Puluhan orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Tulakan mendatangi Kantor Bupati Pacitan, mereka merasa selama ini Kecamatan Tulakan menjadi wilayah tertinggal dibanding Kecamatan lain.
Alasan tersebut ditinjau dari aspek anggaran infrastruktur untuk jalan yang lebih difokuskan di wilayah barat kota sebagai titik pariwisata. Kecemburuan kian menjadi, pasalnya kuota pupuk untuk petani di Kecamatan Tulakan tidak sebanding ketimbang kecamatan lain. bahkan, mereka menuding ada pihak-pihak tertentu yang sengaja bermain-main dengan menggelapkan pupuk subsidi ke pulau Kalimantan melalui jalur Tegalombo.
Dihadapan Bupati Pacitan Indartato, semua persepsi tersebut dibantah langsung oleh dinas terkait, urusan jalan yang dibidangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menyebut, setidaknya Kabupaten Pacitan mempunyai 500 Kilometer jalan desa, faktanya dibawah 50 persen yang kondisinya mulus.
Pemerintah tidak malu mengakui situasi ini, mengingat refocusing anggaran terpaksa diterapkan pemerintah 2 tahun belakangan ini yang sekaligus berdampak pada penerapan program pembangunan di semua sektor, termasuk kesehatan, pendidikan ataupun yang lain.
Namun tidak benar jika Kecamatan Tulakan dinomor duakan untuk urusan perbaikan jalan. Faktanya tahun ini ada 29 titik menjadi prioritas Dinas PUPR Pacitan yang akan segera digarap. Meski diam-diam Edy Yunan Ahmadi, Kepala PUPR Pacitan tetap berusaha keras mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar supaya titik-titik pembangunan bisa semakin merata dan tanpa menganaktirikan salah satu kecamatan. “Mudah-mudahan tahun depan dana ini dapat normal lagi,” harap Yunan.
Sebelum menyentuh sektor pertanian, kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pacitan angkat bicara, dari total APBD Kabupaten Pacitan di tahun 2022 yang mencapai 1,7 Triliun. Angka yang besar, namun Pemkab Pacitan sayangnya tidak bisa membelanjakan uang tersebut asal-asalan, pemerintah pusat sebagai pemberi bea memplotkan minimal 20 persen untuk urusan pendidikan, minimal 10 persen untuk urusan kesehatan, baru kemudian minimal 25 persen harus dibelanjakan pada lini infrastruktur.
“Tetapi praktiknya kita di urusan infrastruktur sebenarnya selalu lebih dari 25 persen,” kata Pamuji Kepala Bappeda Pacitan di kesempatan yang sama (03/02). Tetapi perlu diketahui kebutuhan infrastruktur memang cenderung lebih banyak, dikarenakan berbagai faktor seperti letak geografis.
Pamuji juga membantah jika wilayah Tulakan sebagai wilayah tertinggal, jawaban tersebut dikaji melalui data Bappeda Pacitan yang membelanjakan kebutuhan ditiap wilayah, meski anggaran yang diberikan pertahunnya selalu berubah-ubah karena harus menyesuaikan keadaan. “Tapi angka-angka itu jika kita jajarkan akhirnya kurang lebih sama kok,” kata dia.
Demikian untuk urusan para petani, Pemda Pacitan sebagai pengelola anggaran sangat paham terhadap situasi yang ada, termasuk potensi pertanian yang harus diprioritaskan setelah pariwisata. Pupuk bersubsidi sama dengan membahas barang dengan pengawasan. Tak main-main, Bambang Supriyono Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan menyampaikan kendaraan pengangkut pupuk pun harus terdaftar.
“Kalau ada, tidak apa-apa sampaikan, maka akan kita laporkan. Karena selama ini saya juga Ndedepi (mengincar),”kata Bambang menyikapi tudingan penggelapan pupuk. Demikian juga saat membeli pupuk yang memang tidak bisa disamakan dengan membeli gas melon, ada mekanisme ketat yang wajib dipatuhi.
Bicara jumlah yang dirasa tidak sama dengan kecamatan lain, pihaknya justru curiga terhadap Proses di sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK). Petani di luar E-RDKK tentu tidak akan mendapat pupuk dengan pengawasan tersebut, walaupun dalam praktiknya petani tidak memperoleh 100 persen dari yang diajukan, berkisar 46 persen saja.
Soal lain yang menjadi perhatian adalah datangnya musim hujan, hal tersebut membuat petani di kelompok masing-masing secara serentak di 12 kecamatan akan melakukan permintaan pupuk, kondisi demikian tentu membuat penjual yang tercatat akan kewalahan. (bd/hf/Frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).
WhatsApp chat