Pengentasan Kemiskinan Masih Menjadi Prioritas

Pemkab Pacitan tetap berkomitmen untuk terus mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Demikian disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat melakukan tilik warga di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar, hari ini, Jum’at (13/12/2019).
“Di sisa masa jabatan saya sebagai Bupati Pacitan, dengan program-program pengentasan kemiskinan yang telah kita jalankan selama ini mudah-mudahan bisa terus mengurangi jumlah warga miskin di Pacitan” ucapnya.
Lebih lanjut, bupati yang telah menjabat 2 periode ini menjelaskan bahwa salah satu prioritas pengentasan kemiskinan adalah meningkatkan akses pendidikan. ” Anak-anak harus disekolahkan. Kalau kurang biaya akan dibantu pemerintah. Dengan bersekolah mereka akan menjadi pintar. Dengan pintar maka akan bisa memperbaiki taraf kesejahteraannya” jelasnya.

Tilik warga di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar difokuskan di dua dusun yang kategori terpencil yaitu Dusun Sepring dan Sono. Dusun diujung perbatasan ini berpenduduk
572 jiwa 167 KK,.
Dalam tilik warga kali ini Bupati menyerahkan berbagai bantuan diantaranya bantuan sembako, bantuan pangan, semen, APK. Juga diserahkan KTP elektronik bagi warga setempat. (arif/danang/humas pacitan/kominfopacitan/pemkabpacitan)

2019 Disdukcapil Pacitan Berhasil Penuhi 94 Persen Permohonan Dokumen Kependudukan

Dari target yang ditentukan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pacitan berhasil memenuhi 94 persen dari jumlah total wajib E-KTP 476.718 jiwa, 6 persen sisanya optimis terpenuhi akhir Desember nanti.

Animo masyarakat dalam memenuhi administrasi kependudukan di Kabupaten Pacitan juga dinilai sangat baik, meskipun terkendala kondisi geografis dan tenaga kerja diluar kota membuat instansi tersebut harus menciptakan berbagai inovasi untuk menyikapinya.

Kepala Disdukcapil Supardiyanto kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, meski terhalang oleh jumlah petugas namun secara bertahap seluruh permintaan perekaman dan yang lain dapat terpenuhi. Walau angka 100 persen sukar diperoleh, lantaran usia 17 tahun selalu bertambah tiap harinya, yang membuat selalu ada permintaan baru.

“Banyak masyarakat yang belum memenuhi dokumen kependudukan utamanya yang E-KTP masih berada di perantauan. Sehingga dia akan mengurus dihari raya atau libur panjang,” kata Supardiyanto (10/12/19). Membuat petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan tersebut agar permintaan dapat terlayani dengan baik.

Sebenarnya proses tidak membutuhkan waktu lama, namun seperti E-KTP yang membutuhkan blanko ketersediaannya sangat terbatas. Ini membuat Disdukcapil harus selektif memprioritaskan masyarakat yang paling membutuhkan.

“Kami selalu mengajukan permintaan blanko. Misal kita mengajukan 10.000 biasanya kita hanya mendapatkan sekitar 500, segitu 2 hari sudah habis,” ungkap mantan Kepala Satpol PP tersebut.

Kondisi demikian memang harus disampaikan kepada masyarakat. Supaya tidak menuai pemahaman yang salah terhadap pelayanan primer di Kabupaten Pacitan. Karena Disdukcapil sangat paham akan pentingnya dokumen kependudukan.

Di Tahun 2020 Disdukcapil mengharap masalah blanko dapat terpenuhi sepenuhnya, sehingga kebutuhan dokumen kependudukan masyarakat di Kabupaten Pacitan dapat terpenuhi tanpa harus lama menunggu. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sering Sabet Penghargaan; Diskominfo Ponorogo Melawat Ke Diskominfo Pacitan

Dinas Kominfo (Diskominfo) Ponorogo mengaku merasa perlu belajar bersama dengan Diskominfo Pacitan, dalam rangka meningkatkan pelayanan utamanya di bidang informasi kepada masyarakat melalui lawatannya hari ini (09/12/19).

Disambut langsung Kepala Diskominfo Pacitan Rachmad Dwiyanto beserta Pejabat dan Staf di ruang pertemuan PPID Diskominfo Pacitan, tampak suasana silaturahmi yang penuh keakraban tampak dari kegiatan tersebut. “Kami merasa perlu menyerap apa yang Ponorogo belum ada,” ujar Wahyu Paripurnawan Sekretaris Diskominfo Ponorogo.

Diskominfo Ponorogo merasa tidak perlu belajar jauh-jauh ke kota lain, pasalnya selain bertetangga Wahyu merasa antara Ponorogo dan Pacitan begitu pantas jika disebut keluarga dekat, baik secara kultur dan sosial. Membuat proses study tiru sangat mudah dipahami.

