INFO PUSDATIN BPBD KAB.PACITAN

Mohon Ijin melaporkan Peringatan dini Prakiraan Cuaca di Wilayah Kab. Pacitan untuk hari ini

RABU, 06 JUNI 2018
sebagai berikut :

– Cuaca Umumnya Cerah
– Suhu Udara 24°c – 31°c
– Kelembapan 96 % – 55 %
– Kecepatan angin 6 – 15 km/jam
– Angin berhembus dr Arah Selatan hingga Tenggara
– Tinggi Gelombang / Ombak 1,5 – 2,5 M

* TERPANTAU CUACA SEBAGIAN BESAR CERAH PADA PAGI HARI INI UNTUK WILAYAH KAB. PACITAN

* DARI HASIL PENGAMATAN SECARA VISUAL POTENSI HUJAN TERPANTAU NIHIL UNTUK HARI INI

* DI HIMBAU UNTUK TETAP SELALU WASPADA TERHADAP PERUBAHAN CUACA SECARA SINGKAT DAN PENINGKATAN KECEPATAN ANGIN SERTA TINGGI GELOMBANG / OMBAK YANG TERJADI DI SEPANJANG PERAIRAN SELATAN PULAU JAWA

BPBD KAB. PACITAN
Jl. Walanda Maramis No.09 Pacitan 63514
– Telp/Fax : (0357) 886164
– Website : http://bpbd.pacitankab.go.id/
– WA : https://api.whatsapp.com/send?phone=62895396779371&text
– Email : bpbd.pacitan@gmail.com,bpbd_pacitan@yahoo.com
– FB : https://www.facebook.com/groups/bpbd.pacitan/?fref=ts
– Freq Repeater BPBD PCT : Output :17.030 Mhz, Input :
16.530 Mhz, Tone : 11.48

– Operator : REZA AMIR. S – NOVA.A

 

Ini Analisa BPBD Terkait Rentetan Gempa Bumi di Pacitan Sepekan Terakhir

Ilustrasi gempa Pacitan. (Foto : IST)

PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan memiliki analisis terjadinya peristiwa rentetan gempa bumi yang terjadi di wilayah Pacitan selama sepekan terakhir.

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setidaknya terjadi 9 kali gempa bumi di wilayah Pacitan selama sepekan terakhir. Gempa bumi terbaru yang tercatat terjadi di Pacitan terjadi pada Rabu (23/5/2018) pukul 17.35 WIB kemarin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan memiliki analisis terjadinya gemba bumi yang terjadi selama sepekan terakhir.

“Fenomena gempa bumi yang terjadi selama 9 kali dalam waktu satu minggu ini terjadi karena memang semakin meningkatnya aktivitas subduksi, posisi Pacitan berdekatan dengan zona subduksi,”kata Kepala Sie Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Dianita Agustinawati kepada Pacitanku.com, Kamis (24/5/2018) pagi.

Lalu apakah ada kaitannya dengan erupsi Gunung Merapi di DI Yogyakarta? Perempuan yang akrab disapa Nita ini tak bisa menjelaskan lebih jauh.

“Kalau kaitan dengan Merapi, saya secara teori belum bisa memberikan secara pasti, banyak versi yang berbicara, versi A, B dan C, tapi semuanya masih bisa berkembang, dan para ahlinya ada yang lebih berkompeten,”ujarnya lagi.

Secara khusus, imbuh Nita, upaya BPBD Pacitan sendiri saat ini terus melakukan upaya edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat. Karena, kata Nita, mitigasi sendiri lebih penting dalam konteks kebencanaan, apalagi Pacitan juga belum memiliki shelter bencana.

Sebagai informasi, sejumlah wilayah di Indonesia yang sudah dibangun shelter antara lain di wilayah pantai Sumatra dan wilayah Sulawesi. Sementara untuk Pulau Jawa akan dibangun di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan pantai seperti Cilacap, Banyuwangi dan Jember.

