Mushola Latifatul Iman Jadi Lebih Cantik

Tak peduli sengatan mentari, salah satu anggota TNI terus bekerja menyelesaikan rehabilitasi mushola latifatul Iman.

TMMD REG Ke-110; Warga Dusun Tumpak Watu, Desa Widoro, Donorojo yang keseluruhan beragama muslim harus berdesak-desakan saat menjalankan kewajibannya, seperti sholat lima waktu maupun shalat tarawih di bulan ramadhan.

Ini karena luas mushola dusun tersebut cukup sempit, semakin parah karena bangunan mushola yang dinamai Latifatul Iman tersebut cukup memprihatinkan karena usia bangunan. Semakin tak terbayang jika roboh atau ada genteng yang jatuh menimpa jamaah ketika sholat.

Melalui program TMMD REG Ke-110 di wilayah tersebut bersama jajaran TNI, masyarakat turut serta merehabilitasi Latifatul Iman, ke depan sholat dan kegiatan keagamaan yang lain bakal akan lebih khusyuk dan menyenangkan. (DiskominfoPacitan/TMMD)

TMMD REG-110 di Widoro, Donorojo Sah Dimulai

Gema Gong menjadi tanda dimulainya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) REG Ke-110 yang digelar secara serentak di 60 desa di Indonesia.

Desa Widoro, Donorojo menjadi salah satu yang beruntung, lokasinya yang kini strategis karena dihimpit oleh 2 lanskap Pantai Buyutan dan Banyu Tibo tidak mengisyaratkan wilayah ini baik secara infrastruktur. Berbagai data dan masukan dari masyarakat dikemas apik ileh babinsa, didukung jajaran Kodim 0801 Pacitan maupun pihak Pemda Pacitan.

Gerakan personel militer selama 32 hari tersebut disambut tentu disambut baik seluruh masyarakat, terbukti dengan antusiasme mereka membantu TNI di semua program yang telah terkonsep 1 tahun lalu.

“Kendalanya adalah cuaca, namun dengan pengalaman yang ada TMMD REG-110 DI Widoro ini harus berhasil,” ungkap Komandan Korem 081 Madiun Kolonel Inf, Waris Ari N saat pembukaan di Pendopo Kabupaten.

Beberapa sasaran fisik dan non fisik tersebut setidaknya akan semakin meningkatkan kualitas desa Widoro, begitu juga dengan rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 6 unit yang kini juga tengah berlangsung.

Pandemi yang berkecamuk kali ini juga disikapi serius oleh seluruh jajaran dalam penyelenggaraan TMMD REG-110, semua anggota yang dilibatkan harus bebas Covid-19, begitu juga lokasi kegiatan harus tetap zero kasus. ” Jangan sampai ada klaster baru,” pungkas Danrem. (DiskominfoPacitan).

Semangat, Meski Terik ataupun Badai

Berbagai sasaran fisik terus dikerjakan oleh TNI maupun masyarakat Desa Widoro, termasuk pembukaan jalan baru yang nantinya menghubungkan 2 destinasi wisata andalan Kabupaten Pacitan. Pantai Buyutan dan Banyu Tibo.

Jalan baru yang kini masih berupa hutan tersebut mempunyai panjang 1200 Meter dan lebar 5 meter. Meski medan sulit dan anomali cuaca, namun Komandan Korem 081 Madiun Kolonel Inf. Waris Ari N. berharap jalan baru ini benar-benar kelar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

“Walau hujan lebat tapi saya minta tetap dikerjakan walaupun pakai mantel. Pokoknya semua harus selesai tepat waktu. Yang penting semua sehat,” kata Danrem, (02/03). (DiskominfoPacitan/TMMD)

Sejumlah TNI yang terlibat dalam TMMD REG-110 di Widoro, Donorojo menunjukkan pose semangatnya di hadapan Fotografer @pemkabpacitan. Foto ini diambil di tengah proyek pembukaan jalan baru yang kondisinya masih berupa hutan dengan perbukitan karst. (foto:budi/diskominfo)

