Bupati Tonton Gandhang di 72 Tahun Mengabdi

Bupati Indartato berkesempatan menyaksiakan Pagelaran Wayang Kulit dalam Rangka Puncak Kegiatan Hari Ulang Tahun SMP Negri 1 Pacitan Ke 72 Tahun. Didampingi Wabub Yudi Sumbogo dan Istri Ninik Setyorini Yudi Sumbogo yang sekaligus alumni, serta Staf Ahli Bidang Kepemerintahan Tri Mujiharto dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Daryono.

Diusung sebagai dalang Gandhang Gondo Waskito yang tidak lain adalah murid kelas tujuh sekolah itu membawakan judul Laire Wisang Geni (Lahirnya Wisang Geni), direncanakan berakhir sebelum pagi, atau biasa disebut wayang padet. Selain untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang eksistensi gandang sebagai dalang kebanggan SMP 1 dan masyarakat pacitan juga sebagai langkah pemanasan gandang dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilihan dalang cilik Nasional di Jakarta mewakili Jawa Timur.

Dengan tema peringatan pendidikan karakter dalam 72 tahun mengabdi pemantapan pendidikan ramah anak sekolah tersebut berkomitmen untuk memebawa siswa didik siap menghadiapi berbagai tantangan zaman. Dan maju menjadi pelopor generasi penerus yang dapat diandalkan bagi bangsa dan agama. “Pendidikan karkter terbukti mampu menjadi penopang utama berkehidupan, komitmen kami para pendidik untuk menididik anak bangsa menjadi pemimpin bangsa yang unggul serta dapat diandalakan bagi masyarakat, nusa dan bangsa”. Ungkap Cahyo Herlambang Kepala SMP 1 Pacitan.

Rangkaian agenda dilaksanakan tiga hari berturut-turut, dari baksos berbentuk pengiriman air bersih ke desa yang terdampak kekeringan di 10 desa di kabupaten pacitan, pemabagian sembako ke keluarga sekolah yang membutuhkan, hingga lomba akademis dan non akademis. “Sekaligus sebagai sarana silaturohmi antar alumni yang tergabung dalam alumni smpzapa”. Tambah Cahyo.

Sebelum pagelaran wayang juga dilaksanakan kegiatan penyerahan Neon Box dari para Alumni 81 yang bertuliskan Alumni Smenzapa, Neon box tersebut dipasang di depan gedung utama sekolah dan penyerahan diterima langsung oleh kepala sekolah didampingi ketua komite dan seluruh guru.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan)

Danis Kuasai 8 Alat Musik Otodidak

Danish berpose di depan piala saat di temui kominfo di sekolahnya SMP Negeri 1 Pacitan

Dunia musik seakan sudah mendarah daging dalam tubuh Adimas Akma Danish Azfar yang berusia 14 tahun. Kini ia mampu menguasai 8 alat musik secara otodidak. Sejak kelas 2 sekolah dasar ia dikenalkan oleh orang tuanya alat musik keyboard dan sejak itulah Danish bermain musik setiap hari. ” Sehari tanpa bermain musik rasanya ada yang kurang. Hampa, belum lengkap” tandasnya ketika ditemui kominfo kemari 23/01 di pendopo pacitan.

Kini Danish tergabung dibeberapa grub musik, seiring dengan hal itu ia memutuskan untuk memulai les musik, agar mendapat tambahan materi. “Setelah saya tergabung dalam grub musik saya baru ikut les, hal itu untuk memperdalam kemampuan saya, dan beberapa rekan Paguyuban Musik Kroncong Indonesia (PAMORI) selalu membagi ilmunya untuk saya”. tambahnya.

Danish yang masih duduk dibangku SMP Negeri 1 Pacitan memang jago dalam berbagai alat musik, Ia  tersebut kerap mondar mandir diundang bermusik diberbagai acara resmi,  namun Ia tetap konsekuen dengan statusnya sebagai murid.  Danish tetap menjadi 3 terbaik dikelasnya. Berbagai prestasi dibidang musik pun Ia raih, salah satunya menjadi juara 1 lomba cipta lagu FLS2N kabupaten Pacitan.

 “walaupun minat dan bakat saya bermusik namun saya tidak boleh lengah dengan disiplin ilmu yang lain, karena saya sadar semuanya penting”. imbuhnya

(Budi/Riyanto/Kominfo)

Pandan Raditya, Antalogi Cerpen Surat Dari Gunung Selurung

Pandan Raditya A. S. pamerkan Buku Karyanya.

Kecintaan  membaca dan menulis buat Pandan Raditya A. S. kerap menjuarai berbagai lomba menulis cerpen ditingkat Nasional. Gadis belia yang masih duduk di SMP N 1 Pacitan itu  kenal membaca dan menulis cerpen sejak ia masih duduk di Sekolah Dasar.

