Siap Siaga Bentuk Ketangguhan Desa di Pacitan

Bertempat di Balai Desa Semanten, BPBD Pacitan berkerja sama dengan Siap Siaga menggelar Pelatihan Dasar Kebencanaan dan Uji Coba Penyusunan RKP Desa Untuk Pembentukan Program Destana, (11/10).
Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari yakni 11-14 Oktober 2021 dan diikuti 3desa, Nanggungan, Widoro dan Semanten.
Saat ini Pemerintah tingkat Desa diharapkan mampu mengelola desa agar dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat. Proses ini termasuk memobilisasi kapasitas masyarakat untuk melakukan upaya mitigasi dan risiko bencana. Pengelolaan secara tepat pada seluruh siklus manajemen bencana termasuk kesiapsiagaan dan kapasitas tanggap darurat sampai dengan membangun kembali pasca bencana secara lebih baik dan mampu mengurangi resiko bencana di masa mendatang.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Siap Siaga, Organisasi kerjasama Indonesia-Australia yang telah memfasilitasi kegiatan ini,” terang Didik Alih Wibowo, Kalaksa BPBD Pacitan.
Pihaknya melanjutkan, kegiatan seperti ini penting mengingat kondisi Kabupaten Pacitan yang rawan bencana sehingga diperlukan kemandirian dari masyarakat untuk dapat tanggap dan tangguh menghadapi bencana
Berdasar prioritas tersebut, BPBD bersama pemerintah daerah dan berjejaring dengan para pihak termasuk non pemerintah, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, dunia usaha dan media bekerja sama membangun ketangguhan bencana melalui percepatan inisiatif ketangguhan masyarakat. (BPBD Pacitan/ Pemkab Pacitan)

Galakkan 71 Indikator Penilaian Indeks Kapasitas Daerah

Guna mengukur indeks risiko bencana (IRB) selama dua hari ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui BPBD Pacitan memfasilitasi penilaian Indeks Kapasitas/Ketahanan Daerah (IKD). Kegiatan ini dihadiri OPD dan dibuka langsung oleh Asisten 1 Pemerintahan & Kesejahteraan Rakyat, Mahmud.
IKD sendiri merupakan instrumen untuk mengukur kapasitas daerah dengan asumsi bahwa bahaya atau ancaman bencana dan kerentanan di daerah tersebut kondisinya tetap. Tiga hal ini, diantaranya adalah indeks kapasitas, kerentanan, dan ancaman bencana, kesemuanya merupakan komponen penyusun IRBI.
Oleh karenanya, IKD yang mengukur kapasitas suatu daerah dapat kemudian melakukan monitoring dan evaluasi IRBI di daerah tertentu. Dari IKD, maka setiap kab/kota mampu mengetahui apa saja upaya yang sudah dilakukan dan langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko.
“Fokus paradigma sudah berubah, kalau dulu fokus bagaimana saat terjadi bencana sekarang sudah bergeser bagaimana cara preventif penanggulangannya. Termasuk dalam hal ini penanggulangan sebelum terjadinya bencana maupun bagaimana kita mengelola resiko bencana,” ungkap Mahmud.
Pacitan menjadi daerah yang geografisnya multi ancaman terhadap bencana alam, untuk itu diperlukan perubahan perilaku dari para warganya menuju budaya aman bencana sehingga terwujud satu wilayah yang akan tangguh bencana. (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan)

Perkuat Ketangguhan Keluarga, BPBD Bekali PKK Mitigasi Bencana

Lingkungan keluarga merupakan benteng dalam menghadapi dan mengurangi resiko bencana. Karena keluarga adalah struktur masyarakat terkecil pertama yang memberikan sosialisasi kepada setiap anggotanya. Terutama peran ibu sangat strategis memberikan mitigasi bencana kepada keluarga, sehingga memperkokoh ketahanan keluarga menghadapi bencana alam maupun non alam.
Berbicara masalah bencana, baik anak-anak, lansia bahkan difabel semua harus siap. Mereka harus memahami mitigasi dan risiko bencana jika Kabupaten Pacitan ingin tangguh terhadap bencana.
Upaya mitigasi pun selalu disosialisasikan di berbagai lembaga maupun kegiatan seperti yang dilakukan hari ini, Jumat (17/9) dalam sosialisasi bersama PKK Desa Sirnoboyo Pacitan.
“Maka kita harus memulai mitigasi itu dalam skala yang paling kecil sekali, yaitu lingkungan keluarga atau rumah tangga. Memberi pemahaman kepada keluarga tentang manajemen bencana. Misalnya saat terjadi gempa, apa yang harus dilakukan, untuk melindungi diri dan menyelamatkan keluarga,” kata Diannita Kasi pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan.
Selain itu dijelaskan pula terkait tas siaga bencana, ini sangat penting untuk bertahan hidup dalam keadaan darurat, seperti saat gempa atau bencana alam lainnya dan materi pertolongan pertama pada gawat darurat. (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan).

Siswa Secaba Otsus Papua Ngudi Ilmu Ke BPBD Pacitan

Sebanyak 9 siswa Secaba Program Otsus (Otonomi Khusus) Daerah Papua melakukan kunjungan di Kantor BPBD Pacitan. Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Didik Alih Wibowo beserta jajaran.
Dalam kunjungannya, siswa program otsus tersebut juga mendapat pembekalan dari pengalaman terkait potensi dan mitigasi bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Pacitan.
Selanjutnya, mereka juga dikenalkan berbagai peralatan yang dimiliki Tim Reaksi Cepat (TRC), sarana prasarana yang di ada BPBD Pacitan maupun sistem informasi yang dipunyai Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).
“Kami selaku Kodim 0801 Pacitan mengucapkan terimakasih atas waktu dan ilmu yang diberikan. Mereka nantinya akan jadi Babinsa di Papua, sedangkan tugas Babinsa itu kan kompleks mulai dari mengajar sampai dengan penanggulangan bencana. Untuk penanggulangan bencana kita arahkan ke BPBD terlepas bagaimana nanti pelaksanaanya di daerah sana,” kata Subari Danramil Sudimoro dalam sambutannya, (15/09).
Melalui kegiatan ini peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi siswa Otsus dalam mitigasi bencana. Selanjutnya para secaba Otsus ini bisa ditugaskan kembali ke wilayah kabupaten dan kota di seluruh Papua Barat.
Selain sebagai motivator penggerak generasi muda agar lebih maju dalam menjaga stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga memahami dan mengetahui seluk beluk ilmu kebencanaan. (BPBDPacitan/Diskominfo Pacitan).

BPBD Pacitan; Publik Tak Perlu Cemas

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama BPBD Pacitan menggelar Sarasehan Forum Pengurangan Resiko Bencana, hari ini (15/09) bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan.
Dalam acara tersebut turut hadir beberapa komunitas dan relawan seperti, Senkom, Karang Taruna, KNPI, Sar MTA, LPBNU, Rapi, Orari, Saka Bahari, Relawan Sego Berkat dll.
Informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian dari masyarakat. Sementara hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona megathrust selatan Jawa memang aktif yang tampak dalam peta aktivitas kegempaannya.
Kenyataan ini mendorong untuk mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita. “Peran relawan sangat penting sekali sehingga bisa menjadi sinergitas dalam hal penanggulangan bencana” kata Diannita Agustinawati Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan.
Peran relawan vital dalam setiap aksi penanggulangan bencana alam dan bencana sosial di Indonesia, baik tahap kesiapsiagaan maupun layanan saat dan pascabencana. Upaya yang pasti dilakukan adalah mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa. (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan).