Berita terbaru

“Semoga Amanah, Profesional Dan Bermartabat,” Bupati

Sebanyak 64 kepala sekolah dan 13 pengawas sekolah dikukuhkan dan dilantik Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat (08/03).

Dalam sambutannya Bupati mengatakan, pengawas serta kepala sekolah dan guru merupakan ujung tombak pendidikan. Kemajuan dan cita-cita besar Kabupaten Pacitan berpangkal dari sukses pendidikan dalam mencetak generasi unggul.

Sebesar apapun potensi yang dimiliki tanpa dukungan sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan memiliki daya saing yang kuat.

“Jadilah ujung tombak pendidikan sehingga tercipta generasi yang unggul demi terwujudnya masyarakat Pacitan yang bahagia sejahtera,” kata Bupati.

Ada banyak permasalahan di setiap tempat, tidak terkecuali di Kabupaten Pacitan, seperti perekonomian dari aspek pengangguran. Ia menegaskan jika kualitas pendidikan tinggi maka dapat dipastikan tantangan tersebut dapat tertangani.

“Potensi kita luar biasa, jika tidak dapat memaksimalkan maka kita akan tertinggal,” pungkas Mas Aji.

Turut hadir dalam pelantikan Wakil Bupati Pacitan, Sekretaris Daerah Pacitan dan pimpinan OPD.

 

 

Pupuk Organik Solusi bagi Petani Pacitan 

Terbatasnya jumlah kuota pupuk subsidi menjadi atensi khusus bagi pemerintah. Keresahan tersebut tentu diharap tidak menjadi akar masalah bagi petani di Kabupaten Pacitan.

Seperti Joko Purnomo, petani padi dari Kelurahan Baleharjo, Pacitan tersebut sukses lepas dari ketergantungan pupuk kimia. “Saya memulai sejak tahun 2015,” kata Joko di rumahnya.

Awal beralih ke pupuk organik dirinya mengaku cukup mengalami kendala. Namun dengan bertambahnya pengalaman, dirasakan penggunaan pupuk organik justru sangat menguntungkannya.

Bahkan pada tahun 2017, Joko mendapatkan panen terbaiknya. Dengan pengalamannya menggunakan pupuk organik yang jelas lebih ramah lingkungan dan ekonomis, perlu rasanya dia untuk menularkan pengalaman itu kepada khalayak disaat pupuk subsidi yang tidak bisa mencukupi kebutuhan petani.

Kemandirian akan tercipta saat petani berani berinovasi terhadap pola dan sistem bercocok tanam pada lahan yang dimiliki.

“Pupuk organik menjadi alternatif pertanian yang baik bagi petani di Pacitan,” tegas Agus Rustamto, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada pertemuan gapoktan dalam rangka Pelatihan Pupuk Organik Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, hari ini (07/03/2024). (PemkabPacitan).

BUMDes Mestinya Jadi Solusi Kemakmuran Desa

Ada banyak potensi yang dikemukakan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) soal pemaksimalan BUMDes di masing-masing desa di Kabupaten Pacitan.

Mengingat BUMDes adalah wadah legal yang diakui dan dapat melakukan kerjasama dengan pihak manapun dalam membangun usaha desa. Sehingga ini harusnya melahirkan berbagai ruang usaha yang positif bagi desa.

Bupati lantas mencontohkan bagaimana sembako dapat menjadi celah bisnis yang menguntungkan, dengan harga yang tentu bersaing bersama dengan kualitas yang lebih baik.

Akhir-akhir ini saya membangun komunikasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja  serta PMD, apakah BUMDes bisa menjadi penyedia bagi petani,” ujar Mas Aji (27/02/2024) kepada Kepala Desa Dan Direktur BUMDes se Kabupaten Pacitan di Pendopo Kabupaten dalam Focus Group Discussion oleh Dinas PMD.

Kemudian BUMDes menjadi solusi bagi petani yang membutuhkan pupuk, diwaktu dan kebutuhan yang tepat. Mas Aji mengaku terus membangun komunikasi terhadap hal itu.

BUMDes mempunyai ruang yang luas, sehingga soal administrasi desa dan pajak kendaraan mungkin menjadi celah lain yang patut dipertimbangkan. Bupati menegaskan bahwa masyarakat adalah pasar bagi BUMDes. “Harus menjadi solusi berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat,” tegas Bupati.

Terakhir ia kembali menegaskan bahwa BUMDes mempunyai peran penting bagi program kepala desa. Jika berhasil maka BUMdes secara sadar juga menyukseskan program Bupati. (PemkabPacitan).

