Pacitan – Menghadapi tahun politik 2024 mendatang, peran radio dan televisi dinilai penting sebagai media katalisator pesan baik bagi dinamika pemilu. Selain itu, media penyiaran menjadi garda terdepan untuk menangkal pemberitaan ataupun informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, lembaga penyiaran harus menjadi media penjernih informasi serta tidak hanyut dalam dinamika polarisasi dan dinamika pemilu 2024.

 

Harapan tersebut disampaikan Nuning Rodiyah, Komisioner KPI Pusat dalam sambutannya saat membuka acara ‘Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa: Peran Lembaga Penyiaran dalam Pemilu’ yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di Gedung Karya Dharma Pacitan, Jawa Timur, Rabu (20/03/2023).

 

Berpijak pada fakta tersebut, tokoh perempuan asal Ponorogo ini juga berharap agar masyarakat juga bisa menjadi masyarakat yang kritis yang berpartisipasi dalam suksesnya Pemilu 2024 dan menggunakan media secara bertanggungjawab.

 

Sementara itu, Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua mengatakan peran lembaga penyiaran adalah sebagai sarana pengawasan dalam bentuk produk siaran serta turut ambil bagian dalam pelaksanaan tahapan pemilu yang sedang berlangsung. Media juga menjadi sarana sosialiasi regulasi tahapan serta hal lain yang berkaitan dengan Pemilu 2024 baik dalam bentuk produk program siaran berupa news dan informasi, dialog, Iklan Layanan Masyarakat (ILM), hubungan interaktif dan liputan khusus.

 

Pada kesempatan yang sama, Komisioner KPU Aswika Budhy Arfandy menyebut diantara banyaknya hoaks yang beredar, media penyiaran sangat diharapkan mampu menjalankan fungsinya sebagai check and balance dalam menepis berita berita tidak benar yang disebarkan secara masif di media sosial.

 

Hadir dalam acara ini Anggota DPR III, Dr. H. Ali Mufhti sebagai pembicara kunci, Staf Ahli Bupati Pacitan Tri Mudjiharto, dan Komisioner Bawaslu Pacitan Syamsul Arifin sebagai narasumber.

WhatsApp chat