Terlepas Covid-19; DBD Tetap Menjadi Perhatian Serius

Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui nyamuk Aedes Aegypti patut menjadi perhatian serius bagi pemerintah maupun masyarakat. Sebagai gambaran, kasus DBD pada tahun 2019 menyentuh angka 629 dengan 1 kematian.

Peningkatan edukasi terhadap masyarakat kembali ditegakkan dalam suasana pandemi covid-19. Ratna Susy Rahayu, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan menyatakan double 3M harus benar-benar ditegakkan seluruh masyarakat tanpa mengindahkan resiko penambahan kasus covid-19.

“Saat ini kasus DBD tidak hanya berfokus di Kota saja, namun wilayah-wilayah desa dan pegunungan juga menjadi perhatian kami,” ujar Ratna kepada Diskominfo Pacitan (06/10). Apalagi data menyatakan, tahun 2019 Kecamatan Bandar ditemukan sebanyak 10 kasus.

Beruntungnya, 3M pada penanganan DBD yakni (Menguras, Menutup, Mengubur) merupakan sesuatu yang tak asing bagi masyarakat, kampanye ini sudah lama digalakkan pada saat-saat datang musim hujan sebagai langkah membunuh jentik dan telur nyamuk.

Sementara upaya Fogging merupakan langkah lanjutan yang bisa dilakukan, meski hal tersebut harus memenuhi berbagai mekanisme. sebab Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan memiliki unsur kimia atau residu yang tinggi.

Sementara penanganan covid-19 pun tetap akan dilakukan semaksimal mungkin, pekerjaan ganda tersebut tentu tak cukup dikerjakan oleh SMD Dinkes yang terbatas. Masyarakat sepatutnya membuka kesadaran utamanya pada langkah mitigasi tersebut.

“Petugas di desa-desa kita terjunkan semua, meski tanpa pengumpulan masa berlebih,” pungkas Ratna. (budi/anj/rch.dzk/rch/tika/DksominfoPacitan).

Hindari Tubuh Drop Saat Pancaroba

Menyikapi perubahan cuaca yang datang pada awal bulan November lalu, berbagai penyakit mengancam tubuh, baik diare ataupun batuk pilek. “Bahkan demam berdarah kini tidak lagi mengenal cuaca lagi,” kata dr. Wurjani kepada Diskominfo 30/11/18.

Mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Arjosari dan Desa Tanjungsari tersebut mengatakan bahwa perlu perhatian lebih saat terjadi perubahan musim terlebih dari musim kemarau ke musim hujan, mulai menjaga kondisi tubuh dengan istirahat cukup, melakukan olahraga teratur serta mengatur dan menambah pola makan. Serta memperhatikan kondisi dan kebersihan lingkungan dengan metode 3M.

“Untuk asupan nutrisi tubuh yang dulu dikenal dengan istilah 4 Sehat 5 Sempurna, kini berganti menjadi Nutrisi Seimbang, hanya berganti istilah saja. Utamanya tercukupinya lima zat gizi yang diperlukan tubuh, didalamnya ada makro nutrisi dan mikro nutrisi serta vitamin dan mineral, kebutuhan tersebut harus diperoleh tubuh,” jabar Dia.

Kepala Dinas kesehatan dr. Eko Budiono pada kesempatan yang berbeda menambahkan bahwa penting masyarakat memperhatikan pesan-pesan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas. yakni melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, menghindari alkohol, memeriksakan kesehatan secara teratur dan membersihkan lingkungan serta menggunakan jamban. “Germas dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” ajak Dia. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Tes Kebugaran Untuk Deteksi Gaya Hidup Dan Penyakit

Tes Kebugaran Jasmani merupakan serangkaian langkah tes pengukuran tingkat kebugaran jasmani sekaligus untuk menganalisa apakah gaya hidup seseorang sudah memenuhi gaya hidup sehat. “Kebugaran tubuh seseorang tidak dapat dinilai dari penampilan fisik saja, namun juga dari pola hidup, pola makan dan aktifitas fisiknya. Seseorang dapat dikatakan bugar jika setelah bekerja dia masih mampu beraktifitas fisik tanpa merasa kelelahan yang berlebihan, berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan tes Kebugaran jasmani. Kegiatan perdana ini kami selengarakan  bagi pejabat dilingkup Pemerintah kabupaten Pacitan”. Ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu kepada Diskominfo disela kegiatanya melaksanakan Tes Kebugaran Jasmani 2018 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten Pacitan.

