Berita terbaru

Sisihkan Kediri dan Mojokerto, Pacitan Raih Juara LCCK KIM Jatim

JUARA LOMBA. KIM Pena Pacitan berhasil meraih juara I Lomba LCCK Jatim. (Foto: Dok KIM Pena)

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena dari Desa Ngumbul, Kecamatan Tulakan, Pacitan berhasil menjadi juara babak penyisihan Lomba Cerdik Cermat Komunikatif (LCCK) KIM Tingkat Provinsi Jawa Timur Grup B yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur pada Selasa (7/8/2018) kemarin di Mangrove Information Centre Rungkut, Kota Surabaya.
Anggota KIM Pena Pacitan, Frend Mashudi saat dihubungi Pacitanku.com pada Rabu (8/8/2018) di Pacitan menuturkan bahwa KIM Pena dari Kabupaten Pacitan mendapatkan nila tertinggi 243,68 menyisihkan KIM KPG Labu Ngasem, Kediri nilai 226,63, KIM Gayatri Kota Mojokerto 212,63 dan KIM BL Jaya Kabupaten Sampang dengan nilai 206,70.
Atas raihan tersebut, KIM Pena Pacitan berhasil mendapatkan penghargaan berupa piala dan uang pembinaan senilai Rp 5 juta. “Sesuai Tagline kami ‘berbagi cerita bersama warga’ KIM Pena merupakan medium interaksi saling berbagi informasi dengan warga, tempat yang diharapkan mampu menghadirkan kebebasan berekpresi, membuka ruang-ruang yang tersekat menjadi altar bagi lahirnya pemikiran-pemikiran kreatif dan terbuka,”kata dia.
Frend menceritakan sejarah lahirnya KIM Pena di Desa Ngumbul berawal dari pemberlakuan UU 6 Tahun 2014 tentang Desa, berbagai prakarsa-prakarsa inovasi bermunculan dari komunitas masyarakat. Beranggotakan tiga orang, yakni Frendh Mashudi, Miskun dan Mujari, KIM Pena yang lahir tanggal 16 Desember 2015 mengambil inisiatif untuk mengambil peran inovasi masyarakat. “Peran pemberdayaan, karena kami berpandangan desa merupakan ruang interaksi, aula besar yang didalamnya memiliki resources, tatanan, identitas, konstruksi, penyangga bagi keberlangsungan pembangunan,”ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang juga seorang penulis buku ini berharap KIM Pena menjadi agen informasi untuk masyarakat desa Ngumbul khususnya dan dunia pada umumnya serta ikut berperan aktif dalam pengembangan kehidupan kemasyarakatan di desa Ngumbul. “Kehadiran KIM Pena ini juga mendapat suport sepenuhnya dari Diskomnfo Kabupaten Pacitan dengan menyediakan domain dan hosting bagi KIM PENA di laman www.kimpena.kabpacitan.id,”kata dia. (kimpena/pacitanku/diskominfopacitan)

Semua Komponen Harus Bersatu

Untuk mewujudkan pendidikan usia dini yang baik dan membentuk anak didik berkarakter, masing-masing komponen pendukungnya harus bersatu. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato ketika membuka kegiatan gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) di halaman pendapa kabuparen, Selasa (7/8/2018). “Setiap komponen harus saling bersatu. Untuk mewujudkan pendidikan lebih baik dan anak didik yang berkarakter. Sehingga berguna bagi agama, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Selain itu, bupati menekankan agar selalu menghormati perbedaan. Sehingga menjadi modal untuk mencapai tujuan bersama.
Kepala Dinas Pendidikan Daryono menjelaskan tema peringatan HAN tingkat kabupaten tahun ini adalah “Gerakan Layanan PAUD Berkualitas Untuk Mewujudkan Peserta Didik Berkarakter”. Sedangkan secara nasional bertema “Anak Indonesia Anak Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, dan Sehat)”. “Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Dinas Pendidikan bersama dengan pihak-pihak lain terkait,” kata dia.

