Berita terbaru

KUNJUNGAN SMKN I PACITAN KE DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM KELAS PRODUKTIF KELAS X UPW (USAHA PERJALANAN PARIWISATA)

Rabu, 24 Oktober 2018, Kelas X UPW SMKN I Pacitan mengadakan kunjungan ke Dinas Perpustakaan Pacitan sebagai salah satu program kelas produktif kelas X UPW (Usaha Perjalanan Pariwisata) dengan didampingi oleh Guru mereka yakni Bapak Rosi Kieswara dan Ibu Eky Suryaningsih.

Sebanyak 24 siswa disambut dengan sangat antusias oleh para staff karyawan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk oleh Kabid Pelayanan dan Koleksi ( Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd), Kasi Layanan & Otomasi (JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd), Kasi Koleksi (Daimah, S. Pd), Sri Suharsih, S. Sos, dan staff karyawan lainnya.

Dalam sambutannya, Joko Wahyudi, S. Sos, M. Pd selaku Kasi Layanan dan Otomasi Dinas Perpustakaan Pacitan menyampaikan ucapan selamat dating dan terima kasih banyak atas kedatangan Siswa-siswi SMKN I Pacitan yang berkunjung ke Perpustakaan Daerah. Beliau juga memberikan beberapa informasi mengenai profil layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk jadwal layanan buka Perpustakaan dan fasilitas yang ada. JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd berharap mereka nantinya akan dating kembali meskipun di luar jam sekolah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Setelah acara sambutan, siswa-siswi tersebut diajak masuk ke ruang koleksi. Kemudian Daimah, S. Pd (Kasi Koleksi Bidang Layanan) memberikan pengarahan kepada mereka mengenai koleksi buku dan motivasi untuk rajin dating ke Perpustakaan Daerah. Beberapa staff Bidang Layanan pun membantu untuk menjelaskan mengenai tata cara meminjam buku koleksi, syarat menjadi anggota Perpustakaan, cara mengisi data pengunjung, dan mengenai updates informasi-informasi Dinas Perpustakaan Pacitan yang dapat mereka dapatkan dari Media Sosial yang telah ada seperti dari Instagram dan Facebook. Selesai pengarahan, mereka diperkenankan untuk membaca buku dan menikmati fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Kepala Bidang Layanan dan Koleksi (Bpk. Edi Sukarni, M.Pd) saat menemui Bpk/Ibu Guru pendamping diruangnnya memberikan informasi mengenai perkembangan perpustakaan terkini.

” Perpustakaan bukan lagi sebagai gudang ilmu, tetapi sebagai sumber (resouce) pengetahuan. Di sekolah perpustakaan hendaknya didayagunakan sebagai sumber materi pembelajaran bagi para siswa dan pendidik. Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat  pinjam dan baca buku (sirkulasi) saja. Tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah tersebut dan juga pengembangan minat baca siswa didik. Kita semua tahu bahwa teknologi sekarang telah berkembang demikian pesatnya bagai sebuah virus yang telah menjangkiti bahkan boleh dibilang telah mewabah pada semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali siswa-siswi didik kita. Kalau kita tidak hati-hati mensikapi ini dan mengambil peran didalamnya, maka kita semua hanya akan menjadi korban-korban teknologi itu sendiri. Nah inilah pentingnya tranformasi perpustakaan. Perpustakaan konvensional yang saat ini sudah ditinggalkan oleh pemustakanya, bahkan pemiliknya sendiri, perlu mendapatkan perhatian serius. Perpustakaan dapat dikembangkan sesuai dengan teknologi kekinian. Sehingga perpustakaan menjadi lebih menarik dan  dapat dijadikan salah satu benteng terhadap pengaruh buruk teknologi terhadap anak-anak siswa didik kita”. Demikian sebagian arahan dari Bpk. Edi Sukarni, M.Pd. Terakhir Bpk. Edi Sukarni, M.Pd kepada Guru Pendamping dari SMKN I Pacitan mengucapkan terimakasih atas kunjungan para siswa dan kedepan dapat dilakukan kerjasama dalam rangka mengembangkan potensi dan jati diri siswa agar berguna bagi nusa dan bangsa.

