Berita terbaru

Ribuan Siswa Putus Sekolah dan Kurang Mampu Dapat Bantuan Pendidikan

Sebanyak 1.024 siswa putus sekolah dan tidak mampu di Kabupaten Pacitan mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten. Bantuan yang berasal dari dana bantuan sosial APBD 2017 itu diserahkan Bupati Indartato di pendopo kabupaten, Rabu (27/12/2017). “Mudah-mudahan ditahun-tahun mendatang lebih banyak lagi anak yang kembali ke sekolah. Hal ini dapat terwujud jika ada kerja sama antara semua pemangku kepentingan bidang pendidikan di Kabupaten Pacitan,” katanya.

Selain sebagai salah satu cara untuk memajukan pendidikan, hal itu juga menjadi upaya agar pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat. Terutama dari keluarga kurang mampu. Bantuan pendidikan siswa kurang mampu program Grindulu Mapan yang diwujudkan melalui program gertak manis ditujukan untuk mengamankan upaya jangka panjang, memutus rantai kemiskinan. Sekaligus meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Pacitan terus meningkat. Sehingga mampu bersaing di tingkat propinsi maupun nasional.

Sejak tahun 2012-106 alokasi anggaran Grindulu Mapan bidang pendidikan lebih dari Rp 0,5 miliar. Nilai itu bertambah pada tahun 2017 menjadi Rp 780.880.616.

Menurut bupati, selain bantuan biaya pendidikan, mulai tahun 2017 pihaknya juga berusaha mengembalikan anak putus sekolah agar kembali bersekolah. Tahun ini sendiri terjaring 64 anak. Ia lantas berpesan agar para siswa serius dalam menuntut ilmu. “Mungkin bantuan dari pemerintah daerah ini masih belum memenuhi semua kebutuhan sekolah adik-adik. Tapi yakinlah jika anak-anak punya tekad semangat dan selalu bersungguh-sungguh dalam belajar. maka kesuksesan akan bisa diraih,” harapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Marwan menjelaskan, tujuan dari kegiatan tersebut adalah membantu meringankan biaya pendidikan dan membantu anak putus sekolah yang ingin kembali ke sekolah. Sasaran program bantuan pendidikan Siswa miskin gertak manis adalah siswa miskin berusia 6-21 tahun yang masih berstatus sebagai siswa SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MA. “Juga anak putus sekolah yang ingin kembali ke sekolah, serta memenuhi sekurang-kurangnya satu dari kriteria,” jelas dia.

Kriteria yang dimaksud adalah siswa telah terdaftar dalam Basis Data Terpadu (PBD) tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Tim Percepatan Nasional Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), diprioritaskan yang berada pada desil 1. Penerima juga telah mendapatkan surat keterangan tidak mampu dari desa sesuai dengan peraturan bupati 36/2016 Tentang Kriteria Kemiskinan Di Kabupaten pacitan.

Besaran bantuan biaya pendidikan siswa program Gertak Manis bervariasi. Untuk jenjang SD/MI sebesar Rp. 450.000 per tahun, SMP/MTS Rp. 750.000, dan Jenjang SMA/SMK/MA Rp 1 juta. “Bantuan untuk kembali ke sekolah Rp 1 juta untuk semua jenjang. Bantuan ini hanya diberikan satu kali pada saat pertama masuk kembali ke sekolah. Selanjutnya akan diberikan bantuan biaya pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya,” tandas Marwan. (arif/nasrul/tarmuji taher/danang/humaspacitan).

Tak Perlu Takut, Laporkan Jika Ada Pungli dalam Pelayanan Publik di Pacitan

Pacitanku.com, PACITAN – Pemerintah Kabupaten Pacitan berjanji akan terus memerangi dan memberantas praktik pemberantasan pungutan liar dalam pelayanan publik di lingkungan Kabupaten Pacitan.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, dalam keterangannya saat sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar pada Rabu (27/12/2017) di Gedung Karya Dharma Jalan Jaksa Agung Suprapto nomor 8 Pacitan mengatakan bahwa Pungli merupakan cikal bakal rusaknya sendi sendi berbangsa dan bernegara.

