Kirap Bendera Santri Diterima Bupati Di Pendopo

Setelah menempuh perjalanan panjang melewati 12 Kecamatan, Kirab Bendera Santri dalam rangka Hari Santri Nasional Tahun 2022 tiba di Pendopo Kabupaten Pacitan. Serah terima bendera santri dilaksanakan melalui sebuah apel dengan pembina apel Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Bendera santri yang dibawa oleh Barisan Ansor Serba Guna (Banser) serta perwakilan ormas Islam Pacitan diterima oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pacitan Munaji dan selanjutnya diserahkan kepada Bupati Pacitan untuk disimpan.
Seperti diketahui kirab bendera santri dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2022. Kirab bendera santri bermula dari wilayah kecamatan paling barat yakni Kecamatan Donorojo sejak Kamis (20/10/2022). Berangkat dari Pendopo Kecamatan Donorojo bendera santri dibawa melintas melewati seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Tak Cukup dengan Doa: Partisipasi di Lingkup RT juga diperlukan

Dilatari dari perjuangan Pahlawan Nasional, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang menyerukan kepada umat Islam khususnya para santi untuk berperang melawan pasukan sekutu yang ingin merebut kemerdekaan. Pemerintah Republik Indonesia menentukan Sabtu esok (22/10) sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tujuannya untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri. Aspek lainnya sebagai bentuk pengakuan Pemerintah atas peran besar umat Islam dalam mempertahankan NKRI.

Dalam memperingati HSN, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Pacitan menggelar doa bersama dengan seluruh karyawan Bakesbangpol pada Kamis (20/10) lalu. Saksi bisu kala itu adalah Kantor Bakesbangpol yang berada di Jl. Ronggo Warsito No. 7, Kecamatan Pacitan.

“Luangkan waktu sejenak untuk mengingat dan meneladani semangat para Pahlawan Nasional dalam mempertahankan NKRI” pungkas Anna, Sekretaris Bakesbangpol Kabupaten Pacitan.

Anna juga mengajak untuk menerapkan semangat tersebut dalam keseharian. Dia menjelaskan jika penerapan dimulai dari lingkup kecil terlebih dahulu, ikut berperan dalam keamanan dan ketertiban di lingkungan RT. Dari situ rantai akan berjalan yang akan mewujudkan Kabupaten Pacitan sebagai wilayah yang adem ayem tentrem. (PemkabPacitan)

Siaga Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat; Susun Dokumen Rencana (KKM)

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adanya unsur ketidakpastian kedaruratan diperlukan suatu perencanaan untuk mengurangi akibat dan dampak yang mungkin terjadi.

Maka dari itu, perlu ada perencanaan Kontinjensi berupa dokumen yang disusun dan disepakati untuk didayagunakan sebagai upaya mencegah atau menanggulangi bencana secara lebih baik dalam situasi kritis atau darurat.

“Beberapa butir penting terkait perencanaan kontinjensi dilakukan sebelum keadaan darurat berupa proses perencanaan ke depan, dan lebih mengutamakan proses daripada menghasilkan dokumen,” terang drg. Nur Farida, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang dilangsungkan pada Selasa sampai dengan Kamis (20/10) kemarin melibatkan sejumlah pihak, termasuk TNI/ Polri, BPBD , Diknas, Kemenag, Kominfo, Bag hukum, Bappedalitbang, IDI dan forum Kabupaten Sehat serta 24 Puskesmas dan RS.

Tak hanya itu hadir sebagai narasumber Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Kesehatan RI dalam acara penyusunan dokumen Kontijensi Kesehatan Masyarakat (KKM) di Ruang Pertemuan RM. Sehat JLS, Pacitan.

“Selain dokumen Renkon, peran seluruh pihak mampu bersinergi sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dalam penanganan kasus kegawatdaruratan,” imbuh drg. Nur Farida

Hal ini merupakan langkah dari pemerintah dalam mewujudkan dokumen kontijensi kesehatan masyarakat yang akan dipakai oleh semua pihak dalam menghadapi bencana kesehatan masyarakat, Searah dengan Visi Bupati Pacitan untuk menciptakan masyarakat Pacitan yang Sejahtera dan Bahagia. (PemkabPacitan).

Bupati Minta Masyarakat Ikut Kawal Pembangunan Labkesda

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Kamis (20/10/2022) menemui warga Lingkungan Purwoharjo Kelurahan Baleharjo Pacitan. Dalam pertemuan tersebut Mas Aji ingin mendengarkan keluhan warga terkait pembangunan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pacitan yang masih dalam proses pengerjaan.

