Pacitan Sport Fun Festival 2019 Harus Menjadi Andalan Pacitan

Edi Nurendra Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi Kementerian Pariwisata Pemuda Dan Olaharga (Kemenpora) melihat pantai Pancer Door yang asri sangat strategis menjadi pusat aktivitas olahraga, satu hal yang sejalan dengan Kemenpora dalam upaya mengolahragakan masyarakat melalui program Ayo Olahraga, Kapan Saja, Di Mana Saja, Bersama Siapa Saja. “Pacitan Sport Fun Festival 2019 harus menjadi program yang bisa kita andalkan,” kata Edi kepada Diskominfo Pacitan kemarin 05/10.

 Sementara Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo mengatakan Pemerintah Kabupaten Pacitan merasa senang dapat menggelar kegiatan ini, pihaknya berharap berbagai olahraga Tantangan seperti Paralayang, Surfing dan yang lain ini dapat berkembang di Pacitan.

 Mengingat kegiatan ini akan menarik semua orang, utamanya untuk para pemuda akan lebih tertarik mencobanya. “Olaharga ini juga akan mendorong terciptanya kompetisi yang baik, pembangunan keterampilan dan persahabatan,” kata Wabup.

 Wabup juga berharap Pacitan Sport Fun Festival 2019 lebih jauh juga menjadi sarana untuk meningkatkan ekonomi baru bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan. Ini selain meningkatkan jumlah wisatawan dan minat Aerosport. (budi/wawan/rozak/anjar/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

FKP 2019; Awali Kopi Pacitan Melambung Tinggi

Kopi, bicara biji yang satu ini hampir semua orang mengidolakannya. Di Kabupaten Pacitan pelaku usaha kopi yang tergabung dalam Paguyuban Kopi Pacitan (PKP) berinisiatif membuat satu gebrakan di Hari Kopi Sedunia 1 Oktober kemarin.

Festival Kopi Pacitan (FKP), perwujutan niat demi menciptakan satu ruang kopi yang lebih menjanjikan dan kompetitif, mengingat semua jenis kopi dari Pacitan mempunyai kualitas dan karakter yang cukup memiliki tempat di kancah Nasional dan dunia. “Kami berkumpul karena mempunyai impian yang sama,” kata Muhammad Anshari ketua PKP 05/10.

Masyarakat menemui jawaban atas apa yang dilakukan PKP selama 2 hari itu, tampak seluruh stan begitu padat dijejali pembeli, disisi lain stan kopi gratis yang di siapkan panitia penuh sesak, ini cukup membuktikan dukungan masyarakat tentang inovasi mereka. “Sungguh ini diluar ekspektasi kita,” kata Ketua Pelaksana Robby Adhitama. Monique Maureen anggota PKP mengungakapkan hal senada tentang gambaran Festival Kopi Pacitan tahun depan, tentu stan akan lebih kaya kreativitas  yang bertujuan memuliakan masyarakat.

Jene Fia dan Riza Mahasiswa Pasca Sarjana dari salah satu Universitas di Malang, sepekan ini melakukan penelitian kopi di Wilayah Bandar dan Nawangan dan berkesempatan mampir di acara itu, kepada Diskominfo Pacitan mereka mengatakan kopi tersaji mesti didukung dengan berbagai hal, salah satunya adalah suasana, “Orang kota tidak segan-segan datang ke Pacitan untuk menikmati kopinya dengan suasana yang mereka inginkan,” kata mereka memberi masukan. Merasa layout FKP cukup membuat mereka betah berlama-lama menikmati kopi Liberika yang mereka pesan.

FKP 2019 ini dibuka oleh Wabup Pacitan Yudi Sumbogo, ditandai dengan meracik kopi bersama-sama di atas panggung dengan didampingi oleh Sekda Pacitan Suko Wiyono dan sejumlah pejabat pemerintahan, hal tersebt turut menjadi saksi FKP sebagai jembatan seluruh pelaku kopi  Pacitan.

Orang nomor satu di kabupaten Pacitan Indartato berkesempatan menutup acara tersebut kemarin (06/10), menilai kegiatan ini memiliki potensi yang mengagumkan jika ditindaklanjuti dengan baik. Dari kacamatanya, ini bisa mengangkat ekonomi seluruh pelaku kopi di Pacitan. “Jadi saya mohon untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengadvokasi kegiatan ini,” kata Bupati. Harapan kopi Pacitan menjadi satu kebanggaan, lebih dicintai dan berada di hati penikmat kopi, bukan hanya masyarakat Pacitan melainkan untuk masyarakat diluar Pacitan dengan konsep matang yang menarik.

