Arjowinangun Kompak; Karantina Berakhir

salah seorang petugas membuka portal di Lingkungan Barang Arjowinangun, Pacitan.

Setelah menjalani karantina wilayah hasil dari keputusan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Pacitan lantaran merebaknya kasus Covid-19 di Lingkungan Barang RT 1/4, Arjowinangun akhirnya kembali dibuka.

Penutupan tersebut berlangsung selama 8 hari, terhitung sejak (21/08) pukul 00:00 WIB sampai dengan hari ini (29/08) pukul 11:00 oleh petugas.

TGTP seperti diberitakan akun resmi Pemkab Pacitan telah melakukan Tracking cepat dengan menguji ratusan masyarakat Arjowinangun dan sekitar, bersyukur hanya 2 kasus yang ditemukan dari wilayah itu.

Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap bersatu bersama dengan selalu tertib terhadap anjuran pemerintah dengan penerapan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan). (DiskominfoPacitan).

Covid-19 Masih Dinamis; Bertambah 1 Pulang 1

Satuan Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan kembali merilis 1 kasus baru dari Desa Arjowinangun, Pacitan yang saat ini bekerja dan tinggal di zona merah Jakarta. Gadis berusia 22 tahun tersebut memutuskan pulang sementara ke Pacitan.

Selesai di kampung halaman, yang bersangkutan kembali ke Ibukota namun ternyata mampir dahulu di Yogyakarta, di kota Gudeg itulah sang gadis diminta menjalani uji Swab disalah satu rumah sakit, dan ternyata hasil menunjukkan positif, sedang si Gadis kini sudah berada di Jakarta.

Rilis resmi yang disampaikan Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto juga mengumumkan satu kesembuhan baru, ia adalah seorang perempuan juga yang bertempat tinggal di Sudimoro, diketahui wanita ini berusia 77 tahun.

Penambahan dua perempuan tersebut menambah angka kumulatif kasus Covid-19 di Pacitan tatal menjadi 84 kasus, sembuh 66 kasus dan meninggal 2 kasus. “Sekaligus menambah kerja gugus tugas melakukan Tracing, Testing dan Treatment lebih lanjut,” kata Rachmad di ruang kerjanya Diskominfo Pacitan.

Demi kebaikan bersama, Jubir kembali mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat supaya terbuka kesadarannya, menghormati sesama dengan menjalankan dengan disiplin protokol kesehatan. Baik dengan Memakai masker, Mencuci tangan dan utamanya tidak bepergian atau tinggal di rumah kecuali mendesak, terlebih datang ke wilayah zona merah.

“Secara umum Pacitan itu jujugannya ada dua yakni Jakarta dan Surabaya, dua kota tersebut masuk dalam zona merah sehingga ini sangat riskan. Terbukti dengan penambahan kasus hari ini yang akan menambah rentetan kasus baru di Kabupaten Pacitan,” pungkasnya. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Disparpora Serahkan Sertifikat (AKB) dan Tingkatkan Promosi Cantik Plus Massif

6 bulan terhimpit pandemi, Tim Gugus tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan semakin mantap melenggang demi mengemban misi kemanusiaan yang sekaligus menghantam sektor ekonomi masyarakat Kabupaten Pacitan.

Salah satunya dengan diserahkannya Sertifikat Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Fase Simulasi terhadap Pantai Banyu Tibo, Buyutan, Srau, Ngiroboyo, Taman, Sungai Maron dan obyek Wisata Alam Sentono Genthong.

Beberapa destinasi juga berhasil memperoleh rekomendasi Fase Uji Coba diantaranya yakni Pantai Soge, Pidakan, Watubale, Klayar, Watukarung dan terakhir Pantai Pancer Door yang dipastikan akan berlangsung hingga akhir Desember 2020. Menandakan daftar ini siap dikunjungi wisatawan luar.

Kebijakan tersebut bukan lantas tanpa tantangan, berbagai kemungkinan sudah diupertimbangkan masak-masak. T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan mengaku tantangan utama adalah kedisiplinan dari petugas dan pengelola. Karena salah sedikit bukan tidak mungkin malah mengundang lahirnya cluster baru. Sedang data yang ada 30 persen pengunjung diakuinya belum taat protokol kesehatan.

Di samping itu, Andi mengungkapkan 3 destinasi belum bisa berbuat banyak lantaran mempunyai angka risiko lebih tinggi ketimbang objek lain, diantaranya Pemandian Air Hangat, Goa Gong dan Goa Tabuhan. “Kita membutuhkan mekanisme protokol kesehatan khusus,” ungkap Dia.

Secara panjang lebar Bupati Pacitan Indartato yang hadir didampingi jajaran Satgas (TGTP) mengaku bersyukur, karena Kabupaten Pacitan memiliki pengelola dan petugas yang kaya terhadap inovasi dengan penuh kedisiplinan.

