Pilih Nge-Camp Di Srau

Pantai Srau masuk dalam tujuan wisata favorit karena tempatnya yang indah dan perawan, lokasinya di Desa Candi, Pringkuku, Pacitan ini terdiri dari tiga bibir pantai yang dibatasi oleh batu karang.

Satu hal paling spesial dari Pantai Srau adalah pengunjung dapat menyaksikan sunset indah dari bibir pantai. Sunset dapat diamati dari bagian pantai ke tiga. Tidak hanya untuk melihat sunset dan pemandangan dari atas, bukit karang yang menyerupai sabana ini juga dapat dijadikan sebagai spot camping.

Untuk dapat memasuki lokasi wisata Pantai Srau hanya dikenai tarif sebesar Rp 5.000 per orang dengan jam operasional selama 24 jam non-stop sehingga pengunjung dapat dengan leluasa memanfaatkan momen bersantai tanpa gangguan waktu.

“Pantai srau sangat unik karena memiliki bibir pantai yang luas, sehingga meskipun di hari libur banyak pengunjung kita bisa tetap leluasa,” ujar Herfi salah satu pengunjung yang nge-camp kemarin (01/01/20).

Selain itu pengunjung dimanjakan oleh sarana dan prasarana yang lengkap, seperti mushola, pedagang dan toilet, kata Herfi pantai Srau adalah destinasi terbaik untuk bersantai menghabiskan tahun baru khusus bersama teman ataupun keluarga.

Ulfiyana Anggi Saputri

SMK Negeri 1 Donorojo

Pantai Perawan Mbenges

Pantai Mbenges, demikian tempat itu dikenal oleh warga sekitar. Terletak di Dusun Krajan,Desa Jetak, Kecamatan Tulakan. Suguhan pantai perawan dapat ditemui dikedalaman hutan akasia sepanjang 1km dengan jalan tanah berbatu.

Perjalanan panjang dan tidak mudah bukan penghalang wisatawan untuk datang. “Daya tariknya dipemandangan yang masih perawan, pantai baru, membuat saya dan keluarga penasaran,” tutur Wasoso yang mengaku tidak tertipu dengan kabar keindahan pantai Mbenges.

Liburan tahun baru 01/01/20 membuat pantai Mbenges kedatangan banyak tamu wisatawan. Beberapa pengunjung menyayangkan belum adanya penjual makanan disana. Sementara wisata dan kuliner adalah satu kesatuan yang dibutuhkan bersamaan.

Rendi Nanda putra

Smkn ngadirojo

Eksotika Pasir Kerikil Pantai Pidakan

Dari puluhan pantai di Pacitan yang digandrungi pengunjung pada liburan tahun baru 2020 ini Pantai Pidakan adalah salah satunya. Menyuguhkan wisata alam dengan pasir berkerikil membuat pidaka memiliki menu berbeda.

Bukan hanya pengunjung luar kota pertama kali datang yang mengakui keelokannya, beberapa wisatawan dari dalam kota pun masih menyisihkan waktu menikmati libur dibibir Pantai Pidakan Desa Jetak, Ngadirojo, Pacitan.

“Ini kunjungan pertama saya dan keluarga ke Pidakan, dan sangat memuaskan,” ujar pak Eko 01/01/20.

Eko bahkan mengatakan jika ada waktu liburan lagi pasti akan kembali berkunjung ke Pidakan. Kenyamanan dan keasrian masih sangat terjaga.

Dimas Rizqi Reihan

Smkn Ngadirojo

Klayar Tetap Primadona

Pantai Klayar pada pukul 09:00 WIB pada (01/01/2020), setelah selanjutnya pantai dengan pasir putih dan batu karang serta tebing-tebing batu yang mengelilingi ini penuh sesak, jalan menuju lokasi tersebut macet total.

Memang pantai ini selalu dipadati pengunjung khususnya pada saat liburan dan tahun baru. Eka salah satunya, mengaku Pantai Klayar menjadi pilihannya lantaran alamnya yang indah lengkap dengan debur ombak dan seruling samuderanya.

“Pantai klayar sangat bagus pemandangannya dan seruling laut seperti air mancur saat ombaknya datang”. Terang Eka. Apa lagu selfie dengan baground pantai klayar merupakan satu prestise tersendiri pagi siapa saja, terlebih saat momen tahun baru ataupun hari raya.

Yustika Rahmawati

SMKN 1 Donorojo

Jauh Dari Belanda; Memilih Liburan Di Pacitan

Rich dan keluarganya enggan menyia-nyiakan kesempatan libur panjang Natal dan tahun baru cukup di negaranya Belanda.

Ia, Ibu Koen Hariga dan adik-adiknya lebih memilih berjalan-jalan ke Indonesia selama 20 hari, salah satunya menikmati indahnya pantai di Kabupaten Pacitan.

“Aku dan keluarga sangat menikmati segalanya disekitar selama disini (Pacitan),” kata Rich usai di translate ke bahasa Indonesia saat diwawancara di salah satu cafe (24/12/19).

Ditanya soal kemajuan kepariwisataan Pacitan, ia mengaku tidak banyak yang harus perbaiki, karena Rich yang bekerja di jasa konstruksi tersebut sudah cukup mengagumi keasrian Pacitan. “Kita datang kemari karena disini masih alami,” lanjutnya yang memiliki nama panjang Rich Haringa itu.

Keluarga tersebut mengaku enggan cepat-cepat meninggalkan Pacitan, selain masih banyak destinasi wisata yang belum dikunjungi Rich sangat menikmati keramahtamahan masyarakatnya. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).