Malam kedua sekaligus malam terakhir Mbasuh Jiwa kembali menghibur sekaligus membuka wawasan masyarakat akan mewabahnya pandemi Covid-19. Ditemani rintik hujan di luar gedung pertemuan Hotel Srikandi Pacitan, Sanggar Gage, Wayang Beber Sakabendino dan penggiat seni rupa berkolaborasi demi mengabdi untuk Pacitan dan masyarakatnya.

Sekmentasi utama adalah mereka kaum milenial, panitia tahu bahwa mereka merupakan generasi penerus, tidak canggung dengan moderenisasi sehingga menerima baik pertunjukan yang dikemas secara live streaming bersama @pemkabpacitan. “Mereka tulang punggung bangsa, kelak,” ucap Choirul Anam, Sekretaris sekaligus ketua panitia (06/06).

Kesenian Pacitan bersama pelakunya punya lahan luas untuk berkarya lantaran kekayaan seni budaya yang dimiliki dan asli Pacitan, selain mengajak masyarakat bangkit dan bersatu hadapi pandemi, Mbasuh Jiwa merupakan satu upaya lain nguri uri warisan. “Kami juga mewadahi para seniman mudah yang belum sering terekspos,” pungkas Khoirul. (Budi/riyanto/DiskominfoPacitan).

Photo; Eko Prasetyo @mazz_jawa

WhatsApp chat