Menyikapi statment Bupati, Heru Sukrisno Kepala Disperindag telah menyiapkan beberapa formula atas arahan tersebut, melalui Paguyuban yang telah berjalan ini pihaknya kemudian akan melakukan pemetaan secara menyeluruh dan mendetail. Disinggung masalah kampung kopi, pihaknya mengaku hal itu mungkin saja terjadi. “Tapi sementara kami akan lebih fokus untuk melihat potensi-potensi mereka,” pungkas Heru. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pimpinan DPRD Pacitan Laksanakan Sumpah/Janji

Pengucapan Sumpah/Janji Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode 2019-2024 Kabupaten Pacitan Dilaksanakan hari ini (03/09) Oleh Hakim Pengadilan Negeri Pacitan Yogi Arsono di Gedung DPRD Pacitan.

Indarta Nur Bayu Aji terpilih sebagai Ketua, Gagarin sebagai Ketua Satu, sebagai Ketua Tiga adalah Eko Setyo Ranu dan Fibi Irawan menjabat sebagai Wakil Tiga.

Menyadari duduk di posisi penting, menjadi mitra Pemerintah Kabupaten Pacitan, Indarta dalam sambutannya di hadapan seluruh undangan mengajak seluruh anggota untuk selalu menjaga hubungan, senantiasa kompak dan kerja sama yang baik. “Harapan maju dan sejahtera bersama rakyat dapat tercapai,” kata Indarta.

Amanah menjadi satu peranti untuk mewujudkan misi bersama tersebut, beberapa poin yang menjadi perhatian bersama dan harus segera disikapi adalah masalah kemiskinan. Bupati Pacitan Indartato pada sambutannya menegaskan angka 14,19 persen harus cepat disikapi bersama. “Angka tersebut di atas Provinsi dan Nasional,” kata Indartato.

Begitu juga masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), beberapa Peraturan Daerah yang harus segera diselesaikan. Tentu melalui sinergi demi Kabupaten Pacitan yang diharapkan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Batik Pace; Warisan Berharga Pacitan Dan Indonesia

Identitas lain dari kota 1001 Goa adalah Batik Pace. Karya seni tulis tangan asli dari Pacitan tersebut menjadi tombak perkembangan Pacitan di kancah Internasional. Luki Indartato Ketua Deskranasda Kabupaten Pacitan mengaku baru saja mendapat ucapan selamat dari Dirjen UKM, bahwa Batik Pace banyak dipakai di Korea.

 Tahun 2012 adalah Tahun bersejarah yang dicatat dalam perkembangan sejarah Batik Pace, karena tahun tersebut Batik Pace resmi di Hak Patenkan sebagai milik Pacitan. Sebelum menjelaskan hal tersebut Luki bercerita, dalam satu pameran ada stan batik yang mengakui Batik Pace adalah milik daerah mereka. “Saya yakinkan bahwa ciri khas Pace hannyalah milik Pacitan, kemudian mereka mengakui bahwa pelatihnya mendatangkan orang dari Pacitan,” tuturnya.

 Lebih lanjut luki menyampaikan terima kasih pada para pengrajin batik yang bersedia melestarikan, menjaga dan mengembangkan batik, sehingga batik Pacitan turun temurun sebagai warisan yang berharga. Pembinaan dan kerja sama dari seluruh pihak khususnya Dinas Perindustrian sebagai pelopor pembinaan, kegiatan study banding, pameran batik dan lainnya juga tak luput dari ungkapan terima kasih Luki. 

 Hasil kerja keras tersebut adalah pengakuan Deskranasda Jatim mempercayakan pada Deskranasda dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan untuk membuat seragam batik gotong-royong nasional yang dipusatkan di Sidoarjo. Hasil selanjutnya adalah kesejahteraan pembatik dan masyarakat Pacitan pada umumnya. “PR-nya adalah pada pemasaran, semoga ke depan lebih baik lagi,” harap Luki yang hobi mengoleksi batik, terlepas dari jabatannya sebagai ketua Deskranasda Pacitan.

Gelar Upacara Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Bersama seluruh instansi vertikal Pemerintah daerah kabupaten Pacitan melaksanakan upacara bendera dalam rangka Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Pendapa yang jatuh hari ini Selasa 1 Oktober 2019. Peringatan ini juga melibatkan pelajar dan mahasiswa di Pacitan, mengusung tema Pancasila Sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju Dan Sejahtera. (DiskominfoPacitan)