Berkat ketelatenan ayahnya mebimbing menulis akhirnya cerpen pertamanya selesai. Ketika itu ia masih duduk dikelas 5 Sekolah Dasar dan kini diusianya yang berjalan 13 tahun ia mampu terbitkan antologi cerpen yang ia beri judul surat dari Gunung Selurung. terdapat 14 judul cerpen yang menginspirasi pembaca. “saya mengajak diri saya dan pembaca untuk mengingat sejarah perjuangan bangsa ini”. imbuhnya saat ditemui tim Kominfo 07/01.

Antalogi cerpen bergenre sejarah dan disuguhkan melalui karya penuh inspiratif ini nanti diharapkan mendapatkan hati pembacanya. Sehingga amanat yang ingin disampaikan Pandan terwujud.

Berbagai perlombaan yang ia ikuti ditingkat Nasional menambah kepercayaan diri Pandan untuk terus mencintai hobinya. sebuah judul cerpen sahabat dari senja,  adalah salah satu bukti bakat dan prestasi Pandan yang harus dibanggakan. dari judul itu ia berhasil duduk diperingat lima nasional. Begitu juga lomba sebelumnya, Pandan boyong peringkat 13 Nasional, yang ia beri judul Baju Bulan Jelang Lebaran.

Selain penoreh pena, gadis manis ini juga menitipkan hatinya pada olah diksi. Yakni kelihaiannya pidato ditandai dengan perolehan juara satu tingkat Provinsi mengalahkan teman-temanya dari daerah lain. Hal itu bagi Pandan adalah buah dari kecintaanya kepada membaca dan menulis, karena menurutnya gudang ilmu dan pengetahuan adalah membaca dan menulis.

“Menulis melatih kita menyatukan gerak pikir dan batin”. Tandasnya. Pandan bukan tipe gadis yang cukup puas dengan prestasi. Tentunya antologi dan karya lain akan membantu dibelakangnya mengikuti berkembangan, pemahaman dan pemikiran.

(Budi/Riyanto/kominfo)

Lomba biografi memperingati bulan Bung Karno

Juara 1 Nabila Dhea Rachma,Juara III Nabila Adhelia Putri,Juara IV Nurul Azmi Azzahra,Juara V Shaffa Alya Hasna

Bertempat di gedung Amphi Theather perpustakaan Bung Karno Kota Blitar, 26 -27 Oktober 2017. Puluhan peserta menghapal Biografi Soekarno menampilkan kemampuan mereka masing-masing. Dalam lomba kali ini pengetahuan peserta  menjadi salah satu penilaian yang mendasar  bagi dewan juri.

Lomba sekaresidenan madiun tersebut serentak dilakukan dengan sekaresidenan kediri. Pacitan diwakili oleh SMPN 1 Pacitan yang kemudian menyabet juara 1 Nabila Dhea Rachma,Juara III Nabila Adhelia Putri,Juara IV Nurul Azmi Azzahra,Juara V Shaffa Alya Hasna. Para srikandi ini berhasil menyisihkan peserta yang lain. “Menghapus grogi soalnya kalau grogi nanti hilang materi yg sudah kita persiapkan” ujar Nabila berbagi pengalaman.

Jauh sebelum lomba,  Nabila memiliki waktu 1 bulan dengan diberi tugas menghapal teks.  Karena dalam pelaksanaanya tidak diperbolehkan membawa teks. Metode belajar yang dilakukan Nabila, dengan cara menghapal 20 lembar disetor, besoknya lagi di ulang dan dilanjut dari awal.

Lomba kali ini Nabila menuturkan adanya waktu yang sangat terbatas, serta harus luasnya pengetahuan. Karena mempengaruhi dalam kemampuanya menghapal materi. Waktu yang ditetapkan dalam lomba adalah 10 menit, apabila melebihi waktunya akan terkena diskualifikasi.

Dalam lomba Biografi Soekarno, setiap peserta berhak menerima piagam penghargaan penghapal Biografi Soekarno, uang pembinaan dan piala.

“Proklamasi Kemerdekaan adalah pernyataan bahwa indonesia telah merdeka dan bangsa Indonesia telah terbebas dari para penjajah. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno telah menyampaikan Proklamasi Indonesia kepada seluruh dunia, bahwa Indonesia telah merdeka dan kemerdekaan merupakan hak segala bangsa”. kutip Nabila.

Perolehan prestasi yang luar biasa ini tentu menjadi kebanggan pacitan, sehingga kedepan prestasi tersebut dapat ditingkatkan menjadi prestasi yang lebih tinggi lagi.

(Wan31/Riyanto/Kominfo)