Gebyar PAUD kali ini diikuti 1.200 peserta didik dan 1.000 tenaga pendidik dari lembaga pendidikan usia dini diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Selain diisi dengan tampilan budaya, pada acara tersebut juga diserahkan penghargaan untuk lembaga PAUD maupun tenaga pendidik berprestasi .

(arif/nasrul/juremi tomas/danang/humaspacitan/diskominfopacitan)

IPM Jadi Ukuran Keberhasilan Bangsa


Indeks pembangunan manusia (IPM) suatu negara menjadi cerminan keberhasilan bangsa. Itu disampaikan Bupati Indartato ketika memberikan pengarahan didepan puluhan pengawas dan penilik dilingkup Dinas Pendidikan, Senin (6/8/2018). “Skor IPM terbesar adalah dari dunia pendidikan. Ukuran keberhasilan dari suatu negara,” katanya.

Saat ini IPM Kabupaten Pacitan di tingkat regional berada ditengah-tengah. Bupati sendiri berharap agar ranking tersebut menjadi lebih baik pada masa mendatang.

Kegiatan pengarahan itu bertujuan untuk mengetahui secara jelas struktur dan tugas tenaga pengawas dan penilik paska pemberlakuan Perbup nomor 29/2018. Sehingga mereka dapat bekerja sesuai aturan yang berlaku.
Lahirnya peraturan bupati merupakan bagian dari perjalanan panjang Undang-undang nomor 23/2104 yang diikuti PP 18/2016. Dalam waktu tidak lama muncul pula Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang struktur organisasi di dunia pendidikan. Salah satunya penghapusan unit pelaksana teknis (UPT).

(humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Geopark Night Specta, Kenalkan Budaya Geopark Kepada Masyarakat

Geopark Night Spectra yang digelar di kawasan Pantai Klayar, Donorojo, Sabtu (4/8/2018) menjadi media promosi dan pengenalan kepada masyarakat. Khususnya menyangkut budaya geopark di tiga kabupaten. Yakni Wonogiri (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), dan Pacitan (Jawa Timur). “Tujuannya mengenalkan budaya geopark kepada masyarakat. Dimana budaya geopark terdiri dari unsur geologi dan arkeologi,” kata Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membacakan sambutan Bupati Indartato.

Menurutnya, daerah-daerah yang berada dikawasan itu memiliki peran sendiri-sendiri dalam upaya pengembangan dan pelestarian kawasan taman bumi. Jika Kabupaten Gunung Kidul sebagai pintu gerbang, maka Wonogiri menjadi lokasi museum. Sedangkan Pacitan adalah etalasenya

Kegiatan budaya yang dihelat malam hari itu menampilkan beberapa seni tari. Diantaranya tari Surub dan Sekar Klayar. Dua tari produk dari kearifan lokal masyarakat sekitar pantai yang dikenal dengan seruling samuderanya itu.

Kepala Dinas Pendidikan Daryono menjelaskan jika agenda tersebut merupakan program tahunan hasil kesepakatan dari tiga kabupaten. Tujuannya memperkenakan pariwisata di tiga wilayah dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

(humaspacitan/DiksominfoPacitan)

LAUNCHING “ POJOK BACA “ SEBAGAI BENTUK KERJASAMA LAYANAN DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DENGAN RSUD dr. DARSONO PACITAN