Shelter ini merupakan bagian dari rantai peringatan dini yaitu mempersiapkan sistem early warning mulai dari penyiapan peralatan, masuk ke masyarakat hingga ke penanggulangan.

“Secara fisik, Pacitan belum memilki shelter, sehingga yang kita bisa lakukan sementara ini menghimbau dan upaya mitigasi saja kepada masyarakat, salah satunya mitigasi dalam diri sendiri, lebih penting dari segalanya, dengan posisi Pacitan yang berdekatan dengan zona subduksi, jadi yang utama ya mitigasi,”jelas Nita.

Lebih lanjut, Nita mengungkapkan bahwa upaya dari BPBD adalah proses menanamkan kesadaran kepada masyarakat untuk penting melakukan kesiapsiagaan sejak dini.

“Yang penting, tugas kita menanamkan kesadaran kepada masyarakat saja, pentingnya kesiapsiagaan sejak dini, mengingat Pacitan rawan bencana, mari kita siaga, salam tangguh dan salam kemanusiaan,”pungkasnya.

Berikut rincian terjadinya peristiwa gempa bumi di wilayah Pacitan sejak sepekan terakhir, berdasarkan informasi dari BMKG.

Gempa bumi pertama terjadi pada Rabu (16/5) pukul 22.30 WIB. Gempa pada malam pertama bulan Ramadhan tersebut berkekuatan 5,1 SR yang berpusat Samudera Hindia atau 335 kilometer barat daya Pacitan.

Gempa bumi kedua kalinya terjadi pada Senin (21/5/2018) pukul 22.30 WIB. Data BMKG menyebut pusat gempa terletak di lokasi 8,09 LS dan 111,23 BT dengan arah timur laut Kabupaten Pacitan dengan jarak 18 kilometer dan berkedalaman sekitar 4 kilometer.

Sedangkan gempa bumi ketiga terjadi di Pacitan dengan kekuatan magnitudo 3,1 SR pada Selasa (22/5/2018) pukul 14.43 WIB. Gempa tersebut terjadi dengan lokasi di 9,21 Lintang Selatan dan 110,54 Bujur Timur.Data BMKG menyebut pusat gempa ada di arah barat daya Kabupaten Pacitan dengan jarak 130 kilometer dan berkedalaman sekitar 23 kilometer.

Selanjutnya, gempa bumi keempat di wilayah Pacitan dengan kekuatan magnitudo 3,0 SR pada Selasa (22/5/2018) pukul 20.53 WIB. Gempa tersebut terjadi dengan lokasi di 8,99 Lintang Selatan dan 111,33 Bujur Timur. Data BMKG menyebut pusat gempa ada di arah tenggara Kabupaten Pacitan dengan jarak 91 kilometer dan berkedalaman sekitar 10 kilometer.

Gempa bumi kelima terjadi dengan kekuatan magnitudo 3,0 SR pada Selasa (22/5/2018) pukul 20.50 WIB. Gempa tersebut terjadi dengan lokasi di 8,99 Lintang Selatan dan 111,33 Bujur Timur. Data BMKG menyebut pusat gempa ada di arah tenggara Kabupaten Pacitan dengan jarak 91 kilometer dan berkedalaman sekitar 10 kilometer.

Peristiwa gempa bumi di wilayah Pacitan disusul dengan gempa bumi dengan magnitudo lebih besar, yakni berkekuatan 5,1 pada Rabu (23/5/2018) pukul 2.38 WIB dengan lokasi di 9,39 Lintang Selatan dan 110,53 Bujur Timur. Adapun jaraknya terletak di 149 kilometer barat daya Pacitan dan kedalaman 10 kilometer.

Tak berselang lama kemudian, terjadi kembali gempa di wilayah Pacitan dengan kekuatan magnitudo 4,4 SR pada Rabu (23/5/2018) pukul 3.12 WIB dengan lokasi 9,40 Lintang Selatan dan 110,54 Bujur timur dan jarak 149 barat daya Pacitan dan kedalaman 10 kilometer.