Semantara Rachmad usai sambutan mengatakan, tidak ada yang spesial dari Diskominfo Pacitan, sepintas seluruh program, agenda bahkan anggaran hampir sama dengan Diskominfo Ponorogo. Namun kebetulan setiap tahun Pejabat Pengelola Informasi Dan Dokumentasi (PPID) Kabupaten Pacitan selalu mendapat nominasi dari Komisi Informasi (KI) Jatim.

“Kami mewakili Pemkab Pacitan sangat mengapresiasi Diskominfo Ponorogo dalam rangka mensinkronkan segala potensi maupun kendala yang berkenaan di Dinas Kominfo,” kata Rachmad.

Untuk dua Bidang yakni Informasi dan Statistik Diskominfo Pacitan yang dinilai lebih baik oleh Diskominfo Ponorogo dengan inovasi yang dilakukan, menurut Rachmad semua hal tersebut terpenting ada terlebih dahulu. “Untuk kualitas kita perbaiki sambil berjalan. Misalnya Dashboard, minimal saya atau Bapak Bupati dapat mengakses dulu,” lanjutnya.

Rachmad tegas mengatakan bahwa Pacitan sangat terbuka untuk kegiatan belajar bersama tersebut, hal ini semata demi menjadi pelayan masyarakat yang baik. “Kita mungkin hanya lebih baik nol koma sekian persen saja,” tandas Rachmad. (DiskominfoPacitan).

Sentono Genthong Destinasi Terbaik se-Jatim

East Java Culture and Tourism  Award 2019 menobatkan Sentono Genthong menjadi destinasi wisata alam terbaik III se-Jawa Timur.

Anugerah tersebut diserahkan Gubernur Jawa timur Khofifah Indar parawansa kepada Bupati Pacitan Indartato, Jumat kemarin (06/12/19) di Harris Hotel and Conventions Surabaya.

Secara nyata capaian tersebut semakin mematangkan pariwisata Pacitan di kancah regional. “Kami akan terus meningkatkan pariwisata demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Indartato.

Indartato juga mengapresiasi capaian tersebut, semua dapat diraih karena buah dari usaha yang dilakukan. Ia berharap sektor wisata benar-benar dikembangkan secara menyeluruh.

“Semoga dengan penghargaan ini bisa memotivasi dalam rangka memaksimalkan semua potensi pariwisata kita,” tambah Indartato. (DiskominfoPacitan).

PAUD AZ-ZALFA KEMBALI GANDENG MOBIL PUSLING DINAS PERPUSTAKAAN KABUPATEN PACITAN

Membacakan buku cerita dan dongeng kepada anak usia dini merupakan salah satu kegiatan sederhana sebagai awal pengenalan dan menumbuhkan literasi pada anak. Paud Az-Zalfa sebagai salah satu lembaga pendidikan usia dini,  begitu kencang melancarkan program literasi di lembaganya. Salah satunya dengan mengadakan Festival Literasi untuk kedua kalinya di Kabupaten Pacitan pada Sabtu, 7 Desember di Pendopo Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang rencananya  akan diadakan tiap tahun ini, menggandeng 2 armada Pusling (Perpustakaan Keliling) Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Ini kedua kali pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan untuk memeriahkan acara Festival Literasi.

Dua MPK (Mobil Perpustakaan Keliling) menjadi bagian fasilitas dari acara, tepatnya sebelum acara inti dimulai. Pukul 07.15 WIB Pusling sudah terparkir apik di halaman parkir pendopo Kabupaten Pacitan. Anak-anak pun segera berlarian menghampiri Pusling dan memilih buku dengan didampingi petugas dan para Guru Paud Az-Zalfa. Setelah itu orang tua membacakan buku yang sudah dipilih anak-anak dengan duduk bersama di tikar yang sudah disiapkan, ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari GERNAS BAKU (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku).

Acara inti dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB, dengan dihadiri oleh seluruh orang tua murid Paud Az-Zalfa dan narasumber yakni Dr. Sri Pamungkas, M.Hum. Narasumber dan Kepala Az-Zalfa Suyanti, S.Pd memberikan pengarahan terhadap undangan yang hadir akan arti pentingnya mengenalkan literasi terhadap anak usia dini dan memberikan trik-trik mengatasi permasalahan yang timbul saat mengenalkan literasi kepada anak-anak mereka.

Mrs. Winda sebagai Ketua Penyelenggara menyampaikan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan yang selalu mendukung kegiatan mereka, utamanya dalam meningkatkan program Literasi anak didik mereka. Pihaknya berharap kerjasama ini akan terus berkesinambungan dan tidak cukup berhenti dalam program Festival Literasi saja.

(Penulis: Ryn Surya/Doc: Ryn Surya/Bidang Layanan/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan/Diskominfo Pacitan)