 

Hari Jadi 279; Bermunajat Pacitan Mrabu Rahayu 

Bagaimanapun catatan sejarah yang diamini bersama, sejarah Pacitan yang disepakati, hari ini telah masuk pada usianya yang Ke-279 tahun.

Hampir memasuki 3 abad lamanya, sebuah usia yang tidak lagi muda, menjadi pilar-pilar prinsip yang selalu belajar untuk menjadi pelayan masyarakat Kabupaten Pacitan.

Terus belajar dari proses tersebut, Pacitan menjelma dengan karakternya yang mandiri, santun dan bersahaja dari masa ke masa, lintas pemimpin yang ditasbihkan Ilahi.

Hingga pada kesempatan ini, tampuk kekuasaan yang diemban oleh Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji). Terus berkomitmen dalam Nyawiji, berikhtiar menyempatkan rakyat yang sejahtera.

Sedang pada hari jadi tersebut Mas Aji, sapaan akrab Bupati mengatakan bahwa momentum hari jadi tetap sebagai sarana bersyukur dan introspeksi. Melihat secara utuh semua sendi kehidupan di Pacitan, sehingga lahir berbagai perbaikan.

Pada momentum yang dihelat di Pendopo Kabupaten Pacitan itu, pihaknya juga menyampaikan soal sejarah Pacitan yang terus digali. Dimana saat ini proses sudah lebih dari dua tahun, pencarian telah sampai 90 persen pengerjaan.

“Pemerintah sampun ngedapuk tim panelusuran sejarah, engkang dipangarsani deneng Sekretaris Daerah. Kulo ngaturaken agunging panuwun dumateng tim engkang sampun nindakaken jejibahanipun,” kata Mas Aji (19/02/2024). Sekaligus minta restu kepada seluruh masyarakat Pacitan sehingga proses penelusuran tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Selain mengapresiasi para pelaku seni Pacitan atas kontribusinya. Bupati juga berterimakasih kepada masyarakat yang telah berhasil melaksanakan Pemilu 14 Februari 2024 dengan aman dan lancar.

Di akhir pidatonya, ia kembali memohon untuk sama-sama berdoa supaya Pacitan semakin sejahtera dan bahagia, “Pacitan Mrabu Rahayu atau Pacitan Wibawa Dan Mulia. (Diskominfo Pacitan).

 

 

Perjuangkan Nasib, PTNA Guru Gelar Audiensi Dengan Bupati

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Rabu (10/01) menerima perwakilan Persatuan Tenaga Non ASN (PTNA) Kabupaten Pacitan. Kedatangan tenaga non ASN dari tenaga guru tersebut tak lain untuk melakukan audiensi terkait kejelasan nasib mereka.

Audiensi berlangsung di ruang rapat bupati diikuti oleh 30 perwakilan PTNA. Turut mendampingi bupati, Sekretaris Daerah Pacitan, Heru Wiwoho, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Khemal Pandu Pratikna, Asisten Administrasi Umum, Deni Cahyantoro, Kepala Dinas Pendidikan, Budianto serta Kepala BKPSDM Rudy Haryanto.

Dalam audiensi tersebut PTNA menyampaikan kejelasan nasib guru yang sudah berstatus P3 (nilai memenuhi ambang batas) namun belum lolos karena keterbatasan kuota formasi. Untuk itu mereka meminta agar formasi dibuka sebanyak-banyaknya untuk rekrutmen P3K. Mereka juga berharap agar non ASN yang sudah berstatus “P” mendapat prioritas (dikunci) untuk diselesaikan terlebih dahulu.

“Kami sudah berproses dari P1, P2 ,P3 dan sekarang menjadi P berarti kami yang tersisa, kami memohon dikunci status kami untuk ke depan sehingga kami bisa terselesaikan,” Kata Budi Dwi Pratomo, perwakilan PTNA Kabupaten Pacitan.

Terkait aspirasi tersebut, pemerintah daerah masih menunggu tindak lanjut rumusan dari pemerintah pusat. Sementara sisi lain daerah juga mempertimbangkan banyak hal. Baik kemampuan penganggaran serta regulasi.

“Berapapun sebenarnya saya tidak masalah selama tidak melanggar regulasi dan saya pasti akan memperjuangkan masyarakat Pacitan,” ungkap Mas Aji.

Bupati menegaskan, melihat persoalan ini harus proporsional dan dicarikan solusinya bersama-sama, karena masih banyak yang nasibnya serupa. Namun demikian Mas Aji akan berupaya berjuang sesuai amanah yang diembannya. Dia minta semua optimis, tetap berdoa dan berikhtiar.