Pada Rabu (23/5/2018) pukul 03.19 WIB gempa kembali terjadi di Pacitan dengan kekuatan magnitudo 3,4 SR dengan lokasi di 9,23 Lintang Selatan dan 110,57 Bujur Timur. Adapun jarak terjadinya gempa adalah 131 kilometer barat daya Pacitan dan kedalaman 25 kilometer.

Selanjutnya, gempa kembali terjadi di Pacitan pada Rabu (23/5/2018) pukul 17.35 WIB dengan kekuatan magnitudo 3,2 SR dengan lokasi di 9,21 Lintang Selatan dan 110,54 Bujur Timur. Adapun jarak terjadinya gempa adalah 130 kilometer barat daya Pacitan dan kedalaman 30 kilometer.

(dwipurnawan/pacitanku.com/diskominfopacitan)

Jitupasna; Untuk Pacitan Dewasa Terhadap Bencana

 

Suasana kegiatan Jitupasna

Dari 166 desa dan 5 kelurahan yang berada di Kabupaten Pacitan mempunyai berbagai resiko bencana, baik banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, tsunami, hingga kekeringan. Lebih dari 580 Ribu warga harus mendapat cukup wawasan terkait kebencanaan.

Hal itu mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Pacitan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi, baik kepada Pemerintah terkait, relawan yang bergerak dikebencanaan maupun kepada masyarakat. Dengan tujuan agar kabupaten Pacitan lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana. “karena sosialisasi merupakan salah satu  bentuk kegiatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam upaya pengurangan resiko bencana”. ungkap Windarto Kepala BPBD kepada peserta saat membuka Pelatihan Pengkajian kebutuhan Pasca bencana (Jitupasna), yang dilaksanakan di aula hotel srikandi 07/05/2018.

Menggandeng Pujiono Center, kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari berturut-terut, secara spesifik membahas fase-fase bencana, difase 3 dijelaskan bagaimana menyusun instrumen pasca bencana, implemntasi dilapangan, mengelola kerusakan, kerugian, ganguan akses dan fungsi. “Dipertemuan sebelumnya lebih pada aspek menejerialnya, bagaimana pemimpin memberikan komando kepada bawahan yang berada dilokasi bencana”. terang Darmo salah satu  pemateri dari Pujiono Center.

Banyak kesulitan yang dihadapi dalam menejemen kebencanaan, salah satunya yakni bagaimana memahamkan kepada masyarakat bahwa respon kebencanaan bukan semata pada saat bencana itu terjadi. Namun sebelum bencana, pada saat bencana serta pasca bencana atau rekonstruksi. “ini perlu kita garis bawahi, dan ini sesuai dengan ndang-undang No 24 Tahun 2007 Tentang penanggulangan Bencana”. tambah Darmo.

Hingga kini tidak ada yang dapat memprediksi kapan bencana terjadi, peralatan canggih pun hanya dapat memperkirakan. Windarto berharap dari kegiatan ini seluruh peserta mampu tanggap pada tupoksinya. sehingga mampu mengkaji bencana yang terjadi dan bisa melalukan perencanaan dikemudian hari. “jangan panik ketika terjadi bencana, karena panik dapat membuat otak tidak dapat berfikir logis”. Pesan Windarto.

(Anj/Budi/Riyanto/Diskominfo)

Kemarau Diperkirakan Hingga Akhir Agustus Tahun Ini

Pujono Kasi Kedaruratan dan Logistik memaparkan jumlah Daerah berpotensi kekeringan kepada atasannya Kepala BPBD Kabupaten Pacitan Windarto

Fenomena angin puting beliung yang terjadi di Jogjakarta beberapa waktu lalu menjadi penanda musim kemarau telah datang. BPBD Kabupaten Pacitan mencatat sedikitnya ada 28 desa di 12 Kecamatan akan kembali berpotensi megalami kekeringan dengan kategori III yakni kering kritis, angka tersebut diambil dari data tahun kemarin.