Kerjasama Layanan Perpusda dengan RSUD dr. Darsono Pacitan akhirnya bisa terealisasi setelah sebelumnya sudah beberapa kali bertemu untuk melaksanakan koordinasi kerjasama di antara keduanya. Tepat tanggal 30 Juli 2018 bertempat di salah satu ruang tunggu pelayanan RSUD dr. Darsono untuk pertama kalinya Pojok Baca dibuka dan diresmikan. Launching ini dihadiri oleh dr. Imam Darmawan, M. Kes (Direktur RSUD dr. Darsono), Mamik Sulih Rahmanto, SKM, MM (Kabid Pengembangan RSUD dr. Darsono), Suyatmi, SKM., M.Si (Kasi Informasi & Pengaduan RSUD dr. Darsono), Warito, S.H (Kadin Perpusda), Edi Sukarni, S.Sos, M.Pd(Kabid Layanan&Koleksi), Nurhadi (Kabid Pembinaan), Daimah(Kasi Koleksi), Joko Wahyudi (Kasi Layanan&Otomasi), para staff Bidang Layanan & Koleksi Dinas Perpustakaan, para staff RSUD dr. Darsono Pacitan, dan para pengunjung yang sedang menunggu layanan di ruang tunggu pelayanan rumah sakit.
Sesuai kesepakatan bahwa pengadaan buku bacaan dibawakan oleh pihak Dinas Perpustakaan pada saat Launching. Dan peletakan buku pertama di dalam rak yang sudah tersedia dilakukan oleh Warito, S.H bersama dengan dr. Imam Darmawan, M. Kes sebagai perwakilan dari masing-masing kedua belah pihak.
Suyatmi, SKM., M.Si menyampaikan kepada pengunjung yang hadir “ Bapak Ibu sekalian, monggo dilihat di samping kanan Bapak Ibu tersedia rak yang isinya buku bacaan, ada buku tentang keagamaan, kesehatan dan lain sebagainya. Buku bacaan tersebut disediakan untuk Bapak Ibu sekalian untuk mengurangi kejenuhan saat menunggu layanan dan untuk menambah ilmu nggih ”.
Dalam kesempatan tersebut Mamik Sulih Rahmanto, SKM, MM dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan Pacitan atas kerjasamanya karena mampu mendukung fasilitas yang ada di RSUD dr. Darsono dalam hal ini adalah pengadaan buku bacaan sejumlah 250 buku yang diletakkan di Pojok Baca ruang tunggu Pelayanan Poly RSUD dr. Darsono Pacitan.
Kami sempat mewancarai salah seorang pengunjung yang sedang menunggu antrian di ruang tunggu Layanan RSUD dr. Darsono yakni Harsini. Ibu tersebut setiap bulan harus melakukan rawat jalan. Launching “Pojok Baca” ini diapresiasi dengan baik oleh Harsini yang ternyata seorang pensiunan PNS. Dalam wawancara tersebut, Ibu yang saat itu mengenakan jilbab warna hitam berkata bahwa “ Tadi saya kira ada apa kok rame-rame pakai baju drill. Saya amati ada lemari yang isinya buku-buku. Ternyata mereka membuka perpustakaan kecil di sini. Ya Alhamdulillah kebetulan saya senang membaca, jadi sembari menunggu antrian, saya bisa baca-baca biar ndak bosen”.
“Pengadaan buku bacaan Pojok Baca di RSUD dr. Darsono Pacitan akan kami updates atau diperbaruai secara berkala tiap 3 bulan sekali” demikian penjelasan Kepala Bidang Layanan dan Koleksi, Bpk. Edi Sukarni, S.Sos.M.Pd.
Bagi pengunjung yang ingin meminjam buku bacaan yang sama dengan buku bacaan di Pojok Buku RSUD dr. Darsono dapat meminjam langsung di Dinas Perpustakaan Pacitan dengan mendaftar sebagai anggota Perpustakaan, dikarenakan sesuai aturan yang berlaku di Pojok Baca bahwa pengunjung di ruang tunggu layanan rumah sakit hanya dapat membaca buku yang ada tanpa diperkenankan untuk membawa pulang buku bacaan tersebut. (Penulis : Ryu Surya / Video Editing : Nisha Ayu / Doc. Video : Ryu Surya, Nisha Ayu Dinas Perpustakaan Pacitan & Mia RSUD dr. Darsono Pacitan / Dinas Perpustakaan Pacitan )

(DiskominfoPacitan)