembinaan dari stake holder agar
produk dari KWT Kamboja bisa lebih baik dan bisa meningkatkan penjualannya,
karena goalnya adalah menambah income dan meningkatkan pendapatan keluarga.
(istimewa/DiskominfoPacitan).
Kemarau diperkirakan masih berlangsung hingga ahir bulan
Oktober mendatang, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Deraha BPBD Pacitan
Didik Alih Wibowo di ruangannya 11/10 kepada Diskominfo Pacitan, sesuai buletin
harian yang dikirim Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG). “Atau
bergeser di bulan November. Ini perlu kita sikapi,” katanya.
1127 stok tanki air bersih diterima Kabupaten Pacitan pada
tahun ini, dan telah disalurkan sebanyak 1000 tanki lebih, tinggal menyisakan
seratusan tanki saja. “Kapan turun hujan masih menjadi prakiraan, jadi mari
guanakan air bersih seperlunya saja,” himbau Didik.
Tidak hanya di Kabupaten Pacitan krisis air bersih ini
terjadi, sejumlah wialayah di Pulau Jawa umumnya mengalami hal serupa, membuat
himbauan yang disampaikan didik tersebut tidak berlebihan. Meski pihaknya
merasa bersyukur dengan berbagai gerakan droping yang dilakukan pihak lain teramat sangat
membantu.
Sementara, inovasi yang dilakukan Bupati Pacitan Indartato
terkait memfungsikan kembali ratusan sumur bor di Pacitan akan membuat BPBD
tetap pada porsinya, namun Didik menegaskan bahwa droping nantinya hanya
bersifat kedaruratan.
“Jika nanti sumur bor telah berfungsi tentu akan memudahkan
semua masyarakat. Mereka secara mandiri akan mengelola sendiri, sedang yang
tidak memiliki sumur bor akan mendapat perhatian lebih dari pemerintah melalui
droping,” tambah Dia. BPBD selanjutnya akan lebih fokus pada sisi aspek,
kesiapsiagaan dilakukan, memotifasi masyarakat terkait situasi kekeringan serta
turut menjaga alat yang ada di sumur bor tidak rusak.
(budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).
Pemilihan Doter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja tahun 2019
kembali digelar di Kabupaten Pacitan oleh Dinas Kesehatan Pacitan kemarin 10/10
di Gedung Karya Darma. Ratusan siswa dan siswi tersebut telah mengikuti
berbagai rangkaian tes dan ujian hingga
dapat mengikuti pemilihan ini.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu
mengatakan kegiatan ini kembali digelar karena banyak manfaat yang akan
diperoleh para generasi muda di Pacitan, nilai-nilai perilaku hidup bersih dan
sehat akan tertanam pada anak sejak mereka masih belia.
Perilaku tersebut tidak bisa ditanam melalui orang tua dan
guru saja, berbagai rangsangan harus dilakukan dengan berbagai cara. Metode
tersebut tidak hanya akan menguntungkan peserta dan pemenang.
Secara langsung dan tidak langsung pengalaman yang mereka
peroleh akan mereka bagikan kepada orang-orang disekitarnya baik keluarga,
teman dan yang lain. “Mereka yang terpilih secara otomatis akan menjadi kader
kesehatan disekolahan dan setiap kegiatan program UKS akan terlibat,” kata
Ratna. (budi/rozak/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).