“Pungli adalah penyakit masyarakat yang harus kita berantas, masyarakat harus ikut aktif melaporkan apabila menjumpai Pungli serta tidak perlu takut, semua ada payung hukumnya,”katanya.

Lebih lanjut, Yudi mengatakan bahwa terjadinya Pungli karena sulitnya birokrasi yang dirasakan oleh masyarakat, sehingga terjadi interaksi antara masyarakat dan petugas itu sendiri untuk saling menguntungkan.

“Harapan kedepan agar terjalin kerjasama untuk mencegah dan memberatas pungutan liar agar Kabupaten Pacitan kedepan terbebas dari pungutan liar,”ungkap pria yang juga Wakil Bupati Pacitan tersebut.

Senada dengan Yudi, Asisten III Pemkab Pacitan Sakundoko mengatakan bahwa Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah UU yang mengatur tentang prinsip-prinsip Pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi fungsi Pemerintah itu sendiri.

“Tujuan diadakan Sosialisasi Untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada seluruh Masyarakat Pacitan tentang risiko dan bahaya pungli, pelayanan publik menurut UU No.25 Tahun 2009 dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik,”ungkapnya.

Sementara, Kepala Inspektorat Pacitan Lan Naria Hutagalung menyebut bahwa salah satu contoh tindakan dari Inspektorat terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terlibat pungli adalah memberikan sangsi administrasi sebelum kita serahkan aparat berwajib.

“Untuk pelayanan publik sangat rentan dengan tindakan pungli, maka dari itu kami akan mengawal dan mengawasi setiap adanya penyimpangan yang dilakukan oleh ASN, kewenangan dari satgas Pungli adalah operasi tangkap tangan atau OTT maka dari itu kita harus hati hati khusnya ASN dalam malaksanakan tugasnya,”katanya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Bupati Pacitan Indartato, Sekretaris Daerah Suko Wiyono, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono, Komandan Kodim 0801 Pacitan yang diwakili Kapten Kav Dadut S, Kepala Bagian Pemerintahan Pemkab Pacitan Putatmo Sukandar, Anto Widhi Nugroho dari Kejaksaan Negeri Pacitan, Kepala Sat Binmas Polres Pacitan AKP Sarinah Rosita dan perwakilan FKKD dan Kepala OPD. (RAPP002/Wahyu S Pacitanku)

Polisi Periksa Urine Belasan Sopir Bus di Terminal Pacitan

PACITAN – Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Pacitan bersama Sat Reskoba dan Urdokkes menggelar tes urin dadakan di terminal Pacitan, Senin (25/12/207).

Kepala Kasat Lantas Polres Pacitan AKP Hendrix Kusuma Wardhana mengungkapkan agenda ini bagian dari operasi lilin 2017 menyambut hari raya natal dan tahun baru.

Untuk itu, pihaknya bersama Dinas Perhubungan Pacitan melakukan pengecekan urine, pengecekan kendaraan dan pengecekan surat-surat kendaraan bus yang digunakan untuk mengangkut masyarakat umum yang akan menikmati liburan natal dan Tahun baru.

“Tes urine dengan sasaran para sopir awak angkutan tersebut dalam rangka memastikan tidak adanya para sopir bus yang terpengaruh narkoba, tes urine untuk awak bus di terminal Pacitan yang bertujuan untuk mengecek kesehatan dan kesiapan awak bus dalam mengemudikan kendaraannya.,”katanya, sebagaimana dilansir laman Polres Pacitan.

Dalam kesempatan tersebut, setidaknya sekitar 15 sopir bus yang berada di terminal Pacitan secara bergantian menjalanii tes urine yang telah disiapkan oleh Urdokkes Polres Pacitan.