Bupati indartato beserta 60 peserta lain tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dalam sambutanya Ia menyambut baik kegiatan itu dan beraharap kegiatan tersebut dapat rutin dilaksanakan, agar peserta dapat memperoleh informasi tingkat kebugaran jasmani dan dapat menerapkan nilai-nilai gaya hidup yang sehat.

Ratna menambahkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS hendaknya dimulai dari diri sendiri, dalam keluarga dan ditempat kerja masing-masing, serta harus terus disebarluaskan dan digalakkan di masyarakat. “Untuk OPD, Instansi atau Perusahaan yang memerlukan pemeriksaan kebugaran Jasmani dapat dikoordinasikan dengan Dinas kesehatan”. Imbuhnya menginformasikan.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pemilihan Dokter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja 2018; Upaya Ciptakan Budaya Sadar Kesehatan Sejak Dini

Usaha Kesehatan di Sekolah atau UKS adalah salah satu upaya terpadu lintas program dan sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang berada di sekolah baik tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Dalam program UKS peserta didik tidak hanya berperan sebagai obyek penerima layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, pegawai lainya di sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa yang berperan dalam meningkatkan kesehatan dan mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat.

Untuk memenuhi tujuan itu Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menggelar Pemilihan Dokter Kecil dan Duta Kesehatan Remaja Tahun 2018 yang diselenggarakan di Gedung Karya Darma hari ini 18/09/2018. Dengan total peserta kegiatan pemilihan dokter kecil dan duta kesehatan remaja sebanyak 144 peserta perwakilan dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang selalu digelar setiap tahun ini memiliki tiga tujuan khusus yakni memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan di sekolah, dan para peserta didik diharapkan memiliki kesehatan fisik dan mental serta mempunyai daya hayat dan daya tangkal terhadap kenakalan remaja. _“Serta terhindar dari pengaruh buruk penyalahgunaan Napza yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya yang dapat merugikan pribadi dan Negara”_. Papar Kabid. Kesmas. Ratna Susi Rahayu yang dalam hal ini sebagai ketua panitia kepada Diskominfo.

Dikesempatan yang sama seusai membuka kegiatan Kepala Dinas Kesehatan Kabuaten Pacitan Eko Budiono menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkanya dapat meningkatkan partisipasi sisiwa dalam program UKS, agar siswa menjadi penggerak hidup sehat disekolah, dirumah dan lingkunganya. _“Juga siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa didik dan orang lain untuk hidup sehat”_. Tambahnya.

Pihaknya juga berharap dari kegiatan tersebut kedepan dapat meningkatkan jumplah dokter kecil dan duta kesehatan remaja di kabupaten pacitan serta terjalin kerjasama dan koordinasi antara pihak pemerintah dan masyarakat sekolah. Hingga upaya untuk menjadikan para siswa menciptakan budaya sadar akan kesehatan dapat terwujud. _(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)._

Apel dan Bakti Sosial Dalam Rangka HUT PPNI Ke-44

Acara dilaksanakan di lapangan Desa Sedayu Kecamatan Arjosari. Dihadiri Oleh Bupati Indartato, Wabup Yudi Sumbogo, perwakilan DPRD, Dinkes Pacitan,direktur RSUD dr.Darsono Pacitan dan Para Jajaran DPD PPNI Kabupaten Pacitan serta Warga Desa Sedayu. Apel sendiri diikuti 300 peserta dari PPNI Kabupaten Pacitan. Acara itu juga dilanjutkan dengan penyerahan bantuan langsung oleh Bupati Indartato kepada 31 warga kurang mampu sebesar 1 juta rupiah dan satu bantuan rumahlayak huni atas nama Sangir, sebesar 20 juta rupiah. Selain itu juga diadakan donor darah dan pengobatan gratis.

Diskominfo Pacitan