Safari Ramadan Nakhoda Wabup Yudi Sambangi Desa Tremas

Mahalul qiyam dan Tari Sufi menyambut kedatangan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo beserta rombongan di Masjid Al-Mubarok, Dusun Kulak, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari. Kemarin 20/05 pada rangkaian Safari Ramadan 2019/1440 Hijiriyah.

 Agenda yang selalu dilaksanakan setiap tahun pada bulan suci ramadan tersebut selain mendekatkan diri antar pemangku kebijakan dengan masyarakat, juga sebagai implementasi Visi dan Misi pemerintah dalam mewujudkan kesalehan sosial dan harmonisasi.

 Sebagaimana puasa yang mempunyai keutamaan untuk meningkatkan ketakwaan, serta pembentukan kualitas hidup individu dan lingkungan sudah semestinya dapat dihayati dan dimaksimalkan. “Supaya kita mencapai derajat yang diharapkan,” kata Yudi dalam sambutannya. 

 Wabup juga mengharap kepada seluruh warga, utamanya masyarakat Desa Tremas untuk memaknai ramadan sebagai Spirit dalam perbuatan dan pekerjaan, melalui semboyan hari ini harus lebih baik dari kemarin. Serta turut menjaga dan merawat ketenteraman dan kerukunan. “Agar senantiasa kondusif, aman,  jauh dari hal yang tidak diinginkan,” harap Yudi.

 Pada kesempatan itu Yudi juga menyerahkan bantuan sosial untuk warga kurang mampu dan tempat ibadah. Diantaranya paket sembako dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, bantuan karpet sajadah dan Al-Quran untuk Masjid Al-Mubarok, serta bantuan uang tunai ke enam unit masjid dengan nilai bervariasi, antara Rp 10-50 juta. Selain Wabup, kegiatan serupa juga dilaksanakan Bupati Indartato dilokasi berbeda. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Melihat Lebih Dekat Kuda Terbang Buana Jlubang

Terinspirasi gagahnya Kuda, lahirlah satu karya pada kain yang mulai akrab ditelinga masyarakat dengan nama Batik Kuda Hitam Buana Jlubang. Lahir pada tahun 2014 lalu, karya batik jenis pace (khas Pacitan) memperkaya koleksi batik tulis Kota 1001 Goa ini.

Industri Kecil Menengah (IKM) tersebut beralamat di Desa Jlubang, Pringkuku, Pacitan. Dua puluh anggota getol menciptakan karya baru tetap dengan pakem pace namun membawa simbol kuda pada setiap karyanya.

Diusianya kini yang menginjak lima tahun, kuda terbang getol mengikuti berbagai Even baik lokal kabupaten dan regional. “Konsentrasi kita masih peningkatan kualitas,” ucap Atik Hariati pengurus pada kelompok tersebut saat berbincang dengan Diskominfo 26/03/19.

Kuda terbang ari Jlubang ini memang baru di kancah batik. Dibalik karya indahnya tersimpan berbagai permasalahan. Mulai sulitnya pemasaran produk, sampai pada pengadaan bahan baku. “kita belanja bahan ke Solo, Jateng. Kami berharap pemangku kebijakan melakukan sesuatu,” harap Atik.

Pesona Batik Pace Kabupaten Pacitan pada tahun 2013 mendapat pengakuan atau hak paten dari Kemenkumham. Kabar baik itu membawa Batik Pace digemari masyarakat baik di Pacitan hingga Mancanegara.

Potensi baru di Kecamatan Pringkuku merupakan angin segar, mengingat hingga kini batik Pacitan berkiblat di Kecamatan Ngadirojo dimana lahirnya batik Pacitan juga dari wilayah tersebut. “lahirnya Kuda Terbang Buana Jlubang merupakan Inovasi yang harus kita apresiasi,” ungkap Luki Indartato Ketua Dekranasda Pacitan.

Apresiasi yang dilkukan Luki tidak sekedar kata-kata, melainkan mengajak pelaku untuk aktik mengikuti pelatihan-pelatihan yang sering digelar baik dari Dekranasda, PKK ataupun Instansi terkait suapaya kualtas produk baru tersebut mampu bersaing dengan yang lain. “kita juga terus mengevaluasi setiap produk, hingga kini Batik Kuda terbang Buana Jlubang sangat layak untuk dikenakan,” tambahnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).