Selain Tes urine, para awak sopir bus dan angkutan ini mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis seperti cek tensi yang disediakan petugas di lokasi.

Pada pemeriksaan kali ini, para petugas Polisi selain pemeriksaan urine dan kesehatan juga melakukan pemeriksaan kelayakan armada bus dan surat-surat kendaraan.

Kondisi ban, kestabilan muatan dan kelengkapan kendaraan juga di cek oleh jajaran Sat Lantas Polres Pacitan yang di dampingi oleh pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan.

“Tujuan kami ya untuk kebaikan dan keselamatan bersama baik awak sopir angkutan maupun masyarakat yang menggunakan kendaraan bus sebagai sarana alat transportasi yang sangat mudah di temui di Pacitan,”ujarnya lagi.

Dia mengatakan bahwa dengan kondisi awak bus yang sehat dan kendaraan yang memenuhi standar operasional kendaraan umum maka akan terwujud sebuah kondusitifas dalam menggunakan kendaraan umum sehingga terwujud keselamatan dan kelancaran berlalu lintas. “Itu adalah tujuan utama diadakan kegiatan ini,”pungkasnya. (RAPP002/Polres)

PEREMPUAN BERDAYA UNTUK INDONESIA

Setiap tanggal 22 Desember, seluruh masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri memperingati Hari Ibu. Peringatan Hari Ibu bukanlah “Mother’s day” yang dimaknai sebagai hari istimewa untuk memberikan penghargaan kepada kaum ibu yang selama ini banyak berjasa di dalam mengurus rumah tangga dan mendedikasikan segenap hidupnya demi kebahagiaan keluarganya (peran domestik/sebagai pengurus keluarga).

“Hari Ibu diperingati sebagai momentum untuk mengenang dan menghargai semangat dan perjuangan kaum perempuan dari berbagai latar belakang dalam pergerakan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan sebagai perwujudan peran serta perempuan dalam proses pembangunan bangsa. Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda, akan makna Hari Ibu sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa,” tutur Menteri PPPA, Yohana Yembise selaku penanggung jawab kegiatan PHI ke-89 Tahun 2017 saat melakukan konferensi pers di Jakarta, Senin (18/12).

Menteri Yohana mengatakan pihaknya bersama dengan pimpinan organisasi perempuan, yaitu Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat, Bhayangkari, Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, Kementerian/Lembaga, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, lembaga masyarakat, dunia usaha, media massa, dan seluruh lapisan masyarakat sepakat mengangkat tema “Perempuan Berdaya Untuk Indonesia” dalam PHI ke-89 Tahun 2017.

“Tema ini dipilih karena kami ingin menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia telah menempuh jalan panjang dalam mewujudkan peranan dan kedudukan perempuan Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hari Ibu yang selalu diperingati setiap tahun membuktikan bahwa telah ada perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, artinya apabila perempuan diberi peluang dan kesempatan, maka mereka akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara juga mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change). Perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan, akses, serta peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan,” tambah Menteri Yohana.

Puncak PHI ke-89 Tahun 2017 akan diselenggarakan di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dan dijadwalkan akan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo dan Ibu Negara. “Raja Ampat, Papua Barat ditetapkan sebagai lokasi puncak acara PHI ke-89 Tahun 2017 karena kami ingin perempuan-perempuan dari wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal dapat merasakan kebahagiaan pada Peringatan Hari Ibu, dan Perempuan Papua Barat dapat belajar tentang pembangunan pemberdayaan perempuan dari perempuan-perempuan yang hadir dari seluruh Indonesia. Kami harapkan Peringatan Hari Ibu ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana berbagi informasi dan berbagi pengalaman serta dapat membuka peluang kerjasama di berbagai sektor pembangunan bagi kemajuan perempuan Indonesia. Selain itu, kami juga ingin membantu mempromosikan potensi wisata Raja Ampat agar menjadi destinasi wisata yang semakin mendunia,” kata Menteri Yohana.