(Penulis :Ryu Surya/ Pict : Nisha/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan)

Sepatu Kita Masuk Top 25 Inovasi Pelayanan Publik

Inovasi Kabupaten Pacitan dalam kegiatan penyelenggaraan pelayanan publik kembali mendapat apresiasi. Kali ini Sepatu Kita (Sekolah Dapat Upah, Ketrampilan Tambah) masuk Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada Bupati Indartato di Hotel Sheraton, Surabaya, Senin (22/10/2018).

Indartato mengaku sangat bangga dengan inovasi SMPN 1 Arjosari karena sangat membantu meningkatkan partisipasi anak sekolah. “Dengan inovasi semacam ini anak yang rumahnya jauh dan transportasinya sulit tetap bisa sekolah. Malah bisa mendapatkan tambahan ketrampilan dan penghasilan. Mudah-mudahan penghargaan ini bisa memicu yang lainnya untuk senantiasa berinovasi meningkatkan pelayanan publik”, jelasnya usai menerima penghargaan.

Sepatu Kita merupakan buah inovasi SMP Negeri 1 Arjosari. Didasari dari kondisi para siswa yang menuntut ilmu disana. Dimana mereka yang rumahnya jauh dan terkendala sarana transportasi, kemudian ditampung di asrama sekolah. Selanjutnya, peserta didik tersebut diberi pelatihan budidaya jamur. Hasilnya dijual dan uangnya lantas diberikan sebagai tambahan uang saku.

Ketercapaian program Sepatu Kita sesuai dengan muatan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sosial. Sebagai bentuk sumbangsih SMP Negeri I Arjosari dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Yaitu generasi bangsa siap bersaing dengan kecerdasan yang komprehensif. Selain itu juga produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosial, serta memiliki keterampilan yang unggul. (HumasPacitan/DiskominfoPacitan).

STBM Berkelanjutan, Apresiasi Untuk Upaya Pacitan Terus Bebas ODF

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berkelanjutan untuk Kabupaten Pacitan. Penyerahannya sendiri dilakukan di gedung Kemenkes Jakarta, Kamis (18/10/2018) kepada Bupati Indartato. “Terima kasih kepada semua pihak untuk kerjasamanya. Baik masyarakat maupun OPD (organisasi perangkat daerah). Sehingga Pacitan mendapatkan penghargaan ini,” katanya usai menerima penghargaan.

STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higien maupun sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator. Diantaranya adalah menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku, dan setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

Menurut bupati, ada poin penting penghargaan tersebut untuk kota kelahiran Presiden RI k-6 ini. Selain menjadi bukti kesungguhan dan kerja bersama, raihan tersebut juga menjadi landasan untuk terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Tentunya kita semua ingin agar prestasi yang diraih dapat memberikan semangat, menggugah kesadaran semua pihak untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan lingkungan,” terangnya.

Indartato juga mengingatkan betapa pentingnya sanitasi dan air bersih. Sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga pada ekonomi secara makro. Dampak disektor perekonomian itu terjadi lantaran anggaran untuk hal-hal lain beralih untuk biaya berobat. “Jika masyarakat sehat, pendapatan dapat digunakan untuk membiayai yang lain. Misalnya, pendidikan,” tandas dia. (Humaspacitan/DiskominfoPacitan).

