Berita terbaru

Aktivitas di Laut Terhalang Gelombang Tinggi, BPBD: Mulai Agustus Normal

Pacitan – Sepekan terakhir pendapatan nelayan Pacitan berkurang. Ini dipengaruhi gelombang tinggi yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan turun drastis. Mendekati pekan ke-5 di bulan Juli, tinggi ombak di perairan selatan Pacitan mencapai 3 hingga 4 meter.

Hartono Ketua Kelompok Nelayan “Mutiara” Pantai Tamperan mengatakan, meskipun sebagian nelayan masih ada yang melaut namun hasilnya tak sebagus ketika ombak bersahabat. Dalam kondisi normal, nelayan dengan kapasitas kapal 10 GT hingga 30 GT mampu menangkap ikan antara 7 hingga 10 ton. Sebaliknya dengan kondisi cuaca buruk hanya mampu menghasilkan 4 hinga 5 ton. Padahal, sekali melaut mereka harus mengeluarkan biaya antara Rp 30 juta hingga Rp 40 juta.

“Selain kesulitan menebar jaring, gelombang yang kuat mengakibatkan kapal bergoyang keras sehingga ikan hasil tangkapan tidak lagi super karena banyak yang rusak,” tuturnya kepada Radio Suara Pacitan, Jumat (28/7/2017) pagi.

Lain lagi dengan perahu kecil berkapasitas dibawah 5 GT. Perahu yang biasanya digunakan nelayan lokal tersebut hanya berani beroperasi di pinggir saat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Bahkan, jika kondisi cuaca ekstrem mereka terpaksa berhenti melaut. Untuk menyambung hidup para nelayan tersebut beralih profesi sementara dengan bekerja di sawah dan ladang atau menjadi buruh bangunan.

Perubahan cuaca serta gelombang air laut yang cenderung fluktuatif sebenarnya sudah terpantau jelas dari Pusat Data dan Informasi BPBD Pacitan. Fakta tersebut, menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik Pujono sudah disampaikan kepada para nelayan. Melalui informasi yang cepat tersebut diharapkan nelayan lebih waspada dan berhati hati. Kondisi ini, kata dia, tidak berlangsung lama.

“Memasuki bulan Agustus biasanya sudah normal,” terangnya melalui sambungan telepon. (RSP/riz/ps)

Jadikan Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Program Prioritas

CERIA: Bupati Pacitan Indartato berbagi keceriaan bersama siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada suatu kesempatan. (Foto: pacitanku.blogspot.com)

Pacitan – Pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Pacitan. Ini menyusul penetapan daerah berjuluk Kota 1001 Gua sebagai Kota Layak Anak tahun 2017. Komitmen itu, kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Hendra Purwaka tertuang dalam Perda nomor 1 tahun 2013. Pelaksanaannya melibatkan pemangku kepentingan di semua lini.

“Kita bersama-sama dengan masyarakat untuk bagaimana bisa memenuhi hak-hak anak. Meskipun dengan sumberdaya yang terbatas kita berupaya mewujudkan hak anak dan perlindungan anak di Kabupaten Pacitan,” paparnya saat menjadi nara sumber dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (27/7/2017) pagi.

Selama ini, layanan hak dasar anak di Pacitan relatif tidak ada masalah. Di bidang kesehatan misalnya, hampir semua anak mendapat imunisasi. Demikian juga dengan fasilitas kesehatan baik puskesmas maupun posyandu yang menjangkau semula wilayah, termasuk pelosok pedesaan. Ini juga berlaku untuk ketersediaan air minum, serta sanitasi yang memadai.

Di era teknologi informasi, kata mantan kepala dinas kesehatan ini, tantangan mendidik anak makin kompleks. Ini karena masuknya segala jenis informasi dengan mudah melalui gawai canggih semisal telepon pintar. Hal itu dapat dimaknai lompatan positif bagi anak-anak, namun dapat pula berdampak buruk jika tidak diawasi dengan baik. Peran orang tua sangatlah penting mengarahkan anak menggunakan teknologi secara bijak.

“Lingkungan harus juga memperhatikan. Kalau lingkungan memperhatikan, lingkungan baik insya Allah anak tersebut juga baik. Utamanya tentu juga tidak bisa lepas dari orang tua maupun keluarga yang tinggal di rumah,” imbuhnya.

Tahun ini Kabupaten Pacitan kembali meraih predikat Kota Layak Anak kategori Pratama. Penghargaan prestisius itu merupakan wujud pengakuan pemerintah pusat terhadap upaya pemerintah daerah mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar anak. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise kepada Bupati Indartato di Pekanbaru, Riau, Sabtu (22/7/2017). (RSP/ps/ps)

Pecatur Pacitan Menang Kejuaraan Pelajar Asia ke 13, KONI: Ini Membanggakan

Pacitan – Capaian membanggakan yang diraih pecatur muda Pacitan Catur Adi Sagita pada kejuaraan Internasional Catur Antar Pelajar Asia ke 13 di Pianjin Tiongkok belum lama ini, mendapat apresiasi dari ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pacitan.

“Keberhasilan Catur Adi Sagita meraih medali emas dalam kategori catur cepat tidak hanya membuat bangga Kabupaten Pacitan namun juga Bangsa Indonesia,” kata Sugiharyanto, Ketua Umum KONI Pacitan berbincang di Program Spirit Pagi RSP, Rabu (26/7/2017) pagi.

