Bupati: Butuh Penanganan Jangka Pendek, Menengah Dan Jangka Panjang Untuk Kekeringan

Bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Donorojo, air bersih kerap menjadi persoalan. Kecamatan yang berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah itu hampir setiap kemarau melanda sebagian besar wilayahnya mengalami kekeringan.
“Donorojo ini sudah ditunjuk sebagai kawasan karst dan sebenarnya kawasan karst itu teorinya miskin air di atas tapi kaya sumber air di bawah,” terang Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat kunjungan kerja di wilayah Kecamatan Donorojo, Senin (07/06).
Dihadapan para kades yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Donorojo, Mas Aji memahami betul yang menjadi persoalan sebagian besar masyarakat di wilayah Pacitan barat itu. Air bersih menurutnya menjadi permasalahan mendasar yang harus dicarikan penyelesaianya.
Mantan legislator itu juga sadar jika menemukan sumber air dengan debit besar bukanlah perkara mudah. Perlu ada perencanaan yang matang agar tidak menjadi program yang sia-sia. Guna menjawab persoalan tersebut tandas bupati, harus ada penanganan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Seperti yang sudah dilaksanakan sejauh ini, penanganan jangka pendek adalah dengan melakukan droping air bersih. Sedangkan untuk jangka menengah perlu adanya bak tampungan yang berfungsi sebagai penampung air saat hujan. Meski persediaan bak penampung hanya cukup untuk kebutuhan dasar namun cara ini cukup efektif. Sedangkan untuk penanganan jangka panjang perlu adanya eksplorasi sumber-sumber air alam yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Dan yang tidak kalah penting adalah konservasi sumber air.
“Jika bisa dipastikan ada sumber air dengan debit besar kenapa tidak. Tapi jika sudah dibiayai banyak-banyak tapi ternyata hasilnya tidak ada maka akan sia-sia,” sambungnya.
Sebelum silaturahmi dengan FKKD, Mas Aji beserta istri, Efi Suraningsih terlebih dahulu mengunjungi warga-warga kurang beruntung di wilayah Kecamatan Donorojo. Selain untuk mengetahui kondisi secara langsung, Mas Aji juga menyerahkan sejumlah bantuan. (Humas Pacitan)

Bupati Pacitan Tutup Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II Tahun 2021

Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Pacitan resmi ditutup Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Upacara penutupan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten. Sebanyak 30 peserta telah menjalani pelatihan selama 91 hari dalam rangka peningkatan kompetensi dan sumber daya aparatur pemerintah.

Dalam penyusunan jenjang prestasi peserta pada sidang penetapan nilai kelulusan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur Di Surabaya, dari 30 peserta diklat semua dinyatakan lulus dengan predikat 5 orang sangat memuaskan dan 25 lainya memuaskan.

“Selaku pimpinan daerah saya ucapkan selamat kepada alumni PKA yang telah berhasil dengan baik. Semoga ilmu yang diperoleh menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi managerial tapi juga mampu menunjukan kinerjanya dalam memimpin perubahan di tempat kerjanya,” kata Bupati, Jumat (04/06).

Dalam pelatihan kepemimpinan lanjut Bupati, pembentukan kompetensi managerial dan pemimpin perubahan merupakan hal penting untuk dilakukan. Mengingat pejabat administartor memiliki peran menentukan dalam melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi sesuai kapasitas dan kewenangan. Semua itu demi mewujudkan sebuah pelayanan prima kepada masyarakat.

Sudah menjadi tekad bersama bahwa aparatur pemerintah merupakan pelayan masyarakat yang senantiasa memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu, aparatur pemerintah dituntut untuk bertindak profesional memberikan kemudahan kecepatan serta ketepatan waktu sesuai SOP yang ditetapkan.

 

Produk Aksi Perubahan Lulusan PKA Jangan Hanya sebatas Retorika Laporan

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai dalam sambutannya meyakini bahwa produk aksi perubahan yang dilakukan para peserta PKA adalah bagian ihtiar para peserta ASN yang ingin melakukan perubahan, yaitu melakukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami yakin tujuan ASN ini adalah niat yang suci mereka ingin meningkatkan kopetansi ASNnya didalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat, serta membantu Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan visi dan misinya, ” ungkapnnya.

Oleh karena itu, lanjut Aries dirinya berharap kepada seluruh peserta yang lulus dalam PKA ini, agar seluruh aksi perubahan yang dilakukan, inovasi yang sudah dibuat tidak hanya sebatas retorika laporan seminar belaka.

“Aksi perubahan dan inovasi yang dibuat harus diwujudkan secara langsung di dalam implementasi kegiatan sehari-hari, wujud Pelayanan Prima dari masyarakat yang diinginkan adalah bagaimana ASN terjun langsung ditengah-tengah masyarakat, tidak hanya duduk sebagai adminitration, tapi bagaimana memberikan layanan langsung kepada masyarakat,” tandasnnya.
Kedepannya, pihaknya akan mengundang 5 predikat terbaik untuk menjadi narasumber di BPSDM Jawa timur. “Kedepan, mereka akan kita undang dan wajib memberikan paparan secara nasional dari lingkungan BPSDM Jawa Timur untuk menyampaikan polling aksi perubahan yang dilakukan, sehingga seluruh lulusan dari Propinsi Jawa Timur dari kabupaten/Kota di Jawa Timur dapat disaksikan oleh seluruh BPSDM seluruh Indonesia,” pungkasnnya. (Diskominfo/HumasPacitan)

 

