Gua Tabuhan Ternyata Tempat Pertapa Pangeran Diponegoro

Selain terkenal dengan wisata pantai, alam dan sungai, Kabupaten Pacitan juga terkenal akan berbagai jenis Goa yang akhirnya menjadi ikon “Kota 1001 Goa”, termasuk Goa Tabuhan. Destinasi ini berupa Goa horizontal yang memiliki keunikan pada batu yang dapat berbunyi seperti gamelan saat dipukul dengan tabuh. Goa tersebut berada di Desa Wareng, Kecamatan Punung 30 kilometer dari pusat kota.

Konon Goa ini tempat pertapa Pangeran Diponegoro atau bernama kecil Sentot Alibasya Prawiradirejo sehingga dulu masyarakat sekitar menyebutnya Gua Tapan. Dan ternyata Gua Tabuhan sudah menjadi rujukan wisata sejak tahun 1928. “kemunculan Gua Tabuhan secara langsung meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkap Purwo Widodo Kades setempat dirumahnya kemarin 01/05/19.

Banyak cara dilakukan pemerintah dan warga setempat untuk mendongkrak wisatawan supaya berkunjung, salah satunya adalah dibukannya Museum Geopark Song Terus yang tidak jauh dari goa. Termasuk membangun akses menuju lokasi sehingga perjalanan terasa nyaman.

Wisatawan yang datang tidak hanya wisatawan lokal saja, pada waktu tertentu banyak dijumpai wisatawan mancanegara yang ingin melihat langsung keindahan goa dan mendengarkan langsung tabuhan-tabuhan yang menjadi gending yang merdu didengar. “Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada siapapun yang berwisata kesini,” tambah Purwo. (aditya/pkl/DiskominfoPacitan)

Sungai Watu Senthe potensi Wisata Baru Dari Petungsinarang

Satu lagi khasanah pariwisata yang dipunyai Pacitan, berupa sungai lengkap dengan air terjun yang eksotis dengan bebatuan vertikal yang mengelilinginya. Kondisi perawan membuat liburan dengan nuansa baru bersama sahabat dan orang dekat semakin penuh kisah.

Sungai Watu Senthe berlokasi di Dusun Krajan, Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar itu diawal musim kemarau yang membuat airnya jernih dan dingin ini viral di jagad maya, menjadi penanda kesempatan baru menjadi rujukan desa wisata. “Kemarau datang biasa warga sekitar terutama muda-mudi dan anak-anak biasa menikmati hari disini. Kami tidak menyangka kini menjadi trending di medsos,” ungkap Winarto Perangkat Desa setempat yang berkesempatan mengantar Tim Informasi Diskominfo Pacitan 26/04/19.

Kepala Bidang Informasi Diskominfo Pacitan Agus Ansori Mudzakir, berharap kerjasama kepada seluruh masyarakat untuk mengabarkan segala potensi yang ada supaya disebarluaskan melalui berbagai akun yang dimiliki seperti Youtube, Facebook dan Instagram bernama Pemkab Pacitan, serta Website Pacitankab.go.id Kominfopacitankab.go.id (timDiskominfoPacitan).

Tempuh Segala Upaya Cerdas Untuk Kejar Pariwisata Bali

Dr. I Ketut Putra Suarthana Ketua Yayasan Tri Atma Surya Jaya di Halaman Wingking (Halking) Pendopo kabupaten Pacitan menyatakan komitmennya dukung pemerintah untuk kembangkan sumber daya ekonomi kreatif dan pariwisata Pacitan.

Hal itu disampaikan langsung di depan Bupati Pacitan Indartato, Wakil Bupati Yudi Sumbogo dan seluruh undangan yang hadir sebelum penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) antara Pemda Pacitan dan Yayasan Tri Atma Surya dari Denpasar Bali kemarin 28/03.

Putra Panggilan Dr. I Ketut Putra Suarthana pada kesempatan itu juga bicara teknis gambaran pekerjaannya, salah satunya ialah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) ke semua yang terlibat di kepariwisataan. “Semua pelaku langsung dan tidak langsung harus tersenyum, karena prioritasnya adalah kenyamanan tamu selama tinggal, itu minimal” ujar Dia.