Ia mengaku secara diam-diam Bupati mencoba masuk ke objek Pantai Pancer Door, ternyata kedatangannya tersebut ditolak oleh petugas, lebih-lebih supirnya mengaku dari Kota Bandung. Barulah ketika ia membuka jendela mobil petugas tersebut menyadari dirinya tengah dites langsung oleh Bupati. “Kedisiplinan Mereka perlu kita dukung bersama,” kata Bupati dihadapan undangan.

Penyerahan tersebut dilakukan di Destinasi Alam Sentono Genthong, Pringkuku, Pacitan dengan penerapan protokol kesehatan ketat, disamping itu Sentono Genthong yang dikelola desa tersebut mampu memberi kesan tersendiri bagi siapa pun yang datang.

Momentum HUT RI ke-75 yang dimanfaatkan BPBD, Polres dan Dandim 0801 Pacitan untuk mengibarkan bendera raksasa berdiameter 27 X 18 meter di Sentono Gentong, upaya itu menuai pujian berbagai pihak, utamanya para pemangku kebijakan dari luar Pacitan.

Lantaran mereka sadar pengibaran tersebut mempunyai nilai promosi yang luar biasa terhadap destinasi wisata Pacitan yang dapat memancing calon wisatawan luar. Sehingga menurut Andi dirasa perlu untuk lebih ditingkatkan dengan model inovasi lain dan berbeda-beda. “Secepat mungkin kami akan menggelar pertemuan bersama travel agen dari luar Pacitan. Sebagaimana yang telah kami lakukan pada tahun 2019 lalu,” tambah Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

2 Masyarakat Kembali Positif; Satu Diantaranya Dari Tulakan

Kenyataan ini kembali disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Sekaligus Bupati Pacitan Indartato, malam ini (01/05) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Dua orang tersebut satu dari Kecamatan Pacitan dan satu Terpantau PDP dari Desa Ketro, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Pasien dari Ketro tersebut kini dirawat di salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Ponorogo.

Hal itu kata Bupati lantaran secara geografis Desa Ketro lebih dekat dengan Kabupaten Ponorogo. Sedang pasien dari Kecamatan Pacitan masuk dalam cluster pertama dan akan menjalani karantina dan perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan.

“Hari ini upaya kita masih gagal, karena yang positif bertambah lagi. Oleh sebab itu saya minta maaf kepada masyarakat Kabupaten Pacitan,” Kata Bupati didampingi seluruh Satuan Gugus Tugas Covid-19 Pacitan.

Sementara usai Press Release, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengaku Satgas tidak akan menarik pasien kembali ke Pacitan, hal ini lantaran di Ponorogo pasien menjalani karantina dan protokol kesehatan sama seperti di Pacitan.

Terpenting, Satgas Covid-19 Pacitan melakukan tindakan tegas terhadap keluarga dekat pasien di Desa Ketro, supaya penyebaran pandemi ini tidak menyebar dan merugikan masyarakat. “Secepatnya kita dalami, sebetulnya stock lama itu dan kita sudah awasi termasuk ringnya,” tambah Rachmad. (budi/rozaq/rach/riy/tika/DiskominfoPacitan).

Penghuni Wisma Atlet Malam Ini Bertambah 5 Orang

Sekali lagi, tidak ada waktu terlambat meningkatkan kewaspadaan dengan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi, angka positif terus meningkat di kota 1001 Goa ini. Belum lagi malam ini Jubir satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengkonfirmasi 5 tenaga kesehatan positif Rapid tes.

Bertambahnya angka positif Rapid tersebut membuat angka total di Kabupaten pacitan menjadi 16 orang. Oleh sebab itu kata Rachmad mereka yang terkonfirmasi Rapid akan menjalani karantina di Wisma Atlet Pacitan hingga terkonfirmasi negatif Swab dan Rapid.

“Hal yang menggembirakan adalah Swab tes menunjukan negatif pada PDP lama,” katanya melalui siarannya kepada Diskominfo Pacitan (01/05), disela rapat terbatas dengan Satgas Covid-19 di ruang rapat Bupati.

Oleh sebab itu tidak henti-hentinya pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk tertib menjalankan protokol kesehatan dengan penuh kesadaran tinggi. Mengingat dengan kerjasama yang baik pemerintah dan semua elemen, Virus Corona yang dapat mengakibatkan penyakit Covid-19 tersebut dapat diatasi. 

Sekali lagi, menggunakan masker saat keluar rumah ataupun saat berinteraksi sosial. Hal tersebut terbukti secara signifikan mencegah penyebaran Virus Corona. Mengingat lawan yang dihadapi saat ini tak kasat mata. (budi/rch/riy/tika/DiskominfoPacitan).