Sugiharyanto mengatakan, keberhasilan pecatur Kota 1001 Gua meraih prestasi tak lepas dari pembinaan serius dan berkelanjutan yang dilakukan PB Percasi setempat. Meskipun di sisi lain, anggaran untuk pembinaan cabang olah raga tersebut relatif minim.

“Satu tahun khusus untuk cabang catur kita berikan penganggaran Rp 100 juta untuk pembinaan dan operasional,” ujarnya.

Sugiharyanto mengakui, besaran anggaran tersebut belum mampu memenuhi harapan pembinaan olahraga yang profesional. Akan tetapi dengan semangat dan kemauan keras keterbatasan tersebut tidak akan menghalangi potensi potensi Pacitan terus berprestasi.

Nilai anggaran untuk PB Percasi ini termasuk tinggi dibanding cabang olahraga lain. Cabang catur mendapat alokasi 20 persen dari anggaran yang dimiliki KONI. Dalam setahun, induk olahraga di Pacitan itu hanya mendapat alokasi pembinaan dari APBD sebesar Rp 600 juta.

Cabang olahraga lain yang juga mendapat perhatian KONI adalah bola voli. Sudah dua tahun ini tim bola voly remaja Pacitan berhasil menyabet juara di ajang Kejurda. Pun demikian dengan cabang lainya yang juga tak kalah berprestasi. Seperti, angkat besi serta sepak takraw.(RSP/riz/ps)

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN PACITAN MENGADAKAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

Dalam upaya mengatasi keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, serta mengatasi semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin di Kabupaten Pacitan.
Maka Dinas perindustrian dan Perdagangan Pacitan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat menjadi wirausahawan melalui pelatihan kewirausahaan tahun 2017 yang dilaksanakan pada hari Selasa (25/07/2017) di gedung Karya Dharma Pacitan.

Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Drs. Sukowiyono. MM beliau menyampaikan kepada peserta bahwa untuk suksesnya menjadi wirausahawan selain mendapat motivasi dari luar yang terpenting yaitu menumbuhkan semangat jiwa kewirausahaan dari diri sendiri yaitu seperti spirit yang kuat, etika dan mental yang baik.

Pelatihan ini mengundang 1 (satu) praktisi yang cukup berhasil dalam dunia industri yaitu Tri Sumono dari Jakarta. Beliau menyampaikan bagaimana membangun usahannya dari nol sampai keadaan sukses sekarang. Tapi pada intinya keberhasilan adalah semangat untuk berkembang, dimana setiap usaha pasti ada kegagalan, dan kegagalan itu pelajaran yang kita ambil dan memperbaikinya bukan serta merta kegagalan yang membuat jatuh.

Oleh karena itu kita sadari bahwa untuk menjadi wirausahawan membutuhkan berbagai fondasi pengetahuan, keterampilan dan juga mental yang memadai. Pengetahuan dan keterampilan bisnis bisa menjadi dua sisi. Pada suatu sisi memberikan bekal memadai sebelum memulai bisnis, sementara di sisi lain terkadang membuat orang terlalu berhati-hati dalam memulai sebuah usaha baru.

Dengan di adakannya pelatihan kewirausahaan ini di harapkan dapat membentuk jiwa kewirausahaan yang tangguh menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat

PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Penerimaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 25 juli – 05 agustus 2017 Universitas 17 Agustus 1945 dilaksanakan Hari ini Selasa tanggal 25 Juni 2016 bertempat di Pendapa Kabupaten Pacitan .

Acara penerimaan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) di Pimpin oleh Wakil Bupati Yudhi Sumbogo dan di hadiri oleh Sejumlah pejabat perangkat Daerah serta Camat dan Kepala Desa lokasi KKN. Sementara dari Universitas 17 Agustus 1945 di hadiri oleh wakil Rektor I dan di damping oleh dosen pembimbing lapangan mahasiswa KKN.

KKN Universitas 17 Agustus 1945 di ikuti sebanyak 180 Mahasiswa. Lokasi KKN berada di 6 Desa di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan . KKN merupakan program wajib bagi mahasiswa S1 di UNTAG Surabaya. Dari KKN ini diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan dalam masyarakat secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan permasalahan, dapat memberikan pemikiran berdasarkan ilmu, teknologi dan seni.

Dalam sambutan Bupati Pacitan yang dibacakan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo antara lain.
– Ucapan selamat datang di kabupaten Pacitan dan Ucapan terimakasih kepada Rektor Universitas 17 agustus 1945 dalam hal ini telah memberikan kepercayaan dan penempatan para mahasiswa untuk KKN.
– Kegiatan KKN merupakan suatu tugas pengabdian yang di bebankan kepada mahasiswa sebagai perwujudan nyata, keterkaitan emosional antara dunia kampus dan dunia masyarakat. Sehingga kegiatan KKN bukan hanya semata untuk menyelesaikan tuntutan kurikulum yang dibebankan oleh Universitas kepada masyarakat sebelum menyelesaikan study.
– Melalui kegiatan KKN yang hanya berlangsung selama 10 hari, mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

BESbswy