PHI ke-89 Tahun 2017 bukan sekedar momentum seremonial, tetapi kami melakukan berbagai kegiatan sosial yang langsung menyentuh masyarakat. Berikut adalah kegiatan yang telah dan akan kami lakukan sebagai rangkaian PHI ke-89, yakni :

a. Simposium nasional dengan tema “”Peran Ibu untuk Perdamaian” yang bertepatan dengan kunjungan kenegaraan First Lady Afghanistan, Yang Mulia, Rula Ghani ke Indonesia pada 4 – 5 Desember 2017.

b. Bhakti Sosial pada 5 – 7 Desember 2017 di Manokwari, dengan kegiatan: 1) Pelatihan Guru TK dan PAUD; 2) IVA Test; 3) Penyuluhan Narkoba bagi siswa dan siswi SMA.

c. Katumbiri Expo 2017 dengan tema “Optimalisasi Peranan Perempuan dalam Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Menuju Kesejahteraan” di Jakarta pada 6 – 10 Desember 2017 di JCC, Senayan, Jakarta.

d. Peluncuran Model sekolah perempuan dan Akademi Komunitas di Kabupaten Waropen pada 13 Desember 2017.

e. Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, yang dihadiri oleh seluruh Organisasi Perempuan pada 20 Desember 2017.

f. Bhakti Sosial berupa nikah massal 100 pasang pada 21 Desember 2017 di Kota Sorong.

g. Bhakti Sosial dengan kagiatan Sosialisasi Pencegahan Kanker Payudara Sejak Dini, yang akan dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat pada Januari 2018.

h. Pada 21 Desember 2017 dilakukan :

1. Lomba-lomba
2. Pentas seni budaya
3. Pameran Kuliner khas makanan Papua dan handycraft

i. Pada 22 Desember 2017 dilakukan :
1. Pembacaan Puisi oleh Presiden dan 9 Menteri Perempuan Kabinet Kerja
2. Pemeran Kuliner dan Kerajinan Tangan dari mama-mama Papua
3. Upacara Bendera dan kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan, baik di tingkat nasional maupun di setiap Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri pada 22 Desember 2017

PUBLIKASI DAN MEDIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510,
e-mail : publikasikpppa@gmail.com

Waspadai Upaya Memecah Belah Bangsa

Kaum muda diharapkan kritis terhadap upaya memecah belah bangsa, merendahkan martabat bangsa dan senantiasa waspada terhadap upaya infiltrasi ideologi dengan cara yang sangat halus dan kekinian. “Yang ingin merubah atau menggantikan Pancasila serta ingin memecah belah NKRI,” kata Bupati Indartato saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Bela Negara ke- 69, Hari Ibu ke-89, dan Hari Nusantara yang diikuti anggota TNI/Polri, ASN, organisasi wanita, dan pelajar di halaman pendopo kabupaten, Selasa (19/12/2017).

Dewasa ini ketergantungan terhadap teknologi informasi telah membawa semua aspek kehidupan pada cara pandang kita terhadap berbagai kemungkinan ancaman. Salah satunya ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan segenap bangsa yang tidak lagi bersifat tradisional atau ancaman militer. Tetapi sudah bersifat multidimensional dan berada di setiap lini kehidupan.

Menurut bupati, para generasi muda adalah pemimpin di masa mendatang, harus berperan dan bangga dengan ke-Indonesiaannya, serta harus hebat untuk diri dan bangsa, maupun negaranya. “Itulah bagian dari bentuk bela negara yang sesungguhnya di era kekinian,” ucap dia.

Terkait peringatan Hari Ibu, Indartato menjelaskan jika hal itu dilakukan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersama sama kaum laki -laki dalam merebut kemerdekaan. Tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur. “Mengingatkan kaum muda akan tekad, persatuan dan kesatuan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa,” jelasnya. (arif/nasrul/tarmuji taher/danang/humaspacitan)

BESbswy