Jadi Penghubung Masyarakat dan Pemerintah

Keberadaan media massa menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Karena melalui merekalah para kepala pemerintahan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi diwilayahnya. “Sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat,” kata Bupati Pacitan Indartato usai bertemu dengan para pewarta pada peringatan Hari Pers Nasional 2019 di komplek Pemkab Pacitan, Jum’at (8/2/2019).

Apa yang disampaikan media massa tidak hanya terkait permasalahan dimasyarakat saja. Tetapi juga pelaksanaan tata kelola pemerintahan. Sebab, jika hanya dilihat dari satu sisi, penyelenggara pemerintahan, hasilnya tentu tidak akan objektif. “Kalau yang melihat saya kecapnya nomor satu,” kelakar Bupati.

Bupati sendiri mewacanakan untuk menggelar pertemuan tiga bulanan dengan pihak media massa dan organisasi perangkat daerah (OPD). Sebab membina hubungan informal juga tak kalah penting.

Rencana gelaran agenda rutin itu juga sebagai bentuk transparansi kinerja pemerintah daerah. Sebagai salah satu indikator penyelenggaraan pemerintahan yang baik. “Ada (aplikasi) Wadule Wong Pacitan, Lik In. Ini untuk transparansi. Semua bisa melihat,” tandas Indartato. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Lik In Gerbang Menuju E-Government

Konsep pelaksanaan e-government adalah meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan melalui sistem yang terintegrasi. Wacana menyambut perkembangan pembangunan berbasis IT tersebut disampaikan Rachmad Dwiyanto Kepala Diskominfo dalam sambutannya pada Lounching Lik In Aplikasi Terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pacitan 09/11/18. Pihaknya mengatakan pemerintah Kabupaten Pacitan berkomitmen mewujudkan integrasi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, sampai dengan aset dengan misi membangun tata kelola pemerintahan. “Bahkan Lik In ini sudah diterapkan dalam penyusunan RAPBD 2019,” ungkapnya.

Prof Sudijono Sastro Atmojo dari Universitas Negri Semarang (UNNES) sebagai pihak pengarah dan pengawas pengembangan Lik In menjabarkan bahwa dengan Lik In monitoring dan evaluasi perkembangan serapan anggaran di Pacitan dapat dilakukan dengan efisien oleh jajaran manajemen sesuai kewenangan. Kendala dan permasalahan dapat ditemukan sedini mungkin sehingga dapat segera diberikan solusi. Sudijono mengatakan banyak Kabupaten Kota di Indonesia mempunyai sistem perencanaan online tetapi belum terintegrasi secara komprehensif. Sementara Lik In terintegrasi dengan berbagai web sehingga dapat diakses dengan kontinu.

Pengembangan Lik In menurutnya tidak final namun dapat terus berubah sesuai perubahan kebijakan dan undang-undang atau bahkan dapat terintegrasi dengan berbagai aplikasi baru lainya. Akhirnya semua urusan pemerintahan dapat ditopang dengan basis IT secara online. Pengembangan Lik In ini tidak lepas dari keberadaan Tim 9, yakni putra daerah Pacitan terbaik yang penuh dedikasi mengembangkan sistem tersebut. “Jadi Lik In tidak sendiri ada dari Tim 9 yang hadir di sini,” sambungnya yang diikuti tepuk tangan bangga.

Sejarah perkembangan Pemerintah Pacitan dalam dunia IT tersebut tentunya disambut baik oleh bupati Indartato. Orang nomor satu di Pacitan tersebut mengatakan dalam waktu dekat akan diadakan sosialisasi, workshop dan bimbingan teknis bagi seluruh perangkat daerah untuk menjalankan Lik In. Pihaknya berharap sistem ini nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat tidak hanya pemerintah. Ke depan Lik In akan terintegrasi dengan e-Monev, e-audit dan lainnya dengan pengarahan dan pengawasan dari UNNES Semarang, perencanaan dan pembangunan dari Konsultan Sistem Bandung, serta Tim 9 yang mendukung teknis dan penyedia data. “Ini juga sebagai upaya dari rencana aksi pencegahan tindak pidana korupsi,” tutur Indartato. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).