Jepang Sinau Kearifan Jawa Dalam Wayang Beber

Jizo Ongakudan, organisasi pergerakan budaya dan sosial yang berada di Tokyo Jepang begitu tertarik dengan kesenian Wayang Beber. Melalui Wayang Beber Sakabendino (WBS) mereka menggali informasi wayang beber dan spirit panji atau ideologi orang Jawa yang di nilai tidak terpengaruh monopoli India dengan berideologi Ramayana dan Mahabarata. “Ternyata mereka sangat kagum terhadap sikap orang Jawa dan budaya kita,” kata Abunawas Wicaksono atau Ganjar Ketua WBS sekaligus Dalang Wayang Beber Kontemporer kepada Diskominfo 24/10/2018.

Ketertarikan mereka membawa Ganjar dan sahabatnya Eka Putra untuk datang memenuhi undangan Jizo Ongakudan untuk membahas wayang Beber dan sikap serta karakter masyarakat Jawa. Kepada organisasi dengan ratusan anggota itu Ganjar juga mengenalkan kondisi seni budaya Indonesia, yang beraneka ragam namun dapat bersatu dan berdampingan antar kesenian hingga pemangku kebijakan. “Utamanya lebih pada cara kami dalam berbudaya sehingga kami diterima,” lanjut Ganjar

Di Jepang  seni budaya menjadi sektor vital yang tersudut karena kebijakan pemerintah, berbagai regulasi memaksa masyarakat tidak mampu mengekspresikannya. Itu mengakibatkan seniman jepang memiliki hubungan buruk dengan pemerintah khususnya polisi. “Langsung kami contohkan bagaimana berseni, sehingga masyarakat di sana mengerti bahwa seni itu indah,” imbahnya.

Pada organisasi yang beranggotakan mulai dari dosen hingga profesor itu ganjar juga menjawab berbagai pertanyaan tentang pengalamannya dalam berseni yang mempunyai unsur nilai. Serta cara agar seni dan budaya tetap terjaga, kesenian tidak hanya menghibur tapi dapat diterima dan mempunyai pesan positif yang membangun.

Tindak lanjut Jizo Ongakudan usai kegiatan sepuluh hari itu akan dilanjutkan dengan Workshop selama tiga bulan. Dengan agenda meneruskan pembahasan pergerakan seni budaya serta pertunjukan wayang beber yang ternyata sangat diminati masyarakat Jepang. Rencana yang akan terealisasi tahun depan itu juga dilirik perusahaan fotografi raksasa dunia untuk mengemas kegiatan tersebut menjadi buku berfoto. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Peran PKK Sebagai Pendorong Program Pemerintah

 

Sejak tahun 60an gerakan nasional pembangunan melalui PKK telah berjalan. PKK berperan sebagai motor penggerak. Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Indartato sebagai Penasihat PKK Kabupaten Pacitan. Pihaknya  menegaskan bahwa andil PKK sangat besar karena ibu adalah pilar utama. Untuk menindaklanjuti program besar tersebut 22/10/2018 kemarin PKK Kabupaten Pacitan melaksanakan Rapat Kerja (Raker) Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan 2018 di Gedung Karya Darma.

Luki Indartato Ketua TP PKK Kabupaten Pacitan menjelaskan, bahwa Raker sebagai tindaklanjut dari Rakerprov dan Rakernas. Agenda yang membahas tentang petunjuk teknis penggerak PKK mulai Desa dan Kecamatan tersebut berisi harapan arah gerak PKK agar sesuai peraturan dan tidak menyimpang.

Luki menegaskan Misi besar yang selama ini diusung adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak. “Sebenarnya sudah sangat berkurang. Tetapi kita tetap fokus berupaya maksimal agar semakin baik,” tuturnya.

Raker tersebut dirangkaikan dengan pencanangan dan sosialisasi gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat. Hal yang sama disampaikan Indartato, bahwa masyarakat cerdas diawali dari dalam rumah, sehingga Dasa Wisma dan Dharma Wanita penting adanya.

Luki menambahkan, tugas PKK adalah bersama perangkat daerah untuk membantu program pemerintah. Dalam rangka menyukseskan pokok kualitas hidup masyarakat pendidikan, kesehatan, pendapatan, serta daya saing masyarakat dari pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur.  (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).