Buka Grand Final Duta Genre 2021 Bupati Singgung Generasi Unggul Tanpa Stunting

Sebuah ajang Pemilihan Duta Genre (Generasi yang punya rencana) 2021 dihelat Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kabupaten Pacitan. Sebanyak 14 remaja terpilih mengikuti malam grand final yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Pacitan, Minggu (30/05) malam.
Dibuka langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Pemilihan Duta genre 2021 merupakan ajang tahunan untuk memilih generasi muda yang akan menjadi role model dan figur bagi remaja. Duta Genre sendiri merupakan program dari BKKBN RI untuk menyiapkan kehidupan bagi remaja melalui 4 substansi program genre yaitu, kependudukan, kesehatan reproduksi, penyiapan kehidupan berkeluarga dan life skill.
“Penyiapan kehidupan keluarga penting bagi remaja terutama remaja putri yang akan melahirkan generasai unggul tanpa stunting”, Pesan bupati saat membuka Grand Final Duta Genre 2021 di Pendopo Kabupaten.
Stunting kembali menjadi penekanan Bupati Indrata Nur Bayuaji. Menurutnya stunting dapat dicegah melalui pemahaman remaja sedini mungkin. Bupati berharap melalui kegiatan ini Duta Genre 2021 dapat membantu generasi mempersiapkan masa depanya. Duta Genre nantinya akan bertugas mengkampanyekan TRIAD KRR atau 3 ancaman dasar remaja mengenai kesehatan reproduksi. Yakni, pernikahan dini, seks bebas, dan Napza.
Untuk menjadi yang terbaik para finalis Duta Genre akan diuji pemahamannya terhadap 4 subtansi program genre. Penilaian meliputi Public speaking, Keaktifan dan Atitude. Juara 1 putra diraih Fernanda Marshanda, juara 2 Rizal Ridhon Nabila dan juara 3 diraih oleh Dimas Ardiyan Christanto. Sedangkan juara 1 putri diraih oleh Wisnu Ariyani, juara 2 oleh Latisa Stefi Aliva dan juara 3 diraih Avrian Wahyunintyas. (HumasPacitan/PemkabPacitan)

Vaksin Pesantren dan Sekolah Swasta Dimulai Dari Tremas

Satu hal yang ditunggu-tunggu Gus Lukman (Lukman Haris Dimyati), Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas, Arjosari sejak Februari 2021 adalah pelaksanaan vaksinasi di lingkup pesantren yang ia pimpin, hal itu demi memberikan satu kepastian keamanan baik bagi seluruh keluarga maupun para pengajar yang memang selalu berinteraksi dengan para santri.

“Sejak Februari kita sudah menyetorkan data ke pusat, tapi mungkin karena keterbatasan dan lain sebagainya jadi tertunda. Alhamdulilah kami bersyukur vaksinasi dosis pertama telah dilaksanakan,” ujar Gus Lukman, disela kunjungan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) ke Ponpes Tremas, pagi tadi (27/05).

Setidaknya 250 peserta hari ini divaksin bermerk Sinovac, mereka adalah keluarga pesantren dan para pengajar yang setiap hari bersinggungan dengan para santri Tremas. Penyuntikan vaksin dosis pertama tersebut sekaligus sebagai penanda dimulainya program vaksin terhadap sekolah swasta maupun pesantren di Kabupaten Pacitan.

Ini sesuai dengan program Bupati dan pemerintah pusat, dimana sebelum kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) seluruh tenaga pendidik maupun sekolah harus sudah mengikuti vaksinasi maupun menerapkan protokol kesehatan. “Dimulai dari Tremas dan akan dilanjutkan ke pesantren-pesantren yang lain,” kata Mas Aji.

Mas Aji pada kesempatan itu juga mengaku kondisi zona Covid-19 di Kabupaten Pacitan masih zona oranye. Ia berharap program vaksinasi yang digalakkan dapat membuat Pacitan kembali hijau.

Sehingga kegiatan PTM kembali berjalan di sekolah formal maupun non formal, termasuk perekonomian kembali menggeliat di Kabupaten Pacitan. “Sebelum bulan Juni dipastikan vaksinasi tenaga pendidik dapat selesai,” pungkas Mas Aji. (DiskominfoPacitan).

Gelar Pertemuan dengan Perangkat Daerah Teknis Bupati Inginkan Keselarasan

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Rabu (19/05) menggelar pertemuan khusus dengan tiga perangkat daerah teknis yakni, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan. Pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut bertujuan untuk menyelaraskan program kerja OPD dengan visi serta misi bupati dan wakil bupati Pacitan periode 2021-2024.
“Kami berpandangan tiga dinas ini serumpun, intinya pertemuan tadi nantinya untuk menyelaraskan dengan visi misi kami”, kata bupati.
Dari hasil pertemuan tersebut bupati berharap pembangunan infrastruktur dapat menjangkau kesemua wilayah. Mulai perkotaan, akses antar kecamatan dan desa hingga wilayah perbatasan. Hal ini sesuai dengan salah satu dari misi dari pemerintah daerah yakni mewujudkan percepatan pemerataan pembangunan infrastruktur dan pembangunan wilayah perbatasan dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup. Bupati juga minta ada aksi konkret terhadap persoalan kekeringan dan banjir kota yang sudah menjadi fenomena tahunan.
Terkait anggaran yang terpaksa mengalami pemangkasan akibat kebijakan refokusing untuk penanganan pandemi covid 19, Bupati Indrata Nur Bayuaji tidak menampik. Kondisi ini dialami oleh semua instansi pemerintah dan dirinya yakin OPD dapat melakukan penyesuaian. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pacitan itu berharap kondisi segera kembali normal sehingga pelayanan kepada masyarakat akan lebih maksimal. (HumasPacitan/Diskominfo)