Burung kicau komunitas terbaik Jatim, Jateng dan DIY andil
meriahkan gelaran Hajatan ke-275 tahun, dalam wadah Lomba Burung Berkicau
Bupati Cup 3 Pacitan yang dilaksanakan kemarin (08/03) di Alun-alun Pacitan.
Bupati Pacitan Indartato berkesempatan menyaksikan acara
tersebut didampingi Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto dan Komandan Kodim
0801 Pacitan Nuri Wahyudi. Pada kesempatan tersebut Pak In juga berkesempatan
“menggantakan” burung berjenis Kacer atau Kucica Kampung (Oriental
magpie-robin), hal tersebut sontak membuat lomba tersebut semakin meriah.
Pak In diakhir kegiatan juga berkesempatan menyerahkan
hadiah piala kepada pemenang dalam kontes tersebut. (DiskominfoPacitan).
Di lubuk jiwa masyarakat Kabupaten Pacitan, tersimpan ragam
kebudayaan yang terus dijaga dan dilestarikan. Meski diluar sana arus deras
budaya asing mengancam sendi-sendi generasi muda. Bukannya alergi dengan
kebudayaan lain, tapi budaya yang kelihatannya indah itu tidak relevan jika
diaplikasikan masyarakat ketimuran, gara-gara minimnya norma dan nilai sosial.
Saat ini generasi muda begitu melek informasi, berpotensi
besar menjadi pelaku aktif budaya asing, mereka harus segera diberi wadah dan
pemahaman. Untungnya pemangku kepentingan menyadarinya, melalui Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan rutin memfasilitasi
pelajar untuk berkarya melalui Festival Karawitan Pelajar (Hajatan ke-275).
Di kota berjuluk Paradise Of Java ini gelaran tersebut
sangat bergengsi dan digandrungi, siapa yang menjadi juara tampak begitu
bangga. Bukan sombong, tetapi sebagai wujud syukur telah turut berkontribusi
menjaga budaya jawa sebagai warisan yang tak ternilai.
Daryono, Kepala Dindik Pacitan berkomitmen untuk profesional
mewadahi peserta didik dalam menunjukkan kebolehannya, dengan selalu mengundang
juri netral dari akademisi seni dari kota lain. Begitu juga peserta yang harus
dapat menunjukan kartu pelajar dan surat rekomendasi dari kepala sekolah
masing-masing sebagai syarat mutlak.
Ketatnya peraturan ternyata tidak menyurutkan minat sekolah
untuk mengirim grupnya, menyuguhkan performa terbaik lalu memboyong juara dalam
pagelaran ini. “Puluhan grup terdaftar, acara akan berlangsung hingga besok
(25/02),” ujar Dia.
Sementara Pemda Pacitan akan terus mengalokasikan dana untuk
kepentingan ini, setidaknya dari tahun 2015 sebanyak 24 set gamelan diserahkan
kepada sekolah di Kabupaten Pacitan, untuk tahun ini kata Staf Ahli Bidang
Sosial dan SDM, Sumoro Hadi kembali akan menyerahkan 8 set gamelan kepada
sekolah terpilih.
“Pemda mengapresiasi guru, pengawas, pembimbing dan yang
lain yang telah mengantar siswa memahami budaya sendiri,” kata Sumoro, di
kesempatan yang sama (24/02/2020), mewakili Bupati Pacitan Indartato yang
berhalangan hadir.
Tiga kali Pujiani dipercaya panitia menjadi salah satu juri,
perempuan yang menamatkan Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya tersebut menilai
agenda semacam ini penting dilakukan. Usia sekolah dasar, menengah dan atas
yang memahami seni budaya Jawa akan mendorong mereka menggali potensi yang
dimiliki.
“Seni budaya yang paling urgen adalah untuk menetralkan
jiwa,” jelas Suci. Namun disatu sisi panitia juga mesti memperhatikan aspek
lain dalam rangka melakukan inovasi. Seperti menambah kegiatan menjadi dua kali
setahun.
Tidak bermodel festival, tetapi berbagai kegiatan pelatihan
yang melibatkan para pakar dibidangnya. Sehingga meningkatnya kualitas para
siswa dan siswi, berdampak lahir banyak seniman-seniman besar dari kota 1001
Goa ini. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).