Abang Ojek Terminal Dapat Beras Dan Masker

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Pandemi Covid-19. Hari ini (13/04) Abang Ojek seputaran Terminal Pacitan mendapat giliran menerima 10 kilogram beras berkualitas super yang diserahkan secara simbolis oleh Bupati Pacitan Indartato didampingi Wabup Yudi sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto dan Dandim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi di halaman terminal Pacitan.

Bukan hanya sembako, pada saat itu istri Bupati Luki Indartato juga berkesempatan membagikan masker kepada seluruh Abang Ojek secara cuma-cuma, hal tersebut lantaran besarnya risiko terjangkitnya virus corona saat membawa penumpang.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama mengatakan stok bantuan sembako cukup hingga bulan Agustus mendatang, karena didukung musim panen yang terjadi hampir di semua wilayah Pacitan. “Semua yang terdampak tetap akan didata,” pungkas Rachmad. (budi/rozak/riyanto/tika/DsikominfoPacitan).

Terpaksa Hanya Ijab Qobul

Bagi siapapun yang telah terlanjur menjadwalkan pesta pernikahan di tengah pandemi Covid-19, pemerintah senantiasa mewanti wanti untuk meniadakan kegiatan resepsi dan pengumpulan massa dalam jumlah sedang maupun besar.

“Cukup ijab qobul saja,” kata Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan (13/04).

Dukungan dan kekompakan masyarakat penting untuk mencegah penularan virus corona yang dapat mengakibatkan penyakit menular Covid-19.

Tuan rumah diharap mengundang tamu seperlunya, menyediakan tempat cuci tangan dan disiplin melaksanakan Physical Distancing. “Harus juga menggunakan masker,” tambah Rachmad. (DiskominfoPacitan).

Disparpora Pacitan Siapkan Kejutan Usai Pandemi Covid-19

Penutupan sementara sembilan destinasi wisata di bawah Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan dan satu dikelola desa kembali diperpanjang hingga 21 April 2020. Keputusan tak lain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, karena beberapa kota sekitar menjadi zona merah pandemi virus corona.

Melihat penutupan panjang ini ternyata Disparpora sadar ada celah inovasi demi mendorong kemajuan pariwisata di Kabupaten Pacitan setelah nanti dibuka kembali. Di luar mensterilkan semua lokasi dengan desinfektan secara teratur.

“Kita melakukan perbaikan-perbaikan untuk mempersiapkan diri ketika wisata kita kembali dibuka, mulai dari perbaikan tempat parkir hingga lokasi wisatanya. Terutama kita bangun spot-spot yang akan mempercantik destinasi kita,” kata T. Andi Faliandra kepada Diskominfo Pacitan (06/04/2020).

Kapan lagi ada kesempatan baik untuk meremajakan kembali area wisata sehingga semakin indah dan kembali asri, sehingga seluruh wisatawan yang selama ini harus tetap di rumah akan terkejut dengan berbagai inovasi  dari Disparpora Pacitan.

Andi dikesempatan tersebut juga juga mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan promosi masif kepada khalayak, mengingat ini tidak melanggar aturan. Baik melalui wadah sosial media atau yang lain. Sehingga tidak menutup kemungkinan usai pandemi corona, wisata di Kabupaten Pacitan viral dan menjadi satu kejutan para wisatawan.

Terlebih itu didukung para pelaku wisata dan warga masyarakat yang kompak melakukan pembersihan hingga terlibat dalam peremajaan, disempurnakan oleh komitmen Disparpora Pacitan.

Saat ini kendala yang dihadapi Disparpora menurut Andi adalah pelaku UMKM dan pemilik homestay yang menggantungkan ekonomi kepada pengunjung wisata. Penutupan tersebut diakui berdampak langsung pada pemasukan mereka. “Hari ini akan segera kami data dan kita rapatkan. Lalu kita pikirkan bersama Bidang Perekonomian, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan,” ujar Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Perangi Virus Corona Melalui DD

Foto : Budi Muhamad

2380 warga Desa Tinatar, Punung khawatir atas merebaknya Corona Virus yang dapat menimbulkan penyakit Covid-19. Menyikapi hal itu Kades setempat, Himo Wahyudi bersama perangkatnya melakukan rapat terbatas melalui grup WhatsApp untuk membuat ruang sterilisasi pintu masuk utama ke desa tersebut. “Sore ini langsung bisa digunakan,” ujarnya melalui sambungan telepon kepada DiskominfoPacitan (26/03).

Hal ini bukan tindakan berlebihan, lantaran sebagian warga Tinatar kata Himo banyak yang merantau ke luar kota bahkan Malaysia. Sering terdengar masyarakat ketakutan ketika keluarga atau kerabat pulang. “Dengan fasilitas ini masyarakat sedikit lebih lega. Minimal setiap orang yang masuk sudah steril, dan sudah melakukan SOP pencegahan penyebaran corona dengan benar,” kata Dia.

Ia sadar, inisiatif yang langsung didukung perangkat dan masyarakat bukan penyelesaian akhir atas Corona Virus, namun langkah ini begitu berarti untuk pencegahan dan menumbuhkan kepercayaan diri masyarakat. Para relawan yang berjaga di Pintu Masuk Desa yang kini mulai beroperasi masih resmi sebagai bentuk dukungan moril tanpa upah.

“Keamanan petugas tetap kami prioritaskan dengan peralatan seadanya. Seperti masker, kami hanya memesan dari penjahit sekitar yang kami dobel, dan mereka dilarang menyentuh apa saja selama bertugas, didukung kipas angin yang menyala 24 jam untuk mengarahkan angin ke satu titik, tempat duduk juga kami beri jarak dari lokasi penyemprotan,” ungkap Dia gamblang.

Himo mengaku, terdapat 4 pintu masuk ke Desa Tinatar, namun karena banyaknya keterbatasan peralatan pihaknya memilih pintu utama yang dijaga, ratusan kendaraan roda dua dan empat keluar masuk kini sedikit terkendali.

Tugas lain yang dipikirkan Himo saat ini adalah legalitas Dana Desa untuk memerangi Corona Virus, jika regulasi telah terbit para relawan yang sift tetap akan mendapatkan perhatian. “Penyediaan fasilitas dan penjagaan hingga kini resmi sukarela masyarakat kami,” tambahnya.

Sementara Diannita Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Pacitan disambungan terpisah menegaskan, Dana Desa dapat digunakan untuk gerakan pencegahan penularan Virus Corona, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Nomor 8 Tahun 2020.

Langkah tersebut juga dilakukan desa lain seperti Desa Hadiwarno, Ngadirojo dan Desa Sidomulyo, Klesem, Kebonagung  dan desa lain yang telah mendapatkan edukasi di Destana dengan bentuk  berbeda. (budi/riyanto/wira/Diskominfopacitan).