Semprot Cairan Disinfektan Anti Antraks

Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan hari ini, (07/02/2020) melakukan penyemprotan larutan desinfektan ke kendaraan pengangkut hewan di Pasar Hewan Kabupaten Pacitan. ini dilakukan dalam rangka menyikapi menularnya penyakit antraks yang terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Kabid Kesehatan Hewan, Agus Sumarno yang turun langsung pada pencegahan tersebut mengatakan bahwa cara ini cukup efektif memutus mata rantai penularan. Mengingat kendaraan tersebut memiliki mobilitas tinggi mengangkut binatang ternak baik didalam maupun diluar Pacitan.

Pada penyemprotan tersebut Agus menerjunkan 13 petugas yang terbagi menjadi tim penyemprot dan tim pembagi leaflet antraks kepada sopir dan pemilik hewan ternak.

Meskipun cara tersebut efektif, namun Agus lebih berharap kepada pemilik kendaraan untuk lebih mandiri memperhatikan kebersihan diri dan kendaraan, dengan mencuci kendaraan dengan sabun usai mengangkut binatang ternak. “Hati-hati, Antraks dapat menular kepada manusia,” ucap Dia.

Upaya lain tetap akan dilakukan Bidang Kesehatan Hewan meski hingga tulisan ini dibuat tidak ada laporan ditemukannya antraks di Kabupaten Pacitan, mulai Sosialisasi, pemantauan di daerah perbatasan, hingga pemberian vaksin kepada binatang ternak. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Antraks Merebak Di Gunung Kidul; Pacitan Tetap Terkendali

Kasus antraks di awal tahun 2020 cukup meresahkan peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan melakukan berbagai upaya pencegahan supaya penyakit yang menyerang binatang dan bisa menular kepada manusia tersebut tetap terkendali.

Utamanya yang menjadi pusat perhatian adalah di Lima kecamatan yang telah tertular antraks di tahun 2016 silam, Agus Sumarno Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian kepada Diskominfo Pacitan mengungkapkan, upaya pencegahan telah dilakukan sejak awal antraks merebak di Gunung Kidul mulai sosialisasi, vaksinasi hingga desinfeksi. “Sejak tahun 2016 kita telah melakukan vaksinasi sebanyak 60.000 dosis,” ujar Agus, hari ini, (03/01/2020).

 Langkah pencegahan penting mengingat antraks cukup berbahaya, dengan ciri-ciri binatang ternak akan menunjukkan gejala demam disertai gelisah, lalu secara mendadak akan mati dengan tanda keluarnya darah dari lubang hidung, mulut, telinga dan anus. Tetapi disisi lain semua jenis antibiotik dengan dosis tertentu sebenarnya dapat melumpuhkan bakteri tersebut.

 Upaya lain, Agus ke depan juga akan melaksanakan program pelayanan hewan terpadu di beberapa titik wilayah perbatasan, termasuk pengawasan dan disempurnakan dengan pemberian vaksinasi. Karena lalu lintas ternak dari luar Kabupaten Pacitan tetap menjadi perhatian utama supaya Kabupaten Pacitan tetap terkendali. “Dalam waktu dekat kita juga akan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan yang mengangkut ternak,” terangnya.

 Agus bersyukur, pemahaman dan kesadaran peternak terhadap bakteri yang bernama lengkap Bacillus Anthracis ini cukup tinggi. Membuat masalah tersebut dapat cepat tuntas di tahun 2016 lalu. Hal ini modal dasar yang penting supaya antraks tidak lagi merebak di Kabupaten Pacitan, meski kota lain saat ini sedang darurat Antraks.

 Beberapa langkah mandiri juga kembali diingatkan oleh Agus kepada para peternak di Kabupaten Pacitan, terutama menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang dan memberikan pakan yang baik sesuai dengan kebutuhan hewan. Kedua hal tersebut merupakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan. “Segera melapor kepada petugas jika menemukan tanda-tanda pada binatang ternak. Secepatnya,” pungkas Agus. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).