Perjuangan Menuju 100% Desa STBM di Pacitan Berlanjut

Tak ingin kalah dari Desa yang lain, 5 Desa di Kabupaten Pacitan siap terapkan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan kembali serahkan penghargaan bagi Desa yang dinyatakan telah memenuhi syarat untuk Desa STBM 5 pilar. Piagam penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan, dr.TH Hendra Purwaka kepada Kepala Desa, usai pendeklarasian STBM 5 Pilar di Gedung Karya Dharma, Selasa (15/12) kemarin.

Adapun 5 Desa yang mendeklarasikan sebagai desa STBM 5 pilar adalah Desa Sukoharjo, Desa Karangnongko, Desa Gembuk, Desa Gedangan, dan Desa Tahunan.

“Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang telah diraih oleh Desa yang telah turut berperan dalam pembangunan STBM di Kabupaten Pacitan,” terangnya.

Kabupaten Pacitan sendiri telah dinyatakan Open Defecation Free (ODF) atau bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang sudah ditorehkan semenjak tahun 2014 silam.

Sedangkan STBM 5 Pilar sendiri, sampai saat ini dari sejumlah 164 Desa dan 7 Kelurahan di Kabupaten Pacitan, sudah ada 30 Desa yang telah mendeklarasikan Desa STBM 5 Pilar.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan daerah dalam mengubah perilaku higienis sanitasi masyarakat dan peningkatan kualitas sarana sanitasi serta kemampuan dalam melahirkan inovasi-inovasi baru berbasis 5 pilar STBM.

“Saya berterimakasih kepada Desa yang sudah menerapkan STBM, tolong dipertahankan, dan semoga ini bisa menjadi contoh baik bagi Desa-Desa yang lain,” tandasnya. (DinkesPacitan/DiskominfoPacitan).

STBM Berkelanjutan, Apresiasi Untuk Upaya Pacitan Terus Bebas ODF

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berkelanjutan untuk Kabupaten Pacitan. Penyerahannya sendiri dilakukan di gedung Kemenkes Jakarta, Kamis (18/10/2018) kepada Bupati Indartato. “Terima kasih kepada semua pihak untuk kerjasamanya. Baik masyarakat maupun OPD (organisasi perangkat daerah). Sehingga Pacitan mendapatkan penghargaan ini,” katanya usai menerima penghargaan.

STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higien maupun sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator. Diantaranya adalah menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku, dan setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

Menurut bupati, ada poin penting penghargaan tersebut untuk kota kelahiran Presiden RI k-6 ini. Selain menjadi bukti kesungguhan dan kerja bersama, raihan tersebut juga menjadi landasan untuk terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Tentunya kita semua ingin agar prestasi yang diraih dapat memberikan semangat, menggugah kesadaran semua pihak untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan lingkungan,” terangnya.

Indartato juga mengingatkan betapa pentingnya sanitasi dan air bersih. Sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga pada ekonomi secara makro. Dampak disektor perekonomian itu terjadi lantaran anggaran untuk hal-hal lain beralih untuk biaya berobat. “Jika masyarakat sehat, pendapatan dapat digunakan untuk membiayai yang lain. Misalnya, pendidikan,” tandas dia. (Humaspacitan/DiskominfoPacitan).