Berita terbaru

Ciptakan Keluarga Sejahtera, Pemerintah Perhatikan Ketersediaan Pangan

Upacara Hari Keluarga Nasional ke-24 serta Hari Krida Pertanian dirangkaikan Hari Koperasi ke 70 di halaman pendopo, Senin (17/7/2017) pagi. (Foto: Enji Octavianing)

Pacitan – Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap ketersediaan pangan. Ini bertujuan mewujudkan pembangunan keluarga bahagia dan sejahtera. Tidak hanya pangan, ketersedian sandang dan papan juga menjadi kunci utama selain penguatan mental spiritual.

“ Keluarga adalah pranata sosial pertama dan utama yang mengemban fungsi keluarga sebagai basis membangun tatanan kehidupan sosial”, ungkap Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo pada upacara Hari Keluarga Nasional ke 24 serta Hari Krida Pertanian dirangkaikan Hari Koperasi ke 70 di halaman pendopo, Senin (17/7/2017) pagi.

Membangun keluarga sejahtera, menurut Wabup, menjadi sangat penting. Karena, kesejahteraan keluarga menjadi penentu kualitas suatu bangsa. Untuk itu perhatian dan penguatan terhadap pertanian terus diberikan. Baik dengan melakukan pendampingan maupun pemberian bantuan alat-alat tekhnologi pertanian.

Kebijakan tersebut, lanjutnya, selaras dengan program pemerintah pusat dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Sejak tahun 2015 pemerintah telah mencanangkan program nasional peningkatan produksi pertanian.

Hal penting penting lain yang juga dibangun oleh Kabupaten Pacitan adalah keluarga berencana (KB) menuju keluarga sejahtera. Inovasi yang dibangun adalah membentuk Kampung KB yang berlokasi di Dusun Glonggong, Desa Belah, Kecamatan Donorojo.

“Tujuanya jelas yakni adanya akselerasi membentuk keluarga kecil sejahtera dan berkualitas utamanaya didaerah pinggiran,” papar Wabup di hadapan para peserta upacara berseragam Korpri. (riz/ps)

BUPATI PACITAN SERAHKAN SANTUNAN JAMINAN KEMATIAN

Bupati Pacitan Indartato bersama Kepala BPJS Ketenagakerjaan Indra Gunawan memberikan santunan kematian pada hari ini Jumat 14/7/2017 kepada Saudari Wiwik Irawati (istri) ahli waris dari Muhammad Rifai (Alm) karyawan Non PNS RSUD Kabupaten Pacitan, warga Desa Pucangsewu, RT.001 RW.004, Kecamatan Pacitan, sebesar Rp 28.646.440,00 kepesertaan 5 tahun 4 bulan, yang didampingi Ketua RT setempat, Kepala Kelurahan Pucangsewu, perwakilan pihak RSUD Kabupaten Pacitan, Camat Pacitan, dan dari beberapa pejabat Pemda Pacitan.

Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Indra Gunawan menyampaikan santunan kematian ini sebagai manfaat dari peserta BPJS Ketenagakerjaan. Indra Gunawan juga mengapresiasi keseriusan Pemerintah Daerah, yang turut melindungi dan mendorong masyarakat untuk ikut menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Indartato, Orang nomor satu (1) di Pacitan ini menghimbau kepada masyarakat dan pekerja untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti kecelakaan kerja dan meninggal akan mendapatkan santunan. Program BPJS Ketenagakerjaan memberi manfaat besar bagi masyarakat. Pemerintah mengundang keseluruhan perusahaan dan pekerja formal dan informal untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebagai perlindungan diri dari resiko yang tidak diinginkan.
Bagi masyarakat dan pekerja yang sudah menjadi peserta mendapatkan kepastian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah bahkan Puskesmas untuk mendapat pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami kecelakaan kerja dalam bentuk layanan Trauma Center yang dimana semua biaya sudah di cover oleh BPJS Ketenagakerjaan yang artinya peserta sudah tidak perlu khawatir lagi terkait biaya administrasi hingga jasa perawatan, serta peserta juga mendapat manfaat santunan kematian minimal 24 juta (meninggal biasa) dan apabila meninggal karena kecelakaan kerja maka mendapat 48x gaji yang di laporkan di BPJS Ketenagakerjaan sesuai yang diungkap Beliau. (RYT/Diskominfo)

Diskusi Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Pacitan

Pacitan – Kabupaten Pacitan merupakan kawasan atau wilayah yang masuk dalam kawasan rawan bencana. Ada 11 ancaman bencana di Kabupaten Pacitan, salah satunya tsunami. Dengan kondisi tersebut diatas pengurangan resiko bencana dengan kebijakan penataan ruang kawasan rawan bencana tsunami perlu dilakukan.

Kamis, 13 Juli 2017 Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agrarian Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan diskusi mengenai Rekomendasi Kebijakan Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami dan Besaran Sempadan Pantai di Pacitan. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang dimulai dari Maret 2017 sampai Juli 2017. Adapun peserta kegiatan tersebut dihadiri beberapa unsur antara lain Pemda Pacitan, Ditjen Tata Ruang, BIG, DKP Jatim, GIZ, BPPT, P3SDLP-KKP serta BMKG.

Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Suko Wiyono mengucapkan terimakasih atas kajian Kebijakan Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana (KRB) Tsunami dan Besaran Sempadan Pantai di Pacitan. Pacitan sering terjadi bencana gempa. Selain gempa, Pacitan juga sering terjadi bencana tanah longsor, tanah amblas maupun tanah retak. Selain itu, diwilayah kecamatan kota masih sering terjadi banjir. Permasalahannya karena wilayah Pacitan hanya berada 2-3 meter diatas permukaan laut. Suko Wiyono tak lupa juga mengingatkan tentang 20 tiga kali yang memilik artian 20 detik gempa, 20 menit evakuasi, 20 meter ketempat tinggi yang menjadi jargon sosialisasi saat terjadi tsunami, pungkasnya.

Pelatihan Operator SID Versi 3.10 Bersama 10 Desa Binaan KOMPAK

Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam hal ini Dinas Komunikasi Dan Informatika bersama KOMPAK Selasa tanggal 11 Juli 2017 mengadakan pelatihan kepada 10 operator SID binaan KOMPAK dengan narasumber Kasi Infrastruktur Teknologi Informatika Dinas Komunikasi Dan Informatika Joko Purmanto dan Wira Swastika ( owner konsultan arsitek ) dengan jumlah 10 desa binaan KOMPAK. Diantaranya operator dari Desa Bungur, Desa Jetak, Desa Wonoanti, Desa Tahunan, Desa Gemaharjo, Desa Tegalombo, Desa Ketrro, Desa Pucangombo, Desa Ngumbul, dan Desa Bubakan. Dalam pelatihan ini ternyata 10 desa binaan KOMPAK telah melakukan inputing data kedalam aplikasi SID, disamping itu ternyata sebanyak 10 desa binaan KOMPAK telah memanfaatkan Sistem Informasi Desa (SID) untuk mendukung pelayanan administrasi yang mudah dan cepat.

Dalam hal ini Kasi Infrastruktur Teknologi Informatika Joko Purmanto menyampaikan untuk kegiatan pelatihan ini akan berlanjut sampai beberapa tahap juga menekankan pentingnya sebuah sistem informasi desa yang terkait dengan keterbukaan informasi di Desa untuk mendukung pelayanan administrasi yang mudah dan cepat.
Selain itu pengurus kompak Kabupaten Pacitan Irwandi menyampaikan pengelolaan SID versi 3.10 ini belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan untuk perbaikan tata kelola Desa binaan KOMPAK, hal ini masih terkait dengan beberapa masalah teknis dan kapasitas operator SID yang ada di Desa.

Berbagai tantangan dan kebutuhan tersebut perlu ditangani agar pemanfaatan SID dapat dioptimalkan melalui pelatihan-pelatihan seperti hari ini yang telah dilaksanakan KOMPAK bekerjasama dengan Dinas Komunikasi Dan Informatika. (Wr/Ryt diskominfo)

Puluhan Kelompok Ramaikan Gema Takbir Keliling

Puluhan kelompok takbir keliling dari berbagai sekolah, instansi pemerintah, dan kelompok masyarakat berpartisipasi pada gelaran malam takbiran Idul Fitri 1438 H. Mereka diberangkatkan Bupati Indartato bersama Wakil Bupati Yudi Sumbogo dari depan kantor bupati untuk selanjutnya menyusuri rute yang telah ditentukan, Sabtu (24/6/2017). “Ini menjadi kemenangan setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan. Dengan ukhuwah islamiyah kita dengungkan asma Allah SWT, ” ujar Bupati usai pemberangkatan.

takbir keliling pacitan

Setelah diberangkatkan para peserta kemudian menyusuri rute yang ditentukan. Yakni start Jalan Jaksa Agung Suprapto (depan halaman pendopo), Jalan Diponegoro, belok kiri arah perempatan Penceng. Selanjutnya peserta menyusuri Jalan Basuki Rahmad hingga pertigaan Pembangunan Grup dan belok kiri. Sampai di perempatan makam Giri Sampurno, peserta berbelok kekanan menyusuri jalan Veteran untuk selanjutnya finish di alun-alun Kota.

Peserta Gema Takbir sendiri terdiri tiga kelompok. Yakni kelompok A yang berisikan para pelajar, kelompok B ( desa/kelurahan di Kecamatan Pacitan), dan kelompok C berisi dinas maupun instansi.

Selama mengikuti kegiatan para peserta dilarang membawa petasan dan ronthek. Kecuali alat music pendukung takbir, misalnya rebana, seruling, bedug dan lainnya. Mereka juga diperbolehkan membawa mobil pick up untuk membawa peralatan pendukung. Diantaranya pengeras suara dan sound sistem. (arif/tarmuji/pranoto/humaspacitan)