Keprihatinan Masih Liputi Hari Jadi Pacitan

Suasana sederhana dan tanpa perayaan berlebih masih berlangsung pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-274 tahun ini. Penyebabnya karena pemerintah daerah belum dapat sepenuhnya memulihkan kondisi pasca banjir bandang penghunjung November 2017 lalu.

“Mengapa kita buat sekarang begini ?, karena apa yang kita laksanakan belum bisa memulihkan kerusakan-kerusakan yang kemarin dialami oleh masyarakat (saat banjir bandang dan tanah longsor),” ujar Bupati Indartato usai prosesi hari jadi di pendapa kabupaten, Selasa (19/2/2019).

Meski berlangsung sederhana, menurut Bupati hal tersebut tidak mengurangi makna peringatan itu sendiri. Yakni sebagai pengingat sekaligus ajang evaluasi, serta instrospeksi dalam menjalankan pemerintahan.

Lebih lanjut Indartato menyampaikan, selain akibat dampak bencana alam yang belum sepenuhnya rampung, pertimbangan lainnya karena berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2019. “kita menghadapi Pemilu 2019. Sehingga kita lebih berhati-hati, supaya Pacitan tetap adem ayem, tentrem,” tandasnya.

Dimomentum hari jadi ia berharap kedepan jumlah warga kurang mampu didaerah yang dipimpinnya itu terus berkurang. Harapan baik juga disematkan pada capaian kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat. Salah satu indikator capaiannya adalah penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari pemerintah yang lebih atas. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Maksimalkan Potensi Dan Keterampilan Di Momen Hari Jadi

Hajatan 2019 diharap menjadi titik awal semakin tumbuhnya potensi yang dimiliki Pacitan, baik bidang kepariwisataan, produk olahan khas serta hasil alam seperti kelapa dan pisang yang begitu melimpah di seluruh wilayah melalui bingkisan kreativitas dan inovasi yang modern.

Pace Art dan Festival yang motori Disparpora Kabupaten Pacitan, menggelar Festival Kuliner Gula Jawa, Workshop Vlog dan Fotografi dan lain-lain yang melibatkan pelajar dan masyarakat umum. Dilaksanakan di Gedung PLUT hari ini 17/02/19.

Kunjungan pariwisata yang terus meningkat salah satu peluang untuk meningkatkan produk mentah yang ada seperti gula jawa, untuk disulap menjadi berbagai olahan kreatif yang mampu menghipnotis wisatawan dan menjadi oleh-oleh andalan berjajar dengan olahan lain yang sudah ada serta menjadi ciri khas Pacitan, “harus didukung dengan profesionalitas masyarakat juga kami di pemerintahan,” papar Endang Surjasri Kepala Disparpora.

Pacitan harus terus berkembang dengan berbagai potensi yang dimiliki, tentu tujuan itu akan sulit dicapai dengan metode lawas. Harus mengikuti tren dan dibarengi dengan sikap melek teknologi khususnya media sosial. “sehingga eksplorasi Pacitan lebih kreatif, dan menarik,” (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).