Lestarikan Lingkungan Pesisir Pancer Door, Bupati Lepas Aneka Satwa Burung

Beberapa tahun lagi kawasan pesisir Pantai Pancer Door yang kini dipenuhi pohon Cemara Udang dan Waru bakal dipenuhi berbagai jenis kawanan burung, kian asri dan menambah kesan tersendiri dengan keberadaan puluhan kawanan kerbau.
Ini lantaran Bupati Pacitan Indartato pagi tadi (01/03) melepasliarkan puluhan pasang burung dari 3 jenis berbeda. Yakni, Derkuku Kelantan (Streptopelia bitorquata), Puter Irak (Columba risoria) dan Puter Pelung (Streptopelia Risoria).
Jhon Vera pemilik gagasan tersebut mengaku kelestarian alam merupakan tanggung jawab bersama, meski disisi lain ia mengaku pelepasan burung merupakan wujud penghormatan masyarakat kepada Bupati yang sebentar lagi mengakhiri masa tugasnya.
“Saya berharap ya, bersama teman-teman semua, Pak Bupati berakhir (mengakhiri masa tugas) dengan heppy tidak ada aral melintang, termasuk kepada dinas-dinas terkait,” ujar Jhon kepada DiskominfoPacitan.
Rasa syukur dan bangga diakui Bupati terhadap perhatian masyarakat baik kepada dirinya pribadi maupun terhadap alam di Kabupaten Pacitan. Rasa tersebut ditandai dengan dihampirinya Sekda Pacitan Heru Wiwoho yang kebetulan turut hadir dalam kegiatan tersebut, Indartato minta pemerintah lebih memperhatikan lagi upaya pelestarian alam dan satwa.
“Terima kasih Pak Jhon telah peduli terhadap saya dan lingkungan, saya berharap dengan simbol kebebasan nanti semua masyarakat bersatu padu demi cita-cita bersama,” ungkap Bupati.
Sementara Sekda dalam waktu dekat akan melakukan berbagai koordinasi dengan instansi terkait, untuk menindaklanjuti arahan Bupati. Tidak hanya meningkatkan anggaran terhadap kelestarian, tetapi dipastikan berbagai peraturan untuk perlindungan alam akan diterbitkan. “Namun kami sebelumnya kami akan melihat kota-kota lain, seperti apa peraturannya,” ungkap Heru. (bd/hf/FRD/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Wait; Gula Aren, Gula Merah, Janggelan Bahkan Porang Pun Bakal Jadi Dolar

Sekarang, peluang usaha kembali terbuka lebar, berbagai komoditas Pacitan seperti gula aren, cincau, industri kreatif seperti Batik dan yang lain bakal mengisi pasar baru yang semakin luas. Bukan kaleng-kaleng, pasar internasional sedang menanti produk asli Kota 1001 Goa ini.
Bagaimana ceritanya, melalui tangan dingin Didik Trimardjono, Ketua Himpunan Masyarakat Usaha Kreatif Indonesia (HIMKRAFI), produk yang saat ini hanya sampai di pasar-pasar lokal ini akan dikemas sekaligus dikirim ke negara yang membutuhkan.
Diawali pelantikan Dewan Pengurus Daerah (HIMKRAFI) Kabupaten Pacitan Periode 2020-2025, yang dilaksanakan siang ini di Pendopo Kabupaten, Didik melantik anggota baru, mereka nanti bersama Pemda Pacitan bakal memetakan seluruh potensi riil yang dipunyai masyarakat.
“Produk prioritasnya kita kelola bersama dengan kolaborasi bersama Pak Bupati” ujar Didik yang ternyata putra asli Pacitan spesial kepada DiskominfoPacitan, (27/02).
Disinggung soal isu ancaman Resesi Global yang akan membuat lesu daya beli masyarakat dunia, Didik tampak paham terhadap masalah tersebut. Dengan yakin HIMKRAFI menegaskan bahwa kreativitas menjadi ujung tombak program yang akan mensejahterakan pengusaha Pacitan tersebut.
HIMKRAFI merupakan perantara atau wadah seluruh industri kreatif asli dari masyarakat yang akan disalurkan ke berbagai negara yang membutuhkan. “Sementara kita akan konsentrasi terhadap potensi besar ya. Sementara,” ungkap Didik.
Secepatnya Ketua HIMKRAFI Kabupaten Pacitan yang baru dilantik, Muanas Mukri akan membangun Grand Design potensi yang diinginkan pasar, selanjutnya pihaknya akan berkomunikasi terhadap pasar yang membutuhkan. “Disamping kualitas dan kuantitas produk terus akan dimaksimalkan,” katanya.
Jembatan baru ini sudah pasti disikapi positif oleh Bupati Pacitan Indartato, usai hadir di Pelantikan dirinya meminta Masyarakat untuk antusias terhadap program ini. Disamping Pemda akan mendorong segala yang dibutuhkan HIMKRAFI demi kelancaran seluruh proses-prosesnya.
Menyikapi rencana pengembangan ekonomi tersebut Ketua DPRD Kabupaten Pacitan sekaligus anggota dalam kepengurusan HIMKRAFI, Ronny Wahyono mengaku dirinya secepatnya menciptakan perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. “Ibarat setetes air di gurun pasir,” katanya.
Mengingat kondisi dunia yang tengah dilanda pandemi. Peluang ini pun harus goal, sebagai jawaban masyarakat akan hidup Madani sesungguhnya, yang selama ini ditunggu-tunggu bersama. (Specialreport/DiskominfoPacitan).