Raut haru terpancar pada wajah Bupati Pacitan Indartato pada momen tersebut, pasalnya Putra merupakan orang yang ahli dalam bidang pariwisata. Pengalamannya yang sudah puluhan tahun membuat Indartato yakin bahwa setahun mendatang akan terjadi banyak perubahan positif di pariwisata Pacitan. “Mengingat saya bukan orang pariwisata, tidak sama dengan Bupati Banyuwangi. Oleh sebab itu perlu saya libatkan Pak Putra dan rombongan,” ungkap Indartato.

Salama ini pariwisata Pacitan bukan tanpa hasil, berbagai capaian telah diperoleh. Namun Indartato berharap dengan penandatanganan nota kesepakatan itu laju wisata yang ada di kota 1001 Goa dapat lebih maksimal termasuk industri kreatif yang berujung pada kesejahteraan masyarakat secara merata.

Pada kesempatan yang sama juga disepakati kedua belah pihak untuk mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan. “Budaya menjadi tamu yang baik saya kira harus ditanam sejak dini,” tambah Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Profesor Emeritus Dato’ Dr. Ibrahim Komoo; “Kita Harus Kenalkan Geo Tourism.”

Kawasan Geopark Gunung Sewu memiliki arti penting untuk masa depan Indonesia dan kelestarian alam dunia. Hal besar tersebut telah tergambar pada beberapa lukisan karya Doktor dan Naturalis Frans Wilhelm Junghuhn dari Jerman saat lawatannya tahun 1851.
“Masyarakat sekarang lebih memilih lanskap yang indah, tetapi patut kita ajar untuk melihat sisi lain kuasa Allah. Kita punya kesempatan mengajar pelancong dan anak-anak kita tentang itu,” ungkap Profesor Ibrahim Komoo dari Universitas Kebangsaan Malaysia saat berkesempatan memberikan sambutan dalam rangkaian Pra Revalidasi Geopark Gunung Sewu di kawasan Kabupaten Pacitan kemarin 24/03/19 di Halking Pendopo.
Geopark (Taman Bumi) tersebut, Kata Ibrahim merupakan sarana manusia mengenali segala sejarah dan perkembangan bumi serta manusia berjuta-juta tahun silam, meskipun hingga kini pengetahuan yang terhimpun masih terbatas. “Geopark di Asia Pacific masih menonjolkan keindahan pariwisata, kita harus kenalkan Geo Turism bukan pariwisata-pariwisata” ungkap Mantan Presiden Asia-Pacific Geopark Network.
Pariwisata berkonsep nilai ekonomi merupakan hal yang baik untuk dipertahankan demi peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah, namun keindahan yang disuguhkan harus di dukung dengan segala informasi yang memiliki nilai edukasi bagi wisatawan. Seperti kawasan Pacitan mempunyai warisan berbagai jenis batu luar biasa yang tidak bisa ditemukan di tepat lain. Unesco dan seluruh warga dunia wajib menjaga dan melestarikannya. “Pariwisata harus dimaksimalkan dengan menyinergikan pariwisata umum dan geo pariwisata,” tandas Ibrahim berpesan pada Pemda Pacitan.
Menindaklanjuti masukan sementara Ibrahim, pemerintah secepatnya akan mengupayakan papan informasi sebagai petunjuk tentang keberadaan 13 Geo Site yang telah diakui Unesco, sebelum kegiatan validasi bulan Juni mendatang. Ini merupakan bentuk kampanye sejarah warisan dunia yang dimiliki Kabupaten Pacitan. “kita juga akan lebih memperkenalkan Geopark Gunung Sewu kepada seluruh masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Pacitan Suko Wiyono.
Perihal perpindahan wewenang, sebelumnya di bawah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan maka Suko menjelaskan pemerintah sesuai regulasi berhak mengkaji ulang hasil yang diperoleh. “Apakah kembali ke Pariwisata atau tetap di Pendidikan, namun sebelum itu otomatis koordinasi kedua OPD itu harus ditingkatkan,” tambah Dia.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di kesempatan yang sama berpesan, momentum tersebut diharapkan menjadi wadah memacu diri untuk menjaga dan melestarikan warisan dunia serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam optimalisasi segala bentuk pariwisata. “Juga menjadi sarana penyatuan pemikiran Geopark Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul, ”harap Yudi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).