Seperti diketahui, sebagian warga terutama yang tinggal berdekatan dengan fasilitas kesehatan tersebut mempertanyakan beberapa hal terkait dampak keberadaan laboratorium kedepan. Sutrisno warga setempat mempertanyakan sistem pengolahan limbah serta keberadaan cerobong udara tepat di samping rumahnya. Pria berkumis itu khawatir cerobong pembuangan udara dari dalam laboratorium itu berbahaya bagi kesehatan.

Hal serupa juga disuarakan Mayanto. Menurutnya, sebelum berlanjut alangkah baiknya ada studi banding yang diikuti oleh warga untuk mengetahui sistem kerja dari perangkat yang ada serta dampak apa yang mungkin timbul dari laboratorium tersebut.

“Kami kaget pak tiba-tiba di belakang rumah kok ada alat besar (cerobong udara) dan itu menakutkan bagi kami,” katanya.

Menanggapi keluhan warga tersebut, Mas Aji dengan legowo meminta maaf karena minimnya sosialisasi yang membuat warga kebingungan. Labkesda sendiri merupakan pengembangan dari kantor malaria yang akhirnya berkembang menjadi UPT Labkesda Dinas Kesehatan Pacitan. Sebagai laboratorium penelitian, Labkesda sangat penting keberadaanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Ini hal yang wajar menurut saya ketika ada pembangunan dengan teknologi yang baru perlu ada sosialisasi,” Kata Bupati.

Mas Aji minta warga untuk bersama-sama mengawal pembangunan labkesda tersebut agar semuanya lancar dan aman. Terkait dengan permintaan warga untuk studi banding orang nomor satu di Pacitan itu sangat mendukung agar warga tahu persis bagaimana sistem kerja laboratorium tersebut. (prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Dinkes Imbau Warga Waspadai Penyakit Pasca banjir

Beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan sempat terdampak banjir. Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mengingatkan potensi munculnya sejumlah penyakit pascabanjir. Masyarakat pun diminta siapsiaga.

“Terutama penyakit-penyakit yang diakibatkan lingkungan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr Hendra Purwaka , Rabu (19/10/2022).

Tren curah hujan yang meningkat seperti saat ini, lanjut Hendra, biasanya dibarengi adanya sisa air hujan yang tertinggal pada benda tertentu. Media tersebut kerap dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk.

Jika kondisi ini dibiarkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mudah menyebar. Karena itu upaya yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan pola 3M (menguras, menutup, mengubur barang bekas).

“Dan ini harus dilakukan secara serentak dan gotong royong,” tegasnya.

Adapun penyakit lain yang juga harus menjadi perhatian adalah leptospirosis. Penyakit yang dibawa binatang tikus itu kerap menyerang warga usai terjadi banjir. Hal itu terjadi karenanya kontaminasi urine tikus yang terbawa air banjir.

Untuk itu, terang Hendra, upaya menciptakan lingkungan yang bersih menjadi kunci penanggulangan wabah. Pembersihan pun tak cukup dengan mengguyurkan air melainkan juga harus disertai cairan penyuci hama.

“Untuk membersihkan kawasan dalam rumah sebaiknya menggunakan cairan pembersih. Termasuk juga rajin cuci tangan dengan sabun,” ujarnya mewanti-wanti.

Dinas Kesehatan juga mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan meningkatnya kasus gangguan pencernaan seperti halnya diare. Itu dapat terjadi karena kontaminasi bakteri dari septic tank ke dalam sumur tanah akibat banjir.

Di sisi lain tumpukan sampah yang terbawa luapan air juga dapat meningkatkan risiko paparan penyakit. Oleh karena itu pengelolaan sampah menjadi hal penting yang harus dilakukan tiap keluarga.

“Tempat sampah di rumah tangga sifatnya hanya sementara. Sebaiknya tidak dibiarkan menumpuk terlalu lama. Sebelum 24 jam harus sudah dipindahkan ke TPA,” ujarnya.

Terakhir, Hendra mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup sehat. Bagi yang merasakan gejala kurang enak badan diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sehingga penanganan dini dapat segera dilakukan.

“Untuk menjaga stamina, kalau merasakan kelelahan sebaiknya dipakai istirahat. Kalau demam misalnya, mohon segera memeriksakan diri supaya mendapat tindakan yang tepat,” pungkasnya. (pemkab Pacitan)

WhatsApp chat