Pemerintah Kabupaten Pacitan

Stunting Turun ke 11,84 Persen, Pacitan Lampaui Target Nasional, Bupati Aji Raih Penghargaan Transformative Leader

Bupati PacitanI Indrata Nur Bayuaji mendapat anugerah Jawa Pos Radar Madiun Award 2025 kategori Transformative Leader. Penghargaan tersebut diberikan tak lepas dari upaya masif yang dilakukan Bupati Pacitan mengajak masyarakat dalam gerakan hidup sehat.

Tidak hanya itu, melalui kepemimpinannya pula Pemerintah Kabupaten Pacitan mencatat pencapaian gemilang dalam upaya penurunan stunting. Dari 20,3 persen pada tahun 2022 kini tinggal 11,84 persen, melampaui target nasional sebesar 14 persen.

Jawa Pos Radar Madiun Award 2025 berlangsung Jumat (26/9) di Hotel Aston Madiun. Ajang tahunan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada individu, institusi dan sektor yang berkontribusi memajukan daerah.

 

STUNTING TURUN DARI 20,3 PERSEN DI 2022 KINI TINGGAL 11,84 PERSEN

Pacitan mencatat capaian gemilang dalam upaya menurunkan stunting. Dari 20,3 persen di 2022 kini tinggal 11,84 persen, bahkan melampaui target nasional 14 persen.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menegaskan bahwa penurunan angka stunting adalah hasil kerja kolektif seluruh pihak.

Kolaborasi pemkab, kecamatan, desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat. “Penurunan ini bukan akhir, melainkan motivasi untuk mempertahankan, bahkan menurunkan lebih jauh,” kata Aji, sapaan akrabnya.

Komitmen Aji dituangkan dalam Perbup 39/2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Regulasi itu menjadi pedoman intervensi terintegrasi. Mulai dari pemetaan sebaran kasus, penyusunan rencana kegiatan, rembuk stunting, penguatan peran desa, hingga evaluasi kinerja tahunan.

“Desa diberikan kepastian hukum dan kewenangan agar bisa menjalankan peran strategis,” ujarnya.

Selain regulasi, Pemkab Pacitan fokus pada edukasi gizi berbasis keluarga. Edukasi ini mendorong kemandirian keluarga dalam mengenali dan menangani masalah gizi sejak dini.

Tentunya dengan pendampingan tenaga kesehatan. “Perubahan perilaku keluarga menjadi kunci.

Kami tekankan pentingnya ASI eksklusif, gizi ibu hamil, dan pola makan sehat untuk balita,” ucap Aji.

Program pendukung lain adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang mencakup enam aspek.

Meliputi aktivitas fisik, perilaku hidup sehat, penyediaan pangan bergizi, deteksi dini penyakit, kualitas lingkungan, dan edukasi.

Kampanye Germas dilaksanakan masif agar menjangkau semua lapisan masyarakat.

Intervensi juga diperluas dengan melibatkan sekolah, organisasi perempuan, dan kelompok pemuda agar tumbuh kembang anak didukung lingkungan sosial yang sehat.

“Semakin banyak yang bergerak, hasilnya akan semakin terasa,” ujarnya.

Meski berhasil menekan stunting, pemkab tetap mewaspadai tantangan seperti akses layanan kesehatan di wilayah terpencil.

Juga keberlanjutan pendampingan keluarga. “Turunnya angka stunting harus terus dijaga agar tidak kembali naik. Kami lakukan monitoring ketat dan memperkuat koordinasi lintas sektor,” pungkasnya.(**)