Intan Pariwara Peduli Corona

Masyarakat Kabupaten Pacitan bersatu dalam menghadapi kesulitan, termasuk kali ini saat menghadapi pandemi Covid-19.

Seperti yang dilakukan oleh CSR Intan Pariwara yang menyerahkan bantuan kepada Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berupa paket sembako dan thermogun.

Penyerahan ini diapresiasi Pak In, ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat di Kabupaten Pacitan. Termasuk memudahkan petugas penanganan Covid-19 dengan bertambahnya aset pengukur suhu.

Sebagaimana diketahui, Intan Pariwara senantiasa memiliki kepedulian tinggi terhadap kesulitan masyarakat Kabupaten Pacitan dengan respon cepatnya. (DiskominfoPacitan).

Siagakan Puskesmas Hadapi Covid-19

24 Puskesmas di Kabupaten Pacitan selasa kemarin (14/04) mendapat pelatihan Rapid Tes dan pengambilan jaringan mukosa untuk Swab Tes yang diselenggarakan Dinkes Pacitan bekerja sama dengan RSUD dr. Darsono Pacitan.

Ini diselenggarakan di Puskesmas Tanjungsari Pacitan sebagai langkah preventif jika terjadi hal yang tidak diinginkan, yakni ledakan angka positif Corona seperti di negara Italia ataupun di Amerika.

“Merujuk dari BNPB status darurat ini sampai dengan 29 Mei 2020. Masih ada kemungkinan perpanjangan jika kondisi masih belum dapat diatasi,” ujar Jubir Pemenangan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto (16/04).

Pelatihan tersebut adalah langkah penting yang dilakukan pemerintah, dalam waktu dekat pemda juga berencana melakukan lobi ke pemprov untuk mendukung kemampuan para medis tersebut, dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti alat Rapid Tes hingga APD.

Rachmad mengaku, meski memiliki anggaran untuk pengadaan tetapi pemerintah enggan membeli sendiri peralatan tersebut. Pemda lebih memilih mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat. “Kami khawatir peralatan tidak berstandar jika kita beli sendiri. Karena itu sangat berisiko,” lanjut Dia.

Langkah ini dinilai cerdas jika merujuk pada tupoksi puskesmas yang memiliki kedekatan kepada masyarakat hingga pelosok-pelosok desa. Meski sebatas tes dan observasi. Namun dalam kondisi khusus peningkatan kemampuan para medis di puskesmas tersebut bisa sangat penting dan dapat diandalkan. (budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Masyarakat Pacitan Dewasa

Perawat, dokter dan petugas medis lainnya adalah satu dari garda terdepan penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19. Tugas paramedis penuh risiko sampai-sampai mempertaruhkan nyawa sendiri.

Masyarakat Kabupaten Pacitan harus bijaksana dan arif melihat mereka, tanpa petugas medis tersebut bagaimana pasien dapat dirawat dan diterapi supaya sembuh. Bayangkan jika pasien itu adalah keluarga kita, atau bahkan justru kita yang menjadi pasien.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto meminta masyarakat Pacitan untuk tidak mengucilkan petugas medis, tidak menganggap petugas medis sebagai momok yang harus dijauhi.

“Mereka sudah rela berkorban demi umat manusia dengan berbagai risikonya, jadi jangan halang-halangi mereka untuk pulang bertemu dengan keluarganya,” kata Rachmad.

Petugas medis telah memperhitungkan berbagai kemungkinan untuk memutus penyebaran Corona, mulai dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan berbagai sterilisasi sebelum mereka benar-benar keluar dari ruang isolasi. Termasuk berbagai tes yang ketat.

“Ingat jauhi penyakitnya bukan orangnya. Bagaimana caranya, berkali-kali saya sampaikan gunakan masker, cuci tangan, social distancing itu penting,” tambah Dia.

Termasuk menolak jenazah yang akan dikebumikan, hal ini melanggar hukum dan larangan agama. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang sekalipun jenazah tidak memiliki potensi menularkan penyakit apapun alasannya. Justru malah provokator kejadian tersebut berakhir di balik jeruji besi. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Pos Perbatasan Luar Biasa Karena Didukung Seluruh Elemen Masyarakat dan Instansi

Benar adanya jika perbatasan adalah salah satu kunci penting penghambat penyebaran pandemi Covid-19. Di Kabupaten Pacitan ada 5 pintu masuk yang wajib dijaga 24 jam non stop oleh petugas.

Untuk mengetahui kondisi perbatasan pos perbatasan tersebut Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan meninjau langsung pintu masuk perbatasan Ponorogo-Pacitan di Desa Ketro, Tulakan dan Jalan Lorok-Trenggalek di Kecamatan Sudimoro.

Bupati mengaku bersyukur sekaligus bangga, lantaran ia menyaksikan kekompakan masyarakat Kabupaten Pacitan, didukung Karang Taruna hingga Banser dan ormas lain yang melibatkan diri di garda terdepan pengamanan, apalagi petugas tersebut disupport Kepala Desa, Camat bahkan Anggota DPRD.

Beberapa catatan yang diperoleh pada pemantauan tersebut oleh Bupati akan segera dicukupi, utamanya adalah sarana dan prasarana pendukung para petugas yang bekerja siang dan malam tersebut.

“Keamanan luar biasa. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polres dan Kodim 0801 Pacitan,” kata Bupati menutup program kerja hari ini (14/04). (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

47 Ribu KPM Terima Bantuan Bulan Ini

Bupati Pacitan Indartato kembali menyerahkan secara simbolis Bantuan Pangan Non Tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Program keluarga Harapan (PKH) dan Non PKH bersumber dari basis data Kesejahteraan Sosial (Kesos) di Kantor Desa Semanten, Kecamatan Pacitan. hari ini (14/04).

Bantuan tersebut meliputi Beras Berkualitas sebanyak 15 kilogram, Telur 1 kilogram, susu dan buah yang akan segera diserahkan kepada penerima melalui 90 petugas yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Usai penyerahan Indartato menyampaikan bahwa penyerahan tersebut dipastikan dapat terealisasi di semua wilayah Kabupaten Pacitan pada bulan ini, kepada masyarakat tanpa terkecuali sesuai dengan ketentuan.

“Kita segera cairkan supaya meringankan beban masyarakat di tengah mewabahnya pandemi virus corona yang berdampak pada ekonomi masyarakat,” kata Indartato didampingi Wakilnya Yudi Sumbogo, Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, Dandim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi dan jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan.

Meskipun pagebluk yang muncul pertama dari Kota Wuhan, China tersebut melemahkan ekonomi masyarakat Pacitan, namun Indartato berharap KPM, PKH dan Non PKH tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni pangan.

Indartato juga mengaku penyerahan tersebut bukanlah Jaring Pengamanan Sosial, ini adalah program tetap dari pemerintah yang dihimpun sejak tahun 2015 melalui Basis Data Terpadu. “Jaring Pengamanan Sosial ada lagi. Jadi ini beda,” pungkas Indartato. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).