Kalimat itu disampaikan Windarto Kepala BPBD Kabupaten Pacitan saat ditemui dikantornya kemarin 04/05/2018. Pihaknya telah melakukan langkah yaitu himbauan dan permintaan data desa berpotensi  kepada masing-masing kecamatan. “himbauan itu kami sebar diawal april bulan kemarin, seterusnya data itu kami kirim ke Provinsi sebagai acuhan pemetaan” Jelasnya kepada Diskominfo.

Langkah selanjutnya, lima armada truk tanki air bersih yang dimiliki telah dipersiapkanya jauh-jauh hari, mulai dari kondisi mesin hingga stok air yang akan didistribusikan. Selain itu PDAM kabupaten Pacitan juga telah mempersiapkan armadanya untuk membantu. “berdasar tahun sebelumnya permintaan air dimulai awal bulan juli” Tambahnya.

Selain langkah tersebut Ia mengajak masyarakat untuk mulai menghemat air bersih, selanjutnya menampung air. Mengingat pemerintah sendiri tidak dapat memastikan kapan kemarau akan berakhir. “Agustus dan September itu hanya perkiraan BMKG, namun kondisi itu tentu hanyalah perkiraan bukan kepastian” Katanya menambahkan.

Dampak dari kemarau bukan hanya kekeringan saja, Ia menjelaskan bahwa selain permasalahan kekeringan juga perlu diwaspadai bahaya kebakaran hutan, baginya kebakaran hutan juga menjadi masalah yang menjadi perhatian lebih. ada beberapa macam kebakaran hutan, yang pertama sengaja dibakar untuk lahan baru dan yang kedua kebakaran hutan karena kelalaian. “mari dimusim kemarau ini kita melakukan penghematan air dan bersama menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan”. Tutup Windarto berharap.

 

(Budi/Anjar/Riyanto/Diskominfo)

Jitupasna Bekal Penanganan dan Peningkatan Pembagunan Paska Bencana

Dok. BPBD Pacitan

Terkait program penanganan dan peningkatan pembangunan pasca bencana oleh pemerintah kabupaten Pacitan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengadakan pembekalan Jitupasna (Kajian dan Penghitungan Paska Bencana) serta pembekalan risiko bencana.

Kawasan atau daerah terdampak sangat banyak, dan untuk kerusakan mencapai  kurang lebih 196 titik longsor dan tanah gerak serta sekitar 82 titik kerusakan desa di kategorikan kerusakan berat dan selebihnya di kategori sedang dan ringan.Diharapkan untuk para peserta pembekalan dapat menyampaikan kepada masyarakat terdampak, agar mengetahui secara mendetail langkah pertama yang di lakukan setelah bencana, penangulanagan dan penyelamatan.

Peserta tidak kurang dari 140 orang terdiri dari 82 kepala desa dan para relawan.Pujiono selaku Kepala seksi kedaruratan dan logistik BPBD menyatakan harapannya pada masyarakat yang terdampak untuk selalu mempunyai kajian ben memulai dan membangun kembali pasca bencana. Pujiono mengharapkan yang utama peningkatan sosial serta ekonomi warga terdampak, Karena mereka membutuhkan.

Misi BPBD kabupaten Pacitan adalah meminta kepada seluruh warga agar memahami penanggulangan pasca bencana. Peserta diminta untuk mengisi responden yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya agar pemerintah segera menangani dan menindaklanjuti daerah terdampak. Semetara itu Pemerintah kabupaten Pacitan akan segera melakukan pendataan selama 2 hari berturut turut, yang dilakukan mula rabu 24/1 “Di maksudkan untuk mempercepat perbaikan infrastruktur dan mepercepat pemberian bantuan yang akan di lakukan oleh pemerintah” Ulas pujiono.

(Anjar/Budi/Riyanto/Kominfo)